Disusun oleh :
Kelompok 10
i
Kata Pengantar
Kelompok 10
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
4. Apakah manfaat yang didapat bila kita mengkonsumsi makanan yang halal?...........9
Kesimpulan.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia di era globalisasi memang serba memusingkan, hal ini dipengaruhi karena
kita telah mengenal segala sesuatu dengan cara pintas dan tidak baik. Banyak
terjadi kemungkaran di mana-mana. Termasuk makanan dan minuman yang
haram dalam pandangan Islam, dipandangan islam punya nilai ibadah sangat
memperhatikan persoalan makanan, dan menempatkannya sebagai kebutuhan
esensial yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan manusia.
Sehubungan dengan itu, manusia diperintahkan untuk memakan makanan yang
halal dan baik, dan meninggalkan makanan yang haram.
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Makanan dan Minuman Halal dan Haram itu?
1. Apa dasar hukum makanan halal dalam islam?
2. Syarat dan Kriteria Makanan dan Minuman yang Halal?
3. Bagaimana Cara Memperoleh Makanan dan Minuman yang Halal?
4. Apakah Manfaat yang Didapat bila Kita Mengkonsumsi Makanan yang
Halal?
5. Apakah Bahayanya Mengkonsumsi Makanan dan Minuman yang Haram?
4
BAB II
ISI PEMBAHASAN
Makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan menurut
ketentuan syari’at Islam.segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buah-buahan
ataupun binatang pada dasarnya adalah hahal dimakan, kecuali apabila ada
nash Al-Quran atau Al-Hadits yang menghatamkannya.
Makanan Haram
Haram artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang dilarang
oleh syara’ untuk dimakan.Setiap makanan yang dilarang oleh syara’ pasti ada
bahayanya dan meninggalkan yang dilarang syara’ pasti ada faidahnya dan
mendapat pahala.
5
2. Syarat dan Kriteria Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Haram
Dalam Islam
Sebagian rahmat Allah kepada umat manusia ialah Dia tidak membiarkan
manusia dalam kebimbangan tentang hukum halal dan haram. Manusia dalam
menjaga kelangsungan hidupnya memerlukan makanan dan minuman yang terdiri
dari binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda lain yang dianugerahkan Allah SWT
kepadanya. Tetapi tidak semua binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda
yang terdapat di bumi ini halal dimakan manusia. Ada yang halal dan ada pula
yang haram dimakan. Makanan dan minuman yang diharamkan manusia
memakan atau meminumnya itu ada yang ditetapkan dengan Al-Quran, ada yang
diterangkan dengan hadist dan ada pula yang ditetapkan berdasarkan ijtihad para
ulama.
Dalam hal makanan, ada dua pengertian yang bisa kita kategorikan
kehalalannya yaitu halal dalam mendapatkannya dan halal dzat atau subtansi
barangnya. Halal dalam mendapatkannya maksudnya adalah benar dalam mencari
dan memperolehnya. Tidak dengan cara yang haram dan tidak pula dengan cara
yang batil. Jadi, makanan yang pada dasarnya dzatnya halal namun cara
memperolehnya dengan jalan haram seperti: hasil riba, mencuri, menipu, hasil
judi, hasil korupsi dan perbuatan haram lainnya, maka secara otomatis berubah
status hukumnya menjadi makanan haram.
Dalam QS. Al-Baqoroh: 173
ِإ َّن ا َّر َع َل ُك اْل ْيَتَة ال َّد َل اْل ِخ ْن ِز ي ِر ا ُأِه َّل ِبِه ِلَغ ِر ال َّلِه
ْي َو َم َم َح َم ْي ُم َم َو َم َو ْح َم
ِح ِه ٍد
ۖ َفَم ِن ا ْض ُطَّر َغْيَر َبا ٍغ َو اَل َع ا َفاَل ِإْثَم َع َلْي ۚ ِإ َّن ال َّلَه َغُف و ٌر َر ي ٌم
Artinya :
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
6
Menurut Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI), dalam surat Al
Baqarah ayat 173 Allah SWT menegaskan terkait 4 macam makanan yang
diharamkan, yaitu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih
tanpa menyebut nama Allah. Di samping itu, dijelaskan juga bahwa tidak berdosa
hukumnya apabila makanan yang diharamkan itu dimakan dalam keadaan darurat.
Contoh dari keadaan darurat ini ialah tidak adanya makanan lain atau jika
makanan haram tersebut tidak dimakan, maka akan berdampak bahaya pada orang
tersebut seperti kematian. Padahal, mereka tidak ingin memakannya, hal itu
semata-mata dilakukan untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Selain pengecualian di atas, memakan makanan yang diharamkan
hukumnya haram dan dilarang keras. Menurut jumhur ulama, makanan yang
haram dimakan juga haram untuk diperjualbelikan karena najis.
Namun, ulama Hanafi dan Zahiri mengatakan bahwa segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan, boleh diperjualbelikan. Dalam hal ini contohnya jual beli kotoran
hewan dan sampah-sampah yang najis karena dibutuhkan penggunaannya di
kebun-kebun.Pada surat Al Baqarah ayat 173 diterangkan dengan jelas bahwa
kaum muslimin dilarang memakan bangkai, darah dan daging babi. Sebab, darah
dan bangkai mengandung berbagai racun. Dalam kitab Tafsir al-Azhar Jilid 1 oleh
Hamka juga dijelaskan keharaman babi disebabkan karena binatang tersebut
termasuk jenis binatang yang paling kotor dan najis.
Secara ilmiah juga telah banyak ditemukan bahwa di dalam daging babi
terkandung cacing pita yang tidak baik bagi kesehatan. Menurut keterangan ahli,
daging babi juga dapat menyebabkan meningkatnya syahwat yang akan
menyusahkan pengendalian diri. Berdasarkan penjelasan tersebut, diharamkannya
suatu hal oleh Allah SWT sudah pasti karena di dalamnya ada kemudharatan yang
membahayakan manusia.
7
3. Bagaimana Cara Memperoleh Makanan dan Minuman yang Halal?
Makanan Dan Minuman halal adalah makanan Dan Minuman yang tidak
diharamkan oleh Allah. Halal meliputi halal cara memperolehnya dan zatnya.
Cara memperoleh makanan dan minuman yang halal yaitu dengan menanam
sendiri atau membelinya dengan uang perolehan yang halal. Sementara itu, cara
perolehan yang di haramkan oleh agama antara lain mencuri, korupsi, dan judi.
Kemudian, halal zatnya artinya zat yang dikandung tidak diharamkan menurut
syariat agama.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan cara
mengumpulkan data primer yaitu Tafsir Al-Mishbah, dan Makanan dan Minuman
perspektif Al-Qur’an dan sains kemudian mengumpulkan sumber data sekunder
yaitu dengan membaca karya tulis ilmiah lainnya yang ada kaitannya dengan
pembahasan mengenai konsep makanan Halalan Thayyiban, sebagai bahan
penunjang. Karena peneliti ini menggunakan penelitian kualitatif maka teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah metode kepustakaan atau
kajian pustaka.
Quraish Shihab menjelaskan bahwa konsep makanan Halalan Thayyiban
adalah tidak semua makanan dan minuman yang halal otomatis thayyib, tidak
semua yang thayyib adalah halal sesuai dengan cara memperolehnya, ada yang
halal dan thayyib untuk seseorang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu,
karena makanan yang baik bagi satu orang dengan yang lain berbeda, Jadi
makanan yang baik ialah makanan yang tidak merugikan apapun bagi
pengonsumsi makanan tersebut dan tidak berbahaya bagi tubuh, makanan halal
adalah makanan yang tidak di haramkan memakannya dan tidak dilarang oleh
Allah, halal secara zatnya dan cara memperolehnya.
Sedangkan menurut Ilmu Kesehatan makanan yang baik mengandung
unsur-unsur penting bagi tubuh seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin, serat dan air, analisis komponen pokok ini disebut analisis proksimat,
artinya data analisis tersebut memberi informasi yang dekat dengan kualitas
makanan. Beberapa penelitian ilmiah yang dilakukan pada zaman modern
membuktikan bahwa makanan yang baik bagi manusia itu mengandung berbagai
zat yang penting menjadi sumber tenaga, dan melindungi dari berbagai macam
penyakit, dan nilai gizi makanan amat bergantung pada komponen-komponen di
atas
8
4. Apakah Manfaat yang Didapat bila Kita Mengkonsumsi Makanan
yang Halal?
Dapat dilihat dari 2 aspek yakni halal secara dzatiyah dan halal secara asal
muasalnya. Halal secara dzatiyah berarti makanan tersebut secara wujud fisiknya
memang berupa makanan halal, bukan makanan haram. Sedangkan halal secara
asal muasalnya ialah makanan halal yang tidak diperoleh dari hasil mencuri,
merampas atau cara-cara lain yang dzalim. Meskipun makanan ini halal akan
tetapi berasal dari hasil mencuri maka hukumnya menjadi haram.
9
5. Apakah Bahayanya Mengkonsumsi Makanan dan Minuman yang
Haram?
Dikutip dari buku “Para Musuh Allah” karya Rizem Aizid disebutkan ada
lima dampak buruk yang akan ditanggung umat muslim apabila
mengkonsumsi makanan haram tersebut. Baik haram dari zatnya maupun dari cara
mendapatkannya.
10
3. Terkikisnya Iman, Dampak buruk ketiga dari memakan harta yang diperoleh
dengan cara batil adalah terkikisnya iman seseorang. Artinya, semakin sering
seorang muslim memakan makanan haram, baik haram zatnya maupun cara
memperolehnya, akan semakin cepat pula imannya terkikis. Kemaksiatan dan
dosa akan mengiringi langkah setiap orang yang tidak memiliki keimanan kepada
Allah Swt. Dan, muslim yang tidak mukmin (tidak memiliki keimanan) tidak
termasuk golongan yang dimuliakan Allah Swt., yaitu muslim yang kaffah. Alih-
alih dimuliakan, muslim yang tidak mukmin justru akan dihinakan
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
Daftar Pustaka
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3021/3/2104020_Bab%202.pdf
https://postinglapak.blogspot.com/2013/09/makalah-makanan-dan-minuman-
dalam-islam.html
https://ihatec.com/hikmah-mengkonsumsi-makanan-dan-minuman-halal/
https://www.liputan6.com/islami/read/5041034/5-manfaat-makanan-halal-dan-
baik-terkabulnya-doa-hingga-obat-penyakit?page=2
14