Anda di halaman 1dari 20

25 KIAT MEMBENTUK ANAK HEBAT

DISUSUN

OLEH :

NAMA : SUYANTI
NIM : 0911070060
PRODI : S1 – PAUD
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DOSEN PENGASUH : Bapak ZAITUN
LUDNY, S.Ag.,M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


BINA BANGSA GETSEMPENA
BANDA ACEH
2010
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, pencipta alam semesta. Shalawat dan

salam bagi Rasulullah saw, sosok yang arif dan penuh kasih sayang, teladan segenap

makhluk, juga bagi keluarga beliau yang ikhlas berjuang disisinya, serta para sahabat

dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Anak adalah mutiara kehidupan yang diamanatkan Allah kepada orang tua.

Kehadirannya senantiasa memberi arti untuk menggores kanvas kehidupan

mendatang, sejatinya, anak adalah pemilik masa depan. Karenanya, ketetapan

pendidikan dalam mengasah dan membentuk anak, menjadi landasan utama

terjelmanya masa depan nan gemilang.

Sebagai pengemban amanat, orang tua bertanggung jawab untuk membentuk

kepribadian anak sejak masa pertumbuhannya, melalui makalah yang saya buat kali

ini adalah “25 Kiat Membentuk Anak Hebat”, saya harap dapat bermanfaat bagi para

pembacanya. Atas saran dan kritik sangat saya harapkan untuk perbaikan makalah ini.

Akhir kata, saya mohon maaf bila ada kekurangan dalam penyusunannya.

Wassalam,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Tujuan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

25 Kiat Membentuk Anak Hebat ....................................................... 3

BAB III PENUTUP......................................................................................... 16

A. Kesimpulan .............................................................................. 16

B. Saran ......................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai pengalaman yang dilalui oleh seorang anak dari semenjak

perkembangan pertamanya, mempunyai pengaruh yang besar dalam mewujudkan apa

yang dinamakan dengan pembentukan diri secara utuh, yang tidak akan dapat tercapai

kecuali dengan memberikan kemerdekaan secara penuh kepada anak dan membina

jiwa kemandiriannya.

Untuk mencapai ini semua, seorang pendidik mempunyai peran yang penting

dalam mendidik seorang anak, karena melalui pendidikan ini terdapat pengaruh yang

besar dan jelas dalam membentuk kepribadiannya.

Lingkungan keluarga yang dipenuhi dengan rasa cinta dan rasa saling tolong,

yang berlandaskan dengan ikatan yang kuat antara keluarga, juga mempunyai andil

yang besar dalam membentuk kepribadian seorang anak, serta dapat memotivasi anak

untuk membina dirinya dan meningkatkan kemampuan dan potensinya.

B. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah dengan judul “25 Kiat Membentuk Anak Hebat”

adalah sebagai berikut :

1. Agar kita sebagai pendidik dapat memahami secara terperinci bagaimana

kebutuhan anak yang sebenarnya.

1
2. Bahwa pendidikan yang benar adalah pendidikan yang memberikan arahan

untuk mencapai berbagai tujuan dan berbagai aktivitas.

3. Orang tua juga bertanggung jawab untuk membentuk kepribadian anak sejak

masa pertumbuhannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

25 KIAT MEMBENTUK ANAK HEBAT

1. Mulailah dari Dirimu Sendiri

Keteladanan mempunyai pengaruh yang lebih besar bagi anak dari pada

nasehat dan ucapan. Yang paling utama untuk dijadikan teladan didunia ini adalah

Nabi Muhammad saw, yang telah mendidik para pemimpin yang sampai kapanpun

tidak akan dapat ditemukan tandingannya.

Allah swt, berfirman :

Sesungguhnya telah ada para (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Al-Ahzab : 21).

Seorang anak membutuhkan teladan yang baik dan dia mengambil teladan

dari orang tuanya atau dari para gurunya, karena dia mempunyai kecenderungan

untuk meniru dan mencontoh, maka dia akan mencontoh dan meniru perilaku orang

yang dia sukai, serta berusaha tampil seperti orang yang dia sukai.

Kewajiban kita adalah mengajarkan anak-anak kita untuk mencintai rasulullah

saw dan para sahabatnya, dan kita berikan contoh kepada mereka tentang kebenaran

dan keadilan Islam yang telah diabaikan dalam sejarah.

Seorang pendidik adalah teladan yang dijadikan panutan bagi orang yang

hidup di sekelilingnya, selalu diperhatikan semua tingkah lakunya dan selalu didengar

perkataannya, maka dia harus memperhatikan perbuatannya sebelum memberikan

nasehat dan imbauan kepada orang lain.

3
2. Jangan Berlaku Keras Padanya

Terkadang kita jumpai ada sebagian anak yang terlihat lemah atau tidak

mampu untuk melaksanakan beberapa pekerjaan yang dibebankan padanya.

Sedangkan para bapak dan ibu sering mangandalkan pukulan untuk membiasakan

agar anak mampu melaksanakan tanggung jawab yang dibabankan padanya.

Barangkali para orang tua tidak menyadari bahwa pukulan adalah perbuatan

yang dapat menyebabkan hancurnya kepribadian anak, karena anak merasa terancam

dan ketakutan dengan perlakuan orang tuanya. Dalam hal ini akan muncul didalam

diri si anak rasa tuanya. Dalam hal ini akan muncul di dalam diri si anak rasa marah

dan kebencian terhadap orang tuanya, bahkan dapat timbul rasa balas dendam kepada

orang tuanya dan rasa permusuhan.

Seorang pendidik salah jika dia berkeyakinan bahwa dengan metode

kekerasan dan pukulan dia dapat mendidik generasi yang mempunyai kemampuan

untuk memikul tanggung jawab. Akibat tindakan pemukulan tersebut, maka akan

muncul orang-orang yang jiwanya sebagai berikut :

1. Penakut, anak akan selalu merasa takut kepada kedua orang tuanya, yang

mengakibatkan tidak akan terciptanya hubungan yang harmonis diantara mereka.

2. Selalu ragu-ragu, dia tidak memiliki rasa percaya diri, selalu ragu-ragu, serta tidak

mempunyai kemampuan untuk menentukan keputusan.

3. Terkucil dan tidak mempunyai kemampuan untuk membina hubungan dengan

orang lain.

4
Memberikan ganjaran (hadiah) dan hukuman adalah termasuk landasan

pendidikan yang utama dalam Islam. Kalau tidak ada asas ini, maka semua yang baik

dan buruk mempunyai derajat yang sama. Oleh karena itu, Allah swt, berfirman :

“Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan
tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal
saleh dengan orang-orang yang durhaka, sedikit sekali kamu mengambil
pelajaran” (Al-Mu’min : 58).

3. Berikan Dia Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri berkaitan erat dengan perasaan bahagia yang dirasakan oleh

anak, dan kebahagiaan itu sendiri terletak pada perasaan aman dan tenang. Ketika

anak kehilangan rasa percaya diri, maka dia mudah untuk terombang-ambing dan

selalu merasa bahwa orang-orang selalu mengawasi dan melecehkannya. Selain itu,

dia selalu mempunyai perasaan rendah diri, tidak setara dengan orang lain, selalu

ragu-ragu, malu dan tidak mempunyai keberanian untuk menghadapi manusia.

Ketika seorang anak diberikan kesempatan untuk melakukan sesuatu

pekerjaan atau suatu aktivitas, dia merasa bahwa keberadaannya diakui oleh orang

tuanya, sebagaimana yang disinyalir oleh Diemas (1999 M) dan anehnya anak-anak

yang selalu mempunyai tingkah laku yang salah, mereka mempunyai perasaan bahwa

mereka tidak mmpunyai manfaat dan pengaruh pada orang tuanya. Oleh karena itu,

menanamkan dalam diri anak perasaan bahwa sedia sangat berarti bagi kita dan kita

tidak sanggup kehilangan dia, akan menciptakan rasa percaya dirinya dan rasa

penghargaan pada dirinya sendiri.

5
4. Jangan Jadikan Dia Sebagai Ekormu

Jika engkau katakan kepada salah satu orang tua bahwa anakmu

membutuhkan bantuanmu, barangkali orang tersebut akan merasa heran dan aneh,

karena bantuan orang tua terhadap anak adalah sesuatu yang alami.

Jika kita menginginkan anak kita terus berkembang tanpa ada campur tangan

dari kita, maka kita harus mengakui kesalahan metode pendidikan yang menggunakan

kekerasan dan bersifat diktator, dan kita harus hindari metode pendidikan yang

seperti ini, sehingga kita terbebas dari rasa takut dan khawatir akan pengaruh negatif

metode pendidikan yang seperti ini terhadap beban kejiwaan yang diderita anak.

Efek positif yang dihasilkan dari pendidikan yang seperti ini terhadap beban

kejiwaan yang diderita anak.

Efek positif yang dihasilkan dari pendidikan yang menggunakan metode

arahan orang tua yang secara tidak langsung kepada anak yaitu mereka tidak merasa

kurang dan rendah dihadapan kita.

5. Jagalah Kemerdekaan Anak

Allah swt, telah menciptakan manusia dimuka bumi ini dan menjadikannya

wujud yang merdeka dan berbeda dengan semua makhluk lain yang ada di atas

permukaan bumi ini.

Tumbuhnya kepribadian yang merdeka pada diri anak bukan dengan

banyaknya nasihat dan arahan yang diberikan kepadanya, atau dengan menakut-

nakutinya, mencela dan memukulinya. Akan tetapi, dia akan tumbuh melalui

6
penerapan perilaku, netode, dan cara pendidikan yang benar, maka anak akan

menerimanya dengan jiwa yang bersih dan rasa rela.

Membiasakan anak untuk memikul tanggung jawab dan mengambil berbagai

keputusan yang tepat akan menumbuhkan perasaan dalam dirinya. Bahwa dia

memiliki keberadaan tersendiri, dan dia tidak akan merasa di tekan di bawah

peraturan, larangan dan perintah yang diberikan oleh pendidiknya.

6. Jangan Terlalu Berlebihan dalam Melindunginya

Hubungan yang terlalu erat antara orang tua dan anak, dan sikap yang sangat

berlebihan dalam melindungi anak-anak, menjadikan orang tua bersikap terlalu

berlebih-lebihan dalam menjaga dan memberikan perhatian kepada anak. Tidak

adanya tanggung jawab keluarga yang di bebankan kepada anak dalam limgkup

rumah, atau tidak pernah memberikan tugas di luar lingkup rumah pada anak, dapat

menimbulkan hambatan bagi anak.

Sikap yang berlebihan dalam memanjakan anak dapat mengakibatkan sbb:

a. Melemahnya sisi kemampuan anak untuk menambah tanggung

jawab, karena semua keinginannya selalu terpenuhi.

b. Menjadikan anak memiliki kontrol terhadap orang tua.

c. Terciptanya rasa sombong dan besar kepala dalam diri anak.

d. Timbulnya sikap perlawanan anak terhadap otoritas orang tuanya,

dan tidak menaruh hormat terhadap orang tuanya.

e. Tidak mampu beradaptasi sosial.

7
7. Kembangkan Dirinya

Pemahaman nilai diri yang berkembang dalam diri anak tumbuh karena

penghargaan dan perlakuan yang baik dari keluarga, guru dan orang lain terhadapnya.

Pemahaman anak akan nilai dirinya berarti penghormatan dan penghargaan anak

terhadap dirinya sendiri, baik positif atau negatif, dan pemahaman ini lahir sesuai

dengan kesan yang tertanam dalam dirinya, dan seberapa tinggi nilai kepentingan

dirinya dalam keluarga dan lingkungan sekolahnya.

Mengikut sertakan anak dan membiasakannya untuk melaksanakan tanggung

jawab menjadikan dia mampu untuk berbaur dengan orang lain, selalu ingin

memberikan berbagai kemampuan dan potensi yang dia miliki kepada orang lain, kita

tidak akan pernah melihat dia terkucil dan menutup dirinya. Sehingga mulailah

timbul jiwa kepemimpinan dalam menghadapi berbagai persoalan dan tanggung

jawab yang dia jumpai dalam lingkup keluarga dan sekolah, serta lingkungannya.

8. Ajarkan Kepadanya Bahwa Hidup Ini Hanya Sementara

Manusia dapat mengembalikan segala sesuatu yang hilang dari dirinya kecuali

waktu, karena itu adalah miliknya yang paling berharga. Dan orang yang berakal

tidak mau menyia-nyiakannya, dan dia akan selalu mengerahkan tenaganya untuk

mempergunakan waktunya sebaik-baiknya.

Dunia ini diciptakan dengan sistem yang teratur, dan tidak ada tempat untuk

ketidak selarasan dan kekacauan dalam penciptaannya Allah swt berfirman :

“Dan dia telah menciptakan segala sesuatu dan dia menetapkan ukuran-

ukurannya dengan serapi-rapinya” (Al-Furqaan : 2).

8
Memilihkan pekerjaan dan aktivitas yang sesuai bagi kemampuan dan potensi

anak, menjadikan dia tidak mudah putus asa, dan menjadikan dia merasa bahwa dia

mempunyai energi untuk terus bekerja tanpa henti dan menyerah.

Sebab-sebab tidak teraturnya waktu sebagai berikut :

a. Lemah dalam menggunakan waktu, dan membuang-buangnya untuk

melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.

b. Tidak melakukan tugas pada waktunya.

c. Tidak mampu meneruskan dan menyelesaikan pekerjaan dengan benar.

d. Lemahnya perencanaan kerja.

Merupakan kerugian-kerugian yang besar jika engkau sia-siakan waktumu

dengan melakukan sesuatu yang tidak berharga dan tidak bermanfaat, Rasulullah saw,

bersabda :

“Dua kenikmatan yang sering menipu manusia adalah kesehatan dan waktu

lapang” (HR. Bukhari dan Muslim).

9. Berusaha untuk Selalu Meningkatkan Kemampuannya

Seorang anak ketika masih kecil tidak mampu untuk memenuhi berbagai

kebutuhan primernya, seperti kebutuhan untuk bicara, berjalan, memakai pakaian dan

berbagai kebutuhan lainnya yang mengharuskan dia untuk berinteraksi dengan

berbagai kondisi dan kejadian.

Cara yang paling baik untuk menyatakan rasa cinta kita kepada anak adalah

dengan menerima dan menghormati keinginan mereka, dan membiarkan mereka

melakukan berbagai tanggung jawab untuk memperbaiki kekurangan mereka.

9
Untuk menciptakan hubungan yang erat dalam orang tua dan anak harus

memenuhi beberapa syarat dan beberapa unsur, yaitu sebagai berikut :

a. Jadikan keberadaanmu sebagai penopang bagi anak.

b. Memotivasi anak untuk ikut andil dan saling memberi.

c. Perlakuan kita terhadap anak harus selalu konsisten dengan landasan yang

sama.

10. Berikan Dia Kesempatan untuk Membantumu

Banyak keluarga yang merasa beban dan tanggung jawab mereka dari hari ke

hari bertambah, yang mendorong mereka mengambil pembantu untuk mengerjakan

sebagian peran dan pekerjaan mereka.

Jika kita menginginkan anak kita mampu memikul tanggung jawab diri

mereka sendiri, tanpa mengandalkan kepada satu orang lain.

11. Biarkan Anak Bermain

Bagi seorang anak, bermain merupakan sarana dan aktivitas yang

mencerminkan kelakuan anak, arah hidupnya, kecenderuangannya, emosionalnya,

dan nilai dirinya. Dalam artian, alat permainan yang dipilih anak akan menunjukkan

ciri-ciri kepribadiannya secara umum.

Dengan bermain, anak terbebas dari kekangan orang tua, otanya menjadi

terbuka, dan imajinasinya melesat jauh. Anakpun terlatih untuk menciptakan sebuah

kreativitas.

10
12. Terapkan Undang-undang Keluarga di dalam Rumah Anda

Agar satu keluarga berhasil dalam mendidik anak-anak maka keluarga

tersebut membutuhkan adanya kerjasama yang kompak diantara anggota keluarga

demi merealisasikan mimpi dan tujuan mereka, dan ini tidak akan tercipta kecuali

dengan adanya beberapa faktor berikut :

a. Adanya undang-undang keluarga yang membedakan keluarga itu dengan

lainnya.

b. Sikap anggota keluarga mempunyai tanggung jawab dan peran yang jelas.

c. Keluarga mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh semua anggotanya.

d. Semua anggota keluarga mempunyai ikatan yang erat diantara dan perasaan

yang bahagia.

13. Didiklah Anak untuk Menjadi Orang Yang Mempunyai Cita-cita yang
Tinggi

Manusia diciptakan oleh Allah swt untuk menjadi khalifah-Nya diatas muka

bumi ini, untuk menbangun bumi dengan sungguh-sungguh dan kerja keras.

Harus ada orang yang mau mendidik, memotivasi, menghibur, dan mendorong

anak dengan kata-kata yang baik, untuk menanamkan dalam diri anak cita-cita yang

tinggi, kemampuan untuk bekerja dan ikut serta yang positif dalam kehidupan.

14. Bantulah Anak untuk Memilih Teman

Islam adalah agama persahabatan dan sosial dan Islam juga mengajak

manusia untuk saling bergaul dan berkenalan, tidak mengajak umatnya untuk hidup

terisolasi dan tertutup.

11
Kita harus memberikan pemahaman kepada anak-anak kita bahwa berbagai

perilaku yang dilandasi dengan kesadaran, sifat bertanggung jawab dan sesuai dengan

kondisi sosial sekitarnya, merupakan kunci agar dia diterima oleh teman-temannya.

15. Hindari untuk Menyalahkan dan Mengkritik Anak

Jika kita ingin menjadikan sebuah kritik mempunyai pengaruh yang baik bagi

anak, maka kita harus menghindari timbulnya permusuhan dan perseteruan dengan

anak karena untuk mencapai tujuan yang kita inginkan dan kebaikan si anak.

Menghargai wujud kepribadian anak, akan menjadikan dia selalu berupaya

untuk mandiri dan mampu untuk menjalankan berbagai tugas dan tanggung jawab

yang dibebankan kepadanya.

16. Binalah Maksud dan Tujuan Hidupnya

Agar anak menjadi orang yang responsif yang mampu melaksanakan

perannya di dalam masyarakat dalam upaya mewujudkan keberhasilan dalam

kehidupannya, maka harus ada ikatan antara prilaku dan tujuannya.

Sedangkan seseorang tidak akan dapat mencapai tujuannya tanpa berjuang

dan melawan berbagai kendala yang menghadangnya, apakah kendalanya itu berupa

berbagai permasalahan yang berkaitan dengan dirinya atau lingkungan sekitarnya.

17. Jadikan Anak Menjadi Seorang yang Kompetitor

Setiap individu di dalam masyarakat mempunyai beberapa ciri-ciri tersebut

adalah jiwa inisiatif, dan inilah sifat kepemimpinan yang menjadikan orang yang

12
mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah

dan kendala apapun yang dihadapinya, tanpa menunggu petunjuk dari orang lain.

18. Limpahkan Kekuasaan yang Bukan Otoriter kepada Anak

Yang saya maksudkan disini adalah melimpahkan kekuasaan secara bebas,

bukan melimpahkan kekuasaan yang otoriter, yang mengikat ruang gerak anak, dan

tidak memberikan kesempatan baginya untuk berkembang dan produktif.

19. Perkuat Jiwa Tanggung Jawab dalam Dirinya

Kebutuhan terhadap rasa tanggung jawab merupakan salah satu hal primer

dalam kehidupan remaja. Terlebih lagi sebagaimana yang kita ketahui bahwa

perubahan jasmani, sosial atau jiwa pada anak remaja memainkan peran yang efektif

dan besar dalam kehidupannya.

20. Serahkan Tanggung Jawab Kepadanya

Supaya kita dapat berinteraksi dengan berbagai permasalahan yang terjadi

pada anak, dan kita tidak memposisikan diri kita sebagai penontong, yang hanya

melemparkan kesalahan kepada anak, dan memberikan beban kepadanya yang

melebihi kemampuannya, kita harus mengetahui siapa yang bertanggung jawab

terhadap berbagai kejadian dan kesalahan yang terjadi dalam kehidupannya.

13
21. Angkat Dia ke Arah yang Tinggi dan Mulia

Diantara prioritas rumah tangga dan sekolah adalah mendidik anak-anak

untuk menjadi orang yang bertanggung jawab, supaya mereka dapat melaksanakan

pekerjaan yang sungguh-sungguh dan mempunyai peran di tengah masyarakat dan

umatnya.

Oleh karena itu, salah satu yang merupakan tuntutan hidup yang baik adalah

mendidik para pemuda untuk terbiasa menghadapi manis pahitnya kondisi dan

tuntutan kehidupan.

22. Orang yang Paling Baik adalah Hamba Allah

Banyak orang yang berkeyakinan bahwa pujian dan sanjungan mempunyai

pengaruh yang efektif dalam membangun cita-cita dan melahirkan suatu

kemukjizatan. Anak-anak akan merasa bahagia dan gembira ketika mereka

mendapatkan pujian dan sanjungan.

23. Berikan Dia Kebebasan untuk Memilih

Sebelum kita memberikan tanggung jawab kepada anak-anak kita dan

membiasakannya, maka terlebih dahulu mereka harus mempunyai kesiapan untuk

memikul beban tanggung jawab. Untuk itu, dan mereka membutuhkan kebebasan

bergerak.

Biasanya perilaku yang salah yang muncul dalam diri anak-anak penyebabnya

adalah karena mereka tidak mempunyai kebebasan untuk memilih berbagai aktivitas

dan program kegiatan mereka.

14
24. Utus Dia untuk Menyelesaikan Urusanmu

Jika kita ingin mendidik anak kita untuk mampu memikul beban tanggung

jawab, bersikap mandiri, responsif terhadap orang lain dan membina hubungan sosial

dengan mereka, maka kita harus membiasakan dia untuk memenuhi berbagai

kebutuhan rumah tangga, kebutuhan para kerabat, atau teman-temannya.

25. Orang Tua Harus Mempunyai Kemampuan Berkomunikasi Ketiga


Berbicara dengan Mereka

Kemampuan komunikasi ini meliputi :

- Menggambarkan permasalahan tanpa komentar

- Gambarkan perasaanmu.

- Kenali perasaan anakmu

- Berikan sedikit bantuan kepadanya

- Beri kepercayaan pada anakmu

- Jelaskan peranmu dalam permasalahan ini.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Demi anak-anak, kita mencari cara yang lebih baik dan lebih efektif untuk

mendidik dan mengembangkan mereka, demi menciptakan bapak-bapak dan

ibu-ibu masa depan, mereka itu semua akan menjadi tiang dan pondasi

masyarakat yang kokoh.

B. Saran

 Bahwa kita sebagai orang tua agar lebih dapat memahami bagaimana keadaan

fisik dan psikis anak kita, tentang perkembangannya, keinginannya, dan

semuanya masih dalam tanggung jawab kita, semoga kita semua dapat

menjadi orang tua yang bijaksana dalam segala hal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Akram Misbah Utsman, 25 Kiat Membentuk Anak Hebat, Gema Insani, Jakarta, 2005.

17

Anda mungkin juga menyukai