Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH HADIS

“HADIS TINGKAH LAKU AKHLAK TERPUJI “

Dosen Pembimbing : Dr. Ahmad Darlis, M.pd.I


Disusun oleh kelompok 8

Riza Rahmadana (0310193037)


Muthia Syafina (0310192047)
Sauda Juliana Intana hsb (0310193065)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A.2019/2020
A. Pendahuluan
Banyak keterangan yang mengandung isyarat bahwa siapa yang berusaha untuk jujur
dalam perkataan maka akan menjadi karakternya dan barangsiapa sengaja berdusta dan
berusaha untuk dusta maka dusta menjadi karakterya. Dengan latihan dan upaya untuk
memperoleh, akan berlanjut sifat-sifat baik dan buruk.
Sebagai manusia yang sempurna dan sebagai khalifah di muka bumi ini maka
manusia di tuntut untuk beraklak terpuji karena dengan aklak terpuji maka manusia akan
selamat di dunia dan akhirat dan hendaklah berakhlak terpuji dimanapun berada dimulai
dengan berbuat baik terhadap diri sendiri ,lingkungan keluarga dan masyarakat, dan salah
satu akhlak terpuji yang harus dimiliki setiap manusia adalah besikap jujur karena kejujuran
itu membawa kebaikan.
Banyak hadits yang menunjukkan agungnya perkara kejujuran dimana ujung-ujungnya
akan membawa orang yang jujur ke jannah serta menunjukan akan besarnya keburukan dusta
dimana ujung-ujungnya membawa orang yang dusta ke neraka.salah satu ciri orang yang jujur
adalah senantiasa berbuat kebajikan. Diantara kekemanisan yang akan diapat oleh seseorang
yang jujur adalah akan mendapat pertolongan Allah.

B. Pentingnya Kejujuran (RS: 623)


Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sebuah kebenaran atau
bisa dikatakan sebuah pengakuan akan sesuatu yang benar. Semisal apabila ada seseorang
yang menceritakan informasi tentang gambaran suatu kejadian atau peristiwa kepada orang
lain tanpa ada “perubahan” (sesuai dengan realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang
disebut dengan jujur.1 Rasulullah saw, bersabda.

َ‫ْض ال َجنَّ ِة ِل َم ْن ت ََرك‬ ٍ ‫ «أَنَا زَ ِعي ٌم ب َب ْي‬:‫سلَّ َم‬


ِ ‫ت ِفي َرب‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ قَال‬،ُ‫ي هللاُ َع ْنه‬
َ ِ‫سو ُل هللا‬ ِ ‫َع ْن أ َ ِبي أ ُ َما َمةَ ال َباهِلي ِ َر‬
َ ‫ض‬
.»ُ‫ت في أعلَى ال َجنَّ ِة ِل َم ْن َحسُنَ ُخلُقُه‬
ٍ ‫ َو ِببَ ْي‬،ً‫ازحا‬ َ ‫س ِط ال َجنَّ ِة ِل َم ْن ت ََركَ ال َكذ‬
ِ ‫ َوإ ْن َكانَ َم‬،‫ِب‬ ٍ ‫ َو ِببَ ْي‬،ً‫إن َكانَ ُم ِحقا‬
َ ‫ت في َو‬ ْ ‫ َو‬،‫الم َرا َء‬
ِ
َ ‫َر َواهُ أَبُو دَ ُاود بِإ ِ ْسنَا ٍد‬
‫ص ِحيْح‬
"Abu Umamah Al-Bakhili ra. berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Saya dapat
menjamin suatu rumah di kebun surga untuk orang yang meninggalkan perdebatan meskipun
ia benar .Dan menjamin suatu rumah di pertengahan surga bagi orang yang tidak berdusta
meskipun bergurau. Dan menjamin satu rumah di bagian tertinggi dari surga bagi orang yang
baik budi pekerlinya. " (H.R. Abu Dawud dengan sanad yang sahih)2
Hadis ini menerangkan tiga perilaku penting yang mendapatkan jaminan surga dari
Rasullullah bagi mereka yang memilikinya. Tentu saja, ketiga perilaku ini harus diiringi
berbagai kewajiban lainnya yang telah ditentukan Islam. Ketiga perilaku tersebut adalah:
a. Orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar
Berdebat atau berbantah-bantahan adalah suatu pernyataan dengan ,maksud untuk
menjadikan orang lain memahami suatu pendapat atau mengurangi kewibawaan lawan debat

1
Syaikh muhammad al-ghazali, al-qur’an kitab zaman kita, (jakarta :mizan, 1996) h. 66
2
Hasbiyallah, Hadist Tarbawi, (Badung : Pt. Remaja Rodaskarya, 2015) h. 25
dengan cara mencela ucapannya sekalipun orang yang mendebatnya itu tidak tahu persis
permasalahan, karena kebodohannya. Dan yang lebih ditonjolkan dalam berdebat adalah
keegoannya sendiri sehingga ia berusaha mengalahkan lawan. debatnya dengan berbagai
cara. 3
Sebenamya, tidak semua bentuk perdebatan dilarang dalam Islam apalagi kalau berdebat
dalam mempertahankan aqidah. Hanya saja, perdebatan seringkali membuat orang lupa diri,
terutama kalau perdebataninya dilandasi oleh keegoan masin-masing, bukan didasarkan pada
keinginan untuk mencari kebenaran.
Tidak sedikit orang yang memiliki ego sangat tinggi clan tidak mau dikalahkan oleh
orang lain ketika berdebat walaupun dalam hatinya ia merasa kalah. Tipe orang seperti itu,
biasanya selalu berusaha untuk mempertahankan idenya dengan cara apapun. Kalaupun
dilayani, yang teriadi- bukan lagi adu mulut melainkan adu fisik. Oleh karena itu, perdebatan
hendaknya dihindari karena berbahaya dan dianggap salah satu perbuatan sesat. Rasulullah
SAW. Bersabda:
‫ما ضل قوم بعد أن هداهم هللا إال أوتواالجدل‬. (‫)رواه الترمذى عن أبى أمامة‬
Artinya : "Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapat petunjuk Allah. kecuali kaum
mendatangkan perdebatan.” (H.R. At-Tirmidzi, dari Abu Umamah)
Adapun dalam menghadapi orang yang selalu ingin menang dalam setiap
perdebatan, Nabi menganjurkan umatnya untuk meninggalkannya, dan membiarkannya
beranggapan bahwa dia menang dalam perdebatan tersebut. Dengan berperilaku seperti itu,
bukan berarti kalah dalam perdebatan tersebut, melainkan menang di sisi Allah dan mendapat
pahala yang besar, sebagaimana Nabi menyatakan bahwa dijaminkan surga baginya.
b. Orang yang tidak berdusta meskipun bergurau
Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan
sebenarnya. Dusta sangat dilarang dalam islam. Karena selain merugikan orang lain, juga
merugikan orang lain.
Sebaliknya, islam sangat menghargai orang yang bersifat jujur walupun dalam bercanda.
Orang-orang yang selalu jujur, sekli pun dalam bercanda sebagaimana di sebutkan dalam
hadis diatas dijaminkan oleh rasuallah saw. Satu tempat ditengah surga.
c. Orang yang baik budi pekertinya
Sifat lainnya yang meningkatkan derajat seseorang disisi Allah saw. Dan juga dalam
pandangan manusia adalah akhlak terpuji.
Sifat orang yang berakhlak mulia, diantaranya adalah bermuka manis, berusaha untuk
membantu orang lain dalam perkara yang baik, serta menjaga diri dari perbuatan jahat. Orang
yang memiliki sifat seperti itu selain dijanjikan surga sebagaimana dinyatakan dalam hadis
diatas, juga dianggap sebai orang yang paling baik diantara sesame manusia lain.
Dalam hadis ini juga menjelaskan bahwa tidak boleh berdusta meskipun bergurau,
karena dusta itu perbuatan tercela walupun tujuan bergurau itu mengundang tawa orang.

3
Imam ghazali, rahasia ketajaman hati, ( bandung: terbit terang 2010) h. 205
Alasan apapun bergurau dengan dilandasi kebohongan tetap dilarang dalam islam.Dalam
hadis ini juga mengajarkan manusia untuk memiliki sifat budi pekerti yang baik. Karena
orang yang baik budi pekertinya akan ditingkatkan derajatnya disisi Allah Swt dan juga di
janjikan surga serta dianggap sebagai orang yang paling baik diantara sesama manusia yang
lain.

C. Kejujuran Membawa Kebajikan (LM: 1675)

ِ ‫ « ِإ َّن‬:َ‫ َقال‬،‫س َّل َم‬


‫ َو ِإ َّن ال ِب َّر َي ْهدِي‬،‫الصدْقَ َي ْهدِي ِإلَى ال ِب ِر‬ َ ‫ص َّلى هللاُ َع َل ْي ِه َو‬َ ِ ‫ َع ِن ال َّن ِبي‬،ُ‫ي هللاُ َع ْنه‬
َ ‫ض‬ ُ ‫َحد‬
ِ ‫ِيث َع ْب ِد هللا ب ِْن َم ْس ُعو ٍد َر‬
َّ ‫ َوإِ َّن‬،‫ار‬
‫الر ُُج َل‬ ِ َّ‫ور يَ ْهدِي إِلَى الن‬ ِ ‫ِب يَ ْهدِي إِلَى الُفُ ُج‬
َ ‫ َوإِ َّن الُفُ ُج‬،‫ور‬ َ ‫ َوإِ َّن ال َكذ‬.‫صدِيقًا‬ ِ َ‫صد ُُق َحتَّى يَ ُكون‬ْ َ‫الر ُُج َل لَي‬
َّ ‫ وإِ َّن‬،‫إِلَى ال َجنَّ ِة‬
﴾‫َاري‬ ْ َ َّ
ِ ‫ ﴿أخ َر َُجهُ البُخ‬.»‫َب ِعندَ هللا َكذابًا‬ ْ ْ َّ
َ ‫ليَكذِبُ َحتى يُكت‬ ْ َ

“Abdullah ibn Mas’ud berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya kejujuran akan
membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya
jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur, ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan
sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan
itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta, ia
akan dicatat sebagai seorang pendusta.”4
Dalam hadits ini mengandung isyarat bahwa siapa yang berusaha untuk jujur dalam
perkataan maka akan menjadi karakternya dan barangsiapa sengaja berdusta dan berusaha
untuk dusta maka dusta menjadi karakterya. Dengan latihan dan upaya untuk memperoleh,
akan berlanjut sifat-sifat baik dan buruk. Hadits diatas menunjukkan agungnya perkara
kejujuran dimana ujung-ujungnya akan membawa orang yang jujur ke jannah serta
menunjukan akan besarnya keburukan dusta dimana ujung-ujungnya membawa orang yang
dusta ke neraka.5
Sebagaimana diterangkan diatas bahwa berbagai kebaikan dan pahala akan diberikan
kepada orang yang jujur, baik di dunia maupun kelak diakhirat. Ia akan dimasukan kedalam
surga dan mendapat gelar yang sangat terhormat, yaitu siddiq, artinya orany yang sangat jujur
dan benar. bahkan dalam Al-quran dinyatakan bahwa orang yang selalu jujur dan selalu
menyampaikan kebenaran dinyatakan sebagai orang yang bertaqwa. Sebagaimana firman
Allah yang artinya
“Orang-orang yang datang menyampaikan kebenaran dan melakukannya (kebenaran itu),
mereka itulah orang-orang yang taqwa” ( QS Az-zumar:33 )
Hal itu sangat pantas diterima oleh mereka yng jujur dan dipastikan tidak akan
berkhianat kepada siapa saja, baik kepada Allah swt, manusia, maupun dirinya sendiri. Orang
yang jujur akan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya, serta
mengikuti segala sunah Rasulallah saw, karena hal itu merupakan janjinya kepada Allah
ketika mengucapkan dua kalimat syahadat.
Dengan kata lain orang jujur akan menjadi orang yang paling taat kepada Allah swt.
Dalam sebuah riwayat disebutkan tentang seorang baduy yng meminta nasihat kepada
Rasulullah saw. Beliau saw. Hanya berkata “jangan bohong”. Perkataan rasulullah saw. Terus

4
Hasbiyallah, Hadist Tarbawi, (Badung : Pt. Remaja Rodaskarya, 2015) h. 25
5
Ibid, h. 203
mengiang-ngiang ditelinga sang baduy sehingga setiap kali dia akan melakukan suatu
perbuatan tercela, dia berpikir bahwa Rasulullah pasti akan menanyakannya dan dia harus
jujur. Dia pun tidak jadi melakukan perbuatan terlarang tersebut.
Pada perinsipnya hadis diatas memberikan makna bahwa:
 Setiap perbuatan akan mendapatkan imbalan sesuai dengan perbuatannya,
 Siddiq sebagai cerminan kebaikan,
 Dusta merupakan gambaran setiap yang jahat.6
Jika seorang berusaha untuk berkata benar, manfaatnya bukan hanya bagi dirinya
tetapi juga bagi orang lain. Begitupun sebaliknya, jika seseorang berkata dusta, perbuatnnya
itu selain merugikan dirinya juga merugikan orang lain karena tidak akan ada lagi orang yang
mempercayainya. Padahal kepercayaan seseorang sulit menemukan kesuksesan, bahkan tidak
mustahil hidupnya akan cepat hancur.
Oleh karena itu kejujuran menuntun pelakunya pada kebaikan dan menuntunnya
masuk surga, dan ia dicatat sebagai orang yang siddiq. Sebaliknya, berdusta akan menuntun
pelakunya kepada perbuatan curang dan menuntunnya masuk neraka, dan ia dicatat sebagai
pendusta.
Sifat jujur itu harus tertanam pada diri seseorang karena kejujuran seseorang itu
sangat di perluakan oleh orang lain terutama diri sendiri. Orang yang jujur berarti ia telah
bertaqwa kepada Allah, Karena ia selalu mengungkapkan kebenaran. Orang yang sudah
benar-benar memiliki sifat kejujuran akan merasa takut setiap mengucapkan kebohongan
karena ia tahu Allah maha melihat dan malaikat rokib atid akan mencatat amal baik dan
buruknya

D. Orang Yang Jujur Dapat Pertolongan Allah (AN: 19)


َّ ‫اس ي ُِريد ُ أَدَا َءهَا أ َدَّى‬
‫َّللاُ َع ْنهُ َو َم ْن‬ ِ َّ‫ « َم ْن أ َ َخذَ أ َ ْم َوا َل الن‬:َ‫ قَال‬،‫سلَّ َم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ َع ِن النَّ ِبي‬،ُ‫َّللاُ َع ْنه‬
َّ ‫ي‬ ِ ‫َع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرةَ َر‬
َ ‫ض‬
﴾‫َاري َوا ْبنُ َما َُجه َو َغ ْي ُر ُه َما‬ ِ ‫﴿ر َواهُ البُخ‬
َ .»‫َّللا‬ُ َّ ُ‫أَ َخذَ ي ُِريد ُ إِتْ ََلفَ َها أَتْلَُفَه‬
“Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah WAW bersabda: “barang siapa yang
menggunakan harta orang lain (untuk berdagang) dan dia ingin mengembalikannya,maka
Allah akan (membantu) mengembalikannya. Dan barang siapa mengambilnya adengan
maksud untuk merusaknya, Allah pun akan merusaknya.”
Dalam kehidupan masyarakat, ada sebagian orang yang suka meminjam uang atau
barang kepada orang lain untuk digunakan sebagai penunjang usahanya.7 hal itu dibolehkan
dalam islam dan Allah swt. Akan menolong mereka kedalam kebaikan beniat untuk
menggunakannya sebagai penunjang usahanya dan berniat untuk mengembalikan kepada
pemiliknya. Peminjam tidak berniat menipu pemilik modal dengan menggunakan uang yang
dipinjamnya untuk berfoya-foya sehingga uang tersebut habis begitu saja dan ia sendiri tidak
memiliki uang untuk menggantinya, hal itu merugikan pemilik modal karna akan
menghentikan usahanya, yang sangat penting untuk membiayai keluarganya.

6
Ibid, 201
7
Shofausshamawati, iman dan kehidupan sosial, ( kudus: Riwayah Jurnal Studi Hadist, 2016) h. 215
Dalam hadis di atas mengajarkan kita untuk berkata jujur karena orang yang jujur
akan mendapatkan pertolongan dari Allah swt. Hadis ini juga mengajarkan kita bagaimana
cara pinjam meminjam (menggunakan harta orang lain) dengan baik, karena harta yang
dipinjam itu merupakan suatu amanat yang dipercayakan oleh pemilik kepadanya.
Faedah Yang Bisa Diambil dari Hadits:
 Kejujuran termasuk akhlak terpuji yang dianjurkan oleh Islam.
 Diantara petunjuk Islam hendaknya perkataan orang sesuai dengan isi hatinya.
 Jujur merupakan sebaik-baik sarana keselamatan di dunia dan akhirat.
 Seorang mukmin yang bersifat jujur dicintai di sisi Allah Ta’ala dan di sisi manusia.
 Membimbing rekan lain bahwa jujur itu jalan keselamatan di dunia dan akhirat.
 Menjawab secara jujur ketika ditanya pengajar tentang penyebab kurangnya
melaksanakan kewajiban.
 Dusta merupakan sifat buruk yang dilarang Islam.
 Wajib menasihati orang yang mempunyai sifat dusta.
 Dusta merupakan jalan yang menyampaikan ke neraka.
E. Simpulan
Tiga perilaku penting yang mendapatkan jaminan surga dari rasulullah bagi mereka
yang memilikinya. Tentu saja, ke tiga perilaku ini harus di iringi berbagai kewajiban lainnya
yang telah ditentukan islam. Ketiga perilaku tersebut adalah:
1. Orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar
Berdebat atau berbantah-bantahan adalah suatu pernyataan dengan maksud untuk menjadikan
orang lain memahami suatu pendapat atau mengurangi kewibawaan lawan debat dengan cara
mencela ucapannya sekalipun orang yang mendebatnya itu tidak tahu persis permasalahan,
karna kebodohannya.
2. Orang yang tidak berdusta meskipun bergurau
Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Dusta
sangat dilarang dalam islam. Karena selain merugikan orang lain, juga merugikan orang lain.
3. Orang yang baik budi pekertinya
Sifat orang yang berakhlak mulia, diantaranya adalah bermuka manis, berusaha untuk
membantu orang lain dalam perkara yang baik, serta menjaga diri dari perbuatan jahat. Orang
yang memiliki sifat seperti itu selain dijanjikan surga sebagaimana dinyatakan dalam hadis
diatas, juga dianggap sebai orang yang paling baik diantara sesame manusia lain.
Daftar pustaka

Imam ghazali, 2010 rahasia ketajaman hati, bandung: terbit terang


Shofausshamawati, 2016 iman dan kehidupan sosial, kudus: Riwayah Jurnal Studi Hadist
Hasbiyallah, 2015Hadist Tarbawi, Badung : Pt. Remaja Rodaskarya
Shofausshamawati, 2016 iman dan kehidupan sosial, kudus: Riwayah Jurnal Studi Hadist
An-nawawi, imam. 2017 hadist arba’in depok : pustaka khazana fawa’id

Anda mungkin juga menyukai