Anda di halaman 1dari 3

7 Adab Menjaga Keselamatan Lisan

Khutbah Pertama

، ِ‫َِشيْ َع ِة النَّب ِّي الكَريم‬ ِ َ ‫ َوأَفْهَ َمنَا ب‬، ِ‫السالَم‬


ّ ‫اْل َح ْم ُد لل ِه اْل َح ْم ُد لل ِه الّذي َه َدانَا ُس ُب َل‬
‫ اللّهُ َّم‬،‫ َوأَشْ هَ ُد أَ ّن َسيِّ َدنَا َونَبِيَّنَا ُم َح َّم ًدا َعبْدُهُ َو َرسولُه‬،‫ ذُو اْل َجال ِل َواإل ْكرام‬،‫أَشْ هَ ُد أَ ْن ََل اِلَ َه ِإ ََّل الله َو ْحدَهُ َل ََشِيك لَه‬
،‫أصحابِ ِه َوالتَّابِع َني بِإ ْحسانِ َإَل يَ ْومِ ال ِّدين‬ ْ ‫َص ِّل و َسلِّ ْم َوبار ِْك َع ََل َسيِّ ِدنا ُم َح ّم ٍد َو َع ََل الِه َو‬
ْ ِ ‫ أ ْو ُص ْيكُ ْم َو نَف‬،‫ فَ َياأ ُّي َها ا ِإل ْخ َوان‬:‫أَ َّما َب ْع ُد‬
،ْ‫ِْس بِ َت ْق َوى الل ِه َوطَا َعتِ ِه لَ َعلَّكُ ْم تُ ْفلِ ُح ْون‬
‫ ُي ْصلِ ْح لَكُ ْم أَ ْع ََملَكُ ْم َو َي ْغ ِف ْر لَكُ ْم‬،‫ َيا أَ ُّي َها ال َِّذي َن َآ َم ُنوا اتَّقُوا الله َوقُولُوا قَ ْوَلً َس ِدي ًدا‬:‫ق ََال الل ُه تَ َعا ََل ِِف اْل ُق ْرانِ اْلكَرِي ْم‬
ً ‫ذُنُو َبكُ ْم َو َم ْن ُي ِطعِ الله َو َر ُسولَ ُه فَ َق ْد فَا َز فَ ْوزًا َع ِظ‬
‫يَم‬
‫ َص َدقَ الل ُه ال َع ِظي ْم‬.َ‫وقال تعاَل َيا اَ ُّيهَا ال َِّذ ْي َن آ َمنُ ْوا اتَّ ُق ْوا الل َه َح َّق تُقَاتِ ِه َوَلَ َتَ ُ ْوتُ َّن ِإَلَّ َوأَنْتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْون‬
Jamaah Rahimakumullah
Adalah nikmat yang demikian berharga bila di kesempatan Jumat ini kita dipertemukan di rumah Allah yang demikian
istimewa. Apalagi bonus yang dapat diterima adalah berjumpa dengan tetangga, sahabat, rekan bisnis dan mungkin
juga saudara baru sesama muslim yang tidak didapat di kesempatan lain. Karenanya, mari kesempatan yang ada
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Termasuk Bersama saling mengingatkan untuk meningkatkan takwallah yakni
menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang. Dengan demikian diharapkan kita termasuk insan yang
beruntung.

Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah


Sebuah pepatah bahasa Arab menyatakan bahwa keselamatan seseorang bergantung pada cara bagaimana ia
menjaga lisannya. Pepatah itu menyatakan:
ِ‫َسالَ َم ُة اْ ِإلن َْسانِ ِِف ِحف ِْظ الل َِّسان‬
Artinya: Keselamatan manusia terletak dalam menjaga lisannnya.
Pepatah itu mengingatkan sedemikian kuat hubungan antara keselamatan seseorang dengan kemampuan menjaga
lisannya. Dalam kaitan ini, allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitabnya yang berjudul: Risâlatul
Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah (Dar Al-Hawi, 1994, halaman: 83-84) menasihatkan tujuh adab
menjaga lisan sebagai berikut:

1. Hendaklah tidak melibatkan diri dalam hal yang tidak ada gunanya.

‫ِمن ُحسنِ ِإسالَ مِ امل َر ِء تَر ُك ُه َما ََل يَعنِي ِه‬


Artinya : Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna
Bergaul adalah baik dan dianjurkan, tetapi dalam pergaulan harus dihindari hal-hal yang tak ada gunanya dan apalagi
mendatangkan madharat, seperti ghibah atau menggunjing. Mencampuri urusan orang lain yang jelas-jelas bukan
kewenangan kita juga termasuk hal-hal yang semestinya dihindari sebab tidak jarang menimbulkan ketidak-senangan
dari pihak yang merasa dilangkahi atau dicampuri urusannya.
Kadang-kadang kita menerima curhat dari seseorang. Kita tentu saja boleh memberikan masukan-masukan agar
permasalahan yang dihadapi segera terselesaikan. Tetapi kita harus sadar sejauh mana kita boleh memberikan
masukan agar tidak terlalu jauh masuk ke wilayah orang lain. Hal seperti ini bisa menimbulkan masalah baru jika ada
pihak-pihak yang merasa telah diganggu wilayah kewenangannya.

2. Jangan bersumpah demi Allah kecuali mendesak


Sering menyebut nama Allah tentu saja baik sebab merupakan dzikir. Tetapi jika penyebutannya merupakan sumpah
yang bersifat main-main, hal ini tentu saja tidak baik. Sumpah dengan berucap atau demi Allah dapat ‫والله‬
dibenarkan jika bersifat sungguh-sungguh. Imam al-Harits al-Muhasibi dalam kitabnya berjudul Risâlah al-
Mustarsyidin halaman 136 mengingatkan kita untuk tidak sering-sering bersumpah sebagaimana kutipan berikut:

‫َو ََل تُك ِ ِِْث ْاْلَ ْ َْيا َن َو ِإ ْن ُكنْ َت َصا ِدقًا‬


Artinya: Dan janganlah sering bersumpah meskipun engkau benar.
Jadi, sekalipun kita jujur dan dalam posisi benar, janganlah kita mengobral sumpah apalagi disertai dengan ucapan
‫والله‬ atau demi Allah. Namun dalam keadaan genting atau mendesak, seperti dalam proses hukum di pengadilan,
bersumpah demi Allah adalah tepat.

3. Hindarilah segala kebohongan karena berlawanan dengan iman


Secara umum berbohong adalah dosa kecuali keadaan memaksa demi kemaslahatan bersama yang lebih luas.
Artinya sebagian besar kebohongan adalah haram sehingga sebanyak mungkin harus dihindari. Sudah banyak
terbukti kebohongan sebetulnya tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga kepada orang lain yang
mempercayainya. Kekacauan bisa timbul akibat kebohongan berupa fitnah yang tersebar dan dipercayai masyarakat.
Tidak jarang terjadi kerusuhan dalam masyarakat bermula dari maraknya kabar bohong atau hoaks.
Rasulullah bersabda bahwa kebohongan merupakan salah satu tanda orang munafik sebagaimana hadits berikut:

‫ َوإِذَا اؤَْتُ ِ َن خَا َن‬، ‫ َوإِذَا َو َع َد أَ ْخل ََف‬، ‫آيَ ُة الْ ُم َنا ِفقِ ثَ الَثٌ إِذَا َح َّدثَ َكذ ََب‬
Artinya: Pertanda orang munafik ada tiga: Apabila berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari janjinya dan
apabila dipercaya berbuat khianat. (HR al-Bukhari).

4. Jauhkan dari pergunjingan dan fitnah serta bercanda secara keterlaluan

ٌ ‫َو ََل َي ْغ َت ْب َب ْعضُ كُ ْم َب ْعضً ا ۚ أَ ُي ِح ُّب أَ َح ُد ُك ْم أَ ْن َيأْك َُل لَ ْح َم أَ ِخي ِه َم ْي ًتا فَكَ ِر ْه ُت ُمو ُه ۚ َواتَّقُوا اللَّ َه ۚ ِإ َّن اللَّ َه تَ َّو‬
‫اب َر ِحي ٌم‬
Artinya : Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang (QS Al Hujuraat : 12)

‫َو ْي ٌل لِل َِّذي ُي َح ِّدثُ فَ َيك ِْذ ُب لِ ُيضْ ِح َك بِ ِه الْ َق ْو َم َو ْي ٌل لَ ُه َو ْي ٌل لَ ُه‬


Artinya : Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa. Celakalah ia,
celakalah ia (HR Abu Dawud)
Menggunjing, memfitnah, dan bercanda yang kelewatan adalah tidak baik. Seorang muslim hendaklah selalu
berusaha menghindari ketiga hal ini karena berpotensi besar menimbulkan ketidak-nyamanan dan bahkan
permusuhan. Dalam Islam menggunjing diibaratkan memakan bangkai saudara sendiri yang telah mati. Fitnah,
sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, adalah lebih kejam dari pada pembunuhan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala
berfirman:
‫اَلْ ِفتْنَ ُة أَشَ ُّد ِم َن الْ َقتْ ِل‬
Artinya: Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. (Al-Baqarah: 91).
Demikian pula bercanda yang keterlaluan atau kelewat batas tidak hanya sia-sia tetapi juga bisa membuat orang lain
marah karena merasa tersinggung.

5. Hindarilah setiap ucapan keji


Dan hal kelima yang harus diingat adalah bahwa berbicara kepada orang lain adalah salah satu cara berkomunikasi
dalam kerangka silaturrahim. Hal ini tentu saja baik. Tetapi jika dalam pembicaraan itu mengandung ucapan-ucapan
keji sudah pasti tidak baik. Sebab Islam justru menganjurkan supaya kita berbicara yang baik. Oleh karena itu,
ucapan-ucapan keji seperti misuh-misuh dan hujatan-hujatan dengan menggunakan kata-kata kotor harus dihindari
sebanyak mungkin demi kerukunan dan perdamaian bersama. Hal ini berlaku untuk semua pihak karena pada
dasarnya persoalan kerukunan dan perdamaian menjadi tanggung jawab bersama.
Maksud kata “ucapan keji” menurut al-Hafizh Ibn Hajar adalah kebohongan, dan menurut al-Qari adalah ucapan batil
(yang tidak benar). Sedangkan menurut al-Mubarakfuri, secara praktis maknanya mencakup ucapan kufur,
persaksian palsu, kebohongan, menggunjing, menuduh, mencaci-maki, dan segala ucapan yang haram dan harus
dihindari. (Tuhfah al-Ahwadzi, III/320).
6. Menjaga dari ucapan kurang baik apalagi tercela
‫َم ْن كَا َن يُ ْؤ ِم ُن بِاللَّ ِه َوالْيَ ْومِ اْآل ِخ ِر فَليَق ُْل خ ْ ًَْيا أَ ْو لِيَ ْص ُمت‬
Artinya “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia
diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47
Ucapan yang kurang baik, apalagi yang tercela harus dihindari sebanyak mungkin. Contoh dari ucapan yang kurang
baik adalah penggunaan kata-kata yang menghina atau merendahkan orang lain. Atau ungkapan-ungkapan yang
menampakkan kesombongan baik di mata manusia, dan apalagi di hadapan Allah Subhanahu Wa Taala. Untuk
menghindari hal seperti itu, sebaiknya kita membiasakan diri tawadhu atau rendah hati kapanpun dan di manapun
kita berada. Kebiasaan yang baik seperti itu akan lebih menjamin keselamatan dan nama baik kita baik hadapan
manusia maupun di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Di akhirat pun kita akan selamat dari ancaman api neraka
karena neraka adalah tempat yang sesuai bagi orang-orang sombong.

7. Pikirkan baik-baik yang akan diucapkan

Dengan demikian jika hal yang akan disampaikan itu baik, katakanlah. Akan tetapi jika tidak, hendaknya diam. Karena
sebuah pepatah menyatakan: Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna. Pepatah ini sejalan dengan apa
yang dinasihatkan oleh allamah Sayyid Abdullah al-Haddad di atas. Jadi pada prinsipnya kita tidak boleh grusa-
grusu dalam berucap atau mengucapkan sesuatu tanpa mempertimbangkan tentang manfaat dan
madharatnya. Harus pula kita pertimbangkan sebelumnya tentang dampak atau risiko terhadap diri sendiri atau
orang lain dari apa yang akan kita katakan. Sekiranya tidak ada manfaat dan bahkan membawa madharat baik bagi
diri sendiri maupun orang lain, maka sebaiknya kita urungkan niat kita untuk mengatakan sesuatu tersebut. Sikap
memilih diam demi menjaga semua pihak seperti ini sangat berharga karena diam adalah emas sebagaimana kata
pepatah.

Hadirin Rahimakumullah

Demikianlah ketujuh adab menjaga lisan sebgaimana nasihat Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad yang patut kita
perhatikan baik-baik. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat rahmat dan pertolongan dari Allah
Subhanahu Wa Taala sehingga dapat melaksanakan ketujuh adab tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan cara ini
insyaallah lisan kita akan terjaga dari hal-hal yang dapat mengancam keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.
Amin ya rabbal alamin.

‫يات َوال ِّذ ْك ِر الْ َح ِكيمِ أَق ُُل قَ ْو ِِل هذا َوأَ ْستَغ ِف ُر الل َه ِ ِْل‬ِ ‫با َر َك الل ُه ِِل ولَكُ ْم ِِف الْ ُق ْرءانِ الْ َع ِظيمِ ونَ َف َعنِي وإِيَّا ُك ْم ِم َن ْاآل‬
‫فاستَ ْغ ِف ُر ْوهُ ِإنَّه تعاَل َجوا ٌد َكرِي ٌم َملِ ُك بَ ٌّر َر ُء ْو ٌف َر ِحي ٌم‬
ْ ‫ولَكُ ْم ولِ َج ِميعِ الْ ٌمسلِ ِمني‬
Khutbah Kedua
‫ وأَشْ َه ُد أَ َّن َس ّي َدنا‬.‫ِيك لَ ُه إِ ْرغا ًما لِ َم ْن َج َح َد بِه و َك َف َر‬ َ ‫وأَشْ ه ُد أَ ْن َل إِلَ َه ِإَلَّ الل ُه َو ْحدَهُ َل ََش‬.‫اَلح ْم ُد لل ِه َح ْم ًدا كَم أَ َم َر‬
‫وص ْحبِه‬َ ‫اللَّه َّم َص ِّل َو َسلِّ ْم عَل س ِّي ِدنا عَل َع ْب ِد َك و َر ُسولِك مح َّم ٍد وآلِه‬.ِ‫ورسولُ ُه َس ِّي ُد اإلْ ِن ِْس والْ َب ََش‬ ُ ُ‫مح َّم ًدا َعبدُه‬
‫اس اتَّقُوا الل َه تعاَل َوذَ ُروا الْفَوا ِح َش ما ظ َه َر ِم ْنها وما َبطَ َن‬ ُ ‫ ( أ ّما بع ُد ) ف َيآا ُّيهاال ّن‬.ٍ‫َماات ََّصل َْت َع ٌني بِ َنظَ ٍر وأُذُ ٌن بِخ َََب‬
.‫ َوا ْعلَ ُموا أَ َّن الل َه أَ َم َركُ ْم بِأَ ْم ٍر َب َدأَ ِفيه بِنَف ِْس ِه َوثَنَّى ِبِ َالئك ِة قُ ْد ِس ِه‬. ‫وحافَظُوا عَل الطَّا َع ِة َو ُحضُ و ِر الْ ُج ُم َع ِة وال َجَم َع ِة‬
‫وسلِّ ُموا ت َْسلِ ْي ًَم‬ َ ‫ ِإ َّن الل َه َومالئكتَ ُه ُي َصلُّو َن عَل النَّب ِِّي َيآ أَ ّيها ال َِّذي َن آ َمنُوا َصلُّوا َعلَ ْي ِه‬:‫يَم‬ ً ِ‫َقال تعاَل ولَ ْم َي َز ْل قائِالً َعل‬ َ ‫ف‬
‫وسلِّ ْم عَل س ِّي ِدنا مح َّم ٍد وعَل آ ِل سي ِِدنَا مح َّم ٍد كََم َصلَّ ْي َت عَل س ِّي ِدنا إِبرا ِهي َم وعَل آ ِل س ِّي ِدنَا إِبرا ِهي َم ِف‬ َ ‫اللَّه َّم َص ِّل‬
‫ اللَّه َّم َوا ْر َض َعنِ الْ ُخلَفَاء ال ّر ِاش ِدي َن الَّذي َن قَضَ ْوا بِالْ َح ِّق َوكانُوا بِ ِه يَ ْع ِدلُو َن أَيب بَكْ ٍر و ُعم َر‬.‫الْعالَ ِم َني ِإن ََّك َح ِمي ٌد َمجِي ٌد‬
‫حاب نَبِ ِّي َك أَ ْج َمع َني َو َعنِ التَّابِ ِع َني وتَابِ ِعي التَّابِ ِع َني‬ ِ ‫َش ِة الْ ِكرامِ و َع ْن سائِ ِر أَ ْص‬ َ ْ ‫الستَّ ِة الْ ُمتَ ِّم ِم َني لِلْ َع‬
َ ِ‫وعِل َو َعن‬ٍّ ِ ‫و ُعثَْم َن‬
. ِ‫َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِ ْحسانٍ إِ ََل يَومِ الدِّين‬
.‫ات‬ِ َّ‫وات بِ َر ْح َمتِ َك يَا َوا ِه َب الْ َع ِطي‬ ِ ‫واْلَ ْم‬
ْ ‫نات ْاْلَ ْحيا ِء ِمنْهُ ْم‬ ِ ‫ُسلَمت وامل ُ ْؤمن َني وامل ُ ْؤ ِم‬ ِ ‫اللَّه َّم اغْ ِف ْر لِل ُمسلِم َني وامل‬
.‫ اللَّه َّم آ ِم َّنا ِِف ُد ْورِنا وأَ ْصلِ ْح ُوَلَ َة أُ ُمورِنا‬. ِ‫ و َد ِّم ْر أَ ْعدا َء الدِّين‬.‫اللَّه َّم أَ ِع َّز ْاإل ِْس َال َم وامل ُسلم َني وأَ ْهلِ ِك الْكَ َف َر َة وامل َُْشكِ َني‬
‫ اللَّه َّم ا ْدفَ ْع َع َّنا الْ َبالَ َء وال َوبا َء وال ِّزنا وال َّزَلَ زِلَ َواملِ َح َن َو ُسو َء ال ِف َ َِت ما ظَ َه َر ِم ْنها‬.‫َوا ْج َع ِل اللَّه َّم وَِلَ َي َتنا ِفي َم ْن خاف ََك َواتَّق ََاك‬
‫ اللَّه َّم َل تَ ْج َع ْل ِْلَ َح ٍد ِم ْن ُه ْم ِِف ُع ُن ِق َنا‬.‫خاص ًة و َع ْن سائِ ِر بِالَ ِد الْ ُمسلم َني عا َّم ًة يا َر َّب الْ َعالَ ِم َني‬ َّ ‫وما َبطَ َن َع ْن َبل َِدنا َهذا‬
! ‫ ِعبا َد الل ِه‬.ِ‫َاب النَّار‬ َ ‫ َر َّبنا آتِنا ِف ال ّدنيا َح َسنَ ًة َوِف اآلخرة َح َسنَ ًة وقِنَا َعذ‬.‫ظ ََال َمة ونَ ِّجنَا بِ ُح ِّب ِه ْم ِم ْن أَ ْهوا ِل َيومِ الْ ِقيا َم ِة‬
‫ فَا ْذ ُك ُروا‬.َ‫واإل ْحسان وإِيتا َء ِذي الْ ُق ْر ََب و َينْهَى َعنِ الْ َف ْحشا ِء والْ ُمنْكَ ِر َوالْ َبغ ِْي َي ِعظُكُ ْم لَ َعلَّكُ ْم تَ َذ َّك ُر ْون‬ ِ ْ ‫ِإ َّن الل َه َيأْ ُم ُر بِالْ َع ْد ِل‬
‫الل َه ال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُك ْركُ ْم َواشْ كُ ُرو ُه عَل نِ َع ِم ِه يَ ِز ْدكُ ْم َو ْاسئَلُو ُه ِم ْن فَضْ لِ ِه يُ ْع ِطكُ ْم َول َِذ ْك ُر الل ِه َع َّز َو َج َّل أَك َ َُْب‬

Anda mungkin juga menyukai