A. Pendahuluan
1
Shakil Ahmad Khan dan Wasim Ahmad,Ghibah:sumber segala kejahatan,(Jakarta:PT.
Mizan Publika,2010),h.1.
2
Tingkah laku tercela adalah tingkah laku yang tidak baik yang lebih banyak
mendatangkan keburukan. Islam sangat tidak menganjurkan umatnya untuk
bertingkah laku tercela karena hanya akan berdampak buruk bagi orang yang
melakukannya.
Buruk Sangka dalam hal ini adalah haram hukumnya. Buruk sangka
dinyatakan oleh Nabi Saw sebagai sedusta-dustanya ucapan. Buruk sangka
biasanya berasal dari diri sendiri, hal itu sangat berbahaya karena akan
mengganggu hubungannya dengan orang lain yang dituduh jelek, padahal belum
tentu orang tersebut sejelek persangkaannya. Itulah sebabnya, berburuk sangka
sangat berbahaya, bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa buruk sangka lebih
berbahaya dari berbohong.
Manusia diciptakan Allah Swt dan dilahirkan ke dunia ini semuanya diberi
oleh-Nya sebuah nafsu. Nafsu adalah keinginan yang harus dikendalikan. Tingkat
keelastisan dari nafsu sangat tinggi, yakni apabila seseorang mampu
mengendalikan nafsu maka ia akan lebih mulia daripada malaikat. Dan sebaliknya
apabila nafsu mampu mengendalikan seseorang maka ia akan lebih hina dari
binatang.
a. Buruk Sangka
7. Penasaran pada urusan orang lain: seseorang yang berburuk sangka, untuk
memperoleh bukti-bukti atas sangka buruknya, akan melakukan pelanggaran
terhadap kebebasan seorang muslim.
1. Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap tindakan dan ucapan agar tidak
timbul suatu masalah
4. Membiasakan diri bersyukur kepada Allah swt dan merasa cukup atas segala
pemberian Allah
c. Kandungan Hadist
Oleh karena itu hendaknya bagi umat islam untuk selalu membiasakan diri
berprasangka baik terhadap orang lain demi kemaslahatan umat islam agar tetap
harmonis .
Dengan kondisi zaman seperti saat ini peran hadist sangatlah penting dan
masih sangat relevan untuk digunakan karena hadist merupakan swumber hukum
islam yang kedua setelah Al-Quran dan dapat dijadikan sebagai panduan pada
zaman yang semakin labil dan akan selalu up to date sepanjang zaman, tinggal
manusianya sendiri mau melihat dari sudut pandang apa, mana dan bagaimana
cara menentukan posisinya dalam hidupnya.
هللاُ َو: أَت َ ْد ُر ْونَ َما ْال ِغ ْي َبةُ ؟ قَالُ ْوا: س ْو َل هللاِ قَا َل ُ َع ْن أ َ ِب ْي ُه َري َْرة َ أ َ َّن َر
ْت ِإ ْن َكانَ فِ ْي َ أَفَ َرأَي: فَ ِق ْي َل،َُاك ِب َما يَ ْك َره َ ِذ ْك ُر َك أَخ: قَا َل،س ْولُهُ أ َ ْعلَ ُم ُ َر
َو ِإ ْن لَ ْم يَ ُك ْن فِ ْي ِه َما,ُ ِإ ْن َكانَ فِ ْي ِه ِما تَقُ ْو ُل فَقَ ِد اْ ْغت َ ْبتَه: أ َ ِخ ْي َما أَقُ ْو ُل ؟ قَا َل
ُتَقُ ْو ُل فَقَ ْد بَ َهتَّه
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwsanya Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Tahukah kalian apakah ghibah itu?”. Sahabat
menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata: “Yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang tidak disukai
oleh saudaramu”, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya: “Bagaimanakah
pendapat anda, jika itu memang benar ada padanya ? Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab: “Kalau memang sebenarnya begitu berarti engkau telah
mengghibahinya, tetapi jika apa yang kau sebutkan tidak benar maka berarti
engkau telah berdusta atasnya”.
Dan lain sebagainya yang ada kaitannya dengannya. Baik kamu sebutkan
dengan ucapan, tulisan, simbol, isyarat mata, isyarat tangan, isyarat kepala dan
semisalnya. Adapun pada badannya seperti: buta, pincang, jelek mata, botak,
pendek, tinggi, hitam, dan kuning. Adapun dalam agamanya seperti : fasik,
pencuri, pengkhianat, zalim, malas shalat, menggampangkan najis, tidak berbakti
kepada orangtua, tidak membayar zakat, dan tidak menjauhi ghibah. Adapun
dengan dunianya, seperti tidak beradab, meremehkan orang lain, tidak
memperhatikan hak orang lan, banyak bicara, banyak makan, banyak tidur, tidur
bukan pada waktunya, dan duduk tidak pada tempatnya2.
Adapun yang berkaitan dengan orang tuanya seperti bapaknya orang fasik,
orang india, orang kampungan, orang negro, tukang sepatu, tukang kayu. Adapun
tentang perilakunya seperti jelek akhlaknya, sombong, congkak, tergesa-gesa,
takabur, lemah hati, sembrono. Adapun mengenai pakaiannya seperti besar
lengannya, kotor pakaiannya.
Imam Hasan berkata, “Ghibah itu ada tiga macam, semuanya disebutkan
dalam Al-Qur’an :
2
Muhammad Aniq Imam, Misteri Lisan: karena lisan dapat menjerumuskan ke neraka
atau memasukkan kesurga,(Jakarta:Mirqat,2007),h.187-
188.
6
Ifkun, yaitu kamu menyebut apa yang kamu dengar tentang saudaramu
Lisan yang berisi kata-kata kotor bukanlah lisan mukmin sejati. Rasulullah
bersabda,“ seorang mukmin bukanlah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang
keji dan ucapannya kotor.” (HR. Al –Bukhari).
َّ ض
الظ ِِّن ِإث ٌم ۖ َو َال َّ َثيرا ِمن
َ الظ ِِّن ِإ َّن َب ْع ً اجتَ ِنبُ ْوا َك ْ َيا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا
ضا ۚ أَيُ ِحبُّ أَ َحدُ ُكم أ َ ْن َيأ ُك َل َل ْح َم أَ ِخ ْي ِه َم ْيتًا
ً ض ُك ُم بَ ْعُ س ْوا َو َال يَ ْغتَبْ بَ ْع ُ س َّ ت َ َج
اب َرحي ٌم ٌ َّللاَ ت َ ِّو َّ فَ َك ِر ْهت ُ ُم ْوهُ ۚ َواتَّقُ ْوا
َّ َّللاَ ۚ إِ َّن
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya
sebagian prasangka itu dosa. Janganlah kamu mencari kesalahan orang
lain dan jangan di antara kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah
di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? tentu
kalian akan merasa jijik. Bertakwalah kalian pada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.” (QS. Al-
Hujurat : 12)4
Didalam ayat ini terdapat ancaman dan peringatan keras terhadap ghibah.
Sperti memakan daging dari bangkai manusia “Adakah seseorang di antara kamu
3
Ibid,h.189
4
Al-Qur’an,49:12
7
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya.” Sebagaimana kalian tidak senang memakan bangkai,
maka bencilah ghibah karena syariat telah melarangnya. Sungguh, balasan ghibah
lebih keras dari itu. Perumpamaan ghibah seperti ini sebagai peringatan agar kita
menjauhinya. Allah membuat perumpamaan ini sebagai penjelasan terhadap
buruknya ghibah, karena memakan bangkai adalah perbuatan buruk, menjijikkan
dan tidak disenangi oleh fitrah manusia5.
Di era internet dengan berbagai media sosial yang ada didalamnya, seperti
facebook, Twitter, Instagram, atau yang lainnya. Banyak sekali kita dapati
ucapan-ucapan yang tidak baik bertebaran seperti menyindir orang lain di status
padahal orang tersebut tidak merasa. Bahkan ironisnya, acap kali apa yang terjadi
di dunia maya berlanjut ke dunia nyata. Ada orang yang saling mencela di media
sosial, kemudai berlanjut menjadi perkelahian didunia nyata. Atau gara-gara
menyebarkan informasi yang tidak benar, terjadi perpecahan atau perdebatan yang
tidak ada manfaatnya dan tidak produktif bagi kemajuan umat. Umat kemudian
malah asyik dalam perdebatan yang kadang tidak argumentatif, lebih
mengedepankan emosi, sehingga melupakan hal-hal penting yang seharusnya
lebih baik dilakukan.
4. Merupakan penyebab jatuh dalam akibat yang buruk dan membuka perbuatan
yang keji
5
Ibid,h.190.
8
7. Adanya sifat Fasad dan gairah dalam melakukan dosa dan kemungkaran.
1. Jangan mudah percaya terhadap berita yang kita dengar sebelum diteliti
terlebih dahulu kebenarannya sehingga tidak menyesal bila berita itu membawa
akibat buruk.
6. Berfikir sebelum memulai pembicaraan dan perbuatan kita akan dicatat oleh
malaikat Raqib dan Atid.
Hukum bagi orang yang mendengarkan ghibah adalah haram. Maka wajib
bagi siapa saja yang mendengar seseorang mulai mengghibah untuk melarang
orang itu, kalau dia tidak takut kepada mudarat yang jelas. Dan jika dia takut
kepada orang itu, maka wajib baginya untuk mengingkari dengan hatinya dan
meninggalkan majelis tempat ghibah tersebut jika hal itu memungkinkan.
memintanya agar dia merelakan perbuatanmu. Namun jika dia tidak tau, maka
janganlah engkau mendatanginya (tetapi hendaknya) engkau memohon ampun
untuknya dan engkau membicarakan kebaikan–kebaikannnya ditempat yang
engkau mengghibahinya. Karena sesungguhnya kebaikan-kebaikan bisa
menghilangkan kejelekan-kejelekan. Engkau bisa berkata : “Ya allah ampunilah
dia” sebagaimana yang terdapat dalam hadist :
“ Kafarah (penebus dosa) untuk orang yang kau ghibahi adalah engkau memohon
ampunan untuknya”.6
Jabir bin Abdullah ra. Dan Abi Talhah ra. Meriwayatkan, Rasullullah Saw
bersabda,
“Tiada orang yang menghina seorang muslim di suatu tempat, yang mana
kehormatannya dilanggar dan dihinakan melainkan Allah akan menghinanya
pada tempat dimana Allah senang untuk menolongnya. Dan tiada seorang yang
menolong seorang muslim pada tempat dimana kehormatannya dihinakan dan
kehormatannya dilanggar melainkan Allah akan menolongnya da tempat dimana
Allah suka menolongnya.”(HR. Abu Dawud)
“barang siapa melindungi orang mukmin dari seorang munafik yang berbuat
ghibah kepadanya, maka Allah akan mengutus seorang malaikat kepadanya yang
akan melindungi dagingnya dari api neraka besok di hari kiamat. Dan barang
siapa melempar seorang mukmin dengan sesuatu yang dia ingin memakinya,
maka Allah akan menahannya di atas jembatan Jahannam sampai keluar dari
apa yang dikatakannya.”
Abu Darda’ra. Meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“Barang siapa mempertahankan kehormatan saudaranya, maka Allah akan
menghindarkan wajahnya dari api neraka.”
7
Ibid,h.200-203
11
Ketahuilah bahwa wajib atas pengumpat menyesal dan bertaubat dan bersedih hati
atas apayang diperbuatnya agar dapat keluar dari hak Allah, kemudian ia
meminta maaf kepada orang yang diumpatnya agar dimaafkannya, lalu ia keluar
dari penganiyaannya.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ia berkata Rasulullah Saw bersabda:”kifarat
(penebus dosa) orang yang kamu umpat adalah kamu memohon ampunan
baginya.”8
a. Menarik kembali kabar bohong yang dia sampaikan dahulu.
c. Meminta ampun kepada Allah atas perbuatan Buhtan, karena buhtan termasuk
dosa yang sejajar dengan menyembah berhala. Sebagaimana firman Allah
Swt.(Qs.Al-Haj Ayat 30)
Ketahuilah bahwa bahaya lidah itu besar dan tidak selamat dari bahayanya
kecuali dengan diam.
1. Bahaya pertama : berkata mengenai sesuatu yang tidak penting bagimu
Ketahuilah bahwa sebaik-baik keadaan adalah bahwa kamu menjaga kata-
katamu dari semua bencana yang telah kami sebutkannya, yaitu: mengumpat,
adu domba, dusta, bermusuhan, berdebat dan lain-lainnya dan kamu berbicara
mengenai apa yang diperbolehkan, yang tidak ada bahaya atasmu dan atas
orang muslim sama sekali, kecuali kamu berbicara dengan apa yang tidak
kamu memerlukannya, dan tidak ada keperluan kepadanya.
2. Bahaya kedua : pembicaraaan yang berlebihan
Atha’ bin Abi Rabah berkata:”Sesungguhnya orang-orang yang sebelum kamu
tidak menyukai kata-kata yang berlebihan, dan mereka menghitung kata-kata
yang tidak perlu selain kitab Allah ta’ala dan sunnah Rasulullah SAW, atau
amar ma’ruf dan nahi mungkar atau kamu mengatakan keperluanmu mengenai
penghidupanmu yang tidak boleh tidak bagimu.
Ibrahim At-Taimi berkata:”apabila orang mukmin ingin berbicara, niscaya ia
memperhatikan,” kalau itu bermanfaat baginya, maka ia berbicara, kalau tidak ia
menahan. Orang Zalim adalah lidahnya terlepas dengan sangat.9
8
Al-Ghazali,Ihya’Ulumiddin.ter.Ahmad Tohaputra(Semarang : CV.ASY-Syifa’,1994).h.452.
9
Ibid, h.310-317.
12
10
Ibid,h.428-430.
13
“Sesungguhnya Allah meridlai tiga hal bagi kalian dan murka apabila kalian
melakukan tiga hal. Allah ridha jika kalian menyembah-Nya dan tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan (Allah ridla) jika kalian
berpegang pada tali Allah seluruhnya dan kalian saling menasehati terhadap
para penguasa yang mengatur urusan kalian. Allah murka jika kalian sibuk
dengan desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak berguna serta
membuang-buang harta. ”(HR. Muslim no.1715)
A. ِيرا إ ِ َّن ا ْل ُمبَ ِّذ ِِرينَ كَا ُنوا إ ِ ْخ َوانَ ال َّشيَا ِطين
ً َوال تُبَ ِّذ ِْر تَ ْبذ
Semoga Allah memudahkan kita untuk mengisi waktu kita di setiap tempat
dengan hal-hal yang bermanfaat dan berguna bagi orang lain terutama dalam
masalah agama dan masalah kehidupan sehari-hari.
1. Uang yang dimiliki cepat habis karena biaya hidup yang tinggi
2. Menjadi budak hobi (nafsu) yang bisa menghalalkan uang haram
3. Malas membantu yang membutuhkan dan beramal shaleh
4. Selalu sibuk mencari harta untuk memenuhi kebutuhan
5. Menimbulkan sifat kikir, iri, dengki, suka pamer,dsb
6. Anggota keluarga terbiasa hidup mewah tidak mau jadi orang sederhana
7. Akan ditempatkan kedalam neraka
8. Lebih mementingkan urusan muamalah
9. Sumber daya alam yang ada menjadi habis
10. Tidak punya tabungan untuk saat krisis.
11. Termasuk dalam golongan orang-orang yang kufur terhadap nikmat Allah
12. Mendapatkan ancaman dan siksaan dari Allah Swt
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu,Abidin As-Soronji,https://almanhaj.or.id./2010/02/10/Hukum
mendengarkanghibah/(rabu,20 November 2019.13:00)