Anda di halaman 1dari 14

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM

Disusun oleh :

Kelompok 10

Nadila Septianingsih (23420040)

Pratita Latifiandini (23420057)

Vera Susanti Pertiwi (23420070)

Dosen Pengampu : Pardan S., L.c., M.Si

Politeknik STTT Bandung

Program Studi Kimia Tekstil

Jl. Jakarta No. 31, Bandung 40272 Phone : +62-22-7272580 Email :


info@stttekstil.ac.id 2023/2024

i
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan


hidayahNya karena kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, demi
memenuhi tugas makalah dan presentasi mata kuliah agama. Adapun dalam
penulisan makalah ini, akan membahas, “Makanan dan Minuman dalam islam.”

Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini


terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik
dan saran membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 6 Oktober 2023

Kelompok 10

ii
Daftar Isi

Halaman Judul.........................................................Error! Bookmark not defined.

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

BAB II ISI PEMBAHASAN..................................................................................5

A. Pengertian makanan, minuman halal dan haram dalam islam............5

1. Apa dasar hukum makanan & minuman halal dalam islam?................5

2. Syarat dan kriteria makanan dan minuman yang halal?.......................6

3. Bagaimana cara memperoleh makanan & minuman yang halal?.........8

4. Apakah manfaat yang didapat bila kita mengkonsumsi makanan yang halal?...........9

5. Apakah bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram?......................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

Kesimpulan.......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dunia di era globalisasi memang serba memusingkan, hal ini dipengaruhi karena
kita telah mengenal segala sesuatu dengan cara pintas dan tidak baik. Banyak
terjadi kemungkaran di mana-mana. Termasuk makanan dan minuman yang
haram dalam pandangan Islam, dipandangan islam punya nilai ibadah sangat
memperhatikan persoalan makanan, dan menempatkannya sebagai kebutuhan
esensial yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan manusia.
Sehubungan dengan itu, manusia diperintahkan untuk memakan makanan yang
halal dan baik, dan meninggalkan makanan yang haram.

Di Indonesia sudah ada Majelis Ulama Indonesia yang memiliki Lembaga


Pengawasan Obat dan Makanan (LPOM). Tugas dari LPOM adalah mengkaji dan
mengawasi makanan dan minuman yang beredar di Indonesia, apakah telah
memenuhi syarat atau tidak. Seminggu Umat Islam akan mendapat ketenangan
dalam mengkonsumsi makanan dan minuman. Namun, kita juga harus memiliki
banyak pengetahuan yang lebih mengenai makanan dan minuman yang halal
ataupun haram agar kitapun dapat mengerti, memahami, serta menerapkan dalam
kehidupan sehari - hari tentang apa saja dan bagaimana cara mengkonsumsi
makanan serta minuman yang halal dan sesuai dengan syariat islam.

B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Makanan dan Minuman Halal dan Haram itu?
1. Apa dasar hukum makanan halal dalam islam?
2. Syarat dan Kriteria Makanan dan Minuman yang Halal?
3. Bagaimana Cara Memperoleh Makanan dan Minuman yang Halal?
4. Apakah Manfaat yang Didapat bila Kita Mengkonsumsi Makanan yang
Halal?
5. Apakah Bahayanya Mengkonsumsi Makanan dan Minuman yang Haram?

4
BAB II

ISI PEMBAHASAN

A. Pengertian Makanan Dan Minuman halal dan haram dalam islam


Makanan Halal

Makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan menurut
ketentuan syari’at Islam.segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buah-buahan
ataupun binatang pada dasarnya adalah hahal dimakan, kecuali apabila ada
nash Al-Quran atau Al-Hadits yang menghatamkannya.

Makanan Haram

Haram artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang dilarang
oleh syara’ untuk dimakan.Setiap makanan yang dilarang oleh syara’ pasti ada
bahayanya dan meninggalkan yang dilarang syara’ pasti ada faidahnya dan
mendapat pahala.

1. Dasar Hukum Makanan Dan Minuman Halal Dalam Islam


a. Halal, artinya diperbolehkan untk dimakan dan tidak dilarang oleh
hukum syara’
b. Baik, artinya makanan itu bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan.
Dengan demikian “halal” itu ditinjau dari Islam sedangkan “baik” ditinjau
dari ilmu kesehatan.
Dalam Islam, halalnya suatu makanan harus meliputi tiga hal, yaitu:
a. Halal karena dzatnya. Artinya, enda itu memang tidak dilarang oleh
hukum syara’, seperti nasi, susu, telor, dan lain-lain.
b. Halal cara mendapatkannya. Artinya sesuatu yang halal itu harus
diperoleh dengan cara yang halal pula. Sesuatu yang halal tetapi cara
medapatkannya tidak sesuatu dengan hukum syara’ maka menjadi
haramlah ia. Sebagaimana, mencuri, menipu, dan lain-lain.
c. Halal karena proses/cara pengolahannya. Artinya selain sesuatu yang
halal itu harus diperoleh dengan cara yang halal pula. Cara atau proses
pengolahannya juga harus benar. Hewan, seperti kambing, ayam, sapi, jika
disembelih dengan cara yang tidak sesuai dengan hukum Islam maka
dagingnya menjadi haram.

5
2. Syarat dan Kriteria Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Haram
Dalam Islam
Sebagian rahmat Allah kepada umat manusia ialah Dia tidak membiarkan
manusia dalam kebimbangan tentang hukum halal dan haram. Manusia dalam
menjaga kelangsungan hidupnya memerlukan makanan dan minuman yang terdiri
dari binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda lain yang dianugerahkan Allah SWT
kepadanya. Tetapi tidak semua binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda
yang terdapat di bumi ini halal dimakan manusia. Ada yang halal dan ada pula
yang haram dimakan. Makanan dan minuman yang diharamkan manusia
memakan atau meminumnya itu ada yang ditetapkan dengan Al-Quran, ada yang
diterangkan dengan hadist dan ada pula yang ditetapkan berdasarkan ijtihad para
ulama.
Dalam hal makanan, ada dua pengertian yang bisa kita kategorikan
kehalalannya yaitu halal dalam mendapatkannya dan halal dzat atau subtansi
barangnya. Halal dalam mendapatkannya maksudnya adalah benar dalam mencari
dan memperolehnya. Tidak dengan cara yang haram dan tidak pula dengan cara
yang batil. Jadi, makanan yang pada dasarnya dzatnya halal namun cara
memperolehnya dengan jalan haram seperti: hasil riba, mencuri, menipu, hasil
judi, hasil korupsi dan perbuatan haram lainnya, maka secara otomatis berubah
status hukumnya menjadi makanan haram.
Dalam QS. Al-Baqoroh: 173
‫ِإ َّن ا َّر َع َل ُك اْل ْيَتَة ال َّد َل اْل ِخ ْن ِز ي ِر ا ُأِه َّل ِبِه ِلَغ ِر ال َّلِه‬
‫ْي‬ ‫َو َم‬ ‫َم َح َم ْي ُم َم َو َم َو ْح َم‬
‫ِح‬ ‫ِه‬ ‫ٍد‬
‫ۖ َفَم ِن ا ْض ُطَّر َغْيَر َبا ٍغ َو اَل َع ا َفاَل ِإْثَم َع َلْي ۚ ِإ َّن ال َّلَه َغُف و ٌر َر ي ٌم‬
Artinya :
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

6
Menurut Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI), dalam surat Al
Baqarah ayat 173 Allah SWT menegaskan terkait 4 macam makanan yang
diharamkan, yaitu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih
tanpa menyebut nama Allah. Di samping itu, dijelaskan juga bahwa tidak berdosa
hukumnya apabila makanan yang diharamkan itu dimakan dalam keadaan darurat.
Contoh dari keadaan darurat ini ialah tidak adanya makanan lain atau jika
makanan haram tersebut tidak dimakan, maka akan berdampak bahaya pada orang
tersebut seperti kematian. Padahal, mereka tidak ingin memakannya, hal itu
semata-mata dilakukan untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Selain pengecualian di atas, memakan makanan yang diharamkan
hukumnya haram dan dilarang keras. Menurut jumhur ulama, makanan yang
haram dimakan juga haram untuk diperjualbelikan karena najis.
Namun, ulama Hanafi dan Zahiri mengatakan bahwa segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan, boleh diperjualbelikan. Dalam hal ini contohnya jual beli kotoran
hewan dan sampah-sampah yang najis karena dibutuhkan penggunaannya di
kebun-kebun.Pada surat Al Baqarah ayat 173 diterangkan dengan jelas bahwa
kaum muslimin dilarang memakan bangkai, darah dan daging babi. Sebab, darah
dan bangkai mengandung berbagai racun. Dalam kitab Tafsir al-Azhar Jilid 1 oleh
Hamka juga dijelaskan keharaman babi disebabkan karena binatang tersebut
termasuk jenis binatang yang paling kotor dan najis.
Secara ilmiah juga telah banyak ditemukan bahwa di dalam daging babi
terkandung cacing pita yang tidak baik bagi kesehatan. Menurut keterangan ahli,
daging babi juga dapat menyebabkan meningkatnya syahwat yang akan
menyusahkan pengendalian diri. Berdasarkan penjelasan tersebut, diharamkannya
suatu hal oleh Allah SWT sudah pasti karena di dalamnya ada kemudharatan yang
membahayakan manusia.

7
3. Bagaimana Cara Memperoleh Makanan dan Minuman yang Halal?
Makanan Dan Minuman halal adalah makanan Dan Minuman yang tidak
diharamkan oleh Allah. Halal meliputi halal cara memperolehnya dan zatnya.
Cara memperoleh makanan dan minuman yang halal yaitu dengan menanam
sendiri atau membelinya dengan uang perolehan yang halal. Sementara itu, cara
perolehan yang di haramkan oleh agama antara lain mencuri, korupsi, dan judi.
Kemudian, halal zatnya artinya zat yang dikandung tidak diharamkan menurut
syariat agama.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan cara
mengumpulkan data primer yaitu Tafsir Al-Mishbah, dan Makanan dan Minuman
perspektif Al-Qur’an dan sains kemudian mengumpulkan sumber data sekunder
yaitu dengan membaca karya tulis ilmiah lainnya yang ada kaitannya dengan
pembahasan mengenai konsep makanan Halalan Thayyiban, sebagai bahan
penunjang. Karena peneliti ini menggunakan penelitian kualitatif maka teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah metode kepustakaan atau
kajian pustaka.
Quraish Shihab menjelaskan bahwa konsep makanan Halalan Thayyiban
adalah tidak semua makanan dan minuman yang halal otomatis thayyib, tidak
semua yang thayyib adalah halal sesuai dengan cara memperolehnya, ada yang
halal dan thayyib untuk seseorang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu,
karena makanan yang baik bagi satu orang dengan yang lain berbeda, Jadi
makanan yang baik ialah makanan yang tidak merugikan apapun bagi
pengonsumsi makanan tersebut dan tidak berbahaya bagi tubuh, makanan halal
adalah makanan yang tidak di haramkan memakannya dan tidak dilarang oleh
Allah, halal secara zatnya dan cara memperolehnya.
Sedangkan menurut Ilmu Kesehatan makanan yang baik mengandung
unsur-unsur penting bagi tubuh seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin, serat dan air, analisis komponen pokok ini disebut analisis proksimat,
artinya data analisis tersebut memberi informasi yang dekat dengan kualitas
makanan. Beberapa penelitian ilmiah yang dilakukan pada zaman modern
membuktikan bahwa makanan yang baik bagi manusia itu mengandung berbagai
zat yang penting menjadi sumber tenaga, dan melindungi dari berbagai macam
penyakit, dan nilai gizi makanan amat bergantung pada komponen-komponen di
atas

8
4. Apakah Manfaat yang Didapat bila Kita Mengkonsumsi Makanan
yang Halal?

Dapat dilihat dari 2 aspek yakni halal secara dzatiyah dan halal secara asal
muasalnya. Halal secara dzatiyah berarti makanan tersebut secara wujud fisiknya
memang berupa makanan halal, bukan makanan haram. Sedangkan halal secara
asal muasalnya ialah makanan halal yang tidak diperoleh dari hasil mencuri,
merampas atau cara-cara lain yang dzalim. Meskipun makanan ini halal akan
tetapi berasal dari hasil mencuri maka hukumnya menjadi haram.

 Terhindar dari segala jenis penyakit


Hikmah pertama dari mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal
adalah terhindar dari segala jenis penyakit yang terkandung pada makanan haram.
Makanan haram sendiri bukan tanpa alasan diharamkan untuk dikonsumsi dalam
agama islam. Jika dilihat dari sisi medis, makanan dan minuman yang diharamkan
memiliki efek samping atau penyakit yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Sebagai contoh, kita sebagai umat islam diharamkan mengkonsumsi daging babi.
Hal ini dikarenakan daging babi memiliki kandungan cacing pita di dalamnya
lantaran pola hidup dan makanan dari babi yang jorok.

 Senantiasa dilindungi Allah Swt. dari perbuatan dosa


Hikmah kedua yang bisa kita dapatkan dari mengkonsumsi makanan dan
minuman halal yakni senantiasa dilindungi Allah Swt. dari perbuatan dosa.
Makanan dan minuman yang halal, tidak akan mendapatkan dosa jika kita
mengkonsumsinya. Namun sebaliknya jika kita mengkonsumsi makanan dan
minuman haram, maka akan mendapatkan dosa. Bahkan tidak hanya berdosa
karena memakan atau meminumnya saja, jika kita mengkonsumsi makanan dan
minuman yang haram dapat menimbulkan perbuatan dosa lainnya.

 Menjaga hati beserta akal sehat


Hikmah ketiga Mengonsumsi makanan dan minuman halal akan berpengaruh
positif pada pikiran dan juga hati seseorang. Sebaliknya apabila mengkonsumsi
makanan dan minuman haram dapat membuat hati seseorang tercemar sekaligus
berpengaruh terhadap perilaku sehari-hari. Misalnya, orang yang suka mabuk
cenderung mudah berbuat kejahatan. Makanan dan minuman halal sendiri tidak
melulu soal jenis makanannya, namun halal atau haramnya makanan serta
minuman bisa dinilai dari cara kita mendapatkanya hingga cara
mengkonsumsinya. Seperti halnya mendapatkan makanan dan minuman dari cara
yang haram seperti mencuri atau mengkonsumsinya secara berlebihan.

 Mendapatkan ridha dari Allah Swt. dan menuntun kita ke surga


Hikmah lain dari mengonsumsi makanan dan minuman halal adalah agar
mendapat ridha Allah SWT. Dengan begitu, semua yang masuk ke dalam tubuh
adalah hal-hal bersih. Seorang muslim bisa khusyuk dalam beribadah karena
memilih jenis makanan dan minuman yang halal.

9
5. Apakah Bahayanya Mengkonsumsi Makanan dan Minuman yang
Haram?

Islam merupakan agama yang sempurna, yang mengatur kehidupan umatnya


bahkan dari hal-hal mendasar seperti makan, minum, dan bersuci agar dilakukan
dengan cara yang baik. Seperti dalam mengkonsumsi makanan, Islam juga
mengajarkan agar umatnya hanya memakan makanan yang halal dan baik. Bukan
tanpa alasan, Islam melarang umatnya untuk memakan makanan yang haram,
pasti ada kebaikan di balik perintah tersebut. Karena jika kita mengkonsumsi
makanan dan minuman yang haram, maka itu akan mendatangkan dampak yang
buruk bagi manusia, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.

Dikutip dari buku “Para Musuh Allah” karya Rizem Aizid disebutkan ada
lima dampak buruk yang akan ditanggung umat muslim apabila
mengkonsumsi makanan haram tersebut. Baik haram dari zatnya maupun dari cara
mendapatkannya.

1. Tidak Diterimanya Amal Ibadah Orang yang mengkonsumsi makanan


haram amal ibadahnya tidak diterima oleh Allah SWT. Bisa Anda
bayangkan, bagaimana kalau amal ibadah seseorang ditolak oleh-Nya?
Semua ibadahnya akan percuma. Sedekah yang ia keluarkan bernilai sia-
sia. Shalatnya pun hanya tinggal gerakannya saja, tanpa ada pahalanya.

Ketika Saad bin Abi Waggash meminta nasihat Rasulullah Saw,


supaya doa-doanya dikabulkan, Rasulullah Saw. bersabda, "Wahai Saad,
perbaikilah makananmu (makan-lah makanan yang halal), niscaya engkau
akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan, demi jiwaku
yang ada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan
selama 40 hari. Dan, seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil
menipu dan riba maka neraka lebih layak untuknya." (HR. Thabrani).

2. Terabaikannya Doa ,Dampak buruk kedua dari memakan makanan haram


adalah tidak dikabulkannya doa pelakunya oleh Allah Swt. Hal ini
sebagaimana dijelaskan Rasulullah Saw dalam sabdanya, "Seorang lelaki
melakukan perjalanan jauh sehingga rambutnya kusut dan wajahnya
berdebu. la menengadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata,
'Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!' Padahal, yang dimakannya adalah
perkara haram maka bagaimana akan diterimanya doa itu?" (HR. Muslim).
Tidak hanya bagi muslim yang gemar memakan makanan haram, bagi
muslim yang gemar melakukan maksiat serta meminum minuman haram
pun doanya tidak akan dikabulkan Allah Swt. Hanya amal shalih yang
menjadi penyebab terangkat dan diterimanya doa.

10
3. Terkikisnya Iman, Dampak buruk ketiga dari memakan harta yang diperoleh
dengan cara batil adalah terkikisnya iman seseorang. Artinya, semakin sering
seorang muslim memakan makanan haram, baik haram zatnya maupun cara
memperolehnya, akan semakin cepat pula imannya terkikis. Kemaksiatan dan
dosa akan mengiringi langkah setiap orang yang tidak memiliki keimanan kepada
Allah Swt. Dan, muslim yang tidak mukmin (tidak memiliki keimanan) tidak
termasuk golongan yang dimuliakan Allah Swt., yaitu muslim yang kaffah. Alih-
alih dimuliakan, muslim yang tidak mukmin justru akan dihinakan

4. Dicampakkan ke Neraka Memakan makanan haram akan mengakibatkan


pelakunya dicampakkan ke neraka yang penuh kehinaan dan penyiksaan. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah Saw., "Tidaklah tumbuh daging dari makanan
haram, kecuali neraka lebih utama untuknya." (HR. Tirmidzi). Neraka adalah
tempat terburuk yang diciptakan oleh Allah Swt. untuk membalas hamba-Nya
yang ingkar dan lalai menjalankan perintah-Nya. Bahkan, makanan bagi para
penghuninya pun terbuat dari makanan terburuk. Ada beberapa jenis makanan
yang khusus disediakan bagi para penghuni neraka.

Pertama, duri. Para penghuni neraka telah disediakan makanan berupa


duri. Menurut Ibnu Abbas, duri atau dhari' adalah makanan khusus untuk binatang
dan bukan untuk manusia. Unta yang memakannya tidak akan pernah kenyang,
dan sedikit demi sedikit akan mati karena telah memakannya. Allah Swt.
berfirman: "Banyak wajah pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi
kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air)
dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari
pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan
lapar." (OS. al-Ghasyiyah ayat 2-7). Kedua, pohon zaqqum. Selain duri, para
penghuni neraka juga diberi makan berupa pohon zaqqum. Konon, buah pohon
zaqqum ini rasanya seperti kuningan yang dicairkan bahkan lebih buruk lagi.
Apabila dimakan, maka akan membakar wajah dan organ dalam tubuhnya.

Mengenai pohon zaqqum ini, Allah Swt. menjelaskan dalam firman-Nya:


“(Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.
Sesungguhnya, Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-
orang yang zalim. Sesungguhnya, pohon zaqqum merupakan sebatang pohon
yang keluar dan dasar neraka yang menyala. Mayangnya seperti kepala setan-
setan. Maka, sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah
pohon itu, sehingga mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu.?" (OS.
ash-Shaffat ayat 62-66).

5. Mengeraskan Hati, Memakan makanan haram dapat mengeraskan hati. Ketika


hati sudah keras, tidak akan ada cahaya kebenaran yang terpancar darinya, walau
hanya setitik. Hati yang keras akan jauh dari kebenaran Allah Swt. Karena itu,
apabila seseorang sulit menerima kebenaran bisa jadi yang bersangkutan kerap
memakan makanan atau minuman haram.

11
12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

13
Daftar Pustaka
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3021/3/2104020_Bab%202.pdf
https://postinglapak.blogspot.com/2013/09/makalah-makanan-dan-minuman-
dalam-islam.html
https://ihatec.com/hikmah-mengkonsumsi-makanan-dan-minuman-halal/
https://www.liputan6.com/islami/read/5041034/5-manfaat-makanan-halal-dan-
baik-terkabulnya-doa-hingga-obat-penyakit?page=2

14

Anda mungkin juga menyukai