Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

MAKANAN HARAM DAN HALAL DALAM


AGAMA ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pendidikan Agama
Dosen Pengampu ; Drs. Istiqomah, M. Si

Disusun oleh ;
Rizky Andreansah (7101220003)
Rizky Ardiansyah (7101220005)

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER
UNIVERSITAS BUNG KARNO
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil'alamin, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadiran


Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan
kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu
kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang te hh menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.Adapun penulisan makalah ini
merupakan bentuk dari pemenuhan beberapa tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam. Pada makalah ini akan dibahas mengenai makanan haram dalam
hukum agama islam.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian
makalah ini hingga rampungnya makalah ini. Penulis juga berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.
Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca
untuk memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan
makakah kami ini, untuk kemudian kami akan merevisi kembali pembuatan
makakah ini di waktu berikutnya
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………….

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Makanan Haram Dan Halal Dalam Agama Islam
2.2 …………………………………
2.3 …………
2.4 ……………………
2.5
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………….
3.2 Saran ………………………………………………………………
`

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum makanan halal dan haram dalam agama Islam merupakan salah satu
aspek penting dalam ajaran Islam. Dalam agama ini, terdapat beberapa jenis
makanan yang dianggap haram karena dianggap tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip ajaran Islam. Makanan yang dilarang ini biasanya terkait dengan
kandungan zat atau sumber yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam,
seperti daging hewan yang tidak disembelih sesuai syariat atau minuman yang
mengandung alkohol.

Makanan yang dikategorikan sebagai haram adalah makanan yang dilarang


dalam agama Islam. Makanan ini biasanya berasal dari hewan yang tidak
dibenarkan untuk dikonsumsi, seperti daging babi, daging binatang yang tidak
disembelih dengan benar, dan daging yang tidak halal. Selain itu, makanan yang
dihasilkan dari proses yang tidak sesuai dengan syariat Islam juga dikategorikan
sebagai makanan haram.

Sedangkan makanan yang dikategorikan sebagai halal adalah makanan yang


diperbolehkan dalam agama Islam. Makanan ini biasanya berasal dari hewan
yang disembelih dengan benar dan tidak berasal dari proses yang tidak sesuai
dengan syariat Islam.

Latar belakang masalah makanan haram dan halal adalah karena keyakinan
dan ajaran agama Islam yang mengatur tentang makanan yang boleh dikonsumsi
dan yang tidak boleh dikonsumsi oleh umat Muslim. Di samping itu, masalah ini
juga muncul karena adanya pertentangan pandangan tentang apa yang dianggap
halal dan haram dalam agama Islam antar golongan atau komunitas.

Pengharaman makanan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan dan kesucian


umat Islam, serta untuk memelihara ajaran-ajaran agama yang telah ditetapkan
oleh Allah SWT. Dalam makalah ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai
hukum makanan haram dalam agama Islam, serta beberapa contoh makanan
yang termasuk dalam kategori ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada
karya ilmiah ini adalah

1. Bagaimana pemahaman hukum makanan haram dalam agama Islam?


2. Apa saja contoh makanan yang termasuk dalam kategori haram dalam
agama Islam?
3. Mengapa penting untuk menjaga diri dari makanan haram dalam agama
Islam?
4. Bagaimana cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari makanan
haram dalam agama Islam?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui pemahaman hukum makanan haram dalam agama


Islam.
2. Untuk mengetahui contoh-contoh makanan yang termasuk dalam
kategori haram dalam agama Islam.
3. Untuk mengetahui pentingnya menjaga diri dari makanan haram dalam
agama Islam.
4. Untuk mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari
makanan haram dalam agama .
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Makanan Haram Dan Halal Dalam Agama Islam
2.2. Contoh Makanan Haram
2.3. Contoh Makanan Halal

2.4 Halal Atau Haram? Menurut Ahmad Sarwat , Lc., M.A


2..5 Makanan Halal Dan Haram Menurut Suryana
2.5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Makanan Haram Dan Halal Dalam Agama Islam

Dalam agama Islam, hukum makanan dibagi menjadi dua kategori: makanan
yang halal (diperbolehkan) dan makanan yang haram (dilarang). Hukum ini
didasarkan pada beberapa dalil dari Al-Quran dan Hadits. Makanan yang halal
dalam agama Islam adalah makanan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh
umat Islam. Beberapa contoh makanan halal dalam agama Islam adalah daging
yang diperoleh dari hewan yang halal (seperti daging sapi, kambing, dan ayam)
yang diolah dengan cara yang halal (seperti dibunuh dengan cara yang benar),
buah-buahan, sayuran, dan tumbuh-tumbuhan yang tidak berbahaya.
Sedangkan makanan yang haram dalam agama Islam adalah makanan yang
dilarang untuk dikonsumsi oleh umat Islam. Beberapa contoh makanan haram
dalam agama Islam adalah daging yang diperoleh dari hewan yang haram
(seperti babi dan anjing), daging yang diperoleh dengan cara yang haram (seperti
dibunuh dengan cara yang tidak benar), alkohol, dan makanan yang dicampur
dengan bahan-bahan yang haram.Sebagian makanan yang diharamkan
dikonsumsi berdasarkan syariat Islam berasal dari hewan-hewan yang tidak
disembelih dengan benar, seperti dari binatang buruan, yang tidak dibunuh
secara halal, dari darah, dari babi, dari binatang yang dikonsumsi yang tidak
disembelih dengan cara yang benar. juga dari makanan yang diharamkan karena
mengandung bahan haram seperti alkohol.
Adapun latar belakang diberlakukannya hukum makanan halal dan haram
dalam agama Islam, sebagian besar didasarkan atas kebersihan dan kesehatan
makanan. Seperti menghindari daging babi yang diketahui menyebar penyakit
tertentu. Selain itu, pembatasan terhadap makanan yang diharamkan juga
diharapkan dapat menjaga kesucian moral dan spiritual umat muslim. Dalam
praktiknya, umat muslim diharapkan untuk selalu berhati-hati dalam memilih
dan mempersiapkan makanan. Ada beberapa cara untuk mengetahui apakah
makanan tersebut halal atau haram, seperti dengan mengecek label halal,
menanyakannya kepada penjual atau pemerintah, atau mengetahui cara
pembuatannya

2.2. Makanan Yang Diharamkan


Sebagaimana diterangkan di atas bahwa dari sebagian makanan yang ada
disekitar kita, terdapat makanan dan minuman yang diharamkan. Pokok
haramnya makanan itu adalah ketentuan dari Al-Quran dari Hadits
Haram artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang
dilarang oleh syara' untuk dimakan. Setiap makanan yang dilarang oleh syara'
pasti ada bahayanya dan yang meninggalkan yang dilarang syara' pasti ada
manfaatnya dan mendapat pahala.
Dalam Islam makanan yang haram ada dua jenis, yaitu sebagai berikut
1) Haram karena zatnya. Maksud haram karena zatnya adalah bahwa asal
darimakanan tersebut memang sudah haram, seperti daging bangkai,darah,
babi, khamr, dan yang lainnya.
2) Haram karena sebab yang tidak berhubungan dengan zatnya. Maksudnya,
asal makanan tersebut adalah halal. Akan tetapi, menjadi haram karena ada
sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut. Misalnya, ayam hasil
mencuri, sesajen perdukunan, atau makanan yang disuguhkan pada acara-
acara tertentu di luar syariat Islam.

Di antara makanan yang diharamkan dalam Al-Qur’an adalah bangkai,


darah, daging babi, dan sembelihan bukan karena Allah. Firman Allah dalam
surah Al-Ma’idah ayat 3 :
Artinya: "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan
(daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang
dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk
berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah),
(karena) itu suatu perbuatan fasik. (Q.S. Al-Ma'idah: 3)
Berdasarkan ayat di atas, dapat kita ketahui beberapa jenis makanan
haram, yaitu sebagai berikut.
1.Bangkai
Bangkai adalah hewan yang mati bukan karena disembelih atau diburu.
Hukum bangkai jelas haram, kecuali dua jenis bangkai yaitu bangkai ikan dan
belalang. Hal tersebut dijelaskan dalam hadits dari Ibnu Umar:
"Dari Ibnu Umar, ia berkata bahwa Rasulullah telah bersabda: "Telah dihalalkan
bagi kita dua bangkai dan dua darah. Adapun dua bangkai ialah, (bangkai)
belalang dan ikan. Sedangkan dua jenis darah ialah hati dan jantung." (H.R.
Imam Ahmad dan Ibnu Majah).
Pada hadits di atas, ada dua binatang yang dikecualikan oleh syariat Islam
dari kategori bangkai, yaitu bangkai belalang dan ikan. Selain bangkai ikan dan
belalang maka bangkai yang lainnya diharamkan dalam Islam. Bangkai yang
diharamkan itu ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
1) Al-Munkhaniqatu, yaitu hewan yang mati karena tercekik, baik secara
sengaja ataupun tidak.
2) Al-Mauquzatu, yaitu hewan yang mati karena dipukul dengan alat/ benda
keras hingga mati.
3) Al-Mutaraddiyatu, yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat tinggi
atau jatuh ke dalam sumur hingga mati.
4) An-Natihatu, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya.
5) Hewan yang mati karena dimangsa oleh binatang buas. 6) Semua hewan
yang mati tanpa penyembelihan, misalnya disetrum.
7) Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmallah.
8) Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan
membaca basmallah.
9) Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya. Hal ini
berdasarkan hadits Rasulullah SAW:
Dari Abi Waqid al-Laitsi, ia mengatakan Rasulullah SAW telah bersabda:
"Segala apa-apa yang dipotong dari tubuh binatang, sedang binatang itu
masih hidup, maka itu adalah bangkai." (H.R.Abu Daud dan Tirmidzi)
Rasulullah juga pernah ditanya tentang air laut maka beliau bersabda:
Dari Abu Hurairah ia berkata: telah bersabda Rasulullah SAW,tentang laut,
“Laut itu airnya pembersih dan bangkainya halal.” (H.R. Jamaah)
2. Darah
Makanan kedua yang diharamkan dalam Al-Qur'an surah Al-Ma'idah ayat 3
adalah darah yang mengalir. Dalam hal ini, Ibnu Abbas pernah ditanya tentang
limpa (thihal), maka jawab beliau: Makanlah! Orang-orang kemudian berkata:
Itu kan darah. Maka jawab Ibnu Abbas: Darah yang diharamkan atas kamu
hanyalah darah yang mengalir.
Rahasia diharamkannya darah yang mengalir di sini adalah justru karena
kotor, yang tidak mungkin jiwa manusia yang bersih suka kepadanya. Dan
inipun dapat diduga akan berbahaya, sebagaimana halnya bangkai. Darah
merupakan tempat yang subur bagi tumbuh kembang bakteri. Keberadaan darah
dalam hewan yang telah mati membantu tumbuhnya mikroba dan dapat
mempercepat rusaknya daging. Oleh karena itu, hewan yang telah disembelih
harus benar-benar dibersihkan dari darahnya.
Darah yang diharamkan adalah darah yang mengalir dari hewan ketika
dilakukan penyembelihan. Hal itu didasarkan pada firman Allah SWT:
"Katakanlah, 'Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku, sesuatu
yang diharamkan memakannya bagi yang hendak memakannya, kecuali daging
hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging babi - karena semua itu
kotor - atau hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah. Tetapi barangsiapa
terpaksa bukan karena menginginkan dan tidak melebihi (batas darurat), maka
sungguh Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Q.S. Al-An'am: 145)
Sedangkan darah yang memiliki pengertian daging, misalnya hati dan limpa
ataupun yang bercampur dengan daging yang keberadaannya tidak mengalir,
maka yang demikian itu tidak haram, karena adanya ijma' yang menghalalkan
hal tersebut. Selain itu, didasarkan pula pada hadits.

3. Binatang Yang Disembelih Bukan Karena Allah


Keempat adalah binatang yang disembelih bukan karena Allah, yaitu
binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah, misalnya nama
berhala kaum penyembah berhala (watsaniyyin) dahulu apabila hendak
menyembelih binatang, mereka sebut nama-nama berhala mereka seperti Lata
dan Uzza. Ini berarti suatu taqarrub kepada selain Allah dan menyembah kepada
selain asma' Allah yang Mahabesar.
Sebab diharamkannya binatang yang disembelih bukan karena Allah. di sini
ialah semata-mata karena agama, dengan tujuan untuk melindungi aqidah tauhid,
kemurnian aqidah dan memberantas kemusyrikan dalam berbagai bidang.
Allah menjadikan manusia dan yang menyerahkan semua urusan di bumi ini
kepada manusia. Allah juga menjinakkan binatang untuk manusia dan telah
memperbolehkan manusia untuk menyembelih binatang yang dihalalkan untuk
memenuhi kepentingan manusia dengan menyebut asma- Nya ketika
menyembelih. Dengan demikian, menyebut asma' Allah ketika itu berarti suatu
pengakuan, bahwa Dia-lah yang menjadikan binatang yang hidup ini, dan kini
telah memperbolehkan kepada manusia untuk menyembelihnya. Oleh karena itu,
menyebut selain nama Allah ketika menyembelih berarti meniadakan perkenan
ini dan dia berhak menerima larangan memakan binatang yang disembelih itu.

Anda mungkin juga menyukai