Anda di halaman 1dari 5

Kerangka Berpikir Aliran-Aliran Ilmu Kalam

Latar Belakang

Mengkaji aliran - aliran ilmu kalam pada kenyataan memahami pemahaman kerangka berpikir dan
mengambil keputusan pengambilan keputusan para ulama aliran teologi dalam masalah masalah -
masalah kalam. Yang memiliki dua metode yaitu metode rasional yang memiliki perinsif - perinsif yaitu:
Hanya terkait pada dogma - dogma yang dengan jelas disebut dalam al - qur'an dan hadis nabi yaitu
hadis qath'i dan memberikan kebebasan kepada manusia dalam hukum dan berkehendak serta
memberikan daya yang kuat pada akal.

Cara berpikir tradisional berpikir memiliki perinsif - perinsif yaitu: Terkait pada dogma - dogma dan ayat
- ayat yang mengandung arti zhanni, Tidak memberikan kebebesan kepada manusia dalam berkehendak
dan potensi, yang memberikan daya yang kecil pada akal.

Menurut Harun Nasution kemunculan masalah yang dipicu oleh masalah kalam yang dipicu oleh
masalah politik yang peristiwa penbunuhan utsman bin affan, yang terbentuk dalam situasi mu'awiyah
atas kekhalifaan Ali bin Abi thalib. Persoalan ini telah menimbukan 3 aliran teologi dalam islam yaitu:
Aliran khawarij, aliran ini berpendapat atau. Bahwa orang yang berdosa besar atau kafir dalam arti telah
keluar dari islam maka wajib ditambahkan. Aliran murji'ah yaitu, bahwa orang yang dosa besar masih
tetap mu'min dan bukan kafir, adapun dosa yang berlaku, hal itu terserah kepada Allah untuk
mengampuni atau menghukumnya.Aliran mu'tazilah.

Rumusan masalah

Seperti apakah pemikiran berpikir aliran - aliran ilmu kalam?

Apakah latar belakang pendapat dalam islam?

Bagai manakah masalah masalah - masalah kalam?

Tujuan

Untuk melihat kerangka berpikir aliran - aliran ilmu kalam.

Untuk latar belakang perbedaan pendapat dalam islam.

Untuk mengatasi masalah - masalah kalam

IKLAN

LAPORKAN IKLAN INI


BAB II

PEMBAHASAN

Kerangka Berpikir Aliran - Aliran Ilmu Kalam

Sebelum kita membahas tentang kerangka berpikir ilmu kalam, kita harus memahami apa depenisi dari
ilmu kalam itu sendiri. Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama yaitu:

Ilmu ushuludin

Ilmu tauhid

Fiqih ak-bar

Teologi islam

Jadi dapat disangkal bahwa Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas berbagai masalah keTuhanan
dengan menggunakan argomentasi logika atau filsafat 'secara teoritis'

Sebagaimana sumber ilmu kalam, Al –Qur'an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah
keTuhanan seperti:

S al-iklas (112): 3-4 ayat ini menunjukan bahwa Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakan, serta tidak
ada sesuatupun didunia ini yang tanpak sekutu yang hilang.

S. asy –syura (42: 7 ayat ini menunjukan bahwa Tuhan tidak bicara apapun didunia ini. Ia yang
mendengar dan bicara.

S. Ali-imron (3): 84 - 85, ayat ini menunjukan bahwa Tuhanlah yang menurunkan petunjuk jalan kepada
para nabi.

Ayat diatas berkaitan dengan dzat, sifat, asma, perbuatan, tuntunan, dan hal - hal lain yang berkaitan
dengan ekstensi Tuhan, yaitu pembicaraan tentang hal - hal ilmu yang berkaitan dengan keTuhanan itu
disistimatiskan yang pada giliranhnya menjadi sebuah yang dikenal dengan istilah ilmu kalam.
Latar Belakang Perbedaan Pendapat Dalam Islam

Latar belakang ilmu kalam muncul karena disebabkan oleh dua faktor yaitu:

Faktor internal adalah yang menyebabkan timbulnya ilmu kalam karena masalah - masalah politik
karena akal pikiran mereka mulai memfilsafatkan agama, dan karena Al - Qur'an itu tidak hanya sebagai
seruan dakwah.

Faktor eksternal yang menyebabkannya ilmu kalam karena kebanyakan orang menerapkan agama islam
sesuda kemenangannya, karena golongan islam yang terdahulu terutama mu'tazilah lebih
mementingkan atau memusatkan perhatian untuk dakwah islamiyah dan membantah orang yang
membanta alasan orang - orang yang memusuhi islam.

Mengkaji aliran - aliran ilmu kalam pada kenyataan memahami pemahaman kerangka berpikir dan
mengambil keputusan pengambilan keputusan para ulama aliran teologi dalam masalah masalah -
masalah kalam.

Variasi cara berpikir secara garis besar dapat dikategoikan menjadi dua macam kerangka berpikir
metode berpikir tradisional dan berpikir rasional.

Metode rasioal memiliki perinsif - perinsif sebagai berikut:

Hanya terkait pada dogma - dogma yang dengan jelas disebut dalam al - qur'an dan hadis nabi yaitu
hadis qath'i

Memberikan kebebasan kepada manusia dalam jiwa dan berkehendak serta memberikan daya yang
kuat pada akal.

Adapun metode berpikir tradisional memiliki perinsif - perinsif yaitu:

Terkait pada dogma - dogma dan ayat - ayat yang mengandung arti zhanni.

Tidak memberikan kebebesan kepada manusia dalam berkehendak dan radiasi.

Memberikan daya yang kecil pada akal.

Aliran antroposentris
Aliran ini menganggap bahwa hakikat realitas transenden bersifat intracosmos dan impersonsl, ia
berhubungan erat dengan masyarkat cosmos baik yang natural maupun yang supernatural dengan
demikian harus mampu, kemanusiannya keperibadian. Untuk meraih kemerdekaan lilitan natural.

Teologi teosentris

Aliran ini mengagap bahwa hakikat realitas transenden bersifat supercosmos personal dan ketuhanan.
Kadang kala manusia teoritis untuk manusia yang statistik sering terjebak dalam kepasraan mutlak
kepada Tuhan sikaf kepasraan menjadikan penguasa mutlak yang tidak dapat diganggu gugat.

Aliran tioritis menggap bahwa daya yang menjadi potinsi perbuatan baik atau jahad manusia bisa datang
sewaktu dari Tuhan, bahkan manusia dapat dikatakan tidak mempunyai daya sama sekali terhadap
segala perbuatannya aliran teologi tergolong dalam kategori Jabariayah.

Aliran konvergensi / sentesis

Aliran ini menganggap bahwa hakekat realitas bersifat super sekaligus intracosmos dan sifat lain yang
dikotomik. Aliran konvergensi memandang bahwa pada kenyataan, segala sesuatu itu selalu berada
dalam ambigu (serba ganda) baik substansional maupun formal. Substansi atau sesuatu yang
mempunyai nilai - nilai batinyah, hawiyah, dan enternal.

Aliran ini berkaitan dengan bahwa hakikat daya manusia merupakan proses kerjasama antara daya yang
transendental (Tuhan) dalam bentuk kebijakan dan daya temporal (manusia) dalam bentuk teknis.
Kesimpulannya aliran ini menyatakan bahwa kehendak manusia yang perofan selalu berdampingan
dengan Tuhan yang sakral dan menyatu dalam daya manusia. Aliran yang dapat memasukkan masukan
kategori ini adalah asy'ariyah.

Aliran Nihilis

Aliran ini menganggap bahwa hakikat realita hanyalah ilus. Aliran ini menolak Tuhan yang mutlak, tetapi
menerima berbagai variasi Tuhan kosmos. Manusia hanyalah bintik kecil dari suatu aktivitas dalam suatu
masyarakat yang serbah kebetulan.

Persoalan - Persoalan Kalam


Menurut Harun Nasution kemunculan masalah yang dipicu oleh masalah kalam yang dipicu oleh
masalah politik yang peristiwa penbunuhan utsman bin affan, yang terbentuk dalam situasi mu'awiyah
atas kekhalifaan Ali bin Abi thalib.

Persoalan ini telah menimbukan 3 aliran teologi dalam islam yaitu:

Alira khawarij

Aliran ini terjadi bahwa orang yang berdosa besar atau kafir dalam arti telah keluar dari islam maka
wajib.

Aliran murji'ah

Aliran ini terjadi bahwa orang yang dosa besar masih tetap mu'min dan bukan kafir, adapun dosa yang
'berdosa, hal itu terserah kepada Allah untuk mengampuni atau menghnya.

Aliran mu'tazilah

Aliran ini datangnya bahwa tidak menerima pendapat kahawarij dan murji'ah, karena bagi mereka orang
yang berdosa bukan kafir tetapi bukan pula mu'min. Mereka mengambil posisi antara mu'min dan kafir,
yang dalam bahasa arabnya dikenal dengan istilah Al- Manzilah Manzilatan (berada di antara 2 posisi.

Dalam Islam timbul pula dua aliran dalam tiologi yang terkenal dengan nama “Qadariyah” dan
“Jabariyah”. Menurut Qadariyah manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya.
Adapun jabariah adalah bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan
perbuatannya.

Aliran - aliran khawarij. murji'ah dan mu'tazilah tak mempunyai wujud lagi, kecuali dalam sejarah. Yang
masih ada sampai sekarang adalah aliran asy'ariyah dan maturidiyah yang disebut “Ahluussunnah Wal
Jam'ah“.

Anda mungkin juga menyukai