Publisher :
VIANTO PUBLISHING
Telpon/WhatsApp: 08881326373
E-Mail : rvsmart2021@gmail.com
QRCBN : 62-1426-9043-724
Prakata
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji hanya untuk-Nya, Tuhan semesta alam,
pemlik langit bumi beserta isinya, pemberi nikmat yang tiada
habisnya, penggenggam takdir dari setiap makhluk-Nya.
Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada beliau
uswah hasanah, Nabi Muhammad SAW. Dengan perjuangan
dan pengorbanannya telah mengantarkan umatnya pada
cahaya Islam, yang dengan teladannya dapat mengantarkan
manusia pada kehidupan yang berkah.
Alhamdulillah atas ridha dan izin-Nya buku yang
berjudul “Perihal Diri” ini telah sampai pada kata selesainya.
Berharap dalam setiap judul dan rangkaian kalimat yang
tertulis dapat memberikan manfaat, menghidupkan hati yang
sedang gersang sebab kehidupan, menyadarkan diri pada
setiap kenyataan. Milik-Nya lah segala sesuatu yang ada di
bumi dan di langit, segala yang nampak maupun yang
tersembunyi.
i
bahwasannya manusia tidaklah sempurna, begitu juga dengan
karya saya. Saya ucapkan mohon maaf bila terdapat kesalahan
dan kekurangan, karena sejatinya kesempurnaan memang
hanya milik Allah ta’ala.
ii
Daftar Isi
Prakata ............................................................................i
Semestinya ...................................................................................... 16
Siap! ................................................................................................... 22
Paksa ................................................................................................. 43
iii
Memang Bukan Milik ................................................................. 55
Mengagumi-Nya .......................................................................... 58
Memilih ............................................................................................ 61
Hampa .............................................................................................. 76
Salamku ........................................................................................... 82
iv
1 | Bak Kertas Kosong
1 | Perihal Diri
P
ernahkah kau tersadar, hidupmu hari ini jauh
lebih berarti dari suka duka yang kau alami?
Mencari celah untuk terus mengeluh dan tak
bersyukur bukan sikap bijak dari seorang manusia yang telah
diberi nyawa dan banyak bahagia oleh Tuhannya. Harimu ini
adalah lembar baru, dan setiap hari-hari yang berhasil kau
jalani adalah rangkaian puzzle keberhasilan atau bahkan
kehancuran. Tidak bisa dipastikan tapi bisa kau rencanakan.
Hal hebat bisa jadi tercipta dari hal baru yang diterima,
terus dijalankan, dinikmati dan mencoba untuk disyukuri. Maka
semoga saja Allah mengizinkan kita untuk berusaha
mengaplikasikannya dalam hidup yang singkat ini dan dengan
keterbatasan manusia biasa yang setiap dari kita pasti ada
yang berbeda.
3 | Perihal Diri
2 | Tak Selamanya
4 | Perihal Diri
D
unia adalah kesementaraan yang nyata. Kurasa
waktu semakin cepat berlalu, meninggalkan jejak
yang begitu banyak, entah indah ataupun pedih.
Semua berjalan beriringan meski saling bertolak belakang,
tanpa suara ingin saling mendahului. Namun jeritan tanpa
suara ternyata lebih nyata.
6 | Perihal Diri
3 | Berat Memang
7 | Perihal Diri
L
angit yang membentang laksana laut yang tenang
namun tak berujung. Setiap saat berganti warna
mengukir keindahan, sungguh kuasa Allah yang
begitu mempesona. Saat pagi menyapa, warna biru
menakjubkan bersamaan dengan hadirnya sang mentari
menghias langit yang terbentang kokoh. Ketenangan
hembusan angin tak dapat dipisahkan dengan birunya langit
ciptaan Yang Maha Pencipta.
9 | Perihal Diri
4| Berlapang Dada
10 | Perihal Diri
M
alam ini hujan datang dengan begitu deras,
tanpa henti ia terus membasahi setiap sudut
halaman rumah dan jalan-jalan desa. Padahal
aku berharap malam ini hujan tidak datang, karena pikirku
tanpa hadirnya pun cuaca sudah cukup membuat manusia
begitu kedinginan. Haha, namun siapalah aku.
12 | Perihal Diri
5 | Akan Sirna
13 | Perihal Diri
D
ari atas gedung yang menjulang begitu tinggi
terlihat gemerlap bintang dari dua sisi yang
berlawanan. Ketika mendongak ke atas dengan
indahnya bintang berkedip-kedip dengan warna terang yang
sama, saling berdekatan namun begitu tenang. Seketika mata
tertuju pada barisan lampu berwarna-warni di jalanan kota,
nampak seperti bintang di langit hanya saja warna mereka
berbeda dan lampu-lampu jalan itu bukan bintang sungguhan
seperti kelihatannya. Kenyataannya, bintang sungguhan begitu
jauh meski terlihat jelas cahayanya sama seperti tamaram
lampu jalanan kota yang berbaris rapi dengan warna-warna
terangnya.
15 | Perihal Diri
6 | Semestinya
16 | Perihal Diri
pa yang dilakukan hamba memang terkadang
18 | Perihal Diri
7 | Dari Sebuah Mimpi
19 | Perihal Diri
wan hitam berkabut, seolah langit ingin jatuh
21 | Perihal Diri
8 | Siap!
22 | Perihal Diri
ebuah film akan menarik dengan skenario terbaik.
24 | Perihal Diri
9 | Hanya Singgah
25 | Perihal Diri
empat singgah tidak sama dengan rumah, terlalu
27 | Perihal Diri
10 | Tak Mengapa Jika Lelah
28 | Perihal Diri
atu kata penuh makna, satu kata penuh komentar.
Manusia biasa..
30 | Perihal Diri
11 | Hadapi Dengan Berani
31 | Perihal Diri
iujung kegelisahan aku menemukan kata itu.
33 | Perihal Diri
12 | Untuk Dirimu
34 | Perihal Diri
antaskanlah dirimu untuk mendapatkan apa yang
Beberapa hal tak bisa dinalar oleh akal yang kita punya
sebagai titipan ini. Itulah keterbatasan yang kita miliki. Allah
memberikan yang pantas kita dapatkan bukan selalu yang kita
inginkan, karena apa yang kita inginkan belum tentu baik
untuk hidup yang kita jalani begitupun dengan yang tidak kita
inginkan bahkan kita benci sekalipun bisa jadi itulah hal yang
akan sangat membantu kita dalam menjalankan kehidupan.
36 | Perihal Diri
13 | Bebas Yang Terbatas
37 | Perihal Diri
uara ayam memecahkan keheningan fajar, kicauan
39 | Perihal Diri
14 | Di Akhir Waktu
40 | Perihal Diri
aktu..
42 | Perihal Diri
15 | Paksa
43 | Perihal Diri
asa kantuk yang bergelayut pada mata seorang
45 | Perihal Diri
16 | Tidak Selalu Sama
46 | Perihal Diri
ari berganti menampakan wajah baru di setiap
48 | Perihal Diri
17 | Untuk Siapa?
49 | Perihal Diri
ndah tidak selalu indah. Tidak berguna pun tidak
51 | Perihal Diri
18 | Terima Kesalahan
52 | Perihal Diri
idup ini terkadang begitu membosankan, lelah
54 | Perihal Diri
19 | Memang Bukan Milik
55 | Perihal Diri
eseorang pernah berpesan pada sahabatnya,
Setiap yang ada hari ini belum tentu ada esok hari.
Entah pergi dengan sengaja atau hilang tanpa tahu apa
sebabnya. Setiap keadaan membuat kita semakin kuat,
harusnya. Seperti hilangnya semangat dalam dada yang
57 | Perihal Diri
20 | Mengagumi-Nya
58 | Perihal Diri
oba kau lihat bulan, dia sendiri tanpa teman. Allah
60 | Perihal Diri
21 | Memilih
61 | Perihal Diri
A
da resiko di belakang kata memilih, takut dan
berani adalah sikap yang harus ditentukan.
Saat dunia terasa kacau, entah arah mana
yang akan dituju, entah jalan mana yang akan ditempuh. Gelap
tanpa cahaya. Berisik isi kepala membuat pusing dan ingin
sejenak tenggelam dalam sunyi tanpa siapapun dan apapun.
Menyembunyikan segala kekhawatiran dan kesakitan di depan
orang yang hanya melihat dengan mata kepalanya tidak
dengan hati nuraninya. Mencari perhatian lewat cara yang tak
mudah dibaca ternyata menyakitkan, sedangkan mengekspose
segala yang diinginkan seperti tidak pantas dilakukan.
63 | Perihal Diri
22 | Arti Diam
64 | Perihal Diri
A
ku duduk terdiam di bawah langit berbintang
dengan satu bulan yang setia menemani.
Tamaram lampu taman yang menghias di
sekeliling hamparan rumput yang luas tidak pernah absen
untuk ikut mengindahkan pemandangan. Di sudut-sudut
hamparan rumput hijau yang tipis banyak orang berkumpul
dengan tawa juga candaan. Beberapa pasangan yang tengah
asik berbagi cerita juga tidak mau melewatkan suasana yang
membius ini karena semilir angin lembut yang menerpa tubuh
dan sunyi tanpa bisingnya suara kendaraan, terlepas dari tau
atau tidaknya aku tentang hubungan mereka. Sedang aku,
diam dalam kenyamanan dan kesunyian. Sengaja aku tidak
mengajak siapapun ke tempat ini, aku ingin menikmatinya
sendiri. Meski terlihat egois. Ah tapi tidak juga.
66 | Perihal Diri
23 | Tentang Lupa
67 | Perihal Diri
J
ika ada sebuah pernyataan bahwa manusia adalah
tempat salah dan lupa, memang benar tapi mungkin
tidak untuk semua hal. Buktinya ada banyak orang
yang mengatakan sulit lupa untuk beberapa hal, bahkan
meskipun sudah berusaha sekeras mungkin. Disadari atau
tidak, lupa memang unik. Semakin dilupakan maka akan
semakin ingat sedangkan terkadang semakin mengingat
malah membuat kepala pusing. Karena sejatinya, melupakan
adalah pekerjaan mengingat. Berbeda dengan terlupa dan
teringat, itu biasanya terjadi karena tidak sengaja, jadi lupa
bukan hal yang disengaja dan dipaksa.
69 | Perihal Diri
24 | Love Your Self
70 | Perihal Diri
M
engenal diri sendiri adalah cara pertama
yang paling utama untuk bisa mencintai diri
sendiri. Bukankah awal dari mencintai adalah
mengenal, tidak mungkin tidak kenal tiba-tiba cinta,
sedangkan setiap dalam perkumpulan baru selalu dikatakan
bahwa “tak kenal maka tak sayang” jika sayang saja tidak maka
apa kabar dengan cinta.
72 | Perihal Diri
25 | Pembelajar Namanya
73 | Perihal Diri
A
dakah orang yang tidak pernah belajar? Jika
fokusnya pada sekolah formal mungkin ada,
tapi sejatinya semua orang pernah belajar dan
akan terus belajar. Entah dari bangku sekolah atau hanya
pekerjaan rumah, bahkan bisa jadi interaksi dengan orang lain.
Cara menyapu lantai misalnya, bagi yang paham maka semua
kotoran dari semua sudut harus berkumpul jadi satu tempat
lalu dibuang pada tempatnya. Beda lagi dengan orang yang
tidak paham bagaimana caranya menyapu lantai, padahal
hanya sekedar menyapu lantai loh, bisa jadi hanya mengambil
kotoran dari beberapa sudut saja lalu dibiarkan yang lainnya
dan membuangnya ke sembarang tempat atau bahkan tidak
dibuang. Segala kemungkinan bisa terjadi bagi orang yang
tidak paham dan orang yang tidak pernah melakukan.
75 | Perihal Diri
26 | Hampa
76 | Perihal Diri
B
agaikan air yang terus mengalir. Masalah terus
datang dan tidak dapat dibendung barang
sekejap. Seperti angin yang berlalu lalang di
padang luas. Seperti para santri yang jumlahnya ribuan sedang
mengantri untuk mengambil makan, tidak akan berhenti
sebelum jam makan selesai. Seperti daun kering yang gugur
diterpa angin, tak dapat menolak meskipun berusaha kuat
memegang erat sang dahan.
78 | Perihal Diri
27 | Akan Ada Waktunya
79 | Perihal Diri
D
alam sebuah tempat kecil yang hanya cukup
untuk satu tubuh yang kaku berselimut kain kafan
dan beberapa kayu sebagai penutup, disanalah
tempat terakhir jasad ini akan tinggal. Saat orang-orang yang
menyayangi menangis di atasnya yang dimana tubuh ini sudah
tertutup dengan tanah yang ditaburi bunga dan batu nisan
bertuliskan nama. Kehidupan baru akan dimulai dengan cepat,
entah bahagia ataupun siksa.
Back to Allah.
81 | Perihal Diri
28 | Salamku
82 | Perihal Diri
H
adirmu sebelum hadirku. Air matamu meluruh
tersebab sakit yang luar biasa kau biarkan
mengalir di pipi dan melewati bibirmu yang
pucat. Semangatmu sedikitpun tak pernah padam untuk satu
perjuangan yang akan menciptakan banyak hal untuk
diperjuangkan dan dikorbankan, itu yang dinamakan
melahirkan satu manusia ke dunia. Dialah malaikat tanpa sayap
yang kusebut mama.
84 | Perihal Diri
29 | Kita Ini Hamba
85 | Perihal Diri
B
ulan hanya mengizinkan kita untuk
memandangnya tanpa bisa kita merubah bentuk
atau kapasitas cahayanya. Begitupun dengan
langit, mendungnya tak dapat kita ubah menjadi terang, kita
hanya diminta untuk menikmatinya tanpa diminta persetujuan
harus bagaimana dia berubah.
87 | Perihal Diri
Biografi Penulis
Instagram : @khanifatul_aeni.n
88 | Perihal Diri
QRCBN : 62-1426-9043-724