KELOMPOK 1 PRO
MAKALAH
disusun oleh
YAYASAN HAZANAH
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh Karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi
mestinya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Sabda Rasulullah SAW: “Tidak sempurna iman salah seorang dari kamu, hingga
hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (Islam).” (HR. Al-Baghawi).
halal haramnya suatu makanan, obat, atau minuman kadang bukan perkara
mudah. Di satu sisi, para ulama mungkin belum seluruhnya menyadari betapa
kompleksnya produk pangan, obat, dan minuman dewasa ini. Asal usul bahan
bisa melalui jalur yang berliku-liku, banyak jalur. Bahkan dalam beberapa
kasus, sulit ditentukan asal bahannya. Di sisi lain, pemahaman para ilmuwan
terhadap syariah Islam, ushul fiqih dan metodologi penentuan halal haramnya
suatu bahan pangan dari sisi syariah, relatif minimal. Dengan demikian
masalah baru (ijtihad) maupun sekedar penerapan hukum yang sudah ada pada
umat Islam mengetahui lebih jauh tentang khomr, agar tidak terjadi kekeliruan
dan penipuan. Sudah sering terjadi orang minum khamr karena ketidak tahuan
akan minuman haram tersebut. Oleh karena itu sewajarnya jika kita mengkaji
lebih dalam tentang khamr agar tidak terjadi kesalahan baik secara tidak
PEMBAHASAN
A. Hukum Alkohol
Hukum alkohol yang dimaksud disini adalah hukum ketika alkohol
bercampur dengan minuman. Berdasarkan fatwa MUI hokum
minuman beralkohol adalah haram,meminum minuman beralkohol
sedikit atau banyak hukumnya haram. Demikian dengan kegiatan
memproduksi, mengedarkan, memperdagangkan, membeli, dan
menikmati hasil atau keuntungan dari perdagangan minuman
beralkohol terdapat dalam surah Al-Maidah:90, HR. Ahmad dan
Thabrani dari Ibnu ‘Umar, HR. Muslim dari Ibnu ‘Umar
Islam dengan tegas dan jelas telah mengharamkan khamr dan judi
bagi seluruh kaum Muslim berdasarkan nash al-Qur‟an dan Hadis. Khamr
manusia keluar dari kesadaranya yang benar.29 Bahkan lebih dari pada itu
khamr adalah sumber maksiat dan pangkal dari tindak kejahatan lainya.
Orang yang sudah terbiasa minum khamr akan selalu melakukan hal
tersebut, dia tidak akan segan mencuri, merampok, dan melakukan tindak
minuman yang diproduksi untuk memabukan. Oleh karena itu, semua jenis
minuman memabukan yang terbuat dari benda apapun, baik benda itu najis
atau suci termasuk kategori khamr.31 Seperti sabda Nabi Muhamad Saw
sebagai berikut:
وكل مخر مسكر
مسكرحرام قالكل وسلّم عليو هلال صلئ هلال رسول نّ ا عمر ابن عن
Artinya: Dari Ibnu Umar R.A. bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda: “
setiap benda yang memabukan itu adalah khmar dan setiap benda yang
memabukan itu haram”(HR. Muslim)
ّّ
sebuah ancaman.43
Adapun hadist yang menjadi landasan bahwa khamr itu haram antara
ّّ ّّ ا صلى لل
99,8% dan air 02,%, kedua, etanol (ethyl alcohol) adalah alkohol kadar
alcohol).
“ Suatu hukum itu akan mengikuti keberadaan illah ( alasannya, kalau illahnya
ada, maka hukum itu ada, jika illah tidak ada maka hukumnyapun tidak ada “
Kedua : Alkohol dalam obat tersebut sudah hancur menjadi satu dengan materi
lain, sehingga ciri fisiknya menjadi hilang secara nyata . Para ulama menyebutnya
dengan istilah istihlak, yaitu bercampurnya benda najis atau haram dengan benda
lainnya yang suci atau halal yang jumlahnya lebih banyak sehingga
menghilangkan sifat najis dan keharaman benda yang najis tersebut.
Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau
bersabda :
“Jika air telah mencapai dua qullah, maka tidak mungkin dipengaruhi kotoran
(najis).” ( Hadist Shahih Riwayat Daruquthni, Darimi, Hakim,dan Baihaqi )
Keterangannya sebagai berikut :
jika ada setetes air kencing bercampur dengan air yang sangat banyak, maka air
itu tetap suci dan mensucikan selama tidak ada pengaruh dari kencing tersebut.
Maksud dari hadits tersebut adalah apabila sesuatu yang jika diminum dalam
jumlah yang banyak bisa memabukkan, maka sesuatu tersebut diharamkan
walaupun dikomsumsi dalam jumlah yang sedikit. Seperti khomr jika diminum
dalam jumlah yang banyak akan memabukkan, maka setetes khomr murni ( tanpa
campuran ) diharamkan untuk diminum, walaupun jumlahnya sedikit dan tidak
memabukkan.
Lain halnya dengan air dalam suatu bejana dan diberi setetes khomr yang
tidak mempengaruhi air tersebut, baik dari segi warna, rasa, maupun sifat, dan dia
tidak memabukkan, maka minum air yang ada campuran setetes khomr itu
dibolehkan.
Adapun perbedaan antara keduanya : setetes khomr yang pertama haram
karena murni khomr, dan seseorang jika mengkomsumsi setetes khomr tersebut
dikatakan dia minum khomr. Adapun setetes khomr kedua tidak haram, karena
sudah dicampur dengan zat lain yang suci dan halal, serta tidak mempengaruhi zat
itu, maka halal. Dan seseorang jika meminum air dalam bejana yang ada
campuran setetes khomr, akan dikatakan dia meminum air dari bejana dan tidak
dikatakan dia minum khomr dari bejana. Hukum ini berlaku bagi obat yang ada
campuran dengan alkohol.
Keempat : Bahwa alkohol tidaklah identik dengan khomr. Tidak setiap khomr itu
alkohol, karena disana ada zat-zat lain yang memabukkan selain alkohol. Begitu
juga sebaliknya tidaklah setiap alkohol itu khamr. Menurut sebagian kalangan
bahwa jenis alkohol yang bisa memabukkan adalah jenis etil alkohol atau etanol.
Begitu juga khomr yang diharamkan pada zaman nabi Muhammad saw bukanlah
alkohol tapi dari jenis lain.
Kelima : Menurut sebagian ulama bahwa khomr tidaklah najis secara lahir, tetapi
najis secara maknawi, artinya bukanlah termasuk benda najis, seperti benda-benda
lainnya secara umum. Sehingga alkohol boleh dipakai untuk pengobatan luar.
Kriteria Kedua: Yang meminum atau yang memakannya merasakan nikmat ketika
m
Kriteria Pertama: Minuman atau makanan tersebut menghilangkan atau menutupi
akal.
Kriteria Kedua: Yang meminum atau yang memakannya merasakan nikmat ketika
mengkomsumsi makanan atau minuman tersebut , bahkan sangat menikmatinya
serta merasakan senang dan gembira yang tiada taranya. Banyak orang sering
menyebutnya “ fly “, seakan-akan dia sedang terbang jauh diangkasa luar,
makanya kegembiraan akibat mabuk ini tidak terkontrol. Dan sering kita dapatkan
orang yang mabuk, tidak karuan ketika berbicara, dan dia sendiri tidak menyadari
apa yang dia katakan. Hal ini bisa kita saksikan di dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu orang yang sangat gembira, kadang hilang kontrolnya, sehingga berbicara
dengan hal-hal yang mungkin kalau dia sadar tentu tidak akan mengatakannya.
Apakah benda najis yang terkalahkan oleh benda suci tersebut menjadi
suci? Pendapat yang benar adalah bisa menjadi suci, Alasannya adalah dua dalil
berikut.
“Jika air telah mencapai dua qullah, maka tidak mungkin dipengaruhi kotoran
(najis).”
Dua hadits di atas menjelaskan bahwa apabila benda yang najis atau haram
bercampur dengan air suci yang banyak, sehingga najis tersebut lebur tak
menyisakan warna atau baunya, maka dia menjadi suci.
Jadi suatu saat air yang najis, bisa berubah menjadi suci jika bercampur
dengan air suci yang banyak. Tidak mungkin air yang najis selamanya berada
dalam keadaan najis tanpa perubahan. Tepatlah perkataan Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah, “Siapa saja yang mau merenungkan dalil-dalil yang telah disepakati
dan memahami rahasia hukum syari’at, niscaya
akan jelas baginya bahwa pendapat inilah yang lebih tepat. Sangat tidak
mungkin ada air atau benda cair yang tidak mungkin mengalami perubahan
menjadi suci (tetap najis). Ini sungguh bertentangan dengan dalil dan akal sehat.”
PENUTUP
3.1 Simpulan
KELOMPOK 2 PRO
MAKALAH
disusun oleh
YAYASAN HAZANAH
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh Karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi
mestinya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.
Pada ayat yang lain dalam surat Al-Baqarah: 29 dan Al- Luqman:
20 Allah berfirman:
Terjemahan dari Surah Al-Baqarah :29 dan Al-Luqman:20 :
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan- Nya tujuh
langit, dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.(Q.S Al-Baqarah:29)
Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara
manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu
pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.
(Q.S Al-Luqman:20)
r.a. yang diriwayatkan oleh Ahmad, menyatakan bahwa jenis apa saja
yang memabukkan bila dikonsumsi dalam kadar banyak, haram juga
mengkonsumsinya dalam kadar yang sedikit.
Terkait dengan penentuan konsumsi kadar alkohol, Majelis
Ulama Indonesia (MUI) yang merupakan satu wadah organisasi yang
dibentuk pemerintah Inonesia guna menjadi acuan serta tolak ukur
terhadap hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, telah
menetapkan kriteria makanan, minuman dan obat beralkohol yang halal.
dalam rapat komisi fatwa Agustus 2000, MUI menetapkan bahwa yang
disebut minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol
minimal satu persen. Inilah yang tergolong khamer, baik dalam bentuk
minuman maupun obat.13
Menurut hasil analisis para pakar di bidang teknologi pangan dan gizi
dalam buku panduan belanja dan konsumsi halal, Anton Apriyantono
dan Nurbowo menyatakan, larutan yang mengandung konsentrasi
alkohol sedikitnya satu persen memang berpotensi memabukkan,
rasulullah saw pun, dalam hadis yang diriwayatkan muslim dan ahmad,
melarang meminum jus buah- buahan yang sudah didiamkan lebih dari
dua hari karena memabukkan. Menurut penelitian jus semacam ini kadar
alkoholnya sekitar satu persen.14 Hal itu menjadi dasar keputusan fatwa
MUI No. 4/2003 tentang pedoman fatwa produk halal mengenai alkohol
dan turunannya no. 2 menyatakan minuman yang termasuk dalam
kategori khamer adalah minuman yang mengandung etanol.15 Namun,
kandungan etanol tidak hanya ditemukan pada minuman, tetapi juga
pada makanan dan obat- obatan.
F. Pengertian Alkohol
Minuman yang beralkohol adalah minuman yang mengandung alcohol
(etanol) yang dibuat secara fermentasi dari berbagai jenis bahan baku
nabati mengandung karbohidrat.
Sedangkan alkohol sendiri adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apapun yang memiliki gugus fungsional yang disebut gugus
hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon.
Menurut keterangan Sayyid Usman al-Batawi dalam kitabnya
ادلتخم ىف يوجد
نقيع رات
متخم من عرياالشربة يف أيضا الكحول ىدا ويوجدو االسكار حيصل فيها فبوجوده
zat cair. Alkohol semacam ini disebut alkohol absolutus yaitu alkohol
karbon jenuh.20
atau lebih radikal hidroksil (OH -) yang terikat pada atom karbon
tiga.21
apapun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom
karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom
terikat pada atom hidrogen dan atau atom karbon lain. Dengan
atau al-kuhul = sesuatu yang mudah menguap, sari pati, atau intisari).
mengandung hidrat arang (seperti melase, gula tebu, dan sari buah).23
Pengertian alkohol sangat luas, Gliserin sebagai dasar obat
dengan air. Kedua ikatan C-O dan H-O bersifat polar karena
ikatan hidrogen yang lain, misal alkohol dengan air dan dengan
bagi seluruh kaum Muslim berdasarkan nash al-Qur‟an dan Hadis. Khamr
manusia keluar dari kesadaranya yang benar.29 Bahkan lebih dari pada itu
khamr adalah sumber maksiat dan pangkal dari tindak kejahatan lainya.
Orang yang sudah terbiasa minum khamr akan selalu melakukan hal
tersebut, dia tidak akan segan mencuri, merampok, dan melakukan tindak
minuman yang diproduksi untuk memabukan. Oleh karena itu, semua jenis
minuman memabukan yang terbuat dari benda apapun, baik benda itu najis
atau suci termasuk kategori khamr.31 Seperti sabda Nabi Muhamad Saw
sebagai berikut:
وكل مخر مسكر
مسكرحرام قالكل وسلّم عليو هلال صلئ هلال رسول نّ ا عمر ابن عن
Artinya: Dari Ibnu Umar R.A. bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda: “
setiap benda yang memabukan itu adalah khmar dan setiap benda yang
memabukan itu haram”(HR. Muslim)
ّّ
sebuah ancaman.43
Adapun hadist yang menjadi landasan bahwa khamr itu haram antara
ّّ ّّ ا صلى لل
99,8% dan air 02,%, kedua, etanol (ethyl alcohol) adalah alkohol kadar
alcohol).
“ Suatu hukum itu akan mengikuti keberadaan illah ( alasannya, kalau illahnya
ada, maka hukum itu ada, jika illah tidak ada maka hukumnyapun tidak ada “
Kedua : Alkohol dalam obat tersebut sudah hancur menjadi satu dengan materi
lain, sehingga ciri fisiknya menjadi hilang secara nyata . Para ulama menyebutnya
dengan istilah istihlak, yaitu bercampurnya benda najis atau haram dengan benda
lainnya yang suci atau halal yang jumlahnya lebih banyak sehingga
menghilangkan sifat najis dan keharaman benda yang najis tersebut.
Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau
bersabda :
ث َيحْ ِم ِل لَ ْم قلَّتَي ِْن ْال َماء َبلَ َغ ِإذَا
َ ْال َخ َب
“Jika air telah mencapai dua qullah, maka tidak mungkin dipengaruhi kotoran
(najis).” ( Hadist Shahih Riwayat Daruquthni, Darimi, Hakim,dan Baihaqi )
Keterangannya sebagai berikut :
jika ada setetes air kencing bercampur dengan air yang sangat banyak, maka air
itu tetap suci dan mensucikan selama tidak ada pengaruh dari kencing tersebut.
