Publisher :
Telpon/WhatsApp: 08881326373
E-Mail : rvsmart2021@gmail.com
ii
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
(pengadaban) terhadap mereka mutlak diperlukan demi
terwujudnya generasi Rabbani, pejuang, khaira ummah
, para penyeru kebaikan, pencegah kemungkaran, serta
penegak kebaikan.
iii
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
menjadi generasi Rabbani. Di dalam buku ini pula
dipaparkan secara singkat berbagai kisah-kisah Islami
yang sangat bermanfaat dalam mendidik pola pikir
anak.
Thoyyibatur Rufiah S. S.
iv
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Daftar Isi
Pengantar Penulis ..................................................... ii
Daftar Isi ................................................................... v
Bagian Satu
Nasehat Untuk Ayah & Bunda .................................. 1
Membangun Rumah Tangga Surgawi ..................... 7
Tanggung Jawab Pendidikan ................................. 12
Bagian Dua
Meneladani Rasulullah Menjadi Orang Tua .............. 17
Suri Tauladan Yang Baik ....................................... 21
Bersikap Adil ........................................................ 26
Menunaikan Hak Anak .......................................... 29
Bagian Tiga
Ajarkan Cinta Kepada Anak ...................................... 35
Hakikat Cinta ....................................................... 37
Tahapan Mengajarkan Cinta ................................. 40
Membentuk Aktivitas Ibadah ................................. 49
Mengajarkan Sholat ......................................... 50
Melatih Anak Berpuasa .................................... 56
Melatih Anak Membayar Zakat ......................... 60
Mengajarkan Haji ............................................ 63
Bagian Empat
Tanamkan Akhlak Mulia ........................................... 65
v
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Adab Kepada Orang Tua ........................................ 67
Adab Kepada Guru ................................................ 70
Adab Bertamu dan Meminta Izin ........................... 73
Adab Makan .......................................................... 76
Adab Berpakaian ................................................... 79
Adab Tidur ............................................................ 84
Jujur Dalam Ucapan ............................................. 86
Amanah ................................................................ 92
Tanggung Jawab ................................................... 95
Hidup Bersih ......................................................... 97
Pemaaf .................................................................. 98
Menundukkan Pandangan ................................. 102
Bagian Lima
Tumbuhkan Cinta Al-Qur’an & Ilmu ...................... 105
Cinta Al-Qur’an .................................................. 113
Keutamaan Menghafal Al-Qur’an ................... 113
Pahala Bagi Orang Tua ................................. 115
Tahapan Mengajarkan Al-Qur’an ................... 117
Cinta Ilmu ........................................................ 123
Tahapan Cinta .............................................. 124
Menceritakan Kisah Para Ulama ................... 132
Imam Malik bin Anas ra ........................... 132
Imam Syafi’i ............................................ 135
Ibnu Sina ................................................ 140
vi
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Imam Abu Hanifah .................................. 142
Said Nursi ............................................... 147
Penutup
Mari Memupuk Niat ...................................... 152
Tentang Penulis ..................................................... 154
Daftar Pustaka ....................................................... 155
vii
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Bagian 1
-Salim A. Fillah-
2
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
ِ ْ َوِم ْن ُك ِل َشي ٍء َخلَ ْقنَا َزْو َج
ْي لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُرو َن ْ
“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasang supaya
3
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Rasulullah Shallalallahu ‘alaihi wasallam
memberikan tuntunan bagi kita semua, sebagaimana
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
1
Salim A. Fillah, Lapis-Lapis Keberkahan (Yogyakarta: Pro-U
Media, 2014), hal. 415.
4
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Islam adalah agama yang adil, dalam
menentukan hak dan kewajiban secara berimbang,
bukan hanya dalam lingkup rumah tangga tetapi
juga dalam setiap permasalahan yang ada. Islam juga
telah menentukan hukum yang berkenaan dengan
umatnya dalam penepatanya secara adil dan
proposional. Karena setiap hamba mempunyai hak
dan kewajiban yang sama.
5
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
hidup dunia dan akhirat seraya berharap petunjuk
dan ridha dari Allah Swt.
6
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
menyatukan dua keluarga, dua masyarakat dan dua
budaya. Karenanya rumah tangga membutuhkan
komponen yang saling menopang untuk sebuah
tujuan yang mulia dikemudian hari.
2
Khalifi Elyas Bahar, Akibat-Akibat Fatal Durhaka Kepada
Istri (Yogyakarta: Diva Press, 2013), hal. 177.
7
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
kebahagiaan hakiki. Menggapai keluarga surgawi
tak lengkap rasanya jika tidak menyusuri jejak-
jejak luar biasa kisah rumah tangga Nabi. Inilah
beberapa cerminan rumah tangga nabi;3
3
Mahmud Budi Setiawan, “Mendesain Rumah Tangga
Surgawi,” diakses 2 November 2020,
https://www.hidayatullah.com/kajian/jendela-
keluarga/read/2018/12/07/156128/mendesain-rumah-tangga-
surgawi.html.
8
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Di dalam Al-Qur’an, sering kali kata
iman kepada Allah diiringi secara langsung
dengan keimanan kepada hari akhir. Keimanan
kepada Hari Akhir (akhirat) ini menunjukkan
pentingnya orientasi akhirat.
Dari kehidupan berkeluarga Nabi
Muhammad SAW, segenap potensi, daya,
tenaga, dan pikiran beliau dipersembahkan
untuk kepentingan akhirat.
Sebenarnya, Beliau SAW mampu
menjadi seorang yang kaya raya, mengingat di
samping kepiawaiannya berdagang dengan
jujur, istrinya Khadijah juga seorang wanita
hartawan.
Akan tetapi, seluruh kekayaan
didedikasikan untuk kegiatan dakwah yang
terarah pada akhirat. Maka ketika suatu saat
Aisyah cemburu dan mengatakannya sebagai
wanita tua renta, Nabi tersinggung dan
menyatakan bahwa dia tidak ada gantinya,
karena selama hidupnya, Khadijah abdikan
dirinya untuk perjuangan Nabi dan Islam
bahkan seluruh hartanya habis digunakan
untuk kepentingan dakwah Islam.
9
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Oleh karena itu, keluarga dengan desain
surgawi akan mengukur kebahagiaan,
kesenangan, dan suka citanya dengan
timbangan akhirat.
Maka, jika keluarga sudah didesain
menjadi keluarga surgawi yang berorientasi
menuju kebahagiaan di akhirat, segenap
aktivitas yang dilakukan di dalam keluarga
akan senantiasa mengarah dan berkisar pada
urusan surgawi.
3. Menanamkan Nilai Positif Para Penghuni Surga
Di dalam al-Qur’an, banyak sekali
penjabaran mengenai sifat-sifat positif
penghuni surga. Sebagaimana gambaran al-
Qur’an, penduduk surga memiliki nilai-nilai
positif yang perlu diteladani di dalam surah al-
Waqi’ah ayat yang ke 25-26.
Penduduk surga itu tidak mengatakan
sesuatu yang sia-sia dan dosa. Yang dikatakan
selalu mengandung keselamatan, kesejukan
dan kedamaian.
Surah al-Hijr ayat 47 menyebutkan
bahwa penduduk surga itu bukanlah orang
pendengki, sebab sifat itu dicabut dari dada
10
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
mereka, mereka pun rukun bersaudara. Bila ini
diterapkan di dalam kehidupan berkeluarga
berumah tangga, maka dampak yang
dihasilkan akan besar.
Penduduk surga juga memiliki ciri-ciri
yang bisa diteladani bagi yang menginginkan
rumah tangga yang bernilai surgawi. Misalnya,
bertakwa kepada Allah, rajin berinfak baik
ketika kondisi susah maupun lapang, pandai
menahan (mengontrol) amarah, mudah
memaafkan, ketika berbuat zalim atau maksiat
segera ingat dan bertaubat kepada Allah SWT
serta tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Hal ini telah Allah SWT jelaskan dalam surah
ali Imran ayat 133-135.
Jika nilai-nilai itu bisa diterapkan dalam
rumah tangga, maka keluarga sedang
mendesain mahligainya dengan desain
Surgawi.
4. Sarana Mengabdi Kepada Allah
Hal ini sebagai realisasi dari surah adz-
Dzariyat ayat 56, bahwa misi penciptaan
manusia di dunia adalah beribadah atau
mengabdi kepada Allah SWT. Inilah misi utama
11
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
seorang manusia sebagai hamba Allah SWT,
yakni menjadikan setiap aktifitas
kehiduapanya bernilai ibadah dihadapan Allah
swt.
Oleh karena itu, ciri rumah tangga
Surgawi selanjutnya adalah menjadikan
segenap aktivitas hidupnya dalam landasan
pengabdian kepada Allah SWT. Pergaulan,
interaksi, pekerjaan, kegiatan sosial, aktivitas
kesehariannya diniatkan sebagai pengabdian
kepada Allah SWT.
5. Mendesain Dengan Akhlak Mulia
Ahmad meriwayatkan Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam pernah bersabda,
“Sesuatu yang paling banyak
memasukkan seseorang ke dalam Surga adalah
takwa kepada Allah dan akhalak yang mulia
dan sesuatu yang paling banyak memasukkan
seseorang ke dalam neraka adalah mulut dan
kemaluan.” (HR. Ahmad, Baihaqi).
12
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Dari pembahasan tadi jelaslah bahwa,
yang dimaksud dengan rumah tangga yang di
desain dengan desain Surgawi adalah yang
menjadikan iman, orientasi akhirat, transfer
nilai ahli surga ke dalam keluarga, pengabdian
kepada Allah dan akhlak mulia sebagai desain
atau rancangan perencanaan untuk membina
rumah tangga.
4
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Propethic Parenting:
Cara Nabi Mendidik Anak (Yogyakarta: Pro-U Media, 2010), 47.
13
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
tersebut membentuk pribadinya sesuai dengan
apa yang ia lihat dari orang tuanya.
Sebagai orang tua, pasti telah menyadari
bahwa hakikat seorang anak adalah sebuah
amanah yang Allah SWT berikan. Hatinya suci
seperti mutiara yang murni. Kemudian apabila Ia
dibiasakan dengan kebaikan maka Ia akan
bertumbuh kearah kebaikan, dan apabila Ia
dibiasakan dalam kelalaian maka ia pun akan
tumbuh kearah kebinasaan.
Dari sinilah hakekat tanggungjawab
pendidikan itu diberikan bersamaan dengan
karunia Allah SWT berupa seorang anak. Allah
SWT memilih keluarga untuk menerima amanah
berupa anak yang kemudian baik dan buruknya
anak menjadi tanggungjawab kedua orang tuanya.
Tanggungjawab orang tua terhadap pendidikan
terhadap anak melekat sampai anak itu dewasa.
Namun, saat ini banyak sekali orang tua
yang lupa akan tanggungjawabnya terhadap
pendidikan anaknya, sehingga tak sedikit orang
tua yang menjadikan sekolah sebagai tumpuan
satu-satunya bagi pendidikan anak-anaknya.
Bahkan, tidak sedikit yang melepaskan tugas
14
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
mendidik anak setelah memasukkan anak ke
sekolah. Segala sesuatunya diserahkan kepada
sekolah.5
Ibarat sekolah adalah tempat laundry,
yaitu apabila datang membawa baju kotor, maka
cukup membayar dan kemudian mendapatkan
baju yang bersih dan rapi. Walaupun, akhirnya
banyak orang tua yang kecewa dengan pihak
sekolah, manakala hasilnya tidak sesuai dengan
yang diharapkan.
Rasulullah bersabda,
“Setiap anak dilahirkan di atas fitrahnya.
Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya
Yahudi, Majusi, atau Nasrani” 6
Oleh karena itu, orang tua adalah unsur
terpenting dalam tumbuh kembang anaknya.
Maka, sebuah kebinasaan apabila orang tua tidak
memberikan perhatian dalam pendidikan sejak
anak dalam kandungan hingga terlahir dan
bertumbuh di dunia.
Pendidikan adalah hak anak atas kedua
orang tuanya, bukan sebuah pemberian maupun
5
Harry Santosa, Fitrah Based Education (Bekasi: Yayasan
Cahaya Mutiara Timur, 2018), 389.
6
Suwaid, Propethic Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak,
245.
15
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
pilihan. Maka orang tua tidak boleh terlepas dari
tanggung jawab tersebut dengan mendelegasikan
kepada lembaga maupun orang lain. 7
7
Santosa, Fitrah Based Education, 340.
16
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
pesan-pesan sebelum tidur. Beliau melatih anak-
anaknya untuk Qiyamul Lail.
Sebagai orang tua, teruslah untuk
memuhasabah diri. Terutama mengevaluasi niat
dalam mendidik anak. Hendaknya orang tua
senantiasa ikhlas dan semata-mata mengharap
ridha Allah SWT dalam menjalankan amanah
pendidikan ini. Juga senantiasa berusaha
mendidik anak sesuai dengan metode yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dengan
demikian, segala aktivitas yang dilakukan akan
bernilai ibadah dan berkah. InsyaaAllah.
17
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Bagian 2
Meneladani Rasulullah
Sebagai Orang Tua
18
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Jadilah orang tua yang asyik,
Bukan mendidik dengan cara klasik,
Jadilah orang tua yang cerdas,
Bukan mendidik dengan keras
-Merry Riana-
19
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
ِ والَّ ِذين ي ُقولُو َن ربَّنَا َهب لَنَا ِمن أَ ْزو
اجنَا َ ْ ْ َ ََ َ
ْي إِ َم ًاما ِ ْي واجعلْنَا لِل ِ
ُ َ ْ َ ٍ ُ َوذُ ِرََّّيتنَا قُ َّرةَ أَ ْع
َ ْمتَّق
“Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami,
anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertakwa”
20
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi
Allah-lah pahala yang besar" (QS Al-Anfal: 28).
21
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Begitupun kalau Nabi SAW datang
mengunjunginya, Fatimah bangkit menyambut
ayahnya, diciuminya dengan penuh kasih sayang,
seraya dipersilakan ayahnya duduk di sebelahnya.
22
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
mereka lahir dari rahim Siti Khadijah. Putra
pertama beliau bernama Qasim, yang meninggal
dunia saat berusia dua tahun lantaran sakit. Tak
lama setelah Qasim, lahirlah Abdullah. Namun,
Abdullah juga wafat saat masih berusia balita.8
8
Suwaid, Propethic Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak, hal.
222.
9
Martin Lings, Muhammad: Kisah HIdup Nabi Berdasarkan
Sumber Klasik, Terjemahan: Qomarudin SF (Jakarta: Serambi, 2016),
hal. 40.
23
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Setelah beliau diangkat menjadi utusan
Allah SWT, anak-anaknya pun kian patuh dan
berbakti. Mereka memahami betul bahwa perintah
ayahnya berasal dari wahyu Rabb. Sebagai contoh,
ketika diperintahkan untuk hijrah mengikuti
suaminya, Utsman bin Affan, ke Habasyah,
Rukayyah menjalani dengan setulus hati dan
kesabaran. Anak-anak Nabi SAW juga tegar saat
menyertai dakwah Islam yang penuh rintangan
selama di Makkah pada masa pra-hijrah ke Yastrib
(Madinah). Mental yang kuat itu ditunjang oleh
keyakinan tauhid yang mengakar di dalam
sanubari mereka.10
10
Suwaid, Propethic Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak,
hal. 46.
24
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
putri Nabi SAW sering mengikuti kajian yang
diselenggarakan di Masjid Nabawi.
25
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Tampak bahwa Rasulullah SAW mengoreksi
perilaku anaknya tanpa perlu berkata kasar,
marah-marah, apalagi sampai menggunakan
kekerasan fisik. Di sisi lain, Fatimah sebagai
anaknya juga memiliki kepekaan terhadap
suasana hati orang tuanya. Mengapa bisa
demikian? Menurut Azizah Hefni, Fatimah sejak
kecil dididik oleh ayahnya untuk bersikap patut.
Seorang anak hendaknya sejak dini dibimbing
untuk memilah dan memilih perbuatan yang baik,
bermanfaat, dan adil. Bila seorang anak sudah
terbiasa memiliki rasa malu untuk berbuat salah,
maka harapannya di tengah masyarakat nanti dia
akan enggan melakukan segala hal yang
bertentangan dengan norma-norma.
26
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Dikisahkan oleh Ibnu Umar, sebagaimana
riwayat Bukhari, Rasulullah SAW sedang bersama
sekelompok orang dewasa. Di tempat yang sama,
ada juga Ibnu Umar yang kala itu masih anak-
anak. Nabi SAW lantas mengajak mereka,
termasuk Ibnu Umar, untuk bermain tebak-
tebakan.
Bersikap Adil
27
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Sebab hal tersebut mampu menjadikan benci, dan
melampiaskan bencinya secara liar.
Seperti kisah saudara-saudara Yusuf11,
ketika mengetahui sang bapak lebih sayang
kepada salah satu anaknya, kemudian
menganggap sang bapak telah melakukan
kesalahan yang tak termaafkan. Hal ini Allah SWT
ceritakan dalam surat Yusuf ayat 8,
“Yaitu ketika mereka berkata:
"Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya
(Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada
kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan
(yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam
kekeliruan yang nyata”
11
Suwaid, hal. 146.
28
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Demikianlah mereka membuat makar
terhadap saudara kecil mereka yang belum baligh
dan tidak memiliki salah, hanya sebab sang bapak
memperlihatkan sikap diskriminatif yaitu
mencintai Yusuf daripada saudara-saudaranya.
Kedengkian telah menimbulkan tipu daya,
oleh karena itu sebanyak apapun nasehat yang
dilontarkan orang tua kepada anak, tidak akan
menghasilkan apapun selama orang tua belum
mampu bersikap adil, menyamaratakan dalam
pemberian, baik pemberian material maupun
spiritual.
Rasulullah SAW telah menjelaskan secara
gamblang kepada umatnya tentang suatu kaidah
agung dalam pencapaian ketaatan anak kepada
orang tuanya yaitu bersikap adil dan menyamakan
pemberian. Sebagaimana diriwayatkan dari
Bukhari dan Muslim dari Nu’man bin Basyir ra.,
bahwa bapaknya membawanya menghadap
Rasulullah SAW dan berkata, “Sesungguhnya aku
akan memberikan seorang budak kepada anakku
ini”, Rasulullah SAW bersabda,
“Apakah seluruh anakmu engkau beri
pemberian yang sama?”, dia menjawab, “Tidak”,
29
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Rasulullah bersabda, “Jangan engkau persaksikan
aku dalam kejahatan”, kemudian beliau
melanjutkan, “Apakah engkau mau kalau sikap
berbakti anakmu sama?”, dia menjawab, “Ya”,
Beliau bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah dan
berlakulah adil kepada anak-anakmu”.
Dalam riwayat Daruquthni, disebutkan
bahwasana Rasulullah SAW bersabda “Orang
sepertiku tidak akan bersaksi atas hal itu.
Sesungguhnya Allah suka apabila kalian bersikap
adil kepada anak-anak kalian sebagaimana Allah
suka apabila kalian bersikap adil terhadap diri
kalian”.
Asy Syaikh Abdul Ghani an-Nabulsi
mengatakan bahwa tidak menyamaratakan
pemberian kepada anak-anak hukumnya haram,
karena membedakan antara anak yang satu
dengan anak yang lain dapat mengakibatkan
timbulnya kebencian, dan permusuhan diantara
mereka yang kemudian menyebabkan terputusnya
tali persaudaraan.
Imam Ahmad berpendapat diharamkan
mengutamakan salah seorang anak selama tidak
ada penyebab yang mengharuskan hal itu,
30
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
maksud dari pendapat ini yaitu apabila sebagian
anak diberi pemberian yang lebih karena sesuatu
hal, seperti sibuk menuntut ilmu, kebutuhan yang
mendesak dan sebagainya, maka hal ini
diperbolehkan.
12
Suwaid, hal. 151.
31
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
anaknya bahkan sejak masih di dalam
kandungan.
32
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
justru berperan lebih besar dalam membentuk
pribadi mulai daripada hanya pemenuhan materi.
13
Budiyanto, “Hak-Hak Anak Dalam Perspektif Islam,” Jurnal
IAIN Pontianak 2017, hal 4–7.
33
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
anaknya baik dengan aborsi maupun alasan
lain yang tidak dibenarkan oleh agama.
2. Hak mendapatkan perlindungan dari siksa
neraka
Meskipun Allah SWT telah melengkapi
manusia dengan kecenderungan alamiyah
untuk menghindar dari bahaya yang
mengancamnya, ternyata Allah SWT masih
juga secara tegas mengingatkan kepada setiap
orang tua untuk terus menerus melindungi
dan menjaga diri dan keluarganya, khususnva
anak anak dan istrinya, dari siksa api neraka.
Tercantum dalam surat At-Tahrim ayat 6,
Allah SWT berfirman yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman,
jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api
neraka"
Maksud menjaga dari ayat tersebut
adalah dengan selalu mengerjakan perbuatan-
perbuatan yang baik, yaitu melaksanakan
perintah-perintah Allah SWT serta tidak
mengerjakan perbuatan yang dilarangnya. Hal
ini relevan dengan sabda Rasulullah SAW;
“Perintahkanlah anakmu mengerjakan
perintah-perintah (Allah) dan menjauhi
larangan-larangan (Allah). Maka yang demikian
34
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
itulah cara menjaga mereka dari siksa api
neraka” HR. Ibnu Jarir
35
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
membahagiakan bagi mereka di dunia
maupun akhirat.
5. Hak untuk mendapatkan cinta dan kasih
sayang
Sudah menjadi fithrahnya bila setiap
orangtua mencintai anak-anaknya.
Walaupun demikian, Islam masih juga
memerintahkan agar orangtua
memperlihatkan perasaan cinta kasihnya itu
kepada anak-anaknya, sehingga anak betul-
betul merasa bahwa orangtuanya mencintai
dan mengasihinya. Setiap anak punya hak
untuk mendapatkan dan merasakan wujud
nyata dari perasaan cinta kasih orangtuanya.
36
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Bagian 3
-Ibnu Qayyim-
38
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
اَّللُ َويَ ْغ ِف ْر قُ ْل إِ ْن ُكْن تُ ْم ُُِتبُّو َن ه
اَّللَ فَاتهبِعُ ِوِن ُُْيبِْب ُك ُم ه
يم ِاَّلل َغ ُفور ر
ٌ َ ٌ ُلَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو ه
ح
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
Hakikat Cinta
39
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Cinta kepada Allah SWT terjadi ketika
seseorang mencintai Allah SWT lebih dari rasa
cintanya kepada diri sendiri, orang tua, dan segala
hal yang dimilikinya. Cinta kepada Allah SWT
melebihi kecintaan terhadap dunia dan isinya,
adapun cinta kepada dunia dan isinya disebabkan
karena cintanya kepada Allah SWT dan sebaliknya
kebencianya juga karena kebencian Allah SWT,
itulah makna cinta yang hakiki.
40
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Diibaratkan pula bahwa anak itu merupakan
bibit, cikal bakal tumbuhnya suatu pohon yang
besar, yang darinya akan tumbuh cabang-cabang
dan ranting-rantingnya. Jika hal tersebut dapat
dipahami oleh setiap orang tua maka pastilah setiap
orang tua akan berusaha memberikan perhatian
terhadap tumbuh kembang anak dengan baik,
meliputi kebutuhan fisik, kebutuhan batin, serta
pendidikan yang mengarahkan anak memiliki cara
berfikir dan cara hidup yang sesuai dengan ajaran
Islam.
41
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Tahapan Mengajarkan Cinta
1. Fase Pranikah
Benih yang baik jika ditanam di tanah
yang gersang akan tumbuh kurus, kering, dan
mati sebelum berbuah, sama halnya dengan
manusia. Oleh karena itu Islam mengajarkan
kepada umatnya untuk memilih pasangan yang
baik, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT
dalam surat An-Nuur ayat 26:
“Wanita yang baik-baik adalah untuk laki-
laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk
wanita yang baik pula”
14
Ar-Ramadi Amani, Menanamkan Iman Kepada Anak,
penerjemah: Fauziyah Bur Faridah (Solo: Istanbul, 2018), hal. 20-38.
42
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
“Pilihlah untuk tempat air manimu yang
baik, sesungguhnya tabiat orang tua itu menurun
kepada anaknya”
43
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
apabila ibu gelisah maka janin akan ikut gelisah
dan sebagainya.
Oleh karena itu, dalam mewujudkan
memiliki buah hati yang sholih dan sholihah
sebagai orang tua perbanyak aktivitas-aktivas
mendekatkan diri kepada Allah SWT sejak janin
masih di dalam kandungan.
3. Fase kelahiran sampai 2 tahun
Balita itu seperti kertas putih yang siap
menampung segala bentuk coretan atau lukisa.
Berbeda dengan remaja yang sudah baligh yang
telah banyak memainkan peran kehidupan
sehingga lebih sulit untuk menghapusnya.
Oleh karena itu, sebagai orang tua
hendaknya mengajarkan dan mencontohkan
anak dengan membiasakan mendengarkan
tilawah, istighfar, tasbih, tahmid, takbir dan
tahlil ketika sedang menggendong, bermain,
mampu melaksanakan aktivitas yang lain
bersama buah hati.
4. Fase 2 sampai 3 tahun
Usia 2 sampai 3 tahun merupakan usia
dimana otak anak sudah mampu untuk
menampung memori. Maka berilah memori yang
baik untuk anak, arahkan anak untuk
44
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
menghafalkan kalimat syahadat, surat-surat
pendek, menghafalkan rukun islam, rukun iman,
menghafalkan nasyid anak yang menguatkan
iman.
Semakin bertambahnya nalar, maka
semakin sering pula orang tua mengulang-ulang
kepada anak bahwa Allah-lah yang menciptakan
manusia, bahwa Allah-lah yang memberikan
rezeki berupa makanan, rumah, bahkan mainan.
Mengajak anak untuk senantiasa bersyukur atas
rezeki yang Allah SWT berikan.
Membiasakan anak untuk senantiasa
membaca bismillah dan doa sebelum
melaksanakan sesuatu, dan mengakhirinya
dengan alhamdulillah. Belikan kepada buah hati
mainan maupun poster yang mampu menggugah
keimanannya, seperti poster ka’bah, masjid, dan
sebagainya.
5. Fase 3 sampai 6 tahun
Pada usia ini kemampuan anak dalam
menerima pengetahuan, mengambil pelajaran,
serta mencontoh perilaku mulai berkembang.
Karenanya, di usia ini sering ajaklah anak untuk
berdialog iman, dengan menceritakan kisah para
Nabi, para sahabat, para ‘alim ulama, yang
45
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
mampu mengarahkan pada akhlak yang mulia.
Sehingga muncul keinginan anak untuk
mengidolakan serta mencontoh tokoh tersebut.
Sebagai orang tua hindari untuk berkisah
yang tidak bermanfaat dan menampilkan akhlak
tercela, seperti kisah kancil mencuri ketimun,
kisah seram tak berdasar, kisah fiktif yang hanya
menipu anak dan kisah yang tidak bermanfaat
sebagainya.
Sebaiknya, ceritakan kepada buah hati
tentang kebesaran Allah SWT, sehingga
menimbulkan rasa cinta dan patuh anak. Ketika
berkisah tentang Allah SWT, berbicara dengan
benar dan jangan berlebihan kepada anak-anak,
karena khawatir terjatuh ke dalam kekeliruan
yang dapat menyebabkan kita terkena adzab.
6. Fase 7 sampai 10 tahun
Pada fase ini akal dan daya nalar anak
sudah mulai terbuka, oleh karena itu jadikan
anak sebagai teman dalam berinteraksi dan
tanamkan dalam jiwanya pengetahuan tentang
ibadah kepada Allah SWT secara mendalam.
Ajarkan kepada anak untuk senantiasa
mengucapkan syukur dan berterima kasih atas
46
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
setiap pemberian yang ia dapatkan dan dikaitkan
dengan kebesaran Allah SWT.
Pada fase ini tumbuhkan minat
membacanya, pilihkan buku bacaan yang
mampu menumbuhkan kecintaan kepada Allah
SWT. Sebaliknya hindari majalah atau kartun
yang bercerita tentang budaya barat yang tidak
sesuai dengan ajaran Islam.
Kembangkan pula kepada anak untuk
mencintai al-Qur’an, memulai menghafalkan
surat-surat al-Qur’an.
7. Fase 10 tahun ke atas
Pada usia ini akan nampak jelas tanda-
tanda anak ingin bebas, berdikari, keras kepala,
membangkang terhadap nasehat dan perintah
orang tua. Pada fase ini anak menganggap orang
tua laksana bos yang mengikat kebebasannya.
Sehingga sering kali anak merasa lebih nyaman
dengan teman-temannya.
Pada fase ini sebagai orang tua seringlah
ajak anak untuk berbicara, cobalah untuk
mendengarkan keiinginannya, dan apabila
keinginannya tidak terwujud ceritakan kepada
mereka bahwa terkadang Allah SWT menguji
manusia dengan sesuatu yang tidak disukai,
47
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
atau menimpakan musibah kepada hamba-Nya
dalam rangka membersihkan dosanya serta
meninggikan derajatnya.
Ajarkan pula anak untuk bersemangat
memperlancar bacaan al-Qur’an, memulai untuk
menghafalkan surat-surat dalam al-Qur’an,
mempelajari fikih, adab serta aqidah.
Rentang usia ini merupakan masa yang
sangat rawan, oleh karena itu sering ajaklah
anak untuk berdialog ringan namun terarah.
Bukan dialog yang mendikte, dimana orang tua
enggan menerima pendapat anak dan cenderung
memaksakan anak untuk menuruti
keinginannya.
Cara yang benar dalam berdialog adalah
santai namun positif, yaitu berisi kebaikan-
kebaikan dan memberikan pengaruh positif
terhadap anak. Dialog yang bisa memperlihatkan
sebab akibat suatu masalah tersebut. Yang
paling penting dalam dialog ini bukan semata-
mata nafsu, mampu tujuan untuk merekatkan
cinta kasih, tanggung jawab dan perhatian.
48
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Dialog Perang Badar
49
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Ia lalu menunjukkan tempat
pemberhentian, di mana letak mata air
berada di belakang kaum muslimin
sehingga kaum musyrikin tidak bisa
mencapai mata air-mata air tersebut.
Akhirnya Rasulullah SAW
melaksanakan pendapat brilian ini,
sehingga hal tersebut termasuk diantara
faktor tercapainya kemenangan dalam
peperangan tersebut.
50
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Membentuk Ativitas Ibadah
51
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Mengajarkan Sholat
Mengapa kita harus mengajarkan anak untuk
sholat??
52
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Beberapa poin di bawah ini semoga bisa
membantu kita dalam proses mengajarkan sholat
kepada anak15:
15
Suwaid, Propethic Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak, hal.
355.
53
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Mengajarkan sholat kepada anak tentu
haruslah bertahap sesuai dengan kemampuan dan
usianya, seperti berikut ini:
55
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
dibiarkan bisa saja anak menjadi membangkang,
susah diatur, dan tergesa-gesa dalam
melaksanakan sholat. Sebagai orang tua, apabila
mendapati hal tersebut terhadap anak, maka
nasehati dengan baik bukan dengan otoriter.
Beberapa faktor yang mampu menjaga
konsistensi anak dalam sholat:
1) Apabila anak izin untuk tidur terlebih dahulu
sebelum sholat. Maka sebagai orang tua
nasehati anak dengan mengatakan, “Ayo kita
sholat isya’ bersama-sama. Sholat isya’ hanya
sebentar, setelah itu kamu boleh tidur”.
2) Apabila anak mengajak untuk jalan-jalan ke
suatu tempat, padahal ketika itu sudah
mendekati waktu sholat Maghrib, maka
katakan kepada anak, “ Kita sholat Maghrib
dulu baru pergi” . sehingga akan akan belajar
peka dan mengetahui bahwa sholat itu tidak
boleh ditinggalkan.
3) Apabila anak sakit, sebagai orang tua
hendaknya mengajarkan anak untuk
melaksanakan sholat semampunya, bisa
dengan duduk maupun berbaring. Sehingga
anak akan terbina, tahu dan terbiasa. Karena
tidak ada alasan bagi seorang mukmin untuk
56
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
meninggalkan sholat meskipun ia dalam
kondisi sakit.
4) Apabila anak sedang melakukan perjalanan
jauh, hendaknya orang tua memberi tahu
bahwa Allah telah memberikan rukhsah
(keringanan) kepada hamba-Nya dalam
melaksanakan sholat, boleh dengan meng-
qhasar (meringkas) dan men-jama’
(menggabungkan) sholatnya.
5) Tanamkan pada diri anak akan keutamaan
sholat tepat waktu dan berjamaah, sehingga
terbentuklah kebiasaan dan keberanian
untuk mengajak teman, maupun keluarganya
untuk segera melaksanakan sholat ketika
adzan telah berkumandang.
6) Apabila anak-anak telah terbiasa untuk
menjalankan sholat lima waktu, maka mulai
ajaklah anak untuk melaksanakan sholat-
sholat sunnah, seperti sholat dhuha, sholat
tahajjud, sholat rawatib dsb, serta senantiasa
ceritakan kepada anak mengenai keutamaan-
keutamaan sholat tersebut.
57
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Melatih Anak Berpuasa
Ibadah puasa adalah ibadah jasmani dan
rohani. Dari ibadah ini seorang anak belajar
keikhlasan hakiki kepada Allah SWT dan selalu
diawasi oleh-Nya. Dengan ibadah ini anak akan
belajar untuk menahan keinginannya atas
makanan dan minuman walaupun sedang haus
dan lapar.
Selain itu puasa juga melatih
kesabarannya. Meskipun puasa bulan
Ramadhan tidaklah wajib bagi anak-anak
sebelum mereka baligh, namun mengajarkan
anak untuk berpuasa sejak dini sangat
diperlukan sehingga mereka terbiasa hingga usia
balighnya.
Anak-anak mulai memahami apa itu
puasa ketika berusia 3 sampai 5 tahun, oleh
karena itu pada usia ini mulai ajarkan anak
untuk mencintai bulan Ramadhan. Sebab
apabila anak telah cinta dengan bulan
Ramadhan, mereka akan bersenang hati untuk
menjalankan aktivitas-aktivitas selama bulan
Ramadhan, termasuk berbuka dan sahur.
58
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Ada beberapa langkah yang dapat orang
tua lakukan dalam melatih anak berpuasa,
antara lain:
a. Memberi pemahaman mengenai rukun Islam
Hal pertama yang dapat dilakukan
orang tua dalam melatih anak berpuasa ialah
memberi tahu mereka mengenai rukun Islam.
Sebab puasa merupakan salah satu rukun
Islam.
Dari Abu Abdirrahman bin Umar bin
Khattab ra. beliau berkata: “Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, Islam dibangun atas
lima perkara, yaitu syahadat, bahwa tiada
Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan
shalat, membayar zakat, puasa bulan
ramadhan, dan berhaji ke Baitullah al
Haram”16
Dengan memahami dan mengamalkan
rukun Islam, maka proses melatih anak
berpuasa akan lebih mudah dilakukan.
b. Memberitahu tentang keutamaan berpuasa
Bagi anak, menahan hawa nafsu
untuk makan dan minum mungkin adalah hal
16
Suwaid, hal. 371.
59
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
yang sulit, akan tetapi, sebagai orang tua
mulai fahamkan dan jelaskan kepada anak
tentang keutamaan berpuasa, sebagaimana
Al-Quran menjelaskan dalam surat al Baqarah
ayat 183,
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertakwa”
Orang yang sedang berpuasa
sesungguhnya juga melatih dirinya untuk
semakin dekat dengan Allah SWT serta
mendapatkan pahala dari-Nya.
c. Memberitahu mengenai larangan berpuasa
Jelaskan kepada anak tentang hal-
hal yang tidak boleh dilakukan ketika sedang
berpuasa, seperti menahan diri untuk tidak
makan dan minum, tidak boleh berbohong,
dan menahan marah.
d. Berlatih puasa secara bertahap
Kemampuan usia anak-anak
tentunya berbeda dengan kemampuan orang
dewasa. Karena itu, di usia 4 sampai 7 tahun
ajarkan anak untuk berpuasa 4 sampai 5
jam. Ataupun dalam istilah jawa sering
60
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
disebut puasa bedug atau puasa setengah
hari, jadi ketika terdengar adzan dhuhur
anak bisa untuk berbuka, kemudian
melanjutkan kembali puasanya sampai
maghrib.
Adapun jika anak telah menginjak
usia 8 tahun ajaklah anak untuk memulai
puasa satu hari penuh.
e. Menyediakan makanan favorit
Tentunya akan akan merasa senang
apabila telah berpuasa kemudian berbuka
dengan makanan favoritnya. Tidak perlu
berlebihan dalam menyediakan makanan
berbuka. Setidaknya anak telah merasa
senang, dan akan bersemangat untuk
berpuasa esok hari.
f. Berikan teladan yang baik
Anak merupakan peniru yang handal
terhadap kedua orang tuanya, termasuk saat
berpuasa. Maka jadilah orang tua yang bijak
dengan memberikan teladan dalam berpuasa,
misalnya dengan tidak bermalas-malasan,
dan menahan amarah saat berpuasa.
g. Menghargai usahanya
61
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Sebagai orang tua, jangan lupa untuk
senantiasa menghargai usaha anak ketika
berpuasa, karena haruslah diingat setiap
anak memiliki kemampuan yang berbeda,
maka janganlah orang tua membandingkan
anaknya dengan anak orang lain.
Berilah penghargaan atas segala
usahanya sebagai motivasi dan semangat
anak sehingga mampu melakukan yang lebih
baik untuk hari esoknya.
62
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
membiasakan anak untuk melaksanakan sholat
dan puasa.
Zakat pada esensinya sama dengan
bersedekah lainnya, yang dapat menumbuhkan
empati anak kepada orang lain, membiasakan
anak menolong orang yang membutuhkan,
mengajarkan anak untuk bersyukur, melatih
anak mengendalikan hawa nafsu atau
keinginannya, mengajarkan anak untuk
berhemat, dan melatih kedisiplinan bagi anak.
Selain itu di dalam Al-Quran menjelaskan bahwa
zakat dapat membersihkan harta dan
memberikan pahala.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan
orang tua dalam membiasakan anak membayar
zakat sebagai berikut17:
a. Kenalkan konsep zakat dan manfaatnya
Kenalkan konsep zakat kepada anak
melalui kisah-kisah yang menyentuh dan
menggugah emosi anak, sehingga anak
tergerak hatinya untuk senantiasa
bersyukur. Pahamkan kepada anak bahwa
harta itu tidak kekal dan di dalam harta kita
terdapat hak anak yatim dan orang yang
17
Suwaid, hal. 379.
63
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
membutuhkan. sehingga salah satu cara bagi
untuk mensyukuri setiap rezeki yang telah
Allah SWT berikan yaitu dengan bersedekah
dan membayar zakat. Hal ini mampu
menumbuhkan kepekaan anak terhadap
lingkungannya.
b. Libatkan anak ketika berzakat
Pendidikan yang sangat efektif bagi
anak yaitu mengajak mereka untuk praktek
atau berkegiatan secara langsung. Oleh
karena itu ketika orang tua telah tiba waktu
untuk membayar zakat ajaklah anak untuk
menakar 2,5 liter beras untuk zakat, ajak
mereka mengantarkan zakat ke masjid
maupun kepada penerima zakat. Begitu juga
apabila zakat yang dikeluarkan berupa uang.
Kebiasaan sederhana inilah yang akan
diingat anak dan menjadikannya sebuah
keteladanan.
c. Latih anak menyisihkan uang untuk sedekah
secara rutin
Mengajarkan zakat dan syukur sejak
dini dapat dimulai dari membiasakan diri
untuk berhemat dan tidak foya-foya. Hal
tersebut selain bermanfaat bagi orang lain,
64
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
menabung dan berhemat dapat memberi
manfaat bagi diri anak. Kedisiplinan,
tanggung jawab, dan mandiri dalah beberapa
nilai yang dapat dipetik anak dari kebiasaan
menabung.
d. Membantu tetangga
Umat muslim juga diperintahkan
untuk memuliakan dan menjaga hubungan
baik dengan tetangga. Maka, ajarkan anak
untuk peduli, peka, dan membantu tetangga
yang membutuh sebagai esensi ibadah zakat
kepada anak.
Mengajarkan Haji
Ibadah haji merupakan rukun kelima dari
rukun Islam. Sebagaimana diketahui bersama,
ibadah haji menyatukan segala kesulitan ibadah,
selain itu juga menyatukan segala kelezatannya.
Maka, apabila seorang anak bersemangat
melaksanakan ibadah haji, maka sungguh hal ini
merupakan bagi gembira atas ketaatannya
kepada Allah SWT di masa depannya kelak.
Insyaa Allah.
Haji artinya menyengaja atau menuju,
sehingga dimaksudkan sengaja mengunjungi
65
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Baitullah Ka’bah di Makkah unutk beribadah
kepada Allah SWT pada waktu tertentu dan
dnegan cara tertentu secara tertib.18
Berdasarkan firman Allah SWT dalam
surat Al-Baqarah ayat 197, maka para ulama
bersepakat bahwa ibadah haji dilaksanakan pada
bulan Dzulhijjah.
Kenalkan kepada anak bahwa ibadah haji
ialah wajib bagi umat muslim yang mampu
secara fisik maupun finansial. Oleh karena itu,
tumbuhkan semangat untuk beribadah haji
dengan mengikut sertakan dalam kegiatan
manasik haji secara berkala, sehingga anak
mampu merasakan melaksanakan ibadah haji
sesuai dengan syarat dan rukunnya.
18
Suwaid, hal. 373.
66
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Bagian 4
Tanamkan Akhlak
Mulia
67
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
تعلم األدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
68
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
اِلًا ِم ْن ذَ َك ٍر أ َْو أُنْ ثَى َو ُه َو ُم ْؤِم ٌن
ِ من َع ِمل ص
َ َ َْ
س ِن َح
ْ ِ َج َرُه ْم
ِب ْ أ مْ َّه
ُ ن ي
َِ
ز جْ ن
َ ل
َوَ ة
ً ب
َ ِفَ لَنُ ْحيِيَ نَّهُ َحيَاةً طَي
َ
َما َكانُوا يَ ْع َملُو َن
“ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan”
69
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
maupun lainnya. Beberapa adab yang harus kita
ajarkan kepada anak,19 antara lain:
19
Bambang Wahrudin, Buku Panduan MI Muhammadiyah 6
Nglegok Ponorogo (Ponorogo: SAQU Press, 2020), hal. 34.
70
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Seorang anak hendaknya senantiasa
berbicara dengan nada yang lembut dan penuh
sopan santun. Jangan pernah berbicara dengan
nada tinggi bahkan membentak, sebab hal
demikian hanya akan menyebabkan luka di hati
orang tua.
71
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
untuk memberi susu kepada orang tuanya
sebelum memberikan kepada anak-anaknya
sendiri.
6. . Selalu Mendoakan
Anak merupakan anugrah terindah dalam
sebuah keluarga. Memiliki anak yang sholih
merupakan dambaan bagi orang tua. Salah satu
ciri anak yang sholih ialah anak yang senantiasa
mendoakan kebaikan untuk kedua orang
tuanya.
1. Menghormati Guru
Sahabat Abu Sa’if Al Khudri r.a. berkata:
20
Wahrudin, hal. 35.
72
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid,
maka keluarlah Nabi Muhammad SAW kemudian
beliau duduk di hadapan kami. Maka seakan-
akan di atas kepala kami dihinggapi burung,
sehingga tidak ada satu pun dari kami yang
berbicara” HR. Bukhari
73
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
3. Tidak Memotong Pembicaraan Guru
Murid hendaknya mendengarkan dengan
seksama dan duduk dengan rapi apabila
seorang guru sedang menyampaikan sebuah
ilmu. Kemudian jika dirasa tidak faham maka
bertanyalah dengan baik, bertanyalah ketika
guru telah selesai menyampaikan ilmu dengan
mengangkat tangan meminta izin bertanya dan
tidak berbicara sebelum dipersilahkan oleh
guru.
4. Bersabar terhadap kesalahan guru
Setiap guru tentunya memiliki karakter
yang berbeda-beda. Ada yang lemah lembut. Ada
yang tegas. Maka ketika seorang murid telah
berniat menuntut ilmu, maka fokuslah pada
ilmu yang akan diperoleh dan hadapilah dengan
penuh kesabaran. Sebab tanpa kesabaran
dalam diri maka mudah sekali bagi murid
merasa malas untuk belajar.
74
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
diajarkan oleh guru, mungkin kita masih saja
dalam keadaan bodoh tidak mengetahui apa-
apa. Hal ini sesuai dengan yang telah
dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW;
“Apabila ada yang berbuat baik padamu,
maka balaslah dengan balasan yang setimpal.
Apabila kamu tidak dapat membalasnya, maka
doakanlah Ia hingga engkau memandang telah
mencukupi untuk membalas dengan balasan
yang setimpal” HR. Bukhari
21
Wahrudin, hal. 36.
75
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Saat itu Nabi SAW sedang berada diperbukitan
Makkah. Lalu Kaldah masuk tanpa
mengucapkan salam terlebih dahulu, maka
Beliau pun bersabda “Kembali dan ucapkanlah
Assalamu’alaikum” Kejadian itu setelah
Shafwan bin Umayyah masuk Islam” HR.
Ahmad dan Abu Dawud
77
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Adab Makan
22
Wahrudin, hal. 38.
78
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
merupakan bentuk peduli kita terhadap
kebersihan diri dan makanan, sebab kita tidak
tahu apakah yang kita pegang sebelumnya
mengandung kuman atau tidak. Oleh karena
itu mencuci kedua tangan agar terhindar dari
penyakit yang tidak kita inginkan.
Doanya
5. Tidak Mubazir
Agama Islam sangat melarang umatnya
untuk melakukan sebuah kesia-siaan atau
mubazir. Bahkan Allah SWT melaknat orang-
orang yang berlebihan dalam melakukan segala
sesuatu. Baik berlebihan dalam berpakaian dan
berlebihan dalam makan dan minum.
ِ ِ ِ
َ ْ اَ ِْلَ ْم ُدِ هلل الَّذ ْى اَط َْع َمنَا َو َس َق َاَن َو َج َعلَنَا ُم ْسل ِم
ْي
"Segala puji bagi Allah yang telah
memberi kami makan dan minum serta
menjadikan kami termasuk dari kaum muslimin."
81
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Adab Berpakaian
Pakaian pada hakikatnya diciptakan untuk
menutupi tubuh manusia. Hal ini Allah SWT
jelaskan melalui firman-Nya dalam surat al-A’raaf
ayat 26:
ِ
يشاً اسا يُ َوا ِري َس ْوآتِ ُك ْم َوِر َ ََي بَِِن
ً َآد َم قَ ْد أَنْ َزلْنَا َعلَْي ُك ْم لب
اَّللِ لَ َعله ُه ْم يَ هذ هكُرو َن
ت ه ِ ك ِمن آَي ِ ِ ِ
َ ْ َ ك َخ ْْيٌ َذل َ اس الته ْق َوى َذل ُ ََولب
Artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami
telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling
baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalu ingat.”
1. Menutup Aurat
Perintah untuk menutup aurat telah ada
sejak diciptakannya nabi Adam AS dan Hawa.
Adapun aurat antara laki-laki dan perempuan
berbeda. Aurat laki-laki yaitu dari pusar sampai
23
Wahrudin, hal. 39.
82
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
lutut, sedangkan aurat perempuan seluruh
tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
83
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
“Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang
menyerupai perempuan dan perempuan yang
menyerupai laki-laki”24
24
HR. Bukhari no 5885
84
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Bahkan dalam urusan berpakaian hendaknya
senantiasa mengawali dengan berdoa. Sebagai
wujud syukur serta memohon keberkahan
kepada Allah SWT. Oleh karena itu bagi setiap
muslim dianjurkan untuk menghafalkan doa
berikut:
85
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
mengawali dengan bagian kanan, dan apabila
hendak melepaskan dari sebelah kiri
Adab Tidur
25
HR. Bukhari No, 247 dan Muslim No. 2710
26
86
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
3. Berdoa Sebelum Tidur
Rasulullah SAW mencontohkan umatnya
ketika hendak berdoa sebelum tidur, yaitu
dengan meniup kedua telapak tangan sambil
membaca surat al Ikhlas, al Falaq, dan an Naas
masing-masing sekali. Kemudian diusapkan ke
wajah dan anggota tubuh lainnya.
ِ
ُ اَ ْْلَ ْم ُدِ هللِ اله ِذ ْى اَ ْحيَا ََن بَ ْع َد َمآ اََماتَنَا َوالَْي ِه الن
ُّش ْوُر
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang
menghidupkan kami kembali setelah mematikan
kami dan kepada-Nya aku dibangkitkan.”
87
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
tidur di awal malam atau selepas sholat isya’
(tidak begadang) jika tidak ada kepentingan yang
bermanfaat.
88
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Ka’ab bin Malik adalah sahabat Nabi
Muhammad dari kalangan kaum Anshar.
Suatu ketika Rasulullah SAW bersama para
sahabat dan kaum Muslimin dari kota
Madinah hendak berangkat menuju Perang
Tabuk melawan Pasukan Romawi. Namun
Ka’ab bin Malik tidak ikut dalam perang.
Padahal, Ka'ab bin Malik tidak
memiliki uzur saat itu. Usianya belumlah
tua dan beliau pun tidak sedang dalam
keadaan sakit. Beliau juga bukan golongan
orang-orang munafik di Kota Madinah. Ka'ab
bin Malik tidak turut serta dalam perang
hanya karena faktor kelalaiannya.
Sepulangnya Rasulullah SAW
bersama pasukan kaum Muslimin ke
Madinah, Ka'ab bin Malik pun menghadap
kepada Rasulullah SAW.
Sebenarnya ketika itu Ka'ab bin Malik
bisa saja menyampaikan alasan-alasan yang
dibuat-buat.
89
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Ia bisa saja mengatakan kedustaan
demi menyelamatkan dirinya di hadapan
Rasulullah SAW.Akan tetapi, Ka'ab bin
Malik tidak melakukannya. la justru
menyampaikan apa yang sebenarnya
terjadi, mengapa ia tidak turut serta dalam
pasukan kaum Muslimin di Perang Tabuk.
Ka'ab bin Malik menyampaikan apa
adanya secara jujur di hadapan Rasulullah,
karena ia tahu sesungguhnya Allah Maha
Tahu dan ia mengharapkan ampunan-Nya.
Kemudian, Rasulullah SAW
memerintahkan Ka'ab bin Malik untuk
menunggu kabar berita yang akan datang
berdasarkan wahyu Allah SWT. Tidak
hanya itu, Rasulullah SAW pun melarang
para sahabat yang lain untuk berbicara
dengan Ka'ab bin Malik.
90
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Keadaan itu berlangsung selama 40
hari lamanya. Ka'ab bin Malik menjadi
terasing sementara dari para sahabat
lainnya dan kaum Muslimin di kota
Madinah karena tak seorang pun yang
mau berbicara dengannya. Hal ini tentu
saja membuat Ka'ab bin Malik merasa
terhimpit.
Namun, pada suatu saat selepas
shalat subuh, Rasulullah SAW
menyampaikan sebuah berita gembira
bahwasanya Allah SWT menerima taubat
Ka'ab bin Malik dan dua sahabat lainnya
yang tidak turut serta dalam Perang
Tabuk.
Sejak saat itu, Ka'ab bin Malik
semakin kuat imannya, semakin besar
semangat jihadnya dan semakin kuat
kejujurannya.
91
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Ka'ab bin Malik berkata: "Wahai
Rasulullah, sesungguhnya Allah
menyelamatkan aku dengan kejujuran,
dan sesungguhnya termasuk taubatku
bahwa aku tidak akan berbicara kecuali
yang benar selama hidupku."
Sumber:
https://kalam.sindonews.com/read/208368/
70/kisah-kejujuran-kaab-bin-malik-yang-
mengagumkan-1603635041?showpage=all
92
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
saja dilakukan Ka'ab untuk menyelamatkan
mukanya. Namun, beliau memilih bersikap jujur
dan terbuka kepada Rasulullah SAW.
Kejujuran itu adalah keselarasan antara hati
dan perkataan, tidak ada yang ditutupi tidak ada
pula yang dilebihkan. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya kejujuran itu akan
membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan
membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa
berlaku jujur, maka Ia akan dicatat sebagai orang
yang jujur.” HR. Muslim
27
Yudha Kurniawan dan Tri Puji Hindarsih, Character Building
Membangun Karakter Menjadi Pemimpin (Yogyakarta: Pro-U Media,
2013), hal. 209.
93
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Amanah
94
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Umar bin Khattab berkata lagi,
“Katakan saja nanti pada tuanmu bahwa
anak kambing itu dimakan serigala.”
Anak penggembala itu diam sejenak,
ditatap wajah Amirul Mukminin, lalu
keluar dari bibirnya perkataan yang
menggetarkan hati khalifah Umar.
“Jika Tuan menyuruh saya
berbohong, lalu dimanakan Allah?
Bukankah Allah Maha Melihat? Apakah
Tuan tidak yakin bahwa siksa Allah itu
pasti bagi para pendusta?”
Umar bin Khattab adalah seorang
khalifah, pemimpin umat yang sangat
berwibawa lagi ditakuti, dan tak pernah
gentar menghadapi musuh. Akan tetapi,
menghadapi anak itu beliau gemetar, rasa
takut menjalari sekujur tubuhnya,
persendian tulangnya terasa lemah,
kemudian beliau menangis.
95
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Menangis mendengar kalimat tauhid
tersebut, kalimat yang mengingatkan pada
keagungan Allah dan tanggung jawab
dihadapan-Nya kelak.
Kemudian dibawanya anak
penggembala itu kepada tuannya. Lalu
ditebuslah oleh Umar bin Khattab, dan
beliau berkata,
“Dengan kalimat tersebut (lalu
dimanakah Allah?) telah kumerdekakan
kamu dari perbudakan itu dan dengan
kalimat itu pula Insyaa Allah kamu akan
merdeka di akhirat kelak.
Sumber:
http://myislamicstudies.blogspot.com/200
9/05/arti-sebuah-kejujuran-html; dengan
beberapa perubahan
96
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Amanah adalah sesuatu yang dipercayakan kepada
orang lain. Salah satu ciri seorang mukmin ialah
apabila diberi kewajiban Ia berlaku amanah dan
dapat dipercaya.28
Saat ini di negara kita kehilangan peran
amanah dalam diri pejabat maupun rakyatnya.
Rusaknya amanah seseorang berdampak buruk
bukan hanya terhadap dirinya namun terhadap
hubungan dengan orang lain, dan rusaknya
hubungan dengan Allah Sang Maha Pencipta.
Tanggung Jawab
ٌت َرِهينَة
ْ َس ِِبَا َك َسب
ٍ ُك ُّل نَ ْف
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa
yang telah diperbuatnya” Q.S. Al-Muddatstsir ayat
38
28
Kurniawan dan Hindarsih, hal. 114.
97
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
membereskan mainan atau menaruh piring pada
tempatnya.29
Orang tua dalam menegur atau memberitahu
anak terhadap pekerjaan yang dapat dilakukan,
sebaiknya dengan cara yang berbeda dengan
menghadapi orang dewasa. Misalnya dalam hal
mencuci piring, anak-anak diberikan amanah untuk
cukup mencuci piring atau gelas yang telah Ia pakai,
sehingga anak tidak merasa terbebani. Begitu juga
dengan amanah yang lain.
Pendidikan tanggung jawab tidak hanya
berkaitan dengan perkara dunia saja, namun ada
tanggung jawab yang lebih penting dan harus
dikenalkan kepada anak sejak kecil yaitu berkaitan
ibadah kepada Allah SWT. Kewajiban melaksanakan
sholat, berpuasa, bersedekah, menutup aurat dan
sebagainya.
29
Kurniawan dan Hindarsih, hal. 162.
98
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Hidup Bersih
ِ ُّ ني َوُُِي
َ ب الْ ُمتَطَه ِر
ين ُّ اَّللَ ُُِي
َ ِب الته هواب إِ هن ه
Artinya:“Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-
orang yang mensucikan diri.” QS. Al-Baqarah ayat
222
30
Kurniawan dan Hindarsih, hal. 194.
99
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Mandi merupakan kegiatan yang berguna
untuk membersihkan kotoran yang melekat di
tubuh. Seseorang yang tidak rajin mandi tentunya
terlintas badan yang kotor, bau, dan bisa jadi
dijauhi oleh teman-temannya. Namun bukan itu
saja akibat yang terjadi apabila tidak rutin mandi.
Orang yanng tidak mandi, padahal telah
banyak kotoran yang terlihat maupun tidak terlihat
yang melekat di tubuhnya, tentunya akan
menimbulkan rasa gatal. Hal ini tentu
meningkatkan resiko seseorang terkena
infeksickulit. Oleh karena itu mandi merupakan hal
efektif untuk menjaga kebersihan badan.
Pemaaf
100
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Anehnya, bukan disambut dengan suka
cita, beliau malah mendapatkan perlakuan
buruk. Ada yang menuduhkan gila, tukang
sihir, pemecah keluarga. Bahkan dilempari
kotoran.
Karena begitu bencinya dengan Nabi
SAW ada seorang kafir Quraisy yang setiap
hari kerjanya hanya menanti Nabi Muhammad
di pinggir jalan.
Ketika sang manusia mulia lewat
dihadapannya, seketika kafir Quraisy itu
meludahinya. Kejadian itu bukan hanya terjadi
satu atau dua kali, namun hampir setiap hari.
Nabi yang mulia tetap tenang, dan tiak
terjebak untuk emosi. Sehingga tidak
menyisakan secuil kebencian terhadap kafir
Quraisy tersebut. Waktu pun bergulir, pada
suatu waktu sang peludah tidak meludahi
Nabi.
101
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Setelah mendengar kabar, ternyata sang
peludah sedang sakit. Seketika Nabi
Muhammad menjenguk orang kafir tersebut.
Sang peludah pun terkejut dengan kedatangan
nabi.
“Duhai betapa luhurnya budi manusia
ini, meskipun setiap hari aku ludahi, justru dia
adalah orang pertama yang menjengukku.”
Dengan menitikkan air mata, sang peludah itu
bertanya,
“Wahai Muhammad, kenapa engkau
menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu”
Nabi SAW menjawab, “Aku yakin,
engkau meludahiku karena engkau belum tahu
tentang kebenaranku. Jika engkau
mengetahuinya, aku yakin engkau tak akan
lagi melakukannya.”
Mendengar ucapan bijak dari beliau,
tukang ludah itupun menangis dalam hati.
Dadanya sesak, tenggorokannya serasa
tersekat. Kemudian berkata.
102
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
“Wahai Muhammad mulai hari ini aku
bersaksi untuk mengikuti agamamu” tukang
ludah itu pun mengikrarkan kalimat syahadat.
Sumber:
http://hidayatullah.com/read/26966/28/01/2013/
raih-kemuliaan-dengan-gemar-memaafkan%21-
.html
103
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
untuk berlapang dada dan berbesar hati untuk
memaafkan kesalahan orang lain.31 Salah satu
manfaat dari berlapang dada ialah pikiran yang
tenang, dan tidak ada lagi beban berat yang
menghimpit pikiran dan perasaan. Dengan
memaafkan kita akan lebih bahagia.
31
Kurniawan dan Hindarsih, hal. 88.
32
Suwaid, Propethic Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak, hal.
552.
104
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Menutup aurat wajib hukumnya bagi orang
muslim ketika telah baligh. Oleh karenanya, agar
anak tidak merasa berat dalam mengenakan jilbab
ketika menginjak usia baligh, maka perlu adanya
usaha orang tua untuk membiasakan anak berhijab
sejak dini.
Pembiasaan sejak kecil akan melahirkan
kebiasaan untuk konsisten menutup aurat hingga
anak dewasa. Pembiasaan tersebut dimulai dengan
beberapa hal seperti berikut33:
33
Kurniawan dan Hindarsih, Character Building Membangun
Karakter Menjadi Pemimpin, hal. 179.
105
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
tubuhnya. Maka biasakan sejak dini anak untuk
megenakan pakaian-pakaian yang panjang.
106
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Bagian 5
107
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al-
Qur’an dan mengajarkannya
-HR. Bukhari-
108
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
ِ ُاَّلل أَ ْخرج ُكم ِمن بط
ون أ َُّم َهاتِ ُك ْم ََل تَ ْعلَ ُمو َن ُ ْ ْ َ َ َُّ َو
َار َو ْاألَفْئِ َدة
َص َ ْالس ْم َع َو ْاألَب
َّ َش ْي ئًا َو َج َع َل لَ ُك ُم
لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُرو َن
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur”
109
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Umat Islam saat ini membutuhkan peran
ulama serta dai-dai yang memiliki pandangan yang
luas dengan al-Qur’an dan sunnah. Ibnu Muflih
berkata :
34
Suwaid, Propethic Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak,
hal. 494.
110
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Dia adalah salah satu sahabat Nabi
Muhammad SAW yang dikenal tidak pernah
bosan menggali ilmu sejak usia muda. Ibnu
Abbas, si 'gila' ilmu pengetahuan.
Abdullah bin Abbas adalah sepupu
dari Nabi Muhammad SAW. Ia merupakan
anak dari Abbas bin Abdul Muthalib dan
Ummu al-Fadl Lubaba. Ayah dari Abdullah,
adalah paman terkasih Nabi Muhammad
SAW. Ketika Nabi Muhammad SAW wafat,
Abbas adalah orang yang paling merasa
kesepian atas kepergiannya.
Sosok Ibnu Abbas sudah dikenal
akrab dengan Nabi Muhammad SAW sejak
kecil. Bersama beliau, ia tumbuh menjadi
pribadi yang mempunyai karakter dan sifat
yang kuat.
111
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Pernah suatu ketika, Ibnu Abbas
dipenuhi rasa keingintahuan yang besar
tentang bagaimana cara Nabi Muhammad
SAW salat.
Hingga ia dengan sengaja menginap
di rumah bibinya, Maimunah binti Al-
Harits yang merupakan istri Nabi
Muhammad SAW.
Hingga dipertengahan malam, ia
mendengar Nabi Muhammad SAW bangun
untuk menunaikan ibadah salat. Dia pun
bergegas mengambil air untuk bekal wudu
Nabi Muhammad SAW. Betapa terkejutnya
beliau ketika menemukan Ibnu Abbas
masih terjaga dan menyediakan air wudhu
untuknya.
112
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Rasa bahagia menggelora di hati
Nabi Muhammad SAW saat itu. Beliau
pernah mendoakan Abdullah bin Abbas,
"Ya Allah, berilah ia pengertian dalam
bidang agama dan berilah ia pengetahuan
takwil (tafsir)."
Dari doa tersebut, Abdullah bin
Abbad pun dikenal sebagai ahli tafsir. Dia
juga banyak meriwayatkan hadist, tak
kalah dari sahabat Nabi Muhammad SAW
sekaligus perawi hadist lainnya, seperti Abu
Hurairah, Anas bin Malik, dan lainnya
113
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
pengetahuan yang ia dapat tak berimbang dengan
usianya.
35
Muhammad Khalid Khalid, Biografi 60 Sahabat Nabi,
Terjemahan: Agus Suwandi (Jakarta: Ummul Qura, 2016), hal. 549.
114
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Cinta Al-Qur’an
Keutamaan Menghafal Al-Qur’an
115
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Ibnu Sina dalam kitab as-Siyaasah
mengatakan, “Apabila seorang anak sudah
siap menerima pendidikan, maka mulailah
mengajarinya dengan al-Qur’an, dan ajari
kepadanya masalah-masalah agama”
116
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Pahala Bagi Orang Tua
117
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
dijelaskan pula dalam sebuah hadits, dari
Burairah ra. Rasulullah SAW bersabda:
118
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
tersebut merupakan bekal utama yang mampu
menuntun anak meraih masa depan di jalan
yang benar serta mampu menaikan derajat
orang tuanya di akhirat kelak.
36
Siti Nur Wakhidah, “10 Tips Mengajarkan Anak Menghafal
Al-Qur’an,” 2019, diakses 18 November 2020,
https://m.dream.co.id//parenting/ibu-dan-anak/10-tips-cara-
mengajarkan-anak-menghafal-alquran-untuk-orang-tua.html.
119
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Maka, mulailah dari diri sendiri
dengan menghafalkan al-Qur’an. Lalu
biarkan anak melihat dan mendengar apa
yang telah dilakukan oleh orang tuanya.
Perlahan akan akan penasaran dan meniru.
b. Mulai sejak dini
Banyak orang tua bertanya-tanya
kapan pembelajaran al-Qur’an bisa mulai
dikenalkan kepada anak. Banyak orang tua
kemudian baru mengenalkan kepada anak
ketika telah masuk sekolah dasar. Padahal
hakikatnya usia dini memiliki
kecenderungan dalam hal meniru dan
mengulang-ulangi hal-hal yang mereka
senangi. Maka, kecenderungan inilah
semestinya mampu diisi dengan
mengenalkan anak untuk mencintai al-
Qur’an.
120
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Maka, ketika anak-anak telah akrab
dengan al-Qur’an maka akan tertanam
dalam hatinya untuk berusaha
mengamalkan dalam kehidupannya.
121
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
melalui gambar, video, maupun
menggunakan gerakan tubuh.
d. Ikut Terlibat Langsung
Sering dilupakan oleh orang tua,
bahwa faktor terpenting dalam proses
menghafal bagi anak ialah adalah
pendampingan dan keterlibatan orang tua
secara langsung, maka hendaknya orang
tua ikut turut menemani anak untuk
menghafalkan ayat-ayat al-Qur’an setiap
hari.
e. Menciptakan Suasana yang Nyaman
Ketika anak belajar, suasana dan
kondisi yang nyaman adalah kunci agar Ia
tetap bisa fokus dan berkonsentrasi. Maka
tidak baik bagi orang tua apabila terlalu
mengekang anak untuk menghafalkan al-
Qur’an. Buatlah anak merasa nyaman,
enjoy ketika sedang menghafal bisa dengan
sambil bermain dan sebagainya.
Selain itu, beri penjelasan kepada
anak tentang pembagian waktu, kapan
waktunya belajar, kapan waktunya
menghafal, kapan waktunya beribadah,
122
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
dan kapan waktunya bermain. Sehingga
anak bisa lebih tenang dan berkonsentrasi
dalam setiap aktivitasnya.
f. Mengurangi Gangguan
Ketika orang tua ingin menciptakan
kondisi yang nyaman, maka harus diikuti
dengan mengurangi gangguan-gangguan
yang ada di sekitar. Gangguan tersebut
biasanya berupa mainan, HP, televisi dan
sebagainya. Maka, apabila anak telah
memasuki waktu untuk menghafalkan al-
Qur’an, singkirkan semua gangguan-
ganggung tersebut darinya. Namun, orang
tua hendaknya memberikan nasehat dan
pemahaman kepada anak ketika
menjauhkan gangguan tersebut, sehingga
anak mengerti dan ikhlas dalam
melaksankannya.
g. Mengatur Waktu
Pemilihan waktu yang tepat untuk
menghafalkan al-Qur’an sangat penting
untuk dilakukan. Waktu terbaik untuk
belajar al-Qur’an yaitu sebelum tidur, dan di
123
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
pagi hari. Selain waktu tersebut orang tua
bisa menambahkan waktu ketika anak
sebelum bermain, dan ketika anak sedang
bersemangat.
Pemilihan waktu ini tentunya dengan
pertimbangan bagaimana kondisi anak.
Ketika sudah menemukan waktu yang
tepat, maka pahamkan kepada anak dan
buatlah kesepakatan bersama,bahwa
diwaktu tersebut adalah waktu dimana
anak akan belajar menghafalkan al-Qur’an,
sehingga anak tidak rewel.
h. Menjadikan Aktivitas Rutin
Cara selanjutnya ialah, konsisten
dengan jadwal dan kesepakatan yang sudah
dibuat. Sehingga menjadi sebuah kebiasaan
rutin, dengan demikian anak akan terbiasa
dan lebih mudah baginya untuk
berkonsentrasi. Selain itu, orang tua juga
tetap harus konsisten untuk mendampingi
anak dan senantiasa berdoa agar Allah SWT
memberikan kemudahan bagi dirinya dan
anaknya.
i. Memurojaah hafalan Sesering Mungkin
124
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Murojaah bukan hanya untuk orang
dewasa, metode ini juga sangat efektif
diterapkan pada anak-anak. Karena anak-
anak justru memiliki daya ingat yang lebih
baik dibandingkan orang dewasa.
Saat tiba waktu untuk menghafalkan
ayat baru, ajaklah terlebih dahulu untuk
mengulangi ayat maupun surat yang telah
dihafalkan. Ulangi bersama 3 kali maupun
lebih. Kemudian biarkan anak untuk
mengucapkan sendiri, agar orang tua dapat
mengetahui sejauh mana kemampuan anak
dalam menghafalkan al-Qur’an. Koreksi
bacaannya dan sesuaikan dengan kaidah
tajwid, mahkraj serta tartilnya.
125
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
kesukaannya dan hadiah lain yang
memberikan manfaat.
Tugas orang tua memang semestinya
mendidik dan mengajarkan anak ke arah
kebaikan, maka jangan sampai
melemparkan amanah mulia ini kepada
lembaga maupun orang lain. Jadilah orang
tua yang bijaksana dan totalitas dalam
mengasuh anak.
Cinta Ilmu
Perumpamaan orang yang mempelajari
ilmu di waktu kecil seperti memahat batu,
sedangkan perumpamaan mempelajari ilmu ketika
dewasa adalah menulis di atas air. Begitulah yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW di dalam
haditsnya yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani
dan Abu Darda.
Islam mengajarkan kepada pemeluknya
untuk memiliki antusiasme yang tinggi dalam
menuntut ilmu. Antusiasme dalam belajar yang
tinggi serta meniatkan belajar sebagai ibadah,
yang kemudian menjadikanya istimewa dalam
sejarah Islam, seperti Ibnu Abbas, Ibnu Sina,
126
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Imam Al Ghazali, Imam Syafi’i dan sebagainya
merupakan teladan luar biasa atas kegigihnya
menuntut ilmu.
Masa kanak-kanak adalah fase yang
istimewa atau sering disebut dengan istilah golden
age, sebab usia dini ialah usia yang paling subur
untuk melakukan pembinaan keilmuan dan
pemikiran. Pada masa ini daya tangkap dan daya
serap otak berada pada kemampuan maksimal,
pikiran mereka lebih longgar sehingga mudah
untuk menghafal apa yang ia dengar, mengingat
apa yang ia lihat.
Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang mempelajari al-Qur’an ketika
masih muda, maka al-Qur’an itu akan menyatu
dengan daging dan darahnya. Siapa yang
mempelajari al-Qur’an ketika dewasa, sedangkan
ilmu itu akan mulai lepas darinya dan tidak
melekat pada dirinya, maka ia mendapatkan
pahala dua kali” HR. Hakim
Tahapan Cinta
Fase emas ini jangan sampai
terlewatkan oleh orang tua. Oleh karena itu
agar orang tua mudah mengarahkan anak
127
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
untuk mencintai ilmu, ada beberapa hal
penting yang harus ditempuh:
a. Tanamkan Bahwa Menuntut Ilmu adalah
Perintah Allah SWT.
Kecintaan anak kepada Allah SWT
seyogyanya menjadi prioritas dalam segala
aktivitasnya. Maka, tanamkan terlebih
dahulu cinta Allah SWT, sehingga akan
memunculkan ketaatan para setiap
perintah-Nya dan takut akan azab-Nya,
termasuk dalam menuntut ilmu. Cinta dan
takut kepada Allah SWT akan
memunculkan sikap konsisten, semangat
serta ikhlas tanpa bosan untuk menuntut
ilmu.
b. Tanamkan Bahwa Al-Qur’an adalah
Sumber Kebenaran.
Al-Qur’an merupakan sumber dari
segala kebenaran. Tanamkan sejak awal
kepada anak bahwa semua yang benar
menurut al-Qur’an itulah yang harus dan
boleh dilakukan, begitu juga apa saja yang
dilarang dalam al-Qur’an maka tidak boleh
untuk dilakukan.berikan pula keteladanan
128
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
kepada anak, dengan begitu anak akan
melihat realisasi al-Qur’an sebagai sumber
kebenaran dalam setiap perilaku orang tua.
c. Ajarkan metode belajar menurut Islam.
Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani
menjelaskan dalam kitab as-Syakhshiyah
al-Islamiyah jilid 1, bahwa Islam
mengajarkan metode belajar yang benar,
yaitu:
1) Mempelajari suatu ilmu secara
mendalam, hingga mampu dipahami
dengan benar
2) Meyakini ilmu yang sedang dipelajari
hingga mampu dijadikan sebuah dasar
dalam melakukan aktivitas
3) Ilmu yang dipelajari adalah bersifat
pratis, sehingga tidak hanya melulu
teoritis namun mampu dijadikan
sebagai pemecahan masalah.37
Dalam pelajaran alam semesta,
misalnya sebuah teori menyatakan bahwa
37
Daaruttaqwa, “Agar Anak-Anak Mencintai Ilmu,” 2015,
diakses pada tanggal 22 November 2020 http://daaruttaqwa.sch.id/agar-
anak-anak-kita-mencintai-ilmu.html.
129
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
bulan mengelilingi matahari. Agar teori ini
dapat dipahami dengan mudah ajaklah
anak untuk memperhatikan bulan setiap
hari. Maka, anak akan menemukan fakta
bahwa dari hari ke hari bulan mengalami
perubahan bentuk. Dengan begitu, anak
akan meyakini bahwa perubahan bentuk
setiap harinya disebabkan peredaran bulan,
sehingga anak dapat menentukan tanggal
hijriyah berdasarkan bentuk bulan.
d. Memilih Guru Dan Sekolah Yang Terbaik.
Guru adalah cermin yang dilihat oleh
anak sehingga akan membekas di dalam
jiwa dan pikiran mereka. Guru adalah
sumber pengambilan ilmu. Para Sahabat
dan Salaf ash-Shâlih sangat serius di dalam
memilih guru yang baik bagi anak-anak
mereka.
Ibnu Sina dalam kitabnya, As-
Siyasah, mengatakan,
“Seyogyanya seorang anak itu dididik
oleh seorang guru yang mempunyai
kecerdasan dan agama, piawai dalam
membina akhlak, cakap dalam mengatur
anak, jauh dari sifat ringan tangan dan
130
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
dengki, dan tidak kasar di hadapan
muridnya.”
38
Daaruttaqwa. “Agar Anak-Anak Mencintai Ilmu,” 2015,
diakses pada tanggal 22 November 2020 http://daaruttaqwa.sch.id/agar-
anak-anak-kita-mencintai-ilmu.html.
131
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Namun demikian, tentulah guru yang
paling pertama dan utama adalah
orangtuanya, dan sekolah yang paling
pertama dan utama adalah rumah tempat
tinggalnya bersama orangtua.
e. Mengajari Anak Untuk Memuliakan Para
Ulama.
Abu Umamah ra. menuturkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Ada tiga manusia, tidak ada yang
meremehkan mereka kecuali orang munafik.
Mereka adalah orangtua, ulama, dan
pemimpin yang adil.” HR. Thabrani
132
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
menuturkan bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
“Sesungguhnya Luqman berkata
kepada putranya, “Wahai anakku, engkau
harus duduk dekat dengan ulama.
Dengarkanlah perkataan para ahli hikmah,
karena sesungguhnya Allah menghidupkan
hati yang mati dengan cahaya hikmah,
sebagaimana Dia menghidupkan bumi yang
mati dengan hujan deras.” HR. Thabrani
133
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Pada masa Rasulullah SAW. masih
hidup, Ibnu Abbas ra. telah hafal al-Quran
pada usia sepuluh tahun. Imam Syafi’i ra.
telah hafal al-Quran pada usia tujuh tahun.
Imam al-Bukhari mulai menghapal hadis
ketika duduk dibangku madrasah dan
mengarang kitab At-Tarikh pada usia 18
tahun.
g. Menyiapkan Perpustakaan Rumah.
Mempelajari ilmu tak akan lepas dari
kitab ataupun buku-buku sebagai media
referensi yang senantiasa akan memenuhi
kebutuhan ilmu. Keberadaan perpustakaan
rumah menjadi hal yang sangat penting
untuk mengkondisikan anak-anak
seantiasa dekat dengan ilmu dan
bersahabat dengan kitab-kitab ilmu.
Imam asy-Syahid Hasan al-Banna
dalam Risâlah-nya, sarana paling efektif
dalam mendidik generasi muda dengan
pendidikan Islam yang murni adalah
menyediakan perpustakaan di dalam
rumah, sekalipun sederhana. Koleksi
bukunya dipilihkan dari buku-buku
134
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
sejarah Islam, biografi Salafus Shâlih,
buku-buku akhlak, hikmah, kisah
perjalanan para ulama ke berbagai negeri,
kisah-kisah penaklukan berbagai negeri,
dan semisalnya.
h. Mengajak Anak Menghadiri Majelis-Majelis
Kaum Dewasa.
Rasulullah SAW menceritakan bahwa
beliau ketika masih kecil juga turut
menghadiri majelis-majelis kaum dewasa.
Beliau mengatakan: “Aku biasa menghadiri
pertemuan-pertemuan para pemuka kaum
bersama paman-pamanku….” HR. Ahmad
Dengan membawa anak-anak ke
majelis orang dewasa, akalnya akan
meningkat, jiwanya akan terdidik, semangat
dan kecintaannya kepada ilmu akan
semakin kuat.
Menceritakan Kisah Para Ulama
135
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
bercerita merupakan metode belajar yang juga
diterapkan Nabi SAW kepada anak-anaknya.
39
Suwaid, Propethic Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak,
hal. 516.
136
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
lainnya. Dengan lingkungan keluarga yang
utama seperti ini, Imam Malik dibesarkan.
Ibu Imam Malik adalah orang yang
paling berperan dalam memotivasi dan
membimbingnya untuk memperoleh ilmu.
Tidak hanya memilihkan guru-guru yang
terbaik, sang ibu juga mengajarkan
anaknya adab dalam belajar. Ibunya selalu
memakaikannya pakaian yang terbaik dan
merapikan imamah anaknya saat hendak
pergi belajar. Ibunya mengatakan,
“Pergilah kepada Rabi’ah, contohlah
akhlaknya sebelum engkau mengambil ilmu
darinya.”
Imam Malik belajar dari banyak
guru, dan ia memilih guru-guru terbaik di
zamannya agar banyak memperoleh
manfaat dari mereka. Di antara pesan dari
gurunya yang selalu beliau ingat adalah
untuk tidak segan mengatakan “Saya tidak
tahu” apabila benar-benar tidak mengetahu
suatu permasalahan. Salah seorang guru
beliau yang bernama Ibnu Harmaz
berpesan, “Seorang yang berilmu harus
137
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
mewarisi kepada murid-muridnya
perkataan ‘aku tidak tahu’.
Setelah mempelajari ilmu-ilmu
syariat secara komperhensif, Malik bin
Anas mulai dikenal sebagai seorang yang
paling berilmu di Kota Madinah. Beliau
menyampaikan pelajaran di Masjid Nabawi,
di tengah-tengah penuntut ilmu yang
datang dari penjuru negeri.
Salah satu hal yang menarik dari
kajian fiqih yang beliau sampaikan adalah
penafsiran-penafsiran hadits dan
pendapat-pendapat beliau banyak
dipengaruhi oleh aktifitas yang dilakukan
penduduk Madinah. Menurut Imam Malik,
praktik-praktik yang dilakukan penduduk
Madinah di masanya tidak jauh dari
praktik masyarakat Madinah di zaman
Rasulullah SAW.
Penduduk Madinah juga
mempelajari Islam dari para leluhur
mereka dari kalangan para sahabat Nabi.
Jadi kesimpulan beliau, apabila penduduk
Madinah melakukan suatu amalan yang
138
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
tidak bertentangan dengan Alquran dan
sunnah, maka perbuatan tersebut dapat
dijadikan sumber rujukan atau sumber
hukum. Inilah yang membedakan Madzhab
Imam Malik disbanding 3 madzhab lainnya.
Imam Malik juga dikenal dengan
semangatnya dalam mempelajari ilmu,
kekuatan hafalan, dan dalam
pemahamannya. Imam Malik juga seorang
yang sangat perhatian dengan
penampilannya dan ini adalah karakter
yang ditanamkan ibunya sedari ia kecil.
Pakaian yang ia kenakan selalu rapi,
bersih, dan harum dengan parfumnya. Isa
bin Amr mengatakan,
“Aku tidak pernah melihat seorang
yang berkulit putih ataupun merah yang
lebih tampan dari Malik. Dan juga ian
seseorang yang lebih putih dari
pakaiannya.”40
40
https://kisahmuslim.com/4351-biografi-imam-malik.html
139
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Imam Syafi’i41
Imam Syafi'i yang dikenal sebagai
pendiri madzhab Syafi'i memiliki nama
lengkap Muhammad bin Idris As Syafi'i Al
Quraisy. dengan kunyah (gelar bagi orang
Arab) Abu Abdillah. Nasab beliau secara
lengkap adalah Muhammad bin Idris bin al-
'Abbas bin 'Utsman bin Syafi' bin as-Saib
bin 'Ubayd bin 'Abdu Zayd bin Hasyim bin
al-Muththalib bin 'Abdu Manaf bin Qushay.
Beliau dilahirkan di daerah
Ghazzah, Palestina pada bulan Rajab, tahun
150 H. Pada tahun itu pula, Abu Hanifah
wafat sehingga dikomentari oleh al-Hakim
sebagai isyarat bahwa beliau adalah
pengganti Abu Hanifah dalam bidang yang
ditekuninya.
Ketika Berumur 10 tahun, Imam
Syafi'i dan ibunya tinggal di kota Mekkah,
dekat Syi'bu al-Khaif. Di sana, sang ibu
mengirimnya belajar kepada seorang guru.
Sebenarnya, ibunya tidak mampu untuk
41
Suwaid, Propethic Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak,
hal. 517.
140
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
membiayainya menuntut ilmu, tetapi sang
guru ternyata rela tidak dibayar setelah
melihat kecerdasan dan kecepatan yang
dimiliki oleh Imam Syafi'i, terutama dalam
menghafal.
Imam Syafi'i pernah bercerita
bahwasanya ketika dahulu dia belajar di al-
Kuttab (sekolah tempat menghafal Al-
Qur'an), dia melihat guru yang mengajar di
situ membacakan ayat Alquran kepada
murid-muridnya. Maka beliau pun ikut
menghafalnya. Sampai ketika beliau
menghafal semua yang didiktekan oleh
gurunya, gurunya pun berkata kepada
Imam Syafi'i: “Tidak halal bagiku mengambil
upah sedikitpun darimu.”
Dan ternyata kemudian dengan
segera guru itu mengangkatnya sebagai
penggantinya (mengawasi murid-murid yang
lain) jika dia tidak ada. Demikianlah,
sebelum menginjak usia baligh pun, Imam
Syafi'i telah diangkat menjadi seorang guru.
Setelah rampung menghafal Al-Qur'an di al-
Kuttab, beliau kemudian beralih ke Masjidil
141
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Haram untuk menghadiri majelis-majelis
ilmu di sana.
Sekalipun hidup dalam kemiskinan,
beliau tidak berputus asa dalam menimba
ilmu. Beliau mengumpulkan pecahan
tembikar, potongan kulit, pelepah kurma,
dan tulang unta untuk dipakai menulis.
Sampai-sampai tempayan-tempayan milik
ibunya penuh dengan tulang-tulang,
pecahan tembikar, dan pelepah kurma yang
telah bertuliskan hadits-hadits Nabi. Dan
itu terjadi pada saat beliau belum lagi
berusia baligh.
Sampai dikatakan bahwa beliau
telah menghafal Al-qur’an pada saat berusia
7 tahun, lalu membaca dan menghafal kitab
Al-Muwaththa' karya Imam Malik pada usia
12 tahun sebelum beliau berjumpa
langsung dengan Imam Malik di Madinah.
142
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
waktu kecil. Ibunda Imam Syafi'i adalah
seorang wanita berkecerdasan tinggi tapi
miskin. Meski saat itu Ibunda Imam Syafi'i
telah ditinggal oleh suaminya, dan hidup
sebatang kara, hal itu tidak menghalangi
sang ibu untuk menempatkan anaknya
dalam kultur pendidikan agama yang
terbaik di Mekkah. Dalam sebuah riwayat,
Ibunda Imam Syafi’i pernah berdo’a:
“Ya Allah, Tuhan yang menguasai
seluruh Alam! Anakku ini akan
meninggalkan aku untuk berjalan jauh,
menuju keridhaan-Mu. Aku rela
melepaskannya untuk menuntut ilmu
pengetahuan peninggalan Nabi-Mu. Oleh
karena itu aku bermohon kepada-Mu Ya
Allah permudahkanlah urusannya.
Berikanlah keselamatan kepadanya,
panjangkanlah umurnya agar aku dapat
melihat sepulangnya nanti dengan dada
yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang
berguna, Aamiin”
Meskipun dibesarkan dalam
keadaan yatim dan kondisi keluarga yang
143
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
miskin, hal tersebut tidak menjadikan
beliau rendah diri apalagi malas.
Sebaliknya, keadaan itu membuat beliau
makin giat menuntut ilmu. Beliau banyak
berdiam di Masjid al-Haram dimana beliau
menuntut ilmu pada ulamaulama dalam
berbagai bidang ilmu.
Kekuatan hafalan Imam Syafi'i
sangat mencengangkan. Sampai-sampai
seluruh kitab yang dibaca dapat dihafalnya.
Ketika beliau membaca satu kitab beliau
berusaha menutup halaman yang kiri
dengan tangan kanannya karena khawatir
akan melihat halaman yang kiri dan
menghafalnya terlebih dahulu sebelum
beliau hafal halaman yang kanan.
Beliau juga telah mencapai
kemampuan berbahasa yang sangat indah.
Kemampuan beliau dalam menggubah syair
dan ketinggian mutu bahasanya mendapat
pengakuan dan penghargaan yang sangat
tinggi oleh orang-orang alim yang sejaman
dengan beliau.
144
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Demikian tinggi prestasi-prestasi
keilmuan yang telah beliau capai dalam usia
yang masih sangat belia, sehingga guru-
gurunya membolehkan beliau untuk
berfatwa di Masjid al-Haram. Ketika itu
beliau bahkan baru mencapai usia 15
tahun.42
Ibnu Sina43
Ibnu Sina memiliki nama lengkap
Abu Ali al Huseyn bin Abdullah bin Hassan
Ali bin Sina. Ilmuwan berdarah Persia ini
lahir pada tahun 980 M atau 370 H di
Afsyanah, Uzbekistan. Sepanjang hidupnya
telah menghasilkan 450 karya ilmiah.
Pada usia sepuluh tahun, Ibnu Sina
telah mampu menyelesaikan hafalan al-
Qur’annya, menguasai satra arab, hafal
dasar-dasar agama, menguasai matematika,
aljabar, dan ilmu perbandingan.
42
https://kisahmuslim.com/4351-biografi-imam-malik.html
43
Suwaid, Propethic Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak,
hal. 521.
145
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Pengetahuan yang luar biasa telah dimiliki
Ibnu Sina sejak masa kecilnya.
Pada usia 16 tahun mulai
mempelajari ilmu kedokteran, beliau pun
juga belajar merawat orang sakit
berdasarkan pengetahuan yang beliau
miliki. Berkat melayani orang sakit, Ibnu
Sina pun mampu menemukan metode-
metode baru dalam kesehatan. Beliau
kemudian menjadi dokter di usia 17 tahun.
Beliau semakin terkenal sebagai dokter
semenjak berhasil menyembuhkan Raja
Dinasti Samaniah, Nuh bin Mansur.
Di masa kesibukan menuntut ilmu
tersebut, beliau tidak pernah tidur malam
semalam suntuk, juga tidak pernah
melakukan kesibukan di siang hari selain
membaca. Apabila beliau sedang ada
masalah, maka beliau berwudhu kemudian
pergi ke masjid jami’. Di sana beliau sholat
dan berdoa kepada Allah SWT untuk
memudahkan dan memberinya jalan keluar.
146
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Di zaman ini merupakan hal yang
sangat langka ditemui oleh para generasi
muda bangsa.
44
Suwaid, hal. 516.
147
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
muncullah sifat sombong dalam diri ulama
tersebut.
Ulama tersebut bahkan
mengatakan bahwa Allah SWT itu tidak
ada. Pada suatu pagi para ulama
dikumpulkan di sebuah majelis milik
Syeikh Himad (guru Imam Abu Hanifah).
Hari itu Abu Hanifah kecil ikut hadir
dalam perkumpulan majelis itu.
Dahriyah pun naik ke mimbar lalu
berkata dengan sombong dan congkaknya:
"Siapakah di antara kalian hai para
ulama yang akan sanggup menjawab
pertanyaanku?"
Sejenak suasana hening, para
ulama semua diam, namun tiba-tiba
berdirilah Abu Hanifah kecil dan berkata:
"Omongan apa ini? Maka barang
siapa tahu pasti ia akan menjawab
pertanyaanmu."
"Siapa kamu hai anak ingusan,
berani kamu bicara denganku. Tidakkah
kamu tahu, bahwa banyak yang berumur
tua, bersorban besar, para pejabat, dan
para pemilik jubah kebesaran, mereka
semua kalah dan diam dari pertanyaanku,
kamu masih ingusan dan kecil berani
menantangku," kata Dahriyah.
Abu Hanifah menjawab:
148
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
"Allah tidak menyimpan kemuliaan
dan keagungan kepada pemilik sorban
yang besar dan para pejabat dan para
pembesar, tetapi kemuliaan hanya
diberikan kepada al-Ulama."
"Apakah kamu akan menjawab
pertanyanku?" tanya Dahriyah.
"Ya, aku akan menjawab
pertanyaanmu dengan taufiq Allah," kata
Abu Hanifah kecil.
Dahriyah bertanya: "Apakah Allah
itu ada?". Lalu Abu Hanifah menjawab:
"Ya, ada,"
"Dimana Dia?" tanya Dahriyah.
Kemudian Abu Hanifah menjawab: "DIA,
tiada tempat bagi-Nya."
Dahriyah bertanya lagi:
"Bagaimana bisa disebut ada bila DIA tak
punya tempat?"
149
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Lalu Abu Hanifah meminta air
susu pada gurunya, Syeikh Himad, lalu
bertanya kepada Dahriyah:
"Apakah kamu yakin di dalam susu
ini ada manis?"
"Ya saya yakin di susu itu ada
manis," jawab Dahriyah.
Abu Hanifah kecil berkata: "
Kalau kamu yakin ada manisnya,
saya tanya apakah manisnya ada di
bawah, atau di tengah, atau di atas?"
Lagi-lagi Dahriyah terdiam
mendengar jawaban Abu Hanifah itu
dengan rasa malu. Kemudian Abu Hanifah
menjelaskan:
"Seperti Ruh atau manis yang tidak
memiliki tempat, maka seperti itu pula tidak
akan ditemukan bagi Allah tempat di Alam
ini baik di 'Arsy atau dunia ini.”
Dahriyah bertanya lagi: "Sebelum
Allah itu apa dan setelah Allah itu apa?"
Abu Hanifah menjawab: "Tidak ada
apa-apa sebelum Allah dan sesudahnya
tidak ada apa-apa".
"Bagaimana bisa dijelaskan bila
sebelum dan sesudahnya tak ada apa-
apa?" tanya Dahriyah penasaran.
150
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
"Dalilnya ada di jari tangan kamu,
apakah sebelum jempol dan apakah
setelah kelingking? Dan apakah kamu bisa
menerangkan jempol duluan atau
kelingking duluan? Demikianlah sifat Allah.
Ada sebelum semuanya ada dan tetap ada
bila semua tiada. Itulah makna kalimat Ada
bagi Hak Allah," jelas Abu Hanifah kecil.
Lagi-lagi Dahriyah dipermalukan,
lalu ia berkata: "Satu lagi pertanyaanku,
apa perbuatan Allah sekarang?"
Abu Hanifah menjawab: "Kamu
telah membalikkan fakta, seharusnya yang
bertanya itu di bawah mimbar dan yang
ditanya di atas mimbar."
151
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
lisan anak kecil bernama Abu Hanifah
yang kini menjadi salah satu imam
madzhab dalam sejarah Islam. Semoga
kita dijauhkan dari sifat-sifat tinggi hati,
angkuh, merendahkan orang lain, buruk
sangka, takabbur, zalim, sombong.
Said Nursi
Said Nursi lahir di Desa Nurs,
Provinsi Bitlis, Turki pada 1877 M. Ia
berasal dari suku Kurdi. Penduduk dunia
mengenal beliau sebagai ulama besar dan
mendapat julukana Baiduzzaman Artinya
keajaiban zaman.
Julukan itu mulanya diucapkan
gurunya, Syekh Fathullah Effendi. Sebab,
kecerdasan Said Nursi memang begitu
cemerlang. Bagi rakyat Turki, Said Nursi
tak sekadar seorang alim, melainkan juga
pahlawan.
Nama aslinya adalah Said bin
Mirza. Ayahnya bernama Mirza, sedangkan
ibunya adalah Nuriye. Anak keempat dari
152
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
tujuh bersaudara ini dibesarkan di
lingkungan keluarga petani yang saleh.
Mirza merupakan sosok suami
yang baik, amanah, dan tanggung jawab.
Sepanjang hayatnya berkomitmen tidak
pernah memakan barang haram. Ia hanya
menafkahi keluarganya dengan jalan dan
harta yang halal. Adapun Nuriye
merupakan ahli ibadah, sepanjang malam
Ia menenggelamkan dirinya dalam ibadah,
melantunkan al-Qur’an dan shalat malam.
Kala menjadi ibu hanya menyusui anak-
anaknya dalam keadaan berwudhu.45 Tak
mengherankan jika Said Nursi dan
saudara-saudaranya tumbuh menjadi
insan berakhlak baik.
Secara nasab, Said Nursi sampai
pada Rasulullah Muhammad SAW. Sejak
kecil, Said Nursi telah menunjukkan
kecemerlangannya. Ia merupakan seorang
anak yang cerdas dan kritis. Said kecil
sering kali mengkritisi persoalan yang
45
Habiburrahman El Shirazy, Api Tauhid (Jakarta: Replubika,
2015), hal. 143.
153
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
tidak masuk akal. Bertanya tentang
gerhana bulan, untuk apa hidup? Setelah
hidup mau kemana? Kematian itu apa?
Bagaimana rupa hari kiamat? Juga
tentang surga dan neraka..
Menginjak usia tujuh tahun, Said
muda telah menunjukkan ketertarikannya
dalam agama, terutama al-Qur’an. Ia pun
telah hafal berbagai macam dzikir.
Suatu ketika Said dan saudara-
saudaranya menemani sang ibu memetik
sayur di kebun,. Saat sedang asyiknya,
tiba-tiba angin berhembus sangat
kencang. Sang ibu cemas kemudian
meminta anak-anaknya untuk berlindung
di balik batu besar.
Hanya Said yang tidak cemas.
Dengan tenang Ia berkata, “Ibu tak usah
takut dan cemas, Allah akan
menyelamatkan kita dari bahaya ini,
Insyaa Allah”
Sejak belia Nursi suka berjalan-
jalan ke madrasah untuk mendengarkan
diskusi para syekh bersama murid.
154
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Kegiatan masa kecilnya ini pun
mempunyai pengaruh positif terhadap
karakternya di masa depan.
Said Nursi kecil pernah bermimpi
bertemu Rasulullah SAW. Mimpi itu
seakan menunjukkan, ke depannya ia
akan berjuang dalam ranah dakwah Islam.
Dalam mimpi tersebut, Said Nursi minta
didoakan oleh Nabi agar diberikan ilmu.
Nabi SAW lantas menjawab, Said
Nursi akan dianugerahi ilmu Alquran
dengan syarat tidak akan meminta-minta
kepada siapapun. Mimpi itu begitu
membekas dalam benak Said Nursi hingga
akhir hayatnya.
155
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
kepada Islam, insyaa Allah mereka akan
menjadi generasi penerus Islam yang luar
biasa.
156
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Bagian 6
Penutup
157
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Mari Memupuk Niat
158
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
dijelaskan, antara lain; Mutharrif bin Abdullah ra.
Pernah berkata,
صالَ ِح النِيهة
َ ِالع َم ِل ب َ َو،الع َم ِل
َ صالَ ُح َ ِلب ب
َ صالَ ِح ِ صالَ ُح ال َق
َ
“Baiknya hati adalah dengan baiknya amalan. Dan
baiknya amalan adalah dengan baiknya niat“
Begitu juga Sufyan Ats Tsauri ra. dalam sebuah
kalimatnya mengatakan,
ِ ِ َش ُّد ع
ُ لي من نيهِِت ألَ هَّنَا تَتَ َقله
ب َعلي ت َشيئًا أ َ َ ه
ُ َما َعا ََل
“Tidak ada sesuatu yang paling berat untuk saya
obati, kecuali masalah niatku, sebab ia senantiasa
berbolak-balik dalam diriku“.
Begitulah seharusnya tak bosan dan tak pernah
lelah untuk terus melihat dan meluruskan niat kita.
Terlebih terkait masa depan anak-anak kita yang akan
menjadi jariyah kita di masa yang akan datang. Mari
menanam adab dan al-Qur’an kepada anak-anak kita
agar kelak menjadi generasi istimewa. Karena generasi
istimewa akan lahir dari orang tua yang istimewa pula.
159
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Daftar Pustaka
162
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa
Tentang Penulis
Thoyyibatur Rufiah, bernama lengkap
Thoyyi Batur Rufiah Suryaning Suci,
adalah anak kedua dari pasangan suami
istri Bapak Munari dan Ibu Sumini.
Lahir di kota Ponorogo, 8 Juni 1998.
160
Bekal Menjadi Orang Tua Istimewa