Anda di halaman 1dari 33

Makalah

Bab Makanan dan Minuman (Al-ath'imah Wal Masyrubat)

DISUSUN OLEH :

Kelompok II

Semester 4

Alwi sahroji samosir 1920100286

Samsul mmikrot 1920100291

Hambali 1920100270

Dosen Pengampuh

H. Syamsul Bahri Rangkuti M.A

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa kita hadiahkan kepada Allah SWT., atas rahmat

dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah FIKIH MUAMALAH

Sholawat berangkaikan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,.

Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan dari

berbagai pihak,sehingga dapat memperlancar penyusunan.Untuk itu tidak lupa pula kami

berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah

ini. Namun tak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat

kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan ospek lainnya.Oleh karna itu dengan

lapang dada kami meminta pinta bagi para pembaca yang ingin memberikan saran maupun

kritik demi memperbaiki makalah ini.


Penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil

manfaatnya dari para pembaca dan mendapat ridho Allah SAW,.

Wassalamualaikum Wr. WB.

Padangsidimpuan

13, Maret 2021

Pemakalah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTARi

DAFTAR ISIii

BAB 1 PENDAHULUAN1

1.1 Latar Belakang1

1.2 Rumusan Masalah2

1.3 Tujuan2

BAB 2 PEMBAHASAN3

2.1 Pengertian Harta3

2.2 Kedudukan Harta4

2.3 Fungsi Harta5

BAB 3 PENUTUP7

1.1 Kesimpulan7

MAKALAH MAKANAN HALAL HARAM.

makalah makanan halal haram

A.Latar Belakang
Dijaman sekarang banyak yang menyebut era teknologi.Manusia semakin mudah dalam menggapai
keinginan-keinginan dengan bantuan teknologi,khususnya teknologi telekomunikasi,industri,pertanian
dan ekonomi.Dengan kemajuan di berbagai bidang maka berpangaruh juga kepada pola pikir
masyarakat.Misalkan masalah makan dan minuman,banyak manusia atau oaring yang makan dan
minum mengikuti tren yang sedang ada diwaktu itu.Dan sering kali kita lalai tentang halal atau haram
makanan yang kita makan.Makanan budaya luar yang masuk ke Indonesia banyak sekali,contoh:Pizza
hut,Hot Dog,Steak,bir,dan minuman beralkohol lainya. Melihat masalah yang terjadi di atas kami
selaku penulis makalah akan memberikan rambu-rambu dan penjelasan tantang makanan dan minuman
yang halal dan yang haram berdasarkan dalil-dalil Al Qur’an danAl Hadist.Sehingga kita sebagai umat
islam tidak salah makan makanan yang justru makanan itu tergolong makanan yang haram.Semoga
dengan makalah ini kita bisa membedakan makanan yang halal dan yang haram.B.Rumusan
Masalah1.Apa pengertian makanan halal dan haram ?2.Apa manfaat makan makanan yang halal?3.Bagai
mana cara penetapan makanan itu halal atau haram?4.Apa saja contoh-contoh makanan halal dan
haram ? C.Tujuan1.Memahami pengertian makanan halal dan haram .2.Mengetahui manfaat makan
makanan yang halal.3.Memahami cara penetapan makanan itu halal atau haram.4.Memberi contoh-
contoh makanan halal dan haram.BAB IIPEMBAHASAN A) Pengertian Makanan dan Minuman HalalPada
prinsipnya semua makanan dan minuman yang asd di dunia ini halal semua untuk dimakan dan diminum
kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al Qur’an dan yang terdapat dalam hadist
Nabi Muhammad SAW.Tiap benda di permukaan bumi menurut hukum asalnya adalah halal kecuali
kalau ada larangan secara syar’i. Dalam sebuah hadist Rosulullah SAW pernah ditanyapara sahabat
tentang hukum

minyak sapi (samin), keju, kulit binatangbeserta bulunya untuk perhiasan maupun untuk tempat duduk.
1). Makanan Yang Dihalalkan Allah SWTSegala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk
dimakan kecuali ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk dimakan. Agama Islam
menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan baik. Makanan “halal”
maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhai Allah. Sedangkan makanan yang baik
adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi.Makanan yang enak dan lezat belum tentu
baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan
yang tidak halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan
dibakar di hari kiamat dengan api neraka.Makanan halal dari segi jenis ada tiga :ü Berupa hewan yang
ada di darat maupun di laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi, burung,ikan.ü Berupa nabati
(tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain.ü Berupa hasil bumi yang lain
seperti garam semua.Makanan yang halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu :1). Halal makanan dari
hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain seperti bekerja sebagai buruh, petani, pegawai, tukang,
sopir, dll.2). Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan itu halal ,
tetapidibenci Allah seperti pengamen.3). Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah,
tasyakuran, walimah, warisan, wasiat,dll.4). Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang
didapat dalam peperangan (ghoniyah). 2). Minuman Yang DihalalkanSegala jenis minuman apa saja yang
ada di dunia ini halal untuk diminum kecuali ada larangan yang mengharamkan dari Allah dan Nabi
Muhammad SAW.Minuman halal menurut jenisnya ada tiga, yaitu :1). Halal minuman yang dihasilkan
oleh hewani seperti susu sapi, madu, minyak sawit, dll.2). Halal minuman yang dihasilkan oleh
tumbuhan seperti juice wortel, juice jeruk, juice anggur, juice tomat, juice avokad, dll.B). Manfaat
Makanan Dan Minuman Dihalalkan Makanan dan minuman yang halalan thoyyibah atau halal dan
baik serta bergizi tentu sangat berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila
makanan dan minuman yang didapatkan dari hasil yang halal tentu sangat berguna untuk diri kita dan
keluarga kita. Hasil dari makanan minuman yang halal sangat membawa berkah, barakah bukan bererti

jumlahnya banyak, meskipun sedikit, namun uang itu cukup untuk mencukupi kebutuhan sahari-hari dan
juga bergizi tinggi. Bermanfaat bagi pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak. Lain halnya dengan
hasil dan jenis barang yang memang haram, meskipun banyak sekali, tapi tidak barokah, maka Allah
menyulitkan baginya rahmat sehingga uangnnya terbuang banyak hingga habis dalam waktu singkat.
Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :1). Membawa
ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,2). dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,3).
Mendapat perlindungan dari Allah SWT,4). Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,5).
Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,6). Rezeki yang diperolehnya
membawa barokah dunia akhirat. C). Dalil Naqli tentang Makanan dan Minuman Halal1). “… Barang
yang di halalkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah halal, dan barang yang diharamkan oleh Allah dalam
kitab-Nya adalah haram. Dan sesuatu yang tidak dilarang-Nya, mak barang itu termasuk yang diafkan-
Nya, sebagai kemudahan bagi kamu.”(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi) Fiqih sunnah oleh Sulaiman Ar
Rasyid).2). “Dan makanlah makan yang halal lagi bik dari apa yang Allah telah telah berikan rezekinya
kepadmu bertaqwalah pada Allah yang kamu beriman pada-Nya.”(QS. Al Maidah : 88).3).“Dia telah
menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagian menjadi minuman dan sebagainnya
(menyuburkannya) tumbuhan-tumbuhan yang ada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan
ternakmu.”(QS.An Nahl : 10)4).“Wahai orang beriman sesungguhnya arak 9khimar), berjudi, qurban
untuk berhala, undian dengan panah adalah dosa dan termasuk perbuatan syaitan, maka juhilah agar
kamu mendapat keberuntungan(QS.Al Maidah :90)6).“Sesungguhnya Sa’ad Ibnu Ubayyin mohon pada
Rosulullah SAW agar didoakan kepada Allah supaya doanya diterima (mustajab), maka beliau bersabda
kepadanya : “Perbaiki makanan, niscaya diterima doa-doamu “(HR. Tabrani)

7).“Maka makanlah rezeki yang halal lagi suci yang telah diberikan Allah pada kamu…”(QS. An
Nahl :114)D). Pengertian Makanan dan Minuman Haram Banyak terjadi salah sangka dari masyarakat
bahwa menjari rezeki yang haram saja sulit, apalagi yang halal. Hal itu malah memicu banyak
kesalahapahaman tentang halal dan haram suatu rezeki. Akhirnya, banyak masyarakat menghalalkan
segala cara untuk mencari rezeki, padahal belum tentu halal. Kita sebagai orang bertaqwa hendaknya
menghindari hal itu dengan banyak mempelajari Al Qur’an dan Hadist tentang pengertian halal dan
haram. 1). Makanan Yang DiharamkanMakanan yang diharamkan agama, yaitu makanan dan minuman
yang diharamkan di dalam Al Qur’an dan Al Hadist, bila tidak terdapat petunjuk yang melarang, berarti
halal.Haramnya makanan secara garis besar dapat dibagi dua macam :a). Haram aini, ditinjau dari sifat
benda seperti daging babi, darang, dan bangkai. Haram karena sifat tersebut, ada tiga :(1) Berupa
hewani yaitu haramnya suatu makanan yang berasal dari hewan seperti daging babi, anjing, ulat, buaya,
darah hewan itu, nanah dll.(2) Berupa nabati (tumbuhan), yaitu haramnya suatu makanan yang
berasal dari tumbuhan seperti kecubung, ganja, buah, serta daun beracun. Minuman buah aren, candu,
morfin, air tape yang telah bertuak berasalkan ubi, anggur yang menjadi tuak dan jenis lainnya yang
dimakan banyak kerugiannya.(3) Benda yang berasal dari perut bumi, apabila dimakan orang tersebut,
akan mati atau membahayakan dirinya, seperti timah, gas bumi. Solar, bensin, minyak tanah, dan
lainnya.b). Haram sababi, ditinjau dari hasil usaha yang tidak dihalalkan olah agama. Haram sababi
banyak macamnya, yaitu :1). Makanan haram yang diperoleh dari usaha dengan cara dhalim, seperti
mencuri, korupsi, menipu, merampok, dll.2). Makanan haram yang diperoleh dari hasil judi, undian
harapan, taruhan, menang togel, dll.3). Hasil haram karena menjual makanan dan minuman haram
seperti daging babi, , miras, kemudian dibelikan makanan dan minuman.4). Hasil haram karena telah
membungakan dengan riba, yaitu menggandakan uang.5). Hasil memakan harta anak yatim dengan
boros / tidak benar. 2). Minuman Yang Diharamkan Pada prinsipnya segala minuman apa saja halal
untuk diminum selama tidak ada ayat Al Qur”an dan Hadist yang mengharamkannya. Bila haram,
namun masih dikonsumsi dan dilakukan, maka niscaya tidak barokah, malah membuat penyakit di
badan.

Minuman yang haram secara garis besar, yakni :a). Berupa hewani yang haramnya suatu minuman dari
hewan, seperti darah sapi, darah kerbau, bahkan darah untuk obat seperti darah ular, darah anjing, dan
lain-lain.b). Berupa nabati atau tumbuhan seperti tuak dari buah aren, candu, morfin, air tape bertuak
dari bahan ubi, anggur telah bertuak, dan lain sebagainya.c). Berupa berasal dari perut bumi yaitu :
haram diminum sepeti solar, bensin, spiritus, dan lainnya yang membahayakan.E). Mudharat Makanan
dan Minuman Haram Makanan dan minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung
lebih banyak mudlarat (kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak, namun tidak
barokah atau cepat habis dibandingkan yang halal dan barokah. Dan juga makan haram merugikan
orang lain yang tidak mengetahui hasil dari perbuatan haram itu. Sehingga teman, kerabat iktu terkena
getahnya. Dan juga yang mencari rezeki haram tidak tenang dalam hidupnya apalagi dalam jumlah bayak
dan besar karena takut diketahui dan mencemarkan nama baiknya dan keluarga sanak familinya. Ada
beberapa mudlarat lainnya, yaitu :(1) Doa yang dilakukan oleh pengkonsumsi makanan dan minuman
haram, tidak mustajabah (maqbul).(2) Uangnya banyak, namun tidak barokah, diakibatkan karena
syetan mengarahkannya kepadakemaksiatan dengan uang itu.(3) Rezeki yang haram tidak barokah dan
hidupnnya tidak tenang.(4) Nama baik, kepercaan, dan martabatnya jatuh bila ketahuan.(5) Berdosa,
karena telaha malanggar aturan Allah(6) Merusak secara jasmani dan rohani kita. F). Menerapkan
Ketentuan Makan dan Minuman Halal dan HaramBanyaknya makanan dan minuman, belum tentu
membawa nikmat. Namun, sedikit tapi barokahkarena halal, itu jauh lebih baik. Dan menjadi
penyelamat keluarga dan sanaksaudara dari hasil haram bila dibagikan.Kita sebagai muslim seharusnya
makan dan minum yang halal, karena kita selalu beribadah kepda Allah. Bila kita mengacuhkan
aturannya, bukan tidak mungkin Allah memutuskan pintu rahmat, barokah, dan doanya tidak
mustajabah (terkabul).

Sikap kita terhadap makanan dan minuman haram :1). Hendaknya tidak makan dan minum yang hasil
maksiat ataupun haram2). Sebaiknya makan dan minum halal secukupnya .3). Menghindari makanan
dan minuman yang membahayakan tubuh.4). Menghindari menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan makanan dan minuman.5). Menghindari perbuatan menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan rezeki. G). Jenis Makanan dan Minuman Halal dan Haram (Versi II) Minuman yang
HalalMinuman yang halal pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4 bagian :1. Semua jenis air atau cairan
yang tidak membahayakan bagi kehidupan manusia, baik membahayakan dari segi jasmani, akal, jiwa,
maupun aqidah.2. Air atau cairan yang tidak memabukkan walaupun sebelumnya pernah memabukkan
seperti arak yang berubah menjadi cuka.3. Air atau cairan itu bukan berupa benda najis atau benda suci
yang terkena najis.4. Air atau cairan yang suci itu didapatkan dengan cara-cara yang halal yang tidak
bertentangan dengan ajaran agama Islam. Minuman yang Haram1. Semua minuman yang
memabukkan atau apabila diminum menimbulkan mudharat dan merusak badan, akal, jiwa, moral dan
aqidah seperti arak, khamar, dan sejenisnya.Allah berfirman : Mereka bertanya kepadamu tentang
khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebihbesar dari manfaatnya”. (QS. Al-Baqarah : 219)Dalam ayat lain Allah
berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan kejitermasuk perbuatan setan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah : 90)Nabi SAW
bersabda : “Sesuatu yang memabukkan dalam keadaan banyak, maka dalam keadaan sedikit juga tetap
haram.” (HR An-Nasa’i, Abu Dawud dan Turmudzi).1. Minuman dari benda najis atau benda yang
terkena najis.

2. Minuman yang didapatkan dengan cara-cara yang tidak halan atau yang bertentangan dengan ajaran
Islam. H. Contoh- Contoh Makanan dan Minuman Haram dan Halal1. Contoh Makanan Haram
Binatang-Binatang MatiOrang normal harus mematikan lebih dahulu binatang yang akan dikonsumsinya.
Ini sudah jelas.Lalu, apa maksud pengharaman binatang mati? Dijelaskan dalam 5:3 bahwa binatang-
binatang mati yang diharamkan adalah yang mati tanpa disembelih. Binatang-binatang yang mati tanpa
penyembelihan adalah yang mati karena :1. dicekik,2. dipukul dengan keras,3. dijatuhkan kepalanya
lebih dahulu,4. dilukai dengan tanduk, atau5. dimakan oleh binatang liar.Jadi, binatang-binatang mati
yang diharamkan adalah yang mati tanpa penyembelihan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
menyembelih berarti menggorok leher. Penggorokan leher binatang dimaksudkan agar darahnya
mengucur keluar dan kemudian binatang tersebut mati. Artinya, tidak semua binatang bisa disembelih
karena ada binatang yang tidak berleher. Contoh binatang berleher adalah kambing, ayam, dan sapi
sedangkan contoh binatang yang tidakberleher adalah ikan dan serangga. Jenis binatang yang tidak
berleher tidak bisa disembelih. Kita tidak akan bisa mengeluarkan darah serangga dengan cara mengiris
bagian antara kepala dan perut. Demikian pula, kita tidak akan bisa menyembelih ikan karena ikan tidak
berleher. Apabila kita mengiris bagian antara kepala dan perut ikan, darahnya tidak akan mengucur
seperti yang terjadi pada penyembelihan leher ayam atau kambing. Oleh karena itu, binatang yang
dijelaskan dalam 5:3 adalah binatang yang bisa disembelih. DarahDijelaskan dalam 6:145 bahwa darah
yang diharamkan adalah darah yang mengalir keluar. Darah yang dimaksudkan adalah yang mengalir
dalam tubuh binatang yang keluar jika disembelih. Sudah barang tentu, darah yang dimaksud juga dapat
keluar karena penyebab lain. Pendek kata, darah yang mengalir dalam tubuh binatang adalah
haram.Akibat dari penyembelihan adalah pengeluaran darah sehingga kandungan darah dalam daging
menjadi semakin sedikit. Artinya, keberadaan darah dalam daging mungkin masih ada meskipun hanya
sedikit. Menurut penulis, jika memakan sisa darah yang mungkin masih tersisa dalam daging yang sudah
dimasak, kita tidak berdosa jika itu dilakukan karena tidak ingin berbuat dosa.
Untuk menghindari makan darah ikan, kita harus membersihkan darahnya ketika kita membersihkan
perut dan kepalanya. Ini perlu dilakukan karena darah ikan yang keluar jika diiris adalah sedikit atau
bahkan tidak ada. Darah yang berupa cairan dikonsumsi dalam bentuk cairan. Artinya, orang
mengkonsumsinya akan meminumnya. Pengharaman darah sekaligus memperkuat pendapat penulis
yang sudah diutarakan sebelumnya bahwa pengertian makan mencakup aktivitas memasukkan benda
padat atau cair ke dalam tubuh. Dengan kalimat lain, makanan dapat berupa benda padat atau benda
cair. Jika pengertian makan adalah memasukkan makanan ke dalam mulut serta mengunyah dan
menelannya, orang dapat berdalih bahwa meminum darah tidak berdosa karena orang tersebut tidak
memakannya tetapi meminumnya.  Binatang Yang Dipersembahkan Kepada Selain Allah/Menyembelih
Tidak Menyebut Nama Alloh SWTBinatang yang dipersembahkan kepada selain Allah adalah haram
untuk dimakan. Meskipun demikian, hal tersebut berlaku pula untuk persembahan bukan berupa
binatang.1. Contoh Makanan Halal  ORGANISME SELAIN BINATANG ADALAH HALAL Makanan yang
dijelaskan keharamannya dalam 5:3 dan 6:145 adalah yang berasal dati binatang. Artinya, semua
makanan yang berasal dari organisme selain binatang pada dasarnya adalah tidak haram alias halal.
Seperti kita ketahui bahwa dalam biologi dikenal 5 kerajaan organisme yaitu kerajaan binatang, kerajaan
tumbuhan, kerajaan jamur, kerajaan monera, dan kerajaan protista. Selain babi, semua binatang,
tumbuhan, jamur, dan mikroorganisme adalah halal untuk dimakan. Hanya saja, makanan berasal dari
organisme-organisme tersebut harus baikagar boleh dikonsumsi. DAGING DI PASAR DAN DI
RESTORANSeringkali, kita tidak menyembelih sendiri binatang yang akan dikonsumsi. Kita juga tidak
mengetahui sejarah daging yang akan kita makan. Ini yang terjadi ketika kita membeli daging di pasar
atau makan di restoran. Apakah boleh kita membeli daging di pasar atau makan daging di restoran?
Menurut penulis, kita perlu percaya bahwa penjualnya sudah memahami tentang syarat
kehalalandaging. Hanya dengan rasa percaya itulah permasalahan tersebut dapat diselesaikan. Oleh
sebab itu, kita harus memilih penjual atau restoran yang bisa dipercaya. Jika kita tidak bisa mendapatkan
yang halal padahal kita membutuhkannya, kita dapat menerimanya sebagai keadaan terpaksa yang
disertai perasaan tidak ada ingin melanggar perintah Allah. 1. Perilaku Yang Menyimpang  Merokok

Merokok termasuk perilaku makan yang menyimpang karena tujuannya tidak untuk mendapatkan
energi dan unsur-unsur kimia yang bermanfaat bagi tubuh. Perokok memasukkan asap yang
mengandung zat yang oleh para ahli dianggap sebagai zat yang tidak menyehatkan. Sejumlah orang yang
tidak setuju dengan pengonsumsian rokok berkampanye anti rokok. Di sisi lain, para perokok berdalih
bahwa ada perokok yang dapat berumur panjang. Sampai sekarang, pro dan kontra terhadap perilaku
merokok masih terjadi. Disebutkan dengan jelas bahwa Allah hanya mengharamkan yang disebutkan
dalam 6:145. Dalam ayat tersebut, morokok tidak disebutkan sehingga tidak termasuk yang diharamkan.
Meskipun halal, merokok menjadi dilarang untuk dikonsumsi jika menimbulkan pengaruh yang tidak
baik. Artinya, merokok dapat dinilai baik atau buruk tergantung pada efeknya terhadap yang
mengkonsumsinya. Dalam hal ini, perokok harus mengamati efek merokok terhadap dirinya dengan
seksama dan jujur karena Allah selalu mengawasi. Jika efeknya tidak baik bagi kita secara jasmaniah dan
atau rohaniah, morokok menjadi aktivitas yang dilarang.Narkoba Mengkonsumsi narkoba tidak
termasuk yang diharamkan dalam 6:145. Hal ini dapat dipahamikarena pemakaian narkoba adalah
perilaku makan tidak normal atau menyimpang. Seperti kita ketahui bahwa yang dijelaskan dalam 6:145;
16:115; 2:173; dan 5:3 berkaitan dengan perilaku makan manusia nornal. Sudah diketahui secara umum
bahwa efek narkoba adalah tidak baik secara jasmaniah maupun rohaniah bagi semua orang tanpa
terkecuali. Dengan kata lain, narkobaadalah sesuatu yang tidak boleh dikonsumsi oleh siapapun secara
mutlakBAB IIIPENUTUP A.KesimpulanDari hasl pembahasan di atas dapat di tark kesimpulan bahwa:
Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang asd di dunia ini halal semua untuk dimakan dan
diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al Qur’an dan yang terdapat dalam
hadist Nabi Muhammad SAW.Tiap benda di permukaan bumi menurut hukum asalnya adalah halal
kecuali kalau ada larangan secara syar’i. Dengan mengetahui hukum-hukum makan halal dan
makanan yang haram.Maka dijadiakan sebagai landasan dalam menentukan makanan dan minuman dan
cara mandapatkanya sehingga kita dapat ladasan dalam pemilihan makanan dan minuman pada saat ini
dan seterusnya.Juga tak kalah pentingnya cara mandapatkan makanan tersebut.Agar makanan dan
minuman yang kita makan sehari-hari mendapat barokah serta nikmat dari Alloh SWT.DAFTAR
PUSTAKA1. 1. Thobib Al-Asyhar,Bahaya Makanan Haram Bagai Kesehatan Jasmani dan
Rohani,Jakarat:Al-Mawadi Prima,20031. Al-Ath’imah wa Ahkamis Shoyd wadz Dzaba`ih, karya Syaikh Al-
Fauzan, cet. I th. 1408 H/1988 M, penerbit: Maktabah Al-Ma’arif Ar-Riyadh

2. Al-Majmu’, Imam An-Nawawy, Cet. Terakhir, th. 1415 H/1995 M, penerbut: Dar Ihya`utTurots Al-
Araby3. . Bidayatul Mujtahid, Ibnu Rusyd Al-Maliky, cet. X, th. 1408 H/1988 M, penerbit: Darul Kutubil
‘Ilmiyah4. Al-Luqothot fima Yubahu wa Yuhramu minal Ath’imah wal Masyrubat, karya Muhammad bin
Hamd Al-Hamud An-Najdymakanan halal5. Setelah memahami ketiga pendahuluan di postngan
sebelumnya, maka berikut penyebutan satu persatu makanan yang dibahas oleh para ulama beserta
hukumnya masing-masing:6. 1. Bangkai7. Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan
yang syar’iydan juga bukan hasil perburuan. Allah -Subhanahu wa Ta’ala- menyatakandalam firman-
Nya:8. 

  !
"#$%  &'()*+,
&-.$
/'0109. “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,
darah, daging babi, (daginghewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
yangdipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas,kecuali yang sempat
kamu menyembelihnya”. (QS. Al-Ma`idah: 3)10. Dan juga dalam firmannya:11.
23,45)" 6
&70&89(12. “Dan janganlah kamu
memakan binatang-binatang yang tidak disebutnama Allah ketika menyembelihnya.
Sesungguhnya perbuatan yangsemacam itu adalah suatu kefasikan”. (QS. Al-An’am: 121)13. Jenis-jenis
bangkai berdasarkan ayat-ayat di atas:14. 1. Al-Munhaniqoh, yaitu hewan yang mati karena tercekik.15.
2. Al-Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena terkena pukulan keras.16. 3. Al-Mutaroddiyah, yaitu
hewan yang mati karena jatuh dari tempat yangtinggi.

17. 4. An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewanlainnya.18. 5. Hewan
yang mati karena dimangsa oleh binatang buas.19. 6. Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan,
misalnya disetrum.20. 7. Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak
membacabasmalah.21. 8. Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun
denganmembaca basmalah.22. 9. Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya.
Halini berdasarkan hadits Abu Waqid secara marfu’:23. 3 0 : ; < 3 
%=:+ >*-124. “Apa-apa yang terpotong
dari hewan dalam keadaan dia (hewan itu) masihhidup, maka potongan itu adalah bangkai”. (HR.
Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzy dan dishohihkan olehnya)25. Diperkecualikan darinya 3 bangkai, ketiga
bangkai ini halal dimakan:26. 1. Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan
bahwasemua hewan air adalah halal bangkainya kecuali kodok.27. 2. Belalang. Berdasarkan hadits Ibnu
‘Umar secara marfu’:28. : , : + ! ; ? 
.@A,;?  
8;<?.?  
%B-$29. “Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah. Adapun kedua
bangkaiitu adalah ikan dan belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah hati danlimfa”. (HR. Ahmad
dan Ibnu Majah)30. 3. Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Hal
iniberdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan AshhabusSunan kecuali An-
Nasa`iy, bahwa Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-bersabda:

31. $/&'>@ /&'32. “Penyembelihan untuk janin


adalah penyembelihan induknya”.33. Maksudnya jika hewan yang disembelih sedang hamil, maka janin
yang adadalam perutnya halal untuk dimakan tanpa harus disembelih ulang.34. [Al-Luqothot fima
Yubahu wa Yuhramu minal Ath'imah wal Masyrubat pointpertama]35. 2. Darah.36.Yakni darah yang
mengalir dan terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surahAl-An’am ayat 145:37. 
%C04,C. “Atau darah yang mengalir”.38. Dikecualikan darinya hati dan limfa
sebagaimana ditunjukkan dalam haditsIbnu ‘Umar yang baru berlalu. Juga dikecualikan darinya
darah yangberada dalam urat-urat setelah penyembelihan.39. 3. Daging babi.40.Telah berlalu
dalilnya dalam surah Al-Ma`idah ayat ketiga di atas. Yangdiinginkan dengan daging babi adalah
mencakup seluruh bagian-bagiantubuhnya termasuk lemaknya. Secara biologi pun daging
babimengandung banyak penyakit. 41. 4. Khamar.googling42.Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:43.
">D3EF(GHIJ5H
,
5)0K>7 :L ?
049!MN0+ E;?-O

44. “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,berjudi, (berkorban


untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalahperbuatan keji termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”. (QS. Al-Ma`idah:
9045. Dan dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu ‘Umar -radhiallahu ‘anhuma-secara marfu’:46.
3%PQL&<3%P!,L&47. “Semua yang
memabukkan adalah haram, dan semua khamar adalahharam”.48. Dikiaskan dengannya semua
makanan dan minuman yang bisamenyebabkan hilangnya akal (mabuk), misalnya narkoba dengan
seluruhjenis dan macamnya.49. 5. Semua hewan buas yang bertaring.ihsandpra.multiply.com 50. 51.
Sahabat Abu Tsa’labah Al-Khusyany -radhiallahu ‘anhu- berkata:52. R + ,$ 
>IP5S'$&>"T:56 "  TU  B06F ?
53. “Sesungguhnya Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- melarang dari(mengkonsumsi)
semua hewan buas yang bertaring”. (HR. Al-Bukhary danMuslim)

54. Dan dalam riwayat Muslim darinya dengan lafazh, “Semua hewan buasyang bertaring maka
memakannya adalah haram”.55. Yang diinginkan di sini adalah semua hewan buas yang
bertaring danmenggunakan taringnya untuk menghadapi dan memangsa manusia danhewan lainnya.
Lihat Al-Ifshoh (1/457) dan I’lamul Muwaqqi’in (2/117).56. Jumhur ulama berpendapat haramnya
berlandaskan hadits di atas danhadits-hadits lain yang semakna dengannya.57. [Asy-Syarhul Kabir
(11/66), Mughniyul Muhtaj (4/300), dan Syarh TanwirilAbshor ma'a Hasyiyati Ibnu 'Abidin (5/193)]58. 6.
Semua burung yang memiliki cakar.ihsandpra.multiply.com 59. Yang diinginkan dengannya adalah
semua burung yang memiliki cakaryang kuat yang dia memangsa dengannya, seperti: elang
dan rajawali.Jumhur ulama dari kalangan Imam Empat -kecuali Imam Malik- danselainnya
menyatakan pengharamannya berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas-radhiallahu ‘anhuma-:60.
- >VPS'L&<R+,$
>IP5S'$&>"T:561. “Beliau (Nabi) melarang untuk memakan semua
hewan buas yangbertaring dan semua burung yang memiliki cakar”. (HR. Muslim) [Al-Majmu'(9/22),
Al-Muqni' (3/526,527), dan Takmilah Fathil Qodir (9/499)]62. 7. Jallalah.

63. Dia adalah hewan pemakan feses (kotoran) manusia atau hewan lain, baikberupa onta, sapi, dan
kambing, maupun yang berupa burung, seperti:garuda, angsa (yang memakan feses), ayam
(pemakan feses), dan sebagiangagak. Lihat Nailul Author (8/128).64. Hukumnya adalah haram. Ini
merupakan pendapat Imam Ahmad -dalamsatu riwayat- dan salah satu dari dua pendapat dalam
madzhab Syafi’iyah,mereka berdalilkan dengan hadits Ibnu ‘Umar -radhiallahu ‘anhuma-
beliauberkata:65. :5 + W @
&>"6 "  TU  B06F T:566. “Rasulullah -
Shallallahu ‘alaihi wasallam- melarang dari memakan al-jallalah dan dari meminum susunya”. (HR.
Imam Lima kecuali An-Nasa`iy(3787))67. Beberapa masalah yang berkaitan dengan jallalah:68. 1. Tidak
semua hewan yang memakan feses masuk dalam kategori jallalahyang diharamkan, akan tetapi
yang diharamkan hanyalah hewan yangkebanyakan makanannya adalah feses dan jarang
memakan selainnya.Dikecualikan juga semua hewan air pemakan feses, karena telah berlalubahwa
semua hewan air adalah halal dimakan. Lihat Hasyiyatul Al-Muqni’(3/529).69. 2. Jika jallalah ini dibiarkan
sementara waktu hingga isi perutnya bersihdari feses maka tidak apa-apa memakannya ketika itu.
Hanya saja merekaberselisih pendapat mengenai berapa lamanya dia dibiarkan, dan
yangbenarnya dikembalikan kepada ukuran adat kebiasaan atau kepadasangkaan besar. Lihat Al-
Majmu’ (9/28).70. [Al-Muqni' (3/527,529), Mughniyul Muhtaj (4/304), dan Takmilah Fathil Qodir(9/499-
500)]71. 8. Keledai jinak (bukan yang liar).

72. Ini merupakan madzhab Imam Empat kecuali Imam Malik dalam sebagianriwayat darinya. Dari
Anas bin Malik -radhiallahu ‘anhu-, bahwasanyaRasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
bersabda:73. , ِ D3EF:5X;H
0>"&:06F  ?
)74. “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang kalian untuk memakandaging-daging
keledai yang jinak, karena dia adalah najis”. (HR. Al-Bukharydan Muslim)75. Diperkecualikan darinya
keledai liar, karena Jabir -radhiallahu ‘anhu-berkata:76. > " 6 
"  TU =+ 5:5< Y%0 
%P+Q>G&
=H F77. “Saat (perang) Khaibar, kami memakan kuda dan
keledai liar, dan Nabi-Shallallahu ‘alaihi wasallam- melarang kami dari keledai jinak”.
(HR.Muslim)78. Inilah pendapat yang paling kuat, sampai-sampai Imam Ibnu ‘Abdil
Barrmenyatakan, “Tidak ada perselisihan di kalangan ulama zaman ini tentangpengharamannya”. Lihat
Al-Mughny beserta Asy-Syarhul Kabir (11/65). [Al-Bada`i' (5/37), Mughniyul Muhtaj (4/299), Al-Muqni'
(3/525), dan Al-Bidayah(1/344].79. 9. Kuda.

ardiantono.wordpress.com80. 81. Telah berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda
saatperang Khaibar. Semakna dengannya ucapan Asma` bintu Abi Bakr-radhiallahu
‘anhuma-:82. N & 8 ;6  "  TU  B06F
:"T"6C;5583. “Kami menyembelih kuda di zaman
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihiwasallam- lalu kamipun memakannya”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim)84.
Maka ini adalah sunnah taqririyyah (persetujuan) dari Nabi -Shallallahu‘alaihi wasallam-.85. Ini
adalah pendapat jumhur ulama dari kalangan Asy-Syafi’iyyah, Al-Hanabilah, salah satu
pendapat dalam madzhab Malikiyah, sertamerupakan pendapat Muhammad ibnul Hasan dan Abu
Yusuf dari kalanganHanafiyah. Dan ini yang dikuatkan oleh Imam Ath-Thohawy sebagaimanadalam
Fathul Bary (9/650) dan Imam Ibnu Rusyd dalam Al-Bidayah (1/3440).86. [Mughniyul Muhtaj (4/291-
291), Al-Muqni' beserta hasyiyahnya (3/528), Al-Bada`i' (5/18), dan Asy-Syarhus Shoghir (2/185)]87. 10.
Baghol.88. Dia adalah hewan hasil peranakan antara kuda dan keledai. Jabir-radhiallahu
‘anhuma- berkata:

89. – – <,5 Z  


0PP+Q0=M6 "  TU
 B06F % B+ 090. “Rasulullah -
Shallallahu ‘alaihi wasallam- mengharamkan -yakni saatperang Khaibar- daging keledai jinak dan
daging baghol. (HR. Ahmad danAt-Tirmidzy)91. Dan ini (haram) adalah hukum untuk semua hewan hasil
peranakan antarahewan yang halal dimakan dengan yang haram dimakan. [Al-Majmu' (9/27),Ays-
Syarhul Kabir (11/75), dan Majmu' Al-Fatawa (35/208)].92. 11. Anjing.fachruddin54.blogspot.com 93.
94. Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, di antara dalil yangmenunjukkan hal ini adalah
bahwa anjing termasuk dari hewan buas yangbertaring yang telah berlalu pengharamannya. Dan telah
tsabit dari Nabi-Shallallahu ‘alaihi wasallam- bahwa beliau bersabda:95.
[%\C]%') ?)96. “Sesungguhnya
Allah jika mengharamkan sesuatu maka Dia akanmengharamkan harganya [12]“.97. Dan telah
tsabit dalam hadits Abu Mas’ud Al-Anshory riwayat Al-Bukharydan Muslim dan juga dari hadits
Jabir riwayat Muslim akan haramnyamemperjualbelikan anjing. [Al-Luqothot point ke-12]

98. 12. Kucing baik yang jinak maupun yang liar.strano66.blogspot.com 99. Jumhur ulama
menyatakan haramnya memakan kucing karena diatermasuk hewan yang bertaring dan
memangsa dengan taringnya.Pendapat ini yang dikuatkan oleh Syaikh Al-Fauzan. Dan juga telah
wariddalam hadits Jabir riwayat Imam Muslim akan larangan meperjualbelikankucing, sehingga hal
ini menunjukkan haramnya. [Al-Majmu' (9/8) danHasyiyah Ibni 'Abidin (5/194)]100. 13.
Monyet.hidatte.wordpress.com 101. Ini merupakan madzhab Syafi’iyah dan merupakan pendapat
dari‘Atho`, ‘Ikrimah, Mujahid, Makhul, dan Al-Hasan. Imam Ibnu Hazmmenyatakan, “Dan
monyet adalah haram, karena Allah -Ta’ala- telahmerubah sekelompok manusia yang bermaksiat
(Yahudi) menjadi babi danmonyet sebagai hukuman atas mereka. Dan setiap orang yang
masihmempunyai panca indra yang bersih tentunya bisa memastikan bahwaAllah -Ta’ala-
tidaklah merubah bentuk (suatu kaum) sebagai hukuman(kepada mereka) menjadi bentuk
yang baik dari hewan, maka jelaslah

bahwa monyet tidak termasuk ke dalam hewan-hewan yang baik sehinggasecara otomatis dia
tergolong hewan yang khobits (jelek)” [13]. [Al-Luqothot point ke-13]102. 14. Gajah.103.
Madzhab jumhur ulama menyatakan bahwa dia termasuk ke dalamkategori hewan buas yang bertaring.
Dan inilah yang dikuatkan oleh ImamIbnu ‘Abdil Barr, Al-Qurthuby, Ibnu Qudamah, dan Imam
An-Nawawy-rahimahumullah-. [Al-Luqothot point ke-14]104. 15. Musang (arab: tsa’lab)105. Halal,
karena walaupun bertaring hanya saja dia tidak mempertakutidan memangsa manusia atau hewan
lainnya dengan taringnya dan dia jugatermasuk dari hewan yang baik (arab: thoyyib). Ini merupakan
madzhabMalikiyah, Asy-Syafi’iyah, dan salah satu dari dua riwayat dari ImamAhmad.
[Mughniyul Muhtaj (4/299), Al-Muqni' (3/528), dan Asy-SyarhulKabir (11/67)]106. 16.
Hyena/kucing padang pasir (arab:Dhib’un)107. Pendapat yang paling kuat di kalangan ulama -
dan ini merupakanpendapat Imam Asy-Syafi’iy dan Imam Ahmad- adalah halal dan bolehnyamemakan
daging hyena. Hal ini berdasarkan hadits ‘Abdurrahman bin‘Abdillah bin Abi ‘Ammar, beliau
berkata, “Saya bertanya kepada Jabir,“apakah hyena termasuk hewan buruan?”, beliau menjawab,
“iya”. Sayabertanya lagi, “apakah boleh memakannya?”, beliau menjawab, “boleh”.Saya kembali
bertanya, “apakah pembolehan ini telah diucapkan olehRasulullah?”, beliau menjawab, “iya”“.
Diriwayatkan oleh Imam Lima [14]dan dishohihkan oleh Al-Bukhary, At-Tirmidzy dan selainnya.
LihatTalkhishul Khabir (4/152).108. Pendapat ini yang dikuatkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Al-
Fath(9/568) dan Imam Asy-Syaukany.

109. Adapun jika ada yang menyatakan bahwa hyena adalah termasukhewan buas yang bertaring,
maka kita jawab bahwa hadits Jabir di ataslebih khusus daripada hadits yang mengharamkan
hewan buas yangbertaring sehingga hadits yang bersifat khusus lebih didahulukan.
Ataudengan kata lain hyena diperkecualikan dari pengharaman hewan buasyang bertaring.
Lihat Nailul Author (8/127) dan I’lamul Muwaqqi’in (2/117).110. [Mughniyul Muhtaj (4/299) dan Al-
Muqni' (3/52)]111. 17. Kelinci.112. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary
danImam Muslim dari Anas bin Malik -radhiallahu ‘anhu-:113.
+;<VP5F>03^"S6 "
 TU 5114. “Sesungguhnya beliau (Nabi) -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
pernahdiberikan hadiah berupa potongan daging kelinci, maka beliaupunmenerimanya”.115.
Imam Ibnu Qudamah berkata dalam Al-Mughny, “Kami tidakmengetahui ada seorangpun yang
mengatakan haramnya (kelinci) kecualisesuatu yang diriwayatkan dari ‘Amr ibnul ‘Ash”. [Al-Luqothot
point ke-16]116. 18. Belalang.117. Telah berlalu dalam hadits Ibnu ‘Umar bahwa bangkai
belalangtermasuk yang diperkecualikan dari bangkai yang diharamkan. Hal ini jugaditunjukkan oleh
perkataan Anas bin Malik -radhiallahu ‘anhu-:118. . @ 
&85_P`*+66 "  TU  B06F
*5`119. “Kami berperang bersama Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
sebanyak 7 peperangan sedang kami hanya memakan belalang”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim). [Al-
Luqothot point ke-17]120. 19. Kadal padang pasir (arab: dhobbun [15]).

121. Pendapat yang paling kuat yang merupakan madzhab Asy-Syafi’iyahdan Al-Hanabilah bahwa dhabb
adalah halal dimakan, hal ini berdasarkansabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- tentang biawak:122.
B3W%5X;0Ma0&123. “Makanlah dan
berikanlah makan dengannya (dhabb) karenasesungguhnya dia adalah halal”. (HR. Al-Bukhary dan
Muslim dari haditsIbnu ‘Umar)124. Adapun keengganan Nabi untuk memakannya, hanyalah
dikarenakandhabb bukanlah makanan beliau, yakni beliau tidak biasa memakannya. Halini sebagaimana
yang beliau khabarkan sendiri dalam sabdanya:125.
=Ma>D!<b8(126. “Tidak
apa-apa, hanya saja dia bukanlah makananku”.127. Ini yang dikuatkan oleh Imam An-Nawawy
dalam Syarh Muslim(13/97). [Mughniyul Muhtaj (4/299) dan Al-Muqni' (3/529)]128. 20. Landak.129.
Syaikh Al-Fauzan menguatkan pendapat Asy-Syafi’iyyah akan bolehdan halalnya karena tidak ada
satupun dalil yang menyatakan haram dankhobitsnya. Lihat Al-Majmu’ (9/10).130. 21. Ash-shurod,
kodok, semut, burung hud-hud, dan lebah.131. Kelima hewan ini haram dimakan, berdasarkan hadits
Abu Hurairah-radhiallahu ‘anhu-, beliau berkata:132.
R4^$.JL 
1>"6 "  TU  B06F
T:5:133. “Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- melarang
membunuhshurod, kodok, semut, dan hud-hud. (HR. Ibnu Majah dengan sanad yangshohih).

134. Adapun larangan membunuh lebah, warid dalam hadits Ibnu ‘Abbasyang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad dan Abu Daud.135. Dan semua hewan yang haram dibunuh maka
memakannyapunharam. Karena tidak mungkin seeokor binatang bisa dimakan kecualisetelah
dibunuh. [Al-Luqothot point ke-19 s/d 23]136. 22. Yarbu’.137. Halal. Ini merupakan madzhab Asy-
Syafi’iyah dan Al-Hanabilah, danmerupakan pendapat ‘Urwah, ‘Atho` Al-Khurosany, Abu Tsaur, dan
IbnulMundzir, karena asal dari segala sesuatu adalah halal, dan tidak adasatupun dalil yang
menyatakan haramnya yarbu’ ini. Inilah yang dikuatkanoleh Imam Ibnu Qudamah dalam Al-
Mughny (11/71). [Hasyiyatul Muqni'(3/528) dan Mughniyul Muhtaj (4/299)]138. 23. Kalajengking,
ular, gagak, tikus, tokek,dan cicak.139. Karena semua hewan yang diperintahkan untuk
dibunuh tanpamelalui proses penyembelihan adalah haram dimakan, karena seandainyahewan-hewan
tersebut halal untuk dimakan maka tentunya Nabi tidak akanmengizinkan untuk membunuhnya
kecuali lewat proses penyembelihanyang syar’iy.140. Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
bersabda:141. : /F 8 4 * (
I$
 =;> 260;D3Q V!
P142. “Ada lima (binatang) yang fasik (jelek) yang boleh dibunuh baik diaberada di daerah
halal (selain Mekkah) maupun yang haram (Mekkah): Ular,gagak yang belang, tikus, anjing, dan rajawali
(HR. Muslim)143. Adapun tokek dan -wallahu a’lam- diikutkan juga kepadanya cicak,maka telah warid
dari hadits Abu Hurairah riwayat Imam Muslim tentanganjuran membunuh wazag (tokek). [Bidayatul
Mujtahid (1/344) dan TafsirAsy-Syinqithy (1/273)]

144. 24. Kura-kura (arab: salhafat), anjing laut, dankepiting (arab: sarthon).145. Telah berlalu
penjelasannya pada pendahuluan yang ketiga bahwaketiga hewan ini adalah halal dimakan. [Al-
Luqothot point ke-28 s/d 30]146. 25. Siput (arab: halazun) darat, seranggakecil, dan kelelawar.147.
Imam Ibnu Hazm menyatakan, “Tidak halal memakan siput darat,juga tidak halal memakan
seseuatupun dari jenis serangga, seperti: tokek(masuk juga cicak), kumbang, semut, lebah, lalat,
cacing, kutu, nyamukdan yang sejenis dengan mereka, berdasarkan firman Allah -
Ta’ala-,“Diharamkan untuk kalian bangkai”, dan firman Allah -Ta’ala-, “Kecualiyang kalian
sembelih”. Dan telah jelas dalil yang menunjukkan bahwapenyembelihan pada hewan yang
bisa dikuasai/dijinakkan, tidaklahteranggap secara syar’iy kecuali jika dilakukan pada
tenggorokan ataudadanya. Maka semua hewan yang tidak ada cara untuk
bisamenyembelihnya, maka tidak ada cara/jalan untuk memakannya, sehinggahukumnya adalah haram
karena tidak bisa dimakan, kecuali bangkai yangtidak disembelih” [16]. [Al-Luqothot point ke-31 s/d
34]148. Inilah secara ringkas penyebutan beberapa kaidah dalam masalahpenghalalan dan
pengharaman makanan beserta contoh-contohnyasemoga bisa bermanfaat. Penyebutan makanan
sampai point ke-25 di atasbukanlah dimaksudkan untuk membatasi bahwa makanan yang
haramjumlahnya hanya sekitar itu, akan tetapi yang kami inginkan dengannyahanyalah menjelaskan
kaidah umum dalam masalah ini yang bisa dijadikansebagai tolak ukur dalam menghukumi hewan-
hewan lain yang tidaksempat kami sebutkan.149. Adapun makanan selain hewan dan juga minuman,
maka hukumnyatelah kami terangkan secara global dalam pendahuluan-pendahuluan diawal
pembahasan, yang mana pendahuluan-pendahuluan ini adalahsemacam kaidah untuk
menghukumi semuanya, wallahul muwaffiq.

150.http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/11/30/lengkap-mengetahui-makanan-haram-dan-
halal/REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak aparatur negara untuk
segera mensahkan RUU Jaminan Produk Halal. Jika tidak bisa disahkan dalam waktu dekat ini, MUI
menyarankan agar pemerintah mengeluarkan peraturan pendahulu seperti Peraturan Presiden (Perpres)
atau Instruksi Presiden (Inpres) untuk melindungi konsumen dari produk-produk tidak halal. "Bisa saja
pemerintah mengeluarkan aturan itu (Perpres atau Inpres). Mengingat begitu mendesaknya payung
hukum untuk melindungi para konsumen dari produk yang tidak halal," kata Ketua MUI KH Ma'ruf Amin
saat dihubungi Republika, Kamis (20/13).Namun demikian, Ma'ruf tetap berharap agar pengesahan RUU
Jaminan Produk Halal lebih diutamakan. Karena, sasaran dari RUU itu mencakup kewajiban sertifikasi
halal dari semua produk, pengawasan produk, dan penindakan bagi produsen yang melanggar kehalalan
sebuah produk.Menurut Ma'ruf, selama ini sebuah produk hanya diberikan label sertifikasi halal oleh
MUI. Namun, hal tersebut bukan merupakan kewajiban. Sehingga, jika ada produk yang tak memiliki
label halal, tidak mendapatkan tindakan apa-apa dari aparatur negara."Jadi kita tidak bisa berbuat
banyak jika ada produsen yang nakal mencampur olahan dengan sesuatu yang tidak halal," katanya.
Rabu (12/12) kemarin, Polda Metro Jaya bersama dengan bidang Pengendalian dan Pengawasan Suku
Dinas Perternakan Jakarta Selatan, melakukan pengerebekan di rumah toko di kawasan Cipete, Jakarta
Selatan, yang diduga sebagai tempat pengolahan daging babi. Dalam pengerebekan tersebut, petugas
menemukan 50 Kg daging babi beku dan 15 Kg daging campuran.Redaktur: HazliansyahReporter:
Muhammad Hafil

KRITERIA MAKANAN HALALPendahuluanTermasuk di antara keluasan dan kemudahan dalam syari’at


Islam, Allah -Subhanahu wa Ta’ala- menghalalkan semua makanan[1] yang mengandung maslahat dan
manfaat, baik yang kembalinya kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun masyarakat.
Demikian pula sebaliknya Allah mengharamkan semua makanan yang memudhorotkan atau yang
mudhorotnya lebih besar daripada manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan
hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat perkara inisangat ditentukan -setelah
hidayah dari Allah- dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah
menjadi darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya. Karenanya Nabi -Shallallahu ‘alaihi
wasallam- pernah bersabda:L P #+5 > 
F; T “Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram
maka neraka lebih pantas untuknya”.Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis:1. Ada yang
diharamkan karena dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut memangsudah haram, seperti:
bangkai, darah, babi, anjing, khamar, dan selainnya.2. Ada yang diharamkan karena suatu sebab yang
tidak berhubungan dengan dzatnya. Maksudnya asal makanannya adalah halal, akan tetapi dia menjadi
haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut. Misalnya: makanan dari
hasil mencuri, upah perzinahan, sesajen perdukunan, makanan yang disuguhkan dalam acara-acara yang
bid’ah, dan lain sebagainya.Satu hal yang sangat penting untuk diyakini oleh setiap muslim adalah
bahwa apa-apa yang Allah telah halalkan berupa makanan, maka disitu ada kecukupan bagi mereka
(manusia) untuktidak mengkonsumsi makanan yang haram.[Muqaddimah Al-Luqothot fima Yubahu wa
Yuhramu minal Ath'imah wal Masyrubat dan muqaddimah Al-Ath'imah karya Al-Fauzan]Sebelum kita
menyebutkan satu persatu makanan dan minuman yang disebutkan dalam Al-Qur`an dan Sunnah
beserta hukumnya masing-masing, maka untuk lebih membantu memahami pembahasan, kami dahului
dengan beberapa pendahuluan. Pendahuluan Pertama: Asal dari semua makanan adalah boleh dan
halal sampai ada dalil yang menyatakan haramnya.Allah -Ta’ala- berfirman:0  S7 
2Q !  =; cFH MCE“Dia-lah Allah, yang
menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”. (QS. Al-Baqarah: 29)

Ayat ini menunjukkan bahwa segala sesuatu -termasuk makanan- yang ada di bumi adalah nikmat dari
Allah, maka ini menunjukkan bahwa hukum asalnya adalah halal dan boleh, karena Allah tidaklah
memberikan nikmat kecuali yang halal dan baik.Dalam ayat yang lain: 1  J ;  !
  % !" ()  9F-d
)“Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya
atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya”. (QS. Al-An’am: 119)Maka semua makanan yang
tidak ada pengharamannya dalam syari’at berarti adalah halal[2].Faidah:Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
menyatakan, “Hukum asal padanya (makanan) adalah halal bagi seorang muslim yang beramal sholeh,
karena Allah -Ta’ala- tidaklah menghalalkan yang baik-baik kecuali bagi siapa yang akan
menggunakannya dalam ketaatan kepada-Nya, bukan dalamkemaksiatan kepada-Nya. Hal ini
berdasarkan firman Allah Ta’ala:D T" >7 0K
0" _J e3E ; 0Ma ')
 09 0K 0"
_J“Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan
yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta
beriman,dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh”. (QS. Al-Ma`idah: 93)Karenanya tidak boleh
menolong dengan sesuatu yang mubah jika akan digunakan untuk maksiat, seperti memberikan daging
dan roti kepada orang yang akan minum-minum khamar atau akan menggunakannya dalam
kejelekan”[3]. Pendahuluan Kedua: Manhaj Islam dalam penghalalan dan pengharaman makanan
adalah “Islam menghalalkan semua makanan yang halal, suci, baik, dan tidak mengandung mudhorot,
demikian pula sebaliknya Islam mengharamkan semua makanan yang haram, najis atau ternajisi, khobits
(jelek), dan yang mengandung mudhorot”.Manhaj ini ditunjukkan dalam beberapa ayat, di
antaranya::L b 0&  =; cFH (CW
% +C$a“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi”.
(QS. Al-Baqarah: 168)Dan Allah mensifatkan Nabi Muhammad dalam firman-Nya: L 
: _+$- $ :" f
g+

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”.
(QS. Al-A’raf: 157)Allah melarang melakukan apa saja -termasuk memakan makanan- yang bisa
memudhorotkan diri, dalam firman-Nya:( 09 !8
T) !: “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan”. (QS. Al-Baqarah: 195)Juga sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-:(  F d 
( Fd“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang
lain”.Karenanya diharamkan mengkonsumsi semua makanan dan minuman yang bisa memudhorotkan
diri -apalagi kalau sampai membunuh diri- baik dengan segera maupun dengan cara perlahan. Misalnya:
racun, narkoba dengan semua jenis dan macamnya, rokok, dan yang sejenisnya.Adapun makanan yang
haram karena diperoleh dari cara yang haram, maka Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- telah
bersabda:?) !g. !0 !
d" !" 3%“Sesungguhnya darah-darah kalian,
harta-harta kalian, dan kehormatan-kehormatan kalian antara sesama kalian adalah haram”. (HR. Al-
Bukhary dan Muslim)Faidah:1. Makna makanan yang najis adalah jelas, adapun makanan yang ternajisi,
contohnya adalah mentega yang kejatuhan tikus. Hukumnya sebagaimana yang disebutkan dalam hadits
Maimunah -radhiallahu ‘anha- bahwa Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- ditanya tentang lemak yang
kejatuhan tikus, maka beliau bersabda:0  , :0 % 
<N0%a; 0& !6“Buanglah tikusnya dan buang
juga lemak yang berada di sekitarnya lalu makanlah lemak kalian”. (HR. Al-Bukhary)Jadi jika yang
kejatuhan najis adalah makanan padat, maka cara membersihkannya adalah dengan membuang
najisnya dan makanan yang ada di sekitarnya, adapun sisanya boleh untuk dimakan. Akan tetapi jika
yang kejatuhan najis adalah makanan yang berupa cairan, maka hukumnya dirinci; jika najis ini merubah
salah satu dari tiga sifatnya (bau, rasa, dan warna) maka makanannya dihukumi najis sehingga tidak
boleh dikonsumsi, demikian pula sebaliknya.
1. Makanan yang jelek (arab: khobits) ada dua jenis; yang jelek karena dzatnya -seperti: darah, bangkai,
dan babi- dan yang jelek karena salah dalam memperolehnya -seperti: hasil riba dan perjudian-. Lihat
Majmu‘ Al-Fatawa (20/334).2. Adapun ukuran kapan suatu makanan dianggap thoyyib (baik) atau
khobits (jelek), makahal ini dikembalikan kepada syari’at. Maka apa-apa yang dihalalkan oleh syari’at
maka dia adalah thoyyib dan apa-apa yang diharamkan oleh syari’at maka dia adalah khabits, ini adalah
madzhab Malikiyah dan yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sebagaimana yang akan
nampak dalam ucapan beliau.Adapun jumhur ulama, mereka mengatakan bahwa yang menjadi ukuran
dalam penentuannya adalah orang-orang Arab, karena kepada merekalah asalnya diturunkan Al-Qur`an
sehingga mereka yang secara langsung diajak bicara oleh syari’at. Lihat Hasyiyah Ibni ‘Abidin (5/194), Al-
Majmu‘ (9/25-26), dan Asy-Syarhul Kabir (11/64).Hanya saja ini (pendapat jumhur) adalah pendapat
yang kurang kuat, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam menjelaskan makna firman Allah -
Ta’ala-:A508, ' % : 1 % !
 _+$- “Mereka menanyakan kepadamu: “Apakah yang dihalalkan bagi
mereka?” Katakanlah: “Dihalalkan bagimu yang baik-baik.”. (QS. Al-Maidah: 4) Beliau berkata,
“Seandainya makna “yang baik” di sini adalah apa yang dihalalkan, maka tentunya kalimat ini tidak ada
faidahnya[4]. Maka dari sini diketahuilah bahwa thoyyib dan khobits adalah sifat yang berada pada
sebuah benda, dan bukan yang diinginkan dengannya (thoyyib) sekedar kelezatan dalam memakannya.
Karena terkadang seorang manusia menikmati (merasa lezat) dengan apa yang membahayakan dirinya
yang berupa racun[5], ataumenikmati apa yang dilarang oleh dokter[6]. Dan bukan pula yang diinginkan
darinya (thoyyib) dengan merasa nikmatnya sebagian bangsa -misalnya bangsa Arab- terhadap suatu
makanan, dan bukan pula dianggap thoyyib karena keberadaannya sebagai makanan yang biasa
dimakan (dinikmati) oleh orang-orang Arab. Hal itu karena, keberadaan suatu makanan biasa dimakan
dan disenangi oleh sebagian bangsa atau sebaliknya mereka tidak menyukainya karena makanan itu
tidak ada di negerinya, (semua ini) tidaklah mengharuskan Allah mengharamkan sebuah makanan
kepada segenap kaum mu`minin dengan alasan mereka (sebagian bangsa) tidak terbiasa dengannya
sebagaimana tidak mengharuskan Allah menghalalkan suatu makanan kepada segenap kaum mu`minin
dengan alasan mereka (sebagian bangsa) terbiasa dengannya. Bagaimana tidak, padahal orang-orang
Arab (dahulu) telah terbiasa (menyukai) dengan memakan darah, bangkai, dan selainnya padahal
semuanya telah diharamkan oleh Allah -Ta’ala-. …. . Demikian halnya Quraisy, mereka memakan yang
khobits yang telah Allah haramkan dan sebaliknya mereka tidak menyukai makanan-makanan yang Allah
tidak mengharamkannya”. -Lalu beliau membawakan hadits yang menunjukkan Nabitidak makan
biawak, bukan karena dia haram akan tetapi karena beliau tidak biasa memakannya[7]-. “Maka dari sini
jelaslah bahwa ketidaksukaan suku Quraisy dan selainnya (dari bangsa Arab) terhadap sebuah makanan
tidaklah mengharuskan (baca: menunjukkan)

pengharaman makanan tersebut atas segenap kaum mu`minin baik yang Arab maupun yang ajam (non-
Arab). Dan juga sesungguhnya Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- dan para sahabat beliau, tidak
seorangpun di antara mereka yang mengharamkan makanan yang tidak disukai oleh orang Arab dan
sebaliknya tidak pernah membolehkan apa yang (biasa) dimakan oleh orang Arab”[8]. Pendahuluan
Ketiga: Makanan manusia secara umum ada dua jenis:1. Selain hewan, terdiri dari tumbuh-tumbuhan,
buah-buahan, benda-benda (roti, kue dan sejenisnya), dan yang berupa cairan (air dengan semua
bentuknya).Ibnu Hubairah -rahimahullah- dalam Al-Ifshoh (2/453) menukil kesepakatan ulama akan
halalnya jenis ini kecuali yang mengandung mudhorot.1. Hewan, yang terdiri dari hewan darat dan
hewan air.Hewan darat juga terbagi menjadi dua;1. Jinak, yaitu semua hewan yang hidup di sekitar
manusia dan diberi makan oleh manusia, seperti: hewan ternak2. Liar, yaitu semua hewan yang tinggal
jauh dari manusia dan tidak diberi makan oleh manusia, baik dia buas maupun tidak. Seperti: singa,
kelinci, ayam hutan, dan sejenisnya.Hukum hewan darat dengan kedua bentuknya adalah halal kecuali
yang diharamkan oleh syari’at[9], yang rinciannya insya Allah akan datang satu persatu.Hewan air juga
terbagi menjadi 2:1. Hewan yang hidup di air yang jika dia keluar darinya akan segera mati, contohnya
adalah ikan dan yang sejenisnya.2. Hewan yang hidup di dua alam, seperti buaya dan
kepiting[10].Hukum hewan air bentuk yang pertama, -menurut pendapat yang paling kuat- adalah halal
untuk dimakan secara mutlak. Ini adalah pendapat Al-Malikiyah dan Asy-Syafi’iyah, mereka berdalilkan
dengan keumuman dalil dalam masalah ini, di antaranya adalah firman Allah -Ta’ala-: % 
! U + Ma“Dihalalkan bagimu binatang
buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu” (QS. Al-Ma`idah:
96)Adapun bangkainya maka ada rincian dalam hukumnya:1. Jika dia mati dengan sebab yang jelas,
misalnya: terkena lemparan batu, disetrum, dipukul, atau karena air surut, maka hukumnya adalah halal
berdasarkan kesepakatan para ulama. Lihat Al-Mughny ma’a Asy-Syarhul Kabir (11/195)2. Jika dia mati
tanpa sebab yang jelas, hanya tiba-tiba diketemukan mengapung di atas air, maka dalam hukumnya ada
perselisihan. Yang kuat adalah pendapat jumhur dari kalangan Imam Empat kecuali Imam Malik, mereka
menyatakan bahwa hukumnya tetap

halal. Mereka berdalilkan dengan keumuman sabda Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-:0 
F0:- Nh ,L    “Dia (laut) adalah pensuci
airnya dan halal bangkainya”. (HR. Abu Daud, At-Tirmidzy, An-Nasa`iy, dan Ibnu Majah dan dishohihkan
oleh Imam Al-Bukhary). Lihat At-Talkhish (1/9)[Al-Bidayah (1/345), Asy-Syarhul Kabir (2/115), Mughniyul
Muhtaj (4/291), dan Al-Majmu' (9/32,33), Al-Mughny ma'a Asy-Syarhul Kabir (11/84,195]Adapun bentuk
yang kedua dari hewan air, yaitu hewan yang hidup di dua alam, maka pendapat yang paling kuat adalah
pendapat Asy-Syafi’iyah yang menyatakan bahwa seluruh hewan yang hidup di dua alam -baik yang
masih hidup maupun yang sudah jadi bangkai- seluruhnya adalah halal kecuali kodok. Dikecualikan
darinya kodok karena ada hadits yang mengharamkannya[11]. Lihat Al-Majmu‘ (9/32-33)[1] Arab:
tho’am, kata yang mencakup di dalamnya makanan dan minuman. Lihat Tahdzibul Asma` (2/186). [2]
Majmu‘ Fatawa Ibni Taimiyah (21/535)[3] Al-Ikhtiyarot hal. 321.[4] Yakni karena berarti ayatnya akan
bermakna, “dihalalkan bagi kalian yang halal”, sehingga kalimatnya tidak memiliki faidah tambahan.[5]
Seperti: narkoba dengan semua jenisnya, rokok, dan selainnya.[6] Yakni untuk kesembuhannya dari
sebuah penyakit.[7] Akan datang haditsnya pada point ke-19[8] Majmu‘ Al-Fatawa (17/178-180) dan Al-
Iktiyarot hal. 321.[9] Manhajus Salikin (hal. 52)[10] Lihat pembagian ini dalam Tafsir Al-Qurthuby (6/318)
dan Al-Majmu‘ (9/31-32)[11] Akan datang dalil pengharamannya pada penyebutan makanan yang ke-
21.Hukum Beberapa Jenis Makanan

Setelah memahami ketiga pendahuluan di atas, maka berikut penyebutan satu persatu makanan yang
dibahas oleh para ulama beserta hukumnya masing-masing:1. BangkaiBangkai adalah semua hewan
yang mati tanpa penyembelihan yang syar’iy dan juga bukan hasil perburuan.Allah -Subhanahu wa
Ta’ala- menyatakan dalam firman-Nya:#$% !"  
    
   
/'010 .$  -
 & *+, ()   &'“Diharamkan bagimu
(memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelihatas nama selain Allah, yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang
sempat kamu menyembelihnya”. (QS. Al-Ma`idah: 3)Dan juga dalam firmannya:( 
0&89   &7 6 
" 5) 23,4“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang
yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu
adalah suatu kefasikan”. (QS. Al-An’am: 121)Jenis-jenis bangkai berdasarkan ayat-ayat di atas:1. Al-
Munhaniqoh, yaitu hewan yang mati karena tercekik.2. Al-Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena
terkena pukulan keras.3. Al-Mutaroddiyah, yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang
tinggi.4. An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya.5. Hewan yang
mati karena dimangsa oleh binatang buas.6. Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan, misalnya
disetrum.7. Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah.8. Semua
hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan membaca basmalah.9. Semua bagian
tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya. Hal ini berdasarkan hadits Abu Waqid secara
marfu’: *-1 > :+ = <3% 0:;
3 “Apa-apa yang terpotong dari hewan dalam keadaan dia (hewan itu) masih hidup, maka
potongan itu adalah bangkai”. (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzy dan dishohihkan
olehnya)Diperkecualikan darinya 3 bangkai, ketiga bangkai ini halal dimakan:1. Ikan, karena dia
termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua hewan air adalah halal bangkainya
kecuali kodok.2. Belalang. Berdasarkan ucapan Ibnu ‘Umar yang memiliki hukum marfu’: % 
 ?   <?. 8; ? 
 :A,; .@ , ?
 :+!; B-$“Dihalalkan untuk kita dua bangkai
dan dua darah. Adapun kedua bangkai itu adalah ikan dan belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah
hati dan limfa”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)3. Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan kecuali An-Nasa`i,
bahwa Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:/ & '  >@  / & ' 
$

“Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya”.Maksudnya jika hewan yang disembelih
sedang hamil, maka janin yang ada dalam perutnya halal untuk dimakan tanpa harus disembelih ulang.2.
Darah.Yakni darah yang mengalir dan terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-An’am ayat
145: C. %C04,“Atau darah yang mengalir”.Dikecualikan darinya hati dan
limfa sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Ibnu ‘Umar yang baru berlalu. Juga dikecualikan darinya
darah yang berada dalam urat-urat setelah penyembelihan.3. Daging babi.Telah berlalu dalilnya dalam
surah Al-Ma`idah ayat ketiga di atas. Yang diinginkan dengan daging babi adalah mencakup seluruh
bagian-bagian tubuhnya termasuk lemaknya.4. Khamar.Allah -Subhanahu wa Ta’ala-
berfirman::L >7 0K 5)
 , IJ5H
(GH D3EF > " ?-O N0+
E; !M ?049“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Ma`idah: 90)Dan dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu ‘Umar -
radhiallahu ‘anhuma- secara marfu’:L& P!, <3 %  L& PQ
3%“Semua yang memabukkan adalah haram, dan semua khamar adalah haram”.Dikiaskan
dengannya semua makanan dan minuman yang bisa menyebabkan hilangnya akal (mabuk), misalnya
narkoba, ganja, dan semacamnya.5. Semua hewan buas yang bertaring.Sahabat Abu Tsa’labah Al-
Khusyany -radhiallahu ‘anhu- berkata:? B06F  TU  " 6 
T:5 >" $& S' IP5 > R+,$“Sesungguhnya Rasulullah -Shallallahu
‘alaihi wasallam- melarang dari (mengkonsumsi) semuahewan buas yang bertaring”. (HR. Al-Bukhary
dan Muslim)Dan dalam riwayat Muslim darinya dengan lafazh, “Semua hewan buas yang bertaring maka
memakannya adalah haram”.Yang diinginkan di sini adalah semua hewan buas yang bertaring dan
menggunakan taringnya untuk menghadapi dan memangsa manusia dan hewan lainnya. Lihat Al-Ifshoh
(1/457) dan I’lamul Muwaqqi’in (2/117).Jumhur ulama berpendapat haramnya berlandaskan hadits di
atas dan hadits-hadits lain yang semakna dengannya.

[Asy-Syarhul Kabir (11/66), Mughniyul Muhtaj (4/300), dan Syarh Tanwiril Abshor ma'a Hasyiyati Ibnu
'Abidin (5/193)]6. Semua burung yang memiliki cakar.Yang diinginkan dengannya adalah semua
burung yang memiliki cakar yang kuat yang dia memangsa dengannya, seperti: elang dan rajawali.
Jumhur ulama dari kalangan Imam Empat -kecuali Imam Malik- dan selainnya menyatakan
pengharamannya berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas -radhiallahu ‘anhuma-:T: 5  > "  $&  S ' 
IP5 > <R+,$ L& S' VP > -
“Beliau (Nabi) melarang untuk memakan semua hewan buas yang bertaring dan semua
burungyang memiliki cakar”. (HR. Muslim)[Al-Majmu' (9/22), Al-Muqni' (3/526,527), dan Takmilah Fathil
Qodir (9/499)]7. Jallalah.Dia adalah hewan pemakan feses (kotoran) manusia atau hewan lain, baik
berupa onta, sapi, dan kambing, maupun yang berupa burung, seperti: garuda, angsa (yang memakan
feses), ayam (pemakan feses), dan sebagian gagak. Lihat Nailul Author (8/128).Hukumnya adalah haram.
Ini merupakan pendapat Imam Ahmad -dalam satu riwayat- dan salah satu dari dua pendapat dalam
madzhab Syafi’iyah, mereka berdalilkan dengan hadits Ibnu ‘Umar -radhiallahu ‘anhuma- beliau
berkata:T:5 B06F  TU  " 6 >" &
W@ :5+“Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
melarang dari memakan al-jallalah dan dari meminumsusunya”. (HR. Imam Lima kecuali An-Nasa`i
(3787))Beberapa masalah yang berkaitan dengan jallalah:1. Tidak semua hewan yang memakan feses
masuk dalam kategori jallalah yang diharamkan,akan tetapi yang diharamkan hanyalah hewan yang
kebanyakan makanannya adalah feses danjarang memakan selainnya. Dikecualikan juga semua hewan
air pemakan feses, karena telah berlalu bahwa semua hewan air adalah halal dimakan. Lihat Hasyiyatul
Al-Muqni’ (3/529).2. Jika jallalah ini dibiarkan sementara waktu hingga isi perutnya bersih dari feses
maka tidak apa-apa memakannya ketika itu. Hanya saja mereka berselisih pendapat mengenai berapa
lamanya dia dibiarkan, dan yang benarnya dikembalikan kepada ukuran adat kebiasaan atau kepada
sangkaan besar. Lihat Al-Majmu’ (9/28).[Al-Muqni' (3/527,529), Mughniyul Muhtaj (4/304), dan
Takmilah Fathil Qodir (9/499-500)]8. Keledai jinak (bukan yang liar).Ini merupakan madzhab Imam
Empat kecuali Imam Malik dalam sebagian riwayat darinya. Dari Anas bin Malik -radhiallahu ‘anhu-,
bahwasanya Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:? )   06F 
&: >" 0 
H ,:5X; D3EF“Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang
kalian untuk memakan daging-daging keledai yang jinak, karena dia adalah najis”. (HR. Al-Bukhary dan
Muslim)Diperkecualikan darinya keledai liar, karena Jabir -radhiallahu ‘anhu- berkata:

& >G P+Q  % Y


%0 < 5:5 =+ TU  " 6 >"
F =H“Saat (perang) Khaibar, kami memakan kuda dan keledai
liar, dan Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- melarang kami dari keledai jinak”. (HR. Muslim)Inilah
pendapat yang paling kuat, sampai-sampai Imam Ibnu ‘Abdil Barr menyatakan, “Tidak ada perselisihan
di kalangan ulama zaman ini tentang pengharamannya”. Lihat Al-Mughny beserta Asy-Syarhul Kabir
(11/65).[Al-Bada`i' (5/37), Mughniyul Muhtaj (4/299), Al-Muqni' (3/525), dan Al-Bidayah (1/344].9.
Kuda.Telah berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat perang Khaibar.
Semakna dengannya ucapan Asma` bintu Abi Bakr -radhiallahu ‘anhuma-: 5 5 
6C; T" :" B06F  TU  " 6
N&8;“Kami menyembelih kuda di zaman Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
lalu kamipun memakannya”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim)Maka ini adalah sunnah taqririyyah
(persetujuan) dari Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-.Ini adalah pendapat jumhur ulama dari kalangan
Asy-Syafi’iyyah, Al-Hanabilah, salah satu pendapat dalam madzhab Malikiyah, serta merupakan
pendapat Muhammad ibnul Hasan dan Abu Yusuf dari kalangan Hanafiyah. Dan ini yang dikuatkan oleh
Imam Ath-Thohawy sebagaimana dalam Fathul Bary (9/650) dan Imam Ibnu Rusyd dalam Al-Bidayah
(1/3440).[Mughniyul Muhtaj (4/291-291), Al-Muqni' beserta hasyiyahnya (3/528), Al-Bada`i' (5/18), dan
Asy-Syarhus Shoghir (2/185)]10. Baghol.Dia adalah hewan hasil peranakan antara kuda dan keledai.
Jabir -radhiallahu ‘anhuma- berkata:%  B06F  T U  " 6  –
=M 0 PP+Q – 0 
<,5Z 0 B+“Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi
wasallam- mengharamkan -yakni saat perang Khaibar- daging keledai jinak dan daging baghol. (HR.
Ahmad dan At-Tirmidzy)Dan ini (haram) adalah hukum untuk semua hewan hasil peranakan antara
hewan yang halal dimakan dengan yang haram dimakan.[Al-Majmu' (9/27), Ays-Syarhul Kabir (11/75),
dan Majmu' Al-Fatawa (35/208)].11. Anjing.Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, di
antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah bahwa anjing termasuk dari hewan buas yang bertaring
yang telah berlalu pengharamannya. Dan telah tsabit dari Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bahwa
beliau bersabda:?)  ') % \C] %
[“Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu maka Dia akan mengharamkan
harganya “.Maksudnya diharamkan menjualnya, menyewanya, dan seterusnya dari bentuk tukar-
menukar harga.
Dan telah tsabit dalam hadits Abu Mas’ud Al-Anshory riwayat Al-Bukhary dan Muslim dan juga dari
hadits Jabir riwayat Muslim akan haramnya memperjualbelikan anjing.12. Kucing baik yang jinak
maupun yang liar.Jumhur ulama menyatakan haramnya memakan kucing karena dia termasuk hewan
yang bertaring dan memangsa dengan taringnya. Pendapat ini yang dikuatkan oleh Syaikh Al-Fauzan.
Dan juga telah warid dalam hadits Jabir riwayat Imam Muslim akan larangan meperjualbelikan kucing,
sehingga hal ini menunjukkan haramnya.[Al-Majmu' (9/8) dan Hasyiyah Ibni 'Abidin (5/194)]13.
Monyet.Ini merupakan madzhab Syafi’iyah dan merupakan pendapat dari ‘Atho`, ‘Ikrimah, Mujahid,
Makhul, dan Al-Hasan. Imam Ibnu Hazm menyatakan, “Dan monyet adalah haram, karena Allah-Ta’ala-
telah merubah sekelompok manusia yang bermaksiat (Yahudi) menjadi babi dan monyet sebagai
hukuman atas mereka. Dan setiap orang yang masih mempunyai panca indra yang bersih tentunya bisa
memastikan bahwa Allah -Ta’ala- tidaklah merubah bentuk (suatu kaum) sebagai hukuman (kepada
mereka) menjadi bentuk yang baik dari hewan, maka jelaslah bahwa monyet tidak termasuk ke dalam
hewan-hewan yang baik sehingga secara otomatis dia tergolong hewan yang khobits (jelek)”. Lihat Al-
Muhalla: (7/429)14. Gajah.Madzhab jumhur ulama menyatakan bahwa dia termasuk ke dalam kategori
hewan buas yang bertaring. Dan inilah yang dikuatkan oleh Imam Ibnu ‘Abdil Barr, Al-Qurthuby, Ibnu
Qudamah, dan Imam An-Nawawy -rahimahumullah-.15. Musang (arab: tsa’lab)Halal, karena walaupun
bertaring hanya saja dia tidak mempertakuti dan memangsa manusia atau hewan lainnya dengan
taringnya dan dia juga termasuk dari hewan yang baik (arab: thoyyib). Ini merupakan madzhab
Malikiyah, Asy-Syafi’iyah, dan salah satu dari dua riwayat dariImam Ahmad.[Mughniyul Muhtaj (4/299),
Al-Muqni' (3/528), dan Asy-Syarhul Kabir (11/67)]16. Hyena (arab: Dhib’un)Pendapat yang paling kuat
di kalangan ulama -dan ini merupakan pendapat Imam Asy-Syafi’iy dan Imam Ahmad- adalah halal dan
bolehnya memakan daging hyena (kucing padang pasir). Hal ini berdasarkan hadits ‘Abdurrahman bin
‘Abdillah bin Abi ‘Ammar, beliau berkata, “Saya bertanya kepada Jabir, “Apakah hyena termasuk hewan
buruan?”, beliau menjawab, “Ia”. Saya bertanya lagi, “Apakah boleh memakannya?”, beliau menjawab,
“Boleh”. Saya kembali bertanya, “Apakah pembolehan ini telah diucapkan oleh Rasulullah?”, beliau
menjawab, “Ia”. Diriwayatkan oleh Imam Lima dan dishohihkan oleh Al-Bukhary, At-Tirmidzy dan
selainnya. Lihat Talkhishul Khabir (4/152).Pendapat ini yang dikuatkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam
Al-Fath (9/568) dan Imam Asy-Syaukany.

Adapun jika ada yang menyatakan bahwa hyena adalah termasuk hewan buas yang bertaring, maka kita
jawab bahwa hadits Jabir di atas lebih khusus daripada hadits yang mengharamkan hewan buas yang
bertaring sehingga hadits yang bersifat khusus lebih didahulukan. Atau dengan kata lain hyena
diperkecualikan dari pengharaman hewan buas yang bertaring. Lihat Nailul Author (8/127) dan I’lamul
Muwaqqi’in (2/117).[Mughniyul Muhtaj (4/299) dan Al-Muqni' (3/52)]17. Kelinci.Berdasarkan hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary dan Imam Muslim dari Anas bin Malik -radhiallahu
‘anhu-:5 TU  " 6 S  03^" >
<VP5F +;“Sesungguhnya beliau (Nabi) -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah
diberikan hadiah berupa potongan daging kelinci, maka beliaupun menerimanya”.Imam Ibnu Qudamah
berkata dalam Al-Mughny, “Kami tidak mengetahuii ada seorangpun yangmengatakan haramnya
(kelinci) kecuali sesuatu yang diriwayatkan dari ‘Amr ibnul ‘Ash”.18. Belalang.Telah berlalu dalam
hadits Ibnu ‘Umar bahwa bangkai belalang termasuk yang diperkecualikan dari bangkai yang
diharamkan. Hal ini juga ditunjukkan oleh perkataan Anas bin Malik -radhiallahu
‘anhu-:5` * B06F  TU  " 6 *+6
_P` &85 .@“Kami berperang bersama Rasulullah -
Shallallahu ‘alaihi wasallam- sebanyak 7 peperangan sedang kami hanya memakan belalang”. (HR. Al-
Bukhari dan Muslim)19. Kadal padang pasir (arab: dhobbun).Pendapat yang paling kuat yang
merupakan madzhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah bahwa dhobbun adalah halal dimakan, hal ini
berdasarkan sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- tentang dhobbun: 0 & 
0Ma 5X; B3W%“Makanlah dan berikanlah makan dengannya
(dhobbun) karena sesungguhnya dia adalah halal”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim dari hadits Ibnu
‘Umar)Adapun keengganan Nabi untuk memakannya, hanyalah dikarenakan dhobbun bukanlah
makanan beliau, yakni beliau tidak biasa memakannya. Hal ini sebagaimana yang beliau khabarkan
sendiri dalam sabdanya:( b8 < ! D >
=Ma “Tidak apa-apa, hanya saja dia bukanlah makananku”.Ini yang dikuatkan oleh Imam An-
Nawawy dalam Syarh Muslim (13/97).[Mughniyul Muhtaj (4/299) dan Al-Muqni' (3/529)]20.
Landak.Asy-Syaikh Al-Fauzan menguatkan pendapat Asy-Syafi’iyyah akan boleh dan halalnya karena
tidak ada satupun dalil yang menyatakan haram dan khobitsnya. Lihat Al-Majmu’ (9/10).

21. Ash-shurod, kodok, semut, burung hud-hud, dan lebah.Kelima hewan ini haram dimakan,
berdasarkan hadits Abu Hurairah -radhiallahu ‘anhu-, beliau berkata:T: 5  B06F  T U
 " 6 >"  1 .JL R4^$
 :“Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
melarang membunuh shurod, kodok, semut, dan hud-hud. (HR. Ibnu Majah dengan sanad yang
shohih).Adapun larangan membunuh lebah, warid dalam hadits Ibnu ‘Abbas yang diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dan Abu Daud.Dan semua hewan yang haram dibunuh maka memakannyapun haram.
Karena tidak mungkin seeokor binatang bisa dimakan kecuali setelah dibunuh.22. Yarbu’.Halal. Ini
merupakan madzhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah, dan merupakan pendapat ‘Urwah, ‘Atho` Al-
Khurosany, Abu Tsaur, dan Ibnul Mundzir, karena asal dari segala sesuatu adalah halal, dan tidak ada
satupun dalil yang menyatakan haramnya yarbu’ ini. Inilah yang dikuatkan oleh Imam Ibnu Qudamah
dalam Al-Mughny (11/71).[Hasyiyatul Muqni' (3/528) dan Mughniyul Muhtaj (4/299)]23. Kalajengking,
ular, gagak, tikus, tokek, dan cicak.Karena semua hewan yang diperintahkan untuk dibunuh tanpa
melalui proses penyembelihan adalah haram dimakan, karena seandainya hewan-hewan tersebut halal
untuk dimakan maka tentunya Nabi tidak akan mengizinkan untuk membunuhnya kecuali lewat proses
penyembelihan yang syar’iy.Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:D3 Q 
260; >  =; $
 : I
*( /F84 V!P
“Ada lima (binatang) yang fasik (jelek) yang boleh dibunuh baik dia berada
di daerah halal (selain Mekkah) maupun yang haram (Mekkah): Ular, gagak yang belang, tikus, anjing,
dan rajawali.” (HR. Muslim)Adapun cicak dan termasuk di dalamnya tokek, maka telah warid dari hadits
Abu Hurairah riwayat Imam Muslin tentang anjuran membunuh wazag (cicak). Lihat keterangan
tambahan di: http://al-atsariyyah.com/?p=1161[Bidayatul Mujtahid (1/344) dan Tafsir Asy-Syinqithy
(1/273)]24. Kura-kura (arab: salhafat), anjing laut, dan kepiting (arab: sarthon).Telah berlalu
penjelasannya pada pendahuluan yang ketiga bahwa ketiga hewan ini adalah halal dimakan.25. siput
(arab: halazun), serangga kecil, dan kelelawar.Imam Ibnu Hazm menyatakan, “Tidak halal memakan
siput darat, juga tidak halal memakan seseuatupun dari jenis serangga, seperti: cicak (masuk juga tokek),
kumbang, semut, lebah, lalat, cacing, kutu, nyamuk, dan yang sejenis dengan mereka. Berdasarkan
firman Allah Ta’ala, “Diharamkan untuk kalian bangkai”, dan firman Allah -Ta’ala-, “Kecuali yang kalian
sembelih”. Dan telah jelas dalil yang menunjukkan bahwa penyembelihan pada hewan yang bisa

dikuasai/dijinakkan, tidaklah teranggap secara syar’i kecuali jika dilakukan pada tenggorokan atau
dadanya. Maka semua hewan yang tidak ada cara untuk bisa menyembelihnya, maka tidak ada
cara/jalan untuk memakannya, sehingga hukumnya adalah haram karena tidak bisa dimakan, kecuali
bangkai yang tidak disembelih (misalnya ikan dan belalang maka dia boleh dimakan tanpa
penyembelihan, pent.)”. (Lihat Al-Muhalla: 7/405)Maka dari penjelasan Ibnu Hazm di atas kita bise
mengetahui tidak bolehnya memakan: Kumbang, semut, lebah, lalat, cacing, kutu, nyamuk, dan semua
serangga lainnya, wallahu a’lam.Inilah secara ringkas penyebutan beberapa kaidah dalam masalah
penghalalan dan pengharaman makanan beserta contoh-contohnya semoga bisa bermanfaat.
Penyebutan makanan sampai point ke-25 di atas bukanlah dimaksudkan untuk membatasi bahwa
makanan yang haram jumlahnya hanya sekitar itu, akan tetapi yang kami inginkan dengannya hanyalah
menjelaskan kaidah umum dalam masalah ini yang bisa dijadikan sebagai tolak ukur dalam menghukumi
hewan-hewan lain yang tidak sempat kami sebutkan.Adapun makanan selain hewan dan juga minuman,
maka hukumnya telah kami terangkan secara global dalam pendahuluan-pendahuluan di awal
pembahasan, yang mana pendahuluan-pendahuluan ini adalah semacam kaidah untuk menghukumi
semuanya, wallahul muwaffiq.Referensi:1. Al-Ath’imah wa Ahkamis Shoyd wadz Dzaba`ih, karya Syaikh
Al-Fauzan, cet. I th. 1408 H/1988 M, penerbit: Maktabah Al-Ma’arif Ar-Riyadh.2. Al-Majmu’, Imam An-
Nawawy, Cet. Terakhir, th. 1415 H/1995 M, penerbut: Dar Ihya`ut Turots Al-Araby.3. Bidayatul
Mujtahid, Ibnu Rusyd Al-Maliky, cet. X, th. 1408 H/1988 M, penerbit: Darul Kutubil‘Ilmiyah .4. Al-
Luqothot fima Yubahu wa Yuhramu minal Ath’imah wal Masyrubat, karya Muhammad bin Hamd Al-
Hamud An-Najdy. sumber: http://al-atsariyyah.com

of 39

Download for free

Report this document

SHARE

TRANSCRIPT
makalah makanan halal haramA.Latar Belakang Dijaman sekarang banyak yang menyebut era
teknologi.Manusia semakin mudah dalam menggapai keinginan-keinginan dengan bantuan
teknologi,khususnya teknologi telekomunikasi,industri,pertanian dan ekonomi.Dengan kemajuan di
berbagai bidang maka berpangaruh juga kepada pola pikir masyarakat.Misalkan masalah makan dan
minuman,banyak manusia atau oaring yang makan dan minum mengikuti tren yang sedang ada diwaktu
itu.Dan sering kali kita lalai tentang halal atau haram makanan yang kita makan.Makanan budaya luar
yang masuk ke Indonesia banyak sekali,contoh:Pizza hut,Hot Dog,Steak,bir,dan minuman beralkohol
lainya. Melihat masalah yang terjadi di atas kami selaku penulis makalah akan memberikan rambu-
rambu dan penjelasan tantang makanan dan minuman yang halal dan yang haram berdasarkan dalil-dalil
Al Quran danAl Hadist.Sehingga kita sebagai umat islam tidak salah makan makanan yang justru
makanan itu tergolong makanan yang haram.Semoga dengan makalah ini kita bisa membedakan
makanan yang halal dan yang haram.B.Rumusan Masalah1.Apa pengertian makanan halal dan haram ?
2.Apa manfaat makan makanan yang halal?3.Bagai mana cara penetapan makanan itu halal atau haram?
4.Apa saja contoh-contoh makanan halal dan haram ?C.Tujuan1.Memahami pengertian makanan halal
dan haram .2.Mengetahui manfaat makan makanan yang halal.3.Memahami cara penetapan makanan
itu halal atau haram.4.Memberi contoh-contoh makanan halal dan haram.BAB
IIPEMBAHASANA)Pengertian Makanan dan Minuman HalalPada prinsipnya semua makanan dan
minuman yang asd di dunia ini halal semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah
yaitu yang terdapat dalam Al Quran dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.Tiap benda
di permukaan bumi menurut hukum asalnya adalah halal kecuali kalau ada larangan secara syari. Dalam
sebuah hadist Rosulullah SAW pernah ditanyapara sahabat tentang hukum minyak sapi (samin), keju,
kulit binatangbeserta bulunya untuk perhiasan maupun untuk tempat duduk.1).Makanan Yang
Dihalalkan Allah SWTSegala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan kecuali ada
larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk dimakan. Agama Islam menganjurkan kepada
pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan baik. Makanan halal maksudnya makanan yang
diperoleh dari usaha yang diridhai Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi
tubuh, atau makanan bergizi.Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh
jadi makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa
mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari kiamat
dengan api neraka.Makanan halal dari segi jenis ada tiga : Berupa hewan yang ada di darat maupun di
laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi, burung, ikan. Berupa nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-
buahan, sayur-sayuran dan lain-lain. Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua.Makanan yang
halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu :1).Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha
yang lain seperti bekerja sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir, dll.2).Halal makanan dari
mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan itu halal , tetapi dibenci Allah seperti
pengamen.3).Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran, walimah, warisan,
wasiat, dll.4).Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat dalam peperangan
(ghoniyah).2).Minuman Yang DihalalkanSegala jenis minuman apa saja yang ada di dunia ini halal untuk
diminum kecuali ada larangan yang mengharamkan dari Allah dan Nabi Muhammad SAW.Minuman
halal menurut jenisnya ada tiga, yaitu :1).Halal minuman yang dihasilkan oleh hewani seperti susu sapi,
madu, minyak sawit, dll.2).Halal minuman yang dihasilkan oleh tumbuhan seperti juice wortel, juice
jeruk, juice anggur, juice tomat, juice avokad, dll.B).Manfaat Makanan Dan Minuman Dihalalkan
Makanan dan minuman yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat berguna
bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila makanan dan minuman yang didapatkan
dari hasil yang halal tentu sangat berguna untuk diri kita dan keluarga kita. Hasil dari makanan minuman
yang halal sangat membawa berkah, barakah bukan bererti jumlahnya banyak, meskipun sedikit, namun
uang itu cukup untuk mencukupi kebutuhan sahari-hari dan juga bergizi tinggi. Bermanfaat bagi
pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak. Lain halnya dengan hasil dan jenis barang yang memang
haram, meskipun banyak sekali, tapi tidak barokah, maka Allah menyulitkan baginya rahmat sehingga
uangnnya terbuang banyak hingga habis dalam waktu singkat. Diantara beberapa manfaat
menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :1).Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan
sehari-hari,2).dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,3).Mendapat perlindungan dari Allah
SWT,4).Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,5).Tercermin kepribadian yang jujur
dalam hidupnya dan sikap apa adanya,6).Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia
akhirat.C).Dalil Naqli tentang Makanan dan Minuman Halal1). Barang yangdi halalkan oleh Allah dalam
kitab-Nya adalah halal, dan barang yang diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah haram. Dan
sesuatu yang tidak dilarang-Nya, mak barang itu termasuk yang diafkan-Nya, sebagai kemudahan bagi
kamu.(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi) Fiqihsunnah oleh Sulaiman Ar Rasyid).2). Dan makanlah makan yang
halal lagi bik dari apa yang Allah telah telah berikan rezekinya kepadmu bertaqwalah pada Allah yang
kamu beriman pada-Nya.(QS. Al Maidah : 88).3).Dia telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebagian menjadi minuman dan sebagainnya (menyuburkannya) tumbuhan-tumbuhan yang ada
(tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.(QS.An Nahl : 10)4).Wahai orang beriman
sesungguhnya arak 9khimar), berjudi, qurban untuk berhala, undian dengan panah adalah dosa dan
termasuk perbuatan syaitan, maka juhilah agar kamu mendapat keberuntungan(QS.Al
Maidah :90)6).Sesungguhnya Saad Ibnu Ubayyin mohon pada Rosulullah SAW agar didoakan kepada
Allah supaya doanya diterima (mustajab), maka beliau bersabda kepadanya : Perbaiki makanan, niscaya
diterima doa-doamu (HR. Tabrani)7).Maka makanlah rezeki yang halal lagi suci yang telah diberikan
Allah pada kamu(QS. An Nahl :114)D).Pengertian Makanan dan Minuman Haram Banyak terjadi salah
sangka dari masyarakat bahwa menjari rezeki yang haram saja sulit, apalagi yang halal. Hal itu malah
memicu banyak kesalahapahaman tentang halal dan haram suatu rezeki. Akhirnya, banyak masyarakat
menghalalkan segala cara untuk mencari rezeki, padahal belum tentu halal. Kita sebagai orang bertaqwa
hendaknya menghindari hal itu dengan banyak mempelajari Al Quran dan Hadist tentang pengertian
halal dan haram.1).Makanan Yang DiharamkanMakanan yang diharamkan agama, yaitu makanan dan
minuman yang diharamkan di dalam Al Quran dan Al Hadist, bila tidak terdapat petunjuk yang melarang,
berarti halal.Haramnya makanan secara garis besar dapat dibagi dua macam :a).Haram aini, ditinjau dari
sifat benda seperti daging babi, darang, dan bangkai. Haram karena sifat tersebut, ada tiga :(1) Berupa
hewani yaitu haramnya suatu makanan yang berasal dari hewan seperti daging babi, anjing, ulat, buaya,
darah hewan itu, nanah dll.(2) Berupa nabati (tumbuhan), yaitu haramnya suatu makanan yang berasal
dari tumbuhan seperti kecubung, ganja, buah, serta daun beracun. Minuman buah aren, candu, morfin,
air tape yang telah bertuak berasalkan ubi, anggur yang menjadi tuakdan jenis lainnya yang dimakan
banyak kerugiannya.(3) Benda yang berasal dari perut bumi, apabila dimakan orang tersebut, akan mati
atau membahayakan dirinya, seperti timah, gas bumi. Solar, bensin, minyak tanah, dan lainnya.b).Haram
sababi, ditinjau dari hasil usaha yang tidak dihalalkanolah agama. Haram sababi banyak macamnya, yaitu
:1).Makanan haram yang diperoleh dari usaha dengan cara dhalim, seperti mencuri, korupsi, menipu,
merampok, dll.2).Makanan haram yang diperoleh dari hasil judi, undian harapan, taruhan, menang
togel, dll.3).Hasil haram karena menjual makanan dan minuman haram seperti daging babi, , miras,
kemudian dibelikan makanan dan minuman.4).Hasil haram karena telah membungakan dengan riba,
yaitu menggandakan uang.5).Hasil memakan harta anak yatim dengan boros / tidak benar.2).Minuman
Yang Diharamkan Pada prinsipnya segala minuman apa saja halal untuk diminum selama tidak ada ayat
Al Quran dan Hadist yang mengharamkannya. Bila haram, namun masih dikonsumsi dan dilakukan,
maka niscaya tidak barokah, malah membuat penyakit di badan. Minuman yang haram secara garis
besar, yakni :a).Berupa hewani yang haramnya suatu minuman dari hewan, seperti darah sapi, darah
kerbau, bahkan darah untuk obat seperti darah ular, darah anjing, dan lain-lain.b).Berupa nabati atau
tumbuhan seperti tuak daribuah aren, candu, morfin, air tape bertuak dari bahan ubi, anggur telah
bertuak, dan lain sebagainya.c).Berupa berasal dari perut bumi yaitu : haram diminum sepeti solar,
bensin, spiritus, dan lainnya yang membahayakan.E).Mudharat Makanan dan Minuman Haram Makanan
dan minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih banyak mudlarat (kejelekan)
daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak, namun tidak barokah atau cepat habis
dibandingkan yang halal dan barokah. Dan juga makan haram merugikan orang lain yang tidak
mengetahui hasil dari perbuatan haram itu. Sehingga teman, kerabat iktu terkena getahnya. Dan juga
yang mencari rezeki haram tidak tenang dalam hidupnya apalagi dalam jumlah bayak dan besar karena
takut diketahui dan mencemarkan nama baiknya dan keluarga sanak familinya.Ada beberapa mudlarat
lainnya, yaitu :(1) Doa yang dilakukan oleh pengkonsumsi makanan dan minuman haram, tidak
mustajabah (maqbul).(2) Uangnya banyak, namun tidak barokah, diakibatkan karena syetan
mengarahkannya kepada kemaksiatan dengan uang itu.(3) Rezeki yang haram tidak barokah dan
hidupnnya tidak tenang.(4) Nama baik, kepercaan, dan martabatnya jatuh bila ketahuan.(5) Berdosa,
karena telaha malanggar aturan Allah(6) Merusak secara jasmani dan rohani kita.F).Menerapkan
Ketentuan Makan dan Minuman Halal dan HaramBanyaknya makanan dan minuman, belum tentu
membawa nikmat. Namun, sedikit tapi barokah karena halal, itu jauh lebih baik. Dan menjadi
penyelamat keluarga dan sanaksaudara dari hasil haram bila dibagikan.Kita sebagai muslim seharusnya
makan dan minum yang halal, karena kita selalu beribadah kepda Allah. Bila kita mengacuhkan
aturannya, bukan tidak mungkin Allah memutuskan pintu rahmat, barokah, dan doanya tidak
mustajabah (terkabul).Sikap kita terhadap makanan dan minuman haram :1).Hendaknya tidak makan
dan minum yang hasil maksiat ataupun haram2).Sebaiknya makan dan minum halal
secukupnya .3).Menghindari makanan dan minuman yang membahayakan tubuh.4).Menghindari
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan makanan dan minuman.5).Menghindariperbuatan
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan rezeki.G). Jenis Makanan dan Minuman Halal dan Haram
(Versi II) Minuman yang HalalMinuman yang halal pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4 bagian :1.
Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan manusia, baik membahayakan
dari segi jasmani, akal, jiwa, maupun aqidah.2. Air atau cairan yang tidak memabukkan walaupun
sebelumnya pernah memabukkan seperti arak yang berubah menjadi cuka.3. Air atau cairan itu bukan
berupa benda najis atau benda suci yang terkena najis.4. Air atau cairan yang suci itu didapatkan dengan
cara-cara yang halal yang tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.Minuman yang Haram1.
Semua minuman yang memabukkan atau apabila diminum menimbulkan mudharat dan merusak badan,
akal, jiwa, moral dan aqidah seperti arak, khamar, dan sejenisnya.Allah berfirman : Mereka bertanya
kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. (QS. Al-Baqarah : 219)Dalam
ayat lain Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah :
90)Nabi SAW bersabda : Sesuatu yang memabukkan dalam keadaan banyak, maka dalam keadaan
sedikit juga tetap haram. (HR An-Nasai, Abu Dawud dan Turmudzi).1. Minuman dari benda najis atau
benda yang terkena najis.2. Minuman yang didapatkan dengan cara-cara yang tidak halan atau yang
bertentangan dengan ajaran Islam.H. Contoh- Contoh Makanan dan Minuman Haram dan Halal1.
Contoh Makanan Haram Binatang-Binatang MatiOrang normal harus mematikan lebih dahulu binatang
yang akan dikonsumsinya. Ini sudah jelas. Lalu, apa maksud pengharaman binatang mati? Dijelaskan
dalam 5:3 bahwa binatang-binatang mati yang diharamkan adalah yang mati tanpa disembelih.
Binatang-binatang yang mati tanpa penyembelihan adalah yang mati karena :1. dicekik,2. dipukul
dengan keras,3. dijatuhkan kepalanya lebih dahulu,4. dilukai dengan tanduk, atau5. dimakan oleh
binatang liar.Jadi, binatang-binatang mati yang diharamkan adalah yang mati tanpa penyembelihan.
Dalam kamus besar bahasaIndonesia,menyembelihberarti menggorok leher. Penggorokan leher
binatang dimaksudkan agar darahnya mengucur keluar dan kemudian binatang tersebut mati. Artinya,
tidak semua binatang bisa disembelih karena ada binatang yang tidak berleher. Contoh binatang
berleher adalah kambing, ayam, dan sapi sedangkan contoh binatang yang tidak berleher adalah ikan
dan serangga. Jenis binatang yang tidak berleher tidak bisa disembelih. Kita tidak akan bisa
mengeluarkan darah serangga dengan cara mengiris bagian antara kepala dan perut. Demikian pula, kita
tidak akan bisa menyembelih ikan karena ikan tidak berleher. Apabila kita mengiris bagian antara kepala
dan perut ikan, darahnya tidak akan mengucur seperti yang terjadi pada penyembelihan leher ayam
atau kambing. Oleh karena itu, binatang yang dijelaskan dalam 5:3 adalah binatang yang bisa
disembelih. DarahDijelaskan dalam 6:145 bahwa darah yang diharamkan adalah darah yang mengalir
keluar. Darah yang dimaksudkan adalah yang mengalir dalam tubuh binatang yang keluar jika
disembelih. Sudah barang tentu, darah yang dimaksud juga dapat keluar karena penyebab lain. Pendek
kata, darah yang mengalir dalam tubuh binatang adalah haram.Akibat dari penyembelihan
adalahpengeluaran darah sehingga kandungan darah dalam daging menjadi semakin sedikit. Artinya,
keberadaan darah dalam daging mungkin masih ada meskipun hanya sedikit. Menurut penulis, jika
memakan sisa darah yang mungkin masih tersisa dalam daging yang sudah dimasak, kita tidak berdosa
jika itu dilakukan karena tidak ingin berbuat dosa.Untuk menghindari makan darah ikan, kita harus
membersihkan darahnya ketika kita membersihkan perut dan kepalanya. Ini perlu dilakukan karena
darah ikan yang keluar jika diiris adalah sedikit atau bahkan tidak ada. Darah yang berupa cairan
dikonsumsi dalam bentuk cairan. Artinya, orang mengkonsumsinya akan meminumnya. Pengharaman
darah sekaligus memperkuat pendapat penulis yang sudah diutarakan sebelumnya bahwa pengertian
makan mencakup aktivitas memasukkan benda padat atau cair ke dalam tubuh. Dengan kalimat lain,
makanan dapat berupa benda padat atau benda cair. Jika pengertian makan adalah memasukkan
makanan ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya, orang dapat berdalih bahwa meminum
darah tidak berdosa karena orang tersebut tidak memakannya tetapi meminumnya. Binatang Yang
Dipersembahkan Kepada Selain Allah/Menyembelih Tidak Menyebut Nama Alloh SWTBinatang yang
dipersembahkan kepada selain Allah adalah haram untuk dimakan. Meskipun demikian, hal tersebut
berlaku pula untuk persembahan bukan berupa binatang.1. Contoh Makanan Halal ORGANISME SELAIN
BINATANGADALAH HALAL Makanan yang dijelaskan keharamannya dalam 5:3 dan 6:145 adalah yang
berasal dati binatang. Artinya, semua makanan yang berasal dari organisme selain binatang pada
dasarnya adalah tidak haram alias halal. Seperti kita ketahui bahwa dalam biologi dikenal 5 kerajaan
organisme yaitu kerajaan binatang, kerajaan tumbuhan, kerajaan jamur, kerajaan monera, dan kerajaan
protista. Selain babi, semua binatang, tumbuhan, jamur, dan mikroorganisme adalah halal untuk
dimakan. Hanya saja, makanan berasal dari organisme-organisme tersebut harus baik agar boleh
dikonsumsi. DAGING DI PASAR DAN DI RESTORANSeringkali, kita tidak menyembelih sendiri binatang
yang akan dikonsumsi. Kita juga tidak mengetahui sejarah daging yang akan kita makan. Ini yang terjadi
ketika kita membeli daging di pasar atau makan di restoran. Apakah boleh kita membeli daging di pasar
atau makan daging di restoran?Menurut penulis, kita perlu percaya bahwa penjualnya sudah memahami
tentang syarat kehalalan daging. Hanya dengan rasa percaya itulah permasalahan tersebut dapat
diselesaikan. Oleh sebab itu, kita harus memilih penjual atau restoran yang bisa dipercaya. Jika kita tidak
bisa mendapatkan yang halal padahal kita membutuhkannya, kita dapat menerimanya sebagai keadaan
terpaksa yang disertai perasaan tidak ada ingin melanggar perintah Allah.1. Perilaku Yang Menyimpang
Merokok Merokok termasuk perilaku makan yang menyimpang karena tujuannya tidak untuk
mendapatkan energi dan unsur-unsur kimia yang bermanfaat bagi tubuh. Perokok memasukkan asap
yang mengandung zat yang oleh para ahli dianggap sebagai zat yang tidak menyehatkan. Sejumlah orang
yang tidak setuju dengan pengonsumsian rokok berkampanye anti rokok. Di sisi lain, para perokok
berdalih bahwa ada perokok yang dapat berumur panjang. Sampai sekarang, pro dan kontra terhadap
perilaku merokok masih terjadi. Disebutkan dengan jelas bahwa Allah hanya mengharamkan yang
disebutkan dalam 6:145. Dalam ayat tersebut, morokok tidak disebutkan sehingga tidak termasuk yang
diharamkan. Meskipun halal, merokok menjadi dilarang untuk dikonsumsi jika menimbulkan pengaruh
yang tidak baik. Artinya, merokok dapat dinilai baik atau buruk tergantung pada efeknya terhadap yang
mengkonsumsinya. Dalam hal ini, perokok harus mengamati efek merokok terhadap dirinya dengan
seksama dan jujur karena Allah selalu mengawasi. Jika efeknya tidak baik bagi kita secara jasmaniah dan
atau rohaniah, morokok menjadi aktivitas yang dilarang.Narkoba Mengkonsumsi narkoba tidak
termasuk yang diharamkan dalam 6:145. Hal ini dapat dipahami karena pemakaian narkoba adalah
perilaku makan tidak normal atau menyimpang. Seperti kita ketahui bahwa yang dijelaskan dalam 6:145;
16:115; 2:173; dan 5:3 berkaitan dengan perilaku makan manusia nornal. Sudah diketahui secara umum
bahwa efek narkoba adalah tidak baik secara jasmaniah maupun rohaniah bagi semua orang tanpa
terkecuali. Dengan kata lain, narkoba adalah sesuatu yang tidak boleh dikonsumsi oleh siapapun secara
mutlakBAB IIIPENUTUPA.KesimpulanDari hasl pembahasan di atas dapat di tark kesimpulan bahwa:
Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang asd di dunia ini halal semua untuk dimakan dan
diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al Quran dan yang terdapat dalam
hadist Nabi Muhammad SAW.Tiap benda di permukaan bumi menurut hukum asalnya adalah halal
kecuali kalau ada larangan secara syari. Dengan mengetahui hukum-hukum makan halal dan makanan
yang haram.Maka dijadiakan sebagai landasan dalam menentukan makanan dan minuman dan cara
mandapatkanya sehingga kita dapat ladasan dalam pemilihan makanan dan minuman pada saat ini dan
seterusnya.Juga tak kalah pentingnya cara mandapatkan makanan tersebut.Agar makanan dan
minuman yang kita makan sehari-hari mendapat barokah serta nikmat dari Alloh SWT
DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Ath’imah wa Ahkamis Shoyd wadz Dzaba`ih, karya Syaikh Al-Fauzan, cet. I th. 1408 H/1988 M,
penerbit: Maktabah Al-Ma’arif Ar-Riyadh.
2. Al-Majmu’, Imam An-Nawawy, Cet. Terakhir, th. 1415 H/1995 M, penerbut: Dar Ihya`ut Turots Al-
Araby.

3. Bidayatul Mujtahid, Ibnu Rusyd Al-Maliky, cet. X, th. 1408 H/1988 M, penerbit: Darul
Kutubil‘Ilmiyah .

4. Al-Luqothot fima Yubahu wa Yuhramu minal Ath’imah wal Masyrubat, karya Muhammad bin Hamd
Al-Hamud An-Najdy.

sumber: http://al-atsariyyah.com

Anda mungkin juga menyukai