Metode Penelitian
Alat
Ultrasonic bath (Branson 1510); Rotary Evaporator, Timbangan analitik; seperangkat alat
perkolasi, pH meter, viskosimeter, kapas, serta alat-alat gelas yang lazim digunakan di
laboratorium analisis.
5.2. Bahan
Rimpang kencur (K. galanga), etanol 96%, parafin cair, setil alkohol, tween 80, span
80, Akuades
Cara kerja
1. Determinasi Tanaman Kencur
Determinasi dilakukan dengan mencocokkan ciri morfologi yang ada pada tanaman kencur
terhadap pustaka Flora of Java Volume III dan dibuktikan di laboratorium Biologi FKIP
UMP
2.Penyiapan simplisia rimpang kencur
Rimpang kencur (umur 10-12 bulan) diperoleh dari daerah Kebumen Jawa Tengah.
Rimpang kencur dicuci, dikeringanginkan sampai kulit tidak basah. Kemudian diiris dengan
irisan melintang ketebalan 2-5 mm dan dikeringkan di lemari pengering selama 1 minggu
dan diserbuk serta diayak dengan menggunakan ayakan no 40 (Anonim, 1979).
3. Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan cara perkolasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak cair yang
telah dikumpulkan diuapkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh kristal. Kemudian
dilakukan rekristalisasi dengan pelarut etanol 96%.
4. Evaluasi ekstrak
Evaluasi meliputi pemeriksaan organoleptik, uji KLT, dan uji titik leleh. Pemeriksaan
organoleptik ekstrak kencur meliputi bentuk, warna, dan bau. Uji titik leleh dilakukan dengan
cara mengambil sedikit ekstrak (kristal EPMS) menggunakan pipa kapiler dan dimasukkan
dalam heater. Kemudian diamati sampai kristal melebur dan dicatat suhu peleburan. Uji KLT
dilakukan terhadap ekstrak (kristal EPMS) dan dibandingkan dengan EPMS standar. Uji
KLT menggunakan fase diam silika gel F 254 dan fase gerak toluene-etilasetat (93:7).
5. Pembuatan krim
Tabel 1. Formula krim Ekstrak kencur
Jumlah (%)
Bahan
FI
FII
FIII
Ekstrak kencur
Parafin cair
40
40
40
Setil alkohol
Tween 80
3,75
2,50
3,25
Span 80
1,25
2,50
1,75
Metil paraben
0,1
0,1
0,1
Akuades ad
100
100
100
Ket: perbandingan Tween 80 dan Span 80 pada formula 1 (75%:25%), formula 2 (50%:50%) dan
formula 3 (65%:35%).
Ekstrak kencur ditambah span 80 di atas penangas air (diatur suhunya 75 oC), dicampur dengan
paraffin cair dan setil alkohol kemudiaan diaduk hingga homogen (fase minyak). Tween 80
dicampur dengan akuades secukupnya, diaduk hingga homogen (fase air). Fase air dituangkan ke
dalam fase minyak aduk hingga homogen.
6. Pemeriksaan Sifat Fisis Krim
a. Pengamatan Organeleptis
Pengamatan organoleptis meliputi pengamatan perubahan- perubahan bentuk, warna dan
bau yang terjadi pada tiap rentang waktu tertentu selama 30 hari. Pengamatan
organoleptis dilakukan pada hari ke-1, 6, 12, 18, 24, 28 dan 30. Pengamatan dilakukan
dengan replikasi 3 kali.
b. Penentuan tipe krim
Penentuan tipe krim dilakukan dengan teknik pewarnaan. Tiga tetes metilen blue
diteteskan dalam 3 tetes krim, kemudian diamati dengan mikroskop. Jika emulsi
berwarna seragam maka krim yang diuji berjenis m/a. (Ansel, 1989)
c. Pengukuran pH
Pengukuran pH menggunakan alat pH stick. pH stick dicelupkan ke dalam sediaan krim,
kemudian didiamkam sesaat dan dilihat warna yang terjadi yang menunjukkan nilai pH.
Pengukuran pH dilakukan pada hari ke-1, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27 dan 30.
Pengukuran dilakukan replikasi 3 kali.
d. Pengukuran Viskositas Krim
Viskositas sediaan krim diukur menggunakan Viskosimeter Brook Field LV. Sediaan
sebanyak 25 gram dimasukkan kedalam cup, kemudian dipasang spindel ukuran 4 dan
rotor dijalankan dengan kecepatan 60 rpm. Hasil viskositas dicatat setelah viskotester
menunjukan angka yang stabil (dikalikan faktor 100). Pengukuran viskositas dilakukan
pada hari ke-1 dan 30. Pengukuran dilakukan replikasi 3 kali.
Hasil & Pembahasan
1. Determinasi tanaman kencur
Determinasi dilakukan dengan tujuan untuk memastikan kebenaran bahan tanaman yang
digunakan dalam penelitian. Hasil determinasi menggunakan acuan buku Flora of Java III
(Becker dan Bachuizen Van Den Brink, 1963) menunjukkan hasil sebagai berikut:
207. Zingiberaceae
mendapatkan emulsi yang stabil pada nilai HLB butuhnya. Dalam formulasi ditambahkan
paraffin cair 40% sebagai pelembut pada kulit, setil alcohol 5% sebagai basis krim yang
dapat menyerap air, metil paraben 0,1% sebagai bahan pengawet (Rowe et al, 2003).
5. Evaluasi sifat fisik krim
a. Tipe krim
Hasil pemeriksaan menggunakan metode pewarnaan dengan metilen biru
menunjukkan bahwa formula 1, 2,dan 3 mempunyai tipe minyak dalam air. Pewarna
metilen biru larut dalam senyawa polar. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa fase luar
(air) berwarna biru sedangkan tetes-tetes fase dalam (minyak) tidak berwarna sehingga
dapat disimpulkan tipe krim m/a. EPMS yang bersifat nonpolar terperangkap ke dalam
fase minyak di bagian dalam sehingga bau kencur dalam sediaan tertutupi.
b. Pemeriksaan organoleptis
Pemeriksaan organoleptis krim dilakukan untuk mengamati stabilitas fisik sediaan
dengan melihat perubahan bentuk, warna dan bau yang mungkin terjadi selama
penyimpanan.
Tabel 3. Hasil pemeriksaan organoleptis krim tabir surya ekstrak kencur
Formula
Pengamatan organoleptis
Bau
Bentuk
Warna
1
Khas kencur lemah
Semipadat
Putih susu
2
Khas kencur
Semipadat
Putih susu
3
Khas kencur lemah
Semipadat
Putih susu
Keterangan: pengamatan dilakukan selama 30 hari dan tidak terjadi perubahan bau,
warna dan bentuk.
Berdasarkan pengamatan organoleptis diketahui bahwa selama 30 hari penyimpanan,
krim tidak mengalami perubahan warna, bau dan bentuk. Hal ini menunjukkan bahwa
sediaan krim stabil secara fisika. Formula 2 masih menunjukkan bau kencur yang sedikit
kuat. Hal ini bisa disebabkan oleh pembentukan tetesan fase dalam (mengandung EPMS)
terlalu besar sehingga bau kencur (EPMS) masih terasa.
c. pH
Pemeriksaan pH sediaan krim bertujuan untuk memastikan bahwa pH krim sesuai
dengan pH kulit sehingga tidak menimbulkan iritasi pada saat digunakan. Hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa pH krim berkisar antara 6-7. Rentang nilai pH ini
masih dalam batas aman untuk sediaan topical. Nilai pH yang aman untuk kulit atau
sediaan topikal sekitar 4,5-6,5 (Soeratri et al, 2005).
Hasil pengamatan pH selama masa penyimpanan 30 hari menunjukkan bahwa sediaan
krim mengalami penurunan pH. Meski demikian perubahan pH yang terjadi masih dalam
toleransi batas aman pH kulit.
Tabel 4. Pemeriksaan pH sediaan krim tabir surya ekstrak kencur
Formula
pH
Hari ke-1
Hari ke-30
1
7
6
2
6
5
3
7
7
d.Viskositas
Pemeriksaan viskositas untuk memastikan tingkat kekentalan sediaan krim yang
sesuai untuk penggunaan topikal. Secara fisik krim yang dihasilkan mempunyai
kekentalan yang cukup untuk pemakaian topikal sehingga memudahkan penyebaran di
permukaan kulit.
Tabel 5. Pemeriksaan viskositas sediaan krim tabir surya ekstrak kencur
Formula
Viskositas (poise)
Hari ke-1
Hari ke-30
1
45,5
31,8
2
38,3
28,5
3
49,0
39,0
Tabel 6. Hasil uji anava viskositas sediaan krim tabir surya ekstrak kencur
Faktor
Formula
Penyimpanan
Nilai F
F hitung
257,383
895,596
F tabel (0,05)
3,89
4,75
Soeratri, W., Tutik, P., 2004, Penambahan Asam Glikolat Terhadap Efektifitas Sediaan Tabir
Surya Kombinasi Anti UV-A dan Anti UV-B Dalam Basis Gel, Majalah Farmasi
Airlangga 04 (03), Surabaya