Maksud dari hadits tersebut adalah apabila sesuatu yang jika diminum dalam
jumlah yang banyak bisa memabukkan, maka sesuatu tersebut diharamkan
walaupun dikomsumsi dalam jumlah yang sedikit. Seperti khomr jika diminum
dalam jumlah yang banyak akan memabukkan, maka setetes khomr murni ( tanpa
campuran ) diharamkan untuk diminum, walaupun jumlahnya sedikit dan tidak
memabukkan.
Lain halnya dengan air dalam suatu bejana dan diberi setetes khomr yang
tidak mempengaruhi air tersebut, baik dari segi warna, rasa, maupun sifat, dan dia
tidak memabukkan, maka minum air yang ada campuran setetes khomr itu
dibolehkan.
Adapun perbedaan antara keduanya : setetes khomr yang pertama haram
karena murni khomr, dan seseorang jika mengkomsumsi setetes khomr tersebut
dikatakan dia minum khomr. Adapun setetes khomr kedua tidak haram, karena
sudah dicampur dengan zat lain yang suci dan halal, serta tidak mempengaruhi zat
itu, maka halal. Dan seseorang jika meminum air dalam bejana yang ada
campuran setetes khomr, akan dikatakan dia meminum air dari bejana dan tidak
dikatakan dia minum khomr dari bejana. Hukum ini berlaku bagi obat yang ada
campuran dengan alkohol.
Keempat : Bahwa alkohol tidaklah identik dengan khomr. Tidak setiap khomr itu
alkohol, karena disana ada zat-zat lain yang memabukkan selain alkohol. Begitu
juga sebaliknya tidaklah setiap alkohol itu khamr. Menurut sebagian kalangan
bahwa jenis alkohol yang bisa memabukkan adalah jenis etil alkohol atau etanol.
Begitu juga khomr yang diharamkan pada zaman nabi Muhammad saw bukanlah
alkohol tapi dari jenis lain.
Kelima : Menurut sebagian ulama bahwa khomr tidaklah najis secara lahir, tetapi
najis secara maknawi, artinya bukanlah termasuk benda najis, seperti benda-benda
lainnya secara umum. Sehingga alkohol boleh dipakai untuk pengobatan luar.
Kriteria Kedua: Yang meminum atau yang memakannya merasakan nikmat ketika
m
Kriteria Pertama: Minuman atau makanan tersebut menghilangkan atau menutupi
akal.
Kriteria Kedua: Yang meminum atau yang memakannya merasakan nikmat ketika
mengkomsumsi makanan atau minuman tersebut , bahkan sangat menikmatinya
serta merasakan senang dan gembira yang tiada taranya. Banyak orang sering
menyebutnya “ fly “, seakan-akan dia sedang terbang jauh diangkasa luar,
makanya kegembiraan akibat mabuk ini tidak terkontrol. Dan sering kita dapatkan
orang yang mabuk, tidak karuan ketika berbicara, dan dia sendiri tidak menyadari
apa yang dia katakan. Hal ini bisa kita saksikan di dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu orang yang sangat gembira, kadang hilang kontrolnya, sehingga berbicara
dengan hal-hal yang mungkin kalau dia sadar tentu tidak akan mengatakannya.
Apakah benda najis yang terkalahkan oleh benda suci tersebut menjadi
suci? Pendapat yang benar adalah bisa menjadi suci, Alasannya adalah dua dalil
berikut.
“Jika air telah mencapai dua qullah, maka tidak mungkin dipengaruhi kotoran
(najis).”
Dua hadits di atas menjelaskan bahwa apabila benda yang najis atau haram
bercampur dengan air suci yang banyak, sehingga najis tersebut lebur tak
menyisakan warna atau baunya, maka dia menjadi suci.
Jadi suatu saat air yang najis, bisa berubah menjadi suci jika bercampur
dengan air suci yang banyak. Tidak mungkin air yang najis selamanya berada
dalam keadaan najis tanpa perubahan. Tepatlah perkataan Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah, “Siapa saja yang mau merenungkan dalil-dalil yang telah disepakati
dan memahami rahasia hukum syari’at, niscaya
akan jelas baginya bahwa pendapat inilah yang lebih tepat. Sangat tidak
mungkin ada air atau benda cair yang tidak mungkin mengalami perubahan
menjadi suci (tetap najis). Ini sungguh bertentangan dengan dalil dan akal sehat.”
PENUTUP
6.1 Simpulan
PENDAHULUAN
sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi.
Sedangkan dalam Islam alkohol itu adalah haram hukumnya. Islam melarang
produk yang menggunakan alkohol dan tidak disadari oleh masyarakat terutama
kaum muslimin.
diperbincangkan oleh masyarakat tentang status kehalalannya. Hal ini dipicu oleh
jelas, alkohol bukanlah satu-satunya zat yang memabukkan, karena ada zat lain
sel yang ada pada kuman, sehingga kuman mati. Begitu juga Povidon Iodin (
untuk pembersih kulit sebelum tindakan operasi. Selain itu, alkohol sering
digunakan juga sebagai obat kompres penurun panas atau untuk campuran obat
batuk.
BAB II
ISI
Alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apapun yang
memiliki gugus fungsional yang disebut gugus hidroksil (‐OH) yang terikat pada
atom karbon. Rumus umum senyawa alkohol tersebut adalah R‐OH atau Ar‐OH
mengandung hal-hal yang najis atau yang diharamkan syariah. Untuk obat-obatan
memabukkan, maka hukumnya boleh. Adapun dasar dari penetapan hukum ini
karena memabukkan. Jika faktor ini hilang, haramnya pun hilang. Ini
"Hukum itu mengikuti keberadaan 'illah (alasannya). Jika ada 'illahnya, hukum itu
ada. Jika 'illah tidak ada maka hukumnya pun tidak ada."
Kedua, unsur alkohol dalam obat tersebut sudah hancur menjadi satu
dengan materi lain, sehingga ciri fisiknya menjadi hilang secara nyata.
benda najis atau haram dengan benda lainnya yang suci atau halal yang
Hal ini berdasarkan hadits Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bahwa beliau
bersabda,
"Jika air telah mencapai dua kullah, maka tidak mungkin dipengaruhi kotoran
Hal ini sama dengan setetes air kencing bercampur dengan air yang sangat
banyak, air itu tetap suci dan menyucikan selama tidak ada pengaruh dari air
kencing tersebut.
dinilai haram." (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Maksud dari hadits tersebut adalah apabila sesuatu yang jika diminum dalam
dikonsumsi dalam jumlah sedikit. Seperti khamr jika diminum dalam jumlah yang
Lain halnya dengan air dalam satu bejana dan diberi setetes khamr yang
tidak mempengaruhi air tersebut, baik dari segi warna, rasa, maupun sifat, dan dia
tidak memabukkan, maka minum air yang ada campuran setetes khamr itu
dibolehkan.
karena murni khamr; dan seseorang jika mengonsumsi setetes khamr tersebut
dikatakan dia minum khamr. Adapun setetes khamr kedua adalah tidak haram,
karena sudah dicampur dengan zat lain yang suci dan halal. Dan seseorang jika
meminum air dalam bejana yang ada campuran setetes khamr, akan dikatakan dia
meminum air dari bejana dan tidak dikatakan dia minum khamr dari bejana.
Hukum ini berlaku bagi obat yang ada campuran dengan alkohol.
khamr itu alkohol, karena ada zat-zat lain yang memabukkan selain
alkohol. Begitu juga sebaliknya, tidak setiap alkohol itu khamr. Menurut
jenis etil atau etanol. Begitu juga khamr yang diharamkan pada zaman
tapi najis secara maknawi. Artinya, bukanlah termasuk benda najis seperti
pengobatan luar.
merasakan senang dan gembira yang tiada taranya. Banyak orang sering
menyebutnya dengan "fly", seakan-akan dia sedang terbang jauh di angkasa luar,
makanya kegembiraan akibat mabuk ini tidak terkontrol. Dan sering kita dapatkan
orang yang mabuk tidak karuan ketika berbicara, dan dia sendiri tidak menyadari
yang dia katakan. Hal dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
orang yang sangat gembira, kadang hilang kontrolnya, sehingga berbicara dengan
hal-hal yang mungkin kalau dia sadar tentu tidak akan mengatakannya.
menikmatinya dan tidak merasakan senang dengan obat bius tersebut. Demikian
juga obat bius ini menjadikan orang tidak sadar alias pingsan. Kalau khamr yang
(Syaikh Utsaimin, Syarh Bulughul maram, Kairo, Dar Ibnu al Jauzi, 2008, hlm:
300)
Fenomena ini pernah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam ketika menceritakan seseorang yang karena terlalu senangnya ketika dia
secara salah;
"Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu." (HR. Al-Bukhari
dan Muslim)
yang berbeda-beda. Alkohol itu bukanlah zat yang kotor, karena ia dipergunakan
untuk bahan pembersih. Dan seringnya alkohol dipakai untuk kepentingan medis,
cairan yang diharamkan. Lalu bagaimana jika dijadikan obat, sebagai alat
Adanya perbedaan makna alkohol dalam dunia farmasi dan bagi masyarakat
gugus OH. Sementara menurut masyarakat awam, yang dimaksud dengan alkohol
berbagai produk. bahwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah memutuskan batas
berpendapat bahwa pada permasalahan ini ada rincian, sebagaimana yang akan di
simak dengan jelas dari fatwa keduanya. Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Asy-
“Bagaimana menurut kalian tentang sebagian obat-obatan yang ada pada masa ini
nyatakan: Menurut kami, obat-obatan ini tidak memabukkan seperti mabuk yang
penderita dan mengurangi rasa sakitnya. Jadi ini mirip dengan obat bius yang
berefek menghilangkan rasa sakit (sehingga penderita tidak merasakan sakit sama
jika ‘illat tersebut tidak ada maka hukumnya pun tidak ada. selama ‘illat suatu
maka sedikitnya pun haram” dengan pernyataan: “Sesuatu yang memabukkan dan
dicampur dengan bahan yang lain maka haram.” Karena pernyataan yang pertama
artinya minuman itu sendiri (adalah merupakan khamr), apabila minum banyak
tentu anda mabuk, dan apabila anda minum sedikit maka anda tidak mabuk,
padahal yang sedikit tersebut tidak memabukkan) Karena itu merupakan dzari’ah
(artinya bahwa yang sedikit itu merupakan wasilah/ perantara yang akan menyeret
“Adapun beberapa obat yang menggunakan campuran alkohol, maka itu tidaklah
pengaruh”.
dengan benda lainnya yang suci dan halal yang jumlahnya lebih banyak sehingga
menghilangkan sifat najis dan keharaman benda yang sebelumnya najis, baik rasa,
bersabda:
Artinya: “Asal air itu suci, tidak ada yang dapat menajiskannya.” (HR. Ahmad)
Hadis kedua, Rasulullah saw bersabda:
Artinya: ”Jika air telah mencapai dua qullah, maka tidak mungkin dipengaruhi
Dua hadis di atas menjelaskan bahwa apabila benda yang najis atau haram
bercampur dengan air suci yang banyak, sehingga najis tersebut lebur tak
menyisakan warna atau baunya, maka dia menjadi suci. Jadi suatu saat air yang
najis, bisa berubah menjadi suci jika bercampur dengan air suci yang banyak.
Tidak mungkin air yang najis selamanya berada dalam keadaan najis tanpa
perubahan.
“Siapa saja yang mau merenungkan dalil-dalil yang telah disepakati dan
memahami rahasia hukum syari’at, niscaya akan jelas baginya bahwa pendapat
inilah yang lebih tepat. Sangat tidak mungkin ada air atau benda cair yang tidak
“Begitu pula khomr apabila dia bercampur dengan zat lain yang halal dan tidak
memberikan pengaruh apa-apa, maka campuran yang ada akan tetap halal”.
di atas, obat yang mengandung alkohol diperbolehkan karena illat (sebab) seperti
yang ada pada khamr tidak ada lagi, unsur memabukkan. Padahal hukum berputar
sesuai dengan ada tidaknya illat (sebab). Hal ini telah disebutkan dalam kaidah
ushul fiqh.
ا َ ْل ُح ْك ُم َيد ُْو ُر َم َع ِعلَّ ِت ِه ُو ُج ْودًا َو َعدَ ًما
‘illahnya, hukum itu ada. Jika ‘illah tidak ada maka hukumnya pun tidak ada.”
tidak lantas dikategorikan sebagai khamr. Selagi hasil permentasi tersebut belum
menjadi khamr, makanan tersebut tetap boleh dimakan ( tape misalnya ). Sebab
sesuatu yang mengandung alkohol belum tentu termasuk dalam kategori khamr.
memasukkan alkohol sebagai barang najis karena bukan khamr. Jadi boleh saja
untuk keperluan medis, begitu pula parfum yang mengandung campuran alkohol.
mengandung hal-hal yang najis atau yang diharamkan syariah. Untuk obat-obatan
2. Unsur alkohol dalam obat tersebut sudah hancur menjadi satu dengan materi
lain, sehingga ciri fisiknya menjadi hilang secara nyata. Para ulama
haram dengan benda lainnya yang suci atau halal yang jumlahnya lebih banyak
sehingga menghilangkan sifat najis dan keharaman benda yang najis tersebut.
Artinya: “Jika air telah mencapai dua kullah, maka tidak mungkin dipengaruhi
Hal ini sama dengan setetes air kencing bercampur dengan air yang sangat
banyak, air itu tetap suci dan menyucikan selama tidak ada pengaruh dari air
kencing tersebut. Begitu juga khamar jika sudah bercampur dengan zat-zat lain
yang suci dan halal, maka alkohol itu menjadi halal, selanjutnya meminum air
dalam bejana yang ada campuran setetes khamr, akan dikatakan dia meminum air
dari bejana dan tidak dikatakan dia minum khamr dari bejana. Hukum ini berlaku
3. Bahwa alkohol tidaklah identik dengan khamr. Tidak setiap khamr itu
alkohol, karena ada zat-zat lain yang memabukkan selain alkohol. Begitu juga
sebaliknya, tidak setiap alkohol itu khamr. Menurut sebagian kalangan bahwa
jenis alkohol yang bisa memabukkan adalah jenis etil atau etanol. Begitu juga
khamr yang diharamkan pada zaman Nabi saw bukanlah alkohol, tapi jenis
lain.
4. Menurut sebagian ulama bahwa khamr tidaklah najis secara lahir, tapi najis
lainnya secara umum. Sehingga alkohol boleh dipakai untuk pengobatan luar.
menikmatinya dan tidak merasakan senang dengan obat bius tersebut. Demikian
juga obat bius ini menjadikan orang tidak sadar alias pingsan. Kalau khamr yang
bahwa:
“Alkohol adalah zat yang suci dan mensucikan. Alkohol merupakan zat yang
sangat urgen dalam dunia farmasi dan pengobatan dalam kedokteran serta pabrik-
penggunaan alkohol bagi kaum muslimin menghalangi mereka untuk bisa menjadi
pakar dalam banyak bidang ilmu dan teknologi. Hal ini malah akan menyebabkan
orang-orang kafir unggul atas kaum muslimin dalam bidang kimia, farmasi,
merupakan sebab terbesar meninggalnya orang-orang yang sakit dan yang terluka
b. Obat yang mengandung alkohol ini dibolehkan karena adanya istihlak. Yang
dengan benda lainnya yang suci dan halal yang jumlahnya lebih banyak
sedikitnya dinilai haram makna hadits yang sebenarnya adalah jika sesuatu
f. Jenis alkohol yang bisa memabukkan adalah jenis etil atau etanol. Begitu juga
khamr yang diharamkan pada zaman Nabi SAW bukanlah alkohol, tapi jenis
lain.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
digunakanuntuk obat-obatan jika dipakai untuk obat luar, maka hukumnya boleh
selama halitu membawa manfaat bagi yang berobat, dan menurut pendapat
sebagian ulamabahwa alkohol tidak najis.Adapun jika dipakai untuk obat dalam
Jika obat tersebut dimunumdalam jumlah yang banyak akan memabukkan, maka
3.2 Saran
dapatmenggunakan air sebagai bahan pelarut. Obat batuk herbal yang berasal dari
bahan alami ini pada dasarnya tidak berbahaya, dan dari segi kehalalannya sudah
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol
http://id.wikipedia.org/wiki/Minuman_beralkohol
http://www.hi-techmall.org/soft/blog/salah-kaprah-antara-alkohol-khomr-
minuman-keras
file:///C:/Users/mery/Documents/Hukum%20Mengonsumsi%20Obat%20y
ang %20Mengandung%20Alkohol.htm
file:///C:/Users/mery/Documents/2966-polemik-alkohol-dalam-obat-
obatan.html
MAKALAH
ALKOHOL
KELOMPOK 4 (PRO)
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
mengandung hal-hal yang najis atau yang diharamkan syariah. Untuk obat-obatan
memabukkan, maka hukumnya boleh. Adapun dasar dari penetapan hukum ini
karena memabukkan. Jika faktor ini hilang, haramnya pun hilang. Ini
عدَ ًما
َ َو
"Hukum itu mengikuti keberadaan 'illah (alasannya). Jika ada 'illahnya, hukum itu
ada. Jika 'illah tidak ada maka hukumnya pun tidak ada."
Kedua, unsur alkohol dalam obat tersebut sudah hancur menjadi satu
dengan materi lain, sehingga ciri fisiknya menjadi hilang secara nyata.
benda najis atau haram dengan benda lainnya yang suci atau halal yang
bersabda,
"Jika air telah mencapai dua kullah, maka tidak mungkin dipengaruhi kotoran
Hal ini sama dengan setetes air kencing bercampur dengan air yang sangat
banyak, air itu tetap suci dan menyucikan selama tidak ada pengaruh dari air
kencing tersebut.
َح َرام
dinilai haram." (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Maksud dari hadits tersebut adalah apabila sesuatu yang jika diminum dalam
dikonsumsi dalam jumlah sedikit. Seperti khamr jika diminum dalam jumlah yang
banyak akan memabukkan, maka setetes khamr murni (tanpa campuran)
Lain halnya dengan air dalam satu bejana dan diberi setetes khamr yang
tidak mempengaruhi air tersebut, baik dari segi warna, rasa, maupun sifat, dan dia
tidak memabukkan, maka minum air yang ada campuran setetes khamr itu
dibolehkan.
karena murni khamr; dan seseorang jika mengonsumsi setetes khamr tersebut
dikatakan dia minum khamr. Adapun setetes khamr kedua adalah tidak haram,
karena sudah dicampur dengan zat lain yang suci dan halal. Dan seseorang jika
meminum air dalam bejana yang ada campuran setetes khamr, akan dikatakan dia
meminum air dari bejana dan tidak dikatakan dia minum khamr dari bejana.
Hukum ini berlaku bagi obat yang ada campuran dengan alkohol.
khamr itu alkohol, karena ada zat-zat lain yang memabukkan selain
alkohol. Begitu juga sebaliknya, tidak setiap alkohol itu khamr. Menurut
jenis etil atau etanol. Begitu juga khamr yang diharamkan pada zaman
Kelima, menurut sebagian ulama bahwa khamr tidaklah najis secara lahir,
tapi najis secara maknawi. Artinya, bukanlah termasuk benda najis seperti
pengobatan luar.
Keenam, suatu minuman atau makanan dikatakan memabukkan jika
merasakan senang dan gembira yang tiada taranya. Banyak orang sering
menyebutnya dengan "fly", seakan-akan dia sedang terbang jauh di angkasa luar,
makanya kegembiraan akibat mabuk ini tidak terkontrol. Dan sering kita dapatkan
orang yang mabuk tidak karuan ketika berbicara, dan dia sendiri tidak menyadari
yang dia katakan. Hal dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
orang yang sangat gembira, kadang hilang kontrolnya, sehingga berbicara dengan
hal-hal yang mungkin kalau dia sadar tentu tidak akan mengatakannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PENDAHULUAN
ISI
2.1 Pengertian
Menurut Undang-undang Nomor 36 tahun 2009, obat adalah bahan
atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
memengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III Tahun 1979, elixir adalah
sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap,
mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis
lainnya, zat warna, zat pewangi, dan zat pengawet digunakan sebagai obat
dalam.
Alkohol adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap,
mudah terbakar, dipakai dalam industry dan pengobatan, merupakan unsur
ramuan yang memabukkan dalam kebanyakan minuman keras. (Kamus
Besar Bahasa Indonesia)
1. Khamr adalah setiap minuman yang memabukan, baik dari anggur atau
yang lainnya baik dimasak ataupun tidak.
2. Alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apapun
yang memiliki gugus fungsional yang disebut gugus hidroksil (-OH)
yang terikat pada atom karbon. Rumus umum senyawa alkohol
tersebut adalah R-OH atau AR-OH dimana R adalah gugus alkil dan
AR adalah gugus aril.
3. Minuman beralkohol adalah minuman yang emngandung senyawa lain
di antaranya metanol, asetaldehida, dan etilasetat yang dibuat secara
fermentasi dengan rekayasa dari berbagai jenis bahan baku nabati yang
mengandung karbohidrat atau minuman yang mengandung etanol/
metanol yang ditambhakan dengan sengaja.
4. Khamr sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum
adalah najis.
5. Alkohol/etanol sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum yang
diambil dari khamr adalah najis. Sedangkan alkohol/etanol yang tidak
berasal dari khamr adalah tidak najis.
6. Penggunaan alkohol/etanol hasil industri khamr untuk produk
makanan, minuman, kosmetika, dan obat-obatan hukumnya haram.
7. Pemerintah agar melarang beredarnya minuman beralkohol yang
memabukkan di tengah masyarakat dengan tidak memberikan izin
untuk mendirikan pabrik yang memproduksi minuman tersebut, dan
tidak memberikan izin untuk memperdagangkannya serta menindak
secara tegas pihak-pihak yang melanggar aturan tersebut.
Jika suatu zat memiliki sifat yang sama maka ia dihukumi sama, dan
jika suatu zat yang bersifat najis bercampur dengan zat yang sifat nya suci
(sucinya lebih banyak maka hukumnya suci). Sebagian ahli fiqih
berpendapat tentang alkohol yang diduga merupakan kandungan utama
khamr yang menyebabkan mabuk, jika ia dibuat/disintesis secara sengaja
untuk diambil efek memabukkannya maka ia dihukumi sama seperti
khamr.
ورٍ ظ ُّ َحدَّثَنَا ِإب َْرا ِهي ُم ب ُْن ْال ُم ْنذ ِِر ْال ِحزَ ِام
ُ ي َحدَّثَنَا أَبُو يَ ْح َيى زَ َك ِريَّا ب ُْن َم ْن
علَ ْي ِه
َ َُّللاَّ صلَّى
َ َِّللا ُ ع َم َر قَا َل قَا َل َر
َّ سو ُل َ ع ْن
َّ ع ْب ِد
ُ َّللاِ ب ِْن َ از ٍم ِ ع ْن أ َ ِبي َح َ
ُ سلَّ َم ُك ُّل ُم ْس ِك ٍر َح َرا ٌم َو َما أ َ ْس َك َر َك ِث
يرهُ فَقَ ِليلُهُ َح َرا ٌم َ َو
“Setiap yg memabukkan adalah haram dan sesuatu yang banyaknya
memabukkan maka sedikitnya pun haram” (HR. Ibnumajah No.3383).
اض َحدَّثَنِي دَ ُاودُ ب ُْن ٍ ََس ب ُْن ِعي ُ يم َحدَّثَنَا أَن َّ ُ َحدَّثَنَا َع ْبد
َ الر ْح َم ِن ب ُْن ِإب َْرا ِه
صلَّىَ َِّللاَّ سو َل ُ َّللاِ أ َ َّن َر
َّ ع ْن َجا ِب ِر ب ِْن َع ْب ِدَ ع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن ْال ُم ْن َكد ِِر
َ بَ ْك ٍر
ُ ِسلَّ َم قَا َل َما أ َ ْس َك َر َكث
يرهُ فَقَ ِليلُهُ َح َرا ٌم َ علَ ْي ِه َو َّ
َ َُّللا
“Sesuatu yg banyaknya memabukkan, maka sedikitnya pun haram” (HR.
Ibnumajah No.3384)
إن هللا أنزل الداء وأنزل الدواء وجعل لكل داء دواء فتداووا وال تداووا بحرام
“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan (sekaligus) penawar
(obat)-nya, maka berobatlah kamu sekalian, dan janganlah kamu berobat
dengan yang haram”.
Jika dilihat dari Illat-nya alkohol dan khamr memiliki unsur yang sama,
yaitu menyebabkan pencampurannya tersebut memabukkan. Sebagian
ulama sepakat menganalogikan alkohol sebagai khamr. Menurut Alyasa
Abu Bakar, teori ini didasarkan atas asumsi bahwa ketentuan-ketentuan
hokum yang diturunkan Allah SWT. untuk mengatur perilaku manusia
yang memiliki alasan logis (nilai hukum) dan hikmah yang hendak
dicapai.
PENUTUP
1) Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
alkohol dalam sedian obat itu hukumnya haram, kecuali dalam keadaan
yang sangat darurat. Dan pada kasus ini, tidaklah dalam keadaan yang
terdesak atau darurat, maka dianjurkan untuk memilih alternatif atau
pilihan obat yang lain selain elixir yang mengandung alkohol. Karena,
mengkonsumsi alkohol dalam jumlah banyak akan menyebabkan mabuk
dan hilangnya kesadaran diri dan dalam keadaan tidak sadarkan diri
tersebut, dapat membuat kita menjadi jauh dengan Allah.
3.2 Saran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan, minuman, obat dan kosmetika merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam kehidupan manusia. Bersamaan dengan kemajuan teknologi
dan era perdagangan global, banyak produk-produk dari dalam dan luar negeri
yang beredar di sekitar kita. Produk tersebut semakin banyak di pasaran baik di
Indonesia maupun di luar Negeri. Bahan berbahaya yang paling banyak dan
tersebar luas penggunaanya pada campuran produk adalah alkohol. Produk
beralkohol dapat berupa makanan, minuman, kosmetika, suplemen, alat kesehatan
dan obat-obatan. Jika produk tersebut mengandung alkohol dan menimbulkan
efek yang merugikan bagi penggunanya, maka yang membahayakan seperti ini
menjadi penyebab diharamkannya dalam Islam.2 Rasullulah Saw bersabda
“Sesungguhnya khamar bukanlah obat, namun sebenarnya dia adalah penyakit”.
Polemik muncul di masyarakat bahwa, sebagian besar obat liquid non
herbal mengandung alkohol yang kadarnya lebih besar dari 1%.4 Obat liquid non
herbal yang sudah mendapatkan label bebas alkohol pun ternyata diisukan masih
mengandung alkohol,5 meskipun pernyataan tersebut belum teruji secara ilmiah.
Kesimpulannya, obat batuk yang seharusnya bebas alkohol pun patut untuk
diragukan, atau dalam Islam hal yang meragukan seperti ini lebih dikenal dengan
istilah shubha>t. 6 Masalah shubha>t ditegaskan dalam hadis yang diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim, di mana seorang Muslim lebih baik
Budaya minum minuman keras memang sudah ada sejak dulu, tidak hanya
di Bali, di Indonesia, bahkan di seluruh belahan dunia mengenal apa yang disebut
dengan minuman keras. Di belahan Eropa terdapat berbagai jenis minuman keras
yang memiliki berbagai nama tergantung dari bahan, kegunaan serta kadar alkohol
dari minuman itu sendiri, seperti anggur, wiski, tequila, bourbon dan lain-lain. Di
daerah Amerika Latin dimana sebagian besar penduduknya merupakan campuran
antara keturunan Indian-Spanyol-Portugis, juga terdapat minuman keras berupa
jägermeister, dan chianti. Begitu pula dengan di Jepang terdapan minuman keras
yang khas yaitu sake. Semakin lama hal tersebut menyebabkan terjadinya
perubahan nilai terhadap minuman keras di masyarakat, minuman keras yang
secara hukum maupun agama dianggap hal yang tidak baik menjadi sesuatu yang
dianggap lumrah dan wajar untuk dilakukan. Akibat kebiasaan minum tersebut
maka timbulah dampak-dampak terutama yang bersifat negatif dalam hal sosial,
ekonomi dan terutama adalah kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Dampak
yang ditimbulkan misalnya mulai dari meningkatnya kasus kriminal terutama
perkelahian remaja, sehingga meresahkan warga masyarakat sekitar, timbulnya
kesenjangan antara kaum peminum tua dan peminum remaja atau antara peminum
daerah satu dengan yang lain, dan kemiskinan yang semakin bertambah.
Kebiasaan minum tersebut juga tentunya berdampak terhadap kesehatan
masyarakat di daerah tersebut, bahkan jika diperhatikan bentuk fisik dari para
peminum mulai berubah, perut mereka menjadi buncit dengan kantung mata
hitam pertanda sering minum miniman keras dan kurang tidur.
Allah mengutus nabi Muhammad SAW untuk membawa wahyu dari-Nya
agar disampaikan kepada seluruh manusia sebagai petunjuk kehidupan manusia.
Kehidupan yang ditunjukkan oleh Allah melalui wahyu tersebut adalah kehidupan
yang mulia, dan untuk menjaga kemuliaan manusia setelah diciptakan dalam
keadaan sebaik-baiknya. Orang yang enggan mengikuti petunjuk hidup Allah ini
akan terjerumus ke dalam kehinaan yang sehina-hinanya, “Telah Kami ciptakan
manusia dalam sebaik-baik bentuk, kemudian kami kembalikan kepada tempat
yang serendah-rendahnya” (Q.S. At-Thin : 5-6).
Salah satu faktor yang menjadikan manusia lebih mulia dibandingkan
dengan makhluk lainnya adalah karena ia mendapat karunia akal. Sebab itu untuk
memelihara kemuliaan manusia ini, Allah sangat memperhatikan kesehatan akal.
Sebagai bukti perhatian itu, khamar (minuman keras) yang menyebabkan
kerusakan akal atau menyebabkan fungsi akal terganggu dan diharamkan oleh
Allah.
BAB II
Jadi yang tepat kita katakan bahwa alkohol disebut khomr jika
memabukkan dan tidak disebut khomr jika tidak memabukkan.
43: النساء. َسكرى َحتى تَ ْعلَ ُم ْوا َما تَقُ ْولُ ْون َّ ياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َمنُ ْوا َلَ ت َ ْق َربُوا ال
ُ صلوة َ َو ا َ ْنت ُ ْم
Adapun Hadist Nabi SAW dalam cerita Al-walid bin uqbah yaitu:
ِ سنَأ ْ ُخذ ُ ِم ْنهُ ِباْل َح
ُق ا ِْن شَا َء هللا ُ َّ قَدْ ا َ ْكث َ َر الن: َار اَنَّهُ قَا َل ِلعُثْ َمان
َ :َ فَقَال،ِاس ِفى اْ َلو ِل ْيد ِ ْع َب ْي ِد هللاِ ب ِْن َعدِى ب ِْن ا
ِ لخ َي ُ َع ْن
ُ َو َيت ََو َّجه. َ اَ ْربَ ِعيْن: و فى رواية عنه، مختصار من البخارى. َ فَ َجلَدَهُ ث َ َما ِنيْن،ُ ث ُ َّم دَ َعا َع ِليًّا فَا َ َم َرهُ ا َ ْن يَجْ ِلدَه،تَعَالَى
َ ُس ْوطٍ لَه
ِ َط َرف
الشافعى فى.ان َ ِب َجلَدَ ب َّ اْل َج ْم ُع بَ ْي َن ُه َما ِب َما َر َواهُ اَب ُْو َج ْعفَ ٍر ُم َح َّمدُ ْبنُ َع ِلي ٍ ا َ َّن َع ِل
َ ي بْنَ اَبِى
ٍ طا ِل
مسنده
Dari ‘Abdullah bin ‘Adi bin Khiyar, sesungguhnya dia pernah berkata kepada
‘Utsman, “Banyak orang yang keberatan tentang masalah Walid itu”. Lalu
‘Utsman berkata, “Baiklah, kami akan mengambil darinya dengan benar, insya
Allah”. Kemudian ia memanggil ‘Ali seraya menyuruhnya untuk mendera Walid,
maka ‘Ali mendera Walid sebanyak 80 kali. [Diringkas dari Bukhari]. Dan dalam
satu riwayat lain oleh Bukhari juga, “Ali mendera 40 kali”. Dan dapat
dikompromikan antara kedua riwayat itu dengan hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Ja’far Muhammad bin ‘Ali, sesungguhnya ‘Ali bin Abu Thalib mendera
Walid dengan satu cemeti berujung dua. [HR. Syafi'i dalam musnadnya]
Artinya
“Nabi telah mendera (peminum khamar) empat puluh kali,abu baker
menderanya 40 kali dan umar menderanya 80 kali,dan semua ini adalah sunnah
sedangkan yang paling saya senangi adalah 80 kali dara,” (HR muslim)
Sementara imam syafi’I dan abu dawud dan para ulama-ulama dzariyah
berpendapat bahwahad bagi peminum minuman keras ialah 40 kali pukulan dera.
Tetapi imam atau hakim dapat menambah 40 kali, sehingga menjadi 80 kali
pukulan dera. Karena tmbahan 40 kali merupakan tazkir hak imam. Jika perlu bias
di tambah jika tdak maka cukup 40 kali dera.
Alat yang digunakan untuk mendera adalah pelepah kurma, sandal, atau
dengan keduanya, sekali tempo dengan tangan. Disepakati bahwa dua orang saksi
lelaki yang tidak fasik diterima sebagai saksi dalam peristiwa pelanggaran minum
khamr, dan jarak antara persaksian mereka dan minumnya orang tadi tidak lebih
dari satu bulan.
Bila seorang saksi memberi kesaksian atas minumanya, sedangkan yang
lain memberi kasaksian bahwa ia melihatnya muntah khamr, mka dikenai had.
Demikian keputusan sahabat Umar di hadapan para sahabat. Ulama sepakat
bahwa peminum khamr, bila ia mengulang-ulang minum khamr, dijatuhi
hukuman setiap kali minum tapi tidak dibunuh.
F. Cara Pengendalian Minuman Keras dan Hikmahnya
Minum minuman keras sudah selayaknya diberantas karena dampak
negatif yang dapat ditimbulkan selain kerena dalam ajaran agama tertentu minum
minuman keras adalah perbuatan yang dilarang. Cara yang paling tepat dalam
memberantas suatu masalah adalah dengan cara mencari sumber permasalahan
tersebut. Sehingga apabila sumber permasalahan tersebut terselesaikan maka
masalah-masalah lain tidak akan timbul atau muncul kembali. Begitu pula dengan
pemberantasan minum minuman keras di Sidemen. Motif seseorang menjadi
alcoholic tentu berbeda-beda, sehingga untuk mencari tahu sumber
permasalahnnya diperlukan suatu konseling. Namun perkembangan konseling
sebenarnya sangat lambat sampai peminum itu sendiri benar-benar menganbil
keputusan untuk berhenti minum.
Salah satu faktor yang menghambat adalah kerena alkohol bersifat aditif
sehingga peminum yang berusaha untuk berhenti akan mengalami sindrom putus
obat yaitu keadaan yang sangat tidak menyanangkan dari tubuh akubat
kekurangan zat aditif. Biasanya cairan infus, magnesium dan glukosa sering
diberikan untuk mencegah beberapa gejala putus obat dan untuk menghindari
dehidrasi atau bisa juga dengan pembarian benzodiazepin selama beberapa hari
untuk menenangkan dan membantu mencegah gejala putus obat. Obat-obatan
anti-psikosa umumnya diberikan untuk sejumlah kecil pecandu dengan halusinasi
alkoholik. Setelah masalah medis darurat berhasil diatasi, program detoksikasi
dan rehabilitasi harus dimulai. Pada tahap pertama pengobatan, alkohol sama
sekali tidak digunakan. Kemudian seorang pecandu harus mengubah perilakunya.
Tanpa bantuan, sebagian besar pecandu akan kambuh dalam beberapa hari atau
beberapa minggu. Seorang alcoholic dapat dikatakan sembuh dari pengaruh
minuman keras tidak hanya dilihat dari berhentinya ia minum minuman keras,
namun juga dari kesembuhan tubuhnya yang telah rusak akibat minum minuman
keras, caranya mengatasi tekanan hidup, serta cara mengatasi rasa percaya diri dan
rasa bersalah.
Adapun hikmah di haramkan meminum minuman keras ialah sbb:
a. Menjaga kesehatan badan dan mental. Karena minuman keras sangat berbahaya
bagi peminumnya mapun akibatny pada orang lain. Minuman keras juga bias
merusak jaringan syaraf pada tubuh manusia terutama syarf otak. Dan dengan di
haramkannya minuman keras maka manusia akan menghindarinya. Sehingga akan
terhindar dari bahaya yang di atas.
b. Menghindari dari lahirnya kejahatan social. Karena orang mabuk sering
melakukan kejahatan. Dan dengan menjauhi minuman keras maka kehidupan
masyarakat akan tentram dan damai.
c. Menjaga generasi penerus agar lebih baik.
d. Melindungi kehormatan, banyak bukti akibat minum minuman keras terjadi
tindakan kekerasan dan pemerkosaan terhadap wanita
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
http://kumpulan-makalah-adinbuton.blogspot.com/2014/11/makalah-
minuman-keras-khamr.html
MAKALAH
ALKOHOL
KELOMPOK 7 (KONTRA)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang "Adab Terhadap Orang Tua" ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi
seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas pendidikan agama dengan judul "ALKOHOL DALAM OBAT YANG
TIDAK DIPERBOLEHKAN DALAM ISLAM". Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah
makalahini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat
dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
bisadiperbaiki.
BAB I
PENDAHULUAN
diperbincangkan oleh masyarakat tentang status kehalalannya. Hal ini dipicu oleh
jelas, alkohol bukanlah satu-satunya zat yang memabukkan, karena ada zat lain
sel yang ada pada kuman, sehingga kuman mati. Begitu juga Povidon Iodin (
untuk pembersih kulit sebelum tindakan operasi. Selain itu, alkohol sering
digunakan juga sebagai obat kompres penurun panas atau untuk campuran obat
batuk.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut pendapat salah seorang pakar farmasi Drs Chilwan Pandji Apt
Msc, fungsi alkohol itu sendiri adalah untuk melarutkan atau mencampur zat-zat
aktif, selain sebagai pengawet agar obat lebih tahan lama. Dosen Teknologi
Industri Pertanian IPB itu menambahkan bahwa berdasarkan penelitian di
laboratorium diketahui bahwa alkohol dalam obat batuk tidak memiliki efektivitas
terhadap proses penyembuhan batuk, sehingga dapat dikatakan bahwa alkohol
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan frekuensi batuk yang kita
alami.
Sedangkan salah seorang praktisi kedokteran, dr Dewi mengatakan, “Efek
ketenangan akan dirasakan dari alkohol yang terdapat dalam obat batuk, yang
secara tidak langsung akan menurunkan tingkat frekuensi batuknya. Akan tetapi
bila dikonsumsi secara terus menerus akan menimbulkan ketergantungan pada
obat tersebut.”
Berdasarkan informasi tersebut sebenarnya alkohol bukan satu-satunya
bahan yang harus ada dalam obat batuk. Ia hanya sebagai penolong untuk
ekstraksi atau pelarut saja. [1]
Bedakan Antara Alkohol Pelarut dan Khomr
Sebagaimana telah diketahui tadi bahwa fungsi alkohol dalam obat
semacam obat batuk adalah sebagai solvent (pelarut). Oleh karenanya,
sebagaimana penjelesan kami yang telah lewat mengenai alkohol, mohon alkohol
yang bertindak sebagai solvent (pelarut) ini dibedakan baik-baik dengan alkohol
pada khomr. Karena kedua alkohol ini berbeda.
Perlu kita ketahui terlebih dahulu, khomr adalah segala sesuatu yang
memabukkan. Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Kesimpulan
ALKOHOL
KELOMPOK 2 PRO
MAKALAH
disusun oleh
YAYASAN HAZANAH
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh Karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi
mestinya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Budaya minum minuman keras memang sudah ada sejak dulu, tidak hanya di
Bali, di Indonesia, bahkan di seluruh belahan dunia mengenal apa yang disebut
dengan minuman keras. Di belahan Eropa terdapat berbagai jenis minuman keras
yang memiliki berbagai nama tergantung dari bahan, kegunaan serta kadar alkohol
dari minuman itu sendiri, seperti anggur, wiski, tequila, bourbon dan lain-lain. Di
daerah Amerika Latin dimana sebagian besar penduduknya merupakan campuran
antara keturunan Indian-Spanyol-Portugis, juga terdapat minuman keras berupa
jägermeister, dan chianti. Begitu pula dengan di Jepang terdapan minuman keras
yang khas yaitu sake. Semakin lama hal tersebut menyebabkan terjadinya
perubahan nilai terhadap minuman keras di masyarakat, minuman keras yang
secara hukum maupun agama dianggap hal yang tidak baik menjadi sesuatu yang
dianggap lumrah dan wajar untuk dilakukan. Akibat kebiasaan minum tersebut
maka timbulah dampak-dampak terutama yang bersifat negatif dalam hal sosial,
ekonomi dan terutama adalah kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Dampak
yang ditimbulkan misalnya mulai dari meningkatnya kasus kriminal terutama
perkelahian remaja, sehingga meresahkan warga masyarakat sekitar, timbulnya
kesenjangan antara kaum peminum tua dan peminum remaja atau antara peminum
daerah satu dengan yang lain, dan kemiskinan yang semakin bertambah.
Kebiasaan minum tersebut juga tentunya berdampak terhadap kesehatan
masyarakat di daerah tersebut, bahkan jika diperhatikan bentuk fisik dari para
peminum mulai berubah, perut mereka menjadi buncit dengan kantung mata
hitam pertanda sering minum miniman keras dan kurang tidur.
Allah mengutus nabi Muhammad SAW untuk membawa wahyu dari-Nya agar
disampaikan kepada seluruh manusia sebagai petunjuk kehidupan manusia.
Kehidupan yang ditunjukkan oleh Allah melalui wahyu tersebut adalah kehidupan
yang mulia, dan untuk menjaga kemuliaan manusia setelah diciptakan dalam
keadaan sebaik-baiknya. Orang yang enggan mengikuti petunjuk hidup Allah ini
akan terjerumus ke dalam kehinaan yang sehina-hinanya, “Telah Kami ciptakan
manusia dalam sebaik-baik bentuk, kemudian kami kembalikan kepada tempat
yang serendah-rendahnya” (Q.S. At-Thin : 5-6).
Salah satu faktor yang menjadikan manusia lebih mulia dibandingkan dengan
makhluk lainnya adalah karena ia mendapat karunia akal. Sebab itu untuk
memelihara kemuliaan manusia ini, Allah sangat memperhatikan kesehatan akal.
Sebagai bukti perhatian itu, khamar (minuman keras) yang menyebabkan
kerusakan akal atau menyebabkan fungsi akal terganggu dan diharamkan oleh
Allah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan