Anda di halaman 1dari 85

ATONIA UTERI

No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
1.
b.

c.
d.
e.
2.

Prosedur

Unit terkait

Daftar Pustaka

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508

Suatu keadaan tidak adanya kontraksi uterus setelah bayi dan plasenta lahir
1.Untuk mengetahui diagnosa atonia uteri
2.Untuk mengetahui dan mampu memberi pertolongan pada penderita atonia uteri
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Kriteria diagnosis/Diagnostik :
Klinis
a. Perdarahan > 500cc yang langsung terjadi setelah anak dan plasenta lahir
Palpasi :
- Uterus lembek
- Kontraksi uterus tidak baik
- Fundus uteri tinggi (diatas pusat)
Inspekulo : tidak ada perlukaan jalan lahir
Tidak ada sisa plasenta
Dapat juga disertai tanda syok hipovolemik
Penatalaksanaan
:
Perbaikan keadaan umum :
- O2 4 6 liter / menit
- Infus cepat NaCl0,9% / RL
- Transfusi darah Fresh Blood
- Uterotonika : Oxytocin, Methylergometrin
- Masase uterus
- Kompresi bimanual eksterna dan interna
Bila reaksi uterus tidak ada:
- Tamponade uterus dengan kondom kateter
- B-Lynch suture
- Ligasi arteri hipogastrika/ arteri uterina
- Histerektomi dengan pertimbangan keadaan umum, usia penderita, dan
paritas
Bila kontraksi baik dan masih ada perdarahan, evaluasi :
-Sisa Plasenta/ laserasi jalan lahir: kuretase/ repair
-Antibiotik : ampicilin+sulbactam 1,5 gr/ 8 jam atau Inj.ceftriaxone 1 gr / 12 jam
selama 2 hari dan dilanjutkan dengan cefadroxil 2x500mg
-Suportif (vitamin dan preparat Fe)
Laboratorium, Ilmu Penyakit Dalam, Anastesiologi, Kamar Bedah Emergensi, ICU
1. Lim PM. Uterine Atony: Management Strategies. April 2012. University
Kebangsaan Malaysia.
2. WHO. WHO guidelines for the management of postpartum haemorrhage
and retained placenta. 2009 World Health Organization.
3. RCOG. CLINICAL PRACTICE GUIDELINE
PREVENTION AND
MANAGEMENT OF PRIMARY POSTPARTUM HAEMORRHAGE. 2012
Royal College of Obstetricians and Gynecologists.
4. American College of Obstetricians and Gynecologists: Postpartum
Hemorrahge. Practice Bulletin #76, October 2006. (Reaffirmed 2011).
5. B. Serra. UTERINE ATONY: WHAT CAN BE DONE BEFORE
HYSTERECTOMY?. 2007 Servicio de Medicina Interna, Hospital de
Sagunto, Sagunto, Valencia, Spain.
6. Iris Holzer, Rainer Lehner. Evaluation of process management of
postpartum hemorrhage due to uterine atony. Open Journal of Obstetrics
and Gynecology, 2013, 3, 514-519.

RETENSIO PLASENTA
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Kebijakan

Prosedur

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508

Plasenta belum lahir setelah bayi lahir melebihi waktu setengah jam.

Pengertian
Tujuan

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda

1. Untuk dapat mampu menegakkan diagnosa retensio plasenta


2. Untuk memahami dan mampu memberi pertolongan pada kasus retensio
plasenta
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Prosedur diagnostik:
a. Anamnese: plasenta belum lahir lebih dari 30 menit setelah
bayi lahir
b. Inspeksi : tampak tali pusat keluar dari introitus vagina
c. Palpasi : fundus uteri masih tinggi kontraksi kurang baik atau baik.
Prosedur penatalaksanaan:
Perbaikan KU
- Infus NaCl 0,9% / RL 500 ml + oxytosin 10 IU
- Transfusi darah fresh blood
- Manual Plasenta
a. Berhasil baik
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam selama 2 hari atau ampicillin + sulbactam
1,5 gr/8 jam
- Dilanjutkan antibiotik oral amoxicillin 500mg 3x1 dan metronidazole
500mg 3x1.
- Antiperdarahan asam traneksamat 3x1
- Analgetik injeksi ketorolac 1 amp/8jam selama 1 hari dilanjutkan
dengan asam mefenamat 500mg 3x1
- Roborantia
- Uterotonika (Methylergometrin 2 mg tab 3x1 selama 3 hari)
b. Plasenta tidak lengkap lakukan kuretase
c. Plasenta acreta, increta, percreta Histerektomi

Unit terkait

Daftar Pustaka

Laboratorium, Anastesiologi, Kamar Bedah Emergensi


1. Mid Essex Hospital Service NHS. GUIDELINE FOR THE
MANAGEMENT OF RETAINED PLACENTA. 2014 NHS Clinical
Guideline.
2. Maternity
Services
Clinical
Committee.
RETAINED
PLACENTA GUIDELINE. 2007 ROYAL HOSPITAL FOR WOMEN.
3. NHS. RETAINED PLACENTA - CLINICAL GUIDELINE FOR
DIAGNOSIS AND MANAGEMENT. 2014 Royal Cornward
Hospital NHS.
4. Midwivery Educator. RETAINED PLACENTA MANAGEMENT.
2012 National Womens Health Clinical Guideline.
5. WOMEN AND NEWBORN HEALTH SERVICE. RETAINED
PLACENTA. 2014 King Edward Memorial Hospital.

PLASENTA PREVIA
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508

Plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
1. Untuk dapat mampu menegakkan diagnosa plasenta previa
2. Untuk memahami dan mampu memberi penanganan plasenta previa
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Prosedur diagnosik:
a. Klinis :
- Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa sebab. Tanpa
rasa nyeri dan biasanya berulang (Painless, Causeless, Recurrent
Bleeding) darah berwarna merah segar.
- Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak
janin.
- Perdarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal
kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya sehingga pasien
sempat dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (recurrent
bleeding) biasanya lebih banyak.
-Janin biasanya masih baik.
b. Pemeriksaan penunjang : - USG

Prosedur

c. Periksa Dalam diatas Meja Operasi ( PDMO)


Klasifikasi plasenta previa :
- Derajat I : Placenta letak rendah
- Derajat II : Placenta previa marginalis
- Derajat III : Placenta previa lateralis
- Derajat IV : Placenta previa totalis
Prosedur penatalaksanaan :
a. Penanganan ekspektatif
Kriteria :
-Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
-Perdarahan sedikit
-Belum ada tanda-tanda persalinan
-Keadaan umum pasien baik, kadar Hb 8 gr % atau lebih.
Rencana penanganan :
- Istirahat baring mutlak
- Infus NaCl 0,9% / RL
- Tokolitik (Nifedipin) jika dijumpai kontraksi, roborantia.
- Periksa Hb. HCT, CT, golongan darah
- Periksa USG
- Awasi perdarahan terus menerus, tekanan darah, nadi dan denyut
jantung janin.
- Berikan pematangan paru jika usia kehamilan <37 minggu dengan
pemberian dexamethason 6 mg / 12 jam sebanyak 4 kali IM atau
bethametasone 12 mg / 24 jam sebanyak 2 kali IM
- Pasien dirawat sampai kehamilan 37 minggu, selanjutnya penanganan
secara aktif.

Daftar
Pustaka

1. RCOG. Placenta praevia, placenta praevia accreta and vasa praevia:


diagnosis and management. 2011 Royal College of Obstetritians and
Gynecologysts.
2. RCOG. PLACENTA PRAEVIA AND PLACENTA PRAEVIA ACCRETA:

DIAGNOSIS AND MANAGEMENT. 2005 Royal College of Obstetritians and


Gynecologysts.
3. Canterbury DHB. PLACENTA PRAEVIA AND PLACENTA ACCRETA. 2011
Womens & Childrens Health.
4. Rowe T. Placenta Previa. J Obstet Gynaecol Can 2014;36(8):667668.

PLASENTA PREVIA
No. Dokumen
SPO/476/XII/201
5

No Revisi

Halaman
2/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

b. Penanganan aktif
Kriteria :
-Umur kehamilan (masa gestasi) 37 minggu, BB janin 2500 gr
-Perdarahan banyak, 500 cc atau lebih
-Ada tanda-tanda persalinan
-Keadaan umum pasien tidak baik, ibu anemik, Hb < 8 gr %.
Prosedur

Unit terkait
Daftar Pustaka

Partus pervaginam :
- Hanya dapat dilakukan pada plasenta previa letak rendah
anterior dan plasenta previa marginalis anterior dengan jumlah
perdarahan sedikit.
- Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4 5 cm) ketuban
dipecahkan (amniotomi), jika his lemah diberikan oksitosin drips.
- Bila perdarahan masih terus berlangsung dilakukan SC.

Laboratorium, Ilmu Penyakit Dalam, Anastesiologi, Ilmu Penyakit Anak

PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Daftar Pustaka

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Adalah prosedur pemasangan jalur intravena
1. Untuk dapat mampu melakukan prosedur pemasangan jalur intravena
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
1. Prosedur pemasangan
a. Persiapan pasien
Ucapkan salam dan sambung rasa yang baik dengan pasien
Jelaskan indikasi dan prosedur pemasangan infus kepada pasien
Minta persetujuan pasien (informed consent)
b. Keterampilan pemasangan
Persiapkan alat dan bahan
Cuci tangan (Handwashing) dengan metode 7 langkah
Gunakan sarung tangan (gloves)
Tentukan jenis cairan yang akan digunakan
Hitung kebutuhan cairan/nutrisi pasien
Sambungkan ujung selang infusion set ke cairan infus
Tekan ruang tetesan sehingga cairan infus memenuhi sekitar
setengah ruang tetesan, buka pengatur tetesan saluran infus,
alirkan ke dalam bengkok dan pastikan tidak ada gelembung udara
di sepanjang selang
Tutup saluran infus dan gantung cairan infus pada tiang infus
Palpasi dan Identifikasi area insersi kateter intravena
Pasang tourniquet 10-12 cm di atas daerah insersi, anjurkan
pasien menggenggam tangannya (jika pasien sadar)
Lakukan tindakan aseptik dengan kapas alkohol 70% secara
melingkar
Lakukan Insersi kanul intravena dengan posisi 30 sejajar vena,
hingga darah tampak pada ujung reservoor kanul
Tarik jarum kateter dan masukkan kanul silikon hingga mencapai
ujung secara perlahan
Lepaskan tourniquet, tahan ujung jarum dengan ibu jari
Sambungkan ujung kanul dengan selang infus
Buka pengatur saluran infus dan lakukan evaluasi terhadap tetesan
dan tempat insersi kanul
Lakukan fiksasi ujung kanul dengan kassa steril dan plester
Lakukan penyesuaian tetesan infus sesuai dengan kebutuhan
pasien
Berikan edukasi dan mengucapkan terima kasih
Lepaskan sarung tangan (gloves) dan melakukan handwashing
Anastesiologi, IGD, Kamar Bedah
1. Centre for Healthcare Related Infection Surveillance. GUIDELINE
Peripheral Intravenous Catheter (PIVC). 2013 Departement Health of
Queensland Government.
2. Van-Dijk J. Intravenous (IV) therapy. 2008 State of Victoria.
3. Executive Director of Nursing. PERIPHERAL INTRAVENOUS
CATHETER MANAGEMENT Adult & Paed. 2009 Auckland District
Health Board.
4. CDC. Guidelines for the Prevention of Intravascular Catheter-Related
Infections, 2011. 2011 Center of Disease Control.

LETAK SUNGSANG
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA NO.1
B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Letak sungsang apabila janin membujur dalam uterus dengan bokong / kaki pada
bagian bawah
Mencegah komplikasi yang akan terjadi pada ibu dan bayi baik pra dan post
natal.
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Penanggulangan Letak Sungsang
A. Melakukan pemeriksaan saat hamil (antenatal)
1. Pada anamnesa ditemukan adanya gerakan janin yang lebih banyak
terasa pada daerah suprasimfisis
2. Pada palpasi ditemukan :
Leopold I : bagian keras (kepala) teraba di fundus
Leopold II : teraba punggung pada satu sisi
Leopold III & IV : pada pintu atas panggul teraba bagian janin
yang lebih lembek dan lentingan yang kurang dibandingkan
kepala
3. Pada auskultasi ditemukan denyut jantung janin (DJJ) paling jelas
terdengar pada tempat lebih tinggi dari pusat
4. Pada pemeriksaan dalam :
a. Ukuran dan evaluasi panggul. Bila tidak ditemukan kelainan, dilakukan
perawatan konservatif, dan rencana persalinan lebih agresif.
b. jika pembukaan > 5 cm dapat teraba salah satu atau lebih bagianbagian ini yaitu bokong, sakrum, anus, genitalia, tungkai dan kaki
janin.
B. Melakukan pemeriksaan dengan Ultrasonografi (USG)
1. Ditemukan gambaran kepala pada daerah fundus uterus dan gambaran
bokong dan kaki pada daerah suprasimfisis
2. Konfirmasi letak dan tipe presentasi bokong
3. Menilai sikap kepala (fleksi/defleksi)
4. Memperoleh Biometri janin
5. Menilai PJT dan anomali kongenital
6. Menilai volume cairan amnion
7. Konfirmasi lokalisasi plasenta
Pada umur kehamilan 28 30 minggu, mengetahui penyebab seperti

Daftar Pustaka

Placenta previa
Kelainan kongenital (hidrosefalus, anensefalus)
Kehamilan ganda
Kelainan uterus
Hidramnion dan oligohidramnion

LETAK SUNGSANG
No. Dokumen
SPO/476/XII/20
15

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA NO.1
B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

Penatalaksanaan
A. Pada masa kehamilan (antenatal)
1. Bila hasil pemeriksaan USG tidak menemukan kelainan, maka
dilakukan :
a. Knee chest position (KCP) pada usia 30-32 minggu
b. Versi luar (bila tidak ada kontraindikasi), dilakukan pada primi
sebaiknya pada usia kehamilan 32-34 minggu dan pada
multigravida pada usia kehamilan 34-36 minggu.
Kontraindikasi dilakukan versi luar adalah:
Denyut jantung janin yang jelek, perdarahan ante partum,
cacat rahim, hamil kembar, CPD, hipertensi, bayi besar,
panggul sempit
Bila versi luar berhasil, kontrol I minggu lagi, dan dikelola
sebagai presentasi kepala.
Bila versi luar gagal, kontrol kembali 1 minggu, dicoba versi
luar sekali lagi.
B. Pada masa persalinan
1. Persalinan pervaginam diberi kesempatan asal tidak ada hambatan
pada pembukaan. Urutan cara persalinan :
a. Usahakan spontan bracht
b. Manual aid / lovset mauriceu
c. Total ekstraksi (harus pertimbangkan terlebih dahulu)
Prosedur
2. Pada kasus dimana versi luar gagal / janin tetap sungsang, maka
penatalaksanaan persalinan lebih waspada.
3. Dilakukan tindakan seksio sesarea primer pada :
Primigravida
Previous seksiosesarea/myomectomi
Panggul sempit dan kelainan bentuk panggul
Multigravida dengan taksiran berat janin diatas 3500 gram
Presentasi kaki
Hiperekstensi kepala
4. Persalinan pervaginam diakhiri dengan seksio sesarea bila :
a. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan berbahaya. (Disprofosi
feto-pelvik atau skor Zachtuchni Andos kurang dari 3)
b. Tali pusat menumbung pada primi atau multigravida.
c. Didapatkan Distosia.
d. Umur kehamilan premature (EFBW kurang dari 2000 gram) dan post
date (umur kehamilan lebih dari 42 minggu)
e. Nilai anak (hanya sebagai pertimbangan)
f. Riwayat persalinan yang lalu BOH
Komplikasi kehamian dan persalinan (Hipertensi dalam kehamilan, Ketuban
Pecah dini).
Unit Terkait

Anastesiologi, Ilmu Kesehatan Anak, Laboratorium

Daftar Pustaka

RCOG. THE MANAGEMENT OF BREECH PRESENTATION. 2006


Royal College of Obstetricians and Gynecologists.
NSW. Maternity: Management of Breech Presentation. 2013 HNE
Health Maternity Services
RANZCOG. Management of Breech Presentation at Term. 2013 The
Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and
Gynecologists.

REPEAT SEKSIO SESARIA


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH
BENDAHARA NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Pengertian

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Kehamilan yang disertai riwayat seksio sesarea sekali / lebih atau pasca
miomektomi / kornuektomi pada kehamilan sebelumnya.

Tujuan

Mengetahui indikasi dan jenis operasi terdahulu (klasik / LCS) dan merencanakan
persalinan berikutnya.

Kebijakan

Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam


1. Pada Kehamilan
a.
Pemeriksaan antenatal harus lebih sering untuk mencegah terjadinya
komplikasi pada kehamilan.
b.
Mengetahui indikasi seksio sesarea terdahulu (indikasi menetap /
tidak) untuk dapat dipertimbangkan kemungkinan bisa lahir pervaginam
c.
Selama hamil cegah komplikasi kehamilan terutama anemia
d.
Pasien harus segera dirujuk sesegera mungkin / trimester III ke RSU
e.
Awasi kemungkinan terjadinya ruptur spontan sebelum ibu inpartu.

Prosedur

2. Pada Persalinan
a. Pastikan apakah pasien sudah inpartu atau belum
b. Jika pasien fase persalinan, pasien harus diawasi ketat: tanda-tanda vital,
rasa sakit pada perut, perdarahan dan tanda-tanda ruptura uteris pontan.
c. Tentukan letak / persentasi janin dan turunnya presentasi.
d. Jika janin presentasi kepala lakukan partus percobaan, jika kriteria untuk
persalinan pervaginam dipenuhi dan tidak ada kontra indikasi.
e. Lakukan penilaian partus pervaginam tiap 2 jam, kalau tidak ada
kemajuan lakukan seksio sesarea.
f. Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vacum / cunam
g. Pastikan indikasi seksio sesarea yang lalu bukan indikasi tetap
h. Kriteria untuk partus pervaginam adalah :
Seksio sesarea baru sekali
Pernah melahirkan secara pervaginam sebelumnya
Insisi uterus seksio sesarea yang lalu adalah segmen bawah rahim
Indikasi seksio sesarea yang lalu bukan indikasi tetap
Post operatif seksio sesarea yang lalu tidak ada komplikasi
Tidak ada komplikasi pada kehamilan sekarang.
i. Kontra indikasi persalinan pervaginam
Seksio sesarea sebelumnya karena panggul sempit/CPD
Insisi uterus korporal pada seksio sesarea yang lalu
Sudah 2 x seksio sesarea
Makrosomia

REPEAT SEKSIO SESARIA


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
2/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH
BENDAHARA NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

j.

Prosedur

Unit terkait

Insisi pada seksio sesarea ulangan sedapat mungkin pada daerah


segmen bawah rahim (SBR) kecuali tidak memungkinkan :
Perlengketan segmen bawah rahim
Segmen bawah rahim belum terbentuk
Gawat janin
Plasenta previa
k. Indikasi untuk seksio sesarea ulangan + sterilisasi
Anak sudah cukup
Penyembuhan luka operasi yang pertama tidak baik
Ada indikasi absolut
Seksio sesarea ulangan kedua atau lebih (tidak mutlak)
l. Indikasi untuk melakukan seksio sesarea + histerektomi
Atonia uteri
Plasenta previa
Ruptur uteri
m. Penyulit-penyulit pada seksio sesarea ulangan :
Perlengketan peritoneum
Perdarahan karena atonia uteri
Febris puerperalis
Wound dehiseene (luka terbuka)

Anastesiologi, Ilmu Kesehatan Anak, Kamar Bedah Emergensi

Daftar Pustaka

NZGG. Care of Women with Previous Caesarean. 2009 New


Zealand Guideline Group.
HERC. COVERAGE GUIDANCE: INDICATIONS FOR PLANNED
CESAREAN SECTION. 2012 HEALTH EVIDENCE REVIEW
COMMISSION.
OHRI. KTA Evidence Summary: Timing of Elective Repeat
Cesarean Section. OHRI 2010.

POST TERM
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1 /1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Kehamilan post term adalah kehamilan yang berlangsung melebihi 42 minggu
(294 hari) atau melebihi 2 minggu dari perkiraan tanggal persalinan dihitung
mulai dari pertama haid terakhir (HPHT) menurut rumus Neegle.
Untuk merencanakan pengakhiran kehamilan.
1.
2.

Kebijakan

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda

a.
b.
c.
d.
e.

Diagnosis kehamilan post term ditegakkan apabila kehamilan


sudah berlangsung melebihi 42 minggu (294 hari).
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menegakkan
diagnosa kehamilan post term antara lain :
HPHT jelas
Dirasakan gerakan janinnya pada umur kehamilan (u.k) 16 18 minggu.
Terdenganr denyut jantung janin (normal) 10 -12 minggu dengan doppler
dan 19 20 minggu dengan fetoskop.
Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pad aumur
kehamilan kurang dari atau sama dengan 20 minggu.
Test kehamilan (urine) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.

Prosedur

1. Melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) yang mengacu pada hasil


pemeriksaan USG di trimester pertama.
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta persalinan spontan
dapat di tunggu dengan pengawasan ketat
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau
sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa
amniotomi
4. Periksa darah lengkap, urine lengkap sebagai persiapan oksitosin drip.
Terangkan juga kepada penderita bahwa ada kemungkinan operasi (SC).
5. Oksitosin drip dikerjakan bila seri I gagal, bisa di ulang 1 x lagi dengan
selang waktu istirahat 1 hari.
6. Pada oksitosin drip yang II, bisa dipertimbangkan kombinasi dengan
amniotomi
7. NB. Untuk pemantauan kesejahteraan janin dapat dipakai klinis dan hasil
USG dan bila fasilitas memungkinkan dapat dikerjakan NST / OCT.
8. Dalam hal ini dimana pelvic score masih rendah < 5 dimana kemungkinan
oksitosin drip gagal maka bisa dipertimbangkan lebih cepat persalinan
abdominal SC.

Unit Terkait

Ilmu Kesehatan Anak, Laboratorium

Daftar Pustaka

APEC. Guidelines Post term Labor. 2013 Alabama Perinatal


Excellence Collaborative.
National Health and Medical Research Council. Clinical Practice
Guidelines Care around post term birth. Commonwealth of Australia
2000.
RCOG. Care for fetal more than 41 weeks gestation. 2011 Royal
College of Obstetricians and Gynecologists.

ABORTUS
No. Dokumen
SPO/476/XII/20
15

No Revisi

Halaman
1/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA NO.1
B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan

Kebijakan

Tanggal Terbit :
30 Desember
2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum viable, disertai dengan atau
tanpa pengeluaran hasil konsepsi.
Untuk menentukan derajat abortus dan memberikan pertolongan sesuai
dengan derajatnya.
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
1.

2.

Abortus Iminens.
a. Rawat jalan.
b. Tirah baring.
c. Jika perdarahan berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa,
lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi
d. Jika perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin (uji
kehamilan/USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab
lain
e. Medikamentosa.
Diasepam 3 x 2 mg, per oral selama 5 hari lurainal 3 x 30 mg.
Issosuprine 3 x 10 mg per oral selama 5 hari.
Asam mefenamat 4 x 250 mg per oral selama 5 hari
Methyl esteranol 3 x 5 mg per oral selama 5 hari
f. Bila penyebab diketahui maka dilakukan therapy terhadap
penyebab.
g. Pada kasus tertentu seperti abortus habitualis dan post infertilitas
dilakukan rawat inap.
Abortus Insipiens
Perbaiki keadaan umum
Jika Usia kehamilan kurang dari 16 minggu lakukan evaluasi
uterus dengan kuretase, lebih dari 16 minggu menunggu ekspulsi
spontan hasil konsepsi lalu mengevaluasi sisa-sisa hasil konsepsi
c. Medikamentosa.
Metil ergometrin 3 x 5 mg, per oral selama 5 hari.
Amoksisillin 3 x 500 mg per oral selama 5 hari.
a.
b.

Prosedur

3.

Abortus Inkomplit
Perbaiki keadaan umum
Jika kehamilan kurang dari 16 minggu evaluasi dapat
dilakukan dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi
ynag keluar melalui servik Kuretase. Jika perdarahan banyak dan
terus berlangsung dilakukan aspirasi vakum manual.
c.
Jika kehamilan lebih dari 16 minggu beri oksitosin sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
d.
Medikamentosa.
Metil ergometrin 3 x 5 mg, per oral selama 5 hari.
Amoksisillin 3 x 500 mg per oral selama 5 hari.
a.
b.

ABORTUS
No. Dokumen
SPO/476/XII/20
15

No Revisi

Halaman
2/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA NO.1
B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

4.
e.
f.

Prosedur
5.

Missed Abortion
Perbaiki keadaan umum
Evaluasi terhadap umur kehamilan :.
Umur kehamilan kurang dari 12 minggu dilakukan kuretase
langsung.
Umur kehamilan lebih dari 12 inggu diberikan : estradiol benzoas
2 x 20 40 mg atau i.m selama 3 5 hari. Rawat inap : dipasang
stiff laminaria 12 24 jam dan titrasi oksitosin atau prostaglandin
seperti protein E.

Abortus Infeksiosus
a. Perbaikan keadaan umum
b. Xylomidon 2 cc i.m
c. Sulbecillin 3 x 1 gr, gentamisin 2 x 80 g, metronidazol supp 3 x 1 gr.

Kuretase dilakukan dalam tempo 6 jam bebas panas atau dalam waktu 12
24 jam apabila panas tidak turun.

Unit Terkait

Laboratorium, Anestesiologi

Daftar Pustaka

IPPF. First trimester abortion guidelines and protocols Surgical and


medical procedures. 2009 International Planned Parenthood
Federation.
Anthem.Protocol for Abortion. 2008 American Medical Association.
RCOG. Abortion. 2010 Royal College of Obstetricians and
Gynecologists.

SOLUTIO PLASENTA
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA NO.1
B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Terlepasnya plasenta sebagian atau seluruhnya dari insersi yang normal sebelum
janin lahir pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu
-Mengidentifikasi diagnosis kehamilan dengan solutio plasenta

Tujuan

-Melaksanakan pengelolaan klinik terhadap solutio plasenta


-Memutuskan sikap terhadap kehamilan dengan solutio Plasenta

Kebijakan

Prosedur

Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam


Lakukan resusitasi darah / cairan sesuai kebutuhan
Pada solusio berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahan
dengan uterotonika, restitusi kekurangan faktor pembekuan atau jika
diperlukan dapat dilakukan histerektomi
Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan
pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah
perdarahan retroplasenta
Diuretikum (furosemid) jika ada oedem paru
Kateter menetap
Pengobatan Obstetri
Semua kehamilan dengan eklamsia harus diakhiri, tanpa memandang
umur kehamilan dan keadaan janin
Terminasi kehamilan
Bila anak hidup SC dapat dipertimbangkan.

Unit Terkait

Prosedur Tetap

Laboratorium, Anastesiologi, Ilmu Kesehatan Anak, Kamar Bedah Emergensi


1. RCOG. Solutio Placenta: diagnosis and management. 2011 Royal College
of Obstetritians and Gynecologysts.
2. Canterbury DHB. Solutio Placenta. 2011 Womens & Childrens Health.
3. Rowe T. Solutio Placenta. J Obstet Gynaecol Can 2014;36(8):667668.

INFEKSI NIFAS
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH
BENDAHARA NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Infeksi alat genital dalam masa nifas yang ditandai dengan demam selama
2 hari berturut-turut waktu 10 hari pertama pasca persalinan, kecuali 24
jam pertama pasca persalinan.
Untuk mengetahui sebab terjadinya dan pencegahannya
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
1. Kriteria diagnostik :
1. Klinis
- Demam >38 C
- Nadi cepat >90x/menit
- Nyeri perut/nyeri tekan perut bagian bawah
- Subinvolusi rahim
2. Inspekulo : lochia berwarna kuning kecokelatan dan berbau
3. Periksa dalam : uterus dan parametrium nyeri pada perabaan
2. Pemeriksaan penunjang :
- USG
- Laboratorium darah lengkap, urine, HST, kultur
Berdasarkan Grade :
Grade I (ringan) : Rawat Jalan
Grade II (sedang) : Rawat Jalan / rawat inap
Grade III (berat) : Rawat Inap
3. Dengan perkembangan antibiotik sekarang prognose infeksi nifas jauh
lebih baik. sebagai pengobatan dan dosis awal dapat diberikan
Penicillin G dengan dosis 5 juta IU secara IV dan Kanamycin injeksi
1 gr secara IM.
- Kemudian pengobatan dapat dilanjutkan dengan Penicillin G
1,2 juta IU atau Ampicillin 1 gr dan Kanamycin 0,5 gr tiap 6 jam
selama 2 3 hari.
- Kalau perlu dilakukan test kepekaan.
- Berdasarkan hasil kepekaan pengobatan dilanjutkan atau
disesuaikan, bila ada kuman anaerob diberikan antibiotika yang
sesuai (Metronidazol dsb).

4. Jika ada tanda-tanda peritonitis dan septic shock.


Dilakukan monitoring CVP untuk pemberian cairan dan plasma
expander (CVP normal : 8 13 cm air)
Pemberian antibiotika untuk penyelamatan ibu dapat dipikirkan
Maxolactam, Cefotaxime atau Cefoperazone 2 gr tiap 4 jam
IV seperti Amikacin 15 mg/Kg BB im atau IV.
Pada infeksi alat kandungan lebih dianjurkan kombinasi
(Clindamycin 600 mg tiap 4 jam IV dan Amikacin 15 mg / kg BB IM atau IV.
Pemberian Methylprednisolone 30 mg/kg BB IV 2 kali dengan
interval 4 jam, kemudian stop.
Unit Terkait

Laboratorium, Ilmu Penyakit Dalam, Anestesiologi

Daftar Pustaka

RCOG. SEPTIC SHOCK. 2013 Royal College of Obstetricians and


Gynecologists.
RHW. SEPSIS IN PREGNANCY AND POSTPARTUM. 2013 Royal
Hospital for Women.
RCOG. Bacterial Sepsis following Pregnancy. 2012 Royal College
of Obstetriians and Gynecologists.

OLIGO HIDRAMNION
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500
ml,dapat sampai 100 ml atau tidak ada sama sekali
Memahami masalah penanganan oligohidramnion dan penanganan yang
cepat dan tepat dari komplikasinya.
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Volume air ketuban kurang dari 500 cc saat usia kehamilan 32-36 minggu
Ukuran satu kantong (kuadran) < 2 cm
Amniotic fluid index (AFI) < 5 cm atau < presentil kelima

Prosedur

Unit Terkait

Prosedur penanganan Oligohiramnion


Penderita dirawat dirumah sakit, istirahat cukup
Asupan Gizi : Diet MBTKTP
Monitoring denyut jantung janin, observasi tanda-tanda gawat janin
Pemeriksaan USG untuk konfirmasi diagnostic
Perawatan ekspektatif bila kehamilan preterm dengan monitoring
keadaan ibu dan janin
Terminasi kehamilan bila kehamilan aterm
Persalinan pervaginam bila cervix matang
Persalinan perabdominal Karena sering terjadi malpresentation.
Amnioinfusion

Laboratorium, Anestesiologi, Ilmu Kesehatan Anak

Daftar Pustaka

ANZSA. Clinical Practice Guideline for the Management of Women


who report Decreased Fetal Movements. The Australian and New
Zealand Stillbirth Alliance 2010.
RCOG. Oligohydramnion. 2013 Royal College of Obstetriians and
Gynecologists.
WOMEN AND NEWBORN HEALTH SERVICE. INTRAPARTUM
CARE FETAL COMPROMISE (ACUTE): MANAGEMENT IF
SUSPECTED. 2012 King Edward Memorial Hospital.

SYOK SEPTIK
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Syok septic adalah syok yang sering terjadi karena infeksi/ sepsis bakteribakteri gram negative dan atau positive, terutama gram negative.
- Untuk mengetahui diagnosa dini syok septik
- Untuk mengetahui dan mampu memberi pertolongan pada penderita syok
septic
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Prosedur Penanganan Syok Septik :
1. Anamnesa : Adanya tindakan-tindakan yang menyebabkan infeksi
seperti abortus provokatus
Pemeriksaan fisik diagnostikperiksa dalam:
Dijumpai tanda-tanda infeksi pada organ, misalnya infeksi pada
genitalia interna
2. Gejala klinis
Gejala gejala syok dan adanya gejala-gejala karakteristik yaitu trias
Pada stadium panas : demam,sensorium menurun pada hiperventilasi
(respiratory alkalosis) dan pada stadium dingin dijumpai tetrad :
hipotensi, hipotermi,takikardi dan oliguri

Prosedur

3. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium :
Darah rutin
Urin rutin
Analisa gas darah
Elektrolit darah
Masa perdarahan
Masa bekuan
Fungsi hati
Fungsi ginjal
Kultur darah untuk menentukan kuman penyebab infeksi
4. Diagnosis banding
a. Sepsis puerpuralis
b. Peritonitis
c. Penyakit radang panggul berat
d. Partus terlantar dengan infeksi berat
Tirah baring, Pemeliharaan pernapasan/ oksigenasi.
Tekanan O2 dipertahankan di atas 70mmHg
Mengembalikan volume darah
IVFD: Pemberian cairan
Transfusi : Pemberian darah/ plasma/ albumin

SYOK SEPTIK
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
2/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

2. Menjaga keseimbangan mineral dan pH darah


koreksi elektrolit
Koreksi status asam basabaik metabolic maupun respiratorik
3. Pemberian antibiotic
4. Kortikosteroid
5. Vasomotor drug terapi
Prosedur

6. Digitalisasi dan heparinisasi.


Digitalisasi dilakukan bila tekanan CVP di atas 15 cmH2O dan
takikardia.
7.Pembedahan
Dilakukan secepatnya.
Kuretase dilakukan 6 jam setelah diagnosis Histerektomi
dilakukan bila : Penderitatetapdalamkeadaan syok, Uterus lebih
besar dari kehamilan 16 minggu, Perforasi uterus, Oligouria,
Infeksi CI Welchii, Pemakaian Crrosive atau toxic Douche.

Unit Terkait

Laboratorium, Ilmu Penyakit Dalam, Anastesiologi, ICU

Daftar Pustaka

NCEC. Sepsis Management National Clinical Guideline No. 6.


2014 National Clinical Effectiveness Committee.
Stony Brook Medicine. Severe Sepsis/Septic Shock Recognition
and Treatment Protocols. Stony Brook Medicine 2013.
RCOG. SEPTIC SHOCK. 2013 Royal College of Obstetricians
and Gynecologists.

PARTUS TERLANTAR
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Tujuan
Kebijakan

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Partus Terlantar adalah suatu keadaan fase akhir dari persalinan yang macet
dan berlangsung lama, sehingga menimbulkan komplikasi terhadap ibu dan
anak dalam persalinan karena penatalaksanaan yang tidak baik atau
kelalaian penolong persalinan.
Partus lama adalah jika persalinan berlangsung lama lebih lama dari 24 jam
pada primipara atau lebih dari 14 jam pada multipara. Penatalaksanaan
persalinan yang tidak adekuat bisa disebabkan oleh ketidaktahuan,
ketidaksabaran, keterlambatan merujuk.
4. Untuk dapat mampu menegakkan diagnose partus terlantar
5. Untuk memahami dan mampu memberi pertolongan pada kasus partus
terlantar
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Kriteria diagnosis/diagnostik
a. Tanda-tanda kelelahan ibu:
Dehidrasi dan kadang kadang sampai syok,gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
Nadi cepat dan lemah,his lemah sampai menghilang.
Febris,meteorismus dan oliguria
b. Tanda-tada infeksi intra uterin/intrapartum
Air ketuban yng keluar berwarna berwarna keruh kehijau hijauan atau
keruh kecoklatan atau
8 berbau.
Suhu badan naik (38 c)
8
c. Tanda-tanda gawat janin
Denyut jantung mula-mula meninggi, lalu menurun sampai hilang
Air ketuban campur mekoneum.

Prosedur
Palpasi :
a. His lemah sampai hilang
b. Gerak janin lemah sampai hilang
c. Kadang dijumpai tanda-tanda RUI
Auskultasi :
Denyut jantung janin melemah sampai hilang
Adanya meteorismus
Periksa dalam :
Dijumpai kaput suksedaneum yang besar dan air ketuban berwarna
keruh kehijau-hijauan sampai kekuning-kuningan serta berbau

PARTUS TERLANTAR
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
2/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

Prosedur

Prosedur Penanganan Partus Terlantar


1. Tirah baring, Pemeliharaan pernapasan/ oksigenasi. Tekanan O2
dipertahankan di atas 70mmH
Mengembalikan volume darah
IVFD: Pemberian cairan
Transfusi : Pemberian darah/ plasma/ albumin
2. Menjaga keseimbangan mineral dan pH darah
koreksi elektrolit
Koreksi status asam basabaik metabolic maupun
respiratorik
3. Pemberian antibiotic
4. Kortikosteroid
5. Vasomotor drug terapi
6. Digitalisasi dan heparinisasi.
Digitalisasi dilakukan bila tekanan CVP di atas 15 cmH2O dan takikardia.
7. Pembedahan
Kuretase Lakukan secepatnya.
Kuretase dilakukan 6 jam setelah diagnosis
Histerektomi dilakukan bila :
Penderitatetapdalamkeadaan syok, Uterus lebih
besar dari kehamilan 16 minggu, Perforasi uterus,
Oligouria, Infeksi CI Welchii, Pemakaian Crrosive
atau toxic Douche.

Unit terkait

Laboratorium, Ilmu Penyakit Dalam, Anastesiologi, Kamar Bedah Emergensi

Daftar Pustaka

NHS. Induction of Labor. 2008 NHS.


WHO. Managing prolonged and obstructed labour. 2010 World Health
Association.
ICSI. Management of Labor. 2013 Institute for Clinical Systems
Improvement.
Department of Obstetrics & Gynaecology. Clinical Practice Guidelines
for the management of Labour and Delivery. Department of Obstetrics
& Gynaecology, UMMS, 2011

HIDRAMNION
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA NO.1
B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Hidramnion adalah suatu kondisi terdapatnya jumlah air ketuban yang lebih
banyak dari normal.( biasanya lebih dari 2 liter). Nama lain polihidramnion.
1.Untuk dapat mampu menegakkan diagnose hidramnion
2.Untuk memahami dan mampu memberi penanganan hidramnion
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
a. Anamnesis
Perut terasa lebih besar dan lebih berat
Pada yang ringan keluhan subjektif dapat tidak ada
Pada yang berat terdapat keluhan subjektif oleh karena penekanan organ
terutama diafragma seperti sesak (dispnoe), nyeri ulu hati, sianosis
Nyeri perut oleh karena tegangnya uterus, mual, muntah
Edema pada tungkai, vulva, dinding perut
Pada proses akut dan perut besar sekali bisa syok dan keringat dingin
serta sesak.
b. Inspeksi
Kelihatan perut membesar dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak
kulit jelas, kadang-kadang 8mbilicus mendatar
Kalau akut, ibu terlihat sesak, sianosis & payah membawa
kandungannya.
c. Palpasi
Perut tegang, nyeri tekan, oedema dinding perut, vulva, tungkai
Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan
Bagian janin sukar dikenali karena banyak cairan
Pada bagian kepala ballotement jelas sekali
Sering terjadi kesalahan letak janin
d. Auskultasi
DJJ sukar atau terdengar halus sekali
e. Periksa dalam
Ketuban menonjol dan tegang walau diluar his
Prosedur Penanganan Hidramnion
A.Waktu hamil.
- Hidramnion ringan awasi , terapi simptomatis
- Hidramnion berat rawat RS, istirahat sempurna, diet rendah garam,
sedative, pungsi abdominal bila keluhan berat sekali.
B. Waktu Partus
- Bila tidak ada hal mendesak tunggu
- Bila keluhan hebat pungsi transvaginal, pelan- pelan.
C. Waktu Postpartum
- Atonia uteri uterotonika
- Antibiotika ( PNC, Ampicillin).

Unit terkait
Dokumen terkait
Daftar Pustaka

Laboratorium, Ilmu Kesehatan Anak, Penyakit Dalam


Rekam Medis, Informed consent

ANZSA. Clinical Practice Guideline for the Management of Women who


report Decreased Fetal Movements. The Australian and New Zealand
Stillbirth Alliance 2010.
RCOG. Polyhydramnion. 2013 Royal College of Obstetriians and
Gynecologists.

WOMEN AND NEWBORN HEALTH SERVICE. INTRAPARTUM CARE


FETAL COMPROMISE (ACUTE): MANAGEMENT IF SUSPECTED. 2012
King Edward Memorial Hospital.

PEMASANGAN KATETER URIN


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Pemasangan kateter urine melalui orifisium uretra eksternal untuk


mengevakuasi dan identifikasi urin
- Untuk evakuasi urin
- Monitor cairan
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Persiapan Alat :
1. Hand scoon
2. Foley kateter
3. Urine bag
4. Spuit 10 cc
5. Aquabidest
6. Kasa betadine dan alkohol
7. Plester

Prosedur

Unit terkait

Prosedur :
1. Pastikan pasien dengan posisi litotomi
2. Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik dengan povidon
iodine pada daerah vulva.
3. Identifikasi OUE, lakukan pemasangan foley kateter, evaluasi
cairan yang keluar kemudian ujung foley kateter dihubungkan
dengan urine bag
4. Lakukan penyuntikan aquabidest 15- 20 cc untuk
pengembangan balon
5. Kemudian fiksasi kateter dengan plester
6. Foley kateter dihubungkan pada urin bag
7. Evaluasi urine yang keluar(volume,warna)

Urologi.

Daftar Pustaka

NHS. Urinary Catheterisation Guidelines. NHS 2011.


ANZUNS. CATHETERISATION CLINICAL GUIDELINES. 2013
The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc
(ANZUNS).
Nursing Practice Committee. Guideline: Indwelling Urinary
Catheter: Indications for Use. 2009 Nursing Practice
Committee.

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Pengertian

Tujuan

Suatu keadaan diman hasil konsepsi berimplikasi dan tumbuh diluar


endometrium kavum uteri
- untuk menegakkan diagnose KET
- untuk memberikan penanganan yang cepat dan tepat pada kasus kasus
KET
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam

Kebijakan
1. Anamnesa
- amenorea atau terlambat haid
- timbul sinkop dan gejala abdomen akut
- nyeri perut bagian bawah terutama nyeri unilateral
- perdarahan pervaginam atau spoting
- gejala tidak spesifik lainnya ( perasaan mual, tegang pada
payudara, gangguan defekasi)

Proedur

2. Pemeriksaan penunjang:
- Tes kehamilan
- Dilatasi dan kerokan
- Laparoskopi
- Ultrasonografi
- Kuldosintesis
3. Penanganan
- perbaiki keadaan umum
- tindakan pembedahan :
- kehamilan dituba lakukan salpingektomi
- kehamilan di kornu lakukan ooforektomi atau salfingoooforektomi
- historestomi
- eksisi bila kerusakan oada kornu kecil dan kornu dapat direparasi

Unit Terkait

Laboratorium, Anestesiologi, Kamar Bedah Emergensi

Daftar Pustaka

Institute of Obstetricians and Gynaecologists. CLINICAL PRACTICE


GUIDELINE THE DIAGNOSIS AND MANAGEMENT OF ECTOPIC
PREGNANCY. 2014 Royal College of Physicians of Ireland.
ASRM. Ectopic Pregnancy A Guide for Patients. 2014 AMERICAN
SOCIETY FOR REPRODUCTIVE MEDICINE.
Ramakrishnan K. Ectopic pregnancy: Expectant management or
immediate surgery? An algorithm to improve outcomes. JFP VOL 55,
NO 6 / JUNE 2006.

PERSALINAN PRETERM
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Persalinan yang terjadi pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu dengan
berat badan janin kurang dari 2500 gram (10, 90 persentil)
1.Untuk mengetahui diagnosa dini dari persalinan preterm.
2.Untuk mengetahui dan mampu member pertolongan pada
persalinan
preterm
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Kontraksi uterus yang reguler diikuti dengan dilatasi servik yang progresif
dan atau penipisan servik kurang dari 37 minggu usia gestasi.

Prosedur

Menetapkan usia gestasi


Riwayat kontraksi dan faktor-faktor resiko
Pemeriksaan abdomen untuk menilai aktifitas uterus
Pemeriksaan servik serial bila beralasan
Pemeriksaan dengan spekulum steril yang tersendiri seharusnya
dilakukan pada ketuban pecah dini
Menunda pemeriksaan digital bila terdapat perdarahan, usahakan
USG menentukan letak plasenta

Prosedur Penanganan Persalinan Preterm.


Tirah baring
Deteksi dan penanganan terhadap faktor risiko persalinan preterm.
Untuk merangsang maturasi paru diberikan kortikosteroid (untuk
umur kehamilan 28-34 minggu). Deksametason 2 x 6 mg IM (2 hari)
atau betametason 2 x 12 mg IM (1 hari).
Pemberian obat tokolitik: Nifedipine 10 mg dapat diulang 15 menit, dosis
maximum 150 mg/hari.Maintenance dose 3x10mg
Laboratorium, Ilmu Kesehatan Anak
Unit terkait

Daftar Pustaka

APEC. Guidelines Preterm Labor. 2013 Alabama Perinatal


Excellence Collaborative.
The Global Action Report on Preterm Birth. Care for the preterm
baby. 2013 The Global Action Report on Preterm Birth..
National Health and Medical Research Council. Clinical Practice
Guidelines Care around preterm birth. Commonwealth of Australia
2000.

KETUBAN PECAH DINI


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/3

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Tujuan
Kebijakan

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan
pada saat inpartu, bila diikuti satu jam kemudian tidak timbul tanda-tanda
awal persalinan.
Untuk mencegah penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi
khorioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan
mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu.
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Ketuban Pecah Dini:
1.
Saat ketuban pecah ditentukan berdasarkan anamnesis diketahui
pasti kapan ketuban pecah
2.
Kalau anamnesi tidak dapat memastikan kapan ketuban pecah,
maka saat ketuban pecah adalah saat penderita Masuk Rumah Sakit
(MRS).
3.
Kalau berdasarkan anamnesis pasti bahwa ketuban sudah pecah
lebih dari 12 jam, maka di kamar bersalin dilakukan observasi selama 2
jam. Bila setelah 12 jam tidak terdapat tanda-tanda inpartu dilakukan
terminasi kehamilan.
Prinsip penanganan Ketuban Pecah dini adalah memperpanjang kehamilan
sampai paru-paru janin matang atau dicurigai adanya / terdiagnosis
khorioamnionitis.
Diagnosis KPD:
Pengeluaran cairan ketuban dari ostium uteri externum (jumlah,
warna, bau)
Pemeriksaan tes lakmus
Pemeriksaan USG untuk konfirmasi diagnostic
Jika ada tanda-tanda infeksi, terminasi kehamilan

Prosedur

Penanganan:
1.
KPD dengan Kehamilan Aterm
a. Sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan
b. Diberikan antibiotika profilaksis, injeksi ampisillin 2 gr diikuti dengan
4x1 gr ampisillin injeksi dalam 48 jam dilanjutkan eritromisin 4 x 250
mg oral dalam 10 hari atau amoksisilin oral 3 x 250 mg dalam 5 hari.
c. Dilakukan pemeriksaan adminnion test bila hasilnya patologi
dilakukan terminasi kehamilan (bila alat tersedia).
d. Observasi temperatur rectal setiap 3 jam, bila ada kecenderungan
meningkat lebih atau sama dengan 37,6oC segera dilakukan
terminasi.
e. Bila temperatur rectal tidak meningkat, lakukan observasi selama 12
jam. Setelah 12 jam bila belum ada tanda-tanda inpartu dilakukan
terminasi.
f. Batasi pemeriksaan dalam, dilakukan hanya berdasarkan indikasi.
g. Bila dilakukan terminasi, tergantung kondisi ibu, janin dan kehamilan,
lakukan evaluasi pasien:

Bila PS lebih atau sama dengan 5, induksi dengan oksitosin drip.

Bila PS kurang dari 5, lakukan pematangan servik dengan


misoprostol 25 mikrogram pervaginam setiap 6 jam selama 2 kali
pemberian.

KETUBAN PECAH DINI


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
2/3

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

2.

KPD dengan Kehamilan Pre Aterm


a.

Rawat di Rumah Sakit.

b.

Berikan antibiotika profilaksis, injeksi ampisillin 2 gr diikuti dengan


4x1 gr ampisillin injeksi dalam 48 jam dilanjutkan eritromisin 4 x 250 mg
oral dalam 10 hari atau amoksisilin oral 3 x 250 mg dalam 5 hari.

c.

Untuk merangsang maturasi paru berikan kortikosteroid (untuk


umur kehamilan 28-34 minggu). Deksametason 2 x 6 mg IM (2 hari) atau
betametason 2 x 12 mg IM (1 hari).

d.

Berikan tokolitik selama pemberian kortikosteroid,


pemberian kortikosteroid selesai tidak diberikan lagi tokolitik.

e.

Lakukan tes pematangan paru, jika kematangan paru telah


tercapai dilakukan terminasi kehamilan.

f.

setelah

Observasi di kamar bersalin :

Tirah baring selama 24 jam. Selanjutnya dirawat di ruang Obstetric.

Observasi temperatur rectal setiap 3 jam, bila ada kecenderungan


terjadi peningkatan temperatur rectal lebih atau sama dengan 37,6 oC
segera dilakukan terminasi.

g.

Di Ruang Obstetri

Temperatur rectal diperiksa setiap 6 jam.

Dikerjakan pemeriksaan laboratorium: lekosit dan laju endap darah


(LED) setiap 3 hari.

Pada perawatan konservatif, pasien dipulangkan pada hari ke tujuh


dengan saran sebagai berikut :

Tidak koitus

Tidak boleh melakukan manipulasi vagina.

Segera kembali ke Rumah Sakit bila ada keluar air lagi.

Prosedur

Bila masih keluar air, perawatan konservatif di pertimbangkan dengan melihat


pemeriksaan laboratorium. Bila terdapat leukositosis / peningkatan LED lakukan
terminasi.
3.

KPD dengan Kehamilan Pre Aterm


Penanganan dirawat di Rumah Sakit.
Berikan antibiotika : Ampisillin 4 x 500 mg selama 7 hari.
Untuk merangsang maturasi paru berikan kortikosteroid (untuk
umur kehamilan kurang dari 35 minggu). Deksamethason 15 mg setiap
24 jam (2 kali).
d.
Observasi di kamar bersalin :
Tirah baring selama 24 jam. Selanjutnya dirawat di ruang Obstetric.
Lakukan observasi temperatur rectal setiap 3 jam, bila ada
kecenderungan terjadi peningkatan temperatur rectal lebih atau sama
dengan 37,6 oC segera dilakukan terminasi.
e.
Di Ruang Obstetri
Temperatur rectal diperiksa setiap 6 jam.
Dikerjakan pemeriksaan laboratorium : lekosit dan laju endap darah
(LED) setiap 3 hari.
a.
b.
c.

KETUBAN PECAH DINI


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
3/3

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

f.

Prosedur

Tata cara perawatan konservatif :


Lakukan sampai janin viable.
Selama perawatan konservatif, tidak dianjurkan melakukan
pemeriksaan dalam.
Dalam observasi selama 1 minggu, lakukan pemeriksaan USG
untuk menilai air ketuban.
Bila air ketuban cukup, kehamilan diteruskan.
Bila air ketuban kurang, (oligohidramnion), dipertimbangkan untuk
teminasi kehamilan.
Pada perawatan konservatif, pasien dipulangkan pada hari ke
tujuh dengan saran sebagai berikut :

Tidak koitus

Tidak boleh melakukan manipulasi vagina.

Segera kembali ke Rumah Sakit bila ada keluar air lagi.

Bila masih keluar air, pertimbangkan perawatan konservatif dengan melihat


pemeriksaan laboratorium. Bila terdapat leukositosis / peningkatan LED,
terminasi.
Unit terkait

Laboratorium, Ilmu Kesehatan Anak

Daftar Pustaka

RHW. PRETERM PREMATURE RUPTURE OF MEMBRANES


(PPROM) ASSESSMENT AND MANAGEMENT GUIDELINE. 2010
Ryal Hospital for Women.
APEC. Guidelines Premature Rupture of Membranes. 2013 Alabama
Perinatal Excellence Collaborative.
NHS. Pre labour rupture of membranes at term(PROM). NHS 2011.

HIPEREMESIS GRAVIDARUM
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Mual / Muntah yang hebat pada kehamilan muda mengakibatkan pekerjaan
sehari hari menjadi terganggu dan keadaan umum memburuk.
Umum : Memberi penanganan yang tepat terhadap hiperemesis gravidarum
Khusus:
1. Melakukan pemeriksaan awal terhadap hiperemesis gravidarum.
2. Memberikan penangan awal terhadap hiperemesis gravidarum
3. Mencegah terjadinya komplikasi hiperemesis gravidarum
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Isolasi
Rawat penderita dalam kamar tersendiri yang tenang, cerah dan
peredaran udara yang baik
Diet : MBTKTP
Sesuai selera pasien, hindari makanan yang sifatnya merangsang
Obat obatan :
Vitamin B6 10 25 mg , 3 4 kali sehari, dapat ditambahkan
Doksilamin 12,5 mg, 3 4 kali sehari, dapat ditambahkan
- Promethazine 12,5 mg 25 mg setiap 4 jam, oral atau rectal, atau
dapat digunakan Dimenhidrinate 50 mg 100 mg setiap 4 6 jam
dengan dosis tidak melebihi 400 mg sehari atau tidak melebihi 200
mg sehari bila pasien juga menggunakan Doksilamin.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan elektrolit dan KGD
Pemberian Cairan Parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
disesuaikan dengan hasil pemeriksaan elektrolit, atau dengan
pemberian Dextrose 5% NaCL 0,9 % sebanyak 2-3 L/hari apabila
elektrolit normal.
Terapi Psikologis
Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,kehamilannya
adalah kehamilan yang diinginkan dan menghilangkan rasa takut
karena kehamilan.
Perawatan ICU
Apabila terjadi komplikasi terhadap pasien seperti penurunan
kesadaran hingga terjadinya ensefalopati wernicke
Penghentian kehamilan
Bila keadaan bertambah buruk, maka dipertimbangkan terminasi
kehamilan.
ICU

Daftar Pustaka

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

APEC. Guidelines Nausea and Vomiting of Pregnancy. 2013


Alabama Perinatal Excellence Collaborative.
RHW. HYPEREMESIS GRAVIDARIM AND NAUSEA AND
VOMITING IN PREGNANCY MANAGEMENT. 2013 Royal Hospital
for Women.
National Womens Health. Hyperemesis in Gynaecology and
Maternity Patients. 2013 National Womens Health.

ASMA BRONKIAL DALAM KEHAMILAN


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508

Penyakit Asma Bronkial Dalam Kehamilan


Umum : Memberikan penanganan yang tepat terhadap kasus-kasus asma
bronchial dalam kehamilan
Khusus :
Penanganan terhadap kasus-kasus baru asma bronchial dalam
kehamilan.
Penanganan terhadap kasus-kasus asma bronchial kronik dalam
kehamilan.
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Menegakkan diagnosa asma bronkial berdasarkan tanda, gejala :
- Wheezing, ekspirasi memanjang, batuk
- Pulsus paradoksus
- Penggunaan otot-otot bantu pernafasan ketika bernafas
Pemeriksaan penunjang :
- USG untuk menilai kesejahteraan janin dan usia kehamilan
- Foto thoraks dengan pelindung abdomen untuk menyingkirkan
kemungkinan lain penyebab gangguan pernafasan
- Spirometri
Klasifikasi berat ringannya asma berdasarkan riwayat penderita :
- Asma intermiten : apabila dijumpai serangan 2 hari dalam
seminggu
- Asma mild persisten : apabila dijumpai serangan lebih dari 2 hari
dalam seminggu namun tidak setiap hari
- Asma moderate persisten : apabila dijumpai serangan setiap hari
- Asma severe persisten : apabila dijumpai serangan yang berat
sepanjang hari setiap hari
Cegah timbulnya stress
Penanganan pada saat serangan asma akut :
- Rawat di ruang isolasi
- Berikan O2 4 6 liter
- Obat-obatan :
Salbutamol nebule 2,5 mg (dosis inisial) dapat ditingkatkan hingga 5
mg diulang hingga 4 kali per hari, atau
Salbutamol inhaler 100 mg 200 mg
Prednison 5 mg 40 mg/oral/12 jam, atau

ASMA BRONKIAL DALAM KEHAMILAN


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
2/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

Prosedur

Terbutaline 0,5 mg 1 2 tablet 2-3 kali sehari (maksimal 15 mg per


hari atau Terbutaline puff - 1 puff tiap 6 jam
Flixotide 500 2000 mcgr 2 kali sehari
Penatalaksanaan asma kronis :
Beclometasone HFA hirup (40 mcg) 2-4 puff per hari, atau
Beclometasone HFA hirup (80 mcg) 1-3 puff per hari, atau
Budesonide hirup (200 mcg) 1-3 puff per hari, atau
Fluticasone HFA hirup (44 mcg) 2-6 puff per hari, atau
Fluticasone HFA hirup (110 mcg) 2 puff per hari, atau
Fluticasone HFA hirup (220 mcg) 2 puff per hari, atau
Fluticasone DPI hirup (50 mcg) 2-6 puff per hari, atau
Fluticasone DPI hirup (100 mcg) 1-3 puff per hari, atau
Fluticasone DPI hirup (250 mcg) 1 puff per hari, atau
Triamcinolone (75 mcg) 4-10 mcg per hari
Metode persalinan pada kasus kehamilan dengan asma bronkial
adalah partus pervaginam dengan pertimbangan ekstraksi vakum.
Metode persalinan per abdominam (sectio caesaria) hanya
didasarkan pada kondisi obstetrik kehamilan penderita, bekerja
sama dengan bagian Anastesi untuk menentukan pemilihan jenis
anastesi yang tepat.

Unit Terkait

Anastesi, Ilmu Penyakit Paru, ICU

Daftar Pustaka

SA Maternal & Neonatal Clinical Network. South Australian


Perinatal Practice Guidelines Asthma in Pregnancy. 2013
Department of Health, Government of South Australia.
GINA. POCKET GUIDE FOR ASTHMA MANAGEMENT AND
PREVENTION. 2011 GLOBAL INITIATIVE FOR ASTHMA.
Cazzola M. Treatment of asthma during pregnancy: more
solid evidence needed. Thorax November 2008 Vol 63 No
11.

KEHAMILAN DENGAN AIDS


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Daftar Pustaka

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Gangguan kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV yang terjadi
pada wanita hamil
Mampu menangani kehamilan dengan HIV/AIDS
Khusus :
Menegakkan diagnosa HIV/AIDS
Menatalaksana kehamilan dengan HIV/AIDS serta mengurangi
resiko penularan terhadap janin
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Penegakan diagnos berdasarkan tanda dan gejala :
Penurunan berat badan yang berlebihan
Diare yang berlebihan tanpa penyebab yang jelas
Fatique
Anoreksia
Kandidiasis orofaring
Kandidiasis vagina
Pemeriksaan penunjang :
Rapid test
ELISA
Western blood
Viral load
USG untuk menilai usia kehamilan dan kondisi janin
Penatalaksanaan terhadap infeksi oportunistik disesuaikan dengan
kausatifnya.
Pencegahan penularan infeksi bagi petugas kamar bersalin;
a. Gunakan gaun, sarung tangan dan masker kedap air dalam
menolong persalinan.
b. Gunakan pelindung mata
c. Jangan gunakan penghisap lendir bayi melalui mulut
Pengelolaan bayi sebaiknya oleh dokter anak yang khusus
menangani kasus ini.
Perawatan ibu dan bayi tidak pula dipisah.
Jangan lakukan sirkumsisi pada bayi.
Perawatan tali pusat harus dengan cermat
Imunisasi dengan virus hidup sebaiknya ditunda sampai terbukti
tidak terinfeksi HIV
VCT
WHO. ANTIRETROVIRAL DRUGS FOR TREATING PREGNANT
WOMEN AND PREVENTING HIV INFECTION IN INFANTS:
TOWARDS UNIVERSAL ACCESS Recommendations for a public
health approach. 2006 World Healt Organization.
Panel on Treatment of HIV-Infected Pregnant Women and
Prevention of Perinatal Transmission. Recommendations for Use of
Antiretroviral Drugs in Pregnant HIV-1- Infected Women for Maternal
Health and Interventions to Reduce Perinatal HIV Transmission in
the United States. Available at
http://aidsinfo.nih.gov/contentfiles/lvguidelines/PerinatalGL.pdf.
BHIVA. British HIV Association guidelines for the management of
HIV infection in pregnant women 2012. HIV Medicine (2012), 13
(Suppl. 2), 87157.

PANGGUL SEMPIT
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH
BENDAHARA NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Ketidaksesuaian antara besarnya kepala janin dengan luasnya panggul ibu
Umum : Memahami kejadian Disporposi Sefalo pelvis dan tindakan yang
diperlukan untuk pertolongannya agar dapat mencegah morbiditas dan
mortalitas perinatal
Khusus :
Mengerti mekanisme kejadian persalinan dengan disporposi
sefalopelvix.
Mampu mengantisipasi risiko kejadian disporposi sefalopelvix
dalam pertolongan persalinan.
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam

Penegakan diagnosa berdasarkan tanda dan gejala :


Tinggi fundus tidak sesuai dengan usia kehamilan
Kepala tidak masuk PAP pada primi,hamil lanjut atau masih
goyang
Tanda dari OSBORN : kepala didorong ke arah PAP, satu tangan di
atas simfisis pubis sedang tangan lain mengukur tegak lurus pada
kepala yang menonjol (+) = 3 jari, (-) = masuk PAP
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan panggul luar dan dalam
Pemeriksaan besarnya berat janin berdasarkan rumus
Johnson-Tussack atau USG

Unit terkait

Kamar Bedah

Daftar Pustaka

AIUM. AIUM Practice Guideline for the Performance of Ultrasound


of the Female Pelvis. American Institute of Ultrasound in Medicine
2014.
Stanfield S. FETAL-PELVIC DISPROPORTION AND PELVIC
ASYMMETRY AS A POTENTIAL CAUSE FOR HIGH MATERNAL
MORTALITY IN ARCHAEOLOGICAL POPULATIONS. University of
Central Florida Orlando 2011.
RCOG. Narrow Pelvic. 2011 Royal College of Obstetricians and
Gynecologists.

ANEMIA DALAM KEHAMILAN


No. Dokumen
No Revisi
SPO/476/XII/2015

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH
BENDAHARA NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Tujuan
Kebijakan

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Bila kadar hemoglobin (Hb) wanita hamil kurang dari 10 gr % disebut
anemia berat atau anemia gravis bila kurang 6 gr %. Wanita tidak hamil
mempunyai nilai normal hemoglobin 12-15%.
Mampu menatalaksana anemia dalam kehamilan.
Khusus :
1. Menegakkan diagnosa anemia dalam kehamilan
2. Menatalaksana anemia dalam kehamilan
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Penegakkan diagnosa berdasarkan gejala :
Pucat, perasaan cepat lelah, badan lemas, hoyong, jantung
berdebar-debar
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan sel darah tepi
Pemeriksaan sum-sum tulang
Pemeriksaan feses

Prosedur

Unit terkait

Penatalaksaan berdasarkan jenis anemia :


a. Anemia defisiensi besi :
Makan makanan kaya zat besi/TKTP (daging, hati, ikan,
telur)
Oral suplemen : SF 200 mg 3 kali sehari
Parenteral : inferno, venofer
b. Anemia Megaloblastik :
Asam folat : 15 20 mg per hari
Vitamin B-12 : 3 kali 1 tablet per hari
SF : 3 kali 1 tablet per hari
Kasus berat : transfusi
c. Anemia Hipoblastik : transfusi darah
d. Anemia hemolitik : transfusi darah
Laboratorium

Daftar Pustaka

NHS. ANAEMIA: DIAGNOSIS AND TREATMENT OF ANAEMIA


THROUGHOUT PREGNANCY, LABOUR AND POST PARTUM
PERIOD CLINICAL GUIDELINE. NHS 2011.
BCSH. UK guidelines on the management of iron deficiency in
pregnancy. 2011 British Consul Society in Hematology.
Sharma JB. Anemia in Pregnancy. JIMSA October - December
2010 Vol. 23 No. 4.

EMBOLI AIR KETUBAN


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Masuknya air ketuban ke dalam sirkulasi maternal selama atau segera
setelah melahirkan dan menimbulkan secara tiba tiba insufisiensi
pulmonal, intramuscular coagulation dan diatese hemorrhagic
Umum : Mengenali dan mendiagnosis emboli air ketuban serta mengambil
tindakan yang tepat untuk mengatasi nya
Khusus :
1. Memahami penanganan emboli air ketuban
2. Memahami langkah langkah resusitasi intrauterin
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Penegakan diagnosa berdasarkan tanda dan gejala :
Didapati syok dengan gawat nafas
Anxietas
Asfiksia
Edema Paru
Gagal jantung akut
Spasme bronkus
Kejang
Kontriksi pembuluh darah
Timbul tanda-tanda cerebral jika cairan amnion masuk ke otak
Dapat terjadi koagulapati, terjadi gangguan pembekuan
darah/hipofibrinogenemia atau afibrogenemia

Prosedur

Tanda-tanda kardinal :
Respiratory distres
Cyanosis
Kardiovaskular kolaps
Perdarahan
Koma
Pemeriksaan penunjang :
EKG
Foto thoraks
Pemeriksaan serial clotting time
Ventilation perfussion scanning
Venografi

EMBOLI AIR KETUBAN


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
2/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

Penatalaksanaan :

Prosedur

Unit terkait

Lakukan resusitasi jantung dan paru sesegera mungkin

Pertimbangkan seksio cesaria perimortem pada ibu dengan kardiak


arrest dan fetus viable

Kurangi hipoksia dengan memberikan oksigen

Berikan cairan infus kristaloid dan transfusi darah secara hati-hati

Pertahankan tekanan darah

Tanggulangi koagulopati (platetet, fibrinogen dan komponen darah


lain)

Berikan heparin untuk trombosis emboli

ICU, Patologi Klinik, Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Daftar Pustaka

RCOG. Maternal Collapse in Pregnancy and the Puerperium. 2011


Royal College of Obstetricians and Gynecologists.
Karl K, Kainer F. Amniotic fluid embolism, venous thromboembolism,
and eclampsia. Gynakol Geburtsmed Gynakol Endokrinol
2009;5(3):194204.
Toy H. Amniotic Fluid Embolism. Eur J Gen Med 2009;6(2):108-115.

INISIASI MENYUSU DINI


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA NO.1 B.
ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan

Kebijakan

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508

Proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari
puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu)
Umum : Memahami pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini.
Khusus :
1. Mendefenisikan dan menjelaskan Inisiasi Menyusu Dini.
2. Mengaplikasikan Inisiasi Menyusu Dini.
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam

Inisiasi Menyusu Dini Pada Partus Spontan


Prosedur

1. Anjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar bersalin.


2. Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi / tidak
menggunakan obat kimiawi
3. Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala,
kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix Mulut dan hidung bayi
dibersihkan, talipusat diikat.
4. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di TENGKURAPKAN di dadaperut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi
setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari
puting sendiri.
6. Dukung dan bantu ibu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
7. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama PALING
TIDAK SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan
kulit ibu bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam .
8. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu
dengan MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan puting
ke mulut bayi. BERI WAKTU kulit melekat pada kulit 30 MENIT atau 1
JAM lagi.
9. Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau
selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap,
diberi vit K.
10. RAWAT GABUNG BAYI: Ibu bayi dirawat dalam satu kamar, dalam
jangkauan ibu selama 24 jam.
11. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi
medis. Tidak diberi dot atau empeng.
Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Caesar
1. Anjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar operasi atau

dikamar pemulihan.
2. Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk DINILAI, dikeringkan
secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix ; kecuali
tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat diikat.
3. Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan
kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu.
4. Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki
bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan
ibu diselimuti. Bayi diberi topi.

INISIASI MENYUSU DINI


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
RUMAH SAKIT TK.II
ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA NO.1
B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

No Revisi

Halaman
2/2

5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting.


Biarkan bayi mencari puting sendiri.
6. Biarkan KULIT Bayi bersentuhan dengan kulit ibu PALING
TIDAK selama SATU JAM, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap
kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam.
7. Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dg MENDEKATKAN
BAYI KE PUTING tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1
jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan WAKTU melekat
pada dada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi.
Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan
dipeluk erat oleh ibu.Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke :
1.

Ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya.

2.

Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi
ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih.

3.

RAWAT GABUNG: Ibu bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu
selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas
indikasi medis.Tidak diberi dot atau empeng.

Inisiasi Menyusu Dini Pada Gemelli


1. Anjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar bersalin.
2. Bayi pertama lahir, segera dikeringkan terutama kepala, kecuali tangannya;
tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat
diikat.
Prosedur

3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di TENGKURAPKAN di dadaperut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi
setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
4. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari
puting sendiri.
5. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada
ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti
pada perawatan metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah.
6. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya; tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan,
talipusat diikat.
7. Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi
kedua DITENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan KULIT bayi
MELEKAT pada KULIT ibu. Letakkan kembali bayi pertama didada ibu
berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi
bayi dapat diberi topi.
8. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama PALING
TIDAK SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan
kulit ibu bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
9. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan
MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan puting ke
mulut bayi. BERI WAKTU 30 MENIT atau 1 JAM lagi kulit melekat pada kulit

Unit Terkait

RAWAT GABUNG BAYI :Ibu bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu
selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas
indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng
Ilmu Kesehatan Anak

Daftar
Pustaka

WRHA. Breastfeeding Practice Guidelines for the Healthy Term Infant. 2005
Winnipeg Regional Health Authority.
National Health and Medical Research Council (2012) Literature Review:
Infant Feeding Guidelines. Canberra: National Health and Medical Research
Council.
Royal College of Midwives. Evidence Based Guidelines for Midwifery-Led
Care in Labour: Early Breastfeeding. 2012 Royal College of Midwives.

PERAWATAN METODE KANGURU


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Tujuan
Kebijakan

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Perawatan untuk bayi prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit
bayi dengan kulit ibu (skin to skin contact). Metode ini sangat tepat dan mudah
dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir prematur
maupun yang aterm.
Umum : Memahami pelaksanaan dan edukasi Perawatan Metode Kanguru
Khusus : Mendefenisikan Perawatan Metode Kanguru
Melaksanakan dan edukasi Perawatan Metode Kanguru
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam

1.
2.
3.
4.

Prosedur

Unit Terkait

Terima ibu dan keluarga dengan rasa hormat


Memperkenalkan diri
Ajari ibu dan keluarga teknik mencuci tangan yang benar
Ukur tanda-tanda vital bayi, BB, PB dan LK bayi kemudian catat
hasilnya di lembar observasi bayi dalam PMK
5. Isi buku register PMK dengan lengkap
6. Buatkan resep :
1. Thermometer digital (1)
2. Baju kanguru (1) kalau perlu
7. Ajari pasien dan keluarga cara menggunakan baju kanguru serta mengenali
tanda-tanda bahaya.
8. Siapkan :
1. 1 lembar observasi bayi dalam PMK (obs-PMK-10)
2. 1 lembar penilaian kesiapan kepulangan pasien (PMK 3-10)
3. 1 lembar informasi demografi (PMK 1-10)
9. Lengkapi dan isi langsung lembar observasi bayi dalam PMK dan lembar
10. informasi demografi ibu
11. Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum bayi tiap 3 jam oleh petugas
ruangan/petugas bayi kemudian beri nama serta paraf petugas
12. Beritahu ibu dan keluarga untuk menekan bel apabila menemukan tandatanda bahaya atau memerlukan bantuan petugas
13. Bila ada masalah pada bayi PMK, catat di lembar PMK-2. (Misal : sepsis,
cyanosis, atau hyperbill)
14. Lembar skor kepulangan diisi tiap hari (setelah pasien dirawat minimal 24 jam)
15. Bila pasien minta pulang, nilai dulu skor kesiapan kepulangan bayi, jika skor >16,
pasien dinyatakan boleh pulang, tetapi lapor dulu ke dr. Sp.A
16. Sebelum bayi pulang ukur tanda-tanda vital bayi, BB, PB, LK bayi dan kemudian
mencatat hasilnya di lembar observasi bayi dalam PMK
17. Pasien dianjurkan kontrol 3 hari. Pasien dipulangkan dalam posisi kanguru dan
dianjurkan kontrol juga dalam posisi kanguru
18. Bila bayi sudah pulang lembar observasi PMK disimpan di laci dan ditulis tanggal
pulang di buku register (termasuk jika pasien pulang atas permintaan)

Ilmu Kesehatan Anak

Daftar
Pustaka

Ludington-Hoe SM. Morgan K, Abouelfettoh A .A Clinical Guideline for


Implementation of Kangaroo Care With Premature Infants of 30 or More
Weeks Postmenstrual Age. Advances in Neonatal Care Vol. 8, No. 3S pp.
S3S23
Charpak N, Figueroa Z. KANGAROO MOTHER CARE PRACTICAL RULES.
Kangaroo Foundation 2009.
USAID. Kangaroo Mother Care Implementation Guide. 2012 United States
Agency for International Development.

PERAWATAN LUKA OPERASI


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Tanggal Terbit :
30 Desember
2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Merawat keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan akibat


prosedur operasi
Mencegah terjadinya infeksi
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Persiapan alat :
1. Larutan Alkohol 70%
2. Pinset
3. Kasa steril
4. Gunting
5. Larutan NaCl 0,9 %
6. Larutan Povidone Iodine
7. Sufratulle
8. Hypafix

Prosedur

Unit terkait

Prosedur :
1. Cuci tangan sebelum prosedur, pemakaian handscoon steril
2. Cuci luka dengan NaCl 0,9%
3. Cuci luka dengan Betadine
4. Evakuasi jaringan mati, jika ditemukan pus kultur dan tes
sensitivitas
5. Penutupan luka dengan sufratule, kasa steril dan hypafix
6. Penggantian perban dapat dilakukan sesuai kebutuhan (setiap hari
atau setiap tiga hari).
7. Pada luka operasi basah, periksa kadar albumin serum dan
pertimbangkan untuk secondary hecting

Penyakit Dalam, Laboratorium

Daftar Pustaka

NICE. Surgical site infection: Prevention and treatment of surgical


site infection. 2008 NICE.
RCPI. Preventing Surgical Site InfectionsKey Recommendations
For Practice. 2012 Royal College of Phycisians of Ireland.
WHO. Postoperative care. 2003 World Health Organization.

SINDROMA KLIMATERUM
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

engertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Sekumpulan gejala atau keluhan vasomotor, psikologik, lokomotor dan
genitourinaria yang timbul pada wanita pramenopause, menopause dan
pasca menopause.
- Menegakkan diagnosis dari Sindroma Klimakterum
- Mengurangi keluhan-keluhan menjelang masa menopause
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
1. Anamnesa
2. Diagnostik :
Ditegakkan pada masa klimakterum dengan :
A. Gejala Endokrinologi :
- Kadar estrogen meningkat
- Gonadotropin meningkat
B. Gejala Vasomotor :
- Gejolak panas
- Keringat banyak
- Sakit kepala, capek, jantung berdebar
C. Gangguan psikologik
- Mudah tersinggung
- Pelupa, cemas, depresi, sulit tidur
D. Gangguan Lokomotorik
- Nyeri punggung, nyeri sendi, nyeri otot, kulit kering
E. Gangguan Genitouria :
- Gairah seksual rendah
- Vagina terasa kering, stress inkontinensia
3. Pemeriksaan Penunjang :
- FSH, LH, Lipid profile
- Radiologi : osteoporosis
- Pap Smear
4. Terapi
- Exercise
- Suplemen Calcium
- Sedativa
- THP
Radiologi, Laboratorium

Daftar Pustaka

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

AACE. Medical Guideline for Treatment and Diagnosis of


Menopause. Endocrine Practices 2011 17(6).
JOGC. Managing Menopause. Journal of Obstetrics and
Gynaecology CanadaNo. 311, September 2014.
De Villiers TJ. Global Consensus Statement on Menopausal
Hormone Therapy. CLIMACTERIC 2013;16:203204.

INFERTILITAS
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA NO.1
B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Ketidakmampuan pasangan suami istri untuk hamil setelah satu tahun
berumah tangga dengan senggama tidak terganggu.
- Mendiagnosis penyebab terjadinya infertilitas
- Mengkoreksi kelainan-kelainan yang menyebabkan
terjadinya infertilitas
- Mengurangi angka infertilitas diantara pasangan suami istri
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
A. Suami
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik umum
3. Pemeriksaan Andrologik :
- Analisa semen
- Penetrasi sperma
- Hormon reproduksi pria
- Antibodi anti sperma
- Biopsi testis
4. Pemeriksaan Laboratorium riutin darah/ urin
5. Pemeriksaan foto rontgen thorax
6. Terapi :
- Kausal (bedah, medikal)
- Suportif
- Empirik
B. Istri
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik umum untuk menyingkirkan penyakit penyerta
3. Pemeriksaan ginekologik untuk menilai kelainan struktural pada organ
reproduksi wanita
4. Pemeriksaan laboratorium meliputi : Darah rutin, KGD ad random, HST,
T3, T4, TSH,
5. Pemeriksaan penunjang :
- Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal untuk melihat kelainan
pada organ reproduksi wanita
- uji pasca senggama
- Suhu basal badan
- Biopsi endometrium
- Hormon reproduksi wanita (FSH dan LH)
- Tes patensi tuba, Histerosalfingografi (HSG)
6. Penatalaksanaan
Sesuai kelainan yang ditemukan, dapat berupa pembedahan maupun
dengan medikamentosa ( contoh : Clomiphene Citrate). Konsul dengan
bagian yang terkait dengan etiologi infertilitas pada pasien
Laboratorium

Daftar Pustaka

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

AUA. The Optimal Evaluation of the Infertile Male: AUA Best Practice
Statement. 2010 American Urological Association.
THP. Medical Necessity Guidelines: Infertility Services Massachusetts
Products. 2015 Tufts Health Plan.
United Health Care. INFERTILITY DIAGNOSIS AND TREATMENT.
2015 United Health Care.
ESHRE. GUIDELINES FOR COUNSELLING IN INFERTILITY. 2005
European Society of Human Reproduction and Embryology.

PENYAKIT RADANG PANGGUL


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508

Terjadinya infeksi pada traktus genitalis bagian atas, oleh berbagai


mikroorganisme, baik secara perkontinuitatum, hematogen atau hubungan
seksual

Tujuan

Untuk mencegah kerusakan tuba yang menyebabkan infertilitas dan


kehamilan ektopik serta infeksi yang kronis.

Kebijakan

Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam


1. Anamnese
5. Pemeriksaan Fisik, adanya :
a. Nyeri tekan pada abdomen
b. Nyeri goyang pada serviks
c. Nyeri tekan pada adneksa
6. Pemeriksaan Penunjang :
a. Pewarnaan gram, kultur secret endoserviks
b. VDRL
c. Pemeriksaan darah lengkap
d. USG
e. Radiologi
f. Serologi : TORCHKM
g. Kuldosintesis

Prosedur

4. Penanganan :
- Pemberian obat-obatan ( Sefoxitin, probenesid,
Ceftriaxone, doxycycline)
- Operatif ( laparotomi )
5. Konsul ke bagian penyakit kulit & kelamin dan bagian bedah
Unit Terkait

Radiologi, Laboratorium

Daftar Pustaka

Ngu SF, Cheung VYT. An Update on the Management of Acute Pelvic


Inflammatory Disease. Hongkong Medical Diary VOL.16 NO.10
OCTOBER 2011.
BASSH. UK National Guideline for the Management of Pelvic
Inflammatory Disease 2011. 2011British Association for Sexual Health
and HIV.
Woodward S. Pelvic inflammatory disease. Office gynaecology Vol 16
No 3 Spring 2014.

PROLAPSUS UTERI
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Tujuan
Kebijakan

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508

Turunnya uterus sampai atau keluar dari introitus vaginalis


Untuk mencegah terjadinya prolapsus uteri yang berulang
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam

1. Anamnesa
2. Diagnosis :
- Tingkat I turunnya uterus sampai serviks berada setinggi
Introitus vagina
- Tingkat II turun sampai sebagian keluar dari introitus
Vagina
- Tingkat III turun sampai seluruh uterus keluar dari vagina
3. Pemeriksaan Penunjang :
- Laboratorium
- Biopsi (PA)
Prosedur

4. Terapi
A. Tanpa pembedahan :
- Latihan otot dasar panggul
- Stimulasi otot dengan alat listrik
- Pemasangan pesarium
B. Dengan Pembedahan :
- Histerektomi vagina
- Amputasi serviks
- Ventrofikasi
- Kolpokleksis

Unit Terkait

Laboratorium

Daftar Pustaka

IUGA. Pelvic Organ Prolapse. 2011. International Urogynecological


Association.
RCOG. Pelvic organ prolapsed. 2013 Royal College of Obstetricians
and Gynecologists.
NHS. Surgery for prolapse of the uterus (womb) and vagina. 2011
NHS.

PERAWATAN PASKA OPERASI


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA NO.1
B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Tindakan pemantauan kondisi pasien pasca operasi.


Melakukan pengawasan dan pemantauan status vital dan tanda-tanda
perdarahan pasca operasi.
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
. Perawatan di ruang pulih
- Pasien masih dalam keadaan narkose
- Pasien ditidurkan tanpa bantal,miring ke satu sisi untuk mencegah
aspirasi
- Bila intubasi kurang bersih, mengganggu pernafasan, segera bersihkan
jalan nafas dengan alat penghisap lendir (suction)
- Berikan O2 bila perlu
- Catatan pada tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi,
pernafasan, suhu, Hb pasca operasi
- Infus tetap terpasang dengan cairan sesuai kebutuhan pasien
(kristaloid, koloid darah)
- Kateter menetap dan pencatatan balans cairan
- Drain diperhatikan apakah pengeluaran darah / cairan dari rongga
perut lancar
- Transfusi darah sesuai kebutuhan sampai Hb 10 gr%
- Bila ada hal-hal yang tidak dapat diatasi, konsultasi dengan unit
anastesi atau unit lain yang diperlukan atas sepengetahuan konsultan
jaga / konsultan ruang pulih
- Terapi parenteral :

Pemberian antibiotik

Pemberian analgetik

Unit terkait
Daftar Pustaka

Obat-obat lain sesuai indikasi (transamin, oxytocin,


methylergometrin)
Pasien dapat dipindahkan ke ruangan biasa setelah dinilai stabil dan
disetujui oleh bagian yang terkait

Penyakit Dalam, Laboratorium

WHO. Postoperative care. 2003 World Health Organization.


Philips J. Post-operative care. Royal College of Anaesthetists 2012.

DIAGNOSA PENYAKIT TROPOBLAS GESTASIONAL


(PTG )
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/3

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel trofoblas yang berasal
dari kehamilan
Untuk meningkatkan pelayanan penyakit PTG
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
1.Anamnesa : Perdarahan pervaginam, pembesaran rahim setelah
kehamil dan adanya gejala klinis dari metastasis atau
komplikasi.
Diagnosis PTG
Setidaknya terdapat peningkatan kadar hCG secara berurutan pada
hari ke1,7,14,21
Peningkatan kadar hCG tanpa berurutan dengan interval pemeriksaan
2 minggu pada hari ke 1, 7 dan 14.
Kadar hCG menetap 3 minggu atau lebih
Kadar hCG di atas nilai normal sampai 14 minggu setelah evaluasi
Uterus lebih besar dari normal dengan kadar hCG > normal
Perdarahan dari uterus dengan kadar hCG > normal
Dijumpai lesi metastasis dengan kadar hCG > normal
Metastasis paru didiagnosis dengan foto rontgent thoraks.
2.Inspekulo : tampak jaringan seperti mata ikan/tidak
3.Status lokalisata : teraba massa +/-, jika + : ukuran ?,
KGB +/-

Prosedur

4.Pemeriksaan lab :
Darah rutin, urin rutin, KGD
LFT , RFT, elektrolit, proyein
Foto thorax, EKG, CT scan upper / lower abdomen
HST
T3, T4, TSH meninggi rawat bersama dengan Penyakit Dalam
Beta HCG serial
5.USG :
Uterus ante/retro
Besar biasa/tidak
Gambaran hypoechoic/hyperechoic pada adnexa
Gestasional sack ada/tidak
adnexa: dbn/tidak
6. Therapi:
1. PTG risiko rendah, skor WHO kurang dari FIGO Stadium I, II, dan III :
a. Methotreksate 0,4 mg/KgBB IM tiap hari selama 5 hari, diulang tiap 2
minggu
b. Methotreksate 1,0mg/KgBB selang satu hari sampai 4 dosis dengan
ditambahkan Leukovorin 0,1 mg/KgBB 24 jam setelah MTX, diulang tiap 2
minggu.
c.
Methotrexate 50 mg/m2 diberikan secara weekly.
d. Actinomycin-D 1,25 mg/m2 diberikan tiap 2 minggu

DIAGNOSA PENYAKIT TROPOBLAS GESTASIONAL (PTG )


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
2/3

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

Actinomycin-D 12 ug/KgBB IV tiaphari selama 5 hari diulang tiap 2 minggu.


Protokol ini digunakan pada pasien engan gangguan fungsi hati.
f. Methotreksate 250 mg infuse selama 12 jam, diulang tiap 2 minggu
g. Kemoterapi dilanjutkan 1 atau 2 kali setelah kadar hCG normal.
2. PTG risiko tinggi, FIGO stadium I, II, III dengan skor WHO lebih dari atau
sama 7 atau stadium IV.
Terapi primer adalah EMA-CO (Etoposide, MTX, Actinomysin,
Cyclophospamid dan Oncovin (Vincristine).
Jika respon kurang baik atau resisten alternatif lain adalah :
- EMA PA (Etoposide,MTX, Actinomysin Cis Platin dan Adriamysin)
- EMA EP (Etoposide, MTX, Actinomysin Etoposide Platinum).
Jika EMA-EP resisten dapat diberikan alternatif :
- Paklitaxel Cisplatin
- Paklitaxel Etoposide
- Paklitaxel 5 FU
- ICE ( Iphosphamid , Cisplatin, dan Etoposide)
- BEP regimen.
3. Plasental site of trophoblastic tumor (PSTT)
Pengelolaannya terpisah dari PTG yang lain.
Terapi dilakukan secara kombinasi baik dengan operasi maupun
kemoterapi.
Prosedur

DIAGNOSA PENYAKIT TROPOBLAS GESTASIONAL (PTG )


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
3/3

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

7.

Unit terkait

Follow up :
Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan hCG tiap mingu hingga kadarnya
mencapai normal. Setelah itu dilakukan setiap bulan selama 6 bulan
selanjutnya tiap 2 bulan sampai 6 bulan berikutnya.

Laboratorium , Radiologi, Radioterapi

Daftar Pustaka

RCOG. THE MANAGEMENT OF GESTATIONAL TROPHOBLASTIC


DISEASE. 2010 Royal College of Obstetricians and Gynecologists.
RHW. GESTATIONAL TROPHOBLASTIC DISEASE (Complete and
partial molar pregnancy). 2013 Royal Hospital for Women.
NHS. Guidelines on management of Gestational Trophoblastic Disease.
NHS Nottingham University Hospital.

TRANSLOKASI AKDR
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Suatu keadaan dimana alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berada diluar
kavum uteri pada akseptor AKDR

Pengertian

Untuk mereposisi malposisi dari AKDR.

Tujuan

Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam


Kebijakan
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik :
- Tidak dijumpai filament pada pemeriksaan dalam dan inspekulo
- Tidak terabanya AKDR pada pemeriksaan sonde kavum uteri
3. Pemeriksaan penunjang:
- Pemeriksaan Radiologik
- Pemeriksaan USG : tidak ada gambaran ekhogenik dalam rahim
- Pemeriksaan Histeroskopi
4. Terapi :
- laparotomi eksplorasi mengangkat AKDR
- Laparoskopi untuk mengambil AKDR

Prosedur

Radiologi

Unit terkait
1.
2.
3.
Daftar Pustaka4.

5.

6.

WOMEN AND NEWBORN HEALTH SERVICE. CONTRACEPTION. 2013


King Edward Memorial Hospital.
Family Health Bureau Ministry of Health SRI LANKA. Guidelines for
service providers on IUD insertion & removal. 2009 Family Health Bureau
Ministry of Health SRI LANKA.
Johnson BA. Insertion and Removal of Intrauterine Devices. Am Fam
Physician 2005;71:95-102
Bluestone J, Chase R, Lu ER. Guideline for family planning service
program. 2006 USAID.
WHO, UNFPA, UNAIDS and FHI. The TCu380A Intrauterine Contraceptive
Device (IUD): Specification, Prequalification and Guidelines for
Procurement, 2010. World Health Organization, UNFPA, UNAIDS and FHI,
2011.
FSRH. Intrauterine Contraception. 2014 Faculty of Sexual & Reproductive
Healthcare.

DILATASI DAN KURETASE (D & K)


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Prosedur bedah minor yang umum dimana dilakukan pelebaran pada
mulut rahim dan lapisan endometrium dikuret dengan menggunakan
sendok kuret.
Untuk mengeluarkan lapisan endometrium ataupun jaringan dari cavum
uteri.
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam

Kebijakan
I.
Prosedur

Persiapan :
1. Persiapan pemeriksaan ginekologi :
a. Pemeriksaan dan asisten
b. Alat-alat disiapkan (dalam keadaan steril): sepasang sarung
tangan, kateter, spekulum (cocorbebek), tampon tang,
kapassublimat, kasa.
2. PersiapanTindakan kuretase :
a. Pasien disiapkan sesuai keadaan tindakan yang dilakukan
(tanpa / dengan infus, tanpa/dengan narkose)
b. Operator dan asisten siap.
c. Alat/obatdisiapkan (dalam keadaan steril)
1) Sarung tangan untuk operator dan asisten
2) Dua buah spekulum Sims
3) Tampon tang
4) Tenakulum bergigi tunggal Shroder
5) Sonde uterus
6) Busi Hegar
7) Alat mikro kuret
8) Forseps ovum winter atau forceps kasa
9) Kuret tumpul dan tajam
10) Kain penutup steril
11) Botol berisi formalin 40% untuk jaringan yang akan
diperiksa ke Bagian PA.
Alatpre dan durante kuret
1 Sims spekulum
2 Sonde
3 Tenakulum
4 Busi
5. Sendok kuret tajam dan tumpul
6. Abortus tang
7. Oval klem
Obat post kuret
1 cefadroksil
2.asam mefenamat
3.asam traneksamat
4.vitamin B comp

DILATASI DAN KURETASE (D & K)


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
2/2

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

Obat
1 Cairan infus
2 pethidin
3 Diazepam
4 lidokain
5 oxytocin dan metergin
6 transamin
7 antibiotik profilaksis

Prosedur

II. UrutanKerja :
1. Premedikasi dengan SA 0,25 mg + pethidin 1 mg/kgBBi.m. 20
30 menit sebelum tindakan.
2. Penderita ditidurkan dalam posisi lithotomi.
3. Lakukan naskose dengan diazepam i.v. (dosis 0,2 0,6 mg/KgBB),
untuk tindakan D & K.
4. Lakukan tindakan aseptik-antiseptik dengan cairan sublimat,
betadin pada vulva dan sekitarnya.,kandung kencing dikosongkan.
5. Tutup sekitar lapangan operasi dengan kain steril kecuali lapangan
operasi
6. Lakukan pemasangan speculum ke liang vagina kemudian
dipasang tenakulum pada cervix arah jam 12
7. Kemudian sonde uterus masukkan kedalam uterus untuk
mengetahui panjang uterus. Lalu busi hegar dimasukkan ke serviks
dari nomor yang paling kecil sampai besar sampai serviks terbuka
8. Kemudian dilakukan tindakan kuretase dengan sendok kuret
tumpul dan dilanjutkan dengan sendok kuret tajam.
9. Pada waktu tindakan kuretase dan D/K dilakukan, operator dibantu
oleh asisten 1 sedang perawat/asisten II memantau tensi, nadi,
pernafasan dan cairan yang terpasang.
10. Paska tindakan, operator menilai hasil tindakan.
11. Bila dirasakan sudah cukup, perawat memindahkan pasien ke
ruang/ tempat istirahat sementara
12. Paska tindakan tensi, nadi, pernafasan dan terapi cairan yang
diberikan tetap dipantau sampai yakin keadaan umum penderita
baik.
13. Jaringan dikirm ke PA dengan diberi formalin 40%.
Catatan :
Pada kuretase abortus inkomplet dan D/K terapi cairan dipasang
bila diperlukan.
Pada kuretase molahidatidosa harus terpasang infus/transfusi
set dengan cairan yang telah ditentukan oleh operator dan siap
darah.
Pada mikrokuret :induksi diazepam tidak dilakukan.

Unit terkait

Anastesiologi

Daftar Pustaka

Untuk mencegah rasa sakit pada tempat suntikan dan mencegah


trompoflebitis, diazepam diencerkan dengan NaCl atau Dextroxe
5% dan disuntikkan pada vena yang besar.

IPPF. First trimester abortion guidelines and protocols Surgical and


medical procedures. 2009 International Planned Parenthood
Federation.
Anthem. Dilation and Curettage (D&C). 2008 American Medical
Association.
RCOG. Dilation and Curettage. 2010 Royal College of
Obstetricians and Gynecologists.

BIOPSI SERVIKS
No. Dokumen
SPO/476/XII/201
5

No Revisi
-

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Tanggal Terbit :
30 Desember
2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508

Tindakan untuk mengambil contoh jaringan serviks yang dicurigai ganas,


untuk diagnosis pasti keganasan, dan atau untuk mengetahui jenis
histologinya.
Untuk mengetahui kelainan yang ada pada serviks jaringan yang diambil
dari daerah bawah kanal servikal.
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
a. Loop Electro Surgical Excision Procedure (LEEP)

Prosedur

b. Punch Biopsi
c. Cone Biopsi

Unit Terkait

Patologi Anatomi

Daftar Pustaka

RCOG. Cervical Biopsy. 2012 Royal College of Obstetricians


and Gynecologists.
ACOG. Guideline and Consideration in Cervical Biopsy. 2012
American College of Obstetricians and Gynecologists.
ASCP. Updated Consensus Guidelines for managing Abnormal
Cervical Cancer Screening Tests and Cancer Precursors. 2013
American Society for Colposcopy and Cervical Pathology.

IVA
No. Dokumen
SPO/476/XII/201
5

No Revisi
-

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Tanggal Terbit :
30 Desember
2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508

Pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada


serviks dengan aplikasi asem asetat (IVA). Dengan metode inspeksi
visual.
Inspeksi visual pada serviks.

Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam

1. Speculum untuk melihat serviks yang telah dipulas dengan asam


asetat 3-5%.
Prosedur

2. Hasil (+) pada lesi prakanker terlihat warna bercak putih disebut :
aceto white epitellium.
3. Tindak lanjut IVA (+) biopsi

Unit Terkait

Daftar Pustaka

Paraswani MJ. Technique Visual inspection with acetic acid


(VIA) for screening of Carcinoma of cervix. INTERNATIONAL
JOURNAL OF SCIENTIFIC & TECHNOLOGY RESEARCH
VOLUME 1, ISSUE 6, JULY 2012.
Papscreen Victoria. CLINICAL PRACTICE GUIDELINES for
Cervical Screening. www.papscreen.org.au
Mustafa MMS. Visual inspection with acetic acid (VIA) for
Cervical Cancer. MJAFI 2010 66: 382-384

PAP SMEAR
No. Dokumen
SPO/476/XII/201
5

No Revisi
-

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan
Kepala Rumkit Tk. II Putri Hijau
Kesdam I/BB

Dr. Sukirman, SpKK, M.Kes


Kolonel CKM NRP 32977
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Suatu prosedur untuk mendeteksi dini kanker serviks pada wanita.

1.
2.
3.
4.

Evaluasi sitohormonal
Mendiagnosis peradangan
Identifikasi organisme penyebab peradangan
Mendiagnosis kelainan prakanker (dysplasia) leher Rahim dan
kanker leher Rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasive)
5. Memantau hasil terapi
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam

1. Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi speculum.


2. Bivalve (cocor bebek) spatula Ayre, kaca objek yang telah diberi label
atau tanda dan alcohol 95%.
3. Pasien berbaring dengan posisi litotomi.
4. Pasang speculum hingga tampak jelas vagina bagian atas,
forniksposterior, serviks uterus dan kanalis servikalis.
5. Periksa serviks apakah normal atau tidak.
Prosedur

6. Spatula dengan ujung pendek dimasukkan kedalam endoserviks,


dimulai dari arah jam 12 dan diputar 3600 searah jarum jam.
7. Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi
yang telah diberi tanda dengan membentuk sudut 450 satu kali
usapan.
8. Celupkan kaca objek kedalam larutan alcohol 95% selama 10 menit.
9. Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transport dan
dikirim ke ahli Patologi Anatomi.

Unit Terkait

Patologi Anatomi

Daftar Pustaka

National Screening Unit. Guidelines for Cervical Screening. 2008.


Ministry of Health New Zealand.
RCOG. Screening Pap Tests. 2010 Royal College of Obstetricians
and Gynecologists.
Papscreen Victoria. CLINICAL PRACTICE GUIDELINES for
Cervical Screening. www.papscreen.org.au

PERSIAPAN TERAPI CHEMOTERAPY


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Melakukan persiapan chemoterapi


Untuk mempersiapkan kondisi pasien secara optimal sebelum kemoterapi
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah lengkap
- Hb 10 gr %
- Leukosit 5000/mm
- Trombosit 100.000/mm
- Lain-lain dalam batas normal

Prosedur

Unit Terkait

2.
3.
4.
5.
6.

Laboratorium, Depo Farmasi

Daftar Pustaka

Albumin 3,0 gr/dl


KGD ad random : dalam batas normal
Fungsi ginjal : dalam batas normal
Fungsi hati : dalam batas normal
Elektrolit darah : dalam batas normal

Department of Pharmacy Policy. Chemotherapy Ordering and


Preparation Procedures. 2010 UNIVERSITY OF KENTUCKY
HOSPITAL
COSA. Guidelines for the Safe Prescribing, Dispensing and
Administration of Cancer Chemotherapy. 2008 Clinical Oncological
Society of Australia.
CCNS. PREPARATION OF CANCER CHEMOTHERAPY. 2009
Cancer Care Nova Scotia.

PERSIAPAN OPERASI ONKOLOGI


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Mempersiapkan pasien- pasien yang direncanakan tindakan operasi onkologi
Untuk persiapan dan perencanaan yang optimal pada pasien onkologi.
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Persiapan operasi onkologi di poli
1. Darah rutin
2. Urine rutin
3. Hst
4. D-dimer
5. Fibrinogen
6. Lft
7. Hbs-ag
8. Rft
9. Kgdn/2jam pp
10. Albumin
11. Globulin
12. Tpha
13. Hiv
14. Foto thoraks
15. Ekg
16. BNO/IVP
17. Anti HCV
18. SIO
Persiapan di ruangan :
1.konsul anasthesi
2.persiapan darah
3.boarding pass COT
4.puasa
5.klisma
6.berdoa
Premedikasi operasi onkologi di ruangan:
Antibiotik profilaksis
Lovenox 0,4 mg/hari( subkutan)
Pemberian : 2 hari sebelum operasi dan 4 hari setelah operasi
Kanamycin 4x500mg (kapsul)
2 hari sebelum operasi

Unit terkait

Laboratorium, Instalasi Pelayanan

Daftar Pustaka

ICSI. Perioperative Protocol. 2014 Institute for Clinical Systems


Improvement.
Nebraska Medical Centre. Recommendations andGuidelines for
PreoperativeEvaluation of the Surgical Patient. 2006 Nebraska
Medical Centre.
AAGBI. Pre-operative Assessment and Patient Preparation. 2010 The
Association of Anaesthetists of Great Britain and Ireland.

DIAGNOSA CA CERVIX
No. Dokumen
SPO/476/XII/20
15

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Daftar Pustaka

Tanggal Terbit :
30 Desember
2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Sebagai pedoman dalam penanganan keganasan (kanker) primer dari
servik uteri
Untuk meningkatkan pelayanan penyakit kanker serviks.
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
1.Anamnesa
2.Status lokalisata : teraba massa +/-, jika + : ukuran ?
3.Inspeklo : terlihat massa eksofitik, rapuh di cervix, lividae - ,darah+/4. VT :
teraba massa eksofitik, rapuh +/ arah uterus anteflexi / retroflexi
besar uterus ?
teraba massa / tidak
parametrium lemah/ tegang, teraba massa / tidak
RT :
sfingter ani ketat
mukosa licin , teraba massa / tidak
parametrium tegang / lemah
5. Pemeriksaan lab :
darah rutin, urin rutin, KGD
LFT , RFT, elektrolit, protein
Foto thorax, EKG, CT scan
HST
USG ginjal
6. R/ : Biopsi jaringan
7. Penanganan:
Kemoradiasi DJ stan + / Histerektomi radikal
Laboratorium, Penyakit Dalam, Bedah Urologi, Radiologi, Radio terapi
WHO. WHO guidelines for screening and treatment of precancerous
lesions for cervical cancer prevention. 2013 World Health
Organization.
USPSTF dan ACS. New Cervical Cancer Screening Guidelines.
2012 United States Preventive Services Task Force.
ACS. Cervical Cancer. 2013 American Cancer Society.
Massad LS, Einstein MH. 2012 Updated Consensus Guidelines for
the Management of Abnormal Cervical Cancer Screening Tests and
Cancer Precursors. Journal of Lower Genital Tract Disease, Volume
17, Number 5, 2013, S1YS27.

DIAGNOSA CA ENDOMETRIUM
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
RUMAH SAKIT TK.II
ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH

No Revisi

Halaman
1/1

TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Sebagai pedoman dalam penanganan keganasan (kanker) primer dari
endometrium
Untuk meningkatkan pelayanan penyakit kanker endometrium
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
1.Anamnesa
2.Status lokalisata : teraba massa +/-, jika + : ukuran ?,
KGB +/3.VT :
arah uterus anteflexi / retroflexi
besar uterus ?
teraba massa / tidak
Uterus Mobile/tidak
Parametrium lemah/ tegang, teraba massa / tidak
CD menonjol/tidak
RT :
sfingter ani ketat
mukosa licin , teraba massa / tidak
teraba massa / tidak
4.Pemeriksaan lab :
Darah rutin, urin rutin, KGD
LFT , RFT, elektrolit, protein
Foto thorax, CT scan upper and lower abdomen
HST
5.USG :
Uterus ante/retro
Besar biasa/tidak
Gambaran hypoechoic/hyperechoic pada adnexa
Ukuran : terukur/tidak terukur kaliper
Tebal endometrium
6. Biopsi :
Kuret bertingkat
7. Penatalaksanaan:
TAH + BSO
Radiasi / kemoterapi

Laboratorium, Radiologi, Radio terapi

Daftar Pustaka

Tanggal Terbit :
30 Desember
2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda

FIGO. FIGO Staging classifications and clinical practice guidelines of


gynaecologic cancers. International Journal of Gynecology and
Obstetrics 70 (2000) 207-312.
Colombo N, Preti E. Endometrial cancer: ESMO Clinical Practice
Guidelines for diagnosis, treatment and follow-up. Annals of Oncology 24
(Supplement 6): vi33vi38, 2013.
SGO Clinical Practice Endometrial Cancer Working Group. Endometrial
cancer: A review and current management strategies. Gynecologic
Oncology 134 (2014) 385392.
GODS. Endometrial Cancer GYNE/ONC Practice Guideline. 2011
Gynecologic Oncology Disease Site.
Goodman A, Goff B. Endometrial Cancer: Screening, Diagnosis, and
Surgical Staging. 2009 Uterine Cancer, Current Clinical Oncology.

DIAGNOSA CA OVARIUM
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015
RUMAH SAKIT TK.II
ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712

No Revisi

Halaman
1/1

FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Sebagai pedoman dalam penanganan keganasan (kanker) primer dari ovarium
Untuk meningkatkan pelayanan penyakit kanker ovarium
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
1. Anamnesa
2. Status lokalisata : teraba massa +/-, jika + : ukuran,
ascites +/3. Inspeklo : Normal
4. VT :
arah uterus anteflexi / retroflexi
besar uterus ?
adnexa teraba massa / tidak
parametrium lemah/ tegang, teraba massa / tidak
CD menonjol/tidak
RT :
sfingter ani ketat
mukosa licin , teraba massa / tidak
teraba massa / tidak
5.Pemeriksaan lab :
darah rutin, urin rutin, KGD
LFT , RFT, elektrolit, protein
Foto thorax, EKG
HST
Ca 125, CEA, AFP
CT scan upper and lower abdomen
6.USG Transvaginal / Abdomen
Uterus ante/retro
Besar biasa/tidak
Gambaran hypoechoic/hyperechoic pada adnexa
Ukuran : terukur/tidak terukur kaliper
Septa +/- , Papil +/7. Penatalaksanaan:
Laparatomi Surgical Staging
Kemoterapi
Laboratorium, Radiologi, Farmasi

Daftar Pustaka

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda

FIGO. FIGO Staging classifications and clinical practice guidelines of


gynaecologic cancers. International Journal of Gynecology and Obstetrics
70 (2000) 207-312.
NHS. Ovarian cancer. 2011 National Institute for Health and Clinical
Exellence.
NCCN. Ovarian Cancer including Tuba Fallopian Cancer and Primary
Peritoneal Cancer. 2014 National Comprehensive Cancer Network.

DIAGNOSA CA VULVA
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman
1/1

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Sebagai pedoman dalam penanganan keganasan (kanker) primer dari vulva
Untuk meningkatkan pelayanan penyakit kanker vulva
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
1.Anamnesa
2. Status lokalisata : adanya ulkus atau benjolan pada vulva +/-, jika + : ukuran ?
3.Inspeklo : licin
4.VT :
teraba massa +/-, divulva
CD menonjol / tidak
RT :
sfingter ani ketat
mukosa licin , teraba massa / tidak
dinding panggul teraba massa / tidak
5.Pemeriksaan lab :
Darah rutin
LFT , RFT, urin rutin, KGD
Foto thorax, elektrolit, protein
HST, ECB
6. R/ : Stadium I - IV :
Vulvektomi radikal
Diseksi kelenjar getah bening inguinal
Radiasi / kemoterapi
Laboratorium, Radiologi, Radio terapi

Daftar Pustaka

RCOG. Guidelines for the Diagnosis and Management of Vulval Carcinoma.


2014 Royal College of Obstetricians and Gynecologists.
ACS. Vulvar Cancer. 2013 American Cancer Society.
NSW. Gynaecological Cancer Guideline 2009. 2009 NSW Department of Health.
FIGO. FIGO Staging classifications and clinical practice guidelines of
gynaecologic cancers. International Journal of Gynecology and Obstetrics 70
(2000) 207-312.
NHS.
Guideline for the Management of Vulval Cancer. 2011 NHS Pan
Birmingham Cancer Network.

PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508

Perdarahan abnormal dari uterus yang terjadi di luar dan di dalam siklus
haid tanpa dijumpai kelainan organik dan hematologi, merupakan kelainan
poros hipotalamus-hipofisa ovarium

Tujuan

Sebagai pedoman dalam penanganan perdarahan uterus disfungsional

Kebijakan

Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam


Anamnese
Terjadi perdarahan abnormal dari uterus
Pemeriksaan fisik
- Terjadi pedarahan abnormal dari uterus
- Tidak ditemukan kelainan organik dan hematologi
- Merupakan gangguan hormonal
- Merupakan perimenarse dan perimenopause
Pemeriksaan penunjang
- Biopsi dan dilatase dan kuretase
Konsultasi
- Dokter spesialis patologi anatomi
Dokter spesialis hematologi bila perlu

Prosedur

Terapi
a. Hormonal
PUD ovulasi
1. Perdarahan pertengahan siklus : estrogen 0,625 mg hari ke 1015 siklus
2. Perdarahan bercak prahaid: progesteron 5-10 mg hari ke 17-26
siklus
3. Perdarahan pasca haid: estrogen 0,625-1,25 hari ke 2-7 siklus
4. Polimenorea: progesteron 10 mg hari 18- 25 siklus
PUD anovulasi
1. Estrogen selama 20 hari diikuti progesteron 5 hari
2. Pil KB kombinasi 2 x 1 tablet 2-3 hari diteruskan 1x1 tablet 21
hari
3. Progesterone 10-20 mg selama 7-10 hari
4. Setelah darah berhenti atur siklus dengan E+ P selama 3 hari
siklus

Unit terkait
Dokumen Terkait

Laboratorium,
Rekam Medik, Informed Consent

Daftar Pustaka

Corbacioglu A. The Management of Dysfunctional Uterine Bleeding.


2010 Intechopen.
SOGC. GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF ABNORMAL
UTERINE BLEEDING. 2001 SOGC.
ACOG. MANAGEMENT OF ABNORMAL UTERINE BLEEDING IN
NON PREGNANT REPRODUCTIVE-AGED WOMEN. 2013
American College of Obstetricians and Gynecologists.
AHRQ. Primary Care Management of Abnormal Uterine Bleeding.
2013 Agency for Healthcare Research and Quality.

MOLA HIDATIDOSA
No. Dokumen
SPO/476/XII/20
15

No.Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH
BENDAHARA NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Tanggal Terbit :
30 Desember
2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Kehamilan abnormal yang sebagian atau seluruh vili korialisnya
mengalami degenerasi berupa gelembung-gelembung yang menyerupai
anggur
Sebagai pedoman dalam penanganan tumor jinak uterus
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Anamnesa
- Amenorea
- Hiperemesis
- Perdarahan pervaginam (keluar jaringan seperti mata ikan)
Pemeriksaan klinis
- Takikardia
- Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan
- Tes kehamilan positif

Prosedur

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- USG
- Laboratorium (darah lengkap, -Hcg, T3, T4, TSH, HST, dan
elektrolit)
- Foto thoraks
- EKG
- Pemeriksaan patologi anatomi (post kuretase)
KONSULTASI
- Bagian penyakit dalam
- Bagian kardiologi
- Bagian anestesi
TINDAKAN
- Kuretase
- Histerektomi

Unit Terkait
Dokumen Terkait

Penyakit Dalam, Kardiologi, Anastesi, Radiologi, Laboratorium


Rekam Medik, Informed Consent

Daftar Pustaka

Sebire NJ. Gestational trophoblastic disease: current


management of hydatidiform mole. BMJ 2008;337:a1193.
Miscarriage association. Molar pregnancy (hydatidiform mole).
2010 Miscarriage association.
RCOG.
THE
MANAGEMENT
OF
GESTATIONAL
TROPHOBLASTIC NEOPLASIA. 2004 RCOG.

MIOMA UTERI
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
PENGERTIAN

KRITERIA DIAGNOSA

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508
Tumor jinak lapisan miometrium rahim dengan sifat konsistensi
padat kenyal, berbatas jelas dan memiliki pseudokapsul bisa
soliter atau multiple dengan ukuran mulai mikroskopis sampai >
50 kg.
Letak tumor bisa : Submukus, intramural, subserus,
intraligamenter, servik, bertangkai (pedunculated), parasitic
(wandering)
Gejala klinis :
- bisa tanpa gejala
- rasa penuh atau berat di perut bagian bawah atau
benjolan yang padat dan kenyal
- gangguan haid atau perdarahan abnormal uterus (30%) :
menoragi, metroragi, dismenore
- gangguan akibat penekanan tumor : disuria/polakisuri,
retensio urine, overflow incontinence,konstipasi, varices,
edema tungkai
Palpasi abdomen : tumor daerah atas pubis atau abdomen
bagian bawah padat kenyal, berdungkul, tidak nyeri, berbatas
jelas mobil bila tidak ada perlekatan

DIAGNOSA BANDING

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

STANDAR TENAGA
PERAWATAN RS
TERAPI
PENYULIT

Informed Consent

KONSULTASI
LAMA RAWATAN
MASA PEMULIHAN

Pemeriksaan bimanual bisa menyatu atau berhubungan dengan


rahim
Kehamilan
Neoplasma ovarium
Endometriosis
Kanker Uterus
Kelainan bawaan rahim
- Tes kehamilan
- USG
- CT-scan dengan contrast
- Kuret dan pemeriksaan PA pada kasus perdarahan
- D/K bertingkat pada penderita disertai dengan
pendarahan untuk menyingkirkan patologi lain pada
endometrium ( hiperplasia endometrium atau
adenokarsinoma endometrium)
Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Dirawat bila disertai pendarahan hebat anemia graantvis atau bila
direncanakan pembedahan
o
- Pendarahan sampai anemi
- Torsi yang bertangkai
- Infeksi
- Degenerasi merah ( degenerasi karneus) sampai nekrotik
- Degenerasi ganas (miosarkoma)
- Degenerasi hialin dan kistik
- infertilitas
Sebelum pembedahan, penjelasan tentang semua tindakan yang
akan dilakukan, resiko, dll. Khusus pada tindakan miomektomi
perlu dijelaskan kemungkinan berulangnya penyakit atau
pengangkatan uterus pada saat pembedahan
Bedah Digestif
- 1 hari pasca D/K
- 5 hari pasca histerektomi, miomektomi
- 2 minggu pasca D/K

OUTPUT
PA
OTOPSI
TUJUAN
Kebijakan
UNIT TERKAIT

- 6 minggu pasca histerektomi, miomektomi


- Sembuh tanpa komplikasi
- Penyakit berulang kembali pasca miomektomi
- Pemeriksaan histopatologi dari spesimen pembedahan
- Mencari sebab kematian
Sebagai pedoman dalam penanganan tumor jinak uterus
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24
jam
Instalasi Pelayanan
Rekam Medik
Komite Medik

D.aftar Pustaka

AAGL. Practice Report: Practice Guidelines for the


Diagnosis and Management of Submucous Leiomyomas.
2011 AAGL doi:10.1016/j.jmig.2011.09.005.
Marret H, FritelTherapeutic management of uterine fibroid
tumors: updated French guidelines. European Journal of
Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology 165
(2012) 156164.
SOGC.
THE
MANAGEMENT
LEIOMYOMAS. 2003 J Obstet
2003;25(5):396405.

OF
UTERINE
Gynaecol Can

ENDOMETRIOSIS
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No.Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Merupakan suatu jaringan endometrium yang terdapat di luar kavum uteri


dan yang terdapat dalam miometrium disebut adenomiosis
Sebagai pedoman dalam penanganan endometriosis
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Anamnese
Adanya gangguan haid, pembesaran perut, rasa nyeri yang berat
Pemeriksaan fisik
a. Adenomiosis:
- Dismenorea berat
- Menoragia
- Pembesaran uterus padat, homogen
- Sering > 40 thn
b. Endometriosis
- Dismenorae
- Diapareunia
- Infertilitas
Pemeriksaan penunjang
- Laparaskopi (klasifikasi ASRM = American Society of Reproductive
medicine
- USG
- Ca-125
Konsultasi
Konsultan Endokrinologi Ginekologi dan laparaskopi
Terapi
a. Hormonal
1. Kontrasepsi oral, yang mengandung estrogen 30- 50 mg selama 12
bulan
2. Progestin ( Medroxy progesterone acetate)
Oral : 1 x 50 mg selama 3-6 bulan
Injeksi: bentuk depot 100 mg 1m setiap 2 minggu untuk 4 kali
selanjutnya 200 mg im setiap bulan selam 6 bulan
1. Danocrine 400-800 mg perhari (6 bulan)
2. GnRH agonist 3, 75 mg perbulan selama 6 bulan
b. Operatif: laparoskopi operatif

Unit terkait

Laboratorium

Dokumen
Terkait

Rekam Medik, Informed Consent

Daftar Pustaka

ESHRE. Management of women with Endometriosis. 2013


European Society of Human Reproduction and Embryology.
ASRM. Endometriosis: A Guide for Patients. 2012 American Society
for Reproductive Medicine.
SOGC. Endometriosis:Diagnosis and Management. 2010 the Society
of Obstetricians and Gynaecologists of Canada.
APGO.
Diagnosis
&
Management
of
Endometriosis:
Pathophysiology to Practice. 2013 Association of Professors of
Gynecology and Obstetrics.
CNGOF. Guidelines for the Management of Endometriosis. 2006
Collge National des Gyncologues et Obsttriciens Franais.

TINDAKAN LAPAROSKOPI TERAPETIK


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508

Sebagai acuan melakukan tindakan Laparoskopi Terapetik


Tata cara melakukan tindakan Laparoskopi Diagnostik

Kebijakan

Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam

Prosedur

Persiapan peralatan
- Generator sumber cahaya
- Insuflator gas
- Laparoskop set
Urutan kerja
- Melakukan pemeriksaan semua alat dan mesin berfungsi baik, gas
CO2, O2 cukup
- Semua pakaian pasien diganti dengan gaun Rumah Sakit, pasien
dibaringkan dengan posisi dorsolitotomi dan letak tredenlenburgh
dengan sudut 30-40%
- Melakukan pembiusan dengan menggunakan pilihan antara lain
Narkoleptika : sulfas atropin 1 amp/iv
Diazepam 10 mg/iv
Pethidine 1 mg/kgBB/iv diencerkan dalam 10 mlH2O
Anastesia sulfas atropin 1 amp/iv
Diazepam 10 mg/iv
Pethidine 1 mg/kgBB/iv diencerkan dalam 10 mlH2O
- Kandung kemih dikosongkan dengan kateter
- Daerah pusat dan sekitarnya dibersihkan dengan detol : alkohol (1:20)
- Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam ulangan
- Spekulum sims dipasang, servix dijepit dengan tenakulum atraumatik
dan dilakukan dengan sondage untuk mengetahui panjang cavum uteri
serta posisi uterus
- Kamula pertubator rabin dipasang dengan ujungnya 1 cm lebih pendek
dari panjang cavum uteri dapat menggerakkan uterus dalam
pemeriksaan dan difiksasi dengan tenakulum
- Pasien ditutup dengan kain steril kecuali daerah sekitar pusat dan
vulva, kulit kiri dan kanan pusat dijepit dengan 2 klem aliis
- Setelah pemeriksaan atau tindakan laparoskopi selesai, lakukan
dekompresi untuk mengeluarkan gas CO2, selubung trokar dikeluarkan
dan yakinkan tidak ada bagian usus / omentum yang terjepit. Pada luka
insisi, lakukan penjahitan sayatan bagiandalm dan luar dengan benang
plain catgut
- Setelah selesai prosedur diatas, semua alat dicuci dan disterilkan dan
kemudian disimpan kembali ditempatnya

Unit Terkait
Dokumen Terkait

Rekam Medik, Informed consent

EAES. Laparoscopy for abdominal emergencies: Evidence-based guidelines


of the European Association for Endoscopic Surgery. Surg Endosc (2006)
20: 1429.
SAGES (Society of American Gastrointestinal and Endoscopic Surgeons).
Guidelines
for
Diagnostic
Laparoscopy.
Available
at
http://www.sagescms.org.
Daftar Pustaka
Neugebauer EAM, Sauerland S. Guidelines for emergency laparoscopy.
World Journal of Emergency Surgery 2006, 1:31.
Clinical Guidelines Committee. iagnostic Laparoscopy Clinical Guidelines.
2005 Clinical Guidelines Committee.
RCOG. DIAGNOSTIC LAPAROSCOPY. 2008 Royal College of Obstetricians
and Gynecologists.

STERILIISASI LAPAROSKOPI
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait
Dokumen Terkait

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508

Sebagai acuan melakukan sterilisasi laparoskopi


Tata cara melakukan sterilisasi laparoskopi
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Persiapan pasien
- Persiapan diperiksa ulang oleh operator dan lakukan pemeriksaan
Ginekologi
- Setelah memenuhi syarat yang dilakukan penyuntikan pethidin untuk
induksi
- Setelah 30 menit pasien dipersiapkan untuk tindakan di meja operasi
- Dilakukan tindakan antiseptik pada lapangan operasi dan ditutup
dengan doek steril
- Pasang uterial levator dan di Rxsi dengan mozeaux tang dan pean
terpasang baik
Persiapan peralatan
1. Check fungsi alat laparoskopi
a. Kecukupan gas
b. Kelancaran aliran gas
c. Lidht Source
d. Scope dan penjahitan tuba
e. Jarum veres
f. Trocar
g. Cincin Yoon
2. Alat-alat
a. Uterine levator
b. Muzeaux tang
c. Dock clamp 2 buah
d. Pisau operasi
e. Alat hecting
3. Peralatan anastesi lokal (lidocaine, spuit); sedasi (Diazepam)
4. Gas dan cairan antiseptik
Persiapan pelaksanaan
- Izin dari pasangan dan penanda tanganan informed consent
- Pasien sudah dipuasakan sebelumnya
- Sudah mendapat penjelasan selengkapnya mengenai tindakan
sterilisasi laparoskopi
- Paramedik di kamar pulih memeriksa ulang semua persyaratan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital.
- Informasikan ke kamar operasi untuk persiapan peralatan dan
ruangan
- Kalau tidak ada masalah dengan peroman penyaringan akseptor dan
memenuhi syarat dikirim ke kamar operasi
- Injeksi Pethidine 1 amp (im) tunggu 30 menit
Rekam Medik, Informed consent

RCOG. Guideline: Male and Female Sterilisation. 2008 Royal College of


Obstetricians and Gynecologists.
ACOG. Sterilization by laparoscopy. 2013 American College of Obstetricians
Daftar Pustaka
and Gynecologists.
Clinical Guidelines Committee. Diagnostic Laparoscopy Clinical Guidelines.
2005 Clinical Guidelines Committee.

TINDAKAN LAPAROSKOPI DIAGNOSTIK


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar Muda
Tanggal Terbit :
30 Desember 2015
dr. Isprijadi, Sp.OG
Kolonel Ckm NRP 32508

Sebagai acuan melakukan tindakan Laparoskopi Diagnostik


Tata cara melakukan tindakan Laparoskopi Diagnostik
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Persiapan pasien
- Persiapan diperiksa ulang oleh operator dan lakukan pemeriksaan
Ginekologi
- Setelah memenuhi syarat yang dilakukan penyuntikan pethidin untuk
induksi
- Setelah 30 menit pasien dipersiapkan untuk tindakan di meja operasi
- Dilakukan tindakan antiseptik pada lapangan operasi dan ditutup dengan
doek steril
- Pasang uterial levator dan di Rxsi dengan mozeaux tang dan pean
terpasang baik

Prosedur

Persiapan peralatan
1. Check fungsi alat laparoskopi
a. Kecukupan gas
b. Kelancaran aliran gas
c. Lidht Source
d. Scope dan penjahitan tuba
e. Jarum veres
f. Trocar
g. Cincin Yoon
2. Alat-alat
a. Uterine levator
b. Muzeaux tang
c. Dock clamp 2 buah
d. Pisau operasi
e. Alat hecting
3. Peralatan anastesi lokal (lidocaine, spuit); sedasi (Diazepam)
4. Gas dan cairan antiseptik
Persiapan pelaksanaan
- Izin dari pasangan dan penanda tanganan informed consent
- Pasien sudah dipuasakan sebelumnya
- Sudah mendapat penjelasan selengkapnya mengenai tindakan
sterilisasi laparoskopi
- Paramedik di kamar pulih memeriksa ulang semua persyaratan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital.
- Informasikan ke kamar operasi untuk persiapan peralatan dan
ruangan
- Kalau tidak ada masalah dengan peroman penyaringan akseptor dan
memenuhi syarat dikirim ke kamar operasi
- Injeksi Pethidine 1 amp (im) tunggu 30 menit

TINDAKAN LAPAROSKOPI DIAGNOSTIK


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

Prosedur

Unit Terkait
Dokumen Terkait

Pelaksanaan operasi
- Injeksi Diazepam 2 mg (iv) untuk sedasi
- Lakukan anestesi lokal dengan lidokain 2% 3 cc dibawah sub
umbilikalis
- Tusuk dibawah pusat seujung pisau sampai sub cutis
- Tusukkan jarum veres sampai memasuki cavum abdomen
- Sambungkan gas dan cek kelancarannya diisi sampai 2 Liter
- Cabut jarum veres insisi dilebarkan 1-1 cm
- Masukkan trokar ke cavum abdomen
- Pasang scope dengan bantuan asisten digerakkan dengan bantuan
uterine elevator
- Identifikasi tuba dan lakukan pemasangan cincin Yoon
- Pastikan tidak ada perdarahan
- Cabut scope dengan benar
- Jahit dan tutup luka operasi
- Buka uterine elevator dengan mozeaux tang/cek perdarahan
Pasca operasi
- Awasi pasien di ruang pemulihan 2-3 jam
- Cek tanda-tanda vital dan perdarahan
- Pasien boleh minum 1 jam pasca tindakan
- Makan lunak 3 jam pasca tindakan
Pasien boleh pulang dan kontrol 1 minggu kemudian

Rekam Medik, Informed consent

EAES. Laparoscopy for abdominal emergencies: Evidence-based


guidelines of the European Association for Endoscopic Surgery. Surg
Endosc (2006) 20: 1429.
SAGES (Society of American Gastrointestinal and Endoscopic Surgeons).
Guidelines
for
Diagnostic
Laparoscopy.
Available
at
http://www.sagescms.org.
Daftar Pustaka
Neugebauer EAM, Sauerland S. Guidelines for emergency laparoscopy.
World Journal of Emergency Surgery 2006, 1:31.
Clinical Guidelines Committee. iagnostic Laparoscopy Clinical Guidelines.
2005 Clinical Guidelines Committee.
RCOG. DIAGNOSTIC LAPAROSCOPY. 2008 Royal College of
Obstetricians and Gynecologists.

PEMERIKSAAN VISUM ET REPERTUM


No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Pengertian
Tujuan

Sebagai acuan melakukan visum et repertum


Tata cara melaksanakan visum et repertum

Kebijakan

Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam

Prosedur

Persiapan
- ada surat pemermintaan pemeriksaan
- ada pasien yang bersedia diperiksa
- ada dokter yang melakukan pemeriksaan
- ada paramedis yang membantu persiapan, pemeriksaan dan
menghadiri pemeriksaan
- alat-alat/bahan-bahan yang diperlukan
o sarung tangan steril
o meja pemeriksaan
o lampu sorot
o objek glass
o kapas lidi steril
o spekulum vagina
o kain kasa steril
o salep levertran/vaselin
Urutan kerja
- pasien ditidurkan di meja ginekologi dengan posisi litotomi,
sesudah sebelumnya dilakukan pemeriksaan keseluruhan bagian
tubuh untuk mencari adanya tanda-tanda rudapaksa
- inspeksi didaerah alat kelamin luar untuk mencari tanda-tanda
rudapaksa
- dilakukan pemeriksaan selapu dara (robekan, alama, baru, arah
dan dalamnya robekan
- untuk mengevaluasi keadaan rahim dan adniksa dilakukan
pemeriksaan colok dubur dengan prosedur biasa
- untuk pemeriksaan sperma yang tertinggal dilakukan dengan
mengambil sisa sprema dari rongga vagina dengan kapas lidi steril
dioleskan dikaca objek dan segera dikirimkan ke instalasi patologi
klinik dengan surat pengantar pemeriksaan
- seluruh data-data hasil pemeriksaan dicatat didalam rekam medis
dan selanjutnya RS menyelesaikan pengisian formulir pemeriksaan
VER untuk ditanda tangani oleh dokter pemeriksa yang
bersangkutan

Unit Terkait
Dokumen Terkait

Rekam Medik, Surat permintaan VER dan penyidik yang disetujui Kepala
untuk melakukan pemeriksaan, Formulir permintaan pemeriksaan sperma
Formulir hasil pemeriksaan VER

Daftar Pustaka

Idres A.Ilmu kedokteran Forensik. 2007 Bina Rupa Aksara.


Setiady T. Pokok-pokok Ilmu Kedokteran Kehakiman. 2009 Bandung:
Alfabeta.
Sari SP, Sugiyanto Z. TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN
INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM
DARI ASPEK TEORI HUKUM KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO
SEMARANG TAHUN 2013. 2014.

PEMERIKSAAN USG
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Sebagai sarana pendukung Diagnostik Klinis


Proses pelaksanaan pemeriksaan USG
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
a. Persiapan
- Ada surat pengantar pemeriksaan USG
- Ada penderita yang diperiksa
- Ada alat/bahan yang diperlukan antara lain
o Meja pemeriksaan
o Kartu USG
o Ultrasound transmision gel
o Tissue
o Kandung kemih harus terisi penuh (kasus-kasus
tertentu)
b. Urutan kerja
- Baringkan pasien dengan posisi terlentang
- Oleskan ultrasound transmision gel merata pada abdomen
penderita
- Letakkan probe USG diatas simfisis pubis untuk menilai
kandung kemih kemudian digerakkan ke kanan, kiri, atas dan
bawah sesuai dengan daerah yang akan dilihat

Prosedur

Kasus ginekologi harus dinilai


o Besar uterus, posisi uterus
o Adneksa kanan dan kiri
o Cavum douglas

Kasus obstetri harus dinilai


o Jumlah janin, letak janin, kelainan janin
o Umur janin berdasarkan diameter biparietal dan panjang
femur
o Volume air ketuban
o Letak dan grade plasenta

Bersihkan abdomen pasien dari ultrasound gel


Lakukan pengambilan gambar kemudian ditempelkan pada
kartu USG
Jawaban USG dikembalikan ke poliklinik/dokter yang meminta

Bila dirasa perlu pada jawaban USG disertai saran-saran tindakan


selanjutnya
Unit Terkait
Dokumen Terkait
Daftar Pustaka

Rekam Medik, Informed consent

CAR. CAR Standard for Performing Diagnostic Obstetric Ultrasound


Examinations. 2010 Canadian Association of Radiologists.
UKAS. Guidelines For Professional Working Standards Ultrasound
Practice. 2008 United Kingdom Association of Sonographers.
SALOMON LJ, ALFIREVIC Z, BERGHELLA V, BILARDO C,
HERNANDEZ-ANDRADE E, JOHNSEN SL, KALACHE K, LEUNG K-Y,
MALINGER G, MUNOZ H, PREFUMO F, TOI A and LEE W. Practice
guidelines for performance of the routine mid-trimester fetal ultrasound

scan. Ultrasound Obstet Gynecol (2010).


Perinatal Services BC. Obstetrical Ultrasound Assessment Standards.
2012 Perinatal Services BC.
AIUM. Practice Guideline for the Performance of Obstetric Ultrasound
Examinations. 2013 the American Institute of Ultrasound in Medicine.
ACR. ACRACOGAIUMSRU PRACTICE PARAMETER FOR THE
PERFORMANCE OF OBSTETRICAL ULTRASOUND. 2014 American
College of Radiology.
AIUM. Practice Guideline for Documentation of an Ultrasound
Examination. 2014 the American Institute of Ultrasound in Medicine.

PEMASANGAN IUD
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Sebagai acuan pemasangan IUD


Tata cara melakukan pemasangan IUD
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
a. Persiapan
- Periksalah alat-alat sudah disiapkan dengan lengkap dan steril
- anamnesa
- Ada alat/bahan yang diperlukan antara lain
o Meja pemeriksaan
o IUD dan inserter
o Sarung tangan
o Duk lubang
o Spekulum
o Tenakulum
o Pinset
o Klem
o Sonde rahim
o gunting
b. Urutan kerja
- Baringkan dengan posisi terlentang
- Sterilkan daerah vulva lalu pasang duk steril
- Pasang spekulum
- Jepit portio dengan tenakulum
- Masukkan IUD ke dalam inserter lalu pasang
- Pegang tenakulum dengan tangan kiri
- Lepas tenakulum dan periksa apakah bekas jepitan pada portio
mengeluarkan darah
- Spekulum dilepas dan lakukan colok vagina untuk memastikan
bahwa seluruh IUD sudah masuk ke dalam rongga uterus
- Awasi keadaan umum pasien

Prosedur

Unit Terkait

Daftar Pustaka

WOMEN AND NEWBORN HEALTH SERVICE. CONTRACEPTION.


2013 King Edward Memorial Hospital.
Family Health Bureau Ministry of Health SRI LANKA. Guidelines for
service providers on IUD insertion & removal. 2009 Family Health
Bureau Ministry of Health SRI LANKA.
Johnson BA. Insertion and Removal of Intrauterine Devices. Am Fam
Physician 2005;71:95-102
Bluestone J, Chase R, Lu ER. Guideline for family planning service
program. 2006 USAID.
WHO, UNFPA, UNAIDS and FHI. The TCu380A Intrauterine
Contraceptive Device (IUD): Specification, Prequalification and
Guidelines for Procurement, 2010. World Health Organization, UNFPA,
UNAIDS and FHI, 2011.
FSRH. Intrauterine Contraception. 2014 Faculty of Sexual &
Reproductive Healthcare.

PEMASANGAN IMPLAN
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Pengertian

Sebagai acuan melakukan tindakan pemasangan implan

Tujuan

Tatacara melakukan tindakan pemasangan implan

Kebijakan

Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam

Prosedur

Alat dan bahan


- Meja periksa
- Penyangga lengan
- Sabun untuk mencuci tangan
- 2 kapsul implan dalam kemasan steril
- Kain penutup operasi steril
- DTT
- Sepasang sarung tangan steril
- Larutan antiseptik
- Anestesi lokal
- Spuit 3 cc
- Trokar no. 10 dengan pendorongnya
- Skalpel no. 11
- Pola terbuat dari plastik
- Plester luka
- Epinefrin bila syok
Tata cara
- Cuci tangan dengan sabun
- Pasang sarung tangan
- Baringkan pasien dimeja pemeriksaan
- Lakukan tindakan aseptik pada daerah pemasangan
- Tutup dengan duk steril
- Lakukan tindakan anestesi
- Buat insisi kecil menembus kulit sekitar 8 cm
- Siapkan tempat peralatan dan bahan
- Setiap kapsul dimasukkan lewat trokar khusus
- Luka insisi tidak perlu dijahit

Unit Terkait

Dokumen Terkait
1.

Rekam Medik, Informed consent

WOMEN AND NEWBORN HEALTH SERVICE. CONTRACEPTION. 2013


King Edward Memorial Hospital.
2. NICE. Guidelines: The effective and appropriate use of Long-acting
Daftar Pustaka
reversible contraception. 2012 NICE.
3. FSRH. Progestogen-only Implants. 2014 Faculty of Sexual & Reproductive
Healthcare.

HISTEREKTOMI
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Teknik persiapan dan pelaksanaan histerektomi
Untuk persiapan dan perencanaan yang optimal pada pasien histerektomi
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Persiapan Pre-Operatif:
1. Buat persetujuan tindakan medic (Informed consent)
2. Tetapkan indikasi operasi
3. Tentukan jenis operasi
4. Persiapkan tim operasi dan jadwal operasi
5. Cegah infeksi dan persiapan pasien, operator (penolong), peralatan
dan bahan
6. Persiapan pasien
a. Puasakan pasien lebih kurang 6 jam di ruang perawatan
b. Klisma pasien malam dan pagi hari sebelum operasi
c. Pasang infus ringer laktat atau larutan NaCl 0,5% (di ruang
perawatan)
d. Beri antibiotika profilaksis minimal 1 jam sebelum operasi
e. Premedikasi pasien dengan sulfas atropine 0,5 mg, IM, 45
menit sebelum operasi
f. Beri antasida (magnesium trisiklat) 20 ml, 30 menit sebelum
operasi
g. Ganti baju pasien dengan baju khusus untuk dipakai di ruang
tunggu yang disiapkan di ruang perawatan (inap). Langkah no.
6,7,8,9,10,11 dilakukan oleh petugas ruang perawatan dan
dokter anestesi yang telah ditunjuk
h. Periksa ulang kelengkapan pemeriksaan laboratorium yang
diperlukan seperti darah rutin, urin rutin, fungsi hati, fungsi
ginjal, gula darah, persediaan darah untuk transfuse dan
periksa kecocokan register darah
i. Gantu baju khusus untuk di kamar operasi sebelum masuk ke
kamar operasi
j. Masukkan pasien ke kamar operasi dan baringkan dalam
posisi tidur
k. Pasang folley kateter / urin bag setelah pemberian anestesi di
ruang operasi
7. Persiapan operator (Penolong)
a. Potong pendek kuku operator, pakai baju khusus kamar
operasi lengkap dengan topi, masker, kacamata (google/tabir
wajah) dan sandal/sepatu
b. Persiapkan alat-alat/instrument operasi termasuk alat suction
darah/cawan, oksigen, alat kauter oleh petugas kamar bedah
c. Cuci tangan (sesuai prosedur)
d. Pakai baju/jas operasi dan sarung tangan
Tindakan anestesi / operatif:
Tindakan Anestesi
1. Tindakan anestesi dilakukan oleh dokter anestesi (Induksi dan
anestesia)
Tindakan Operatif
Buka dinding perut / abdomen
2. Pada posisi pasien terlentang dan dalam keadaan sudah dinarkose,
lakukan tindakan aseptic dan antiseptic dengan povidon iodine pada
vagina, dinding abdomen mulai dari umbilicus (pusat) memutar ke
arah luar hingga processus xyphoideus dan sepertiga atas paha
3. Tutup tubuh pasien dengan kain (doek) steril 4-5 lembar atau

secukupnya kecuali lapangan operasi


4. Tanya petugas anestesi apakah operasi sudah bias dimulai, lakukan
test nyeri dengan menjepit kulit abdomen dengan pinset chirurgis dan
tanyakan kepada petugas apa alat suction dan cauter sudah siap
5. Lakukan sayatan mediana mulai dari 1 cm diatas simfisis dan 2,5 cm
diatas fundus uteri. Lakukan sayatan lapis demi lapis mulai dari cutis,
subcutis, fascia, fascia muskuler rektus abdominis dengan
menggunakan pisau dan perlebar dengan gunting. Kuakkan otot
secara tumpul dengan jari hingga tampak peritoneum, kemudian
gunting peritoneum kebawah dan keatas sehingga mencapai rongga
abdomen. Hemostasis perdarahan dengan kauter, evaluasi uterus dan
ovarium kiri dan kanan
6. Lindungi usus dengan memasukkan kassa basah lebar dan pasang
refaktor sehingga uterus dan organ sekitar dapat dipresentasikan
dengan jelas
a. Keluarkan ujung kassa dan dijepit dengan kocher ke kain
penutuh
b. Hitung jumlah kain kassa yang dipakai
Pisahkan Adnexa dari Uterus
1. Keluarkan uterus dari rongga abdomen
2. Fiksasi uterus dengan tenakulum gigi tiga atau 2 klem kocher panjang
(20 cm) kiri dan kanan atau dengan skrup mioma (cork screw doyen),
pada uterus miomatosa, dan pada uterus yang sangat besar atau
dengan benang sutera (zyde)
3. Klem ligamentum rotundum kiri dan kanan dengan 2 klem kocher
bengkok (klem oschner) kemudian dipotong diantaranya dengan
gunting lalu ikat dengan benang kromik ukuran 0 atau 2-0 atau vicryl
no.0 dan benang digunting panjang, klem bagian ujungnya dengan
klem kecil
4. Gunting lamina anterior ligamentum latum kiri dan kanan yang terbuka
dari tempat pemotongan menuju kebawah dan medial kearah segmen
bawah rahim
5. Melalui lobang tersebut, tuba fallopii, ligamentum ovarii proprium serta
pembuluh darah ovarium klem dengan 2 klem kocher bengkok dan
dipotong diantaranya dengan gunting
6. Ikat punting lateral dengan benang kromik no.0 atau 2-0 atau benang
vikril no.0, gunting benang panjang dan bagian ujung di klem dengan
klem keil
7. Ikat punting medial dengan benang sutera dan jepit ujung benang
dengan klem untuk mengangkat uterus
8. Potong laminta posterior ligamentum latum kebawah dengan gunting
dekat dengan uterus menuju kearah ligamentum cardinal, klem dan
ikat setiap perdarahan yang terjadi atau gunakan kauter
Bebaskan Kandung Kemih
1. Buka pilika vesiko uterine diantara kedua ujung sayatan ligamentum
latum dengan gunting atau dengan pinset angkat plica vesiko uterine
tepat diatas verteks esiko uterine, gunting kearah lateral kiri dan kanan
2. Bebaskan kandung kemih serta peritoneum dari segmen bawah rahim
secara tumpul kearah kaudal menggunakan jari yang dibungkus
dengan kain kassa atau dengan kassa bulat kecil yang dijepit dengan
klem. Bebaskan kandung kemih ke lateral dan kebawah sejauh kirakira 2 cm dibawah serviks untuk mencegah terpotongnya kandung
kemih dan ureter. Lakukan test Richardson apakah deseksi sudah
cukup, yaitu dengan 2 jari telunjuk tengah kiri dan kanan dorong kea
rah bawah serviks sehingga kedua ujung jari saling bertemu dan
serviks uteri berada diatas pertemuan kedua jari telunjuk tersebut
Identifikasi dan Mengikat Pembuluh Darah Uterus
1. Perlihatkan pinggir uterus dengan mengelevasi uterus ke sisi
berlawanan
2. Teruskan pengupasan dengan gunting sampai arteri uterine terlihat
setinggi ostium uteri internum
3. Klem pembuluh darah (arteri uterine) kiri dan kanan dengan 2 klem
kocher lurus dekat dengan uterus, kemudian potong diantaranya dan
pembuluh darah puntung lateral diikat dengan kromik 0 atau 2-0 atau
vikril no.0
4. Ikat puntung medial (kearah uterus) dengan benang sutera dan
lepaskan klem
5. Klem ligamentum kardinale dengan 2 klem kocher lurus dekat dengan
srviks, diinsisi diantaranya dan diikat
6. Lakukan tindakan yang sama terus kebawah sampai forniks lateral
dari vagina tercapai
7. Klem, gunting dan ikat pembuluh darah ramus desendens arteri
uterine
Bebaskan Peritoneum Belakang dan Serviks dari Vagina

1. Insisi lamina posterior ligamentum latum sampai kepangkal


ligamentum sakro uterina terus kebelakang serviks di kavum douglas
2. Bebaskan peritoneum belakang dari serviks dan forniks posterior
vagina dengan menggunakan gunting Metzenbaum
3. Klem dan potong ligamentum sakro uterine kiri dan kanan, lalu ikat
dengan benang kromik no.0 atau 2-0
4. Deseksi sampai ruang rekto vaginal terbuka
5. Lindungi vesiko uterine dengan menarik retraktor kearah caudal atau
dengan bantuan spatula doyen, fornik lateral vagina kiri dan kanan
diklem dengan 2 klem kocher bengkok atau klem 90 derajat. Uterus
dipancung setinggi puncak vagina dengan melakukan insisi kearah
medial dan cranial dari klem dan dibawah serviks uteri sampai seluruh
uterus dan serviks dapat diangkat. Alternatif lain adalah dengan
membuka lumen vagina depan dengan menginsisi,lalu forniks vagina
disirkumsisi sepanjang pinggir portio, lalu pegang tepi luka yang
terpapar dengan 2 klem kocher panjang (20cm)
6. Ikat forniks vagina lateralis kiri dan kanan dengan benang kromik no.0
atau 2-0 atau vicryl no.1 dan jahit ke puntung ligamentum kardinale,
sakro uterine kiri dan kanan kemudian benang digunting panjang dan
klem ujungnya
Menutup Puntung Vagina dan Peritoneum
1. Lakukan jahitan angka 8 (figure eight) atau lakukan hemostasis
dengan jahitan jelujur terkunci (running lock stitch) dari seluruh dinding
vagina tanpa menutup puntung vagina, penjahitan dapat memakai
benang kromik no.1 atau vicryl no.1
2. Satukan/Ikat ligamentum rotundum kiri dan kanan ke fornik vagina
lateral kiri dan kanan, lakukan reperitonealisasi dengan menjahit
jelujur dari peritoneum mulai puntung tuba, ligamentum rotundum
forniks lateralis atau dengan jahitan simple suture dengan benang cat
gut no.3-0 sehingga peritoneum menutupi semua puntung tersebut
Menutup Dinding Perut
1. Keluarkan kain kasa basah dari cavum abdomen. Buka retractor
abdomen, dan bersihkan sisa-sisa darah yang ada serta pastikan tidak
ada lagi perdarahan aktif. Hitung kembali jumlah kain kasa yang
dikeluarkan
2. Jahit kembali dinding abdomen lapis demi lapis (all layer) dari
peritoneum sampai sub kutis; peritoneum dengan benang plain cat gut
no.3-0 secara jelujur. Otot dengan jahitan simple suture no-0.0 fascia
dijahit secara jelujur dengan vicryl no.1. Sub cutis dijahit dengan
simple suture dengan kromik no.2-0. Aproksimasi kulit dengan jahitn
subcutikuler dengan benang vicryl no.3/0
3. Tutup luka operasi dengan kasa yang dibasahi dengan povidon iodine
4. Angkat kain penutup abdomen dengan hati-hati tanpa menyentuk kain
kasa
5. Bersihkan bagian badan yang terkena darah dan bersihkan vagina
dengan kasa basah dan povidon iodine dengan jari operator
6. Cuci tangan paska tindakan
Unit terkait

Laboratorium, Instalasi Pelayanan

Daftar Pustaka

SOGC. HYSTERECTOMY. Journal of Obstetrics and Gynaecology


Canada No. 109, January 2002.
Kovac SR. Evidence-Based Hysterectomy. Gynecol Obstet 2013, 3:1.
NHS. ABDOMINAL HYSTERECTOMY. NHS Oxford Radcliffe Hospital
2010.
TUFTS Health Plan. Medical Necessity Guidelines: Hysterectomy,
Certain Elective. 2014 Tufts Health Plan Network Health Commercial
Plans.

SEKSIO SESARIA
No. Dokumen
SPO/476/XII/2015

No Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT TK.II


ISKANDAR MUDA
JL. T. HAMZAH BENDAHARA
NO.1 B. ACEH
TELP : 0651-24712
FAX : 0651 22550

SPO
( STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL )

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Tanggal Terbit :
30 Desember 2015

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk. II Iskandar
Muda

dr. Isprijadi, Sp.OG


Kolonel Ckm NRP 32508
Teknik persiapan dan pelaksanaan seksio sesaria
Untuk persiapan dan perencanaan yang optimal pada pasien seksio sesaria
Sk rumahsakit No.SK/142/XII/2015 tentang pelayanan ponek 24 jam
Persiapan Pre-Operatif:
1. Buat persetujuan tindakan medic (Informed consent)
2. Tetapkan indikasi operasi
3. Tentukan jenis operasi
4. Persiapkan tim operasi dan jadwal operasi
5. Cegah infeksi dan persiapan pasien, operator (penolong), peralatan
dan bahan
6. Persiapan pasien
a. Puasakan pasien lebih kurang 6 jam di ruang perawatan
b. Klisma pasien malam dan pagi hari sebelum operasi
c. Pasang infus ringer laktat atau larutan NaCl 0,5% (di ruang
perawatan)
d. Beri antibiotika profilaksis minimal 1 jam sebelum operasi
e. Premedikasi pasien dengan sulfas atropine 0,5 mg, IM, 45
menit sebelum operasi
f. Beri antasida (magnesium trisiklat) 20 ml, 30 menit sebelum
operasi
g. Ganti baju pasien dengan baju khusus untuk dipakai di ruang
tunggu yang disiapkan di ruang perawatan (inap). Langkah no.
6,7,8,9,10,11 dilakukan oleh petugas ruang perawatan dan
dokter anestesi yang telah ditunjuk
h. Periksa ulang kelengkapan pemeriksaan laboratorium yang
diperlukan seperti darah rutin, urin rutin, fungsi hati, fungsi
ginjal, gula darah, persediaan darah untuk transfuse dan
periksa kecocokan register darah
i. Gantu baju khusus untuk di kamar operasi sebelum masuk ke
kamar operasi
j. Masukkan pasien ke kamar operasi dan baringkan dalam
posisi tidur
7. Persiapan operator (Penolong)
a. Pakai baju khusus kamar operasi lengkap dengan topi,
masker, kacamata (google/tabir wajah) dan sandal/sepatu
b. Persiapkan alat-alat/instrument operasi termasuk alat suction
darah/cawan, oksigen, alat kauter dsb
c. Persiapkan obat-obatan yang diperlukan durante operatif,
seperti Oxytocin, methyl ergometrine, asam tranexamat, dll
d. Cuci tangan (sesuai prosedur)
e. Pakai baju/jas operasi dan sarung tangan
Tindakan anestesi / operatif:
Tindakan Anestesi
1. Tindakan anestesi dilakukan oleh dokter anestesi
2. Lakukan induksi dan anesthesia regional atau general
Tindakan Operatif
Buka dinding perut / abdomen
1. Pada posisi pasien terlentang dan dalam keadaan sudah
dinarkose, lakukan tindakan aseptic dan antiseptic dengan
povidon iodine pada vagina, dinding abdomen mulai dari umbilicus
(pusat) memutar ke arah luar hingga processus xyphoideus dan
sepertiga atas paha
2. Pasang kain (doek steril) penutup 4-5 lembar sesuai dengan

kebutuhan, kecuali lapangan operasi


3. Tanya petugas anestesi apakah operasi sudah bias dimulai,
lakukan test nyeri dengan menjepit kulit abdomen dengan pinset
chirurgis
4. Insisi dinding abdomen lapis demi lapis mulai cutis, sub cutis
dengan pisau, insisi mediana 1-2 jari diatas symphysis, 1-2 jari
dibawah pusat, atau insisi pfanenstial pada pelvik line
5. Perdalam sayatan sampai fascia musculus rectus abdominus,
kuakkan otot secara tumpul, gunting fascia dan peritoneum
parietale kebawah dan keatas atau kekiri dan kekanan pada insisi
pfanensteil sampai ke cavum abdomen hingga tampak uterus
gravidarum
6. Observasi kondisi ataupun kelainan pada uterus, adnexa dan
parametrium dengan menarik dinding abdomen ke kiri dan ke
kanan
7. Angkat dinding perut dengan tangan diselipkan kain kasa lebar
basah melingkupi sisi uterus gravidus untuk menampilkan dinding
depan uterus dan menyisihkan usus, ovarium, tuba dan organ intra
abdomen lainnya. Keluarkan dan jepit ujung kain kasa dengan
kocher ke kain penutup kemudian pasang blass hak, hitung kain
kasa yang dimasukkan
8. Angkat plica vesiko uterine dengan pinset digunting ke kanan dan
ke kiri, pisahkan kemudian insisi segment bawah Rahim secara
konkaf atau segmen bawah Rahim langsung insisi tanpa
memisahkan peritoneum blass. Kemudian insisi ditembus dengan
jari, lalu pecahkan selapu kettuban dan hisap cairan ketuban yang
keluar
9. Lahirkan janin dengan meluksir atau menarik kepala dengan
tangan atau cup vakum silicon pada presentasi kepala, atau tarik
bokong dengan mengait bokong dengan 2 jari pada letak bokong
atau tarik kaki pada letak lintang. Apabila melakukan ekstraksi
vakum, posisikan kepala janin untuk memasang cup vakum pada
ubun-ubun kecil lalu menurunkan tekanan negative vakum (-0.6
kg/cm2), lakukan traksi untuk mengeluarkan kepala, kepala lahir,
cup vakum dilepas, bersihkan dengan kasa basah, kemudian
lahirkan seluruh badan dengan cara sesuai dengan presentasi dan
letak janin
10. Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 10-15 cm dari umbilicus
dan gunting diantaranya. Serahkan bayi kepada dokter anak untuk
perawatan selanjutnya
11. Lahirkan plasenta dengan melepasnya secara manusia dari
tempat implantasi kemudian tarik tali pusat dengan sedikit
menekan fundus
12. Insisi tepi luka pada segmen bawah Rahim, jepit dengan klem
fenster terutama pada kedua ujung luka sayatan
13. Lakukan eksplorasi ke dalam cavum uteri dengan kasa dengan
menggunakan 2-3 jari operator yang dibalut dengan kasa terbuka,
pastikan tidak ada bagian plasenta yang tertinggal
14. Lakukan jahitan hemostasis dengan simpul 8 (figure of eight) pada
kedua ujung sayatan uterus dengan menggunakan benang
polyglycolic acid (PGA) atau chromic catgut no.0/1/0 dilanjutkan
dengan penjahitan segmen bawah Rahim secara jelujur terkunci
15. Lakukan reperitonisasi berupa over lapping flap secara continuous
suture dengan catgut no.2/0 pada peritoneum blass
16. Pastikan tidak adanya perdarahan dengan mengevaluasi ulang
luka
17. Keluarkan kasa-kasa basah, bersihkan rongga abdomen dan
periksa ulang untuk meyakinkan tidak adanya perdarahan dari
tempat jahitan atau tempat lain, hitung kain kasa yang dikeluarkan
evaluasi kedua adnexa
18. Jahit lapis demi lapis (all layer) dinding abdomen mulai dari
peritoneum sampai sub kutis, peritoneum parietale dengan catgut
atau PGA no.3/0 secara continue suture (door loopen)
19. Jahit otot secara interrupted suture atau secara door loopen,
dengan kromik no.2-0 atau PGA 2/0
20. Jepit fascia abdominalis pada ujung proksimal dan distal sayatan
dengan kocher dan jahit hingga sub cutis dengan PGA (dexon
no.1), sub cutis dengan kromik 2-0 atau dengan PGA no. 3/0
secara interrupted suture
21. Jahit cutis dengan nylon atau PGA secara subcutikuler dengan
PBA no 3/0 dl
22. Tutup luka operasi dengan kasa dan povidon iodin
23. Lepaskan kain penutup abdomen hati-hati tanpa menyentuh kasa
penutup luka operasi

24. Bersihkan vagina dari sisa sisa darah dan bekuan darah dengan
menggunakan 2-3 jari operator yang dibungkus kasa basah
25. Bersihkan daerah vulva sampai paha dari sisa-sisa darah atau
cairan tubuh
26. Dekontaminasi
27. Cuci tangan paska operasi
Perawatan Paska Bedah:
1. Periksa tekanan darah, frekuensi nadi pernafasan, ukur jumlah
urin yang tertampung dikantong urin. Perika / ukur jumlah
perdarahan selama operasi
2. Buat laporan operasi dan cantumkan hasil pemeriksaan diatas
pada lembar laporan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai
APGAR dan kondisi bayi saat lahir, lembar operasi ditandatangani
oleh operator
3. Buat instruksi perawatan yang meliputi:
a. Jadwal pemeriksaan tekanan darah, frekuensi nadi dan nafas
b. Jadwal pengukuran jumlah urin
c. Berikan instruksi dengan jelas, singkat dan terinci, bila dijumpai
adanya penyimpangan ad.1 dan 2
d. Perdarahan pada kala IV
4. Tuliskan instruksi pengobatan dengan jelas dan singkat, terinci
yang mencakup nama obat, dosis, cara pemberian dan waktu/jam
pemberian
Unit terkait

Laboratorium, Instalasi Pelayanan

Daftar Pustaka

National Collaborating Centre for Womens and Childrens Health.


Caesarean section.2011 Royal College of Obstetricians and
Gynaecologists.
NHS. CLINICAL GUIDELINE FOR EMERGENCY CAESAREAN
SECTION. 2012 NHS Royal Cornwall Hospital.
WOMEN AND NEWBORN HEALTH SERVICE. CAESAREAN
BIRTH: MATERNAL ASSISTED. 2014 King Edward Memorial
Hospital.

Anda mungkin juga menyukai