Anda di halaman 1dari 8

‫ هللا أك بر كب يرا والحم د هلل كث يرا و س بحان هللا بك رة‬x9........

‫هللا أكبر‬
...‫وأصيال‬
‫ وجعل في قلوب‬.‫الحمد هلل الذي جعل أيام األعياد ضيافة لعباده الصالحين‬
‫ اشهد ان ال اله اال هللا الذي جع ل الجن ة ض يافة‬.‫المؤمنين بهجة وسرورا‬
‫ الداعي الى تلك الض يافة جمي ع‬،‫ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬.‫الكبرى‬
‫ أللهم صل وسلم وبارك على س يدنا محم د وعلى ال ه وأص حابه‬.‫العالمين‬
...‫ومن تبعه بإحسان الى يوم الدين‬
‫ فيا أيها الناس اتقوا هللا ح ق تقات ه وال تم وتن اال وأنتم‬......‫أما بعد‬
...‫مسلمون‬
Kaum Muslimin Dan Muslimat Yang Berbahagia
Maha agung Allah Tuhan pencipta langit dan bumi serta segala isinya,
yang tiada pernah tidur dan tidak pula berbaring, yang mengetahui bisik
tawa, senyum dan tangis seorang hamba yang bergembira dan berduka,
kita yang bermohon mengaduh mengharapkan ridha serta petunjukNya.
Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, adalah
merupakan untaian kata yang wajar dari seorang hamba yang lemah, yang
harus dipersembahkan kehadirat-Nya, yang telah memelihara kita,
menyelamatkan kita, menguatkan iman kita, sehingga berhasil dan lulus
dari ujian fisik dan mental selama sebulan menurut titah dan perintah-Nya.
Liku-liku hidup ini memang penuh cobaan dan tantangan, kaya
dengan segala godaan dan rayuan yang mempesona, namun Engkau tidak
akan membiarkan hambamu tersesat, setelah Engkau beri petunjuk dan
mau mengikuti petunjuk itu.

Allahu Akbar 3x…… Walillahil Hamdu


Dari cela-cala sinar sang surya yang membawa pergi ramadhan ke
peraduannya, kami merasa sedih, karena kami harus berpisah selama
setahun, entah berjumpa lagi atau tidak. Tetapi dibalik itu terbetik suatu
senyum gembira karena dihati para hambamu yang sholeh dan beriman
1
serta bertakarub sebulan penuh. Rasulmu menggembirakan umatnya
dengan sabda beliau :
‫ٌة ِعْنَد ِلَق اِء ِّبِه‬ ‫ِع ِإ‬ ‫ِن‬ ‫ِل ِئ‬
‫َر‬ ‫ َفْر َح ٌة ْنَد ْفَطاِرِه َو َفْر َح‬: ‫لَّص ا ِم َفْر َح َتا‬
Artinya : ada dua kegembiraan yang akan diperoleh orang-orang
yang melaksanakan puasa ramadhan, pertama dikala
mereka berhari raya Idul Fitri dan yang kedua dikala mereka
menemui Tuhannya dihari kemudian.

Tempaan bulan suci ramadhan telah memberi kenangan manis dan


kesan yang sangat menggembirakan buat orang-orang yang beriman,
dimana ia telah meraih suatu titel yang luar biasa, bukan titel Insinyur atau
Profesor, bukan pula titel Sarjana Hukum dan lain-lain sebagainya. Tetapi
titel yang diterima langsung dari Khaliknya dengan gelar “Almuttaqin” bagi
mereka yang telah melaksanakan puasa ramadhan semata-mata karena
mengharapkan ridha Allah SWT.

Jama’ah Id Yang Berbahagia


Sungguh suatu predikat yang tidak akan pernah dan tak mungkin
diraih oleh orang-orang yang ingkar dan kerdil imannya, karena didalam
bulan suci ramadhan semua yang sifatnya halal disiang hari akan berbalik
menjadi haram, terkecuali bagi mereka yang diperbolehkan makan dan
minum sesuai dengan ketentuan agama. Sungguh berat rasanya untuk
memperoleh predikat seperti itu, karena kita harus mengorbankan segala-
galanya, karena kita harus berjihad sebulan penuh menghadapi perang
akbar, perang diatas perang, yaitu perang melawan diri sendiri, dan perang
terhadap hawa nafsu. Perang melawan kekuatan senjata mudah kita
hadapi, karena sudah jelas musuh diluar diri. Membunuh hawa nafsu
secara total, maka kita juga akan mati. Dibiarkan dia menguasai instrumen
diri, maka kita juga yang akan sengsara. Memang sangat unik perang yang
satu ini, karena keunikannya inilah dia disebut perang terbesar dari seluruh

2
model perang yang ada dijagad raya ini, sebagaimana sabda Nabi
Muhammada SAW.

‫َرَج ْع َنا ِم اِجْلَه اِد اَالْص َغِر ِا ِج َه اِد اَالْك ِرَب‬.


‫َىل‬ ‫َن‬
Artinya : kita baru saja kembali dari satu perang yang kecil dan akan
menghadapi perang yang lebih besar. Para sahabat bertanya,
apakah ada lagi ya Rasulullah perang yang lebih besar selain
perang badar? Rasulullah menjawab: ada, yaitu perang
melawan hawa nafsu.

Hal ini mengundang kepada kita untuk berlaku sabar, disiplin dan
jujur, walaupun sebenarnya sangat pahit rasanya.
‫ لِكَّن َعَو اِقُبُه َاْح َلى ِم َن اْلَعَس ِل‬: ‫َالَّص ْبُر َك الِّص ِرْب ُمٌّر ىِف َم َذ اَقِتِه‬.
Artinya : Sabar, disiplin dan jujur sangat pahit rasanya laksana
jadam, akan tetapi akibatnya lebih manis dari pada madu.

Bahkan dalam sebuah pepatah Indonesia mengatakan, yang manis


jangan terus ditelan dan yang pahit jangan terus dimuntahkan. Karena
tidak semua yang manis itu mengandung madu, tetapi terkadang pula
membawa penyakit. Demikian pula halnya, bahwa tidak semua yang pahit
itu mengandung racun, tetapi terkadang ia mengandung obat.

Allahu Akbar…….3x Walillahil Hamdu


Cuaca hari ini memang sangat cerah, suara gemuruh takbir
membahana dimana-mana, dipenjuru dunia yang disana terdapat umat
islam. Suara yang keluar dari ucapan seorang hamba yang mu’min beriman,
baik ia laki-laki atau ia wanita, golongan intelek maupun rakyat yang
melarat, semuanya merasakan kegembiraan hari ini, sehingga saat yang
indah ini tidak terlihat perbedaan harkat dan martabat, pangkat dan
kekuasaan, semuanya adalah sama disisi Allah, sujud dan tunduk hanya
mengharapkan keridhaan Allah SWT.
3
Jama’ah Id Yang Berbahagia
Walaupun ramadhan telah berlalu dan surut kebelakang, tetapi dia
adalah satu-satunya bulan yang telah menempah jiwa kita. Dan mari kita
memetik hikmah dan mengambil faedah serta manfaat setelah kita ditatar
sebulan. Bulan suci ramadhan adalah merupakan penataran umat islam
sedunia, penataran batin, penggodokan mental, dari mental yang tamak
terhadap harta benda, yang angkuh akan jabatan dan kedudukan, yang
congkak dan tak tau diri, harus dibatasi dengan segala kesederhanaan dan
keterbatasan, dapat mengendalikan diri sehingga benar-benar ramadhan
itu membekas didalam jiwa seseorang sebagai hasil dari penataran
tersebut.
Didalam bulan suci yang baru saja berlalu, kita melaksanakan puasa
telah merasakan betapa sengsaranya menahan perut yang lapar, sehingga
kita perlu menelusuri semua itu dengan perasaan, bagaimana perjuangan
hidup seorang mu’min yang sengsara yang tak punya apa-apa. Sebagai
umat islam yang pernah digembleng dengan ramadhan, ia tidak sampai hati
melihat saudaranya sesama muslim yang bertarung dengan segala
penderitaan dan kesusahan.
Pernah kah kita membaca sejarah atau sekurang-kurangnya
mendengar sebuah hikayah, serumpun keluarga yang ditinggal pergi oleh
seorang ayah, yang terjadi dizaman Umar bin Khattab pada saat menjadi
khalifah, dimana pada saat itu ada seorang ibu bersama tiga orang anaknya
yang masih kecil. Disiang hari sang ibu berusaha mencari makanan sebagai
alas perut untuk anak-anaknya, tetapi malang baginya sampai dengan hari
senja pun dia tidak memperoleh sesuap makanan. Hati si ibu piluh, ia
membujuk anaknya yang kelaparan itu dengan iringan air mata yang
membasahi pipi keriput karena dimakan usia. Dalam situasi yang demikian
itu, tatkala hari sudah malam dan anaknya saling bertangisan karena
kelaparan, si ibu mengambil beberapa buah batu kerikil kemudian itu
ditanak dan diaduk, sambil membujuk anaknya dan berkata: “sabarlah nak,
sedikit lagi makanan ini akan masak”. Setelah beberapa saat, Khalifah umar

4
di kegelapan malam, menyusup lorong yang gelap itu, tiba-tiba terdengar
olehnya suara tangis anak-anak yang masih kecil, lalu beliau mendekati
sebuah gubuk yang telah reot hampir rubuh. Disana ia menyaksikan
pemandangan yang sangat menyedihkan, serumpun keluarga yang sangat
mengharapkan uluran tangan, kemudian ia bertanya: hai ibu apa yang
sedang kau tanak itu, sang ibu menjawab bahwa yang ditanak dan
diaduknya itu adalah batu kerikil untuk menghibur anaknya yang sedang
kelaparan, agar mereka tertidur pulas sampai pagi. Mendengar jawaban
sang ibu, tersentak kepilauan hati sang khalifah, lalu meninggalkan tempat
itu dan menuju kebaitul maal mengambil sekarung gandum dan minyak
samin, dan dibawahnya ketempat ibu tersebut. Kemudian beliau
menyalakan api, dan beliau sendiri yang memasaknya, dan setelah masak ia
pun membangunkan anak-anak yang yatim itu lalu diberinya makan sampai
kenyang.

Allahu Akbar……3x Walillahil Hamdu


Ceritera diatas adalah gambaran kepada kita semua, betapa gigih dan
uletnya seorang ibu tua yang mempertahankan hidup dan kehidupan anak-
anaknya, walaupun harus diakhiri dengan menanak dan mengaduk benda
yang tak mungkin bisa masak, sebagai penghibur untuk anaknya agar
tertidur pulas.
Bagi kita yang masih bisa merasakan kasih sayang ayah dan ibunda,
itu adalah merupakan pelajaran dan contoh untuk bisa berbakti lebih
banyak lagi, dan lebih mentaati perintah serta menghindari larangan orang
tua kita.
Betapa banyak orang tua, tinggal jasa baiknya saja yang ada, sebab
ajal suratan takdirnya sudah tiba tahun lalu. Begitu pula sekian banyaknya
orang-orang yang kita cintai namun mereka semua sudah tidak ada lagi.
Kesayangan tinggal kesayangan, kenangan tinggal kenangan, yang
meninggal harus pergi, yang tiba panggilannya harus berangkat lebih
dahulu. Semua ini adalah batu ujian bagi kita, bagaimana perilaku kita
menghadapinya, buat diketahui siapa yang paling ikhlas sikapnya untuk

5
melepas mereka yang sudah meninggal dan bagaimana pula menerima
mereka yang masih hidup.
Firman Allah SWT :
‫ِل‬ ‫َّلِذ‬
‫َا ْي َخ َلَق اْلَمْو َت َو اَحْلَيوَة َيْبُلَو ُك ْم َاُّيُك ْم َاْح َسُن َعَم ًال َو ُه َو اْلَعِز ْيُز اْلَغُفْو ُر‬.
Artinya : Allah menciptakan mati dan hidup sebagai ujian bagi kamu,
untuk membuktikan siapa yang terbaik amalnya diantara
kalian, sebab Allah Maha Perkasa dan lagi Maha
Pengampun.

Sungguh beruntung bagi kita masih berayah dan beribu hari ini, masih
bisa merasakan kasih sayang dan kelembutan mereka, masih bisa
memohon maaf kepada mereka. namun, bagaimana rupa keadaan saudara
kita yang sudah tidak punya kedua orang tua dihari lebaran ini, Bukan
kepalang duka nestapanya pada saat ini, kita dapat membayangkan sejak,
semalam terbayang wajah ayahnya, terkenang roman muka ibunya.
Diratapinya kebaikan budi ayahnya, ditangisinya cinta kasih ibunya, hari ini
berlangsung keadaannya sampai subuh. Sekembalinya dari masjid
mengikuti sholat Id orang lain pada tertawa sambil bergurau, ia malah
menangis terisak-isak. Ingin pula rasanya sebagaimana halnya orang lain,
ingin datang bersimpuh dan memohon ampun didepan orang tuanya, buat
mendapatkan elusan halus dari ibunya, serta uluran tangan dari ayahnya.
Tetapi dirumah ternyata dia seorang diri, ayah tiada ibu pun telah hilang.
Tambah ramai orang sekitar, bertambah piluh rasa hatinya. Kepada siapa
mereka akan melaporkan hal perasaannya, ke alamat mana mereka akan
mengadukan nasibnya, kalau sanak family juga menjauhinya, karib kerabat
handai tolan semua senang pada hidup sendiri dengan rumusan nafsi-nafsi.
Bertambah kesedihan hatinya setelah teringat tutur katanya yang
kurang sopan terhadap ayah bundanya selagi mereka hidup. Terkenang
semua sepak terjangnya yang tidak senonoh, terbayang roman muka
ayahnya yang berkerut karena ada perintah yang tidak dipatuhi, terlukis

6
bayangan deraian air mata ibundanya karena ada harapannya yang tidak
dipenuhi.
Ya Allah, ingin rasanya dia membeli kembali kehadiran ayah
bundanya, bila mengenang kembali seluruh nasehatnya dulu, walaupun
hanya sesaat, dihempaskan kepalanya dibantal sambil mengusap air
matanya. Sungguh baru disadari, bahwa benar nasehat ayah bundanya,
betapa pilunya hidup tanpa ayah, berlebaran tiada bunda. Tetapi hendak di
apa, semua itu tinggal pelajaran dan peringatan, nasehat serta pandangan
bagi mereka yang masih hidup ayah bundanya, untuk tidak mengalami yang
sama. Sedang bagi mereka yang yatim lagi piatu hanya satu alternatif dan
pegangan, yaitu menerima keadaan ini dengan penuh kerelaan, mengingat
penegasan sang Ilahi dalam hadist Qudsi yang berbunyi :
‫َمْن ْمَل َيْش ُك ْر َعَلى ِنْع َم ىِت َو ْمَل َيْص ْرِب َعَلى َبَالِئ َو ْمَل َيْر َض ِبَق َض اِئ َفاْطُلْب َر ًّبا‬
‫ِس ا ْخَي ِم ْحَتِت َمَساِئ‬.
‫َو َي َو ُر ُج ْن‬
Artinya : Barang siapa yang tidak bersyukur atas nikmatku, tidak
bersabar menerima bala’ musibahku, dan tidak rela dengan
takdir keputusanku, silahkan keluar dari kolong langitku dan
mencari Tuhan selain Aku.

Demikian suara takbir mendayu sejak semalam hingga kini. Alunan


irama terasa sangat halusnya, tetapi sungguh sangat mendalam bekas yang
dibawahnya. Terasa sekali kebesaran Allah dengan seluruh kekuasaannya.
Seorang ayah merasakan kelemahannya, anak menyadari kekurangannya.
Sebab betapapun kecintaan seorang anak terhadap ayahnya yang telah
meninggal, tidak akan mampu menghadirkan nya untuk menikmati suasana
gembira hari ini, Bagaimana pun rindunya seorang anak kepada ibunya
yang telah tiada, begitupula seorang isteri yang setia terhadap suaminya,
seorang suami yang sangat mencintai isterinya, tidak akan sanggup
mengikutsertakan untuk merasakan kebahagiaan pada hari ini. Sebab yang
mati tidak mungkin hidup kembali, sedangkan yang hidup tinggal menanti

7
gilirannya pula. Yang pasti ada suatu saat, suasana hari raya ini tidak dapat
diikutinya lagi, sebab ketentuan dan batas waktu jatah umurnya telah tiba.
Kalau bukan kita yang pergi meniggalkan ayah bunda, maka kita yang akan
ditinggalkan oleh mereka.

Allahu Akbar……3x Walillahil Hamdu


Selanjutnya ajaran islam mendidik penganutnya untuk tidak berdansa
keenakan serta mabuk kesenangan diatas bangkai-bangkai penderitaan
kaum fuqaraa dan masaakin. Seorang penganut islam yang sejati tidak akan
membiarkan perutnya kenyang, sementara si yatim piatu dan si fuqaraa
menderita kelaparan.
mereka berusaha mengakhiri lakon hidupnya sebagai orang miskin
dengan cukup gigih. Tenaga kekuatannya yang terbatas, daya
kemampuannya yang sangat kurang, apa lagi yang mereka lakukan kalau
bukan mengharap belas kasihan kaum hartawan. Kehadirannya dengan
nasib yang menyedihkan itu, membawa ujian yang pasti kepada mereka
yang bernasib baik.
Akhirnya marilah dihari Id yang berbahagia ini, kita saling memaafkan
satu dengan yang lainnya. Hilangkanlah dendam dihati, maafkanlah
kesalahan sesama agar kita benar-benar beraih predikat terbebas dari api
neraka. Mari kita tutup buku tua yang mungkin banyak angka merahnya,
seiring dengan kepergian ramadhan yang membawa pengampunan dan
penghapusan nilai yang kurang baik, dan semoga kita dipertemukan
kembali oleh Allah pada ramadhan yang akan datang…

Amin ya Rabbal ‘Alamiin….


‫ ونفعين وإياكم مبا فيه من اآليات والذكر‬،‫بارك اهلل يل ولكم ىف القرآن العظيم‬
‫ أقول قويل هذا فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم‬،‫احلكيم‬

Anda mungkin juga menyukai