: Muhammad Isa
Nim
: 210615826
Jurusan : TPA
1.ASBABUN NUZUL
A)Pengertian
Ada tiga definisi yang dikemukakan oleh ahli tafsir tentang Asbabun Nuzul :
1. Suatu peristiwa yang terjadi menjelang turunnya ayat. Sesuai dengan pendapat AlZarqoni :
Sesuatu yang dengan sebabnya turun suatu ayat atau beberapa ayat yang
mengandung sebab itu, atau member jawaban terhadap sebab itu, atau
menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab tersebut.
Pengertian ketiga ini memberikan indikasi bahwa sebab turunnya suatu ayat
adakalanya berbentuk peristiwa dan adakalanya berbentuk pertanyaan. Satu ayat atau
beberapa ayat yang turun untuk menerangkan hal yang berhubungan dengan peristiwa
tertentu atau member jawaban terhadap pertanyaan tertentu. Dalam hal ini termasuk
pendapat al-wahidi, yang menyatakan bahwa latar belakang turunnya Surah Al Fiil
adalah kisah penyerbuaan Kabah oleh Raja Habsyah (Abrahah).
dapat
berbunyi :
kita
lihat
pada
ayat
yang
Dan jika Kami gantikan sebuah ayat dengan ayat yang lain (QS. Al Nahl:101)
Kata nasakh juga berarti .., artinya menyalin, memindahkan atau
mengutip apa yang ada dalam buku, sebagai contoh :
Aku memindahkan atau mengutip isi buku persis, menurut kata dan penulisannya.
2. Nasakh secara Terminologi (Istilah)
Secara terminology nasakh dapat dikategorikan pada dua kategori, yaitu
kategori menurut ulama Mutaqaddimin dan ulama Mutaakhirin.
a. Mutaqaddimin
Menurut ulama mutaqaddimin, nasakh adalah :
Mengangkat hukum syari (menghapuskan) hukum syara dengan dalil hukum
(kitab) syara yang lain.
b. Mutaakhirin
Pengertian begitu luas kemudian dipersempit oleh ulama yang dating
kemudian. Pengertian nasakh menurut ulama mutaakhirin diantaranya adalah
sebagaimana diungkapkan Quraish Shihab : Nasakh terbatas pada ketentuan
hukum yang dating kemudian, guna membatalkan, mencabut atau menyatakan
berakhirnya pemberlakuan hukum yang terdahulu, hingga ketentuan hukum
yang ada yang ditetapkan terakhir. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa dalam nasakh diperlukan syarat sebagai berikut :
- Hukum yang mansukh adalah hukum syara.
- Dalil penghapusan hukum tersebut adalah kitab syari yang datang lebih
kemudian dari kitab yang hukumnya mansukh.
- Kitab yang mansukh hukumnya tidak dibatasi dengan waktu tertentu.
Adapun manfaat nasakh mansukh adalah agar pengetahuan tentang hukum
tidak menjadi kacau dan kabur, sebagaimana perkataan Ali ra, kepada seorang
hakim :
3).AL-MUNASABAH
A. Pengertian
Menurut bahasa, Al-Munasabah berarti
dan
artinya keserasian
a). Al-tahrim al-juzi ialah pengharaman judi dan khamar secara parsial.
Bagian ayatnya adalah:
b).Al-tahrim al-kulli ialah pengaharaman judi dan khamar secara total.
Bagian ayatnya adalah:
3. Bentuk munasabah al-ayat bi hadits dan al-ayat bi al hadits (ayaat dan hadita
tentang wasiat dan hak ahli waris dibawah ini) serta hubungan al-nasikh wa almansukh.
Teks ayat
II.
Mana al-Mufradat
Tafassahu : tawassau artinya melempangkan atau melapangkan
Unsyuzu : qumu, inhadhu atau irtafiu artinya berdiri, bangkit, sesuatu yang
tinggi dari permukaan bumi
Yarfau
: meninggikan atau mengangkat
Majalis (jamak dari majlis) artinya tempat duduk atau forum pertemuan.
Alilmu
: ilmu pengetahuan
Darajat
: maratib artinya peringkat atau kedudukan.
Asbab al-Nuzul
Adapun sebab diturunkan ayat diatas adalah sebagai berikut :
Diriwayatkan bahwa apabila ada orang yang baru datang ke majlis
rasulullah, para sahabat tidak mau memberikan tempat duduk kepad
aorang lain, kemudian Allah menurunkan ayat tersebut (Al-Mujadilah :
11) sebagai perintah untuk memberikan tempat duduk kepada orang yang
supaya mereka berdiri agar tamu yang baru datang mendapat tempat
duduk. Namun, orang-orang yang diperintah berdiri itu merasa
tersinggung perasaan mereka. Kemudian, Allah menurunkan ayat di atas
(al-Mujadilah: 11) yang memerintahkan kepada untuk memberikan tempat
duduk kepada saudara-saudara mereka sesama mukmin (HR. Ibnu Abi
Hatim dan Muqatil).
V.
Tafsir al-Ayat
Allah akan meninggikan derajat dan kedudukan orang-orang beriman yang mau
mematuhi dan menjalankan perintah-perintah-Nya dan Rasul-Nya. Orang-orang
yang berilmu di antara mereka diberikan keistimewaan berupa peringkat atau
kedudukan yang terhormat dan mulia dan akan diberikan kepada mereka derajat
yang paling tinggi dalam surga. Dalam hal ini, Ibnu Masud menyatakan: Allah
memberikan kemuliaan kepada para ulama sembari memberi dorongan kepada
manusia untuk menuntut ilmu karena Allah akan mengangkat orang berimani
yang mempunyai ilmu tinggi daripada orang yang beriman mempunyai ilmu.
Selanjutnya, al-Qurthubi menjelaskan bahwa ketinggian derajat orang beriman
yang berilmu di sisi Allah tidak hanya berlomba-lomba untuk mendapat tempat
dalam suatu majilis, tetapi memang Rasulullah telah bersabda :
setiap orang beriman yang taat menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya dan
menunaikan kewajiban menuntut ilmu akan diberikan keistimewaan baik di
dunia maupun diakhirat. Di dunia diberikan kemudahan jalan hidup dan
diakhirat dilempangkan jalan ke surga.
VI.
Ayat ini menjelaskan tentang ilmu yang dimiliki malaikat begitu Allah selesai
menciptakan Adam dan mengajarkannya berbagai ilmu. Kemudian, Adam
diperintahkan oleh Allah untuk mengajarkan malaikat; dan malaikat pun
mendapat ilmu selesai Adam mengajarkannya. Namun, malaikat menyadari
bahwa semua ilmu berasal dari Allah, dan malaikat pun bertasbih kepad aallah
sebagai pernyataan rasa syukurnya atas ilmu yang diberikan kepadanya. Ayat
ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap kita mendapatkan ilmu, kita wajib
bersyukur kepada Allah dengan tawadhu (ketundukan) dan tadharru
(kerendahan hati).
Dan Allah telah mengeluarkan dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu, dan Allah menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan,
dan hati agar kamu dapat mensyukuri nikmat (al-Nahl/16:72).
Ayat di atas menjelaskan tentang potensi atau kapasitas dasar yang diberikan
Allah kepada manusia berupa alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan
ilmu. Allah mengingatkan manusia bahwa dia telah menghadirkan manusia ke
dunia ini dan ketika manusia dilahirkan dari rahim ibunya, manusia tidak
mengetahui apa pun. Dengan kata lain, manusia sama sekali tidak mempunyai
ilmu ketika baru dilahirkan. Maka dengan diberikan pendengaran, penglihatan,
dan hati kemudian manusia dapat mengetahui sesuatu yang ada di sekitarnya.
10
Maha tinggi Allah, Raja yang sebenarnya; dan janganlag kamu terburu-buru
membaca al-Quean sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan berdoalah;
ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu untukku, (Thaha/20:114).
Ayat ini mengisyaratkan bahwa al-Quran merupakan sumber utama ilmu. Dan
Allah adalah satu-satunya Raja yang menguasai seluruh alam ini. Jika manusia
ingin meraih ilmu hendaklah kembali mengkaji al-Quran, sebagaimana
Rasulullah yang pada mulanya tidak memiliki ilmu kemudian diturunkan alQuran kepadanya, dan beliau pun mendapatkan ilmu . agar ilmu al-Quran
dapat diperoleh dengan sempurna, maka dalam membaca al-Quran tidak boleh
tergesah-gesa karena ketergesaan itu tidak meninggalkan bekas dalam memori
tidak menyejukkan jiwa. Karena itu, membaca dan mengkaji al-Quran secara
cermat, penuh ketenagaan dan kesabaran maka kilmu akan lebih mudah
terserap ke dalam otak, hati dan jiwa. Pada akhir ayat itu, Allah mengajarkan
Rasul-Nya untuk berdoa agar ditambahkan ilmu.
Allah, tambahkanlah ilmu untukku). Doa ini sangat
bagus kita amalkan agar kita pun selalu ditambah ilmu oleh Allah.
11
(ya
Wahai jamaah jin dan manusia, jika kamu mampu menerobos seluruh penjuru
langit dan bumi, maka teroboslah, kamu tidak dapat menerobosnya kecuali
dengan sulthan (al-Rahman/55:33).
Ayat ini merupakan teguran dan sekaligus tantangan yang ditujukan kepada
kelompok jin dan manusia agar mereka membekali diri dengan sulthan. Kata
sulthan dalam ayat ini adalah a-quwwah (kekuatan). Dalam konteks sekarang
kata sulthan dapat diterjemahkan sebagai sains dan teknologi. Allah menjamin
bahwa jika jin dan manusia memiliki sulthan yang optimal, maka mereka dapat
menjelajah seluruh penjuru langit dan bumi walau sangat susah dan berat.
Karena itu, dengan ilmu dan teknologi itu manusia dapat melakukan sesuatu
yang sulit menjadi lebih mudah. Secara faktual dapat kita saksikan zaman kini
di mana manusia sudah meraih teknologi tinggi (high technology) dan manusia
pun sudah mampu merubah wajah dunia. Dengan menggunakan teknologi
canggih, segalanya menjadi serba mudah dan cepat; sesuatu yang pada zaman
dulu tidak mungkin, sekarang menjadi mungkin sebagai akibat dari kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi (telepon, televisi, komputer, internet, dan
sebagainya); bahkan tempat yang jauh menjadi dekat. Bagi kita umat Islam
wajib mensyukuri nikmat Allah yang sangat agung berupa ilmu dan teknologi
yang bersumber dari al-Quran. Sebab itulah al-Quran diturunkan melampaui
zamannya, di mana tingkat ilmu dan teknologi pada saat al-Quran diturunkan
masih tertinggal jauh dibandingkan dengan zaman modern sekarang ini. Ini
menandakan bahwa semakin tinggi ilmu dan teknologi manusia, akan semakin
mudah memahami makna atau isyarat yang terkandung dalam ayat-ayat alQuran.
.
Maka Kami telah memberikan pemahaman kepada Sulaiman tentang hikmah,
dan kepada masing-masing mereka (Dawud dan Sulaiman) kami berikan
hukum dan ilmu; Kami, dan Kamilah yaing melakukannya. Dan telah kami
ajarkan kepada Dawud cara membuat baju besi sebagai pelajaran bagimu,
12
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak layak Engkau
berikan kepada seorang pun sesudahku, sesungguhnya Engkau maha pemberi
(Shad/38:35).
Namun, Nabi Sulaiman tak pernah menyombongkan diri, bahkan terus menerus
bersyukur kepada Allah. Salah satu doa tenang pernyataan rasa syukurnya
yang sangat terkenal dicantumkan dalam al-Quran.
13
14
Hadist di atas menerangkan tentang pentingnya majilis zikir atau forum ilmiah.
Karena itu, barangsiapa yang menjumpai satu forum ilmiah, maka ia ikut serta
di dalamnya agar ia dapat mereguk hikmah ilmu, karena Rasulullah
mengambarkan majilis nilmu itu sebagai taman surga. Dan para malaikat pun
dikirim oleh Allah untuk menyampaikan rahmat-Nya dan sekaligus menghapus
dosa-dosa orang yang berada di majilis ilmu tersebut. Ini merupakan
penghargaan Allah kepada orang-orang yang berada di taman surga(riyadh
al-jannah) itu.
VIII. Khulashah: Hikmah Tasyri
Dari kajian ayat diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan (khulashah) yang
merupakan hikmah tasyri diturunkan ayat tersebut kepada Rasulullah dan
orang-orang beriman:
Allah menurunkan wahyu berupa ayat al-Quran yang dilatarbelakangi
oleh satu satau beberapa sebab sebagai prolog suatu perintah yang wajib
oleh hamba-Nya.
Dengan ada sebab tersebut akan semakin mudah untuk mengingat atau
mengenang suatu perintah dan dapat dipraktikan langsung pada saat
terjadinya.
15
orang lain.
Memotivasi setiap oraing beriman untuk menuntut ilmu. Allah
menjanjikan kepada orang beriman dan berilmu akan diberikan kemuliaan,
keistimewaan, dan kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
16