Anda di halaman 1dari 13

By

:L
ia
A
pr
iy
an
PANDANGAN ISLAM TERHADAP

i~
PRODUK-PRODUK FARMASI

N
isr
(OBAT, KOSMETIK DAN MAKANAN)

in
a
M
as
ik
ah
Pandangan islam
terhadap produk-produk farmasi
“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit beserta obatnya dan Dia telah
menjadikan setiap penyakit ada Obatnya, maka berobatlah kalian dan jangan
berobat dengan barang yang haram” (H.R. Abu Dawud).
Power PowerPoint Presentation

2014 ~ 2015 Text here


Example Text : Get a modern PowerPoint
“Sesungguhnya
Presentation that is Allah tidak
beautifully akan
menjadikan kesembuhan dengan sesuatu yang
designed.
ia haramkan atasmu” (H.R. Bukhari).
2016 ~ 2017 Text here
Example Text : Get a modern PowerPoint
Presentation that is beautifully designed.
Masalah halal dan haram dari obat dan kosmetik merupakan bagian pokok dari tinjauan kritis
produk
2018~farmasi
2019 Text bagi
here seorang muslim, karena hal ini menyangkut keamanan dari segi ruhaniah bagi
Example Text : Get a modern PowerPoint
seorang yang
Presentation mengkonsumsinya
that is beautifully designed. seperti mempengaruhi terkabulnya doa di sisi Allah swt.
2020~ 2021 Text here
Example Text : Get a modern PowerPoint
“Perbaikilah makananmu, maka
Presentation that is beautifully designed.
Allah akan mengabulkan doa-doamu” (H.R. Ath-Thabrani).
1. OBaT TITIK KRITIS OBAT

 Obat merupakan sedian bahan yang siap digunakan


untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi - Isolasi dari hewan - penyembelihan hewan
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, - zat aktif obat - bahan baku
penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan
kontrasepsi
 obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis,
mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah
penyakit pada manusia atau hewan.  Titik kritis untuk obat yang diisolasi dari hewan adalah ketika
hewan bisa berasal dari ular, babi atau hewan lain yang
diharamkan. Selain itu cara penyembelihan hewanpun harus
benar-benar dipertimbangkan.
 Beberapa zat aktif obat yang harus dicermati adalah kelompok
hormon, enzim, dan vitamin.
 Sebagian bahan baku laktosa ditemukan sebagai produk samping
pembuatan keju dan susu yang ditambahkan enzim dari babi.
1. OBaT
Bagaimana status darurat dalam pengobatan?
Rasulullah saw. Memerintahkan umatnya untuk berobat dengan menggunakan obat yang halal dan
melarang menggunakan obat yang haram. “Diriwayatkan dari Abu Ad Darda’, ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya Allah ta’ala tidak membuat penyakit (melainkan) dengan obatnya, dan Allah
ta’ala membuat obat untuk setiap penyakit. Karena itu hendaklah kamu berobat dan jangan berobat
dengan yang haram” (H.R. Abu Ad Darda’).

Meskipun penggunaan produk halal hukumnya wajib bagi setiap muslim, namun para ulama
We Create
memperbolehkan obat yang haram dalam keadaan darurat. Imam Nawawi menjelaskan bahwa para
ulama fiqih pendukung madzhab Syafi’i menegaskan standarQuality
darurat ialah timbulnya kekhawatiran
Professional
akan kematian jika tidak dilakukan. Demikian pula Imam Suyuthi mendefinisikannya sebagai kondisi
yang jika tidak dilakukan akan mati atau dekat kematian. PPT
Designed
1. OBAT
Namun fakta soal jaminan produk halal pada obat memang masih sangat memprihatinkan.
Bahkan, untuk produk vaksin, sesuai dengan data di MUI (Fatwa MUI No. 06 Tahun 2010)
baru ada tiga vaksin yang memperoleh sertifikasi halal yaitu tiga produk vaksin untuk
vaksinasi meningitis. Bahkan, data dari LPPOM MUI dari 30 ribuan jenis obat yang
terdaftar di BPPOM dan beredar di masyarakat, hanya 34 obat yang bersertifikat halal.
Jumlah yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan kenyataan mayoritas masyarakat
Indonesia, pengguna obat-obatan tersebut adalah muslim.

Oleh karena itu, sebagai seorang farmasis adalah bijak rasanya jika mengambil tanggung
jawab dan kewajiban untuk terus berijtihad melakukan penelitian, hingga mewujudkan
obat yang halal dan thayyib, termasuk obat vaksin untuk imunisasi. khususnya para peneliti
di bidang farmasi untuk melakukan penelitian dan menemukan obat yang berbahan halal
dan suci, sehingga memenuhi standar syar’i untuk digunakan oleh ummat islam
2. kosmetik
 Produk kosmetik memang tidak dimakan dan masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu, penggunaan kosmetik
biasanya dikaitkan dengan masalah suci dan najis. Unsur kosmetik haruslah terdiri dari zat yang halal, tidak
najis atau menjijikkan dan tidak membahayakan tubuh pemakainya serta jangan sampai kosmetik menjadi
sarana tabarruj yakni berdandan yang berlebihan dan bukan pada tempatnya

 Sediaan kosmetik ini terdapat peluang digunakannya bahan aktif atau bahan pembantu dari bahan yang haram
atau diragukan/subhat. Status kehalalan ini kritis terutama pada produk dengan bahan hasil isolasi dari hewan
(kolagen, dll), menggunakan alkohol, menggunakan bagian dari manusia seperti plasenta dan cairan amniotik.
Kenyataan dalam dunia farmasi saat ini terdapat beberapa sediaan farmasi yang dipertanyakan halal dan
haramnya, di antaranya :
1. Sediaan topikal berbahan najis seperti sediaan losio, krim, atau plester. Para ulama sepakat bahwa benda
yang haram hukumnya adalah najis ketika digunakan.
2. Penggunaan bahan dari babi dalam kefarmasian.
3. Penggunaan alkohol dalam kefarmasian
4. Bahan memabukkan lainnya seperti morfin, opium dan obat psikotropika.
5. Penggunaan plasenta dalam kefarmasian. Plasenta sebagai kosmetik mengagumkan dalam meningkatkan
pembaharuan sel (regenerasi sel).
Ketergantungan terhadap
kosmetik
 Kosmetik diketahui oleh para arkeolog pertama kali digunakan di Mesir pada 4000 tahun SM yang dibuktikan
dari sisa-sisa artefak yang kemungkinan digunakan untuk tata rias (make up) dan untuk penggunaan salep
pewangi.

 Orang yang pertama kali menggunakan kosmetik untuk wajahnya adalah Nabi Yusuf ketika menjabat sebagai
wazir di negeri Mesir. Namun, berbeda dengan tujuan penggunaan kosmetik pada saat ini, Nabi Yusuf justru
menggunakan kosmetik untuk menutupi ‘kecantikan’ wajahnya.

 para peneliti menemukan bahwa kosmetik sekarang tidak hanya difungsikan untuk menonjolkan bagian wajah
yang memang dianggap bagus. Tapi juga digunakan sebagai riasan korektif untuk menutupi bagian yang kurang
agar lebih terlihat cantik.

 Dan efek pemakaian kosmetik abal – abal akan timbul di kemudian hari. Berbagai macam efek mulai dari
jerawat , kulit kusam, merah, meradang, kasar hingga iritasi tingkat lanjut. Oleh karena itu sebaiknya para
wanita harus selektif memilih kosmetik yang tepat untuk di pergunakan setiap hari dan aman bagi jangka
panjang.
3. Makanan
Secara etimologi makan berarti memasukkan sesuatu
melalui mulut, sedangkan makanan ialah segala sesuatu
yang boleh dimakan
1 . Dalam bahasa arab makanan berasal dari kata at-ta’am
‫ ا@@لطع@ام‬dan jamaknya Al - atimah ‫ ا@@الطیمھ‬yang artinya
makan- makanan
2 . Sedangkan dalam ensiklopedi hukum Islam makanan
ialah segala sesuatu yang boleh dimakan oleh manusia
atau sesuatu yang menghilangkan lapar .

Dalam Al-Qur’an juga diperintahkan untuk memakan


makanan yang Halal dan Thoyyib (baik). Beberapa
rambu-rambu yang membatasi adalah makanan yang
diharamkan yaitu bangkai, babi, darah, khamr, hewan
yang mati tidak wajar dan binatang yang disembelih
tanpa nama Allah.
Sikap Yang Harus Diambil
menurut Al Biruni, farmasis (al-Saydanani) didefinisikan sebagai sosok yang profesional dalam
peracikan dan peramuan obat, memilih bahan terbaik, menyediakan obat terbaik berdasarkan tata
cara dan teknik yang tepat, serta mampu menjelaskan asal mula obat, obat-obatan yang penting, dan
dosis obat. Berdasarkan pemaparan tersebut, diketahui bahwa Islam memegang peranan penting
dalam perkembangan dunia kefarmasian.

Jauh sebelum kefarmasian Eropa berkembang, para farmasis Islam sudah menyumbangkan ide dan
gagasannya dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Apotek pertama kali muncul di Bagdad, Irak sekitar
abad kedelapan dan sistem pelayanan kesehatan yang komprehensif didirikan oleh Ibnu Sina, juga di
Bagdad
Sikap Yang Harus Diambil
 Kondisi sekarang berbanding terbalik. Dunia kefarmasian Islam
mengalami kemunduran yang dimulai saat Khilafah Islamiyah runtuh
pada tahun 1924. Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi kita selaku
generasi penerus Al Biruni, berusaha untuk mengembalikan kejayaan
kefarmasian Islam. Caranya dengan mendekatkan Al Qur’an dan Hadist
kepada calon farmasis Islam.

 Ketika mereka berhasil memahami dan merasakan


ilmu dari Al Qur’an dan Hadist, maka dalam proses
selanjutnya yaitu pengembangan ilmu kefarmasian,
pasti akan berpedoman kepada dua rujukan tersebut.
Sikap Yang Harus Diambil
Meluasnya ranah farmasi saat ini yang meliputi 3 hal yaitu obat, makanan, dan kosmetik hendaknya disikapi
dengan bijak. Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi yang terus berkembang mengakibatkan
bervariasinya ketiga produk tersebut. Di sinilah tantangan bagi farmasis Islam.

Sebagai contoh :
 pada produksi obat-obatan sintetis. Sediaan yang berbentuk cair acap kali menggunakan etanol sebagai
pelarutnya, terutama pada obat batuk.
 Selain itu, cangkang kapsul yang dibuat dari gelatin dapat berasal dari tulang atau kulit babi, sapi, atau ikan.
 Hormon, enzim, dan vitamin yang merupakan produk hasil bioteknologi bisa menggunakan mikroba maupun
media yang haram.
 Plasenta yang terkadang berasal dari manusia mampu meregenerasi sel-sel kulit dan mencegah penuaan,
sehingga dimanfaatkan sebagai kosmetik.
 Teknologi kloning yang dimulai pada tahun 1962 juga mengundang kontroversi dan menyebabkan bukan
hanya ilmuwan di bidang rekayasa genetika saja yang berkomentar, melainkan juga melibatkan alim ulama.
Mulai dari

Sikap Yang Harus


Diambil
Untuk menangkap peluang dan menjawab
tantangan di atas dalam rangka mencapai
Akademisi di
kebangkitan farmasi Islam, membutuhkan perguruan tinggi Dakwah Kampus Pemerintah Industri
peran serta dari farmasis Islam yang berada di
semua sektor.
Di perguruan tinggi, farmasis Islam yang menjadi dosen dapat
memasukkan materi kefarmasian Islam dalam mata kuliah
agama Islam, seperti yang telah dilakukan Fakultas Farmasi
Universitas Darussalam Gontor. Di sana, calon farmasis
dikenalkan dengan ilmu-ilmu praktis mengenai kehalalan
vaksin, sertifikasi halal, Indonesia sebagai pusat halal sedunia,
dan lain sebagainya. Untuk lembaga dakwah kampus, bisa
menyelenggarakan kajian, diskusi, ataupun seminar dengan
topik yang berkaitan dengan kefarmasian Islam. Farmasis Islam
yang berada di pemerintahan, melalui BPOM hendaknya
memberikan edukasi kepada masyarakat dalam memilih produk
yang aman., tetapi juga memberikan bimbingan kepada
masyarakat umum.
THANKS
Any
Question?

Anda mungkin juga menyukai