Anda di halaman 1dari 12

Enlightenment Series

MENGAPA
KITA
MENUNDA

Free Ebook by Motiva.ID


Awal bulan. Planning bulanan, check!
Planning mingguan, done!
Prioritas pekerjaan, rapi!

Tapi… kenapa di akhir minggu hanya satu dua pekerjaan


selesai? Padahal seminggu ini nggak sibuk apa-apa, lho?
Padahal hanya menunda satu dua pekerjaan saja, karena
merasa kemalaman buat lanjut kerja. Tapi kok jadi
berantakan semua, ya?

Teman-teman sering mengalami kondisi di atas; punya


planning, to-do list rapi, tapi masih saja tidak ada pekerjaan
yang kelar sesuai rencana?

Pengalaman di atas biasa disebut dengan akrasia effect;


kondisi yang terjadi ketika kita membuat sebuah rencana
tapi tidak mengambil tindakan (action) sesuai rencana
tersebut. Dalam pikiran kita, semua hal terkait rencana
telah ada, hanya saja, kita sulit untuk mengambil langkah
pertama atas rencana tersebut.

Dengan kata lain, akrasia merupakan kombinasi dari


kebiasaan suka menunda dan kurangnya kontrol diri.

Free Ebook by Motiva.ID 1


Ada dua masalah utama dalam
akrasia:

● Prokrastinasi; menunda
mengerjakan satu pekerjaan
yang membutuhkan usaha
(waktu, energi) di saat ini,
tapi pekerjaan tersebut
bermanfaat di masa depan
(contoh menunda
berolahraga hari ini)

● Preoperation; memilih
mengerjakan aktivitas lain
(yang mungkin malah tidak
direncanakan) yang
menghasilkan kepuasaan di
saat ini, tapi berpotensi
merugikan rencana masa
depan kita (contoh: memilih
scrolling media sosial,
daripada olahraga pagi ini)

Free Ebook by Motiva.ID 2


Alasan kita suka menunda
padahal sudah punya rencana.
Tahukah teman-teman, sebetulnya, kebiasaan menunda
pekerjaan hanyalah tentang “Yes or No”?

Saat kita memilih apakah harus melakukan apa yang kita


rencanakan atau tidak, otak kita otomatis akan
mempertimbangkan apa benefit dari masing-masing pilihan.
Tidak hanya itu, otak kita juga mempertimbangkan energi
yang dibutuhkan, tingkat kesulitan, termasuk waktu. Dan ini
hanya terjadi sepersekian detik, sampai akhirnya kita
membuat keputusan.

Free Ebook by Motiva.ID 3


Kadang, kebiasaan suka menunda aka. procrastination itu
terjadi saat kita sudah menentukan “kapan” akan melakukan,
tapi kemudian pikiran kita memilih

“Sebentar lagi”
“Gimana kalau dikerjakan setelah nyuci aja, ya, aku
nggak bisa fokus kalau kerjaan rumah masih banyak”
“Hmm … besok aja kali, ya, deadline masih beberapa
hari. Lembur kan nggak baik untuk kesehatan”

Siklus itu berulang terus, hingga tanpa sadar, kita sudah


menunda melakukan rencana kita selama berhari-hari.

Ada satu hal yang menjelaskan mengapa akrasia mengatur


hidup kita dan prokrastinasi membuat kita terjebak dalam
“time inconsistency“, istilah yang biasa digunakan untuk
menyebutkan kecenderungan kita menyukai imbalan yang
segera, dibandingkan imbalan bernilai tinggi di masa
depan.

Saat kita membuat rencana (misalnya turun berat badan),


sebetulnya kita membuat “imbalan” di masa depan, dan ini
terasa mudah di otak kita.

Tapi ketika waktunya mengambil tindakan (melakukan


action), pilihan kita tidak ada lagi di masa depan. Dan ini
membuat otak kita berpikir tentang saat ini, serta
mengharapkan imbalan (hasil) saat ini juga.

Free Ebook by Motiva.ID 4


Ini juga yang menjadi alasan, mengapa kita begitu
bersemangat saat beranjak tidur karena yakin esok hari
semua rencana akan berjalan sempurna. Tapi begitu pagi
hari tiba, jangankan langsung eksekusi rencana, segera turun
dari kasur saja sudah Alhamdulillah.

Free Ebook by Motiva.ID 5


Cara melepaskan diri dari
akrasia dan kebiasaan suka
menunda.
Berikut 3 cara yang bisa kita lakukan untuk melepaskan diri
dari pusaran akrasia dan mengurangi kebiasaan suka
menunda pekerjaan.

Cara #1. Miliki alat penjaga


komitmen

Salah satu cerita yang populer tentang akrasia effect adalah


kisah Victor Hugo yang mengunci semua baju keluar
rumahnya di dalam peti, agar ia tidak tergoda untuk pergi
keluar rumah dan bersegera menyelesaikan novelnya.

Saat musim panas 1830, Victor Hugo menjanjikan 1 buku baru


kepada penerbitnya. Tapi alih-alih segera menulis, ia malah
mengerjakan proyek lain, menghibur teman-temannya, dan
terus menunda memulai proyek bukunya. Akhirnya ia pun
mendapat ultimatum dari penerbit, bahwa tenggat waktu
yang ia miliki hanya tinggal 6 bulan.

Free Ebook by Motiva.ID 6


Karena itulah, Victor memutuskan untuk menyimpan semua
baju keluar rumahnya, agar ia mampu lebih fokus pada buku
barunya.

Dalam psikologi, tindakan Victor Hugo ini disebut dengan


“commitment device“, sebuah usaha yang kita lakukan saat ini
untuk mengendalikan tindakan kita di masa depan.

Free Ebook by Motiva.ID 7


Kita dapat mencontoh cara Victor dengan beberapa cara,
misalkan;

● Belilah cemilan favorit dalam jumlah sedikit


dibanding, untuk menghindari kebiasaan ngemil
berlebihan.
● Tinggalkan kartu kredit di rumah saat jalan-jalan
agar tidak tergoda belanja barang yang tidak
benar-benar dibutuhkan.
● Uninstal aplikasi nonton drama, selama hari kerja
agar tidak tergoda menghabiskan waktu untuk
nonton drama atau film

Cobalah mencari cara untuk mengotomatiskan kebiasaan,


daripada mengandalkan willpower yang kita miliki di momen
tertentu. Bukankah kita semua sudah paham, jika kekuatan
keinginan ini sering naik turun kadarnya? Dan otomasisai
akan membuat kita lebih mudah berkomitmen dan membuat
keputusan.

Free Ebook by Motiva.ID 8


Cara #2. Kurangi godaan saat
memulai
Apa penyebab terberat saat kita ingin menyelesaikan
pekerjaan? Memulai melakukan pekerjaan.

Inilah yang menjadi alasan mengapa “membangun kebiasaan


memulai” lebih penting dibanding selesai (berhasil) atau
tidaknya pekerjaan yang kita lakukan.

Kita perlu membangun “kebiasaan untuk memulai”, dengan


terus menerus mengurai pekerjaan menjadi kecil (sub task)
dan semudah mungkin untuk dilakukan. Tidak perlu khawatir
dengan hasilnya, yang penting “mulai saja dulu”.

Free Ebook by Motiva.ID 9


Cara #3. Jadwalkan rencana
dengan detil
Mengimplemantisikan rencana dengan detil bisa membantu
mengeksekusi rencana yang sudah dibuat.

Jadi, saat membuat planning, jangan hanya membuat daftar


apa saja yang hendak dilakukan, tapi lengkapi dengan kapan
(jam) dan dimana (tempat) rencana tersebut akan
dilaksanakan.

Misalkan “Saya akan membaca buku Self-coaching dua


lembar pada jam 20.00 WIB, di meja kerja saya.”

Kita juga bisa menggunakan aktivitas lain sebagai cara untuk


mengeksekusi rencana. Misalnya, “Saya akan membaca buku
Self-Coaching seusai sholat Maghrib di ruang sholat”

Agar semakin mudah dilakukan, cobalah salah satu strategi


di atas selama satu minggu, dan tambahkan durasinya secara
bertahap.

Tips lainnya, Sahabat Motiva dapat mengikuti kelas online


Anti-Penundaan bersama coach Darmawan Aji.

Free Ebook by Motiva.ID 10


Free Ebook by Motiva.ID 11

Anda mungkin juga menyukai