Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ISLAM DAN IPTEKS


“TINJAUAN ISLAM TENTANG PENGGUNAAN BAHAN HARAM
KOSMETIKA”

KELOMPOK 13
Nama Anggota :
1. Julyana Sulistiani (1811102415054)
2. Kanaya Okta Tabitia (1811102415055)
3. Lisa Amalia (1811102415060)
4. Lysa Oktaviani Saleh (1811102415061)
5. Maulida Hasanah (1811102415066)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadiran Allah Subhanahuwata’ala, karena
berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang bertema “Tinjauan
Islam Tentang Penggunaan Bahan Haram Kosmetika”. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Ipteks.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan masyarakat
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumus Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Qurban ......................................................................................5
2.2 Dasar Hukum Qurban..................................................................................5
2.3 Keutamaan Qurban......................................................................................7
2.4 Waktu dan Tempat Qurban..........................................................................7
2.5 Hewan Qurban.............................................................................................8
2.6 Teknis Penyembelihan.................................................................................9
2.7 Sejarah Qurban...........................................................................................10

BAB. III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan...............................................................................................13
3.2 Saran.........................................................................................................13

Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat seiring
perkembangan zaman. Perkembangan ini membawa berbagai dampak bagi
kehidupan manusia. Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan.
Karena, selain ditentukan oleh nilai-nilai peribadatan kepada Allah, martabat
manusia juga ditentukan oleh ilmu yang dimilikinya. Al-Qur’an tidak hanya
mengatur urusan masalah ubudiyah saja, tetapi juga memuat ayat-ayat yang
berhubungan dengan IPTEK.
Islam memandang kecantikan berdasarkan keterampilan, kecerdasan, dan
ketaqwaan terhadap aturan Allah swt. Menurut islam wanita memiliki kecantikan
dan keunikan masing-masing, bukan hanya memandang berdasarkan keindahan
tubuh (fisik). Wanita adalah cantik, cantik adalah wanita, pada realitasnya
kecantikan dengan tubuh professional adalah titik ukur dan menjadi impian semua
wanita. Keindahan. Apa yang melekat pada diri seseorang itu, bisa diperindah dan
dipercantik dengan melakukan penambahan-penambahan. Sejak dahulu orang
mengenal pacar untuk mewarnai bagian-bagian kuku tangan dan kaki, bedak
untuk penyesuaian warna kulit, juga tatto. Semakin maju ilmu teknologi, semakin
maju pula alat dan perlengkapan kecantikan baru, hingga kini, apa yang terlihat
melekat pada diri boleh jadi bukan lagi yang asli, tetapi lahir sebagai hasil upaya
make up.
Salah satu persoalan cukup mendesak yang dihadapi umat adalah
membanjirnya produk makanan dan minuman olahan, obat-obatan, dan
kosmetika. Sejalan dengan ajaran Islam, umat menghendaki agar produk-produk
yang akan dikonsumsi tersebut dijamin kehalalan dan kesuciannya. Islam pun
mengarahkan seruannya kepada seluruh manusia untuk mengkonsumsi yang halal,
suci, dan baik.
Produk-produk olahan, baik makanan, minuman, obat-obatan, maupun
kosmetika, dapat dikategorikan kedalam kelompok mutasyabihat (syubhat),
apalagi jika produk tersebut berasal dari negeri yang penduduknya mayoritas non
muslim, sekalipun bahan bakunya berupa barang suci dan halal. Sebab, tidak
tertutupnya kemungkinan dalam proses pembuatannya tercampur atau
menggunakan bahan-bahan yang haram atau tidak suci.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian bahan haram kosmetika?
b. Apakah hukum penggunaan bahan haram kosmetika ?
c. Apa saja bahan haram kosmetika ?
d. Bagaimana membedakan bahan halal dengan bahan haram kosmetika ?
e. Bagaimana cara menanggulangi bahan haram kosmetika ?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian bahan haram kosmetika.
b. Mengetahui hukum penggunaan bahan haram kosmetika.
c. Mengetahui bahan haram kosmetika.
d. Mengetahui perbedaan bahan halal dengan bahan haram kosmetika.
e. Mengetahui cara menanggulangi bahan haram kosmetika.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendahuluan
Kosmetik haram menurut MUI adalah kosmetik yang mengandung bahan
haram dan tidak halal. Setiap muslim diperintahkan untuk menggunakan
(mengkonsumsi) produk yang halalan thoyibban (halal lagi baik). Baik disini
dipandang memberikan manfaat dan tidak berbahaya. Produk tersebut tidak hanya
melulu soal makanan dan minuman. Kosmetik yang mungkin hanya untuk
pemakaian luar pun juga diharuskan untuk menggunakan kosmetik yang halal.
