Anda di halaman 1dari 125

KHUTBAH

Fadly Nur Rohim, S.Pd


JUM’AT
Materi

Praktis
MATERI KHUTBAH JUM’AT PRAKTIS Fadly Nur Rohim, S.Pd
Materi Khutbah Jum’at Praktis
Fadli Nur Rohim, S.Pd
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2014
tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta Pasal 1 Hak Cipta adalah hak eksklusif
pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

Ketentuan Pidana Pasal 113

(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan


pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan
secara komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 100.000.000 (sartus juta rupiah)
(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa
izin pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayai (1) huruf c, huruf d, huruf
f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama
3 (tiga) tahun dan/atau pidana dengna paling banyak
Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah
Materi khutbah jum’at praktis
Penulis : Fadli Nur Rohim, S.Pd

Editor : Tim. Cv. Sinergi Karya Mulia

Desain Sampul : Tim CV. Sinergi Karya Mulia

Tata Letak : Tim Cv. Sinergi Karya Mulia

Publisher :

CV. SINERGI KARYA MULIA

Jl. Batoro Katong No. 15 Cokromenggalan Ponorogo, Jawa


Timur, 63411

Telpon/WhatsApp: 08881326373

E-Mail : skmcopycenter@gmail.com

Cetakan Pertama : 2022

ISBN : 9 786239 716677


Kata Pengantar

Segala puji syukur kepada Allah Swt sehingga saya dapat


menyelesaikan beberapa kumpulan materi kutbah jum’at dalam
bentuk isi dan materinya yang sangat sederhana sehingga
mudah untuk difahami bagi pedengar. Semoga dengan
terbitnya buku khutbah jum’at ini dapat memudahakan para
khatib untuk mencari referensi materi-materi khutbah jum’at
pada umumnya serta menjadi amal jariah bagi penulis yang
terus mengalir.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
kita Muhammad SAW, kepada keluarga sahabat dan
pengikutnya yang senantiasa mengikuti sunnah sunnahnya
dan yang senantiasanya istiqomah menjalankannya.

2
Kumpulan khutbah jum’at ini adalah jauh daripada
sempurna, masukan dan kritikan dan penyempurnaan,
sangatlah kami harapkan, sehingga jauh lebih sempurna lagi,
baik dari materi dan tata bahasanya. Akhimya mudah-mudahan
buku kumpulan khutbah ini, bisa bermanfaat bagi kita semua
dan kita semua yang senantiasa mendapat keridhoanNya.
Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan,
sesuatu yang baik yang kita lakukan adalah akan kembali siapa
yang melakukan kebaikan itu, begitu juga sebaliknya, kejelekan
yang dilakukan akan kembali kepada pelakunya, karena setiap
diri akan mempertanggung jawabkan apa yang dia kerjakan.
Semoga kita senatiasa dalam kesehatan dan ridho dan
petunjuknya.
Penulis

Fadly Nurrohim, S.Pd

3
Daftar Isi

Kata pengantar..................................................................................... 2
Daftar isi ................................................................................................. 4
Dunia tempat persingahan sementara ........................................ 5
Al-quran sebagai pedoman hidup ................................................. 16
Investasi yang menguntungkan ...................................................... 25
Tadabbur Surat At-Tin ........................................................................ 38
Jahiliyah Modern ................................................................................. 53
Takut hanya kepada Allah................................................................. 64
Empat langkah dekat dengan Allah ............................................... 74
Keistimewaan orang taqwa .............................................................. 84
Jadilah manusia terbaik ..................................................................... 95
Menjaga pandangan dan lisan ..................................................... 105

4
‫‪Dunia tempat persingahan sementara‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ ُ‬ ‫ّ َْ ْ َ ه َ ْ َ ُ ُ َ َْ َ ْ ُ ُ َ َْ َ ْ ُ ُ َ َُ ْ ُ‬
‫ّلِل نحمده ونست ِعينه ونستغ ِفره ونعوذ ِباّلِلِ ِمن شرو ِر‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫ُ َ َ ُ ّ َُ ََ ْ ُ ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫ُْ َ َ َ ّ َ‬
‫ات أعماِلنا من يه ِد ِه اّلِل فلا م ِضل له ومن يض ِلل‬ ‫أنف ِسنا وسيئ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َفلاَ َهاد َي ل ُه أ ْش َه ُد أ ْن َلا إ َله إ ّلا ُ‬
‫اّلِل َوأ ْش َه ُد أ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬
‫َو َر ُس ْوله‬
‫َ‬
‫سيدنا ُم َح ّمد َو َعلى آله وأ ْص َحابه َو َمنْ‬ ‫ّ‬ ‫َ ُ‬
‫هللَا َص ّل َو َس ّل ْم َعلى ّ‬
‫ِِ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫ٍ‬
‫َ‬
‫ّ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ان ِإلى يو ِم الدين‬ ‫َ َ ُ ْ ْ َ‬
‫‪.‬ت ِبعهم ِب ِإحس ٍ‬

‫‪5‬‬
َ ّ َ
ْ‫اّلِل َح ّق ُت َقات ِه َو َلا َت ُم ْو ُت ّن إ ّلا َوأ ْن ُتم‬
َ ‫َياأ ّي َها ال َذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ
َ
‫ُم ْس ِل ُم ْون‬

ُ َ ُ ّ َ
ْ‫اّلِل َو ُق ْول ْوا َق ْو ًلا َسد ْي ًدا ُي ْصل ْح لكم‬
َ ‫َياأ ّي َها الذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ ِ
َ َ ْ َ َ َُْ ُ ََ َ ْ َ ُ َُُْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ
ُ َ ْ
‫أعمالكم ويغ ِفرلكم ذنوبكم ومن ي ِط ِع اّلِل ورسوله فقد فاز‬ ْ ْ َ َ ْ

ً َ ً َ
‫ف ْوزا ع ِظ ْيما‬

Jama'ah Sholat Jum'at rahimakumullah

Bersyukur kita kepada Allah atas rahmatnya, hari ini kita


masih diberi kesempatan untuk melaksanakan salah satu yang
difardhukan oleh Allah kepada kita, yaitu menjalankan fardhu
jum'at, karena mereka yang bersyukur itu hakikatnya adalah
menggunakan nikmat yang Allah berikan kepada kita untuk
ketaatan kepadanya.
Shalawat dan salam semoga senantisa tetap tercurah
kepada Rasulullah, keluarga sahabat dan pengikutnya, dalam
sebuah hadist rasul disebutkan bahwa:

Artinya: "Akan datang suatu zaman umat lain memperebutkan


kamu sekalian seperti memperebutkan makanan dalam

6
hidangan. Sahabat bertanya "Apakah kami jumlahj sedikit pada
saat itu." Jawab Rasulullah; Bukan bahkan sesungguhnya jumlah
kamu banyak tetapi kualitas kamu ibarat buih yang terapung di
atas air dan di dalam hatimu dijadikan kelemahan jiwa. Sahabat
bertanya "apa yang dimaksud kelemahan jiwa?
Rasulullah menjawab, yaitu cinta dunia dan membeci
kematian."

Sungguh tepat isyarat yang digambarkan oleh


Rasulullah dalam sabdanya diatas bahwa pada akhir zaman
nanti umat Islam akan mengalami disintergrasi, penurunan
kualitas iman, ibadah-ibadah yang dilaksankan hanya
melepaskan beban kewajiban dan kegiatan rutinitas ritual tidak
di sadari sebagai sebuah kebutuhan sehingga yang tercermin
dalam kehidupan sehari-hari tidak lebih dengan orang yang
tidak beriman. Sehingga mereka mudah diombang-ambingkan
oleh kegemerlapan dunia yang serba menggiurkan. lbarat buih
yang terapung di atas air akan terhempas kemana-mana.

Jama 'ah Jum 'at yang dimuliakan Allah

Dunia ini sebenarnya jika kita telusuri dari segi pengertian


bahasanya yang terambil dari kata dan, yang artinya adalah
dekat/sebentar, dari makna ini bisa dipahami bahwa dunia ini
adalah suatu tempat yang dekat lagi sebentar, hal ini dapat
dirasakan ketika kita memakan makanan, yang merasakan
lezat dan pahitnya adalah hanya sampai pada tenggorokan saat

7
sampai diperut, tidak bisa dibedakan rasanya mana makanan
yang lezat dan makanan yang tidak lezat. Itulah gambaran
kehidupan dunia. Seperti dalam salah satu ayat dalam al-
Quran pada Q.S. AI-Kahfi 18:45

ْ َ َ ‫ُّ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ ٰ ُ َ ه‬
ُ ‫اخ َت َل َط به َن َب‬ ْ َ َ ‫َ ْ ْ َ ُ ْه‬
ٰ ‫ال َح‬
‫ات‬ ِ ‫ف‬ ‫ۤء‬
ِ ‫ا‬‫م‬ ‫الس‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ه‬‫ن‬ ‫ل‬ ‫ز‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ۤء‬
ٍ ‫ا‬‫م‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫ي‬‫ن‬‫الد‬ ‫وة‬
ِ ‫ي‬ ‫واض ِرب لهم مثل‬

ْ َ ُّ ٰ ُٰ َ ََ ُّٰ ُْ ُ َْ ً ْ َ ََ ََْ ْ ‫ْال َا‬


‫اّلِل َعلى ك ِل ش ْي ٍء ُّمق َت ِد ًرا‬ ‫الريحۗوكان‬
ِ ‫ه‬‫و‬ ‫ر‬ ‫ذ‬ ‫ت‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ي‬‫ش‬ِ ‫ه‬ ‫ح‬ ‫ب‬‫ص‬ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫ض‬ِ ‫ر‬

Artinya :"Dan buatkanlah perumpamaan untuk mereka


(manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat
air hujan yang kami turunkan dari langit, sehingga
menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian
tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan
oleh angin dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Q.S.
AI-Kahfi 18:45)

Jama 'ah Jum 'at yang dimuliakan Allah

Salah satu penyebab kehilafan manusia adalah karena


kecintaan terhadap dunia. Orang yang sangat mencintai
dunia segala pikiran dan pandangannya selalu diukur oleh
perhitungan dunia, bahkan kadang-kadang ada di antara umat

8
Islam melaksanakan urusan akhirat bukan sebenamya tujuan
akhirat akan tetapi hanya sebagai pengelabuan kepada orang
lain untuk mencapai cita-cita dunia. Bangsa kita yang notabene
umat yang terbanyak adalah umat Islam, yang tentu saja agama
kita sangat mengharapkan perilaku umatnya berjalan sesuai
dengan aturan agamanya. tetapi sebuah pertanyaan adalah
mengapa persoalan bangsa kita belum terselesaikan atau
paling tidak ada titik terang menuju suatu perubahan
perilaku.
Bahkan tampaknya masih memprihatinkan perilaku
sebagian masyarakat kita, baik masyarakat maupun
masyarakat pemegang kekuasaan yang sangat diharapkan
bisa menegakkan aturan tetapi justru mereka mereka itulah
yang melanggarnya, pola pikir yang dangkal yang tanpa didasari
oleh pengetahuan agama, maka mereka cenderung melakukan
pelanggaran itu, sehingga apa yang terjadi, salah satu
ungkapan yang terjadi di masyarakat kita adalah kalau dia boleh
melakukannya kenapa kita tidak mencobanya, sehingga dia
melakukan sesuatu yang melanggar aturan agamanya.
Inilah budaya yang menggerogoti kehidupan bangsa
kita, mumpung ada kesempatan, kapan lagi dimanfaatkan
kedudukan itu kalau bukan sekarang. Padahal jabatan itu

9
sebenamya hanya sebagai sebuah amanat bukan sebuah
tujuan dan nantinya di akhirat akan dipertanyakan oleh Allahdi
akhirat nanti, masing masing diri adalah pemimpin dan setiap
pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya tehadap
yang dipimpinnya.
Jama'ah Sholat Jum'at rahimakumullah

Mempertahankan kebenaran dalam kehidupan kita


adalah sesuatu yang sangat langka lagi mahal. Ada orang yang
mau berjuang akan tetapi selalu diukur dengan materi, kalau
tidak menguntungkan bagi dirinya lebih baik bungkam atau
diam daripada kedudukannya digeser. Memang dunia ini manis
rasanya dan enak dipandang, maka manusia tertarik
dengannya.
Betapa banyak manusia yang hanya memburu dunia
setiap saat tidak mengenal waktu, siang dan malam, panas dan
dingin. Bahkan terbawa dalam mimpi, padahal apa yang
diburunya itu belum tentu menjamin dirinya untuk dapat
mendapat ketenangan. Karena betapa banyak orang yang
punya harta yang melimpah, punya segala macam fasilitas
dunia, punya mobil mewah, rumah mewah, apa saja yang dia
mau makan semua bisa dibelinya, tetapi justru hidupnya tidak
tenang tidak bisa dinikmati.

10
Mobil mewahnya ada tapi tidak bisa dipakainya
karena punya penyakit tidak bisa naik kendaraan, makanannya
apa saja yang diinginkan tetapi itu semua tidak bisa dimakannya
kecuali hanya sesendok nasi yang tak berlauk.
Sidang Jum 'at yang berbahagia

Agama Islam bukan berarti melarang


kitauntukmencarinya,agama kita tetap memberikan peluang
seluas-luasnya bagi umat manusia untuk mendapatkan
sebanyak-banyaknya. Tidak melarang untuk kaya. Akan tetapi
cara mendapatkannya dan memanfaatkannya sesuai dengan
ajaran agama Islam dan tidak menjadi segala-galanya.
Demikian pula jangan meninggalkan dunia karena
hanya terfokus kepada ibadah kepada Allah. Agama kita
mensinyalir bahwa dunia adalah sarana untuk mendapatkan
kehidupan akhirat yang lebih baik, bukan sebuah tujuan, dunia
adalah ladang amal, sedangkan akhirat adalah hisab atau
perhitungan amal.

Artinya: “Harta dan anak anak adalah perhiasan


kehidupan dunia,akan tetapi amal kebijakan yang terus
menerus adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu
serta lebih baik untuk menjadi harapan”

11
Jamaah Sholat Jum ‘at rahimakumullah

Dunia ini dengan segala fasilitasnya kita yang seharusnya


mengendalikan bukan dia yang mengatur kita. Harta yang kita
miliki janganlah ia yang mengatur dan memperbudak kita,
karena mobil kita yang bagus setiap hari dilap dan dicuci,
sementara diri kita, hati kita tidak pemah dibersihkan melalui
dengan dzikir-dzikir atau beribadah kepada Allah, kalaupun
dilakukan hanya dengan sangat terpaksa atau merasa malu
dengan sesamanya.
Padahal semestinya rasa malu itu jauh lebih didahulukan
kepada Allah daripada manusia. Karena seseorang yang malu
kepada Allah pasti juga malu terhadap manusia tidak sebaliknya.
Jadi, harta itu kita yang mengatumya dan memanfaatkannya
bukan kita yang dimanfaatkan. Jika umat Islam sudah
menomor satukan dunia di atas segala-galanya, enggan
menyuarakan kebenaran dan melarang kemungkaran, maka
Allah akan mencabut kebesaran Islam dari permukaan bumi ini
dan mencabut keberkahan wahyu.
Ketika umat Islam sangat mencintai dunia dengan
sendirinya pasti muncul sifat kedua yaitu takut akan mati.
Pertanyaan yang muncul adalah mengapa mereka takut mati?
Padahal semua yang namanya makhluk pasti akan mati

12
sekalipun bersembunyi di balik batu besar dan benteng yang
tertutup rapat-rapat.

"Orang takut mati mungkin karena takut meninggalkan


hartanya atau mungkin belum adapersiapan dalam menghadapi
kematian. Padahal dalam firman Allah Q.S. AL-Waqi'ah 56:60

Jamaah Sholat Jum 'at rahimakumullah

Hikmah dari ayat tersebut adalah bagaimana kita


senantiasa berlomba untuk melakukan amal amal sholeh,
selagi Allah masih memberikan kesempatan kepada kita, kita
hanya singgah sebentar dibawah pohon yang namanya dunia,
tujuan akhir adalah akhirat yang kekal, yang menuntut
pertanggung jawaban apakah amal kebaikan yang kita lakukan
atau justru sebaliknya, hanya orang yang senantiasa
mentadabburi al-Quran yang memahami dengan
sesungguhnya.

ْ َْ ْ ّ
َ َ َ ْ َ ْ
ُ
‫َه‬ َ ََ َ
‫الذك ِر الح ِكي ِم‬ ِ ‫ونفع ِن ْي و ِإياكم ِبما ِفي ِه ِمن الآي‬,
ِ ‫ات و‬

ْ َ ُ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ‫َ َ َه َ ّ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ ُ ه ُ ُ َ ه‬
‫ أقول قوِل ْي‬.‫وتقبل ِم ِني و ِمنكم ِتلاوته ِإنه هو الس ِميع الع ِليم‬
ُ َ ْ
ْ ‫اّلِل ال َعظ ْي َم ل ْي َولك ْم َف‬
َ‫ إهن ُه ُهو‬،‫اس َت ْغف ُر ْو ُه‬ َ ‫اس َت ْغف ُر‬ ْ ‫َه َذا َو‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ْ
ُ‫الرح ْيم‬‫ال َغ ُف ْو ُر ه‬
ِ

13
‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ُ‬ ‫َُ ُ‬ ‫َّ ْ َ ْ َ َّ َ ْ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ ْ‬


‫ّلِل نح َمد ُه َون ْست ِعينه َون ْستغ ِف ُر ْه َونعوذ ِباّلِلِ ِم ْن ش ُر ْو ِر‬
‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اّلِل َفلاَ ُمض َّل ل ُه َو َمنْ‬
‫أ ْن ُفس َنا َو ِم ْن َس ّي َئات أ ْع َمال َنا‪َ ،‬م ْن َي ْهده ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫ُ ْ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ‬
‫اّلِل َوحد ُه لا ش ِر ْيك‬ ‫يض ِلل فلا ه ِادي له‪ .‬وأشهد أن لا ِإله ِإلا‬
‫َ ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ َ َ‬
‫له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‪ .‬والصلاة والسلام على‬
‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َّ َ ْ ُ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ َ‬
‫مح َّم ٍد َوعلى آ ِل ِه َوصح ِب ِه‪ .‬أما بعد؛‬

‫‪Kaum muslimin rahimakumullah‬‬

‫‪Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan,‬‬

‫‪mudah-mudahan bermanfaat, terutama bagi diri kami‬‬

‫‪dan jama’ah sekalian. Semoga kita tetap didalam‬‬

‫‪golongan hamba-hamba Allah yang soleh‬‬

‫ذاب ْال َق ْبر َومنْ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫َ َ َّ‬ ‫َ ُ ُ َ ْ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ‬


‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬
‫ِ ِ‬ ‫اللهـم ِإ ِني أعوذ ِبك ِمن عذا ِب جهنم‪،‬و ِمن ع ِ‬
‫َّ َّ‬ ‫ْ ْ َ ْ‬ ‫ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ‬
‫سي ِح الدجا ِل‬ ‫ـن ِة ال َ‬
‫م‬ ‫ت‬‫ف‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫مات َ‬
‫و‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِفتـن ِة المحيا والم ِ‬
‫َ َه‬ ‫َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ ْ َ َ َ ه‬
‫ها الذيْ َن َءا َم ُن ْوا َص ُّلواْ‬‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬
‫ِإن اّلِل وملا ِئكته يصلون على النبي‪ ،‬ياأي‬
‫ه‬
‫ِ‬
‫ِِ‬
‫ً‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ََ‬
‫‪.‬عل ْي ِه َو َس ِل ُم ْوا ت ْس ِل ْيما‬

‫‪14‬‬
‫ُ ََ َ َ ُّ‬ ‫ُ َ‬ ‫َه ُه َ ّ َ َ ُ َه َ َ َ‬
‫اّلِل تعالى ع ْن ك ِل‬ ‫آل محهم ٍد َو َر ِض َي‬‫ِ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫هللَا ص ِل على محم ٍد وع‬
‫َ‬
‫ْ َ َْ‬ ‫َ َ‬
‫‪.‬صح َاب ِة َر ُس ْو ِل اّلِلِ أجم ِعين‬

‫َ ُْْ َْ َ ُْْ َ‬ ‫َه ُه ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ َ‬


‫ات‬
‫ِ‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ن‬‫ي‬‫ن‬‫ِ‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ؤ‬‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫ات‬
‫هللَا اغ ِفر ِللمس ِل ِمين والمس ِل ِ‬
‫م‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ُ ْ َ‬ ‫ْ َْ‬
‫ات‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫الأحي ِاء ِمنهم والأمو ِ‬

‫ً‬ ‫َه ُ َ َ ْ َه َ ًّ َ ْ ُ ْ َ ّ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ‬
‫اطل با ِطلا‬ ‫ه‬
‫هللَا أ ِرنا الحق حقا وارزقنا ِاتباعه‪ ،‬وأ ِرنا الب ِ‬
‫ُْ َ ْ َ ُ‬
‫َ‪.‬و ْارزقنا اج ِتن َابه‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َه َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ُ ّ ه َ ُه َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ه َ‬
‫اجنا وذ ِرياتِنا قرة أعي ٍن واجعلنا ِللمت ِقين‬
‫ربنا هب لنا ِمن أزو ِ‬

‫ِ‪.‬إ َم ًاما‬

‫َ َ َ ًَ َ َ َ َ َ ه‬ ‫ُّ ْ َ َ َ َ ً َ‬ ‫َ‬ ‫َه َ‬


‫اب الن ِار‬ ‫الآخر ِة حسنة و ِقنا عذ‬
‫‪.‬ربنا آتِنا ِفي الدنيا حسنة و ِفي ِ‬

‫َ‬ ‫َ َ َ ْ‬ ‫ُ َ‬ ‫َه‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬


‫ُس ْبحان َر ِ ّبك َر ِ ّب ال ِعهز ِة عما َي ِصف ْون‪َ ،‬و َسلا ٌم على ال ُم ْر َس ِل ْين‬

‫َ َْ ْ ُ ه َ ّ ْ َ َ ْ َ‬
‫ّلِل ر ِب العال ِمين‬
‫والحمد ِ ِ‬
‫َ‬
‫ه ََٰ‬
‫أ ِق ِم ٱلصلوة‬

‫‪15‬‬
‫‪Al-Quran sebagai pedoman hidup‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ ُ‬ ‫ّ َْ ْ َ ه َ ْ َ ُ ُ َ َْ َ ْ ُ ُ َ َْ َ ْ ُ ُ َ َُ ْ ُ‬
‫ّلِل نحمده ونست ِعينه ونستغ ِفره ونعوذ ِباّلِلِ ِمن شرو ِر‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫ُ َ َ ُ ّ َُ ََ ْ ُ ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫ُْ َ َ َ ّ َ‬
‫ات أعماِلنا من يه ِد ِه اّلِل فلا م ِضل له ومن يض ِلل‬ ‫أنف ِسنا وسيئ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َفلاَ َهاد َي ل ُه أ ْش َه ُد أ ْن َلا إ َله إ ّلا ُ‬
‫اّلِل َوأ ْش َه ُد أ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬
‫َو َر ُس ْوله‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ِِ‬ ‫هللَا َص ّل َو َس ّل ْم َعلى ّ‬
‫سيدنا ُم َح ّمد َو َعلى آله وأ ْص َحابه َو َمنْ‬ ‫ُ ّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫َ‬
‫ّ ْ‬
‫ان ِإلى َي ْو ِم الدين‬ ‫َ َ ُ ْ ْ َ‬
‫‪.‬ت ِبعهم ِب ِإحس ٍ‬

‫‪16‬‬
َ ّ َ
ْ‫اّلِل َح ّق ُت َقات ِه َو َلا َت ُم ْو ُت ّن إ ّلا َوأ ْن ُتم‬
َ ‫َياأ ّي َها ال َذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ
َ
‫ُم ْس ِل ُم ْون‬

ُ َ ُ ّ َ
ْ‫اّلِل َو ُق ْول ْوا َق ْو ًلا َسد ْي ًدا ُي ْصل ْح لكم‬
َ ‫َياأ ّي َها الذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ ِ
َ َ ْ َ َ َُْ ُ ََ َ ْ َ ُ َُُْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ
ُ َ ْ
‫أعمالكم ويغ ِفرلكم ذنوبكم ومن ي ِط ِع اّلِل ورسوله فقد فاز‬ ْ ْ َ َ ْ

ً َ ً َ
‫ف ْوزا ع ِظ ْيما‬

Jamaah Sholat Jum 'at yang di muliakan Allah

Bersyukur kita kepada Allah dengan kasih sayang Allah


kepada kita, kita diberikan olehNya nikmat sehat dan keimanan,
sehingga pada siang ini kita masih di beri kesempatan untuk
melaksankan fardhujum'at.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para
sahabat, para tabi'in, para tabi'ut tabi'in dan insyaallah SWT
terlimpah pula kepada kita selaku umatnya yang senantiasa
berusaha untuk meneladani beliau. Amin.
Kemudian tak lupa kami wasiatkan kepada diri kami
pribadi dan kepada jamaah semuanya, marilah kita tingkatkan

17
kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, karena
keimanan dan ketaqwaan merupakan sebaik-baik bekal menuju
akhirat nanti.
Ruh manusia, sebagaimana tubuhnya, mengalami
gangguan dan penyakit-penyakit. Oleh karenanya ia juga
memerlukan perawatan dan pengobatan. Berbagai penyakit
yang biasa terjadi pada ruh dan jiwa manusia seperti takabur,
berbangga diri, bakhil, hasud dan riya. Bila penyakit ini
menyerang jiwa manusia dan tidak segera diobati, maka ia bisa
mengakibatkan kekufuran dan nifak, sehingga manusia bisa
melenceng dari jalan petunjuk dan hidayat. Sementara al-
Qur'an dengan berbagai peringatan dan janjinya dapat
mencegah manusia dari melakukan berbagai perbuatan jahat
dan dosa.

Dari sisi lain, kitab suci ini memberikan keterangan


dan penjelasan mengenai kufur dan azab Ilahi guna dapat
memantik pengertian dan kesadaran manusia, sehingga jiwa
dan ruhnya menjadi bersih. Dengan demikian diharapkan
manusia terjauhkan dari melakukan kejahatan dan dosa. Sudah
barang tentu jiwa dan ruh yang sehat, bersih dan suci dapat
memudahkan jalan untuk mendapatkan petunjuk dan rahmat

18
Allah. Oleh karena itu, Allah SWT berkata kepada NabiNya
agar menyampaikan kepada orang-orang Mukminin,

Sebaik-baik investasi dan sesuatu yang mereka


kumpulkan adalah iman kepada kitab suci Allah, mengikuti
ajaran dan petunjukNya, dan hendaknya hati mereka
bergembira atas nikmat besar, dan sekali-kali bukan dengan
membanggakan kekayaan dunia yang menumpuk."
Jama'ah rahimakumullah

Pada ayat-ayat sebelumnya telah disinggung mengenai


hidayah, petunjuk dan rahmat al-Qur'an. Kedua ayat ini
mengatakan, "adapun mereka yang memisahkan diri dari ajaran
al-Qur'an, maka mereka akan terjatuh ke dalam perangkap
khurafat dan undang-undang yang tidak berdasar. Dengan itu
mereka akan menghadapi kesulitan yang pada gilirannya hal
tersebut merupakan unsur yang menimbulkan kesulitan dan
problema kehidupan ini. Dalam ayat-ayat al-quran yang lain juga
menyebutkan, kaum musyrikin terkadang tidak makan dari hasil
binatang piaraan atau pertanian mereka dan menjadikannya
nazar untuk berhala yang mereka sembah.

Katakanlah: (Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang


diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya
haram dan (sebagiannya) halal). Katakanlah: "Apakah Allah telah

19
memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-
adakan saja terhadap Allah?" (Q.s. Yunus 10:59)
Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah pada hari kiamat? Sesungguhnya
Allah benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan)
atas manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur. (Q.S.
Yunus 0:60)
Kedua ayat ini mengatakan, "suatu hari kalian
menggunakan nama Tuhan untuk menentukan hal yang halal
dan haram, padahal kalian tidak mendapat izin dari Allah untuk
melakukan hal itu. Karena tindakan yang kalian itu adalah
kebohongan, maka hal itu juga hams kalian
pertanggungjawabkan di hari kiamat. "Lanjutan kedua ayat ini
mengatakan, "nikmat-nikmat Allah yang dianugerahkan
kepada manusia sebagai pertanda kemurahan dan kasih
sayang Allah. Akan tetapi kebanyakan mereka tidak bisa
berterima kasih atas semua nikmat itu. Lebih buruk lagi mereka
membuat-buat hukum khurofat yang tidak berdasar dan
akhimya mereka justru dijauhkan dari nikmat-nikmat ini.
Jama'ah rahimakumullah

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:

20
1. Allah Swt pemilik berbagai anugerah dan nikmat. Karena
itu Dia adalah Zat yang berhak menentukan halal dan
haram, bukan manusia yang melakukan sesuatu
berdasarkan keinginannya sendiri.

2. Menentukan syariat dan undang-undang ada di tanga


Allah.Karena itu setiap undang-undang yang bertentangan
dengan undang-undang Allah adalah bid'ah dan tidak
ada artinya. "kamu tidak berada dalam suatu keadaan
dan tidak membaca suatu ayat dari al-Qur 'an
dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan,
melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu
kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan
Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi
ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak
(pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua
tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)". (Q.S.
Yunus 10:61)

Ayat ini menyinggung betapa ilmu Allah SWT sangat luas


dan tidak terbatas. Ilmu Allah mencakup semua keadaan dan
perbuatan manusia, bahkan semua atom dan molekul terkecil
apapun tercakup dalam pengetahuanNya. Perkara ini telah
tercatat dalam Lauh Mahfudz

21
‫‪Karena itu tidak saja Allah SWT yang dapat menyaksikan‬‬
‫‪hal-hal‬‬ ‫‪tersebut,‬‬ ‫‪tetapijuga‬‬ ‫‪para‬‬ ‫‪malaikatNya‬‬ ‫‪dapat‬‬
‫‪menyaksikan dan mencatat hal-hal tersebut.‬‬

‫َْ‬ ‫ُْ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ َ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫‪,‬بارك اّلِل ِل ْي ولكم ِفي القر ِ‬
‫آن الع ِظي ِم‬

‫َْ‬ ‫ّ ْ‬ ‫ُ‬
‫‪,‬و َن َف َعن ْي َوإهياك ْم ب َما ف ْي ِه م َن َ‬
‫الذك ِر الح ِك ْي ِم‬‫ِ‬
‫الآيات َ‬
‫و‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬

‫َُ ُ َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬


‫َو َت َقهب َل م ّن ْي َو ِم ْنك ْم تلاَ َو َت ُه إهن ُه ُه َو ه‬
‫الس ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم‪ .‬أق ْول ق ْوليْ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ُ‬ ‫ْ‬
‫اّلِل ال َعظ ْي َم ل ْي َولك ْم َف ْ‬
‫اس َت ْغف ُر ْو ُه‪ ،‬إهن ُه ُهوَ‬ ‫اس َت ْغف ُر َ‬ ‫َه َذا َو ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫ال َغ ُف ْو ُر ه‬
‫الر ِح ْي ُم‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َّ ْ َ ْ َ َّ َ ْ َ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ُ‬


‫ّلِل نحمده ونست ِعينه ونستغ ِفره ونعوذ ِباّلِلِ ِمن شرو ِر‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اّلِل َفلاَ ُمض َّل ل ُه َو َمنْ‬
‫أ ْن ُفس َنا َو ِم ْن َس ّي َئات أ ْع َمال َنا‪َ ،‬م ْن َي ْهده ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ُ ْ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ‬
‫يض ِلل فلا ه ِادي له‪ .‬وأشهد أن لا ِإله ِإلا اّلِل وحده لا ش ِريك‬
‫َ ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ َ َ‬
‫له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‪ .‬والصلاة والسلام على‬
‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َّ َ ْ ُ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ َ‬
‫مح َّم ٍد َوعلى آلِ ِه َوصح ِب ِه‪ .‬أما بعد؛‬

‫‪22‬‬
‫‪Kaum muslimin rahimakumullah‬‬

‫‪Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan,‬‬

‫‪mudah-mudahan bermanfaat, terutama bagi diri kami‬‬


‫‪dan jama’ah sekalian. Semoga kita tetap didalam‬‬

‫‪golongan hamba-hamba Allah yang soleh‬‬

‫ذاب ْال َق ْبر َومنْ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫َ َ َّ‬ ‫َ ُ ُ َ ْ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ‬


‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬
‫ِ ِ‬ ‫اللهـم ِإ ِني أعوذ ِبك ِمن عذا ِب جهنم‪،‬و ِمن ع ِ‬
‫َّ َّ‬ ‫ْ ْ َ ْ‬ ‫ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ‬
‫سي ِح الدجا ِل‬ ‫م‬‫ـن ِة ال َ‬ ‫ت‬‫ف‬ ‫ن‬ ‫م‬‫مات َِ‬
‫و‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِفتـن ِة المحيا والم ِ‬
‫َ َه‬ ‫َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ ْ َ َ َ ه‬
‫ها الذيْ َن َءا َم ُن ْوا َص ُّلواْ‬‫النب ّي‪َ ،‬ياأيُّ‬ ‫ِإن اّلِل وملا ِئكته يصلون على‬
‫ه‬
‫ِ‬
‫ِِ‬
‫ََْ َ َ ُّ ْ َْ ْ ً‬
‫‪.‬علي ِه وس ِلموا تس ِليما‬

‫ُ ََ َ َ ُّ‬ ‫ُ َ‬ ‫َه ُ َ ّ َ َ ُ َه َ َ َ‬
‫اّلِل تعالى ع ْن ك ِل‬ ‫آل محهم ٍد َو َر ِض َي‬‫ِ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫هللَا ص ِل على محم ٍد وع‬ ‫ه‬
‫َ‬
‫ْ َ َْ‬ ‫َ َ‬
‫‪.‬صح َاب ِة َر ُس ْو ِل اّلِلِ أجم ِعين‬

‫َ ُْْ َْ َ ُْْ َ‬ ‫َه ُه ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ َ‬


‫ات‬
‫ِ‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ن‬‫ي‬‫ن‬‫ِ‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ؤ‬‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫ات‬
‫هللَا اغ ِفر ِللمس ِل ِمين والمس ِل ِ‬
‫م‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ُ ْ َ‬ ‫ْ َْ‬
‫ات‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫الأحي ِاء ِمنهم والأمو ِ‬

‫‪23‬‬
‫ً‬ ‫َه ُ َ َ ْ َه َ ًّ َ ْ ُ ْ َ ّ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ‬
‫اطل با ِطلا‬ ‫ه‬
‫هللَا أ ِرنا الحق حقا وارزقنا ِاتباعه‪ ،‬وأ ِرنا الب ِ‬
‫ُْ َ ْ َ ُ‬
‫َ‪.‬و ْارزقنا اج ِتن َابه‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َه َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ُ ّ ه َ ُه َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ه َ‬
‫اجنا وذ ِريا ِتنا قرة أعي ٍن واجعلنا ِللمت ِقين‬
‫ربنا هب لنا ِمن أزو ِ‬

‫ِ‪.‬إ َم ًاما‬

‫َ َ َ ًَ َ َ َ َ َ ه‬ ‫ُّ ْ َ َ َ َ ً َ‬ ‫َ‬ ‫َه َ‬


‫اب الن ِار‬ ‫الآخر ِة حسنة و ِقنا عذ‬
‫‪.‬ربنا آ ِتنا ِفي الدنيا حسنة و ِفي ِ‬

‫َ‬ ‫َ َ َ ْ‬ ‫ُ َ‬ ‫َه‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬


‫ُس ْبحان َر ِ ّبك َر ِ ّب ال ِعهز ِة عما َي ِصف ْون‪َ ،‬و َسلا ٌم على ال ُم ْر َس ِل ْين‬

‫َ َْ ْ ُ ه َ ّ ْ َ َ ْ َ‬
‫ّلِل ر ِب العال ِمين‬
‫والحمد ِ ِ‬
‫َ‬
‫ه ََٰ‬
‫أ ِق ِم ٱلصلوة‬

‫‪24‬‬
‫‪Investasi yang menguntungkan‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ ُ‬ ‫ّ َْ ْ َ ه َ ْ َ ُ ُ َ َْ َ ْ ُ ُ َ َْ َ ْ ُ ُ َ َُ ْ ُ‬
‫ّلِل نحمده ونست ِعينه ونستغ ِفره ونعوذ ِباّلِلِ ِمن شرو ِر‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫ُ َ َ ُ ّ َُ ََ ْ ُ ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫ُْ َ َ َ ّ َ‬
‫ات أعماِلنا من يه ِد ِه اّلِل فلا م ِضل له ومن يض ِلل‬ ‫أنف ِسنا وسيئ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َفلاَ َهاد َي ل ُه أ ْش َه ُد أ ْن َلا إ َله إ ّلا ُ‬
‫اّلِل َوأ ْش َه ُد أ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬
‫َو َر ُس ْوله‬
‫َ‬
‫سيدنا ُم َح ّمد َو َعلى آله وأ ْص َحابه َو َمنْ‬
‫ّ‬ ‫َ ُ ّ َ ّ َ َ ّْ َ‬
‫ِِ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫هللَا صل وسلم على‬
‫َ‬
‫ّ ْ‬
‫ان ِإلى َي ْو ِم الدين‬ ‫َ َ ُ ْ ْ َ‬
‫‪.‬ت ِبعهم ِب ِإحس ٍ‬

‫‪25‬‬
َ ّ َ
ْ‫اّلِل َح ّق ُت َقات ِه َو َلا َت ُم ْو ُت ّن إ ّلا َوأ ْن ُتم‬
َ ‫َياأ ّي َها ال َذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ
َ
‫ُم ْس ِل ُم ْون‬

ُ َ ُ ّ َ
ْ‫اّلِل َو ُق ْول ْوا َق ْو ًلا َسد ْي ًدا ُي ْصل ْح لكم‬
َ ‫َياأ ّي َها الذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ ِ
َ َ ْ َ َ َُْ ُ ََ َ ْ َ ُ َُُْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ
ُ َ ْ
‫أعمالكم ويغ ِفرلكم ذنوبكم ومن ي ِط ِع اّلِل ورسوله فقد فاز‬ ْ ْ َ َ ْ

ً َ ً َ
‫ف ْوزا ع ِظ ْيما‬

Jamaah Sholat Jum 'at yang di muliakan Allah

Bersyukur kita kepada Allah dengan kasih sayang Allah


SWT kepada kita, kita diberikan olehNya nikmat sehat dan
keimanan, sehingga pada siang ini kita masih di beri kesempatan
untuk melaksankan fardhu jum'at.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para
sahabat, para tabi 'in, para tabi 'ut tabi 'in dan insya Allah SWT
terlimpah pula kepada kita selaku umatnya yang senantiasa
berusaha untuk meneladani Beliau. Amin.
Kemudian tak lupa kami wasiatkan kepada diri kami
pribadi dan kepada jamaah semuanya, marilah kita tingkatkan
kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, karena

26
keimanan dan ketaqwaan merupakan sebaik-baik bekal menuju
akhirat nanti.
Artinya: "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-
orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu
mereka membunuh atau terbunuh (itu telah menjadi) janji yang
benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur'an. Dan
siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?
Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan
itu, dan itulah kemenangan yang besar." (Q.S. At-Taubah 9:
111)
Ibnu Jarir At-Thabari dan Al-Qurthuby meriwayatkan
bahwa Abdullah bin Rawahah berkata kepada Rasulullah
SAW, "Sebutkan syarat untuk Allah dan dirimu sesuai
dengan keinginanmu." Rasulullah menjawab, "Syarat untuk Allah
hendaknya kamu semua menyembahNya dan tidak
menyekutuk anNya. Adapun syarat untukku hendaknya kamu
semua membelaku dengan jiwa dan hartamu." Para sahabat
berkata, "Jika kami memenuhi persyaratan tersebut, apa yang
akan kami dapatkan?" Rasulullah menjawab, "Surga." Para
sahabat menjawab, ini sebuah bisnis yang menguntungkan,

27
maka kami tidak akan mundur sedikit pun." lalu turu nlah ayat
di atas.

Jamaah Jum 'at yang di muliakan Allah

Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah telah membeli dari


orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan
memberikan Surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan
Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh." Ayat ini
menggambarkan bahwa setiap hamba yang mengaku beriman
seharusnya telah melakukan transaksi dengan Allah, yaitu
dengan menyerahkan segala jiwa dan harta untuk Allah, untuk
kemudian kelak menerima Surga sebagai balasannya. Artinya,
semasih sang hamba sibuk menggunakan jiwa dan hartanya
hanya untuk kepentingan dirinya, j auh dari keinginan Allah,
berarti transaksi belum terjadi.

Lalu bagaimana supaya transaksi itu terjadi? Seorang


hamba hendaknya menggunakan seluruh jiwa raga dan
hartanya untuk semata menghamba kepada Allah. Dengan
bahasa lain, dalam seluruh kegiatan hidupnya tidak ada lain
kecuali hanyalah investasi amal shalih untuk Allah SWT.
Investasi ini tidak hanya berupa ibadah ritual saja, melainkan
juga bisa berupa: berbakti kepada kedua orang tua, berbuat
baik kepada istri dan anak, menyambung silaturrahmi,
menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, berdakwah dan jihad di

28
jalan Allah, menyambung ukhuwah karena Allah, berbuat baik
kepada tetangga, membantu orang-orang lemah, miskin dan
korban bencana, mendamaikan orang yang berselisih, saling
menolong dalam ketakwaan, menjenguk orang sakit,
menyingkirkan duri dari jalanan, dan lain sebagainya.
Segala amal shalih bagi Allah adalah investasi
berharga dan sangat mulia, sekalipun tampak di mata
manusia tidak ada nilainya. Sebab, Allah SWT. tidak akan
pernah menyia• nyiakan investasi amal shalih sekalipun hanya
sebesar atom: famayya 'mal mitsqala dzarratin khyray yarah
(barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun,
niscaya dia akan melihat (balasan)-nya) (Q.S. Az-Zalzalah
99:7).
Sebaliknya, siapa yang menginvestasikan keburukan
sekecil apapun, Allah SWT. juga akan mencatatnya:
wamayya'mal mitsqaala dzarratin syarray yarah (dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun,
niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula. (Q.S. Az-Zalzalah
99: 8).
Ketika sesorang hamba bertransaksi dengan Allah,
dengan menginvestasikan jiwa raga dan hartanya untuk Allah,
maka di saat yang sama ia telah siap melaksanakan tugas apa

29
saja darinya, dan untuk menegakkan ajarannya. Diantara
tugas yang sangat Allah muliakan adalah berdakwah di
jalanNya. Allah berfirman, "Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang shalih dan berkata: "Sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (Q.S.
Fushshilat 41:33).

Dakwah di jalan Allah adalah suatu keharusan. Tanpa


dakwah kehidupan manusia akan menjadi hancur.
Itulah sebabnya mengapa Allah dalam setiap fase sejarah
manusia selalu mengutus nabi-nabi yang tugas
utamanya adalah berdakw ah. Dari sini tampak bahwa
seorang hamba hendaknya selalu membuktikan dirinya
sebagai penegak ajaran Allah di muka bumi. Ingat, bahwa
setan tidak pemah istirahat siang dan malam untuk
menyesatkan manusia.

Setan Berjanji: "Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan


mereka semuanya." (Q.S. Shaad 38:82).

Dalam surat lain, iblis menjawab: "Karena Engkau telah


menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-
halangi) mereka darijalan Engkau yang lurus. “ (Q.S. Al-A'raj
7:16).

30
Jamaah Jum 'at yang di muliakan Allah

Perhatikan janji perjuangan setan itu. Benarkah ia telah


membuktikan janjinya? Temyata benar, di mana-mana segala
jaringan dan berbagai kemungkinan setan selalu
menempuhnya. Padahal ia tahu bahwa perbuatan tersebut
pasti mengantarkannya ke neraka. Namun demikian ia
tetap bekerja keras untuk itu. Lalu untuk melawan
serangan ganas pasukan setan, kita justru berleha-leha.
Bermegah-megah dengan dunia. Dua puluh empat jam
dalam sehari kita habiskan hanya untuk mengurus harta.
Ngobrol dalam pembicaraan yang tidak ada gunanya.
Bukankah itu semua justru merupakan perangkap setan?
Berapa banyak orang yang mengaku hamba Allah tetapi
dalam pekerjaannya sehari-hari ikut setan? Shalat sering
kali diabaikan hanya karena rapat.

Dosa-dosa menjadi kebanggaan. Harta haram


diperebutkan dengan segala cam. Banyak orang yang
shalatnya rajin, korupsinya juga rajin. Banyak yang
hajinya raj in, berzina juga raj in. Seorang hamba Allah
seharusnya telah menginvestasikan jiwa raga dan
hartanya untukN ya. Jika ini benar-benar lakukan
secara jujur, ia pasti akan menggunakan seluruh jatah
hidupnya untuk berdakwah kepadaNya. Berdakwah dengan
mengerahkan segala kemampuan demi tegaknya

31
ajaran Allah, terutama berdakwah dengan amal, artinya ia
sendiri mengamalkan ajaranNya dengan sebenar-
benamya. Pengertian dakwah yang sebenamya bukan
hanya terfokus pada aktivitas menyampaikan. Banyak
orang yang paham bahwa dakwah hanya menyampaikan.
Padahal tidak demikian.

Sungguh tidak disebut seorang dai, jika hanya


menyampaikan, sementara dirinya tidak mengamalkan
apa yang disampaikan. Allah berfirman: "Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tiada kamu kerjakan." (Shaft: 3). Rasulullah SAW
adalah contoh pribadi dai sejati. Seluruh hidupnya dari
pembicaraan dan perbuatan mengandung pelajaran.
Langkah ini telah diikuti secara maksimal oleh sahabat-
sahabatnya. Karenanya, hidup mereka penuh berkah. Allah
swt. senantiasa menurun kan pertolonganNya kepada
mereka.

Tidak ada jalan bagi siapa pun yang mengaku diri sebagai
hamba Allah, kecuali hanya dengan tunduk total
kepadaNya. Mematuhi segala ajaranNya dan menjauhi
segala laranganNya. Lebih dari itu ia aktifberdakwah

32
dijalanNya. Inilah seharusnya jalan sang hamba dalam
menginvestasikan jiwa raga dan hartanya di jalan Allah.

Jamaah Jum 'at yang di muliakan Allah

Puncak yang paling tinggi dari seluruh bentuk investasi


tersebut adalah berperang di jalan Allah, melawan pasukan
orang-orang kafir yang menyerang dan memusuhi Allah. Allah
berfirman pada ayat di atas, "Mereka berperang padajalanAllah;
lalu mereka membunuh atau terbunuh." Di sini seorang hamba
benar-benar tidak hanya mengorbankan tenaga dan hartanya,
melainkan lebih dari itu seluruh jiwa raganya diserahkan
sebagai hadiah terbaik kepada Allah swt. Tidak sedikit dari para
sahabat Rasulullah saw. yang telah membuktikan hakikat ini.
Mereka berani berhijrah dari kota Makkah ke kota Madinah
meninggalkan kekayaan yang telah mereka kumpulkan
bertahun-tahun hanya karena Allah. Lebih dari itu mereka
senantiasa terlibat langsung dalam berbagai pertempuran
melawan orang kafir, dan telah banyak dari mereka yang gugur
di medan tempur hanya karena Allah. Inilah gambaran
investasi yang sebenamya dari perjalanan seorang hamba
kepada Allah Tuhannya.

33
Lalu bagimana janji Allah bagi para investor dakwah,
mri kita lihat apa yang disampaikan oleh Sayyid Quthub
ketika menafsirkan ayat di atas mengatakan bahwa
kebenaran hams bergerak, menghadapi berbagai
tantangan kebathilan, sehingga manusia terbebas dari
penyembahan terhadap makhluk, menuju penyembahan
terhadap Al-Khaliq.

Sejalan dengan ini setiap muslim hams juga bergerak,


mengerahkan segala kemampuan untuk menegakkan
kebenaran tersebut. Bila ini dilakuk an dengan
sungguh-sungguh, Allah berjanji bagi mereka akan
memberikan surga sebagai balasannya.

Wa'dan alaihi haqqa, artinya bahwa janji ini pasti


Allah penuhi. Danjanji ini sudahAllah tegaskanjuga pada
umat-umat terdahulu. Mari kita berlomba untuk berbuat
kebaikan sebagi bekal kehidupan kita nanti.

َْ ُْ ُ َ
ْ
‫آن الع ِظي ِم‬ ْ
‫ر‬ ‫ق‬‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ْ
‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫و‬ ُ ‫ َب َار َك‬,
َ ‫اّلِل ل ْي‬
ِ ِ ِ

َْ ْ ّ ُ
َ ‫و َن َف َعن ْي َوإهياك ْم ب َما ف ْي ِه م َن‬,
‫الذك ِر الح ِك ْي ِم‬ َ
ِ ‫ات و‬
ِ ‫الآي‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َ

34
‫َُ ُ َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬
‫َو َت َقهب َل م ّن ْي َو ِم ْنك ْم تلاَ َو َت ُه إهن ُه ُه َو ه‬
‫الس ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم‪ .‬أق ْول ق ْوليْ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ُ‬ ‫ْ‬
‫اّلِل ال َعظ ْي َم ل ْي َولك ْم َف ْ‬
‫اس َت ْغف ُر ْو ُه‪ ،‬إهن ُه ُهوَ‬ ‫اس َت ْغف ُر َ‬ ‫َه َذا َو ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫ال َغ ُف ْو ُر ه‬
‫الر ِح ْي ُم‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َّ ْ َ ْ َ َّ َ ْ َ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ُ‬


‫ّلِل نحمده ونست ِعينه ونستغ ِفره ونعوذ ِباّلِلِ ِمن شرو ِر‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اّلِل َفلاَ ُمض َّل ل ُه َو َمنْ‬
‫أ ْن ُفس َنا َو ِم ْن َس ّي َئات أ ْع َمال َنا‪َ ،‬م ْن َي ْهده ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ُ ْ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ‬
‫يض ِلل فلا ه ِادي له‪ .‬وأشهد أن لا ِإله ِإلا اّلِل وحده لا ش ِريك‬
‫َ ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ َ َ‬
‫له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‪ .‬والصلاة والسلام على‬
‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َّ َ ْ ُ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ َ‬
‫مح َّم ٍد َوعلى آ ِل ِه َوصح ِب ِه‪ .‬أما بعد؛‬

‫‪Kaum muslimin rahimakumullah‬‬

‫‪Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan,‬‬

‫‪mudah-mudahan bermanfaat, terutama bagi diri kami‬‬


‫‪dan jama’ah sekalian. Semoga kita tetap didalam‬‬

‫‪golongan hamba-hamba Allah yang soleh‬‬

‫‪35‬‬
‫ذاب ْال َق ْبر َومنْ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫َ ُ ُ َ ْ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِ ِ‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ِ‬ ‫َ‬
‫‪،‬و‬ ‫م‬‫َ‬ ‫َ َ َّ‬
‫ن‬ ‫ه‬ ‫ج‬ ‫ب‬ ‫ذا‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ب‬ ‫ذ‬ ‫عو‬ ‫أ‬ ‫ّ‬
‫ني‬ ‫إ‬ ‫ا َّلل ُه َّ‬
‫ـم‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َّ َّ‬ ‫ْ ْ َ ْ‬ ‫ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ‬
‫سي ِح الدجا ِل‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِفتـن ِة المحيا والمما ِت و ِمن ِفتـن ِة الم ِ‬
‫َ َه‬ ‫َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ ْ َ َ َ ه‬
‫ها الذيْ َن َءا َم ُن ْوا َص ُّلواْ‬ ‫ُّ‬ ‫ي‬‫اأ‬ ‫النب ّي‪َ ،‬‬
‫ي‬ ‫ِإن اّلِل وملا ِئكته يصلون على‬
‫ه‬
‫ِ‬
‫ِِ‬
‫ً‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ََ‬
‫‪.‬عل ْي ِه َو َس ِل ُم ْوا ت ْس ِل ْيما‬

‫ُ ََ َ َ ُّ‬ ‫ُ َ‬ ‫َه ُه َ ّ َ َ ُ َه َ َ َ‬
‫اّلِل تعالى ع ْن ك ِل‬ ‫آل محهم ٍد َو َر ِض َي‬‫ِ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫هللَا ص ِل على محم ٍد وع‬
‫َ‬
‫ْ َ َْ‬ ‫َ َ‬
‫‪.‬صح َاب ِة َر ُس ْو ِل اّلِلِ أجم ِعين‬

‫َ ُْْ َْ َ ُْ ْ َ‬ ‫َه ُه ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ َ‬
‫ات‬ ‫م‬
‫ات‪ ،‬والمؤ ِم ِنين والمؤ ِ ن ِ‬
‫هللَا اغ ِفر ِللمس ِل ِمين والمس ِلم ِ‬

‫ات‬ ‫و‬‫ْالأَ ْح َياء م ْن ُه ْم َو ْالأَ ْم َ‬


‫ِ‬ ‫ِ ِ‬

‫ً‬ ‫َه ُ َ َ ْ َه َ ًّ َ ْ ُ ْ َ ّ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ‬
‫اطل با ِطلا‬ ‫ه‬
‫هللَا أ ِرنا الحق حقا وارزقنا ِاتباعه‪ ،‬وأ ِرنا الب ِ‬
‫ُْ َ ْ َ ُ‬
‫َ‪.‬و ْارزقنا اج ِتن َابه‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َه َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ُ ّ ه َ ُه َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ه َ‬
‫اجنا وذ ِرياتِنا قرة أعي ٍن واجعلنا ِللمت ِقين‬
‫ربنا هب لنا ِمن أزو ِ‬

‫ِ‪.‬إ َم ًاما‬

‫‪36‬‬
‫َ َ َ ًَ َ َ َ َ َ ه‬ ‫ُّ ْ َ َ َ َ ً َ‬ ‫َ‬ ‫َه َ‬
‫اب الن ِار‬ ‫الآخر ِة حسنة و ِقنا عذ‬
‫‪.‬ربنا آتِنا ِفي الدنيا حسنة و ِفي ِ‬

‫ُ ْ َ َ َ ّ َ َ ّ ْ ه َه َ ُ ْ َ َ َ ٌَ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ‬
‫سبحان ر ِبك ر ِب ال ِعز ِة عما ي ِصفون‪ ،‬وسلام على المرس ِلين‬

‫َْ َ َ‬ ‫َْ ُ ه‬
‫ّلِل َر ِ ّب العال ِم ْين‬
‫َوالح ْمد ِ ِ‬

‫‪37‬‬
‫‪Tadabbur Surat At-Tin‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ ُ‬ ‫ّ َْ ْ َ ه َ ْ َ ُ ُ َ َْ َ ْ ُ ُ َ َْ َ ْ ُ ُ َ َُ ْ ُ‬
‫ّلِل نحمده ونست ِعينه ونستغ ِفره ونعوذ ِباّلِلِ ِمن شرو ِر‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫ُ َ َ ُ ّ َُ ََ ْ ُ ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫ُْ َ َ َ ّ َ‬
‫ات أعماِلنا من يه ِد ِه اّلِل فلا م ِضل له ومن يض ِلل‬ ‫أنف ِسنا وسيئ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َفلاَ َهاد َي ل ُه أ ْش َه ُد أ ْن َلا إ َله إ ّلا ُ‬
‫اّلِل َوأ ْش َه ُد أ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬
‫َو َر ُس ْوله‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ِِ‬ ‫هللَا َص ّل َو َس ّل ْم َعلى ّ‬
‫سيدنا ُم َح ّمد َو َعلى آله وأ ْص َحابه َو َمنْ‬ ‫ُ ّ‬
‫ِ‬
‫ِ ِ‬ ‫ٍ‬
‫َ‬
‫ّ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ان ِإلى يو ِم الدين‬ ‫س‬ ‫َ‪.‬تب َع ُه ْم بإ ْح َ‬
‫ٍ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬

‫‪38‬‬
َ ّ َ
ْ‫اّلِل َح ّق ُت َقات ِه َو َلا َت ُم ْو ُت ّن إ ّلا َوأ ْن ُتم‬
َ ‫َياأ ّي َها ال َذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ
َ
‫ُم ْس ِل ُم ْون‬

ُ َ ُ ّ َ
ْ‫اّلِل َو ُق ْول ْوا َق ْو ًلا َسد ْي ًدا ُي ْصل ْح لكم‬
َ ‫َياأ ّي َها الذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ ِ
َ َ ْ َ َ َُْ ُ ََ َ ْ َ ُ َُُْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ
ُ َ ْ
‫أعمالكم ويغ ِفرلكم ذنوبكم ومن ي ِط ِع اّلِل ورسوله فقد فاز‬ ْ ْ َ َ ْ

ً َ ً َ
‫ف ْوزا ع ِظ ْيما‬

Jamaah Sholat Jum 'at yang di muliakan Allah

Bersyukur kita kepada Allah, atas anugerah dan


nikmatnya yang Allah berikan pada kita semua, kita masih di beri
kesempatan oleh Allah untuk melaksanakan salah satu yang
Allah fardhukan kepada kita untuk melaksanakan salah fardhu
jum'at.
Dan marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kita
kepada Allah, tentu hakikat taqwa itu adalah melakukan
ketaatan keapada Allah. Pertama kita tidak melakukan maksiat
kepadanya yang kedua adalah Taqwa itu adalah bagaimana kita
selalu ingat kepada Allah dan tidak melupakannya dan yang
ketiga adalah kita sennatiasa bersyukur dan tidak menjadi kufur
akan nikmat Allah.

39
Menurut para ulama, surat at-Tin diturunkan di Makkah
setelah Surat al-Buruj, Tema besar surat makkiyah ini ada
dua. Pertama, pengangkatan Allah terhadap derajat
manusia dengan memuliakannya. Kedua, iman dan amal
serta balasannya. Itulah yang kelak akan membuktikan bahwa
Allahlah sebijak-bijaknya hakim yang akan menuntaskan dan
mengadili semua permasalahan manusia dengan seadil-adilnya

Jama'ah Sholat Jum'at rahimakumullah

Dalam surat ini, Allah bersum pah dengan beberapa hal.

Pertama,
ُ ‫َ ّْ َ ه‬
‫الز ْيت ْو ِن‬ ‫التي ِن و‬
ِ ‫و‬
Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,”

Sebagian pakar tafsir ada yang mengartikan sumpah


pertama ini dengan nama bukit yang ada di Baitul Maqdis,
Palestina. Ini pendapat Ikrimah. Sementara Qatadah
mengatakan bahwa Tin adalah bukit di Damaskus dan Zaitun
adalah nama bukit di Baitul Maqdis, namun tidak sedikit yang
menyebutkan bahwa yang dimaksud disini adalah nama dua
buah yang sudah dikenal oleh orang Arab juga manusia secara
umum yaitu buah Tin yang sangat manis dan buah Zaitun yang
pahit namun banyak manfaatnya.

40
Jika yang dimaksud adalah tempat, maka konteksnya
dengan menambah penafsirannya menjadi bukit atau tempat
tumbuhnya kedua buah tersebut. Yaitu di dataran Baitul Maqdis.
Gagasan ini seperti disampaikan Syihabuddin al-Alusy dalam
tafsirnya

Kedua,

َ ْ ُ
‫َوط ْو ِر ِسي ِن ْين‬
Artinya: “demi gunung Sinai,

Adapun tempat kedua yang dipakai bersumpah adalah


bukit Sinai yang terletak di Mesir. Sebagian ulama
menafsirannya sebagai bukit tempat Musa menerima
wahyu. Menurut Ikrimah, sinin dalam bahasa Habasyah
(Etiophia) berarti baik.

Ketiga,
َْ َ ْ َ ٰ
‫َوهذا ال َبل ِد الا ِم ْي ِن‬

Artinya: dan demi negeri (Mekah) yang aman ini.

Makkah disebut sebagai tempat yang aman karena dijaga


Allah dari sentuhan Dajjal dan di dalamnya terdapat Baitullah. Di
sana, Nabi Muhammad SAW dilahirkan dan dibesarkan serta

41
menerima wahyu-Nya yang pertama. Demikian sebagaimana
dituturkan sebagian besar ahli tafsir dan ulama.

Apa hubungannya ketiga sumpah di atas dengan tema


besar yang akan diusung oleh surat at-Tin ini. Surat yang
membawa misi manusia terbaik ini selain memerlukan kaidah
yang nantinya akan disebutkan Allah, juga memerlukan contoh.

Penyebutan ketiga kelompok sumpah tersebut seolah


mengindikasikan beberapa hal:

1. Sumpah dengan Buah Tin dan Zaitun yang berarti


mengisyaratkan tempat asal kedua buah tersebut
mengingatkan seluruh umat Islam akan perjuangan
Nabi Isa yang terlahir tanpa bapak karena titah Allah,
sekaligus sebagai tanda-tanda kekuasaan-Nya. la
tumbuh bersama didikan Allah melalui ibunya seorang
diri.
2. Bukit Sinai memberikan isyarat tempat Nabi
Musa menerima wahyu. Nabi yang juga
perjuangannya tak ringan. Sejak kecil hams
berpisah dengan keluarganya. Kemudian dididik
oleh rezim yang kejam dan bengis tapi ditakdirkan
untuk menyampaikan risalah keadilan di depan
sumber dan inisiator kezhaliman yang sekaligus
sebagai ayah angkatnya. Sebuah dilema yang

42
hams dihadapi. Bahkan kisahnya termasuk cerita
yang sering diulang di dalam al-Qur'an dan
menjadi simbol perlawanan tokoh protagonis yang
membela kebenaran, keadilan dan orang• orang
tertindas melawan simbol dan icon kezhaliman,
Fir'aun dan sekutunya.
3. Negeri yang aman (Makkah) mengisyaratkan sebuah
kisah epik dan kepahlawanan seorang nabi yatim yang
menjadi pamungkas nabi dan Rasul Allah. Nabi
Muhammad SAW yang ditahbiskan sebagai makhluk
terbaik dari yang pemah ada dan akan ada, dengan
membawa risalah yang kekal sampai hari penentuan,
Hari Kiamat. Risalah yang bersifat universal,
dipemntukkan kepada seluruh manusia dan jin, lintas
teritorial, generasi dan waktu.

Penyebutan sumpah di atas tidak dimaksudkan sesuai


urutan waktu atau menunjuk-kan kemuliaan satu di atas lainnya.
Namun, lebih merupakan penyebutan kolektif. Sebagaimana
Allah memuliakan satu tempat di antara yang lainnya. Para ulama
sepakat bahwa Allah memuliakan Masjidil Haram melebihi
masjid-masjid yang lain termasuk Masjil al-Aqsha yang juga
memiliki keutamaan dibandingkan yang lainnya. Demikianjuga,
Nabi Isa diutus setelah Nabi Musa tapi disebut terlebih dahulu.

43
Dan mereka adalah orang terbaik di zamannya.
Penyebutan Nabi Muhammad Saw di akhir tetap tidak menutupi
kemuliaan beliau sebagai manusia terbaik sepanjang masa.
Sekaligus sebagai penegasan kekekalan penjagaan Allah
terhadap risalah tauhid hingga akhir zaman. Karena umat Nabi
Musa dan Nabi Isa As. yang tadinya mengimani dan
memperjuangkan serta mendakwahkan risalah tauhid, kini
sebaliknya bukan hanya mengingkari, bahkan memusuhi risalah
tauhid yang dibawa Nabi Muhammad dan para da'i penerus
dakwahnya.

Manusia Terbaik dan Manusia Terburuk

ْ َْ َ ْ َ َ َْ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ
ْ
‫لقد خلقنا ال ِانسان ِفي احس ِن تق ِوي ٍم‬

Artinya: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam


bentuk yang sebaik-baiknya,

Setelah Allah bersumpah dengan tiga tempat di atas yang


juga mengindikasikan tiga manusia terbaik yang diciptakan
dan diutus-Nya ke bumi untuk membimbing manusia, kini giliran
Allah menyampaikan maksud-Nya yang menjadi misi surat ini.
Yaitu, mengungkap tanda-tanda kekuasaan Allah Swt melalui
penciptaan manusia yang sangat dahsyat, dalam bentuk
sempurna dan terbaik di antara sekian makhluk Allah yang ada
di alam ini.

44
Secara fisik, manusia diberi indra terlengkap. Dibekali
dengan otak dan perasaan. Struktur tubuh dan anatominya
juga bagus dan indah. Proses penciptaannya bahkan sangat
menakjubkan.

Kebaikan di sini mencakup berbagai dimensi. Secara


fisik manusia adalah makhluk Allah yang terbaik. Meskipun
ia kadang mengagumi alam ini dan isi-isinya. Namun ia akan
lebih takjub bila melihat dirinya sendiri. Jantung yang berdetak
sebelum ia dilahirkan dari rahim ibunya dan tak pemah berhenti
sampai ajal mendatanginya. Organ-organ luar yang tatanan
eksteriomya sangat eksotis. Organ-organ dalam yang sangat
seimbang. Sehingga ia benar-benar menjadi manusia yang
sebenamya- memiliki amanah menanggung tugas kekhalifahan
dan memakmurkan bumi Allah dengan sebaik-baiknya, bukan
merusaknya.

Dimensi non-materi juga demikian. Manusia diberi rasa


sedih dan gembira. Nikmat lupa dan ingat dan sebagainya.

Namun, bila kemuliaan dan segala perangkat kesempumaan


ini tak pandai disyukuri akan mengakibatkan murka Allah yang
sangat mengerikan,

َ ْ ٰ َ َ ْ َ ُ ٰ ْ َ َ ‫ُه‬
‫ثم رددنه اسفل س ِف ِلين‬

45
Artinya: kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya,

Adakah kehinaan dan kenistaan selain mendekam di


dalam panasnya neraka, kesengsaraan dan keabadian dalam
penyesalan? Dari struktur kata yang dipakai sangat menarik.
"Asfala sadfilin" yang secara zhahir berarti tempat terendah di
antara penghuni tempat rendah/dasar neraka.

Meskipun lbnu Abbas dalam riwayat yang lain,


jugaQatadah, al-Kalbi, adh-Dhahhak dan Ibrahim an-Nakha'i
menafsirkan ayat ini dengan pengembalian Allah terhadap
keadaan manusia seperti semula pada saat ia renta dan pikun,
mudah lupa dan sarat dengan kelemahan Orang-orang yang
tak pandai menyukuri nikmat.

kesempumaan atau bahkan mendustakan dan


mengingkarinya serta menggunakan karunia Allah untuk hal-hal
yang menyebabkan murka-Nya pada hakikatnya derajat mereka
diturunkan, dijatuhkan lebih rendah dari binatang sekalipun.

Menjaga Nilai Standar Kebaikan

ْ َُْ َُْ ٌ ْ َ ْ َُ َ ٰ ٰ ُ َ َ ْ ُ َٰ َْ ‫ه ه‬
ۗ‫ِالا ال ِذين امنوا وع ِملوا الص ِلح ِت فلهم اجر غير َمنو ٍن‬

46
Artinya: Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal shalih; aka bagi mereka pahala yang tiada putus•
putusnya" (Q.S. 95: 6)

Inilah nilai standar untuk menjaga kualitas kesempumaan


manusia. Iman dan amal shalih. Iman dengan berbagai dimensi
kepercayaan yang diikuti dan dibuktikan dengan keseriusan
beramal baik dan menjaga kesinambungan serta kualitasnya.
Hal inilah yang menjaga manusia untuk keluar dari rel
kesempumaan. Orang yang memiliki karakteristik demikian layak
mendapat balasan kebaikan dari Allah secara sempuma pula.
Yaitu tidak terkurangi dan bahk an tidak terputus-putus.

Imam Thabrani mengeluarkan sebuah hadits Qudsi yang


mengabarkan bahwa jika seorang hamba diberi cobaan Allah
berupa sakit dan ia ridha serta bersyukur atas cobaan itu,
maka saat sembuh, ia bagaikan terlahir kembali dari rahim
ibunya, dosa-dosanya tergugurkan dan mendapatkan pahala
sebagaimana saat ia melakuk an kebaikan ketika sehat.

Lemahnya Alasan Pendustaan Hari Pembalasan

Jika tanda-tanda di atas sudah demikian jelasnya, lantas apa


yang menyebabkan mata hati manusia tertutup sehingga tak
mampu dan tak mau melihat dan menerima kebenaran yang
sangat jelas?

47
ْ ّ ُ َْ َ ُ ّ َ ُ َ َ
ۗ‫الدي ِن‬
ِ ‫فما يك ِذبك بعد ِب‬

Artinya :"Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan


(Hari) Pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan)
(Q.S. 95: 7)

Hanya orang-orang bodoh saja yang berpaling dari


meyakini kepastian Hari Perhitungan tersebut. Hari tatkala
keadilan ditegakkan dan tak ada yang bisa menutup-nutupi
kezhaliman sekecil apapun

َْ ْٰ َ َْ ُٰ َ ََْ
ࣖ ‫اليس اّلِل ِباحك ِم الح ِك ِمين‬

Artinya: "Bukankah Allah adalah Hakim yang seadil-adilnya?"


(QS. .95: 8)

Jika nantinya Allah memuliakan kembali orang beriman dan


beramal salih dengan kemuliaan yang lebih serta
memperlakukan orang-orang yang mendustakan dengan
balasan azab dan siksa, maka yang demikian itu bukanlah sebuah
kezhaliman. Karena Allah takkan memurkai dan menyiksa
hamba-Nya kecuali setimpal dengan perbuatan dan
kezhalimannya. Jika Allah melebihkan pahala dan balasan
kebaikan semata karena rahmat dan kemurahan Dzat yang

48
serba Maha, maka hal itu sesuai dengan janji-Nya yang sering
diucapkan di sela-sela firman• Nya.

Maka pertanyaan di akhir surat ini tidaklah untuk dijawab.


Karena jawabannya hanya satu. Yaitu, berupa pembuktian
keadilan yang jelas tanpa ada yang disembunyikan. Karena
persaksian yang dihadirkan bukan hanya buku catatan dan
orang-orang lain yang bersangkutan. Namun, berupa bukti
otentik yang tak terbantahkan.

Allah berfirman dalam Q.S. Yasin ayat 65:

َ ُ ُ َ ُ َْ َ َ َّ ُ َ ‫َا ْل َي ْو َم َنْخت ُم َعلٰٓى َا ْف‬


‫اه ِه ْم َوتك ِل ُمنا ا ْي ِد ْي ِه ْم َوتش َهد ا ْرجل ُه ْم ِبما‬
ِ ‫و‬ ِ

َ ْ ُ ْ َ ُْ َ
‫كانوا يك ِسبون‬

Artinya: "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah
kepada Kami tangan dan kaki mereka memberi kesaksian
terhadap apa yang dahulu mereka lakukan." (Q.S. 36: 65)

Jama'ah Sholat Jum 'at rahimakumullah

Jika Allah memuliakan tempat, waktu dan juga manusia


pilihan-Nya untuk menjadi pelajaran berharga bagi orang yang
mau menggunakan akalnya, maka menjadi manusia baik yang
mengetahui dan bisa menyukuri kesempurnaan adalah pilihan,

49
bukan paksaan. Namun, pilihan ini mendatangkan konsekuensi
yang berbeda.

Jika iman dan amal yang dipilih, maka Allah menjanjikan


balasan yang tak terkira baiknya. Namun, jika ingkar dan
dusta yang dilakukan, maka Allah tak punya alternatif selain
mengganjarnya dengan murka dan kehinaan di dalam kekekalan
neraka-Nya. Semoga pilihan kita tepat sesuai inayah-Nya.
Aamiin.

َْ ُْ ُ َ َ َ َ
ْ ْ ْ َ ُ
ِ ‫بارك اّلِل ِل ْي ولكم ِفي القر‬,
‫آن الع ِظي ِم‬

ْ َْ ْ ّ
َ َ َ ْ َ ْ ُ ‫َ ََ َ ْ َه‬
‫الذك ِر الح ِكي ِم‬ِ ‫ات و‬ ‫ف‬
ِ ‫ونفع ِني و ِإياكم ِبما ِ ي ِه ِمن الآي‬,

َ ُ َُ ْ ُ
‫َو َت َقهب َل م ّن ْي َو ِم ْنك ْم تلاَ َو َت ُه إهن ُه ُه َو ه‬
ْ‫ أق ْول ق ْولي‬.‫الس ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم‬ ِ ِِ
ِ ِ
ُ َ ْ
ْ ‫اّلِل ال َعظ ْي َم ل ْي َولك ْم َف‬
َ‫ إهن ُه ُهو‬،‫اس َت ْغف ُر ْو ُه‬ َ ‫اس َت ْغف ُر‬ ْ ‫َه َذا َو‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ْ
‫ال َغ ُف ْو ُر ه‬
‫الر ِح ْي ُم‬

Khutbah Kedua

ْ ُ ُ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ُ َ ْ َ َّ َ ْ َ ْ َّ
‫ّلِل نحمده ونست ِعينه ونستغ ِفره ونعوذ ِباّلِلِ ِمن شرو ِر‬ ِ ِ ‫ِإن الحمد‬
َ َ َ
ْ‫اّلِل َفلاَ ُمض َّل ل ُه َو َمن‬
ُ ‫ َم ْن َي ْهده‬،‫أ ْن ُفس َنا َو ِم ْن َس ّي َئات أ ْع َمال َنا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

50
‫َ‬ ‫َ‬
‫ُ ْ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ‬
‫يض ِلل فلا ه ِادي له‪ .‬وأشهد أن لا ِإله ِإلا اّلِل وحده لا ش ِريك‬
‫َ ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ َ َ‬
‫له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‪ .‬والصلاة والسلام على‬
‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َّ َ ْ ُ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ َ‬
‫مح َّم ٍد َوعلى آ ِل ِه َوصح ِب ِه‪ .‬أما بعد؛‬

‫‪Kaum muslimin rahimakumullah‬‬

‫‪Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan,‬‬

‫‪mudah-mudahan bermanfaat, terutama bagi diri kami‬‬

‫‪dan jama’ah sekalian. Semoga kita tetap didalam‬‬

‫‪golongan hamba-hamba Allah yang soleh‬‬

‫ذاب ْال َق ْبر َومنْ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫َ َ َّ‬ ‫َ ُ ُ َ ْ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ‬


‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬
‫ِ ِ‬ ‫اللهـم ِإ ِني أعوذ ِبك ِمن عذا ِب جهنم‪،‬و ِمن ع ِ‬
‫َّ َّ‬ ‫ْ ْ َ ْ‬ ‫ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ‬
‫سي ِح الدجا ِل‬ ‫ـن ِة ال َ‬
‫م‬ ‫ت‬‫ف‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫مات َ‬
‫و‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِفتـن ِة المحيا والم ِ‬
‫َ َه‬ ‫َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ ْ َ َ َ ه‬
‫ها الذيْ َن َءا َم ُن ْوا َص ُّلواْ‬‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬
‫ِإن اّلِل وملا ِئكته يصلون على النبي‪ ،‬ياأي‬
‫ه‬
‫ِ‬
‫ِِ‬
‫ً‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ََ‬
‫‪.‬عل ْي ِه َو َس ِل ُم ْوا ت ْس ِل ْيما‬

‫ُ ََ َ َ ْ ُّ‬ ‫ُ َ‬ ‫َه ُه َ ّ َ َ ُ َه َ َ َ‬
‫آل محهم ٍد َو َر ِض َي اّلِل تعالى عن ك ِل‬‫ِ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫هللَا ص ِل على محم ٍد وع‬
‫َ‬
‫ْ َ َْ‬ ‫َ َ‬
‫‪.‬صح َاب ِة َر ُس ْو ِل اّلِلِ أجم ِعين‬

‫‪51‬‬
‫َ ُْْ َْ َ ُْ ْ َ‬ ‫َه ُه ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ َ‬
‫ات‬
‫ِ‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ن‬‫ي‬‫ن‬‫ِ‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ؤ‬‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫ات‬
‫هللَا اغ ِفر ِللمس ِل ِمين والمس ِل ِ‬
‫م‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ُ ْ َ‬ ‫ْ َْ‬
‫ات‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫الأحي ِاء ِمنهم والأمو ِ‬

‫ً‬ ‫َه ُ َ َ ْ َه َ ًّ َ ْ ُ ْ َ ّ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ‬
‫اطل با ِطلا‬ ‫ه‬
‫هللَا أ ِرنا الحق حقا وارزقنا ِاتباعه‪ ،‬وأ ِرنا الب ِ‬
‫ُْ َ ْ َ ُ‬
‫َ‪.‬و ْارزقنا اج ِتن َابه‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َه َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ُ ّ ه َ ُه َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ه َ‬
‫اجنا وذ ِريا ِتنا قرة أعي ٍن واجعلنا ِللمت ِقين‬
‫ربنا هب لنا ِمن أزو ِ‬

‫ِ‪.‬إ َم ًاما‬

‫َ َ َ ًَ َ َ َ َ َ ه‬ ‫ُّ ْ َ َ َ َ ً َ‬ ‫َ‬ ‫َه َ‬


‫اب الن ِار‬ ‫الآخر ِة حسنة و ِقنا عذ‬
‫‪.‬ربنا آتِنا ِفي الدنيا حسنة و ِفي ِ‬

‫َ‬ ‫َ َ َ ْ‬ ‫ُ َ‬ ‫َه‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬


‫ُس ْبحان َر ِ ّبك َر ِ ّب ال ِعهز ِة عما َي ِصف ْون‪َ ،‬و َسلا ٌم على ال ُم ْر َس ِل ْين‬

‫َ َْ ْ ُ ه َ ّ ْ َ َ ْ َ‬
‫ّلِل ر ِب العال ِمين‬
‫والحمد ِ ِ‬
‫َ‬
‫ه ََٰ‬
‫أ ِق ِم ٱلصلوة‬

‫‪52‬‬
‫‪Jahiliyah Moderen‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫ُ‬ ‫َُ ُ‬ ‫ّ َْ ْ َ ه َ ْ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ ْ‬
‫ّلِل نح َمد ُه َون ْست ِعينه َون ْستغ ِف ُر ُه َونع ْوذ ِباّلِلِ ِم ْن ش ُر ْو ِر‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫ُ َ َ ُ ّ َُ ََ ْ ُ ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫ُْ َ َ َ ّ َ‬
‫ات أعماِلنا من يه ِد ِه اّلِل فلا م ِضل له ومن يض ِلل‬ ‫أنف ِسنا وسيئ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َفلاَ َهاد َي ل ُه أ ْش َه ُد أ ْن َلا إ َله إ ّلا ُ‬
‫اّلِل َوأ ْش َه ُد أ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬
‫َو َر ُس ْوله‬
‫َ‬
‫سيدنا ُم َح ّمد َو َعلى آله وأ ْص َحابه َو َمنْ‬
‫ّ‬ ‫َ ُ ّ َ ّ َ َ ّْ َ‬
‫ِِ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫هللَا صل وسلم على‬
‫َ‬
‫ّ ْ‬
‫ان ِإلى َي ْو ِم الدين‬ ‫َ َ ُ ْ ْ َ‬
‫‪.‬ت ِبعهم ِب ِإحس ٍ‬

‫‪53‬‬
َ ّ َ
ْ‫اّلِل َح ّق ُت َقات ِه َو َلا َت ُم ْو ُت ّن إ ّلا َوأ ْن ُتم‬
َ ‫َياأ ّي َها ال َذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ
َ
‫ُم ْس ِل ُم ْون‬

ُ َ ُ ّ َ
ْ‫اّلِل َو ُق ْول ْوا َق ْو ًلا َسد ْي ًدا ُي ْصل ْح لكم‬
َ ‫َياأ ّي َها الذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ ِ
َ َ ْ َ َ َُْ ُ ََ َ ْ َ ُ َُُْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ
ُ َ ْ
‫أعمالكم ويغ ِفرلكم ذنوبكم ومن ي ِط ِع اّلِل ورسوله فقد فاز‬ ْ ْ َ َ ْ

ً َ ً َ
‫ف ْوزا ع ِظ ْيما‬

Jama'ah Sholat Jum'at rahimakumullah

Bersyukur kita kepada Allah, atas anugerah dan nikmatnya


yang Allah berikan pada kita semua, kita masih di beri
kesempatan oleh Allah untuk melaksanakan salah satu yang
Allah fardhukan kepada kita untuk melaksanakan salah fardhu
jum'at.

Dan marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kita


kepada Allah, tentu hakikat taqwa itu adalah melakukan
ketaatan keapada Allah. Pertama kita tidak melakukan maksiat
kepadanya yang kedua adalah Taqwa itu adalah bagaimana kita
selalu ingat kepada Allah dan tidak melupakannya dan yang
ketiga adalah kita sennatiasa bersyukur dan tidak menjadi kufur
akan nikmat Allah.

54
Mungkin jahiliyah ialah kata terpopuler terkait riwayat
hidup Nabi Muhammad SAW. Kata dalam Bahasa Arab ini
menjadi titik tolak kiprah Sang Revolusioner sejati dambaan
semua manusia itu. Sejak kanak-kanak dahulu hingga kini kata
tersebut seakan sudah mengendap di memori kebanyakan dari
kita. Namun, tahukah kita hakikat kata tersebut?

Makna Jahiliyah

Jama'ah Sholat Jum'at rahimakumullah

Pada dasamya kata jahiliyah kerap kali dihubungkan dengan


jahil, yang berarti bodoh atau kebodohan. Tentu jahiliyah yang
dimaksud dalam al-Qur'an dan hadits tak berhenti pada definisi
ini. Sebagaimana kata "shalat yang asalnya bermakna "do'a,
kemudian memiliki definisi dalam konsep Islam sebagai
berikut: "serangkaian ibadah kepada Allah berupa ucapan dan
perbuatan yang tata caranya sudah dicontohkan oleh Rasulullah
SAW Demikian pula banyak kata lain seperti zakat, iman,
kufur, dan lain-lain.

Lalu, apa dan bagaimana sebenamya karakteristik jahiliyah


itu? Berikut beberapa pengertian jahiliyah yang dimaksud
dalam terminologi Islam.

Tidak Mengetahui Hakikat Ilahiyah, Inilah konsep jahiliyah


paling kentara. Dimana kebodohan yang dimaksud ialah

55
ketidaktahuan tentang kepada siapa dan bagaimana
kita beribadah. Masyarakat Quraisy era awal kenabian bukanlah
yang tak tahu siapa Ilah (sembahan) mereka, tetapi mereka
salah dalam tataran teknis beribadah kepada Allah SWT. Artinya,
sebenamya benih tauhid peninggalan Nabi Ibrahim AS
sebenamya masih ada. Perbuatan taklid buta seorang pemimpin
Bani Khuza' ah bemama Amr bin Luhay kemudian membawa
bangsa Arab menyembah berhala-berhala benama Hubal,
Manat, Uzza, dan lain-lain (Al-Mubarakfuri, 1414 H).

Syeikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri menambahkan


bahwa penyimpangan mereka dalam hal ini tak hanya dari sisi
ibadah ritual. Mereka juga sangat percaya kepada ath-thiyarah,
yaitu meramal sesuatu dengan perantara burung atau biri-biri. Ini
dilakukan saat akan menentukan satu di antara dua atau lebih
pilihan. Padahal Allah SWT yang memiliki kuasa menunjukkan

mana yang lebih baik untuk kita. Miskonsepsi tentang


Ilahiyah ini pula yang pemah menjangkiti kaum Nabi Musa
AS (Baca Q.S. Al-A'raf: 138).

1. Terjebak pada Perbuatan Menyalahi Perintah Allah


dan Hal yang Dihararnk an, Pengertian tentang ini
bisa kita simpulkan dari ( Q.S. Yusuf: 33) Singkatnya,
kaumjahiliyah masa itu banyak menyelisihi apa yang
Allah perintahkan sambil asyik berbuat yang telah

56
diharamkan-Nya. Contoh sederhananya ialah
membunuh anak perempuan. Ini sudah menjadi tradisi
di masa itu. Bahkan Umar bin Kh athab pemah pula
melakukannya sebelum masuk Islam. Hingga kemudian
ini paham ini diberantas dengan konsep memuliakan
perempuan yang Islam bawa.
2. Berhias dan Bertingkah Laku Menyalahi Perintah Allah.
Ketika Allah SWT memerintahkan kesederhanaan serta
tingkah laku yang mulia, masyarakat jahiliyah justru
saling menyombongkan antar sesama kaum berada.
Tak segan pula mereka menindas rakyat kecil jika
mereka tidak menyuk ainya. Firman Allah dalam Q.S.
Al-Ahzab: 33 menyiratkanjahiliyah dalam pengertian
seperti ini.
3. Berhukum dengan Selain Hukum Allah. Tentu hukum
yang dimaksud di sini tak hanya dalam tataran
pemerintahan saj a. Ketidakpatuh an terhadap nilai-nilai
kejujuran, keadilan, kemanusiaan, dan lain-lain yang
sudah menjadi standar universal juga masuk kategori
ini. Kebanyakan apa yang mereka putuskan hanya
berdasarkan asas "siapa yang kuat, dia yang menang".
Mereka tak hiraukan lagi huku m yang telah diwariskan
Nabi Ibrahim AS Kita bisa menyimpulkan hal ini dari Q.S.
Al-Maidah: 50.

57
Namun demikian, Syeikh Al-Mubarakfuri tak memungkiri
banyak pula masyarakat jahiliyah kala itu yang masih memiliki
beberapa sikap hidup positif. Di antara akhlaq tersebut ialah
kedermawanan, memenuhi janji, pantang mundur, keberanian,
dan lain-lain. Sehingga, memang sepertinya fokus utama
makna jahiliyah lebih cocok dititikberatkan pada poin pertama.
Artinya, meskipun masih ada sebagian yang mempraktekkan
akhlaq terpuji, pandangan tentang konsep ibadah kepada Allah
SWT yang salah kemudian membawa mereka kepada banyak
kesalahan lain.

Jahiliyah Modern?

Jama'ah Sholat Jum'at rahimakumullah

Melihat pengertian jahiliyah di atas, banyak orang


kemudian menyebut saat ini pun kita masih berada dalam zaman
jahiliyah. Lebih tepatnya yaitu "jahiliyah modern. Bolehlah kita
tak setuju tentang istilah ini. Namun, yang terpentingnya ialah
bagaimana kita seharusnya menyikapi keadaan saat ini.
Muhammad Quthb dalam bukunya, Jahiliyatul Qarnil'Isyrin
(Jahiliyah Abad 20), menyimpulkan bahwa jahiliyah modem
merupakan ringkasan dari segala bentuk kejahiliyahan masa
silam dengan tambahan aksesori di sana-sini sesuai dengan
perkembangan zaman. Sikap jahiliyah modem tidak timbul
secara mendadak melainkan telah melalui kurun waktu panjang.

58
Sebagaimana bisa kita saksikan, memang kita tak bisa
mengelak bahwa dunia ini belum bisa lepas dari cengkeraman
jahiliyah secara total. Masih terlalu banyak sisi kehidupan
yang belum tercelup dengan keagungan Islam. Di balik
makin gencamya syi'ar Islam, musuh-musuh Islam pun getol
menghembuskan paham jahiliyah modem ini. Dengan kemasan
elegan dan modem banyak kaum Muslimin yang tergiur
mencicipinya. Tentu setelah mencicipi, yang terjadi bukan
berhenti setelahnya, tetapi justru ketagihan.

Aksi Kita

Jama'ah Sholat Jum'at rahimakumullah

Mengetahui masih berlangsungnya periode jahiliyah


lanjutan ini, hendaknya kita tak tinggal diam. Kita hams
mencontoh spirit dan tindakan yang Rasulullah SAW lakukan kala
itu. Tentu beberapa penyesuaian juga perlu kita lakukan dalam
aksi yang akan kita lakukan. Namun, pondasi prinsip perbaikan
yang kita lakukan hams tetap berpijak pada Nabi Muhammad
SAW. Contohnya, jika Rasulullah saat itu memulai dakwah
dengan pemumian tauhid, maka kita pun patut contoh beliau.
Paham atheis, sepilis (sekularisme, pluralisme, dan liberalisme),
materialis, dan paham lain yang mencederai Islam hams jadi
konsentrasi kita. Ketika pemikiran kita sudah baik, maka tindakan
Insya Allah akan baik pula. Demikian yang Dr. Wan Nor Muh.

59
Dawud pemah ungkapkan. Rasulullah SAW Juga pernah
mensinyalir hal ini dalam beberapa sabdanya. Artinya, di sini
posisi keyakinan dan pemikiran hams terns sejalan dengan
apa yang Islam telah ajarkan.

Kemudian, upaya pembinaan generasi muda juga telah


Rasulullah SAW contohkan. Tak heran jika kemudian muncul
sosok seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin 'Abbas, Mush' ab
bin Umair, Kh alid bin Walid, dan banyak sahabat Nabi SAW
yang mencapai kematangan spiritual di usia muda. Kematangan
mereka merupakan kematangan paripuma di berbagai sisi
kehidupan. Mereka pun menjadi motor penggerak utama yang
siap membantu dakwah Rasulullah. Oleh karenanya, semboyan
pemuda saat ini adalah pemimpin masa mendatang hamas
kita pegang kuat-kuat jika menginginkan risalah Islam tetap
langgeng.

Selanjutnya, misi memulihkan kepercayaan manusia


kepada Islam sebagai solusi juga penting. Rasulullah SAW
sadar bahwa walaupun Islam di Madinah waktu itu sudah lebih
baik daripada saat masa jahiliyah di Mekah. Namun, beliau tak
lupa bahwa beliau diutus sebagai rahmatan lil 'alamin. Artinya
kedatangan beliau dengan risalahnya hams pula dirasakan
dampaknya oleh selain umat Islam. Akibatnya, kehidupan
damai beserta kaum lain agama pun tercipta kala itu. Beliau
sebagai pimpinan tak semena-mena dan kaum non Muslim

60
pun segan hormat terhadap beliau dan Islam. Wajar pula jika
kemudian banyak bangsa lain memilih untuk ditaklukan kaum
Muslimin daripada di bawah pemerintahan kaum lain yang
zhalim. Ini memberi pelajaran kepada kita semua bahwa kita
manusia belum bisa menerima Islam sebagai diin, maka kita
hams bisa yakinkan bahwa sebenamya mereka membutuhkan
Islam. Akhimya, ketika perasaan itu telah tumbuh subur pintu
keluar dari jahiliyah model apa pun semakin dekat.

َْ ُْ ُ َ
ْ
‫آن الع ِظي ِم‬ ْ
‫ر‬ ‫ق‬‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ْ
‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫و‬ ُ ‫ َب َار َك‬,
َ ‫اّلِل ل ْي‬
ِ ِ ِ

َْ ْ ّ ُ
َ ‫و َن َف َعن ْي َوإهياك ْم ب َما ف ْي ِه م َن‬,َ
‫الذك ِر الح ِك ْي ِم‬ َ
ِ ‫ات و‬
ِ ‫الآي‬ ِ ِ ِ ِ ِ

ْ َ ُ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ‫َ َ َه َ ّ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ ُ ه ُ ُ َ ه‬
‫ أقول قوِل ْي‬.‫وتقبل ِم ِني و ِمنكم ِتلاوته ِإنه هو الس ِميع الع ِليم‬
ُ ُ‫ه‬ َْ ْ َ ْ ُ ََ ْ َ ْ َْ َ َْ ْ َ َ َ
‫ ِإنه ه َو‬،‫استغ ِف ُر ْو ُه‬ ‫استغ ِف ُر اّلِل الع ِظيم ِلي ولكم ف‬ ‫هذا و‬
ْ
ُ‫الرح ْيم‬ ‫ال َغ ُف ْو ُر ه‬
ِ

Khutbah Kedua

ُ ُ َُ ْ َ َ ُ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َّ َ ْ َ ْ َّ
‫ّلِل نح َمد ُه َون ْست ِعينه َون ْستغ ِف ُر ْه َونعوذ ِباّلِلِ ِم ْن ش ُر ْو ِر‬
ِ ِ ‫ِإن الحمد‬
َ َ َ
ْ‫اّلِل َفلاَ ُمض َّل ل ُه َو َمن‬
ُ ‫ َم ْن َي ْهده‬،‫أ ْن ُفس َنا َو ِم ْن َس ّي َئات أ ْع َمال َنا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
61
‫َ‬ ‫َ‬
‫ُ ْ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ‬
‫يض ِلل فلا ه ِادي له‪ .‬وأشهد أن لا ِإله ِإلا اّلِل وحده لا ش ِريك‬
‫َ ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ َ َ‬
‫له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‪ .‬والصلاة والسلام على‬
‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َّ َ ْ ُ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ َ‬
‫مح َّم ٍد َوعلى آ ِل ِه َوصح ِب ِه‪ .‬أما بعد؛‬

‫‪Kaum muslimin rahimakumullah‬‬

‫‪Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan,‬‬

‫‪mudah-mudahan bermanfaat, terutama bagi diri kami‬‬

‫‪dan jama’ah sekalian. Semoga kita tetap didalam‬‬

‫‪golongan hamba-hamba Allah yang soleh‬‬

‫ذاب ْال َق ْبر َومنْ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫َ َ َّ‬ ‫َ ُ ُ َ ْ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ‬


‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬
‫ِ ِ‬ ‫اللهـم ِإ ِني أعوذ ِبك ِمن عذا ِب جهنم‪،‬و ِمن ع ِ‬
‫َّ َّ‬ ‫ْ ْ َ ْ‬ ‫ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ‬
‫سي ِح الدجا ِل‬ ‫ـن ِة ال َ‬
‫م‬ ‫ت‬‫ف‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫مات َ‬
‫و‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِفتـن ِة المحيا والم ِ‬
‫َ َه‬ ‫َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ ْ َ َ َ ه‬
‫ها الذيْ َن َءا َم ُن ْوا َص ُّلواْ‬‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬
‫ِإن اّلِل وملا ِئكته يصلون على النبي‪ ،‬ياأي‬
‫ه‬
‫ِ‬
‫ِِ‬
‫ً‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ََ‬
‫‪.‬عل ْي ِه َو َس ِل ُم ْوا ت ْس ِل ْيما‬

‫ُ ََ َ َ ْ ُّ‬ ‫ُ َ‬ ‫َه ُه َ ّ َ َ ُ َه َ َ َ‬
‫آل محهم ٍد َو َر ِض َي اّلِل تعالى عن ك ِل‬‫ِ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫هللَا ص ِل على محم ٍد وع‬
‫َ‬
‫ْ َ َْ‬ ‫َ َ‬
‫‪.‬صح َاب ِة َر ُس ْو ِل اّلِلِ أجم ِعين‬

‫‪62‬‬
‫َ ُْْ َْ َ ُْْ َ‬ ‫َه ُه ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ َ‬
‫ات‬
‫ِ‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ن‬‫ي‬‫ن‬‫ِ‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ؤ‬‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫ات‬
‫هللَا اغ ِفر ِللمس ِل ِمين والمس ِل ِ‬
‫م‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ُ ْ َ‬ ‫ْ َْ‬
‫ات‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫الأحي ِاء ِمنهم والأمو ِ‬

‫ً‬ ‫َه ُ َ َ ْ َه َ ًّ َ ْ ُ ْ َ ّ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ‬
‫اطل با ِطلا‬ ‫ه‬
‫هللَا أ ِرنا الحق حقا وارزقنا ِاتباعه‪ ،‬وأ ِرنا الب ِ‬
‫ُْ َ ْ َ ُ‬
‫َ‪.‬و ْارزقنا اج ِتن َابه‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َه َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ُ ّ ه َ ُه َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ه َ‬
‫اجنا وذ ِريا ِتنا قرة أعي ٍن واجعلنا ِللمت ِقين‬
‫ربنا هب لنا ِمن أزو ِ‬

‫ِ‪.‬إ َم ًاما‬

‫َ َ َ ًَ َ َ َ َ َ ه‬ ‫ُّ ْ َ َ َ َ ً َ‬ ‫َ‬ ‫َه َ‬


‫اب الن ِار‬ ‫الآخر ِة حسنة و ِقنا عذ‬
‫‪.‬ربنا آتِنا ِفي الدنيا حسنة و ِفي ِ‬

‫َ‬ ‫َ َ َ ْ‬ ‫ُ َ‬ ‫َه‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬


‫ُس ْبحان َر ِ ّبك َر ِ ّب ال ِعهز ِة عما َي ِصف ْون‪َ ،‬و َسلا ٌم على ال ُم ْر َس ِل ْين‬

‫َ َْ ْ ُ ه َ ّ ْ َ َ ْ َ‬
‫ّلِل ر ِب العال ِمين‬
‫والحمد ِ ِ‬
‫َ‬
‫ه ََٰ‬
‫أ ِق ِم ٱلصلوة‬

‫‪63‬‬
‫‪Takut hanya kepada Allah SWT‬‬
‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ ُ‬ ‫ّ َْ ْ َ ه َ ْ َ ُ ُ َ َْ َ ْ ُ ُ َ َْ َ ْ ُ ُ َ َُ ْ ُ‬
‫ّلِل نحمده ونست ِعينه ونستغ ِفره ونعوذ ِباّلِلِ ِمن شرو ِر‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫ُ َ َ ُ ّ َُ ََ ْ ُ ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫ُْ َ َ َ ّ َ‬
‫ات أعماِلنا من يه ِد ِه اّلِل فلا م ِضل له ومن يض ِلل‬ ‫أنف ِسنا وسيئ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َفلاَ َهاد َي ل ُه أ ْش َه ُد أ ْن َلا إ َله إ ّلا ُ‬
‫اّلِل َوأ ْش َه ُد أ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬
‫َو َر ُس ْوله‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ِِ‬ ‫هللَا َص ّل َو َس ّل ْم َعلى ّ‬
‫سيدنا ُم َح ّمد َو َعلى آله وأ ْص َحابه َو َمنْ‬ ‫ُ ّ‬
‫ِ‬
‫ِ ِ‬ ‫ٍ‬
‫َ‬
‫ّ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ان ِإلى يو ِم الدين‬ ‫س‬ ‫َ‪.‬تب َع ُه ْم بإ ْح َ‬
‫ٍ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬

‫‪64‬‬
َ ّ َ
ْ‫اّلِل َح ّق ُت َقات ِه َو َلا َت ُم ْو ُت ّن إ ّلا َوأ ْن ُتم‬
َ ‫َياأ ّي َها ال َذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ
َ
‫ُم ْس ِل ُم ْون‬

ُ َ ُ ّ َ
ْ‫اّلِل َو ُق ْول ْوا َق ْو ًلا َسد ْي ًدا ُي ْصل ْح لكم‬
َ ‫َياأ ّي َها الذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ ِ
َ َ ْ َ َ َُْ ُ ََ َ ْ َ ُ َُُْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ
ُ َ ْ
‫أعمالكم ويغ ِفرلكم ذنوبكم ومن ي ِط ِع اّلِل ورسوله فقد فاز‬ ْ ْ َ َ ْ

ً َ ً َ
‫ف ْوزا ع ِظ ْيما‬

Di antara tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk


mengenal-Nya, menyembah-Nya, dan takut kepada-Nya.
Kemudian Allah menyampaikan argumentasi berupa dalil-dalil
naqli yang menjelaskan tentang keagungan dan kebesaran-Nya.
Agar hadir di hati manusia rasa kebesaran Allah, rasa takut
kepada-Nya, dan pengagungan kepada-Nya. Kemudian Allah
juga menjelaskan bahwa Dia memiliki hukuman yang keras di
negeri akhirat bagi siapa yang bermaksiat kepada-Nya.

Karena manusia itu terdiri dari berbagai tipe dan karakter.


Ada yang takut dan mengagungkan Allah dengan pemberian.
Ada yang tidak pandai mensyukuri pemberian, ia hanya takut
dengan hukuman, maka Allah jelaskan Dia memiliki siksa yang
keras. Ada yang dengan penjelasan sifat-sifat yang agung,
mereka langsung takut dan mengagungkan Allah. Karena

65
bermacam-macam karakter inilah Allah menempuh metode
yang variative pula.

Kemudian, Allah mewajibkan kepada manusia tanpa


terkecuali untuk takut kepada Allah.

َ ْ ُّ ُ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ
‫ون ِإن كنتم مؤ ِم ِنين‬
ِ ‫فلا تخافوهم وخ‬
‫اف‬

Artinya: “Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi


takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang
beriman.” (Quran Ali Imran: 175)

‫ون‬ ُ ‫َوإ َٰي َى َفٱ ْر َه‬


‫ب‬
ِ ِ

Artinya: “Dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).”


(Quran Al-Baqarah: 40)

ْ َ ْ َ َ َّ ُ َ ْ َ َ َ
‫فلا تخشوا ٱلناس وٱخشو ِن‬

Artinya: “Janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi)


takutlah kepada-Ku.” (Quran Al-Maidah: 44)

Kemudian Allah memuji orang-orang yang beriman dengan


firman-Nya,

َ ُ ْ ُّ َّ َّ
َّ َ ْ َ ْ ّ ُ َ
‫ِإن ٱل ِذين هم ِمن خشي ِة ر ِب ِهم مش ِفقون‬

66
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena
takut akan (azab) Tuhan mereka.” (Quran Al-Mukminun: 57)

Sampai pada firman-Nya,

َ ُ َٰ َ َ ْ ُ َ َ ٰ ْ َْ َ ُ َٰ ُ َ ََٰٓ ُ
‫أول ِئك يس ِرعون ِفى ٱلخير ِت وهم لها س ِبقون‬

Artinya: “mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-


kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera
memperolehnya.” (Quran Al-Mukminun: 61)

Dari Aisyah radhiallahu’anha berkata,

‫ قول اّلِل‬،‫قلت يا رسول اّلِل‬

Artinya: “Aku bertanya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam


tentang ayat ini; “

ٌ َ َ ْ ُ ُ ُ ُ َ ْ َ َ َ ُ ْ ُ َ َّ َ
‫وال ِذين يؤتون ما آتوا وقلوبهم و ِجلة‬

Artinya: “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah


mereka berikan, dengan hati yang takut…” (QS. Al-Mukminun:
60)

67
ُ
‫ لا يا ابنة‬:‫ ويسرق؟ قال‬،‫ ويشرب الخمر‬،‫أه َو الذي يزني‬

‫ ويخاف أن‬،‫ ولكنه الرجل يصوم ويصلي ويتصدق‬،‫الصديق‬

‫لا يقبل منه‬

Artinya: Apakah karena mereka itu minum khamr dan mencuri?


Beliau menjawab: “Tidak wahai Binti As-Siddiq, mereka
berpuasa, shalat dan bersedekah, akan tetapi mereka takut
(amalannya) tidak diterima. Mereka adalah mendapatkan
kebaikan-kebaikan.” (HR. at-Tirmizi).

Al-Hasan rahimahullah mengatakan, “Demi Allah, mereka


mengerjakan ketaatan. Bersungguh-sungguh dalam
melakukannya. Namun mereka takut amalan itu ditolak.
Sesungguhnya seorang mukmin itu menggabungkan perbuatan
baik dengan rasa takut. Sedangkan orang munafik itu
menggabungkan perbuatan buruk dan rasa aman (dari hukuman
Allah).”

Allah menjamin orang-orang beriman yang memiliki rasa


takut kepada-Nya dengan firman-Nya,

68
َّ َ ْ َ ْ َّ َ
َ َ َ َ َ َ ّ َ َ َ َ َ َ ْ َ َّ َ
‫وأما من خاف مقام ر ِب ِه ونهى النفس ع ِن الهوى ۝ ف ِإن‬
ْ ْ َ َّ َ ْ
َ َ َ
‫الجنة ِهي المأوى‬

Artinya: “Dan adapun orang-orang yang takut kepada


kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa
nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).”
(Quran An-Naziat: 40-41).

Demikian juga dengan firman-Nya,

َ َّ َ ّ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ
‫ان‬
ِ ‫و ِلمن خاف مقام ر ِب ِهۦ جن‬
‫ت‬

Artinya: “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap


Tuhannya ada dua surga.” (Quran Ar-Rahman: 46)

Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang takut kepada-


Nya, itulah hakikat orang yang berilmu. Karena hanyalah orang
yang berilmu dan kenal dengan Allah lah yang memiliki rasa
takut dan khasy-yah. Allah Ta’ala berfirman,

ُ ََٰٓ َ ُ ْ ‫َه‬ َ ْ َ َ َّ
‫ِإنما يخشى ٱّلِل ِم ْن ِع َب ِاد ِه ٱلعلمؤا‬

Artinya: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara


hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (Quran Fathir: 28)

69
Dalam shahihain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ً ْ َ ُ َ ُ ُّ َ َ ََْ َََ َ
‫ف َواّلِلِ لانا اعل ُم ُه ْم ِباّلِلِ َواشده ْم له خش َية‬.

“Demi Allah (kata Rasululah): Sesungguhnya aku adalah orang


yang paling tahu di antara mereka tentang Allah dan orang
yang paling takut di antara mereka kepada-Nya.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

َّ َ ْ َ ْ
ْ‫الش ّر َو َلو‬ ْ َ َ َ َ َّ ْ
‫و‬ ‫ر‬ ‫ي‬‫خ‬ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫م‬ ْ
‫و‬ َ
‫ي‬ ‫ال‬ ‫ك‬ ‫ر‬َ ‫ض ْت َع َل َّي ال َج َّن ُة َوالن ُار فل ْم أ‬
َ ُ
‫ع ِر‬
ِ ِ ِ ِ
َ َ
ً‫ضح ْك ُت ْم َقل ْيلاً َولَ َب َك ْي ُت ْم كثيرا‬ َ َ َُْ َ َ ْ َُ َْ
ِ ِ ِ ‫تعلمون ما أعلم ل‬

Artinya: “Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku


tidak melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti hari ini.
Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu
benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR.
Muslim)

Ibadallah,

Di dunia ini, kalau manusia menyadari, sebenarnya mereka


sangat butuh memiliki sifat takut kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Terutama di zaman kita sekarang ini. Dimana kondisi
sekarang begitu mudah kita mendapatkan sesuatu yang Allah
haramkan. Perbuatan dosa itu bisa datang menyodorkan diri

70
tanpa dicari. Ditambah lagi banyak hal-hal yang rancu. Banyak
hal-hal yang dosa tapi dibungkus dengan kedok bijaksana. Rasa
takut kepada Allah akan mengendalikan syahwat seseorang. Dan
membantu seorang hamba untuk bersungguh-sungguh dalam
beribadah kepada Allah.

Abu Sulaiman ad-Darani mengatakan, “Pokok kebahagiaan


di dunia dan akhirat adalah rasa takut pada Allah Azza wa Jalla.
Setiap hati yang tidak memiliki rasa takut pada Allah adalah hati
yang rusak.” Seorang salaf juga mengatakan,

،‫إذا سكن الخوف القلوب أحرق مواضع الشهوات منها‬

‫وطرد الدنيا عنها‬

“Kalau rasa takut kepada Allah bersemayam di hati seseorang,


maka ia akan membakar syahwatnya. Dan mengusir cinta dunia
dari hatinya.”

َْ ْ ُ َ
‫آن الع ِظ ْي ِم‬ ْ ‫اّلِل ل ْي َولك ْم في ال ُق‬
‫ر‬ ُ ‫ َب َار َك‬,
ِ ِ ِ

َْ ْ ّ ُ
َ ‫و َن َف َعن ْي َوإهياك ْم ب َما ف ْي ِه م َن‬,َ
‫الذك ِر الح ِك ْي ِم‬ َ
ِ ‫ات و‬
ِ ‫الآي‬ ِ ِ ِ ِ ِ

71
‫َُ ُ َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬
‫َو َت َقهب َل م ّن ْي َو ِم ْنك ْم تلاَ َو َت ُه إهن ُه ُه َو ه‬
‫الس ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم‪ .‬أق ْول ق ْوليْ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ُ‬ ‫ْ‬
‫اّلِل ال َعظ ْي َم ل ْي َولك ْم َف ْ‬
‫اس َت ْغف ُر ْو ُه‪ ،‬إهن ُه ُهوَ‬ ‫اس َت ْغف ُر َ‬ ‫َه َذا َو ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫ال َغ ُف ْو ُر ه‬
‫الر ِح ْي ُم‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َّ ْ َ ْ َ َّ َ ْ َ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ُ‬


‫ّلِل نحمده ونست ِعينه ونستغ ِفره ونعوذ ِباّلِلِ ِمن شرو ِر‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اّلِل َفلاَ ُمض َّل ل ُه َو َمنْ‬
‫أ ْن ُفس َنا َو ِم ْن َس ّي َئات أ ْع َمال َنا‪َ ،‬م ْن َي ْهده ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ُ ْ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ‬
‫يض ِلل فلا ه ِادي له‪ .‬وأشهد أن لا ِإله ِإلا اّلِل وحده لا ش ِريك‬
‫َ ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ َ َ‬
‫له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‪ .‬والصلاة والسلام على‬
‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َّ َ ْ ُ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ َ‬
‫مح َّم ٍد َوعلى آ ِل ِه َوصح ِب ِه‪ .‬أما بعد؛‬

‫‪Kaum muslimin rahimakumullah‬‬

‫‪Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan,‬‬

‫‪mudah-mudahan bermanfaat, terutama bagi diri kami‬‬


‫‪dan jama’ah sekalian. Semoga kita tetap didalam‬‬

‫‪golongan hamba-hamba Allah yang soleh‬‬

‫‪72‬‬
‫ذاب ْال َق ْبر َومنْ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫َ ُ ُ َ ْ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِ ِ‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ِ‬ ‫َ‬
‫‪،‬و‬ ‫م‬‫َ‬ ‫َ َ َّ‬
‫ن‬ ‫ه‬ ‫ج‬ ‫ب‬ ‫ذا‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ب‬ ‫ذ‬ ‫عو‬ ‫أ‬ ‫ّ‬
‫ني‬ ‫إ‬ ‫ا َّلل ُه َّ‬
‫ـم‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َّ َّ‬ ‫ْ ْ َ ْ‬ ‫ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ‬
‫سي ِح الدجا ِل‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِفتـن ِة المحيا والمما ِت و ِمن ِفتـن ِة الم ِ‬
‫َ َه‬ ‫َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ ْ َ َ َ ه‬
‫ها الذيْ َن َءا َم ُن ْوا َص ُّلواْ‬ ‫ُّ‬ ‫ي‬‫اأ‬ ‫ي‬ ‫النب ّي‪َ ،‬‬ ‫ِإن اّلِل وملا ِئكته يصلون على‬
‫ه‬
‫ِ‬
‫ِِ‬
‫ً‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ََ‬
‫‪.‬عل ْي ِه َو َس ِل ُم ْوا ت ْس ِل ْيما‬

‫ُ ََ َ َ ُّ‬ ‫ُ َ‬ ‫َه ُه َ ّ َ َ ُ َه َ َ َ‬
‫اّلِل تعالى ع ْن ك ِل‬ ‫آل محهم ٍد َو َر ِض َي‬ ‫ِ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫هللَا ص ِل على محم ٍد وع‬
‫َ َ‬
‫صح َاب ِة َر ُس ْو ِل اّلِلِ‬

‫‪73‬‬
‫‪Empat Langkah Lebih Dekat dengan Allah.‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫ُ‬ ‫َُ ُ‬ ‫ّ َْ ْ َ ه َ ْ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ ْ‬
‫ّلِل نح َمد ُه َون ْست ِعينه َون ْستغ ِف ُر ُه َونع ْوذ ِباّلِلِ ِم ْن ش ُر ْو ِر‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫ُ َ َ ُ ّ َُ ََ ْ ُ ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫ُْ َ َ َ ّ َ‬
‫ات أعماِلنا من يه ِد ِه اّلِل فلا م ِضل له ومن يض ِلل‬ ‫أنف ِسنا وسيئ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َفلاَ َهاد َي ل ُه أ ْش َه ُد أ ْن َلا إل َه إ ّلا ُ‬
‫اّلِل َوأ ْش َه ُد أ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬
‫َو َر ُس ْوله‬
‫َ‬
‫سيدنا ُم َح ّمد َو َعلى آله وأ ْص َحابه َو َمنْ‬
‫ّ‬ ‫َ ُ ّ َ ّ َ َ ّ ْ َ‬
‫ِِ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫هللَا صل وسلم على‬
‫َ‬
‫ّ ْ‬
‫ان ِإلى َي ْو ِم الدين‬ ‫َ َ ُ ْ ْ َ‬
‫‪.‬ت ِبعهم ِب ِإحس ٍ‬

‫‪74‬‬
َ ّ َ
ْ‫اّلِل َح ّق ُت َقات ِه َو َلا َت ُم ْو ُت ّن إ ّلا َوأ ْن ُتم‬
َ ‫َياأ ّي َها ال َذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ
َ
‫ُم ْس ِل ُم ْون‬

ُ َ ُ ّ َ
ْ‫اّلِل َو ُق ْول ْوا َق ْو ًلا َسد ْي ًدا ُي ْصل ْح لكم‬
َ ‫َياأ ّي َها الذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ ِ
َ َ ْ َ َ َُْ ُ ََ َ ْ َ ُ َُُْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ
ُ َ ْ
‫أعمالكم ويغ ِفرلكم ذنوبكم ومن ي ِط ِع اّلِل ورسوله فقد فاز‬ ْ ْ َ َ ْ

ً َ ً َ
‫ف ْوزا ع ِظ ْيما‬

Kaum muslimin rahimakumullah.

Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat


Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat
berkumpul disini menunaikan solat berjamah
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah
menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia.
Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu
berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput
kita.

75
1. Kita sebagai seorang Muslim Bersyukur kepada Allah
ta’ala.
Bagaimana mungkin seorang Muslim itu gelisah dan
tidak bahagia hidupnya. Padahal, nikmat Allah mengalir
dalam diri dan kehidupannya dengan begitu deras dan tak
pernah henti. Aidh Al-Qarni dalam bukunya La Tahzan
mengingatkan, “Ingatlah setiap nikmat yang Allah
anugerahkan kepada anda. Karena Dia telah melipatkan
nikmatNya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua
telapak kaki.”
Pesan tersebut memang patut kita renungkan. Karena
di dalam al-Qur’an Allah juga menegaskan bahwa nikmat
Allah terhadap diri kita tak bisa dihitung jumlahnya.
Artinya: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah
dapat kamu menghilangkannya. Sesungguhnya manusia itu,
sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Q.S.
Ibrahim 14:34).
Untuk itu, marilah kita berpikir dan merenung,
sungguh Allah sangat memuliakan hidup kita. Bahkan, jika
kita bersyukur sedikit saja misalnya, Allah sudah
menyediakan buat kita tambahan nikmat yang sangat luar

76
biasa. Sebaliknya, jika kita tidak bersyukur maka kehidupan
kita akan semakin sempit, susah dan sulit.

Artinya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami


akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat

pedih.” (Q.S. Ibrahim 14:7)

Jama’ah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah

2. Berprasangka Baik pada Allah Ta’ala


Siapa di muka bumi ini orang yang hidup tanpa
masalah? Semua orang memiliki masalah, tetapi Muslim
yang baik tidak akan resah karena masalah, meskipun
seolah-olah masalah itu sangat berat dan sangat membebani
kehidupannya.
Umumnya, orang sangat tidak mau dengan yang
namanya masalah. Tetapi mau tidak mau hidup pasti akan
berhadapan dengan masalah. Lantas bagaimana jika
masalah itu terasa seolah sangat menyiksa? tetap saja
berprasangka baik kepada Allah. Karena Allah mustahil
menzalimi hamba-Nya.

77
Artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia
amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah 2:216).
Terus bagaimana jika ternyata do’a yang kita
panjatkan kepada Allah ta’ala seolah tak kunjung
terkabulkan, tetaplah berprasangka baik dan jangan berhenti
berdoa kepadaNya.
Syeikh Ibnu Atha’illah dalam kitabnya “al-Hikam”
menuliskan bahwa, “Tidak sepatutnya seorang hamba
berburuk sangka kepada Allah akibat doa-doanya belum
dikabulkan olehNya. Dan sebaiknya bagi hamba, yang tidak
tahu apa yang akan terjadi atas dirinya esok hari, segera
melakukan introspeksi diri.”
Jika syukur dan husnudzon billah telah bisa kita
lakukan, tahap berikutnya adalah membuang jauh sifat buruk
sangka terhadap sesama. Karena buruk sangka terhadap
sesama tidak memberikan dampak apa pun kecuali diri kita
akan semakin terperosok dalam keburukan-keburukan. Oleh
karena itu Islam sangat melarang umatnya memelihara sifat
buruk tersebut.

78
Artinya: “Jauhilah oleh kalian berprasangka (kecurigaan),
karena sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta-
dustanya pembicaraan.” (HR. Bukhari).

Kemudian di dalam al-Qur’an, Allah menegaskan;

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah


kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari
prasangka itu adalah dosa.” (Q.S. Al-Hujurat 49:12).
Jadi, sangat rugi kalau kita sampai membiarkan
prasangka buruk bersarang dalam dada dan kepala kita.
Karena selain tidak memberi manfaat positif, tanpa kita
sadari, dosa kita justru terus bertambah dan hati kita semakin
buruk serta mental kita juga akan semakin jatuh,
naudzubillah.
Sebab menurut Dr. Ibrahim Elfiky dalam bukunya
“Quwwat Al-Tafkir” buruk sangka (berpikir negatif) adalah
candu. “Berpikir negatif adalah penyakit yang sangat
berbahaya. Ia candu seperti narkoba dan minuman keras,”
tulisnya.

Jama’ah Sholat Jum’at yang dimuliakan Allah

3. Sabar dalam Ikhtiar

79
Langkah berikutnya agar hidup kita senantiasa
bahagia adalah sabar dalam ikhtiar. Allah telah menetapkan
suatu ketetapan (hukum) dalam kehidupan ini, di antaranya
adalah hukum proses. Dimana sukses seseorang dalam hal
apapun tidak bisa dicapai secara instan, perlu waktu, kerja
keras, konsentrasi dan pengorbanan yang tidak sedikit.
Untuk itu, sabarlah dalam ikhtiar. Jangan berpikir
ingin cepat berhasil, apalagi kalau sampai menabrak rambu-
rambu syari’at. Lebih baik sabar, karena kalaupun hasil belum
tercapai, setidaknya jiwa kita tenang, dan keyakinan akan
pertolongan Allah akan datang semakin kuat.
Bahkan Allah akan senantiasa menyertai dan
mencintai kita karena kesabaran kita. Umar bin Khattab
berkata, “dengan kesabaran, kita tau makna hidup yang baik.
4. Tawakal kepada Allah
Akan tetapi, bagaimana jika ternyata harapan dari
upaya dan pengorbanan yang kita lakukan tidak
membuahkan hasil? tawakal saja kepada Allah. Karena yang
paling mengerti mana yang terbaik buat hidup kita hanyalah
Allah bukan diri kita sendiri. Oleh karena itu, perkuatlah
ketawakalan kita kepada Allah ta’ala.

80
Ibnu Hajar Al Asqalani berkata,“Tawakal yaitu
memalingkan pandangan dari berbagai sebab setelah sebab
disiapkan.” Artinya, sebab bukanlah penentu, tetapi Allah
yang Maha Menentukan.
Dengan empat langkah tersebut, insya Allah kita akan
selamat dari tipu daya setan dalam menjalani kehidupan
sementara di dunia ini. Bahkan Allah akan senantiasa
melindungi kita dan menambah kasih sayang-Nya kepada
kita bersebab kita memang berharap hanya kepadaNya
dengan selalu bersyukur, berprasangka baik terhadapNya
juga terhadap sesama, bersabar dan bertawakal.

َْ ُْ ُ َ
ْ
‫آن الع ِظي ِم‬ ْ
‫ر‬ ‫ق‬‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ْ
‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫و‬ ُ ‫ب َار َك‬,َ
َ ‫اّلِل ل ْي‬
ِ ِ ِ

َْ ْ ّ ُ
َ ‫و َن َف َعن ْي َوإهياك ْم ب َما ف ْي ِه م َن‬,َ
‫الذك ِر الح ِك ْي ِم‬ِ
َ ‫الآيات‬
‫و‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

َ ُ َُ ْ ُ
‫َو َت َقهب َل م ّن ْي َو ِم ْنك ْم تلاَ َو َت ُه إهن ُه ُه َو ه‬
ْ‫ أق ْول ق ْولي‬.‫الس ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم‬ ِ ِِ
ِ ِ
ُ ُ‫ه‬ َْ ْ َ ْ ُ ََ ْ َ ْ َْ َ َْ ْ َ َ َ
‫ ِإنه ه َو‬،‫استغ ِف ُر ْو ُه‬ ‫استغ ِف ُر اّلِل الع ِظيم ِلي ولكم ف‬ ‫هذا و‬
ْ
‫ال َغ ُف ْو ُر ه‬
‫الر ِح ْي ُم‬

Khutbah Kedua

81
‫ُ‬ ‫َُ ُ‬ ‫َّ ْ َ ْ َ َّ َ ْ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ ْ‬
‫ّلِل نح َمد ُه َون ْست ِعينه َون ْستغ ِف ُر ْه َونعوذ ِباّلِلِ ِم ْن ش ُر ْو ِر‬
‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اّلِل َفلاَ ُمض َّل ل ُه َو َمنْ‬
‫أ ْن ُفس َنا َو ِم ْن َس ّي َئات أ ْع َمال َنا‪َ ،‬م ْن َي ْهده ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫ُ ْ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ‬
‫اّلِل َوحد ُه لا ش ِر ْيك‬ ‫يض ِلل فلا ه ِادي له‪ .‬وأشهد أن لا ِإله ِإلا‬
‫َ ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ َ َ‬
‫له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‪ .‬والصلاة والسلام على‬
‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َّ َ ْ ُ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ َ‬
‫مح َّم ٍد َوعلى آ ِل ِه َوصح ِب ِه‪ .‬أما بعد؛‬

‫‪Kaum muslimin rahimakumullah‬‬

‫‪Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan, mudah-‬‬


‫‪mudahan bermanfaat, terutama bagi diri kami dan jama’ah‬‬
‫‪sekalian‬‬
‫‪Semoga kita tetap didalam golongan hamba-hamba‬‬
‫‪Allah yg soleh‬‬

‫ذاب ْال َق ْبر َومنْ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫َ ُ ُ َ ْ َ َ‬ ‫َ‬


‫ِ ِ‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫َ‬
‫‪،‬و‬ ‫م‬‫َ‬ ‫َ َ َّ‬
‫ن‬ ‫ه‬ ‫ج‬ ‫ب‬ ‫ذا‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ب‬ ‫ذ‬‫عو‬ ‫أ‬ ‫ّ‬
‫ني‬ ‫إ‬ ‫ا َّلل ُه َّ‬
‫ـم‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َّ َّ‬ ‫ْ ْ َ ْ‬ ‫ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ‬
‫سي ِح الدجا ِل‬ ‫ـن ِة ال َ‬
‫م‬ ‫ت‬‫ف‬ ‫ن‬ ‫م‬‫مات َِ‬
‫و‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِفتـن ِة المحيا والم ِ‬
‫َ َه‬ ‫َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ ْ َ َ َ ه‬
‫ها الذيْ َن َءا َم ُن ْوا َص ُّلواْ‬ ‫النب ّي‪َ ،‬ياأيُّ‬ ‫ِإن اّلِل وملا ِئكته يصلون على‬
‫ه‬
‫ِ‬
‫ِِ‬
‫ََْ َ َ ُّ ْ َْ ْ ً‬
‫‪.‬علي ِه وس ِلموا تس ِليما‬

‫‪82‬‬
‫ُ ََ َ َ ُّ‬ ‫ُ َ‬ ‫َه ُه َ ّ َ َ ُ َه َ َ َ‬
‫اّلِل تعالى ع ْن ك ِل‬ ‫آل محهم ٍد َو َر ِض َي‬‫ِ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫هللَا ص ِل على محم ٍد وع‬
‫َ‬
‫ْ َ َْ‬ ‫َ َ‬
‫‪.‬صح َاب ِة َر ُس ْو ِل اّلِلِ أجم ِعين‬

‫َ ُْْ َْ َ ُْْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬


‫َْ ْ‬
‫َ‬ ‫ُْ ْ‬ ‫َه ُه ْ‬
‫هللَا اغ ِف ْر ِللمس ِل ِمين والمس ِلم ِ‬
‫ات‪ ،‬والمؤ ِم ِنين والمؤ ِمن ِ‬
‫ات‬

‫ات‬ ‫ْالأَ ْح َياء م ْن ُه ْم َو ْالأَ ْم َ‬


‫و‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬

‫ً‬ ‫َه ُ َ َ ْ َه َ ًّ َ ْ ُ ْ َ ّ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ‬
‫اطل با ِطلا‬ ‫ه‬
‫هللَا أ ِرنا الحق حقا وارزقنا ِاتباعه‪ ،‬وأ ِرنا الب ِ‬
‫ُْ َ ْ َ ُ‬
‫‪َ .‬و ْارزقنا اج ِتن َابه‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َه َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ُ ّ ه َ ُه َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ه َ‬
‫اجنا وذ ِرياتِنا قرة أعي ٍن واجعلنا ِللمت ِقين‬
‫ربنا هب لنا ِمن أزو ِ‬

‫ِ‪.‬إ َم ًاما‬

‫َ َ َ ًَ َ َ َ َ َ ه‬ ‫ُّ ْ َ َ َ َ ً َ‬ ‫َ‬ ‫َه َ‬


‫اب الن ِار‬ ‫الآخر ِة حسنة و ِقنا عذ‬
‫‪.‬ربنا آتِنا ِفي الدنيا حسنة و ِفي ِ‬

‫ُ ْ َ َ َ ّ َ َ ّ ْ ه َه َ ُ ْ َ َ َ ٌَ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ‬
‫سبحان ر ِبك ر ِب ال ِعز ِة عما ي ِصفون‪ ،‬وسلام على المرس ِلين‬

‫َْ َ َ‬ ‫َْ ُ ه‬
‫ّلِل َر ِ ّب العال ِم ْين‬
‫َ‪.‬والح ْمد ِ ِ‬

‫‪83‬‬
‫‪Keistimewaan orang taqwa‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫ُ‬ ‫َُ ُ‬ ‫ّ َْ ْ َ ه َ ْ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ ْ‬
‫ّلِل نح َمد ُه َون ْست ِعينه َون ْستغ ِف ُر ُه َونع ْوذ ِباّلِلِ ِم ْن ش ُر ْو ِر‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫ُ َ َ ُ ّ َُ ََ ْ ُ ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫ُْ َ َ َ ّ َ‬
‫ات أعماِلنا من يه ِد ِه اّلِل فلا م ِضل له ومن يض ِلل‬ ‫أنف ِسنا وسيئ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َفلاَ َهاد َي ل ُه أ ْش َه ُد أ ْن َلا إ َله إ ّلا ُ‬
‫اّلِل َوأ ْش َه ُد أ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬
‫َو َر ُس ْوله‬
‫َ‬
‫سيدنا ُم َح ّمد َو َعلى آله وأ ْص َحابه َو َمنْ‬
‫ّ‬ ‫َ ُ ّ َ ّ َ َ ّ ْ َ‬
‫ِِ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫لى‬ ‫ع‬ ‫هللَا صل وسلم‬
‫َ‬
‫ّ ْ‬
‫ان ِإلى َي ْو ِم الدين‬ ‫َ َ ُ ْ ْ َ‬
‫‪.‬ت ِبعهم ِب ِإحس ٍ‬

‫‪84‬‬
َ ّ َ
ْ‫اّلِل َح ّق ُت َقات ِه َو َلا َت ُم ْو ُت ّن إ ّلا َوأ ْن ُتم‬
َ ‫َياأ ّي َها ال َذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ
َ
‫ُم ْس ِل ُم ْون‬

ُ َ ُ ّ َ
ْ‫اّلِل َو ُق ْول ْوا َق ْو ًلا َسد ْي ًدا ُي ْصل ْح لكم‬
َ ‫َياأ ّي َها الذيْ َن آ َم ُن ْوا ّات ُقوا‬
ِ ِ ِ
َ َ ْ َ َ َُْ ُ ََ َ ْ َ ُ َُُْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ
ُ َ ْ
‫أعمالكم ويغ ِفرلكم ذنوبكم ومن ي ِط ِع اّلِل ورسوله فقد فاز‬ ْ ْ َ َ ْ

ً َ ً َ
‫ف ْوزا ع ِظ ْيما‬

Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah,


Marilah kita bersyukur kehadirat Allah SWT, atas segala
limpah samudera kenikmatan yang tercurah kepada kita.
Teriring sholawat dan keselamatan semoga Allah SWT
senantiasa limpahkan kepada junjungan kita Rasulullah
Muhammad SAW.
Marilah kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kepada
Allah SWT, sepanjang waktu dan di setiap tempat. Semoga kelak
kita dipanggil Allah SWT dengan iman dan takwa yang terpatri
dalam sanubari kita, aamiin.
Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah,
Allah SWT menggariskan bahwa kemuliaan seseorang
dihadapan-NYA tidak dilihat seberapa kekayaannya, sebagus

85
apa raut wajahnya atau setinggi apa kekuasaan dan pangkatnya.
Tetapi seberapa derajat ketakwaannya kepada Allah SWT,
sebagaimana firman Allah:
َ
ً‫اس اهنا َخ َل ْق ٰن ُك ْم ّم ْن َذكر هو ُا ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُش ُع ْوبا‬ ‫ٰٓ َ ُّ َ ه‬
ُ ‫الن‬ ‫يايها‬
ٍ ِ ِ
َ
َ َ ٰ ‫ه َ َ َ َ َ َ ُ ْ ه ْ َ َ ُ ْ ْ َ ٰ َْ ٰ ُ ْ ه‬
‫اّلِل ع ِل ْي ٌم‬ ‫اّلِل اتقىكمۗ ِان‬ ِ ‫وقب ۤاىِٕل ِلتعارفوا ِان اكرمكم ِعند‬
َ
‫خ ِب ْي ٌر‬

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan


kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat ayat 13).
Dari ayat diatas jelas dipahami bahwa kemuliaan
seseorang tidak dilihat jenis kelaminnya, laki atau perempuan,
apa bangsanya serta dari suku apa ia berasal karena semua itu
semata-mata atas pemberian Allah. Bukan didapat melalui usaha
yang dilakukan manusia. Kemuliaan manusia dihadapan Allah
dilihat dari kualitas ketakwaannya kepada Allah yang itu dapat
dicapai melalui usaha yang dilakukan manusia. Orang bertakwa

86
adalah orang yang selalu berhati-hati menjaga tutur kata dan
laku.
Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah,
Kata takwa secara bahasa berarti terpeliharanya diri
untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi
segala larangan-Nya.

Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar, menjelaskan takwa dari


kata wiqayah yang berarti memelihara. Yaitu memelihara
hubungan baik dengan Allah SWT, jangan sampai terperosok
kepada perbuatan yang tidak diridhoi dan memelihara segala
perintah-Nya agar dapat dijalankan. Memelihara kaki jangan
terperosok ke tempat yang penuh lumpur atau duri.
Orang yang bertakwa adalah orang yang selalu berhati-
hati menjaga setiap tutur kata dan laku perbuatannya dari setiap
hal yang dilarang atau dimurkai Allah. Pada saat yang sama
setiap perbuatan yang dilakukan menjadikan Allah ridha
kepadanya.
Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah,
Ada beberapa indikator untuk mengukur derajat
ketakwaan kita masing-masing, sebagaimana firman Allah:

87
ُ َ َ ‫َ ٰ َ ْ َ ْ َ ّ ُ ْ َ َه َ ْ ُ َ ه‬ ُ
‫اوات‬ ‫َو َس ِارعوا ِإلى مغ ِفر ٍة ِمن ر ِبكم وجن ٍة عرضها السم‬
ُ
َ ‫َ ْ َ ْ ُ ه ْ ْ ُه‬
‫والأرض أ ِعدت ِللمت ِقين‬

Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari


Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi
yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (QS. Ali
Imran ayat 133)

َ َْ َ َ ْ َْ َ َ ْ َ ‫ه ه َ هه‬ َ ُ ُْ َ ‫ه‬
‫اظ ِمين الغيظ والع ِافين‬
ِ ‫ال ِذين ين ِفقون ِفي السر ِاء والضر ِاء والك‬
َ ْ ْ ُ ُ‫َ ه‬ ‫َ ه‬
‫يح ُّب ال ُمح ِس ِنين‬
ِ ‫اّلِل‬ ‫اسۗ و‬
ِ ‫ع ِن الن‬

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),


baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.“(QS. Ali Imran
ayat 134).
Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah,
Menurut ayat diatas, setidaknya ada empat indikator
orang bertakwa, yaitu:

88
Pertama, orang bertakwa adalah orang yang memiliki
jiwa sosial tinggi. Ia suka menafkahkan hartanya, baik ketika
sedang berlimpah maupun dalam situasi yang sulit. Tidak
menunggu kaya agar dapat berinfaq, dalam situasi yang serba
terbatas, bahkan kekurangan sekalipun ia berusaha untuk
menyisihkan sebagian riski yang dimiliki untuk dinafkahkan di
jalan Allah.

Kedua, indikator orang bertakwa adalah memiliki


kemampuan untuk menahan diri, mengendalikan hawa nafsu,
terutama ketika dalam keadaan marah. Marah adalah salah satu
sifat dasar manusia, terutama karena suatu sebab yang
mendorongnya untuk marah. Tetapi orang bertakwa mampu
menahan diri untuk tidak marah, meskipun ia memiliki sebab
untuk marah.
Ketiga, tanda orang bertakwa berikutnya adalah mudah
memaafkan kesalahan orang lain. Meminta maaf atas kesalahan
yang kita perbuat kepada orang lain itu sulit, tapi jauh lebih sulit
memaafkan kesalahan orang lain kepada kita. Apalagi kalau
orang tersebut tidak pernah merasa bersalah dan meminta maaf
kepada kita.

89
Keempat, orang bertakwa adalah orang yang berbuat
ihsan, yaitu melakukan kebaikan melebihi apa yang seharusnya
diberikan. Misalkan ongkos parkir sepeda motor 2000 rupiah.
ihsan berarti berbuat baik dengan memberikan lebih dari
seharusnya, yaitu diberikan 4000 rupiah kepada petugas
parkirnya.
Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah,

Begitu beratnya menjadi orang bertakwa, Allah SWT


menjanjikan keutamaan yang sangat besar, salah satunya
sebagaimana firman Allah SWT :

َ
ً َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ ‫َ َ ْ َه ه‬
‫ومن يت ِق اّلِل يجعل له مخرجا‬

Terjemahnya: …dan barangsiapa bertakwa kepada Allah


niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (QS. At Talaq
ayat 2)

َ َْ َ ُ ْ َ ُ ُْ
‫ۚ َو َي ْرزقه ِم ْن حيث لا يحت ِس ُب‬

90
Artinya: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-
sangkanya (QS. At Talaq ayat 3)
Dari ayat tersebut, Allah SWT memberikan karunia yang
luar biasa bagi orang yang bertakwa, yaitu memberikan jalan
keluar dari segala macam persoalan kehidupan. Setiap manusia
dalam kehidupannya pasti dihadapkan oleh permasalahan-
permasalahan kehidupan.
Allah SWT memberikan jaminan apabila yang
menghadapi masalah adalah orang yang bertakwa, maka Allah
memberikan jalan keluarnya. Termasuk apabila yang dihadapi
terkait masalah ekonomi, maka Allah akan memberikannya
rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka datangnya.
Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah,
Itu adalah balasan Allah bagi orang bertakwa di dunia,
sementara dalam kehidupan di akhirat Allah menjanjikan
sebagaimana firman-Nya :

َ ‫َه‬ َ ‫ه ْ ُه‬
‫ات َون َه ٍر‬
ٍ ‫ن‬ ‫ج‬ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ ‫ِإن المت ِق‬
‫ين‬

َ ْ َ َ ْ ْ َ ْ َ
‫يك ُمقت ِد ٍر‬
ٍ ‫ِفي مقع ِد ِصد ٍق ِعند م ِل‬

91
‫‪Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di‬‬
‫‪dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang‬‬
‫‪disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa. (QS. Al-Qamar ayat 54-‬‬
‫)‪55‬‬
‫‪Demikian keutamaan yang akan diperoleh bagi orang-‬‬
‫‪orang yang bertakwa.‬‬

‫َْ‬ ‫ُْ‬ ‫َ ُ‬
‫ْ‬
‫آن الع ِظي ِم‬ ‫ْ‬
‫ر‬ ‫ق‬‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ْ‬
‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫‪َ ,‬ب َار َك ُ‬
‫اّلِل ل ْي َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬

‫َْ‬ ‫ّ ْ‬ ‫ُ‬
‫‪,‬و َن َف َعن ْي َوإهياك ْم ب َما ف ْي ِه م َن َ‬
‫الذك ِر الح ِك ْي ِم‬ ‫َ‬
‫ات و ِ‬
‫ِ‬ ‫الآي‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬

‫ْ‬ ‫َ َ َه َ ّ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ ُ ه ُ ُ َ ه ْ ُ ْ َ ْ ُ َ ُ ْ ُ َ‬
‫وتقبل ِم ِني و ِمنكم ِتلاوته ِإنه هو الس ِميع الع ِليم‪ .‬أقول قوِل ْي‬
‫هُ ُ‬ ‫َ َْ ْ َ ْ ََ ُ ْ َ ْ َْ‬ ‫َ َ َ ْ َْ‬
‫استغ ِف ُر ْو ُه‪ِ ،‬إنه ه َو‬ ‫استغ ِف ُر اّلِل الع ِظيم ِلي ولكم ف‬ ‫هذا و‬
‫ْ‬
‫الرح ْيمُ‬ ‫ال َغ ُف ْو ُر ه‬
‫ِ‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َّ ْ َ ْ َ َّ َ ْ َ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ُ‬


‫ّلِل نحمده ونست ِعينه ونستغ ِفره ونعوذ ِباّلِلِ ِمن شرو ِر‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اّلِل َفلاَ ُمض َّل ل ُه َو َمنْ‬
‫أ ْن ُفس َنا َو ِم ْن َس ّي َئات أ ْع َمال َنا‪َ ،‬م ْن َي ْهده ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬

‫‪92‬‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ُ ْ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ‬
‫يض ِلل فلا ه ِادي له‪ .‬وأشهد أن لا ِإله ِإلا اّلِل وحده لا ش ِريك‬
‫َ ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ َ َ‬
‫له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‪ .‬والصلاة والسلام على‬
‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َّ َ ْ ُ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ َ‬
‫مح َّم ٍد َوعلى آ ِل ِه َوصح ِب ِه‪ .‬أما بعد؛‬

‫‪Kaum muslimin rahimakumullah‬‬

‫‪Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan,‬‬

‫‪mudah-mudahan bermanfaat, terutama bagi diri kami‬‬

‫‪dan jama’ah sekalian. Semoga kita tetap didalam‬‬

‫‪golongan hamba-hamba Allah yang soleh‬‬

‫ذاب ْال َق ْبر َومنْ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫َ َ َّ‬ ‫َ ُ ُ َ ْ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ‬


‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬
‫ِ ِ‬ ‫اللهـم ِإ ِني أعوذ ِبك ِمن عذا ِب جهنم‪،‬و ِمن ع ِ‬
‫َّ َّ‬ ‫ْ ْ َ ْ‬ ‫ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ‬
‫سي ِح الدجا ِل‬ ‫ـن ِة ال َ‬
‫م‬ ‫ت‬‫ف‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫مات َ‬
‫و‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِفتـن ِة المحيا والم ِ‬
‫َ َه‬ ‫َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ ْ َ َ َ ه‬
‫ها الذيْ َن َءا َم ُن ْوا َص ُّلواْ‬‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬
‫ِإن اّلِل وملا ِئكته يصلون على النبي‪ ،‬ياأي‬
‫ه‬
‫ِ‬
‫ِِ‬
‫ً‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ََ‬
‫‪.‬عل ْي ِه َو َس ِل ُم ْوا ت ْس ِل ْيما‬

‫ُ ََ َ َ ْ ُّ‬ ‫ُ َ‬ ‫َه ُه َ ّ َ َ ُ َه َ َ َ‬
‫آل محهم ٍد َو َر ِض َي اّلِل تعالى عن ك ِل‬‫ِ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫هللَا ص ِل على محم ٍد وع‬
‫َ‬
‫ْ َ َْ‬ ‫َ َ‬
‫‪.‬صح َاب ِة َر ُس ْو ِل اّلِلِ أجم ِعين‬

‫‪93‬‬
‫َ ُْْ َْ َ ُْ ْ َ‬ ‫َه ُه ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ َ‬
‫ات‬
‫ِ‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ن‬‫ي‬‫ن‬‫ِ‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ؤ‬‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫ات‬
‫هللَا اغ ِفر ِللمس ِل ِمين والمس ِل ِ‬
‫م‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ُ ْ َ‬ ‫ْ َْ‬
‫ات‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫الأحي ِاء ِمنهم والأمو ِ‬

‫ً‬ ‫َه ُ َ َ ْ َه َ ًّ َ ْ ُ ْ َ ّ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ‬
‫اطل با ِطلا‬ ‫ه‬
‫هللَا أ ِرنا الحق حقا وارزقنا ِاتباعه‪ ،‬وأ ِرنا الب ِ‬
‫ُْ َ ْ َ ُ‬
‫َ‪.‬و ْارزقنا اج ِتن َابه‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َه َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ُ ّ ه َ ُه َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ه َ‬
‫اجنا وذ ِريا ِتنا قرة أعي ٍن واجعلنا ِللمت ِقين‬
‫ربنا هب لنا ِمن أزو ِ‬

‫ِ‪.‬إ َم ًاما‬

‫َ َ َ ًَ َ َ َ َ َ ه‬ ‫ُّ ْ َ َ َ َ ً َ‬ ‫َ‬ ‫َه َ‬


‫اب الن ِار‬ ‫الآخر ِة حسنة و ِقنا عذ‬
‫‪.‬ربنا آتِنا ِفي الدنيا حسنة و ِفي ِ‬

‫َ‬ ‫َ َ َ ْ‬ ‫ُ َ‬ ‫َه‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬


‫ُس ْبحان َر ِ ّبك َر ِ ّب ال ِعهز ِة عما َي ِصف ْون‪َ ،‬و َسلا ٌم على ال ُم ْر َس ِل ْين‬

‫َ َْ ْ ُ ه َ ّ ْ َ َ ْ َ‬
‫ّلِل ر ِب العال ِمين‬
‫والحمد ِ ِ‬
‫َ‬
‫ه ََٰ‬
‫أ ِق ِم ٱلصلوة‬

‫‪94‬‬
‫‪Jadilah manusia terbaik‬‬

‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬


‫َ‬ ‫َ ْ َ ُ َ‬ ‫َ ْ َ َّ‬ ‫ْ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ََ َ‬ ‫َْ ْ ُ‬
‫ال كالفخ ِار وأحظاه ِبجو ِار ِه‬ ‫ألحمد ّلِلِ خلق أدم ِبي ِد ِه ِمن صلص ٍ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ َ ُُ ُ ْ َ َُ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َ َ ُ َ َ َ ُ ْ ُ َ َّ ْ َ ْ َ ْ‬
‫وأسجد له مل ِائكة المقر ِبين الأطه ِار أحمده سبحانه على ِنع ِم‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ ْ َ َ ْ َ ُ ْه َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ َ َ ْ ُ ُُ َ َ ُ ََ‬
‫ال ِغز ِار وأشكره على متر ِاد ِف فض ِل ِه ال ِمدر ِار وأشهد أن لا ِاله‬
‫َ‬ ‫َ َ‬
‫ك ل ُه وأ ْش َه ُد أ َّن َس ّي َد َنا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ‬ ‫ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ‬ ‫َّ‬
‫ِ‬ ‫ي‬‫ر‬‫ِ‬ ‫اش‬ ‫ل‬ ‫ه‬‫د‬‫اح‬ ‫و‬ ‫اّلِل‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ِإ‬
‫َ‬
‫َ َ ُ ْ ُ ُ َّ ُ َّ َ ّ َ َ ّ ْ َ َ َ ّ َ ُ َ َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ‬
‫ورسوله أللهم ص ِل وس ِلم على س ِي ِدنا محم ٍد وعلى الِ ِه واصح ِاب ِه‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ُ َ ْ ُ ُ ّ ْ َ َ َ َّ َ ه َ ْ ُ َ َ ُّ َ‬ ‫َ‬ ‫َّ ْ َ ْ َ‬
‫الرجس وطهر أما بعد‪ ،‬فيا آيها‬ ‫ال ِذين أذهب اّلِل عنهم ِ‬
‫َ َ َ ه ُ‬
‫اعت ِه ل َعلكمْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ ْ َ ُ ْ ْ ُ ْ َه َ َْ‬
‫اضرون أو ِصيكم و ِإياي ِبتقوى اّلِلِ وط ِ‬ ‫الح ِ‬

‫‪95‬‬
‫َ َ َ ُه ه‬
ُ َ ُ ‫ُ ْ ُ ْ َ َ َ ُّ َ ه َ َ ُ ه ُ ه َ َ ه‬
‫ يا أيها ال ِذين آمنوا اتقوا اّلِل حق تق ِات ِه ولا تموتن ِإلا‬.‫تف ِلحون‬
َ
َ ْ‫ه‬ ‫ه‬ َ ْ َ ‫َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ َ َ َ َه ُ َ ه‬
‫ وتزودوا ف ِإن خير الزا ِد التقوى‬،‫وأنتم مس ِلمون‬

Hadirin jamaah shalat Jumat as’adakumullah,

Ketundukan alam semesta terhadap manusia diceritakan


langsung oleh sang pemilik alam, Allah subhanahu wata’ala
dalam al-Qur’an:

ْ َْ ْ ْ َ َ ْ ُْ َ َْ ‫ه‬ ُ َ ‫َ َ َ َه ٰ ه‬
‫اّلِل َسخ َر لكم ما ِفى الار ِض والفلك تج ِري ِفى البح ِر‬
ْ ْ َ ‫ال ْم ت َر ان‬
َ
َ ٰ ‫الس َم ۤا َء ا ْن َت َق َع َع َلى ْال َا ْرض اهلا با ْذنهۗ اهن‬
‫اّلِل‬ ‫ك ه‬ ُ َُْ
‫س‬ ‫م‬ ‫ي‬‫و‬ ۗ
‫ه‬ ‫ر‬ ‫م‬ْ ‫ب َا‬
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ
ٌ ْ ‫ه‬ ٌ ْ ُ ََ ‫ه‬
)٦٥( ‫اس لرءوف ر ِحيم‬ ِ ‫ِبالن‬

Artinya:”Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah


menundukkan bagimu (manusia) apa yang ada di bumi dan kapal
yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan
(benda-benda) langit agar tidak jatuh ke bumi, melainkan dengan
izin-Nya? Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang
kepada manusia.” (QS Al-Hajj [22]: 65).

Satu kata yang menjadi fokus bahasan dalam ayat ini


adalah kata “tunduk”. Dalam KBBI, kata tunduk berarti
menghadapkan wajah ke bawah, condong ke depan dan ke

96
bawah (tentang kepala); melengkung ke bawah (tentang malai
padi); takluk; menyerah kalah.
“Sakhkhara” pada ayat tersebut artinya menundukkan.
‫ه‬
Muhamma Yunus mengartika ‫ َسخ َر‬dengan memaksa kerja tanpa

upah.
Dari beberapa pengertian tersebut setidaknya
mengandung satu pemahaman bahwa Allah menciptakan
manusia dengan potensi melebihi potensi yang dimiliki makhluk
lainnya. Dengan dengan demikian mereka takluk, kalah,
menyerah, dan hormat kepada manusia.
Mahasuci Allah yang telah menciptakan manusia di atas
yang lain. Hal ini juga disebutkan dalam surah at-Tin ayat 4:
َْ َ ْ َ َ ْ َ َْ َ ْ ََ
)٤( ‫لقد خلقنا الإن َسان ِفي أحس ِن تق ِو ٍيم‬

Artinya “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam


bentuk yang sebaik-baiknya” (QS At-Tin[95]: 4).

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Banyak yang berpendapat bahwa kelebihan manusia di


atas makhluk lainnya adalah karena potensi akal dan berpikir,
bahkan Allah sendiri telah menobatkan manusia menjadi
khalifah fi al-ardh (pemimpin bumi).

97
َ
ً َ َ ْ ‫ك ِل ْل َملائكة إنّي َجاع ٌل في‬
)٣٠( ‫الأر ِض خ ِليفة‬
َ ُّ َ َ َ ْ َ
‫و ِإذ قال رب‬
ِ ِ ِ
ِِ ِ

Artinya “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para


Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi” (QS Al-Baqarah [2]: 30).

Berbeda dengan pendapat para sufi, mereka


berpendapat yang menjadi titik unggul manusia dibanding
lainnya adalah:
Pertama, menurut Ibnu Arabi adanya kesempurnaan
manusia sebagai lokus penampakan nama-nama (asma’) dan
sifat-sifat Tuhan. Manusia disebutkan sebagai ciptaan terbaik
sebagaimana ditegaskan dalam surah Shad ayat 75

َ َ
َ َْْ َ ْ ‫َ َ َ ْ ُ َ َ ََ َ ْ َْ ُ َ َ َ َْ ُ َ َه‬
‫قال يا ِإب ِليس ما منعك أن تسجد ِلما خلقت ِبيدي أستكبرت‬
َ
َ َْ َ َ ْ ُ ْ
)٧٥( ‫أم كنت ِمن العالِ ين‬

Artinya: Allah berfirman: “Hai Iblis, Apakah yang menghalangi


kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua
tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu
(merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?” (QS Shaad
[38]: 75).

98
Kalimat “Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku” dalam
ayat tersebut menunjukkan betapa istimewanya manusia. Dalam
diri manusia terdapat pantulan semua asama Allah sedangkan
makhluk lainnya hanya sebagian saja.

Kedua, Sayyed Hossein Nasr menyebutkan manusia


sebagai satu-satunya makhluk teomorfis atau makhluk
eksistensialis yang dapat naik turun martabatnya di hadapan
Tuhan. Senada dengan pendapat tersebut al-Jilli melihat
manusia sebagai makhluk paripurna atau insan al-kamil.
Manusia paripurna inilah disebut dengan khalifah yang
sesungguhnya.

Bahkan menurut Ibnu Arabi manusia yang tidak sampai


pada derajat kesempurnaan adalah binatang yang menyerupai
manusia, dan tidak layak menyandang predikat khalifah.
(Nasaruddin Umar, Tasawuf Modern, Jakarta: Republika,
hal. 94).

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Penjelasan tersebut menjadi motivasi penting bagi


manusia agar senantiasa menyadari akan kesempurnaan dirinya,

99
mengembangkan dan memelihara agar kelak kembali kepada
berada dalam kondisi sebagaimana awal penciptaannya.

Teringat satu pertanyaan jamaah dalam sebuah acara


kepada Prof. Quraish Shibab, tentang manusia terbaik. Beliau
menjawab bahwa manusia terbaik adalah manusia yang dapat
menjalankan apa-apa yang menjadi tujuan ia diciptakan.

ُ ْ َّ ْ ْ ْ ُ َْ َ
)٥٦( ‫الجهن َوالإن َس ِإلا ِل َيع ُبد ْو ِن‬ ََ
ِ ‫وما خلقت‬

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia


melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS
Adz-Dzariyat[51]: 56).

Konsep manusia terbaik dalam hadits Nabi Muhammad


shallallahu’alaihi wasallam adalah orang yang bermanfaat bagi
lainnya:

« : ‫ قال رسول اّلِل صلى اّلِل عليه وسلم‬: ‫عن جابر قال‬
َُ ُْ ََ ُ ََْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ََ ُ َ ْ ُ َ ُ ََْ ُ ْ ُ
،‫ ولا يؤلف‬، ‫ ولا خير ِفيمن لا يألف‬، ‫المؤ ِمن يألف ويؤلف‬
َ
‫َْ ُ ُ ْ ه‬ ‫َ َ ُْ ه‬
‫اس »ـ‬ِ ‫اس أنفعهم ِللن‬ ِ ‫وخير الن‬

100
Artinya: Dari Jabir, ia berkata,”Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, ‘Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak
ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan
sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi
manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Maka di akhir khutbah pada kesempatan kali ini, khatib


mengajak kepada jamaah, marilah kita selalu berusaha untuk
menjadikan diri ini tetap istimewa sebagaimana awal penciptaan
dan menjadikannya bermanfaat untuk diri dan orang lain serta
seluruh makhluk Allah di muka bumi ini.

ْ ُ ََ ْ ْ ُ َ
‫ َونف َع ِني َو ِإهياك ْم ِب َما ِف ْي ِه ِم ْن َآي ِة َوذِك ِر‬،‫آن ا َلع ِظ ْي ِم‬ ْ ‫َب َار َك اّلِل لي َولك ْم فى ا ُلق‬
‫ر‬
ِ ِ ِ

ْ َ ُ ْ ُ َ َ ُ ْ َ ُ ْ ‫ْ َ ْ َ َ َه َ ُ ه َ ْ ُ ْ َ َ َ ُ َ ه ُ ُ َ ه‬
‫ وأقول ق ِولي‬،‫الح ِكي ِم وتقبل اّلِل ِمنا ومِ نكم ِتلاوته و ِإنه هو الس ِميع الع ِليم‬

َ َ ُ ُ‫َ َ َ ْ َْ ُ َ َ َْه‬
‫الغ ُف ْو ُر ه‬
‫الر ِح ْيم‬ ‫هذا فأستغ ِفر اّلِل الع ِظيم ِإنه هو‬

101
‫‪Khutbah II‬‬

‫َْ ُ َ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُّ ْ ُ َ ُ َ َ َ‬ ‫َ َْْ ُ‬


‫لى ت ْو ِف ْي ِق ِه َواِ ْم ِتنا ِن ِه ‪َ .‬وأش َهد أن لا ِال َه‬ ‫لى ِإ ْح َسا ِن ِه والشكر له ع‬
‫ّلِل َع َ‬
‫الحم ِ‬
‫د‬

‫ه ُ َ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َُ ََ ْ َ ُ ه‬
‫أن َس ّي َد َنا ُم َحهم ًدا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلهُ‬
‫ِ‬ ‫ِإلا اّلِل واّلِل وحده لا ش ِريك له وأشهد‬

‫َ‬
‫هللَا َص ّل َع َلى َس ّي ِد َنا ُم َحهم ٍد و َع َلى َا ِل ِه َوأ ْص َحاب ِه َو َس ّلمْ‬
‫إلى ر ْض َوا ِن ِه ‪ُ .‬ه‬
‫َ‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫الد ِاعى ِ‬

‫تَ ْسل ْي ًما ِك ْ‬


‫ثي ًرا‬ ‫ِ‬

‫َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ ه َ َ َ ْ َ ُ ْ َه‬ ‫َه َ ْ ُ َ َ َ ُّ َ ه ُ ه ُ‬
‫أما بعد فيا ايها الناس ِاتقوا اّلِل ِفي ما أمر وانتهوا عما نهى واعلموا أن‬

‫َ‬ ‫َ‬
‫عالَى إهن َ‬
‫ََ َ َ َ‬ ‫َ ُ ْ‬ ‫َ‬ ‫اّلِل أ َم َر ُك ْم ب َأ ْمر َب َدأ ف ْيه ب َن ْفسه َو َث َ‬
‫َ‬
‫اّلِل‬ ‫ِ‬ ‫ت‬ ‫ال‬ ‫ق‬‫و‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫س‬ ‫د‬ ‫ق‬ ‫ب‬ ‫ه‬
‫ِ‬
‫ِ ِ ِ ِ ِ‬‫ت‬‫ك‬‫ئ‬ ‫لآ‬‫م‬ ‫ب‬ ‫ى‬‫ـن‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٍ‬

‫ّ‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ ه‬ ‫َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ ْ َ َ َ ه‬


‫لى الن ِبى يآ ايُّ َها ال ِذيْ َن آ َم ُن ْوا َصل ْوا َعل ْي ِه َو َس ِل ُم ْوا‬ ‫وملآ ِئكته يصلون ع‬

‫َ‬ ‫ُ ََْ َ َ ّْ َ َ َ‬ ‫ُه َ ّ َ َ َ ّ َ ُ َه َ ه‬ ‫تَ ْسل ْي ً‬


‫آل َس ِّي ِدنا‬
‫ِ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫اّلِل‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫د‬
‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫د‬‫ِ‬ ‫ي‬
‫ِ‬ ‫س‬ ‫ى‬‫ل‬ ‫ع‬ ‫ل‬‫ِ‬ ‫ص‬ ‫هللَا‬ ‫ا‪.‬‬‫م‬ ‫ِ‬

‫َ َ ُ ُ َ َ َ َ ْ ُ َ ه ْ َ َ ْ َ ُّ ه َ ْ ُ َ َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َُ‬
‫هللَا ع ِن الخلف ِاء‬ ‫محهم ٍد َو َعلى ان ِبيآ ِئك ورس ِلك وملآ ِئك ِة المقر ِبين وارض‬

‫‪102‬‬
‫َ‬
‫الراشد ْي َن أبى َب ْكر َو ُع َمر َو ُع ْث َمان َو َعلى َو َع ْن َبقهية ه‬
‫الص َح َابة َو ه‬
‫التابع ْينَ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ه ِ ِ‬

‫ْ َ‬ ‫َ َ ْ ّ ْ َ ْ َ َه‬ ‫التابع ْي َن َل ُه ْم با ْح َ‬
‫ه‬ ‫ََ‬
‫ض عنا َم َع ُه ْم ِب َرح َم ِتك َيا‬ ‫الدي ِن وار‬
‫ان ِالىيو ِم ِ‬
‫ٍ‬ ‫س‬ ‫ِِ‬ ‫وت ِاب ِعي ِ ِ‬

‫َ‬
‫أ ْر َ‬
‫اح ِم ْي َن‬
‫ِ‬ ‫ه‬
‫الر‬ ‫َ‬
‫م‬ ‫ح‬

‫َْ ُ ْ َْ َْ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ْ‬ ‫ْ ْ َْ ْ ْ َ‬ ‫َ ُه ْ‬
‫يآء ِمن ُه ْم‬‫ات الاح‬ ‫هللَا اغ ِف ْر ِلل ُمؤمِ ِنين َوا ُلمؤ ِمن ِ‬
‫ات والمس ِل ِمين والمس ِلم ِ‬

‫ْ‬ ‫ُه َ ه ْ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ ه ّ َ ْ ْ‬ ‫ْ ََْ‬


‫الش ْرك َوا ُلمش ِر ِك ْي َن َوان ُص ْر‬ ‫َوالامو ِ‬
‫ات هللَا أ ِعز ا ِلإسلام والمس ِل ِمين وأ ِذل ِ‬

‫َ َ َ ْ‬ ‫ْ ُ ْ‬ ‫َ َ َ ْ َُ ّ هَ َ ْ ُ ْ َْ َ َ َ ّ‬
‫الديْ َن َواخذل َم ْن خذل ا ُلم ْس ِل ِم ْي َن َو‬
‫ِعبادك المو ِح ِدية وانصر من نصر ِ‬

‫لا َء َو ْا َلوبَاءَ‬
‫ُه ْ َ ْ َ ه ْ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َّْ ََْ َ ّْ َ ْ َ َ َ َ ََْ ّ‬
‫الدي ِن‪ .‬هللَا ادفع عنا الب‬
‫الدي ِن واع ِل ك ِلما ِتك ِإلى يوم ِ‬
‫د ِمر أعداء ِ‬

‫َ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َْ ْ‬ ‫َ ه َ َ ْ‬
‫الزلا ِزل َوا ِلم َح َن َو ُس ْو َء ا ِلفتن ِة َوا ِلم َح َن َما ظ َه َر ِمن َها َو َما َب َط َن ع ْن َبل ِدنا‬‫و‬

‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ ُ َْ ْ ُ ْ َْ ه ً‬ ‫ه ً ََ‬ ‫ُْ ْ ه‬


‫عآمة َيا َر هب ا َلعال ِم ْي َن‪َ .‬ربهنا‬ ‫ان المس ِل ِمين‬
‫ِاندو ِني ِسيا خآصة وسا ِئ ِر البلد ِ‬

‫َ َ َ َ‬
‫الن ِار‪َ .‬ربهنا ظل ْمنا‬
‫اب ه‬‫الد ْن َيا َح َس َن ًة َوفى ْالآخ َرةِ َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬
‫ُّ‬ ‫َ‬
‫آ ِتنا ِفى‬
‫ِ‬ ‫ِ‬

‫‪103‬‬
‫ّلِل ! إهن َ‬ ‫َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ َه َ ْ َ ْ َ َ َ‬
‫اّلِل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ا‬‫اد‬ ‫انفسنا واإن لم تغ ِفر لنا وترحمنا لنكونن ِمن الخ ِاس ِرين‪ِ .‬عب‬

‫َْ ُ ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ُ ْ َ ََْ َ َ ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ُ ْ َ ْ َ ْ‬


‫تآء ِذي القربى وينهى ع ِن الفح ِ‬
‫شآء والمنك ِر‬ ‫ان و ِإي ِ‬ ‫ُ‬
‫يأمر ِبالعد ِل وا ِلإحس ِ‬

‫ْ ُ‬ ‫ْ ُ ُ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ َ ه ُ َ َه َ ْ ُ‬ ‫ْ ْ‬
‫اّلِل ا َلع ِظ ْي َم َيذك ْرك ْم َواشك ُر ْو ُه‬ ‫َوا َلبغي َي ِع ُظك ْم ل َعلك ْم تذك ُر ْون َواذك ُروا‬

‫َ‬ ‫ْ ُ َ ْ‬
‫ّلِل أ ْك َبرْ‬ ‫َع َ‬
‫لى ِن َع ِم ِه َي ِزدك ْم َول ِذك ُر ا ِ‬

‫‪104‬‬
‫‪Menjaga Pandangan dan Lisan‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬
‫َُ ُ‬ ‫َ َ ُْ ُ َ َْ‬ ‫ه ْ َْ َ ّ َْ ُ‬
‫ّلِل نح َمد ُه َو ن ْست ِعينه َو ن ْستغ ِف ُر ُه‪َ ،‬و نع ْوذ ِباّلِلِ ِم ْن‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫َ‬
‫ُ َ َ ُ َه ُ‬ ‫َُْ َ َ ْ َ ّ َ َ ْ َ َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ور أنف ِسنا و ِمن س ِيئا ِت أعم ِالنا‪ .‬من يه ِد اّلِل فلا مضل له‪،‬‬ ‫ُ ُ‬
‫شر ِ‬
‫َ ْ َُ َ‬ ‫َ َُ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ‬ ‫ْ ْ َ َ َ‬
‫َو َم ْن ُيض ِلل فلا ها ِدي له‪ .‬أشهد أن لا ِإله ِإلا اّلِل وحده لا‬
‫ُ ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫هللَا َص ّل َو َس ّلمْ‬ ‫ك ل ُه‪َ ،‬و أ ْش َه ُد أهن ُم َح َم ًدا َع ْب ُد ُه َو َر ُسول ُه‪ُ .‬ه‬ ‫ش ِر ْي‬
‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ٰ‬ ‫َ ُ‬
‫ْ َ َْ ه َْ ُ‬ ‫َ ْ‬ ‫لى َنب ّينا م َحهمد َو ع َ‬ ‫َو َبار ْك َع َ‬
‫لى ا ِل ِه َو صح ِب ِه أجم ِعين‪ .‬أما بعد‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫ْ ُ ْ ََّ َ َْ‬ ‫ُ‬
‫َ َ ْ َ َ ُه ُ َ‬ ‫َ َ َ‬
‫المتق ْون‬ ‫اي ِبتق َوى اّلِلِ فقد فاز‬ ‫فيا ِع َباد اّلِلِ ‪ .‬أ ِصيكم وإي‬

‫‪105‬‬
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimani wa
Rahimakumullah

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa


memberikan seluruh nikmatnya kepada kita semua, yang
mustahil kita bisa menghitungnya. Dengan kenikmatan tersebut
kita dapat menjalankan perintah dan menjauhi laranga-Nya.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah dan limpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimani wa


Rahimakumullah

Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat Al-Balad


ayat 8-10:
َ
َ ‫َ َ َ َٰ ُ ه‬ َ َ َ َ ٗ َ َ َ َ ُ‫َ َ َ ه‬
‫وهديۡنه ٱلنجۡدي ِۡن‬, ‫و ِلسانا وشفتي ِۡن‬, ‫ألمۡ نجۡعل لهۥ عيۡني ِۡن‬

Artinya: “Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah


mata, lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan
kepadanya dua jalan” (Al-Balad [90]: 8-10).

Melalui ayat ini kita dapat melihat kisah Fudhoil ketika


membaca ayat ini. Betapa tidak, dia menangis dikarenakan
nikmat Allah SWT yang sungguh besar, yaitu nikmat penglihatan
yang dapat digunakan untuk memandang keindahan ciptaan
Allah swt. Nikmat lisan dan bibir yang dapat digunakan
berbicara, berinteraksi dalam kehidupan sosial.

106
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimani wa
Rahimakumullah
َ
َ َ ُ‫َ َ َ ه‬
(‫) ألمۡ نجۡعل ل ۥه عيۡني ِۡن‬

Melalui kedua mata yang Allah SWT berikan kepada


manusia agar mereka dapat menggunakan kenikmatan tersebut
dengan sebaik-baiknya. Allah SWT memberikan salah satu
kenikmatan terbesar yaitu penglihatan yang bertujuan agar
manusia dapat melihat kekuasaan Allah dan keagungan-Nya.
Setelah melihat keagungan Allah SWT melalui segala
penciptaan-Nya, manusia dapat berfikir secara jernih, bahwa
Allah SWT lah satu satunya Dzat yang harus disembah, sehingga
melalui penglihatan tersebut dapat bertambahlah keimanan
seorang hamba untuk tetap bertaqarub (mendekatkan diri)
kepada Allah SWT.
Melalui penglihatan yang baik akan dicerna oleh akal
yang baik juga, sehingga muncullah hati yang baik. Ketika hati
seorang hamba sudah baik, maka akan baiklah segala amal
perbutannya. Maka, jika kita menginginkan hati kita baik atau al-
Qalb as-Salim (hati yang selamat), maka mulaillah mensyukuri
nikmat Allah SWT berupa penglihatan untuk melihat kebaikan

107
dan kekuasaan Allah SWT. Bukan malah menggunakan nikmat
penglihatan untuk melihat hal-hal yang diharamkan Allah
SWT atau melihat segala keburukan orang lain.

Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimani wa


Rahimakumullah

َ َ َ ٗ
(‫)و ِل َسانا َوشفتي ِۡن‬,
َ

Melaui lisan dan kedua bibir kita dapat berbicara dan


berinterkasi kepada sesama dalam menjalani kehidupan sosial.
Tujuan Allah SWT memberikan kenikmatan lisan dan kedua bibir
adalah agar hamba-Nya berbicara yang baik-baik.
Melalui kenikmatan lisan dan bibir kita dapat
menyampaikan melalui pembicaraan yang baik. Selain itu, tujuan
terbesar Allah SWT memberikan kenikmatan ini adalah agar
melalui lisannya manusia dapat berdzikir dan senantiasa
menyebut nama Allah SWT.
Melalui lisannya, manusia dapat berdakwah dijalan Allah
SWT, mengajak kepada yang makruf dan meninggalkan yang
munkar. Melalui lisannya manusia dapat saling menasehati akan
kebenaran.

108
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimani wa
Rahimakumullah

َ ‫َ َ َٰ ُ ه‬
(‫) َوهديۡنه ٱلنجۡدي ِۡن‬,

kemudian Allah SWT menunjukan kepada manusia dua


jalan, yaitu jalan kebaikan dan jalan keburukan, yang hak dan
yang bathil. Allah SWT telah memberikan kepada manusia
nikmat yang begitu besar yaitu kedua mata yang digunakan
untuk melihat kekuasaan Allah SWT dan lisan serta kedua bibir
yang digunakan untuk berbicara yang baik-baik.
Maka, dari kedua kenikmatan tersebut manusia telah
dituntun oleh Allah SWT untuk senantiasa bersyukur. Melalui
penglihatan, lisan, bibir, hati dan akal fikiran, manusia benar-
benar sebagai ahsanu kaamilin atau ahsanu taqwim (manusia
yang sempurna).
Manusia yang mendapatkan julukan sebagai makluk
sempurna adalah mereka yang menyakini dan beriman kepada
Allah SWT, menjalankan fungsi akal, hati, mata, bibir dan lisan
sebagaimana mestinya. Tentu menjalankan semua perintah
Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW.
Dengan demikian Allah SWT memberikan petunjuk dua
jalan kebaikan dan keburukan. Dengan mensyukuri nikmat Allah

109
SWT, tentu kita sebagai manusia yang beriman dan bertakwa
akan memililih jalan yang baik sebagaimana Allah SWT berikan
kenikmatan hati dan akal untuk menentukannya.

Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimani wa


Rahimakumullah

Melaui kedua mata, lisan dan kedua bibir juga akan


terlihat akhlak kita. Akhak yang baik tentunya tidak berbicara
yang buruk dan menyakiti hati sesama muslim serta tidak
melihat hal-hal yang buruk.
Maka, ketika kita menjaga mata, lisan dan kedua bibir
adalah termasuk kita berbuat baik kepada diri kita sendiri dan
berbuat baik kepada orang lain. Inilah yang diajarkan oleh Islam.
Sebagai hamba yang beriman, inilah kewajiban kita untuk
senantiasa mejaga mata, lisan dan kedua bibir dengan
senantiasa bersyukur kepada Allah swt.

ُ َ َ
َْ ْ ُ َ َ ْ َ َ ُ َْ ْ َ َ َ ْ َ ُْ ُ
‫أقول قوِلي هذا وأستغ ِفر اّلِل ِلي ولكم و ِلس ِائ ِر المس ِل ِمين‬
َ َ ُ ُ َّ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ
َ ‫الغ ُف ْو ُر‬ َ ْ ُ َ
‫الر ِح ْي ُم‬ ‫ات فاستغ ِفروه ِإنه هو‬ِ ‫والمس ِلم‬

110
Khutbah Kedua
َ َ َ ْ
ُ‫ َا ْش َه ُد َا ْن َلا ال َه اهلا اّلِل َو ْح َده‬.‫َال َح ْم ُد ّلِل َح ْم ًدا كث ْي ًرا ك َما َا َم َر‬
ِ ِ ِ
َ َ َ
ُ‫ َو َا ْش َه ُد َاهن ُم َحهم ًدا َع ْب ُده‬.‫ك ل ُه ا ْر َغ ًاما ل َم ْن َج َح َد َو ك َف َر‬ َ َ
‫لا ش ِر ْي‬
ِ ِ
ْ ُ
َ‫هللَا َص ّل و‬ ‫َه‬ ْ ُ
‫ ُه‬.‫َو َر ُس ْول ُه َو َحب ْي ُب ُه َو َخل ْيل ُه َس ّي ُد الإنْس َو ال َب َشر‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ً َ ‫ه‬ َ ْ َ َ َ َ َ ُ َ َ ْ ّ
‫َس ِل ْم َو َب ِارك على محهم ٍد َو على الِ ِه َو اصح ِاب ِه َو َسل َم ت ْس ِل ْيما‬
َ
‫ك ِث ْي ًرا‬

Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimani wa


Rahimakumullah

Marilah kita tetap meningkatkan keimanan dan


ketaqwaan kita kepada Allah SWT, semoga dengan Allah SWT
memberikan dua kenikmata terbesar, nikmat penglihatan dan
berbicara kita dapat semakin bersyukur dan bertambah
keimanan serta dengan kedua nikmat tersebut kita menjadi
orang-orang yang berakhlak mulia. Karena kedua nikmat
tersebut harus benar-benar kita jaga dan kita syukuri. Marilah
kita tundukkan sejenak kepada kita dan kita hadapkan wajah kita

111
‫‪kepada Allah SWT untuk memohon ampun dan pertolongan-‬‬
‫‪Nya.‬‬
‫َ َ ُ ُ َ ه َ َ َ ه ْ َ َ َ ه ْ َ َ ُ َ ُّ‬ ‫إهن َ‬
‫لائكته يصلون على ال ِنب ّي يا أيُّها ال ِذين آمنوا صلوا‬ ‫ِ‬ ‫اّلِل َو َم‬ ‫ِ‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫َ َ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ َ ْ َ َ ّ ُ ْ َ ْ ْ ً ه ُ ه َ ّ َ َ ُ َه َ َ َ‬
‫آل محهم ٍد كما‬ ‫ِ‬ ‫ى‬‫ل‬ ‫علي ِه وس ِلموا تس ِليما‪ .‬أللهم ص ِل على محم ٍد وع‬
‫َ ه َ َ ٌ َ ٌ‬ ‫َ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ه‬
‫يم‪ِ ،‬إنك ح ِم ْيد ِمج ْيد‪.‬‬ ‫اه‬ ‫َْ‬ ‫َصل ْي َت َعلى إ ْب َ‬
‫آل ِإبر ِ‬
‫ِ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫يم‬‫ه‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اه ْي َم‬ ‫ر‬ ‫َو َبار ْك َعلى ُم َحهم ٍد َو َعلى آل ُم َحهم ٍد‪ ،‬ك َما َب َارك َت َعلى إ ْب َ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ه َ َ ٌ َ ٌ‬ ‫َ‬
‫اه ْي َم ِإنك ح ِم ْيد ِمج ْيد‬ ‫ر‬ ‫َ‪.‬و َعلى آل إ ْب َ‬
‫ِ ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َ َّ َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ُ ّ َّ َ ُ َّ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َّ َ‬
‫اجنا وذ ِريا ِتنا قرة أعي ٍن واجعلنا ِللمت ِقين‬ ‫ربنا هب لنا ِمن أزو ِ‬

‫ِإ َم ًاما‬

‫ُّ ْ َ َ َ َ ً َ ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ‬ ‫َ‬ ‫َ َّ َ‬


‫آخر ِة حسنة و ِقنا عذاب الن ِار‬
‫ربنا آتِنا ِفي الدنيا حسنة و ِفي ال ِ‬

‫َ َ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ َ‬ ‫ُ َ َ َ َ ُ َ‬ ‫َ َّ‬
‫وم ْن ت ِبع ُه ْم‬ ‫اّلِل على ن ِب ِّينا مح َّم ٍد َوعلى آ ِل ِه َوصح ِب ِه‬ ‫َوصلى‬
‫ّ ْ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫ان ِإلى يو ِم الدين‬ ‫ْ َ‬
‫ِب ِإحس ٍ‬
‫َ‬
‫َ ّ َْ َ َْ‬ ‫َْ ْ ُ‬ ‫َ ْ َ‬
‫آخ ُر دع َوانا أ ِن الحمد ّلِل ر ِب العال ِمين‬ ‫َ‬
‫و ِ‬

‫‪112‬‬
RIWAYAT HIDUP

Fadli Nur Rohim lahir di Ponorogo tanggal


25 Juli 1997. Anak ke lima dari bersaudara,
pasangan bapak Jemikun dan Ibu Jeminah.
Riwayat pendidikan penulis masuk di TK/BA
‘Aisyiyah jali 2005, pada tahun yang sama
penulisan melanjutkan pendidikan SD
Negeri 2 Mrican lulus 2011.
Setelah lulus dari SD, penulis melanjutkan pendidikan lagi
ke Mts Ma’arif Klego kecamatan Jenangan, alhamdulillah lulus
pada tahun 2014. Kemudian pada tahun 2014 penulis
melanjutkan di MA Muhammadiyah 1 Ponorogo yang lulus pada
tahun 2017. Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai
Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Ponorogo di Fakultas
Agama Islam dengan Program Studi Pendidikan Agama Islam.

113

Kumpulan khutbah ini adalah jauh daripada
sempurna, masukan dan kritikan dan penyempurnaan,
sangatlah kami harapkan, sehingga jauh lebih sempurna lagi,
baik dari materi dan tata bahasanya. Akhimya mudah-
mudahan buku kumpulan khutbah ini, bisa bermanfaat bagi
kita semua dan kita semua yang senantiasa mendapat
keridhoanNya.
Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan,
sesuatu yang baik yang kita lakukan adalah akan kembali
siapa yang melakukan kebaikan itu, begitu juga sebaliknya,
kejelekan yang dilakukan akan kembali kepada pelakunya,
karena setiap diri akan mempertanggung jawabkan apa yang
dia kerjakan. Semoga kita senatiasa dalam kesehatan dan
ridho dan petunjuknya.

Fadly Nur Rohim, S.Pd

CV. SINERGI KARYA MULIA


Jl. Batoro Katong No. 15 Cokromenggalan
Ponorogo, Jawa Timur, 63411
Telpon/WhatsApp : +68881326373
E-Mail : skmcopycenter@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai