Anda di halaman 1dari 111

AKUNTANSI

MANAJEMEN
Informasi & Alternatif
Untuk Pengambilan Keputusan

Deri Firmansyah
Dadang Saepuloh
Dwinanto Priyo Susetyo
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4


Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri
atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku
terhadap:
i. penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan
peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian
ilmu pengetahuan;
iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran,
kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar;
dan
iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin
Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

iii
AKUNTANSI MANAJEMEN
Informasi dan Alternatif Untuk Pengambilan Keputusan

Deri Firmansyah
Dadang Saepuloh
Dwinanto Priyo Susetyo

Desain Cover :
Ahmad Khusaeni

Tata Letak :
Shella Aprilia

Proofreader :
Dadang Saepuloh

Ukuran :
12 BAB, 285 Halaman, Uk: 17.5 x 25 cm

ISBN :
9 786239 436940

Cetakan Pertama:
Desember 2020

Hak Cipta 2020, Pada Penulis


Isi diluar tanggung jawab percetakan

Diterbitkan oleh:
PT. Bidara Cendekia Ilmi Nusantara
Jl. Perdamaian No.79, Poris Plawad Indah, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten
15141

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.
KATA PENGANTAR

Persaingan bagi suatu perusahaan yang berada di dalam lingkungan


bisnis tertentu mutlak harus dihadapi. Perusahaan kini berada dalam
persaingan yang kompetitif dimana perusahaan harus mampu memenangi
persaingan yang ada untuk dapat mempertahankan tujuan jangka panjangnya.
Tanpa adanya kemampuan dalam memenangkan persaingan tentunya tujuan
perusahaan tersebut sulit untuk dicapai. Sehingga para manajer yang berada
pada level strategis memerlukan berbagai informasi untuk membantu
mengetahui gambaran sisi pandang baik internal maupun eksternal yang tidak
terlihat yang dapat dijadikan pertimbangan dan berguna dalam proses
pengambilan keputusan yang tepat bagi kemajuan perusahaan.

Arus globalisasi yang ditandai dengan terjadinya revolusi industri pun


kini secara nyata nampak jelas telihat dan dapat dirasakan oleh para aktor
yang terlibat pada market, baik perusahaan sebagai penyedia produk maupun
jasa, pemerintah dengan berbagai otoritasnya, masyarakat atau konsumen
sebagai pengguna produk dan kebijakan yang dapat menciptakan
perimbangan pasar melalui permintaannya atas penawaran produk maupun
jasa yang ada di pasaran. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi di
era disrupsi abad ini turut mempengaruhi perubahan perilaku konsumen
maupun perusahaan dan memang sudah tidak dapat dihindarkan lagi. Untuk
itu, para manajer dengan berbagai kemampuan dan keterampilannya, gaya dan
seni yang dimilikinya dalam mengelola sumber daya yang ada tentunya harus
dapat menyesuaikan dengan kondisi market dan perekonomian secara makro
saat ini penuh ketidakpastian. Kondisi market secara eksternal saat ini
semakin sulit diprediksi, sehingga satu-satunya alternatif yang dapat
memberikan ketenangan bagi perusahaan adalah dimulai sektor internal yakni
dalam mengelola perusahaan diperlukan gaya manajemen relevan dan
fleksibel dari seorang manajer untuk menjawab tantangan globalisasi saat ini
dan mampu menpertahankan keberlangsungan hidup perusahaan untuk
mencapai tujuan jangka panjangnya di masa ayang akan datang .

Perkembangan dan kemajuan bisnis adalah cerminan keberhasilan suatu


perusahaan dalam menjalankan strategi yang tepat dan dapat dipertahankan.
Strategi yang tepat akan mampu mendefinisikan rencana awal dan dapat
mengakhiri perencanaan pada capaian yang diharapkan. Tujuan dan arah

v
perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang dapat menuntun
perusahaan untuk menemukan dan mengembangkan strategi yang paling tepat
di antara berbagai alternatif pilihan untuk kemudian diimplementasikan
menjadi strategi yang lebih spesifik untuk mencapai tujuan perusahaan yang
didukung dengan data dan informasi yang relevan.

Data dan informasi yang relevan dan memadai sangat dibutuhkan bagi
suatu perusahaan untuk dapat menjalankan strategi sesuai rencana. Sehingga
sangat diperlukan peran Akuntansi Manajemen dalam proses pembangunan
strategi dan pengambilan keputusan-keputusan yang tepat. Karena itulah buku
ini di tulis. Buku ini memberikan gambaran awal dan pemahaman mengenai
pentingnya dukungan yang memadai dari akuntansi manajemen dalam proses
pengambilan keputusan yang tepat bagi kemajuan suatu perusahaan. Selain
itu, buku ini juga diharapkan dapat membantu para mahasiswa dalam
mempelajari konsep-konsep akuntansi manajemen, memperoleh dan
menggunakan berbagai informasi sebagai dasar pertimbangan dalam
mengambil keputusan yang tepat.

Penulis menyadari, tentunya masih terdapat begitu banyak kekurangan


dan kelemahan dalam penyusunan buku ini yang memerlukan perbaikan dan
saran yang berguna dari semua pihak untuk dapat lebih melengkapi dan
memperbaiki kualitas dari buku ini di masa yang akan datang. Serta
permohonan maaf penulis sebesar-besarnya seandainya dalam penulisan buku
ini masih terdapat ada sumber-sumber kutipan yang terlewatkan atau tidak
tercantumkan, kiranya semua itu bukan sesuatu yang disengaja namun
merupakan bentuk kekhilafan penulis sebagai manusia biasa yang tentunya
masih memerlukan bimbingan dan terus harus belajar.

Team Penulis

vi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR / UCAPAN TERIMAKASIH ............................... Error! Bookmark not


DAFTAR ISI ........................................................................................... vii
BAB I KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN .............. 1
Pengertian Akuntansi Manajemen ........................................ 5

Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan .................. 6

Fungsi-Fungsi dan Tujuan Akuntansi Manajemen ................ 12

Fokus Terkini Dalam Akuntansi Manajemen ........................ 13

Peran Akuntansi Manajemen dalam Organisasi .................... 14

Peran Akuntansi Manajemen Sebagai Suatu Tipe Akuntansi . 16

Peran Akuntansi Manajemen Sebagai Suatu Tipe Infomrasi.. 17

Pertanyaan Esai .................................................................... 24

BAB II KONSEP DASAR DAN PERILAKU BIAYA ..................... 26


Konsep Biaya ....................................................................... 26

Klasifikasi Biaya .................................................................. 27

Pembebanan Biaya ............................................................... 32

Biaya Barang dan Jasa.......................................................... 34

Biaya yang Berbeda dengan Tujuan yang Berbeda................ 36

Pertanyaan Esai .................................................................... 38

BAB III POLA PERILAKU DAN AKTIVITAS BIAYA ................... 40

Konsep Perilaku Biaya ......................................................... 40

Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya .................................. 45

Karakteristik Biaya Dihubungkan dengan Kaluaran .............. 46

vii
Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan ................................. 49

Pertanyaan Esai ................................................................... 67

Latihan Soal ......................................................................... 68

BAB IV PERHITUNGAN BIAYA BERSASARKAN AKTIVITAS


(ACTIVITY BASED COSTING) ............................................ 70

Perhitungan Biaya Berdasarkan ABC ................................... 81

Biaya Per Unit ...................................................................... 82

Kalkulasi Biaya Produk Tradisonal ....................................... 84

Sistem ABC Versus Sistem Tradisional ................................ 89

Sistem Biaya Standar ........................................................... 91

Perhitungan Biaya Berdasarkan Fungsi ................................. 95

Pengelompokkan Aktivitas yang Homogen........................... 97

Pertanyaan Esai ................................................................... 100

Latihan Soal ......................................................................... 101

BAB V PERHITUNGAN BIAYA BERSASARKAN MANAJEMEN


(ACTIVITY BASED MANAGEMENT) .................................. 102

Dimensi Activity Based Management (ABM) ........................ 103

Tujuan dan Manfaat ABM .................................................... 104

Process Value Analysis......................................................... 107

Customer Profitabilitas Analysis........................................... 111

Target Costing, Kaizen Costing dan Pengembangan


Berkelanjutan ....................................................................... 112

Kegiatan dan Biaya yang Terjadi Selama Umur Produk


(Life Cycle Cost Budgetting)................................................. 117

viii
Pertanyaan Esai .................................................................... 120

BAB VI ANALISIS BIAYA, VOLUME, DAN LABA (COST,


VOLUME, & PROFIT)......................................................... 121

Perilaku Biaya ...................................................................... 122

Analisis Perilaku Biaya ........................................................ 133

Break-Event dan Target Income ........................................... 141

Analisis Sensitivitas ............................................................. 149

Titik Impas Dalam Unit ........................................................ 155

C-P-V Untuk Produk Berganda (CPV Analysis For Mutli


Product) ............................................................................... 160

Beberapa Produk, Biaya dan Manajemen Marjin .................. 164

Asumsi C-P-V ...................................................................... 165

Latihan................................................................................. 165

BAB VII INFORMASI BIAYA DIFERENSIAL UNTUK


MENGAMBIL KEPUTUSAN ............................................. 168

Biaya Relevan ...................................................................... 168

Kriteria Informasi Biaya Relevan ......................................... 169

Informasi Akuntansi Biaya Relevan ..................................... 170

Menerima atau Menolak Pesanan Khusus ............................. 171

Menurunkan Harga Pesanan Khusus ..................................... 174

Keputusan Untuk Menutup Divisi atau Melanjutkan ............. 177

Keputusan Untuk Memproduksi Sendiri atau Membeli ......... 181

Keputusan Untuk Memproses Lebih Lanjut atau Menjual


Langsung ............................................................................. 183

ix
Pertanyaan Esai .................................................................... 186

Latihan ................................................................................. 187

BAB VIII PENENTUAL HARGA JUAL ............................................. 190

Latar Belakang Timbulnya Harga Jual ................................. 190

Pengertian Harga Jual (Selling Prices) .................................. 192

Pendekatan Metode Harga Jual ............................................. 194

Metode Maksimalisasi Laba ................................................. 199

Metode Tingkat Pengembalian Modal .................................. 201

Metode Biaya Konversi ........................................................ 202

Metode Marjin Kontribusi .................................................... 205

Metode Biaya Standar .......................................................... 205

Latihan ................................................................................. 206

BAB IX PENENTUAL HARGA TRANSFER ................................... 209

Latar Belakang Timbulnya Harga Transfer ........................... 209

Pengertian Harga Transfer (Transfer Prices)......................... 209

Tujuan Harrga Transfer ........................................................ 211

Karakteristik Harga Transfer ................................................ 212

Penentuan Harga Transfer .................................................... 213

Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based


Transfer Prices) ................................................................... 213

Harga Transfer Berdasarkan Biaya Ditambah Laba (Cost-


Plus-Based Transfer Prices) ................................................. 215

Harga Transfer Negosiasi (Negostiated Transfer Prices)....... 218

Pertanyaan Esai .................................................................... 220

x
Latihan................................................................................. 220

BAB X DIMENSI PRAKTIS ANALISIS RASIO KEUANGAN


BAGI MANAJEMEN .......................................................... 223

Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)......................................... 223

Rasio Leverage (Leverage Ratio) ......................................... 226

Rasio Aktivitas (Activity Ratio) ............................................ 230

Rasio Profitabilitas (Profitability ratio) ................................ 231

Pertanyaan Esai .................................................................... 234

Latihan................................................................................. 235

BAB XI ANALISIS KELAYAKAN KEPUTUSAN INVESTASI ...... 236

Pengertian Investasi ............................................................. 236

Proyeksi Aliran Kas ............................................................. 237

Metode Penilaian Profitabilitas Investasi .............................. 244

Net Present Value (NPV) ...................................................... 245

Perhitungan Net Present Value (NPV) .................................. 246

Average Rate of Return (ARR) .............................................. 249

Payback Period .................................................................... 250

Internal Rate Of Return (IRR).............................................. 252

Profitability Index (PI) ......................................................... 253

Latihan................................................................................. 254

BAB XII PROYEKSI POTENSI KEBANGKRUTAN (FINANCIAL


DISTRESS) .......................................................................... 257

Faktor Internal Penyebab Kebangkrutan ............................... 259

Faktor Eksternal Penyebab Kebangkrutan............................. 260

xi
Manfaat Informasi Kebangkrutan ......................................... 260

Alat Pendeteksi Kebangkrutan .............................................. 261

Analisis Altman Z-Score Model ............................................ 262

Analisis Springate Score ...................................................... 274

Analisis Zmijewski Score ...................................................... 278

Pertanyaan Esai .................................................................... 281

Latihan ................................................................................. 282

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 285

xii
BAB I
KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN

Sebelum membahas akuntansi manajemen, tidak salah kiranya


untuk memahami terlebih dahulu peran dari akuntansi. Akuntansi
begitu familiar terdengar, akuntansi identik dengan informasi tentang
satuan angka dan data-data bersifat kuantitatif, dimana informasi
tersebut bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan sebagai
dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Pemahaman
informasi atas data akuntansi memerlukan pemahaman dasar mengenai
literature yang membahas tentang angka-angka, terlebih lagi pada suatu
perusahaan setiap kejadian ekonomi akan diringkas dalam bentuk
angka-angka yang dituangkan dalam laporan keuangan, sehingga
memerlukan ahli akuntansi untuk proses pencatatan dan pelaporannya
agar informasi yang dihasilkan tidak menyesatkan piahk-pihak yang
berkepentingan. Untuk itu, dimensi praktik akuntansi manajemen
memerlukan pemahaman tentang akuntansi agar interpretasi informasi
dari data berbagai laporan memiliki akurasi ketepatan yang tinggi bagi
relevansi pengambilan keputusan yang menguntungkan .
Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah
masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan
keluaran berupa informasi akuntansi yang di butuhkan oleh pemakai.
Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem
akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi
akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu organisasi dan
untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan
bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam
pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol.
Akuntansi manajemen sangat penting bagi perusahaan karena
melalui akuntansi manajemen, perusahaan bisa menjalankan kinerjanya
dengan maksimal. Bisa dibayangkan jika sebuah perusahaan tidak
memiliki akuntansi manajemen yang dijadikan sebagai sarana untuk
mengolah dan mengontrol serta mengendalikan manajemen
perusahaan. Hal ini akan membuat perusahaan tidak akan berjalan

1
AKUNTANSI MANAJEMEN
sesuai dengan yang ditargetkan sebelumnya. Mengelola manajemen
sebuah perusahaan sangat penting supaya perusahaan memiliki acuan
dan pegangan sehingga tidak melenceng dari apa yang sudah
ditetapkan. Jika perusahaan salah langkah dalam pengambilan
keputusan perusahaan akan mengalami kerugian yang bisa berakibat
buruk bagi jalannya roda perusahaan. Keputusan yang diambil oleh
pihak manajemen berdasarkan informasi dan laporan dalam akuntansi
manajemen menjadi kunci utama apakah bisa mengontrol dan
memonitor semua komponen dan bagian penting dalam perusahaan.
Oleh karena itulah, mengapa mempelajari dan menguasai akuntansi
manajemen bagi perusahaan itu penting bahkan hukumnya adalah
wajib.
Akuntansi manajemen merupakan jaringan penghubung yang
sistematis dalam penyajian informasi yang berguna dan dapat daya
untuk membantu pimpinan perusahaan dalam usaha mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Informasi akuntansi
manajemen dibutuhkan dan digunakan oleh semua tingkatan dalam
lingkup manajemen, informasi akuntansi manajemen membantu para
manajer menjalankan perannya dalam melakukan aktivitas
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Manajer
menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah serta mengevaluasi kinerja, informasi
akuntansi manajemen dihasilkan melalui pengelolaan dalam suatu
sistem yang disebut sistem informasi akuntansi manajemen.
Sistem informasi akuntansi manajemen adalah suatu sistem
informasi yang menghasilkan output dengan menggunakan input dan
memprosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen. Memang
tidak ada suatu kriteria formal yang menjelaskan sifat masukan (input)
atau pengelolaan atau proses (process), bahkan keluaran (output) dari
sistem informasi akuntansi manajemen. Kriteria tersebut fleksibel dan
tergantung pada tujuan tertentu yang hendak dicapai oleh manajemen.
Sistem informasi akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan utama,
yaitu:

2
AKUNTANSI MANAJEMEN
1. Menyediakan informasi untuk pembiayaan jasa, produk, dan objek
lain yang menjadi kebutuhan atau kepentingan manajemen,
2. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan,
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Mengingat pentingnya informasi akuntansi manajemen ini, para


manajer dan pengguna lainnya harus memahami dan mengetahui
bagaimana cara penggunaannya. Apapun bentuk organisasinya, baik
perusahaan manufaktur maupun peruahaan jasa, manajer harus
memiliki kemampuan yang cukup dan pemahaman yang luas dalam
menggunakan informasi akuntansi manajemen.

Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Mengumpulkan, mengukur, Laporan khusus biaya


produk, biaya pelanggan,
Peristiwa Ekonomi menyimpan, menganalisa,
melaporkan dan mengelola anggaran, laporan kinerja,
dan komunikasi pribadi

Input Process Output

User

Gambar 1.1
Model Kerangka Operasional Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
(Hansen & Mowen, 1999)

3
AKUNTANSI MANAJEMEN
Gambar di atas, mengandung tiga kata penting yang terkandung
dalam pengertian sistem informasi akuntansi manajemen meliputi:
1. Masukan (Input)
Masukan adalah data yang direkam akibat peristiwa ekonomi
yang dilakukan didalam perusahaan. Contohnya data yang diinput
dalam akuntansi manajemen adalah jenis bahan baku, harga
bahan baku, tarif upah karyawan, jam kerja, jam lembur, jam
kerja mesin dan lain-lain.
2. Proses (Process)
Proses atau pengelolaan adalah mengubah data menjadi
informasi, contoh proses adalah mengidentifikasi, mengukur,
mengakumulasi, menyiapkan, menganalisis, menginterpretasikan
dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi bisa menggunakan
alat bantu computer atau juga tanpa bantuan alat computer.
3. Keluaran (Output)
Keluaran adalah informasi, informasi adalah laporan yang
dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen. Laporan
biaya produk, laporan biaya aktifitas, laporan biaya departemen,
laporan pembelian bahan baku, laporan jam kerja karyawan, dan
lain sebagainya yang digunakan sebagai alat pengambilan
keputusan.

Pengguna (User) adalah manajer atau pemakai lainnya dalam


lingkup manajemen yang menggunakan informasi akuntansi
manajemen yang tentu saja informasi tersebut adalah informasi yang
relevan dan jelas. Manajer melakukan pengambilan keputusan
berdasarkan informasi yang tertuang dalam laporan, setelah digunakan
untuk pengambilan keputusan manajer mendapatkan umpan balik
(feedback). Umpan balik adalah informasi seberapa baik keputusan
dijalankan dan apa tindakan koreksi yang dibutuhkan untuk melakukan
perbaikan tahap pengambilan keputusan selanjutnya.
Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua arti dengan tipe,
yaitu akuntansi manajemen sebagai tipe akuntansi dan akuntansi
manajemen sebagai tipe informasi. Akuntansi manajemen memiliki
4
AKUNTANSI MANAJEMEN
karakteristik yang sangat berbeda dengan akuntansi keuangan. Sebagai
salah satu tipe akuntansi, akuntansi manajemen merupakan suatu sistem
pengolah informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan
informasi keuangan bagi pemakai internal perusahaan. Dalam tipe ini,
tipe akuntansi mengandung dua arti yakni: akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen. Sedangkan sebagai suatu tipe informasi,
akuntansi manajemen merupakan tipe informasi kuantitatif yang
menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk
membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan.

Sebagai suatu
tipe informasi

Akuntansi Akuntansi
Manajemen Keuangan

Sebagai suatu
tipe akuntansi

Akuntansi
Manajemen

Gambar 1.2
Tipe dan Arti Terhadap Akuntansi Manajemen

Sehingga dapat dikatakan bahwa akuntansi manajemen


merupakan salah satu cabang ilmu akuntansi yang menghasilkan
informasi untuk manajemen atau pihak intern perusahaan.

Pengertian Akuntansi Manajemen


Akuntansi manajemen (management accounting) adalah proses
mengidentifikasi, mengukur, mengakumulasi, menyiapkan,
menganalisis, menginterpretasikan dan mengkomunikasikan kejadian
5
AKUNTANSI MANAJEMEN
ekonomi yang digunakan oleh manajemen ( orang yang
bertanggungjawab atas operasional perusahaan) untuk melakukan
perencanaan (planning), pengendalian (controlling), pengambilan
keputusan (decision-making), dan penilaian kinerja organisasi atau
perusahaan.
Proses adalah berbagai kegiatan seperti pengumpulan,
pengukuran, penyimpanan, analisis pelaporan dan pengelolaan
informasi. Proses manajemen adalah memberdayakan pekerja untuk
terlibat dalam proses manajemen. Artinya: memberikan kesempatan
yang lebih besar untuk berpendapat mengenai cara menjalankan
organisasi/perusahaan/pabrik, sedangkan pemberdayaan adalah
pemberian wewenang pada orang-orang operasional untuk
merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan tanpa adanya
otoritas yang ekplisit dari pihak manajemen tingkat menengah atau
yang lebih tinggi.
Hasil dari proses adalah informasi data, dalam akuntansi
manajemen mencakup laporan khusus, harga pokok produk, biaya
pelanggan, anggaran, laporan kinerja, bahkan komunikasi personal.
Informasi tersebut sangat penting dan bermanfaat bagi para pemakai
terutama bagi pemakai intern organisasi untuk pengambilan keputusan
ekonomi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, diantaranya
para manajer (manajemen) yang merupakan orang-orang dalam
(internal) didalam organisasi dan yang bertanggung jawab untuk
mengarahkan serta mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi.

Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan


Secara garis besar, akuntansi dibagi kedalam akuntansi keuangan
dan akuntansi manajemen. Tujuan utama akuntansi keuangan adalah
untuk menyajikan informasi kepada pihak eksternal perusahaan,
misalnya investor dan kreditor. Adapun tujuan akuntansi manajemen
adalah menyajikan informasi kepada pihak internal, yaitu manajemen
perusahaan. Sistem informasi dalam sebuah organisasi juga memilki
dua subsistem utama, yaitu sistem akuntansi keuangan dan sistem
6
AKUNTANSI MANAJEMEN
akuntansi manajemen. Di lain pihak, sistem informasi akuntansi
merupakan subsistem dari informasi manajemen perusahaan secara
keseluruhan.
Persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi
keuangan adalah sebagai berikut:
Persamaan:
1. Menyediakan informasi
Akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan sama-sama
menghasilkan informasi, akuntansi manajemen menghasilkan
informasi yang digunakan manajemen dalam pengambilan
keputusan seperti keputusan pembelian asset baru contohnya
pembelian gedung, sedangkan akuntansi keuangan menghasilkan
laporan laba rugi yang dapat gunakan oleh investor untuk
memutuskan dalam pembelian saham sebuah perusahaan.
2. Kegunaan
Metode yang digunakan dalam akuntansi keuangan juga relevan
untuk digunakan dalam akuntansi manajemen seperti penyusutan
asset tetap dan metode penilaian persediaan keduanya dapat
digunakan dalam akuntansi keuangan maupun akuntansi
manajemen.
3. Pengelolaan data akuntansi
Sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan
menggunakan sistem akuntansi yang sama sebagai sumber dalam
menghasilkan informasi yang disajikan kepada penggunanya,
contohnya sama-sama menggunakan data transaksi pembelian,
penjualan, pengupahan/penggajian dan lain sebagainya.

Sedangkan, perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi


manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan
terletak pada:
Tabel 1.1
Perbedaan antara Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan
Akuntansi
Nomor Unsur Perbedaan Akuntansi Manajemen
Keuangan
Berfokus penyediaan Berfokus pada
1 Target Pengguna
informasi untuk penyediaan informasi
7
AKUNTANSI MANAJEMEN
pengguna eksternal untuk pengguna internal
Terikat dengan Tidak terikat dengan
2 Dasar Pencatatan prinsip akuntansi prinsip akuntansi yang
yang lazim lazim
Informasi masa lalu dan
Informasi masa lalu informasi masa yang
3 Fokus Informasi (historical akan datang (historical
information) information & future
information)
Mencerminkan
Bagian-bagian dalam
4 Lingkup Informasi secara keseluruhan
perusahaan
perusahaan
Lebih rinci dan unsur-
Sifat Laporan yang Dapat berupa
5 unsur taksiran lebih
Dihasilkan ringkasan
dominan
Lebih menekankan dan
Lebih mementingkan
Keterlibatan dalam bersangkutan dengan
6 pengukuran kejadian
Perilaku Manusia pengukuran kinerja
ekonomi
manajemen
Disiplin Sumber Ilmu ekonomi dan ilmu
7 Ilmu ekonomi
yang Melandasi psikologi manusia

Target Pengguna
Pemakai utama akuntansi keuangan adalah pihak liuar
perusahaan seperti investor, kreditor, pemerintah dan informasi
keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan laba-rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan perusahaan, laporan arus
kas dan catatan atas laporan keuangan, dan laporan yang dihasilkan
oleh akuntansi keuangan digunakan dalam pengambilan keputusan
seperti apakah akan melakukan investasi atau melakukan penarikan
atas investasi yang dilakukan atau bagi bank untuk memutuskan
memberikan pinjaman atau tidak pada sebuah perusahaan.
Pemakai atau pemakai utama dalam akuntansi manajemen adalah
pihak internal perusahaan, pihak internal perusahaan adalah
manajemen, mulai dari tingkat yang paling bawah hingga tingkat
puncak dan informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk
menjalankan aktifitas perusahaan seperti perencanaan, pengendalian,
penilaian kinerja dan pengambilan keputusan.

8
AKUNTANSI MANAJEMEN
Dasar Pencatatan
Akuntansi keuangan menggunakan prisnsip akuntansi yang lazim
sebagai pedoman dalam mengolah data keuangan untuk disajikan
kepada pemakainya. Penggunaan prinsip yang lazim diperlukan karena
pihak luar memerlukan jaminan bahwa informasi keuangan yang
disajikan oleh berbagai perusahaan, sehingga meredka dapat
mengambil keputusan untuk menentukan dengan perusahaan mana
mereka akan mengadakan hubungan dan dalam bentuk apa hubungan
tersebut akan dilaksanakan.
Dilain pihak, akuntansi manajemen tidak terikat dengan prinsip
akuntansi yang lazim dengan proses pengelolaan informasinya, karena
penggunanya adalah para manajer berbagai jenjang organisasi yang
lebih mementingkan relevansi informasi dengan berbagai keputusan
yang akan dilakukan mereka. Kriteria pokok untuk mengolah data
keuangan dalam akuntansi manajemen adalah manfaat. Jika suatu
prinsip pengukuran tertentu ternyata bermanfaat untuk tujuan-tujuan
tertentu yang akan ditetapkan oleh manajemen, maka prinsip
pengukuran tersebut merupakan praktik akuntansi manajemen yang
dapat diterima. Oleh karena itu, perkembangan akuntansi manajemen
lebih didasarkan atas logika dan pengalaman dan bukan atas dasar
diterma atau tidaknya praktek tersebut secara umum. Tentu saja hal ini
bukan berarti bahwa prinsip akuntansi yang lazim yang mendasari
akuntansi keuangan tidak logis dan tidak dasarkan pengalaman.
Dalam akuntansi manajemen, praktik-praktik yang telah terbukti
bermanfaat dalam suatu perusahaan diharapkan akan menyebar dan
menjadi diterima secara luas diperusahaan-perusahaan lain. Meskipun
demikian, kriteria pokok yang diterapkan dalam akuntansi manajemen
adalah efektif tidaknya suatu prisnsip pengukuruan atau metode bagi
manajemen perusahaan secara individual. Tidak adanya organisasi
yang berwenang untuk mengatur sanksi bagi perusahaan yang menolak
menggunakan praktik-praktik akuntansi manajemen.

9
AKUNTANSI MANAJEMEN
Fokus Informasi
Akuntansi keuangan menekankan untuk mengolah informasi
keuangan masa lalu untuk menggambarkan pertanggungjawaban atas
dana yang dipercayakan oleh pihak luar kepada manajemen suatu
perusahaan.
Akuntansi manajemen mencatat, mengolah dan melaporkan
kejadian-kejadian yang telah terjadi tetapi lebih menkankan pada
informasi kegiatan di masa yang akan datang sebagai dasar pengamilan
keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Karena proses
pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang,
maka informasi keuangan yang relevan adalah informasi keuangan
masa yang akan datang.

Lingkup Informasi
Akuntansi keuangan mengolah dan menyajikan informasi
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh
penggunaan pihak luar membuat keputusan tentang hubungan mereka
dengan perusahaan sebagai keseluruhan, bukan bagian-bagian dalam
perusahaan.
Dilain pihak, akuntansi manajemen mengolah dan menyajikan
informasi keuangan bagian-bagian dari suatu perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan manajer tertentu dalam suatu perusahaan. Hal ini
disebabkan karena manajer biasanya mengambil keputusan hanya
mengenai bagian tertentu dari perusahaan yang menjadi tanggung
jawabnya saja. Tentu saja tidak berarti bahwa akuntansi manajemen
tidak dapat menyajikan informasi keuangan perusahaan secara
keseluruhan, namun fokus akuntansi manajemen adalah terutama pada
bagian perusahaan.

Sifat Laporan Yang Dihasilkan


Laporan yang dihasilkan bagian akuntansi keuangan umumnya
berupa ringkasan dan berisi informasi yang teliti. Hal ini disebabkan
pada umumnya pihak luar memerlukan informasi keuangan yang
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

10
AKUNTANSI MANAJEMEN
keuntungan dan sebagai pertanggungjawaban penggunaan dana oleh
manajemen dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan informasi dan
laoran keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen lebih
terperinci dan unsur taksiran lebih dominan dalam informasi yang
disajikan didalamnya dan dapat digunakan untuk mengukur kinerja
manajemen,
Untuk pengambilan keputusan, informasi yang kurang teliti
namun relevan dengan masalah yang sedang dihadapi oleh pengambil
keputusan adalah lebih baik dibandingkan dengan informasi yang teliti
namun disajikan terlambat. Oleh karena itu, akkuntansi manajemen
sebagai suatu sistem pengolah informasi keuangan lebih
menitikberatkan untuk laporan yang terinci dengan memasukkan unsur
ketelitian sebagai hal nomor dua, namun berisi informasi yang relevan
dengan masalah yang sedang dihadapi pengambil keputusan.

Keterlibatan Dalam Perilaku Manusia


Akuntansi keuangan lebih mementingkan pengukuran kejadian-
kejadian ekonomi. Sedangkan akuntansi manajemen lebih banyak
bersangkutan dengan pengukuran prestasi manajemen dari berbagai
jenjang organisasi. Oleh karena informasi akuntansi manajemen
digunakan untuk mengukur prestasi manajemen, maka aspek perilaku
manusia dalam organisasi perlu diperhatikan dalam pengolahan
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.

Disiplin Sumber Yang Melandasinya


Akuntansi merupakan ilmu terapan, akuntansi keuangan hanya
bersumber pada satu disiplin, yaiatu ekonomi sedangkan akuntansi
manajemen memiliki beberapa disiplin ilmu, diantaranya ilmu
ekonomi, psikologi dan sosial. Ilmu ekonomi yaitu mempelajari
perilaku manusia dalam hubungannya dengan manusia lain dalam
memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka.

11
AKUNTANSI MANAJEMEN
Fungsi-Fungsi, Proses dan Tujuan Akuntansi
Manajemen
1. Fungsi Akuntansi Manajemen
Sebuah perusahaan akan berjalan dengan efektif dan efisien jika
dikelola dengan tepat. Para pengelola perusahaan, yaitu komisaris,
dewan direktur, dan para manajer. Tergabung dalam suatu kelompok
yang disebut manajemen perusahaan. Manajemen inilah yang
bertanggungjawab untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan untuk memenuhi tujuan perusahaan.
2. Proses Akuntansi Manajemen
Aktifitas manajemen adalah proses pokok yang dilakukan oleh
manajemen untuk menjalankan perusahaan antara lain dilakukan
melalui aktivitas-aktivitas berikut:
a. Perencanaan (planning). Manajemen organisasi menentukan
tujuan serta mengidentifikasi strategi dan metode untuk
mencapai tujuan tersebut.
b. Pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian meliputi
pengaturan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk
mencapai tujuan dan strategi yang ditetapkan, termasuk
didalamnya mengembangkan struktur perusahaan untuk
membagi tanggung jawab, tugas dan wewenang pada masing-
masing bagian.
c. Pengarahan dan Pemberian Motivasi (directing/leading).
Proses ini melibatkan aktivitas operasional dari hari ke hari
untuk menjaga kelancaran aktivitas organisasi, antara lain
melalui pemberian tugas kepada karyawan, penyelesaian
masalah rutin, penyelesaian konflik dan komunikasi efektif.
d. Pengendalian (controlling). Pengendalian berfungsi untuk
memastikan tercapainya tujuan organisasi. Aktivitas
manajerial ini memonitor implentasi suatu rencana dan
melakukan tindakan koreksi yang diperlukan. Pengendalian
biasanya dicapai dengan menggunakan umpan balik
(feedback), yaitu informasi yang dapat digunakan untuk

12
AKUNTANSI MANAJEMEN
mengevaluasi dan memperbaiki langkah-langkah yang
dilakukan dalam melaksanakan rencana.
e. Pengambilan Keputusan (decision making) adalah proses
pemilihan suatu alternatif terbaik yang tersedia. Proses
pengambilan keputusan dimulai dari identifikasi masalah,
identifikasi alternative yang tersedia penutupan manfaat dan
biaya setiap alternatif dan penentuan alternatif yang terbaik.
3. Tujuan Akuntansi Manajemen
Adapun tujuan akuntansi manajemen meliputi:
a. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam
menghitung harga pokok jasa, harga pokok produk, dan
tujuan lain yang diinginkan oleh manajemen.
b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam
perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan
berkelanjutan.
c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Dari tujuan di atas terlihat bahwa tujuan dari akuntansi


manajemen adalah menghasilkan informasi akuntansi dan alternatif
yang dapat dipilih dan dipergunakan untuk keperluan pengambilan
keputusan internal atau manajemen yang mengelola perusahaan.

Fokus Terkini Dalam Akuntansi Manajemen


Lingkungan bisnis yang berubah begitu cepat sangat
mempengaruhi perkembangan konsep dan praktik akuntansi
manajemen. Akuntansi manajemen harus mampu menyediakan
informasi yang memungkinkan manajer untuk fokus pada nilai
pelanggan (customer value), manajemen mutu total (total qulity
management), kompetisi berbasis waktu (time based competition), dan
pemanfaatan teknologi informasi.
a. Activity Based Management
Manajemen berbasis aktivitas adalah suatu sistem yang luas dan
terintegrasi yang berfokus pada perhatian manajemen terhadap
aktivitas, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai pelanggan dan
laba yang dihasilkan.
13
AKUNTANSI MANAJEMEN
b. Orientasi Pada Pelanggan
Orientasi pada pelanggan yaitu perbedaan antara apa yang
diperoleh pelanggan (kepuasan pelanggan) dengan apa yang
dikorbankan oleh pelanggan (pengorbanan pelanggan).
c. Penempatan Strategik
Manajemen biaya stratejik merupakan penggunaan informasi biaya
untuk mengembangkan dan mengidentifikasikan strategi yang
lebih baik yang akan mampu menghasilkan keunggulan kompetitif
yang berkesinambungan.
d. Kerangka Kerja Rantai Nilai
 Rantai Nilai Internal, merupakan rangkaian aktivitas yang
diperlukan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi,
memasarkan dan mendistribusikan produk dan jasa kepada
pelanggan.
 Rantai Nilai Industri, merupakan rangkaian aktivitas penciptaan
nilai yang terhubung mulai dari bahan baku mentah sampai
dengan pembuangan produk akhir oleh pengguna akhir.
Dalam pengelolaan rantai nilai, seorang akuntansi manajemen
harus mampu memahami berbagai fungsi bisnis, dari manufaktur
sampai pada pemasaran. Penekanan pada kualitas ini menciptakan
tuntutan atas suatu sistem akuntansi manajemen yang menyediakan
informasi keuangan maupun non keuangan tentang kualitas.

Peran Akuntansi Manajemen Dalam Organisasi


Peran akuntan manajemen dalam organisasi adalah sebagai
pendukung organisasi. Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk
mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, menyiapkan,
menganalisis, menginterpretasikan dan mengkomunikasikan informasi
yang dibutuhkan oleh manajemen untuk mengambil keputusan.
Akuntan manajemen biasanya terlibat secara langsung dalam proses
manajemen sebagai anggota penting dalam tim manajemen, misalnya
controller (kepala bagian akuntansi) dan manajer akuntan biaya.
Akuntan manajemen bertugas membantu orang-orang lini (line
14
AKUNTANSI MANAJEMEN
position), yaitu pihak yang bertanggung jawab langsung dalam
menjalankan tujuan dasar organisasi, misalnya manajer bagian
produksi. Dalam hal ini, akuntan manajemen berada dalam posisi staff
(staff position), yaitu posisi yang mendukung tugas lini dan tidak
bertanggungjawab langsung terhadap tujuan dasar organisasi.
Struktur Organisasi menggambarkan aliran wewenang dan
tanggungjawab dalam organisasi. Kewenangan mengalir dari
manajemen puncak ke manajemen yang berada di level bawahnya.
Sebaliknya tanggung jawab mengalir dari manajemen lapisan paling
bawah ke manajemen puncak. Untuk menjalankan tugasnya
manajemen memerlukan orang lain untuk membantunya.

Direktur
Utama

Fungsi Lini Fungsi Staff

Direktur Direktur
Produksi Keuangan

Manajer Contoller Treasure


Produksi

Supervisor
Produksi

Bagian Bagian Fungsi Fungsi


Mesin Perakitan Controller Treasure

15
AKUNTANSI MANAJEMEN
Gambar 1.3
Contoh Struktur Organisasi

Dalam struktur organisasi di atas tergambar adanya desentralilasi.


Desentralisasi merupakan pelimpahan wewenang pengambilan
keputusan ke tingkat manajemen terbawah yang dimungkinkan.
Hubungan dalam struktur organisasi dapat berbentuk hubungan lini dan
staff. Jabatan lini adalah jabatan yang berhubungan langsung dengan
pencapaian sasaran dasar suatu organisasi/perusahaan atau fungsi
utama keberadaan organisasi. Jabatan lini terkait dengan aktifitas pokok
perusahaan. Jabatan staff adalah jabatan yang tidak berhubungan
langsung dengan pencapaian sasaran pokok perusahaan, jabatan staff
terkait dengan aktifitas pendukung dalam perusahaan.
Peran pengontrol (controller) dan bendahara (treasure)
merupakan dari fungsi staff. Akuntansi manajemen berada pada fungsi
controller. Peran controller adalah menyiapkan laporan keuangan,
laporan kinerja, laporan perencanaan pajak, pemeriksaan intern,
anggaran dan laporan lain untuk kepentingan internal dan eksternal
perusahaan. Bagian yang berada dibawah controller dapat meliputi
akuntansi keuangan, bagian akuntansi biaya dan bagian audit internal
dan bagian sistem informasi. Sementara peran bendahara (treasure)
adalah mengumpulkan kas, memonitor pengeluaran kas, memonitor
persediaan kas, investasi jangka pendek, pendanaan utang dan
penerbitan modal saham. Bagian yang berada dibawah treasure dapat
meliputi bagian pajak, bagian penerimaan kas, bagian pengeluaran kas,
bagian investasi dan bagian pendanaan.

Peran Akuntansi Manajemen Sebagai Suatu Tipe


Akuntansi
Peranan akuntansi manjamen sebagai suatu sistem pengolahan
informasi keuangan dalam perusahaan dibagi menjadi tiga tingkatan,
yaitu:
a. Pencatatan skor (score keeping)
16
AKUNTANSI MANAJEMEN
b. Penarik perhatian manajemen (attention directing)
c. Penyedia informasi untuk pemecahan masalah (problem
solving)

Pencatatan Skor (Score Keeping)


Pencatatan skor dilakukan untuk memenuhi fungsi sebagai
pencatat sekor bagi manajemen, akuntansi dalam hal ini harus teliti,
relevan dan andal sebagai syaratnya. Ketelitian pencatatan skor setiap
manajer merupakan syarat mutlak, karena informasi yang disajikan
kepada manajemen akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja
mereka.
Agar akuntansi mampu berfungsi sebagai pencatat skor, skor
yang dicatat dan disajikan harus mencerminkan kinerja yang
digambarkan dalam skor tersebut. Relevansi skor akan dicapai jika
pencatat memahami aktivitas yang dilakukan oleh manajemen.

Penarik Perhatian Manajemen (Attention Directing)


Sebagai penarik perhatian manajemen, akuntansi menyajikan
informasi penyimpangan pelaksanaan atau implementasi rencana yang
memerlukan perhatian manajemen agar dapat merumuskan tindakan
untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang berkelanjutan. Tahap
ini hanya dapat dicapai jika akuntansi manajemen telah menjadi
pencatat skor yang baik.

Penyedia Informasi untuk Pemecahan Masalah (Problem Solving)


Informasi yang tersedia merupakan tahapan untuk pemecahan
masalah (problem solving) yaitu tahapan perkembangan yang
merupakan sebagai akibat lebih lanjut dari status perkembangan yang
sebelumnya telah dicapai, yaitu sebagai pencatat skor dan penarik
perhatian manajemen.
Informasi dapat diartikan suatu fakta, data, dan persepsi atau
segala sesuatu yang dapat menambah pengetahuan sehingga bermanfaat
bagi pemakainya. Informasi diperlukan oleh manusia untuk
mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan selalu berhubungan dengan masa yang akan
17
AKUNTANSI MANAJEMEN
datang, yang mengandung ketidakpstian dan selalu menyangkut
pemilihan suatu alternative diantara berbagai alternatif yang tersedia.
Informasi akuntansi dapat dihubungkan dan digolongkan menjadi
tiga golongan informasi yaitu: informasi operasi, informasi akuntansi
keuangan, dan informasi akuntansi manajemen.

Informasi
Non Kuantitatif

Informasi
Informasi Non Akuntansi

Informasi Informasi
Kuantitatif Operasi
Informasi
Informasi Akuntansi
Akuntansi Keuangan
Informasi
Akuntansi
Manajemen

Gambar 1.4
Tipe Informasi

Informasi Operasi
Untuk melaksanakan kegiatan perusahaan sehari-hari, manajemen
memerlukan berbagai informasi operasi seperti jumlah persediaan
produk jadi yang ada digudang, jumlah produksi hari ini, jumlah jam
kerja karyawan dalam satu minggu dan jumlah produk yang terjual hari
ini. Informasi operasi ini merupakan bahan baku untuk mengolah tipe
informasi akuntansi yang lain: informasi akuntansi keuangan dan
informasi akuntansi manajemen.

Informasi Akuntansi
18
AKUNTANSI MANAJEMEN
Informasi akuntansi keuangan diperlukan baik oleh manajemen
(biasanya manajemen puncak) maupun pihak luar perusahaan seperti
pemegang saham, bankir, dan kreditur yang lain, instansi pemerintah
dan pihak luar yang lain. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa
informasi akuntansi keuangan ini diperlukan oleh pihak luar untuk
pengambilan keputusan guna menentukan hubungan antara pihak luar
tersebut dengan perusahaan. Informasi akuntansi keuangan ini
dihasilkan oleh system pengolahan informasi keuangan yang disebut
akuntansi keuangan. Informasi keuangan ini umumnya disajikan
kepada pihak luar perusahaan dalam laporan keuangan berbentuk
neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan
modal, laporan arus kas.

Informasi Akuntansi Manajemen


Informasi akuntansi manajemen diperlukan oleh manajemen
untuk melaksanakan tiga fungsi pokok manajemen; perencanaan,
koordinasi, dan pengendalian kegiatan perusahaan. Informasi akuntansi
manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan
yang disebut akuntansi manajemen. Informasi akkuntansi manajemen
ini disajikan kepada pihak manajemen perusahaan dalam berbagai
laporan keuangan seperti anggaran, laporan penjualan, laporan biaya
produksi, laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban, dan
laporan biaya pemasaran.
Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan oleh manajemen dari
berbagai jenjang organisasi untuk menyusun rencana kegiatan
perusahaan di masa yang akan datang. Kegiatan perencanaan ini
meliputi pengambilan keputusan pemilihan alternatif tindakan dari
berbagai yang mungkin dapat dilaksanakan di masa yang akan datang.
Pengambmilan keputusan itu sendiri pada dasarnya meliputi kegiatan
perumusan masalah, penentuan berbagai alternatif tindakan untuk
memecahkan masalah tersebut, penganalisaan konsekuensi setiap
alternatif yang mungkin dilkasanakan dan pembandingan berbagai
alternatif tindakan tersebut sehingga dapat dilakukan pemilihan
alternatif terbaik yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang.
Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen
19
AKUNTANSI MANAJEMEN
terutama pada tahap pengambilan konsekuensi tiap alternative tindakan
yang mungkin dalam proses pengambilan keputusan tersebut, sehingga
memungkinkan manajemen melakukan pemilihan alternatif tindakan
yang terbaik diantara alternatif tindakan yang dipertimbangkan.

Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga


hal:
1. Objek Informasi (Informasi Akuntansi Penuh)
Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan objek
informasi, seperti produk, departemen atau aktifitas maka akan
dihasilkan konsep informasi akuntansi penuh. Informasi akuntansi
penuh seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh dan seluruh
sumber yang dikorbankan suatu objek informasi.
Unsur yang membentuk informasi akuntansi penuh adalah total
aktiva, total pendapatan dan total biaya. Jika informasi akuntansi penuh
berupa aktiva disebut dengan aktiva penuh (full assets). Informasi
akuntansi penuh yang berupa sumber yang dikorbankan untuk suatu
objek informasi disebut dengan biaya penuh (full costs). Objek
informasi dapat berupa produk, keluarga produk, departemen, divisi,
aktivitas atau perusahaan sebagai keseluruhan. Sedangkan informasi
akuntansi penuh berupa pendapatan disebut dengan pendapatan penuh
(full revenues).

Manfaat Informasi Akuntansi Penuh


Informasi akuntansi penuh bermanfaat bagi manajemen untuk:
1. Pelaporan keuangan
Pelaporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu pelaporan keuangan
kepada phak luar dan pelaporan keuangan pada manajemen
puncak. Pelaporan keuangan memerlukan informasi akuntansi
penuh yang berupa informasi masa lalu. Informasi akuntansi penuh
masa lalu yang bermanfaat adalah aktiva penuh, pendapatan penuh
dan biaya penuh.
2. Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis)

20
AKUNTANSI MANAJEMEN
Analisis kemampuan menghasilkan laba dapat diterapkan dalam
berbagai objek informasi, diantaranya produk, keluarga produk
(product line), aktivitas (activities), atau unit organisasi.
3. Mengetahui biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu.
Untuk mengetahui berapa biaya sesuatu, informasi akuntansi
penuh yang bermanfaat adalah biaya penuh masa lalu yang
berkaitan dengan objek biaya. Biaya penuh yang telah dikeluarkan
untuk sesuatu berperan bagi manajemen dalam:
a. Evaluasi konsumsi sumber daya yang dikorbankan untuk
sesuatu
b. Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen
melongok struktur biaya perusahaan pesaing yang digunakan
untuk menghasilkan produk berupa barang atau jasa
c. Pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri
d. Penentuan harga jual produk (barang atau jasa)
e. Penyediaan kemudahan dalam penghilangan pemborosan
dengan menyediakan informasi biaya untuk aktivitas bukan
penambah nilai
f. Penyediaan informasi untuk improvement terhadap tingkat
kemampuan barang atau jasa dalam menghasilkan laba dengan
memantau total biaya daur hidup barang atau jasa
g. Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen
melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan tentang biaya mutu (quality costs). g
4. Penentuan harga jual normal
Informasi akuntansi penuh masa yang akan datang yang
bermanfaat dalam penentuan harga jual normal adalah aktiva
penuh dan biaya penuh. Biaya penuh yang dipakai sebagai dasar
penentuan harga jual normal dapat dihitung dengan salah satu dari
tiga pendekatan, yaitu full costing, variable costing atau activity-
based costing.
5. Penentuan harga transfer
Ada dua macam pendekatan yang digunakan untuk menentukan
harga transfer, yaitu penetuan harga transfer atas dasar biaya (cost-

21
AKUNTANSI MANAJEMEN
based transfer price) dan penetuan harga transfer atas dasar harga
pasar (market-based transfer price).
6. Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah
Informasi akuntansi penuh masa yang akan datang yang
bermanfaat dalam penentuan harga jual yang diatur dengan
peraturan pemerintah adalah aktiva penuh dan biaya penuh. Biaya
penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual yang diatur
dengan peraturan pemerintah dihitung dengan menggunakan
pendekatan full costing.
7. Penyusunan program
Dalam penyusunan program, manajemen memerlukan informasi
akuntansi penuh masa yang akan datang berupa aktiva penuh,
pendapatan penuh dan biaya penuh.

Rekayasa Informasi Akuntansi Penuh


Untuk memenuhi berbagai kebutuhan manajemen, perekayasaan
informasi akuntansi penuh memerlukan identifikasi aktiva, pendapatan
dan biaya langsung yang berkaitan dengan objek informasi tertentu dan
pembebanan secara adil aktiva, pendapatan dan biaya tidak langsung ke
berbagai objek informasi yang bersangkutan. Aktiva dan pendapatan
umumnya mudah diidentifikasikan ke objek informasi tertentu sehingga
hanya sedikit aktiva dan pendapatan tidak langsung yang harus
dibebankan secara adil ke suatu objek informasi. Tidak demikian
halnya dengan biaya. Banyak biaya yang merupakan biaya bergabung
(common cost) yang dalam perekayasaan informasi akuntansi penuh
harus dibagikan secara adil untuk berbagai objek informasi melalui
metode pembebanan tertentu.
Dalam perekayasaan informasi biaya penuh perlu diadakan
pembedaan antara alokasi biaya dengan pembebanan biaya. Alokasi
biaya (cost allocation) adalah pembagian biaya tidak langsung ke
berbagai objek informasi atas suatu dasar alokasi yang lebih bersifat
sembarang. Pembebanan biaya (cost assignment) adalah pembagian
biaya tidak langsung.

22
AKUNTANSI MANAJEMEN
2. Alternatif yang akan dipilih (Informasi Akuntansi Diferensial)
Jika informasi akuntansi dihubungkan dengan alternative yang
akan dipilih , yang sangat diperlukan oleh manajemen dalam
pengambilan keputusan, maka akan dihasilkan konsep informasi
akuntansi diferensial. Informasi akuntasni diferensial menyajikan
informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya dan atau aktiva yang
berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih, dibandingkan dengan
alternatif tindakan yang berbeda.
Konsep Informasi Akuntansi Diferensial merupakan informasi
akuntansi yang dihubungkan dengan pemilihan alternatif suatu tindakan
tertentu dibandingkan dengan tindakan lain. Dengan kata lain informasi
tersebut diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan
mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik di antara alternatif
yang tersedia.

Manfaat Informasi Akuntansi Diferensial.


1. Pengambilan Keputusan untuk Membeli atau Membuat Sendiri
2. Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk
3. Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk tertentu
4. Menerima atau Menolak Pesanan Khusus.

3. Wewenang Manajer (Informasi Akuntansi


Pertanggungjawaban)
Jika informasi akuntansi dihubungkan dengan yang sangat
bermanfaat untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi.
Maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi
pertanggungjawaban. Informasi akuntansi pertanggungjawaban
menyajikan informasi mengenai pendapatan, biaya atau aktiva yang
dikaitkan dengan suatu bagian atau wewenang manajer, unit didalam
perusahaan. Masing-masing bagian atau unit dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggungjawab terhadap bagian yang bersangkutan,
bagian-bagian ini disebut sebagai pusat – pusat pertanggungjawaban.
Lebih spesifik, informasi akuntansi pertanggungjawaban
merupakan infomasi aktiva, pendapatan dan atau biaya yang
dhubungkan dengan manajer yang bertanggung jawab atas pusat
23
AKUNTANSI MANAJEMEN
pertanggung jawaban tertentu. Misal: perencanaan aktiva, pendapatan,
biaya oleh manajer dalam penyusunan anggaran dibawah koordinasi
manajemen puncak. Dengan demikian, fungsi dari informasi akuntansi
pertanggungjawaban secara umum adalah untuk menganalisis kinerja
manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam
melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran
mereka masing-masing.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban menyediakan informasi:


a. Yang berkaitan dengan tanggung jawab manajer secara individual
b. Sebagai bahan evaluasi bagi manajer pada item-item yang
dikontrol
Informasi akuntansi pertanggungjawaban juga berfungsi untuk:
a. Menyiapkan budget untuk masing-masing responsibility center
b. Mengukur performa dari masing-masing responsibility center
c. Menyiapkan skema pelaporan secara periodik yang
membandingkan jumlah secara aktual dan jumlah budget.
Sukses tidaknya implementasi responsibility accounting dari
suatu institusi akan berdasar pada bagan struktur organisasi dengan
tingkat otoritas dan tanggung jawab yang jelas. Untuk
memaksimumkan keuntungan, responsibility report harus memenuhi
empat kriteria:
a. Tepat waktu
b. Diterbitkan secara periodik dan konsisten
c. Mudah dimengerti
d. Membandingkan antara budget dan jumlah aktual

Pertanyaan Esai
1. Apakah yang dimaksud dengan akuntansi manajemen?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem informasi akuntansi
manajemen? Jelaskan!
3. Deskripsikan masukan, proses dan keluaran pada sistem akuntansi
manajemen?
24
AKUNTANSI MANAJEMEN
4. Sistem informasi manajemen memiliki tiga tujuan, apa saja?
Jelaskan!
5. Jenis informasi apa saja yang membutuhkan sistem informasi
akuntansi manajemen?
6. Siapa saja pengguna sistem informasi manajemen?
7. Sistem informasi akuntansi manajemen untuk apa saja?
8. Perlukah Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan
informasi keuangan maupun non keuangan?
9. Apa yang dimaksud dengan perbaikan berkelanjutan?
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pemberdayaan pegawai?
11. Mengapa pekerja profesional memerlukan informasi manajemen?
Jelaskan!
12. Jelaskan hubungan antara perencanaan, pengendalian dan umpan
balik?
13. Apa saja perbedaan antara akuntansi manajemen dan akuntansi
keuangan?
14. Apa perbedaan posisi lini dan pisisi staff?
15. Apa saja peran controller dan peran treasure pada struktur
organisasi?

25
AKUNTANSI MANAJEMEN
BAB IV
PERHITUNGAN BIAYA
BERDASARKAN AKTIVITAS
(ACTIVITY BASED COSTING)

Perhitungan dan Penentuan biaya berbasis aktivitas (Activity


Based Costing) menyadari bahwa teknik khusus, pengujian khusus,
persiapan mesin, dan lainnya adalah aktivitas yang menyebabkan biaya
perusahaan mengkonsumsi sumber daya. Di bawah Activity Based
Costing (ABC), perusahaan akan menghitung biaya sumber daya yang
digunakan dalam setiap kegiatan ini. Selanjutnya, biaya masing-masing
kegiatan ini akan diberikan hanya pada produk yang menuntut
kegiatan. Dengan terminologi lain sistem aktivitas berdasarkan biaya
(ABC) merupakan metode untuk menetapkan biaya pada produk,
proyek jasa, tugas, atau akuisisi, berdasarkan kegiatan/aktivitas yang
masuk ke mereka (produk-produk) yang dihasilkan dan sumber daya
yang dikonsumsi oleh kegiatan tersebut.

Sumber Daya Aktivitas Produk

Gambar 4.1
Skema Urutan Transformasi dalam ABC System

Activity Based Costing System (ABC) merupakan suatu sistem


manajemen biaya yang mengumpulkan biaya-biaya kedalam aktivitas-
aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan, kemudian membebankan
biaya aktivitas tersebut kepada produk atau jasa dan pada akhirnya

26
AKUNTANSI MANAJEMEN
informasi biaya aktivitas produk atau jasa tersebut ditransfer kepada
manajer untuk perencanaan, pengambilan keputusan, serta
pengendalian biaya.
Metode Activity Based Costing dapat mengendalikan biaya
melalui penyediaan informasi tentang aktivitas yang menjadi penyebab
timbulnya biaya. Metode ini memiliki dasar pemikiran bahwa biaya ada
penyebabnya, dan penyebab biaya dapat dikelola (Mulyadi, 2006).
Sebelum membahas lebih jauh mengenai biaya berdasarkan
aktivitas, alangkah lebih lebih baik dibahas sekilas tentang “proses”
terjadinya “biaya” produk pada produksi manufaktur, Biaya proses
adalah metodologi yang digunakan untuk mengalokasikan total biaya
produksi ke unit homogen yang diproduksi melalui proses
berkesinambungan yang biasanya melibatkan banyak langkah atau
departemen. Perbedaan besar antara biaya kerja dan biaya proses
muncul dalam pekerjaan dalam proses "unit”.
Proses produksi manufaktur dibagi ke dalam pekerjaan tertentu
sesuai dengan bidang dan departemen tertentu yang megkonsumsi
jumlah biaya tertentu juga, mulai bahan baku (raw material)
dipersiapkan, masuk pada tahap pengerjaan dalam proses produksi
(work in proccess); tahap produksi awal, produk setengah jadi hingga
akhinya menjadi produk jadi (finished goods), metode penetapan biaya
pekerjaan terkadang tidak berjalan dengan baik ketika siklus produksi
melibatkan aliran bahan baku terus menerus melalui berbagai
departemen pengolahan, dan keluaran akhir dicirikan sebagai unit.
homogen, masing-masing menampilkan karakteristik dasar yang sama.
Contoh "proses" semacam itu sangat banyak. Bubuk kayu
"diproses" menjadi gulungan kertas raksasa, kilang "mengolah" minyak
mentah menjadi bensin, bijih besi "diproses" menjadi baja, pasir
"diproses" menjadi kaca, dan terjadi secara terus menerus. Sifat fisik
dari "proses" ini membuat sulit untuk mengidentifikasi dan mengaitkan
unit kerja langsung dan bahan langsung tertentu dengan hasil akhir.

27
AKUNTANSI MANAJEMEN
Bahan Baku
(Raw Material)

Proses produksi Proses produksi


menghasilkan barang Barang jadi
awal (Finished Goods)
setengah jadi

Barang dalam proses


(Work in Process)

Gambar 4.2
Proses terjadinya biaya

Kategori persediaan yang berkaitan dengan bahan baku,


pekerjaan dalam proses, dan barang jadi. Bahan baku dimasukkan ke
dalam setiap proses pada stiap tahap pengerjaan yang mengkonsumsi
berbagai sumber daya (tenaga kerja dan overhead). Sumber daya ini
diperlukan terpisah untuk setiap aktivitas dalam work in process, yang
membandingkan biaya kerja dan biaya proses. Sehingga perlu
diperhatikan ketika biaya digeser keluar dari biaya pekerjaan dalam
proses (finished goods). Biaya proses ini mengharuskan penyerahan
akumulasi biaya dari satu departemen ke departemen lainnya. Dengan
sistem job costing (biaya pekerjaan), biaya setiap pekerjaan
ditabulasikan pada beberapa bentuk lembar biaya pekerjaan. Tabulasi
biaya yang sama diperlukan untuk biaya proses, namun dengan
penekanan pada biaya oleh departemen. Laporan biaya yang disiapkan
untuk masing-masing departemen disebut laporan biaya produksi.

28
AKUNTANSI MANAJEMEN
Dari pembahasan biaya kerja dan biaya proses munculah
pertanyaan bagaimana menentukan berpakah biaya produk yang akan
dihasilkan, dana adakah pendekatan lain daripada penentuan biaya
dengan metode tradisional. Hal ini menyebabkan peningkatan
pemanfaatan pendekatan unik yang disebut activity-based costing
(ABC). Dapat dijelaskan secara sederhaha bahwa ABC adalah mencoba
membagi produksi menjadi kegiatan intinya, menentukan biaya untuk
aktivitas tersebut, dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut ke
produk berdasarkan berapa banyak aktivitas tertentu yang diperlukan
untuk menghasilkan produk. Sebelum menggali rinciannya, yang
terbaik adalah mempertimbangkan pro dan kontra ABC terlebih dahulu.

Pro dari ABC


Metode penetapan biaya tradisional membagi biaya menjadi
biaya produk dan biaya periode. Biaya periode termasuk biaya
penjualan, umum dan administrasi dan dibebankan pada laba rugi pada
periode terjadinya. Biaya produk adalah bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik yang akrab. Bagaimana biaya ini
dilacak/dialokasikan ke produksi berdasarkan teknik biaya kerja dan
proses. Namun, beberapa manajer menolak metodologi ini secara
konsepal cacat. Misalnya, dapat dikatakan bahwa biaya produk jadi
harus mencakup tidak hanya biaya bahan langsung, tetapi juga sebagian
dari biaya administrasi yang diperlukan untuk membeli bahan baku
(misalnya, banyak perusahaan memiliki unit administrasi terpisah yang
bertanggung jawab dari semua aktivitas pembelian, seperti spesifikasi
penulisan, mendapatkan penawaran, mengeluarkan pesanan pembelian,
dan lain-lain). Sebaliknya, biaya penjaga keamanan pabrik adalah
bagian dari overhead pabrik, namun beberapa manajer gagal untuk
melihat korelasi antara aktivitas tersebut dan produk jadi;
Bagaimanapun, penjaga akan dibutuhkan tidak peduli berapa banyak
unit yang diproduksi.
Kegiatan berbasis biaya mencoba untuk mengatasi kekurangan
yang dirasakan dalam metode penetapan biaya tradisional dengan lebih
dekat menyelaraskan aktivitas dengan produk. Hal ini memerlukan
pembagian tradisional antara biaya produk dan periode, namun
29
AKUNTANSI MANAJEMEN
berusaha menemukan hubungan yang lebih langsung antara aktivitas,
biaya, dan produk. Ini berarti bahwa produk akan dikenakan biaya
untuk kegiatan manufaktur dan nonmanufaktur. Ini juga berarti bahwa
beberapa biaya produksi tidak akan melekat pada Manfaat lain dari
ABC adalah bahwa produk hanya dibebankan dengan biaya kapasitas
yang digunakan. Kapasitas kosong diisolasi dan tidak dibebankan ke
produk atau layanan. Di bawah pendekatan tradisional, beberapa
kapasitas menganggur dapat dimasukkan ke dalam tingkat alokasi
overhead, sehingga berpotensi mendistorsi biaya output spesifik. Hal
ini dapat membatasi kemampuan manajer untuk benar-benar
memahami dan mengidentifikasi keputusan bisnis terbaik mengenai
penetapan harga produk dan tingkat produksi yang ditargetkan.

Kontra ABC
Salah satu batasan ABC adalah bahwa pelaporan eksternal harus
didasarkan pada metode penetapan biaya penyerapan tradisional.
Penyerapan biaya mensyaratkan pembagian tradisional antara biaya
produk dan biaya periode, dengan persediaan menyerap semua biaya
produksi dan tidak ada biaya periode. Akibatnya, ABC dapat
menghasilkan hasil yang berbeda dari yang dipersyaratkan dalam
prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Karena itu, ABC
biasanya dipandang sebagai pelengkap. Ini digunakan untuk
pengambilan keputusan manajemen internal, namun mungkin tidak
sesuai untuk pelaporan publik (catatan: bila hasil laporan keuangan
agregat tidak berbeda secara materi antara ABC dan metode lainnya,
ABC dapat digunakan untuk keperluan internal dan eksternal).
Fakta bahwa ABC bukan GAAP biasanya berarti bahwa
perusahaan yang ingin mendapatkan keuntungan dari ABC harus
mengembangkan dua sistem penetapan biaya - satu untuk pelaporan
eksternal dan satu untuk manajemen internal. Beberapa perusahaan
merasa mereka memiliki cukup banyak pekerjaan tanpa melalui dua
metode penetapan harga! Kelemahan lain dari ABC adalah bahwa hal
itu biasanya lebih banyak terlibat daripada pendekatan lainnya. Alih-
alih menerapkan semua pabrik di atas dasar yang sederhana seperti jam
30
AKUNTANSI MANAJEMEN
kerja, dibutuhkan pengembangan sejumlah kolam biaya yang harus
dialokasikan secara individual. Dengan kata lain, ABC adalah teknik
yang lebih intensif, dan biaya untuk menerapkannya mungkin tidak
sebanding dengan masalahnya.
Realitas Activity Based Costing (ABC)
Terlepas dari keterbatasan ABC, banyak perusahaan
memanfaatkan metode tersebut. Pencarian internet cepat akan
mengungkapkan jutaan referensi ke pendekatan ini, termasuk berbagai
kelompok konsultan manajemen yang memuji kelebihannya. Seperti
yang mungkin Anda duga, banyak keputusan bisnis penting tentang
takdir suatu produk didasarkan pada penilaian profitabilitas, dan
profitabilitas bermuara hingga membandingkan harga penjualan dengan
biaya. Karena harga jualnya cukup bagus, "keputusan" tentang
bagaimana menentukan biaya produk jelas cukup signifikan dalam
menilai profitabilitas bottom line untuk produk atau layanan individual.
Sekarang, untuk sebuah perusahaan produk tunggal dengan
tingkat persediaan yang cukup stabil, ini banyak yang harus dilakukan
tentang apa-apa. Metode tradisional dan ABC akan mendekati titik
akhir yang sama. Tapi, untuk perusahaan multi produk/jasa, alokasi
biaya sewenang-wenang dapat cukup "membuat atau menghancurkan"
keuntungan yang dirasakan dari setiap produk atau layanan. Seiring
perusahaan tumbuh lebih besar dan lebih beragam, ada kekhawatiran
yang menyertainya tentang bagaimana biaya terjadi. Arguably,
diversifikasi produk telah menjadi faktor utama dalam pengelolaan
perangkat lunak penetapan biaya alternatif seperti ABC.
Pendekatan tipe ABC lainnya adalah kemunculan teknologi
komputer. Sebelum sistem informasi modern, sangat mahal untuk
memanipulasi data. Sebagian besar perusahaan sangat puas tinggal
dengan pendekatan sederhana yang mengalokasikan overhead pabrik
secara tunggal. Kemudahan data yang dapat dikelola di bawah sistem
informasi yang canggih sangat mengurangi tingkat biaya dan kesalahan
yang terkait dengan ABC. Tidak mengherankan bahwa popularitas
metode ini berbanding terbalik dengan biaya pemrosesan data.

Lebih Dekat Lihatlah Konsep ABC


31
AKUNTANSI MANAJEMEN
Jika kita perhatikan metode penetapan biaya tradisional, "objek
biaya" biasanya merupakan produk atau layanan akhir. Sangat
sederhana, biaya utama dilacak pada output sementara overhead pabrik
dialokasikan untuk output. Biaya yang tidak menentu tidak diberikan
ke produk:

Gambar 4.3
Penelusuran Biaya dan Alokasi Biaya pada Output
(Skousen & Walther, 2010)

Bandingkan logika tradisional ini dengan ABC, akan terlelihat


pembalikan proses berpikir. Dengan ABC, "objek biaya" diperluas
untuk mencakup tidak hanya produk/layanan, namun objek lain seperti
pelanggan, pasar, dan sebagainya. "Objek biaya" ini dianggap
memakan "kegiatan". "Penggerak aktivitas" adalah peristiwa yang
menyebabkan konsumsi suatu kegiatan. Misalnya, setiap pelanggan
mungkin menerima katalog, apakah mereka memesan atau tidak selama
32
AKUNTANSI MANAJEMEN
satu periode. Persiapan dan distribusi katalog adalah "kegiatan" yang
didorong oleh jumlah pelanggan. Melanjutkan, kegiatan harus
mengkonsumsi sumber daya. Dengan demikian, persiapan katalog akan
memerlukan tenaga kerja, percetakan, ruang kantor, dan lain-lain.
Dengan demikian, kegiatan mendorong kebutuhan akan sumber daya
dan dikatakan sebagai "driver sumber daya." Grafik berikut
mengungkapkan konsep konseptual ABC, yang sangat berbeda dan
jauh lebih terlibat daripada pendekatan penetapan biaya tradisional.
Dalam meninjau grafik, perhatikan bahwa biaya yang langsung
ditelusuri ke objek biaya tidak perlu "diarahkan" melalui suatu
aktivitas.

Gambar 4.4
Konseptual ABC, Driver Sumber Daya Dari Kegiatan
(Skousen & Walther, 2010)

33
AKUNTANSI MANAJEMEN
Satu item terakhir sebelum pindah. gambar 4.3 di atas sangat
sederhana. Sebuah bisnis mungkin memiliki puluhan objek biaya,
ratusan aktivitas, dan sejumlah sumber daya untuk dievaluasi. Sebuah
diagram keterkaitan dapat terlihat seperti desain papan sirkuit tercetak
dengan banyak objek biaya yang memberi makan dari banyak aktivitas
bersama yang pada gilirannya menarik berbagai sumber daya. Pada
titik tertentu, biaya untuk menerapkan dan memantau ABC bisa
melebihi keuntungan. Jangan pernah melupakan tujuan utamanya
adalah membiarkan manajemen merasakan lebih baik biaya produk;
Beberapa tingkat kesewenang-wenangan akan keniscayaan diterima
untuk menghindari komplikasi yang berlebihan.

Langkah Menerapkan ABC


Setelah melakukan tinjauan sepintas konsep ABC, ada beberapa
langkah yang harus diambil untuk implementasi ABC yang berhasil:
1. Proses Studi dan Biaya
Dikatakan bahwa ABC berorientasi pada proses. Oleh karena itu,
Langkah pertama dalam menerapkan ABC adalah studi terperinci
mengenai semua proses bisnis dan biaya. Studi ekstensif ini biasanya
melibatkan karyawan dari seluruh organisasi. Keterlibatan karyawan
sangat penting untuk mengeluarkan sistem dengan benar, dan sehingga
akan ada penerimaan tindakan yang dilakukan oleh sistem. Karyawan
di semua tingkat perlu mempercayai hasil dari sistem akuntansi
sebelum mereka benar-benar bergantung pada hasilnya.
2. Mengidentifikasi Kegiatan
Begitu bisnis dipahami, perawatan harus digunakan dalam
memilih kegiatan usaha yang akan menjadi pusat alokasi biaya. Terlalu
banyak aktivitas dan sistem akan menjadi tidak terkendali; Terlalu
sedikit dan informasinya tidak akan berarti. Sangat membantu untuk
memikirkan aktivitas pada tingkat yang berbeda:
• Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang memiliki
korespondensi satu lawan satu dengan unit output. Misalnya,
produsen teleskop mungkin harus melakukan beberapa
aktivitas kalibrasi terakhir ke setiap produk jadi (apakah itu
merupakan lingkup entry level atau perangkat canggih).

34
AKUNTANSI MANAJEMEN
Dengan demikian, kalibrasi dapat dilihat sebagai suatu
kegiatan.
• Aktivitas tingkat batch adalah kegiatan yang harus dilakukan,
namun dapat berhubungan dengan satu atau lebih unit output.
Dalam beberapa kasus, pengiriman dapat dilihat sebagai
contoh bagus dari proses batch. Asumsikan bahwa Nil adalah
toko buku online. Beberapa pelanggan hanya memesan satu
buku sementara yang lain memesan dua lusin buku sekaligus.
Dalam setiap kasus, buku pelanggan harus dikemas dan
dikirim. Kira-kira aktivitas yang sama diperlukan terlepas
dari berapa banyak buku yang dimasukkan ke dalam kotak.
• Kegiatan tingkat produk dilakukan pada tingkat produk, tidak
peduli volume produksi. Desain produk, pemasaran produk,
dan sebagainya biasanya disebut sebagai kegiatan yang
memiliki korespondensi satu lawan satu dengan jumlah
produk akhir.
• Aktivitas tingkat pelanggan dapat mengambil banyak bentuk.
Ini termasuk jalur bantuan dukungan teknis, katalog,
panggilan penjualan, dan sebagainya. Anda biasanya
mengharapkan kategori ini tumbuh seiring basis pelanggan
berkembang.
Tingkat aktivitas lainnya mungkin tepat. Beberapa bisnis akan
mengidentifikasi aktivitas tingkat pasar. Misalnya, sebagian besar
kontrak perusahaan global dengan broker pabean independen di setiap
pasar yang dilayani. Dengan demikian, biaya layanan pialang bea cukai
dapat dilihat sebagai fungsi pasar yang dilayani. Ada juga entitas yang
mempertahankan aktivitas.
Identifikasi aktivitas unik untuk setiap perusahaan. "Tingkat" di
atas memberikan kerangka acuan yang sangat membantu dalam
mempertimbangkan aktivitas penting sebuah organisasi. Konsultan
yang berspesialisasi di ABC juga bisa sangat membantu dalam melatih
perusahaan karena mereka mencari aktivitas penting yang akan menjadi
pusat sistem ABC. Sebagai aturan umum, konsultan ini menyarankan
agar (1) mengembangkan daftar setiap aktivitas yang mungkin terjadi,
(2) memisahkan aktivitas sesuai tingkat, dan (3) mencari cara logis
35
AKUNTANSI MANAJEMEN
untuk menggabungkan aktivitas serupa di dalam setiap tingkat (tapi
tidak di tingkat karena ini akan merusak basis biaya aktivitas yang pada
akhirnya akan dialokasikan ke objek biaya).

3. Mengidentifikasi Biaya Traceable


Setiap kali biaya hanya terkait dengan biaya tertentu. Objek,
biaya itu harus ditelusuri langsung ke objek akhir. Contoh paling jelas
dari ini adalah bahan langsung dan tenaga kerja langsung yang masuk
ke produk akhir. Tapi, ada contoh lain. Pembuatan katalog produk
dapat menghabiskan banyak waktu kerja tidak langsung dan sumber
daya internal lainnya yang dapat dikaitkan dengan kolam biaya
aktivitas terkait, namun mungkin juga melibatkan printer / ongkos
kirim luar dan biaya tersebut dapat dilacak dengan benar ke
"pelanggan" objek biaya
4. Tanggung Jawab Biaya Untuk Kegiatan
Setelah memilah-milah biaya yang dapat terjadi ditelusuri ke
objek biaya, biaya yang tersisa ditugaskan untuk aktivitas. Terkadang
ini mudah dan logis, dan terkadang menantang. Sebagai contoh,
mungkin ada kelompok teknik industri yang terpisah yang tidak
melakukan apapun kecuali pemasangan mesin sebelum menjalankan
produksi. Biaya kelompok ini mudah ditugaskan ke aktivitas set-up
mesin, yang pada gilirannya akan dialokasikan kembali ke berbagai
produk akhir. Namun, mungkin saja para insinyur industri berantakan
dan kelompok kebersihan harus selalu melakukan pembersihan besar
setelah setiap mesin dipasang. Mungkin 10% waktu staf kebersihan
harus ditugaskan ke mesin dan 90% lainnya untuk perawatan umum.
Anda bisa melihat seberapa cepat ABC bisa menjadi rumit!
Ada juga masalah mencoba menempatkan "pasak persegi di
lubang bundar." Beberapa sumber daya dikonsumsi dan tidak ada yang
bisa menyetujui aktivitas yang menghabiskan sumber daya. Seseorang
mungkin memutuskan bahwa gerbang masuk ke pabrik sebaiknya
ditata dengan indah dengan bunga musiman. Kegiatan apa yang akan
menyerap biaya ini, dan yang lebih penting, berapa biaya yang harus
dikeluarkan oleh biaya ini? Jika seorang manajer produk mendapatkan
bonus berdasarkan profitabilitas untuk unitnya, Anda dapat yakin dia

36
AKUNTANSI MANAJEMEN
tidak ingin produknya menyerap biaya bunga - tidak peduli berapa
banyak yang dia suka melihat bunga! Dan, manajer pemasaran untuk
wilayah setengah jalan di seluruh dunia pasti tidak ingin pasarnya
menanggung biaya - dia dan pelanggannya mungkin tidak pernah
melihat pabriknya. Cukuplah untuk mengatakan bahwa keputusan
alokasi biaya dapat diperdebatkan, dan beberapa biaya mungkin tidak
akan pernah menemukan rumah yang logis. Oleh karena itu, ABC
dapat membuat beberapa biaya tidak terisi.
Tidak dapat dialokasikan tidak berarti "mengabaikan". Meskipun
mungkin sangat logis untuk membiarkan beberapa biaya tidak
dialokasikan untuk tujuan mengidentifikasi biaya produk tertentu atau
objek biaya lainnya, akan sangat sulit untuk melupakan biaya-biaya
tersebut dalam pengelolaan keseluruhan organisasi. Bagaimanapun,
mereka harus dipulihkan. Untuk bertahan, harga harus cukup tinggi
untuk memulihkan biaya yang dialokasikan dan tidak dapat
dialokasikan!
5. Determinasi Tarif Alokasi Per Aktivitas
Setelah biaya untuk setiap aktivitas telah ditentukan secara
agregat, maka perlu untuk menyatukan kolam biaya. Misalnya, jika
kumpulan biaya aktivitas penyusunan katalog berisi katalog
Rp.500.000 dan Rp.200.000, maka biaya katalog yang dialokasikan
masing-masing adalah Rp.2,50.
6. Berlaku Biaya Untuk Objek
Langkah terakhir adalah memanfaatkan tarif berbasis aktivitas
dimenentukan jumlah biaya aktivitas untuk dialokasikan ke setiap
objek biaya. Melanjutkan ilustrasi katalog, kita tahu bahwa biaya yang
dialokasikan dari kolam persiapan katalog masing-masing Rp.2,50.
Tentu saja, ini bukan total biaya, ini hanya jumlah yang dialokasikan.
Total biaya juga termasuk jumlah yang dapat dilacak (percetakan,
ongkos kirim, dan lain lain). Biaya katalog ini, bersama dengan biaya
terkait pelanggan lainnya akan dikompilasi dalam beberapa bentuk
laporan ringkasan. Manajer kemudian akan memiliki ukuran berapa
biaya untuk mendukung satu pelanggan tambahan. Demikian pula,
ukuran akan diproduksi untuk setiap objek biaya tambahan.

Perhitungan Biaya Berdasarkan ABC

37
AKUNTANSI MANAJEMEN
Sistem perhitungan biaya bedasarkan aktivitas (Activity Based
Costing), merupkan proses dua tahap yaitu dengan cara menelusuri
biaya pada aktivitas kemudian menulusuri biaya pada produk. Activity
based costing (ABC) menetapkan biaya overhead manufaktur ke
produk dengan cara yang lebih logis daripada pendekatan tradisional
untuk mengalokasikan biaya berdasarkan jam mesin. Biaya berbasis
aktivitas pertama-tama memberi biaya pada aktivitas yang merupakan
penyebab sebenarnya dari biaya overhead, kemudian kemudian
menetapkan biaya aktivitas tersebut hanya pada produk yang benar-
benar menuntut aktivitas.
Activity based costing telah berkembang dalam beberapa dekade
terakhir karena (1) biaya overhead manufaktur meningkat secara
signifikan, (2) biaya overhead produksi tidak lagi berkorelasi dengan
jam mesin produktif atau jam kerja langsung, (3) keragaman produk
dan keragaman dalam tuntutan pelanggan telah berkembang, dan (4)
beberapa produk diproduksi dalam jumlah besar, sementara yang lain
diproduksi dalam kelompok kecil.

Biaya Per Unit


Biaya per unit adalah total biaya yang berkaitan dengan unit yang
diproduksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Sebagai contoh,
jika sebuah perusahaan konstruksi membangun 100 rumah dengan
ukuran serta kualitas yang sama, dengan total biaya untuk rumah-
rumah tersebut adalah Rp.6 juta, maka biaya setiap rumah adalah
Rp.60.000 (Rp.6 juta/100 rumah).
Defenisi biaya produk tergntung pada tujuan manajerial yang
dipenuhi.sebagai contoh biaya produk sering kali didefinisikan sebagai
biaya produksi: yaitu jumlah dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead produksi. Total biaya produksi harus di ukur
dan selanjutnya harus dapat di kaitkan dengan unit yang diproduksi.
Pengukuran biaya meliputi penentuan jumlah dolar dari bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang di gunakan pada

38
AKUNTANSI MANAJEMEN
produksi.nilai biayanya dapat berupa biaya actual yang di bebankan
pada input produksi atau dapat pula berupa angka perkiraan.

Pentingnya Biaya Per Unit


Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan
pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat
ditentukan. Biaya per unit digunakan untuk menilai sediaan,
menentukan laba, menyediakan input untuk berbagai keputusan seperti
penentuan harga, keputusan membuat atau membeli, dan menerima
atau menolak pesanan khusus. Karena pentingnya, keakuratan biaya per
unit menjadi suatu isu yang kritis.
Secara konsep, biaya per unit (unit cost) adalah biaya total yang
berhubungan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan jumlah unit
yang diproduksi. Namun, untuk bisa mengukur total biaya kita harus
mendefinisikan biaya produk terlebih dahulu. Ingat bahwa biaya
produk tergantung pada tujuan manajerial yang ingin dipenuhi
(different costs for different purposes). Misalnya, biaya produk
didefinisikan sebagai jumlah dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead. Definisi ini diperlukan hanya untuk
tujuan pelaporan keuangan eksternal. Pengukuran biaya (cost
measurement) meliputi penentuan nilai dari bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead yang digunakan dalam produksi. Adapun
proses menghubungkan biaya dengan unit yang diproduksi setelah
biaya diukur disebut pembebanan biaya (cost assignment).

Sistem Pengukuran Biaya


Sistem Pengukuran Biaya Sistem pengukuran biaya yang umum
digunakan adalah pembebanan biaya aktual dan pembebanan biaya
normal:
1. Biaya Aktual (actual cost system), yaitu membebankan biaya
aktual dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead ke produk.
2. Biaya Normal (normal cost system), yaitu membebankan biaya
aktual dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,
namun untuk biaya overhead dibebankan ke produk dengan
39
AKUNTANSI MANAJEMEN
menggunakan tarif tertentu yang ditentukan terlebih dahulu
(predetermined rate). Predetermined rate overhead adalah
tingkat yang digunakan untuk menentukan data yang
diestimasikan.
Overhead yang dianggarkan
Predetermined rate overhead =
Penggunaan aktivitas yang dianggarkan

Contoh:
Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri sepatu
memperkirakan bahwa overhead untuk tahun tersebut adalah
Rp.100.000.000,00 dan produksi yang diharapkan sebesar 200.000
pasang sepatu, maka:
tarif overhead = Rp.100.000.000/ Rp.200.000 = Rp.500

Kalkulasi Biaya Produk Tradisional


Dalam sistem biaya tradisional, hanya penggerak aktivitas tingkat
unit yang digunakan untuk membebankan biaya pada produk.
Penggerak aktivitas tingkat unit (unit level activity driver) adalah
faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat
perubahan unit yang diproduksi. Dengan hanya menggunakan
penggerak tingkat unit, diasumsikan biaya overhead yang dikonsumsi
oleh produk berkorelasi tinggi dengan jumlah unit yang diproduksi.
Penggerak aktivitas berdasarkan unit membebankan biaya overhead ke
produk melalui tarif pabrik secara menyeluruh maupun departemental.
Penggerak tingkat unit yang biasa digunakan antara lain:
1. Unit yang diproduksi
2. Jumlah jam tenaga kerja langsung
3. Jumlah upah tenaga kerja langsung
4. Jumlah jam mesin
5. Jumlah bahan baku.

40
AKUNTANSI MANAJEMEN
Setelah menentukan penggerak tingkat unit, langkah selanjutnya
adalah memperkirakan tingkat output aktivitas yang akan diukur, yaitu
melalui tingkat aktivitas yang diharapkan dan tingkat aktivitas normal.
Tingkat aktivitas yang diharapkan adalah ouput yang diharapkan akan
dicapai perusahaan di masa yang akan datang, sedangkan tingkat
aktivitas normal adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan
pengalaman perusahaan dalam jangka panjang. Aktivitas normal
memiliki keunggulan berupa penggunaan tingkat aktivitas yang sama
dari tahun ke tahun sehingga fluktuasi pembebanan biaya overhead per
unit dari tahun ke tahun relatif rendah.

Gambar 4.4
Pembebanan Overhead dengan Tarif Menyeluruh

Contoh kasus:
Green Corporation, sebuah perusahaan komunikasi, memproduksi dua
jenis telelpon, yaitu telepon regular dan telepon tanpa kabel. Berikut
adalah data estimasi dan data aktual tahun 2017:

41
AKUNTANSI MANAJEMEN
Overhead yang dianggarkan Rp.60.000.000
Aktivitas yang diharapkan (dalam jam TK langsung) 100.000
Aktivitas aktual (dalam jam TK langsung) 100.000
Overhead aktual Rp.380.000.000

Tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu = Overhead yang dianggarkan


Aktivitas yang diharapkan

= Rp.360.000.000
100,000 jam TK langsung

= Rp.3600.000,-
1. Kalkulasi Biaya Per Unit : Tarif Pabrik Menyeluruh

Tanpa Kabel Reguler


Unit yang diproduksi 1.000 10.000
Biaya utama Rp.78.000.000 Rp.738.000.000
Jam TK langsung 10.000 90.000

Tanpa Kabel Reguler


Biaya utama Rp.78.000.000 Rp.738.000.000
Biaya Overhead
Rp.3600 x 10.000 Rp.36.000.000
Rp.3600 x 90.000 Rp.324.000.000
Total Biaya Produksi Rp.114.000.000 Rp.106.200.000
Unit Produksi 1000 10.000
Biaya per unit Rp. 114.000 Rp. 106.200

42
AKUNTANSI MANAJEMEN
Gambar 4.5
Pembebanan Overhead dengan Tarif Departemental

Diasumsikan Green Corp. memiliki dua divisi produksi, yaitu


pabrikasi dan perakitan. Divisi pabrikasi bertanggungjawab untuk
membuat komponen elektronik utama. Bagian-bagian lainnya dibeli
dari pemasok. Semua komponen kemudian dirakit di divisi perakitan.
Mempertimbangkan bahwa divisi perakitan cenderung intensif tenaga
kerja, maka Green Corp. mendasarkan tarif overhead departemental
pada jam mesin untuk pabrikasi dan pada jam tenaga kerja langsung
untuk perakitan. Berikut adalah data departemental tahun 2017:

Pabrikasi Perakitan
Overhead yang dianggarkan Rp.252.000.000 Rp.108.000.000
Aktivitas yang dianggarkan dan
aktual (jam TK langsung)
Tanpa kabel 7.000 3.000
Reguler 13.000 77.000
Jam TK langsung 20.000 80.000
Aktivitas yang dianggarkan aktual (jam mesin)
Tanpa kabel 4.000 1.000
43
AKUNTANSI MANAJEMEN
Reguler 36.000 9.000
40.000 10.000

2. Kalkulasi Biaya Per Unit : Tarif Pabrik Departemental

Tarif Pabrikasi = Overhead yang dianggarkan


Jam mesin yang dianggarkan
= Rp.252.000.000
40.000
= Rp.6.300/jam mesin

Tarif Perakitan = Overhead yang dianggarkan


Jam TK langsung yang dianggarkan
= Rp.108.000.000
80.000
= Rp.1.350/jam TK langsung

Overhead yang dibebankan


= (Rp.6.300 x jam mesin aktual) + (Rp.1.350 x jam TK langsung)
= (Rp6.300 x 40.000) + (Rp.1.350 x 80.000)
= Rp.252.000.000 + Rp.108.000.000
= Rp.360.000.000

Dari hasil perhitungan di atas terlihat bahwa sistem tarif pabrik


menyeluruh dan tarif departemental menghasilkan biaya per unit yang
berbeda untuk telepon regular dan telepon tanpa kabel. Namun
perbedaan antara biaya per unit telepon regular yang diproduksi secara
massal dan telepon tanpa kabel yang diproduksi dalam jumlah yang
lebih sedikit tidak terpaut terlalu jauh.

Keterbatasan Sistem Akuntansi Tradisional


Seringkali organisasi mengalami hal-hal tertentu yang
mengindikasikan bahwa sistem akuntansi biaya sudah ketinggalan
jaman, contohnya:
 Hasil dari penawaran bisinis sulit dijelaskan
 Harga pesaing tampak begitu rendah dan tidak masuk akal
 Produk-produk yang memiliki tingkat kesulitan tinggi
menunjukan laba yang tinggi
44
AKUNTANSI MANAJEMEN
 Manajer operasional ingin menghentikan produksi dari
produk-produknya yang tampak menguntungkan
 Margin laba sulit untuk dijelaskan
 Perusahaan memiliki ceruk pasar yang nampak hanya
memberi laba tinggi pada perusahaan sendiri
 Pelanggan tidak mengeluh atas kenaikan atas kenaikan
harga-haga produk khusus
 Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk
memberikan data biaya bagi produk khusus
 Beberapa akuntansi menggunakan sistem akuntansi sendiri
 Biaya produk berubah karena peraturan pelaporan keuangan.

Organisasi yang menerapkan sitem biaya tradisional dengan


menggunakan tarif overhead pabrik atau departemen seringkali
mengalami hal-hal yang disebutkan di atas. Setidaknya ada dua faktor
utama yang menyebabkan kegagalan sistem biaya tradisisonal:
1. Menggunakan hanya penggerak biaya aktivitas berdasar unit
untuk membebankan biaya overhead yang tidak berkaitan dengan
unit akan menimbulkan distorsi biaya produk. Padahal ada
banyak penggerak biaya aktivitas berdasarkan non unit (non unit
activity based driver) yang berperan dalam konsumsi biaya
overhead, antara lain: penerimaan pesanan, set up, rekayasa
teknik, inspeksi, dan lain-lain.
2. Adanya keragaman produk (product diversity) yang berarti
bahwa masing-masing produk mengkonsumsi aktivitas overhead
dalam proporsi yang berbeda.

Sistem ABC Versus Sistem Tradisional


Berikut ini dijelaskan beberapa perbedaan antara sistem ABC
dengan sistem perhitungan biaya tradisional (Tunggal, 2003):
1. ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemicu untuk
menentukan berapa besar biaya yag dikonsumsi oleh produk.
Sistem tradisional mengalokasikan biaya secara arbriter
45
AKUNTANSI MANAJEMEN
berdasarkan satu atau dua basis alokasi yang non representatif,
dengan demikian gagal dalam menyerap konsumsi biaya yang
benar menurut produk individual.
2. ABC membagi konsumsi biaya kedalam empat kategori : unit,
batch, produk, dan penopang fasilitas (facility substaining).
Sistem tradisional membagi biaya kedalam unit dan “yang lain”.
ABC memfokuskan pada Overhead dibebankan = tarif kelompok
x unit-unit cost driver yang digunakan sumber biaya, tidak hanya
dimana sumber biaya terjadi. Ini akan mengakibatkan ABC lebih
berguna untuk pengambilan keputusan. Manajemen dapat
mengikuti bagaimana biaya timbul dan mengurangi cara-cara
untuk mengurangi biaya.
3. Fokus ABC adalah pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem
tradisional terutama memfokuskan pada kinerja keuangan jangka
pendek, seperti laba dengan cukup akurat. Apabila sistem
tradisional digunakan untuk penetapan harga dan untuk
mengidentifikasi produk yang menguntungkan, angka-angkanya
tidak dapat diandalkan/dipercaya.
4. ABC memerlukan masukan dari seluruh departemen. Persyaratan
ini mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan
memberikan suatu pandangan fungsional silang mengenai
organisasi.
5. ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis
varian biaya daripada sistem tradisional, karena kelompok biaya
(cost pools) dan pemacu (driver) jauh lebih akurat dan jelas, dan
karena ABC dapat menggunakan biaya historis pada akhir priode
untuk menghitung biaya aktual apabila kebutuhan muncul.
6. Karena sistem ABC terdiri dari berbagai pusat biaya aktivitas
(activity cost center) dan pemacu tahap kedua (second stage
driver), biaya dianggarkan yang digunakan untuk melakukan
studi ABC seharusnya diharapkan lebih mendekati biaya aktual
daripada dengan sistem tradisional. Keuntungan ini secara drastis
mengurangi keperluan untuk melakukan analisis varian antara
anggaran dan kalkulasi biaya aktual. Sebab itu, peranan analisis
46
AKUNTANSI MANAJEMEN
varian tampaknya berkurang kepentingannya. Tantangan utama
terhadap pengambilan keputusan sehubungan dengan biaya
adalah mengidentifikasi biaya yang berkenaan dengan suatu
keputusan khusus. Tidak seluruhnya biaya bervariasi dengan tipe
keputusan. Sistem yang baru, karena memisahkan biaya-biaya
kedalam empat kategori : tingkat unit, batch, produk dan tingkat
penopang fasilitas, memperbaiki kemampuan manajemen untuk
membuat keputusanyang informatif.

Sistem biaya tradisional tidak memisahkan biaya kedalam


kelompok biaya yang berhubungan dengan batch produksi dari produk
yang biayanya merupakan penopang produk (product substaining),
seperti aktivitas penyiapan mesin dan peralatan dengan penanganan
material.
Biaya batch dan biaya penopang produk hanya menurun apabila
jumlah batch atau produk dikurangi oleh suatu keputusan yang
prospektif. Biaya-biaya yang tidak terpengaruh apabila hanya jumlah
unit produksi diharapkan menurun sebagai akibat keputusan. Sistem
tradisional mengukur sumber daya yang dikonsumsi dalam proporsi
terhadap jumlah unit dan produk individual, akan tetapi beberapa
sumber daya tidak disebabkan oleh jumlah unit yang diproduksi, akan
tetapi merupakan suatu fungsi dari aktivitas batch, produk dan
penopang aktivitas. Keuntungan utama menggunakan ABC adalah
kemampuannya untuk mengukur konsumsi biaya berdasarkan aktivitas
batch dan penopang produk dan mengalokasikan biaya secara akurat ke
produk. Keunggulan khususnya penting apabila kita memahami bahwa
suatu proporsi yang besar sering disebabkan oleh aktivitas tingkat non-
unit (non-unit level activities).

Sistem Biaya Standar (Activity Based Costing)


Sistem biaya standard aktivitas menelusuri biaya aktivitas dan
kemudian ke produk. Tidak seperti sistem tradisional. Activity based
costing (ABC) menkankan penulusuran langsung dan penulusuran

47
AKUNTANSI MANAJEMEN
penggerak dengan menekankan hubungan sebab akibat. ABC
menggunakan penggerak aktivitas berdasarkan unit maupun non unit.

Ada dua prosedur yang digunakan untuk menerapkan ABC, yaitu:


Prosedur Tahap I:
1. Identifikasi aktivitas
2. Biaya-biaya dibebankan ke aktivitas
3. Aktivitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk
sejenis yang:
a. Secara logika berkorelasi
b. Memiliki rasio konsumsi yang sama untuk setiap produk
4. Biaya aktivitas yang dikelomppokkan dijumlah untuk
mendefinisikan kelompok biaya sejenis
5. Tarif overhead kelompok dihitung

Prosedur Tahap II:


Biaya dari setiap kelompok overhead ditelusur ke produk

Gambar 4.6
Pembebanan Biaya dengan Activity Based Costing

48
AKUNTANSI MANAJEMEN
Fokus dari ABC adalah aktivitas sehingga identifikasi aktivitas
menjadi langkah pertama dalam ABC. Aktivitas merupakan tindakan-
tindakan yang harus diambil atau setiap pekerjaan yang dilakukan.
Setelah teridentifikasi, cari atribut aktivitas untuk menjelaskan dan
mengklasifikasikan aktivitas lebih lanjut. Atribut aktivitas (activity
attribute) adalah jenis informasi keuangan maupun non keuangan yang
menggambarkan setiap aktivitas. Atribut aktivitas digunakan untuk
mengelompokan aktivitas terkait ke dalam kelompok-kelompok yang
menjadi landasan bagi pengelompokan biaya sejenis. Aktivitas yang
berkaitan dikelompokan untuk membentuk kumpulan sejenis yang: (a)
secara logika berkorelasi, (b) memiliki rasio konsumsi yang sama untuk
setiap produk.
Kumpulan aktivitas diklasifikasikan menjadi salah satu dari
empat kategori umum aktivitas berikut ini:
 Tingkat unit,
aktivitas yang dilakukan setiap suatu unit diproduksi, contoh
pengujian produk
 Tingkat batch,
Aktivitas yang dilakukan setiap batch barang diproduksi, contoh:
persiapan, pemeriksaan, jadwal produksi, penanganan bahan
 Tingkat produk,
Aktivitas yang dilakukan untuk mendukung berbagai produk
yang diproduksi perusahaan. Contoh: perubahan rekayasa,
pengembangan prosedur pengujian produk, pemasaran produk,
rekayasa produk.
 Tingkat fasililtas,
Aktivitas yang menopang proses umum manufaktur suatu pabrik.
Contoh: manajemen pabrik, landscaping, keamanan, pajak
kekayaan, dan penyusutan pabrik.
Dengan menggunakan kasus Green Corp, berikut ini adalah
informasi tambahan terkait dengan rincian aktivitas yang
dilakukan selama proses produksi.

49
AKUNTANSI MANAJEMEN
Ukuran penggunaan Aktivitas

Tanpa Kabel Reguler Total


Unit diproduksi/tahun 1.000 10.000
Biaya utama Rp.78.000.000 Rp.738.000.000 Rp.816.000.000
Jam TK langsung 10.000 90.000 100.000
Jam mesin 5.000 45.000 50.000
Proses produksi 20 10 30
Jumlah perpindahan 60 30 90

Data Biaya Produksi


(aktivitas overhead)
Kelompok tingkat batch Kelompok tingkat unit
Persiapan Rp.120.000.000 Daya Rp.100.000.000
Penggunaan bahan Rp. 60.000.000 Pengujian Rp. 80.000.000
Total Rp.180.000.000 Total Rp.180.000.000

3. Kalkuklasi Biaya dengan ABC


Tahap I
Kelompok tk. Batch
Biaya persiapan Rp.120.000.000
Biaya pengamanan bahan Rp. 60.000.000
Total biaya Rp.180.000.000
Proses produksi 30
Tarif kelompok (biaya per proses) Rp. 6.000.000
Kelompok tk. unit
Biaya daya Rp.100.000.000
Biaya pengujian Rp. 80.000.000
Total Rp.180.000.000
Jam mesin 50.000
Tarif kelompok (biaya per jam mesin) Rp. 3.600

Tahap II
Tanpa kabel Reguler
Biaya utama Rp.78.000.000 Rp.738.000.000
Sbiaya overhead
Kelompok tk. batch
(Rp.6.000.000 x 20) 120.000.000
50
AKUNTANSI MANAJEMEN
(Rp.6.000.000 x 10) 60.000.000
Kelompok tk. unit
(Rp.3.600 x 5000) 18.000.000
(Rp. 3.600 x 45.000) 162.000.000
Total biaya produksi Rp.960.000.000
Unit produksi 10.000
Biaya per unit Rp. 216.000 Rp. 96.000

Hasil kalkulasi produk dengan menggunakan ABC menunjukan


perbedaan yang signifikan dengan kalkulasi produk berdasarkan tarif
pabrik maupun tarif departemental. Dengan ABC, biaya telepon tanpa
kabel jauh lebh tinggi dibandingkan biaya telepon reguler, yakni lebih
dari dua kali lipatnya. Bandingkan dengan kalkulasi menggunakan tarif
menggunakan tarif pabrik maupun tarif departemental yang
menghasilkan biaya telepon tanpa kabel dan biaya telepon reguler yang
tidak terpaut jauh.
Sistem ABC memperbaiki keakuratan biaya produk dengan
mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap ternyata bervariasi
secara proporsional dengan perubahan selain volume produksi. Dengan
memahami penyebab perubahan, biaya tersebut dapat ditelusuri ke
masing-masing produk. Hubungan sebab akibat ini memungkinkan
manajer untuk memperbaiki perhitungan biaya produk yang kemudian
dapat secara signifikan memperbaiki kualitas pengambilan keputusan.
Pengetahuan tentang prilaku biaya juga memungkinkan manajer
untuk melakukan pengendalian aktivitas dengan lebih baik. Hal ini
memungkinkan manajer untuk mengidentifikasi aktivitas mana yang
tidak. Analisis nilai ini menjadi dasar untuk perbaikan yang
berkelanjutan (continuous improvement).

Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Fungsi


Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan
biaya dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung ke produk
dengan menggunakan penelusuran langsung. Perhitungan biaya produk
berdasarkan fungsi menggunakan penggerak akivitas tingkat unit
(faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya seiring dengan
51
AKUNTANSI MANAJEMEN
perubahan jumlah unit yang diproduksi), contoh-contoh dari penggerak
tingkat unit yang pada umumnya digunakan untuk membebankan
overhead meliputi: unit yang diproduksi, jam tenaga kerja langsung,
biaya tenaga kerja langsung, jam mesin, dan biaya bahan baku
langsung.
Tingkat kapasitas yang dapat dipilih pada umumnya ada empat:
1) Kapasitas aktivitas yang diharapkan adalah output aktivitas yang
diharapkan perusahaan dapat tercapai pada tahun yang akan
datang.
2) Kapasitas aktivitas normal adalah output aktivitas rata-rata yang
perusahaan alami dalam jangka panjang (volume normal dihitung
lebih dari sau periode).
3) Kapasitas aktivitas teoritis adalah output aktivitas maksimum
secara absolut yang dapat direalisasikan dengan berasumsi bahwa
semua beroperasi secara sempurna.
4) Kapasitas aktivitas praktis adalah output maksimum yang dapat
diwujudkan jika semuanya berjalan secara efisien.
Tarif overhead keseluruhan pabrik dihitung. Perhitungan ini
terdiri dari dua tahap. Pertama, biaya overhead yang di anggarkan
akan diakumulasi menjadi satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik
(pembebanan biaya tahap pertama). Biaya overhead dibebankan secara
langsung ke kesatuan biaya tersebut dengan menambahkan seluruh
biaya overhead yang diperkirakan muncul dalam satu tahun. Secara
logika, kita dapat beragumentasi bahwa biaya-biaya ini dibebankan ke
aktivitas makro yang sangat luas: produksi sewaktu biaya dihitung
masuk ke dalam kesatuan biaya ini, tarif keseluruhan pabrik dihitung
dengan menggunakan penggerak tingkat unit (biasanya jam tenaga
kerja langsung). Terakhir biaya overhead dibebankan ke produk,
melalui cara mengkalikan tarif tersebut dengan jumlah total jam tenaga
kerja langsung aktual yang digunakan masing-masing produk.
Kerangka kerja konseptual dua tahap bagi tarif overhead
departemen. Pada tahap pertama, biaya overhead keseluruhan pabri
dibagi dan dibebankan ketiap departemen produksi, dan membentuk
kesatuan biaya overhead departemen. Ketika biaya di bebankan ke tiap
52
AKUNTANSI MANAJEMEN
departemen produksi, penggerak berdasarkan unit seperti jam tenaga
kerja langsung (untuk departemen yang memakai banyak tenaga keja)
dan jam mesin (untuk departemen yang memakai banyak mesin),
digunakan untuk menghitung tarif departemen. Produk yang diproses
oleh berbagai departemen di asumsikan mengonsumsi sumberdaya
overhead sesuai proporsi penggerak berdasarkan unit departemen
(seperti jam mesin atau jam tenaga kerja langsung yang digunakan).
Selanjutnya, pada tahap dua, overhead dibebankan ke produk dengan
mengkalikan tarif departemen dengan jumlah penggerak yang
digunakan dalam departemen terkait. Total overhead yang dibebankan
ke produk secara sederhana adalah jumlah dari banyaknya overhead
yang dibebankan dalam setiap departemen.

Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya Berdasarkan Fungsi


Biaya overhead meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu,
dan pada banyak perusahaan persentase biaya produk lebih tinggi di
bandingkan tenaga kerja langsung. Pada saat yang bersamaan, banyak
aktivitas overhead tidak berkaitan dengan unit yang diproduksi. Sistem
biaya tradisional tidak dapat membebankan biaya dari aktivitas
overhead yang tidak berkaitan dengan unit secara benar. aktivitas
overhead tersebut dikonsumsi oleh produk dalam proporsi berbeda,
dibandingkan aktivitas overhead berdasarkan unit. Oleh karena adanya
kenyataan tersebut, pembebanan overhead dengan hanya menggunakan
penggerak berdasarkan uni, dapat menyebabkan distorsi biaya produk.
Hal ini dapat menjadi masalah jika biaya overhead berdasarkan unit
memiliki proporsi yang signifikan dari total biaya overhead.
Sistem biaya berdasarkan aktivitas (activity based cost-ABC)
pertama-tama menelusuri biaya aktivitas dan kemudian produk. Asumsi
yang mendasari adalah bahwa aktivitas-aktivitas memakai sumber-
sumber daya dan produk, sebagai gantinya memakai aktivitas. Oleh
sebab itu, ABC juga merupakan proses dua tahap. Akan tetapi, dalam
sistem biaya ABC menekankan penelusuran langsung dan penelusuran
penggerak (menekankan hubungan sebab akibat), sedangkan sistem
biaya traditional cenderung intensif alokasi (sangat mengabaikan
hubungan sebab akibat).
53
AKUNTANSI MANAJEMEN
Pengelompokan Aktivitas Yang Homogen
Pada tahap pertama dari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas,
aktivitas diidentifikasikan, biaya dihubungkan dengan aktivitas
individual, dan aktivitas diklasifikasikan sebagai aktivitas primer
(aktivitas yang dikonsumsi produk atau pelaanggan) atau aktivitas
sekunder (aktivitas yang dikonsumsi oleh aktivitas primer). Dalam
tahap lanjutan biaya dari aktivitas sekunder dibebankan ulang pada
aktivitas primer. Dalam tahap akhir, biaya dari aktivitas primer
dibebankan pada produk atau pelanggan. Pembebanan biaya pada
aktivitas lain (tahap lanjutan) atau pembebanan biaya pada produk atau
pelanggan (tahap akhir) membutuhkan penggunaan tarif aktivitas.
Walaupun teknologi informasi pasti mampu menangani berbagai
jumlah tarif tersebut, ada baiknya jika jumlah tarif tersebut dikurangi
agar dapat mengurangi kerumitan sistem perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas.

Proses mengurangi jumlah tarif


Guna mengurangi jumlah tarif overhead yang dibutuhkan dan
untuk mempersingkat prose, aktivitas dapat di kelompokan ke dalam
kelompok sejenis bedasarkan karakter yang sama: (1) mereka secara
logika berhubungan, dan (2) mereka mempunyai rasio konsumsi yang
sama terhadap semua produk. Kesatuan biaya sejenis adalah kumpulan
dari biaya overhead yang berhubungan dengan masing-masing
kelompok aktivitas.begitu kesatuan biaya ditentukan, biaya per unit
dari penggerak aktivitas terpilih dihitung dengan membagi biaya
kelompok dengan kapasitas praktis penggerak aktivitas.hal inilah
disebut tarif kelompok(pool rate). Tarif kelompok adalah biaya total
dibagi dengan penggerak terpilih dari suatu aktivitas, dalam kelompok.

Klasifikasi secara rinci aktivitas


Pada pembentukan kumpulan aktivitas yang berhubungan,
aktivitas diklasifikasikan menjadi salah satu dari empat kategori umum
aktivitas berikut:

54
AKUNTANSI MANAJEMEN
1. Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali
suatu unit diproduksi, contoh pemesinan dan perakitan
2. aktivitas tingkat batch adalah aktivitas yang dilakukan setiap
suatu batch produk diproduksi, contoh penyetelan, pengawasan
(kecuali apabila setiap unit diperiksa), jadwal produksi, dan
penanganan bahan.
3. aktivitas tingkat produk adalah aktivias yang dilakukan bila
diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi
oleh perusahaan, contoh perubahan teknik, pengembangan
prosedur pengujian produk, pemasaran produk, rekayasa teknk
produk, dan pengiriman.
4. aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses
umum diproduksi suatu pabrik, contoh manajemen pabrik, tata
letak, pendukung program komunitas, keamanan, pajak kekayaan,
dan penyusutan di pabrik.

Perbandingan Dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Fungsi


Pada sistem berdasarkan fungsi, pemakaian overhead oleh produk
diasumsikan untuk dijelaskan hanya dengan penggerak aktivitas
berdasarkan unit. Pada sistem berdasarkan fungsi yang canggih, biaya
overhead diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau variabel dengan
penggerak berdasarkan unit. Dari perspektif sistem berdasarkan
aktivitas overhead varialbel ditelusuri secara memadai ke masing-
masing produk (untuk kategori ini, konsumsi overhead meningkat
dengan meningkatnya unit yang diproduksi). Sistem berdasarkan
aktivitas memperbaiki keakuratan perhitungan biaya produk dengan
mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap, ternyata bervariasi
secara proporsional dengan perubahan selain volume produksi.

Perhitungan Biaya Pelanggan Dan Pemasok Berdasarkan


Aktivitas
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas,
keakuratan perhitungan biaya produk diperbaiki dengan penelusuran
biaya aktivitas ke produk yang memakai aktivitas. ABC juga dapat

55
AKUNTANSI MANAJEMEN
digunakan untuk menentukan keakuratan biaya pelanggan dan
pemasok.
1. Perhitungan biaya pelanggan berdasarkan aktivitas
Para pelanggan adalah obyek-obyek biaya dasar, para pelanggan
dapat memakai aktivitas penggerak pelanggan dalam proporsi yang
berbeda. Sumber-sumber dari keanekaragaman pelanggan meliputi
beberapa hal seperti frekuensi pesanan, frekuensi pengiriman, jarak
geografis, dukungan penjualan dan promosi, dan kebutuhan dukungan
rekayasa teknik. Pengetahuan biaya untuk melayani pelanggan penting
untuk penentuan harga, menentukan bauran pelanggan, dan
meningkatkan laba.
Pembebanan biaya dari costumer service pada pelanggan,
dilakukan dengan cara yang sama untuk biaya produksi yang
dibebankan pada produk.
2. Perhitungan biaya pemasok berdasarkan aktivitas
Perhitungan biaya berdasarkan akivitas juga dapat membantu
manajer untuk mengidentifikasikan biaya yang sebenarnya dari para
pemasoknya. Biaya seorang pemasok lebih banyak dari pembelian
komponen atau bahan yang dibutuhkan. sebagaimana halnya dengan
pelanggan, pemasok dapat mempengaruhi banyak aktivitas internal
perusahaan dan secara signifikan meningkatkan biaya pembelian.
Pembebankan biaya aktivitas yang berhubungan dengan pemasok
ke pemasok mengikuti pola yang sama sebagaimana perhitungan biaya
produk dan pelanggan berdasarkan aktivitas (ABC).

Pertanyaan Esai
1. Apa yang dimaksud dengan konsep biaya per unit?
2. Sebutkan sistem pengukuran biaya yang umum digunakan?
Jelaskan!
3. Apa yang dimakud dengan penggerak aktivitas tingkat unit?
4. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan sistem biaya
tradisional?

56
AKUNTANSI MANAJEMEN
5. Penggerak tingkat unit apa saja yang biasa digunakan untuk
melakukan perhitungan kalkulasi biaya produk tradisional?
6. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap prosedur untuk menerapkan
ABC!
7. Apa yang menjadi fokus dari Activity Based Costing (ABC)?
Jelaskan!
8. Apa manfaat diterapkannya sistem ABC?
9. Bagaimanakah cara perhitungan biaya produk bedasarkan fungsi
(departemental)?
10. Perhitungan tarif overhead keseluruhan pabrik untuk biaya
berdasarkan fungsi terdiri dari dua tahap, sebutkan apa saja dan
jelaskan!
11. Deskripsikan dengan singkat mengenai keterbatasan sistem
akuntansi biaya berdasarkan fungsi!
12. Bagaimanakah cara pengelompokan biaya berdasarkan aktivitas
yang homogen? Jelaskan!
13. Apa yang menjadi dasar atau sumber-sumber perhitungan biaya
pelanggan dan pemasok berdasarkan aktivitas? Jelaskan!

Latihan
1. Sebuah perusahaan sparepart memperkirakan bahwa overhead
tahun 2011 adalah Rp.80.000.000,- dan produksi yang diharapkan
adalah sebesar 160.000 unit, berapakah tarif untuk overhead-nya?
2. Soal kasus: Green Corp. adalah perusahaan telekomunikasi,
memproduksi dua jenis telepon yaitu telepon reguler dan telepon
tanpa kabel. Green Corp, mendasarkan tarif overhead
departemental pada jam mesin untuk pabrikasi dan pada jam
tenaga kerja langsung untuk perakitan. Berikut adalah data
departemental tahun 2017:
Pabrikasi Perakitan
Overhead yang dianggarkan Rp.145.000.000 Rp.115.000.000
Aktivitas yang dianggarkan dan aktual
(jam TK langsung)
57
AKUNTANSI MANAJEMEN
Tanpa kabel 4.000 1500
Reguler 6.000 68.500
Jam TK langsung 10.000 70.000
Aktivitas yang dianggarkan aktual (jam mesin)
Tanpa kabel 2.000 500
Reguler 28.000 9.500
30.000 10.000
Berdasarkan kalkulasi biaya per unit dan tarif pabrik departemental,
diminta:
a. Hitunglah tarif pabrikasi / jam mesin!
b. Hitunglah tarif perakitan / jam TK langsung! dan,
c. Hitunglah overhead yang dibebankan!

BAB V
BIAYA BERDASARKAN MANAJEMEN
(ACTIVITY BASED MANAGEMENT)

Bila pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai biaya


berdasarkan aktivitas (activity based costing) yang menetapkan
hubungan antara biaya overhead dan aktivitas sehingga biaya dapat
dialokasikan secara lebih tepat untuk produk, layanan, atau segmen
pelanggan. Selanjutnya pada bab ini akan di bahas tentang biaya
berdasarkan manajemen atau manajemen berbasis aktivitas (activity
58
AKUNTANSI MANAJEMEN
based managemen). Manajemen Berbasis Aktivitas (ABM) Dalam
akuntansi, manajemen berbasis aktivitas (ABM) adalah metode analisis
internal yang mengidentifikasi aktivitas bisnis di dalam perusahaan dan
mengevaluasinya berdasarkan biaya yang dikeluarkan oleh aktivitas
dan nilai tambah dari aktivitas.
Manajemen berbasis aktivitas (ABM) adalah metode untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi aktivitas yang dilakukan dalam
bisnis, menggunakan penetapan biaya berbasis aktivitas untuk
melakukan analisis rantai nilai atau inisiatif rekayasa ulang untuk
memperbaiki keputusan strategis dan operasional dalam sebuah
organisasi.
Manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan
aktivitas untuk mengurangi biaya dan meningkatkan nilai pelanggan.
Menurut Kaplan & Robin (1998), ABM dibagi menjadi operasional dan
strategis:
1. Operasional ABM adalah tentang melakukan sesuatu dengan
benar, menggunakan informasi ABC untuk meningkatkan
efisiensi. Aktivitas yang memberi nilai tambah pada produk dapat
diidentifikasi dan diperbaiki. Aktivitas yang tidak menambah
nilai perlu dikurangi untuk memotong biaya tanpa mengurangi
nilai produk.
2. ABM Strategis adalah tentang melakukan hal yang benar,
menggunakan informasi ABC untuk menentukan produk mana
yang akan dikembangkan dan aktivitas mana yang akan
digunakan. Ini juga bisa digunakan untuk analisis profitabilitas
pelanggan, mengidentifikasi pelanggan mana yang paling
menguntungkan dan lebih memusatkan perhatian pada mereka.
Namun demikian, resiko dengan ABM adalah bahwa beberapa
kegiatan memiliki nilai implisit, tidak harus tercermin dalam nilai
finansial yang ditambahkan pada produk apapun. Misalnya, tempat
kerja yang sangat menyenangkan dapat membantu menarik dan
mempertahankan staf terbaik, namun mungkin tidak dapat
diidentifikasi sebagai nilai tambah dalam ABM operasional. Seorang
pelanggan yang mewakili kerugian berdasarkan aktivitas yang
dilakukan, namun siapa yang membuka prospek di pasar baru, dapat
59
AKUNTANSI MANAJEMEN
diidentifikasi sebagai pelanggan dengan nilai rendah melalui proses
ABM yang strategis.
Manajer harus menafsirkan nilai-nilai ini dan menggunakan
ABM sebagai (1) landasan umum namun netral, hal ini memberikan
dasar untuk negosiasi". (2) ABM dapat memberi manajer menengah
pemahaman tentang biaya kepada tim lain untuk membantu mereka
membuat keputusan yang menguntungkan keseluruhan organisasi,
bukan hanya intisari kegiatan mereka.

Dimensi Activity Based Management (ABM)


Menggunakan informasi Activity Based Costing untuk
mengembangkan operasi dan menghilangkan biaya yang tidak bernilai
tambah disebut Activity Based Management (ABM). Menggunakan
Activity Based Management (ABM) untuk menghilangkan Aktivitas
dan Biaya yang Tidak Bernilai Tambah.
Activity Based Management (ABM) menekankan baik pada product
costing maupun process value analysis. Terdapat 2 dimensi pada ABM
yaitu:
1. Cost Dimension
Menyediakan informasi tentang sumber ekonomi, aktivitas,
produk serta konsumen. Dalam dimensi ini dilakukan
penelusuran biaya ke setiap aktivitas, kemudian biaya setiap
aktivitas dibebankan ke produk Dimensi ini sangat bermanfaat
untuk product costing, managemen biaya strategik serta tactical
analysis. Menekankan pada ketelitian alokasi biaya aktivitas ke
setiap produk.
2. Process Dimension
Menyediakan informasi tentang mengapa suatu aktivitas
dilaksanakan dan bagaimana pelaksanaannya. Dimensi ini ingin
mengetahui kinerja setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan.
Dimensi ini menunjukan informasi tentang continoues
improvement yang dilakukan perusahaan.

Penerapan ABM
60
AKUNTANSI MANAJEMEN
Activity based Management lebih komprehensive dibandingakn
ABC. Dari diagram tersebut terlihat bahwa ABC merupakan bagian
dari ABM. ABM dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2
tujuan utama, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan
menyajikan informasi biaya yang lebih akurat
b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya
program-program pengurangan biaya.

Tujuan dan Manfaat ABM


Tujuan ABM
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang
tidak bernilai tambah adalah operasi yang (1) tidak perlu dan tidak
penting (2) perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat dikembangkan.
Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa aktivitas,
biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi
kualitas produk, daya guna, dan nilai yang dirasakan. Jadi ABM
bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang
diserahkan ke konsumen. Oleh karena itu, dapat digunakan untuk
mencapai laba ekstra dengan menyediakan nilai tambah bagi
konsumennya. ABM memusatkan pada akuntabilitas aktivitas –
aktivitas dan bukan pada biaya, ABM menekankan pada maksimalisasi
kinerja secara luas daripada kinerja individual.
Berikut adalah lima langkah yang menyediakan strategi untuk
menghilangkan biaya tak bernilai tambah pada perusahaan manufaktur
dan jasa, yaitu:
1. Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis
aktivitas, yang mengidentifikasi semua aktivitas penting
organisasi.
2. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk
menentukan aktivitas yang bernilai tambah adalah:
a. Apakah aktivitas tersebut perlu?
b. Apakah aktivitas tersebut efisien?

61
AKUNTANSI MANAJEMEN
c. Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang
tidak?
3. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam
mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat
penting untuk memahami jalan dimana aktivitas terhubung
bersama.
Pengerjaan ulang unit yang rusak adalah kegiatan non-nilai
tambah. Pengerjaan ulang ini dipicu oleh identifikasi produk
cacat selama inspeksi. Akar penyebab ulang, bagaimanapun, bisa
berbaring di salah satu dari sejumlah kegiatan sebelumnya.
Mungkin spesifikasi bagian adalah kesalahan. Atau vendor
diandalkan dipilih. Mungkin bagian-bagian yang salah diterima.
Atau kegiatan produksi yang harus disalahkan. Satu set kegiatan
yang saling berhubungan (seperti yang digambarkan di atas)
disebut proses. Kadang-kadang analisis aktivitas ini disebut
sebagai analisis nilai proses (PVA).
4. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara
terus-menerus dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur,
perhatian manajemen mungkin terarah pada aktivitas yang tidak
perlu dan tidak efisien.
5. Melaporkan biaya yang tidak berlilai tambah, biaya tak bernilai
tambah harus disoroti pada laporan pusat biaya. Dengan
mengedintifikasi akktivitas tak bernilai tambah, dan melaporkan
biayanya, manajemen dapat bekerja keras untuk mengembangkan
proses dan menghilangkan biaya tak bernilai tambah.

Manfaat ABM
1. Meningkatkan customer value melalui pengurangan biaya
Mencapai Pengurangan Biaya, dimana aktivitas tak bernilai
tambah dapat diidentifikasi, empat cara bisa digunakan untuk
mengurangi biaya tak bernilai tambah.
a. Mengurangi Aktivitas. Cara ini digunakan secara sederhana
pada aktivitas, dengan mengurangi waktu atau sumber daya
yang digunakan untuk aktivitas tersebut.
62
AKUNTANSI MANAJEMEN
b. Menghilangkan Aktivitas. Pedekatan ini mengasumsikan
aktivitas tersebut sepenuhnya tidak perlu.
c. Memilih Aktivitas. Di bawah strategi ini, aktivitas yang
paling efisien yang dipilih dari serangkaian alternatif atau
Mengefisiensikan aktivitas bernilai tambah dan
mengeliminasi aktivitas – aktivitas tak bernilai tambah.
d. Membagi Aktivitas. Cara ini menemukan jalan untuk
mendapatkan pencapaian yang lebih dari sebuah aktivitas
yang telah ada dengan mengkombinasikan fungsi pada
beberapa cara yang lebih efisien, Mengelompokkan aktivitas
– aktivitas (faktor – faktor yang men-driver biaya – biaya)
dan mengendalikannya.
Contohnya, adalah menggunakan suku cadang yang sama
pada beberapa produk yang berkaitan daripada mendesain
tiap produk untuk menggunakan suku cadang khusus.
2. Bagaimana pengurangan biaya dilaksanakan dalam ABM?
- Fokus utama adalah terhadap non-value-added activities:
a. Activity reduction (pengurangan non-value-added
activities)
b. Activity elimination (penghilangan non-value-added
activities)
- Fokus kedua adalah terhadap value-added activities:
a. Activity selection (pemilihan value-added activities)
b. Activity sharing (pemanfaatan optimum value-added
activities)

Proses ABM
Analisis proses bisnis (Business process analysis):
1. Pengurangan biaya (cost reduction) dilandasi oleh keyakinan
bahwa pemahaman secara mendalam terhadap proses bisnis dan
improvement berkelanjutan terhadap proses tersebut merupakan
penentu efektivitas pengelolaan biaya
2. Pergeseran paradigma terhadap organisasi; dari organisasi sebagai
sekelompok fungsi/departemen ke organisasi sebagai sekumpulan
proses.
63
AKUNTANSI MANAJEMEN
 Business Process Analysis dilakukan dengan tujuan untuk:
1. Memberikan panduan dalam program pengurangan biaya dan
cycle time
2. Improvement terhadap kualitas proses
3. Usaha lain dalam meningkatkan kinerja organisasi

 Tahap Business Process Analysis


1. Mengidentifikasi business process
2. Mengidentifikasi subprocess dan activities
3. Melaksanakan process value analysis
4. Mengembangkan rencana improvement

Process Value Analysis


Process Value Analysis merupakan suatu analisa yang
menghasilkan informasi tentang mengapa dan bagaimana suatu
aktivitas atau pekerjaan dilakukan. Analisa ini menekankan pada upaya
untuk memaksimumkan sistem penilaian kinerja secara keseluruhan
dari pada performance individu. Process Value Analysis dilakukan
dengan 3 langkah di bawah ini:
1. Driver analysis untuk menentukan faktor-faktor yang
menyebabkan biaya suatu Aktivitas.
Setiap aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan
output. Input aktivitas merupakan sumber-sumber ekonomi yang
dibutuhkan dalam melaksanakan suatu aktivitas, sedangkan output
aktivitas merupakan produk yang dihasilkan dari suatu aktivitas. Output
yang dihasilkan oleh suatu akitivitas perlu diukur dalam satuan
kuantitatif tertentu yang disebut dengan Activity Output Measure.
Apabila permintaan akan suatu aktivitas berubah akan
menyebabkan perubahan jumlah biaya aktivitas, akan tetapi satuan
ukuran output aktivitas tidak selalu berhubungan langsung dengan
penyebab timbulnya biaya suatu aktivitas. Oleh karen aitu perlu
dilakukan suatu analisa yang disebut dengan analisa driver. Analisa

64
AKUNTANSI MANAJEMEN
Driver bertujuan untuk menunjukan penyebab munculnya biaya
aktivitas.
2. Activity analysis untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan,
jumlah pekerja yang telibat, waktu dan sumber ekonomi yang
digunakan serta rekomendasi bagi manajemen tentang aktivitas
tersebut. Analisa aktivitas akan diuraikan di bawah ini.
Analisa aktivitas merupakan inti dari process value analysis.
Analisa aktivitas merupakan suatu proses identifikasi, penjabaran serta
evaluasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi.
Analisa aktivitas diharapkan mampu menjawab 4 pertanyaan berikut
ini:
a. Aktivitas-aktivitas apa saja yang dilaksanakan?
b. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan
setiap aktivitas?
c. Berapa jumlah waktu dan sumber-sumber ekonomi lainnya yang
dibutuhkan oleh setiap aktivitas?
d. Bagaimana manfaat aktivitas bagi organisasi secara keseluruhan
organisasi termasuk rekomendasi untuk teyap mempetahankan
nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi.
Dari 4 hal tersebut di atas, hasil akhir dari suatu analisa aktivitas
adalah penentuan nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi. Oleh
karena itu dalam analisa aktivitas, aktivitas dapat dibedakan menjadi 2
jenis aktivitas yaitu:
a. Aktivitas bernilai tambah (value-added activities)
Merupakan aktivitas yang diperlukan untuk tetap dapat
mempertahankan kegiatan operasional perusahaan. Dapat pula
dikatakan bahwa aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang
diperlukan dan sudah dilaksanakan dengan efisien. Biaya untuk
melaksanakan aktivitas bernilai tambah disebut dengan biaya
aktivitas bernilai tambah. Biaya ini merupakan biaya yang
seharusnya terjadi dalam melaksanakan sutau aktivitas. Aktivitas
yang dapat dikategorikan sebagai aktivitas bernilai tambah
meliputi:

65
AKUNTANSI MANAJEMEN
- Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang
dilaukan untuk memuhi peraturan atau perundangan yang
berlaku.
- Discretionary activities, merupakan aktivitas yang dilakukan
untuk memenuhi 3 kriteria berikut yaitu (1) aktivitas
menyebabkan adanya perubahan sifat atau bentuk (2)
perubahan sifat atau bentuk tidak dapat dilakukan oleh
aktivitas sebelumnya (3) aktivitas yang memungkinkan
aktivitas lain untuk dilaksanakan.
b. Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities)
Merupakan aktivitas yang tidak diperlukan atau diperlukan tetapi
dilaksanakan dengan tidak efisien. Biaya untuk melaksanakan
aktivitas ini disebut dengan biaya aktivitas tidak bernilai tambah.
Biaya inilah yang harus dieliminasi karena menimbulkan adanya
pemborosan.
Contohnya:
- Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses
produksi untuk setiap jenis produk
- Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang
dalam proses dan barang jadi dari satu dept. ke departemen
lain.
- Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan
baku, menunggu datangnya BDP yang dikirimkan dari
bagian atau departemen lain
- Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk
meyakinkan bahwa barang telah memenuhi spesifikasi atau
kualitas yang diharapkan.
- Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang
Dalam Proses, produk selesai sebagai persediaan di gudang
menunggu waktu pemakaian atau pengiriman.
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah
penurunan biaya (cost reduction) yang ditimbulkan karena adanya
continues improvement. Dalam lingkungan yang kompetitif,
perusahaan harus mampu mengirimkan produk yang diinginkan
66
AKUNTANSI MANAJEMEN
konsumen, dalam waktu yang tepat serta harga yang rendah. Hal ini
mendorong perusahaan harus selalau melakukan perbaikan yang terus
menerus dalam melaksanakan aktivitasnya. Analisa aktivitas dapat
menurunkan biaya malalui dengan 4 cara berikut ini:
a. Activity elimination
Memfokuskan pada Aktivitas tidak bernilai tambah, dengan
mengidentifikasikan kemudian mengeliminasi aktivitas tersebut.
b. Activity selection
Pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda disebabkan kerena
srtategi yang saling bersaing. Strategi berbeda membutuhkan
aktivitas berbeda. Dipilih aktivitas yang biayanya rendah untuk
hasil yang sama.
c. Activity reduction
Pengurangan waktu dan konsumsi sumber ekonomi yang
diperlukan suatu aktivitas. Pendekatan ini terutama ditujukan
untuk pengingkatan efisiensi dan peningkatan aktivitas tidak
bernilai tambah dapat dihilangkan.
d. Activity sharing
Peningkatan efisiensi aktivitas dengan memanfaatkan skala
ekonomi, khususnya dengan meningkatkan jumlah kuantitas cost
driver tanpa meningkatkan biaya aktivitasnya.
3. Activity Performace Measurement yaitu pengukuran
performance dalam pelaksanaan suatuaktivitas dengan
menggunakan alat ukur finansial maupun non finansial. Alat ukut
yang digunakan harus mampu mengetahui bagaimana suatu
aktivitas dilaksanakan dan hasil yang dicapai. Alat ukur ini juga
diharapkan mampu menunjukan perbaikan yang secara terus
menerus dilakukan perusahaan. Penilaian dipusatkan pada 3 hal
yaitu waktu, kualitas serta efisiensi.
a. Waktu
- Reliability : Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau jumlah
pengiriman
- Responsiveness : cycle time (waktu untuk melaksanakan 1
aktivitas), velocity (jumlah output aktivitas yang dihasilkan
dalam satuan waktu tertentu)
67
AKUNTANSI MANAJEMEN
- Manufacturing cycle efficiency : waktu pemrosesan/(waktu
proses+ waktu perpindahan + waktu inspeksi + waktu
tunggu)
b. Kualitas: jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total
produksi, % kegagalan eksternal, jumlah sisa bahan atau jumlah
bahan yang digunakan. Untuk aktivitas pembelian ukuran kualitas
dapat dinilai dengan Jumlah kesalahan atau jumlah total
permintaan pembelian, jumlah kesalahan setiap order pembelian.
c. Efisiensi
- Efisiensi operasi : Output/bahan, output/JKL, output/ jam
mesin
- Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
- Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah
persediaan, lamanya persediaan.

Customer Profitabilitas Analysis


Kecil kemungkinan sebuah perusahaan mempunyai produk yang
menguntungkan pada saat yang sama, mendatangkan biaya konsumen
yang berhubungan yang bisa menyebabkan hubungan konsumen yang
tidak menguntungkan. Customer profitability analysis menggunakan
ABM untuk menentukan aktivitas, biaya, dan keuntungan yang terkait
dengan melayani konsumen yang istimewa. Misalnya, konsumen X
terkadang mengubah pesanannya setelah dicatat, tetapi konsumen Y
tidak demikian. Kemudian biaya terjadi untuk memperbaharui pesanan
pembelian untuk perubahan harus dicatat dalam cara yang
merefleksikan fakta bahwa konsumen X lebih bertanggung jawab untuk
aktivitas dan biaya tersebut daripada konsumen Y. Sistem manajemen
biaya efektif dapat memperbolehkan manajer memperoleh beberapa
detail biaya.
Banyak faktor dapat menghasilkan konsumen yang lebih
menguntungkan daripada lainnya. Konsumen yang memesan dalam
jumlah kecil, jarang memesan, sering mengubah pesanan mereka,
membutuhkan kemasan khusus atau kehati-hatian, permintaan
pengiriman yang lebih cepat, atau membutuhkan suku cadang khusus
68
AKUNTANSI MANAJEMEN
atau desain mesin yang biasa kurang menguntungkan dibandingkan
dengan konsumen yang tidak meminta keistimewaan dalam pesanan
mereka. Jika manajer mempunyai pengertian yang bagus mana
konsumen yang paling menguntungkan, mereka dapat membuat
keputusan yang lebih baik tentang pelayanan konsumen.
Tugas untuk menetapkan biaya bagi konsumen adalah sebuah
tantangan. Sebuah sistem harus ditempatkan bahwa dimungkinkan
perusahaan untuk mengidentifikasi mana konsumen yang
menggunakan jasa pendukung konsumen dan seberapa sering. Banyak
waktu yang dihabiskan perusahaan pada sebuah perusahaan untuk
membuat penjualan dan untuk menyediakan jasa pendukung terus-
menerus? Biaya ini adalah tambahan untuk biaya produksi produk atau
pada awalnya menyediakan jasa untuk konsumen.

Target Costing, Kaizen Costing, Dan Pengembangan


Berkelanjutan
Untuk tetap kompetitif dalam pasar global saat ini, bisnis harus
berkembang secara terus-menerus. Selain itu, pengembangan terus
menerus ini membutuhkan pengaplikasian lintas spectrum dari aktivitas
bisnis, dari desain dan kualitas produk, melalui operasi produksi dan
manajemen biaya untuk melayani konsumen. Pengembangan
berkelanjutan bisa didefinisikan sebagai usaha terus-menerus untuk
menghilangkan pemborosan, mengurangi waktu tanggapan,
menyederhanakan desain produk dan proses, dan mengembangkan
kualitas dan pelayanan konsumen. Dua pendekatan mengenai
pengembangan berkelanjutan dalam biaya produksi yang digunakan
yaitu teknik yang disebut Target Costing, dan Kaizen Costing.

Target Costing
Target Costing berkenaan dengan merencanakan produk dan
proses yang digunakan untuk berproduksi. Jadi pada akhirnya produk
bisa dihasilkan pada biaya yang memungkinkan perusahaan
menghasilkan keuntungan saat produk terjual pada perkiraan harga
yang dipandu oleh pasar. Perkiraan harga ini disebut Target Price,
69
AKUNTANSI MANAJEMEN
batas keuntungan yang diinginkan disebut Target Profit, dan biaya
dimana produk harus diproduksi disebut Target Costing.
Kaizen Costing
Penggunaan target Costing untuk mendesain produk baru atau
merencanakan proses produksi. Kebalikannya, Kaizen Costing adalah
proses pengurangan biaya selama fase produksi dari sebuah produk
yang telah ada. Kaizen, bermakna berkelanjutan atau pengembangan
setahap demi setahap melalui perbaikan aktivitas kecil-kecilan,
daripada pengembangan besar atau radikal yang dibuat melalui inovasi
atau investasi yang besar dalam teknologi. Idenya sederhana,
pengembangan adalah tujuan dan tanggung jawab setiap pekerja. Dari
CEO sampai pekerja kasar, dalam setiap aktivitas, setiap hari, dan
sepanjang waktu. Melalui usaha yang kecil namun terus-menerus dari
setiap orang, pengurangan signifikan biaya dapat dicapai sepanjang
waktu.
Untuk menolong pencapaian pengurangan biaya yang tersiratkan
oleh konsep Kaizen Costing, tujuan Kaizen Cost tahunan (atau bulanan)
ditetapkan. Kemudian biaya aktual dilampirkan sepanjang waktu dan
dibandingkan dengan Kaizen Cost. Catatan bahwa basis biaya atau titik
rekomendasi adalah prestasi biaya aktual, pada akhr tahun. Sebuah
tujuan Kaizen ditetapkan untuk mengurangi tingkat biaya dan dipotong
dengan biaya tujuan Kaizen. Pada akhir tahun berjalan, biaya aktual
berjalan menjadi basis biaya atau titik referensi untuk tahun depan.
Kemudian, tujuan Kaizen yang baru (lebih rendah) ditentukan, dan
usaha pengurangan biaya berlanjut.
Bagaimana tujuan Kaizen tercapai? Pengurangan terus-menerus
dan keras pada biaya dan aktivitas tak bernilai tambah, menghilangkan
pemborosan, dan pengembangan siklus waktu produksi semuanya
berkontribusi pada usaha tersebut. Tambahan, pengembangan saran dan
tujuan Kaizen dari semua karyawan diperhatikan secara serius dan
diimplementasikan pada saat yang tepat.

Benchmarking

70
AKUNTANSI MANAJEMEN
Benchmarking merupakan suatu pendekatan yang digunakan
dalam penetapan standard untuk membantu mengidentifikasikan
kemungkinan perbaikan aktivitas. Bencmarking ini paling baik
digunakan untuk sebagai standard dalam menilai kinerja suatu aktivitas.
Benchmarking merupakan penentapan standard yang mengacu pada
kinerja yang dicapai suatu bagian yang dianggap baik. Dalam suatu
organisasi, unit-unit yang ada dengan aktivitas yang sama akan saling
diperbandingkan. Unit dengan kinerja yang terbaik akan digunakan
sebagai standard atau patokan, sedangkan yang lainnya harus
mengikutinya.
Selanjutnya unit dengan kinerja terbaik dapat menginformasikan
bagimana mereka mencapai yang terbaik kepada unit yang lain.
Benchmarking ini idealnya juga dibandingkan dengan kompetitor atau
dengan industri lain. Apabila dibandingkan dengan bagian lain dalam
organisasi disebut dengan Internal benchmarking, tetapi apabila
dibandingkan dengan bagian diluar organisasi disebut dengan eksternal
benchmarking, terdapat 3 jenis eksternal benchmarking, yaitu :
a. Competitive benchmarking
b. Functional benchmarking
c. Generic benchmarking

Teori Kendala
Teori kendala (TOC) adalah salah satu alat manajemen
kontemporer yang mendukung perbaikan terus-menerus dan program
manajemen biaya. Teori kendala adalah suatu pendekatan manajemen
yang bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan jangka panjang,
pemikiran pengelolaan yang baik akan hambatan organisasi atau
sumber daya terbatas. Ide kunci dalam TOC adalah untuk
mengidentifikasi kendala dalam sistem yang mencegah organisasi dari
mencapai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi, dalam rangka mencari
dan meringankan kendala tersebut. Selain itu, TOC merekomendasikan
mensubordinasi semua tujuan manajemen lainnya dengan tujuan untuk
memecahkan masalah kendala. Sebagai contoh, jika kapasitas terbatas
dalam sebuah operasi pemesinan tertentu akan meningkatkan waktu
71
AKUNTANSI MANAJEMEN
siklus, mengurangi throughput, dan mengurangi laba, maka manajemen
akan berkonsentrasi banyak pada usaha perluasan kapasitas dan
kemacetan usaha.

Value and Non Value added Cost Reporting


Pelaporan biaya dengan memisahkan biaya aktivitas bernilai
tambah dan biaya aktivitas tidak bernilai tambah. Dengan pelaporan ini,
manajer dengan mudah dapat memfokuskan perhatiannya pada
aktivitas yang tidak bernilai tambah dan secara berangsur-angsur dapat
mengeliminasi aktivitas tersebut.

Trend Reporting
Agar para manajer dapat selalu mengurangi, menghilangkan,
memilih serta berbagi aktivitas yang tidak bernilai tambah dari waktu
ke waktu maka perlu informasi apakah biaya aktivitas yang terjadi telah
mencerminkan hal tersebut. Salah satu informasi yang dapat menjawab
pertanyaan itu adalah dengan membandingkan biaya aktivitas dari
tahun ke tahun untuk dapat dlihat perkembangannya. Laporan kinerja
dengan membandingkan jumlah biaya tidak bernilai tambah dari waktu
ke waktu (atau dengan tahun sebelumnya) disebut dengan Trend
Reporting.
Dengan laporan ini dapat dilihat bagaimana hasil tindakan yang
telah dilakukan manajer untuk mengurangi dan mengeliminasi biaya
aktivitas yang tidak bernilai tambah. Trend Reporting menunjukan hasil
dari perbaikan yang sudah dilakukan manajer untuk memperbaiki
proses pelaksanaan suatu aktivitas.

Anggaran Fleksibel Berdasarkan Aktivitas


Kemampuan mengidentifikasikan perubahan biaya aktivitas
memungkinkan para manajer untuk merencanakan dan memantau
perkembangan aktivitas dengan lebih baik. Pada perusahaan yang
menekankan pada aktivitas, maka anggaran juga disusun berdasar
aktivitas yang ada di perusahaan. Anggaran berdasarkan aktivitas
memungkinkan dilakukannya prediksi berapa jumlah biaya aktivitas
72
AKUNTANSI MANAJEMEN
jika terjadi perubahan jumlah aktivitas yang digunakan. Hal ini berbeda
dengan pendekatan tradisional yang dalam penyusunan anggaran
menggunakan asumsi bahwa semua biaya dipengaruhi oleh cost driver
yang sama, misalnya jumlah unit yang diproduksi, Jam Kerja
langsung/jam mesin.
Pelaporan kinerja apabila perusahaan menggunakan anggaran
fleksibel berbasis aktivitas juga disusun berdasarkan aktivita. Setiap
aktivitas akan dibandingkan antara anggaran dan realisasinya, serta
dihitung selisihnya. Laporan ini disebut dengan laporan kinerja berbasis
aktivitas (Activity based Performance Report). Analisa selisih dalam
anggaran aktivitas memungkinkan manajer untuk memisahkan ke
dalam komponen bernilai tambah dan tidak bernilai tambah,
membedakan selisih yang disebabakan karena harga dan volume, serta
melaporkan biaya untuk kapasitas aktivitas yang digunakan dan tidak
digunakan. Penyusunan Anggaran fleksibel berbasis Aktivitas dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Identifikasi aktivitas yang dianggarkan untuk setiap level
aktivitas, serta dipisahkan antara tetap dan variable
b. Pengumpulan aktivitas yang homogen (cost pool)
c. Penentuan cost driver setiap cost pool
d. Penyusunan anggaran biaya setiap aktivitas, dengan memerinci
ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabelnya

Analisa Selisih
Dalam penilaian kinerja berbasisi aktivitas, perlu ditindak lanjuti
dengan melakukan analisa selisih. Pertama-tama penilaian kinerja
dilakukan dengan membandingkan antara anggaran dan
pelaksanaannya untuk setiap aktivitas. Perbedaannya akan merupakan
selisih (variance) yang dapat bersifat menguntungkan atau merugikan.
Selisih ini kemudian dapat dianalisa dengan memisahkan unsur tetap
dan variabelnya. Dalam analisa selisih juga dilakukan untuk setiap
aktivitas dengan perincian sebagai berikut:
1. Selisih biaya aktivitas tetap (fixed activity variance)
Selisih untuk elemen biaya aktivitas yang sifatnya tetap dapat
dijabarkan menjadi 3 selisih, yaitu:
73
AKUNTANSI MANAJEMEN
a. Fixed spending variance. Merupakan selisih yang
disebabkan karena perbedaan tarip yang telah ditentukan
untuk setiap aktivitas dengan cost driver yang telah
ditetapkan.
b. Fixed volume variance. Merupakan selisih yang menunjukan
biaya untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah
c. Unused activity variance. Menunjukan adanya kapasitas
yang berlebihan untuk suatu aktivitas.
2. Selisih biaya aktivitas variabel (variable activity variance)
a. Variabel spending variance. Merupakan selisih harga yang
baru akan terjadi apabila harga yang dibayar untuk satu unit
sumber ekonomi berbeda dengan yang dianggarkan.
b. Variabel effisiensi variance. Merupakan biaya aktivitas tidak
bernilai tambah yang terjadi untuk melakukan aktivitas
tersebut.

Kegiatan dan Biaya yang Terjadi Selama Umur Produk


(Life Cycle Cost Budgeting)
Merupakan suatu perencanaan yang menekankan pada kegiatan
dan biaya yang terjadi pada kegiatan/tahap-tahap selama umur produk
atau life cycle product. Perkembangan atau daur hidup suatu produk
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap biaya yang akan terjadi.
Biaya selama umur produk atau Life Cycle Cost merupakan jumlah
biaya yang terjadi di seluruh tahapan daur hidup suatu produk selama
produk tersebut ada, dimulai dari tahap perencanaan, perancangan, uji
coba, produksi sampai pengiriman ke konsumsen. Life Cycle Cost
terdiri dari elemen biaya sebagai berikut :
a. Non recurring cost
Meliputi biaya planning, designing, testing yang terjadi pada
tahap pengembangan suatu produk.
b. Manufacturing cost
Meliputi biaya bahan, btkl serta Bop yang terjadi selama proses
pembuatan produk.
c. Logistic cost
74
AKUNTANSI MANAJEMEN
Meliputi biaya advertensi, biaya distribusi yang terjadi selama
proses penyampaian produk dari perusahaan ke konsumen.
d. Customer’s post purchase cost
Meliputi biaya purna jual, garansi yang terjadi setelah produk ada
di konsumen.
Pada pendekatan tradisional, perencanaan dan pengendalian
hanya ditekankan pada biaya manufacturing atau produksi saja, biaya
lainnya dianggap merupakan biaya periode. Untuk dapat memberikan
nilai tambah bagi konsumen,biaya di setiap tahapan perlu dikelola
dengan baik bukan hanya menekankan pada biaya produksi saja.
Seluruh aktivitas yang terjadi selama umur produk menjadi fokus
utama untuk mengelola biaya selama umur produk yang disebut dengan
Life Cycle Cost Management.
Perusahaan harus mengelola aktivitas-aktivitas selama
keberadaan produk agar terjadi pengehamatan selama umur produk.
Life cycle cost management menekankan pada “entire value chain”
yaitu seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang,
mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan memberikan
pelayanan setelah penjualan.
Anggaran dan penilaian performace dapat disusun dan dilakukan
berdasarkan aktivitasaktivitas di setiap tahap selama keberadaan suatu
produk. Laporan ini disebut dengan laporan Kinerja berdasar biaya
selama umur produk (Performance Report: Life-Cycle Costs).

Penilaian Kinerja bersifat Non Financial (Performance Non


Financial)
Dalam pendekatan kontemporer alat penilai kinerja yang bersifat
non finansial mempunyai peranan yang sangat penting. Penekanan
pendekatan ini adalah adanya continues improvement yang memerlukan
adanya evaluasi yang lebih sering. Untuk mencapai adanya perbaikan
yang terus menerus tersebut peran serta para pekerja sangat diperlukan.
Untuk itulah perlu adanya alat ukur kinerja untuk para pekerja pada
level operasional yang disebut dengan Operational Measurer.
Operational measurer menggunakan ukuran phisik unutk menentukan

75
AKUNTANSI MANAJEMEN
performance para karyawan. Pengukuran prestasi operasional meliputi
3 hal berikut ini:
1. Efisiensi
- Efisiensi operasi : Output/bahan, output/JKL, output/ jam
mesin
- Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
- Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah
persediaan, lamanya persediaan
2. Kualitas: jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total
produksi, % kegagalan eksternal, jumlah sisa bahan atau jumlah
bahan yang digunakan. Untuk aktivitas pembelian ukuran
kualitas dapat dinilai dengan Jumlah kesalahan atau jumlah total
permintaan pembelian, jumlah kesalahan setiap order
pembelian.
3. Waktu
- Reliability : Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau
jumlah pengiriman
- Responsiveness : cycle time (waktu untuk melaksanakan 1
aktivitas), velocity (jumlah output aktivitas yang dihasilkan
dalam satuan waktu tertentu)
- Manufacturing cycle efficiency : waktu pemrosesan/ (waktu
proses+ waktu perpindahan + waktu inspeksi + waktu
tunggu)

Pertanyaan Esai
1. Apa itu biaya berbasis manajemen (ABM)? Mengapa diperlukan?
2. ABM dibagi menjadi perasional ABM dan ABM strategis,
jelaskan!
3. Apa saja dimensi dari ABM?
4. Sebutkan dan jelaskan tujuan dan manfaat ABM!
5. Apa yang dimaksud dengan process value analysis dari suatu
kegiatan? Sebutkan langkah-langkah analisisnya!

76
AKUNTANSI MANAJEMEN
6. Mengapa ABM didunakan dalam customer profitabilitas
analysis?
7. Terdapat dua pendekatan mengenai pengembangan berkelanjutan
dalam biaya produksi yang digunakan, sebutkan dan jelaskan!
8. Apa yang dimaksud dengan TOC? Mengapa TOC diperlukan?
9. Apa manfaat penyusunan anggaran berdasarkan aktivitas?
10. Diskusikan langkah-langkah analisis proses bisnis dalam
penerapan ABM di perusahaan manufaktur!

BAB VI
ANALISIS BIAYA, VOLUME DAN LABA
(COST, VOLUME & PROFIT)

Analisis biaya, volume dan laba merupakan suatu alat yang


sangat berguna untuk perencanaan laba dan pengambilan keputusan.
Karena cost-volume-profit analysis menekankan keterkaitan antara
biaya, kuantitas yang terjual dan harga, maka semua informasi
keuangan perusahaan terkandung didalamnya. Cost-volume-profit
analysis (CVP) menekankan hubungan antara biaya, volume (kuantitas
penjualan) dan harga jual. Analisis cost-volume-profit analysis (CVP)

77
AKUNTANSI MANAJEMEN
juga merupakan alat yang berguna untuk mengidentifikasi
permasalahan yang berhubungan dengan perencanaan penjualan dan
membantu perusahaan dalam memecahkan masalah tersebut sehingga
ketepatan pemilihan alternative tindakan dan perumusan kebijakan
masa yang akan datang dapat dilakukan untuk menjalankan bisnis
berkelanjutan (sustainable business).
Berdasarkan permasalahan tersebut, tentunya manajemen
memerlukan informasi untuk menilai mengenai berbagai macam
kemungkinan yang akan berakibat pada berbagai laba yang akan
datang. Pada dasarnya ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi laba
yaitu biaya, harga jual, dan volume baik volume penjualan maupun
volume produksi.

Biaya

Volume
Produksi
Harga
Jual

Volume
Penjualan

78
AKUNTANSI MANAJEMEN
Gambar 6.1
Proses yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Laba (Profit)

Proses di atas, menunjukan bahwa biaya yang timbul untuk


kegiatan pengolahan bahan baku menjadi suatu produk atau jasa akan
mempengaruhi harga jual, tinggi rendahnya harga jual akan
berpengaruh terhadap volume penjualan, selanjutnya volume penjualan
akan menentukan volume produksi, dan pada gilirannya besar kecilnya
volume produksi akan berpengaruh terhadap biaya.
Sebelum membahas pokok bahasan pada bab 6 ini alangkah lebih
baik mereview dan membahas sekilas tentang perilaku biaya; sifat
biaya, biaya variabel dan biaya tetap serta beberapa hal lain yang
berhubungan dengan biaya.

Perilaku Biaya
Kalau saja kita berbicara tentang bisnis mungkin kita akan
membicarakan tentang keuntungan, kerugian dan biaya, dan sebenarnya
keberhasilan dan keuntunganlah yang sebenarnya yang diharapkan
dengan adanya pengeluaran biaya. Tetapi, kenyataannya adalah banyak
bisnis yang tidak berhasil. Bisnis itu sulit, keuntungan bersifat ilusif,
dan persaingan memiliki budaya bahawa suatu bisnis untuk pindah ke
daerah lain di mana keuntungan tersedia. Dan terkadang pemilik bisnis
menjadi frustrasi karena pertumbuhan pendapatan sepertinya membawa
gelombang biaya tambahan, bahkan sampai ke titik mundur.
Bagaimana seseorang secara realistis menilai kelayakan bisnis?
Ini mungkin penilaian bisnis paling penting yang harus dilakukan
seorang manajer. Sebagian besar dari kita diajarkan sejak dini untuk
melakukan yang terbaik dan tidak menyerah, bahkan dalam
menghadapi kesulitan. Dan, ada banyak cerita tentang bisnis yang
berjuang untuk bertahan hidup sejak kecil, namun kemudian menjadi
perusahaan yang sangat sukses. Tapi, sama pentingnya untuk dicatat
bahwa beberapa model bisnis tidak akan bekerja. Anda mungkin telah
mendengar cerita mulut ke mulut tentang dealer mobil yang
mengatakan bahwa dia kehilangan uang untuk setiap penjualan tapi
membuatnya sesuai dengan volume. Tentu saja, matematika tidak akan
79
AKUNTANSI MANAJEMEN
berhasil. Seorang manajer yang baik harus belajar menggunakan
informasi untuk membuat keputusan yang tepat tentang prospek bisnis
mana yang harus dikejar. Metode akuntansi manajerial memberikan
teknik untuk mengevaluasi viabilitas dan kemampuan untuk tumbuh
atau "skala" bisnis. Teknik ini disebut analisis biaya-volume-laba
(CVP).

Sifat Biaya
Sebelum seseorang dapat mulai memahami bagaimana bisnis
akan muncul dari waktu ke waktu dan dengan pergeseran volume,
penting untuk terlebih dahulu mempertimbangkan struktur biaya bisnis.
Hal ini membutuhkan penelusuran ke jenis biaya tertentu yang harus
dikeluarkan dan mencoba memahami atribut unik dari biaya-biaya.

80
AKUNTANSI MANAJEMEN
81
AKUNTANSI MANAJEMEN
BAB IX
HARGA TRANSFER

Pada bab ini akan di bahas mengenai harga transfer yang timbul
karena unit-unit atau berbagai divisi yang ada dalam perusahaan
diperlakukan sebagai pusat laba (profit center) yang diukur prestasinya
berdasarkan kemampuan unit tersebut dalam menghasilkan laba pada
periode tertentu.

Latar Belakang Harga Transfer


Dalam sebuah perusahaan yang organisasinya telah dibagi-bagi
menjadi pusat laba (profit center), transfer barang atau jasa antar pusat
laba tersebut menimbulkan masalah penentuan harga transfer, karena
masing-masing pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan laba, sehingga
setiap transfer barang atau jasa antar pusat laba akan berdampak
masing-masing pihak terkait. Latar belakang timbulnya harga transfer
dapat dihubungkan dengan proses diferensial bisnis dan perlunya
integrasi dalam organisasi yang telah melakukan diferensial bisnis.
Besarnya harga transfer merupakan pendapatan bagi divisi penjual dan
merupakan biaya bagi divisi pembeli. Oleh karena itu penentuan harga
transfer yang dapat diterima oleh divisi penjual dan divisi pembeli
merupakan masalah penting yang harus dihadapi oleh manajmen divisi
maupaun manajemen pusat.

Pengertian Harga Transfer (Transfer Prices)


Istilah harga transfer ini dapat ditemui pada perusahaan yang
organisasinya disusun berdasarkan pusat laba (divisi-divisi) dan di
antara pusat laba terjadi perpindahan, pertukaran atau transfer barang
maupun jasa. harga transfer ini erat hubunganya dengan proses
diferensiasi bisnis sehingga konteks komunikasinya dipandang perlu
integrasi yang atas diferensiasi yang telah dilakukan.
82
AKUNTANSI MANAJEMEN
Harga transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu transfer
barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari
dua pihak yang bertransaksi merupakan pusat laba.
Harga transfer adalah satuan nilai produk atau jasa yang
dibebankan oleh satu divisi ke divisi lainnya pada sebuah organsiasi
yang sama (Purwanto & Prawironegoro, 2013).
Untuk organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit
dipakai sebagai masukan bagi unit lain. Transaksi antar unit ini
mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing. Transfer
pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai
dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit
penjual (selling division) dan unit divisi pembeli (buying divison). Pada
penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang
diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi
yang setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat
laba.
Harga transfer dapat didefinisikan dalam arti luas dan sempit.
Dalam arti luas, harga transfer adalah harga perpindahan barang atau
jasa yang dipertukarkan antar unit-unit atau antar pusat
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. Dalam definisi ini harga
transfer meliputi harga perpindahan barang atau jasa antar pusat biaya,
pusat pendapatan, maupun pusat laba. Dalam arti sempit, harga transfer
adalah harga perpindahan barang atau jasa antara dua pusat biaya tau
lebih. Untuk penilaian kemampuan laba divisi, maka definisi harga
transfer dan arti sempit. Jika dalam sebuah perusahaan mempunyai dua
atau lebih divisi yang saling membeli atau menjual maka perlu dibuat
dua macam keputusan.
Di dalam suatu perusahaan terdapat:
1. Divisi yang menjual produk (barang atau jasa) disebut penjual.
2. Divisi yang membeli produk (barang atau jasa) disebut pembeli.

Oleh karena itu dalam divisi-divisi tersebut perlu dibuat 2 (dua)


macam keputusan, yaitu :

83
AKUNTANSI MANAJEMEN
1. Keputusan pemilihan sumber, adalah menetapkan membeli dari luar
perusahaan atau eksternal (pemasok) atau membeli dari dalam
perusahaan atau internal (divisi penjual).
2. Keputusan penetapan (penentuan) besarnya harga transfer.
Akuntansi keuangan menghendaki agar setiap transaksi
dilakukan dengan pihak luar yang independen sehingga dengan
demikian transaksi tersebut bersifat objektif. Akan tetapi persyaratan
tersebut sukar dipenuhi oleh sebuah pusat laba yang merupakan salah
satu mata rantai dari perusahaan berintegrasi vertikal. Dalam
perusahaan berintegrasi vertikal, setiap pusat laba membeli bahan
bakunya dari pusat laba sebelumnya. Kalau bahan baku tersebut
tersedia di pasar, maka harga pasar tersebut dapat digunakan sebagai
harga transfer, sehingga transaksi interen tersebut masih bersifat
objektif.
Akan tetapi ada kemungkinan semua perusahaan yang termasuk
dalam suatu industri merupakan perusahaan yang berintegrasi masing-
masing memenuhi sendiri kebutuhannya akan bahan baku, sehingga
tidak terdapat pasar bebas untuk bahan mentah tersebut. Dengan
demikian laba yang diperoleh pusat laba tidak mencerminkan laba yang
objektif.

Tujuan Harga Transfer


Penentuan harga transfer antar pusat laba sangat penting jika:
1. Transaksi transfer barang atau jasa antar pusat laba cukup
signifikan,
2. Biaya barang atau asa yang dtransfer merupakan komponen
produk akhir,
3. Profitabilitas merupakan pertimbangan penting di dalam
penilaian prestasi divisi. Sistem harga transfer bertujuan:
a. Untuk memberikan informasi relevan pada setiap pusat laba
dalam menentukan harga transfer,

84
AKUNTANSI MANAJEMEN
b. Untuk memotivasi manajer pusat laba pengirim, pusat laba
penerima, dan kantor pusat dalam membuat keputusan yang
tepat,
c. Untuk menyajikan laporan laba setiap divisi yang secara layak
mengukur prestasi divisi.

Harga transfer yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa


tujuan, antara lain:
1. Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit
usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya
dan pendapatan perusahaan.
2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita
(meningkatkan laba unit usaha namun juga dapat meningkatkan
laba perusahaan)
3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha
individual.
4. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.

Harga kesepakatan merupakan masalha utama dalam mennetukan


harga transfer, karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit
penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit,
harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan
harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka
penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting.

Karakteristik Harga Transfer


1. Masalah harga transfer timbul jika divisi yang terkait diukur
kinerjanya berdasarkan laba divisinya.
Perusahaan yang dibentuk berdasarkan divisi-divisi akan dinilai
kinerjanya berdasarkan laba yang diperoleh, maka manajer pusat
laba sangat peduli terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan laba, termasuk di dalamnya penentuan harga transfer
(baik bagi divisi pembeli/penjual).
2. Harga transfer selalu mengandung unsur laba.

85
AKUNTANSI MANAJEMEN
Bagi divisi penjual, harga transfer merupakan pendapatan yang
pada gilirannya merupakan unsur laba yang dipakai sebagai dasar
penilaian kinerja.
3. Harga transfer merupakan alat mempertegas diversifikasi,
sekaligus mengintegrasikan divisi yang dibentuk.
Proses pembentukan harga transfer memberi kesempatan kepada
manajer divisi yang terkait untuk merunding semua unsur
pembentuk Harga Transfer, karena unsur ini akan mempengaruhi
besar kecilnya laba.

Penentuan Harga Transfer


Beberapa metode penentuan harga transfer yang dapat digunakan
untuk menentukan harga transfer barang atau jasa antar divisi antara
lain sebagai berikut:
1. Harga transfer berdasarkan harga pasar (market based transfer
prices)
2. Harga transfer berdasarkan Biaya ditambah Dengan Laba (cost
based transfer prices)
3. Harga transfer berdasarkan negosiasi (negostiated transfer prices)

Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer


Price)
Penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar adalah biaya
perpindahan produk dari satu divisi yang ke divisi lainnya yang ada
dalam satu organisasi, dimana biaya ditetapkan berdasarkan pada harga
jual produk yang berlaku di pasa. Sehingga harga transfer berdasarkan
harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer yang paling
independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama
dengan harga yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada
kemungkinan untuk memperoleh laba (profit), pada sisi pembeli harga
yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya. Harga teransfer
berdasarkan harga pasar berarti divisi penjual memperlakukan divisi
pembeli sama dengan perusahaan lain yang tidak terintegrasi dengan

86
AKUNTANSI MANAJEMEN
perusahaan tersebut. Sehingga harga transfer yang diberikan kepada
divisi pembeli akan sama dengan harga yang ditetapkan kepasar luar.
Berikut ilustrasi untuk memperjelas informasi harga transfer dengan
berdasarkan harga pasar.
Misalnya, PT. A & H Industri memiliki 3 divisi sebagai pusat
laba yang akan diukur kinerjanya berdasarkan kinerja divisinya. Ketiga
divisi tersebut adalah Divisi A&H-1, divisi A&H-2 dan divisi A&H-3.
Untuk menghasilkan produknya divisi A&H-1 melakukan proses
produksi dengan membeli bahan mentah dari luar, sedangkan divisi
A&H-2 mendapatkan produksnya yang ditransfer dari divisi A&H-1,
demikian juga divisi A&H-3 mendapatkan produk dengan membeli
dari divisi A&H-2. Harga transfer produk yang ditetapkan dilakukan
secara independen yaitu mengikuti harga pasar.
Tabel 9.1
Harga Transfer Antar Divisi Berdasarkan Harga Pasar
Deskripsi A&H-1 A&H-2 A&H-3
Harga Transfer Rp.2.400.000 Rp.5.200.000 Rp.8.500.000
Biaya:
- Bahan baku (Rp.200.000) (Rp.2.400.000) (Rp.5.200.000)
- Tenga kerja langsung (Rp.200.000) (Rp. 300.000) (Rp. 400.000)
- Overhead variabel (Rp.200.000) (Rp. 300.000) (Rp. 400.000)
- Pemasaran variabel (Rp.200.000) (Rp. 300.000) (Rp. 400.000)
- Overhead tetap (Rp.200.000) (Rp. 300.000) (Rp. 400.000)
- Pemasaran tetap (Rp.200.000) (Rp. 300.000) (Rp. 400.000)
- Administrasi & umum (Rp.200.000) (Rp. 300.000) (Rp. 400.000)

Harga transfer produk berdasarkan harga pasar dari divisi dari


A&H-1 ke divisi A&H-2 sebesar Rp.2.400.000, sedangkan divisi
A&H-3 membeli produk dari A&H-2 dengan harga transfer
Rp.5.200.000. Harga transfer berdasarkan harga pasar tentunya bagi
divisi A&H-2 dan divisi A&H-3 dapat lebih memperhatikan biaya
diferensialnya yaitu jika membeli produk dari divisi lain, maka biaya
mana yang dapat terhindarkan dan biaya tak terhindarkan.

Kasus di atas dapat terjadi apabila produk beredar dipasaran dan


harga terbentuk berdasarkan perimbangan permintaan. Namun,
87
AKUNTANSI MANAJEMEN
permasalahannya adalah jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia
di pasar, karena tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan
antar divisi tersedia di pasar. Namun, jika harga pasar tersedia atau
dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan harga pasar.
Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga
kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer
berdasarkan biaya (cost-based transfer price).

Harga Transfer Berdasarkan Biaya Ditambah Dengan Laba (Cost-


Plus-Base Transfer Prices)
Suatu produk memerlukan biaya untuk proses produksinya
hingga produk tersebut sedemikian bentuk dengan berbagai jenis
produk mampu memenuhi permintaan. Untuk itu, perusahaan dapat
menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang
ditimbulkan oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa,
penetapan harga transfer metode ini relatif mudah diterapkan namun
memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan biaya sebagai
harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika
seandainya unit penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal
sehingga menghasilkan biaya yang lebih tinggi dari pada harga pasar,
maka dapat terjadi kecenderungan pembelian barang dari luar. Kedua,
jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan
pernah menghasilkan laba dari setiap transaksi internal. Ketiga,
penentuan harga transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak ada
insentif bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan biaya.
Pada umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya
berdasarkan biaya variabel dan atau biaya tetap dalam bentuk:
1. Biaya penuh (full cost),
2. Biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus markup), dan
3. Kombinasi antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus
fixed fee).

Ada dua keputusan yang harus dibuat dalam sistem harga transfer
berdasarkan biaya:

88
AKUNTANSI MANAJEMEN
1. Bagaimana menentukan besarnya biaya.
2. Bagaimana menentukan besarnya mark up laba
Dalam penentuan harga transfer berdasarkan biaya, basis biaya
yang umum digunakan adalah biaya standard. Biaya actual tidak boleh
digunakan karena faktor inefisiensi produk akan terlewatkan bagi pusat
laba pembelian, jika biaya standard yang digunakan maka dibutuhkan
suatu insentif untuk menentukan standard yang ketat dan meningkatkan
standard tersebut. Hal-hal yang harus diperhatikan jika biaya dijadikan
sebagai dasar penentuan harga transfer:
1. Metode penentuan harga transfer harus mendorong divisi
penjual senantiasa melakukan perbaikan efisiensi dan
produktivitasnya
2. Jika terjadi ketidakefisienan pada divisi penjual, tidak boleh
dialihkan ke divisi pembeli melalui harga transfer.
3. Untuk menentukan harga transfer, harus ada aturan, oleh sebab
itu tiap ada transfer barang harus dilakukan melalui negoisasi.

Harga Transfer = Biaya Penuh + Laba

Lalu biaya penuh yang mana untuk dijadikan dasar pertimbangan


dalam penentuan harga transfer tersebut tetap wajar bagi ke dua divisi
yang terlibat dalam perpindahan produk tersebut. Biaya penuh dapat
menggunakan beberapa pendekatan, diantaranya :
1. Pendekatan full costing
2. Pendekatan variable costing
3. Pendekatan activity based costing

Ketiga pendekatan atas perhitungan biaya tersebut telah di bahas


pada bab sebelumnya baik perilaku biaya, penelusuran biaya, dan
rekayasa biaya pada activity based costing, cara perhitungan dan
penyajian laba rugi dengan pendekatan full costing dan variable
costing. Berikut ilustrasi untuk memperjelas informasi mengenai
penentuan harga transfer dengna menggunakan ketiga pendekatan
tersebut.

89
AKUNTANSI MANAJEMEN
Misalnya, Divisi A-NR dan B-NR merupakan dua divisi yang
terintegrasi pada PT. Nuriza yang dibentuk sebagai pusat laba. Untuk
menghasilkan produknya diperkiraan total aktiva yang ditanamkan
Divisi A-NR pada awal tahun anggaran sebesar Rp.150.000.000, laba
yang diharapkan sebesar 20% total aktiva. Pada akhir tahun 2019
Manajer Divisi A-NR dan divisi B-NR sedang mempertimbangkan
harga transfer produk “XY” untuk tahun anggaran yang akan datang.
Divisi A-NR menghasilkan produk “XY”, dijual keluar perusahaan (ke
pasar) sebanyak 10% dan sisanya ditransfer ke divisi B-NR. Menurut
rencana, divisi A-NR akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak
10.000 unit dengan taksiran biaya biaya penuh untuk anggaran tahun
yang akan datang sebagai berikut:
Tabel 9.2
Taksiran Biaya Penuh Divisi A-NR
Deskripsi Biaya Total Biaya
Biaya Variable :
- Biaya Produksi Rp.38.000.000
- Biaya administrasi Rp. 7.000.000
- Biaya Pemasaran Rp. 3.000.000
Total Biaya Variable Rp.48.000.000
Biaya Tetap :
- Biaya Produksi Rp.24.000.000
- Biaya administrasi Rp. 4.500.000
- Biaya Pemasaran Rp. 2.500.000
Total Biaya Tetap Rp.31.000.000
Total Biaya Penuh Rp.79.000.000

Berdasarkan data informasi biaya penuh di atas, maka dapat


dihitung harga transfer produk “XY” dengan pendekatan full costing
dan variable costing, sebagai berikut:

1. Pendekatan Full Costing


Perhitungan Mark Up:
Biaya administrasi umum tetap Rp. 4.500.000
Biaya pemasaran tetap Rp. 2.500.000
90
AKUNTANSI MANAJEMEN
Laba yang diharapkan (20% x 150.000.000) Rp.30.000.000
-------------------- +
Jumlah Rp.37.000.000
Biaya Produksi Tetap Rp.24.000.000
-------------------- :
Presentase Mark Up 154%

Penentuan Harga Transfer:


Biaya produksi tetap Rp.24.000.000
Mark Up (153% x Rp.24.000.000) Rp.37.000.000
-------------------- +
Harga Trasfer Total Rp.61.000.000
Harga Transfer Per Unit Rp. 6.100

2. Pendekatan Variable Costing


Perhitungan Mark Up:
Total biaya tetap Rp.31.000.000
Laba yang diharapkan (20% x 150.000.000) Rp.30.000.000
-------------------- +
Jumlah Rp.61.000.000
Total Biaya Produksi Variabel Rp.48.000.000
-------------------- :
Presentase Mark Up 127%

Penentuan Harga Transfer:


Total Biaya produksi variable Rp. 48.000.000
Mark Up (127% x Rp.24.000.000) Rp. 61.000.000
-------------------- +
Harga Trasfer Total Rp.109.000.000
Harga Transfer Per Unit Rp. 10.900

Harga Transfer Berdasarkan Negosiasi (Negotiated Transfer


Prices)

91
AKUNTANSI MANAJEMEN
Tidak adanya harga pasar yang dapat dijadikan pembanding
dalam proses penentuan harga transfer, disisi lain antar divisi yang
terlibat dalam proses pertukaran produk dan menimbulkan
permasalahan kesepakatan ketetapan harga transfernya mengingikan
ada keputusan yang saling menguntungkan. Untuk itu, beberapa
perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang
berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga
transfer yang diinginkan. Harga transfer negosisasi memiliki beberapa
kelebihan. Pertama, pendekatan ini melindungi otonomi divisi dan
konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua, manajer divisi
cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba
potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.
Inti dari adanya negosiasi ini adalah untuk menemukan
kesepakatan bersama yang saling menguntungkan (win-win solution)
antara divisi-divisi yang terlibat. Harga transfer negosiasi
mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-
pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan
tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga
transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer pricing ini tidak begitu
mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi sulit yang bisa
menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah pihak yang
terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak akan ada
satu metode transfer price yang terbaik, yang akan diterima mutlak
oleh kedua belah pihak. Dalam proses negosiasi tentunya diperlukan
teknik lobi yang baik antar divisi sebagai bentuk jalinan komunikasi
yang baik yang sekaligus tetap mempertegas divisi-divisi yang terlibat

92
AKUNTANSI MANAJEMEN
pada masalah transfer pricing adalah terintegrasi sama-sama dalam
naungan satu perusahaan dan sama-sama bertanggung jawab atas
kinerja divisi masing-masing. Sehingga divisi-divisi yang terlibat dapat
mengedapankan dan meilih gaya negosiasi menang-menang yang
artinya kesepakatan yang diperoleh harus menguntungkan semua pihak.

Pertanyaaan Esai
1. Jelaskan pengertian harga transfer
2. Mengapa timbul harga transfer antar divisi yang terintegrasi
dalam satu perusahaan? Jelaskan!
3. Jelaskan karakteristik harga transfer!
4. Apa saja tujuan harga transfer?
5. Sebutkan dan jelaskan metode-metode yang dapat digunakan
dalam penentuan harga transfer!
6. Jelaskan karakteristik harga transfer!
7. Dalam ketiadaan harga pasar yang dapat dijadikan dasar
perbandingan dalam penentuan harga transfer barang, mengapa
negosiasi dipandang perlu dilakukan oleh divisi-divis yang
terlibat tranfer pricing?

Latihan
1. PT. Jaya Abadi Sukses memiliki dua divisi A dan divisi B yang
dibentuk sebagai pusat laba. Divisi A menghasilkan produk “Z”
Untuk menghasilkan produknya diperkiraan total aktiva yang
ditanamkan Divisi A-NR pada awal tahun anggaran sebesar
Rp.125.000.000, laba yang diharapkan (ROI) sebesar 20% atas
total aktiva yang ditanamkan. Manajer Divisi A dan divisi B
sedang mempertimbangkan harga transfer produk “Z” untuk
tahun anggaran yang akan datang. Divisi A-NR menghasilkan
produk “Z”, dijual keluar perusahaan (ke pasar) sebanyak 10%
dan sisanya ditransfer ke divisi B. Menurut rencana, divisi A akan

93
AKUNTANSI MANAJEMEN
beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 1.000 unit dengan
taksiran biaya biaya penuh untuk anggaran tahun yang akan
datang sebagai berikut:

Deskripsi Biaya Total Biaya


Biaya Variable :
- Biaya Produksi Rp.15.000.000
- Biaya administrasi Rp. 5.000.000
- Biaya Pemasaran Rp. 3.000.000
Total Biaya Variable Rp.20.000.000
Biaya Tetap :
- Biaya Produksi Rp.25.000.000
- Biaya administrasi Rp. 3.000.000
- Biaya Pemasaran Rp. 2.000.000
Total Biaya Tetap Rp.23.000.000
Total Biaya Penuh Rp.53.000.000

Berdasarkan data informasi biaya penuh di atas, diminta


hitunglah berapa harga transfer total dan harga transfer unit produk “Z”
dengan pendekatan full costing dan variable costing!

2. Divisi NG-1 dan NG-2 merupakan dua divisi yang terintegrasi


pada PT. Nuriza Corp. yang dibentuk sebagai pusat laba. Untuk
menghasilkan produk IR-5.0 diperkiraan total aktiva yang
ditanamkan Divisi NG-1 pada awal tahun anggaran sebesar
Rp.150.000.000, laba yang diharapkan (ROI) sebesar 25% total
aktiva. Manajer Divisi NG-1 dan divisi NG-2 sedang
mempertimbangkan harga transfer produk “IR-5.0” untuk tahun
anggaran yang akan datang. Produk “IR-5.0” yang dihasilkan
divisi NG-1, dijual keluar perusahaan luar sebanyak 10% dan
sisanya ditransfer ke divisi NG-2. Menurut rencana, divisi NG-1
akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 10.000 unit
dengan taksiran biaya biaya penuh untuk anggaran tahun yang
akan datang sebagai berikut:

94
AKUNTANSI MANAJEMEN
Deskripsi Biaya Total Biaya
Biaya Variable :
- Biaya Produksi Rp.32.000.000
- Biaya administrasi Rp.10.000.000
- Biaya Pemasaran Rp. 8.000.000
Total Biaya Variable Rp.50.000.000
Biaya Tetap :
- Biaya Produksi Rp.18.000.000
- Biaya administrasi Rp. 7.000.000
- Biaya Pemasaran Rp. 5.000.000
Total Biaya Tetap Rp.30.000.000
Total Biaya Penuh Rp.80.000.000

Berdasarkan data informasi biaya penuh di atas, diminta


hitunglah berapa harga transfer total dan harga transfer unit produk
“IR-5.0” dengan pendekatan full costing dan variable costing!

95
AKUNTANSI MANAJEMEN
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, D. R., & Mowen, M. M. (1999). Akuntansi Manajemen (1st


ed.). Jakarta: Erlangga.
Husnan, S., & Pudjiastuti, E. (2004). Dasar-Dsar Manajemen
Keuangan. UPP AMP YPKPN.
Kaplan, R. S., & Robin, C. (1998). Cost and Effect: Using Integrated
Cost Systems to Drive Profitability and Performance. Boston:
Harvard Business School Press.
https://www.hbs.edu/faculty/Pages/item.aspx?num=238
Lyn, M. F., & Ormiston, A. (2008). Memahami Laporan Keuangan
(7th ed.). Jakarta: Indeks.
Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen. Edisi 3, Cetakan k 3. Jakarta:
Salemba Empat.
Mulyadi. (2006). Activity Based Cost System : Sistem Informasi Biaya
untuk Pengurangan Biaya (6th ed.). Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Purwanto, A., & Prawironegoro, D. (2013). Akuntansi Manajemen (3rd,
Revisi ed.). Mitra Wacana Media.
Rudianto. (2013). Akuntansi Manajemen ; Informasi Untuk
Pengambilan Keputusan Strategis. Erlangga.
Sartono, A. (2000). Ringkasan Teori Manajemen Keuangan ; Soal dan
Penyelesaianya. BPFE.
Siegel, J. G., & Shim, J. K. (1999). Kamus Istilah Akuntansi
(Terjemahan). Jakarta. Elex Media Komputindo.
Skousen, C. J., & Walther, L. M. (2010). Process and Activity-Based
Costing. In Managerial and Cost Accounting (1st ed., p. 39). The
eBook Company. https://bookboon.com/en/process-and-activity-
based-costing-ebook

96
AKUNTANSI MANAJEMEN
Deri Firmansyah, S.E., M.M. Lahir pada tahun
1984, dari keluarga petani di sebuah kampung di
Jampang Kulon, Kab. Sukabumi Jawa Barat.
Lulus Sarjana pada tahun 2008 di FE Jurusan
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM) Bandung, dan menyelesaikan
Magister di UNIKOM Bandung pada tahun 2016.
Saat ini sedang menyelesaikan Program Doktoral
di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung sejak tahun 2018.
Hingga saat ini telah menerbitkan beberapa artikel karya ilmiah pada
Jurnal Nasional dan Prosiding Internasional dari tahun 2018. Saat ini Ia
mengabdi sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Pasim Sukabumi pada Jurusan Manajemen. Ia dapat ditemui pada Akun
Email: deri@stiepasim.ac.id, idGoogle Scholar: Dery Firmansyah,
ORCID ID : 0000-0001-8372-26-39.
dan

Dadang Saepuloh, S.Pd., M.Pd, Lahir dari keluarga


pedagang dari sebuah kampung di Kab. Garut
Jabar pada tahun 1990.Pada tahun 2013 berhasil
menjadi lulusan terbaik dengan predikat cum-laude
di FKIP Ekonomi Universitas Islam Syekh-Yusuf,
menyelesaikan S2 di Universitas Indraprasta PGRI
Jakarta pada tahun 2016. Saat ini sedang
menyelesaikan Program Doktoral di Universitas
Pendidikan Indonesia pada jurusan pendidikan
ekonomi dari tahun 2018. Sejak SMP sampai MA menempuh pendidikan
islam di pondok pesantren Fauzan Sukaresmi Garut. Saat ini mengabdi
sebagai dosen di Universitas Islam Syekh-Yusuf pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi.Hingga saat ini telah
menerbitkan 15 artikel karya ilmiah pada Jurnal Nasional dan Prosiding
Internasional sejak tahun 2017. Ia bisa ditemuin pada Akun Email:
dsaepuloh@unis.ac.id Google Scholar: Dadang Saepuloh, Researchgate:
Dadang Saepuloh, FB: Dadang Saepuloh, IG: saepuloh_dadang, dan Youtube:
KANG DASA.
“Bakti Kepada Orang Tua Merupakan Manifestasi Kesuksesan
Masa Depan”

97
AKUNTANSI MANAJEMEN
Dwinanto Priyo Susetyo, di lahirkan pada tanggal
23 September 1978, di Sukoharjo Jawa Tengah,
tahun 2002 Menyelesaikan gelar Sarjana Ekonomi
Akuntansi dari Fakultas ekonomi Universitas
Komputer Indonesia, Bandung. Tahun 2014
Menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana dan
memperoleh gelar M.Ak (Magister Akuntansi)
dari Program Maksi FEB Universitas Pancasila
Jakarta. Dengan bidang konsentrasi Audit dan
Pelaporan Keuangan. Saat ini berprofesi sebagai Dosen Tetap jurusan
akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pasim Sukabumi.

98
AKUNTANSI MANAJEMEN
99
AKUNTANSI MANAJEMEN

Anda mungkin juga menyukai