Dalam panduan umat Islam, Al Quran dan Al Hadits, bahan yang disebutkan
haram atau belum jelas halal haram nya (subhat) jumlahnya lebih sedikit bila
dibandingkan dengan bahan yang mubah atau halal.
Teknologi industri khususnya di bidang Farmasi telah berkembang dengan
sangat pesat. Banyak penemuan obat-obat baru dan bentuk sediaan obat yang
semakin modern dalam rangka untuk mendapatkan obat yang aman (safety),
manjur (efficacy) dan dapat diterima pasien (acceptability) yang didukung
stabilitasnya yang baik secara fisika dan kimia. Namun sayangnya, masih ada
beberapa jenis obat yang beredar di pasaran yang menggunakan unsur/bahan yang
diharamkan oleh Syari’at Islam.
Islam mensyari’atkan pengobatan hanya dilakukan dengan bahan obat yang
telah diyakini status kehalalannya. Pengobatan yang dilakukan dengan bahan
haram, hukumnya haram sebagaimana hadis hadis berikut :
a. Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT telah menurunkan
penyakit dan obatnya, dan menjadikan untuk kamu bahwa tiap-tiap
penyakit ada obatnya. Oleh karena itu, berobatlah, tetapi janganlah berobat
dengan sesuatu yang diharamkan! (HR. Abu Daud)
b. Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT tidak menjadikan
penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan atas kamu (HR. Al
Baihaqy)
c. Thariq Bin Suwaid r.a. bertanya kepada Nabi SAW tentang khamr (arak)
dan beliau (Nabi SAW) melarangnya. Lalu Thoriq berkata. “Aku hanya
menjadikannya campuran untuk obat”. Lalu Baginda Nabi SAW. berkata
lagi, “Khamr itu bukan obat, tetapi penyakit” (HR. Ahmad)
Apalagi secara tegas Allah SWT melarang kita memanfaatkan khamr untuk
obat:
“Hai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya arak, judi, berhala, dan undian
adalah kotor dari perbuatan syaitan. Oleh karena itu jauhilah dia supaya kamu
bahagia. syaitan hanya bermaksud untuk mendatangkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu disebabkan khamar dan judi, serta menghalangi kamu
ingat kepada Allah dan sembahyang. Apakah kamu tidak mau berhenti?” (QS. Al-
Maa’idah: 90-91).
Berikut beberapa macam bahan-bahan yang secara syariat Islam haram yang
dimasukkan pada obat seperti :
2.2 Alkohol
Beberapa senyawa beralkohol yang memiliki sifat khamr (sehingga
diharamkan) adalah ethanol (ethyl alcohol), methanol (methyl alcohol), anggur
(kolesom), arak dan lain-lain. Khamr adalah segala jenis bahan (makanan,
minuman, dan lain-lain) yang dapat menutup akal pikiran (memabukkan) orang
yang mengkonsumsinya. Khamr diharamkan karena memiliki efek memabukkan
(melemahkan kesadaran) dan merusak sistem saraf sehingga orang yang
mengkonsumsinya bisa kehilangan akal sehat (lalu berbuat yang tidak baik)
bedakan antara alkohol pelarut dan khamr.
Sebagaimana telah diketahui bahwa fungsi alkohol dalam obat semacam
obat batuk adalah sebagai solvent (pelarut). Oleh karenanya, sebagaimana
penjelasan kami yang telah lewat mengenai alcohol, mohon alkohol yang
bertindak sebagai solvent (pelarut) ini dibedakan baik-baik dengan alkohol pada
khamr, karena kedua alkohol ini berbeda.
Dalam dunia kimia, farmasi dan kedokteran, etanol banyak digunakan. Di
antaranya:
1. Sebagai Pelarut. Sesudah air, alkohol merupakan pelarut yang paling
bermanfaat dalam farmasi. Digunakan sebagai pelarut utama untuk banyak
senyawa organik (Ansel, 1989: 313, 606).
2. Sebagai bakterisida (pembasmi bakteri). Etanol 60-80% berkhasiat sebagai
bakterisida yang kuat dan cepat terhadap bakteri-bakteri. Penggunaannya
adalah digosokkan pada kulit lebih kurang 2 menit untuk mendapat efek
maksimal. Tapi alkohol tidak bisa memusnahkan spora (Tjay & Rahardja,
1986:170; Mutschler, 1991:612).
3. Sebagai alkohol penggosok. Alkohol penggosok ini mengandung sekitar
70% v/v, dan sisanya air dan bahan lainnya. Digunakan sebagai
rubefacient pada pemakaian luar dan gosokan untuk menghilangkan rasa
sakit pada pasien yang terbaring lama (Ansel, 1989:537).
4. Sebagai germisida alat-alat (Ansel, 1987:537).
5. Sebagai pembersih kulit sebelum injeksi (Ansel, 1985:537; IONI
2000:423).
6. Sebagai substrat, senyawa intermediet, solvent dan pengendap
(Apriantono, www.indohalal.com)
Ulama mengharamkan penggunaan khamr dalam industri obat dan sediaan
farmasi, meskipun hanya ditambahkan dalam jumlah sedikit. Hal ini merujuk pada
hadis Nabi SAW berikut:
a. Minuman apapun kalau banyaknya memabukkan, maka (Minum) sedikit
(dari Minuman itu) juga haram.” (HR. Bukhari dan Muslim).
b. Minuman apapun kalau sebanyak furq (1 ember) itu memabukkan, maka
sepenuh tapak tangan adalah haram.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan At-
Tarmidzi).
c. “Sesungguhnya Allah SWT telah mengharamkan arak, maka barangsiapa
yang telah mengetahui ayat ini dan dia masih mempunyai arak walaupun
sedikit, jangan meminumnya dan jangan menjualnya.” (HR. Muslim).
Menurut Drs Chilwan Pandji M.Sc.,-Apt, fungsi alkohol itu sendiri adalah
untuk melarutkan atau mencampur zat-zat aktif, selain sebagai pengawet agar obat
lebih tahan lama. Dosen Teknologi Industri Pertanian IPB itu menambahkan
bahwa berdasarkan penelitian di laboratorium diketahui bahwa alkohol dalam obat
batuk tidak memiliki efektivitas terhadap proses penyembuhan batuk, sehingga
dapat dikatakan bahwa alkohol tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penurunan frekuensi batuk yang kita alami. Sedangkan salah seorang praktisi
kedokteran, dr. Dewi mengatakan, “Efek ketenangan akan dirasakan dari alkohol
yang terdapat dalam obat batuk, yang secara tidak langsung akan menurunkan
tingkat frekuensi batuknya. Akan tetapi bila dikonsumsi secara terus-menerus
akan menimbulkan ketergantungan pada obat tersebut.” Berdasarkan informasi
tersebut sebenarnya alkohol bukan satu-satunya bahan yang harus ada dalam obat
batuk. Ia hanya sebagai penolong untuk ekstraksi/ penyaring zat aktif dari
tanaman atau pelarut saja.
Alkohol adalah zat penekan SSP meskipun dalam jumlah kecil. Disamping itu,
alkohol memiliki banyak dampak negatif bagi peminumnya baik pengaruh jangka
pendek dan panjang. Pengaruh jangka pendek itu seperti mabuk atau teler cedera
dan kematian, keracunan alkohol penurunan kesadaran henti nafas kematian.
Pengaruh jangka panjang antara lain: kerusakan jantung, tekanan darah tinggi,
kerusakan hati, kanker saluran pencernaan; tukak lambung, sulit tidur, kerusakan
otak perubahan kepribadian, mudah lupa dan sulit berkonsentrasi, serta impotensi
dan berkurangnya kesuburan apabila mengkonsumsi dalam jumlah banyak dan
sering. Chilwan Pandji mengatakan, “Konsumsi alkohol berlebih akan
menimbulkan efek fisiologis bagi kesehatan tubuh, yaitu mematikan sel-sel baru
yang terbentuk dalam tubuh. Selain itu juga efek sirosis dalam hati, dimana jika
dalam tubuh manusia terdapat virus maka virus tersebut akan bereaksi dan
menimbulkan penyakit hati (kuning).”
Alkohol adalah pelarut yang sangat baik untuk berbagai senyawa kimia
termasuk obat. Alkohol bersifat Ampifil (memiliki sifat hidrofilik dan
hidrofobik sekaligus), sehingga bisa larut dalam air maupun minyak.
