MANAJEMEN
Informasi & Alternatif
Untuk Pengambilan Keputusan
Deri Firmansyah
Dadang Saepuloh
Dwinanto Priyo Susetyo
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
iii
AKUNTANSI MANAJEMEN
Informasi dan Alternatif Untuk Pengambilan Keputusan
Deri Firmansyah
Dadang Saepuloh
Dwinanto Priyo Susetyo
Desain Cover :
Ahmad Khusaeni
Tata Letak :
Shella Aprilia
Proofreader :
Dadang Saepuloh
Ukuran :
12 BAB, 285 Halaman, Uk: 17.5 x 25 cm
ISBN :
9 786239 436940
Cetakan Pertama:
Desember 2020
Diterbitkan oleh:
PT. Bidara Cendekia Ilmi Nusantara
Jl. Perdamaian No.79, Poris Plawad Indah, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten
15141
v
perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang dapat menuntun
perusahaan untuk menemukan dan mengembangkan strategi yang paling tepat
di antara berbagai alternatif pilihan untuk kemudian diimplementasikan
menjadi strategi yang lebih spesifik untuk mencapai tujuan perusahaan yang
didukung dengan data dan informasi yang relevan.
Data dan informasi yang relevan dan memadai sangat dibutuhkan bagi
suatu perusahaan untuk dapat menjalankan strategi sesuai rencana. Sehingga
sangat diperlukan peran Akuntansi Manajemen dalam proses pembangunan
strategi dan pengambilan keputusan-keputusan yang tepat. Karena itulah buku
ini di tulis. Buku ini memberikan gambaran awal dan pemahaman mengenai
pentingnya dukungan yang memadai dari akuntansi manajemen dalam proses
pengambilan keputusan yang tepat bagi kemajuan suatu perusahaan. Selain
itu, buku ini juga diharapkan dapat membantu para mahasiswa dalam
mempelajari konsep-konsep akuntansi manajemen, memperoleh dan
menggunakan berbagai informasi sebagai dasar pertimbangan dalam
mengambil keputusan yang tepat.
Team Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan ................................. 49
viii
Pertanyaan Esai .................................................................... 120
Latihan................................................................................. 165
ix
Pertanyaan Esai .................................................................... 186
x
Latihan................................................................................. 220
Latihan................................................................................. 235
Latihan................................................................................. 254
xi
Manfaat Informasi Kebangkrutan ......................................... 260
xii
BAB I
KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN
1
AKUNTANSI MANAJEMEN
sesuai dengan yang ditargetkan sebelumnya. Mengelola manajemen
sebuah perusahaan sangat penting supaya perusahaan memiliki acuan
dan pegangan sehingga tidak melenceng dari apa yang sudah
ditetapkan. Jika perusahaan salah langkah dalam pengambilan
keputusan perusahaan akan mengalami kerugian yang bisa berakibat
buruk bagi jalannya roda perusahaan. Keputusan yang diambil oleh
pihak manajemen berdasarkan informasi dan laporan dalam akuntansi
manajemen menjadi kunci utama apakah bisa mengontrol dan
memonitor semua komponen dan bagian penting dalam perusahaan.
Oleh karena itulah, mengapa mempelajari dan menguasai akuntansi
manajemen bagi perusahaan itu penting bahkan hukumnya adalah
wajib.
Akuntansi manajemen merupakan jaringan penghubung yang
sistematis dalam penyajian informasi yang berguna dan dapat daya
untuk membantu pimpinan perusahaan dalam usaha mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Informasi akuntansi
manajemen dibutuhkan dan digunakan oleh semua tingkatan dalam
lingkup manajemen, informasi akuntansi manajemen membantu para
manajer menjalankan perannya dalam melakukan aktivitas
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Manajer
menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah serta mengevaluasi kinerja, informasi
akuntansi manajemen dihasilkan melalui pengelolaan dalam suatu
sistem yang disebut sistem informasi akuntansi manajemen.
Sistem informasi akuntansi manajemen adalah suatu sistem
informasi yang menghasilkan output dengan menggunakan input dan
memprosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen. Memang
tidak ada suatu kriteria formal yang menjelaskan sifat masukan (input)
atau pengelolaan atau proses (process), bahkan keluaran (output) dari
sistem informasi akuntansi manajemen. Kriteria tersebut fleksibel dan
tergantung pada tujuan tertentu yang hendak dicapai oleh manajemen.
Sistem informasi akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan utama,
yaitu:
2
AKUNTANSI MANAJEMEN
1. Menyediakan informasi untuk pembiayaan jasa, produk, dan objek
lain yang menjadi kebutuhan atau kepentingan manajemen,
2. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan,
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
User
Gambar 1.1
Model Kerangka Operasional Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
(Hansen & Mowen, 1999)
3
AKUNTANSI MANAJEMEN
Gambar di atas, mengandung tiga kata penting yang terkandung
dalam pengertian sistem informasi akuntansi manajemen meliputi:
1. Masukan (Input)
Masukan adalah data yang direkam akibat peristiwa ekonomi
yang dilakukan didalam perusahaan. Contohnya data yang diinput
dalam akuntansi manajemen adalah jenis bahan baku, harga
bahan baku, tarif upah karyawan, jam kerja, jam lembur, jam
kerja mesin dan lain-lain.
2. Proses (Process)
Proses atau pengelolaan adalah mengubah data menjadi
informasi, contoh proses adalah mengidentifikasi, mengukur,
mengakumulasi, menyiapkan, menganalisis, menginterpretasikan
dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi bisa menggunakan
alat bantu computer atau juga tanpa bantuan alat computer.
3. Keluaran (Output)
Keluaran adalah informasi, informasi adalah laporan yang
dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajemen. Laporan
biaya produk, laporan biaya aktifitas, laporan biaya departemen,
laporan pembelian bahan baku, laporan jam kerja karyawan, dan
lain sebagainya yang digunakan sebagai alat pengambilan
keputusan.
Sebagai suatu
tipe informasi
Akuntansi Akuntansi
Manajemen Keuangan
Sebagai suatu
tipe akuntansi
Akuntansi
Manajemen
Gambar 1.2
Tipe dan Arti Terhadap Akuntansi Manajemen
Target Pengguna
Pemakai utama akuntansi keuangan adalah pihak liuar
perusahaan seperti investor, kreditor, pemerintah dan informasi
keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan laba-rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan perusahaan, laporan arus
kas dan catatan atas laporan keuangan, dan laporan yang dihasilkan
oleh akuntansi keuangan digunakan dalam pengambilan keputusan
seperti apakah akan melakukan investasi atau melakukan penarikan
atas investasi yang dilakukan atau bagi bank untuk memutuskan
memberikan pinjaman atau tidak pada sebuah perusahaan.
Pemakai atau pemakai utama dalam akuntansi manajemen adalah
pihak internal perusahaan, pihak internal perusahaan adalah
manajemen, mulai dari tingkat yang paling bawah hingga tingkat
puncak dan informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk
menjalankan aktifitas perusahaan seperti perencanaan, pengendalian,
penilaian kinerja dan pengambilan keputusan.
8
AKUNTANSI MANAJEMEN
Dasar Pencatatan
Akuntansi keuangan menggunakan prisnsip akuntansi yang lazim
sebagai pedoman dalam mengolah data keuangan untuk disajikan
kepada pemakainya. Penggunaan prinsip yang lazim diperlukan karena
pihak luar memerlukan jaminan bahwa informasi keuangan yang
disajikan oleh berbagai perusahaan, sehingga meredka dapat
mengambil keputusan untuk menentukan dengan perusahaan mana
mereka akan mengadakan hubungan dan dalam bentuk apa hubungan
tersebut akan dilaksanakan.
Dilain pihak, akuntansi manajemen tidak terikat dengan prinsip
akuntansi yang lazim dengan proses pengelolaan informasinya, karena
penggunanya adalah para manajer berbagai jenjang organisasi yang
lebih mementingkan relevansi informasi dengan berbagai keputusan
yang akan dilakukan mereka. Kriteria pokok untuk mengolah data
keuangan dalam akuntansi manajemen adalah manfaat. Jika suatu
prinsip pengukuran tertentu ternyata bermanfaat untuk tujuan-tujuan
tertentu yang akan ditetapkan oleh manajemen, maka prinsip
pengukuran tersebut merupakan praktik akuntansi manajemen yang
dapat diterima. Oleh karena itu, perkembangan akuntansi manajemen
lebih didasarkan atas logika dan pengalaman dan bukan atas dasar
diterma atau tidaknya praktek tersebut secara umum. Tentu saja hal ini
bukan berarti bahwa prinsip akuntansi yang lazim yang mendasari
akuntansi keuangan tidak logis dan tidak dasarkan pengalaman.
Dalam akuntansi manajemen, praktik-praktik yang telah terbukti
bermanfaat dalam suatu perusahaan diharapkan akan menyebar dan
menjadi diterima secara luas diperusahaan-perusahaan lain. Meskipun
demikian, kriteria pokok yang diterapkan dalam akuntansi manajemen
adalah efektif tidaknya suatu prisnsip pengukuruan atau metode bagi
manajemen perusahaan secara individual. Tidak adanya organisasi
yang berwenang untuk mengatur sanksi bagi perusahaan yang menolak
menggunakan praktik-praktik akuntansi manajemen.
9
AKUNTANSI MANAJEMEN
Fokus Informasi
Akuntansi keuangan menekankan untuk mengolah informasi
keuangan masa lalu untuk menggambarkan pertanggungjawaban atas
dana yang dipercayakan oleh pihak luar kepada manajemen suatu
perusahaan.
Akuntansi manajemen mencatat, mengolah dan melaporkan
kejadian-kejadian yang telah terjadi tetapi lebih menkankan pada
informasi kegiatan di masa yang akan datang sebagai dasar pengamilan
keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Karena proses
pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang,
maka informasi keuangan yang relevan adalah informasi keuangan
masa yang akan datang.
Lingkup Informasi
Akuntansi keuangan mengolah dan menyajikan informasi
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh
penggunaan pihak luar membuat keputusan tentang hubungan mereka
dengan perusahaan sebagai keseluruhan, bukan bagian-bagian dalam
perusahaan.
Dilain pihak, akuntansi manajemen mengolah dan menyajikan
informasi keuangan bagian-bagian dari suatu perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan manajer tertentu dalam suatu perusahaan. Hal ini
disebabkan karena manajer biasanya mengambil keputusan hanya
mengenai bagian tertentu dari perusahaan yang menjadi tanggung
jawabnya saja. Tentu saja tidak berarti bahwa akuntansi manajemen
tidak dapat menyajikan informasi keuangan perusahaan secara
keseluruhan, namun fokus akuntansi manajemen adalah terutama pada
bagian perusahaan.
10
AKUNTANSI MANAJEMEN
keuntungan dan sebagai pertanggungjawaban penggunaan dana oleh
manajemen dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan informasi dan
laoran keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen lebih
terperinci dan unsur taksiran lebih dominan dalam informasi yang
disajikan didalamnya dan dapat digunakan untuk mengukur kinerja
manajemen,
Untuk pengambilan keputusan, informasi yang kurang teliti
namun relevan dengan masalah yang sedang dihadapi oleh pengambil
keputusan adalah lebih baik dibandingkan dengan informasi yang teliti
namun disajikan terlambat. Oleh karena itu, akkuntansi manajemen
sebagai suatu sistem pengolah informasi keuangan lebih
menitikberatkan untuk laporan yang terinci dengan memasukkan unsur
ketelitian sebagai hal nomor dua, namun berisi informasi yang relevan
dengan masalah yang sedang dihadapi pengambil keputusan.
11
AKUNTANSI MANAJEMEN
Fungsi-Fungsi, Proses dan Tujuan Akuntansi
Manajemen
1. Fungsi Akuntansi Manajemen
Sebuah perusahaan akan berjalan dengan efektif dan efisien jika
dikelola dengan tepat. Para pengelola perusahaan, yaitu komisaris,
dewan direktur, dan para manajer. Tergabung dalam suatu kelompok
yang disebut manajemen perusahaan. Manajemen inilah yang
bertanggungjawab untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan untuk memenuhi tujuan perusahaan.
2. Proses Akuntansi Manajemen
Aktifitas manajemen adalah proses pokok yang dilakukan oleh
manajemen untuk menjalankan perusahaan antara lain dilakukan
melalui aktivitas-aktivitas berikut:
a. Perencanaan (planning). Manajemen organisasi menentukan
tujuan serta mengidentifikasi strategi dan metode untuk
mencapai tujuan tersebut.
b. Pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian meliputi
pengaturan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk
mencapai tujuan dan strategi yang ditetapkan, termasuk
didalamnya mengembangkan struktur perusahaan untuk
membagi tanggung jawab, tugas dan wewenang pada masing-
masing bagian.
c. Pengarahan dan Pemberian Motivasi (directing/leading).
Proses ini melibatkan aktivitas operasional dari hari ke hari
untuk menjaga kelancaran aktivitas organisasi, antara lain
melalui pemberian tugas kepada karyawan, penyelesaian
masalah rutin, penyelesaian konflik dan komunikasi efektif.
d. Pengendalian (controlling). Pengendalian berfungsi untuk
memastikan tercapainya tujuan organisasi. Aktivitas
manajerial ini memonitor implentasi suatu rencana dan
melakukan tindakan koreksi yang diperlukan. Pengendalian
biasanya dicapai dengan menggunakan umpan balik
(feedback), yaitu informasi yang dapat digunakan untuk
12
AKUNTANSI MANAJEMEN
mengevaluasi dan memperbaiki langkah-langkah yang
dilakukan dalam melaksanakan rencana.
e. Pengambilan Keputusan (decision making) adalah proses
pemilihan suatu alternatif terbaik yang tersedia. Proses
pengambilan keputusan dimulai dari identifikasi masalah,
identifikasi alternative yang tersedia penutupan manfaat dan
biaya setiap alternatif dan penentuan alternatif yang terbaik.
3. Tujuan Akuntansi Manajemen
Adapun tujuan akuntansi manajemen meliputi:
a. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam
menghitung harga pokok jasa, harga pokok produk, dan
tujuan lain yang diinginkan oleh manajemen.
b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam
perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan
berkelanjutan.
c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Direktur
Utama
Direktur Direktur
Produksi Keuangan
Supervisor
Produksi
15
AKUNTANSI MANAJEMEN
Gambar 1.3
Contoh Struktur Organisasi
Informasi
Non Kuantitatif
Informasi
Informasi Non Akuntansi
Informasi Informasi
Kuantitatif Operasi
Informasi
Informasi Akuntansi
Akuntansi Keuangan
Informasi
Akuntansi
Manajemen
Gambar 1.4
Tipe Informasi
Informasi Operasi
Untuk melaksanakan kegiatan perusahaan sehari-hari, manajemen
memerlukan berbagai informasi operasi seperti jumlah persediaan
produk jadi yang ada digudang, jumlah produksi hari ini, jumlah jam
kerja karyawan dalam satu minggu dan jumlah produk yang terjual hari
ini. Informasi operasi ini merupakan bahan baku untuk mengolah tipe
informasi akuntansi yang lain: informasi akuntansi keuangan dan
informasi akuntansi manajemen.
Informasi Akuntansi
18
AKUNTANSI MANAJEMEN
Informasi akuntansi keuangan diperlukan baik oleh manajemen
(biasanya manajemen puncak) maupun pihak luar perusahaan seperti
pemegang saham, bankir, dan kreditur yang lain, instansi pemerintah
dan pihak luar yang lain. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa
informasi akuntansi keuangan ini diperlukan oleh pihak luar untuk
pengambilan keputusan guna menentukan hubungan antara pihak luar
tersebut dengan perusahaan. Informasi akuntansi keuangan ini
dihasilkan oleh system pengolahan informasi keuangan yang disebut
akuntansi keuangan. Informasi keuangan ini umumnya disajikan
kepada pihak luar perusahaan dalam laporan keuangan berbentuk
neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan
modal, laporan arus kas.
20
AKUNTANSI MANAJEMEN
Analisis kemampuan menghasilkan laba dapat diterapkan dalam
berbagai objek informasi, diantaranya produk, keluarga produk
(product line), aktivitas (activities), atau unit organisasi.
3. Mengetahui biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu.
Untuk mengetahui berapa biaya sesuatu, informasi akuntansi
penuh yang bermanfaat adalah biaya penuh masa lalu yang
berkaitan dengan objek biaya. Biaya penuh yang telah dikeluarkan
untuk sesuatu berperan bagi manajemen dalam:
a. Evaluasi konsumsi sumber daya yang dikorbankan untuk
sesuatu
b. Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen
melongok struktur biaya perusahaan pesaing yang digunakan
untuk menghasilkan produk berupa barang atau jasa
c. Pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri
d. Penentuan harga jual produk (barang atau jasa)
e. Penyediaan kemudahan dalam penghilangan pemborosan
dengan menyediakan informasi biaya untuk aktivitas bukan
penambah nilai
f. Penyediaan informasi untuk improvement terhadap tingkat
kemampuan barang atau jasa dalam menghasilkan laba dengan
memantau total biaya daur hidup barang atau jasa
g. Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen
melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan tentang biaya mutu (quality costs). g
4. Penentuan harga jual normal
Informasi akuntansi penuh masa yang akan datang yang
bermanfaat dalam penentuan harga jual normal adalah aktiva
penuh dan biaya penuh. Biaya penuh yang dipakai sebagai dasar
penentuan harga jual normal dapat dihitung dengan salah satu dari
tiga pendekatan, yaitu full costing, variable costing atau activity-
based costing.
5. Penentuan harga transfer
Ada dua macam pendekatan yang digunakan untuk menentukan
harga transfer, yaitu penetuan harga transfer atas dasar biaya (cost-
21
AKUNTANSI MANAJEMEN
based transfer price) dan penetuan harga transfer atas dasar harga
pasar (market-based transfer price).
6. Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah
Informasi akuntansi penuh masa yang akan datang yang
bermanfaat dalam penentuan harga jual yang diatur dengan
peraturan pemerintah adalah aktiva penuh dan biaya penuh. Biaya
penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual yang diatur
dengan peraturan pemerintah dihitung dengan menggunakan
pendekatan full costing.
7. Penyusunan program
Dalam penyusunan program, manajemen memerlukan informasi
akuntansi penuh masa yang akan datang berupa aktiva penuh,
pendapatan penuh dan biaya penuh.
22
AKUNTANSI MANAJEMEN
2. Alternatif yang akan dipilih (Informasi Akuntansi Diferensial)
Jika informasi akuntansi dihubungkan dengan alternative yang
akan dipilih , yang sangat diperlukan oleh manajemen dalam
pengambilan keputusan, maka akan dihasilkan konsep informasi
akuntansi diferensial. Informasi akuntasni diferensial menyajikan
informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya dan atau aktiva yang
berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih, dibandingkan dengan
alternatif tindakan yang berbeda.
Konsep Informasi Akuntansi Diferensial merupakan informasi
akuntansi yang dihubungkan dengan pemilihan alternatif suatu tindakan
tertentu dibandingkan dengan tindakan lain. Dengan kata lain informasi
tersebut diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan
mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik di antara alternatif
yang tersedia.
Pertanyaan Esai
1. Apakah yang dimaksud dengan akuntansi manajemen?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem informasi akuntansi
manajemen? Jelaskan!
3. Deskripsikan masukan, proses dan keluaran pada sistem akuntansi
manajemen?
24
AKUNTANSI MANAJEMEN
4. Sistem informasi manajemen memiliki tiga tujuan, apa saja?
Jelaskan!
5. Jenis informasi apa saja yang membutuhkan sistem informasi
akuntansi manajemen?
6. Siapa saja pengguna sistem informasi manajemen?
7. Sistem informasi akuntansi manajemen untuk apa saja?
8. Perlukah Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan
informasi keuangan maupun non keuangan?
9. Apa yang dimaksud dengan perbaikan berkelanjutan?
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pemberdayaan pegawai?
11. Mengapa pekerja profesional memerlukan informasi manajemen?
Jelaskan!
12. Jelaskan hubungan antara perencanaan, pengendalian dan umpan
balik?
13. Apa saja perbedaan antara akuntansi manajemen dan akuntansi
keuangan?
14. Apa perbedaan posisi lini dan pisisi staff?
15. Apa saja peran controller dan peran treasure pada struktur
organisasi?
25
AKUNTANSI MANAJEMEN
BAB IV
PERHITUNGAN BIAYA
BERDASARKAN AKTIVITAS
(ACTIVITY BASED COSTING)
Gambar 4.1
Skema Urutan Transformasi dalam ABC System
26
AKUNTANSI MANAJEMEN
informasi biaya aktivitas produk atau jasa tersebut ditransfer kepada
manajer untuk perencanaan, pengambilan keputusan, serta
pengendalian biaya.
Metode Activity Based Costing dapat mengendalikan biaya
melalui penyediaan informasi tentang aktivitas yang menjadi penyebab
timbulnya biaya. Metode ini memiliki dasar pemikiran bahwa biaya ada
penyebabnya, dan penyebab biaya dapat dikelola (Mulyadi, 2006).
Sebelum membahas lebih jauh mengenai biaya berdasarkan
aktivitas, alangkah lebih lebih baik dibahas sekilas tentang “proses”
terjadinya “biaya” produk pada produksi manufaktur, Biaya proses
adalah metodologi yang digunakan untuk mengalokasikan total biaya
produksi ke unit homogen yang diproduksi melalui proses
berkesinambungan yang biasanya melibatkan banyak langkah atau
departemen. Perbedaan besar antara biaya kerja dan biaya proses
muncul dalam pekerjaan dalam proses "unit”.
Proses produksi manufaktur dibagi ke dalam pekerjaan tertentu
sesuai dengan bidang dan departemen tertentu yang megkonsumsi
jumlah biaya tertentu juga, mulai bahan baku (raw material)
dipersiapkan, masuk pada tahap pengerjaan dalam proses produksi
(work in proccess); tahap produksi awal, produk setengah jadi hingga
akhinya menjadi produk jadi (finished goods), metode penetapan biaya
pekerjaan terkadang tidak berjalan dengan baik ketika siklus produksi
melibatkan aliran bahan baku terus menerus melalui berbagai
departemen pengolahan, dan keluaran akhir dicirikan sebagai unit.
homogen, masing-masing menampilkan karakteristik dasar yang sama.
Contoh "proses" semacam itu sangat banyak. Bubuk kayu
"diproses" menjadi gulungan kertas raksasa, kilang "mengolah" minyak
mentah menjadi bensin, bijih besi "diproses" menjadi baja, pasir
"diproses" menjadi kaca, dan terjadi secara terus menerus. Sifat fisik
dari "proses" ini membuat sulit untuk mengidentifikasi dan mengaitkan
unit kerja langsung dan bahan langsung tertentu dengan hasil akhir.
27
AKUNTANSI MANAJEMEN
Bahan Baku
(Raw Material)
Gambar 4.2
Proses terjadinya biaya
28
AKUNTANSI MANAJEMEN
Dari pembahasan biaya kerja dan biaya proses munculah
pertanyaan bagaimana menentukan berpakah biaya produk yang akan
dihasilkan, dana adakah pendekatan lain daripada penentuan biaya
dengan metode tradisional. Hal ini menyebabkan peningkatan
pemanfaatan pendekatan unik yang disebut activity-based costing
(ABC). Dapat dijelaskan secara sederhaha bahwa ABC adalah mencoba
membagi produksi menjadi kegiatan intinya, menentukan biaya untuk
aktivitas tersebut, dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut ke
produk berdasarkan berapa banyak aktivitas tertentu yang diperlukan
untuk menghasilkan produk. Sebelum menggali rinciannya, yang
terbaik adalah mempertimbangkan pro dan kontra ABC terlebih dahulu.
Kontra ABC
Salah satu batasan ABC adalah bahwa pelaporan eksternal harus
didasarkan pada metode penetapan biaya penyerapan tradisional.
Penyerapan biaya mensyaratkan pembagian tradisional antara biaya
produk dan biaya periode, dengan persediaan menyerap semua biaya
produksi dan tidak ada biaya periode. Akibatnya, ABC dapat
menghasilkan hasil yang berbeda dari yang dipersyaratkan dalam
prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Karena itu, ABC
biasanya dipandang sebagai pelengkap. Ini digunakan untuk
pengambilan keputusan manajemen internal, namun mungkin tidak
sesuai untuk pelaporan publik (catatan: bila hasil laporan keuangan
agregat tidak berbeda secara materi antara ABC dan metode lainnya,
ABC dapat digunakan untuk keperluan internal dan eksternal).
Fakta bahwa ABC bukan GAAP biasanya berarti bahwa
perusahaan yang ingin mendapatkan keuntungan dari ABC harus
mengembangkan dua sistem penetapan biaya - satu untuk pelaporan
eksternal dan satu untuk manajemen internal. Beberapa perusahaan
merasa mereka memiliki cukup banyak pekerjaan tanpa melalui dua
metode penetapan harga! Kelemahan lain dari ABC adalah bahwa hal
itu biasanya lebih banyak terlibat daripada pendekatan lainnya. Alih-
alih menerapkan semua pabrik di atas dasar yang sederhana seperti jam
30
AKUNTANSI MANAJEMEN
kerja, dibutuhkan pengembangan sejumlah kolam biaya yang harus
dialokasikan secara individual. Dengan kata lain, ABC adalah teknik
yang lebih intensif, dan biaya untuk menerapkannya mungkin tidak
sebanding dengan masalahnya.
Realitas Activity Based Costing (ABC)
Terlepas dari keterbatasan ABC, banyak perusahaan
memanfaatkan metode tersebut. Pencarian internet cepat akan
mengungkapkan jutaan referensi ke pendekatan ini, termasuk berbagai
kelompok konsultan manajemen yang memuji kelebihannya. Seperti
yang mungkin Anda duga, banyak keputusan bisnis penting tentang
takdir suatu produk didasarkan pada penilaian profitabilitas, dan
profitabilitas bermuara hingga membandingkan harga penjualan dengan
biaya. Karena harga jualnya cukup bagus, "keputusan" tentang
bagaimana menentukan biaya produk jelas cukup signifikan dalam
menilai profitabilitas bottom line untuk produk atau layanan individual.
Sekarang, untuk sebuah perusahaan produk tunggal dengan
tingkat persediaan yang cukup stabil, ini banyak yang harus dilakukan
tentang apa-apa. Metode tradisional dan ABC akan mendekati titik
akhir yang sama. Tapi, untuk perusahaan multi produk/jasa, alokasi
biaya sewenang-wenang dapat cukup "membuat atau menghancurkan"
keuntungan yang dirasakan dari setiap produk atau layanan. Seiring
perusahaan tumbuh lebih besar dan lebih beragam, ada kekhawatiran
yang menyertainya tentang bagaimana biaya terjadi. Arguably,
diversifikasi produk telah menjadi faktor utama dalam pengelolaan
perangkat lunak penetapan biaya alternatif seperti ABC.
Pendekatan tipe ABC lainnya adalah kemunculan teknologi
komputer. Sebelum sistem informasi modern, sangat mahal untuk
memanipulasi data. Sebagian besar perusahaan sangat puas tinggal
dengan pendekatan sederhana yang mengalokasikan overhead pabrik
secara tunggal. Kemudahan data yang dapat dikelola di bawah sistem
informasi yang canggih sangat mengurangi tingkat biaya dan kesalahan
yang terkait dengan ABC. Tidak mengherankan bahwa popularitas
metode ini berbanding terbalik dengan biaya pemrosesan data.
Gambar 4.3
Penelusuran Biaya dan Alokasi Biaya pada Output
(Skousen & Walther, 2010)
Gambar 4.4
Konseptual ABC, Driver Sumber Daya Dari Kegiatan
(Skousen & Walther, 2010)
33
AKUNTANSI MANAJEMEN
Satu item terakhir sebelum pindah. gambar 4.3 di atas sangat
sederhana. Sebuah bisnis mungkin memiliki puluhan objek biaya,
ratusan aktivitas, dan sejumlah sumber daya untuk dievaluasi. Sebuah
diagram keterkaitan dapat terlihat seperti desain papan sirkuit tercetak
dengan banyak objek biaya yang memberi makan dari banyak aktivitas
bersama yang pada gilirannya menarik berbagai sumber daya. Pada
titik tertentu, biaya untuk menerapkan dan memantau ABC bisa
melebihi keuntungan. Jangan pernah melupakan tujuan utamanya
adalah membiarkan manajemen merasakan lebih baik biaya produk;
Beberapa tingkat kesewenang-wenangan akan keniscayaan diterima
untuk menghindari komplikasi yang berlebihan.
34
AKUNTANSI MANAJEMEN
Dengan demikian, kalibrasi dapat dilihat sebagai suatu
kegiatan.
• Aktivitas tingkat batch adalah kegiatan yang harus dilakukan,
namun dapat berhubungan dengan satu atau lebih unit output.
Dalam beberapa kasus, pengiriman dapat dilihat sebagai
contoh bagus dari proses batch. Asumsikan bahwa Nil adalah
toko buku online. Beberapa pelanggan hanya memesan satu
buku sementara yang lain memesan dua lusin buku sekaligus.
Dalam setiap kasus, buku pelanggan harus dikemas dan
dikirim. Kira-kira aktivitas yang sama diperlukan terlepas
dari berapa banyak buku yang dimasukkan ke dalam kotak.
• Kegiatan tingkat produk dilakukan pada tingkat produk, tidak
peduli volume produksi. Desain produk, pemasaran produk,
dan sebagainya biasanya disebut sebagai kegiatan yang
memiliki korespondensi satu lawan satu dengan jumlah
produk akhir.
• Aktivitas tingkat pelanggan dapat mengambil banyak bentuk.
Ini termasuk jalur bantuan dukungan teknis, katalog,
panggilan penjualan, dan sebagainya. Anda biasanya
mengharapkan kategori ini tumbuh seiring basis pelanggan
berkembang.
Tingkat aktivitas lainnya mungkin tepat. Beberapa bisnis akan
mengidentifikasi aktivitas tingkat pasar. Misalnya, sebagian besar
kontrak perusahaan global dengan broker pabean independen di setiap
pasar yang dilayani. Dengan demikian, biaya layanan pialang bea cukai
dapat dilihat sebagai fungsi pasar yang dilayani. Ada juga entitas yang
mempertahankan aktivitas.
Identifikasi aktivitas unik untuk setiap perusahaan. "Tingkat" di
atas memberikan kerangka acuan yang sangat membantu dalam
mempertimbangkan aktivitas penting sebuah organisasi. Konsultan
yang berspesialisasi di ABC juga bisa sangat membantu dalam melatih
perusahaan karena mereka mencari aktivitas penting yang akan menjadi
pusat sistem ABC. Sebagai aturan umum, konsultan ini menyarankan
agar (1) mengembangkan daftar setiap aktivitas yang mungkin terjadi,
(2) memisahkan aktivitas sesuai tingkat, dan (3) mencari cara logis
35
AKUNTANSI MANAJEMEN
untuk menggabungkan aktivitas serupa di dalam setiap tingkat (tapi
tidak di tingkat karena ini akan merusak basis biaya aktivitas yang pada
akhirnya akan dialokasikan ke objek biaya).
36
AKUNTANSI MANAJEMEN
tidak ingin produknya menyerap biaya bunga - tidak peduli berapa
banyak yang dia suka melihat bunga! Dan, manajer pemasaran untuk
wilayah setengah jalan di seluruh dunia pasti tidak ingin pasarnya
menanggung biaya - dia dan pelanggannya mungkin tidak pernah
melihat pabriknya. Cukuplah untuk mengatakan bahwa keputusan
alokasi biaya dapat diperdebatkan, dan beberapa biaya mungkin tidak
akan pernah menemukan rumah yang logis. Oleh karena itu, ABC
dapat membuat beberapa biaya tidak terisi.
Tidak dapat dialokasikan tidak berarti "mengabaikan". Meskipun
mungkin sangat logis untuk membiarkan beberapa biaya tidak
dialokasikan untuk tujuan mengidentifikasi biaya produk tertentu atau
objek biaya lainnya, akan sangat sulit untuk melupakan biaya-biaya
tersebut dalam pengelolaan keseluruhan organisasi. Bagaimanapun,
mereka harus dipulihkan. Untuk bertahan, harga harus cukup tinggi
untuk memulihkan biaya yang dialokasikan dan tidak dapat
dialokasikan!
5. Determinasi Tarif Alokasi Per Aktivitas
Setelah biaya untuk setiap aktivitas telah ditentukan secara
agregat, maka perlu untuk menyatukan kolam biaya. Misalnya, jika
kumpulan biaya aktivitas penyusunan katalog berisi katalog
Rp.500.000 dan Rp.200.000, maka biaya katalog yang dialokasikan
masing-masing adalah Rp.2,50.
6. Berlaku Biaya Untuk Objek
Langkah terakhir adalah memanfaatkan tarif berbasis aktivitas
dimenentukan jumlah biaya aktivitas untuk dialokasikan ke setiap
objek biaya. Melanjutkan ilustrasi katalog, kita tahu bahwa biaya yang
dialokasikan dari kolam persiapan katalog masing-masing Rp.2,50.
Tentu saja, ini bukan total biaya, ini hanya jumlah yang dialokasikan.
Total biaya juga termasuk jumlah yang dapat dilacak (percetakan,
ongkos kirim, dan lain lain). Biaya katalog ini, bersama dengan biaya
terkait pelanggan lainnya akan dikompilasi dalam beberapa bentuk
laporan ringkasan. Manajer kemudian akan memiliki ukuran berapa
biaya untuk mendukung satu pelanggan tambahan. Demikian pula,
ukuran akan diproduksi untuk setiap objek biaya tambahan.
37
AKUNTANSI MANAJEMEN
Sistem perhitungan biaya bedasarkan aktivitas (Activity Based
Costing), merupkan proses dua tahap yaitu dengan cara menelusuri
biaya pada aktivitas kemudian menulusuri biaya pada produk. Activity
based costing (ABC) menetapkan biaya overhead manufaktur ke
produk dengan cara yang lebih logis daripada pendekatan tradisional
untuk mengalokasikan biaya berdasarkan jam mesin. Biaya berbasis
aktivitas pertama-tama memberi biaya pada aktivitas yang merupakan
penyebab sebenarnya dari biaya overhead, kemudian kemudian
menetapkan biaya aktivitas tersebut hanya pada produk yang benar-
benar menuntut aktivitas.
Activity based costing telah berkembang dalam beberapa dekade
terakhir karena (1) biaya overhead manufaktur meningkat secara
signifikan, (2) biaya overhead produksi tidak lagi berkorelasi dengan
jam mesin produktif atau jam kerja langsung, (3) keragaman produk
dan keragaman dalam tuntutan pelanggan telah berkembang, dan (4)
beberapa produk diproduksi dalam jumlah besar, sementara yang lain
diproduksi dalam kelompok kecil.
38
AKUNTANSI MANAJEMEN
produksi.nilai biayanya dapat berupa biaya actual yang di bebankan
pada input produksi atau dapat pula berupa angka perkiraan.
Contoh:
Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri sepatu
memperkirakan bahwa overhead untuk tahun tersebut adalah
Rp.100.000.000,00 dan produksi yang diharapkan sebesar 200.000
pasang sepatu, maka:
tarif overhead = Rp.100.000.000/ Rp.200.000 = Rp.500
40
AKUNTANSI MANAJEMEN
Setelah menentukan penggerak tingkat unit, langkah selanjutnya
adalah memperkirakan tingkat output aktivitas yang akan diukur, yaitu
melalui tingkat aktivitas yang diharapkan dan tingkat aktivitas normal.
Tingkat aktivitas yang diharapkan adalah ouput yang diharapkan akan
dicapai perusahaan di masa yang akan datang, sedangkan tingkat
aktivitas normal adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan
pengalaman perusahaan dalam jangka panjang. Aktivitas normal
memiliki keunggulan berupa penggunaan tingkat aktivitas yang sama
dari tahun ke tahun sehingga fluktuasi pembebanan biaya overhead per
unit dari tahun ke tahun relatif rendah.
Gambar 4.4
Pembebanan Overhead dengan Tarif Menyeluruh
Contoh kasus:
Green Corporation, sebuah perusahaan komunikasi, memproduksi dua
jenis telelpon, yaitu telepon regular dan telepon tanpa kabel. Berikut
adalah data estimasi dan data aktual tahun 2017:
41
AKUNTANSI MANAJEMEN
Overhead yang dianggarkan Rp.60.000.000
Aktivitas yang diharapkan (dalam jam TK langsung) 100.000
Aktivitas aktual (dalam jam TK langsung) 100.000
Overhead aktual Rp.380.000.000
= Rp.360.000.000
100,000 jam TK langsung
= Rp.3600.000,-
1. Kalkulasi Biaya Per Unit : Tarif Pabrik Menyeluruh
42
AKUNTANSI MANAJEMEN
Gambar 4.5
Pembebanan Overhead dengan Tarif Departemental
Pabrikasi Perakitan
Overhead yang dianggarkan Rp.252.000.000 Rp.108.000.000
Aktivitas yang dianggarkan dan
aktual (jam TK langsung)
Tanpa kabel 7.000 3.000
Reguler 13.000 77.000
Jam TK langsung 20.000 80.000
Aktivitas yang dianggarkan aktual (jam mesin)
Tanpa kabel 4.000 1.000
43
AKUNTANSI MANAJEMEN
Reguler 36.000 9.000
40.000 10.000
47
AKUNTANSI MANAJEMEN
penggerak dengan menekankan hubungan sebab akibat. ABC
menggunakan penggerak aktivitas berdasarkan unit maupun non unit.
Gambar 4.6
Pembebanan Biaya dengan Activity Based Costing
48
AKUNTANSI MANAJEMEN
Fokus dari ABC adalah aktivitas sehingga identifikasi aktivitas
menjadi langkah pertama dalam ABC. Aktivitas merupakan tindakan-
tindakan yang harus diambil atau setiap pekerjaan yang dilakukan.
Setelah teridentifikasi, cari atribut aktivitas untuk menjelaskan dan
mengklasifikasikan aktivitas lebih lanjut. Atribut aktivitas (activity
attribute) adalah jenis informasi keuangan maupun non keuangan yang
menggambarkan setiap aktivitas. Atribut aktivitas digunakan untuk
mengelompokan aktivitas terkait ke dalam kelompok-kelompok yang
menjadi landasan bagi pengelompokan biaya sejenis. Aktivitas yang
berkaitan dikelompokan untuk membentuk kumpulan sejenis yang: (a)
secara logika berkorelasi, (b) memiliki rasio konsumsi yang sama untuk
setiap produk.
Kumpulan aktivitas diklasifikasikan menjadi salah satu dari
empat kategori umum aktivitas berikut ini:
Tingkat unit,
aktivitas yang dilakukan setiap suatu unit diproduksi, contoh
pengujian produk
Tingkat batch,
Aktivitas yang dilakukan setiap batch barang diproduksi, contoh:
persiapan, pemeriksaan, jadwal produksi, penanganan bahan
Tingkat produk,
Aktivitas yang dilakukan untuk mendukung berbagai produk
yang diproduksi perusahaan. Contoh: perubahan rekayasa,
pengembangan prosedur pengujian produk, pemasaran produk,
rekayasa produk.
Tingkat fasililtas,
Aktivitas yang menopang proses umum manufaktur suatu pabrik.
Contoh: manajemen pabrik, landscaping, keamanan, pajak
kekayaan, dan penyusutan pabrik.
Dengan menggunakan kasus Green Corp, berikut ini adalah
informasi tambahan terkait dengan rincian aktivitas yang
dilakukan selama proses produksi.
49
AKUNTANSI MANAJEMEN
Ukuran penggunaan Aktivitas
Tahap II
Tanpa kabel Reguler
Biaya utama Rp.78.000.000 Rp.738.000.000
Sbiaya overhead
Kelompok tk. batch
(Rp.6.000.000 x 20) 120.000.000
50
AKUNTANSI MANAJEMEN
(Rp.6.000.000 x 10) 60.000.000
Kelompok tk. unit
(Rp.3.600 x 5000) 18.000.000
(Rp. 3.600 x 45.000) 162.000.000
Total biaya produksi Rp.960.000.000
Unit produksi 10.000
Biaya per unit Rp. 216.000 Rp. 96.000
54
AKUNTANSI MANAJEMEN
1. Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali
suatu unit diproduksi, contoh pemesinan dan perakitan
2. aktivitas tingkat batch adalah aktivitas yang dilakukan setiap
suatu batch produk diproduksi, contoh penyetelan, pengawasan
(kecuali apabila setiap unit diperiksa), jadwal produksi, dan
penanganan bahan.
3. aktivitas tingkat produk adalah aktivias yang dilakukan bila
diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi
oleh perusahaan, contoh perubahan teknik, pengembangan
prosedur pengujian produk, pemasaran produk, rekayasa teknk
produk, dan pengiriman.
4. aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses
umum diproduksi suatu pabrik, contoh manajemen pabrik, tata
letak, pendukung program komunitas, keamanan, pajak kekayaan,
dan penyusutan di pabrik.
55
AKUNTANSI MANAJEMEN
digunakan untuk menentukan keakuratan biaya pelanggan dan
pemasok.
1. Perhitungan biaya pelanggan berdasarkan aktivitas
Para pelanggan adalah obyek-obyek biaya dasar, para pelanggan
dapat memakai aktivitas penggerak pelanggan dalam proporsi yang
berbeda. Sumber-sumber dari keanekaragaman pelanggan meliputi
beberapa hal seperti frekuensi pesanan, frekuensi pengiriman, jarak
geografis, dukungan penjualan dan promosi, dan kebutuhan dukungan
rekayasa teknik. Pengetahuan biaya untuk melayani pelanggan penting
untuk penentuan harga, menentukan bauran pelanggan, dan
meningkatkan laba.
Pembebanan biaya dari costumer service pada pelanggan,
dilakukan dengan cara yang sama untuk biaya produksi yang
dibebankan pada produk.
2. Perhitungan biaya pemasok berdasarkan aktivitas
Perhitungan biaya berdasarkan akivitas juga dapat membantu
manajer untuk mengidentifikasikan biaya yang sebenarnya dari para
pemasoknya. Biaya seorang pemasok lebih banyak dari pembelian
komponen atau bahan yang dibutuhkan. sebagaimana halnya dengan
pelanggan, pemasok dapat mempengaruhi banyak aktivitas internal
perusahaan dan secara signifikan meningkatkan biaya pembelian.
Pembebankan biaya aktivitas yang berhubungan dengan pemasok
ke pemasok mengikuti pola yang sama sebagaimana perhitungan biaya
produk dan pelanggan berdasarkan aktivitas (ABC).
Pertanyaan Esai
1. Apa yang dimaksud dengan konsep biaya per unit?
2. Sebutkan sistem pengukuran biaya yang umum digunakan?
Jelaskan!
3. Apa yang dimakud dengan penggerak aktivitas tingkat unit?
4. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan sistem biaya
tradisional?
56
AKUNTANSI MANAJEMEN
5. Penggerak tingkat unit apa saja yang biasa digunakan untuk
melakukan perhitungan kalkulasi biaya produk tradisional?
6. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap prosedur untuk menerapkan
ABC!
7. Apa yang menjadi fokus dari Activity Based Costing (ABC)?
Jelaskan!
8. Apa manfaat diterapkannya sistem ABC?
9. Bagaimanakah cara perhitungan biaya produk bedasarkan fungsi
(departemental)?
10. Perhitungan tarif overhead keseluruhan pabrik untuk biaya
berdasarkan fungsi terdiri dari dua tahap, sebutkan apa saja dan
jelaskan!
11. Deskripsikan dengan singkat mengenai keterbatasan sistem
akuntansi biaya berdasarkan fungsi!
12. Bagaimanakah cara pengelompokan biaya berdasarkan aktivitas
yang homogen? Jelaskan!
13. Apa yang menjadi dasar atau sumber-sumber perhitungan biaya
pelanggan dan pemasok berdasarkan aktivitas? Jelaskan!
Latihan
1. Sebuah perusahaan sparepart memperkirakan bahwa overhead
tahun 2011 adalah Rp.80.000.000,- dan produksi yang diharapkan
adalah sebesar 160.000 unit, berapakah tarif untuk overhead-nya?
2. Soal kasus: Green Corp. adalah perusahaan telekomunikasi,
memproduksi dua jenis telepon yaitu telepon reguler dan telepon
tanpa kabel. Green Corp, mendasarkan tarif overhead
departemental pada jam mesin untuk pabrikasi dan pada jam
tenaga kerja langsung untuk perakitan. Berikut adalah data
departemental tahun 2017:
Pabrikasi Perakitan
Overhead yang dianggarkan Rp.145.000.000 Rp.115.000.000
Aktivitas yang dianggarkan dan aktual
(jam TK langsung)
57
AKUNTANSI MANAJEMEN
Tanpa kabel 4.000 1500
Reguler 6.000 68.500
Jam TK langsung 10.000 70.000
Aktivitas yang dianggarkan aktual (jam mesin)
Tanpa kabel 2.000 500
Reguler 28.000 9.500
30.000 10.000
Berdasarkan kalkulasi biaya per unit dan tarif pabrik departemental,
diminta:
a. Hitunglah tarif pabrikasi / jam mesin!
b. Hitunglah tarif perakitan / jam TK langsung! dan,
c. Hitunglah overhead yang dibebankan!
BAB V
BIAYA BERDASARKAN MANAJEMEN
(ACTIVITY BASED MANAGEMENT)
Penerapan ABM
60
AKUNTANSI MANAJEMEN
Activity based Management lebih komprehensive dibandingakn
ABC. Dari diagram tersebut terlihat bahwa ABC merupakan bagian
dari ABM. ABM dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2
tujuan utama, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan
menyajikan informasi biaya yang lebih akurat
b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya
program-program pengurangan biaya.
61
AKUNTANSI MANAJEMEN
c. Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang
tidak?
3. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam
mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat
penting untuk memahami jalan dimana aktivitas terhubung
bersama.
Pengerjaan ulang unit yang rusak adalah kegiatan non-nilai
tambah. Pengerjaan ulang ini dipicu oleh identifikasi produk
cacat selama inspeksi. Akar penyebab ulang, bagaimanapun, bisa
berbaring di salah satu dari sejumlah kegiatan sebelumnya.
Mungkin spesifikasi bagian adalah kesalahan. Atau vendor
diandalkan dipilih. Mungkin bagian-bagian yang salah diterima.
Atau kegiatan produksi yang harus disalahkan. Satu set kegiatan
yang saling berhubungan (seperti yang digambarkan di atas)
disebut proses. Kadang-kadang analisis aktivitas ini disebut
sebagai analisis nilai proses (PVA).
4. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara
terus-menerus dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur,
perhatian manajemen mungkin terarah pada aktivitas yang tidak
perlu dan tidak efisien.
5. Melaporkan biaya yang tidak berlilai tambah, biaya tak bernilai
tambah harus disoroti pada laporan pusat biaya. Dengan
mengedintifikasi akktivitas tak bernilai tambah, dan melaporkan
biayanya, manajemen dapat bekerja keras untuk mengembangkan
proses dan menghilangkan biaya tak bernilai tambah.
Manfaat ABM
1. Meningkatkan customer value melalui pengurangan biaya
Mencapai Pengurangan Biaya, dimana aktivitas tak bernilai
tambah dapat diidentifikasi, empat cara bisa digunakan untuk
mengurangi biaya tak bernilai tambah.
a. Mengurangi Aktivitas. Cara ini digunakan secara sederhana
pada aktivitas, dengan mengurangi waktu atau sumber daya
yang digunakan untuk aktivitas tersebut.
62
AKUNTANSI MANAJEMEN
b. Menghilangkan Aktivitas. Pedekatan ini mengasumsikan
aktivitas tersebut sepenuhnya tidak perlu.
c. Memilih Aktivitas. Di bawah strategi ini, aktivitas yang
paling efisien yang dipilih dari serangkaian alternatif atau
Mengefisiensikan aktivitas bernilai tambah dan
mengeliminasi aktivitas – aktivitas tak bernilai tambah.
d. Membagi Aktivitas. Cara ini menemukan jalan untuk
mendapatkan pencapaian yang lebih dari sebuah aktivitas
yang telah ada dengan mengkombinasikan fungsi pada
beberapa cara yang lebih efisien, Mengelompokkan aktivitas
– aktivitas (faktor – faktor yang men-driver biaya – biaya)
dan mengendalikannya.
Contohnya, adalah menggunakan suku cadang yang sama
pada beberapa produk yang berkaitan daripada mendesain
tiap produk untuk menggunakan suku cadang khusus.
2. Bagaimana pengurangan biaya dilaksanakan dalam ABM?
- Fokus utama adalah terhadap non-value-added activities:
a. Activity reduction (pengurangan non-value-added
activities)
b. Activity elimination (penghilangan non-value-added
activities)
- Fokus kedua adalah terhadap value-added activities:
a. Activity selection (pemilihan value-added activities)
b. Activity sharing (pemanfaatan optimum value-added
activities)
Proses ABM
Analisis proses bisnis (Business process analysis):
1. Pengurangan biaya (cost reduction) dilandasi oleh keyakinan
bahwa pemahaman secara mendalam terhadap proses bisnis dan
improvement berkelanjutan terhadap proses tersebut merupakan
penentu efektivitas pengelolaan biaya
2. Pergeseran paradigma terhadap organisasi; dari organisasi sebagai
sekelompok fungsi/departemen ke organisasi sebagai sekumpulan
proses.
63
AKUNTANSI MANAJEMEN
Business Process Analysis dilakukan dengan tujuan untuk:
1. Memberikan panduan dalam program pengurangan biaya dan
cycle time
2. Improvement terhadap kualitas proses
3. Usaha lain dalam meningkatkan kinerja organisasi
64
AKUNTANSI MANAJEMEN
Driver bertujuan untuk menunjukan penyebab munculnya biaya
aktivitas.
2. Activity analysis untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan,
jumlah pekerja yang telibat, waktu dan sumber ekonomi yang
digunakan serta rekomendasi bagi manajemen tentang aktivitas
tersebut. Analisa aktivitas akan diuraikan di bawah ini.
Analisa aktivitas merupakan inti dari process value analysis.
Analisa aktivitas merupakan suatu proses identifikasi, penjabaran serta
evaluasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi.
Analisa aktivitas diharapkan mampu menjawab 4 pertanyaan berikut
ini:
a. Aktivitas-aktivitas apa saja yang dilaksanakan?
b. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan
setiap aktivitas?
c. Berapa jumlah waktu dan sumber-sumber ekonomi lainnya yang
dibutuhkan oleh setiap aktivitas?
d. Bagaimana manfaat aktivitas bagi organisasi secara keseluruhan
organisasi termasuk rekomendasi untuk teyap mempetahankan
nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi.
Dari 4 hal tersebut di atas, hasil akhir dari suatu analisa aktivitas
adalah penentuan nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi. Oleh
karena itu dalam analisa aktivitas, aktivitas dapat dibedakan menjadi 2
jenis aktivitas yaitu:
a. Aktivitas bernilai tambah (value-added activities)
Merupakan aktivitas yang diperlukan untuk tetap dapat
mempertahankan kegiatan operasional perusahaan. Dapat pula
dikatakan bahwa aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang
diperlukan dan sudah dilaksanakan dengan efisien. Biaya untuk
melaksanakan aktivitas bernilai tambah disebut dengan biaya
aktivitas bernilai tambah. Biaya ini merupakan biaya yang
seharusnya terjadi dalam melaksanakan sutau aktivitas. Aktivitas
yang dapat dikategorikan sebagai aktivitas bernilai tambah
meliputi:
65
AKUNTANSI MANAJEMEN
- Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang
dilaukan untuk memuhi peraturan atau perundangan yang
berlaku.
- Discretionary activities, merupakan aktivitas yang dilakukan
untuk memenuhi 3 kriteria berikut yaitu (1) aktivitas
menyebabkan adanya perubahan sifat atau bentuk (2)
perubahan sifat atau bentuk tidak dapat dilakukan oleh
aktivitas sebelumnya (3) aktivitas yang memungkinkan
aktivitas lain untuk dilaksanakan.
b. Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities)
Merupakan aktivitas yang tidak diperlukan atau diperlukan tetapi
dilaksanakan dengan tidak efisien. Biaya untuk melaksanakan
aktivitas ini disebut dengan biaya aktivitas tidak bernilai tambah.
Biaya inilah yang harus dieliminasi karena menimbulkan adanya
pemborosan.
Contohnya:
- Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses
produksi untuk setiap jenis produk
- Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang
dalam proses dan barang jadi dari satu dept. ke departemen
lain.
- Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan
baku, menunggu datangnya BDP yang dikirimkan dari
bagian atau departemen lain
- Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk
meyakinkan bahwa barang telah memenuhi spesifikasi atau
kualitas yang diharapkan.
- Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang
Dalam Proses, produk selesai sebagai persediaan di gudang
menunggu waktu pemakaian atau pengiriman.
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah
penurunan biaya (cost reduction) yang ditimbulkan karena adanya
continues improvement. Dalam lingkungan yang kompetitif,
perusahaan harus mampu mengirimkan produk yang diinginkan
66
AKUNTANSI MANAJEMEN
konsumen, dalam waktu yang tepat serta harga yang rendah. Hal ini
mendorong perusahaan harus selalau melakukan perbaikan yang terus
menerus dalam melaksanakan aktivitasnya. Analisa aktivitas dapat
menurunkan biaya malalui dengan 4 cara berikut ini:
a. Activity elimination
Memfokuskan pada Aktivitas tidak bernilai tambah, dengan
mengidentifikasikan kemudian mengeliminasi aktivitas tersebut.
b. Activity selection
Pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda disebabkan kerena
srtategi yang saling bersaing. Strategi berbeda membutuhkan
aktivitas berbeda. Dipilih aktivitas yang biayanya rendah untuk
hasil yang sama.
c. Activity reduction
Pengurangan waktu dan konsumsi sumber ekonomi yang
diperlukan suatu aktivitas. Pendekatan ini terutama ditujukan
untuk pengingkatan efisiensi dan peningkatan aktivitas tidak
bernilai tambah dapat dihilangkan.
d. Activity sharing
Peningkatan efisiensi aktivitas dengan memanfaatkan skala
ekonomi, khususnya dengan meningkatkan jumlah kuantitas cost
driver tanpa meningkatkan biaya aktivitasnya.
3. Activity Performace Measurement yaitu pengukuran
performance dalam pelaksanaan suatuaktivitas dengan
menggunakan alat ukur finansial maupun non finansial. Alat ukut
yang digunakan harus mampu mengetahui bagaimana suatu
aktivitas dilaksanakan dan hasil yang dicapai. Alat ukur ini juga
diharapkan mampu menunjukan perbaikan yang secara terus
menerus dilakukan perusahaan. Penilaian dipusatkan pada 3 hal
yaitu waktu, kualitas serta efisiensi.
a. Waktu
- Reliability : Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau jumlah
pengiriman
- Responsiveness : cycle time (waktu untuk melaksanakan 1
aktivitas), velocity (jumlah output aktivitas yang dihasilkan
dalam satuan waktu tertentu)
67
AKUNTANSI MANAJEMEN
- Manufacturing cycle efficiency : waktu pemrosesan/(waktu
proses+ waktu perpindahan + waktu inspeksi + waktu
tunggu)
b. Kualitas: jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total
produksi, % kegagalan eksternal, jumlah sisa bahan atau jumlah
bahan yang digunakan. Untuk aktivitas pembelian ukuran kualitas
dapat dinilai dengan Jumlah kesalahan atau jumlah total
permintaan pembelian, jumlah kesalahan setiap order pembelian.
c. Efisiensi
- Efisiensi operasi : Output/bahan, output/JKL, output/ jam
mesin
- Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
- Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah
persediaan, lamanya persediaan.
Target Costing
Target Costing berkenaan dengan merencanakan produk dan
proses yang digunakan untuk berproduksi. Jadi pada akhirnya produk
bisa dihasilkan pada biaya yang memungkinkan perusahaan
menghasilkan keuntungan saat produk terjual pada perkiraan harga
yang dipandu oleh pasar. Perkiraan harga ini disebut Target Price,
69
AKUNTANSI MANAJEMEN
batas keuntungan yang diinginkan disebut Target Profit, dan biaya
dimana produk harus diproduksi disebut Target Costing.
Kaizen Costing
Penggunaan target Costing untuk mendesain produk baru atau
merencanakan proses produksi. Kebalikannya, Kaizen Costing adalah
proses pengurangan biaya selama fase produksi dari sebuah produk
yang telah ada. Kaizen, bermakna berkelanjutan atau pengembangan
setahap demi setahap melalui perbaikan aktivitas kecil-kecilan,
daripada pengembangan besar atau radikal yang dibuat melalui inovasi
atau investasi yang besar dalam teknologi. Idenya sederhana,
pengembangan adalah tujuan dan tanggung jawab setiap pekerja. Dari
CEO sampai pekerja kasar, dalam setiap aktivitas, setiap hari, dan
sepanjang waktu. Melalui usaha yang kecil namun terus-menerus dari
setiap orang, pengurangan signifikan biaya dapat dicapai sepanjang
waktu.
Untuk menolong pencapaian pengurangan biaya yang tersiratkan
oleh konsep Kaizen Costing, tujuan Kaizen Cost tahunan (atau bulanan)
ditetapkan. Kemudian biaya aktual dilampirkan sepanjang waktu dan
dibandingkan dengan Kaizen Cost. Catatan bahwa basis biaya atau titik
rekomendasi adalah prestasi biaya aktual, pada akhr tahun. Sebuah
tujuan Kaizen ditetapkan untuk mengurangi tingkat biaya dan dipotong
dengan biaya tujuan Kaizen. Pada akhir tahun berjalan, biaya aktual
berjalan menjadi basis biaya atau titik referensi untuk tahun depan.
Kemudian, tujuan Kaizen yang baru (lebih rendah) ditentukan, dan
usaha pengurangan biaya berlanjut.
Bagaimana tujuan Kaizen tercapai? Pengurangan terus-menerus
dan keras pada biaya dan aktivitas tak bernilai tambah, menghilangkan
pemborosan, dan pengembangan siklus waktu produksi semuanya
berkontribusi pada usaha tersebut. Tambahan, pengembangan saran dan
tujuan Kaizen dari semua karyawan diperhatikan secara serius dan
diimplementasikan pada saat yang tepat.
Benchmarking
70
AKUNTANSI MANAJEMEN
Benchmarking merupakan suatu pendekatan yang digunakan
dalam penetapan standard untuk membantu mengidentifikasikan
kemungkinan perbaikan aktivitas. Bencmarking ini paling baik
digunakan untuk sebagai standard dalam menilai kinerja suatu aktivitas.
Benchmarking merupakan penentapan standard yang mengacu pada
kinerja yang dicapai suatu bagian yang dianggap baik. Dalam suatu
organisasi, unit-unit yang ada dengan aktivitas yang sama akan saling
diperbandingkan. Unit dengan kinerja yang terbaik akan digunakan
sebagai standard atau patokan, sedangkan yang lainnya harus
mengikutinya.
Selanjutnya unit dengan kinerja terbaik dapat menginformasikan
bagimana mereka mencapai yang terbaik kepada unit yang lain.
Benchmarking ini idealnya juga dibandingkan dengan kompetitor atau
dengan industri lain. Apabila dibandingkan dengan bagian lain dalam
organisasi disebut dengan Internal benchmarking, tetapi apabila
dibandingkan dengan bagian diluar organisasi disebut dengan eksternal
benchmarking, terdapat 3 jenis eksternal benchmarking, yaitu :
a. Competitive benchmarking
b. Functional benchmarking
c. Generic benchmarking
Teori Kendala
Teori kendala (TOC) adalah salah satu alat manajemen
kontemporer yang mendukung perbaikan terus-menerus dan program
manajemen biaya. Teori kendala adalah suatu pendekatan manajemen
yang bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan jangka panjang,
pemikiran pengelolaan yang baik akan hambatan organisasi atau
sumber daya terbatas. Ide kunci dalam TOC adalah untuk
mengidentifikasi kendala dalam sistem yang mencegah organisasi dari
mencapai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi, dalam rangka mencari
dan meringankan kendala tersebut. Selain itu, TOC merekomendasikan
mensubordinasi semua tujuan manajemen lainnya dengan tujuan untuk
memecahkan masalah kendala. Sebagai contoh, jika kapasitas terbatas
dalam sebuah operasi pemesinan tertentu akan meningkatkan waktu
71
AKUNTANSI MANAJEMEN
siklus, mengurangi throughput, dan mengurangi laba, maka manajemen
akan berkonsentrasi banyak pada usaha perluasan kapasitas dan
kemacetan usaha.
Trend Reporting
Agar para manajer dapat selalu mengurangi, menghilangkan,
memilih serta berbagi aktivitas yang tidak bernilai tambah dari waktu
ke waktu maka perlu informasi apakah biaya aktivitas yang terjadi telah
mencerminkan hal tersebut. Salah satu informasi yang dapat menjawab
pertanyaan itu adalah dengan membandingkan biaya aktivitas dari
tahun ke tahun untuk dapat dlihat perkembangannya. Laporan kinerja
dengan membandingkan jumlah biaya tidak bernilai tambah dari waktu
ke waktu (atau dengan tahun sebelumnya) disebut dengan Trend
Reporting.
Dengan laporan ini dapat dilihat bagaimana hasil tindakan yang
telah dilakukan manajer untuk mengurangi dan mengeliminasi biaya
aktivitas yang tidak bernilai tambah. Trend Reporting menunjukan hasil
dari perbaikan yang sudah dilakukan manajer untuk memperbaiki
proses pelaksanaan suatu aktivitas.
Analisa Selisih
Dalam penilaian kinerja berbasisi aktivitas, perlu ditindak lanjuti
dengan melakukan analisa selisih. Pertama-tama penilaian kinerja
dilakukan dengan membandingkan antara anggaran dan
pelaksanaannya untuk setiap aktivitas. Perbedaannya akan merupakan
selisih (variance) yang dapat bersifat menguntungkan atau merugikan.
Selisih ini kemudian dapat dianalisa dengan memisahkan unsur tetap
dan variabelnya. Dalam analisa selisih juga dilakukan untuk setiap
aktivitas dengan perincian sebagai berikut:
1. Selisih biaya aktivitas tetap (fixed activity variance)
Selisih untuk elemen biaya aktivitas yang sifatnya tetap dapat
dijabarkan menjadi 3 selisih, yaitu:
73
AKUNTANSI MANAJEMEN
a. Fixed spending variance. Merupakan selisih yang
disebabkan karena perbedaan tarip yang telah ditentukan
untuk setiap aktivitas dengan cost driver yang telah
ditetapkan.
b. Fixed volume variance. Merupakan selisih yang menunjukan
biaya untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah
c. Unused activity variance. Menunjukan adanya kapasitas
yang berlebihan untuk suatu aktivitas.
2. Selisih biaya aktivitas variabel (variable activity variance)
a. Variabel spending variance. Merupakan selisih harga yang
baru akan terjadi apabila harga yang dibayar untuk satu unit
sumber ekonomi berbeda dengan yang dianggarkan.
b. Variabel effisiensi variance. Merupakan biaya aktivitas tidak
bernilai tambah yang terjadi untuk melakukan aktivitas
tersebut.
75
AKUNTANSI MANAJEMEN
performance para karyawan. Pengukuran prestasi operasional meliputi
3 hal berikut ini:
1. Efisiensi
- Efisiensi operasi : Output/bahan, output/JKL, output/ jam
mesin
- Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
- Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah
persediaan, lamanya persediaan
2. Kualitas: jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total
produksi, % kegagalan eksternal, jumlah sisa bahan atau jumlah
bahan yang digunakan. Untuk aktivitas pembelian ukuran
kualitas dapat dinilai dengan Jumlah kesalahan atau jumlah total
permintaan pembelian, jumlah kesalahan setiap order
pembelian.
3. Waktu
- Reliability : Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau
jumlah pengiriman
- Responsiveness : cycle time (waktu untuk melaksanakan 1
aktivitas), velocity (jumlah output aktivitas yang dihasilkan
dalam satuan waktu tertentu)
- Manufacturing cycle efficiency : waktu pemrosesan/ (waktu
proses+ waktu perpindahan + waktu inspeksi + waktu
tunggu)
Pertanyaan Esai
1. Apa itu biaya berbasis manajemen (ABM)? Mengapa diperlukan?
2. ABM dibagi menjadi perasional ABM dan ABM strategis,
jelaskan!
3. Apa saja dimensi dari ABM?
4. Sebutkan dan jelaskan tujuan dan manfaat ABM!
5. Apa yang dimaksud dengan process value analysis dari suatu
kegiatan? Sebutkan langkah-langkah analisisnya!
76
AKUNTANSI MANAJEMEN
6. Mengapa ABM didunakan dalam customer profitabilitas
analysis?
7. Terdapat dua pendekatan mengenai pengembangan berkelanjutan
dalam biaya produksi yang digunakan, sebutkan dan jelaskan!
8. Apa yang dimaksud dengan TOC? Mengapa TOC diperlukan?
9. Apa manfaat penyusunan anggaran berdasarkan aktivitas?
10. Diskusikan langkah-langkah analisis proses bisnis dalam
penerapan ABM di perusahaan manufaktur!
BAB VI
ANALISIS BIAYA, VOLUME DAN LABA
(COST, VOLUME & PROFIT)
77
AKUNTANSI MANAJEMEN
juga merupakan alat yang berguna untuk mengidentifikasi
permasalahan yang berhubungan dengan perencanaan penjualan dan
membantu perusahaan dalam memecahkan masalah tersebut sehingga
ketepatan pemilihan alternative tindakan dan perumusan kebijakan
masa yang akan datang dapat dilakukan untuk menjalankan bisnis
berkelanjutan (sustainable business).
Berdasarkan permasalahan tersebut, tentunya manajemen
memerlukan informasi untuk menilai mengenai berbagai macam
kemungkinan yang akan berakibat pada berbagai laba yang akan
datang. Pada dasarnya ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi laba
yaitu biaya, harga jual, dan volume baik volume penjualan maupun
volume produksi.
Biaya
Volume
Produksi
Harga
Jual
Volume
Penjualan
78
AKUNTANSI MANAJEMEN
Gambar 6.1
Proses yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Laba (Profit)
Perilaku Biaya
Kalau saja kita berbicara tentang bisnis mungkin kita akan
membicarakan tentang keuntungan, kerugian dan biaya, dan sebenarnya
keberhasilan dan keuntunganlah yang sebenarnya yang diharapkan
dengan adanya pengeluaran biaya. Tetapi, kenyataannya adalah banyak
bisnis yang tidak berhasil. Bisnis itu sulit, keuntungan bersifat ilusif,
dan persaingan memiliki budaya bahawa suatu bisnis untuk pindah ke
daerah lain di mana keuntungan tersedia. Dan terkadang pemilik bisnis
menjadi frustrasi karena pertumbuhan pendapatan sepertinya membawa
gelombang biaya tambahan, bahkan sampai ke titik mundur.
Bagaimana seseorang secara realistis menilai kelayakan bisnis?
Ini mungkin penilaian bisnis paling penting yang harus dilakukan
seorang manajer. Sebagian besar dari kita diajarkan sejak dini untuk
melakukan yang terbaik dan tidak menyerah, bahkan dalam
menghadapi kesulitan. Dan, ada banyak cerita tentang bisnis yang
berjuang untuk bertahan hidup sejak kecil, namun kemudian menjadi
perusahaan yang sangat sukses. Tapi, sama pentingnya untuk dicatat
bahwa beberapa model bisnis tidak akan bekerja. Anda mungkin telah
mendengar cerita mulut ke mulut tentang dealer mobil yang
mengatakan bahwa dia kehilangan uang untuk setiap penjualan tapi
membuatnya sesuai dengan volume. Tentu saja, matematika tidak akan
79
AKUNTANSI MANAJEMEN
berhasil. Seorang manajer yang baik harus belajar menggunakan
informasi untuk membuat keputusan yang tepat tentang prospek bisnis
mana yang harus dikejar. Metode akuntansi manajerial memberikan
teknik untuk mengevaluasi viabilitas dan kemampuan untuk tumbuh
atau "skala" bisnis. Teknik ini disebut analisis biaya-volume-laba
(CVP).
Sifat Biaya
Sebelum seseorang dapat mulai memahami bagaimana bisnis
akan muncul dari waktu ke waktu dan dengan pergeseran volume,
penting untuk terlebih dahulu mempertimbangkan struktur biaya bisnis.
Hal ini membutuhkan penelusuran ke jenis biaya tertentu yang harus
dikeluarkan dan mencoba memahami atribut unik dari biaya-biaya.
80
AKUNTANSI MANAJEMEN
81
AKUNTANSI MANAJEMEN
BAB IX
HARGA TRANSFER
Pada bab ini akan di bahas mengenai harga transfer yang timbul
karena unit-unit atau berbagai divisi yang ada dalam perusahaan
diperlakukan sebagai pusat laba (profit center) yang diukur prestasinya
berdasarkan kemampuan unit tersebut dalam menghasilkan laba pada
periode tertentu.
83
AKUNTANSI MANAJEMEN
1. Keputusan pemilihan sumber, adalah menetapkan membeli dari luar
perusahaan atau eksternal (pemasok) atau membeli dari dalam
perusahaan atau internal (divisi penjual).
2. Keputusan penetapan (penentuan) besarnya harga transfer.
Akuntansi keuangan menghendaki agar setiap transaksi
dilakukan dengan pihak luar yang independen sehingga dengan
demikian transaksi tersebut bersifat objektif. Akan tetapi persyaratan
tersebut sukar dipenuhi oleh sebuah pusat laba yang merupakan salah
satu mata rantai dari perusahaan berintegrasi vertikal. Dalam
perusahaan berintegrasi vertikal, setiap pusat laba membeli bahan
bakunya dari pusat laba sebelumnya. Kalau bahan baku tersebut
tersedia di pasar, maka harga pasar tersebut dapat digunakan sebagai
harga transfer, sehingga transaksi interen tersebut masih bersifat
objektif.
Akan tetapi ada kemungkinan semua perusahaan yang termasuk
dalam suatu industri merupakan perusahaan yang berintegrasi masing-
masing memenuhi sendiri kebutuhannya akan bahan baku, sehingga
tidak terdapat pasar bebas untuk bahan mentah tersebut. Dengan
demikian laba yang diperoleh pusat laba tidak mencerminkan laba yang
objektif.
84
AKUNTANSI MANAJEMEN
b. Untuk memotivasi manajer pusat laba pengirim, pusat laba
penerima, dan kantor pusat dalam membuat keputusan yang
tepat,
c. Untuk menyajikan laporan laba setiap divisi yang secara layak
mengukur prestasi divisi.
85
AKUNTANSI MANAJEMEN
Bagi divisi penjual, harga transfer merupakan pendapatan yang
pada gilirannya merupakan unsur laba yang dipakai sebagai dasar
penilaian kinerja.
3. Harga transfer merupakan alat mempertegas diversifikasi,
sekaligus mengintegrasikan divisi yang dibentuk.
Proses pembentukan harga transfer memberi kesempatan kepada
manajer divisi yang terkait untuk merunding semua unsur
pembentuk Harga Transfer, karena unsur ini akan mempengaruhi
besar kecilnya laba.
86
AKUNTANSI MANAJEMEN
perusahaan tersebut. Sehingga harga transfer yang diberikan kepada
divisi pembeli akan sama dengan harga yang ditetapkan kepasar luar.
Berikut ilustrasi untuk memperjelas informasi harga transfer dengan
berdasarkan harga pasar.
Misalnya, PT. A & H Industri memiliki 3 divisi sebagai pusat
laba yang akan diukur kinerjanya berdasarkan kinerja divisinya. Ketiga
divisi tersebut adalah Divisi A&H-1, divisi A&H-2 dan divisi A&H-3.
Untuk menghasilkan produknya divisi A&H-1 melakukan proses
produksi dengan membeli bahan mentah dari luar, sedangkan divisi
A&H-2 mendapatkan produksnya yang ditransfer dari divisi A&H-1,
demikian juga divisi A&H-3 mendapatkan produk dengan membeli
dari divisi A&H-2. Harga transfer produk yang ditetapkan dilakukan
secara independen yaitu mengikuti harga pasar.
Tabel 9.1
Harga Transfer Antar Divisi Berdasarkan Harga Pasar
Deskripsi A&H-1 A&H-2 A&H-3
Harga Transfer Rp.2.400.000 Rp.5.200.000 Rp.8.500.000
Biaya:
- Bahan baku (Rp.200.000) (Rp.2.400.000) (Rp.5.200.000)
- Tenga kerja langsung (Rp.200.000) (Rp. 300.000) (Rp. 400.000)
- Overhead variabel (Rp.200.000) (Rp. 300.000) (Rp. 400.000)
- Pemasaran variabel (Rp.200.000) (Rp. 300.000) (Rp. 400.000)
- Overhead tetap (Rp.200.000) (Rp. 300.000) (Rp. 400.000)
- Pemasaran tetap (Rp.200.000) (Rp. 300.000) (Rp. 400.000)
- Administrasi & umum (Rp.200.000) (Rp. 300.000) (Rp. 400.000)
Ada dua keputusan yang harus dibuat dalam sistem harga transfer
berdasarkan biaya:
88
AKUNTANSI MANAJEMEN
1. Bagaimana menentukan besarnya biaya.
2. Bagaimana menentukan besarnya mark up laba
Dalam penentuan harga transfer berdasarkan biaya, basis biaya
yang umum digunakan adalah biaya standard. Biaya actual tidak boleh
digunakan karena faktor inefisiensi produk akan terlewatkan bagi pusat
laba pembelian, jika biaya standard yang digunakan maka dibutuhkan
suatu insentif untuk menentukan standard yang ketat dan meningkatkan
standard tersebut. Hal-hal yang harus diperhatikan jika biaya dijadikan
sebagai dasar penentuan harga transfer:
1. Metode penentuan harga transfer harus mendorong divisi
penjual senantiasa melakukan perbaikan efisiensi dan
produktivitasnya
2. Jika terjadi ketidakefisienan pada divisi penjual, tidak boleh
dialihkan ke divisi pembeli melalui harga transfer.
3. Untuk menentukan harga transfer, harus ada aturan, oleh sebab
itu tiap ada transfer barang harus dilakukan melalui negoisasi.
89
AKUNTANSI MANAJEMEN
Misalnya, Divisi A-NR dan B-NR merupakan dua divisi yang
terintegrasi pada PT. Nuriza yang dibentuk sebagai pusat laba. Untuk
menghasilkan produknya diperkiraan total aktiva yang ditanamkan
Divisi A-NR pada awal tahun anggaran sebesar Rp.150.000.000, laba
yang diharapkan sebesar 20% total aktiva. Pada akhir tahun 2019
Manajer Divisi A-NR dan divisi B-NR sedang mempertimbangkan
harga transfer produk “XY” untuk tahun anggaran yang akan datang.
Divisi A-NR menghasilkan produk “XY”, dijual keluar perusahaan (ke
pasar) sebanyak 10% dan sisanya ditransfer ke divisi B-NR. Menurut
rencana, divisi A-NR akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak
10.000 unit dengan taksiran biaya biaya penuh untuk anggaran tahun
yang akan datang sebagai berikut:
Tabel 9.2
Taksiran Biaya Penuh Divisi A-NR
Deskripsi Biaya Total Biaya
Biaya Variable :
- Biaya Produksi Rp.38.000.000
- Biaya administrasi Rp. 7.000.000
- Biaya Pemasaran Rp. 3.000.000
Total Biaya Variable Rp.48.000.000
Biaya Tetap :
- Biaya Produksi Rp.24.000.000
- Biaya administrasi Rp. 4.500.000
- Biaya Pemasaran Rp. 2.500.000
Total Biaya Tetap Rp.31.000.000
Total Biaya Penuh Rp.79.000.000
91
AKUNTANSI MANAJEMEN
Tidak adanya harga pasar yang dapat dijadikan pembanding
dalam proses penentuan harga transfer, disisi lain antar divisi yang
terlibat dalam proses pertukaran produk dan menimbulkan
permasalahan kesepakatan ketetapan harga transfernya mengingikan
ada keputusan yang saling menguntungkan. Untuk itu, beberapa
perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang
berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga
transfer yang diinginkan. Harga transfer negosisasi memiliki beberapa
kelebihan. Pertama, pendekatan ini melindungi otonomi divisi dan
konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua, manajer divisi
cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba
potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.
Inti dari adanya negosiasi ini adalah untuk menemukan
kesepakatan bersama yang saling menguntungkan (win-win solution)
antara divisi-divisi yang terlibat. Harga transfer negosiasi
mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-
pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan
tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga
transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer pricing ini tidak begitu
mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi sulit yang bisa
menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah pihak yang
terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak akan ada
satu metode transfer price yang terbaik, yang akan diterima mutlak
oleh kedua belah pihak. Dalam proses negosiasi tentunya diperlukan
teknik lobi yang baik antar divisi sebagai bentuk jalinan komunikasi
yang baik yang sekaligus tetap mempertegas divisi-divisi yang terlibat
92
AKUNTANSI MANAJEMEN
pada masalah transfer pricing adalah terintegrasi sama-sama dalam
naungan satu perusahaan dan sama-sama bertanggung jawab atas
kinerja divisi masing-masing. Sehingga divisi-divisi yang terlibat dapat
mengedapankan dan meilih gaya negosiasi menang-menang yang
artinya kesepakatan yang diperoleh harus menguntungkan semua pihak.
Pertanyaaan Esai
1. Jelaskan pengertian harga transfer
2. Mengapa timbul harga transfer antar divisi yang terintegrasi
dalam satu perusahaan? Jelaskan!
3. Jelaskan karakteristik harga transfer!
4. Apa saja tujuan harga transfer?
5. Sebutkan dan jelaskan metode-metode yang dapat digunakan
dalam penentuan harga transfer!
6. Jelaskan karakteristik harga transfer!
7. Dalam ketiadaan harga pasar yang dapat dijadikan dasar
perbandingan dalam penentuan harga transfer barang, mengapa
negosiasi dipandang perlu dilakukan oleh divisi-divis yang
terlibat tranfer pricing?
Latihan
1. PT. Jaya Abadi Sukses memiliki dua divisi A dan divisi B yang
dibentuk sebagai pusat laba. Divisi A menghasilkan produk “Z”
Untuk menghasilkan produknya diperkiraan total aktiva yang
ditanamkan Divisi A-NR pada awal tahun anggaran sebesar
Rp.125.000.000, laba yang diharapkan (ROI) sebesar 20% atas
total aktiva yang ditanamkan. Manajer Divisi A dan divisi B
sedang mempertimbangkan harga transfer produk “Z” untuk
tahun anggaran yang akan datang. Divisi A-NR menghasilkan
produk “Z”, dijual keluar perusahaan (ke pasar) sebanyak 10%
dan sisanya ditransfer ke divisi B. Menurut rencana, divisi A akan
93
AKUNTANSI MANAJEMEN
beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 1.000 unit dengan
taksiran biaya biaya penuh untuk anggaran tahun yang akan
datang sebagai berikut:
94
AKUNTANSI MANAJEMEN
Deskripsi Biaya Total Biaya
Biaya Variable :
- Biaya Produksi Rp.32.000.000
- Biaya administrasi Rp.10.000.000
- Biaya Pemasaran Rp. 8.000.000
Total Biaya Variable Rp.50.000.000
Biaya Tetap :
- Biaya Produksi Rp.18.000.000
- Biaya administrasi Rp. 7.000.000
- Biaya Pemasaran Rp. 5.000.000
Total Biaya Tetap Rp.30.000.000
Total Biaya Penuh Rp.80.000.000
95
AKUNTANSI MANAJEMEN
DAFTAR PUSTAKA
96
AKUNTANSI MANAJEMEN
Deri Firmansyah, S.E., M.M. Lahir pada tahun
1984, dari keluarga petani di sebuah kampung di
Jampang Kulon, Kab. Sukabumi Jawa Barat.
Lulus Sarjana pada tahun 2008 di FE Jurusan
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM) Bandung, dan menyelesaikan
Magister di UNIKOM Bandung pada tahun 2016.
Saat ini sedang menyelesaikan Program Doktoral
di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung sejak tahun 2018.
Hingga saat ini telah menerbitkan beberapa artikel karya ilmiah pada
Jurnal Nasional dan Prosiding Internasional dari tahun 2018. Saat ini Ia
mengabdi sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Pasim Sukabumi pada Jurusan Manajemen. Ia dapat ditemui pada Akun
Email: deri@stiepasim.ac.id, idGoogle Scholar: Dery Firmansyah,
ORCID ID : 0000-0001-8372-26-39.
dan
97
AKUNTANSI MANAJEMEN
Dwinanto Priyo Susetyo, di lahirkan pada tanggal
23 September 1978, di Sukoharjo Jawa Tengah,
tahun 2002 Menyelesaikan gelar Sarjana Ekonomi
Akuntansi dari Fakultas ekonomi Universitas
Komputer Indonesia, Bandung. Tahun 2014
Menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana dan
memperoleh gelar M.Ak (Magister Akuntansi)
dari Program Maksi FEB Universitas Pancasila
Jakarta. Dengan bidang konsentrasi Audit dan
Pelaporan Keuangan. Saat ini berprofesi sebagai Dosen Tetap jurusan
akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pasim Sukabumi.
98
AKUNTANSI MANAJEMEN
99
AKUNTANSI MANAJEMEN