Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AKHIR FITOKIMIA

PERCOBAAN 6

UJI NILAI SPF

NAMA KELOMPOK :

RESKI KURNIAWAN

RISKA DESVASARI

ROFIFAH TRI ROSALINDA

SITI WULANDARI

SUCI HARYATI

TANIA ANGELA

VERLIA TASYA ARTARI

WELLY JUNIFER

YUSRIL IHJA MAHENDRA

KELAS : II B

DOSEN : DIAN KARTIKASARI M.Farm.,Apt

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK

2020
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Peserta Mampu Melakukan Penetapan Nilai SPF Pada Ekstrak Tanaman

B. DASAR TEORI
Sinar ultraviolet (UV) adalah sinar yang dipancarkan oleh matahari yang dapat

mencapai permukaan bumi selain cahaya tampak dan sinar inframerah. Sinar UV berada

pada kisaran panjang gelombang 200-400 nm. Spektrum UV terbagi menjadi tiga

kelompok berdasarkan panjang gelombang UV C (200-290), UV B (290-320) dan UV A

(320-400). UV A terbagi lagi menjadi dua subbagian yaitu UV A2 (320-340) dan UV A1

(340-400). Tidak semua radiasi sinar UV dari matahari dapat mencapai permukaan bumi.

Sinar UV C yang memiliki energi terbesar tidak dapat mencapai permukaan bumi karena

mengalami penyerapan di lapisan ozon (Mokodompit dkk., 2013).

Energi dari radiasi sinar ultraviolet yang mencapai permukaan bumi dapat

memberikan tanda dan simptom terbakarnya kulit. Diantaranya adalah kemerahan pada

kulit (eritema), rasa sakit, kulit melepuh dan terjadinya pengelupasan kulit. UV B yang

memiliki panjang gelombang 290-320 nm lebih efektif dalam menyebabkan kerusakan

kulit dibandingkan dengan UV A yang memiliki panjang gelombang yang lebih panjang

320-400 nm (Pratama dan Karim, 2015).

Paparan sinar UV yang berlebihan dapat mengakibatkan sunburn, eritema,

hiperpigmentasi, penuaan dini bahkan kanker kulit. Untuk mencegah efek merugikan

tersebut, dapat dilakukan beberapa cara, salah satunya adalah pemakaian tabir surya dari

bahan alam yang relatif lebih aman bila dibandingkan dengan tabir surya kimiawi. Tabir

surya (sunscreen) adalah suatu zat atau material yang dapat melindungi kulit terhadap

radiasi sinar UV. Efektivitas sediaan tabir surya didasarkan pada penentuan harga SPF
(Sun Protected Factor) yang menggambarkan kemampuan produk tabir surya dalam

melindungi kulit dari eritema (Rejeki dan Sri, 2015).

Tabir surya merupakan bahan-bahan kosmetik yang secara fisik atau kimia dapat

menghambat penetrasi sinar ultraviolet ke dalam kulit (Oroh dan Harun, 2001). Menurut

Shaat (1990) mekanisme kerja tabir surya dibagi menjadi 2 macam, pemblok fisik

(Phisical blockers) dan penyerap kimia (Chemical absorber).

Tabir surya adalah bentuk sediaan kosmetik yang di dalamnya mengandung zat

tertentu yang mampu membaurkan, menyerap atau memantulkan radiasi sinar UV.

Berkurangnya energi dari radiasi sinar UV bisa efek-efek kerusakan yang tidak

diinginkan pada kulit misalnya kanker kulit atau sunburn (Setiawan, 2009). Menurut

Zulkarnain dkk. (2013) tabir surya dapat menyerap sedikitnya 85% sinar matahari pada

panjang gelombang 290-320 nm.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
- Spektrofotometer UV-Vis.
- Timbangan analitik
- Alat-alat gels

2. Bahan
- Ekstrak
- Etanol 96%
D. CARA KERJA

- dibuat ekstrak konsentrasi 1000 ppm,selanjutnya diencerkan dan dibuat


menjadi konsentrasi 2,4,6,8,10 ppm
- Diukur absorbennya pada panjang gelombang 290-320 nm dengan interval
panjang gelombang 5 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis.dalam
pengukuran menggunakan pelarut etanol 96%
- Dihitung nilai SPF berdasarkan data absorben sampel dengan menggunakan
persamaan Mansur
- Diperoleh nilai serapan dikalikan dengan nilai EE x 1 untuk masing-masing
panjang gelombang yang terdapat pada table 1
- Dihasilkan perkalikan serapan dengan EE x 1 dijumlahkan dihasil
perjumlahan dikalikan dengan faktor koreksi yang nilainya 10 untuk
mendapatkan nilai SPF nilai EE ee x1 adalah suatu kostanta.nilai dari panjang
gelombang 290-320 nm dan setiap selisih 5 nm telah ditentukan oleh (sayre et
al 1979)

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

 Pratama, W.A. dan Karim A.Z., 2015, Uji Spf In Vitro Dan Sifat Fisik Beberapa Produk
Tabir Surya Yang Beredar Di Pasaran, Majalah Farmaseutik, 11(1).
 Rejeki, S. dan Wahyuningsih S.S., 2015, Formulasi Gel Tabir Surya Minyak Nyamplung
(Tamanu Oil) Dan Uji Nilai Spf Secara In Vitro, University Research Colloquium, ISSN
2407-9189.
 Setiawan, Tri 2010, Uji Stabilitas Fisik dan Penentuan Nilai SPF Krim Tabir
Surya yang Mengandung Ekstrak Daunt Teh Hijau (Camelia Sinensis L.) Oktil
Metoksisinamat dan Titanium Dioksida, Skripsi, Fakultas MIPA Program Studi
Farmasi. Universitas Indonesia.
 Zulkarnain, A.K., N. Ernawati, dan N.I. Sukardani, 2013, Aktivitas amilum
bengkuang (Pachyrrizus erosus L. Urban) sebagai tabir surya pada mencit dan
pengaruh kenaikan kadarnya terhadap viskositas sediaan. Trad. Med. J., 4(2):2-25.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai