Anda di halaman 1dari 26

HUBUNGAN ISLAM

DENGAN ILMU FARMASI

1
Landasan Pengobatan
dalam Al-Qur’an dan Hadist

Kesehatan merupakan nikmat yang harus disyukuri sebagai anugerah


kehidupan. Namun kondisi lingkungan, kesalahan pola hidup ataupun
serangan wabah dari lingkungan sekitar membuat manusia dapat
mengalami sakit. Manusia diberikan akal dan potensi alam sekitar untuk
mengatasi penyakitnya. Oleh karena itu, Islam mewajibkan umatnya
untuk berusahan/berikhtiar dan mengobati penyakitnya bukan sekedar
pasrah dan tidak berusaha mengatasinya.

2
Diriwayatkan dari Usamah, ia berkata: “Seorang Badui berkata: Ya
Rasulullah! Tidakkah kita berobat? Rasulullah SAW menjawab: Ya, wahai
hamba-hamba Allah, berobatlah. Sesungguhnya Allah tidak membuat
penyakit tanpa membuat kesembuhan baginya kecuali satu penyakit. Mereka
bertanya: Apakah satu penyakit itu Ya Rasulullah? Rasulullah menjawab:
Tua” (H.R. Usamah)

3
Obat dalam Al-Qur’an dan
Hadist
O Agama Islam adalah agama yang kaffah atau
sempurna dan lengkap. Semua
permasalahan hidup termasuk mengenai
pengobatan terhadap penyakit yang diderita
oleh manusia. Ajaran Islam mendorong kita
untuk tetap mengobati penyakit yang kita
derita dengan cara yang Islami, tentunya
dengan obat dan terapi yang ditawarkan
oleh Al-Qur’an dan Nabi saw

4
O “Sesungguhnya Allah telah menurunkan
penyakit beserta obatnya dan Dia telah
menjadikan setiap penyakit ada abatnya,
maka berobatlah kalian dan jangan berobat
dengan barang yang haram” (H.R. Abu
Dawud).
O “Sesungguhnya Allah tidak akan
menjadikan kesembuhan dengan sesuatu
yang ia haramkan atasmu” (H.R. Bukhari).

5
Berikut contoh pengobatan yang dicontohkan
Al-Qur’an dan Nabi saw.:

1. Kurma
“Rasulullah saw berbuka puasa dengan beberapa biji buah kurma
sebelum salat. Sekiranya tidak terdapat kurma, maka Rasulullah  saw akan
berbuka dengan beberapa biji anggur. Sekiranya tiada anggur, maka Baginda
meminum beberapa teguk air” (H.R. Ahmad).  
2. Habbatus saudah
Rasulullah saw bersabda: “Hendaklah kamu menggunakan
habatussaudah karena sesungguhnya padanya terdapat penyembuhan bagi
segala penyakit kecuali mati” (H.R. Abi Salamah dari Abu Hurairah).
3.      Madu
Allah berfirman: “Dari perut lebah ini keluar minuman (madu)
yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir” (Q.S.
An Nahl: 69).

6
Produk Farmasi dalam Pandangan Islam

Masalah halal dan haram dari obat dan kosmetik


merupakan bagian pokok dari tinjauan kritis
produk farmasi bagi seorang muslim, karena hal
ini menyangkut keamanan dari segi ruhaniah bagi
seorang yang mengkonsumsinya seperti
mempengaruhi terkabulnya doa di sisi Allah swt.

“Perbaikilah makananmu, maka Allah akan


mengabulkan doa-doamu” (H.R. Ath-Thabrani).

7
Obat
Titik kritis untuk obat yang diisolasi dari hewan adalah ketika hewan bisa berasal dari sapi, babi atau hewan lain
yang diharamkan. Selain itu cara penyembelihan hewanpun harus benar-benar dipertimbangkan.

untuk produk metabolit mikroba titik kritis kehalalan medium


serta enzim pertumbuhan yang digunakan untuk pertumbuhan
bakteri. Bahan untuk ekstraksi metabolit aktif pun harus
dipertimbangkan apakah menggunakan alkohol murni atau
produk sampingan dari industri khamr
Beberapa zat aktif obat yang harus dicermati adalah kelompok
hormon, enzim, dan vitamin. Produk hasil bioteknologi ini bisa
berasal dari produk mikrobil yang haram, media penyegaran dan
perbanyakan dari bahan yang haram, atau bahan penolong yang
haram. Pada tingkat teknologi yang lebih tinggi harus
dipertimbangkan juga apakah mikroba rekombinan gennya
berasal dari hewan yang haram atau tidak. 8
 Obat bahan alam

Bahan dasar obat bahan alam tidak sepenuhnya berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan. Kenyataannya
produk-produk hewan pun juga masuk dalam ramuan obat bahan alam. Ramuan tradisional itu juga
mengenal bahan-bahan hewani, seperti kuda laut, bagian organ dari ayam, bagian organ ular (empedu,
darah, lemak, serta otaknya), buaya, kalajengking, laba-laba, dan ekstrak berbagai bagian dari jenis
binatang. Jadi, perlu kehati-hatian dalam memilihnya sebab penggunaan hewan ini harus dilihat dari segi
jenis hewannya halal atau tidak.

Pembuatan obat dari bahan alam yang halal dari hewan hendaklah dari
hewan yang halal dikonsumsi. Bagi produsen yang menggunakan hewan
sebagai bahan pembuatan obat, dapat menanyakan hukum hewan yang
digunakannya apakah halal atau haram.

9
Kosmetik
Produk kosmetik memang tidak dimakan dan masuk ke dalam
tubuh. Oleh karena itu, penggunaan kosmetik biasanya
dikaitkan dengan masalah suci dan najis. Unsur kosmetik
haruslah terdiri dari zat yang halal, tidak najis atau menjijikkan
daa tidak membahayakan tubuh pemakainya serta jangan
sampai kosmetik menjadi sarana tabarruj yakni berdandan yang
berlebihan dan bukan pada tempatnya.

Sediaan kosmetik ini terdapat peluang digunakannya bahan


aktif atau bahan pembantu dari bahan yang haram atau
diragukan/subhat. Status kehalalan ini kritis terutama pada
produk dengan bahan hasil isolasi dari hewan (kolagen, dll),
menggunakan alkohol, menggunakan bagian dari manusia
seperti plasenta dan cairan amniotik.

10
Pelayanan Kefarmasian
Perubahan paradigma pelayanan farmasi
dari drug oriented menjadipatient
oriented sehingga menjadikan profesi farmasi
menjadi peluang sekaligus tantangan. Farmasis
berperan dalam membantu pengobatan dan
perwatan mandiri pasien untuk memilihkan obat
yang baik dan halal.

11
Fungsi utama dari dari pelaksanaan asuhan
kefarmasian (Pharmaceutical care)

mengidentifikasi baik yang aktual maupun potensial


masalah yang berhubungan dengan obat, menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan obat, serta mencegah
terjadinya masalah yang berhubungan dengan obat.

Dalam etika farmasi, para farmasis memiliki


kewajiban untuk melindungi pasien dari kerugian
akibat kesalahan pemakaian obat yang merugikan.

12
Diawal Farmasi memeriksa kebutuhan pasien,
ditengah memeriksa kembali semua informasi dan
memilih solusi bagi DRP (Drug Related
Problem), diakhir menilai hasil intervensi (evaluasi)
sehingga didapat hasil yang optimal sehingga pada
akhirnya diharapkan kualitas hidup pasien meningkat
serta hasilnya memuaskan. Dengan mengutamakan
keselamatan dan melindungi pasien dari penggunaan
obat yang membahayakan diri pasien, berarti farmasis
turut memelihara kehidupan pasien tersebut sesuai
dengan anjuran ajaran Islam.

13
PSIKOTERAPI PENDEKATAN
ISLAMI

14
Sejarah Perkembangan
Psikoterapi
Kekuatan- kekuatan yang dianggap bisa
menyembuh-kan orang sakit melalui
ilmu gaib, takhayul dan kepercayaan
terhadap kekuatan2 yg ada di luar akal
manusia dan dimiliki oleh para sesepuh,
orang pintar, antara lain tokoh agama,
mewarnai cara penyembuhan berabad-
abad lalu. Jauh sebelum masehi.
Muncullah Tokoh2 psikoterapi Sebelum
Masehi
384-322
Sebelum Masihi

Aristotele Socrates Plato


(384 BC - 322 (470 BC – 399
BC BC) ( 427 BC – 347 BC)
Tokoh Psikoterapi Abad Masehi

O Ibn Sina
O 370 H – 428 H/ 980 – 1037 M
O Dibarat dikenal dengan nama AVICENA
(Bapak Kedokteran dalam dunia Islam)

17
 Pada awal abad 18 penanganan pasien jiwa lebih
manusiawi, t4 penampungan sakit jiwa dijadikan
rumah sakit;

 Pada 1780 Pinel memperkenalkan pendekatan


memalui sikap ramah dirumah sakit dan ini
dianggap sebagai permulaan pendekatan baru;

 Pada awal abad 19 muncul latihan penguasaan diri


sebagai teknik perubahan prilaku, jadi sebagai
teknik psikoterapi
 Anton Mesmer (1734 -1815) tokoh yg
menggunakan teknik hipnosis dengan sugesti-
sugestinya utk mengubah dorongan psikis pd
mereka yg mengalami gangguan neurotik
terutama penderita histeria;

 Jean Martin Charcot (1825 – 1893) & Hippolyte


Bernheim (1840 – 1919) bahwa gangguan
kejiwaan antara lain dilatarbelakangi oleh
faktor psikologis

19
 Paul Dubois (1848 – 1918) dokter dari swiss yg pertama
kali menggunakan teknik bicara pd pasien jiwa, sbg
seorang psikoterapis pertama;

 Pierre Janet (1859 – 1947) menemukan sistem baru dalam


psikiatri;

 Sigmund Frued (1856 – 1939), teori Kesadaran dan


ketidaksadaran.
 (Sumber: Konseling dan Psikoterapi. Singgih D Gunarsa)

20
Ajaran Islam mengandung banyak petunjuk
dalam segala bidang kehidupan, bimbingan
Allah SWT yang ada dalam Al Qur’an dan
sunnah rasul dapat digunakan oleh setiap orang
yang memahaminya, dan dapat pula
dimanfaatkan oleh para ahli di bidang
psikoterapi Islam, diantaranya:

21
 Bahwa setiap manusia yang beriman ingin
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akherat.
 Psikoterapi Islam, mempunyai kaitan yang erat
dengan manusia yang membutuhkan manusia
lainnya, alam dan terutama dengan Allah SWT.
 Bahwa manusia dalam upayanya mencapai
bahagia di dunia dan akherat, perlu bimbingan
agar seimbang dan tidak terlalu berat ke dunia
atau ke akherat, sehingga tidak terjadi
penderitaan baik di dunia maupun di akherat.
Konsep Psikoterapi Islam:

Dalam perspektif bahasa kata psikoterapi berasal dari


kata psyche yang berarti jiwa dan hati.

Dan kata terapi dalam bahasa Inggris bermakna


pengobatan dan penyembuhan. Sedangkan dalam bahasa
Arab kata terapi sepadan dengan ‫ ءافشتسإلا‬yang berasal
dari‫ ءافش‬-‫ ى فش– ى فشي‬yang artinya menyembuhkan.
Firman Allah yang memuat kata syifa’ :

Artinya : “Wahai manusia sesungguhnya telah


datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
untuk penyakit yang ada dalamdada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman (percaya dan
yakin)”. (QS. Yunus : 57)
Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa
psikoterapi Islam adalah proses pengobatan dan
penyembuhan suatu penyakit, apakah mental,
spiritual, moral maupun fisik dengan melalui
bimbingan al-Qur’an dan as-Sunnah Nabi SAW
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai