Anda di halaman 1dari 74

Konsep

TANGGUNG JAWAB
Pendidikan Anak
(Konsep tanggung jawab pendidikan anak
dalam pandangan Abdullah Nasih 'ulwan)

Subintoro, S.Pd
Konsep
Tanggungjawab
Pendidikan Anak
(Konsep tanggung jawab pendidikan anak dalam pandangan
Abdullah Nasih 'ulwan)

Subintoro, S.Pd
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2014
tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta Pasal 1 Hak Cipta adalah hak eksklusif
pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

Ketentuan Pidana Pasal 113

(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan


pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan
secara komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 100.000.000 (sartus juta rupiah)
(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa
izin pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayai (1) huruf c, huruf d, huruf
f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama
3 (tiga) tahun dan/atau pidana dengna paling banyak
Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah
Konsep Tanggungjawab Pendidikan Anak

(Konsep tanggung jawab pendidikan anak dalam pandangan


Abdullah Nasih 'ulwan)

Penulis : Subintoro, S.Pd

Editor : Tim. Cv. Sinergi Karya Mulia

Desain Sampul : Tim CV. Sinergi Karya Mulia

Tata Letak : Tim Cv. Sinergi Karya Mulia

Publisher :

CV. SINERGI KARYA MULIA

Jl. Batoro Katong No. 15 Cokromenggalan Ponorogo, Jawa


Timur, 63411

Telpon/WhatsApp: 08881326373

E-Mail : skmcopycenter@gmail.com

Cetakan Pertama : 2022

ISBN : 9786239716660
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt yang


dengan keluasan ilmu dan kekuasaan-Nya telah menhadirkan
makna ke dalam jiwa sehingga penulis mendapatkan hikman dan
pengetahuan dari proses penulisan buku ini. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta seluruh keluarga, sahabat dan orang-orang yang
selalu istiqomah dalam perjuangan menegakkan Dinullah.

Pendidikan anak merupakan sesuatu yang sangat


penting. Sebab, pendidikan pada masa awal akan berpengaruh
dikemudian hari. Namun begitu, tahapan usia anak dalam hal ini
perlu juga diperhatikan. Anak yang selalu dianggap kecil maka
akan sulit dewasa dan sukar dalam memecahkan masalah.
Sebaliknya anak kecil yang di didik degan pendidikan dewasa
akan matang sebelum waktunya.

Mendidik anak merupakan tanggung jawab yang sangat


besar sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rosulullah
bahwa setiap manusia itu adalah pemimpin dan akan dimintai
tanggung jawab atas apa yang dipimpinnya, begitupun dengan
orangtua Dia adalah pemimpin yang harus memimpin dan
mengarahkan anak-anaknya dalam kebaikan karena hal itu akan
di tanyakan diakherat, maka dari itu orangtua tidak boleh
kemudian menelantarkan akan kebutuhan-kebutuhan anak yakni
kasih sayang, pendidikan, perlindungan dan lain sebagainya.

Lampung, 23 Februari 2022

Subintoro, S.Pd

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ 1

Daftar Isi ......................................................................................................... 2

BAB I: PENDAHULUAN .......................................................... 4

BAB II: TANGGUNGJAWAB PENDIDIKAN ANAK

A. Pengertian Tanggungjawab ................................................... 6


B. Pengertian Pendidikan anak ................................................... 11
C. Sumber Pendidikan iman anak .............................................. 13

BAB III: KONSEP TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN ANAK

A. Materi Pendidikan Agama anak ............................................ 19


B. Konsep Tanggungjawab Pendidikan anak ........................ 30
C. Sifat seorang Pendidik .............................................................. 36
D. Konsep dan Kaidah Asasi dalam Pendidikan ................... 40

BAB IV: UPAYA MENANAMKAN IMAN KEPADA ANAK

A. Membuka kehidupan dengan tauhid ................................. 49


B. Mengajarkan Halal & Haram.................................................. 52
C. Mengajarkan konsisten dalam beribadah ......................... 54
D. Mengajarkan agar cinta Nabi................................................. 56

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 61
B. Rekomendasi................................................................................ 61

DAFTAR PUSTASKA ............................................................... 63

2
3
BAB I
PENDAHULUAN

Allah SWT telah banyak memberikan kepada kita


berbagai macam kenikmatan yang tidak terbatas dan tidak
bisa terbilang akan banyaknya, dari berbagai nikmat-nikmat
yang ada, Allah juga memberikan sebuah kenikmatan yang
besar dan paling berharga dalam kehidupan kita yaitu nikmat
berupa anak-anak.
Anak merupakan amanah bagi orang tua, hatinya yang
masih suci merupakan permata yang alami, dan mereka akan
menjadi apa saja tergantung bagaimana orang tua
memberikan warna kepada anak-anaknya, jika anak-anak
dibiasakan dalam kebaikan maka anak-anak akan menjadi
generasi yang baik dan akan membuat orangtua bahagia
didunia dan di akherat, namun apabila anak dibiarkan atau
dididik dengan keburukan dan kejelakan maka Dia akan
tumbuh dalam kejelekan dan kejahatan dan bahkan akan
menjadi binasa. Dosanya pun akan ditanggung oleh
orangtuanya. Maka orangtua harus senantiasa mendidik anak-
anaknya dengan baik, mendidiknya dengan akhlak yang baik
dan senantiasa menjauhkannya dari pergaulan-pergaulan yang
dapat merubah diri seorang anak menjadi jelek dan buruk.
Pendidikan anak merupakan sesuatu yang sangat
penting. Sebab, pendidikan pada masa awal akan berpengaruh
dikemudian hari. Namun begitu, tahapan usia anak dalam hal

4
ini perlu juga diperhatikan. Anak yang selalu dianggap kecil
maka akan sulit dewasa dan sukar dalam memecahkan
masalah. Sebaliknya anak kecil yang di didik degan pendidikan
dewasa akan matang sebelum waktunya.
Mendidik anak merupakan tanggung jawab yang
sangat besar sebagaimana yang telah disampaikan oleh
Rosulullah bahwa setiap manusia itu adalah pemimpin dan
akan dimintai tang gung jawab atas apa yang dipimpinnya,
begitupun dengan orangtua Dia adalah pemimpin yang harus
memimpin dan mengarahkan anak-anaknya dalam kebaikan
karena hal itu akan di tanyakan diakherat, maka dari itu
orangtua tidak boleh kemudian menelantarkan akan
kebutuhan-kebutuhan anak yakni kasih sayang, pendidikan,
perlindungan dan lain sebagainya, sebagaimana yang sudah
diperintahkan oleh Rosulullah dalam sebuah hadist.

5
BAB II
TANGGUNGJAWAB PENDIDIKAN ANAK

A. Pengertian Tanggungjawab
Setiap manusia yang ada didunia ini pasti mereka
memiliki sebuah tanggung jawab yang semestinya
mereka kerjakan, karena setiap apa saja yang dilakukan
oleh manusia pasti akan dimintai yang namanya
pertanggung jawabannya, sehingga ketika seseorang
mendapatkan sebuah amanah ataupun tanggung jawab
mereka dituntut untuk kemudian menjalankan dengan
penuh kesadaran.
Tanggung jawab disini adalah tanggung jawab
orang tua dalam mendidik anak, karena tugas mendidik
anak merupakan tanggung jawab yang dibebankan
kepada kedua orang tua dan menjadi amanah yang
dipikulkan di atas pundak para pendidik, kelak Allah akan
meminta pertanggungjawaban dari mereka. Allah akan
menanyai mereka tentang apa yang telah mereka pimpin.
Tiap-tiap kita adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggung jawaban atas apa yang kita pimpin.1 Maka
sebagai orang tua dan pendidik hendaknya bersungguh-
sungguh dalam mendidik anak, dengan pendidikan yang
baik karena mengingat tanggung jawabnya yang sangat
besar.

1
Jamal Abdurohman. Islamic Parenting..…. hal.xxi.
6
Para ulama mengatakan bahwa setiap orangtua
akan dimintai tentang tanggung jawabnya terhadap anak
anak mereka kelak pada hari kiamat, sebelum anak anak
itu meminta pertanggungjawabannya kepada
orangtuanya, sebagaimana bahwa orangtua mereka
memiliki hak katas pendidikan anaknya dan anak juga
memiliki hak atass orangtuanya, maka tanggung jawab
dalam pendidikan anak ini sangat penting dalam artian
jika orangtua salah dalam memberikan pendidikan
kepada anak, sehingga anak melakukan perbuatan buruk,
maka orangtualah yang kelak akan mendapatkan
balasannya, dan bisa jadi balasannya dua kali lipat dari
dosa yang dilakukan anaknya. oleh kareana itu, Rosulullah
memberikan tanggung jaawab yang besar kepada orang
tua terhadap anak anaknya dalam memberikan
pendidikan, sebagimana dalam sebuah hadisnya yang
diriwayatkan dari Ibnu Umar RA :

ُ ُ ٌ ٌ ُ ْ َ ْ ُ ُّ ُ َ
ُ ‫ول َف ْالإ َم‬ ُ ُّ ُ
‫الرجل َر ٍاع‬َّ ‫ام َر ٍاع َو ُه َو َم ْس ُئول َو‬ ِ ‫كلك ْم َر ٍاع وكلكم مسئ‬

َ َ ْ ٌ ُ ْ َ َ ُ َ َ
َ‫اع َي ٌة َعلى َب ْي ِت َز ْو ِج َها َو ِهي‬ َ‫ول َوال َم ْرأ ُة ر‬ ْ َ َ
ِ ‫على أه ِل ِه وهو مسئ‬

7
ُ ُّ ُ َ َ َ ٌ ُ ُ َ
َ ‫َم ْس ُئول ٌة َو ْال َع ْب ُد َر ٍاع َع َلى‬
‫ال َس ِي ِد ِه َوه َو َم ْسئول ألا فك لك ْم َر ٍاع‬
ِ ‫م‬

ٌ ُ ُ ُّ ُ
‫َوكلك ْم َم ْسئول‬

Artinya : “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap


pemimpin akan di mintai pertanggung jawabannya terhadap
kepemimpinannya, imam adalah pemimpin dan akan
dimintai pertanggung jawabannya, seorang laki laki adalah
pemimpin dalam keluarganya, dan akan dimintai
pertanggung jawaban terhadap kepemimpinannya, seorang
wanita adalah pemimpin didalam rumah suaminya, dan dia
akan di mintai pertanggung jawaban terhadapnya, dan
seorang budak adalah pemimpin didalam menjaga harta
majikannya, dan akan dimintai pertanggung jawabannya,
setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan
dimintai akan pertanggung jawabannya atas
kepemimpinannya”. (Bukhori dan Muslim) 2

Didalam kamus besar bahasa Indonesia pendidikan


adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses,
cara, perbuatan mendidik.

2
HR. Bukhari (893) dan Musllim (1829).
8
Adapun pendidikan yang dimaksud disini adalah
menanamkan ajaran-ajaran islam yang termaktub
didalam Al-Qur’an dan hadist kedalam diri umat guna
membentuk kepribadian dan watak mukmin sejati yakni
yang memiliki dan mengamalkan nilai-nilai agama islam
dalam kehidupannya sehari-hari. Pendidikan adalah
faktor penting terhadap eksistensi sebuah peradaban.
Bahkan bisa dikatakan bahwa pendidikan merupakan hal
yang tidak lepas dari kehidupan. Melalui pendidikan yang
benar maka kemajuan suatu bangsa akan bisa tercapai.3
Anak merupakan tombak sebuah peradaban suatu
bangsa, maka pendidikan.Harus menjadi sebuah
perhatian yang besar yang dilakukan oleh seorang
pendidik. Adapun pendidikan iman merupakan
pendidikan yang sangat penting yang harus kemudian
ditanamkan kepada anak sejak anak dalam kandungan,
dengan metode memberikan doa-doa yang baik dan
bahkan ketika anak lahir seorang ayah kemudian
mengumandangkan adzan kepada telinga anaknya hal ini
membuktikan bahwa orang tua
memberikan/menanamkan pendidikan iman kepada
anak. Hal inipun pernah dilakuakn oleh Rosulullah SAW
ketika beliau mengetahui tentang kelahiran cucunya,
Hasan Bin Ali, beliau mengumandangkan adzan

3
Abdullah Nashih ‘Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam…,
hal.iii.
9
ditelinganya. Terkait dengan hal ini Abu Rofi’ berkata,
“Aku menyaksiakan Rosulullah SAW, menyerukan adzan
ditelinga Hasan bin Ali saat baru dilahirkan oleh ibunya,
Fatimah.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).4 Inilah
bagaimana Rosulullah menanamkan keimanan kepada
anak yang baru saja lahir dengan memperdengarkan
adzan kepadanya, adzan merupakan tahapan awal yang
dilakukan orangtua ketika anaknya lahir didunia untuk
memperkenalkan Allah SWT sebagai Tuhannya.
Maksud daripada pendidikan Anak pada
pembahasan ini adalah tentang bagaimana orangtua
menanamkan nilai nilai keimanan kepada anak, rukun
islam dan juga tentang dasar dasar syariat islam.
Kewajiban yang harus dilakukan oleh orangtua maupun
pendidik adalah tentang bagaimana menanamkan
kepada anak anaknya tentang nilai nilai keimanan, agar
anak bisa mengerti dan faham syariat islam, sehingga
anak akan mampu untuk menjalankan kewajiban
kewajibannya didalam agama islam.
َ ْ
َ ُ ُ ْ َ ُ ْ َّ ً ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ ْ ُ َ
‫وأمر أهلك ِبالصل ِاة واصط ِبر عليها لا نسألك ِرزقا نحن نرزقك‬

ْ َّ ُ َْ
١٣٢- ‫ َوالع ِاق َبة ِللتق َوى‬-

4
Ukasyah Habibu Ahnad, Didiklah Anak Mu Ala Rosulullah,
(Jakarta Selatan:Saufa, 2015 ), hal.86.
10
Artinya: “Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan
shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak
meminta rezeki kepadamu, Kami-lah yang Memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi
orang yang bertakwa. (Q.s Thaha. 132)”5
Perintah dalam menjalankan kewajiban kepada
Allah ini nmerupakan salah satu tanggung jawab yang
besar yang harus kemudian dilakukan oleh seorang laki
laki dalam mengarahkan dan mengajarkan kepada
keluarganya dalam menjalankan kewajiban kepada Allah
SWT.
B. Pengertian Pendidikan Anak
1. Pengertian Pendidikan Anak secara bahasa
Secara bahasa pendidikan Anak adalah
pendidikan tentang bagaimana menanamkan
keimanan kepada peserta didik dengan cara agar
peserta didik bisa mengetahui maksud dari iman
secara bahasa. Yakni iman menurut bahasa adalah
keyakinan, atau bisa juga diartikan bahwa iman adalah
percaya. Maksudnya adalah bagaimana seorang
pendidik bisa memberikan pendidikan kepada anak
tentang kepercayaannya dan juga tentang
keyakinannya kepada sesuatu yang masih
dirahasiakan oleh Allah atau ghoib, pokok pokok
pendidikan iman yang harus kemudian diajarkan

5
Muahammad Sohib, Syamil Qur’an, (Bogor: Sigma, 2007), hal.
321.
11
kepada anak adalah tentang iman kepada Allah SWT,
iman kepada para Rosul, iman kepada hari akhir, iman
kepada qodho dan qodhar. dari beberapa komponen
komponen diatas kesemuanya mempunyai keunikan
tersendiri karena kesemuanya berkaitan denga
sesuatu yang ghoib.

2. Pendidikan Anak secara istilah


Secara istilahnya pendidikan Anak yang
dimaksud disini adalah menanamkan keyakinan
kepada anak sehingga dengan penanaman
pendidikan iman ini anak akan mampu untuk
kemudian menjalankan syariat agama islam, yaitu
beribadah kepada Allah SWT. Dengan adanya
pendidikan Anak ini orangtua hendaknya
memperhatikan dengan serius tentang perkembangan
anak, sehingga orangtua tau tentang bagaimana
prilaku didalam kesehariannya, orangtua wajib untuk
kemudian mengarahkan anak anaknya untuk
senantiasa tekun menjalankan kewajibannya sebagai
makhluk Allah SWT yaitu ibadah. Diantara kewajiban
yang terwajib bagi kedua orangtua adalah dengan
mendidik anak anaknya untuk menaati Allah, menaati
Rosulullah, menghormati perintah Allah dan juga
perintah Rosulullah, dan juga merasakan pengawasan
Allah SWT, menerangkan kepada mereka bahwa kita

12
adalah makhluk Allah yang diciptakannya untuk
menyembah Allah dan beribadah menuntut keharusan
untuk taat sepenuhnya, sebagaimana seorang budak
yang mereka harus patuh dengan perintah majikannya
dan juga harus tunduk kepadanya.6

C. Sumber Pendidikan Iman Anak


Sebagai orangtua hendaknya bisa menerangkan
pentingnya keimanan yang harus dimiliki oleh anak
anaknya, mencarikan ayat ayat yang memerintahkan
tentang pentingya iman dan balasan balasan bagi orang
yang taat dan patuh terhadap perintah perintah Allah.
Sumber Al Qur’an dan juga hadis yang berkaitan tentang
pendidikan iman adalah.
1. Sumber dari al-Qur’an
ُ َ َ َ َ ُ َّ ُ َ َّ َ ُ ْ ْ َ َّ
‫اَّلل َو َر ُسولِ ِه ثَّم ل ْم َي ْرت ُابوا َوجاهدوا‬
ِ ‫ِإنما ال ُمؤ ِمنون ال ِذين آ َمنوا ِب‬

َ ُ َّ ُ َ َ ُ َّ َ َ
١٥- ‫اَّلل أ ْول ِئك ه ُم الص ِادقون‬
ِ ‫يل‬ ‫ب‬ ‫س‬َ ‫بأ ْم َواله ْم َوأ ُنفسه ْم في‬-
ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang Mukmin yang
sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan
mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan
Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar”. (Q.s al
hujurat. 15)

6
Abdullah Ibnu Sa’ad Al Faith, Langkah Praktis Mendidik Anak
Sesuai Dengan Tahapan Usia, (Bandung: Ibs, 2003), hal.117.
13
َ َّ َّ ْ ْ ُ َ َّ َ ُ َ ُ ُ َ َ ُ َ ْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ
‫الش ْرك‬
ِ ‫ن‬ ‫اَّلل ِإ‬
ِ ‫و ِإذ قال لقمان ِلاب ِنهِ وهو ي ِعظه يا بني لا تش ِرك ِب‬
َ
ٌ ‫ل ُظ ْل ٌم َعظ‬
‫يم‬ ِ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, pada waktu ia memberi pelajaran kepadanya,
‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-
benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)

Mengajarkan kepada anak bahwa setiap


perbuatan didunia akan senantiasa Allah balas kelak di
akherat.

َ ُ َ َ َ َ
ْ َ َ َ َْ ُ َ ْ َّ َ
‫َيا ُبنَّي ِإن َها ِإن تك ِمثقال حَّب ٍة ِم ْن خ ْرد ٍل فتك ْن ِفي صخ َرةٍ أو ِفي‬
ْ

ْ َ
َ ٌ َ َ َّ َّ ُ َّ َ َ ْ
َ َ َّ
‫اَّلل ل ِطيف خ ِبير‬ ‫ات أ ْو ِفي الأ ْر ِض َيأ ِت ِبها اَّلل ِإن‬
ِ ‫السماو‬

Artinya: “(Luqman berkata), ‘Hai anakku, sesungguhnya


jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada
dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya
Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha halus lagi Maha Mengetahui.”
(QS.Luqman:16).

14
َ َّ َ َّ ْ ً ُ َ ُ َ ْ َ َ
‫) ال ِذين‬2( ‫اب لا َر ْي َب ِفيهِ هدى ِلل ُمت ِقين‬ ‫) ذ ِلك ال ِكت‬1( ‫الم‬
َ ُ ْ ُ َ ْ َ َّ َ َ َّ َ ُ ُ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ُ
)3( ‫يمون الصلاة َو ِِما َرزقناه ْم ُين ِفقون‬ ‫يؤ ِمنون ِبالغي ِب وي ِق‬
ُ ُ َ
َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ َّ
‫ْْآ ِخ َرةِ َوال ِذين ُيؤ ِمنون ِبما أن ِزل ِإل ْيك َو َما أن ِزل ِم ْن ق ْب ِلك َو ِبال‬
َ ُ ُ ْ ُ
‫وقنون‬
ِ ‫هم ي‬

Artinya: “Alif laam miim., Kitab (al Qur’an) ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi rnereka yang bertaqwa,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki, yang
Kami anugerahkan kepada mereka, Dan mereka yang
beriman kepada Kitab (al Qur’an) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan
sebelummu; serta mereka yakin akan adanya (kehidupan)
akhira”. (Q.s Al Baqorah. 1-4)

َ َ َ
ً َ ْ ُّ
َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ً َ َ َّ َ َ َ َ َّ َّ َ َ ْ َ
‫ات مخت ِلفا‬ ٍ ‫ألم تر أن اَّلل أنزل ِمن السم ِاء ماء فأخرجنا ِبهِ ثمر‬
َْ ْ ُ َْ
َ
ُ‫يض َو ُح ْم ٌر ُّمْخ َتل ٌف أل َو ُان َها َو َغ َرابيب‬ ٌ ٌ َ ُ
‫ال جدد ِب‬ َ َ َ َ
ِ ِ ِ ‫الجب‬ ِ ‫ألوانها ومِ ن‬
َ
َ َ َ ُُ ْ ٌ َْ ُ َ َْ ْ َ َ َّ َ َّ َ َ ٌ ُ
‫ام مخت ِلف أل َوانه كذ ِلك‬ ِ ‫اب والأن‬
‫ع‬ ِ ‫اس والدو‬ ِ ‫ و ِمن الن‬-٢٧- ‫سود‬
ْ
ٌ ‫اَّلل َعز ٌيز َغ ُف‬
‫ور‬ َ َّ ‫اَّلل م ْن ع َباده ال ُع َل َماء إَّن‬
َ َّ ‫ إَّن َما َيْخ َشى‬-
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

15
“Tidakkah engkau melihat bahwa Allah Menurunkan air
dari langit lalu dengan air itu Kami Hasilkan buah-buahan
Artinya: yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara
gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah
yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang
hitam pekat”. -27.
“Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk
bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada
yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di
antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya,
hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa,
Maha Pengampun”.-28 (Q.s Fathir. 27-28).

2. Sumber dari Hadist


Didalam hadis Rosulullah telah menggambarkan
tentang pentingnya akan keimanan, sehingga pada
hadis Arba’in annawawi di sebutkan tentang malaikat
yang mengajarkan kepada rosulullah tentang rukun
islam, iman, ihsan dan juga tentang tanda tandanya hari
kiamat, berkaitan tentang keimanan, maka rosulullah
bersabda didalam hadisnya:
ُ ُ َ َ َ َ َ َّ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ
َ ْ ْ َ ْ ْ
ِ‫اَّلل وملا ِئك ِتهِ وكت ِبه‬ِ ‫ان ؟ قال أن تؤمِ ن ِب‬ ِ ‫أخ ِب ِرني عن ال ِإيم‬
َ َ َ َْ ُْ ْ ْ َْ َ
‫آخ ِر َوتؤ ِم َن ِبالقد ِر خ ْي ِرهِ َوش ِر ِه‬
ِ ‫ورس ِل ِه واليو ِم‬
‫ال‬ ُ َُ

Artinya: “Kabarkanlah kepadaku tentang iman!”


Rasulullah menjawab, “Engkau beriman kepada Allah,
kepada malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,

16
rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman
kepada takdir yang baik maupun yang buruk”.
(Bukhori Muslim)
َ َ
ً ََّ ُ َّ َ ُ َّ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ
‫ شهاد ِة أن لا ِإله ِإلا اَّلل وأن محمدا‬: ‫ُب ِن َي ال ِإ ْسل ُام على خ ْم ٍس‬
َ َْ َ َ َّ َ َ َ َّ َ َ َّ ُ ُ َ
‫الزك ِاة َوح ِج الب ْي ِت َوص ْو ِم‬ ‫ام الصل ِاة و ِإيت ِاء‬
ِ ‫اَّلل و ِإ‬
‫ق‬ ِ ‫رسول‬
َ
‫َر َمضا‬

Artinya: “Islam dibangun di atas lima (tonggak):


Syahadat Laa ilaaha illa Allah dan (syahadat)
Muhammad Rasulullah, menegakkan shalat,
membayar zakat, hajji, dan puasa Ramadhan”. (HR.
Bukari).

Berdasarkan dari beberapa penjelasan firman


Allah dan juga dengan hadis Nabi bahwa
memberikan pendidikan akan pentingnya keimanan
kepada anak dan juga keluarga adalah merupakan
tanggung jawab yang harus dilakukan, kita
mengertahui bahwa islam dan juga iman adalah dua
hakikat yang satu dengan yang lainnya saling
menjelaskan, sehingga menanamkan pendidikan
keimanan adalah menenamkan pendidikan agar
seorang anak taat dalam menjalankan ibadah kepada
Allah SWT. Iman dan islam merupakan pokok dari
nama nama yang berbeda, karena terkadang istilah

17
syara’ mempunyai makna yang sangat luas, sehingga
dengannya satu dengan yang lainnya saling untuk
melengkapi, dalam artian memasukkan satu dengan
yang lainnya, karena bisa dikatakan bahwa tidaklah
beriman kecuali disana ada islam, dan juga tidaklah
berislam kalau didalamnya tidak ada yang namanya
keimanna. Maka oleh dari itu hendaknya iman itu
dengan hati dan dilakukan dengan seluruh anggota
badan.

18
BAB III
KONSEP TANGGUNGJAWAB PENDIDIKAN ANAK

Salah satu pemikiran pendidiikan islam adalah


dalam bukunya yang beliau tuliskan yaitu Trbiyatul aulad
fiil islam, atau dalam kitab terjemahannya pendidikan
anak dalam islam adalah bahwa menurut beliau
pendidikan anak yang utama dilakukan adalah pada fase
pernikahan, adapun pemikiran pemikiran beliau tentang
pendidikan anak dalam islam akan kami jabarkan
didalam kererangan berikut ini.
A. Materi Pendidikan Agama Kepada Anak
Didalam kitab tarbiyatul aulad Abdullah nashih
‘ulwan menuliskan tentang pentingnya pendidikan
agama kepada anak didalamnnya mencakup tetang
pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan fisik,
pendidikan spikis, pendidikan intelektual, dan juga
pendidikan sosial dan seksual.
1. Pendidikan Iman
Materi pendidikan iman merupakan materi
yang utama yang kemudian harus diajarkan kepada
seorang anak dengan menanamkan materi materi
keagamaan kepada anak, yang dimaksud dengan
pendidikan iman ini adalah memberikan materi
materi pokok keagamaan kepada anak ketika
mereka mengerti, menanamkan pendidikan tentang

19
rukun iman ketika mereka sudah bisa memahami,
dan menanamkan pendidikan kepada anak tentang
dasar dasar syariat sesuai dengan usia mereka atau
dalam masa tamyis.
Dalam materi pendidikan iman ini yang
hendak diajarkan kepada seorang anak adalah
tentang bagaimana seorang anak bisa mengerti
hakekat dari keimanan dan juga menjgajarkan
mereka tentang beriman kepada yang goib, yaitu
beriman kepada Allah bahwa Dia sebagai Robb
semesta alam, dan juga sebagai sang kholiq,
beriman kepada malaikat, beriman kepada nabi dan
juga Rosul Rosul, beriman kepada kitab samawi,
beriman kepada manusia bahwa mereka akan
ditanya kelak di akherat tentang perbuatan mereka
selama didunia, beriman dengan siksa kubur,
beriman dengan hari kiamat, beriman dengan hari
kebangkitan, beriman dengan adanya surga dan
juga beriman dengan adanya neraka.7 Dasar dasar
keimanan inilah yang kemudian harus diajarkan
kepada anak anak sejak mereka kecil sehingga
dengan penananman akan dasar dasar keimanan ini
anak anak akan mudah memahami tentang

7
Abdullah Nashih ‘Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam…,
hal.165.
20
keimanan seiring dengan bertambahnya usia
mereka.
2. Pendidikan Tentang Moral Anak
Didalam kitab tarbiyatul aulad fiil islam
Abdullah Nashih ‘Ulwan menuliskan tentang
pentingnya menanamkan pendidikan moral kepada
anak, karena hal ini merupakan hal yang sangat
utama yang harus disampaikan oleh orangtua
kepada anak anaknya, pendidikan moral adalah
pendidikan tentang serangkaian prinsip dasar moral
dan juga pembentuk watak dan tabiat seorang anak
untuk kemudian mereka berlaku dan bertindak
dengan baik sesuai syariat agama islam,
membiasakan kepada anak tentang sifat sifat terpuji
dan sopan santun dan menjadikan sebuah kebiasaan
baik yang mereka lakukan hingga mereka mencapai
usia sebagai seorang yang mukalaf.8
Jika sejak lahirnya anak anak dididik dengan
pendidikan keimanan yang yang baik sehingga
mereka mampu menerima dan taat dalam
menjalankan semua apa yang diperintahkan dalam
agama islam maka menanamkan pendidikan moral
atau tingkah laku yang baik akan bisa kemudian
dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang anak
karena mereka sudah mendapatkan materi

8
Ibid…, hal.193.
21
pendidikan yang baik sejak masa kecilnya, selain itu
juga maka mereka akan mempu menerima kemauan
dan bekal kemampuan dalam menerima keutamaan,
kemuliaan disamping itujuga karena mereka sudah
terbiasa melakukan kebaikkan kebaikkan dan ang
mulia didalam kitabnya Abdullah Nashih ‘Ulwan
menjelaskan tentang apa saja yang kemudian
disampaikan kepada anak tentang pendidikan moral
ini maka beliau menjelaskan bahwa yang perlu
disampaikan kepada seorang anak adalahpendidikan
tentang perbaikan jiwa jiwa mereka, kemudian
tentang bagaimana meluruskan penyimpangan
mereka dan juga tentang bagaimana menjauhkan
mereka atau menghapus kebiasaan buruk yang
mereka lakuka, mengangkat mereka dari setiap
kehinaan, dan juga menanamkan pendidikan kepada
mereka agar menganjurkan hubungan baik dengan
orang lain.9
Dengan pendidikan moral ini hendaknya
orangtua mengajari anak anaknya untuk berkata
benar, jujur, sabar, pemurah (dermawan), berani
lapang dada dan juga konaah, mencintai orang
orang yang beriman, menghormati orangtua,
menyayangi orang yang lebih muda darinya, sayang

9
Abdullah Nashih ‘Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam…,
hal.199.
22
kepada hewan, suka bershodaqoh dan juga tentang
tatakrama meminta izin kepada orang tuanya ketika
masuk maupun hendak keluar.10 Seorang anak akan
menjadi baik atau tidaknya tentunya ditentukan dari
bagimana pendidikan moral ini diajarkan kepada
seorang anak sehingga ketika anak sudah tumbuh
besar maka moralnya akan tertata karena pengajaran
moral yang diajarkan orangtuanya sejak mereka dari
kecilnya.
a. Tentang Pendidikan Fisik
Satu lagi pendidikan yang hendaknya di
ajarkan oleh orang tua kepada anaknya adalah
pendidikaikan tentang fisik. Hal ini dimaksudkan
agar anak bisa tumbuh dengan memiliki fisik
yang kuat dan sehat serta semangat dalam
menjalankan apa saja ketika mereka
mendapatkan perintah. Islam telah memberikan
pengarahan tentang mendidik fisik ini supaya
para pendidik bisa mengerti tentang besarnya
tanggung jawab pendidikan fisik yang harus
dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya.11
pendidikan tentang fisik ini merupakan
pendidikan yang juga penting diajarkan oleh

10
Abdullah Ibnu Sa’ad Al Falih, Langkah Praktis Mendidik Anak
Sesuai Tahapan Usia…, hal.121.
11
Abdullah Nashih ‘Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam…,
hal.163.
23
orangtua kepada anaknya sehingga ketika
mereka sudah dididik dengan mempunyai fisik
yang kuat maka seorang anak akan terlatih siap
menjalankan tugas tugas denga penuh
semangat, karena memang orang yang beriman
itu dianjurkan untuk memiliki fisik yang kuat,
sebagaimana dalam penjelasan hadis nabi bahwa
mukmin yang kuat itu lebih Allah cintai
dibandingkan dengan mukmin yang lemah, maka
Abdullah Nashiih ‘Ulwan telah menerangkan
tentang tanggungjawab orangtua dalam
mendidik dan memberikan pengajaran tentang
pendidikan fisik ini agar anak bisa tumbuh
menjadi anak yang sehat dan kuat tidak memiliki
badan yang lemas.
b. Pendidikan Kejiwaan
Dalam penjelasan didalam kitab tarbiyatul
aulad yang dituliskan oleh Abdullah Nashih
‘Ulwan bahwa beliau menjelaskan tentang hal
terpenting yang harus dihindarkan kepada anak
adalah sifat sifat negatif seperti minderan,
penakut, sifat kurang percaya diri, sifat pemarah
dan yang lainnya. Sehingga ketika orangtua
sudah memberikan penjelasan agar anak tidak
mengalami hal hal tersebut maka anak akan

24
tumbuh menjadi anak yang giat, pemberani,
cerdas, dan juga tidak pemalu.
Hal inilah yang diajarkan kepada para
sahabat sahabat nabi tentang keberanian yang
luarbiasa yang mereka tanamkan didalam hati
hati mereka, meskipun umur mereka sangat
muda sekali, dan juga tidak mengherankan kalau
tokoh tokoh sejarah mandiri dan usia yang
sangat dini, dan bahkan menjadi orang yang
sukses dan menjadi pemimpin meskipun
umurnya sangat muda sekali, contohnya Ali bin
Tholib, beliau berani menjadi tumbal dengan
tidur di rumah Rosulullah dan dalam kepungan
orang orang kafir yang hendak membunuh nabi,
padahal usia beliau masih belasan tahun, Usamah
bin Zaid dengan usia yang sangat muda sekali
yaitu 18 tahun tapi beliau sudah diamanahi untuk
menjadi pemimpin perperangan melawan
pasukan romawi, Mushaf bin Umair, Muhammad
al fatih yang mempunyai usia yang sangat muda
sekali tapi beliau sudah bisa diberi amanah
memimpin kota pada usia 18 dan 22 tahun,
memimpin 250 ribu pasukan untuk melawan
super power konstatinovel.12

12
Misbahul Huda, Bukan Sekedar Ayah Biasa, (Jakarta: Filla
Pres, 2016), hal.97.
25
Didalam penjelasan Abdullah Nashih
‘Ulwan didalam kitab Ratbiyatul Ulad Fiil Islam
beliau menerangkan bahwa keluarga merupakan
pendidik awal yang sangat berpengaruh kepada
anak anaknya, sebab anak pasti akan
memperhatikan tentang bagaimana tingkah laku
dan juga gerak gerik keluarganya yang ada
dirumah, sehingga dengan memberikan contoh
prilaku yang baik kepada anak maka hal itulah
yang akan mendorong anak untuk berbuat dan
berprilaku seperti apa yang mereka lihat didalam
anggota keluarga tersebut. Abdullah Nashih
‘Ulwan memperhatikan bahwa prilaku yang
dilakukan oleh seorang anak biasanya mereka
mengikut apa apa yang dilakukan oleh kakak
kakaknya sehingga mereka akan bertindak dan
berprilaku sesuai dengan yang mereka lihat,
maka dengan melihat kondisi yang demikian
maka orangtua hendaknya memusatkan
perhatiannya kepada anak yang pertama dan
setelahnya, dengan memberikan pendidikan
yang baik, agar mereka menjadi teladan yang
baik bagi adik-adiknya.13

13
Abdullah Nashih ‘Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam …,
hal.662-663.
26
Semua para ahli peendidikan baik
orangtua, guru dan juga pembimbing, ketika
mereka dengan sungguh sungguh berusaha
untuk menerapkan manhaj yang telah Allah
turunkan dan juga melaksanakan sistem yang
memang sudah diterapkan dan juga telah
dirumuskan dasar dasar dan juga dengan cabang
cabangnya oleh syariat islam maka seorang anak
akan menjadi anak yang tumbuh dengan
keimanan yang baik, ketakwaan kepada
Tuhannya dengan menjalankan semua apa yang
diperintahkan dan menjauhi dengan apa apa
yang menjadi larangan dalam agama islam, dan
juga anak akan tumbuh dengan akhlak yang
mulia sehingga anak ketika mereka berada
didalam masyarakat maka mereka akan menjadi
orang yang matang akalnya, sempurna akan
akhlaknya, seimbang prilaku kebaikannya dan
juga mmereka akan menjadi anak yang baik
dalam bertingkah laku didalam masyarakat.
Sedangkan kebanyakan yang dikeluhkan
oleh sebagian pendidik dan juga orangtua adalah
tentang kenakalan dan juga pembangkangan
seorang anak kepada orangtuanya, hal ini
dikembalikan kepada seorang pendidik itu
sendiri, karena banyak para pendidik dan juga

27
orangtua yang kurang begitu perhatian terhadab
bagaimana seorang anak bergaul dengan teman
dan juga lingkungannya, kebanyakan seorang
anak mereka teralu diberi kebebasan dan
kebanyak dari orangtua mereka tidak
memperhatikan dengan siapa mereka berteman
dan sebagainya, jika seorang pendidik atau
oragtua memebiarkannya berteman dengan
teman teman yang tidak baik, mungkinkah
seorang anak akan teguh dengan aqidahnya?
Kalaulah orangtua memberikan sekolah kepada
anak dengan sekolah yang tidak baik, atau
sekolah asing. Pada intinya adalah bagaimana
seorang anak akan menjadi baik akhlaknya jika
orangtua tidak menjadikan manhaj islam sebagai
salah satu pedoman didalam pendidikan dan
sebagai salah satu pembentuk kepribadian
seorang anak. Alangkah indahnya perkataan
seorang Umar ketika beliau didatangi oleh
seorang ayah yang belum memberikan hak
kepada anaknya, mulai dari ayah yang tidak
memilih seorang ibu yang baik untuknya,
membaguskan namanya, dan juga
mengajarkannya Al Qur’an. Maka seorang umar
langsung berteriak dan berkata: bahwa engkau
datang kepadaku dengan mengadukan

28
kenakalan anakmu, padahal engkau sendiri yang
tidak memberikan haknya kepada anakmu dan
engkau sendiri yang durhaka kepada anaknya
sebelum anakmu durhaka kepadamu dan engkau
sendiri yang berbuat jahat kepada anaknya
sebelum anaknya berbuat jahat kepdamu!.
Umar mengembalikan permasalahan
seorang anak itu kepada ayahnya. Mungkin
banyak orangtua yang mengeluh akan kenakalan
anaknya maka padahal mungkin mereka sudah
merasa telah memberikan haknya kepada anak
anaknya, hal tersebut sebenarnya bertolak
belakang dengan apa yang mereka lakukan
kepada anak ankanya, karea kalau kita akan
mencari penyebab kenakalan seorang anak maka
penyebabnya akan kembali kepada orangtuanya,
bagaimana pendidikan yang diajarkan oleh
orangtua kepada anak anaknya, mungkin banyak
orangtua yang memberikan tauladan yang buruk
kepada anaknya, atau mereka tidak membrikan
hak dan kewajibanya kepada anak anaknya, atau
karena mereka tidak mengambil islam sebagai
manhaj pendidikan kepada anak anaknya, atau
karena mereka mengabaikan tentang
tanggungjawab dan kewajiban yang dibebankan

29
islam kepada mereka dengan amanah yang Allah
berikan berupa anak anak.

B. Konsep Tanggungjawab Pendidikan anak


Abdullah Nashih ‘Ulwan menerangkan tentang
pendidikan iman ini merupakan sebuah pendidikan yang
sangat pening dan paling utama yang kemudian harus
dipraktekkan atau diajarkan kepada anak. Pendidikan
iman memang harus kemudian ditanamkan kepada anak
anak sejak mereka masih berumur kecil, sehingga dalam
perkembangan usianya anak akan faham dan mengerti
tentang pentingnya keimanan dalam kehidupan
keseharian mereka.
Salah satu tanggung jawab pendidikan yang
palling bersar dan paling penting dan mendapatkan
sebuah perhatian yang sangat besar adalah tentang
tanggung jawab seorang pendidik terhadap siapa saja
yang menjadi tanggungjawabnya untuk mengajar,
mengarahkan serta membimbingnya. Taggung jawab
pendidikan ini adalah merupakan tanggungjawab yang
sangat besar dan sangat penting dilakukan oleh seorang
pendidik. Sebabnya tanggung jawab pendidikan ini
dimulai sejak anak lahir kedunia sampai anak menjadi
anak yang sampai pada usia pubertas, dan hingga
sampai mereka ketahap yang berikutnya yaitu mukalaf.

30
Seorang pendidik, guru maupun orangtua ketika
mereka melaksanakan pendidikan ini dengan baik maka
mereka telah melaksanakan tanggung jawab yang secara
sempurna, dalam artian pengarahan pendidikan ini terus
berlanjut sampai anak benar benar paham maksud dari
sebuah pendidikan. Mendidik tidak hanya memberikan
materi semata, akan tetapi mendidik adalah mendidik
dengan penuh semangat baik materi maupun praktek
dalam kehidupan kesehariannya, sehingga pendidikan
yang dilakukan dengan penuh semangat dan mengikuti
proses dengan baik, maka hal itu akan membentuk
seseorang yang mudian mempunyai karakteristik dan
keistimewaan dengan luar biasa.
Sebagai seorang pendidik didalam sebuah
lembaga pendidikan hendaknya mengikuti tuntunan Al
Qur’an dan juga sunah sunah nabinya,yang mengandung
motivasi untuk mendidik untuk kemudian mereka para
pendidik akan sadar dan melaksanakan tanggung jawab
ini dengan penuh semangat dan antusias. Sekiranya kita
mengikuti petunjuk yang dibawa oleh al Qur’an dan
sunah sunah nabi-Nya dalam memberikan motivasi dan
pengarahan kepada para pendidik dalam mendidik dan
melaksanakan tanggungjawab mereka dengan baik, dan
mengancam mereka manakala mereka meremehkan
tugas dan tanggung jawab ini, maka sekiranya kita
mengikuti hal yang demikian tadi maka akan didapati hal

31
itu tak terhingga. Hal tersebut agar para pendidik
mengetahui bahwa tanggung jawab dan juga amanah
yang mereka emban sangatlah besar. Adapun banyak
ayat dan juga hadis yang menjelaskan tentang besarnya
tanggung jawab dalam pendidikan. Antara lain sebagai
berikut:
َ ْ
ْ َّ ً ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ ْ ُ َ
ُ‫نحن‬ ‫وأمر أهلك ِبالصل ِاة واصط ِبر عليها لا نسألك ِرزقا‬

ْ َّ ُ َْ َ ُُ َ
١٣٢- ‫ن ْرزقك َوالع ِاق َبة ِللتق َوى‬-

Artinya: “Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan


shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak
meminta rezeki kepadamu, Kami-lah yang Memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi
orang yang bertakwa”. (Qs. Thaha. 132)

َ َ َ
ُ َّ َ ُ ُ َ ً َ ْ ُ ْ َ ْ ُ َ ُ ْ ُ ُ َ َ َّ َ ُّ
‫م‬
‫أيها ال ِذين آ نوا قوا أنفسكم وأه ِليكم نارا وقودها الناس‬
َ ٌ َ ٌ َ َ ََ ُ َ ْ َ
َ ُ َْ َ ٌ َ
َ َّ ‫ون‬
ْ‫اَّلل َما أ َم َر ُهم‬ ‫ال ج َارة عل ْي َها َمل ِائكة ِغلاظ ِشداد لا يعص‬ِ‫و ح‬

َ ْ َ ُ َ ْ
‫َو َيفعلون َما ُيؤ َم ُرون‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah


dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan

32
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.s
Tahrim.6)
Jelaslah bahwa dalam ayat diatas menerangkan
tentang pentingnya sebuah pendidikan, sehingga
tanggungjawab seorang pendidik adalah sebuah tanggung
jawab yang sangat besar. Berpijak dari arahan ayat Al
Qur’an dan juga dengan hadis hadis nabi diatas, para
pendidik hendaknya dari generasi ke generasi lebih
memperhatikan tentang pentingnya pendidikan anak,
hendaknya mereka mengarahkan anak anak untuk
berupaya memberikan pengajaran dan juga meluruskan
mereka dari penyelewengan, dan bahkan seharusnya
orangtua dan juga walinya hendaknya memilihkan
pendidikan yang baik, dan mencarikan seorang guru yang
baik yang bisa memberikan pendidikan yang baik kepada
anak anaknya dan mampu untuk mengarahkan mereka dari
ke dari penyelewengan kepada petunjuk yang lebih baik.
Sehingga dengan memilihkan pendidik atau seorang guru
maka anak akan tumbuh besarnya menjadi anak yang baik,
dan mampu melaksanakan tugas dengan cara yang benar
yang sesuai dengan tuntunan agama islam,dan juga
dengan aqidah dan akhlak yang baik yaaang sudah
tertancap didalam diri mereka. Sebagaimana kisah para
orang orang terdahulu dalam menitipkan anak anaknya
didalam lembaga pendidikan sebagai berikut.
Diriwayatkan oleh al jaizh bahwa ‘Uqbah bin Abi
Sufyan tatkala mengantarkan anaknya kepada seorang
pendidik maka beliau menyampaikan kepadanya,

33
“hendaknya kamu memulai dalam mendidik anakku nanti
dengan pendidikan memperbaiki pribadi anda, sebab, mata
anak didik itu akan terikat dengan mata seorang pendidik
(guru), sebuah kebaikan menurut mereka adalah kebaikan
yang menurut seorang guru baik, dan kejelekan yang
menurut mereka jelek adalah apa apa yang menurut anda
jelek. Dan ajarilah mereka dengan pengajaran sejarah
orang orang bijak, akhlak para orang terdahulu yang
memiliki adab, ancamlah mereka denganku, ajarilah
mereka dengan pengajaran tanpa diriku, jadikanlah mereka
seperti seorang dokter yang tidak akan mengobati orang
sakit sebelum mereka tau apa penyakitnya, dan janganlah
engkau memasrahkan mereka karena ketidakmampuanku
untuk mendidk karena aku telah memansrahkannya kepada
dirimu sebagai seorang pendidik. 14
seorang pendidik wajib hukumnya untuk kemudian
memberikan pendidikan iman kepada peserta didiknya
semenjak perkembangan pertumbuhannya, selain itu juga
seorang pendidik juga hendaknya mengajarkan tentang
pondasi pondasi ajaran Islam, sehingga anak anak mereka
akan semakin terikat dalam kehidupan kesehariannya
secara aqidah dan juga ibadahnya. Sehingga jika
penanaman pendidikan iman ini dilakukan sejak anak anak
masih usia dini maka keimanan akan semakin menancap
didalam hati hati mereka yang dengannya mereka akan

14
Abdullah Nashih ‘Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam…,
Hal.108.
34
semakin mengenal bahwa Robbnya adalah Allah SWT,
kitabnya adalah Al Qur’an, Nabinya adalah Nabi
Muhammad SAW, sebaliknya apabila seorang anak tidak
kemudian diberikan pendidikan tentang akherat/keimanan
dan keislaman, maka mereka akan menjadi anak yang
minim sekali ilmu pengetahuannya tentang dunia dan
akheratnya.Pengajaran tentang agama islam dan juga
keimanan merupakan pengajaran yang sangat penting dan
menjadi bekal berharga, karena para murid tidak hanya
menghadapi kehidupannya didunia saja akan tetapi mereka
juga akan menghadapi kehidupan di akheratnya.15
Islam dengan kaidah kaidah dan hukum yang
kemudian menyeluruh dan sempurna serta dengan prinsip
prinsip pendidikannya yang langgeng, telah memberikan
solusi dan juga konsep dalam menumbuhkan kepribadian
kepada anak dari sisi aqidah, akhlak, fisik, mental, akal dan
juga sosial dalam kemasyarakatannya. Maka apabila konsep
dan juga prinsip prinsip kesislaman ini dilakukan dengan
baik maka suatu bangsa akan menumbuhkan generasi
generasi yang baik, mereka akan memiliki aqidah yang kuat,
berakhlak yang luhur serta mereka akan menjadi generasi
yang taat dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT.
Dalam proses pendidikan yang harus diperhatikan adalah
tentang sifat sifat asasi seoarang pendidik, agar pengeruh
dalam memberikan pendidikan kepada anak akan
memberikan respon yang sangat kuat.

15
Ainun Rasyid, Hadis Hadis Tarbawi, (Yogyakarta: DIVA Press,
2017), hal.110.
35
C. Sifat seorang Pendidik
1. Ikhlas
Hendaknya sebagai seorang pendidik mereka
memiliki sifat yang ikhlas karena mengaharap ridho
Allah SWT dalam memberikan pendidikan, baik
dalam memberikan perintah, maupun larangan,
nasehat dan juga dalam memberikan hukuman.
Ikhlas dalam hal perkataan dan juga dalam hal
perbuatan adalah hal yang sangat penting yang
harus dimiliki oleh seorang pendidik karena itu
adalah salah satu asas keimanan dan juga tuntunan
keislaman. Karena dalam sebuah firmannnya Allah
menegaskan bahwa Allah tidak akan menerima
sebuah amal kecuali dilandasi dengan keikhlasan.
َ ُ
ُ ُ َ ََ ُ َ ُ َ ْ ُ َ َّ ُ ُ ْ َ َّ ُ ََ
‫الدين حنفاء وي ِقيموا‬
ِ ‫وما أ ِمروا ِإلا ِليعبدوا اَّلل مخ ِل ِصين له‬

َ ْ ُ َ َ َ َ َ َّ ُ ْ ُ َ َ َ َّ
٥- ‫ين الق ِي َم ِة‬ ‫الصلاة ويؤتوا الزكاة وذ ِلك ِد‬-

Artinya: “Padahal mereka hanya diperintah


menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-
mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar
melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus (benar)”. (Q.s Al
Bayinah. 5)

36
2. Taqwa
Sifat yang kemudian harus dimiliki oleh
seorang pendidik adalah takwa, sebagaimana
dengan apa yang didefinisikan oleh para ulama’
bahwa “ bagaimana agar Allah tidak meliht kamu
melakukan agar Allah tidak melihat kamu melakukan
apa yang kemudian dilarang-Nya dan tidak
meninggalkan apa yang kemudian diperintahkan-
Nya.16 Dalam sebuah hadis Rosulullah SAW
bersabda:
َ َ
َ َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َ َ ََ َ ُ ُ ْ ُ َ ْ ْ َ
‫عن أ ِبي ذ ٍر جند ِب ِبن جنادة وأ ِبي عب ِد الرحم ِن مع ِاذ ب ِن جب ٍل‬

َ َ َ َ ََ ُ َ َ ُ ‫اَّلل َع ْن ُه َما َع ْن َر‬


‫ (ات ِق‬:‫اَّلل عل ْيهِ َو َسل َم قال‬ ‫ول اَّللِ صلى‬
ِ ‫س‬ ُ ‫َرض َي‬
ِ
َ
َ َ َ َ َ ُ َْ ََ ََ ََ َ ْ َ َ ْ ُ َ ُْ َ َ
‫ وخا ِل ِق الناس‬،‫ وأت ِب ِع الس ِيئة الحسنة تمحها‬،‫اَّلل حيثما كنت‬

ْ َ ٌ َ َ َ َ ُُ
‫ َو ِفي َبع ِض‬.‫ ح ِد ْيث ح َس ٌن‬:‫ِبخل ٍق ح َس ٍن) َر َو ُاه ال ِت ْر ِم ِذي َوقال‬

ٌ َ َ ُ
‫ ح َس ٌن ص ِح ْيح‬:‫الن َس ِخ‬

Artinya: “Dari abu dzar jundub ibnu junadah dan abi


‘abdirrohman mu’atbin jabal RA, dari Rosulullah SAW
bersabda:”Bertakwalah kepada Allah dimanapun kalian
berada,iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya
dia akan menghapusnya dan pergaulilah manusia

16
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam...,
hal.647
37
dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi, dia
mengatakan hadistnya hasan, pada sebagian cetakan
dikatakan hasan shohih)17

3. Ilmu Pengetahuan
Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa ketika
seseorang akan memberikan pendidikan yang
terbaik untuk anak anaknya hendaknya mereka
memilihkan kepada seorang guru yang mempunyai
banyak pengetahuan, ilmu pengetahuan sangatlah
dibutuhkan oleh setiap pendidik, yang tentunya
pengetahuan disini adalah pengetahuan tentang
agama islam, sepertihalnya ulama’ yang dibahas
dalam skripsi ini yaitu Abdullah Nashih ‘Ulwan
merupakan sosok orang yang mendapatkan
perhatian khusus dari keluarga dan juga guru
gurunya, karena beliau tumbuh dari kalang keluarga
yang cerdas dan memeiliki pengetahuan yang luas.
Karena itulah agama islam memberikan perhatian
yang sangat besar kepada umat manusia untuk
kemudian mereka menjadi umat yang berilmu, telah
banyak ayat dan juga haids nabi yang memberikan
tekanan kepada manusia untuk kemudian menuntut
ilmu, sebagaimana dalam sebuah firman Allah:

17
Imam Annawawi, Al Wafi Syarah Hadist Arba’in
Annawawi..., hal. 198.
38
ْ ُ ُ َ َّ ُ َّ َّ َ
ُ َّ ‫وتوا الع ْل َم َد َر َجات َو‬
‫اَّلل‬ ‫أ‬ ‫ين‬ ‫ذ‬ ‫ال‬‫و‬َ ‫اَّلل الذ َين آ َم ُنوا منك ْم‬
ُ ‫َي ْرفع‬
ٍ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ َ َْ َ
ٌ ‫ون َخب‬
١١- ‫ير‬ ِ ‫ ِبما تعمل‬-

Artinya: “Niscaya Allah akan Mengangkat (derajat)


orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah
Maha Teliti apa yang kamu kerjakan”.(Q.s Mujadilah.
11)

Dalam sebuah hadist Rosulullah SAW bersabda:


َْ َ ً َ ُ َ ً ْ َْ ً َ َ َ
‫اَّلل ِبه ط ِر ْيقا ِإلالجنة‬ ‫َم ْن َسلك ط ِر ْيقا َيلت ِم ُس ِف ْيهِ ِعلما َس َهل‬

Artinya: "Barang siapa menempuh jalan untuk


mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan
ke surga, sesungguhnya para malaikat menaungkan
sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu
karena senang terhadap apa yang diperbuat" (Hr.
Muslim)

4. Santun dan Juga Pemaaf


Sifat yang juga penting yang kemudian harus
dimiliki oleh seorang pendidik adalah sifat santun,
dengan sifat santun inilah seorang pendidik akan
mudah untuk kemudian berinteraksi dengan seorang
anak, karena dengan sifat yang santun inilah salah
satu sifat yang kemudian dicukai oleh setiap anak,

39
dan dengan sifat yang santun juga maka anak akan
berprilaku dengan baik, dan juga mereka akan
menjauhkan diri dari sifat sifat yang tercela.
َ ْ ْ ُ ُّ َ َّ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ
١٣٤- ‫ي ُّب ال ُمح ِس ِنين‬
ِ‫ح‬ ‫اَّلل‬‫و‬ ‫اس‬
ِ ‫الن‬ ‫ن‬ِ ‫ع‬ ‫ين‬‫اف‬
ِ ‫ع‬‫ال‬‫و‬ ‫ظ‬‫ي‬ ‫غ‬‫ال‬ ‫ين‬‫م‬ِ ِ ‫وال‬....-
‫اظ‬ ‫ك‬

Artinya:....”dan orang-orang yang menahan


amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.
Dan Allah Mencintai orang yang berbuat kebaikan”.
(Q.s Al Maidah.134)

َ
َ ٌّ َ ُ ََّ َ ٌ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َّ َ َ ْ َ َّ َ ْ
٣٤- ‫ادف ْع ِبال ِتي ِهي أحسن ف ِإذا ال ِذي بينك وبينه عداوة كأنه وِلي ح ِميم‬....-
ٌ ُ َ

Artinya:...” (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik,


sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara
kamu dan dia akan seperti teman yang setia”. (Q.s
Fushilat. 34).

D. Konsep dan Kaidah Asasi dalam Pendidikan


Didalam pendidikan terdapat dua kaidah penting
yang harus dilakukan oleh seorang pendidik dalam
menanamkan kepribadian seorang anak kedalam agama
Islam.
1. Kaidah Ikatan
Maksud dari kaidah ikatan ini adalah, ketika
dalam pertumbuhan anak dididik dengan pendidikan
yang baik dan dengan ikatan ikatan dalam agama islam,
dalam artian mereka tidak dididik dengan keburukan
melainkan dididik dengan terikat dan terbiasa dengan
40
ikatan ikatan aqidah islamiyah yang kuat, dididik
dengan ikatan pemikiran, rohani dan juga jasmani yang
kuat dan baik. Maka akan menjadikan pribadi anak yang
kuat iman, aqidah dan juga keyakinannya dalam
memeluk agama islam.
a. Ikatan Aqidah (Keyakinan)
Ketika seorang anak sudah mengerti dengan
hakekat keimanan, maka keterikatan aqidah
ataupun keyakianan inilah yang kemudian diajarkan
kepada seorang anak. Seorang pendidik haruslah
kemudian menanamkan kepada diri anak tentang
hakikat iman kepada Allah, Rosulullah, Kitab kitab,
beriman kepada qodho dan qodhar-Nya,
menanamkan keimanan terhadap malaikat yang
menenyai didalam kubur, siksa kubur, hari kiamat,
surga dan neraka dan yang lain sebagainya yang
sudah diajarkan didalam agama islam. 18
Orang tua tentunya sudah banyak mengetahui
bahwa ketika mereka para anak anak sudah dididik
dengan menemkan aqidah yang kuat didalam
dirinya dan juga menenamkan keimanan didalam
hatinya maka setiap perbuatan anak akan
mencerminkan bahwa anak itu baikm, baik dalam
artian adalah baik rohani dan juga baik secara
keakwaan kepada Allah dalam menjalankan ibadah
kepada Allah, berpegang teguh dengan apa yang

18
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam...,
hal.670.
41
diperintahkan oleh Allah dan menjauhkan dirinya
dari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT,
karena mereka berada dalam hidayah, agama islam,
kebenaran dan juga berada didalam jalan yang
lurus.
b. Ikatan Rohani
Maksud dari ikatan rohani ialah tentang
bersihnya ruh seorang anak maka terpancar dalam
dirinya sebuah pancaran keimanan dan keikhlasan,
jiwanya berada didalam keluhuran dalam suasana
kesucian. Agama islam telah memebrikan konsep
atau manhaj dalam mengikat kebaikan pada diri
seorang anak dalam beberapa macam untuk
kemudian menjaga kebersihan dan juga keikhlasan
dalam diri anak.
1) Ikatan Anak Dengan Ibadah
َ َ
َ َ ْ ْ ُ َ َ َّ ْ ُ َ َ ْ
‫ُم ُروا أولادكم ِبالصلا ِة وهم أبناء سب ِع ِس ِنين‬
ْ َ ُ

َ
ُ َ َ ْ َ ُ َ ْ ْ ُ َ َ ََْ ْ ُ ُ ْ َ
‫اء عش ِر ِس ِنين َوف ِرقوا‬ ‫واض ِربوهم عليها وهم أبن‬

َ َْ ْ ُ َ َْ
‫اج ِع‬
ِ ‫بينهم ِفي الم‬
‫ض‬

Artinya: “perintahkanlah kepada anak anakmu


untuk melaksanakan sholat pada usia tujuh
tahun, dan pada saat mereka telah mencapai
usia sepuluh tahun maka pukulah mereka jika
mereka tidak menjalankannya dan serta

42
pisahkanlah mereka untuk tempat tidurnya” Hr.
Hasan Sahih (Al-Albani)

Ketika seorang anak mencapai usianya


sepuluh tahun, maka kekuatan tubuh dan
kekuatan akalnya akan bertambah, sehingga
mereka akan mampu untuk kemudian melakukan
ibadah, maka dalam sabda nabi memerintahkan
untuk kemudian memukul mereka tatkala mereka
enggan dalam menjalankan ibadah, maksud
pukulan disitu adalah pukulah yang mendidik,
sehingga anak mau untuk kemudian menjalankan
ibadah sebagai wujud dari ketakwaannya kepada
Allah SWT.19

Sudah semestinya seorang pendidik


mengajarkan kepada anak tentang prinsip prinsip
kebaikan dan juga kejelekan, sehingga anak
terjaga dari perbuatan buruk, mengajarkan kepada
anak tentang hukum halal dan haram dan juga
mengajarkan tentang ciri ciri kebenaran dan
kebatilan.

2) Ikatan Anak Dengan Al Qur’an


ُ َ ُ َ َ َ َ َ ُ ََ َ َ
‫أ ِد ُب ْوا أ ْولادك ْم على ثلا ِث ِخص ٍالى حب ن ِب ِيك ْم‬

ْ ُ ْ ََ َ َْ ْ َ ُ َ
‫آن‬
ِ ‫وحب أه ِل بي ِتهِ و ِتلاوة القر‬

( ‫)رواه الطبرانى‬

19
Ibnu Qoyim Al Zaujiah, Menyambut Buah Hati, ( Jakarta
Timur: Umul Qura, 2014), hal.431.
43
Artinya: “Didiklah anak anak kamu atas tiga
hal: mendintai nabi kamu, mencintaiahli baitnya
dan mencintai untuk membaca Al Qur’an.”
(Hr.Thabrani)

Al Qur’an memiliki kesan dan juga pengaruh


yang sangat besar kepada seseorang ketika
mereka belajar, membeca dan bahkan
menghafalnya, dengan Al Qur’an maka hati akan
tergerakkan untuk menjadi bersih dari dosa dosa,
dan ketika hati yang bersih itu terus kemudian
diajarkannya Al Qur’an maka kian bertambahlah
pula kesan dan juga pengaruh yang ada didalam
Al Qur’an untuknya, maka ketika anak baru lahir
mereka masih bersih dan masih dalam keadaan
fitrohnya, hendaknya diajarkannya Al Qur’an imi
sejak dini. Begitulah yang diajarkan oleh orang
orang terdahulu, mereka menenmkan pendidikan
Al Qur’an ini sejak dini sehingga banyak dari para
ulama’ yang terkenal merekaaa bisa hafal Al
Qur’an dalam usia kurang dari 10 tahun.

Maka hendaknya para pendidik dan juga


orang tua menetahui bahwa umat terakhir ini
mereka tidak akan kemudian menjadi baik
kalaulah mereka tidak dididik dengan pendidikkan
yaang membuat mereka baik, jika pada generasi
awal umat ini mereka menjadi baik karena mereka
dididik dengan pendidikan Al Qur’an sebagai
bacaan, pengamalan dalan keseharian, pemikiran
dan juga sebagai prilaku mereka maka umat yang
terakhir ini tidak akan kemudian menjadi baik
kecuali mereka diikat dengan Al Qur’an sebagi

44
pemahaman, hafalan, pengamalan, sebagai prilaku
dan juga hukum islam, maka pada generasi saat
ini hendaknya orangtua membentuk generasi yang
Qur’ani, yang beriman, sholih dan sholihah serta
mereka memiliki jiwa orang orang yang bertakwa
kepada Allah SWT.

3) Ikatan Anak Dengan Masjid


ْ َ
‫اَّلل َوال َي ْو ِم‬
ِ ‫آم َن ِب‬
َ ‫اَّلل َم ْن‬
ِ ‫اجد‬ َ َ ُ ُ ْ َ َ َّ
ِ ‫ِإنما يعمر مس‬
َّ َّ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ
‫الآخ ِر وأقام الصلاة وآتى الزكاة ولم يخش ِإلا اَّلل‬ ِ
َ ُ
َ َ ْ ُْ َ ْ ُ ُ َ َ َْ َ َ َ
١٨- ‫ـئك أن يكونوا ِمن المهت ِدين‬ ِ ‫فعسى أول‬-

Artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan


masjid Allah hanyalah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta
(tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat
dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali
kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka
termasuk orang-orang yang mendapat
petunjuk” (Q.s At Taubah.18)

Mendidik anak agar mereka gemar untuk


kemudian datang kemasjid ini merupakan sebuah
pendidikan yaang memang harus dilakukan oleh
orangtua, sehingga ketika anak masih usia
belianya mereka sudah sering untuk kemudian
diajak ke masjid maka ketika bertambah umurnya
mereka akan menjadi anak yang gemar untuk
kemudian datang ke masjid, karena secaara tidak

45
langsung ketika orangtua mengajak anaknya ke
masjid maka mereka akan memehami bahawa
ibadah sholat berjamaah itu dilakukan di masjid
yakni di rumah Allah. Karena dengan pendidikan di
masjid maka seorang anak akan kemudian terdidik
secara rohaninya, akhlaknya, ibadahnya dan juga
ketekunannya dalam menjalankan perintah Allah
SWT.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,

َ َ
‫اَّلل‬
ِ ‫وت‬ ُ ‫َم ْن َت َط َه َر فى َب ْيتهِ ُث َم َم َشى إلى َب ْيت م ْن ُب‬
‫ي‬
ِ ِ ٍ ِ ِ ِ
َ َ ً َ َ ْ
ِ ‫ِل َيق ِض َى ف ِريضة ِم ْن ف َرا ِئ ِض‬
‫اَّلل‬

ًَ َ ُ َُ َ ُ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ
‫كانت خط َوت ُاه ِإحداهما تحط خ ِطيئة‬

ً َ َ َ َ ُْ
‫َوالأخ َرى ت ْرف ُع د َرجة‬

Artinya: “Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu


dia berjalan menuju salah satu dari rumah Allah
(yaitu masjid) untuk menunaikan kewajiban
yang telah Allah wajibkan, maka salah satu
langkah kakinya akan menghapuskan dosa dan
langkah kaki lainnya akan meninggikan
derajatnya.” (HR. Muslim, no. 666)

Menerangkan kepada anak tentang besarnya


pahala sebagaimana penjelasan dari hadis di atas
tentang bahwa mereka yang bersuci dari

46
rumahnya dan menuju rumah Allah yaitu masjid
maka maka Allah akan mengahpuskan dosa dari
setiap langkahnya dan Allah akan meninggikan
derajatnya, dengan menjelaskan akan pahala yang
besar kepada anak maka anak akan merespon
dengan baik dan mereka akan semakin giat dalam
menjalankan ibadah didalam masjid.

4) Ikatan Anak Dengan Berdzikir Kepada Allah


SWT
ً َ ً ْ َّ ُ َّ َ
َ ‫َيا أيُّ َها الذ َين آ َم ُنوا ْاذك ُروا‬
-٤١- ‫اَّلل ِذكرا ك ِثيرا‬ ِ
َ
ً ً ْ ُ ُ َ َ
٤٢- ‫وه ُبك َرة َوأ ِصيلا‬ ‫وس ِبح‬-

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman!


Ingat-lah kepada Allah, dengan mengingat
(nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan
bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan
petang”. (Q.s Al Ahzab. 41-42)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,

ََ َ َ ‫يف َتان َع َلى‬


َ َ َ َ َ
‫ان ِفى‬
ِ ‫ ث ِقيلت‬، ‫ان‬
ِ ‫اللس‬
ِ ِ ‫ان خ ِف‬
ِ ‫ك ِلمت‬
َ َّ َ َ ْ َّ َ َ َ َ َ ْ
ِ ‫الرح َم ِن ُس ْبحان‬
‫اَّلل َو ِبح ْم ِد ِه‬ ‫ان ِإلى‬
ِ ‫ت‬ ‫يب‬‫ب‬ِ ‫ح‬ ، ‫ان‬
ِ ‫ال ِم‬
‫يز‬

َ ْ َّ َ َ ْ ُ
‫يم‬
ِ ‫اَّلل الع ِظ‬
ِ ‫ سبحان‬،

47
Artinya: “Ada dua kalimat yang ringan dalam
lisan tapi berat dalam timbangan, serta dicintai
oleh Tuhan yang maha pengasih yaitu: Maha
suci Allah Yang Dengan Memuji-Nya, maha
Suci Allah Yang Maha Agung“ (Bukhari dan
Muslim)

Berdasarkan keterangan dalil ayat dan juga


hadis di atas maka sudah selayaknya bagi seorang
pendidik atau orangtua untuk kemudian
mengajarkan kepada anak dengan dzikir kepada
Allah, mengenalkan kepada anak tentang
keutamaan dan pahala bagi orang yang selalu
dalam lisannya berdzikir kepada Allah berdasarkan
penjelasan al Qur’an dan juaga hadis nabi. Jika
anak sudah terikat dirinya dengan selalu berdzikir
kepada Allah dan juga perasaannya mereka selalu
dalam pengawasan Allah SWT maka sudah dapat
kemudian dipastikan anak tersebut akan menjadi
anak yang sholeh, istiqomah dalam ketaatan, dan
memepunyai akhlak yang terpuji, karean dzikir
adalah untuk melembutkan hati setiap hamba.
Mereka tidak akan pernah untuk melakukan
sebuah keburukan dan juga kemaksiatan
dihadapan Allah SWt, mereka akan menjadi insan
yang taat dalam menjalankan ibadah kepada Allah,
dan inilah tingkatan ke sholehan seorang anak
yang paling tinggi.

48
BAB IV
UPAYA MENANAMKAN IMAN KEPADA ANAK

A. Membuka kehidupan dengan tauhid


Anak merupakan anugrah yang agung yang
memang dalam kehidupannya mereka harus kemudian
diberikan pendidikan yang baik. Sejak lahir islam sudah
memerintahkan kepada orangtua untuk menanamkan
pendidikan iman kepada anak, dengan
memperdengarkan kepada anak tentang kalimat tauhid,
sebagaimana yang telah disabdakan oleh NAbi
Muhammad SAW dalam sebuah hadisnya,

َّ َ َ َ
َ َ َََ ْ ُ َْ َ َ ُ َ ْ
‫ِافتحوا على ِصبيا ِنكم أول ك ِلم ِة لا ِإله ِإلا اَّلل‬

Artinya: “Ajarkanlah atau jadikanlah perkataan pertama


pertama anak kecilmu perkataan Lailahaillah”. (Hr. Al
baihaqi).

Maksud dari perintah hadist tersebut adalah agar


kalimat tauhid menjadi kalimat yang didengar oleh
seorang anak dan menjadi syiar agama islam, sehingga
anak akan terbiasa dalam mendengarkan kalimat tauhid,
dihafalkan dan diucapkan oleh seorang anak. Ketika anak
lahir islam telah menganjurkan untuk kemudian
mengumandangkan adzan kepada pendengaran seorang
anak, yang dengan pengumandangan adzan itu pertama

49
kali yang anak dengar adalah sebuah kalimat tauhid, yang
akan memberikan dampak dan pengaruh yang sangat
besar kepada kebaikan tingkah laku anak. Ibnu qoyim
mengatakan bahwa kumandan adzan dan juga iqomah
kepada bayi yang baru lahir mengandung makna bahwa
si bayi untuk pertamakalinya mendenganrkan akan
keagungan dan juga kebesaran Allah SWT. Didalam
kalimat adzan itu terdapat kalimat syahadat, yang dimana
kalimat syahadat itu merupakan kalimat yang pertama
kali diucapkan ketika seseorang akan masuk kedalam
islam. Sebagai orangtua tentunya menginginkan agar
anak anaknya menjadi anak anak yang sholeh, yang
bertakwa dan menjalankan ibadah dengan tertib, serta
berbakti kepada orangtuanya, dan kalimat tauhid ataupun
adzan adalah langkah awal yang kemudian bisa diajarkan
oleh orangtua kepada anak anaknya untuk mereka
mengenal Allah SWT. Imam Nawawi mengatakan bahwa
“segolongan ulama dari madzhab kami (madzhb syafi’i)
berpendapat bahwa disunahkan untuk adzan ditelinga
kanannya dan iqomah pada telinga kirinya” (al Adzhar.
Hal.253)20
Seorang ahli meditasi, Naomi humphery
menjelaskan bahwa menyuarakan kata kata atau kalimat
kalimat yangbbaik kepada anak ketika mereka baru lahir

20
Abdullah Ibnu Sa’ad Al Falih, Langkah praktis Mendidik Anak
Sesuai Tahapan Usia…, hal.53.
50
tidak hanya menghasilkan bunyi, tetapi resonansinya
(getarannya) mampu menciptakan perubahandan dapat
membangunkan jiwa yang tertidur, termasuk dalam hal
ini adalah tetntang melantunkan ayat ayat Al Qur’an dan
juga mengumandangkan adzan kepada telinga anak,
terdapat dua kekuatan yang dahsyat ketika orang
memperdengarkan lantunan ayat suci dan juga
memperdengarkan lantunan adzan yaitu kekuatan untuk
kemudian menghancurkan, dan kekuatan untuk
kemudian menciptakan keteraturan dan juga pola pada
tingkat yang lebih dalam.21
Berdasarkan sabda Rosulullah SAW, bahwa semua
bayi yang kemudian lahir itu dalam keadaan suci, maka
para ulama mengatakanndan menggambarkan bahwa
kesucian tersebut diibaratkan sebuah kertas yang putih,
yang masih polos tidak ada tulisan didalamnya, atau
sebagimana kaset yang masih kosong dari suaranya.
Adzan dan juga iqomah yang pertamakali
diperdengarkan kepada anak akan menjadi kalimat
pertama yang mereka dengarkan, sebelum mereka
menengarkan kalimat kalimat yang lainnya.22 Dengan
demikian anak akan terpancing untuk kemudian
mengagungkan Allah SWT.

21
Baiquni ahmad nizar, Jika Salah Mengasuh Anak Dan
Mendidik Anak, (Yogyakarta: Sabil, 2016), hal.75.
22
Ibrahim Bin Abdullah Al Hazimy, Al Maw’id Jannat An Na’im,
(Beirut: Al Maktabah Al Ilmiyah, 2000), hal.29
51
B. Mengajarkan Halal & Haram
Mengajarakan kepada anak tentang perkara halal
dan juga haram sangatlah penting, sehingga ketika anak
sudah tumbuh besar dengan usianya yang bertambah
maka mereka akan mengenal dengan perintah perintah
Allah dan mereka segera untuk melaksanakannya,
begitupun ketika mereka mengenal dengan larangan
larangan Allah maka bersegera mereka meninggalkannya
dan tidak akan pernah untuk melakukannya.
Selain itujuga hendaknya orangtua juga
mengajarkan kepada anak tentang makanan dan juga
minuman yang halal untuk dikonsumsi dan juga yang
haram / tidak boleh untuk dikonsumsi, pengajaran ini
hendaknya juga dilakukan sejak anak masih kecil,
sehingga ketika tumbuh besar anak akan faham dan tidak
akan melanggar perintah yang ada didalam syariat islam.
Pengajaran tentang hukum kepada anak
hendaknya dilakukan dengan kebijaksanaan oleh
orantuanya, sehingga ketika orangtua mendapati anak
anaknya melakukan sesuatu yang melangggar atau
sesuatu yang tidak baik maka orangtua hendaknya
memberikan nasehat kepada anaknya. hal yang tidak
kalah pentingnya adalah hendaknya orangtua mampu
untuk mengendalikan dirinya dari amarah, ketika
menyaksikan anak berbuat kekeliruan, karena sungguh
anak tidak akan menjadi baik apabila orangtua

52
mengingatkannya dengan diwarnai kemarahan, karena
kemarahan tidak akan mendatangkan apapun kecuali
mendatangkan keadaan menjadi lebih buruk.23
Pandangan islam tentang halal dan juga haram
merupakan pandaangan yang yang sederhana sekalipun
jelas, ia adalah sebuah amanah yang sangat besar yang
kemudian ditolak oleh langit, bumi dan juga gunung
gunung untuk kemudian memikulnya karena mereka
merasakan berat untuk kemudian memikulnya dan tidak
mempunyai kemampuan. Maka diterimalah oleh manusia,
ia adalah sebuah amanah illahi dan juga tanggungjawab
setiap kholifah dimuka bumi ini.24 Orangtua hendaknya
memahalmkan kepada anak tentang hukum antara halal
dan juga haram, sehingga anak bisa ketika tumbuh
berkembangnya akan bisa terhindar dari hal hal yang
diharamkan oleh syariat agama islam.

23
Ukasyah, Habibu Ahmad, Didiklah Anakmu Ala Rosulullah…,
hal.195.
24
Yusuf Qordhowi, Halal dan Haram Dalam Islam, (Solo: Era
Edicitra Intermedi, 2016 ), hal.XV.
53
C. Konsisten dalam beribadah
َ َ
ْ‫وه ْم َع َل ْي َها َو ُهم‬
ُ ُ ْ َ َ َ ْ ْ ُ َ َ َّ ْ ُ َ َ ْ
‫ُم ُروا أولادكم ِبالصلا ِة وهم أبناء سب ِع ِس ِنين واض ِرب‬
ْ َ ُ

َ
َ َْ ْ ‫ين َو َفر ُقوا َب ْي َن ُه‬
َ ْ َ ُ َ ْ
‫اج ِع‬
ِ ‫ض‬ ‫م‬‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ ‫م‬ ِ ‫ن‬ ‫س‬ ‫ر‬
ِ ِ ِ ‫ش‬ ‫ع‬ ‫اء‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫أ‬

Artinya: “perintahkanlah kepada anak anakmu untuk


melaksanakan sholat pada usia tujuh tahun, dan pada saat
mereka telah mencapai usia sepuluh tahun maka pukulah
mereka jika mereka tidak menjalankannya dan serta
pisahkanlah mereka untuk tempat tidurnya” Hr. Hasan
Sahih (Al-Albani)

Sangatlah jelas pada perintah didalam hadis diatas


bahwa wajib bagi orangtua untuk kemudian
memerintahkan kepada anak anaknya untuk menjalankan
ibadah sholat ketika mereka sudah mencapai masa
baligh, dan bahkan pengajaran tentang sholat ini pun
hendaknya diajarkan kepada anak ketika anak masih kecil,
dengan cara sering mangajak anak anak untuk
mendatangi masjid guna melatih mereka agar keterikatan
ibadah sholat mereka dilakukan didalam masjid.
Diqiyaskan juga bahwa perintah sholat ini bisa berlaku
untuk kemudian anak diperintahkan untuk menjalankan
ibadah puasa ramadhan ketika anak sudah mampu untuk
kemudian menjalankannya. Dengan adanya pengajaran
tantang perintah sholat kepada anak ini suapaya anak
terdidik untuk senantiasa taat dalam menjalankan
perintah Allah SWT, melaksanakan akan hak hak Nya,
54
berpegang teguh dengan Robbnya dan juga senantiasa
untuk melatih anak agar mereka berserah diri kepada
Allah SWT. Selain itu juga dengan adanya pendidikan
akan pentingnya ibadah ini mendidik anak agar anak anak
bisa terjaga akan kesucian jiwanya, kesehatan akan
fisiknya serta dengan hal ini akan kemudian mencetak
akhlak yang baik kepada anak baik dalam sikap, ucapan
maupun perbuatannya dalam kehidupan sehari hari.
Ibadah merupakan materi yang penting yang harus
diberikan kepada seorang anak, pendidikan ibadah ini
merupakan pendidikan lanjutan dari pendidikan aqidah,
dan hubungan antara aqidah dan ibadah merupakan
suatu hubungan yang saling bergantungan, karena
bentuk ibdah yang dilakukan oleh seorang anak adalh
cerminan aqidah yang ditanamkan kepada diri seorang
anak, masa kecil bukanlah masa untuk mereka diberi
sebuah beban atau memberikan kewajiban, akan tetapi
masa kecil adalah masa untuk pembelajaran dan
persiapan latihan pembiasaan untuk melakukan kebaikan,
sehingga tumbuh dewasanya seorang anak mereka akan
melakukannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan
sebab mereaka ketika kecilnya sudah terbiasa melakukan
ibadah tersebut.25

25
Rohmadi, Pengantar Memahami Pendidikan Islam,
(Ponorogo: Sinergi Karya Mulia, 2018) hal.162.
55
D. Mengajarkan agar cinta Nabi
Mendidik anak untuk senantiasa kenal dan cinta
kepada Nabi adalah sesuatu yang sangat penting untuk
dilakukan, bertujuan agar anak faham tentang sosok nabi
Muhammad SAW, sehingga dengan memberikan
pengajaran tentang sosok nabinya anak akansemakin
menjadi anak yang baik dengan menladan Nabi
Muhammad SAW. Sebagaimana yang telah disabdakan
didalam hadis, yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, dari
Ali bin Abi Tholib bahawa nabi Muhammad SAW
bersabda:
ُ َ ُ َ َ َ َ َ ُ ََ َ َ
‫(رواه الطبرانى) أ ِد ُب ْوا أ ْولادك ْم على ثلا ِث ِخصاٍلى حب ن ِب ِيك ْم‬

ْ ُ ْ ََ َ َْ ْ َ ُ َ
‫آن‬
ِ ‫وحب أه ِل بي ِتهِ و ِتلاوة القر‬

Artinya: “Didiklah anak anak kamu atas tiga hal: mendintai


nabi kamu, mencintaiahli baitnya dan mencintai untuk
membaca Al Qur’an.” (Hr.Thabrani)

Merujuk dari hadis tersebut jelaslah bahwa bagi


kita mencintai Rosulullah SAW dan juga keluarganya
merupakan bagian yang terpenting dari sebuah
pendidikan. Seseorang yang digembleng dengan
pendidikan islam maka sudah pastilah kelak outputnya
mereka akan semakin mencintai Rosulullah SAW dan
juga keluarganya, tidak mungkin seseorang bisa
mengingkari itu semua, sebab, pendidikan islam digelar

56
untuk kemudian mengambil ilmu yang banyak yang
sudah beliau ajarkan dan contohkan, sembari membuat
anak semakin memberikan penghormatan dan kecintaan
yang tertinggi kepada beliau. Itulah hakekat sebuah
pendidikan islam yang benar benar memiliki sebuah
keistimewaan yang sangat luar biasa, sehingga bisa
menanamkan kecintaan anak kepada Rosulullah dan juga
keluarganya.
Selain itujuga hendaknya orangtua untuk bisa
bagaimana menanmkan kepada anak untuk senantiasa
mau meneladani perjalanan hidup para pendahulu, baik
dalam segi pergerakannya, kepahlawanannya maupun
dalam peperangannya. Sehingga anak akan semakin
terikat dengan sejarah para Nabi dan juga orang orang
hebat pada zaman dahulu, dan juga mengajarkan kepada
anak untuk semakin terikat hatinya dengan Al Qur’an baik
rohani, konsep dan juga dalam hal bacaanya.
Telah banyak diketahui bahawa pendidikan pada
orang orang terdahulu bahwa mereka menyerahkan
kepada seorang guru kemudian berpesan untuk kiranya
para pendidik untuk memberikan pendidikan ataupun
pengajaran dengan Al Qur’an terlebih dahulu, mulai dari
mengajarkan tentang cara membacanya, dan juga
kemudian mengajarkan untuk menghafalkannya.
Sehingga ketika seorang anak sudah dekat dengan Al
Qur’an maka lisan mereka menjadi lurus jauh dari

57
perkataan perkataan yang dilarang oleh agama, hati
mereka menjadi khusuk untuk selalu beribadah kepada
Allah, rohani mereka menjadi bersih dengan ayat ayat
yang setiap hari mereka bacakan, prilaku mereka menjadi
baik, serta menambah ketakwaan dan keimanan mereka
kepada Allah SWT. Karena sejatinya ketika mereka sudah
menancap didalam diri mereka keimanan maka ketika
mereka mempelajari dan membaca serta menghafal Al
Qur’an keimanan mereka akan bertambah sebagaimana
didalam firmannya Allah SWT menyebutkan hati orang
yang beriman ketika mendengar ayat Allah maka
bertambahlah akan keimanannya.
Allah SWT berfirman:
ََ ْ َ ُ َ ُ ُ ُ ُ ْ َ ُّ ُ َ َ َّ َ ُ ْ ْ َ َّ
‫ِإنما ال ُمؤ ِمنون ال ِذين ِإذا ذ ِك َر اَّلل َو ِجلت قلوبه ْم َو ِإذا ت ِليت عل ْي ِه ْم‬

َ ُ َّ َ َ َ ً َ ُ َْ َ ُ ُ َ
٢- ‫آياته زادته ْم ِإيمانا َوعلى َر ِب ِه ْم َيت َوكلون‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah


mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya
dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka
bertawakal, (Q.s al anfal.2)

Dalam penjelasan bagian ini bisa disimpulkan


bahawa hendaknya orangtua untuk senantiasa
mengajarkan kepada anak dan menumbuhkan kepada
anak tentang rasa cintanya kepada islam, kepada Nabinya

58
Rosulullah Muhammad SAW dan juga para sahabat
beliau, mendidiknya untuk cinta dan gemar membaca dan
menghafal Al Qur’an, sehingga ketika seorang anak sejak
kecilnya diberi sebuah pendidikan yang baik, didalam
kondisi lingkungan keluarga yang baik maka anak akan
menjadi baik, sehingga ketika mereka sudah kuat aqidah
dan keimanannya mereka tidak akan kemudian
tergoyahkan oleh paham paham yang sesat, dan juga
tidak akan bisa terpengaruh oleh ajakan ajakan orang
orang kafir dan ateisme. Telah sama sama diketahui
bahwa ketika anak anak itu lahir didunia mereka adalah
anak anak yang tidak memiliki dosa atau lahir dalam
keadaan fitroh (suci) sehingga dengan kesucian mereka,
hendaknya orangtua menyuguhkan pendidikan yang baik,
dengan dasar dasar keimanan, sehingga kelak mereka
akan menjadi anak yang kuat iman dan aqidahnya dalam
pertumbuhannya.
Memberikan pendidikan tentang mencintai
Rosulullah dan juga menyelami Al Qur’an merupakan dua
hal yang tidak bisa untuk kemudian dipisahkan, karena
Rosulullah sendiri merrupakan makhluk Allah yang
akhlaknya adalah Al Qur’an. Al Qur’an merupakan sumber
dari berbagai ilmu pengetahuan, semua apa yang ada
didalam Al Qur’an mengandung mukjizat dan juga
manfaat yang sangat dahsyat, karena Al Qur’an itu
bukanlah hanya sekedar kitab semata, melainkan setiap

59
ayat dan juga surat yang ada didalamnya ketika
seseorangmembacanya maka akan memberikan
pencerahan didalam kehidupanya.
Oleh karena itulah, Al Qur’an terkadang
menamakan dirinya dengan nama sebagai Asy Syifa’
(obat) atau Hudan (petunjuk) bagi orang orang yang
menempuh jalan untuk kemudian mendekatkan dirinya
kepada Allah SWT, dengan demikian maka tidak akan ada
sebuah keraguan sedikitpun bahwa kitab yang diturunkan
kepada Rosulullah itu merupakan kitab yang benar benar
menjadi rujukan / petunjuk (Way Of Life) kehidupan umat
manusia (Islam) dalam konteks dan juga konsep apapun.
jika para pendidik dan juga orangtua merasa
bahwa mereka memiliki tanggungjawab yang besar
dalam rangka mengembangkan anak diatas pendidikan
keimanan dan juga prinsip dasar keiislaman, maka
hendaknya mereka memperhatikan batasan batasan
tanggung jawab dan juga kewajiban kewajiban yang
dipikulkan kepadanya, agar seseorang yang diberi tugas
dalam memberikan pendidikan dan pengarahan dapat
menumbuhkan anak diatas pendidikan keimanan dan
dapat kemudian diridhoinya.

60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam buku ini dapat disimpulkan beberapa poin
inti yang dapat menjadi pegangan ayah bunda untuk
mendidik anak supaya tetap menjadi anak yang sholih
dan sholihah.
Dalam buku ini disajikan beberapa BAB yang
menerankan berbagai konsep dalam pendidikan anak
yakni yang pertama adalah tentang tanggungjawab
pendidikan yang terdiri dari pengertian tanggunjawab,
pengertian pendidikan anak, dan sumber pendidikan
anak.
Pada bab selanjutnya adalah konsep tanggung
jawab pendidikan anak yang berisikan materi pendidikan,
konsep tanggungjawab pendidikan, sifat seorang
pendidik, dan konsep asasi pendidik. Kemudian pada bab
4 adala pelajaran tentang menanamkan tauhid,
mengajarkan halal & haram, mengajarkan konsisten
dalam beribadah serta mengajarkan cinta kepada nabi

B. Rekomondasi
Setiap manusia tentunya paham dengan tanggung
jawab mereka dalam mendidik seorang anak, melalui
pendidikan orangtua ataupun pendidik menginginkan
kebaikan kepada seorang anak, maka dalam rangka

61
mendidik anak agar mereka paham dengan agama islam,
Konsep Tanggung Jawab Pendidikan Iman menurut
Abdullah Nashih ‘Ulwan, mngkin bisa untuk dijadikan
panduan orangtua dalam mendidik keimanan kepada diri
seorang anak, dengan harapan anak menjadi anak yang
taat, dalam hal ibadah dan juga muamalah, akhlaknya
baik, berbakti kepada orangtua, dan istiqomah dalam
menjalankan ibadah kepada Allah SWT, sehingga akan
menumbuhkan generasai penerus yang baik, didalam
penulisan skripsi ini tentunya penulis tidak bisa
memberikan kesempurnaan terkait konsep atau yang lain
lain, tentu ada banyak kekurangan dalam proses
penyampaian hasil atau informasi. Kritik dan saran sangat
diharapkan dalam rangka membangun dan
menyempurnakan karya ilmiyah ini. Terimakasih.

62
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahhab Nahid, Huququ At-thifli fii Al-Islam,
Mesir:Maktabah Akademiah, 2010

Abu ahmad, Studi Kritis Terhadap Terbiyatul Aulad Fiil Islam,


majalah Al Furqon, edisi 01, desember 2006.

Annawawi, Imam. Al Wafi Syarah Hadist Arba’in Annawawi, terj.


Pipih Umran Nurtsani. solo : Insan kami, 2013

Baiquni ahmad nizar, jika salah mengasuh anak dan mendidik


anak. Yogyakarta : sabil, 2013

Ensiklopedi gerakan keagamaan dan pemikiran, Jil , diperoleh


dari http://id.wikipedia.org/wiki/ikhwnu -mualimin

Erwati, Aziz. Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup Melalui


Pendidikan Islam. Yogyakarta : pustaka belajar. 2013.

Huda Misbahul. Bukan Sekedar Ayah Biasa. Sidoarjo : Filla


Press. 2016.

Ibrahim bin Abdullah al hazimy, Al Maw’id Jannat An Na’im


Beirut: Al Maktabah Al Ilmiyah.

Jamal, Abdurohman. Islamic Parenting. Solo : AQWAM.2016.

Kalean. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, Yogyakarta


: paradigm. 2003.

Muahammad, Sohib. syamil Qur’an. Bogor : sigma, 2007

63
Muhammad syaikh bin Ibrahim. Ensiklopedi islam kaffah,
Surabaya : pustaka yassir, 2013

Mustafti, makalah pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan tentang


pendidikan islam, pekalongan: STAIN, pekalongan, 2002

Mustofa Rohman “ Abdullah Nashih ‘Ulwan: pendidikan nilai”


dalam A. Khudori Sholeh. Pemikiran islam konteporer.

Nanang , Baharudin.. Al Qur’an Al karim. Surakarta: Cv. Ziyad


dan cv. Mitra robbani. 2009.

Qordhowi yusuf, Halal dan Haram dalam Islam, Solo : Era


Edicitra intermedi, 2000.

Rasyid Ainun, Hadis Hadis Tarbawi, Yogyakarta : DIVA press,


2017.
Rohmadi. Pengantar memahami pendidikan islam. Ponorogo :
sinergi karya mulia, 2018.

Sa’ad Al Falih, Abdullah Ibnu. langkah Praktis Mendidik Anak


sesuai tahapan usia. Bandung : Irsyad Baitus Salam, 2007.

Uhammad yusof Ibrahim, ilmu sejarah, falsafah pengertian dan


kaedah, kuala lumpur : DBP, 2012.

Ukasyah, Habibu Ahmad. Didiklah Anakmu Ala Rosulullah.


Yogyakarta : Saufa, 2015

Ulwan, Abdullah Nashih. Pendidikan anak dalam islam terj.


Jamaludin Miri. Jakarta : Pustaka Amani, 2002.

64
RIWAYAT HIDUP

Subintoro, dilahirkan di Lampung, pada hari tanggal


10 Oktober 1994. Riwayat pendidikan SD negri 1
pemerihan, SMP negri 1 bangkunat belimbing, SMK 1
Jetis, Pondok pesantren Tahfidzul Qur'an Darut
tilawah, STID Al Furqon, UNMUH ponorogo.

65
Pendidikan anak merupakan sesuatu yang sangat penting.
Sebab, pendidikan pada masa awal akan berpengaruh
dikemudian hari. Namun begitu, tahapan usia anak dalam
hal ini perlu juga diperhatikan. Anak yang selalu dianggap
kecil maka akan sulit dewasa dan sukar dalam
memecahkan masalah. Sebaliknya anak kecil yang di didik
degan pendidikan dewasa akan matang sebelum
waktunya.
 Mendidik anak merupakan tanggung jawab yang
sangat besar sebagaimana yang telah disampaikan oleh
Rosulullah bahwa setiap manusia itu adalah pemimpin dan
akan dimintai tanggung jawab atas apa yang dipimpinnya,
begitupun dengan orangtua Dia adalah pemimpin yang
harus memimpin dan mengarahkan anak-anaknya dalam
kebaikan karena hal itu akan di tanyakan diakherat, maka
dari itu orangtua tidak boleh kemudian menelantarkan akan
kebutuhan-kebutuhan anak yakni kasih sayang,
pendidikan, perlindungan dan lain sebagainya.

Subintoro, S.Pd

CV. SINERGI KARYA MULIA


Jl. Batoro Katong No. 15 Cokromenggalan
Ponorogo, Jawa Timur, 63411
Telpon/WhatsApp : +68881326373
E-Mail : skmcopycenter@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai