Anda di halaman 1dari 5

POLRI DAERAH JAWA BARAT

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG

ABORTUS
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan Sebagai batasan digunakan
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram.

1. Abortus komplit
Seluruh hasil konsepsi telah ke luar dari kavum uteri
2. Abortus inkomplit
Sebagian hasil konsepsi telah ke luar dari kavum uteri dan
masih ada yang tertinggal.
3. Abortus insipiens
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan
serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka,
akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri.
4. Abortus iminens
1. Pengertian (Definisi)
Abortus tingkat permulaan, ditandai perdarahan per
vaginam ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi
masih baik dalam kandungan.
5. Missed abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah
meninggal dalam kandungan, dan hasil konsepsi
seluruhnya masih tertahan dalam kandungan.
6. Abortus habitualis
Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut atau
lebih.
7. Abortus septic
Abortus yang disertai demam > 38 C, takikardia,
lekositosis, dan fluor berbau. Biasanya menyertai abortus
provokatus (unsafe abortion)

1
1. Terlambat haid kurang dari 20 Minggu.
2. Perdarahan per vaginam, mungkin disertai jaringan hasil
2. Anamnesis konsepsi.
3. Rasa sakit (kram perut) di daerah atas simfisis.
1. Pemeriksaan tanda vital
a. Pernapasan
b. Nadi
c. Suhu : Normal, kecuali pada Abortus septik( suhu 39 40
3. Pemeriksaan Fisik derajat Celcius)
d. Tekanan darah
2. Tanda tanda lain
a. Perdarahan dari jalan lahir
b. Tanda shock : akral dingin

Abortus Komplet
Keluarnya semua hasil konsepsi, Diagnosis dapat
dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat
dinyatakan bahwa semuanya dapat ke luar dengan lengkap.

Abortus Inkomplet
1. Kanalis servikalis terbuka, jaringan dapat diraba dalam
kavum uteri (kadang kadang sudah menonjol dari ostium
uteri eksternum).
2. Perdarahan dapat banyak sekali sehingga menyebabkan
4. Kriteria diagnosis syok. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil
konsepsi dikeluarkan.

Abortus Insipiens
Dilatasi serviks uteri yang meningkat, hasil konsepsi masih
dalam uterus, mules biasanya lebih sering dan kuat.
Abortus Iminens
1. Perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules
sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar sebesar usia
kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan
positif.

2
Pada beberapa wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit
pada saat haid yang semestinya datang jika terjadi
pembuahan. Hal ini disebabkan oleh penembusan villi
koriales ke dalam desidua, pada saat implantasi ovum.
Perdarahan implantasi biasanya sedikit, warnanya merah dan
cepat berhenti, tidak disertai mulas.
Abortus Komplet
Abortus Inkomplet
5. Diagnosis Kerja Abortus Insipiens
Abortus Iminens
Missed Abortion
1. Missed abortion
6. Diagnosis Banding 2. Kehamilan ektopik terganggu
3. Mola hidatidosa
1. Abortus komplet
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila
menderita anemia ringan perlu diberikan sulfas ferosus dan
dianjurkan supaya makan makanan yang mengandung
banyak protein, vitamin dan mineral.
2. Abortus inkomplet
Disertai syok karena perdarahan, segera infus intravena
cairan NaCI fisiologis atau cairan ringer yang selekas
mungkin ditransfusi dengan darah. Setelah syok diatasi
atau bersamaan dengan penanganan syok, dilakukan
7. Tata Laksana
kerokan. Disuntikkan intramuskuler ergometrin untuk
mempertahankan kontraksi otot uterus (setelah kuretase).
Obat pulang :
a. Hematinik
b. Ergometrin
c. Antibiotik
d. Analgetik
3. Abortus insipiens
Dengan kehamilan kurang dari 12 minggu, disertai
dengan perdarahan, pengosongan uterus dengan segera

3
(pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan
kuret vakum atau dengan cunam ovum, disusul dengan
kerokan). Obat pulang: sama dengan abortus inkomplitus

4. Abortus iminens
a. Istirahat baring, tidur berbaring merupakan unsur
penting dalam pengobatan, karena cara ini
menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus
dan berkurangnya rangsangan mekanis.
b. Progesteron tablet / ovula / parenteral
c. Antiprostaglandin
d. Trombolitik (bila diduga ada kelainan pembekuan darah)
e. Antibiotic oral, ovula, atau parenteral
5. Missed abortion
Penanganan sama dengan abortus inkomplit, tapi umumnya
harus dilakukan dilatase serviks terlebih dahulu.
Peringatan : tindakan kuretase pada missed abortion tidak
jarang menghadapi kesulitan karena plasenta melekat erat
pada dinding uterus. Untuk itu perlu hati-hati.
Obat pulang: sama dengan abortus inkomplit.
6. Abortus septik
a. Rawat
b. Pemberian cairan cukup / rehidrasi secara parenteral
c. Antibiotik spectrum luas (triple drugs): penisilin/
amoksisilin
metronidazole gentamisin, ceftriaxone gentamisin.
d. Antibiotika diberikan minimal s/d 24 jam bebas demam.
e. Kuretase dilakukan setelah mendapat antibiotika,
paling tidak 6 jam, kecuali perdarahan banyak.
Kultur pus.
g. Pencucian uterus dengan saline dan atau H2O2 2%

4
h. ATS / TT (bila diperlukan)
i. Uterotonik
Bila diperkirakan uterus menjadi sumber kuman utama
maka dapat dipertimbangkan dilakukan histerektomi.
1. Umumnya setelah tindakan kuretase pasien abortus dapat
segera pulang ke rumah (Day care). Kecuali bila ada
komplikasi seperti perdarahan banyak, yang menyebabkan
9. Lama rawat
anemia berat atau infeksi, atau bila diduga terjadi perforasi.
2. Rawat inap dilakukan untuk mengatasi anemia berat atau
mengobati infeksi
1. Abstinensia
10. Edukasi 2. Jaga kebersihan organ intim
3. Penundaan kehamilan setelah abortus, minimal 3 bulan.
Ad vitam : Dubia ad bonam
11. Prognosis Ad sanam : ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
12. Tingkat Evidens I/II

13. Tingkat Rekomendasi A/B

14. Penelaah Kritis dr. Herman Budi Santoso, Sp.OG


1. Tanda-tanda vital stabil baik
15. Indikator (Outcome)
2. Tidak ada tanda-tanda perdarahan

16. Kepustakaan

Anda mungkin juga menyukai