PENDAHULUAN
Teologi tidak dapat dilepaskan dari setiap agama. Sebab, teologi sebagai
terhadap Tuhan. Teologi berasal dari dua kata yaitu Teo yang berarti Tuhan dan
Logos yang berarti pengetahuan atau pembicaraan tentang Tuhan. Pada umumnya
teologi adalah ilmu yang membicarakan Tuhan dan hubungannya dengan alam
yang kuat, yang tidak mudah diombang ambing oleh perkembangan dan
peredaran zaman. Oleh karena itu, teologi terkait erat dengan persoalan aqidah,
yang amat besar implikasinya bagi perilaku dan sikap bagi seorang penganut
agama, baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Bahkan tidak
dapat di tentukan.
Masalah teologi dalam Islam adalah persoalan yang masyhur dan paling
Klasik Islam (650 – 1200M), dengan corak rasional dan zaman pertengahan Islam
(1200 - 1800M), dengan corak tradisional, serata zaman modern Islam (1800 –
1
2
pada dua macam corak, yaitu teologi Islam yang bercorakan rasional (qadariah)
teologi Islam ini acap kali mengundang dan menimbulkan kontroversial serta
kalangan teolog ini tidak sampai menjadikan mereka keluar dari agama Islam.
Dalam sejarah pemikiran Islam, terdapat lebih dari satu aliran yang
ilmu kalam dalam memahami ayat al-Qur’an. Seperti adanya ayat-ayat yang
menunjukkan bahwa segala yang terjadi itu ditentukan oleh Allah, bukan
kewenangan manusia. Dengan kata lain jika Allah maha kuasa, apakah perbuatan
Artinya: perbuatlah apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha melihat apa
logika semata, akan tetapi berdasarakan kepada al-Qur’an, yakni terdapat ayat
yang menunjukan hal tersebut. Ayat yang menjadi landasan dari paham Rasional
seperti:
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
Jika paham Rasional berpendapat bahwa manusia bebas berbuat, maka paham
Paham ini bukan hanya berdasarkan kepada pemikiran dan logika semata,
akantetapi paham ini juga memiliki landasan berdasarkan kepada al-Qur’an yakni
terdapat ayat yang menunjukan hal tersebut, salah satu ayat al-Qur’an yang
Artinya: Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".
Selain itu juga terdapat paham Tradisional yang moderat seperti yang
yang menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan baik atau perbutan buruk,
Atha’, yang berbeda pemahaman dengan gurunya Hasan Basri tentang pelaku
dosa besar. Menurut Washil Bin Atha’ ini pelaku dosa besar tidak dianggap kafir
kalau ia masih mengakui dua kalimat syahadat tetapi dianggap sebagai fasik.
Pengikut dan pendukung Washil Bin Atha’ ini kemudian dikenal dengan aliran
5
sangat signifikan bagi dinamika dan pola pikir umat Islam. Perkembangan aliran
Adapaun ciri-ciri dari corak teologi Islam rasional yang di anut oleh
Mu’tazilah adalah:
c. Menganut paham qadariah atau yang disebut dengan free will dan free act
Asy’ari, mantan teolog Mu’tazilah dan pendiri aliran Asy’ariah. Aliran Asy’ariah
lahir di saat aliran Mu’tazilah tidak dapat diterima oleh pemikiran umat Islam
maka untuk menghindari bahaya bagi umat Islam dibentuklah teologi baru oleh
Adapun ciri-ciri corak teologi Islam tradisional yang dianut oleh aliran
Asy’Ariah adalah:
kewajiban manusia terhadap Tuhan, memakai akal dan wahyu dalam memperoleh
pengetahuan tentang kedua soal tersebut. Akal, sebagai daya berpikir yang ada
dalam diri manusia, berusaha keras untuk sampai kepada diri Tuhan, dan
wahyu sebagai pengkhabaran dari alam metafisika turun kepada manusia dengan
Tuhan.
diketahui oleh akal. Namun, bagi corak aliran teologi tradisional, akal hanya
disingkat dengan PPMTI Sabilul Jannah adalah salah satu lembaga pendidikan
visi dan misi yang menggambarkan profil sebagai santri lulusan lembaga
Ahlusunnah wal Jamaah berkualitas insan kamil yang dibekali dengan IMTAQ
Santri PPMTI Sabilul Jannah mempelajari berbagai ilmu agama dan juga
ilmu umum. Santri PPMTI Sabilul Jannah memilki prestasi yang cukup
cemerlang dalam bidang agama, seperti membaca kitab gundul serta hafalan ayat-
ayat suci Al-Qur’an dan Hadis. Prestasi-prestasi yang diperoleh oleh santri
guru-guru kitab dan umum. Namun guru-guru yang paling berpengaruh di PPMTI
akhlak serta pemikiran dari para santri, selain itu guru-guru Kitab juga sebagai
dan sosial masyarakat. Jadi bagaimana sikap keagamaan masyarakat sekitar akan
masyarakat secara umum pasti memiliki visi dan misi yang sama. Namun, mereka
Perbedaan itu terlihat dari hasil wawancara penulis dengan beberapa guru-
wahyu itu langsung dari Allah SWT sedangkan akal manusia bisa saja
Jadi dari hasil wawancara di atas dapat penulis pahami bahwa pemikiran
yang pertama tersebut mengarah kepada tradisional, karena meletakkan akal pada
kedudukan yang rendah. Sedangkan untuk pendapat kedua, dapat dilihat bahwa
corak pemikirannya adalah rasional, yang mengatakan akal dan wahyu itu sejalan.
Maka dari itu penelitian ini menarik untuk diteliti lebih lanjut.
PPMTI Sabilul Jannah baik untuk individunya sendiri maupun untuk sosial
SOSIAL”
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas,
maka yang menjadi rumusan dalam skripsi ini adalah bagaimana Corak Teologi
C. Batasan Masalah
persoalan-persoalan berikut:
Sabilul Jannah?
D. Penjelasan Judul
maka perlu penulis jelaskan terlebih dahulu istilah yang perlu dijelaskan sebagai
terdiri dari teo yang berarti tuhan dan logi yang berarti pengetahuan,
lain dari ilmu kalam. istilah ini berasal dari bahasa Inggris, theology.
10
rasional. Adapun yang dimaksud dengan teologi Islam diatas adalah suatu
PPMTI Sabilul Jannah mempelajari berbagai Ilmu agama dan juga ilmu
umum.
sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar; gerakan
otot atau bagian badan yang terjadi karena suatu hal dari luar kemauan
11
gerakan.
E. Tinjaun Pustaka
Penelitian yang terkait dengan Corak Teologi telah ada dilakukan, salah
satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rita Novita Sari (2016), mahasiswi
fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang dengan judul penelitian Corak
pemikiran Teologi tentang Perbuatan Manusia, Rezki, Bahagia dan Sengsara serta
Teologi Guru-guru Kitab PPMTI Sabilul Jannah Timbulun Surantih dan Refleksi
dan Wahyu, Konsep Perbuatan Manusia, Konsep Iman dan Hubungannya dengan
Tujuan
Sabilul Jannah?
Kegunaan Penelitian
Jannah.
G. Metode Penelitian
1. Model Penelitian
oleh Abd Al-Lathief Muhammad Al-‘Asyr yang secara khusus telah melakukan
penelitian terhadap pokok-pokok pemikiran yang dianut oleh aliran Ahl Sunnah.
pembentukan konsep, barunya alam, sifat yang yang melekat pada Allah Azza wa
karomah, rukun iman dan Islam, Al-sam’iyyat (wahyu atau dalil naqli), Al-
imamah, serta ijtihad dalam hukum agama. Namun dalam pokok-pokok pemikiran
yang penulis teliti agak berbeda dari Abd Al-Lathief Muhammad Al-‘Asyr ini
yaitu: konsep dan kedudukan akal dan wahyu serta hubungan antara
14
keduanya, konsep perbuatan manusia, dan konsep iman dan hubungannya dengan
amal.
2. Jenis Penelitian
Langkah awal dari penelitian ini adalah mengumpulkan bahan pustaka atau
inventarisasi sumber data. Penelitian kepustakaan ini yaitu dari Bab I sampai Bab
III. Metode yang kedua Dalam menguraikan pembahasan skripsi ini penulis
akan penulis lakukan dalam penelitian lapangan ini adalah Metode Kualitatif
maupun tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang
penelitian yang lebih menekankan kepada gejala alami yang terjadi, yang
berkaitan dengan makna, nilai yang hidup dalam masyarakat. Adapun tujuan
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Penelitian lapangan ini digunakan untuk Bab IV sedangkan untuk Bab V adalah
penelitian. Yang menjadi populasi adalah Pimpinan PPMTI Sabilul Jannah dan
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih untuk menjadi sumber
data, sampel adalah penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh
populasi. Yang menjadi sampel adalah Pimpinan PPMTI Sabilul Jannah dan 5
terjadi di lapangan, yang mana dalam hal ini penulis akan turun
Sabilul Jannah.
Jannah.
16
Sabilul Jannah.
d. Sumber Penelitian
Sabilul Jannah.
Agar data yang didapat disusun dengan rapi dan baik, maka penulis akan
memakai metode pengolahan data dan analisis data, yaitu sebagai berikut:
dan observasi.
kalimat. Jadi data yang ada diseleksi antara yang satu dengan yang
dan valid.
butir-butir teologi dari guru-guru kitab PPMTI Sabilul Jannah Timbulun lalu
tradisional.
H. Sistematika Penulisan
Agar sistematika penulisan ini tidak keluar dari pembahasan yang penulis
bahas maka rancangan penelitian yang akan direalisasikan dalam bentuk karya
Bab III : Pada bab ketiga, berisikan landasan teoritis, dalam bab ini