Anda di halaman 1dari 12

Keutamaan

Menjaga
“Lisan”

Ust. Ahmad S.Pd


Kisah Rasulullaah

Peristiwa makan daging onta.


Luar biasa akhlak Rasulullaah
saw. dalam menutup aib
sahabatnya

2
Pentingnya Menjaga Lisan
Allah SWT berfirman:

‫وف َْأو‬ٍ ‫اَّل خير ىِف َكثِ ٍري ِّمن جَّن وٰىهم ِإاَّل من َأمر بِص َدقٍَة َأو معر‬
ُْ َ ْ َ ََ ْ َ ْ ُ َْ ََْ
ِ ‫ك ٱبتِغَٓاء مرض‬
‫ات ٱللَّ ِه‬ ِ‫َّاس ۚ ومن ي ْفعل َٰذل‬
َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ِ ‫ح بَنْي َ ٱلن‬ ٍ ۭ َ‫ص ٰل‬
ْ ‫ِإ‬
‫يما‬‫ظ‬ِ ‫ف نُْؤ تِ ِيه َأجرا ع‬
َ ‫فَ َس ْو‬
ً َ ًْ
"Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia
mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang
menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau
mengadakan di antara manusia. Barangsiapa berbuat
demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kami akan
memberinya pahala yang besar."
(QS. An-Nisaa'[4]: 114). 3
Dalam ayat lain disebutkan:
Allah memperingatkan bahwa terdapat malaikat
yang mencatat setiap ucapan manusia, yang baik
maupun yang buruk. Allah Ta'ala berfirman:
‫يب َعتِي ٌد‬ ِ‫ظ ِمن َقوٍل ِإاَّل لَ َدي ِه رق‬
ُ ِ ‫ما يل‬
‫ْف‬
ٌ َ ْ ْ ْ َ َ
"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada
di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS.
Qaaf [50]: 18)

4
Pentingnya Menjaga Lisan

‫سالمة اإلنسان في حفظ اللسان‬


Penting untuk menjaga lisan. Sebab lisan diibaratkan pisau yang apabila salah
menggunakannya akan melukai banyak orang.

Di zaman modern, ketajaman lisan kadang juga mewujud dalam


aktivitas di media sosial melalui status-status yang ditulis. Sudah
semestinya, sebagai umat Islam membuat status di media sosial
yang tak menyinggung orang lain.

5
Dalam riwayat lain disebutkan:

‫ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم‬ ِ ‫َع ْن َأبِى ُهرْيرةَ رضي اهلل عنه َع ْن ر ُس‬
َ ََ
ِ ‫ «من َكا َن يْؤ ِمن بِاللَّ ِه والْيوِم‬:‫ال‬
‫ َفلَْي ُق ْل َخ ْي ًرا َْأو‬،‫اآلخ ِر‬ َْ َ ُ ُ ْ َ َ َ‫ق‬
‫ َوَم ْن‬،ُ‫ َفلْيُ ْك ِرْم َج َاره‬،‫اآلخ ِر‬ِ ‫ ومن َكا َن يْؤ ِمن بِاللَّ ِه والْيوِم‬،‫ت‬ ْ ‫م‬‫ص‬ ‫ي‬ِ‫ل‬
َْ َ ُ ُ ْ ََ ُ ْ َ
.ُ‫ض ْي َفه‬ ‫م‬‫ر‬ِ ‫ك‬
ْ ‫ْي‬‫ل‬‫ف‬َ ، ِ
‫ر‬ ِ
‫اآلخ‬ ِ‫َكان ي ِمن بِاللَّ ِه والْيو‬
‫م‬
َ ْ ُ َْ َ ُ ‫َ ُْؤ‬
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
hendaklah ia berkata baik atau diam; barang siapa
beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia
menghormati tetangganya; barang siapa beriman kepada
Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan
tamunya.“ 6
In two or three columns

Sebagai makhluk sosial, tentu semua orang tidak bisa lepas


dari interaksi dengan sesama. Siang dan malam kita pasti
bertutur kata. Tak satu pun manusia yang bisa hidup tanpa
berbicara.

Berbicara merupakan media utama dari seluruh proses


interaksi sosial. Baik buruknya proses interaksi sosial salah
satunya dipengaruh oleh bagaimana kita bertutur kata.
Karenanya, agar apa yang kita ucapkan tidak menjadi
bumerang bagi diri sendiri, lebih-lebih membahayakan
orang lain baik di dunia maupun di akhirat, kita mesti cermat
dalam berbicara dan menjaga lisan dari penyakit-
7
penyakitnya.
Syech Abdullah Bin Raadhy Al-Ma’idiy Al-Syamry dalam
makalahnya yang berjudul Aafat Al-Lisaan di situs www.saaid.net
menyebutkan beberapa penyakit-penyakit lisan yang harus
diwaspadai adalah:

Harus diwaspai:

1. Perkataan syirik
3. Berdusta
2. Perkataan Allaah
tanpa ilmu 4. Ghibah

9. Mencaci maki
5. Mengucap yang 8. Bersumpah
10. Mengutuk orang
Batil 7. Memfitnah dengan selain
6. Kesaksiaan palsu lain
Allah

8
Agar lidah kita menjadi salah satu “pabrik kebaikan” yang
produktif dan agar kita terhindar dari perkataan-perkataan yang
dapat mengundang murka Allah ‘Azza wa Jalla, maka ada beberapa
kiat yang harus kita perhatikan:

Kiat Menjaga
LIsan:

Pertama : Meyakini bahwa Allah Kedua : Menghayati dan


Maha mendengar dan Maha merenungi bahaya penyakit-
mengetahui penyakit lisan

Ketiga : Menghayati dan Kelima : Berfikirlah


Keempat : Bergaul dengan orang terlebih dahulu sebelum
merenungi keutamaan dan
pentingnya menjaga lisan yang pandai menjaga lisannya berbicara

9
Kesimpulan :

Mudah-mudahan kita semua dapat


mengendalikan diri dan menjaga lisan
kita untuk menjadi “pabrik kebaikan”.
Refleksi bersama:

11
‫رب العاملني‬
ّ ‫احلمدهلل‬
Syukron Atas Perhatinnya

12

Anda mungkin juga menyukai