Anda di halaman 1dari 3

Nama : Salwa Sabila

Nim : 0310192054
Prodi : Tadris Biologi 2
Resume Karakteristik teologi islam

A. Pengertian teologi Islam.


Teologi menurut bahasa yunani yaitu theologia. Yang tersusun dari kata theos yang
berarti tuhan atau dewa, dan logos yang artinya ilmu. Sehingga teologi adalah pengetahuan
ketuhanan . menurut William L. Resse, Teologi berasal dari bahasa Inggris yaitu theology yang
artinya discourse or reason concerning god (diskursus atau pemikiran tentang tuhan) dengan
kata-kata ini Reese lebih jauh mengatakan, “teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara
tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu pengetahuan. Gove mengatkan
bahwa teologi merupakan penjelasan tentang keimanan, perbuatan, dan pengalaman agama
secara rasional1[1].
Sedangkan pengertian teologi islam secara terminologi terdapat berbagai perbedaan.
Menurut abdurrazak, Teologi islam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan dan segala
sesuatu yang berkait dengan-NYA secara rasional. Muhammad Abduh :
‫التوحيد علم يبحث عن وجود هللا وما يجب ان يثبت له من صفااهه ومفا يجفو‬
‫ان يوصف به وما يجب ان يناى عنفوعن السلفال بابفاس للفالتنم ان ياو فوا‬
‫علينم ومما يجو ان ينسب الينم وما يمتنع ان يلحق بنم‬.
“ tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat yang wajib tetap pada-
Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, sifat-sifat yang sma sekali wajib di lenyapkan
dari pada-Nya; juga membahas tentang Rasul-rasul Allah, meyakinkan keyakinan mereka,
meyakinkan apa yang ada pada diri mereka, apa yang boleh di hubungkan kepada diri mereka
dan apa yang terlarang menghubungkanya kepada diri mereka” 2[2]

B. Sejarah teologi islam


Setelah Rasulullah S.A.W wafat beliau tidak mengangkat seorag pengganti, tidak pula
menentukan cara pemilihan penggantinya. Karenna itu antara sahbat Muhajirin dan Ansar
terdapat perselisihan, masing-masing menghendaki supaya pengganti Rasul dari pihaknya.
Ditengah kesibukan itu, Umar r.a membaiat Abubakr r.a menjadi khalifah d dan di ikuti oleh
sahaba lainnya.
Sejak itu kaum muslimin terpcah-pecah menjadi beberapa partai yang merasa sebagai
pihak yang benar dan hanya calon dari pada yang menduduki piimpinan negara. Ditambah lagi
dengan peristiwa terbunuhnya Usma r.a dalam keadaan gelap.
Peristiwa itu sontak membuat anggapan yang berbeda. Terdapat pihak yang membenarkan
pembunuhan itu, karena sahabat Ustman r.a kafir dan ada juga yang berpendapat bahwa yang
membunuh itu kafir. Puncaknya saat terjadi perang Siffin. Dimana pihak sahabat Ali r.a dituntut
oleh Mu’awiyah agar melakuakan arbritase. Akan tetapi dari hal itu bukan keputusan yang
didapat. Akan tetapi menimbulkan golongan-golongan Jabariyah, Qadariyah, Mu’tazilah, dan
As’ariyah.

C. Sumber – sumber teologi islam


Adapun sumber pembahasan yang digunakan untuk membangun Ilmu Teologi Islam
menggunakan beberapa sumber, yaitu :
a. Sumber yang ideal
Sumber ideal adalah Qur’an dan Hadits yang didalamnya dapat memuat data yang
berkaitan dengan objek kajian dalam Ilmu Tauhid. Misalnya, telah dimaklumi dalam ajaran
agama, bahwa semua amal sholeh yang dilakukan oleh ketulusan hanya akan diterima oleh Allah
SWT apabila didasari dengan akidah islam yang benar. Karena penyimpangan dari akidah yang
benar berarti penyimpangan dari keimanan yang murni dari Allah. Dan penyimpangan dari
keimanan berarti kekufuran kepada Allah SWT. Sedangkan Allah tidak akan menerima amal
baik yang dilakukan oleh orang kafir, berapapun banyaknya amal yang dia kerjakan. Dalam hal
ini Allah SWT berfirman:

َ ‫َو َم ْن ي َ ْس هَ ِد ْد ِم ْن ُا ْم‬
ْ ‫ع ْن د ْينِ ِه فَيَ ُم‬
‫ت َو ُه َو َكافِ ٌس فَأواإل‬
“Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lau dia mati dalam kekafiran, maka
mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni
neraka, mereka kekal didalamnya.” (QS. Al- Baqoroh : 217)
b. Sumber Historik
Sumber historis adalah perkembangan pemikiran yang berkaitan dengan objek kajian ilmu
tauhid, baik yang terdapat dalam kalangan internal umat islam maupun pemikiran eksternal yang
masuk kedalam rumah tangga islam. Sebab, setelah Rosulullah saw wafat, islam menjadi
tersebar, dan ini memungkinkan umat islam berkenalan dengan ajaran-ajaran, atau pemikiran-
pemikiran dari luar islam, misalnya dari Persia dan Yunani.
Pemikiran yang berkembang dalam kalangan internal umat islam, antara lain:
a) Pelaku dosa besar. Masalah yang muncul, apakah masih ddihukumi sebagai mukmin atau tidak.
b) Al-Quran wahyu Allah. Apakah ia makhluk atau bukan, atau dengan kata lain, apakah Al-Quran
itu qadim atau hudus (baru).
c) Melihat Tuhan Allah. Apakah itu di dunia atau di akhirat, atau di akhirat saja, dan apakah
dengan mata kepala ataukah dengan hati saja.
d) Sifat-sifat Tuhan. Apakah Tuhan memiliki sifat-sifat zati dan sifat af’al (menurut konsepsi al-
sanusi,sifat-sifat ma’nawiyah), ataukah Dia tidak layak diberi sifat-sifat tersebut.
e) Kepemimpinan setelah Rosulullah wafat, apakah ia harus dipegang oleh suku Qurays saja ,
atau apakah nabi Muhammad saw meninggalkan wasiat bagi seseorang dari ahlul bait untuk
memimpin umatnya ataukah tidak atau bahwa pemimpin itu harus dipilih berdasar musyawaroh,
atau menurut keputusan ahlul hall wal aqdi.
f) Takwil terhadap ayat-ayat mutasyabihat. Apakah diperbolehkan mengadakan takwil atau tidak.
Misalnya:
Janganlah kamu sembah disamping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. Tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.
Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS. Al-Qashas :
88)
Pemikiran eksternal yang masuk kedalam rumah tangga Islam saat itu, dan melahirkan
persoalan teologi yang berkenaan dengan perbuatan baik dan buruk. Apakah Tuhan Allah
menciptakan baik dan yang terbaik saja (al-salah wa al aslah) untuk manusia? Atau, Tuhan
wajib menciptakan yang baik dan yang terbaik saja bagi manusia sebab jika tidak demikian maka
Dia tidak adil (dhalim), dan itu mustahil bagi-Nya. Pendapat diatas diteruskan dengan
pendapatnya, bahwa Tuhan tidak menciptakan yang jahat. Jahat dan buruk, pada hakikatnya,
ciptaan manusia sendiri dan dia harus bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukannya.
Seperti, pemikiran dari Zoroaster dan filsafat Yunani. Ini yang pada saat itu nampaknya lebih
domonan dibanding dari pemikiran-penikiran lainnya.

D. Manfaat Teologi Islam


Teologi Islam merupakan salah satu dari tiga pondasi Islam dan pemahamanya harus ada
dalam diri manusia yang beriman. Sedangkan iman itu di nyatakan pertama nutqun bil lisan
(menyatakan keislam secaralisan) harus berlandaskan ilmu yang kuat yang di antaranya adalah
ilmu kalam ini. Kedua, a’malu bil arkan(melaksanakan keislaman secara fisik) dengan
berlandaskan ilmu yang hak di antaranya ilmu fiqh. Ketiga tashdiqu bil qolbi (membenarkan
islam dengan hatinya). Harus berpangkkal dengan ilmu batin yang benar dan yang membenarkan
adalah ilmu tasawuf. Dari itu, mempelajari ilmu teologi sangat penting karena dapat memberikan
landasan kuat bagi kebenaran keyakina atau keberagamaan seseorang. Dalam hal ini menjadi
kekuatan keimanan seseorang muslim.
Aspek lain, ketuhanan merambah dan mengisi pada berbagai organisasi tertentu sehingga
menyebabkan timbulnya konflik, dengan ilmu teologi ini mengkaji tentang kebenaran tentang
ketuhanan sehingga konflik tersebut dapat di atasi, dan tidak mendiskriminasikan antara satu
aliran dengan aliran yang lain.
Akhir-akhir ini, teologi islam sebagai sebuah kajian , telah banyak di tulis. Tulisannya
bermaksud mengadvokasi berbagai ketimpangan berbagai aspek sosial. Dengan teologi ini di
harapkan ketimpangan sosial yang terjadi dapat tereleminasi atau kalo mungkin teratasi secara
baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai