Anda di halaman 1dari 5

MATERI KONSELING

Nama : Riswandi, S.Hum


NIP : 198812012023211018
Pangkat/Gol/TMT : Penata Muda / III.a / 1 Agustus 2023

I. PENDAHULUAN
Materi konseling merupakan salah satu unsur penting yang harus disiapkan
dalam pelaksanaan pelayanan konseling atau informasi kategori II. Materi
yang harus disiapkan dapat memuat bidang : pengelolaan dana sosial
keagamaan, produk halal, pemberdayaan ekonomi dan bidang sosial
keagamaan lainnya.
II. DASAR HUKUM
PERMENPAN RB NO. 9 Tahun 2021 tentang Tugas dan Fungsi Penyuluh
Agama Islam
III. TUJUAN
Materi konseling ini disusun sebagai sumber rujukan pada permasalahan
klien yang mempertanyakan berbagai permasalahan sosial keagamaan.
IV. METODE
Metode pelaksanaan konseling dapat dilakukan dengan dialog (face to face)
atau melalui media sosial facebook/Whatsapp.
V. MATERI

1. Materi Produk halal

a. Pengertian produk halal

Produk Halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan


sesuai dengan Syariat Islam. Produk yang memenuhi makanan dan
Minuman yang halal diantaranya adalah: Pertama, Tidak mengandung
babi atau produk-produk yang berasal dari babi. Seperti: lard (lemak
babi), gelatin babi, emulsifier babi (E471), lechitine babi, kuas dengan
bulu babi (bristle). Hal ini terdapat dalam QS. Al-Baqarah
(2):173. Kedua Daging yang berasal dari hewan halal yang disembelih
menurut tata cara Syariat Islam. QS. al-Maaidah (5):3. Ketiga Semua
bentuk makanan/minuman yang tidak mengandung alkohol dan

1
turunannya, atau bukan alkohol sebagai suatu ingredient yang sengaja
ditambahkan, serta bukan khamr. QS. al-Baqarah (2):219, al-Maaidah
(5):90. Keempat Bukan merupakan bangkai dan atau darah yang haram
dimakan manusia. QS. al-Baqarah (2):173. Termasuk segala jenis
makanan yang didapat/diperoleh secara halal (halal lighairihi).

b. Makanan Yang Dihalalkan Allah SWT.

Halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syari’at


untuk di konsumsi, Terutama dalam hal makanan dan minuman. Firman
Allah swt surat al-Baqarah ayat 168:

‫حل ضرل اْ˚ ىف ما م ا ولك سانل اهيا ي‬ ‫نيبم ودع مكل هنا نطيشلا توطخ اوع بتت ل ˚ْو اب ي ط‬

Terjemah:
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.

Dalam ayat di atas telah diterangkan bahwa orang-orang islam di


syariatkan untuk makan makanan yang halal dan baik. Makanan yang
halal dan baik disini adalah makanan yang di perbolehkan oleh syarat
baik dari segi zatnya, cara memperolenya dan cara mengolahnya.
Adapun makanan yang baik adalah makanan yang baik bagi kesehatan
dan tidak membahayakan dirinya.

Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk
dimakan kecuali ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad
SAW untuk dimakan. Agama Islam menganjurkan kepada pemeluknya
untuk memakan makanan yang halal dan baik. Makanan “halal”
maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhai
Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi
tubuh, atau makanan bergizi. Makanan yang enak dan lezat belum tentu
baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan tersebut berbahaya bagi
2esehatan. Selain itu makanan yang tidak halal bisa
mengganggu kesehatan rohani. Karena daging yang tumbuh dari
makanan haram akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka.

2
Jika dilihat dari jenisnya, terdapat tiga jenis makanan halal yaitu:
(1) Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci,
ayam, kambing, sapi, burung, ikan. (2) Berupa nabati
(tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain. (3)
Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua. Sedangkan jika
dilihat dari cara memperolehnya, Makanan yang halal terbagi menjadi
empat bagian, yaitu: (1) Makanan yang diperoleh dari usaha seperti
bekerja sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir, dll. (2) Makanan
yang diperoleh dari hasil mengemis dengan syarat diberikan secara
ikhlas. Pekerjaan itu halal, tetapi dibenci Allah seperti mengemis,
mengamen dan lain-lain. (3) Makanan yang diperoleh dari hasil sedekah
seperti zakat, infak, hadiah, tasyakuran, walimah, warisan, wasiat, dan
lain-lain. (4) Makanan yang diperoleh dari hasil rampasan perang yaitu
makanan yang didapat dalam peperangan (ghoniyah).

c. Manfaat Mengkonsumsi Produk/Makanan Halal

Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi
tentu sangat berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan
rohani. Hasil dari makanan minuman yang halal sangat membawa
berkah, barakah bukan berarti jumlahnya banyak, meskipun sedikit,
namun uang itu cukup untuk mencukupi kebutuhan sahari-hari dan juga
bergizi tinggi. Bermanfaat bagi pertumbuhan tubuh dan perkembangan
otak. Lain halnya dengan hasil dan jenis barang yang memang haram,
meskipun banyak sekali, tapi tidak barokah, maka Allah menyulitkan
baginya rahmat sehingga uangnnya terbuang banyak hingga habis
dalam waktu singkat.

Diantara beberapa manfaat menggunakan dan mengkonsumsi


makanan dan minuman halal, yaitu : (1) Membawa ketenangan hidup
dalam kegiatan sehari-hari, (2) Dapat menjaga kesehatan jasmani dan
rohani, (3) Mendapat perlindungan dari Allah SWT. (4) Mendapatkan
iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT, (5) Tercermin kepribadian yang
jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya, dan (6) Rezeki yang
diperolehnya membawa barokah dunia akhirat.

3
d. Mudharat Mengkonsumsi Produk/Makanan Haram

Makanan dan minuman haram selain dilarang oleh Allah, juga


mengandung lebih banyak mudharat (kejelekan) daripada kebaikannya.
Hasil haram meskipun banyak, namun tidak berkah atau cepat habis
dibandingkan yang halal dan berkah. Selain itu juga makan haram
merugikan orang lain yang tidak mengetahui hasil dari perbuatan haram
itu. Sehingga keluarga, teman, kerabat ikut terkena getahnya. Dan juga
yang mencari rezeki haram tidak tenang dalam hidupnya apalagi dalam
jumlah bayak dan besar karena takut diketahui dan mencemarkan nama
baiknya dan keluarga sanak familinya.

Ada beberapa mudharat lainnya, yaitu : (1) Doa yang dilakukan


oleh pengkonsumsi makanan dan minuman haram,
tidak mustajabah (maqbul). (2) Uangnya banyak, namun tidak berkah,
diakibatkan karena setan mengarahkannya kepada kemaksiatan dengan
uang itu. (3) Rezeki yang haram tidak barokah dan hidupnnya tidak
tenang. (4) Nama baik, kepercayan, dan martabatnya jatuh bila
ketahuan. (5) Berdosa, karena telah melanggar syariat aga ma Allah,
dan (6) Merusak secara jasmani dan rohani kita.

Selain itu, banyak ulama yang memaparkan akibat lainnya


diantaranya adalah: (1) Tidak Terkabulnya Doa, (2) Mengikis Keimanan
Pelakunya, (3) Mencampakkan Pelakunya ke Neraka, (4) Mengeraskan
Hati Pelaku, (5) Amal ibadahya tidak akan diterima dan doanya tidak
akan dikabulkan Allah Swt.

Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Dari Abu Hurairah R.a. ia


berkata: “Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah Saw adalah
Dzat Yang Maha Baik, tidak mau menerima kecuali yang baik dan
sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang mukmin sesuai
dengan yang diperintahkan kepada para Rasul.

Sedangkan dalam Sains, Makanan dan minuman haram bisa


merusak jiwa (terutama minuman keras yang mengandung alkohol),
seperti: (1) Kecerdasan menurun, (2) Cenderung lupa dan melakukan
hal-hal yang negatif, (3) Senang menyendiri dan melamun, (4) Semangat
kerja berkurang, (5) Makan dan minuman yang haram dapat

4
membahayakan kesehatan, (6) Makanan dan minuman yang haram
memubadirkan harta, (7) Menimbulkan permusuhan dan kebencian, dan
(8) Menghalangi mengingat Allah.

Dari pemaparan diatas disimpulkan bahwa akanan dan minuman


itu tidak dapat sembarangan di produksi dan di konsumsi. Sebaiknya
harus di pastikan terlebih dahulu apakah makanan itu halal ataukah
haram. Karena dari makanan yang kita konsumsi pun dapat
mempengaruhi kepribadian diri. Ketentuan ini sudah di akui oleh
seluruh umat islam karena sudah ada hadits yang mengaturnya.
Solusinya yang harus dilakukan agar masyarakat tidak mengkonsumsi
makanan haram yaitu: (1) menindak lanjuti produsen yang produksi
makanan haram, (2) memberi sanksi terhadap orang yang
mengkonsumsi makanan dan minuman haram, dan (3) memberi label
halal terhadap yang halal, dan tidak memberi label halal terhadap yang
haram.

VI. KESIMPULAN
Materi konseling merupakan pedoman pelaksanaan konseling sehingga tujuan
layanan konseling/informasi dapat tercapai dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai