Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA SAAT BELAJAR di


SEKOLAH SMP PLUS AL-BIDAYAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Nandi Saepul Bahri, M.Pd

Disusun oleh :

Anas Muhamad Darda

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-AZHARY CIANJUR

JL.KH,Abdullah Bin Nuh, Pamoyanan ,kec.Cianjur, Kab.Cianjur 43211

Tahun Ajaran 2021-2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarakatuh.

Syukur alhamadulillah kami ucapkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Teriring shalawat dan salam untuk insan mulia Nabi Muhammad SAW, beserta kepada para
sahabat, kerabat dan kita selaku umatnya. Amin. Karya tulis yang terbentuk dalam makalah ini
sengaja kami buat sebagai bukti fisik telah mengerjakan tugas risen penelitian , dan guna
memenuhi tugas yang telah diberikan Bapak Nandi saepul Bahri, M.Pd dosen matkul Psikologi
pendidikan tersebut. Makalah ini kami buat berdasarkan data-data dan informasi dari berbagai
sumber referensi. Semoga isi dari makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
serta pengetahuan bagi kami dan para pembaca sekalian.

Selayaknya manusia biasa yang tidak lepas dari kekhilafan, kami menyadari makalah ini belum
sempurna dan masih banyak yang harus di koreksi. Oleh sebab itu, kami meminta kritik sekaligus
saran yang bersifat membangun guna memperbaiki kekurangan baik dari segi penulisan maupun
isi dari makalah ini demi acuan di masa yang akan datang.

Wallahul Muafieq Ilaa Aqwamith Tharieq

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarokatuh

Cianjur 15 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN................................................................................................................................iii
A. Latar Belakang..........................................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
KAJIAN TEORI....................................................................................................................................2
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi diri sendiri (internal)..........................................................2
B. Faktor yang berasal dari luar (external).....................................................................................3
C. Konsep Pada disri Siswa............................................................................................................4
D. Faktor-faktor social pada siswa..................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................................................8
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELIAN...........................................................................8
B. PEMBAHASAN........................................................................................................................9
 Dalam faktor internar ada yang mempengaruhi yaitu:.............................................................10
a) Faktor psiologi.........................................................................................................................10
 Dalam faktor ekternal yang mempengarui siswa yaitu:...........................................................10
BAB IV...............................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................11
B. SARAN...................................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi psikis siswa sangat mempengaruhi dalam beberapa hal, sebagai orangtua atau guru
membantu mereka mengelola emosi,
agar dapat bersikap tenang dalam kondisi di sekolah . Orangtua dan
guru menciptakan suasana yang kondusif agar siswa tersebut dapat menyikapi
atau mempersiapkan mental dengan baik agar semangat ketika bersekolah.
Dalam kehidupan sehari-hari, siswa menghadapi situasi sosial bersama
siswa lain dan hal ini telah terbukti bahwa dalam situasi sosial masing-masing
siswa mengadakan komunikasi dengan siswa lain, melalui berbicara atau
bahasa tubuh yang lain. Siswa tersebut juga melakukan pembinaan terhadap
tingkah laku sosialnya sehingga tingkah laku sosial yang makin lama makin
matang dan meningkat, akan selalu tertanam dalam dirinya dan setiap saat
dapat digunakan sesuai dengan situasi sosial yang dihadapinya.

Pendidikan meningkatkan intelek, perasaan dan sosial yang sudah


dimulai dari rumah. Dengan kata lain, sekolah ikut serta berperan aktif dalam
rangka pembentukan kepribadian siswa.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Interaksi sosial yang berupa rangsangan dan reaksi tersebut terjadi pada
saat yang sama yakni situasi sosial, artinya situasi sosial yang menyebabkan
setiap siswa menjalin hubungan dengan siswa lain dalam waktu yang sama.
Siswa dalam situasi sosial tidak dapat berdiri sendiri, terlepas dari
lingkunganya, akan tetapi siswa terkena pengaruh dari siswa lain atau situasi
sosial dimana siswa itu berada. Pendidikan dapat merangsang siswa untuk
melakukan interaksi sosial. Konsep tersebut sangat berpengaruh dari kesiapan
siswa dalam menghadapi ujian nasional. Sering kali siswa kurang percaya diri

iii
terhadap kemampuannya, sehingga siswa berusaha untuk melakukan cara yang

iv
tidak terpuji untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Tingkah laku siswa sangat
bergantung pada kualitas konsep diri negatif atau positif dan interaksi
sosial sangat berperan dalam kesiapan siswa, terutama siswa di SMP Plus AL-BIDAYAH.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis bermaksud
untuk melakukan penelitian yaitu pengaruh konsep diri dan interaksi sosial siswa SMP
Plus Al-Biayah

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan atas latar belakang dan identifikasi masalah penelitian,
dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada faktpr-faktor konsep diri terhadap siswa yang apatis terhadap organisasi di
sekolah?
2. Apakah ada faktor social pada siswa.?
3. Apakah kecerdasan siswa dapat di lihat dari tes psikologi?

C. Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
hal-hal sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh konsep diri terhadap siswa SMP Plus Al-bidayah saat di sekolah
2. Mengetahui pengaruh interaksi sosial terhadap siswa SMP Plus Al-Bidayah
3. Mengetahui pengaruh konsep diri dan interaksi sosial terhadap kesiapan
siswa SMP Plus Al-bidayah saat bersekolah.

1
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi diri sendiri (internal)


1. Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan
sebagainya dapat mengakibatkan tidak semangat untuk belajar. Demikian pula bila
kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan
kecewa, ini dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar.. 1 (M dalyono, 2007)
dalam teori yang dikemukakan ini sya menemukan siswa yang sering sakit terutama
dalam jasmaninya siswa tersebut dalam hal psikologinya pun terganggu ketika dia
mempunyai perasaan malu untuk sekolah karna sering sakit.

2. Inteligensi dan bakat


Seseorang yang memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah untuk
belajar, dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang inteligensinya rendah
cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berfikir sehingga prestasi
belajarnya pun rendah. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menetukan keberhasilan
belajar. Apabila seseorang memiliki bakat maka akan lebih mudah dan cepat bisa
dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat dibidang tersebut. Dalam hal ini
saya menemukan siswa yang memiliki bakat dalam hal olahraga (bulutangkis) hal ini
yang perlu di salurkan oleh sekolah karna dapat menumbuhkan semangat siswa yang
lainnya terutama dalam hal-hal positif yang mampu menjadikan siswa untuk giat belajar.

3. Minat dan motivasi


Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga dari hati. Minat yang
besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk mencapai tujuan yang
diminati itu. Biasanya minat timbul karena keinginan yang kuat untuk menaikkan
martabat atau ingin hidup bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan
prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang
rendah.
Motivasi adalah daya penggerak/pemdorong untuk melakukan sesuatau pekerjaan, yang
bisa berasal dari dalam diri dan dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam diri yaitu
dorongan yang datang dari hati umunya karena kesadaran karena sesuatu, atau dapat juga
dari dorongan bakat. Motivasi yang berasal dari luar (lingkungan) misalnya orang tua,

1
M. Dalyono, Psikologi pendidikan , (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) hal. 55-58

2
guru, teman, dan sebagainya. Seseorang yang belajar dengan motifasi kuat akan
melaksanakan semua kegiatan belajar dengan sungguh-sunggguh dan semangat.
Sebaliknya jika motivasinya yang lemah maka akan merasa malas.
4. Cara belajar
Orang yang sangat rajin belajar, siang dan malam tanpa istirahat yang cukup juga kurang
baik. Belajar harus ada istirahat untuk memberi kesempatan kepada mata, otak, serta
organ tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali. Teknik-teknik belajar perlu
diperhatikan seperti bagaimana caranya belajar menggunakan teknik diskusi, membaca,
mencatat, membuat kesimpulan dan sebagainya. selain tekni tersebut perlu juga
diperhatikan waktu belajar, tempat, fasilitas, penggunaan media pengajaran dan
penyesuaian bahan pelajaran.2 (E. Bell Gredler, 1991)

B. Faktor yang berasal dari luar (external)


Faktor external dapat dibedakan atas beberapa macam faktor sebagai berikut :
1. Raw input
yaitu faktor materi, sesuatu bahan yang harus dipelajari ataupun suatu ketrampilan yang harus
dikuasai. Misalnya yang saya temui di SMP PLUS AL-BIDYAH
dalam faktor materi belajar itu seharusnya di sesuaikan materi yang akan di sampaikan
terutama dalam hal pengembangan tingkallaku yang dilakukan oleh siswa saat belajar ,materi
yang di sampaikannya juga harus sesuai dengan kapasitas pola pikir anak. 3 (syah muhibbin,
1999)
2. Experimental input yaitu faktor kondisi lingkungan, seperti :
 Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar.
Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau
kurangnya perhatian, bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua akrab
atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam
rumah semuanya turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.
 Sekolah
Keadaan fasilitas/ perlengkapan disekolah keadaan ruangan, jumlah murid perkelas,
pelaksanaan tata tertib sekolah (disiplin), jika suatu sekolah kurang memperhatikan tata
tertib sekolahmaka murid kurang mematuhi perintah guru dan akibatnya mereka tidak
mau belajar. Demikian pula jika terlalu banyak jumlah murid di dalam kelas, dapat
mengakibatkan kelas kurang tenang, control guru menjadi lemah, murid menjadi kurang
acuh terhadap gurunya.
 Masyarakat
Bila disekita rumah keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang berpendidikan,
terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan
mendorong anak lebih giat belajar
 Lingkungan disekitar
Misalnya bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan mengganggu belajar.
Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk pikuk orang disekitar, suara pabrik,
polusi udara, iklim yang terlalu panas semua akan mempengaruhi kegairahan belajar. 4
(M.Dalyono, 2007)

2
E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: Rajawali, 1991)Hal. 74

3
Syah Muhibbin,, Psikologi Belajar, (Jakarta: Wacana Ilmu,1999) hal .87
4
M. Dalyono, psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) Hal. 59-60

3
C. Konsep Pada disri Siswa

a) Konsep diri
Definisi Operasional Konsep Diri Konsep diri adalah pandangan atas diri
sendiri, pengenalan diri sendiri dan pemahaman diri sendiri melalui cara pandang individu
dalam melihat diri sendiri sebagai pribadi, merasakan yang ada didalam dirinya, dan
gambaran serta pandangan orang lain tentang diri individu itu sendiri.
Pengukuran Konsep DiriSkala konsep diri disusun dengan item-item yang didasari oleh
aspek-aspek konsep yaitu :

1) Aspek fisik,
meliputi sejumlah konsep yang dimiliki individu mengenai penampilan, kesesuaian dengan
jenis kelamin, arti penting tubuh, dan perasaan gengsi di hadapan orang lain yang
disebabkan oleh keadaan fisiknya.
2) Aspek psikologis,
meliputi penilaian individu terhadap keadaan psikis dirinya, seperti rasa percaya diri,
harga diri, serta kemampuan dan ketidakmampuannya. Validitas dan Reliabilitaas Konsep
Diri Skala konsep diri terdiri dari 52 item. Indeks daya beda item berkisar antara
0,360 -0,763. Berdasarkan hasil analisis didapat 34 item valid dan 18 item gugur.
Sedangkan perhitungan reliabilitas Skala konsep diri menunjukkan koefisien korelasi
Alpha Crombach sebesar 0,947 sehingga skala sebagai alat ukur dapat dikategorikan
andal.5 (hairina novita, 2013)

b) Konsep diri pada siswa


Konsep diri ini yang saya analisa atau yang saya temukan dari beberapa siswa
tidaklah terjadi begitu saja, tetapi berkembang secara bertahap seiring dengan tingkat
perkembangan individu siswa.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi pembentukan konsep diri seseorang. Struat dan Sudden
dalam Salbiah (2003) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan
konsep diri yaitu teori perkembangan tentang konsep diri, significant other dan self
perception6. (Indra Yohanes Kiling, 2015)

a) Teori perkembangan konsep diri


Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap mulai
mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Kesadaran dirinya baru muncul
padatahun kedua kehidupannya. Piaget mengindentifikasikan bahwa pada awalnya anak tidak
ada batas antara pengertiannya tentang tubuh dan objek-objek lainnya, diantara realitas dan
fantasi; tetapi secara betahap dia akan membuat perbedaan- perbedaan yang jelas antara apa
yang dirinya dan apa yang bukan dirinya (Burns, 1979).

5
JURNAL PSIKOLOGI
VOLUME 8 No. 1, APRIL 2013: 619 – 632
6
Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling
http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK
Volume 1 Nomor 2 Desember 2015. Hal 116-124
p-ISSN: 2443-2202 e-ISSN: 2477-2518

4
Teori ini sangat selaras dengan apa yang saya temui pada siswa di smp plus al-bidayah yaitu
ketika siswa bertambahnya usia maka tidak menutup kemungkinan pola piker dan
tingkahlakunya pun akan berkembang.

b) Significant Other (orang-orang yang penting atau yang terdekat)


Significant other yaitu suatu kondisi dimana individu belajar untuk memahami
penilaia orang lain terhadap dirinya (Puspasari,2007). Seperti yang dikatakan diatas, bahwa
konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri
melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan bahwa diri merupakan interpretasi
diri pandangan orang lain terhadap diri. Konsep diri biasanya diukur dengan jalan meminta
orang mendeskripsikan dirinya atau dengan menceritakan bagaimana ia berbeda dengan orang
lain (Mussen dkk., 1979). Anak sangat dipengaruhi oleh orang yang dekat dengannya yaitua
orangtua. Begitupun siswa saat di sekolah guru itu harus mereka jadikan sebagai orangtua
saat di dekolah karna ketika guru tidak menampilkan sikap kepedulian terhadap siswa maka
tidak menutup kemungkinan siswa akan memperlakukan guru seenaknya saja. Apa yang
dikomunikasikan oleh orangtua lebih menancap daripada informasi lain yang anak terima
(Calhoun & Acocella, 1990). Coopersmith dalam Calhoun dan Acocella (1990)
mengemukakan bahwa perasaan nilai siswa sebagai “seseorang” berasal dari nilai yang
diberikan orangtua kepada mereka. Orang terdekat anak lainnya adalah ketika anak mulai
meluaskan jaringan pergaulannya, yaitu teman sebayanya atau teman sekelasnya. Kelompok
ini menjadi urutan kedua setelah orangtua yang potensinya besar dalam mempengaruhi
pembentukan konsep diri. Awalnya siswa merasa cukup dan puas dengan cinta yang mereka
dapatkan lewat orangtua dirumah, tetapi kemudian kebutuhan akancinta siswa lain
dikelompok dibutuhkan. Hal yang menjadi masalah jika siswa tidak diterima oleh teman
kelompoknya, maka konsep dirinya akan terganggu. Penerimaan teman merupakan elemen
yang penting dalam konsep penerimaan diri siswa. Siswa yang ditolak dalam kelompoknya
akan menyimpan dendam dan membangun rasa marah yang besar untuk mengurangi
stressnya ketika ditolak (Johnson & Medinnus, 1974). Selain penerimaan dan penolakan
teman dalam kelompok, peran yang diukir siswa dalam kelompok teman sebayanya mungkin
mempunyai pengaruh yang dalam pada pandangannya tentang dirinya sendiri (Calhoun &
Acocella, 1990).
Dalam teori ini saya menemukan salasatu siswa yang merasa dirinya tidak merasa bahwa dia
berkembang ,tapi setelah saya mengemukakan teori ini bahwasannya ketika kamu
menanyakan bahwa kamu tidak berkembang itu adalah ciri dari mulai tumbuhnya
perkembangan pada diri siswa itu sendiri, setidaknya ketika kita merasa bodo jangan malu
untuk bertanya.

c) Self Perception (persepsi diri sendiri)


Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaian, serta persepsi individu
terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan
diri dan pengalaman yang positif, sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar
dari perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat dilihat dari kemampuan
interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sebaliknya konsep diri
yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.
Hal inilah yang mendasari ada beberapa siswa di SMP Plus Al-Bidayah yang merasakan
sering melakukan hal-hal yang menjadikan pelanggaran di sekolah karna jati dirinya belum
terbentuk dan masih terbawa suasana oleh teman yang memang tidak mengalami jenjang

5
pendidikan srhingga melakukan hal yang tidak selayaknya dilakukan oleh siswa. 7 (Indra
Yohanes Kiling, 2015)

D. Faktor-faktor social pada siswa


Dalam faktor sosial ini individu dapat dipengaruhi oleh keadaan keluarga (orang tua,
kakak ataupun adik) serta keadaan lingkungan masyarakatnya. Fungsi dari pada keluarga
sebagai peletak dasar pendidikan, keagamaan dan rasa kemauan dan kesukaan, serta sebagai
pendorong dan motivator dalam menentukan dan memilih sekolah lanjutan dan hasil dari
studinya itu.
Sedangkan lingkungan masyarakat yang memang dipandang sebagai suatu kesatuan yang
tidak terlepas dari individu itu berada. Ketika individu pada lingkungan yang selalu
memandang bahwa pendidikan itu penting dan anak harus sekolah pada sekolah yang
bermutu, maka individu akan memilih sekolah yang menurut mereka sangat bermutu dan
berkualitas. Sedangkan mereka yang memandang bahwa sekolah hanya sebagai modal untuk
bekerja maka mereka akan memilih sekolah yang biasa-biasa saja, yang penting bisa sekolah.
Pemahaman studi lanjut secara spesifik, maka terlebih dahulu akan dibahas pengertian dari
pemahaman itu sendiri, lalu kemudian studi lanjut dan pada akhirnya kita bisa menjelaskan
dan memberikan kesimpulan tentang Pemahaman studi lanjut siswa. Berdasarkan
kamus bahasa Indonesia, pemahaman dapat diartikan sebagai pengertian dan penerapan dari
materi yang telah dipelajari. Berdasarkan kamus psikologi pemahaman adalah proses
memahami arti. Djahura (2012) mengemukakan empat macam pengertian pemahaman, yakni
sebagai berikut:
1) melihat hubungan yang belum nyata pada pandangan pertama;
2) mampu menerangkan atau dapat melukiskan tentang aspek-aspek, tingkatan, sudut
pandangan-pandangan yang berbeda;
3) memperkembangkan kesadaran akan faktor-faktor yang penting; dan
4) berkemampuan membuat ramalan yang beralasan mengenai tingkah lakunya.
Pemahaman sebagai salah satu penilaian hasil belajar ranah kognitif, yang yang
merupakan tipe hasil belajar yang setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Misalnya
menjelaskan dengan
susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, 8 (Andi Muhammad Kusri,
2016)
dari faktor yang dikemukaan diatas maka harus dilakukan metode dalam pembelajaran
supaya siswa dapat menjalankan belajar dengan baik diantaranya metode yang digunakan
yaitu.
a. Metode Blended Learning
Blended learning yaitu sistem pembelajaran dengan mengkombinasikan pembelajaran tatap
muka dan online Metode ini sangat efektif untuk menambah efisiensi kelas dan
memungkinkan peningkatan diskusi atau meninjau informasi di luar ruang kelas.

7
Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling
http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK
Volume 1 Nomor 2 Desember 2015. Hal 116-124
p-ISSN: 2443-2202 e-ISSN: 2477-2518
8
Volume 2 Nomor 1 Juni 2016. Hal 49-57
p-ISSN: 2443-2202 e-ISSN: 2477-2518
Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK

6
Terjadinya peningkatan motivasi belajar pada kategori tinggi dan tidak ada lagi
motivasi belajar siswa yang berada pada kategori rendah. Dengan demikian dapat diartikan
bahwa motivasi belajar siswa meningkat setelah mengikuti layanan informasi dengan
menggunakan metode blended learning. Untuk melihat kondisi motivasi belajar masing-
masing siswa pada kelompok eksperimen sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan
layanan informasi dengan menggunakan metode blended learning. 9 (emria fitri, 2016)

b. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian
ini dikatakan eksperimen semu karena peneliti tidak mengontrol semua variabel-variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Secara umum penelitian ini bertujuan
untuk membandingkan hasil belajar siswa antara yang belajar dengan diruang kelas
dengan belajar di luar kelas yaitu menggunakan penelitian yang membuat siswa di smp
tersebut merasa penasaran akan hal yang akan di telitinya. 10 (prihma sinta utami, 2015)

9
Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling
Volume 2 Nomor 2 Juni 2016. Hal 84-92
p-ISSN: 2443-2202 e-ISSN: 2477-2518
Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK
10
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 2, No1, Maret 2015(97-103)

7
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELIAN


1) Gambaran Umum Lokasi penelitian
Mande merupakan salasatu kecamatan yang ada di kabupaten cianjur ,ada 12 desa yang
ada di kecamatan mande.
Salasatu desa yang ada di kecamatan mande yaitu desa mulyasari , kp bendungan
RT/RW 04/01 terdapat sekolah menengah pertama yaitu SMP PLUS AL-BIDAYAH.
Lokasi penelitian kali ini dilaksanakan di SMP PLUS AL-BIDAYAH bertepatan di
jl.lolongokan.

Gambar 1 gedung SMP Plus Al-Bidayah


(foto: asep dadan)
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh smp al-bidayah yaitu tiga ruangan
kelas yang digunakan oleh kelas satu,dua dan tida, ruangan kepala sekolah, ruangan
kantor, perpustakaan, dan lapangan olah raga dll
Jumlah siswa yang ada di smp plus al-bidayah semuanya ada 103 siswa, tapi yang saya
teliti dari hasil obserpasi ini hanya meneliti siswa di kls 8 saja yang berjumlah 42 siswa.

2) Gambaran saat mengunjungi kelas


Ketika mengunjungi kelas saya melihat banyak sekali dari siswa yang antusias sekali
dengan kehadiran saya.

8
Gambar 2 saat mengunjungi kelas

B. PEMBAHASAN
Pembahasan ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam belajar
di sekolah, belajar disini tidak dalam hal di ruangan kelas saja tapi dalam pembelajaran
mengenai organisasi yang di minati siswa ,penelitian ini langsung dilakukan dengan terjurun
langsung pada siswa tersebut ,hal seperti ini sangat penting sekali dalam penelitian kali ini
supaya bias langsung melihat dari psikologi siswa itu ketika mengikuti kegiatan belajar seperti
apa.
Dari 42 siswa kelas delapan ada lima orang siswa yang tindakannya tidak bagus karna mereka
terlihat seperti tidak berpendidikan dilihat dari paktor tingkahlakunya yang semena mena
terhadap teman sekelasnya dan juga terhadap guru, namun ketika saya mengamati dan
menanyakan langsung kepada siswa tersebut ternyata ada beberapa faktor yang mengakibatkan
perilaku siswa tersebut hingga melakukan hal seperti itu
1. Dari faktor internal
2. Dari faktor ekternal
Dari dua paktor yang dikemukaan ini secara menyeluruh sudah di bahas di atas di bagian
teori namun, saya akan mencoba memberikan sedikit solusi dalam hal ini ketika ada faktor
yang mempengaruhi dalam belajar usahakan harus mengetahui mana hal baik dan mana hal
buruk ,dari dua hal tersebut tentunya kita harus menjalankan hal yang baik ,baik dalam
lingkukan di sekolah, di keluarga dan di lingkungan sekitar ,supaya dalam melakukan
segala bentuk apapun kita tidak salah ,dan terutama dalam menuntut ilmu di sekolah ini.

9
 Dalam faktor internar ada yang mempengaruhi yaitu:

a) Faktor psiologi
Faktor internal siswa yaitu sesuatu yang mempunyai pengaruh dari
dalam diri siswa yaitu faktor psikologi. Faktor psikologi siswa kelas 8 dalam
mengikuti pembelajaran di kelas terdapat beberapa bagian di dalamnya yaitu
1) perasaan senang pada pembelajaran,
2) kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas,
3) situasi kelas saat pembelajaran
4) keterlibatan siswa dalam kegiatan organisasi
5) mengulang kembali pelajaran saat di rumah
6) pendapat siswa tentang dukungan orang tua mereka
Nah dari faktor psikologi yang di kemukaan di atas itu yang terjadi pada siswa smp plus
al-bidayah yang saya temui saat obserpasi langsung pada siswa.

 Dalam faktor ekternal yang mempengarui siswa yaitu:


a. kepala sekolah,
b. guru
c. orang tua siswa.
Dalam hal ini faktor sekolah meliputi: persepsi kepala sekolah meliputi:
1) tujuan pembelajarannya apa
2) perhatian terhadap pembelajaran
3) motivasi yang diberikan,
4) sarana prasarana pembelajaran

dan persepsi guru meliputi:


1) kendala dalam pembelajaran,
2) motivasi yang diberikan pada siswa,
3) materi pembelajaran seni tari,
4) metode mengajar. S

edangkan untuk faktor dari orang tua meliputi:


1) pendapat orang tua siswa pada anak yang mengikuti pembelajaran,
2) pendampingan orang tua pada pembelajaran di rumah,
3) fasilitas yang diberikan orang tua untuk kebutuhan pembelajaran,
4) motivasi kepada anak dalam mengikuti pembelajaran di sekolah,
5) dukungan orang tua menyalurkan minat bakat yang di miliki

10
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa di smp plus al-
bidayah ada dua yaitu:
1) Faktor internal siswa merupakan dorongan dari dalam individu.
Faktor internal siswa kelas 8 meliputi: (a) faktor jasmani dan (b) faktor
psikologi. Adapun untuk faktor psikologi yaitu(1) siswa merasa senang mengikuti
pembelajaran ,(2) untuk siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti
pembelajaran, (3) bagi siswa menyatakan situasi kelas ramai pada saat
pembelajaran, (4) tidak adanya keikutsertaan siswa dalam kegiatan yang tidak
baik (5) banyaknya siswa yang tidak mempelajari di rumah (6) keterlibatan siswa
dalam mengikuti kegiatan menari yang dilaksanakan di sekolah (7) selain itu
faktor internal siswayaitu adanya dukungan dari orang tua siswa sebanyak.

2) Faktor eksternal siswa mempunyai peranan yang penting sebagai pendukung dari
luardiri siswa dalam pembelajaran. Sekolah yang meliputi kepala sekolah dan
guru yaitu dengan memberikan sarana dan prasarana yang mendukung serta
memberikan dukungan yang berupa motivasi dalam belajar. Selain itu sekolah
juga mengikutsertakan dalam berbagai kegiatan juga menjadi salah satu motivasi
dari sekolah guna menarik minat siswa dalam hal positif. Selain sekolah guru
menjadi salah satu motivator yang secara langsung memberikan motivasi bagi
siswa. Dukungan atau motivasi selain dari sekolah, guru, yaitu orang tua.
Orang tua sebagai pembimbing diluar sekolah atau di lingkungan sosial
memberikan peran penting dengan: (1) Orang tua 100% menyatakan senang
anaknya mengikuti pembelajaran di sekolah, (2) mendampingi anak saat belajar di
rumah dan (3) dari orang tua memberikan fasilitas yang dibutuhkan siswa, (4)
orang tua memberikan motivasi pada anak. (5) Mengikutsertakan anak dalam
kegiatan diluar sekolah . Jadi, minat siswa muncul karena adanya 2 faktor.
Faktor yang paling utama adalah faktor internal yaitu faktor dari dalam diri
dan faktor pendukung yakni faktor eksternal, dorongan dari luar diri siswa.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa faktor-faktor yang


mempengaruhi minat siswa dalam pembelajaran di sekolah smp plus al-bidayah yang
meliputi beberapa paktor yang sudah di bahas di atas maka peneliti dapat memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1) Orangtua sebagai faktor pendukung minat siswa. Oleh karena itu orangtua harus
lebih memperhatikan setiap perkembangan anak, baik di lingkungan sekolah
maupun di lingkungan rumah. Dukungan kepada anak sangat diperlukan karena

11
dukungan atau motivasi orang tua mempunyai pengaruh penting dalam
pembelajaran. Bentuk dukungan tidak hanya berupa motivasi perlu juga adanya
wujud nyata yaitu dengan memberikan kebutuhan anak dalam belajar di sekolah.
2) Guru adalah salah satu pendidik yang dapat mengarahkan siswa untuk mengenali
minat dan bakat yang dimiliki oleh siswa, oleh karena itu guru harus benar-
benar memperhatikan siswanya.
3) Dengan adanya penelitian ini diharapkan pihak sekolah dapat meningkatkan
Pembelajaran supaya semakin lebih baik dengan memberikan perhatian pada
pembelajaran , terutama hal-hal yang mendukung minat siswa dalam pembelajaran
apapun. Perhatian sekolah kepada pembelajaran lebih diperhatikan guna
menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran. Bentuk perhatian pada
pembelajaran salah satunya memberikan sarana dan prasarana yang lebih
lengkap guna kelancaran pembelajaran berlangsung.

12

Anda mungkin juga menyukai