Anda di halaman 1dari 127

Perihal Diri

Khanifatul Aeni Noviani, S.Pd


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2014
tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta Pasal 1 Hak Cipta adalah hak eksklusif
pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

Ketentuan Pidana Pasal 113

(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan


pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan
secara komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 100.000.000 (sartus juta rupiah)
(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa
izin pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayai (1) huruf c, huruf d, huruf
f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama
3 (tiga) tahun dan/atau pidana dengna paling banyak
Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah
Perihal Diri
Penulis : Khanifatul Aeni Noviani, S.Pd

Editor : Vianto Publishing

Desain Sampul : Khanifatul Aeni Noviani, S.Pd

Tata Letak : Vianto Publishing

Publisher :

VIANTO PUBLISHING

Jl Tumenggung Jogokaryo RT 01/RW 01 Dusun Ngerjoso, Desa


Sukoharjo, Pacitan (Depan Masjid Syuhada' sukoharjo), 63518

Telpon/WhatsApp: 08881326373

E-Mail : rvsmart2021@gmail.com

Cetakan Pertama : 2023

QRCBN : 62-1426-9043-724
Prakata
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji hanya untuk-Nya, Tuhan semesta alam,
pemlik langit bumi beserta isinya, pemberi nikmat yang tiada
habisnya, penggenggam takdir dari setiap makhluk-Nya.
Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada beliau
uswah hasanah, Nabi Muhammad SAW. Dengan perjuangan
dan pengorbanannya telah mengantarkan umatnya pada
cahaya Islam, yang dengan teladannya dapat mengantarkan
manusia pada kehidupan yang berkah.
Alhamdulillah atas ridha dan izin-Nya buku yang
berjudul “Perihal Diri” ini telah sampai pada kata selesainya.
Berharap dalam setiap judul dan rangkaian kalimat yang
tertulis dapat memberikan manfaat, menghidupkan hati yang
sedang gersang sebab kehidupan, menyadarkan diri pada
setiap kenyataan. Milik-Nya lah segala sesuatu yang ada di
bumi dan di langit, segala yang nampak maupun yang
tersembunyi.

Rasa syukur dan terima kasih saya ucapkan pada


keluarga yang sudah mendukung dan mendoakan yang
terbaik dalam setiap perjalanan yang saya lakukan. Ucapan
terima kasih juga saya sampaikan pada penerbit yang telah
bersedia mewujudkan tulisan-tulisan sederhana ini menjadi
sebuah buku yang semoga bermanfaat bagi banyak orang
yang membacanya. Dan saya ucapkan terima kasih pada
semua pihak yang turut mendukung, dengan motivasi
semangatnya dan ribuan do’anya yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.

Setiap kata yang tertuang dalam lembaran-lembaran


kertas buku ini semoga menjadi salah satu amal yang diterima
oleh Allah ta’ala. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama

i
bahwasannya manusia tidaklah sempurna, begitu juga dengan
karya saya. Saya ucapkan mohon maaf bila terdapat kesalahan
dan kekurangan, karena sejatinya kesempurnaan memang
hanya milik Allah ta’ala.

Sekian prakata dari saya, semoga karya ini bisa


memberikan manfaat kepada pembaca serta dapat
mengantarkan pada keberkahan (Ziyaadatul Khoir). Aamiin yaa
Rabbal ‘aalamiin.

Tegal, 2 Desember 2022

Khanifatul Aeni Noviani

ii
Daftar Isi

Prakata ............................................................................i

Daftar Isi ........................................................................iii

Bak Kertas Kosong ......................................................................... 1

Tak Selamanya ................................................................................. 4

Berat Memang ................................................................................. 7

Berlapang Dada ............................................................................. 10

Akan Sirna ........................................................................................ 13

Semestinya ...................................................................................... 16

Dari Sebuah Mimpi ...................................................................... 19

Siap! ................................................................................................... 22

Hanya Singgah .............................................................................. 25

Tak Mengapa Jika Lelah ............................................................ 28

Hadapi Dengan Berani ............................................................... 31

Untuk Dirimu ................................................................................. 34

Bebas Yang Terbatas .................................................................. 37

Di Akhir Waktu .............................................................................. 40

Paksa ................................................................................................. 43

Tidak Selalu Sama ........................................................................ 46

Untuk Siapa? .................................................................................. 49

Terima Kesalahan ......................................................................... 52

iii
Memang Bukan Milik ................................................................. 55

Mengagumi-Nya .......................................................................... 58

Memilih ............................................................................................ 61

Arti Diam ......................................................................................... 64

Tentang Lupa ................................................................................. 67

Love Your Self ................................................................................ 70

Pembelajar Namanya ................................................................. 73

Hampa .............................................................................................. 76

Akan Ada Waktunya ................................................................... 79

Salamku ........................................................................................... 82

Kita Ini Hamba ............................................................................... 85

Biografi Penulis ............................................................................. 88

iv
1 | Bak Kertas Kosong

“Hal hebat bisa jadi tercipta dari hal baru yang


diterima, terus dijalankan, dinikmati dan mencoba untuk
disyukuri.”

1 | Perihal Diri
P
ernahkah kau tersadar, hidupmu hari ini jauh
lebih berarti dari suka duka yang kau alami?
Mencari celah untuk terus mengeluh dan tak
bersyukur bukan sikap bijak dari seorang manusia yang telah
diberi nyawa dan banyak bahagia oleh Tuhannya. Harimu ini
adalah lembar baru, dan setiap hari-hari yang berhasil kau
jalani adalah rangkaian puzzle keberhasilan atau bahkan
kehancuran. Tidak bisa dipastikan tapi bisa kau rencanakan.

Semakin hari semesta semakin gigih mengajak untuk


berjelajah tentangnya, menghirup sesaknya polusi dunia,
melihat buramnya harapan, menelisik setiap sudut sedih dan
bahagia. Kulihat manusia yang semakin sibuk dengan dirinya
sendiri, membiarkan yang lain terlantar tak berdaya menangisi
hidupnya. Manusia yang semakin tergila-gila dengan dunia,
sampai yang bukan jalannya direnggut dengan semena-mena.
Benarkah demikian?

Masih kuingat begitu jelas masa dimana semua


nampak baik-baik saja, bermain, berkumpul bersama teman,
tertawa lepas dengan ocehan tak bermakna, bersitegang
dengan teman yang akhirnya tak berselang lama akan kembali
berbagi canda. Semua terasa singkat namun sangat melekat
dalam ingatan.

Masanya sudah berubah, seiring bergesernya detik jam


dinding, kaki melangkah dan hari berganti, semua akan tak
lagi sama. Selalu ada hal baru dibalik perubahan, pergantian
dan apapun itu yang dirasa tidak sama lagi. Seperti polosnya
masa kecil yang kini telah tiada dan berubah menjadi
tegangnya perjalanan menuju dewasa yang katanya indah
namun tak sedikit yang mengungkapkan ketidaksesuaiannya.

Kukira sesuatu yang baru akan sangat mengejutkan


dan menyenangkan. Pada kenyataannya memang begitu

2 | Khanifatul Aeni Noviani


mengejutkan namun tak semuanya menyenangkan juga
menyedihkan. Tapi semuanya patut untuk disyukuri. Kuambil
sisi baiknya, mungkin semua tidak sama. Meski takdir ditulis
dalam waktu yang sama sekalipun kuyakin isi untuk setiap
makhluk-Nya pasti berbeda. Aku masih percaya dan ku
berdo’a untuk terus percaya bahwa skenario Sang Pencipta
begitu sempurna.

Hal hebat bisa jadi tercipta dari hal baru yang diterima,
terus dijalankan, dinikmati dan mencoba untuk disyukuri. Maka
semoga saja Allah mengizinkan kita untuk berusaha
mengaplikasikannya dalam hidup yang singkat ini dan dengan
keterbatasan manusia biasa yang setiap dari kita pasti ada
yang berbeda.

Seringkali kutemui dalam ingatan saat keadaan begitu


menghimpit dan tidak sesuai menurut keterbatasanku, “aku
ingin kembali pada masa kecilku, semua terasa sempurna
disana”. Ah lagi-lagi kekufuran itu datang menjelma seperti
hantu yang tidak diharap hadirnya, memaksa masuk ditengah
riuhnya perdebatan hati dan pikiran. Dibagian ini aku
menyadari, betapa semu apa yang aku rasa. Sangat mudah
berganti dan butuh pegangan kuat untuk setiap jalan yang
dilalui.

3 | Perihal Diri
2 | Tak Selamanya

“Tanpa sadar dunia mempermainkan begitu lihai


perasaan dan pikiran yang sering lalai. Dunia begitu
banyak menyediakan suatu hal yang saling bertolak
belakang, seperti dua mata pisau yang harus dengan
cermat untuk diperhatikan.”

4 | Perihal Diri
D
unia adalah kesementaraan yang nyata. Kurasa
waktu semakin cepat berlalu, meninggalkan jejak
yang begitu banyak, entah indah ataupun pedih.
Semua berjalan beriringan meski saling bertolak belakang,
tanpa suara ingin saling mendahului. Namun jeritan tanpa
suara ternyata lebih nyata.

Malam begitu panjang bagi yang menunggu hadirnya


fajar, namun amat sangat singkat bagi yang mendamba
ketenangan istirahat karena dateline pekerjaan yang begitu
banyak.

Bintang terlihat semakin menggoda mata untuk


memandang di langit yang hitam bersama sang rembulan
yang gagah menawan, bagai cat putih yang menghias di atas
kertas berwarna hitam.

Denting waktu terus berputar tak dapat dihentikan.


Sebagian orang terlelap dalam kedamaian dan riuhnya mimpi
yang hadir pada alam bawah sadar, sedang yang lain hanyut
dalam rintihan do’a pada Rabb semesta yang telah
menciptakan segala keindahan dunia dengan luar biasa.

Saat pagi mulai menyapa, beragam sekali sambutan


manusia. Ada yang menyambut dengan riang gembira karena
hari baru baginya adalah lembaran kisah yang dia bebas
melukisnya, namun tak sedikit yang mengutuknya karena telah
mengganggu ketenangan tidurnya. Inilah kesementaraan.
Dinikmati atau tidak, dia akan sirna.

Tak dapat kupungkiri, terkadang aku pun menjadi


seseorang yang kusebut mereka. Tanpa sadar dunia
mempermainkan begitu lihai perasaan dan pikiran yang sering
lalai. Dunia begitu banyak menyediakan suatu hal yang saling

5 | Khanifatul Aeni Noviani


bertolak belakang, seperti dua mata pisau yang harus dengan
cermat untuk diperhatikan.

Kesementaraan ini mengaduk pikiran dan perasaanku


untuk menikmati hal yang kuyakini akan sirna. Berbagai
macam cara menikmati telah tersedia, langkah baik atau buruk
terserah padaku karena pada akhirnya memang hanya aku
yang akan mempertanggung jawabkan semuanya.

Terdiam dan takut melangkah adalah salah yang


pernah aku lakukan, membungkam setiap kenyataan yang
sudah dihadapan, akhirnya ia pergi dan menyisakan banyak
penyesalan. Memang kesementaraan memaksa aku untuk
lebih pintar dalam mengambil tindakan, menjalani kehidupan
dan menghadapi banyak kenyataan.

Banyak hal baik yang bisa terus dilakukan meski


terkadang tertutup dengan keburukan yang begitu
menyilaukan dengan tipuannya. Dengannya aku perlu banyak
tahu tentang segala hal, apa yang banyak orang lakukan
belum tentu baik dan apa yang banyak orang tinggalkan
belum tentu buruk. Kurasa semua orang sama sepertiku yang
sedang mencari sesuatu disetiap perjalanan hidup yang
singkat ini, entah mencari kebaikan atau hanya sekedar
mencari keuntungan untuk sebuah kesementaraan.

Aku terdiam sejenak mengingat banyak hal yang telah


kulewati, kubandingkan sebelum dan sesudah aku mengerti,
ternyata aku pernah sebodoh dan sepintar itu atas
ketidaktahuan. Tanpa sadar aku menertawakan sampai
menangisi diri sendiri, ah rasanya aku ingin menyadari
kesementaraan ini di masalalu. Tapi apa gunanya? Bukankah
seperti apapun itu adalah jalan terbaik yang telah digariskan
untuk kulewati.

6 | Perihal Diri
3 | Berat Memang

“Cepat atau lambat semua yang bermula pasti akan


berakhir, dijalankan dengan baik atau seenaknya pasti
akan berakhir bahkan dijalankan atau tidak pun semua
akan berakhir, terlepas dari sebaik dan sehancur apapun
hasilnya di akhir.”

7 | Perihal Diri
L
angit yang membentang laksana laut yang tenang
namun tak berujung. Setiap saat berganti warna
mengukir keindahan, sungguh kuasa Allah yang
begitu mempesona. Saat pagi menyapa, warna biru
menakjubkan bersamaan dengan hadirnya sang mentari
menghias langit yang terbentang kokoh. Ketenangan
hembusan angin tak dapat dipisahkan dengan birunya langit
ciptaan Yang Maha Pencipta.

Teriknya matahari yang mulai meninggi begitu


menyilaukan mata, sebagian manusia masuk ke dalam ruangan
agar tidak terkena panasnya. Namun sebagian yang lain
memanfaatkannya untuk sekedar mengeringkan pakaian atau
semacamnya.

Senja hadir dalam balutan keindahannya yang begitu


dikagumi banyak manusia. Malam menyusul dengan gemerlap
bintangnya dan keheningan.

Bumi yang menghampar dan gunung yang menjulang


begitu kokoh di bawah langitnya, bagai paku bumi yang tak
dapat tumbang. Namun tidak, bahkan gunung-gunung yang
menjulang tinggi itu akan terbang seperti anai-anai, bumi yang
menghampar akan hancur tak tersisa, langit yang indah akan
tiada, lalu bagaimana dengan kita manusia?

Manusia lebih kecil dari gunung yang menjulang,


manusia lebih kecil dari bumi yang menghampar dan manusia
lebih kecil dari langit yang membentang. Tapi angkuhnya
terkadang mengalahkan apapun, seolah dia akan hidup
selamanya di dunia dan tak akan pernah tiada.

Kubuka lembaran kisah yang telah termaktub dalam


kitab yang suci dan abadi (al-qur’an). Surat Al-Ahzab ayat 72

8 | Khanifatul Aeni Noviani


telah menyebutkan manusia itu sangat zalim, manusia
menerima amanah dari Allah yang bumi, langit dan gunung
enggan menerimanya lantaran khawatir dan tidak dapat
melaksanakannya.

Amanah memang begitu berat, bahkan gunung yang


besar pun tak sanggup memikulnya. Bahkan telah banyak ku
dengar bahwa amanah begitu akrab dengan tanggung jawab,
bersanding erat dengan kebahagiaan dan kesengsaraan, juga
bersahabat dengan perjuangan dan pengorbanan.

Sebagai manusia biasa kadang ku melihat dan merasa


bahwa semangat menggebu untuk melakukan sesuatu
memang hanya di awal, setelahnya kembali lemah dan sangat
biasa saja. Tapi, sebagai seorang hamba dari Pemilik Semesta
dan yang ingin menjadi taat sebagaimana teladannya
(Rasulullah), aku berpikir kembali bahwa menjadi luar biasa
memang butuh cara lebih dari yang biasa. Berawal dari
mengenal siapa dan bagaimana Pemilik amanah misalnya,
dengan tujuan agar tahu apa yang harus dilakukan dan
tinggalkan, apa yang ragu menjadi yakin dan apa yang tidak
mampu menjadi mampu.

Yaa.. cepat atau lambat semua yang bermula pasti


akan berakhir, dijalankan dengan baik atau seenaknya pasti
akan berakhir bahkan dijalankan atau tidak pun semua akan
berakhir, terlepas dari sebaik dan sehancur apapun hasilnya di
akhir. Karena kita tahu bahwa akhirnya dunia pun akan
berakhir, meninggalkan kisah dan tanggung jawab pada
Hakim Yang Maha Adil.

9 | Perihal Diri
4| Berlapang Dada

“Jika aku hanya siap menerima kebahagiaan saja,


maka bagaimana dengan ketidaksesuaian yang pasti
akan kuhadapi? Aku tidak mungkin lari.”

10 | Perihal Diri
M
alam ini hujan datang dengan begitu deras,
tanpa henti ia terus membasahi setiap sudut
halaman rumah dan jalan-jalan desa. Padahal
aku berharap malam ini hujan tidak datang, karena pikirku
tanpa hadirnya pun cuaca sudah cukup membuat manusia
begitu kedinginan. Haha, namun siapalah aku.

Tepat pukul 23.00 WIB aku masih terjaga dalam


sadarku, barisan kata indah dalam lembaran buku membuatku
hanyut dalam keasikan. Suara gemricik air yang jatuh dari
genting rumah sisa hujan itu begitu jelas terdengar, karena
memang tak ada suara lain selainnya.

Aku teringat pada sebuah petuah indah dari seorang


guru, "Siapkan dua ruang dalam hatimu. Satu untuk menerima
kebahagiaan dan yang satu untuk menerima ketidaksesuaian.
Karena di dunia ini banyak orang yang siap menerima segala
bentuk kebahagiaan namun tidak dengan ketidaksesuaian". Ini
nyata.

Dalam diamku tersadar, akan ada banyak hal yang


akan aku dapatkan dan rasakan di dunia ini, bahkan hal
terparah dan sangat kubenci bisa tiba-tiba datang tanpa
permisi. Jika aku hanya siap menerima kebahagiaan saja, maka
bagaimana dengan ketidaksesuaian yang pasti akan kuhadapi?
Aku tidak mungkin lari.

Ketidaksesuaian yang aku anggap adalah hal buruk


sebenarnya hal baik yang terkadang tidak bisa aku pahami
secara cepat. Ah sebenarnya aku sadar akan hal itu tapi di
kondisi tertentu aku merasa gagal dan tidak bisa
memahaminya sama sekali. Aku hanya bisa memahami secara
cepat tentang kebahagiaan dan kebaikan yang semua orang
pun bisa memahaminya.

11 | Khanifatul Aeni Noviani


Jika dipikir lagi, mana mungkin Allah mau membuat
hamba-Nya tidak baik-baik saja tanpa ada kebaikan disana.
Bahkan Dia lah yang lebih menyayangi kita lebih dari diri kita
sendiri, Dia lebih mengerti kita lebih dari diri kita sendiri,
bahkan Dia yang menyediakan semua kebutuhan kita dan kita
tidak bisa apa-apa tanpa-Nya.

Ku menyadari, bahwa ini hanya tentang keinginan dan


harapan yang kadang tidak tercapai karena keterbatasan yang
manusia punya. Baik dan buruk yang aku tau tidak semua
benar dan sangat terbatas. Dengannya, percaya bahwa apa
yang Allah berikan sudah pasti baik dan tidak akan salah.
Hanya saja, hati dan iman ini yang perlu dididik agar tidak
pernah menyalahkan.

Berusaha untuk tetap baik-baik saja dalam keadaan


yang belum bisa diterima sepenuhnya memang pekerjaan
yang sangat payah, cukup memforsir perasaan untuk tetap
biasa saja seolah tidak pernah ada apa-apa, tapi nyatanya
begitu lelah dibuatnya. Seperti membohongi diri sendiri juga
orang lain rasanya. Menguasai diri sendiri pun pekerjaan yang
tidak mudah, tidak semua orang mampu bahkan banyak yang
menyerah. Dengannya, mengenal diri sendiri adalah suatu hal
yang harus dipelajari untuk tau bagaimana menyikapi dan
memahaminya, berawal dari mengenal siapa yang
menciptakan dan menghendaki diri ini ada (Allah).

12 | Perihal Diri
5 | Akan Sirna

“Meraih kesempurnaan adalah hal yang sulit untuk


didapatkan, bahkan bukan hal yang harus dipaksakan.“

13 | Perihal Diri
D
ari atas gedung yang menjulang begitu tinggi
terlihat gemerlap bintang dari dua sisi yang
berlawanan. Ketika mendongak ke atas dengan
indahnya bintang berkedip-kedip dengan warna terang yang
sama, saling berdekatan namun begitu tenang. Seketika mata
tertuju pada barisan lampu berwarna-warni di jalanan kota,
nampak seperti bintang di langit hanya saja warna mereka
berbeda dan lampu-lampu jalan itu bukan bintang sungguhan
seperti kelihatannya. Kenyataannya, bintang sungguhan begitu
jauh meski terlihat jelas cahayanya sama seperti tamaram
lampu jalanan kota yang berbaris rapi dengan warna-warna
terangnya.

Pikiranku menerobos pada sebuah kenyataan, bahwa


keindahan sesungguhnya memang terlihat begitu memukau
namun sulit didapat karena membutuhkan jangkauan yang
begitu luas. Sedangkan keindahan yang tidak sebenarnya atau
hanya fatamorgana akan lebih mudah didapat meski sesekali
sulit tidak akan luput darinya.

Melihat kejamnya dunia pada sebuah kenyataan yang


sering terpampang jelas di awak media atau bahkan di
sekeliling kita sendiri. Harta yang dibanggakan seolah
membutakan mata dan hati pemiliknya, mencintainya lebih
dari cintanya pada diri sendiri dan keluarganya. Kehilangannya
seperti kehilangan hidupnya, bahkan sanggup menghilangkan
nyawa saudaranya demi mempertahankan harta yang berada
dalam genggamannya. Uang, benda mati yang seolah hidup
dan menghidupkan manusia. Tanpa dipungkiri, segala
kebutuhan yang bersifat dunia memang membutuhkannya.
Kaya harta membuat banyak orang buta, meski tidak semua
dan banyak yang bertolak belakang dari kebanyakan orang.
Tapi nyatanya memang sulit dan bukan hal mudah untuk
menjadi bagian dari kebanyakan orang kaya nan dermawan

14 | Khanifatul Aeni Noviani


yang menjadikan hartanya sebagai senjata perjuangan di jalan
Rabb-nya. Setiap jalannya yang tertatih demi mendapat
banyak angka itu perlu perbaharuan yang ada pada dadanya,
setiap uluran tangan pada yang membutuhkan sungguh
menguras tenaga untuk menjaga niatnya agar tidak riya’, lebih
dari sekedar ingin dipuji oleh manusia namun juga termasuk
deretan syirik meski yang paling ringan. Meski ringan, syirik
tetaplah syirik yang merupakan sesuatu yang sangat dibenci
Allah ta’ala.

Indahnya lampu jalanan kota yang berbaris rapi


dengan tenang di tengah bisingnya suara kendaraan yang
berlalu lalang melewatinya masih bisa diraih dengan mudah.
Lain halnya dengan bintang yang gemerlapan di langit
berwarna hitam yang tak begitu pekat dan masih menyisakan
warna lain disana, terlihat sama ukurannya dengan lampu jalan
namun nyatanya sangat berbeda dan tak semudah yang
dibayangkan untuk meraihnya dan memang sangat tidak
mudah bahkan tidak dapat di raih oleh tangan manusia.

Meraih kesempurnaan adalah hal yang sulit untuk


didapatkan, bahkan bukan hal yang harus dipaksakan. Mecoba
lebih baik dari hari kemarin dan mengalahkan ego sendiri
mungkin itu cukup membuktikan bahwa hidupmu terus
berjalan dan kau hidup.

15 | Perihal Diri
6 | Semestinya

“Sebuah kesedihan adalah ujian dan itu mudah


disadari tanpa perlu disadarkan, namun siapa
menyangka bahwa kebahagiaan juga disebut ujian, bagi
yang mensyukurinya akan ditambah kebahagiaannya
tapi bagi yang lalai entah akan dikurangi atau bahkan
diambil dan tidak diberi kesempatan lagi untuk
menikmatinya.”

16 | Perihal Diri
pa yang dilakukan hamba memang terkadang

A salah dan keliru karena memang manusia


tempatnya. Tapi untuk berbenah bukan suatu
hal yang mustahil untuk terus dilakukan.

Apa yang disebut anugerah bisa menjadi masalah bagi


yang tidak paham bagaimana menyikapinya, bisa menjadi
musibah bagi yang salah mengekspresikannya. Dengannya,
tidak ada obat bagi dua orang yang saling mencinta selain
menikah, tentu dengan berbagai syarat dan ketentuannya jika
ingin mendapat berkah, niat karena Allah pastinya.

Namun, tidak semua cinta hanya tentang dua orang


antara laki-laki dan perempuan. Ada cinta antar sahabat, antar
keluarga, antar sesama manusia. Bagaimana dengan antar
kota? Haha, biarkan angkutan umum saja yang antar kota.

Jika cinta adalah kebahagiaan, maka cara


membahagiakannya harus dengan cara yang paling membuat
bahagia yaitu melibatkan Allah di dalamnya. Mencintai Allah
sebelum mekhluk-Nya adalah kebahagiaan yang tidak semua
orang dapat memilikinya. Terkadang ketika cinta menyapa,
manusia lupa dengan Tuhannya dan melampaui batas
karenanya. Bahkan perlu disadari bahwa cinta yang datang
berasal dari Maha Cinta yang begitu mencintai kita, hambanya.

Sebuah kesedihan adalah ujian dan itu mudah disadari


tanpa perlu disadarkan, namun siapa menyangka bahwa
kebahagiaan juga disebut ujian, bagi yang mensyukurinya
akan ditambah kebahagiaannya tapi bagi yang lalai entah akan
dikurangi atau bahkan diambil dan tidak diberi kesempatan
lagi untuk menikmatinya.

Seseorang pernah bercerita bahwa temannya ada yang


hampir gila karena cinta, aku menyimak setiap kisahnya untuk

17 | Khanifatul Aeni Noviani


aku ambil pelajaran. Ingin memiliki, adalah poin besar yang
aku dapatkan. Tidak menyangka bukan, bahwa yang kita sebut
anugerah dan kebahagiaan dapat merusak jiwa dan diri
seseorang akibat takdir Allah didahului oleh pikiran dan
keinginannya.

Aku tak bisa berjalan menyusuri lembah dunia tanpa-


Nya, sekalipun kesenangan seolah mengelilingiku tiada henti.
Aku bisa tiba-tiba berhenti menikmati semua tanpa aku tahu
dan aku pinta, bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun.
Dengannya, tiada yang paling membahagiakan dan
menenangkan selain bersama Allah disetiap perjalanan yang
penuh kesenangan dan kesedihan sesaat ini.

Seiring berjalannya waktu, cinta manusia akan hilang


bagi yang tidak mendahulukan cinta Allah didalamnya.
Sedangkan cinta Allah akan tetap utuh meski dosa yang kau
lakukan terus-menerus dan tiada henti. Tapi kebanyakan orang
tidak menyadarinya dan terus bergelayut dalam
kesenangannya dengan menutup mata. Karena dunia ini fana,
maka akan tetap fana dan yang abadi hanya Allah Ta’ala.

18 | Perihal Diri
7 | Dari Sebuah Mimpi

“Hidup memang berawal dari sebuah mimpi, entah


mimpimu atau mimpi orang tuamu dan bisa jadi mimpi
orang lain.”

19 | Perihal Diri
wan hitam berkabut, seolah langit ingin jatuh

A bersama dengan airnya. Burung-burung


terbang berkelompok kesana kemari saling
mengikuti. Rintik air jatuh membasahi bumi bersamaan,
semakin lama semakin deras dan tanpa ampun. Tidak ada
suara yang dapat mengalahkan bisingnya air yang jatuh di
atap-atap rumah. Suara menggelegar seoalah langit
mengamuk dengan sinar panjangnya bagai sengatan listrik.

Suasana begitu hening, bisingnya rintik air mulai


mereda dan langit telah menampakan cahayanya lagi. Kutatap
langit dari teras rumah, ada warna-warna indah yang saling
menghimpit. Anak-anak kecil berlarian memanggil teman-
temannya, "pelangi-pelangi". Mereka mulai ramai dan pelangi
pun pamit perlahan.

Membuka kembali lembaran usang diantara himpitan


buku-buku yang berbaris rapi. Terlihat bait-bait kata penuh
harap. Teringat malam-malam penuh do'a dan derai air mata
untuk wujudnya. Hingga tinta menggoresnya satu persatu
untuk menunjukan bahwa tulisan telah berwujud nyata.

Hidup memang berawal dari sebuah mimpi, entah


mimpimu atau mimpi orang tuamu dan bisa jadi mimpi orang
lain. Beranilah bermimpi yang tinggi dan banyak, terwujud
atau tidak bukan kehendak manusia, yang terpenting adalah
do'a dan usaha.

Hadirnya diri ini pun tidak lain adalah mimpi, mimpi


orang tua yang akhirnya menjadi nyata. Setiap kejadian yang
dijalani hari ini bisa jadi adalah mimpi kemarin lusa. Tidak
jarang bukan banyak orang mengatakan "aku baru memikirkan
hal ini kemarin", "ini wujud dari tulisanku beberapa tahun lalu".

20 | Khanifatul Aeni Noviani


Terlalu takut kita bermimpi, terlalu takut juga kita
melangkah. Padahal hidup ini adalah pergerakan, yang tidak
mau bergerak maka akan tertinggal. Lihatlah orang-orang
besar, banyak dari mereka adalah orang biasa bahkan tak
punya, tapi bersama mimpi mereka berdo'a dan berusaha.
Hasil urusan Pencipta, manusia dengan keterbatasannya tidak
dapat menentukan semua. Mimpi baik ataupun buruk terserah
manusia, karena tanggung jawab pun ada padanya. Jika mimpi
baik tidak ada maka bersiaplah mimpi-mimpi yang tidak baik
akan mendarat dengan sempurna dihadapan kita dan mereka
tertawa melihat kita yang diam seperti tak punya tujuan hidup
di dunia.

Mustahil bagi kita belum tentu bagi Pemilik Semesta.


Terciptanya manusia dibekali kelebihan dan kekurangan.
Lebihnya dijaga dan disyukuri, kurangnya diperbaiki dan
disyukuri. Bagaimana bisa bermanfaat bagi sesama sedangkan
kita hanya diam seperti tidak berdaya.

Mimpi tertinggi adalah masuk ke dalam surga, tidak


dipungkiri dan semua orang pasti memiliki. Kehidupan abadi
yang sangat membahagiakan, bahkan ketika manusia diberi
kebahagiaan di dunia sudah sangat bahagia bagaimana jika
diberi segalanya di surga, padahal kebahagiaan di dunia
sangat tidak ada artinya dengan kebahagiaan yang ada disana.

Sekedar ingin makan besok pagi juga sebuah mimpi,


makanan tidak akan turun dari langit seperti kisah Nabi Isa As
karena kita manusia biasa, semua harus ada ikhtiar agar
terwujud nyata.

21 | Perihal Diri
8 | Siap!

“Setiap episode yang diberikan adalah hadiah yang


begitu sempurna, senang sedih bukan alasan kita untuk
lupa dan berputus asa dari rahmat-Nya.”

22 | Perihal Diri
ebuah film akan menarik dengan skenario terbaik.

S Setiap tokoh akan melakukan adegan apapun


sesuai naskah yang tertulis, entah konflik, humor
atau romantis. Apapun yang dilakukan akan ada resiko
meskipun hanya tayang satu kali. Lelah pasti, dan Ini masih
tentang film di televisi.

Pemeran utama dalam hidup ini adalah diri sendiri,


skenario terbaik sudah dibuat oleh Maha Pencipta. Senang
sedih sudah menjadi bagian dari hidup yang tidak akan
terpisahkan. Sebagai pemeran dunia yang filmya akan
ditayangkan dan disaksikan seluruh pemeran lainnya, maka
bersiaplah untuk memainkan satu film yang waktunya sangat
panjang dan episode yang entah berapa banyak jumlahnya.

Siap, adalah kata patuh saat tuan meminta sesuatu


pada pelayannya. Lebih dari itu, siap adalah kata taat seorang
hamba saat diberikan tugas oleh Rabbnya. Tugas hamba
adalah ibadah, sudah itu saja. Niatnya karena Allah, tujuannya
pada Allah dan hasilnya untuk diri sendiri. Mudah bukan?
Tidak. Sungguh menguras hati.

Ada saatnya semua mudah dan ringan dilakukan,


sangat bahagia dirasakan. Itu ketika pasang. Namun ketika
surut, berat dan sungguh berat untuk melakukan, malas dan
sesak dirasakan. Sebabnya, hal yang dibenci Allah dilakukan
dan yang disenanginya ditinggalkan. Singkatnya, maksiat.

Mungkin mustahil bagi manusia biasa bisa untuk


sempurna melaksanakan perintah-Nya. Hawa nafsunya yang
kadang tak terkendali menguasai hati dan pikirannya hingga
cahaya iman tak dapat terlihat seolah buta. Tak mengapa,
itulah keterbatasan. Manusia tidak dituntut untuk menjadi
sempurna karena kesempurnaan hanya milik-Nya. Tapi

23 | Khanifatul Aeni Noviani


manusia dituntut untuk usaha dan berdo’a karena Allah akan
melihat kesungguhannya.

Setiap episode yang diberikan adalah hadiah yang


begitu sempurna, senang sedih bukan alasan kita untuk lupa
dan berputus asa dari rahmat-Nya. Banyak manusia gagal
dalam satu jalan cerita hidupnya namun Allah menolongnya
dengan segera, karena hatinya masih terpaut erat dengan
pemilik-Nya. Banyak pula manusia yang berhasil dalam satu
jalan cerita hidupnya namun setelahnya Allah membiarkannya
dan tidak lagi peduli padanya, karena dia lupa siapa yang
membuatnya berhasil. Itulah gagal yang berhasil dan berhasil
yang sebenarnya gagal.

Saat dihadapkan suatu persoalan hidup yang baru


seringkali kita menolak dan enggan menerima, mengacuhkan
padahal dia selalu mengikuti kita karena sejatinya memang dia
milik kita. Maka kembali pada kata SIAP dan lakukan dengan
sebaik-baiknya.

Pengetahuan yang terbatas ini tak bisa menembus


segala yang tak terlihat. Ilmu yang sangat sedikit ini pun tak
bisa mengalahkan yang menciptakan-Nya. Sabar adalah cara
mulia yang harus dilakukan saat semua terasa berat dan tak
sanggup memikulnya. Syukur adalah cara mulia yang harus
dilakukan saat diri ini masih bisa berjalan di dunia dan diberi
kesempatan untuk memperbaiki ketidakbaikan yang pasti
pernah terlaksana.

Maka selalulah bersiap! Semoga kita dimampukan.

24 | Perihal Diri
9 | Hanya Singgah

“Seringnya tempat singgah ini dianggap tempat abadi


yang akan terus ditempati, hingga lupa bahwa akhirat
tempat yang kekal dan kelak akan kita singgahi tanpa
kita akan pergi lagi.”

25 | Perihal Diri
empat singgah tidak sama dengan rumah, terlalu

T nyaman tidak baik untuk diri sendiri. Seperti sekolah,


kita mengunjunginya setiap pagi untuk mencari ilmu
dan sore harinya kita harus sudah kembali ke rumah karena
waktu belajar di sekolah sudah selesai. Seperti dalam
perjalanan, tidak mungkin kita akan terus berada di jalan,
pastinya ada tujuan yang dicari dan kita akan pulang ke rumah
untuk kembali. Seperti masa depan, banyak cita-cita yang
diterbangkan namun jangan lupa bahwa kaki masih menapak
di bumi.

Tempat singgah kita saat ini adalah bumi, tempat yang


penuh dengan kesenangan dan kesengsaraan. Saat senang
jangan lupa dengan Penciptanya, pun dengan sedih jangan
sampai lupa meminta pertolongan pada-Nya.

Bumi ini adalah tempat, tempat singgah lebih


tepatnya. Rumah kita adalah akhirat yang memiliki dua tempat
disana, silakan memilih, ada surga dan neraka. Jika memilih
surga maka kita akan kekal dengan kesenangannya, namun
jika neraka rumah yang kita pilih maka kita akan kekal dengan
kesengsaraannya. Eh, na’udzubillah.

Tempat singgah ini begitu menyilaukan mata bagi


yang melihatnya tanpa iman, begitu banyak menyediakan
menu kesenangan dengan beragam halal haramnya. Tidak
jarang yang mengambil haramnya karena terlihat begitu
menggiurkan dan mengabaikan kehalalannya karena dianggap
sulit dan terlalu banyak aturan.

Seringnya tempat singgah ini dianggap tempat abadi


yang akan terus ditempati, hingga lupa bahwa akhirat tempat
yang kekal dan kelak akan kita singgahi tanpa kita akan pergi
lagi. Nanti disaat mata tertutup dan tidak akan terbuka lagi
dengan raga yang sudah tidak lagi menapak di bumi baru

26 | Khanifatul Aeni Noviani


menyadari, bahwa bekal yang dicari selama ini kosong dan
salah tidak berguna. Ingin kembali untuk memperbaiki namun
kesempatan kedua tidak ada lagi, yang tersisa hanya sesal dan
pasrah menanggung derita dan siksa.

Mencapai tempat yang tinggi kita butuh pegangan


dan kerja keras penuh kesabaran untuk menaiki tangga-
tangga kecil yang bernama ujian. Tidak mudah dan sangat
payah, butuh berani dan istiqomah. Seringnya berani dan
istiqomah pun adalah ujian terberat yang harus dihadapi
dengan sekuat tenaga keimanan.

Perlu diingat kembali bahwa tempat singgah ini


sementara dan tidak abadi, kita akan pergi dan tidak tau kapan
malaikat Jibril datang menghampiri untuk mencabut nyawa
dan menghentikan kesenangan yang kita anggap tidak akan
berakhir.

Soal bekal yang kita siapkan untuk kehidupan nanti


bukan hanya berbentuk materi, tapi ilmu dan amal yang
berujung pada ridha Ilahi. Allah yang Maha Melihat isi hati,
banyak ilmu dan amal tidak menjamin kita selamat dari siksa-
Nya sedangkan hati kita masih dipenuhi dengan dunia. Coba
kita berpikir, lantas bagaimana Allah akan ridha dengan semua
yang kita lakukan ini, sedangkan Dia Yang Maha Mengetahui
sudah melihat betapa pura-puranya kita selama ini.

27 | Perihal Diri
10 | Tak Mengapa Jika Lelah

“Semua pasti pernah merasakan suatu keadaan yang


membuatnya gontai seperti tak memiliki arah dan tujuan
hidup. Tidak pernah sama setiap dari kita, kalaupun
sama pasti ada beda.”

28 | Perihal Diri
atu kata penuh makna, satu kata penuh komentar.

S Saat kata ini keluar dari lisan seseorang, akan ada


banyak komentar datang bergantian. “namanya
juga hidup, lelah itu wajar”, “ngapain sih emang, gayanya
bilang lelah”, “lelah boleh asal lillah”. Kata ustadz. Adi Hidayat,
dunia memang tempatnya lelah, nanti istirahatnya di surga.
Jadi pilihannya, kalau masuk surga nanti kita istirahat, tapi
kalau masuk neraka tidak ada kata istirahat karena penuh
dengan siksa. Naudzubillah tsumma na’udzubillah.

Setiap manusia sama dihadapan Allah, hanya derajat


ketaqwaannya saja yang berbeda. Tapi, setiap manusia juga
berbeda dan tidak bisa disamakan. Seorang manusia memiliki
jalan hidupnya masing-masing, memiliki suka duka yang tidak
sama. Orang yang dinyatakan kembar sejak lahir pun pasti
memiliki perbedaan, entah fisik ataupun sifat. Maha Besarnya
Allah yang telah menciptakan makhluk sebanyak ini dengan
segala perbedaannya.

Manusia biasa..

Semua pasti pernah merasakan suatu keadaan yang


membuatnya gontai seperti tak memiliki arah dan tujuan
hidup. Tidak pernah sama setiap dari kita, kalaupun sama pasti
ada beda. Jika ada yang mengeluh padamu tentang lelahnya
hari ini, tak usahlah mengejek, karena kita tidak merasakan
menjadi dirinya. Apa yang membuatmu lelah mungkin tidak
bagi orang lain, juga sebaliknya. Tapi, memang manusia
kadang tidak mengerti keadaan manusia lain, mereka berpikir
sesuai dengan kondisi dan pikirannya masing-masing.
Memang hanya Allah yang mengerti setiap keadaan hamba-
Nya.

Fisik dan bathin memiliki rasa lelahnya masing-masing,


penawarnya pun tidak sama. Jika lelah fisik, istirahatlah dan

29 | Khanifatul Aeni Noviani


tubuh akan kembali segar. Namun jika lelah bathin, pergilah
melihat air mengalir dan pepohonan yang hijau, jangan lupa
sambil mengingat-Nya, seperti yang Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam lakukan dahulu. Rasulullah pun manusia, tidak
menutup kemungkinan baginya untuk merasakan hal yang
sama dengan umatnya.

Kejadian di dunia ini seringnya berulang-ulang, meski


sama namun terkadang cara menyikapinya berbeda, membuat
manusia harus terus berpikir dan berdzikir untuk meminta
pertolongan juga dari-Nya. Setiap manusia memiliki latar
belakang yang berbeda, membuatnya memiliki sudut pandang
yang berbeda pula pada suatu hal yang terkadang sama.

Bingung dan merasa tertekan pada satu keadaan


adalah hal biasa, namun putus asa bukanlah suatu kebaikan
yang diajarkan dan harus dilakukan, bahkan Yang Maha Baik
telah melarangnya. Berputus asa bisa menjadi tanda bahwa
tidak bersyukur apalagi sampai melakukan tindakan yang tidak
dibenarkan setelahnya, karena sejatinya nikmat yang diberikan
terlalu banyak sampai tak terhitung. Ibarat laut menjadi
tintanya dan seluruh pohon yang ada di bumi menjadi
penanya, semua tidak akan sanggup untuk menuliskan berapa
banyak nikmat yang telah manusia terima. Mengadu pada-Nya
adalah ketenangan yang membuat rasa lelah hilang. Tenang
saja, jika kebaikan yang membuatmu lelah, Allah akan
menggantinya dengan berlipat-lipat kebaikan. Namun jika
sebaliknya, maka ubahlah.

30 | Perihal Diri
11 | Hadapi Dengan Berani

“Dunia ini permainan, jadilah pemain yang hebat”

31 | Perihal Diri
iujung kegelisahan aku menemukan kata itu.

D Disudut ruang kecil dengan cahaya redup dan


suara samar yang tak sengaja terdengar dari
kumpulan orang-orang di luar. Aku merasa lelah dan tidak
sanggup menjalankan apa yang sekarang sedang dihadapi,
semua terasa kosong dan gelap untuk lanjut berjalan. Aku
terus mencari cahaya meski sangat kecil kemungkinan bisa
menemukannya. Inginku berhenti tapi tak sudi, jauh di dasar
hatiku masih menginginkan lanjut dan terus berjalan meski
tertatih.

Terkadang dunia serumit ini, menegangkan dan tidak


mengasikan sama sekali. Tapi diri sendiri menjadi penghalang
terkuat untuk sekedar menyerah meski sudah mengeluh
berkali-kali. Keluhan yang tak terdengar oleh telinga siapapun
selain diri sendiri, keluhan yang membawa diri untuk tetap
baik-baik saja seolah semua berjalan dengan sempurna.
Memanglah makhluk yang lemah ini sangat menakjubkan, bisa
menjadi kuat dan lemah tiba-tiba.

“Dunia ini permainan, jadilah pemain yang hebat,”


batinku. Permainan tidak seharusnya membuat kita hanyut dan
lupa bahwa itu hanya permainan. Pemain yang hebat akan
bermain sesuai aturan dengan lihai dan memunculkan manfaat
dari permainan yang dimainkannya. Bukan malah
dipermainkan oleh permainannya dan kalah akibat
kelalaiannya, itu sangat konyol.

Saat kita bilang tidak bisa untuk melakukan suatu hal,


coba sadarkan emosi itu dan ingatlah bahwa ini bukan tidak
tapi belum. Saat yang lain merendahkan bahkan tidak memiliki
dukungan darimanapun untuk sesuatu yang kau jalani, cobalah
untuk mengerti bahwa dirimu tidak sendiri karena ada Allah
yang selalu membersamai. Apalagi jika kita bilang ini tidak

32 | Khanifatul Aeni Noviani


mungkin, ingatlah bahwa diri ini memang tidak sempurna
dengan segala keterbatasannya tapi Allah memiliki segalanya
dan tidak ada yang tidak mungkin jika memang Allah
menghendakinya. Sekali lagi, tugas manusia hanya berusaha
dan berdo’a bukan menentukan hasil akhir dari semua, bahkan
besok diri ini masih ada atau tidak saja terlalu berat untuk
dipikirkan karena sungguh itu bukan kuasa manusia. Berpikir
sebelum berucap dan bertindak itu sangat diperlukan bagi
makhluk yang telah diberi akal pikiran.

Dunia seringkali menantang dengan permainannya,


mundur belum tentu kalah dan terus maju juga belum tentu
menang. Konsepnya, belajar, berpikir dan putuskan kemana
arah akan diambil. Dipermainkan oleh dunia sangatlah rendah,
meski bermain di atasnya namun itu bukan prioritas utama
yang harus terus dipikirkan. Menantang diri sendiri untuk
melakukan hal tersulit sekalipun disini bukan berarti kita
sangat angkuh dan begitu hebat, tapi kita memang diminta
kuat untuk setiap keadaan agar tak diremehkan. Sesekali
lemah itu wajar, manusia biasa namanya. Tapi jika terus-
menerus maka manusia payah namanya.

Tidak ada yang salah jika kita terus berusaha meski


tidak tahu apa hasilnya, tapi satu hal yang perlu diingat bahwa
manusia telah diberi akal oleh Rabb-nya untuk digunakan
sebaik-baiknya. Mengukur diri sendiri dengan mengenalnya
lebih dari orang lain.

33 | Perihal Diri
12 | Untuk Dirimu

“Begitu rahasia dan tertutup rapat, tapi terkadang


manusia tidak sabar untuk setiap kejutan yang akan
ada.”

34 | Perihal Diri
antaskanlah dirimu untuk mendapatkan apa yang

P kau inginkan. Tidak akan diberikan gelar sarjana


pada bayi yang baru lahir, juga tidak akan
diputarkan sebuah film bagi orang yang buta dan tuli, untuk
apa?. Sama halnya ketika aku mengharap keberhasilan namun
aku hanya diam tidak melakukan apapun dan tak punya tujuan
apa-apa setelah mendapatkannya.

Pernahkah kita memaksa pada Allah untuk


memberikan apa yang tidak pernah kita usahakan hanya untuk
sekedar memuaskan diri dan pamer sana sini? Sungguh
memalukan bukan. Tapi tidak dapat dipungkiri, terkadang
Allah memberikan apa yang tidak pernah terpikirkan sama
sekali atau bahkan hanya pernah terlintas di benak saja tanpa
terucap untuk menguji. Kerena memang kebaikan maupun
keburukan yang kita terima adalah ujian, akankah kita tetap
bergantung pada-Nya dan bersyukur atau bahkan menjauh
dan menjadi kufur.

Beberapa hal tak bisa dinalar oleh akal yang kita punya
sebagai titipan ini. Itulah keterbatasan yang kita miliki. Allah
memberikan yang pantas kita dapatkan bukan selalu yang kita
inginkan, karena apa yang kita inginkan belum tentu baik
untuk hidup yang kita jalani begitupun dengan yang tidak kita
inginkan bahkan kita benci sekalipun bisa jadi itulah hal yang
akan sangat membantu kita dalam menjalankan kehidupan.

Untuk setiap hal yang akan menjadi milikmu maka


akan mendekat tanpa harus kau berteriak, dan setiap hal yang
bukan milikmu maka akan pergi tanpa kau harus mengusir.
Begitu rahasia dan tertutup rapat, tapi terkadang manusia
tidak sabar untuk setiap kejutan yang akan ada.

Percayalah, bahwa Tuhanmu tidak akan pernah


mengecewakanmu seperti dirimu yang mengecewakan dirimu

35 | Khanifatul Aeni Noviani


sendiri sebab harapan yang terkadang menjadi obsesi. Sekali
lagi coba pikirkan apa yang kau inginkan apakah sudah pantas
untuk kau dapatkan, dengan penuh tawakkal dan ikhtiar
disepanjang perjalanan hidup.

Surga tidak akan diberikan pada pembangkang, tapi si


pembangkang akan menjadi yang disayang bila Allah
menginginkan dan memberinya sebuah hadiah berupa
petunjuk yang bernama hidayah. Surga adalah hadiah terindah
bagi seorang hamba, apalagi jika sampai diizinkan untuk
melihat Sang Pencipta karena keridha’an-Nya.

Tetaplah yakin bahwa Allah Maha Baik yang akan


selalu memberikan kebaikan sekalipun disela-sela keburukan
yang kau kira dan rasakan. Bersyukur untuk setiap hal yang
kau dapatkan lebih membahagiakan daripada mengutuki diri
atas hal yang tidak kau dapatkan. Memiliki milik sendiri juga
lebih menenangkan daripada memiliki milik orang lain yang
nantinya akan kembali dan pergi meninggalkan.

Bersabarlah dan bersykurlah untuk setiap keadaan,


membahagiakan atau menyedihkan, itulah milikmu dan akan
tetap menjadi milikmu. Tunjukan pada-Nya bahwa kau senang
dengan pemberian-Nya meskipun dengan penerimaan yang
prosesnya begitu panjang dan menyesakan. Ridha Allah masih
menjadi tujuan bukan?

36 | Perihal Diri
13 | Bebas Yang Terbatas

“Kenapa kebebasan ini terbatas? Cukup kita tahu


bahwa manusia tidaklah mengetahui segala hal,
sedangkan Yang Maha Mengetahui segala hal
telah mengukur kemampuan yang kita punya dan tidak
mau kita celaka.”

37 | Perihal Diri
uara ayam memecahkan keheningan fajar, kicauan

S burung tak kalah merdu untuk menghiasi indahnya


pagi. Burung-burung sudah sibuk mencari makan
untuk anak-anaknya yang berada di dalam sangkar dan mulai
belajar berkicau dengan suaranya yang hampir tidak
terdengar. Suara burung itu saling bersautan di udara, mereka
terbang kesana kemari demi mendapat rezeki, saat telah
didapatnya sepotong makanan lalu dia kembali menemui
anak-anaknya di dalam sangkar untuk memberinya makan
satu persatu, ada harapan dalam benaknya agar anaknya tetap
hidup dan bisa tumbuh. Setelah usai dia kembali terbang
untuk mencari makan lagi lalu sorenya sudah kembali
menghangatkan tubuh mungil anak-anaknya.

Tak kalah dengan lebah yang terkenal dengan


kehebatannya mencari nektar pada bunga-bunga yang indah.
Mereka mengambil nektar namun mereka juga memberi
serbuk pada bunga untuk kehidupan bunga yang
dihinggapinya. Jadi, mereka saling menguntungkan satu sama
lain. Madu yang dihasilkan dari usaha si lebah juga sangat
bermanfaat bagi yang mengkonsumsinya. Lebah hanya
memakan yang baik-baik, dan hal itulah yang perlu kita garis
bawahi untuk kehidupan.

Dari beberapa makhluk-Nya yang tercipta sungguh


indah itu seharusnya memang manusia dapat mengambil
pelajaran darinya. Belajar tidak harus di dalam kelas, belajar
tidak harus dengan manusia, tapi belajar bisa dengan siapa
saja dan apa saja. Allah tidak menciptakan sesuatu yang sia-
sia, semua pasti ada manfaatnya.

Seperti burung yang memiliki kebebasan untuk


terbang, melihat indahnya langit dengan lebih dekat dengan
tasbihnya yang dilantunkan dengan suara yang hanya bisa

38 | Khanifatul Aeni Noviani


didengar oleh Rabb-nya. Mereka tidak lantas lupa untuk
kembali ke rumahnya yang hanya berada di atas pohon yang
rindang dan gelap.

Seperti lebah yang memiliki kesempatan untuk


mengambil nektar pada bunga-bunga indah untuk mengisi
perutnya sambil mengucap tasbih yang lagi-lagi tak dapat
manusia dengar dengan kedua telinganya. Mereka tetap
memberi manfaat bagi bunga yang telah diambil nektarnya
dengan serbuk yang akan membantu kehidupan si bunga. Apa
yang dimakan lebah adalah baik, yang menjadi timbal balik
pada si bunga pun baik, dan apa yang dihasilkan pun juga baik
yaitu madu yang memiliki banyak khasiat bagi yang
menikmatinya.

Begitulah hidup, manusia pun telah diberi kebebasan


untuk menjalani hari-harinya, namun bukan bebas tanpa batas.
Karena bebas tanpa batas akan banyak menyebabkan
keburukan bagi diri sendiri dan sekelilingnya. Dengannya ada
syari’at yang perlu diperhatikan dan dijalankan sebagai
tameng diri bahwa kebebasan kita dunia ini terbatas.
Keterbatasan ini tidak lantas membuat kita stuck dan tidak
berkembang, karena yang memiliki batasan ini adalah Dia
Yang Maha Kuasa, Yang Maha Mengetahui segalanya. Kenapa
kebebasan ini terbatas? Karena manusia tidaklah mengetahui
segala hal, sedangkan Yang Maha Mengetahui segala hal telah
mengukur kemampuan yang kita punya dan tidak mau kita
celaka.

39 | Perihal Diri
14 | Di Akhir Waktu

“Penyesalan memang selalu datang di akhir dan


kesempatan kedua kadang tidak selalu hadir.”

40 | Perihal Diri
aktu..

W Tak terlihat namun nyata berlalunya. Terlepas


dari detik jam yang terus berputar hingga
akhirnya kembali pada titik semula. Detiknya kembali ke
tempat semula namun kenyataannya dia tetap berjalan
meninggalkan segala hal yang ada di belakang, menyisakan
berbagai kisah yang disebut sebagai kenangan. Ada banyak
orang yang Allah kirimkan dalam perjalanan diri ini untuk
melintasi waktu, mengisi hari dan ruang cerita yang berbeda.
Cinta, canda tawa, air mata dan beberapa hal lainnya sebagai
warna dalam hidup yang cukup singkat ini.

Banyak hal yang sebenarnya perlu dikerjakan dalam


satu hari, hanya saja beberapa orang tidak menyadarinya dan
cukup menikmati perputaran detik jam hingga kembali pada
waktu tidur dan bergantinya hari yang membawa segudang
harapan bagi para pengharap setia.

Di akhir waktu manusia saling berlomba untuk


mendapatkan apa yang seharusnya di dapat. Hingga tiba
masanya waktu harus berhenti dan meninggalkan rasa kecewa
yang sungguh menyakitkan. Tidak sedikit orang yang diberi
banyak waktu untuk melakukan segala sesuatu namun dia
mengambilnya di akhirnya, tidak salah asal tuntas. Terkadang
beberapa orang terlalu gegabah untuk mengikuti kebanyakan
orang yang selalu mengerjakan di akhir waktu sebuah
pekerjaan, tanpa melihat kemampuan dan kondisi dirinya,
terlalu percaya diri untuk bisa seperti mereka. yaa, percaya diri
itu sungguh penting tapi harus melihat kondisi diri sendiri dan
keadaan yang akan dihadapi. Sulit memang jika tidak
mengenal diri sendiri dan terlalu percaya pada orang lain,
sehingga percayanya pada orang lain dianggap bahwa dirinya
sedang percaya diri padahal belum tentu.

41 | Khanifatul Aeni Noviani


Perkara dunia terkadang dapat merusak perkara dunia
yang lain, misal penggunaan ponsel yang terlalu sering
menjadikan diri lalai melakukan pekerjaan rumah dan tenang
saat rumah berantakan sampai akhirnya orang tua menegur
atau bahkan orang lain dari luar rumah yang menegur.
Bukankah memalukan?

Perkara akhirat tidak kalah lebih penting dari semua itu


bukan. Jika dunia sudah masuk ke dalam hati seseorang
bukankah akhirat akan mudah terlepas dari genggamannya.
Jika pekerjaan sudah lebih dipentingkan daripada shalat lima
waktu, bukankah itu awal dari kehancuran yang benar-benar
nyata. Akhirnya shalat di akhir waktu selalu dilakukan dengan
sengaja dan tanpa merasa berdosa, apalagi sampai waktu
habis dan tidak ada lagi kesempatan untuk melakukan shalat.
Bukankah itu sangat menyiksa batin yang sesungguhnya?.

Tidak heran jika di Al-Qur’an sudah disebutkan bahwa


banyak orang yang di dalam kubur ingin kembali ke dunia
hanya untuk melakukan amal yang tidak dia lakukan selama di
dunia karena kelalaiannya, karena penyesalan memang selalu
datang di akhir dan kesempatan kedua kadang tidak selalu
hadir.

42 | Perihal Diri
15 | Paksa

“Akan ada beberapa hal yang lahir dari sebuah


paksaan hingga akhirnya akan datang sebuah
kebiasaan”

43 | Perihal Diri
asa kantuk yang bergelayut pada mata seorang

R pekerja yang sedang menerima jam tambahan


mungkin sangat menguras tenaga dan emosi.
Namun terciptanya kehidupan yang sejahtera dalam rumahnya
dengan hasil yang didapat dari menahan rasa kantuknya akan
menjadi hal yang membuatnya semangat dan tidak lagi
merasakan hal yang sebenarnya dia sadari dan memaksa untuk
berhenti.

Lelahnya seorang ibu baru yang sedang mengurus


putri kecilnya di malam hari yang terus menangis karena
sesuatu yang dirasakan namun tidak bisa diungkapkan karena
lisannya yang belum bisa sempurna untuk mengucapkan
keluhannya mungkin begitu tidak mengenakan dan
membingungkan. Sehingga ibu itu memaksa diri untuk terus
menenangkan dirinya dengan sabar dan menenangkan
putrinya dengan berbagai cara yang dia bisa agar putrinya
nyaman dan tidak menangis lagi karena takut tetangganya
terganggu dan merasa tidak nyaman.

Bosan yang dirasakan seorang mahasiswa akhir


dengan revisi skripsi yang tak kunjung mendapat tanda tangan
dari dosen pembimbing sebagai tanda bahwa dirinya bisa
melanjutkan BAB selanjutnya juga akan sangat berpengaruh
pada mentalnya. Membawa dirinya untuk terus berusaha atau
bahkan menyerah saja tanpa melanjutkan apapun dari
usahanya adalah pilihan sulit yang menghantam pikirannya
yang kalut. Ditambah waktu wisuda yang hampir tiba dengan
segala hal yang harus dipersiapkan dan wajah bangga orang
tuanya akan pudar jika skripsinya tidak segera selesai juga
wisuda yang tinggal kenangan. Memaksa diri untuk bisa
melanjutkan semuanya dengan susah payah adalah hal yang
harus dilakukan, menghapus ego demi pencapaian dan
kebanggaan karena tidak ada yang tidak bisa jika Allah

44 | Khanifatul Aeni Noviani


bersamanya. Bolak-balik mencari tanda tangan seorang dosen
pembimbing dengan persiapan hati sekiranya ada kritik dan
saran yang mungkin tidak sesuai dengan ekspetasi dan kadar
penerimaannya.

Hanyut dalam hayalan yang baik-baik saja terkadang


membuat orang lupa bahwa dirinya hanya manusia biasa dan
penuh ujian yang harus dihadapi dengan berani. Memaksa
bukan hal mudah bagi manusia yang terbiasa hidup dengan
serba ada dan bisa. Dalam suatu keadaan terkadang memaksa
adalah satu hal yang harus dikerjakan demi apa yang
diimpikan tercapai. Mungkin keinginan diri sendiri atau bahkan
keinginan orang lain yang berusaha penuh untuk kita capai
demi membahagiakannya.

Meski sebenarnya memaksa diri untuk terus melakukan


suatu hal tidak selalu berdampak positif, terkadang dampak
negatif akan lebih dominan. Tapi, selama kebaikan yang
sedang dijalankan dan tidak merugikan diri sendiri dan banyak
orang bukankah itu sesuatu yang membanggakan untuk
diperjuangkan. Kita tidak menciptakan kebahagiaan diri sendiri
dengan seutuhnya hanya dari diri sendiri, bermula dari
skenario terbaik Sang Pencipta dan usaha serta do’a yang
terus terlantun pada malam-malam panjang orang tua dan
lisan kita sendiri beberapa waktu.

45 | Perihal Diri
16 | Tidak Selalu Sama

“Setiap fase hidup semua akan merasakan hanya saja


waktu dan keadaan yang kadang membedakan.”

46 | Perihal Diri
ari berganti menampakan wajah baru di setiap

H pergantiannya, kadang pagi diguyur hujan deras,


hujan rintik, mendung dan kadang juga cerah
dengan birunya langit yang indah. Terkadang mendung tidak
berarti akan turun hujan, cerahnya langit tidak berarti bebas
dari rintik air hujan dan pelangi tidak selalu hadir setalah hujan
reda.

Malam sunyi bisa saja membuat orang tertidur dengan


lelap, namun tidak dipungkiri akan ada orang yang menangis
sendu karena isi kepala seolah terpampang nyata di depan
mata, merasa kacau dan kalut dengan keadaan yang diterima.

Belajar di sekolah ternama bisa membuat orang


bangga dan bahagia karena tidak semua orang bisa memiliki
kesempatan yang sama dengan dirinya. Namun, ada juga yang
mencoba melarikan diri karena merasa terlalu frustasi untuk
menghadapi semua tugas dan mempertahankan nilai demi
bisa bertahan di tempat yang saat ini disinggahi.

Bekerja di kantor yang mewah bisa membuat orang


betah dan tidak ingin pindah karena kenyamanannya. Namun,
tidak dapat dipungkiri pula akan ada orang yang bosan
dengan aturan-aturan yang mungkin tidak sesuai dengan
kondisi dirinya.

Dipaksa belajar di pondok juga misalnya, bisa


membuat orang sadar dan menjadi pribadi lebih baik karena
dirinya merasa keterpaksaan ini telah menunjukannya pada
jalan yang benar dan membahagiakan. Namun, ada juga yang
terus merasa tidak nyaman bahkan tidak sadar dengan terus
mengumpat karena tidak terimanya dengan paksaan yang
harus dijalani.

47 | Khanifatul Aeni Noviani


Satu waktu dan satu tempat tidak lantas membuat
orang melakukan kegiatan yang sama dan berpikir yang sama.
Bahkan satu arah pandangan pun terkadang memiliki sudut
pandang yang berbeda untuk menafsirkannya.

Tidak selalu sama..

Tiga kata yang sekiranya mampu membuka pikiran kita


untuk tidak mudah menilai orang hanya dengan melihat satu
keadaan dirinya, lantas membandingkan dirimu dan dirinya
atau bahkan membandingkan dirinya dengan orang yang kau
senangi misalnya, menilai dengan hanya melihat dari sudut
pandangmu saja tanpa melihat dan mencari tahu sudut
pandang lain yang mungkin akan bertolak belakang.

Terkadang bosan merayap dalam dada saat yang lain


terlihat begitu semangat dengan melakukan kegiatan yang
sama. Disitulah frustasi ada, menganggap dirinya terlalu bodoh
dan tidak sanggup seperti mereka. Hal itu pula yang harus kita
sadarkan pada diri sendiri bahwa setiap fasenya semua akan
merasakan hanya saja waktu dan keadaan yang kadang
membedakan. Tidak perlu terlalu merasa jatuh, padahal
harapan masih terpampang nyata dan kegagalan belum hadir
seutuhnya. Meskipun dia hadir, maka pandanglah dia sebagai
gerbang yang harus kau buka dan menerobos masuk untuk
memenangkan sebuah keberhasilan yang tidak hanya di angan
saja.

Menganggap orang lain atau bahkan dirimu tidak


berguna sebab gagal pada satu keadaan juga merupakan
penghinaan pada Allah yang telah menciptakan segalanya
untukmu, padahal masih banyak hal yang bisa diperjuangkan.

48 | Perihal Diri
17 | Untuk Siapa?

“Sadar atau tidak, banyak orang yang memanfaatkan


kemampuan kita untuk kebutuhannya dan setelahnya kita
dilupakan dan ditinggal seperti tidak pernah terjadi apa-
apa, lalu kita kecewa.”

49 | Perihal Diri
ndah tidak selalu indah. Tidak berguna pun tidak

I selalu tidak berguna. Tempat dan lingkungan sangat


mempengaruhi hidup yang kita jalani, diterima atau
tidak sudah bukan menjadi hal tabu dalam sebuah
perkumpulan, banyak orang yang memiliki beragam paham.
Kadang kita dituntut untuk bisa mengalir dengan mereka dan
apa yang menjadi kebiasaan mereka, bukan hal mudah dan
berarti sulit bagi sebagian orang yang baru. Bahkan bukan
hanya orang baru saja tapi bisa jadi bagi orang lama yang sulit
menerima perbedaan itupun akan sangat sulit untuk
mengimbangi orang lain disekitarnya.

Beberapa waktu akan ada saat dimana diri dipaksa


untuk bisa mengerjakan dan melakukan apa yang benar-benar
sulit bahkan hampir merambah pada tidak bisa. Tapi kembali
pada nasehat seorang guru, “kalau tentang dunia itu jangan
dipikir, jalankan saja. Semua itu nampak dan pasti ada jalan
keluarnya”. Sulit memang untuk mengubah mindset menjadi
selurus itu, tapi bisa, in syaa Allah.

Contoh seorang ibu yang memiliki banyak anak yang


sudah tentu mereka memiliki sifat dan kepribadian yang
berbeda, seorang ibu harus bisa menghadapi mereka satu
persatu dengan mempelajari berbagai cara untuk bisa
berinteraksi baik dengan mereka agar mereka merasa nyaman
dan aman penuh perhatian.

Tidak semua orang bisa memahamimu, dan tidak


semua orang mengerti keadaanmu. Terkadang memang bukan
hanya kita yang ingin untuk dipahami dan mengerti, jauh
daripada itu adalah kita yang harusnya memahami dan
mengerti. Bukan mematikan ego sehingga kita tidak lagi
memikirkan diri sendiri, keinginan diri sendiri, hanya saja

50 | Khanifatul Aeni Noviani


menetralkan ego agar bisa lebih tenang menghadapi hal yang
tak sejalan dengan ego diri senidri.

Bisa melakukan sesuatu tentu tidak instan, perlu proses


panjang dan berbagai cara yang melelahkan. Dan terkadang
mata memandang lebih ringan daripada bahu yang memikul,
dalam artian orang yang memandang akan lebih ringan untuk
mengatakan kata-kata yang menyakiti hati, menganggap
mudah dan meremehkan orang yang sedang berusaha
padahal dalam kenyataannya belum tentu juga mereka bisa
dan mampu melewatinya.

Hal yang perlu diingat adalah tidak perlu berpikir


menjadi bisa untuk orang lain, cukup untuk diri sendiri karena
sejatinya jika kita bisa melakukan sesuatu yang orang lain tidak
bisa maka yang paling berhak bahagia dan bangga adalah diri
sendiri, bahagia dan bangga yang tulus, tenang dan
kebermanfaatannya lebih ikhlas, karena memang diri sendiri
menyadari bahwa dirinya butuh untuk membantu orang lain
bukan membanggakan diri karena orang lain membutuhkan
dirinya.

Sadar atau tidak, banyak orang yang memanfaatkan


kemampuan kita untuk kebutuhannya dan setelahnya kita
dilupakan dan ditinggal seperti tidak pernah terjadi apa-apa,
lalu kita kecewa. Biarlah orang lain mau berbuat apa dengan
kebaikan kita, asal kita selalu berusaha memberikan kebaikan.
Bukan untuk dia tapi untuk diri kita sendiri.

51 | Perihal Diri
18 | Terima Kesalahan

“Kesalahan tidak lantas membuat diri ini hina, meski


di awal kesalahan pasti akan ada yang tidak suka
bahkan sampai menghina.”

52 | Perihal Diri
idup ini terkadang begitu membosankan, lelah

H dengan segala sesuatu yang diulang-ulang. Kerap


kali bisikan jahat datang menggoda iman yang tak
kasat mata. Kufur tak hentinya menawarkan diri agar diri ini
jauh dari yang menciptakan. Salah dan dosa memang sudah
menjadi sifat manusia, ditambah dengan kebiasaan lupa. Allah.
Sungguh betapa lemah diri ini saat futur datang tiba-tiba,
menyusul karena maksiat yang kami lakukan tanpa sengaja
juga disengaja.

Lagi-lagi salah, itu biasa. Membiasakan kesalahan yang


sama itu yang jangan sampai menjadi kebiasaan. Menyalahkan
orang lain atas kesalahan yang telah dibuat juga bukan hal
baik yang harus dilakukan. Istighfarlah, meminta ampunlah
pada yang menciptakan dengan sungguh-sungguh meminta.

Meminta diri untuk selalu benar dan dibenarkan itu


sulit. Manusia biasa memang tidak sempurna, tapi selalu bisa
berusaha untuk menjadi lebih baik asal ada kata “mau”. Keras
kepala dengan pendapat yang dimiliki memang terkadang
perlu, tapi tidak mendengarkan pendapat orang lain itu yang
tidak boleh.

Menyadari bahwa diri ini manusia biasa seperti mereka


itu sangat perlu, karena menyombongkan diri adalah
kesalahan. Kesalahan tidak lantas membuat diri ini hina, meski
di awal kesalahan pasti akan ada yang tidak suka bahkan
menghina. Tapi kembali lagi, menyadari bahwa kesalahan
bukan hal yang permanen dan bisa diubah adalah jalan keluar
yang paling sederhana.

Manusia diberi akal pikiran untuk menimbang-


nimbang dan memikirkan apa yang akan dilakukan, berawal
dari apa yang hendak disampaikan oleh lisan pada orang-
orang. Meminta maaf saat melakukan kesalahan juga bukan

53 | Khanifatul Aeni Noviani


tugas hamba pada Rabb-nya saja, tapi juga pada sesama,
entah sesama manusia ataupun sesama makhluk ciptaan-Nya.

Menyalahkan keadaan karena tidak sesuai keinginan


adalah kesalahan, karena sejatinya apa yang terjadi telah
terencana dan tersusun rapi oleh Yang Memberi kehidupan,
sedangkan ketidaktahuan membuat kita menganggapnya
tidak sesuai. Bersyukur dalam kekurangan bukan hal yang
mudah bagi sebagian orang, karena banyak orang yang terus
mengutuki diri sendiri dan bahkan Rabb-nya karena
menganggapnya tidak adil dalam pemberian.

Orang yang tidak tahu hendaknya bertanya, sedangkan


orang yang sudah tahu hendaknya berbagi. Orang yang telah
belajar dan mengetahui suatu hal bukan lagi waktunya
menyalahkan orang lain yang tidak paham seperti dirinya,
namun tugasnya adalah meluruskan yang memang keliru dan
memaklumi agar tidak menganggap orang lain lebih rendah
dari dirinya, karena sejatinya sebelum mengetahui apapun kita
pernah menjadi orang yang tidak mengetahui apapun.

Salah yang ditambah salah karena sikap yang salah


akan menjadi boomerang bagi diri sendiri. Sudah jelas
melakukan kesalahan tapi tidak mau mengakuinya maka akan
merendahkan dirinya sendiri di hadapan siapapun bahkan
dihadapan dirinya sendiri. Malu yang teramat daripada
melakukan kesalahan itu sendiri.

54 | Perihal Diri
19 | Memang Bukan Milik

“Alhamdulillahi ‘alaa kulli haal” (segala puji bagi


Allah atas setiap keadaan).

55 | Perihal Diri
eseorang pernah berpesan pada sahabatnya,

S “jangan lupakan aku ya, meskipun nanti kita sudah


punya keluarga masing-masing”. Seorang istri
pernah berpesan pada suaminya, “jangan tinggalkan aku ya
dalam keadaan apapun, aku sungguh mencintaimu”. Seorang
ibu pernah berpesan pada anaknya, “jangan pergi dari ibu nak,
karena saat tua nanti ibu membutuhkanmu untuk merawat
ibu”. Seorang guru pernah berpesan pada muridnya, “jangan
lupa untuk selalu mendo’akan kebaikan untuk para guru kalian
meskipun kalian sudah tidak lagi diajar olehnya”.

Tidak semua orang beruntung dengan apa yang


diharapkannya dari seseorang, seringkali takdir bertolak
belakang dengan keinginan kita. Sepasang sahabat berpisah
entah karena masalah atau bahkan jarak memisah. Pasangan
berpisah entah karena perceraian atau kematian. Ibu dan anak
berpisah, entah karena jauhnya jarak setelah menikah atau
karena kematian. Do’a seorang murid tak lagi terlantunkan,
entah karena lupa atau sudah tidak lagi peduli.

Suatu saat semua akan hilang, tidak perlu


direncanakan oleh manusia tapi memang sudah terencana
oleh Yang Maha Kuasa. Lagi-lagi hanya perlu siap untuk setiap
keadaan yang ada, pahit manis hanya sebuah rasa yang harus
ditelan dengan terpaksa atau lapang dada. Saat kejutan yang
tak diinginkan datang dengan tiba-tiba, maka letakkan tangan
kananmu di dada sebelah kiri, tarik nafas lalu hembuskan
sambil ucapkan “alhamdulillahi ‘alaa kulli haal” (segala puji
bagi Allah atas setiap keadaan).

Setiap yang ada hari ini belum tentu ada esok hari.
Entah pergi dengan sengaja atau hilang tanpa tahu apa
sebabnya. Setiap keadaan membuat kita semakin kuat,
harusnya. Seperti hilangnya semangat dalam dada yang

56 | Khanifatul Aeni Noviani


sempat menggebu tak terkira hingga melemah tanpa suara.
Semangat adalah bagian dari hidup yang harus selalu ada,
entah untuk kebaikan atau bahkan keburukan. Harapannya
semangat ini tetap ada untuk kebaikan. Semangat untuk terus
berjalan ketika kaki sudah tak sanggup melangkah. Semangat
untuk terus tersenyum padahal hati bergemuruh untuk
menangis. Semangat untuk terus berpikir meski mata
mengantuk hingga tak tertahan. Semangat untuk terus bekerja
meski lelah menyelimuti. Semangat untuk terus bertahan
meski hantaman mundur sudah datang berkali-kali. Bahkan,
semangat untuk tetap baik meski dihina berkali-kali oleh orang
yang tidak paham dan tidak memahami.

Kekuatan untuk menerima segala kehilangan bisa


seketika hilang berubah menjadi lemah yang teramat sangat.
Sekedar teori semua orang mungkin paham, tapi tidak untuk
penerapan. Hati dan pikiran sering berkecamuk karena
berbeda pendapat dan berbeda pandangan. Bahkan dalam
satu diri saja masih ada yang harus disatukan kan, hati dan
pikiran. Maka jangan heran jika banyak orang yang tiba-tiba
diam bahkan menangis tiba-tiba saat ditimpakannya sebuah
kehilangan, entah orang yang disayang atau bahkan sekedar
barang. Karena perang terhadap diri sendiri terkadang lebih
sengit dari perang dengan orang lain.

57 | Perihal Diri
20 | Mengagumi-Nya

“Seharusnya bukan indahnya dunia yang membuat kita


terpesona, tapi Dzat yang menjadikannya ada sehingga
kita menikmatinya.”

58 | Perihal Diri
oba kau lihat bulan, dia sendiri tanpa teman. Allah

C takdirkan bintang menjadi teman setianya meski


berbeda. Bulan tak pernah bersembunyi dan malu
karena sendiri, cahayanya membuatnya percaya diri bahwa
terciptanya dia membawa manfaat bagi bumi ketika malam
menyapa. Setiap yang tercipta pasti ada manfaatnya, tidak
akan pernah sia-sia.

Kenapa lagi-lagi tentang benda langit, yaa karena


mereka menginspirasi. Mereka tidak bisa bicara atau banyak
gaya, tapi sungguh mereka menakjubkan dan sungguh luar
biasa. Ada manusia yang mengagumi manusia lain, seeokor
hewan atau sebuah tanaman mungkin. Tapi sadarkah kita,
bahwa sebenarnya kita mengagumi yang menciptakannya.
Bukan sedikit orang yang terlalu buta dengan keindahan yang
ada tanpa menyadari siapa yang mencipta, terbius dengan
pandangan mata lalu kita lupa memuji Sang Pencipta.

Lagi-lagi langit yang terbentang luas tanpa penyangga


membuat mata terpana dengan gumpalan-gumpalan awan
yang seperti kapas berjalan. Laut yang memiliki banyak warna
sesuai dengan kedalamannya, ikan-ikan yang berenang hingga
nampak di permukaan dan batu karang yang menghias di
dasar laut dengan berbagai bentuknya. Gunung yang
menjulang dengan pemandangan indah yang mengelilinginya,
bunga edelways atau bunga keabadian yang hanya ada di atas
sana seringkali menjadi tujuan, harumnya yang khas dan
bentuknya yang unik.

Tak jarang galeri ponsel kita penuh dengan beribu


foto-foto keindahannya, laut, langit, gunung atau yang lainnya.
Tahukah kita, bahwa semua itu juga termasuk ayat-Nya. Ayat
Qouniyah namanya. Jika dalam Al-Qur’an yang disebut dengan
ayat Qouliyah seseorang akan merasa takjub dengan isi dan

59 | Khanifatul Aeni Noviani


kandungannya maka tidak lain dengan pemandangan indah
yang juga sama menakjubkan, tidak lain semua itu adalah
sama-sama makhluk-Nya. Mereka tunduk dan patuh juga terus
bertasbih pada Penciptanya.

Bahkan angin yang tak nampak pun dapat dengan


lembut membuat kita terlena dan merasakan nyamannya.
Apapun itu ciptaan-Nya memang begitu menakjubkan dan
tidak dapat terkalahkan sekalipun akan ada banyak orang yang
berlomba untuk membuat sesuatu hal yang mirip dengan apa
yang diciptakan-Nya.

Sudah berapa banyak kesyukuran yang telah kita


sampaikan pada-Nya. Sudah berapa kali kita mengingat-Nya
dengan keadaan sadar dan tulus. Dengan segala keindahan
yang tersedia bahkan seringkali kita lupa untuk sekedar
mengucap syukur pada-Nya. Meskipun Dia tidak butuh itu,
karena dengan ucapan syukur itu memang bukan untuk-Nya
melainkan untuk seseorang itu sendiri. Perlu disadari memang,
Allah sungguh tidak membutuhkan apapun dari hamba-Nya,
bahkan adanya seorang manusia itu sebab Allah
menciptakannya. Bagaimana bisa Pencipta mengharap sesuatu
diberikan oleh ciptaan-Nya, bahkan Dia tahu bahwa
sebenarnya manusia seperti kita ini tidak memiliki apapun
tanpa diberi oleh-Nya. Maka kesadaran kita untuk
berterimakasih pada-Nya itu yang harus dilakukan, tanpa lalai.

60 | Perihal Diri
21 | Memilih

“Ada kalanya baik buruk seolah sama dan begitu


menipu, jalan beriringan seolah bergandengan tangan
padahal sangat bermusuhan.”

61 | Perihal Diri
A
da resiko di belakang kata memilih, takut dan
berani adalah sikap yang harus ditentukan.
Saat dunia terasa kacau, entah arah mana
yang akan dituju, entah jalan mana yang akan ditempuh. Gelap
tanpa cahaya. Berisik isi kepala membuat pusing dan ingin
sejenak tenggelam dalam sunyi tanpa siapapun dan apapun.
Menyembunyikan segala kekhawatiran dan kesakitan di depan
orang yang hanya melihat dengan mata kepalanya tidak
dengan hati nuraninya. Mencari perhatian lewat cara yang tak
mudah dibaca ternyata menyakitkan, sedangkan mengekspose
segala yang diinginkan seperti tidak pantas dilakukan.

Memilih orang lain atau diri sendiri, sama. Sama-sama


ada resiko yang harus diterima juga dijalankan. Mengeluh
dengan segala resiko sepertinya akan menunjukan bahwa diri
ini begitu lemah, sedangkan menjalankan dengan tidak senang
bisa berbahaya bagi diri sendiri apalagi hati.

Orang dewasa akan memilih sesuatu yang dia


butuhkan dan sanggupi, sedangkan anak-anak akan memilih
sesuatu yang dia inginkan tanpa memikirkan apa yang akan
terjadi. Dewasa bukan soal usia, karena sebanyak apapun usia
jika memang belum dewasa maka belum bisa dikatakan orang
dewasa, karena dewasa adalah soal pola pikir. Sampai ada
orang tua dengan anak-anak yang saling berlomba untuk
menjadi orang dewasa.

Marah dan sabar adalah sikap dalam menyikapi


sesuatu yang mungkin menguras emosi. Diam dan banyak
bicara juga merupakan sikap ketika marah yang mungkin tidak
semua orang sama. Memaafkan atau meminta maaf kadang
bisa menjadi hal yang sulit dilakukan, bukan karena tidak tahu
apa manfaatnya tapi karena ego yang mungkin sangat kuat
dan sulit untuk dikalahkan.

62 | Khanifatul Aeni Noviani


Dalam hidup tidak mungkin kita selalu pada zona
nyaman, dalam artian jalan yang selalu kita inginkan. Ada
kalanya baik buruk seolah sama dan begitu menipu, jalan
beriringan seolah bergandengan tangan padahal sangat
bermusuhan.

Belajar memilih meski salah tidak masalah, karena


belajar tidak mungkin bisa selalu benar, jika sudah benar
kenapa harus belajar kan. Memilih bukan pelajaran umum di
sekolah yang bisa dipelajari dengan berbagai materi. Tapi
memilih adalah pelajaran umum di kehidupan, memilih berarti
menentukan suatu hal untuk diambil. Berani mengambil
berarti berani menjalani resiko, tidak ada yang selalu baik-baik
saja dan setiap dari kita harus siap untuk hal itu tentunya.

Memilih bukan berarti memutuskan sampai akhir,


hanya saja menentukan jalan awal yang nantinya pasti ada
akhir. Sedangkan keputusan tetap hak Sang Pencipta, karena
kita manusia terkadang ketika memilih pun hanya
mengandalkan satu sudut pandang atau dengan keterbatasan
pengetahuan yang kita punya, sedangkan Dia memiliki semua
pengetahuan dan sudut pandang yang tidak bisa diragukan
lagi. Kita hanya belajar untuk bertahan hidup dengan arahan
yang sesuai, masalah hasil bukan lagi urusan manusia.

63 | Perihal Diri
22 | Arti Diam

“Diam bukan berarti marah, menjauh bukan berarti


benci. Memang terkadang sulit sekali memabaca
gerak-gerik manusia yang dengan mudah dan cepatnya
berubah.”

64 | Perihal Diri
A
ku duduk terdiam di bawah langit berbintang
dengan satu bulan yang setia menemani.
Tamaram lampu taman yang menghias di
sekeliling hamparan rumput yang luas tidak pernah absen
untuk ikut mengindahkan pemandangan. Di sudut-sudut
hamparan rumput hijau yang tipis banyak orang berkumpul
dengan tawa juga candaan. Beberapa pasangan yang tengah
asik berbagi cerita juga tidak mau melewatkan suasana yang
membius ini karena semilir angin lembut yang menerpa tubuh
dan sunyi tanpa bisingnya suara kendaraan, terlepas dari tau
atau tidaknya aku tentang hubungan mereka. Sedang aku,
diam dalam kenyamanan dan kesunyian. Sengaja aku tidak
mengajak siapapun ke tempat ini, aku ingin menikmatinya
sendiri. Meski terlihat egois. Ah tapi tidak juga.

Penatnya hari ini membuat otakku butuh refresh, ibarat


CPU yang didalamnya terdapat processor yang terus bekerja
selama komputer digunakan maka akan mengakibatkan panas,
maka dia butuh fan atau pendingin untuk mengurangi
panasnya agar tidak rusak. Sama, manusia juga seperti itu
kiranya, butuh pendingin agar tidak stres dan dapat berpikir
jernih untuk memikirkan hal yang memang harus dipikirkan.

Diam bukan berarti marah, menjauh bukan berarti


benci. Memang terkadang sulit sekali memabaca gerak-gerik
manusia yang dengan mudah dan cepatnya berubah, katanya
sih wanita seperti itu. Tapi sepertinya semua orang akan
melakukan hal yang sama jika memang sulit menyampaikan
apa yang dirasakannya, hanya saja wanita mungkin terlalu
berlebihan. Mungkin begitu. Entahlah.

Menerka pikiran seseorang adalah pekerjaan yang


melelahkan, bahkan bukan pekerjaan yang harus dikerjakan.
Jika bisa bertanya kenapa harus menerka. Jika malu bertanya

65 | Khanifatul Aeni Noviani


maka tinggalkan saja dan tidak perlu ingin tahu. Bukankah hal
itu lebih mudah? Tidak. Terkadang rasa penasaran bisa
melebihi apapun, sampai membuat manusia terus mencari
cara untuk mengetahui apa yang menggelayut dalam
pikirannya, tentang orang lain. Ya, tentang orang lain.

Sikap seseorang terkadang sangat rumit untuk dibaca,


sehingga banyak prasangka di dalam pikiran orang-orang
yang melihatnya, entah baik ataupun buruk. Karena memang
yang mengetahui segala isi hati seorang makhluk hanyalah
Penciptanya, tanpa terkecuali.

Mengurus diri sendiri saja tanpa mau tahu tentang


urusan orang lain bisa dibilang egois karena terlalu acuh pada
sesama. Terlalu ikut campur dengan urusan orang lain juga
bisa menimbulkan masalah lain yang mungkin lebih tidak
mengenakan bagi siapapun. Karenanya, manusia harus bijak
dalam menghadapi diri sendiri dan orang lain dalam berbagai
keadaan. Memang harus pintar, harus cerdas, karena begitu
sulit dan begitu rumit.

Terlalu berprasangka baik pada manusia terkadang


tidak selamanya baik, melihat betapa manusia ini memiliki
banyak karakter dan sifatnya masing-masing. Sedangkan
terlalu berprasangka buruk pada mereka juga bukan hal yang
sehat untuk dilakukan, karena manusia selalu punya sisi baik
yang tidak mungkin semua orang tahu satu-persatu.
Karenanya, manusia harus cerdas meskipun hanya dengan
sesuatu hal yang akan dipikirkannya.

66 | Perihal Diri
23 | Tentang Lupa

“Disadari atau tidak, lupa memang unik. Semakin


dilupakan maka akan semakin ingat sedangkan
terkadang semakin mengingat malah membuat kepala
pusing. Karena sejatinya, melupakan adalah pekerjaan
mengingat.”

67 | Perihal Diri
J
ika ada sebuah pernyataan bahwa manusia adalah
tempat salah dan lupa, memang benar tapi mungkin
tidak untuk semua hal. Buktinya ada banyak orang
yang mengatakan sulit lupa untuk beberapa hal, bahkan
meskipun sudah berusaha sekeras mungkin. Disadari atau
tidak, lupa memang unik. Semakin dilupakan maka akan
semakin ingat sedangkan terkadang semakin mengingat
malah membuat kepala pusing. Karena sejatinya, melupakan
adalah pekerjaan mengingat. Berbeda dengan terlupa dan
teringat, itu biasanya terjadi karena tidak sengaja, jadi lupa
bukan hal yang disengaja dan dipaksa.

Hal penting yang pernah terjadi dalam hidup


terkadang selalu ingin menetap dalam ingatan, entah buruk
atau baik. Jika keburukan, bukankah itu sangat menyiksa diri
jika terus mengendap dalam ingatan. Bahkan ketika itu maksiat
yang mungkin sudah kita jauhi dan taubati, suatu saat bisa
terlintas dan ingin kembali kita ulangi. Begitu hati mudah
terbolak-balik dan keadaan iman yang naik turun. Ada juga
yang sangat mengambil pelajaran dari keburukan yang pernah
terjadi dan sangat menjauhi dengan cara yang bisa dilakukan.
Bukan dengan melupakan tapi mengalihkan pada hal positif
yang bisa menjadi sebab untuk tidak lagi mengulanginya,
move on kata orang jaman sekarang. So, move on itu bukan
melupakan tapi mengalihkan agar sedikit lupa, menurutku
begitu.

Untuk kebaikan, bagaimana? Dilupakan atau tidak


perlu? Sepertinya tidak perlu banyak diingat ya, karena bisa
menjadi sebab diri ini riya’, sombong dan merasa bahwa diri ini
baik dengan segala kebaikan yang pernah dilakukan, padahal
belum tentu diterima juga oleh Allah. Terlalu jujur ya, tapi
memang itu kenyataannya. Bukankah terlalu sulit untuk
menjaga hati apalagi sampai titik ikhlas. Berat ya dan begitu

68 | Khanifatul Aeni Noviani


berat sebuah keihklasan itu. Tidak perlu diingat juga tidak
perlu dilupa, biar teringat atau terlupa saja. Tapi jika ada yang
berbeda pendapat tentu tidak masalah ya, ini hanya sekedar
persepsi yang tidak memaksa untuk sangat diyakini apalagi
menjadi pedoman, karena Al-Qur’an kiranya sudah sangat
sempurna untuk menjadi pedoman hidup.

Lupa yang disengaja tentu sangat menyiksa,


sedangkan lupa yang tak disengaja akan sangat payah untuk
mengingatnya. Seperti nikmat yang pernah dan selalu Allah
berikan pada kita, setiap perputaran detik, menit, jam,
pergantian hari bahkan tahun. Terlalu banyak dan sangat sulit
untuk diingat semua bukan?, dan menganggapnya tidak ada
bukankah sangat buruk untuk dilakukan. Lagi-lagi kesyukuran
yang harus terus dilakukan, bukan karena itu imbalan untuk
Sang Pemberi tapi untuk menunjukan bahwa kita sadar dan
bisa untuk berterima kasih meski tidak mungkin bisa
membalasnya dengan apapun yang ada di dunia ini. Kita tidak
punya apa-apa. Dan ini tentang bijak dalam hal lupa dan ingat,
juga hal yang dapat dikendalikan diri sendiri dan membiarkan
beberapa hal mengalir.

69 | Perihal Diri
24 | Love Your Self

Apa sih definisi cinta menurutmu?

70 | Perihal Diri
M
engenal diri sendiri adalah cara pertama
yang paling utama untuk bisa mencintai diri
sendiri. Bukankah awal dari mencintai adalah
mengenal, tidak mungkin tidak kenal tiba-tiba cinta,
sedangkan setiap dalam perkumpulan baru selalu dikatakan
bahwa “tak kenal maka tak sayang” jika sayang saja tidak maka
apa kabar dengan cinta.

Mencintai diri sendiri memang banyak versi, mungkin


tidak selalu sama. Tapi yang terpenting, mencintai berarti
memberikan yang terbaik dong, apalagi untuk diri sendiri.
Jangan sampai mencintai diri sendiri saja sampai dianggap
tidak tulus, malu bukan.

Sebuah kepompong akan melakukan yang terbaik


sesuai fitrahnya agar bisa menjadi seekor ulat yang
menggelikan, kemudian menjadi kupu-kupu yang indah, dan
setelah menjadi kupu-kupu yang indah dia bisa terbang
kesana kemari mencari bagian rezekinya dengan cara yang
dibekali Tuhannya. Namun setelah semua selesai dan habis
maka kupu-kupu akan mati meninggalkan bangkai dan
sayapnya yang mudah hancur. Tapi itulah bukti cintanya pada
diri sendiri, bahkan dia rela menjalani proses yang tidak
sebentar sebelum akhirnya bisa menjadi kupu-kupu yang
indah yang dapat menghibur para manusia dan menunjukan
pada mereka bahwa ciptaan Allah yang satu ini begitu indah,
akhirnya mereka mengingat-Nya.

Ada sebagian orang yang rela mengorbankan dirinya


demi kepentingan orang lain, bukan untuk sekedar membuat
mereka bahagia atau mencari nilai baik pada mereka tapi juga
mengajarkan pada mereka bagaimana caranya bersyukur
setelah mendapat apa yang diinginkan. Tentu ini tentang niat,
tidak semua orang bisa melakukan suatu hal pada orang lain

71 | Khanifatul Aeni Noviani


tanpa pamrih atau mengharap imbalan meski hanya sekedar
pujian.

So, love your self yang seharusnya itu gimana sih?


Kamu berusaha penuh menyelamatkan dirimu dari berbagai
ancaman tipuan dunia dan jilatan api neraka yang begitu
mengerikan. Sampai nanti nyawa ini diambil dan hanya
menyisakan raga yang tak berdaya dengan wajah pucat dan
kaku sekujur tubuh maka diri ini sepenuhnya tanggung jawab
diri sendiri, hari ini, esok dan nanti ketika di pengadilan Yang
Maha Agung.

Kalau sudah mulai terjebak dengan kenikmatan dunia


yang melalaikan sampai kamu tidak mau memberi jarak
padanya berarti kamu sedang tidak mencintai diri sendiri,
karena kamu lebih mencintai dunia yang sementara ini dan
tidak akan bertanggung jawab dengan apa yang kamu lakukan
itu.

Kalau saja kamu terus menerus melakukannya berarti


jelas kamu sudah melupakan dirimu sendiri dengan tidak
sengaja dan tanpa sadar, karena kamu diciptakan untuk
beribadah bukan berbangga dengan permainan dunia. Karena
dunia akan meninggalkanmu cepat atau lambat sedangkan
ulahmu disana akan mengering catatannya jika tidak segera
kamu menghapusnya dengan kembali melakukan apa yang
seharusnya dilakukan oleh seseorang yang katanya mencintai
dirinya sendiri.

Back to Allah, back to fitrah.

72 | Perihal Diri
25 | Pembelajar Namanya

“Berjalan di bumi sambil kita belajar bagaimana kita


bisa sampai ke surga.”

73 | Perihal Diri
A
dakah orang yang tidak pernah belajar? Jika
fokusnya pada sekolah formal mungkin ada,
tapi sejatinya semua orang pernah belajar dan
akan terus belajar. Entah dari bangku sekolah atau hanya
pekerjaan rumah, bahkan bisa jadi interaksi dengan orang lain.
Cara menyapu lantai misalnya, bagi yang paham maka semua
kotoran dari semua sudut harus berkumpul jadi satu tempat
lalu dibuang pada tempatnya. Beda lagi dengan orang yang
tidak paham bagaimana caranya menyapu lantai, padahal
hanya sekedar menyapu lantai loh, bisa jadi hanya mengambil
kotoran dari beberapa sudut saja lalu dibiarkan yang lainnya
dan membuangnya ke sembarang tempat atau bahkan tidak
dibuang. Segala kemungkinan bisa terjadi bagi orang yang
tidak paham dan orang yang tidak pernah melakukan.

Sangat banyak sekali hal-hal yang perlu kita tahu


sebagai makhluk yang paling sempurna di bumi, tidak hanya
soal bisa makan dan tidur saja. Bukan soal pribadi saja tapi
juga tentang kemaslahatan. Alangkah indahnya jika kita bisa
melakukan sesuatu yang bermanfaat juga bagi orang lain.

Merasa tidak bisa tidak seharusnya membuat kita


merasa tidak berguna bagi orang lain terus-menerus, jika
lahan belajar masih bisa didapat dengan mudah. Akan ada
banyak orang yang tertinggal oleh zaman karena tidak mau
belajar, merasa dirinya sudah cukup dengan ilmu yang dimiliki.
Padahal zaman selalu berjalan dengan cepat tanpa menunggu
apapun dari orang yang tidak memiliki semangat belajar.

Kemampuan orang yang sudah lanjut usia mungkin


sudah mulai berkurang, tapi coba kita lihat di luar sana ada
berapa orang lanjut usia yang semangat belajarnya luar biasa
bahkan bisa mengalahkan anak muda.

74 | Khanifatul Aeni Noviani


Selamanya manusia adalah makhluk pembelajar,
belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan dengan sengaja
maupun tidak, belajar menyikapi segala masalah yang
menimpa, belajar berinteraksi baik dengan orang lain, belajar
untuk selalu memperbaiki diri dan segala hal yang harus
dipelajari untuk bertahan hidup.

Tidak perlu menganggap diri paling baik karena sama


halnya kita sedang menyamakan diri dengan iblis yang merasa
paling baik karena diciptakan dari api sedangkan Adam
diciptakan dari tanah. Tidak perlu juga merasa diri tidak
berguna bahkan sangat bodoh tapi tidak ada niat untuk
menjadi lebih bermanfaat, hanya merasa saja tidak akan
merubah apapun pada kenyataanya.

Meskipun dalam hitungan akhirat kehidupan dunia ini


sangat sebentar, tapi bukankah kita merasakan perputaran jam
tidak selalu cepat. Akan ada banyak hal yang kita lewati secara
bergantian, jika kita tidak bisa menanganinya maka kesalahan
akan terjadi. Tidak mengapa sebenarnya kesalahan itu terjadi,
namun jika berulang kali akan merugikan diri sendiri.

Berjalan di bumi sambil kita belajar bagaimana kita


bisa sampai ke surga.

75 | Perihal Diri
26 | Hampa

“Meski langkah seringkali merasa gontai, hati kosong


seperti tiada iman, pikiran rumit entah apa yang
sebenarnya menjadi keributan, tapi selalu ada tempat
kembali ternyaman dari semua rasa yang tidak menentu
ini, lagi-lagi hanya Allah yang menjadi tempat
kembali yang tidak akan ada penolakan.”

76 | Perihal Diri
B
agaikan air yang terus mengalir. Masalah terus
datang dan tidak dapat dibendung barang
sekejap. Seperti angin yang berlalu lalang di
padang luas. Seperti para santri yang jumlahnya ribuan sedang
mengantri untuk mengambil makan, tidak akan berhenti
sebelum jam makan selesai. Seperti daun kering yang gugur
diterpa angin, tak dapat menolak meskipun berusaha kuat
memegang erat sang dahan.

Hati dan pikiran yang tidak seimbang, terus berdebat


dalam diam yang bising. Kadang kehampaan datang secepat
itu, merusak rencana-rencana yang ada di lembaran kertas
berwarna warni yang tertempel di dinding kamar. Hancur dan
tidak berdaya. Mencoba berdiri sekuat tenaga dalam
kehampaan, mencoba melukis lagi keindahan meski terpaksa,
mencoba kuat untuk melanjutkan segalanya. Kadang juga
sehebat itu.

Dihantam berkali-kali oleh keadaan, ditimang-timang


oleh harapan, hingga dilempar jauh oleh kenyataan. Menjadi
dewasa ternyata serumit ini. Emosi yang terkadang masih
kekanak-kanakan. Menangis menjadi hal pertama yang
dilakukan saat mendapati hal yang tidak sesuai.

Hanya ada satu nama yang tak bosan dilantunkan,


Allah. Berharap ada titik terang dari setiap kegelapan. Berharap
ada jalan keluar dari kebuntuan. Berharap ada obat dari luka
yang tergores. Berharap ada kasih sayang dari kebencian pada
keadaan. Ingin pergi, tenggelam dalam lautan dalam.
Bersembunyi dalam bumi meski sebentar, melupakan
segalanya dan kembali tenang. Tertidur lama hingga tak ada
lagi luka yang dirasakan. Namun sungguh itu solusi yang sulit
untuk didapatkan, bahkan tidak ada.

77 | Khanifatul Aeni Noviani


Mengisi kehampaan dengan pengaduan di sepertiga
malam, saat manusia terlelap dengan kenyamanan. Mengisi
kehampaan dengan memohon ampunan. Mengisi kehampaan
dengan mengalihkan pada kebaikan. Mengisi kehampaan
dengan mengambil pelajaran.

Sesekali menatap langit yang tenang, merenungi diri


sendiri “sudah sejauh ini, kamu harus bisa melewati semua”.
Tidak ada yang sulit jika bersama-Nya, dalam naungan-Nya
dan terus mendekati-Nya.

Meski langkah seringkali merasa gontai, hati kosong


seperti tiada iman, pikiran rumit entah apa yang sebenarnya
menjadi keributan, tapi selalu ada tempat kembali ternyaman
dari semua rasa yang tidak menentu ini, lagi-lagi hanya Allah
yang menjadi tempat kembali yang tidak akan ada penolakan.
Pendengar terbaik yang tidak pernah mengabaikan. Penuntun
terbaik yang tidak pernah meninggalkan. Pemberi solusi
terbaik yang tidak pernah salah dalam setiap tindakan.

Menyadari lagi ketidaksempurnaan yang membuat diri


ini perlu bergantung pada Yang Maha Sempurna. Menyadari
lagi kelemahan yang membuat diri ini perlu bergantung pada
Yang Maha Kuat. Menyadari lagi keterbatasan yang membuat
diri ini perlu bergantung pada Yang Memiliki Segalanya.
Menyadari lagi dan lagi setiap kehidupan ini bahwa tidak akan
pernah ada tanpa Yang Maha Ada yang tidak akan pernah
tiada dan yang selalu ada meskipun semua telah hancur dan
binasa.

78 | Perihal Diri
27 | Akan Ada Waktunya

“Sejatinya kehidupan ini hanya akan mengajarkan kita


tentang kehilangan, kehilangan tersebab ditinggalkan
atau bahkan meninggalkan.”

79 | Perihal Diri
D
alam sebuah tempat kecil yang hanya cukup
untuk satu tubuh yang kaku berselimut kain kafan
dan beberapa kayu sebagai penutup, disanalah
tempat terakhir jasad ini akan tinggal. Saat orang-orang yang
menyayangi menangis di atasnya yang dimana tubuh ini sudah
tertutup dengan tanah yang ditaburi bunga dan batu nisan
bertuliskan nama. Kehidupan baru akan dimulai dengan cepat,
entah bahagia ataupun siksa.

Sejatinya kehidupan ini hanya akan mengajarkan kita


tentang kehilangan, kehilangan tersebab ditinggalkan atau
bahkan meninggalkan. Semanis apapun caranya melepas pasti
akan menyisakan air mata dan kenangan. Ditinggalkan adalah
hal yang menyakitkan tanpa bisa dipungkiri, setegar apapun
pasti akan merasa kehilangan. Sedang meninggalkan bukan
juga hal yang mudah, ada keterpaksaan atau memang sengaja
dengan lapang dada.

Bagi seorang pecinta, tak ada hal yang paling


menyakitkan selain perpisahan. Setelah berbagai jalan berliku
dilalui bersama, akan selalu ada saat dimana diri harus siap
dengan sebuah kenyataan bahwa aku atau kamu yang lebih
dulu pergi sungguh rahasia. Entah sementara ataupun
selamanya. Entah sebab urusan dunia atau bahkan sebab
nyawa yang tak lagi bersama raga.

Raga yang ditinggalkan nyawa saja sakitnya luar biasa,


seperti ditusuk pedang berkali-kali katanya. Begitulah
perpisahan, begitulah kehilangan, begitulah meninggalkan dan
ditinggalkan. Menyakitkan dan sungguh menyakitkan. Kita bisa
tegar dihadapan orang lain, tapi diri sendiri sungguh tidak bisa
dibohongi oleh kepalsuan.

Dimana ada hal yang hilang maka disitu ada pencarian,


namun dimana ada yang meninggal disitu ada tangis dan air

80 | Khanifatul Aeni Noviani


mata untuk mewakili setiap kata yang tak dapat terucap sebab
tak ada gunanya lagi kata-kata itu ada sedangkan yang dituju
saja sudah tak lagi mendengar.

Back to Allah.

Sungguh musibah yang nyata adalah kehilangan iman


kepada Allah di dada, sungguh musibah yang paling
menyakitkan adalah ditinggalkan Allah dalam hidup kita.
Hancur yang sebenar-benar hancur, tiada arah untuk meminta.
Dimana lagi tempat bersujud jika pemilik bumi sudah tak sudi
membersamai kita, malu yang teramat malu seperti tidak ada
tempat untuk menaruh muka.

Namun kenyataannya, Allah Maha Pemaaf, Dia mudah


kembali untuk menyayangi kita dan merangkul setiap
kesedihan kita, saat kita sudah mau untuk kembali pula pada-
Nya. Manusia terkadang bisa lebih jahat dari apa yang dikira,
tapi Allah Yang Maha Lembut dan Maha Cinta yang luas
kecintaan-Nya tak terkira terkadang tidak terlihat oleh sikap
angkuh yang bersemayam dalam dada. Mengistighfari diri
sendiri yang tidak mau ditinggalkan oleh Allah. Mengistighfari
diri sendiri yang kadang tanpa sengaja meninggalkan Allah.
Tempat kembali ternyaman dari setiap perjalanan melelahkan,
pengurasan habis tenaga dan waktu yang seolah tak tersisa,
itulah dunia. Tempat tinggal yang sementara, yang akan
meninggalkan kita atau bahkan kita yang akan lebih dulu
meninggalkannya.

81 | Perihal Diri
28 | Salamku

“Jika seorang anak adalah titipan untuk dibimbing,


maka orang tua adalah titipan untuk dibantu.”

82 | Perihal Diri
H
adirmu sebelum hadirku. Air matamu meluruh
tersebab sakit yang luar biasa kau biarkan
mengalir di pipi dan melewati bibirmu yang
pucat. Semangatmu sedikitpun tak pernah padam untuk satu
perjuangan yang akan menciptakan banyak hal untuk
diperjuangkan dan dikorbankan, itu yang dinamakan
melahirkan satu manusia ke dunia. Dialah malaikat tanpa sayap
yang kusebut mama.

Bapa, ku lihat guratan di wajahnya sudah semakin


nampak. Membuatku ingat kembali pada hari dimana diri ini
masih dalam pangkuannya, menangis meraung-raung tanpa
rasa salah dan malu. Tubuhnya masih tegap dan sangat kuat
untuk megangkat tubuh kecil yang sedikit berontak. Malam
hari ku menangis karena panasnya ibu kota, aku tidak nyaman
dengan suasana. Kembali aku dibuat nyaman dalam
gendongannya, hingga tertidur lelap. He is My Hero.

Hari berganti dan tahun pun terus berjalan, menemani


setiap langkah yang berubah. Betapa cepat sekali hari kemarin
meninggalkan, betapa cepat sekali kejadian kemarin menjadi
kenangan, betapa cepat sekali semua berubah.

Orang tua, dua kata penuh perjuangan dan


pengorbanan. Kasih sayang yang paling tulus dan tak akan
pernah pudar. Tanpa sadar kita sering melupakan dengan
berapa banyak luka yang kita torehkan, mungkin sengaja dan
mungkin juga tidak.

Berapa banyak maaf yang harus terucap oleh lisan ini,


berapa banyak terima kasih yang harus terucap oleh lisan ini,
rasanya tak sanggup membalas setiap hal yang mereka
berikan sepanjang hidup yang kita jalani.

83 | Khanifatul Aeni Noviani


Sebuah do’a yang terus terucap setelah salam mungkin
sangat tidak sebanding dengan do’a yang selalu dilantunkan
setiap setelah salamnya. Mata itu mungkin telah banyak
menangis memikirkan bagaiamana cara membuat kita
bahagia. Mata itu mungkin telah sembab tersebab menangisi
diri kita yang seringkali membantah omongannya. Mata itu
mungkin telah basah karena terlalu takut kita sengsara.

Hati ini ngilu rasanya mengingat semua hal itu, kadang


kita sajahat itu terhadap mereka. Bahkan jika dia melihat air
mata itu jatuh dari mata kita, mungkin hatinya menjerit tak
sanggup melihat. Mungkin rasanya tersayat dengan sebilah
pedang yang panjang. Namun tak sedikit orang yang tak
peduli dengan kehadirannya, tak mengindahkan setiap
perjuangannya, tak menganggap kasih sayangnya yang
teramat dalam. Beberapa hal memang tidak bisa disamakan
bahkan tentang orang yang sama-sama merasakan.

Jika anak adalah hadiah terindah yang Allah titipkan


pada orang tua maka bukankah sudah seharusnya kita menjadi
keindahan yang nyata bagi mereka. Mengindahkan hidupnya
di dunia juga mengindahkan hidupnya di akhirat. Saat banyak
orang yang peduli dengan kebahagiaan mereka di dunia
bukankah sudah seharusnya peduli dengan kebahagiaan
mereka di akhirat juga harus diperhatikan dengan lebih
sempurna.

Jika mereka memberikan kesempatan untuk kita


belajar meski mereka harus berhutang demi biaya, lantas
ketika kita sudah pandai namun tak memikirkan mereka lalu
apa gunanya ilmu yang kita tampung selama kita belajar.

84 | Perihal Diri
29 | Kita Ini Hamba

“Tidak pernah mudah mengendalikan suatu hal yang


kita tidak punya hak untuk mengendalikannya.”

85 | Perihal Diri
B
ulan hanya mengizinkan kita untuk
memandangnya tanpa bisa kita merubah bentuk
atau kapasitas cahayanya. Begitupun dengan
langit, mendungnya tak dapat kita ubah menjadi terang, kita
hanya diminta untuk menikmatinya tanpa diminta persetujuan
harus bagaimana dia berubah.

Sayuran akan menjadi masakan yang pedas jika kita


memasaknya dengan campuran cabai dan juga lada, tapi akan
terasa manis jika kecap lebih banyak dimasukan di dalamnya.
Sebuah kain akan menjadi sebuah baju berukuran besar jika
kita memotongnya dengan ukuran besar, namun jika kita
potong ukurannya lebih kecil maka akan menghasilkan baju
yang lebih kecil pula.

Begitulah kendali. Tidak pernah mudah mengendalikan


suatu hal yang kita tidak punya hak untuk mengendalikannya.
Tidak pernah terlalu sulit mengendalikan suatu hal yang kita
sudah diberi hak untuk mengendalikannya. Tapi terkadang kita
terlalu memaksa diri untuk bisa mengendalikan hal-hal yang di
luar kemampuan, seperti mengendalikan orang lain mungkin.

Satu kejadian yang kita alami, kita lakukan sampai


orang lain bisa melihatnya pasti akan muncul beberapa
penilaian, seketika orang lain akan menjadi juri dalam setiap
tindakan yang kita lakukan, akan menjadi komentator
terdepan seolah-olah mengerti segalanya. Begitulah kiranya
hidup berdampingan dengan sesama. Sungguh kita tidak bisa
mengendalikan apa yang mereka pikirkan dan ingin mereka
katakan, kita hanya bisa mengendalikan setiap tindakan yang
akan kita lakukan.

Dari setiap kebaikan akan muncul penilaian baik dan


buruk, apalagi keburukan pasti akan lebih banyak lagi
penilaian buruk dan mungkin lebih sedikit penilaian baik.

86 | Khanifatul Aeni Noviani


Melakukan sesuatu akan menyebabkan beberapa hal datang,
mungkin tanpa melakukan sesuatu pun akan lebih banyak
menyebabkan beberapa hal datang. Maka kendali terbesar diri
kita adalah diri sendiri dan setiap ilmu yang pernah dipelajari.
Jika orang yang belajar saja masih bisa dikatakan orang yang
fakir ilmu, bagaimana dengan orang yang tidak mau belajar,
entah apa yang akan dikatakan oleh orang-orang.

Menyulitkan diri sendiri dengan sibuk mengendalikan


hal yang di luar kendali akan membuat waktu kita terbuang
sia-sia, pikiran kita lelah dan akhirnya meninggalkan prioritas
yang seharusnya lebih diperhatikan. Hidup ini hanya sebentar
bukan? Jika kita lebih banyak memberikan waktu pada hal
yang tak dapat kita jangkau, maka segala hal yang bisa kita
kendalikan akhirnya terbengkalai.

Jika sudah sampai waktunya untuk kita berhenti


melakukan setiap kegiatan di dunia ini, sedangkan masih
banyak hal yang tidak sempat kita mengerjakannya dengan
baik maka penyesalan yang akan datang.

Hanya memikirkan diri sendiri dalam setiap hal adalah


keegoisan, ikut menanggung beban orang lain bisa menjadi
tanggung jawab sebagai manusia, namun terlalu dalam
mengikuti kehidupan orang lain bukanlah hal baik yang harus
dilakukan. Setiap kita punya prioritas dan hak kendali untuk
beberapa hal, maka fokus adalah cara kita melaksanakan tugas
dari Allah dengan baik.

87 | Perihal Diri
Biografi Penulis

Khanifatul Aeni Noviani seorang wanita kelahiran


tahun 1999 bulan November. Sejak kecil hidupnya sudah
merantau bersama keluarganya di salah satu perkampungan
daerah Bekasi. Hingga lulus dari sekolah dasar barulah dia
kembali menetap di kampung halamannya yang berada di
Tegal, Jawa Tengah. Kurang lebih 6 tahun dia berada di tempat
kelahirannya untuk melanjutkan sekolah, lalu tahun berikutnya
dia memutuskan untuk pergi ke Ponorogo, Jawa Timur untuk
kuliah dan bermukim di salah satu pondok pesantren, dengan
berbagai drama tentunya sebelum itu. Sangat banyak
pelajaran yang diperoleh selama perjalanan hidupnya terutama
saat di Ponorogo, pelajaran yang sangat berharga itu didapat
selain dari ilmu yang diterima di dalam kelas yang tidak lain
adalah pelajaran hidup dari orang-orang luar biasa yang
sangat mencintai ilmu.

Wanita yang akrab dipanggil Eni atau Aeni ini memiliki


mimpi untuk menjadi seorang penulis, semoga saja
langkahnya dimulai dari satu buku sederhana ini. Untuk
berakrab dengannya kamu bisa berkunjung ke:

Instagram : @khanifatul_aeni.n

Facebook : Khanifviani Khanifah

88 | Perihal Diri
QRCBN : 62-1426-9043-724

Anda mungkin juga menyukai