Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teologi tidak dapat dilepaskan dari setiap agama. Sebab, teologi sebagai

suatu disiplin ilmu, membahas masalah ke-Tuhanan dan kewajiban manusia

terhadap Tuhan. Teologi berasal dari dua kata yaitu Teo yang berarti Tuhan dan

Logos yang berarti pengetahuan atau pembicaraan tentang Tuhan. Pada umumnya

teologi adalah ilmu yang membicarakan Tuhan dan hubungannya dengan alam

dan manusia. Pembahasan teologi tentang ajaran-ajaran agama ini memberi

pengaruh terhadap keyakinan penganutnya yang berdasarkan kepada landasan

yang kuat, yang tidak mudah diombang ambing oleh perkembangan dan

peredaran zaman. Oleh karena itu, teologi terkait erat dengan persoalan aqidah,

yang amat besar implikasinya bagi perilaku dan sikap bagi seorang penganut

agama, baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Bahkan tidak

berlebihan bila dikatakan, bahwa dari teologilah perkembangan suatu masyarakat

dapat di tentukan.

Masalah teologi dalam Islam adalah persoalan yang masyhur dan paling

signifikan dibicarakan dalam sejarah pemikiran Islam, yaitu semenjak zaman

Klasik Islam (650 – 1200M), dengan corak rasional dan zaman pertengahan Islam

(1200 - 1800M), dengan corak tradisional, serata zaman modern Islam (1800 –

sampai dewasa ini), kembali membangkitkan pemikiran rasional dalam Islam.

1
2

Dalam khazanah perkembangan teologi dalam Islam, secara umum terbagi

pada dua macam corak, yaitu teologi Islam yang bercorakan rasional (qadariah)

dan teologi Islam yang bercorakkan tradisional (jabariah). Perbedaan corak

teologi Islam ini acap kali mengundang dan menimbulkan kontroversial serta

perdebatan yang sengit dan bahkan sampai mengkafirkan. Namun pengkafiran di

kalangan teolog ini tidak sampai menjadikan mereka keluar dari agama Islam.

Dalam sejarah pemikiran Islam, terdapat lebih dari satu aliran yang

berkembang. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendapat dikalangan ulama

ilmu kalam dalam memahami ayat al-Qur’an. Seperti adanya ayat-ayat yang

menunjukkan bahwa segala yang terjadi itu ditentukan oleh Allah, bukan

kewenangan manusia. Dengan kata lain jika Allah maha kuasa, apakah perbuatan

manusia diciptakan oleh Allah sepenuhnya atau apakah manusia memiliki

kebebasan untuk melakukan perbuatannya? Dari perbedaan inilah lahir aliran

Rasional (qadariah) dan Tradisional (jabariah). Sebagaimana firman Allah dalam

surat al- Kahfi ayat 29:

             □ 


   □ 

Artinya: “dan Katakanlah”: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka

Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa

yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".

Firman Allah dalam surat Fussilat ayat 40 disebutkan:


3

          


    

Artinya: perbuatlah apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha melihat apa

yang kamu kerjakan.

Dalam menanggapi pernyataan seperti itu kaum yang bercorak Rasional

berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan dan kebebasan dalam

menentukan perjalanan hidupnya. Menurut paham rasional manusia mempunyai

kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya.

Paham Rasional yang menyatakan manusia bebas atau merdeka dalam

kehidupan dan perbuatannya bukan hanya berdasarkan kepada pemikiran dan

logika semata, akan tetapi berdasarakan kepada al-Qur’an, yakni terdapat ayat

yang menunjukan hal tersebut. Ayat yang menjadi landasan dari paham Rasional

seperti:

       


  

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

sendiri yang merobahnya…

Paham Tradisional juga juga muncul untuk menjawab pernyataan di atas.

Jika paham Rasional berpendapat bahwa manusia bebas berbuat, maka paham

Tradisional berpendapat sebaliknya. Menurutnya manusia tidak mempunyai


4

kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya, manusia dalam

paham ini terikat pada kehendak pada kehendak mutlak Tuhan.

Paham ini bukan hanya berdasarkan kepada pemikiran dan logika semata,

akantetapi paham ini juga memiliki landasan berdasarkan kepada al-Qur’an yakni

terdapat ayat yang menunjukan hal tersebut, salah satu ayat al-Qur’an yang

menjadi landasan dari paham Tradisional adalah:

Surat Ash Shaffat ayat: 96

 
    
   

Artinya: Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".

Selain itu juga terdapat paham Tradisional yang moderat seperti yang

dikembangkan oleh al-Husein ibn Muhammad al- Najjar. Menurutnya Tuhanlah

yang menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan baik atau perbutan buruk,

tetapi manusia mempunyai bagian-bagian dalam perwujudan perbuatan-perbuatan

itu, dan inilah yang di maksud dengan Kasb atau Acquistion.

Lahirnya teologi Islam rasional biasanya dikaitkan dengan Washil Bin

Atha’, yang berbeda pemahaman dengan gurunya Hasan Basri tentang pelaku

dosa besar. Menurut Washil Bin Atha’ ini pelaku dosa besar tidak dianggap kafir

kalau ia masih mengakui dua kalimat syahadat tetapi dianggap sebagai fasik.

Pengikut dan pendukung Washil Bin Atha’ ini kemudian dikenal dengan aliran
5

Mu’tazilah, yang dianggap sebagai penganut rasionalisme dalam Islam. Aliran

Mu’tazilah sebagai aliran teologi Islam rasional, mengalami perkembangan yang

sangat signifikan bagi dinamika dan pola pikir umat Islam. Perkembangan aliran

Mu’tazilah juga mengalami pasang naik dan surut.

Adapaun ciri-ciri dari corak teologi Islam rasional yang di anut oleh

Mu’tazilah adalah:

a. Akal mempunyai kedudukan yang tinggi

b. Manusia bebas dalam berbuat dan berkehendak

c. Menganut paham qadariah atau yang disebut dengan free will dan free act

d. Percaya pada keadilan Tuhan

e. Percaya pada sunatullah yang telah ditetapkan Allah di alam.

Sedangkan teologi Islam tradisional dikaitkan dengan Abu Hasan Al-

Asy’ari, mantan teolog Mu’tazilah dan pendiri aliran Asy’ariah. Aliran Asy’ariah

lahir di saat aliran Mu’tazilah tidak dapat diterima oleh pemikiran umat Islam

yang pada umumnya bersifat sederhana. Di samping itu, al-Mutawakkil, sebagai

penguasa di saat itu, membatalkan aliran Mu’tazilah sebagai mazhab negara,

maka untuk menghindari bahaya bagi umat Islam dibentuklah teologi baru oleh

Abu Hasan Al-Asy’ary yang cocok dengan umumnya umat Islam.

Adapun ciri-ciri corak teologi Islam tradisional yang dianut oleh aliran

Asy’Ariah adalah:

a. Akal mempunyai kedudukan rendah

b. Manusia tidak bebas berbuat dan berkehendak


6

c. Percaya kepada kehendak mutlak Tuhan

Teologi sebagai ilmu yang membahas soal ketuhanan dan kewajiban-

kewajiban manusia terhadap Tuhan, memakai akal dan wahyu dalam memperoleh

pengetahuan tentang kedua soal tersebut. Akal, sebagai daya berpikir yang ada

dalam diri manusia, berusaha keras untuk sampai kepada diri Tuhan, dan

wahyu sebagai pengkhabaran dari alam metafisika turun kepada manusia dengan

keterangan-keterangan tentang Tuhan dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap

Tuhan.

Polemik yang terjadi antara aliran-aliran teologi Islam yang bersangkutan

ialah terdapat pada empat pokok, yaitu: mengetahui Tuhan, mengetahui

kewajiban berterima kasih kepada Tuhan, mengetahui kebaikan dan kejahatan,

mengetahui kewajiban berbuat baik dan kewajiban menjauhi perbuatan jahat.

Bagi corak aliran teologi rasional, ke empat hal tersebut dapat

diketahui oleh akal. Namun, bagi corak aliran teologi tradisional, akal hanya

mampu mengetahui Tuhan saja, sedangkan ketiga lainnya hanya dapat

diketahui oleh wahyu.

Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah Sabilul Jannah atau

disingkat dengan PPMTI Sabilul Jannah adalah salah satu lembaga pendidikan

formal di kabupaten Pesisir Selatan. Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah

Islamiyah Sabilul Jannah merupakan sekolah yang bernuansa Islami, memiliki

visi dan misi yang menggambarkan profil sebagai santri lulusan lembaga

pendidikan Islam. Visi PPMTI Sabilul Jannah yaitu terwujudnya lulusan


7

Ahlusunnah wal Jamaah berkualitas insan kamil yang dibekali dengan IMTAQ

dan IPTEK dalam bermasyarakat.

Santri PPMTI Sabilul Jannah mempelajari berbagai ilmu agama dan juga

ilmu umum. Santri PPMTI Sabilul Jannah memilki prestasi yang cukup

cemerlang dalam bidang agama, seperti membaca kitab gundul serta hafalan ayat-

ayat suci Al-Qur’an dan Hadis. Prestasi-prestasi yang diperoleh oleh santri

tersebut tentunya tidak terlepas dari bimbingan para guru-gurunya.

Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah Sabilul Jannah memiliki

guru-guru kitab dan umum. Namun guru-guru yang paling berpengaruh di PPMTI

Sabilul Jannah adalah guru-guru Kitab. Guru-guru kitablah yang mempengaruhi

akhlak serta pemikiran dari para santri, selain itu guru-guru Kitab juga sebagai

publik figur di tengah-tengah masyarakat yang akan mempengaruhi sikap individu

dan sosial masyarakat. Jadi bagaimana sikap keagamaan masyarakat sekitar akan

dipengaruhi oleh Guru-guru Kitab. Guru-guru kitab yang dipandang oleh

masyarakat secara umum pasti memiliki visi dan misi yang sama. Namun, mereka

sebenarnya mereka memiliki pemikiran berbeda terutama dalam bidang Teologi.

Perbedaan itu terlihat dari hasil wawancara penulis dengan beberapa guru-

guru kitab tentang akal manusia:

Pertama, bahwa Akal memperoleh kedudukan yang rendah dan wahyu

mendapatkan kedudukan tertinggi yang tidak dapat diganggu gugat. Karena

wahyu itu langsung dari Allah SWT sedangkan akal manusia bisa saja

salah.Kedua,bahwa akal sejalan dengan wahyu. Akal sifatnya mencari informasi


8

sedangkan wahyu menyampaikan informasi. Akal juga berfungsi untuk

menafsirkan wahyu yang sesuai dengan konteks kekinian.

Jadi dari hasil wawancara di atas dapat penulis pahami bahwa pemikiran

yang pertama tersebut mengarah kepada tradisional, karena meletakkan akal pada

kedudukan yang rendah. Sedangkan untuk pendapat kedua, dapat dilihat bahwa

corak pemikirannya adalah rasional, yang mengatakan akal dan wahyu itu sejalan.

Maka dari itu penelitian ini menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Berdasarkan pokok-pokok pemikiran di atas, penulis ingin melihat lebih jauh

Corak pemikiran teologi Islam yang diformulasikan oleh guru-guru Kitab

PPMTI Sabilul Jannah baik untuk individunya sendiri maupun untuk sosial

masyarakat karena Guru-guru kitab adalah orang berpengaruh di tengah-tengah

masyarakat yang nanti akan mempengaruhi sikap keagamaan masyarakat, dan

juga dalam memberikan pendidikan serta pemikirannya terhadap santri-santrinya.

Adapun judul skripsi yang penulis angkatkan adalah “CORAK TEOLOGI

GURU-GURU KITAB PPMTI SABILUL JANNAH TIMBULUN

SURANTIH dan REFLEKSI PAKTISNYA DALAM KEHIDUPAN

SOSIAL”

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas,

maka yang menjadi rumusan dalam skripsi ini adalah bagaimana Corak Teologi

Guru-guru Kitab PPMTI Sabilul Jannah Timbulun Surantih dan Refleksi

Praktisnya Dalam Kehidupan Sosial ?


9

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya materi pembahasan, maka penelitian dibatasi pada

persoalan-persoalan berikut:

a. Bagaimana konsep kedudukan akal dan wahyu menurut Guru-guru Kitab

PPMTI Sabilul Jannah?

b. Bagaimana konsep perbuatan manusia menurut Guru-guru Kitab PPMTI

Sabilul Jannah?

c. Bagaimana Konsep Iman dan hubungannya dengan amal menurut Guru-

guru Kitab PPMTI Sabilul Jannah ?

d. Bagaimana Refleksi Praktisnya dalam Kehidupan Sosial ?

D. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul skripsi ini,

maka perlu penulis jelaskan terlebih dahulu istilah yang perlu dijelaskan sebagai

pegangan dalam kajian lebih lanjut.

1. Corak : Sifat (paham, macam, bentuk). Adapun yang

dimaksud corak diatas adalah pengertian corak dalam teologi Islam.

2. Teologi Islam : secara harfi, kata teologi (theologic atau theology)

terdiri dari teo yang berarti tuhan dan logi yang berarti pengetahuan,

paham, atau pembicaraan. Jadi, teologi mengandung arti pengetahuan,

paham, atau pembicaraan tentang Tuhan. Teologi Islam merupakan istilah

lain dari ilmu kalam. istilah ini berasal dari bahasa Inggris, theology.
10

William L Reese mendefinisikannya dengan discourse or reason

concerning God (diskursus atau pemikiran tentang Tuhan). Dengan

mengutip kata-kata Wiliam Ockham, Reese mengatakan, “Theology to be

a discipline resting on revealed truth and indepedent of both philoshophy

and sciense” (Teologi merupakan sebuah disiplin ilmu yang berbicara

tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu

pengetahuan). Sementara itu, Gove menyatakan bahwa teologi adalah

penjelasan tentang keimanan, perbuatan, dan pengalaman agama secara

rasional. Adapun yang dimaksud dengan teologi Islam diatas adalah suatu

istilah lain yang ada dalam ilmu kalam.

3. Guru-guru Kitab : Guru-guru Kitab adalah guru yang mengajarkan kitab-

kitab gundul serta yang mempengaruhi sikap individu santri-santri PPMTI

Sabilul Jannah dan juga sikap masyarakat sekitar.

4. PPMTI Sabilul Jannah: adalah singkatan dari Pondok Pesantren

Madarasah Tarbiyah Islamiyah Sabilul Jannah, satu lembaga pendidikan

Islam formal di Kecamatan Sutera kabupaten Pesisir Selatan. Santri

PPMTI Sabilul Jannah mempelajari berbagai Ilmu agama dan juga ilmu

umum.

5. Refleksi : gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran)

sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar; gerakan

otot atau bagian badan yang terjadi karena suatu hal dari luar kemauan
11

atau kesadaran; cerminan gambaran. Adapun yang penulis maksud adalah

gerakan.

6. Praktis : berdasarkan praktek, mudah,wajar, enak dipakai

dan sebagainya. Adapun yang penulis maksud adalah berdasarkan praktek.

Sedangkan yang penulis maksud dengan judul secara keseluruhan adalah

bentuk teologi yang dipahami serta prakteknya dalam kehidupan sosial

oleh Guru-guru Kitab PPMTI Sabilul Jannah Timbulun.

E. Tinjaun Pustaka

Penelitian yang terkait dengan Corak Teologi telah ada dilakukan, salah

satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rita Novita Sari (2016), mahasiswi

fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang dengan judul penelitian Corak

Teologi Generasi Muda Islam (Studi di Jorong Panyubarangan Kecamatan

Timpeh Kabupaten Dhamasraya). Penelitian ini menjelaskan bagaimana Corak

pemikiran Teologi tentang Perbuatan Manusia, Rezki, Bahagia dan Sengsara serta

takdir dan Keadilan Tuhan menurut Generasi Muda Jorong Panyubarangan

Kecamatan Timpeh kabupaten Dhamasraya.

Sementara penelitian yang akan penulis lakukan dengan judul: Corak

Teologi Guru-guru Kitab PPMTI Sabilul Jannah Timbulun Surantih dan Refleksi

Praktisnya dalam Kehidupan Sosial. Berusaha meneliti Konsep Kedudukan Akal

dan Wahyu, Konsep Perbuatan Manusia, Konsep Iman dan Hubungannya dengan

Amal Menurut Guru-guru Kitab PPMTI Sabilul Jannah TimbulunSurantih serta


12

Refleksi Praktisnya dalam Kehidupan Sosial yang akan terlihat perbedaannya

dengan penelitian di atas.

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan kepada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas

maka diharapkan dicapai beberapa tujuan sebagai berikut:

Tujuan

1. Mengetahui konsep kedudukan akal dan wahyu menurut Guru-guru Kitab

PPMTI Sabilul Jannah?

2. Mengetahui konsep perbuatan manusia menurut Guru-guru Kitab PPMTI

Sabilul Jannah?

3. Mengetahui konsep iman dan hubungannya dengan amal menurut guru-

guru PPMTI Sabilul Jannah?

4. Mengetahui Refleksi Praktisnya dalam Kehidupan Sosial?

Kegunaan Penelitian

a. Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan penulis tentang

pemikiran teologi dalam Islam.

b. Untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar sarjana dalam

ilmu Aqidah Filsafat.

c. Dengan adanya penelitian ini penulis dapat pula mempraktekkan

ilmu pengetahuan, khususnya mengetahui sejauh mana konsep


13

teologi yang diajarkan oleh Guru-guru Kitab PPMTI Sabilul

Jannah.

d. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi kepada para pembaca yang budiman khususnya buat

penulis sendiri tentang konsep teologi yang difahami oleh Guru-

guru Kitab PPMTI Sabilul Jannah.

G. Metode Penelitian

1. Model Penelitian

Model penelitian yang penulis gunakan yaitu model yang dipraktekkan

oleh Abd Al-Lathief Muhammad Al-‘Asyr yang secara khusus telah melakukan

penelitian terhadap pokok-pokok pemikiran yang dianut oleh aliran Ahl Sunnah.

Dalam penelitiannya antara lain dibahas tentang pokok-pokok yang menyebabkan

timbulnya perbedaan pendapat di kalangan umat Islam; masalah mantiq dan

falsafah, hubungan mantiq dan ilmu-ilmu kemanusiaan, bentuk dan pemikiran,

pembentukan konsep, barunya alam, sifat yang yang melekat pada Allah Azza wa

Jalla, nama-nama Tuhan, keadilan tuhan, penetapan kenabian, mukjizat dan

karomah, rukun iman dan Islam, Al-sam’iyyat (wahyu atau dalil naqli), Al-

imamah, serta ijtihad dalam hukum agama. Namun dalam pokok-pokok pemikiran

yang penulis teliti agak berbeda dari Abd Al-Lathief Muhammad Al-‘Asyr ini

yaitu: konsep dan kedudukan akal dan wahyu serta hubungan antara
14

keduanya, konsep perbuatan manusia, dan konsep iman dan hubungannya dengan

amal.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua metode.metode yang pertama bercorak

penelitian kepustakaan (library research) yaitu mencari data-data atau bahan

melalui kepustakaan seperti buku, majalah dan sumber kepustakaan lainnya.

Langkah awal dari penelitian ini adalah mengumpulkan bahan pustaka atau

inventarisasi sumber data. Penelitian kepustakaan ini yaitu dari Bab I sampai Bab

III. Metode yang kedua Dalam menguraikan pembahasan skripsi ini penulis

menggunakan metode penelitian lapangan (Field Research). Adapun metode yang

akan penulis lakukan dalam penelitian lapangan ini adalah Metode Kualitatif

Deskriptif yaitu, menggambarkan dengan jelas. Kualitatif menurut Taylor dan

Bogdan adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai lisan

maupun tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang

diamati, artinya menggambarkan data-data secara umum atau deskriptif,

penelitian yang lebih menekankan kepada gejala alami yang terjadi, yang

berkaitan dengan makna, nilai yang hidup dalam masyarakat. Adapun tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual,

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Penelitian lapangan ini digunakan untuk Bab IV sedangkan untuk Bab V adalah

hasil dari penelitian.

3. Teknik Pengambilan sampel


15

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang berada diwilayah

penelitian. Yang menjadi populasi adalah Pimpinan PPMTI Sabilul Jannah dan

seluruh Guru-guru Kitab PPMTI Sabilul Jannah.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih untuk menjadi sumber

data, sampel adalah penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh

populasi. Yang menjadi sampel adalah Pimpinan PPMTI Sabilul Jannah dan 5

orang Guru-guru Kitab.

4. Teknik atau Metode Pengumpulan Data

Adapaun cara penulis lakukan dalam mengumpulkan data dalam

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Observasi, merupakan pengamatan dan pencatatan dengan cermat dan

sistematis bukan asal-asalan saja terhadap fenomena-fenomena yang

terjadi di lapangan, yang mana dalam hal ini penulis akan turun

langsung ke lapangan untuk mengetahui dan mengamati secara

langsung bagaimana corak teologi Islam Guru-guru Kitab PPMTI

Sabilul Jannah.

b. Wawancara, dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

wawancara terbuka, yaitu mencari data sampai tuntas. Metode ini

penulis gunakan dalam mencari pengetahuan tentang bagaimana corak

teologi Islam Guru-guru Kitab PPMTI Sabilul Jannah, yang akan

penulis wawancarai diantaranya, Guru-guru Kitab PPMTI Sabilul

Jannah.
16

c. Dokumentasi, adalah suatu alat pengumpulan data dengan cara

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan

transkrip, buku, surat kabar, dan lain-lain.

Sedangkan dokumentasi dapat berupa dokumen yang ada di PPMTI

Sabilul Jannah.

d. Sumber Penelitian

Sumber adalah darimana data diperoleh, yaitu orang-orang yang

merespon atau menjawab pertanyaan peneliti. Untuk kevalidan

penelitian ini, maka penulis menjadikan sumber data adalah:

1) Guru-guru Kitab PPMTI Sabilul Jannah dengan melontarkan beberapa

pertanyaan yang sama kepada masing-masing Guru-guru Kitab PPMTI

Sabilul Jannah.

2) Pimpinan PPMTI Sabilul Jannah.

3) Santri-Santri yang menjadi murid dari Guru-Guru Kitab tersebut.

4) Mencari buku atau referensi yang berhubungan dengan penelitian ini.

5. Teknik Analisis Data

Agar data yang didapat disusun dengan rapi dan baik, maka penulis akan

memakai metode pengolahan data dan analisis data, yaitu sebagai berikut:

a. Pengumpulan data, yaitu data yang terkumpul dengan cara wawancara

dan observasi.

b. Pengolahan data, yaitu mengklasifikasikan mana data yang pantas

untuk ditetapkan sebagai data yang dibutuhkan, selanjutnya


17

menggambarkan data secara deskriptif dan dirumuskan dalam bentuk

kalimat. Jadi data yang ada diseleksi antara yang satu dengan yang

lainnya. Hal ini dilakukan agar data penulis benar-benar representatif

dan valid.

c. Analisis data, dalam penelitian yang menggunakan analisis kualitatif

harus dengan intensif, mendalam, komprehensif, rinci dan tuntas.

Sehingga data yang telah didapatkan dianalisa apakah sesuai dengan

yang penulis inginkan.

6. Teknik Pengambilan Kesimpulan

Pada teknik pengambilan kesimpulan penulis menggunakan metode

induktif, yaitu pengambilan kesimpulan dari khusus keumum. Setelah mengetahui

butir-butir teologi dari guru-guru kitab PPMTI Sabilul Jannah Timbulun lalu

penulis menyimpulkan apakah pemikiran teologinya tergolong rasional atau

tradisional.

H. Sistematika Penulisan

Agar sistematika penulisan ini tidak keluar dari pembahasan yang penulis

bahas maka rancangan penelitian yang akan direalisasikan dalam bentuk karya

ilmiah dibagi menjadi lima bab sebagai berikut:

Bab 1 : Pada bab pertama, penulis menjelaskan pendahuluan

dengan mengemukakan latar belakang masalah, rumusan

Masalah, batasan masalah, penjelasan judul, tujuan dan


18

kegunaan penelitian, metode penelitian, teknik analisi data

dan sistematika penulisan.

Bab II : Pada bab kedua, menjelaskan secara ringkas segala hal

yang menyangkut dengan Profil PPMTI Sabilul Jannah dan

Biodata Guru-guru Kitab PPMTI Sabilul Jannah.

Bab III : Pada bab ketiga, berisikan landasan teoritis, dalam bab ini

akan diterangkan pengertian teologi, sejarah lahirnya

teologi Islam, ruang lingkup kajian Teologi Islam, aliran-

aliran dalam teologi Islam.

Bab IV : Pada bab keempat, berisikan pemikiran teologi Islam

Guru-guru Kitab PPMTI Sabilul Jannah, dalam bab ini akan

diterangkan pandang Guru-guru tentang beberapa

pembahasan dalam teologi Islam, seperti kedudukan akal

dan wahyu, perbuatan manusia, iman dan hubungannya

dengan amal serta refleksi praktisnya dalam kehidupan.

Bab V : Pada bab kelima adalah penutup yang berisikan kesimpulan

dan saran-saran dari penulis sendiri guna untuk

kesempurnaan dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai