Tujuan Pembicaraan
• Epidemiologi
• Ciri Ibu “Mati”
• Perdarahan postpartum
Staf Fetomaternal, Departemen Obstetri & Ginekologi FKUI/RSUPN
Cipto Mangunkusumo • Preeklampsia
Fasilitator
Pelatih/
Master
Anggota
PokJa
Peserta • Pendekatan Tim
International
Pelatih Basic
Advanced
Labour And
Trainer
Jaringan
Pelatih
Resusitasi
HIV/AIDS &
Pelatih
Course
Sexual
• Deteksi dini
Surgical Skill Risk Nasiona PMTCT
•
Neonatus Reproductive
POGI, tahun
2004‐
Management
(ALARM)
Pelatihan
Klinik‐
Perinasia,
Kementerian
Kesehatan
Health and Rujukan
tahun 2004‐ Right,
sekarang. POGI, tahun Kesehatan Republik
2005‐ Reproduksi,
sekarang.
Indonesia,
Swedia,
Pebruari • Simulasi
sekarang tahun 2005‐ tahun 2007‐
2009
sekarang. sekarang.
• Kesimpulan
Sumber: Riskesdas 2013,Badan Litbangkes
22/11/2017
Abortus
5%
Infeksi
12%
Pre/Eklampsia
25%
Sumber: Riskesdas 2013,Badan Litbangkes
Waktu Kritis Maternal dan Neonatal
Kematian Maternal Prakiraan Waktu menuju Kematian untuk
• Sebagian besar kematian maternal terjadi pada trimester ketiga dan satu Kasus Kegawatdaruratan Obstetri
minggu pasca persalinan.
• Dari penelitian di Matlab Bangladesh didapatkan lebih dari separuh kematian
maternal terjadi dalam minggu pertama setelah persalinan (gambar 1 dan 2). Penyebab Waktu
2, 4
Perdarahan Postpartum 2 jam
Perdarahan Antepartum 12 jam
Ruptur Uteri 1 hari
Eklampsia/PEB 2 hari
Persalinan Macet 3 hari
Infeksi 6 hari
Briley A, Bewley S. Management of obstetric hemorrhage: obstetric management. In: Briley A, Bewley S, editors. The Obstetric Hematology Manual.
Cambridge: Cambridge University Press; 2010. p. 151‐58.
Kematian Ibu
Qomariyah SN, Bell JS, Pambudi ES, Anggondowati T, Latief K, Achadi EL, et al. A practical approach to identifying maternal Carine Ronsmans, Wendy J Graham, on behalf of The Lancet Maternal Survival Series steering group. Maternal Survival 1; Maternal mortality:
deaths missed from routine hospital reports: lessons from Indonesia: Global Health Action2009 who, when, where, and why. Lancet 2006; 368: 1189–200.
*Maternal Mortality……….
2012
Nas NTT 2011 Δ
(Tw 1‐3)
Persalinan 1481 1346
Jumlah Kelahiran 2457 1761
Kelahiran rata‐rata/bulan 204 195 ‐9
Jumlah Kematian Ibu 13 9
MMR RSUD Ruteng (per 100.000) 228 306 529 511 ‐3,4%
Jumlah Kematian Perinatal 191 57 ‐70%
PMR RSUD Ruteng (per 1.000) 36 57 77 31 ‐59%
PMR Kab. Manggarai (per 1.000) 36 57
Sectio Cesarea 389 594 6,63%
SC Rate 26,27% 33,7%
22/11/2017
MW=midwife. MA=midwifeassistant
Marge Koblinsky, Zoë Matthews, Julia Hussein, Dileep Mavalankar, Malay K Mridha, Iqbal Anwar,
Endang Achadi, Sam Adjei, P Padmanabhan, Wim van Lerberghe, on behalf of The Lancet Maternal
Survival Series steering group. Going to scale with professional skilled care. Lancet 2006; 368: 1377–86.
22/11/2017
Pelayanan Maternal, Persalinan dan Neonatus
oleh Tenaga Kesehatan Terlatih
Kebijakan
Perlengkapan (Otoritas Kesehatan) Logistik
RS RS
Rujukan Rujukan PONEK
Daerah Pusat
Tenaga
Kesehatan PONED
Terlatih
Aliran darah di Uterus pada berbagai
Konsep Pencegahan Kematian Ibu
fase Kehamilan
Hytten F, Chamberlain G: Clinical Physiology in Obstetrics. Boston, Blackwell Scientific Publications, 1980
50
0 (Waktu)
Kompensasi Dekompensasi Irreversibel
Fase Syok
22/11/2017
Syok
Pengaruh Terapi Cairan pada Perfusi Jaringan dan Organ Kristaloid vs Koloid Sebagai Cairan Pengganti
Fungsi Otak Kristaloid Koloid
Perfusi (Kontrol Tubuh) Fungsi Paru‐paru
Merembes ke komponen
(Penyediaan O2)
Jaringan ekstraselular Tetap berada di komponen
Mengurangi peningkatan cairan intravaskular
paru volume yang diperlukan
Meningkatkan fungsi organ lebih sedikit
Manfaat
Cairan Infus setelah operasi Meningkatkan transpor
Reaksi anafilaktik minimal oksigen ke jaringan,
Kemungkinan dapat kontraktilitas jantung dan
mengurangi angka kematian keluarannya
Terapi cairan Lebih murah
Predisposisi untuk terjadinya
Resiko Mahal
edema pulmonal
Fungsi Ginjal
Fungsi Jantung Fungsi Hepar
(Diuresis)
(cardiac output) (metabolisme) Choi et al 1999.
Prakiraan Volume darah Dewasa (70mL/kgBB) Hamil (100 mL/kgBB) Penyebab Perdarahan Postpartum :
Prakiraan Persentasi
Klasifikasi
Perdarahan (ml) Perdarahan (%)
Tanda dan Gejala Klinis Action
4 T
0 (normal) < 500 < 10 Tidak ada
Perkiraan
Garis Waspada
4 T Penyebab
1 500–1000 < 15 Minimal
Perlu pengawasan ketat dan
Terapi cairan infus
insiden (%)
Garis Bertindak
↑ pulse rate
Tonus Uterus atoni 70
2 1200–1500 20–25 Nadi halus
Terapi cairan infus dan
↓ diuresis
uterotonika Laserasi, hematoma,
↑ prernapasan Trauma 20
hipotensi postural uterus inversi, ruptur uteri
hipotensi
takikardia Manajemen aktif dan
3 1800–2100 30–35
akral dingin agresif Sisa plasenta, plasenta
takipnu Tissue 10
Manajemen aktik kritikal
akreta
4 > 2400 > 40 Syok (risiko 50% mortalitas bila
tidak ditatalaksana aktif)
Thrombin Koagulopati 1
Benedetti T. Obstetric haemorrhage. In Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL, eds. A Pocket Companion to Obstetrics, 4th edn. New York: Churchill Livingstone,
2002:Ch 17. In: B‐Lynch C, Keith LG, Lalonde AB, Karoshi M, editors. A Textbook Of Postpartum Hemorrhage‐A comprehensive guide to evaluation,
management and surgical intervention. Dumfriesshire: Sapiens Publishing; 2007. p. 35‐44. Anderson JM, Etches D. Prevention and Management of Postpartum Hemorrhage. Am Fam Physician. 2007;75:875‐82.
22/11/2017
Oxytocin segera setelah bayi lahir
Tarikan tali pusat terkendali
Manajemen Aktif Kala 3 Masase rahim pasca kelahiran plasenta
Risiko perdarahan
TD turun
Perdarahan > 500 ml
Perdarahan post partum
Tata Laksana
Mengatasi Perdarahan Hebat
Nadi meningkat
Resusitasi cairan, Transfusi,
siapkan operasi, pasang tampon
Anderson JM, Etches D. Prevention and Management of Postpartum Hemorrhage. Am Fam Physician. 2007;75:875‐82.
Singkatan HAEMOSTASIS AIRWAY
Singkatan
Help. Ask for Help (Aktivasi kode biru, Tim Respons
H
Cepat)
Akses intravena, penilaian perdarahan dan resusitasi Langkah
A
cairan awal
E Etiologi cari (4 T), sedia darah
M Masase uterus
O Oksitosin Uterotonika Obat
Siap ke OK/Rujuk. Singkirkan sisa plasenta dan trauma.
S Konservatif
Kompresi bimanual , kompresi aorta abdominalis.
Non Bedah
T Tampon uterus kondom kateter
A Aplikasi kompresi uterus B‐Lynch ataupun modifikasi
Systemic pelvic devascularization : uterina, ovarika, Bedah
S
hipogastrika, tehnik Lasso‐Budiman Konservatif
I Intervensi radiologi intervensi embolisasi arteri uterina
Langkah
S Subtotal/total histerektomi
Akhir
Mishra N, Chandraharan E. Postpartum haemorrhage (PPH). In: Warren R, Arulkumaran S, editors. Best Practice in Labour and Delivery. Cambridge: Cambridge
University Press; 2009. p. 160‐70.
22/11/2017
H A E M O S T A S I S
Posisi Syok Tamponade ballon and uterine packing
ANGKAT
KEDUA
TUNGKAI
300 - 500 cc
darah dari kaki
pindah ke
sirkulasi sentral
Kompresi Bimanual
Menghentikan Perdarahan
Kondom intra uterin
B‐Lynch C. Conservative Surgical Management. In: B‐Lynch C, Keith LG, Lalonde AB, Karoshi M, editors. A Textbook Of Postpartum Hemorrhage‐A
comprehensive guide to evaluation, management and surgical intervention. Dumfriesshire: Sapiens Publishing; 2007. p. 287‐98
22/11/2017
Langkah‐langkah Kompresi Aorta
Abdominalis Pendekatan Tim
• Baringkan ibu di ranjang, penolong di sisi kanan pasien. Atur posisi penolong
sehingga pasien setinggi pinggul penolong.
• Tungkai diletakkan pada dasar yang rata (tidak menggunakan penopang kaki)
• Posisi dan tugas anggota tim
dengan sedikit fleksi pada artikulasio coxae.
• Raba pulsasi arteri femoralis pada lipat paha.
• Kepalkan tangan kiri dan tekankan punggung jari telunjuk hingga kelingking pada
umbilikus, tegak lurus searah ke arah kolumna vertebralis hingga terhenti pada
bagian tulang yang keras.
• Perhatikan pulsasi arteri femoralis dan perdarahan yang terjadi.
• Bila perdarahan berkurang atau berhenti, pertahankan posisi tersebut dan lakukan
pemijatan uterus (oleh asisten) hingga uterus berkontraksi dengan baik.
• Perhatikan:
Bila perdarahan berhenti sedangkan uterus tidak berkontraksi dengan baik.
dengan baik.
22/11/2017
Organisasi Tim → Pendekatan Tim
American Academy of Family Practitioners (AAFP) Advanced Life Support in Obstetrics. Syllabus Updates 2008.
www.aafp.org/online/en/home/cme/aafpcourses/clinicalcourses/also/syllabus.html. #Parsys0003 downloaded 21/05/2008. In : Briley A, Bewley S. Management of
obstetric hemorrhage: obstetric management. In: Briley A, Bewley S, editors. The Obstetric Hematology Manual. Cambridge: Cambridge University Press; 2010. p.
151-58.
Tugas Anggota Tim Respon Cepat
Kerjasama Tim Tugas Tujuan
Manajer Jalan Napas Mengelola ventilasi dan oksigenasi
(A) (#1) bila perlu intubasi
DeVita MA, Hillman K, Bellomo R, editors. Medical Emergency Teams Implementation and Outcome Measurement. Pittsburgh: Springer
Science+Business Media; 2006 p. 80‐90.
22/11/2017
Daftar tilik Perdarahan Postpartum
Aktivasi Kode Biru (Tim Respons Cepat)
Pemantauan
Characteristics of Effective Teams
Jalan Napas (Airway)
Denyut jantung/Nadi, Tekanan darah. Knowledge/Skills/ Attitudes Characteristics of the Team
Bebaskan jalan napas
Perfusi jaringan (oksimetri), CRT
Diuresis Leadership Roles are clear but not overly rigid.
Pertimbangkan CVP Team members believe that leaders care
Pernapasan (Breathing)
Inspeksi about them.
Jumlah perdarahan Backup behavior Members compensate for one another.
Periksa frekuensi pernapasan
Kontraksi uterus Members provide feedback to one
Oksigen
Plasenta dan selaput ketuban
Perineum
another.
Pengobatan Mutual performance monitoring Members understand one another’s roles.
Sirkulasi (Circulation)
Uterotonika (Oksitosin drip,
Berbaring rata atau setengah tengadah
methergin, misoprostol) Communication adaptability Members communicate often and
Pasang kateter vena ukuran besar 2 jalur.
Masase uterus anticipate one another.
Ambil spesimen darah untuk DPL, Sistem
Kompresi Bimanual
Pembekuan, Uji silang persiapan permintaan Mutual trust Members trust one another’s intentions.
Pertimbangkan Kondom Keteter
produk darah.
Pertimbangkan ke Kamar Operasi atau
Berikan 2 L kristaloid
Rujuk
Pertimbangan transfusi Donor Universal Adapted from Salas E, Sims DE, Klein C. Cooperation and teamwork at work. In Spielberger CD, editor. Encyclopedia of Applied Physiology.
Dokumentasi (Documentation)
San Diego, CA, Academic Press, 2004:499‐505. In : Chestnut's Obstetric Anesthesia‐ Principles and Practice, 4th Edition David H. Chestnut,
11 Patient Safety and Team Training, 211‐222
Kronologi waktu, obat, petugas yang terlibat dll.
Roles and goals of MET responders,
Preeklampsia
Pittsburgh methodology
Responder roles Skills/expertise
Treatment leader
Airway manager
• Management of acutely ill patients in ER, OR, or ICU
• Mask ventilation • Patofisiologi
• Endotracheal intubation
• Neurological assessment
• Administer medications (sedative, neuromuscular blocking agents)
• Faktor risiko
• Mask ventilation
• Tatalaksana
Airway assistance
Bedside assessment • Attain reliable intravenous access
• Delivery of medications
• Knowledge of allergies
• Obtain vital signs
Equipment manager (crash • Deploy medications and equipment
cart) • Run defibrillator
Circulatory support • Rapid assessment of the patient’s physical examination
• Mechanical circulatory support
• Place defibrillator pads
Data manager • Keep accurate recording of the events of the crisis
• Obtain key data from chart, caregivers
• Deliver data to treatment leader
Procedure physician • Check pulse, adequacy of chest compressions
• Perform procedures
DeVita MA, Hillman K, Bellomo R, editors. Medical Emergency Teams Implementation and Outcome Measurement. Pittsburgh: Springer Science+Business Media;
2006 p. 80‐90.
22/11/2017
Hipertensi
bukan
penyakit tapi
merupakan
reaksi tubuh
Implantasi
yang tak
sempurna
Hipertensi terjadi
sebagai
mekanisme
kompensasi
penuhi kebutuhan
Perkembangan Pre‐eklampsia
PREECLAMPSIA
Deteksi Dini Kegawatdaruratan
• Tanda dan gejala sebelum kematian
• NEWS/MEOWS
22/11/2017
Score 3 2 1 0 1 2 3
Pulse ≤ 40 41‐ 51‐100 101‐ 111‐ > 130
50 110 129
RR ≤ 8 9‐14 15‐20 21‐29 > 30
Temp ≤ 35.0 35.1‐ 37.3‐ ≥ 38
37.2 37.9
CNS Confused Alert
Respo Respo Unresp
nse to nse to onsive
Voice Pain
Systo BP ≤ 70 71‐80 81‐ 101‐199 ≥ 200
100
Wilson RM, Runciman WB, Gibberd RW, et al.The Quality in Australian Health Care Study. Med J Aust. 1995;163:458–471.In : Jones D, Bellomo R,
Goldsmith D. General Principles of Medical Emergency Teams. In: DeVita MA, Hillman K, Bellomo R, editors. Medical Emergency Teams Upadhyay K. Risk management and medicolegal issues related to postpartum haemorrhage. Best Practice & Research Clinical Obstetrics and
Implementation and Outcome Measurement. Pittsburgh: Springer Science+Business Media; 2006 p. 80‐90. Gynaecology 2008;22(6):1149‐69
Modified Early Obstetric Warning Scoring system (MEOWS)
Deteksi Dini Kegawatdaruratan Dewasa
3 2 1 0 1 2 3
Pernapasan/ <8 8 9‐17 18‐20 21‐29 >30
menit
Nadi/ menit <40 40‐50 51‐100 101‐110 111‐129 >130
Tekanan darah <70 71‐80 81‐100 101‐159 160‐199 200‐220 >220
Sistolik
Tingkat Coma Stupor Somnolen Compos Apatis Delirium
Kesadaran Mentis
Pathway for the management of abnormal Modified Early Obstetric
Warning Scoring system (MEOWS) scores Respon
• Respon terhadap hasil deteksi dini terbagi
atas 3 tingkatan yang telah disetujui secara
lokal.
Perawat pelaksana (PN) meningkatkan
Grup Skor frekuensi observasi dan memberi tanda
Rendah peringatan pada Perawat penanggung
jawab (PJ)
Segera memanggil tim (kepala jaga,
Grup Skor
dokter jaga) untuk melakukan
Sedang penilaian. Lapor DPJP
Aktivasi kode biru untuk memanggil tim
Grup Skor Tinggi dengan kompetensi kasus kritis
Upadhyay K. Risk management and medicolegal issues related to postpartum haemorrhage. Best Practice & Research Clinical Obstetrics and
Gynaecology 2008;22(6):1149‐69
22/11/2017
PJ
Singkatan HAEMOSTASIS
Aktivasi Kaji Ulang Singkatan
Merah Code Blue
DPJP Ruangan
Kontinu H
Help. Ask for Help (Aktivasi kode biru, Tim Respons
Perawat Cepat)
Akses intravena, penilaian perdarahan dan resusitasi Langkah
A
Perbaikan PJ Kaji Ulang cairan awal
Oranye Tatalaksana
DPJP
Ruangan tiap 1 jam E Etiologi cari (4 T), sedia darah
M Masase uterus
O Oksitosin Uterotonika Obat
Siap ke OK/Rujuk. Singkirkan sisa plasenta dan trauma.
PJ Kaji Ulang S Konservatif
Kompresi bimanual , kompresi aorta abdominalis. (video)
Kuning Asesmen ulang
Ruangan tiap 2 Jam T Tampon uterus kondom kateter (video)
Non Bedah
A Aplikasi kompresi uterus B‐Lynch ataupun modifikasi
Systemic pelvic devascularization : uterina, ovarika, Bedah
Kaji ulang S
hipogastrika, tehnik Lasso‐Budiman Konservatif
Hijau Pasien dalam keadaan stabil Setiap I Intervensi radiologi intervensi embolisasi arteri uterina
Shift Langkah
S Subtotal/total histerektomi
Akhir
Mishra N, Chandraharan E. Postpartum haemorrhage (PPH). In: Warren R, Arulkumaran S, editors. Best Practice in Labour and Delivery. Cambridge: Cambridge
University Press; 2009. p. 160‐70.
22/11/2017
Rujukan Indikasi dan Kontraindikasi
• Pengertian • Secara umum, rujukan dilakukan apabila
• Tatalaksana tenaga dan perlengkapan di suatu fasilitas
kesehatan tidak mampu menatalaksana
komplikasi yang mungkin terjadi.
• Dalam pelayanan kesehatan maternal dan
pernatal, terdapat dua alasan untuk merujuk
ibu hamil, yaitu
– ibu dan/atau
– janin yang dikandungnya.
Kendaraan
Adapun rujukan sebaiknya tidak dilakukan
• Kondisi ibu tidak stabil untuk dipindahkan
• Kondisi janin tidak stabil dan terancam untuk
terus memburuk
• Persalinan sudah akan terjadi
• Tidak ada tenaga kesehatan terampil yang
dapat menemani
• Kondisi cuaca atau modalitas transportasi
membahayakan • Kendaraan yang dipakai untuk merujuk ibu dalam rujukan tepat waktu harus
disesuaikan dengan medan dan kondisi lingkungan menuju tujuan rujukan.
• Berikut ini adalah contoh tampilan desain ambulans sederhana yang dapat
digunakan untuk merujuk ibu.
Perlengkapan
• Tenaga kesehatan terampil (Bidan) • Perlengkapan dan modalitas transportasi secara spesifik dibutuhkan
untuk melakukan rujukan tepat waktu (kasus kegawatdaruratan
obstetri). Pada dasarnya, perlengkapan yang digunakan untuk proses
• Alat rujukan ibu sebaiknya memiliki kriteria:
• Akurat
• Keluarga • Ringan, kecil, dan mudah dibawa
• Surat rujukan • Berkualitas dan berfungsi baik
• Permukaan kasar untuk menahan gerakan akibat percepatan dan
• Obat getaran
• Dapat diandalkan dalam keadaan cuaca ekstrim tanpa kehilangan
• Kendaraan / Transportasi akurasinya
• Bertahan dengan baik dalam perubahan tekanan jika digunakan
• Uang dalam pesawat terbang
• Mempunyai sumber listrik sendiri (baterai) tanpa mengganggu
sumber listrik kendaraan
22/11/2017
Format Simulasi PROMPT debriefing
1. Luangkan waktu untuk mengobrol dalam kelompok
tentang bagaimana perasaan Anda selama skenario
Lakukan (Do) Jangan (Don’t) berlangsung
Tetaplah dalam peranmu yang biasa Tancapkan jarum tajam ke pasien
Berkomunikasi dengan jelas dan Tekan tombol darurat yang
2. Tanyakan pada Pasien Simulasi bagaimana perasaannya
terarah sebenarnya
terhadap simulasi.
Periksa nadi, TD dll. Lakukan pemeriksaan vagina 3. Tanyakan kepada Tim Pelaksana bagaimana perasaan
Ambil dan kirim darah
Buat catatan. Gunakan formulir dan
yang sebenarnya! mereka (Tim Pelaksana) Dorong Penilaian diri (Ada
stiker yang dapat ditingkatkan?) area untuk perbaikan
Gunakan telepon, Kode biru darurat 4. Mintalah pengamat untuk memberi umpan balik positif
Gunakan troli emergensi, obat‐
obatan, pesan darah, cairan infus
(apa yang baik) mengenai daftar periksa tentang
dan tabung lab strategi kerja sama tim
5. Pengamatan: Kinerja Klinis dan Kinerja Kerjasama Tim
22/11/2017
Position Task Completion
(Performance improvement of role‐related tasks from the first through
the third sessions of a human‐simulator crisis team‐training program.)
DeVita MA, Hillman K, Bellomo R, editors. Medical Emergency Teams Implementation and Outcome Measurement. Pittsburgh: Springer Science+Business Media;
2006 p. 80‐90.
Kate J Kerber, Joseph E de Graft‐Johnson, Zulfi qar A Bhutta, Pius Okong, Ann Starrs, Joy E Lawn. Continuum of care for
maternal, newborn, and child health: from slogan to service delivery. Lancet 2007; 370: 1358–69
• Kontrasepsi
• IVA
•Kesehatan • ANC
Reproduksi • Nutrisi
• Deteksi dini
Remaja • Persiapan • ASI
•Imunisasi • Partograf
Laktasi • Deteksi dini neonatus
• Persiapan
• Promosi • Tumbuh Kembang
Laktasi
kontrasepsi • Pneumonia
• Promosi
• Kedaruratan • Defisiensi nutrisi
kontrasepsi
Obstetri
• Kedaruratan
• Deteksi dini
Obstetri
• Rujukan
Kate J Kerber, Joseph E de Graft‐Johnson, Zulfi qar A Bhutta, Pius Okong, Ann Starrs, Joy E Lawn. Continuum of care for maternal, newborn, and
child health: from slogan to service delivery. Lancet 2007; 370: 1358–69
22/11/2017