Anda di halaman 1dari 19

Makalah

DETEKSI MASALAH ANAK SD

Disusun Oleh :

SARAH RAHMADHANI 2011100023

Dosen Pembimbing :
Dr. Hambali, S.fil.i., M.Pd

PROGRAM STUDI PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SERAMBI MEKAH
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Deteksi Masalah Anak SD ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Deteksi Masalah Anak SD . Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana penanganan
permasalahan peserta didik atau siswa di SD.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Hambali S.fil.i., M.Pd
selaku dosen mata kuliah Deteksi Masalah Anak SD telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 18-Desember-2022

Sarah Rahmadhani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3


A. Jenis-jenis Masalah Anak SD ..................................................... 3
B. Faktor Penyebab Masalah Anak SD ........................................... 8
C. Cara Mengidentifikasi Masalah Anak SD .................................. 9
D. Langkah-Langkah Penanganan Masalah Anak SD..................... 11

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 16


A. Simpulan ..................................................................................... 16
B. Saran ........................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap murid khususnya di Sekolah Dasar memiliki perbedaan antara satu
dan lainnya, di samping persamaannya. Perbedaan menyangkut : kapasitas
intelektual, keterampilan, motivasi, persepsi, sikap, kemampuan, minat, latar
belakang kehidupan dalam keluarga, dll. Masalah yang menimpa seseorang bila
dibiarkan berkembang dan tidak segera dipecahkan dapat mengganggu kehidupan,
baik dirinya sendiri maupun oranglain. Sikap dan perilaku anak-anak yang
menyimpang karena adanya suatu masalah dapat juga mengganggu tugas-tugas
perkembangan anak pada fase berikutnya yaitu fase masa puber dan sebagai
akibatnya, anak akan mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan. Dalam
hal ini yang berkaitan dengan pendidikan, masalah tersebut disebabkan oleh
berbagai faktor. Ada faktor dari dalam diri (internal)dan faktor dari luar
(eksternal) yang dapat mengganggu anak didik atau siswa dalam mengembangkan
potensinya secara optimal. Setiap anak yang lahir ke dunia sangat rentan dengan
berbagai masalah. Masalah yang dihadapi anak, terutama anak usia dini dan usia
sekolah dasar, biasanya berkaitan dengan gangguan pada proses
perkembangannya.
Orangtua, guru,dan orang dewasa lainnya, pada umumnya sangat
memperhatikan perkembangan anak sejak lahir sampai menjadi dewasa dan
mandiri. Biasanya yang pertama kali diperhatikan adalah fisik dan kognitifnya.
Begitu anak lahir yang dilihat dan ditanyakan pertama kali adalah bagaimana
anaknya,normal,sehat,atau tidak. Kehidupan selanjutnya memasuki usia sekolah
dasar, orang tua dam masyarakat akan memusatkan perhatian pada pertumbuhan
dan perkembangan anak.
Perilaku bermasalah pada siswa yang pertama adalah harus menangani
adalah guru. Menurut UU guru dan dosen No. 14 Tahun 2005, guru adalah
pendidik profesional dengan tugas mendidik, mengajar, membimbing,

1
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menegah.
Masalah-masalah tersebut tidak selalu dapat diselesaikan dalam situasi
belajar mengajar di kelas, melainkan memerlukan pelayanan secara khusus oleh
guru di luar situasi proses pembelajaran. Peran dan fungsi serta tanggung jawab
guru di SD, selain mengajar juga perlu memperhatikan keragaman karakteristik
perilaku murid sebagai dasar penentuan jenis bantuan dan layanan dalam
bimbingan belajar, baik secara individual maupun kelompok.
Pada dasarnya setiap anak memiliki masalah-masakah emosional dan
penyesuaian sosial. Masalah itu tidak selamanya menimbulkan perilaku yang
bermasalah atau menyimpang yang kronis (Darwis,2006:44). Setelah mengetahui
perilaku bermasalah pada anak, guru dapat melakukan penanganan yang tepat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
penyusunan rumusan-rumusan masalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis masalah anak SD ?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan adanya masalah anak SD ?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi masalah anak SD ?
4. Bagaimana langkah penanganan masalah anak SD ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka penulis
menjelaskan tujuan-tujuan masalahnya sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis masalah anak SD
2. Untuk mengidentifikasi Faktor penyebab masalah anak SD
3. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi masalah anak SD, dan
4. Untuk mengetahui langkah penanganan masalah anak SD

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Masalah Anak SD


Masalah merupakan sesuatu atau persoalan yang harus diselesaikan atau
dipecahkan. Masalah yang menimpa seseorang bila dibiarkan berkembang dan
tidak segera dipecahkan dapat mengganggu kehidupan, baik dirinya sendiri
maupun oranglain. Sikap dan perilaku anak-anak yang menyimpang karena
adanya suatu masalah dapat juga mengganggu tugas-tugas perkembangan anak
pada fase berikutnya yaitu fase masa puber dan sebagai akibatnya, anak akan
mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan. Beberapa masalah yang
Beberapa masalah yang dialami oleh anak Sekolah Dasar:
1. Masalah emosi
Usia anak Sekolah Dasar merupakan peralihan dari masa anak-anak
menuju masa puber atau masa remaja. Pada tahap peralihan ini emosi anak
cenderung naik turun, anak belum dapat mengendalikan emosinya karena belum
sampai pada tahap kematangan emosi. Covey (2005) mengemukakan bahwa
kematangan emosi adalah kemampuan untuk mengekspresikan perasaan yang ada
dalam diri secara yakin dan berani, yang diimbangi dengan pertimbangan-
pertimbangan akan perasaan dan keyakinan akan individu lain. Sedangkan pada
masa anak-anak, pemikirannya masih bersifat konkret, belum dapat membedakan
baik dan buruk serta belum dapat mempertimbangkan perasaan dan keyakinan
oranglain. Semakin berkembang usia individu, maka diharapkan akan semakin
mampu melilhat segala sesuatunya secara objektif, mampu membedakan perasaan
dan kenyataan, serta bertindak atas dasar fakta daripada perasaan.
Contoh masalah emosi yang sering terjadi pada anak Sekolah Dasar antara
lain: gelisah, aktivitas berlebihan, tidak matang, takut, mudah marah, mudah
tersinggung, dan murung.
2. Masalah penyesuaian diri
Salah satu tugtas seorang anak Sekolah dasar adalah berhubungan dengan
penyesuaian sosial,karena pada usia sekolah dasar anak mulai belajar

3
menyesuaika diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri yang dibtuhkan oleh
anak sekolah Dasar antara lain : kebutuhan untuk berteman , bersosialisasi,
bertegur sapa bergabung dan hidup bersama dengan orang lain, bekerjasama dan
bercakap-cakap dengan orang lain, serta untuk mendapatkan afeksi dari orang
lain.
Untuk itulah maka sekolah harus ikut membantu tgas-tugas perkembangan
anak tersebut agar mereka tidak mengalami kesalahan dalam penyesuaian diri.
Melalui penyediaan sarana dan prasarana serta fasilitas pembinaan bakat dan
minat baik lewat kegiatan kurikuler maupun kokurikuler di sekolah, diharapkan
dapat mencegah dan mengatasi kesalahan pergaulan tersebut.
3. Masalah perilaku seksual
Pada masa sekolah dasar anak sudah mulai tertarik pada lawan jenis, mulai
bersifat romantis yang diikui oleh keinginan yang kuat untuk memperoleh
dukungan dan perhatian dari lawan jenis. Seharusnya mereka mencari atau
memperoleh informasi seksual yang benar, ooleh karen aitu dibutuhkan
pendidikan seksual secara dini di sekolah dasar. Yang perlu dipahami sebagai
orang tua atau pendidik adalah pendidikan seksualitas tidak pernah mengajarkan
anak tentang bagaimana cara melakukan hubungan seks, ataupun hal-hal lainnya
yang terkesan vulgar dan menjijikan.
Seksualitas itu sendiri membicarakan tentang totalitas ekspresi kita sebagai
laki-laki atau perempuan, apa yang kita percayai, kita pikirkan dan kita rasakan
tentang diri kita, bagaimana kita bereaksi terhadap lingkungan, bagaimana kita
menampilkan diri kita, bagaimana kita berbudaya dan bersosial, etika dan adab
pergaulan, yang kesemuanya tersebut akan mencirikan identitas kita. Pendidikan
seksualitas bagi anak akan menjadikannya mengerti benar hal-hal yang berkenaan
dengan dirinya, tubuhnya, fungsi dari bagian-bagian tubuhnya, serta bagaimana
menjaga diri dari hal-hal yang tidak diperkenankan. Pendidikan seksualitas juga
berguna dalam mempersiapkan anak memasuki masa pubernya, agar saatnya nanti
anak tidak lagi kaget, bingung, malu, dan cemas dalam menghadapi berbagai
perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan jiwa mereka.
Dengan diberikannya pendidikan seksualitas pada anak, seorang laki-laki

4
diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi laki-laki seutuhnya, begitu pula
dengan anak perempuan, diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi seorang
perempuan seutuhnya. Selain itu, diharapkan anak akan lebih mudah untuk
membentengi diri dari pengaruh-pengaruh lingkungan yang tidak baik.
Manfaat yang bisa dipetik dari pendidikan seksualitas pada anak antara
lain :
 Mengerti dan memahami dengan peran jenis kelaminnya
Dengan diberikannya pendidikan seksualitas pada anak, seorang anak laki-laki
diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi laki-laki seutuhnya, begitu pula
dengan anak perempuan, diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi seorang
perempuan seutuhnya. Sehingga tidak ada lagi yang merasa tidak nyaman
dengan peran jenis kelamin yang dimilikinya.
 Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan apa
adanya
Masa kanak-kanak adalah masa dimana seorang manusia sedang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Terutama
saat mereka mulai memasuki masa pubertas, dimana perubahan fisik dan psikis
mengalami tahap paling cepat dibandingkan dengan masa sebelum dan
sesudahnya. Dengan diberikannya pendidikan seksualitas menjadikan anak-
anak mengerti dan paham tentang bagaimana mereka menyikapi perubahan-
perubahan tersebut, sehingga mereka tidak akan merasa asing, kaget, bingung,
dan takut saat menghadapinya.
 Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat
Sebaiknya, orang-orang terdekat seperti orang tua dan guru bisa menjadi sosok
yang menyenangkan bagi anak untuk bisa memenuhi rasa ingin tahunya yang
menggebu tentang banyak hal termasuk tentang seksualitas. Ini dimaksudkan
agar anak tidak memutuskan untuk mencari tahu jawaban akan pertanyaan-
pertanyaannya melalui teman, komik, VCD, ataupun media lainnya yang tidak
menjamin anak mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya.

5
 Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada dirinya
Percaya diri akan timbul jika seorang anak sudah merasa nyaman dengan
dirinya. Anak akan merasa nyaman pada dirinya jika telah mengetahui setiap
bagian dari dirinya juga fungsi dari bagian-bagian tersebut. Sehingga, anak
akan mengetahui apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Pada
akhirnya, anak akan mulai belajar untuk bertanggung jawab atas dirinya
sendiri.
 Mengerti dan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta
Pemahaman tentang bagian-bagian dan fungsi-fungsi yang ada pada tubuhnya
akan membuat anak semakin mengerti dan memahami betapa luar biasanya
ciptaan Tuhan YME.
4. Masalah perilaku sosial
Tanda-tanda masalah perilaku sosial pada anak-anak dapat dilihat dari
adanya diskriminasi terhadap mereka yang berlatar belakang ras,agama, atau
sosial ekonomi yang berbeda. Dengan pola-pola perilaku sosial se[erti ini, maka
dapat melahirkan geng-geng atau kelompok-kelompok yang pembentukkannya
berdasarkan atas kesamaan latar belakang agama,suku, dan sosial ekonomi.
Pembentukan kelompok atau geng pada anak tersebut dapat memicu terjadinya
permusuhan antar kelompok atau geng. Untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah tersebut diatas, sekolah dapat menyelenggarakan kegiaan-kegiatan
kelompok (baik kurikuler maupun kokurikuler) dengan tidak memperhatikan latar
belakang suku,agama,ras dan sosial ekonomi. Sekolah harus memperlakukan
siswa secara sama, tuidak membeda-bedakan sisswa yang satu dengan yang lain.
5. Masalah moral
Masalah moral yang terjadi pada anak sekolah dasar ditandai oleh adanya
ketidakmampuan anak membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Ketidakmampuan membedakan mana yang benar dan mana yang sala dapat
membawa masalah bagi kehidupan anak pada khususnya, dan semua orang pada
umumnya. Masalah-masalah moral seperti bicara porno, sering mengeluarkan
kata-kata kasar dan tidak sopan.

6
Untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalh yang emikian, maka
sekolah sebaiknya mnyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan guna
meningkatkan pendidikan budi pekerti.
6. Masalah keluarga
Sering ditemukan berbagai permasalahn anak yang penyebab utamanya
adalah terjadinya kesalahpahaman antara anak dengan orang tua. Sebab-sebab
umum pertentangan keluarga masa anak-anak adalah : standar perilaku, metode
disiplin, dan hubungan dengan saudara kandung.
7. Masalah belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan
menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan
dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan
dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat
saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau
cerdas.
Dari pengertian masalah belajar di atas maka jenis-jenis masalah belajar si
Sekolah Dasar dapat dikelompokkan kepada murid-murid yang mengalami.
a) Keterlambatan akademik, yaitu keadaan murid yang diperkirakan memiliki
intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkan secara
optimal.
b) Kecepatan dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik
yang cukup tinggi atau memilki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan
tugas-tugas khusus untukmemenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya
yang amat tinggi.
c) Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memilki bakat
akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk
mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
d) Kurang motivasi belajar, yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat dalam
belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.

7
e) Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang
kegiatannya tau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan
seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu,
membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan
sebagainya.
f) Sering tidak sekolah, yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau
menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilanggan
sebagian besar kegiatan belajarnya.

B. Faktor Penyebab Masalah Anak SD


Pada garis besarnya faktor-faktor timbulnya masalah belajar pada murid
dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu:
Faktor-faktor internal (faktor-faktor yang berada pada diri murid itu
sendiri), antara lain:
a. Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat
bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahun.
b. Ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), seperti
menampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasan cenderung
kurang.
c. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyusuaikan
diri (maladjusment), tercekam rasa takut, benci dan antipati, serta ketidak
matangan emosi.
d. Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah, sperti
kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah malas dalam belajar,
dansering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
1. Faktor-faktor eksternal (faktor-faktor yang timbul dari luar diri
individu), yaitu berasal dari:
1. Sekolah, antara lain:
a. Sifat kurikulu yang kurang fleksibel
b. Terlalu berat beban belajar (murid) dan untuk mengajar (guru)
c. Metode mengajar yang kurang memadai

8
d. Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
2. Keluarga (rumah), antara lain:
a. Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis
b. Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya
c. Keadaan ekonomi.
3. Masyarakat antara lain :
a. Adat dan kebiasaan masyarakat yang kurang mendukung kegiatan belajar
di sekolah
b. Teman sebaya yang memiliki perilaku kurang baik

C. Cara Mengidentifikasi Masalah Anak SD


Identifikasi masalah berarti mengenal beberapa hal yang dihadapi oleh
pesera didik. Mengidentifikasi masalah anak selain untuk mengetahui masalah
pada anak juga untuk memberi bantuan untuk dapat memecahkan masalah yang
dihadapi , serta untuk dapat membantu peserta didik untuk mencapai harapannya.
Mengidentifikasi permasalah pada anak sebagai upaya untuk menemukan
gejala adanya permasalahan pada anak, bisa dilakukan dengan cara, antara lain
yaitu :
1. Tes
Tes merupakan salah satu alat bantu yang dapat dipergunakan untuk
mengidentifikasi permasalahan anak yang bersifat standar / baku. Bentuk tes
ini dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan tugas-tugas yang harus dijawab
atau dikerjakan anak serta dibatasi oleh waktu. Di antara beragam jenis tes
yang banyak dipergunakan , diantaranya adalah :
a. Tes bakat
Tes bakat skolastik (TBS) merupakan tes yang mengukur kemampuan
potensial umum yang di rancang untuk memprediksi kemampuan sesorang
jika di berikan kesempatan untuk melanjutkan belajar ke jenjang yang
lebih tinggi atau pada situasi yang baru. Tes bakat minat (TBM)
merupakan tes yang mengukur kemampuan seseorang pada bidang-bidang
khusus dan minat seseorang berdasarkan sikapnya pada suatu jenis

9
kegiatan atau pekerjaan tertentu. Penggunaan TBS dalam penilaian siswa
dapat memberikan informasi potensi belajar seseorang sehingga akan
melengkapi hasil tes prestasi yang sudah diterapkan di sekolah saat ini.
TBM di harapkan dapat menempatkan siswa pada bidang keahlian yang
tepat sehingga menimbulkan motivasi dan kenyamanan dalam proses
pembelajaran. Aspek yang di ukur pada TBS sendiri atas logika verbal,
logikanumerik, dan kemampuan siswa dalam mengorganisasi informasi
untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada TBM, aspek yang
diukur terdiri atas kemampuan verbal, kuantitatif, penalaran, spesial,
mekanik, klerikal, pengetahuan umum, dan penggunaan bahasa.
b. Inteligensi
Adalah tes yang mengukur kemampuan/kecerdasan secara umum. Dalam
pandangan ini hasil inteligensi menunjukkan secara umum kemampuan
seseorang dalam menyesuaikan diri, belajar atau berfikir abstrak dan tidak
dapat menunjukkan bidang khusus atau kemampuan khusus apa yang
cenderung di kuasai seperti yang di ungkap tes bakat. Prestasi
c. Diagnostik
2. Non-tes
a. Teknik non tes biasanya dipergunakan untuk mengidentifikasi
permasalahan anak dengan cara mengamati penampilan serta perilaku
anak dalam aktivitas kesehariannya sehingga cenderung lebih fleksibel
dibandingkan dengan teknik tes. Beberapa macam teknik non tes yang
dapat dilakukan diantaranya:
b. Observasi, yaitu mengamati perilaku peserta didik di dalam maupun di
luar sekolah.
c. Wawancara, merupakan bentuk tanya jawab yang dilakukan baik dengan
peserta didik maupun orang tuanya.
d. Angket, melalui peserta didik sendiri maupun orang tua, atau sumber lain
yang di perlukan. Angket berisi tentang permasalahan yang berhubungan
dengan kebutuhan pesera didik, yang lebih dikenal dengan Alat Ungkap
Masalah (AUM)

10
e. Sosiometri, untuk mengetahui hubungan sosial peserta didik
f. Tugas kelompok
Selain itu juga bisa dilakukan dengan bimbingan belajar. Adapun tujuan
dari bimbingan belajar antara lain :
1) Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik, terutama dalam
mengerjakan tugas dalam ketrampilan serta dalam bersikap terhadap guru.
2) Menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih, baik secara mandiri atau
kelompok.
3) Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan
pengetahuan, ketrampilan dan pengembangan pribadi.

D. Langkah-Langkah Penanganan Masalah Anak SD


Adapun langkah penanganan pada anak yang dapat dilakukan dengan
mengikuti langkah-langkah diantaranya .
a. Identifikasi kasus, yakni upaya untuk menandai subjek (anak) yang
diperkirakan mengalami masalah.
b. Identifikasi masalah, yakni upaya mengetahui inti permasalahan yang
dihadapi anak.
c. Diagnosis, merupakan langkah untuk mengidentifikasi karakteristik serta
faktor penyebab masalah yang dialami anak.
d. Prognosis, merupakan langkah untuk merumuskan alternatif upaya
bantuan sesuai dengan karakteristik permasalahan yang dialami.
e. Treatment, merupakan upaya pemberian bantuan itu sendiri.
f. Tindak lanjut, dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap
upayapemberian bantuan yang telah dilakukan serta kemungkinan
penggunaan langkah-langkah berikutnya.
Dalam penanganannya, dilakukan teknik dalam menangani permasalahan
anak. Karena permasalahan pada anak berbeda satu sama lainnya. Maka jenis
penanganan juga diberikan juga berbeda sesuai dengan karakteristik anak, jenis

11
permasalahan, kemampuan, serta keterampilan pemberian bantuan, serta faktor
feasibilitasnya.
Terdapat berbagai teknik yang dapat dilakukan orang tua dan guru untuk
membantu menangani permasalahan anak adalah sebagai berikut.
a. Latihan
b. Permainan
Sebagai salah satu bentuk agar anak dapat merefreshingkan masalahnya,
maka permainan perlu di hadirkan. Juga sebagai salah satu cara agar anak
dapat mengurangi beban masalah yang dihadapinya.
c. Saran dan nasihat
Pemberian masukan atau saran serta nasihat bermaksud agar peserta didik
memperoleh pemahaman yang baru dan dapat membantu masalahnya.
Saran dan nasihat juga berfungsi untuk membuat peserta didik merasa
diperhatikan dalam menjalani kehidupannya. Selain itu saran dan nasihat
sebagai bentuk pelajaran oleh seorang guru agar anak dapat mengetahui
perbandingan atas apa yang dilakukan dan juga memberikan motivasi bagi
dirinya untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat keluar dari
masalah yang dialaminya.
d. Pengkondisian (conditioning)
Pengkondisian beajar menjadi kegiatan mendasar yang perlu dilakukan
sebagai kemampuan guru dalam memfasilitasi kondiri suasana belajar
yang aman, nyaman, menyenangkan, alami agar anak anak dapat belajar
mengembangkan potensi nya secara optimal (Johson dan Bany, 1970)
e. Model dan peniruan (modeling and imitation)
Model adalah proses belajar murid dengan mengamati cara berperilaku
orang lain dan mendapatkan perilaku yang baru.
f. Konseling
Konseling anak adalah proses yang terjadi antara anak dan seorang
konselor yang membantu anak-anak untuk memahami apa yang telah
terjadi kepada mereka. Tujuannya adalah untuk membantu anak-anak
untuk sembuh dan kembali rasa percaya dirinya. Selama konseling,

12
seorang anak didorong untuk dapat menyatakan perasaan mereka.
Pemikiran dan perasaan yang tetap dan tak terungkapkan cenderung
menjadi semakin akut dan dapat menimbulkan masalah jangka panjang
Konseling anak menawarkan tempat yang aman untuk berbicara tentang
hal-hal yang sulit. Anak-anak sering merasa sulit untuk berbicara dengan
pada orang dewasa yang peduli mereka, padahal anak ingin dilindungi
oleh orang dewasa. Mereka merasa sudah cukup dianggap bertanggung
jawab untuk dewasa dari setiap hal yang dilakukannya. Konseling
menawarkan kesempatan untuk melakukan kepercayaan internal dan
perasaan eksternal dan karena itu lebih dapat diatur. Konseling dapat
memberikan pengertian pada anak-anak bahwa hubungan itu adalah sangat
berharga. Dalam konseling, mereka memiliki beberapa kekuasaan dan
dapat membuat pilihan atas apa yang ia lakukan. Konseling anak juga
dapat memberikan anak suatu hubungan dengan orang dewasa di mana
mereka lebih dapat dipercaya.
Jadi sebenarnya masalah ada di dunia ini adalah memiliki tujuan fungsi
tersendiri untuk kehidupan manusia, yaitu untuk menjaga kehidupan agar tetap
aktif dan berpikir kreatif agar dapat melangkah maju menuju ke arah yang lebih
baik dari sebelumnya. Hanya tergantung bagaimana manusia tersebut menyikapi
setiap masalah yang datang. Setiap kejadian ataupun peristiwa jika disikapi
dengan cara yang berbeda maka akan menghasilkan respon atau tindakan yang
berbeda dan dengan adanya respon atau tindakan yang berbeda maka akan
menhasilkan hasil yang berbeda pula. Langkah – langkah yang sebaiknya
dilakukan untuk menyikapi masalah yang datang dalam kehidupan, antara lain:
a. Kenalilah secara jelas apa yang sebenarnya menjadi masalah anda,
kebanyakan orang tidak mengenali secara jelas apa masalah yang
dialaminya dan bahkan parahnya lagi banyak yang mencoba mencari
kambing hitam atas masalah yang dihadapinya, hal tersebut sunggulah
sangat tidak tepat. Ingat tanpa mengenali masalah yang jelas maka
mustahil rasanya untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan yang
ada, bagaikan seorang dokter yang ingin memberikan resep untuk

13
pasiennya tanpa tahu apa sebenarnya penyakit yang diderita pasien
tersebut maka tak akan sesuai dan bergunalah resep yang akan
diberikannya.
b. Milikilah keyakinan diri yang tinggi. Siapakah yang Selayaknya pertama
kali harus paling menyakini dan mempercayai atas kemampuan diri anda?!
Tentulah harus dimulai dari diri anda sendiri. Janganlah berharap orang
lain yakin dengan kemampuan yang anda miliki jika diri anda sendiri tidak
yakin dengan kemampuan yang anda miliki. Ingatlah, besar kecilnya diri
anda akan akan sangat bergantung dari besar kecilnya keyakinan dan
kepercayaan diri yang anda miliki. Selalulah yakin pada kemampuan anda
untuk dapat menyelesaikan setiap masalah yang datang menghapiri anda.
Keyakinan diri yang tinggi akan memberikan anda energy yang lebih
ketika anda menghadapi setiap masalah yang dihadapi.
c. Berfokuslah pada solusi dari sebuah permasalahan, jangan hanya terpaku
diam pada permasalahan yang ada tanpa memikirkan pemecahannya.
Kebanyakan orang yang ada, ketika dihapakan pada suatu masalah,
hanyalah diam, mengeluh-eluhkan masalah yang dihadapinya hingga
mengalami ketakutan sendiri dan menunggu nasib menghakiminya.
Padahal Tuhan menciptakan manusia dengan kekuatan berpikir kreatif
yang luar biasa besarnya, jika kita hanya berkutat dengan masalah yang
ada hal itu justru akan menutup kreatifitas otak kita untuk berfikir kreatif
dan berkembang. Maka sebaiknya, bersikaplah tenang dan berfokuslah
anda dalam mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada.
d. Ambilah hikmah dari setiap masalah yang datang. Setelah masalah yang
menimpa anda berakhir maka hal yang harus anda lakukan adalah
berusaha mencoba mensyukuri atas apa yang menjadi masalah anda.
Ingatkan kepada diri anda secara terus menerus bahwa setiap masalah
yang ada pastilah akan membawa hikmah yang mengarahkan kita kepada
perbaikan diri. Setelah masalah itu berakhir pastilah ada kemudahan yang
akan anda peroleh

14
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Setiap individu tidak lepas dari yang namanya masalah, dan setiap
individu itu juga mempunyai masalah-masalah yang berbeda-beda. Jenis-jenis
masalah di sekolah dasar antara lain:
1. Masalah emosi,
2. Masalah penyesuain diri,
3. Masalah perilaku seksual,
4. Masalah perilaku sosial, masalah moral,
5. Masalah keluarga dan
6. Masalah belajar.
Pada garis besarnya faktor-faktor timbulnya masalah belajar pada murid
dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu: Faktor-faktor internal (faktor-
faktor yang berada pada diri murid itu sendiri) dan Faktor-faktor eksternal (faktor-
faktor yang timbul dari luar diri individu) yaitu berasal dari sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Dan cara mengatasi masalah di sekolah dasar antara lain kenalilah
secara jelas apa yang sebenarnya menjadi masalah anda, milikilah keyakinan diri
yang tinggi, berfokuslah pada solusi dari sebuah permasalahan, ambilah hikmah
dari setiap masalah yang datang

B. Saran
Kita sebagai guru SD hendaknya memiliki kemampuan untuk memahami
karakteristik anak didik sebagai dasar upaya untuk meminimalisir terjadinya
masalah yang timbul di masa sekolah dasar. Karena yang mengenali dan
mendeteksi masalah anak sejak dini dapat menurunkan permasalahan yang akan
muncul dikemudian hari, terutama terkait dengan masalah belajarnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dasmaniar. (2018). Survey Tentang Masalah-Masalah yang Dihadapi oleh Siswa


kelas VIII SMP Negeri 1 Inuma. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan
Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Universitas Riau , 1(1), 65-75.
Maiyeni, Sri., Fitri Kasih, & Rahma Wira Nita. (2014). Permasalahan Peserta
Didik Kelas Tinggi di SD Negeri 19 Pasar Ambacang Durian Tarung
Kecamatan Kuranji Padang. STKIP PGRI Sumatera Barat.
Susanto, R. (2018). Pengkodisian Kesiapan Belajar Untuk Pencapaian Hasil
Belajar dengan Gerakan Senam Otak. Jurnal Eduscience, 3(2), 61-69

16

Anda mungkin juga menyukai