No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
1.
b.
c.
d.
e.
2.
Prosedur
Unit terkait
Daftar Pustaka
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Suatu keadaan tidak adanya kontraksi uterus setelah bayi dan plasenta lahir
1.Untuk mengetahui diagnosa atonia uteri
2.Untuk mengetahui dan mampu memberi pertolongan pada penderita atonia uteri
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Kriteria diagnosis/Diagnostik :
Klinis
a. Perdarahan > 500cc yang langsung terjadi setelah anak dan plasenta lahir
Palpasi :
- Uterus lembek
- Kontraksi uterus tidak baik
- Fundus uteri tinggi (diatas pusat)
Inspekulo : tidak ada perlukaan jalan lahir
Tidak ada sisa plasenta
Dapat juga disertai tanda syok hipovolemik
Penatalaksanaan
:
Perbaikan keadaan umum :
- O2 4 6 liter / menit
- Infus cepat NaCl0,9% / RL
- Transfusi darah Fresh Blood
- Uterotonika : Oxytocin, Methylergometrin
- Masase uterus
- Kompresi bimanual eksterna dan interna
Bila reaksi uterus tidak ada:
- Tamponade uterus dengan kondom kateter
- B-Lynch suture
- Ligasi arteri hipogastrika/ arteri uterina
- Histerektomi dengan pertimbangan keadaan umum, usia penderita, dan
paritas
Bila kontraksi baik dan masih ada perdarahan, evaluasi :
-Sisa Plasenta/ laserasi jalan lahir: kuretase/ repair
-Antibiotik : ampicilin+sulbactam 1,5 gr/ 8 jam atau Inj.ceftriaxone 1 gr / 12 jam
selama 2 hari dan dilanjutkan dengan cefadroxil 2x500mg
-Suportif (vitamin dan preparat Fe)
Laboratorium, Ilmu Penyakit Dalam, Anastesiologi, Kamar Bedah Emergensi, ICU
1. Lim PM. Uterine Atony: Management Strategies. April 2012. University
Kebangsaan Malaysia.
2. WHO. WHO guidelines for the management of postpartum haemorrhage
and retained placenta. 2009 World Health Organization.
3. RCOG. CLINICAL PRACTICE GUIDELINE
PREVENTION AND
MANAGEMENT OF PRIMARY POSTPARTUM HAEMORRHAGE. 2012
Royal College of Obstetricians and Gynecologists.
4. American College of Obstetricians and Gynecologists: Postpartum
Hemorrahge. Practice Bulletin #76, October 2006. (Reaffirmed 2011).
5. B. Serra. UTERINE ATONY: WHAT CAN BE DONE BEFORE
HYSTERECTOMY?. 2007 Servicio de Medicina Interna, Hospital de
Sagunto, Sagunto, Valencia, Spain.
6. Iris Holzer, Rainer Lehner. Evaluation of process management of
postpartum hemorrhage due to uterine atony. Open Journal of Obstetrics
and Gynecology, 2013, 3, 514-519.
RETENSIO PLASENTA
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Plasenta belum lahir setelah bayi lahir melebihi waktu setengah jam.
Pengertian
Tujuan
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Unit terkait
Daftar Pustaka
PLASENTA PREVIA
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/2
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
1. Untuk dapat mampu menegakkan diagnosa plasenta previa
2. Untuk memahami dan mampu memberi penanganan plasenta previa
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Prosedur diagnosik:
a. Klinis :
- Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa sebab. Tanpa
rasa nyeri dan biasanya berulang (Painless, Causeless, Recurrent
Bleeding) darah berwarna merah segar.
- Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak
janin.
- Perdarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal
kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya sehingga pasien
sempat dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (recurrent
bleeding) biasanya lebih banyak.
-Janin biasanya masih baik.
b. Pemeriksaan penunjang : - USG
Prosedur
Daftar
Pustaka
PLASENTA PREVIA
No. Dokumen
SPO/476/XII/201
5
No Revisi
Halaman
2/2
b. Penanganan aktif
Kriteria :
-Umur kehamilan (masa gestasi) 37 minggu, BB janin 2500 gr
-Perdarahan banyak, 500 cc atau lebih
-Ada tanda-tanda persalinan
-Keadaan umum pasien tidak baik, ibu anemik, Hb < 8 gr %.
Prosedur
Unit terkait
Daftar Pustaka
Partus pervaginam :
- Hanya dapat dilakukan pada plasenta previa letak rendah
anterior dan plasenta previa marginalis anterior dengan jumlah
perdarahan sedikit.
- Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4 5 cm) ketuban
dipecahkan (amniotomi), jika his lemah diberikan oksitosin drips.
- Bila perdarahan masih terus berlangsung dilakukan SC.
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Daftar Pustaka
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
LETAK SUNGSANG
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Daftar Pustaka
Placenta previa
Kelainan kongenital (hidrosefalus, anensefalus)
Kehamilan ganda
Kelainan uterus
Hidramnion dan oligohidramnion
LETAK SUNGSANG
No. Dokumen
SPO/476/XII/20
15
No Revisi
Halaman
1/1
Penatalaksanaan
A. Pada masa kehamilan (antenatal)
1. Bila hasil pemeriksaan USG tidak menemukan kelainan, maka
dilakukan :
a. Knee chest position (KCP) pada usia 30-32 minggu
b. Versi luar (bila tidak ada kontraindikasi), dilakukan pada primi
sebaiknya pada usia kehamilan 32-34 minggu dan pada
multigravida pada usia kehamilan 34-36 minggu.
Kontraindikasi dilakukan versi luar adalah:
Denyut jantung janin yang jelek, perdarahan ante partum,
cacat rahim, hamil kembar, CPD, hipertensi, bayi besar,
panggul sempit
Bila versi luar berhasil, kontrol I minggu lagi, dan dikelola
sebagai presentasi kepala.
Bila versi luar gagal, kontrol kembali 1 minggu, dicoba versi
luar sekali lagi.
B. Pada masa persalinan
1. Persalinan pervaginam diberi kesempatan asal tidak ada hambatan
pada pembukaan. Urutan cara persalinan :
a. Usahakan spontan bracht
b. Manual aid / lovset mauriceu
c. Total ekstraksi (harus pertimbangkan terlebih dahulu)
Prosedur
2. Pada kasus dimana versi luar gagal / janin tetap sungsang, maka
penatalaksanaan persalinan lebih waspada.
3. Dilakukan tindakan seksio sesarea primer pada :
Primigravida
Previous seksiosesarea/myomectomi
Panggul sempit dan kelainan bentuk panggul
Multigravida dengan taksiran berat janin diatas 3500 gram
Presentasi kaki
Hiperekstensi kepala
4. Persalinan pervaginam diakhiri dengan seksio sesarea bila :
a. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan berbahaya. (Disprofosi
feto-pelvik atau skor Zachtuchni Andos kurang dari 3)
b. Tali pusat menumbung pada primi atau multigravida.
c. Didapatkan Distosia.
d. Umur kehamilan premature (EFBW kurang dari 2000 gram) dan post
date (umur kehamilan lebih dari 42 minggu)
e. Nilai anak (hanya sebagai pertimbangan)
f. Riwayat persalinan yang lalu BOH
Komplikasi kehamian dan persalinan (Hipertensi dalam kehamilan, Ketuban
Pecah dini).
Unit Terkait
Daftar Pustaka
No Revisi
Halaman
1/2
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Pengertian
Tujuan
Mengetahui indikasi dan jenis operasi terdahulu (klasik / LCS) dan merencanakan
persalinan berikutnya.
Kebijakan
Prosedur
2. Pada Persalinan
a. Pastikan apakah pasien sudah inpartu atau belum
b. Jika pasien fase persalinan, pasien harus diawasi ketat: tanda-tanda vital,
rasa sakit pada perut, perdarahan dan tanda-tanda ruptura uteris pontan.
c. Tentukan letak / persentasi janin dan turunnya presentasi.
d. Jika janin presentasi kepala lakukan partus percobaan, jika kriteria untuk
persalinan pervaginam dipenuhi dan tidak ada kontra indikasi.
e. Lakukan penilaian partus pervaginam tiap 2 jam, kalau tidak ada
kemajuan lakukan seksio sesarea.
f. Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vacum / cunam
g. Pastikan indikasi seksio sesarea yang lalu bukan indikasi tetap
h. Kriteria untuk partus pervaginam adalah :
Seksio sesarea baru sekali
Pernah melahirkan secara pervaginam sebelumnya
Insisi uterus seksio sesarea yang lalu adalah segmen bawah rahim
Indikasi seksio sesarea yang lalu bukan indikasi tetap
Post operatif seksio sesarea yang lalu tidak ada komplikasi
Tidak ada komplikasi pada kehamilan sekarang.
i. Kontra indikasi persalinan pervaginam
Seksio sesarea sebelumnya karena panggul sempit/CPD
Insisi uterus korporal pada seksio sesarea yang lalu
Sudah 2 x seksio sesarea
Makrosomia
No Revisi
Halaman
2/2
j.
Prosedur
Unit terkait
Daftar Pustaka
POST TERM
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1 /1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Kebijakan
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
a.
b.
c.
d.
e.
Prosedur
Unit Terkait
Daftar Pustaka
ABORTUS
No. Dokumen
SPO/476/XII/20
15
No Revisi
Halaman
1/2
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal Terbit :
30 Desember
2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
2.
Abortus Iminens.
a. Rawat jalan.
b. Tirah baring.
c. Jika perdarahan berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa,
lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi
d. Jika perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin (uji
kehamilan/USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab
lain
e. Medikamentosa.
Diasepam 3 x 2 mg, per oral selama 5 hari lurainal 3 x 30 mg.
Issosuprine 3 x 10 mg per oral selama 5 hari.
Asam mefenamat 4 x 250 mg per oral selama 5 hari
Methyl esteranol 3 x 5 mg per oral selama 5 hari
f. Bila penyebab diketahui maka dilakukan therapy terhadap
penyebab.
g. Pada kasus tertentu seperti abortus habitualis dan post infertilitas
dilakukan rawat inap.
Abortus Insipiens
Perbaiki keadaan umum
Jika Usia kehamilan kurang dari 16 minggu lakukan evaluasi
uterus dengan kuretase, lebih dari 16 minggu menunggu ekspulsi
spontan hasil konsepsi lalu mengevaluasi sisa-sisa hasil konsepsi
c. Medikamentosa.
Metil ergometrin 3 x 5 mg, per oral selama 5 hari.
Amoksisillin 3 x 500 mg per oral selama 5 hari.
a.
b.
Prosedur
3.
Abortus Inkomplit
Perbaiki keadaan umum
Jika kehamilan kurang dari 16 minggu evaluasi dapat
dilakukan dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi
ynag keluar melalui servik Kuretase. Jika perdarahan banyak dan
terus berlangsung dilakukan aspirasi vakum manual.
c.
Jika kehamilan lebih dari 16 minggu beri oksitosin sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
d.
Medikamentosa.
Metil ergometrin 3 x 5 mg, per oral selama 5 hari.
Amoksisillin 3 x 500 mg per oral selama 5 hari.
a.
b.
ABORTUS
No. Dokumen
SPO/476/XII/20
15
No Revisi
Halaman
2/2
4.
e.
f.
Prosedur
5.
Missed Abortion
Perbaiki keadaan umum
Evaluasi terhadap umur kehamilan :.
Umur kehamilan kurang dari 12 minggu dilakukan kuretase
langsung.
Umur kehamilan lebih dari 12 inggu diberikan : estradiol benzoas
2 x 20 40 mg atau i.m selama 3 5 hari. Rawat inap : dipasang
stiff laminaria 12 24 jam dan titrasi oksitosin atau prostaglandin
seperti protein E.
Abortus Infeksiosus
a. Perbaikan keadaan umum
b. Xylomidon 2 cc i.m
c. Sulbecillin 3 x 1 gr, gentamisin 2 x 80 g, metronidazol supp 3 x 1 gr.
Kuretase dilakukan dalam tempo 6 jam bebas panas atau dalam waktu 12
24 jam apabila panas tidak turun.
Unit Terkait
Laboratorium, Anestesiologi
Daftar Pustaka
SOLUTIO PLASENTA
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Prosedur Tetap
INFEKSI NIFAS
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Daftar Pustaka
OLIGO HIDRAMNION
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Prosedur
Unit Terkait
Daftar Pustaka
SYOK SEPTIK
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/2
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Prosedur
3. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium :
Darah rutin
Urin rutin
Analisa gas darah
Elektrolit darah
Masa perdarahan
Masa bekuan
Fungsi hati
Fungsi ginjal
Kultur darah untuk menentukan kuman penyebab infeksi
4. Diagnosis banding
a. Sepsis puerpuralis
b. Peritonitis
c. Penyakit radang panggul berat
d. Partus terlantar dengan infeksi berat
Tirah baring, Pemeliharaan pernapasan/ oksigenasi.
Tekanan O2 dipertahankan di atas 70mmHg
Mengembalikan volume darah
IVFD: Pemberian cairan
Transfusi : Pemberian darah/ plasma/ albumin
SYOK SEPTIK
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
2/2
Unit Terkait
Daftar Pustaka
PARTUS TERLANTAR
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/2
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Prosedur
Palpasi :
a. His lemah sampai hilang
b. Gerak janin lemah sampai hilang
c. Kadang dijumpai tanda-tanda RUI
Auskultasi :
Denyut jantung janin melemah sampai hilang
Adanya meteorismus
Periksa dalam :
Dijumpai kaput suksedaneum yang besar dan air ketuban berwarna
keruh kehijau-hijauan sampai kekuning-kuningan serta berbau
PARTUS TERLANTAR
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
2/2
Prosedur
Unit terkait
Daftar Pustaka
HIDRAMNION
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Unit terkait
Dokumen terkait
Daftar Pustaka
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Prosedur
Unit terkait
Prosedur :
1. Pastikan pasien dengan posisi litotomi
2. Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik dengan povidon
iodine pada daerah vulva.
3. Identifikasi OUE, lakukan pemasangan foley kateter, evaluasi
cairan yang keluar kemudian ujung foley kateter dihubungkan
dengan urine bag
4. Lakukan penyuntikan aquabidest 15- 20 cc untuk
pengembangan balon
5. Kemudian fiksasi kateter dengan plester
6. Foley kateter dihubungkan pada urin bag
7. Evaluasi urine yang keluar(volume,warna)
Urologi.
Daftar Pustaka
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Tujuan
Kebijakan
1. Anamnesa
- amenorea atau terlambat haid
- timbul sinkop dan gejala abdomen akut
- nyeri perut bagian bawah terutama nyeri unilateral
- perdarahan pervaginam atau spoting
- gejala tidak spesifik lainnya ( perasaan mual, tegang pada
payudara, gangguan defekasi)
Proedur
2. Pemeriksaan penunjang:
- Tes kehamilan
- Dilatasi dan kerokan
- Laparoskopi
- Ultrasonografi
- Kuldosintesis
3. Penanganan
- perbaiki keadaan umum
- tindakan pembedahan :
- kehamilan dituba lakukan salpingektomi
- kehamilan di kornu lakukan ooforektomi atau salfingoooforektomi
- historestomi
- eksisi bila kerusakan oada kornu kecil dan kornu dapat direparasi
Unit Terkait
Daftar Pustaka
PERSALINAN PRETERM
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Prosedur
Daftar Pustaka
No Revisi
Halaman
1/3
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Prosedur
Penanganan:
1.
KPD dengan Kehamilan Aterm
a. Sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan
b. Diberikan antibiotika profilaksis, injeksi ampisillin 2 gr diikuti dengan
4x1 gr ampisillin injeksi dalam 48 jam dilanjutkan eritromisin 4 x 250
mg oral dalam 10 hari atau amoksisilin oral 3 x 250 mg dalam 5 hari.
c. Dilakukan pemeriksaan adminnion test bila hasilnya patologi
dilakukan terminasi kehamilan (bila alat tersedia).
d. Observasi temperatur rectal setiap 3 jam, bila ada kecenderungan
meningkat lebih atau sama dengan 37,6oC segera dilakukan
terminasi.
e. Bila temperatur rectal tidak meningkat, lakukan observasi selama 12
jam. Setelah 12 jam bila belum ada tanda-tanda inpartu dilakukan
terminasi.
f. Batasi pemeriksaan dalam, dilakukan hanya berdasarkan indikasi.
g. Bila dilakukan terminasi, tergantung kondisi ibu, janin dan kehamilan,
lakukan evaluasi pasien:
No Revisi
Halaman
2/3
2.
b.
c.
d.
e.
f.
setelah
g.
Di Ruang Obstetri
Tidak koitus
Prosedur
No Revisi
Halaman
3/3
f.
Prosedur
Tidak koitus
Daftar Pustaka
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Daftar Pustaka
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
No Revisi
Halaman
1/2
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508
No Revisi
Halaman
2/2
Prosedur
Unit Terkait
Daftar Pustaka
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Daftar Pustaka
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
PANGGUL SEMPIT
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Unit terkait
Kamar Bedah
Daftar Pustaka
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Prosedur
Unit terkait
Daftar Pustaka
No Revisi
Halaman
1/2
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Prosedur
Tanda-tanda kardinal :
Respiratory distres
Cyanosis
Kardiovaskular kolaps
Perdarahan
Koma
Pemeriksaan penunjang :
EKG
Foto thoraks
Pemeriksaan serial clotting time
Ventilation perfussion scanning
Venografi
No Revisi
Halaman
2/2
Penatalaksanaan :
Prosedur
Unit terkait
Daftar Pustaka
No Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari
puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu)
Umum : Memahami pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini.
Khusus :
1. Mendefenisikan dan menjelaskan Inisiasi Menyusu Dini.
2. Mengaplikasikan Inisiasi Menyusu Dini.
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
dikamar pemulihan.
2. Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk DINILAI, dikeringkan
secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix ; kecuali
tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat diikat.
3. Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan
kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu.
4. Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki
bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan
ibu diselimuti. Bayi diberi topi.
No Revisi
Halaman
2/2
2.
Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi
ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih.
3.
RAWAT GABUNG: Ibu bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu
selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas
indikasi medis.Tidak diberi dot atau empeng.
3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di TENGKURAPKAN di dadaperut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi
setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
4. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari
puting sendiri.
5. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada
ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti
pada perawatan metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah.
6. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya; tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan,
talipusat diikat.
7. Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi
kedua DITENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan KULIT bayi
MELEKAT pada KULIT ibu. Letakkan kembali bayi pertama didada ibu
berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi
bayi dapat diberi topi.
8. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama PALING
TIDAK SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan
kulit ibu bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
9. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan
MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan puting ke
mulut bayi. BERI WAKTU 30 MENIT atau 1 JAM lagi kulit melekat pada kulit
Unit Terkait
RAWAT GABUNG BAYI :Ibu bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu
selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas
indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng
Ilmu Kesehatan Anak
Daftar
Pustaka
WRHA. Breastfeeding Practice Guidelines for the Healthy Term Infant. 2005
Winnipeg Regional Health Authority.
National Health and Medical Research Council (2012) Literature Review:
Infant Feeding Guidelines. Canberra: National Health and Medical Research
Council.
Royal College of Midwives. Evidence Based Guidelines for Midwifery-Led
Care in Labour: Early Breastfeeding. 2012 Royal College of Midwives.
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
1.
2.
3.
4.
Prosedur
Unit Terkait
Daftar
Pustaka
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Tanggal Terbit :
30 Desember
2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Prosedur
Unit terkait
Prosedur :
1. Cuci tangan sebelum prosedur, pemakaian handscoon steril
2. Cuci luka dengan NaCl 0,9%
3. Cuci luka dengan Betadine
4. Evakuasi jaringan mati, jika ditemukan pus kultur dan tes
sensitivitas
5. Penutupan luka dengan sufratule, kasa steril dan hypafix
6. Penggantian perban dapat dilakukan sesuai kebutuhan (setiap hari
atau setiap tiga hari).
7. Pada luka operasi basah, periksa kadar albumin serum dan
pertimbangkan untuk secondary hecting
Daftar Pustaka
SINDROMA KLIMATERUM
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
engertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Daftar Pustaka
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
INFERTILITAS
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Daftar Pustaka
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
AUA. The Optimal Evaluation of the Infertile Male: AUA Best Practice
Statement. 2010 American Urological Association.
THP. Medical Necessity Guidelines: Infertility Services Massachusetts
Products. 2015 Tufts Health Plan.
United Health Care. INFERTILITY DIAGNOSIS AND TREATMENT.
2015 United Health Care.
ESHRE. GUIDELINES FOR COUNSELLING IN INFERTILITY. 2005
European Society of Human Reproduction and Embryology.
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
4. Penanganan :
- Pemberian obat-obatan ( Sefoxitin, probenesid,
Ceftriaxone, doxycycline)
- Operatif ( laparotomi )
5. Konsul ke bagian penyakit kulit & kelamin dan bagian bedah
Unit Terkait
Radiologi, Laboratorium
Daftar Pustaka
PROLAPSUS UTERI
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
1. Anamnesa
2. Diagnosis :
- Tingkat I turunnya uterus sampai serviks berada setinggi
Introitus vagina
- Tingkat II turun sampai sebagian keluar dari introitus
Vagina
- Tingkat III turun sampai seluruh uterus keluar dari vagina
3. Pemeriksaan Penunjang :
- Laboratorium
- Biopsi (PA)
Prosedur
4. Terapi
A. Tanpa pembedahan :
- Latihan otot dasar panggul
- Stimulasi otot dengan alat listrik
- Pemasangan pesarium
B. Dengan Pembedahan :
- Histerektomi vagina
- Amputasi serviks
- Ventrofikasi
- Kolpokleksis
Unit Terkait
Laboratorium
Daftar Pustaka
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Prosedur
Pemberian antibiotik
Pemberian analgetik
Unit terkait
Daftar Pustaka
No Revisi
Halaman
1/3
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Prosedur
4.Pemeriksaan lab :
Darah rutin, urin rutin, KGD
LFT , RFT, elektrolit, proyein
Foto thorax, EKG, CT scan upper / lower abdomen
HST
T3, T4, TSH meninggi rawat bersama dengan Penyakit Dalam
Beta HCG serial
5.USG :
Uterus ante/retro
Besar biasa/tidak
Gambaran hypoechoic/hyperechoic pada adnexa
Gestasional sack ada/tidak
adnexa: dbn/tidak
6. Therapi:
1. PTG risiko rendah, skor WHO kurang dari FIGO Stadium I, II, dan III :
a. Methotreksate 0,4 mg/KgBB IM tiap hari selama 5 hari, diulang tiap 2
minggu
b. Methotreksate 1,0mg/KgBB selang satu hari sampai 4 dosis dengan
ditambahkan Leukovorin 0,1 mg/KgBB 24 jam setelah MTX, diulang tiap 2
minggu.
c.
Methotrexate 50 mg/m2 diberikan secara weekly.
d. Actinomycin-D 1,25 mg/m2 diberikan tiap 2 minggu
No Revisi
Halaman
2/3
No Revisi
Halaman
3/3
7.
Unit terkait
Follow up :
Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan hCG tiap mingu hingga kadarnya
mencapai normal. Setelah itu dilakukan setiap bulan selama 6 bulan
selanjutnya tiap 2 bulan sampai 6 bulan berikutnya.
Daftar Pustaka
TRANSLOKASI AKDR
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Pengertian
Tujuan
Prosedur
Radiologi
Unit terkait
1.
2.
3.
Daftar Pustaka4.
5.
6.
No Revisi
Halaman
1/2
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Kebijakan
I.
Prosedur
Persiapan :
1. Persiapan pemeriksaan ginekologi :
a. Pemeriksaan dan asisten
b. Alat-alat disiapkan (dalam keadaan steril): sepasang sarung
tangan, kateter, spekulum (cocorbebek), tampon tang,
kapassublimat, kasa.
2. PersiapanTindakan kuretase :
a. Pasien disiapkan sesuai keadaan tindakan yang dilakukan
(tanpa / dengan infus, tanpa/dengan narkose)
b. Operator dan asisten siap.
c. Alat/obatdisiapkan (dalam keadaan steril)
1) Sarung tangan untuk operator dan asisten
2) Dua buah spekulum Sims
3) Tampon tang
4) Tenakulum bergigi tunggal Shroder
5) Sonde uterus
6) Busi Hegar
7) Alat mikro kuret
8) Forseps ovum winter atau forceps kasa
9) Kuret tumpul dan tajam
10) Kain penutup steril
11) Botol berisi formalin 40% untuk jaringan yang akan
diperiksa ke Bagian PA.
Alatpre dan durante kuret
1 Sims spekulum
2 Sonde
3 Tenakulum
4 Busi
5. Sendok kuret tajam dan tumpul
6. Abortus tang
7. Oval klem
Obat post kuret
1 cefadroksil
2.asam mefenamat
3.asam traneksamat
4.vitamin B comp
No Revisi
Halaman
2/2
Obat
1 Cairan infus
2 pethidin
3 Diazepam
4 lidokain
5 oxytocin dan metergin
6 transamin
7 antibiotik profilaksis
Prosedur
II. UrutanKerja :
1. Premedikasi dengan SA 0,25 mg + pethidin 1 mg/kgBBi.m. 20
30 menit sebelum tindakan.
2. Penderita ditidurkan dalam posisi lithotomi.
3. Lakukan naskose dengan diazepam i.v. (dosis 0,2 0,6 mg/KgBB),
untuk tindakan D & K.
4. Lakukan tindakan aseptik-antiseptik dengan cairan sublimat,
betadin pada vulva dan sekitarnya.,kandung kencing dikosongkan.
5. Tutup sekitar lapangan operasi dengan kain steril kecuali lapangan
operasi
6. Lakukan pemasangan speculum ke liang vagina kemudian
dipasang tenakulum pada cervix arah jam 12
7. Kemudian sonde uterus masukkan kedalam uterus untuk
mengetahui panjang uterus. Lalu busi hegar dimasukkan ke serviks
dari nomor yang paling kecil sampai besar sampai serviks terbuka
8. Kemudian dilakukan tindakan kuretase dengan sendok kuret
tumpul dan dilanjutkan dengan sendok kuret tajam.
9. Pada waktu tindakan kuretase dan D/K dilakukan, operator dibantu
oleh asisten 1 sedang perawat/asisten II memantau tensi, nadi,
pernafasan dan cairan yang terpasang.
10. Paska tindakan, operator menilai hasil tindakan.
11. Bila dirasakan sudah cukup, perawat memindahkan pasien ke
ruang/ tempat istirahat sementara
12. Paska tindakan tensi, nadi, pernafasan dan terapi cairan yang
diberikan tetap dipantau sampai yakin keadaan umum penderita
baik.
13. Jaringan dikirm ke PA dengan diberi formalin 40%.
Catatan :
Pada kuretase abortus inkomplet dan D/K terapi cairan dipasang
bila diperlukan.
Pada kuretase molahidatidosa harus terpasang infus/transfusi
set dengan cairan yang telah ditentukan oleh operator dan siap
darah.
Pada mikrokuret :induksi diazepam tidak dilakukan.
Unit terkait
Anastesiologi
Daftar Pustaka
BIOPSI SERVIKS
No. Dokumen
SPO/476/XII/201
5
No Revisi
-
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal Terbit :
30 Desember
2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Prosedur
b. Punch Biopsi
c. Cone Biopsi
Unit Terkait
Patologi Anatomi
Daftar Pustaka
IVA
No. Dokumen
SPO/476/XII/201
5
No Revisi
-
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal Terbit :
30 Desember
2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
2. Hasil (+) pada lesi prakanker terlihat warna bercak putih disebut :
aceto white epitellium.
3. Tindak lanjut IVA (+) biopsi
Unit Terkait
Daftar Pustaka
PAP SMEAR
No. Dokumen
SPO/476/XII/201
5
No Revisi
-
Halaman
1/1
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan
Kepala Rumkit Tk. II Putri Hijau
Kesdam I/BB
Tujuan
Kebijakan
1.
2.
3.
4.
Evaluasi sitohormonal
Mendiagnosis peradangan
Identifikasi organisme penyebab peradangan
Mendiagnosis kelainan prakanker (dysplasia) leher Rahim dan
kanker leher Rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasive)
5. Memantau hasil terapi
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Unit Terkait
Patologi Anatomi
Daftar Pustaka
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Prosedur
Unit Terkait
2.
3.
4.
5.
6.
Daftar Pustaka
No Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Unit terkait
Daftar Pustaka
DIAGNOSA CA CERVIX
No. Dokumen
SPO/476/XII/20
15
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Daftar Pustaka
Tanggal Terbit :
30 Desember
2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
DIAGNOSA CA ENDOMETRIUM
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
RUMAH SAKIT TK.II
ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
No Revisi
Halaman
1/1
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Daftar Pustaka
Tanggal Terbit :
30 Desember
2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
DIAGNOSA CA OVARIUM
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
RUMAH SAKIT TK.II
ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Daftar Pustaka
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
DIAGNOSA CA VULVA
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
1/1
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Daftar Pustaka
No Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508
Perdarahan abnormal dari uterus yang terjadi di luar dan di dalam siklus
haid tanpa dijumpai kelainan organik dan hematologi, merupakan kelainan
poros hipotalamus-hipofisa ovarium
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Terapi
a. Hormonal
PUD ovulasi
1. Perdarahan pertengahan siklus : estrogen 0,625 mg hari ke 1015 siklus
2. Perdarahan bercak prahaid: progesteron 5-10 mg hari ke 17-26
siklus
3. Perdarahan pasca haid: estrogen 0,625-1,25 hari ke 2-7 siklus
4. Polimenorea: progesteron 10 mg hari 18- 25 siklus
PUD anovulasi
1. Estrogen selama 20 hari diikuti progesteron 5 hari
2. Pil KB kombinasi 2 x 1 tablet 2-3 hari diteruskan 1x1 tablet 21
hari
3. Progesterone 10-20 mg selama 7-10 hari
4. Setelah darah berhenti atur siklus dengan E+ P selama 3 hari
siklus
Unit terkait
Dokumen Terkait
Laboratorium,
Rekam Medik, Informed Consent
Daftar Pustaka
MOLA HIDATIDOSA
No. Dokumen
SPO/476/XII/20
15
No.Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal Terbit :
30 Desember
2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Prosedur
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- USG
- Laboratorium (darah lengkap, -Hcg, T3, T4, TSH, HST, dan
elektrolit)
- Foto thoraks
- EKG
- Pemeriksaan patologi anatomi (post kuretase)
KONSULTASI
- Bagian penyakit dalam
- Bagian kardiologi
- Bagian anestesi
TINDAKAN
- Kuretase
- Histerektomi
Unit Terkait
Dokumen Terkait
Daftar Pustaka
MIOMA UTERI
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
PENGERTIAN
KRITERIA DIAGNOSA
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508
Tumor jinak lapisan miometrium rahim dengan sifat konsistensi
padat kenyal, berbatas jelas dan memiliki pseudokapsul bisa
soliter atau multiple dengan ukuran mulai mikroskopis sampai >
50 kg.
Letak tumor bisa : Submukus, intramural, subserus,
intraligamenter, servik, bertangkai (pedunculated), parasitic
(wandering)
Gejala klinis :
- bisa tanpa gejala
- rasa penuh atau berat di perut bagian bawah atau
benjolan yang padat dan kenyal
- gangguan haid atau perdarahan abnormal uterus (30%) :
menoragi, metroragi, dismenore
- gangguan akibat penekanan tumor : disuria/polakisuri,
retensio urine, overflow incontinence,konstipasi, varices,
edema tungkai
Palpasi abdomen : tumor daerah atas pubis atau abdomen
bagian bawah padat kenyal, berdungkul, tidak nyeri, berbatas
jelas mobil bila tidak ada perlekatan
DIAGNOSA BANDING
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
STANDAR TENAGA
PERAWATAN RS
TERAPI
PENYULIT
Informed Consent
KONSULTASI
LAMA RAWATAN
MASA PEMULIHAN
OUTPUT
PA
OTOPSI
TUJUAN
Kebijakan
UNIT TERKAIT
D.aftar Pustaka
OF
UTERINE
Gynaecol Can
ENDOMETRIOSIS
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No.Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Prosedur
Unit terkait
Laboratorium
Dokumen
Terkait
Daftar Pustaka
No Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508
Kebijakan
Prosedur
Persiapan peralatan
- Generator sumber cahaya
- Insuflator gas
- Laparoskop set
Urutan kerja
- Melakukan pemeriksaan semua alat dan mesin berfungsi baik, gas
CO2, O2 cukup
- Semua pakaian pasien diganti dengan gaun Rumah Sakit, pasien
dibaringkan dengan posisi dorsolitotomi dan letak tredenlenburgh
dengan sudut 30-40%
- Melakukan pembiusan dengan menggunakan pilihan antara lain
Narkoleptika : sulfas atropin 1 amp/iv
Diazepam 10 mg/iv
Pethidine 1 mg/kgBB/iv diencerkan dalam 10 mlH2O
Anastesia sulfas atropin 1 amp/iv
Diazepam 10 mg/iv
Pethidine 1 mg/kgBB/iv diencerkan dalam 10 mlH2O
- Kandung kemih dikosongkan dengan kateter
- Daerah pusat dan sekitarnya dibersihkan dengan detol : alkohol (1:20)
- Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam ulangan
- Spekulum sims dipasang, servix dijepit dengan tenakulum atraumatik
dan dilakukan dengan sondage untuk mengetahui panjang cavum uteri
serta posisi uterus
- Kamula pertubator rabin dipasang dengan ujungnya 1 cm lebih pendek
dari panjang cavum uteri dapat menggerakkan uterus dalam
pemeriksaan dan difiksasi dengan tenakulum
- Pasien ditutup dengan kain steril kecuali daerah sekitar pusat dan
vulva, kulit kiri dan kanan pusat dijepit dengan 2 klem aliis
- Setelah pemeriksaan atau tindakan laparoskopi selesai, lakukan
dekompresi untuk mengeluarkan gas CO2, selubung trokar dikeluarkan
dan yakinkan tidak ada bagian usus / omentum yang terjepit. Pada luka
insisi, lakukan penjahitan sayatan bagiandalm dan luar dengan benang
plain catgut
- Setelah selesai prosedur diatas, semua alat dicuci dan disterilkan dan
kemudian disimpan kembali ditempatnya
Unit Terkait
Dokumen Terkait
STERILIISASI LAPAROSKOPI
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Dokumen Terkait
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508
No Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508
Prosedur
Persiapan peralatan
1. Check fungsi alat laparoskopi
a. Kecukupan gas
b. Kelancaran aliran gas
c. Lidht Source
d. Scope dan penjahitan tuba
e. Jarum veres
f. Trocar
g. Cincin Yoon
2. Alat-alat
a. Uterine levator
b. Muzeaux tang
c. Dock clamp 2 buah
d. Pisau operasi
e. Alat hecting
3. Peralatan anastesi lokal (lidocaine, spuit); sedasi (Diazepam)
4. Gas dan cairan antiseptik
Persiapan pelaksanaan
- Izin dari pasangan dan penanda tanganan informed consent
- Pasien sudah dipuasakan sebelumnya
- Sudah mendapat penjelasan selengkapnya mengenai tindakan
sterilisasi laparoskopi
- Paramedik di kamar pulih memeriksa ulang semua persyaratan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital.
- Informasikan ke kamar operasi untuk persiapan peralatan dan
ruangan
- Kalau tidak ada masalah dengan peroman penyaringan akseptor dan
memenuhi syarat dikirim ke kamar operasi
- Injeksi Pethidine 1 amp (im) tunggu 30 menit
No Revisi
Halaman
Prosedur
Unit Terkait
Dokumen Terkait
Pelaksanaan operasi
- Injeksi Diazepam 2 mg (iv) untuk sedasi
- Lakukan anestesi lokal dengan lidokain 2% 3 cc dibawah sub
umbilikalis
- Tusuk dibawah pusat seujung pisau sampai sub cutis
- Tusukkan jarum veres sampai memasuki cavum abdomen
- Sambungkan gas dan cek kelancarannya diisi sampai 2 Liter
- Cabut jarum veres insisi dilebarkan 1-1 cm
- Masukkan trokar ke cavum abdomen
- Pasang scope dengan bantuan asisten digerakkan dengan bantuan
uterine elevator
- Identifikasi tuba dan lakukan pemasangan cincin Yoon
- Pastikan tidak ada perdarahan
- Cabut scope dengan benar
- Jahit dan tutup luka operasi
- Buka uterine elevator dengan mozeaux tang/cek perdarahan
Pasca operasi
- Awasi pasien di ruang pemulihan 2-3 jam
- Cek tanda-tanda vital dan perdarahan
- Pasien boleh minum 1 jam pasca tindakan
- Makan lunak 3 jam pasca tindakan
Pasien boleh pulang dan kontrol 1 minggu kemudian
No Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Kebijakan
Prosedur
Persiapan
- ada surat pemermintaan pemeriksaan
- ada pasien yang bersedia diperiksa
- ada dokter yang melakukan pemeriksaan
- ada paramedis yang membantu persiapan, pemeriksaan dan
menghadiri pemeriksaan
- alat-alat/bahan-bahan yang diperlukan
o sarung tangan steril
o meja pemeriksaan
o lampu sorot
o objek glass
o kapas lidi steril
o spekulum vagina
o kain kasa steril
o salep levertran/vaselin
Urutan kerja
- pasien ditidurkan di meja ginekologi dengan posisi litotomi,
sesudah sebelumnya dilakukan pemeriksaan keseluruhan bagian
tubuh untuk mencari adanya tanda-tanda rudapaksa
- inspeksi didaerah alat kelamin luar untuk mencari tanda-tanda
rudapaksa
- dilakukan pemeriksaan selapu dara (robekan, alama, baru, arah
dan dalamnya robekan
- untuk mengevaluasi keadaan rahim dan adniksa dilakukan
pemeriksaan colok dubur dengan prosedur biasa
- untuk pemeriksaan sperma yang tertinggal dilakukan dengan
mengambil sisa sprema dari rongga vagina dengan kapas lidi steril
dioleskan dikaca objek dan segera dikirimkan ke instalasi patologi
klinik dengan surat pengantar pemeriksaan
- seluruh data-data hasil pemeriksaan dicatat didalam rekam medis
dan selanjutnya RS menyelesaikan pengisian formulir pemeriksaan
VER untuk ditanda tangani oleh dokter pemeriksa yang
bersangkutan
Unit Terkait
Dokumen Terkait
Rekam Medik, Surat permintaan VER dan penyidik yang disetujui Kepala
untuk melakukan pemeriksaan, Formulir permintaan pemeriksaan sperma
Formulir hasil pemeriksaan VER
Daftar Pustaka
PEMERIKSAAN USG
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Prosedur
PEMASANGAN IUD
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Prosedur
Unit Terkait
Daftar Pustaka
PEMASANGAN IMPLAN
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Dokumen Terkait
1.
HISTEREKTOMI
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
Daftar Pustaka
SEKSIO SESARIA
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
No Revisi
Halaman
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda
24. Bersihkan vagina dari sisa sisa darah dan bekuan darah dengan
menggunakan 2-3 jari operator yang dibungkus kasa basah
25. Bersihkan daerah vulva sampai paha dari sisa-sisa darah atau
cairan tubuh
26. Dekontaminasi
27. Cuci tangan paska operasi
Perawatan Paska Bedah:
1. Periksa tekanan darah, frekuensi nadi pernafasan, ukur jumlah
urin yang tertampung dikantong urin. Perika / ukur jumlah
perdarahan selama operasi
2. Buat laporan operasi dan cantumkan hasil pemeriksaan diatas
pada lembar laporan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai
APGAR dan kondisi bayi saat lahir, lembar operasi ditandatangani
oleh operator
3. Buat instruksi perawatan yang meliputi:
a. Jadwal pemeriksaan tekanan darah, frekuensi nadi dan nafas
b. Jadwal pengukuran jumlah urin
c. Berikan instruksi dengan jelas, singkat dan terinci, bila dijumpai
adanya penyimpangan ad.1 dan 2
d. Perdarahan pada kala IV
4. Tuliskan instruksi pengobatan dengan jelas dan singkat, terinci
yang mencakup nama obat, dosis, cara pemberian dan waktu/jam
pemberian
Unit terkait
Daftar Pustaka