Sebagai seorang muslim yang ingin mendekatkan diri, atau setidaknya berusaha
untuk taat kepada Allah Sang Maha Pencipta, tentulah kita harus menjalankan ibadah
kepada Allah, baik itu yang wajib maupun yang sunnah agar Allah ridho kepada kita.
Namun ada hal lain yang tak boleh kita abaikan dalam usaha memperoleh ridho Allah,
yaitu makanan.
Apabila makanan kita terjaga dari makanan yang diharamkan Allah, atau dengan
kata lain kita hanya makan makanan yang dihalalkan Allah, niscaya ridho Allah itu tidak
mustahil kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun kita taat,
namun kita makan dari makanan yang haram yang bukan karena terpaksa, maka akan
sia-sialah usaha kita.
Untuk itu dalam makalah ini kami mencoba mengupas masalah makanan yang
halal dan yang haram serta hikmahnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian makanan dan minuman halal ?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan makanan yang halal maupun yang haram.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Makanan dan Minuman Halal
Makanan :
Halal artinya dibenarkan. Sedangkan thoyyib artinya bermutu dan tidak
membahayakan kesehatan.Halal adalah suatu pekerjaan atau suatu jenis dari segala
sesuatu yang dibolehkan untuk dikerjakan atau untuk dikonsumsi, dan didalamnya tidak
mengandung unsur riba dan haram, dan cara mendapatkannya secara halal dijalan Allah
Swt.Sebagai muslim, diharuskan makan makanan yang halal dan thoyyib, artinya
harus makan makanan yang sesuai dengan tuntunan agama dan bermutu, tidak merusak
kesehatan.Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan kecuali
ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk dimakan. Agama
Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan
baik. Makanan “halal” maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhai
Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan
bergizi.
Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi
makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa
mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar
di hari kiamat dengan api neraka.
Dalam Islam, halalnya suatu makanan harus meliputi tiga hal, yaitu:
a. Halal karena dzatnya. Artinya, enda itu memang tidak dilarang oleh hukum syara’,
seperti nasi, susu, telor, dan lain-lain.
b. Halal cara mendapatkannya. Artinya sesuatu yang halal itu harus diperoleh dengan cara
yang halal pula. Sesuatu yang halal tetapi cara medapatkannya tidak sesuatu dengan
hukum syara’ maka menjadi haramlah ia. Sebagaimana, mencuri, menipu, dan lain-lain.
c. Halal karena proses/cara pengolahannya. Artinya selain sesuatu yang halal itu harus
diperoleh dengan cara yang halal pula. Cara atau proses pengolahannya juga harus benar.
Hewan, seperti kambing, ayam, sapi, jika disembelih dengan cara yang tidak sesuai dengan
hukum Islam maka dagingnya menjadi haram.
Makanan halal dari segi jenis ada tiga :
1) Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi,
burung, ikan.
2) Berupa nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain.
3) Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua.
Makanan yang halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu :
1) Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain seperti bekerja
sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir, dll.
2) Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan itu halal ,
tetapi dibenci Allah seperti pengamen.
3) Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran, walimah, warisan,
wasiat, dll.
4) Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat dalam peperangan
(ghoniyah).
Allah SWT menjelaskan berhubung perkara ini di dalam surah al-Baqarah ayat
168:
Maksudnya: " Wahai sekalian manusia! makanlah dari apa yang ada dibumi yang halal lagi
baik; dan janganlah kamu ikut jejak langkah syaitan kerana sesungguhnya syaitan itu ialah
musuh yang terang nyata bagi kamu. "
2.3 Jenis-Jenis Makanan dan Minuman Halal Menurut Agama Islam
Makanan :
Nabati atau Tumbuhan : padi, buah-buahan, sayur-sayuran
Hewani
1. Unta - Termasuk binatang ternak yang disebut dalam surat al-Maidah ayat 1
2. Kelinci - Nabi pernah menerima daging sembelihan kelinci (Bukhori Muslim)
3. Angsa
4. Rusa
5. Itik
6. Pinguin
7. Sapi - Termasuk binatang ternak yang disebut dalam surat al-Maidah ayat 1
8. Burung Beo
9. Belalang - Dimakan oleh Nabi dan para Sahabat, bangkainya pun halal
10. Burung merpati
11. Kuda - Dimakan oleh para sahabat pada zaman Nabi (Bukhori Muslim)
12. Ayam - Pernah dikonsumsi oleh Nabi
13. Jerapah - Imam Ahmad pernah ditanya dan beliau membolehkannya
14. Tupai
15. Burung merak
16. Kijang
17. Kanguru
18. Kambing - Termasuk binatang ternak
19. Burung Unta
20. Kambing hitam
21. Merpati liar
22. Semua bangkai ikan dan belalang adalah halal dimakan, dll
Minuman :
Jus, air putih, susu, madu, minyak samin , teh , kopi dan lain-lain
Minuman :
Pada prinsipnya segala minuman apa saja halal untuk diminum selama tidak ada
ayat Al Qur”an dan Hadist yang mengharamkannya. Bila haram, namun masih
dikonsumsi dan dilakukan, maka niscaya tidak barokah, malah membuat penyakit di
badan.
Minuman yang haram secara garis besar, yakni :
a) Berupa hewani yang haramnya suatu minuman dari hewan, seperti darah sapi, darah
kerbau, bahkan darah untuk obat seperti darah ular, darah anjing, dan lain-lain.
b) Berupa nabati atau tumbuhan seperti tuak dari buah aren, candu, morfin, air tape
bertuak dari bahan ubi, anggur telah bertuak, dan lain sebagainya.
c) Berupa berasal dari perut bumi yaitu : haram diminum sepeti solar, bensin, spiritus, dan
lainnya yang membahayakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan sampai ada
dalil yang melarangnya. Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan
boleh jadi makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak
halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram,
akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka.
Ada banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang makanan halal dan makanan
haram, namun tentu saja tidak dapat kami tampilkan semua, di antaranya sebagaimana
yang telah kami uraian dalam pembahasan di atas.
Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat
berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari makanan
minuman yang halal sangat membawa berkah, barakah meskipun jumlahnya sedikit.
Makanan dan minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih
banyak mudharat (kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak,
namun tidak barokah atau cepat habis dibandingkan yang halal dan barokah.
3.2 Saran
Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun kami berharap
makalah ini tetap dapat memberikan manfaat meskipun sedikit. Selain itu kami juga
berharap pembaca berkenan memberikan masukan bbaik berupa kritik maupun saran.
DAFTAR PUSTAKA
Thobib Al-Asyhar. 2003. Bahaya Makanan Haram Bagi Kesehatan Jasmani dan Rohani.
Jakarat: Al-Mawadi Prima
http://ukhuwahislah.blogspot.com/2013/06/makalah-makanan-halal-dan-makanan-
haram.html
http://moslemsunnah.wordpress.com/2013/03/24/hukum-makan-bekicot-halal-atau-haram/
http://firmanazka.blogspot.com/2009/11/hukum-islam-tentang-makanan-dan-
minuman.html