Apa gunanya alkohol dalam obat batuk? Apakah ada efeknya sebagai
antitusif? Sejauh yang aku tahu, kandungan etanol dalam sirup relatif kecil (¿5%)
untuk bisa menghasilkan efek farmakologis yang signifikan (kecuali minumnya
berbotol-botol). Efeknya sebagai depresan sistem saraf karena ia berikatan dengan
reseptor GABA mungkin belum akan tercapai dengan konsentrasi tersebut. Ia
juga tidak berefek sebagai antitusif dan nampaknya bukan itu tujuan utama
penambahan alkohol dalam sirup, dan lebih ditunjukkan sebagai pelarut. Selama
bisa ditemukan pelarut lain yang sama baiknya dengan etanol, tak ada alasan lagi
menggunakan etanol bukan? Dari sisi agama Islam, Prof Mursyidi menyatakan
bahwa penggunaan alkohol dalam sediaan, sedikit atau banyak, dengan berbagai
kajian dan Dalil hukumnya haram. Beberapa produk obat telah mencantumkan
keterangan “bebas alcohol” atau “low alcohol”, sehingga itu bisa menjadi
alternatif yang baik bagi konsumen muslim yang peduli. Temuan di lapangan
diketahui bahwa sebagian besar obat batuk sirup mengandung kadar alcohol.
Sebagian besar produsen obat batuk baik dari dalam negeri maupun luar negeri
menggunakan bahan ini dalam produknya.
2.3 Gelatin
Gelatin sangat bermanfaat dalam industri farmasi. Keberadaan gelatin
sebagai bahan penyusun kapsul pembungkus obat memungkinkan bahan obat bisa
sampai pada tempat (target site) yang dikehendaki tanpa dirusak oleh enzym
pencernaan pada saluran pencernaan yang dilaluinya. Misalnya, obat diminum
untuk menyembuhkan sakit hati. Maka agar obat bisa sampai ke hati dan tidak
dirusak atau dicerna oleh Enzim di lambung, usus, atau organ pencernaan lainnya,
maka isi obat tersebut harus dibungkus oleh kapsul.
Agar tidak melukai dinding saluran pencernaan, kapsul pembungkus obat
haruslah lunak, tidak bisa melukai dinding saluran pencernaan, tetapi dapat
digunakan oleh bagian yang dituju.
Kapsul banyak dipakai untuk membungkus obat, VCO, vitamin dan lain-
lain. Contoh kapsul obat yang menggunakan bahan dari babi adalah kapsul produk
Yunnan Baiyyao (China).
Gelatin ini memberikan tekstur kenyal dan banyak dipakai sebagai bahan
kapsul obat. Gelatin dapat berasal dari sapi, kuda, maupun babi. Akan tetapi,
umumnya gelatin yang beredar di pasaran adalah gelatin dari babi. Alhamdulillah,
saat ini Malaysia telah berhasil membuat gelatin halal dari sapi dan atau kuda.
Perlu diketahui bahwa 80% obat-obat impor ternyata menggunakan
cangkang kapsul yang terbuat dari gelatin babi. Gelatin yang berbahan dasar babi
inilah yang dapat membuat suatu kapsul menjadi haram bagi umat Islam. Lalu
Bagaimana cara kita mengetahui bahwa suatu cangkang kapsul berasal dari
gelatin babi? Kita dapat mengeceknya dengan cara menempelkan jari kita yang
telah dibasahi oleh ludah ke sisi cangkang kapsul.
Kemudian tunggulah kurang lebih 15 detik. Apabila cangkang kapsul
menjadi lengket dan luntur di kita maka cangkang kapsul tersebut terbuat dari
gelatin babi, sedangkan jika cangkang kapsul padi tidak lengket dan tidak
meluntur jari kita, maka cangkang kapsul tersebut terbuat dari gelatin sapi ataupun
rumput laut.
Selagi masih ada obat atau kapsul lain yang jelas kehalalannya, sebaiknya
kita hindari kapsul dari gelatin babi ini agar kemanfaatan dapat diperoleh bagi
jasmani maupun rohani kita.
2.4 Gliserin (Glycerine)
Gliserin adalah senyawa turunan lemak (merupakan hasil samping
pengolahan sabun), sering dipakai dalam industri farmasi. Senyawa ini biasa
dipakai sebagai perekat kapsul obat dan vitamin, seperti: obat anti-coagulant
(pembekuan darah), antihypertensive, anti-atherosclerotic, anti-thrombotic (anti
platelet), anti-lipemic (penurun kolestrol darah), dan lain-lain.
Gliserin bisa berasal dari lemak nabati (tanaman) atau lemak hewani. Tentu
akan menjadi masalah apabila berasal dari hewan haram (babi) atau hewan halal
(sapi, kuda, ayam) yang tidak disembelih secara Syari’at Islam.

2.5 Plasenta
Plasenta adalah selaput pembungkus janin dalam kandungan (Rahim) ibu.
Selain itu, plasenta juga menyuplai janin dengan nutrient, hormone, dan lain-lain.
Organ ini sering dipakai sebagai bahan obat pada luka bakar dan atau obat yang
mempercepat proses penyembuhan luka, seperti obat jahit luka sobek (operasi
sesar, dan lain-lain).
Saat ini, plasenta manusia juga dipakai sebagai bahan aktif beberapa macam
obat (pil dan kapsul). Di antara obat yang menggunakan plasenta adalah obat
perangsang atau pelancar ASI. Obat ini digunakan untuk menstimulasi aktivitas
kelenjar air susu (Kelenjar mammae) ibu agar setelah melahirkan produksi ASI-
nya lancer.
Plasenta bisa berasal dari hewan (sapi, domba atau kambing, babi, dan lain-
lain), bisa pula berasal dari manusia. Pada Munas IV tahun 2000 di Jawa Barat,
MUI pusat mengharamkan penggunaan plasenta yang berasal dari manusia dan
atau hewan haram sebagai bahan obat dan atau kosmetik. Oleh karena itu, jika
menggunakan plasenta manusia (human placenta) atau menggunakan plasenta
babi (swine placenta), hukumnya haram. Jika menggunakan plasenta sapi (bovine
placenta) atau plasenta hewan halal lainnya, hukumnya mubah (boleh).
Alasan dan dasar hukum mengenai plasenta manusia adalah Manusia sangat
dimuliakan dalam Islam sehingga diharamkan memanfaatkan organ tubuh
manusia. Dalam Islam pengobatan juga dianjurkan karena untuk memelihara jiwa
dan termasuk tujuan syari'ah. Fatwa MUI mengenai penggunaan organ tubuh
manusia bagi kepentingan obat-obatan dan kosmetika hukumnya haram kecuali
dalam keadaan dharurat syar‟iyah. Keadaan dharurat disini adalah keadaan
dimana masuk ke dalam tingkatan dharuriyat dalam arti jika ia tidak ada maka
kehidupan menjadi rusak. Sehingga mau tidak mau harus terpaksa atau dharurat
sebagai satu-satunya jalan karena tidak adanya alternatif lain untuk pengobatan.
Darurat disini dibatasi sebatas menghilangkan kemadharatan (kebinasaan) dan
tidak boleh lebih dari itu. Sedangkan menggunakan organ tubuh sebagai
kosmetika diharamkan karena ia termasuk kedalam tingkatan takhsiniyah.
Jenis-jenis kosmetika yang menganduk plasenta manusia diantaranya yaitu:
Beocell Human Placenta Extract inilah salah satu dari jenis produk tersebut yang
mangandung plasenta manusia, ternyata telah di uji cobakan mengenai produk ini
dan positif mengandung extract plasenta manusia.
Dengan adanya alasan yang kuat dari MUI bahwa penggunaan kosmetik yang
mengandung plasenta maka dari itu sangatlah berdampak terhadap bagi kaum
muslimin yang menggunakan produk tersebut karena Melakukan Suntik Pemutih
(plasenta) memberikan kadar cukup tinggi di dalam darah, tetapi jumlah tersebut
akan diserap ke berbagai organ tubuh manusia dan hanya sebagian saja yang
menyerap ke kulit, sehingga efektivitasnya pun dapat bervariasi pada setiap orang.
Urine
Urine adalah kotoran cair yang dikeluarkan dari tubuh sebagai senyawa
buangan atau limbah sisa metabolisme tubuh. Urine juga banyak mengandung
racun dan berbagai senyawa berbahaya seperti ammonia, asam urat, ureum dan
lain-lain yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Saat ini ada beberapa golongan masyarakat yang mempercayai urine
memiliki khasiat sebagai obat. Sebenarnya aneh jika ada orang yang
memanfaatkan kembali kotoran yang sudah dikeluarkan oleh tubuh (karena
membahayakan tubuh).
Para ulama di seluruh mazhab sepakat dan tidak berbeda pendapat bahwa
urine manusia bersifat najis. Apabila terkena (kecipratan) urine, maka pakaian dan
bagian tubuh kita harus dicuci hingga hilang warna, bau, dan rasa. Selain itu, para
ahli urine (urolog) RSCM Jakarta tidak percaya bahwa di dalam urine terdapat
bahan obat.
Dr. dr Iwan T Budiarso menjelaskan 95% kandungan urine terdiri dari air.
Sementara 2,5% urea dan 2,5% lainya mengandung mineral vitamin, asam amino,
anti bodi, antigen, garam, hormone dan enzim. Zat-zat ini sangat dibutuhkan oleh
manusia. Urine “hanya” merupakan kelebihan air dan darah yang mengandung
zatzat makanan dan hasil metabolisme tubuh. Sementara bahan-bahan yang
meracuni tubuh, disaring dan dikeluarkan melalui usus, hati, jukit dan pernapasan.
Karena itu kandungannya steril.
Zat-zat di dalam Urine dan Manfaatnya Aglutinin dan Presipitin (Memiliki
efek menetralkan polio dan virus), Antineoplaston (Mencegah secara selektif
pertumbuhan sel-sel kanker tanpa membahayakan sel-sel yang sehat), 3 Metil
Glyoxal (Menghancurkan sel-sel kanker), Protein globulin (Mengandung antibodi
terhadap penyebab alergi), Retin (Unsur anti kanker yang disarikan dari air seni),
Peptida Air Seni (Mampu mendeteksi Tuberkolosis sejak dini).
Ternyata air yang kita anggap menjijikan, berbau pesing, dan kotor ini
malah membuat tubuh sehat dan segar bugar. Betapa tidak! Air kencing ini
menyembuhkan hamper berbagai penyakit seperti, ginjal, kanker, diabetes,
jantung, psosiasis, eksim, sampai penyakit terganas saat ini, AIDS. Tak hanya itu,
ia juga efektif untuk menyembuhkan impotensi. Bahkan, bisa dipakai untuk lulur
wajah dan mempercantik kulit. Bagi penyakit yang tidak terlalu parah, cukup
minum 300-600 cc (3 gelas) per hari. Jika parah, missal penyakit kanker, jantung
dan AIDS, minimal 5 gelas (1000 cc) per hari. Atau kalau anda menginginkan
kesegaran tubuh dan kecantikan kulit cukup dengan 1-2 gelas per hari.
Ada beberapa penafsiran tentang kata-kata thayyibat dan khabaits.
Golongan pertama berpendapat bahwa yang bisa menentukan tabiat baik dan jelek
adalah tabiat manusia. Apa yang dianggap baik dan pas oleh naluri insani, itulah
yang baik. Kalau perasaan menganggap itu jelek, jorok, dan kotor maka jangan
diambil, karena semua itu jelek. Pendapat kedua mengatakan bahwa baik dan
buruk itu ditentukan oleh Syar’i, karena dialah yang lebih tahu. Dialah yang
punya hak untuk menentukan halal dan haram. Bukan akal dan tabiat manusia.
Seperti haramnya riba. Lain halnya dengan dengan kelompok ketiga, yang
mencoba untuk bersikap moderat. Mereka menyakini syara dan akal sama-sama
berperan dalam menentukan baik dan buruk. Yang menjadi standar adalah
pengakuan dari syara dan sesuai dengan tabiat manusia. Apa yang dibilang baik
oleh syara mesti akan didukung penuh oleh akal sehat bahwa itu betut-betul baik.
Demikian pula sebaliknya.
Bagaimana kalau air seni itu digunakan untuk obat? Sebagian ulama
mengatakan bahwa tidak boleh mengkonsumsi barang najis. Meski tidak ada obat
lain selain barang najis itu.
Berdasarkan hadits nabi: P‫فاءکمفیماحرمعلیکم‬PP‫ إنااللهلميجعلش‬Sesungguhnya
Allah tidak akan menjadikan obat (buat) kamu sekalian barangbarang yang
diharamkan (termasuk najis) bagi kalian.
Pada kenyataannya, urine tidak hanya diminum untuk menyembuhkan
penyakit dalam. Tapi juga bisa digunakan untuk mempercantik kulit dan
mempercegah rambut rontok. Bahkan sebagian besar kosmetik kecantikan, bahan
bakunya dari ekstrak urine. Lalu, bagaiman hukum menggunakannya? Dalam
kitab fikih, menyentuh barang najis termasuk air kencing, hukumnya haram.
Berdasarkan sabda nabi: ‫تنزھوامنالبولفإنعامةعذابالقبرمنه‬ Bersihkanlah
(tubuh) kalian dari kencing. Karena siksaan kubur pada umumnya gara-gara air
seni itu.
Hadits ini mengajarkan kita agar selalu menjaga kebersihan. Maka, jika
tubuh kita belepotan najis, harus secepatnya dibersihkan. Dalam teori ushul fiqh,
larangan menyentuh barang najis termasuk tahsiniyyat. Yaitu hal-hal yang
tujuanya untuk memperindah diri agar tidak mengurangi prestise (harga diri).
Sementara, lulur untuk mempercantik wajah juga tahsiniyyat. Maka lulur tidak
bias mengalahkan keharaman menyentuh najis. Kecuali kalau lulur itu untuk obat.
Misalnya, untuk mencegah jerawat yang akut dan mencegah rambut rontok. Maka
bukan lagi tahsiniyyat, tetapi sudah masuk kategori hajiyyat. Karena untuk
menghilangkan haraj (kesulitan diri). Ketika keduanya (tahsiniyyat dan hajiyyat).
Dihadapkan, tentunya hajiyyat yang dimenangkan.
2.6 Sodium Heparin (Na-Heparin)
Sodium heparin adalah senyawa kompleks yang dihasilkan oleh hati. Senyawa
ini sering dipakai untuk mencegah reaksi pembekuan darah (anti-coagulant) pada
dinding pembuluh darah, seperti pada kasus penanganan endapan (kolesterol,
platelet gula, dan lain-lain). Sebagai bahan tambahan obat, senyawa ini sering
dipakai untuk terapi penderita penyakit jantung, stroke, dan lain-lain.
Tentu tidak masalah bila NA-Heparin dipakai berasal dari bahan halal. Contoh
produk yang menggunakan bahan dari babi adalah Lovenox 4000 yang diproduksi
oleh Aventis Pharma Specialities, Prancis.
Berdasarkan QS. AL-Baqarah: 173, dalam keadaan darurat, obat yang
menggunakan bahan dari babi dijinkan. Akan tetapi, jika di temukan bahan lain
yang lebih halal maka pasien harus diberikan bahan yang halal.
2.8 Hormon Insulin
Insulin adalah hormon yang paling penting untuk mengubah glukosa darah
menjadi glukogen. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar pulau langerhans yang
terdapat pada pankreas manusia (human insulin) insulin sapi (bovine Celine) dan
lain-lain.
Injeksi insulin penting bagi penderita diabetes melitus akut karena tubuh
penderita sudah tidak lagi mampu memproduksi insulin dalam jumlah cukup yang
penting untuk Mengubah glukosa darah menjadi glukogen sebagai sumber energi
tubuh.
Prof. Sugianto - Direktur LPPOM MUI Provinsi Jawa Timur menyebutkan
bahwa International Diabetes Federation (1993) melaporkan bahwa umumnya
insulin yang dipasarkan dari manusia (70%), lalu babi (17%), sapi (8%), dan
sisanya kombinasi sapi dan babi (5%). Contoh produk yang menggunakan insulin
babi adalah Mixtard 30 Novolet produksi Novonordisk. Oleh karena itu, para
pengguna insulin sangat disarankan untuk meminta dokter muslim meresepkan
insulin yang halal (saja).
2.9 Vaksin
Vaksin adalah kuman penyakit yang telah dimatikan (inactive vaccine)
atau kuman yang melemahkan (active vaccine) yang dimasukkan ke dalam tubuh
untuk tujuan memiliki kekebalan.
Suatu vaksin hanya efektif dipakai untuk mencegah satu jenis penyakit
tertentu saja (kekebalan spesifik) dengan jenis vaksin yang bersangkutan.
Masalah muncul manakala di Indonesia masih banyak vaksin yang dibuat
dengan perantara (media) dari bahan yang diharamkan, seperti enzim tripsin babi,
dan lain-lain. Beberapa produk vaksin yang beredar di Indonesia yang masih
menggunakan bahan yang tidak halal adalah Inactive Polio Vaccine (IPV) dan
Active Polio Vaccine (APV), Vaksin Meningitis dan lain-lain. Kita berharap,
semoga Biofarma Bandung (BUMN) segera memproduksi vaksin-vaksin yang
bersertifikat halal.
Sebagai catatan para ulama yang mengikuti Madzhab Syafi'iyyah (Asia
Tenggara) mempermasalahkan penggunaan biokatalisator dari enzim hewan
haram ini. Namun sebaliknya, para ulama yang mengandung Mazhab
Hambaliyyah (Arab Saudi dan sekitarnya), yang mempergunakan kaidah fiqih
ISTIHALAH, tidak mempermasalahkan penggunaan biokatalis babi ini. Menurut
kaidah fiqih tersebut, oleh karena enzim babi ini telah berbeda dengan daging
babi, apabila telah dicuci bersih secara mekanis (hingga 65 kali; selama 10-12
tahun) hingga trace elemennya tidak lagi ditemukan di akhir produk, maka para
ulama di Saudi Arabia dan sekitarnya tidak ada mempermasalahkan penggunaan
enzim tripsin babi ini.
Maka secara umum, ulama-ulama besar di seluruh dunia termasuk (Syekh
Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baz serta ulama-ulama di Majelis Tarjih
Muhammadiyah) menetapkan fatwa BOLEH-nya (bukan HALAL-nya)
penggunaan vaksin untuk pencegahan penyakit, meski sempat bersinggungan
dengan tripsin babi.
2.10 Transplantasi Organ Dalam
Transplantasi adalah usaha mencangkokkan organ tubuh tertentu ke dalam
tubuh (host/inang) yang baru. Efek positif transfer transplantasi yang diharapkan
tentu memperbaiki sistem organ tertentu organ baru yang ditransplantasikan
diharapkan menggantikan atau menguatkan organ (jantung, ginjal) lama yang
telah rusak.
Masalah muncul manakala bahan cangkok jantung kebanyakan adalah
jantung manusia atau babi. Informasi yang kita peroleh dari Prof. Muladno (IPB),
di tahun 1976 di Amerika Serikat dan Jepang telah berhasil dilakukan ribuan kali
xenotransplantasi jantung babi ke manusia.
Apakah diharamkan? semua berpulang pada keadaan darurat (QS. Al-
Baqarah: 173).
2.11 Mineral
Mineral adalah elemen atau unsur yang menyusun dan memiliki peranan
pada organ tertentu seperti tulang, rambut, bulu, dan lain-lain. Mineral tertentu
dapat ditambahkan (fortifikasi) pada produk obat dengan efek tertentu. Sebagai
contoh, mineral C (karbota aktif) sering dipakai sebagai obat keracunan. Kalsium
(Ca) dan fosfor (P) sering dipakai sebagai penguat tulang dan suplemen ibu hamil
dan menyusui. Mineral dapat berasal dari 3 sumber, yaitu tambang (mine), dari
nabati (arang tanaman, charcoal) atau dari hewani (animal bone).
Maka, apabila berasal dari bahan tambang atau produk nabati dan tidak
mendapatkan bahan tambahan (fortifikan) lain, status mineral dari tambang dan
bahan nabati adalah halal. Namun, jika Dia berasal dari tulang hewan, harus
dipastikan status kehalalan hewan yang bersangkutan. Jika mineral tersebut
berasal dari tulang babi, maka tentu ia haram. Jika ia berasal dari tulang hewan
halal yang tidak disembelih secara syar’I, maka ia juga haram.
Apapun bahannya, kita tetap berharap semoga kita senantiasa dianugerahi
Allah SWT kesehatan, sehingga dapat terhindar dari penggunaan bahan-bahan
obat yang diragukan kehalalannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kami ingin menutup risalah sederhana ini, dengan sebuah amanah penting :
Apapun bahannya, kita tetap berharap semoga kita senantiasa dianugerahi Allah
SWT kesehatan, sehingga dapat terhindar dari penggunaan bahan-bahan obat yang
diragukan kehalalannya.
Allah SWT berfirman berdasarkan QS. AL-Baqarah: 173, dalam keadaan
darurat, obat yang menggunakan bahan dari babi dijinkan. Akan tetapi, jika di
temukan bahan lain yang lebih halal maka pasien harus diberikan bahan yang
halal.
3.2 Saran
Hendaklah kita senantiasa memperhatikan sesuatu yang kita gunakan baik
obat-obatan maupun kosmetika agar kita jangan sampai menggunakan obat-
obatan maupun kosmetika yang tidak halal dan tidak suci.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Abu Yazid M., Fiqh Realitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
hlm.196
http:/www.kibar-uk.org/2012/11/20/bahan-haram-pada-obat/diakses Kamis, 7 Mei
2015.
http://food.detik.com/read/2015/01/23/172154/2812278/901/1/kenali-istilah
istilah-asing-terkait-babi-yang-sering-ada-di-restoran.
https://zulliesikawati.wordpress.com/?s=alkohol diakses Kamis, 7 Mei 2015
http://rumaysho.com/umum/polemik-alkohol-dalam-obat-obatan-922.html
Kerajaan Saudi, 2005, Al Qur`an dan Terjemah. Medinah : Mujamma` al-Malik
Fadhl Thiba`at Al Mushhaf.
Sopa, Sertifikasi Halal Mejelis Ulama Indonesia Studi atas Fatwa Halal MUI
terhadap Produk Makanan, Obat-obatan dan Kosmetika, Cet. I; Jakarta:
Gaung Persada Press Group, 2013.
Yazid M., Abu, 2005, Fiqh Realitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai