Anda di halaman 1dari 9

MAKANAN HALAL MENURUT

ISLAM

Definisi Makanan Halal


Untuk mengetahui definisi makanan halal maka
kita perlu meninjau arti dari makanan dan kata
halal itu sendiri. Kata makanan berasal dari kata
makan dalam bahasa Arab disebut dengan kata
at ta’am atau Al atimah yang artinya makan
makanan. Sedangkan yang disebut dengan kata
makan sendiri diartikan sebagai suatu aktivitas
memasukkan makanan kedalam tubuh untuk
menjaga kondisi dan kesehatan. Kata makanan
yang berasal dari kata makan adalah segala
sesuatu yang dapat dimakan atau dikonsumsi
oleh manusia baik yang berasal dari hewan
maupun tumbuhan yang dapat menghilangkan
rasa lapar dan memberikan tenaga bagi tubuh
manusia memakannya.(baca makanan yang
cocok saat berbuka puasa)
 Menurut Istilah
Kata halal berasal dari bahasa Arab
membolehkan, memecahkan, membebaskan dan
lainnya. Secara terminologi atau istilah kata halal
diartikan sebagai segala sesuatu yang apabila
dilakukan tidak mendapat hukuman atau dosa
dengan kata lain apa halal dapat diartikan
sebagai perbuatan atau segala sesuatu yang
diperbolehkan dalam syariah agama Islam.
Makanan halal diartikan sebagai segala sesuatu
makanan yang dapat dikonsumsi oleh manusia
dan diperbolehkan dalam syariat Islam serta
makanan tersebut bukanlah makanan haram
yang disebutkan oleh Allah dalam Al Quran. Di
dalam al-quran sendiri Allah memberikan
petunjuk tentang makanan halal dan syarat-
syarat makanan halal. Kata makan disebutkan
dalam Al Quran oleh Allah subhanahu wa ta’ala
sebanyak 109 kali sedangkan kata makanlah
yang merupakan kata perintah didebutkan dalam
al-qur’an sebanyak 27 kali.(baca manfaat
membaca Alquran dalam kehidupan)
 Menurut Departemen Agama
Menurut buku petunjuk teknis yang mengatur
sistem produksi makanan halal dan diterbitkan
oleh Departemen Agama Islam negara Indonesia
menyebutkan bahwa makanan halal adalah
barang yang dimaksudkan untuk dimakan atau
diminum manusia dan serta bahan yang
digunakannya adalah halal.
Dasar hukum makanan halal. Hal tersebutlah
yang menandai bahwa Allah dengan jelas
mengatur apa yang dapat dikonsumsi oleh
manusia berdasarkan manfaatnya dan
mengharamkan segala sesuatu yang
mendatangkan mudhorot atau akibat buruk bagi
yang memakannya.(baca juga ilmu pendidikan
Islam)

Dasar Hukum Makanan Halal


Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala bagi manusia adalah
mubah atau dibolehkan. Dengan kata lain bahwa
semua makanan pada dasarnya adalah halal
sampai ada dalil yang menyebutkan bahwa
makanan tersebut haram hukumnya untuk
dikonsumsi.
Melihat Makna tersebut maka sebenarnya
jangkauan halal dalam hal makanan adalah
sangat luas karena bumi ini diciptakan oleh Allah
dengan segala sesuatunya termasuk hewan dan
tumbuhan yang merupakan sumber makanan
bagi manusia. Beberapa ayat dalam al-quran
menyebutkan tentang Ketentuan makanan halal
dan perintah untuk mengkonsumsi makanan
halal dan menjauhi makanan haram, diantaranya
adalah ayat-ayat berikut ini
 Al Maidah 88
Allah berfirman dalam surat Al maidah ayat 88
bahwa Allah telah memerintahkan pada manusia
untuk makan makanan halal saja.
َ ‫َو ُكلُوا ِممَّا َر َز َق ُك ُم هَّللا ُ َحاَل اًل َط ِّيبًا ۚ َوا َّتقُوا هَّللا َ الَّذِي َأ ْن ُتمْ ِب ِه مُْؤ ِم ُن‬
‫ون‬
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari
apa yang telah Allah rezekikan kepadamu dan
bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada Nya.” 

Pengecualian Makanan Halal
Sebenarnya segala sesuatu harus dapat
dipertimbangkan halal dan haramnya dan
makanan halal yang ada di dunia ini lebih banyak
jenisnya dibanding dengan makanan haram. Dan
makanan halal adalah makanan yang selain
diharamkan dan tidak mengandung zat yang
sifatnya haram seperti yang disebutkan berikut ini
1. Bangkai
Bangkai yang dimaksud adalah potongan tubuh
atau hewan yang mati karena sebab tertentu dan
bukan mati karena disembelih dengan nama
Allah. Bangkai hewan yang tidak boleh
dikonsumsi antara lain bangkai hewan yang mati
tercekik,jatuh dari ketinggian, tertabrak
kendaraan dibunuh oleh hewan lain tenggelam
maupun hal-hal lain yang menyebabkan hewan
tersebut mati serta hewan yang disembelih
dengan tidak menyebut nama Allah.
2. Darah
Darah adalah salah satu zat yang dianggap
sebagai najis dan haram hukumnya apabila
diminum atau dikonsumsi oleh manusia
khususnya umat Islam. Dewasa ini kita sering
mendengar orang meminum darah binatang
misalnya darah ular dalam rangka
menyembuhkan penyakit. Selain itu kita juga
mungkin familiar dengan Marus atau istilah darah
yang dibekukan yang dikonsumsi oleh
masyarakat. Bahkan di negara-negara Eropa
masyarakatnya biasa mengkonsumsi darah
misalnya dalam bentuk sosis. Meskipun darah
diharamkan ada pengecualian bagi darah yang
menempel pada hewan yang disembelih dengan
nama Allah dan darah itu menempel pada daging
atau kulit hewan tersebut.
3. Daging babi
Sudah jelas Allah melarang umatnya untuk
mengkonsumsi daging babi karena seperti yang
kita ketahui bahwa babi adalah binatang yang
hidup di lingkungan yang kotor dan bahkan
memakan kotorannya sendiri. Tidak hanya itu di
dalam perut babi terdapat cacing pita yang dapat
menyebabkan masalah bagi manusia apabila
dikonsumsi. Alasan lain yang mungkin menjadi
dasar diharamkannya babi adalah karena DNA
babi hampir sama dengan DNA manusia.
4. Binatang yang disembelih dengan tidak
menyebut nama Allah
Telah ditentukan bahwa setiap hewan termasuk
hewan yang saatnya halal sekalipun akan
menjadi haram apabila tidak di sembelih dengan
nama Allah misalnya penyembelihan yang
dilakukan oleh orang kafir atau Nasrani dan
penyembelihan yang ditujukan untuk tujuan
menyekutukan Allah seperti untuk sesajen yang
merupakan perbuatan syirik.(baca syirik dalam
Islam)

Kategori Makanan Halal


Adapun makanan halal dalam Islam dikenal
dalam beberapa kategori dan seluruh kategori
tersebut harus dipenuhi agar makanan layak
dikatakan sebagai makanan halal Adapun
kategori dan hal-hal tersebut antara lain
1. Halal zatnya
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam
penentuan kehalalan suatu makanan adalah zat
nya atau bahan dasar makanan tersebut
misalnya makanan yang berasal dari binatang
maupun tumbuhan yang tidak diharamkan oleh
Allah. Adapun jika dalam makanan disebut
terkandung zat atau makanan yang tidak halal
maka status makanan yang tercampur tersebut
adalah haram dan tidak boleh dikonsumsi oleh
umat Islam.
2. Halal cara memperolehnya
Pada dasarnya semua makanan adalah halal dan
apabila zatnya halal maka makanan dapat
menjadi haram tergantung bagaimana cara
memperolehnya. Makanan halal dapat menjadi
haram apabila diperoleh melalui hasil mencuri,
melalukan perbuatan zina (baca cara bertaubat
dari zina dan amalan penghapus dosa zina),
menipu, hasil riba (baca hukum riba dalam
islam dan bahaya riba dunia akhirat) dan maupun
korupsi dan lain sebagainya.
3. Halal cara memprosesnya
Kategori halal yang harus dipenuhi selanjutnya
adalah cara memproses makanan tersebut.
Apabila makanan sudah diperoleh dengan cara
halal, dengan bahan baku yang halal pula, jika
makanan tersebut diproses dengan
menggunakan sesuatu yang haram misalnya alat
masak yang bekas digunakan untuk memasak
makanan haram atau bahan-bahan lain yang
tidak diperbolehkan atau diharamkan untuk
dikonsumsi maka makanan tersebut bisa menjadi
haram.
4.Halal cara menyajikan, mengantarkan serta
menyimpannya
Kategori halal yang terakhir adalah bagaimana
makanan tersebut disimpan, diangkut dan
disajikan sebelum akhirnya dikonsumsi. Ketiga
proses tersebut dapat mengubah status makanan
dari halal menjadi haram misalnya jika makanan
disajikan dalam piring yang terbuat dari emas
maupun disimpan bersamaan dengan makanan
dan diantar untuk tujuan yang tidak baik.
Dengan kata lain makanan halal adalah makanan
yang memenuhi persyaratan Syariah dan
Meskipun demikian bukan berarti Islam
mempersulit umatnya untuk mendapatkan
makanan hari ini sebenarnya bertujuan agar
umat Islam dapat menjaga diri dan keluarganya
dari api neraka karena makanan yang haram bisa
menjadi daging dan membawa kita masuk neraka

Syarat Makanan Halal


Suatu makanan dikatakan sebagai makanan
halal adalah jika memenuhi syarat berikut ini
1. Tidak mengandung zat atau makanan yang
diharamkan
Makanan halal adalah makanan yang tidak
mengandung zat yang diharamkan oleh Allah
subhanahu wa ta’ala misalnya dengan
mencampur makanan halal dengan daging babi,
alkohol maupun bahan bahan lain yang sifatnya
haram. (Baca minuman keras dan minuman
haram dalam islam)
2. Tidak mengandung najis atau kotoran
Syarat yang dimaksud adalah makanan tersebut
tidak terkontaminasi dengan beberapa zat yang
dianggap sebagai najis misalnya darah kotoran
manusia urine dan sebagainya. Dengan kata lain
seorang yang meminum atau mengkonsumsi
urine atau air seni misalnya dalam tujuan
pengobatan hal ini tetap tidak diperbolehkan dan
urine yang merupakan najis haram hukumnya
untuk dikonsumsi
Dalam pemrosesan dan penyimpanan makanan
halal harus diperhatikan karena makanan halal
tidak boleh terkontaminasi dan bercampur
dengan makanan haram atau zatnya biarpun
hanya sedikit. Allah menghalalkan hampir seluruh
tumbuhan yang ada di bumi kecuali tumbuhan
yang beracun atau yang dapat merugikan
manusia serta jenis hewan jinak baik yang
diternakkan maupun tidak, Seperti ayam,
sapi,kambing,kerbau,rusa, hewan air dan lain
sebagainya. Semoga sebagai umat Islam kita
senantiasa mengkonsumsi makanan halal dan
menjauhi segala makanan yang diharamkan

Anda mungkin juga menyukai