Anda di halaman 1dari 7

‫‪KHUTBAH‬‬

‫‪Khutbah Jumat: 7 Adab Menjaga Lisan Menurut Sayyid Abdullah al-‬‬


‫‪Haddad‬‬
‫‪Kamis 2 Januari 2020 21:00 WIB‬‬

‫‪Mulut adalah anugerah dari Allah. Namun, kehadirannya bisa berubah menjadi musibah bila manusia tak pandai menjaganya.‬‬

‫‪Khutbah I‬‬

‫رﯾم‪ ،‬أ َ ْﺷ َﮭ ُد أ َ ْن َﻻ اِﻟَﮫَ إِ ﱠﻻ‬


‫ﻲ اﻟ َﻛ ِ‬ ‫ﺳﻼَ ِم‪َ ،‬وأ َ ْﻓ َﮭ َﻣﻧَﺎ ﺑِﺷ َِر ْﯾﻌَ ِﺔ اﻟﻧﱠﺑِ ّ‬ ‫ﺳﺑُ َل اﻟ ّ‬‫اْﻟ َﺣ ْﻣ ُد ِ اْﻟ َﺣ ْﻣ ُد ِ اﻟّذي َھ َداﻧَﺎ ُ‬
‫ﻋ ْﺑ ُدهُ َو َرﺳوﻟُﮫ‪،‬‬ ‫ﺳ ِﯾّ َدﻧَﺎ َوﻧَ ِﺑﯾﱠﻧَﺎ ُﻣ َﺣ ﱠﻣدًا َ‬‫ﷲ َو ْﺣ َدهُ ﻻ ﺷ َِرﯾك ﻟَﮫ‪ ،‬ذُو اْﻟ َﺟﻼ ِل َواﻹ ْﻛرام‪َ ،‬وأ َ ْﺷ َﮭ ُد أ َ ّن َ‬
‫ﺳﺎن إﻟَﻰ ﯾَ ْو ِم‬ ‫ﺈﺣ ِ‬ ‫ﺻﺣﺎ ِﺑ ِﮫ َواﻟﺗﱠﺎ ِﺑﻌﯾنَ ِﺑ ْ‬ ‫ﻋﻠَﻰ ا ِﻟﮫ َوأ ْ‬ ‫ﻋﻠَﻰ َ‬
‫ﺳ ِﯾّدِﻧﺎ ُﻣ َﺣ ّﻣ ٍد َو َ‬ ‫ﺑﺎر ْك َ‬ ‫ﺳ ِﻠّ ْم َو ِ‬
‫ﺻ ِّل و َ‬ ‫اﻟﻠّ ُﮭ ﱠم َ‬
‫ﻋﺗِ ِﮫ ﻟَﻌَﻠﱠ ُﻛ ْم ﺗ ُ ْﻔ ِﻠ ُﺣ ْو ْن‪ ،‬ﻗَﺎ َل ﷲُ‬
‫طﺎ َ‬‫ﷲ َو َ‬ ‫ﺻ ْﯾ ُﻛ ْم َو ﻧَ ْﻔ ِﺳ ْﻲ ﺑِﺗ َ ْﻘ َوى ِ‬ ‫اﻹ ْﺧ َوان‪ْ ،‬أو ُ‬ ‫اﻟ ّدِﯾن‪ ،‬أ َ ﱠﻣﺎ ﺑَ ْﻌدُ‪ :‬ﻓَﯾَﺎأﯾﱡ َﮭﺎ ِ‬
‫اﻟر ِﺣ ْﯾ ْم‪ :‬ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﮭﺎ‬
‫ﺎن ﱠ‬ ‫اﻟر ْﺣ َﻣ ِ‬‫ﷲ ﱠ‬ ‫اﻟر ِﺟﯾْم‪ ،‬ﺑِ ْﺳ ِم ِ‬ ‫ﺎن ﱠ‬ ‫ط ِ‬ ‫ﻋ ْوذُ ﺑِﺎ ِ ِﻣنَ اﻟﱠﺷ ْﯾ َ‬ ‫ان اْﻟ َﻛ ِرﯾ ْم‪ :‬أ َ ُ‬
‫ﺎﻟﻰ ﻓِﻲ اْﻟﻘُ ْر ِ‬‫ﺗَﻌَ َ‬
‫ﺻ ِﻠ ْﺢ ﻟَ ُﻛ ْم أ َ ْﻋ َﻣﺎﻟَ ُﻛ ْم َوﯾَ ْﻐ ِﻔ ْر ﻟَ ُﻛ ْم ذُﻧُوﺑَ ُﻛ ْم َو َﻣ ْن ﯾُ ِطﻊِ ﷲ‬ ‫ﺳدِﯾدًا‪ ،‬ﯾُ ْ‬ ‫اﻟﱠذِﯾنَ آ َ َﻣﻧُوا اﺗﱠﻘُوا ﷲ َوﻗُوﻟُوا ﻗَ ْو ًﻻ َ‬
‫ﷲ َﺣ ﱠﻖ ﺗُﻘَﺎﺗِ ِﮫ َوﻻَ ﺗ َ ُﻣ ْوﺗ ُ ﱠن ِإﻻﱠ‬ ‫ﻋ ِظﯾ ًﻣﺎ وﻗﺎل ﺗﻌﺎﻟﻰ ﯾَﺎ اَﯾﱡ َﮭﺎ اﻟﱠ ِذﯾْنَ آ َﻣﻧُ ْوا اﺗﱠﻘُ ْوا َ‬ ‫ﺳوﻟَﮫُ ﻓَﻘَ ْد ﻓَﺎزَ ﻓَ ْو ًزا َ‬ ‫َو َر ُ‬
‫َوأ َ ْﻧﺗ ُ ْم ُﻣ ْﺳ ِﻠ ُﻣ ْونَ ‪َ .‬‬
‫ﺻ َدقَ ﷲُ اﻟﻌَ ِظﯾ ْم‬

‫‪Advertisement‬‬
‫‪‬‬
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Sebuah pepatah bahasa Arab menyatakan bahwa keselamatan seseorang bergantung pada
cara bagaimana ia menjaga lisannya. Pepatah itu berbunyi:

‫ﺎن‬
ِ ‫ﺳ‬َ ّ‫اﻟﻠ‬
ِ ‫ﺎن ﻓِﻲ ِﺣ ْﻔ ِظ‬
ِ ‫ﺳ‬َ ‫ﺳ َﻼ َﻣﺔُ اْ ِﻹ ْﻧ‬
َ
Artinya: “Keselamatan manusia terletak dalam menjaga lisannnya.”

Pepatah itu mengingatkan sedemikian kuat hubungan antara keselamatan seseorang dengan
kemampuan menjaga lisannya. Dalam kaitan ini Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad
dalam kitab beliau berjudul Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah (Dar Al-Hawi,
1994, hal. 83-84) menasihatkan enam adab menjaga lisan sebagai berikut:

Advertisement

Pertama, (‫ﱠﺎك‬
َ ‫)و ِإﯾ‬ َ ‫َواْﻟﺧ َْو‬
َ ‫ض ﻓِ ْﯾ َﻣﺎ َﻻ ﯾَ ْﻌﻧِﯾ َْك‬ . “Hendaklah Anda tidak melibatkan diri dalam hal-hal
yang tidak ada gunanya bagi anda.”


Bergaul adalah baik dan dianjurkan, tetapi dalam pergaulan harus dihindari hal-hal yang tak ada
gunanya dan apalagi mendatangkan madharat, seperti ghibah atau menggunjing. Mencampuri
urusan orang lain yang jelas-jelas bukan kewenangan kita juga termasuk hal-hal yang
semestinya dihindari sebab tidak jarang menimbulkan ketidak senangan dari pihak yang merasa
dilangkahi atau dicampuri urusannya.

Kadang-kadang kita menerima curhat dari seseorang. Kita tentu saja boleh memberikan
masukan-masukan agar permasalahan yang dihadapi segera terselesaikan. Tetapi kita harus
sadar sejauh mana kita boleh memberikan masukan agar tidak terlalu jauh masuk ke wilayah
orang lain. Hal seperti ini bisa menimbulkan masalah baru jika ada pihak-pihak yang merasa
telah diganggu wilayah kewenangannya.

َ ‫اْﻟ َﺣﺎ‬
Kedua, ‫ﺟ ِﺔ‬ ‫ِق ِﻋ ْﻧ َد‬ َ ‫ف ِﺑ ِﮫ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ِإ ﱠﻻ‬
ً ‫ﺻﺎد‬ ِ ‫ﺎر اْﻟ َﺣ ْﻠ‬
ْ ‫ف ِﺑﺎ ِ َو َﻻ ﺗ َ ْﺣ ِﻠ‬ َ َ ‫ﱠﺎك( وإﻛﺛ‬
َ ‫)و ِإﯾ‬.
َ ” Jangan sering-sering
bersumpah demi Allah, dan jangan bersumpah demi nama-Nya kecuali memang benar-benar
mendesak.”

Sering menyebut nama Allah tentu saja baik sebab merupakan dzikir. Tetapi jika penyebutannya
merupakan sumpah yang bersifat main-main, hal ini tentu saja tidak baik. Sumpah dengan

berucap ‫“وﷲ‬Demi Allah” dapat dibenarkan jika bersifat sungguh-sungguh. Imam al-Harits al-
Muhasibi dalam kitabnya berjudul Risâlah al-Mustarsyidin, halaman 136, mengingatkan kita
untuk tidak sering-sering bersumpah sebagaimana kutipan berikut:

Advertisement

‫ﺻﺎ ِدﻗًﺎ‬ َ ‫َو َﻻ ﺗ ُ ْﻛ ِﺛ ِر ْاﻷ َ ْﯾ َﻣﺎنَ َو ِإ ْن ُﻛ ْﻧ‬


َ ‫ت‬
Artinya, “Dan janganlah sering bersumpah meskipun engkau benar.”


Jadi sekalipun kita jujur dan dalam posisi benar, janganlah kita mengobral sumpah apalagi

disertai dengan ucapan ‫“ وﷲ‬Demi Allah”. Namun dalam keadaan genting atau mendesak,
seperti dalam proses hukum di pengadilan, bersumpah “Demi Allah” adalah tepat.

Jamaah Jumat hafidhakumullah,

Ketiga, .‫ﺎن‬ ِ ْ ‫ِﻟ‬


ِ ‫ﻺ ْﯾ َﻣ‬ ٌ ‫ِب ِﺑ َﺟ ِﻣﯾْﻊِ أ َ ْﻧ َوا ِﻋ ِﮫ ﻓَﺈِﻧﱠﮫُ َﻣﻧَﺎ ِﻗ‬
‫ض‬ َ ‫اﺣ َذ ْر اْﻟ َﻛذ‬
ْ ‫” َو‬Hindarilah segala macam kebohongan
sebab hal itu berlawanan dengan iman.”

Secara umum berbohong adalah dosa kecuali keadaan memaksa demi kemaslahatan bersama
yang lebih luas. Artinya sebagian besar kebohongan adalah haram sehingga sebanyak mungkin
harus dihindari.

Sudah banyak terbukti kebobongan sebetulnya tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga
kepada orang lain yang mempercayainya. Kekacauan bisa timbul akibat kebobongan berupa
fitnah yang tersebar dan dipercayai masyarakat. Tidak jarang terjadi kerusuhan dalam
masyarakat bermula dari maraknya kabar bohong atau hoaks.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda bahwa kebohongan merupakan salah
satu tanda orang munafik sebagaimana hadits berikut:

َ َ‫ﻋ َد أ َ ْﺧﻠ‬
َ‫ َو ِإ َذا اؤْ ﺗ ُ ِﻣنَ ﺧَﺎن‬، ‫ف‬ َ ‫ َو ِإ َذا َو‬، ‫ب‬
َ ‫ﱠث َﻛ َذ‬
َ ‫ث ِإ َذا َﺣد‬ ِ ‫آﯾَﺔُ ْاﻟ ُﻣﻧَﺎ ِﻓ‬
ٌ َ‫ﻖ ﺛَﻼ‬

Artinya, “Pertanda orang munafiq ada tiga: Apabila berbicara bohong, apabila berjanji
.(mengingkari janjinya dan apabila dipercaya berbuat khianat” (HR al-Bukhari

Jamaah Jumat hafidhakumullah,

Keempat,.ِ‫اْﻟ ُﻣزَ اح‬ َ َ ‫”واْﻟ ِﻐ ْﯾﺑَﺔَ َواﻟﻧﱠ ِﻣ ْﯾ َﻣﺔَ َواْﻹ ْﻛﺛ‬


َ‫ﺎر ِﻣن‬ َ Jauhkan dirimu dari pergunjingan dan fitnahan
serta bercanda secara keterlaluan.”

Menggunjing, memfitnah, dan bercanda yang kelewatan adalah tidak baik. Seorang Muslim
hendaklah selalu berusaha menghindari ketiga hal ini karena berpotensi besar menimbulkan
ketidak nyamanan dan bahkan permusuhan.

Dalam Islam menggunjing diibaratkan memakan bangkai saudara sendiri yang telah mati.
Fitnah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, adalah lebih kejam dari pada pembunuhan.
Allah subhanu wa ta’ala berfirman:

‫ﺷ ﱡد ِﻣنَ ْاﻟﻘَﺗْ ۚ ِل‬


َ َ ‫َو ْاﻟ ِﻔﺗْﻧَﺔُ أ‬

Artinya, “Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan” (Al-Baqarah: 91).

Demikina pula becanda yang keterlaluan atau kelewat batas tidak hanya sia-sia tetapi juga bisa
membuat orang lain marah karena merasa tersinggung.

Jamaah Jumat hafidhakumullah,

Kelima, ،ِ‫اْﻟﻘَ ِﺑﯾْﺢ‬ ‫ﺳﺎﺋِ َر اْﻟ َﻛ َﻼ ِم‬


َ ْ‫اﺟﺗَﻧِب‬
ْ ‫و‬.
َ “Hindarilah setiap ucapan keji.”

Berbicara kepada orang lain adalah salah satu cara berkomunikasi dalam kerangka silaturrahim.
Hal ini tentu saja baik. Tetapi jika dalam pembicaraan itu mengandung ucapan-ucapan keji
sudah pasti tidak baik sebab Islam justru menganjurkan supaya kita berbicara yang baik.

Oleh karena itu, ucapan-ucapan keji seperti misuh-misuh dan hujatan-hujatan dengan
menggunakan kata-kata kotor harus dihindari sebanyak mungkin demi kerukunan dan
perdamaian bersama. Hal ini berlaku untuk semua pihak karena pada dasarnya persoalan
kerukunan dan perdamaian menjadi tanggung jawab bersama.

Keenam,. ‫ﻋ ْن َﻣ ْذ ُﻣ ْو ٍم‬
َ ُ‫ِيء اَﻟ َﻛ َﻼ ِم َﻛ َﻣﺎ ﺗ ُ ْﻣ ِﺳك‬
ِ ‫ﻋ ْن َرد‬
َ ‫" َو ْأﻣ ِﺳ ْك‬Jagalah lisanmu dari ucapan yang
kurang baik apalagi yang tercela.”

Ucapan yang kurang baik dan apalagi yang tercela harus dihindari sebanyak mungkin. Contoh
dari ucapan yang kurang baik adalah penggunaan kata-kata yang menghina atau merendahkan
orang lain. Atau ungkapan-ungkapan yang menampakkan kesombongan baik di mata manusia,
dan apalagi di hadapan Allah subhanhu wa ta’ala.

Untuk menghindari hal seperti, sebaiknya kita membiasakan diri bertawadhu’ atau berendah hati
kapanpun dan dimanapun kita berada. Kebiasaan yang baik seperti itu akan lebih menjamin
keselamatan dan nama baik kita baik hadapan manusia maupun di hadapan Allah subhanu wa
ta’ala. Di akhirat pun kita akan selamat dari ancaman api neraka karena neraka adalah tempat
yang sesuai bagi orang-orang sombong.

Ketujuh, .. ‫ت‬ ْ ‫وﺗَﻔَ ﱠﻛ ْر ﻓِ ْﯾ َﻣﺎ ﺗَﻘُ ُو ُل ﻗَ ْﺑ َل أ َ ْن ﺗَﻘُ ُو َل ﻓَﺈِ ْن َﻛﺎنَ َﺧﯾ ًْرا ﻓَﻘُ ْل َو ِإ ﱠﻻ ﻓَﺎ‬.
ْ ‫ﺻ ُﻣ‬ َ “Pikirkan baik-baik apa yang akan Anda
ucapkan sebelumnya. Jika itu baik menurut Anda, katakanlah. Jika tidak, diamlah.”

Sebuah pepatah berbunyi, “ Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna.” Pepatah ini
sejalan dengan apa yang dinasihatkan oleh Allamah Sayyid Abdullah al-Haddad di atas. Jadi
pada prinsipnya kita tidak boleh grusa-grusu dalam berucap atau menucapkan sesuatu tanpa
mempertimbagkan tentang manfaat dan madharatnya.

Harus pula kita pertimbangkan sebelumnya tentang dampak atau risiko terhadap diri sendiri atau
orang lain dari apa yang akan kita katakan. Sekiranya tidak ada manfaat dan bahkan membawa
madharat baik bagi diri sendiri maupun orang lain, maka sebaiknya kita urungkan niat kita untuk

‫‪mengatakan sesuatu tersebut. Sikap memilih diam demi menjaga semua pihak seperti ini sangat‬‬
‫‪berharga karena diam adalah emas sebagaimana kata pepatah.‬‬

‫‪Jamaah Jumat hafidhakumullah,‬‬


‫‪Demikianlah ketujuh adab menjaga lisan sebgaiamana nasihat Allah Sayyid Abdullah bin Alawi‬‬
‫‪al-Haddad yang patut kita perhatikan baik-baik. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang‬‬
‫‪mendapat rahmat dan pertolongan dari Allah subhanahu wata’ala sehingga dapat melaksanakan‬‬
‫‪ketujuh adab tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan cara ini insya Allah lisan kita akan‬‬
‫‪terhaga dari hal-hal yang dapat mengacam keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat.‬‬
‫‪Amin ya rabbal alamin.‬‬

‫ﻋوذُ ِﺑﺎ ِ ِﻣنَ‬ ‫اﻵﻣ ِﻧﯾن‪َ ،‬وأ ْد َﺧﻠَﻧَﺎ و ِإﯾﱠﺎﻛم ِﻓﻲ ُز ْﻣ َر ِة ِﻋﺑَﺎ ِد ِه اﻟ ُﻣؤْ ِﻣ ِﻧﯾْنَ ‪ :‬أ ُ‬ ‫َﺟﻌَﻠَﻧﺎ ﷲُ َوإﯾﱠﺎﻛم ِﻣنَ اﻟﻔَﺎ ِﺋ ِزﯾن ِ‬
‫ﺳدِﯾدًا‬‫اﻟر ِﺣﯾ ْم‪ :‬ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﮭﺎ اﻟﱠذِﯾنَ آ َﻣﻧُوا اﺗﱠﻘُوا ﱠ َ َوﻗُوﻟُوا ﻗَ ْو ًﻻ َ‬ ‫ﻣﺎن ﱠ‬ ‫اﻟر ْﺣ ِ‬‫ﷲ ﱠ‬ ‫اﻟر ِﺟﯾ ْم‪ِ ،‬ﺑ ْﺳ ِم ِ‬
‫ْطﺎن ﱠ‬
‫ﺷﯾ ِ‬ ‫اﻟ ﱠ‬
‫ت و ِذ ْﻛ ِر اﻟ َﺣ ِﻛﯾ ِْم‪ .‬إﻧّﮫُ ﺗَﻌﺎَﻟَﻰ َﺟ ّوا ٌد‬ ‫ﺑﺎ َ َر َك ﷲُ ِﻟ ْﻲ َوﻟﻛ ْم ﻓِﻲ اﻟﻘُ ْر ِ‬
‫آن اﻟﻌَ ِظﯾ ِْم‪َ ،‬وﻧَﻔَﻌَﻧِ ْﻲ َو ِإﯾّﺎ ُﻛ ْم ﺑِﺎﻵﯾﺎ ِ‬
‫َﻛ ِر ْﯾ ٌم َﻣ ِﻠ ٌك ﺑَ ﱞر َرؤ ُْو ٌ‬
‫ف َر ِﺣ ْﯾ ٌم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫ﻠﻰ ﺗ َ ْوﻓِ ْﯾ ِﻘ ِﮫ َوا ِْﻣﺗِﻧَﺎﻧِ ِﮫ‪َ .‬وأ َ ْﺷ َﮭ ُد أ َ ْن ﻻَ اِﻟَﮫَ ِإﻻﱠ ﷲُ َوﷲُ َو ْﺣ َدهُ ﻻَ‬ ‫ﻋ َ‬ ‫ﺷ ْﻛ ُر ﻟَﮫُ َ‬ ‫ﺳﺎﻧِ ِﮫ َواﻟ ﱡ‬ ‫ﻠﻰ ِإ ْﺣ َ‬ ‫ﻋ َ‬ ‫ا َ ْﻟ َﺣ ْﻣ ُد ِ َ‬
‫ﺳ ِﯾّ ِدﻧَﺎ‬‫ﻋﻠَﻰ َ‬ ‫ﺻ ِّل َ‬‫إﻟﻰ ِرﺿ َْواﻧِ ِﮫ‪ .‬اﻟﻠ ُﮭ ﱠم َ‬ ‫ﺳ ْوﻟُﮫُ اﻟدﱠا ِﻋﻰ َ‬ ‫ﻋ ْﺑ ُدهُ َو َر ُ‬‫ﺳ ِﯾّ َدﻧَﺎ ُﻣ َﺣ ﱠﻣدًا َ‬ ‫أن َ‬ ‫ﺷ َِرﯾ َْك ﻟَﮫُ َوأ َ ْﺷ َﮭ ُد ﱠ‬
‫وﷲ ﻓِ ْﯾ َﻣﺎ أ َ َﻣ َر َوا ْﻧﺗ َ ُﮭ ْوا‬
‫ﺎس اِﺗﱠﻘُ َ‬ ‫ﺳ ِﻠّ ْم ﺗ َ ْﺳ ِﻠ ْﯾ ًﻣﺎ ِﻛﺛﯾ ًْرا أ َ ﱠﻣﺎ ﺑَ ْﻌ ُد ﻓَﯾﺎ َ اَﯾﱡ َﮭﺎ اﻟﻧﱠ ُ‬
‫ﺻ َﺣﺎﺑِ ِﮫ َو َ‬‫ﻋﻠَﻰ ا َ ِﻟ ِﮫ َوأ َ ْ‬‫ُﻣ َﺣ ﱠﻣ ٍد ِو َ‬
‫ﷲ أ َ َﻣ َر ُﻛ ْم ِﺑﺄ َ ْﻣ ٍر ﺑَ َدأ َ ِﻓ ْﯾ ِﮫ ِﺑﻧَ ْﻔ ِﺳ ِﮫ َوﺛَـﻧَﻰ ِﺑ َﻣﻶ ِﺋ َﻛ ِﺗ ِﮫ ِﺑﻘُ ْد ِﺳ ِﮫ َوﻗَﺎ َل ﺗَﻌﺎَﻟَﻰ ِإ ﱠن َ‬
‫ﷲ‬ ‫ﻋ ﱠﻣﺎ ﻧَ َﮭﻰ َوا ْﻋﻠَ ُﻣ ْوا أ َ ﱠن َ‬ ‫َ‬
‫ﻋﻠَﻰ‬ ‫ﺻ ِّل َ‬ ‫ﺳ ِﻠّ ُﻣ ْوا ﺗ َ ْﺳ ِﻠ ْﯾ ًﻣﺎ‪ .‬اﻟﻠ ُﮭ ﱠم َ‬ ‫ﺻﻠﱡ ْوا َ‬
‫ﻋﻠَ ْﯾ ِﮫ َو َ‬ ‫ﻠﻰ اﻟﻧﱠ ِﺑﻰ ﯾﺂ اَﯾﱡ َﮭﺎ اﻟﱠ ِذﯾْنَ آ َﻣﻧُ ْوا َ‬ ‫ﻋ َ‬ ‫ﺻﻠﱡ ْونَ َ‬ ‫َو َﻣﻶﺋِ َﻛﺗَﮫُ ﯾُ َ‬
‫ﺳ ِﻠ َك َو َﻣﻶﺋِ َﻛ ِﺔ‬ ‫ﻋﻠَﻰ ا َ ْﻧﺑِﯾﺂﺋِ َك َو ُر ُ‬ ‫ﻋﻠَﻰ آ ِل َ‬
‫ﺳ ِﯾّدِﻧﺎ َ ُﻣ َﺣ ﱠﻣ ٍد َو َ‬ ‫ﺳ ِﻠّ ْم َو َ‬ ‫ﻋﻠَ ْﯾ ِﮫ َو َ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َ‬ ‫ﺳ ِﯾّ ِدﻧَﺎ ُﻣ َﺣ ﱠﻣ ٍد َ‬‫َ‬
‫ﻋ ْن ﺑَ ِﻘﯾﱠ ِﺔ‬
‫ﻋ ِﻠﻰ َو َ‬‫ﻋﺛْ َﻣﺎن َو َ‬ ‫ﻋ َﻣر َو ُ‬ ‫اﻟرا ِﺷ ِدﯾْنَ أَﺑِﻰ ﺑَ ْﻛ ٍر َو ُ‬
‫ﺎء ﱠ‬ ‫ﻋ ِن اْﻟ ُﺧﻠَﻔَ ِ‬ ‫ض اﻟﻠّ ُﮭ ﱠم َ‬ ‫ار َ‬ ‫اْﻟ ُﻣﻘَ ﱠرﺑِﯾْنَ َو ْ‬
‫ﻋﻧﱠﺎ َﻣﻌَ ُﮭ ْم ِﺑ َر ْﺣ َﻣ ِﺗ َك ﯾَﺎ‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫ﺎن اِﻟَﯨﯾَ ْو ِم اﻟ ِ ّدﯾ ِْن َو ْ‬‫ﺳ ٍ‬ ‫ﺻ َﺣﺎﺑَ ِﺔ َواﻟﺗﱠﺎ ِﺑ ِﻌﯾْنَ َوﺗَﺎ ِﺑ ِﻌﻲ اﻟﺗﱠﺎ ِﺑ ِﻌﯾْنَ ﻟَ ُﮭ ْم ِﺑﺎ ِْﺣ َ‬ ‫اﻟ ﱠ‬
‫ت اَﻻَ ْﺣﯾﺂ ُء ِﻣ ْﻧ ُﮭ ْم‬ ‫ت َواْﻟ ُﻣ ْﺳ ِﻠ ِﻣﯾْنَ َواْﻟ ُﻣ ْﺳ ِﻠ َﻣﺎ ِ‬ ‫اﺣ ِﻣﯾْنَ اَﻟﻠ ُﮭ ﱠم ا ْﻏ ِﻔ ْر ِﻟ ْﻠ ُﻣؤْ ِﻣﻧِﯾْنَ َواْﻟ ُﻣؤْ ِﻣﻧَﺎ ِ‬‫اﻟر ِ‬‫أ َ ْر َﺣ َم ﱠ‬
‫ﺻ ْر ِﻋﺑَﺎ َد َك اْﻟ ُﻣ َو ِ ّﺣ ِدﯾﱠﺔَ‬ ‫ﺷ ْر َك َواْﻟ ُﻣ ْﺷ ِر ِﻛﯾْنَ َوا ْﻧ ُ‬ ‫ت اﻟﻠ ُﮭ ﱠم أ َ ِﻋ ﱠز اْ ِﻹ ْﺳﻼَ َم َواْﻟ ُﻣ ْﺳ ِﻠ ِﻣﯾْنَ َوأ َ ِذ ﱠل اﻟ ِ ّ‬ ‫َواْﻻَ ْﻣ َوا ِ‬
‫اﺧذُ ْل َﻣ ْن َﺧ َذ َل اْﻟ ُﻣ ْﺳ ِﻠ ِﻣﯾْنَ َو َد ِ ّﻣ ْر أ َ ْﻋ َدا َء اﻟ ِ ّدﯾ ِْن َوا ْﻋ ِل َﻛ ِﻠ َﻣﺎﺗِ َك إِﻟَﻰ ﯾَ ْو َم‬ ‫ﺻ َر اﻟ ِ ّدﯾْنَ َو ْ‬‫ﺻ ْر َﻣ ْن ﻧَ َ‬ ‫َوا ْﻧ ُ‬
‫ظ َﮭ َر ِﻣ ْﻧ َﮭﺎ َو َﻣﺎ‬ ‫ﺳ ْو َء اْﻟ ِﻔﺗْﻧَ ِﺔ َواْ ِﻟﻣ َﺣنَ َﻣﺎ َ‬ ‫اﻟزﻻَ ِز َل َواْ ِﻟﻣ َﺣنَ َو ُ‬ ‫ﻋﻧﱠﺎ اْﻟﺑَﻼَ َء َواْ َﻟوﺑَﺎ َء َو ﱠ‬ ‫اﻟ ِ ّدﯾ ِْن‪ .‬اﻟﻠ ُﮭ ﱠم ا ْدﻓَ ْﻊ َ‬
‫ب اْﻟﻌَﺎﻟَ ِﻣﯾْنَ ‪َ .‬رﺑﱠﻧَﺎ آﺗِﻧﺎ َ ﻓِﻰ‬ ‫ان اْﻟ ُﻣ ْﺳ ِﻠ ِﻣﯾْنَ ﻋﺂ ﱠﻣﺔً ﯾَﺎ َر ﱠ‬ ‫ﺳﺎﺋِ ِر اْﻟﺑُ ْﻠ َد ِ‬‫ﺻﺔً َو َ‬ ‫ﻋ ْن ﺑَﻠَ ِدﻧَﺎ ِا ْﻧدُوﻧِ ْﯾ ِﺳﯾﱠﺎ ﺧﺂ ﱠ‬ ‫طنَ َ‬ ‫ﺑَ َ‬
‫اإن ﻟَ ْم ﺗ َ ْﻐ ِﻔ ْر ﻟَﻧَﺎ َوﺗ َ ْر َﺣ ْﻣﻧَﺎ‬‫ﺳﻧَﺎ َو ْ‬ ‫ﺎر‪َ .‬رﺑﱠﻧَﺎ َ‬
‫ظﻠَ ْﻣﻧَﺎ ا َ ْﻧﻔُ َ‬ ‫اب اﻟﻧﱠ ِ‬ ‫ﻋ َذ َ‬ ‫ﺳﻧَﺔً َوﻗِﻧَﺎ َ‬ ‫ﻵﺧ َرةِ َﺣ َ‬‫ﺳﻧَﺔً َوﻓِﻰ اْ ِ‬ ‫اﻟ ﱡد ْﻧﯾَﺎ َﺣ َ‬
‫ﻋ ِن‬ ‫ﺑﻰ َوﯾَ ْﻧ َﮭﻰ َ‬ ‫ْﺗﺂء ذِي اْﻟﻘُ ْر َ‬
‫ﺎن َوإِﯾ ِ‬ ‫ﺳ ِ‬ ‫ﷲ ﯾَﺄ ْ ُﻣ ُر ﺑِﺎْﻟﻌَ ْد ِل َواْ ِﻹ ْﺣ َ‬ ‫ﷲ ! إِ ﱠن َ‬ ‫ﻟَﻧَ ُﻛ ْوﻧ ﱠَن ِﻣنَ اْﻟﺧَﺎ ِﺳ ِرﯾْنَ ‪ِ .‬ﻋﺑَﺎ َد ِ‬
‫‪‬‬
‫ﻠﻰ‬
َ ‫ﻋ‬ َ ‫ظ ُﻛ ْم ﻟَﻌَﻠﱠ ُﻛ ْم ﺗ َ َذ ﱠﻛ ُر ْونَ َوا ْذ ُﻛ ُروا‬
َ ُ‫ﷲ اْﻟﻌَ ِظﯾ َْم ﯾَ ْذ ُﻛ ْر ُﻛ ْم َوا ْﺷ ُﻛ ُر ْوه‬ ُ ‫ﺷﺂء َواْﻟ ُﻣ ْﻧ َﻛ ِر َواْﻟﺑَ ْﻐﻲ ﯾَ ِﻌ‬
ِ ‫اْﻟﻔَ ْﺣ‬
‫ﷲ أ َ ْﻛﺑَ ْر‬
ِ ‫ِﻧﻌَ ِﻣ ِﮫ ﯾَ ِز ْد ُﻛ ْم َوﻟَ ِذ ْﻛ ُر‬

Ustadz Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU)
Surakarta.

Tags: khutbah

Anda mungkin juga menyukai