Anda di halaman 1dari 47

PENGARUH KESEHATAN MENTAL REMAJA TERHADAP PRODUKTIVIT

AS BELAJAR

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada peminatan MIPA

Disusun Oleh:

Nama : Debora Joice Norce Akasian

Kelas : XII MIPA-4

NISN : 0089327308

YAYASAN PENDIDIKAN DAN PERSEKOLAHAN KATOLIK

SANTU FRANSISKUS ASISI

SMA YPPK TARUNA DHARMA

2024
Abstrak

Debora Akasian. 2024. SMA YPPK Taruna Dharma Jayapura. Pengaruh Kesehatan
Mental Remaja Terhadap Produktivitas Belajar. (Pembimbing : Hendrikus Lentar, S.
Pd)
Kesehatan mental remaja dan produktivitas belajar mereka merupakan dua asp
ek penting dalam konteks pendidikan yang saling terkait. Penelitian ini bertujuan untu
k menganalisis hubungan antara kesehatan mental remaja dengan produktivitas belaja
r mereka, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaj
a dalam mencapai produktivitas belajar, serta menyusun strategi untuk meningkatkan
kesehatan mental remaja guna mendukung produktivitas belajar mereka. Metode pene
litian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan statistik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara k
esehatan mental remaja dengan produktivitas belajar mereka. Remaja yang mengalam
i gangguan kesehatan mental cenderung memiliki kinerja akademik yang lebih rendah
dan tingkat absensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki kes
ehatan mental yang baik. Faktor-faktor seperti lingkungan keluarga, tekanan akademi
k, hubungan sosial, dan pola tidur yang tidak teratur juga mempengaruhi kesehatan m
ental remaja dan produktivitas belajar mereka.
Untuk meningkatkan kesehatan mental dan produktivitas belajar remaja, diper
lukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai aspek kehidupan mereka. Progra
m-program pendidikan yang mempromosikan kesehatan mental, seperti pelatihan ket
erampilan sosial dan manajemen stres, dapat membantu remaja mengatasi tantangan y
ang mereka hadapi. Dukungan dari keluarga, sekolah, dan komunitas juga penting dal
am menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan emosional dan akademik
remaja.

Kata Kunci: Kesehatan mental remaja, produktivitas belajar.


Kata Pengantar

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpa
han rahmat-Nya yang telah memungkinkan penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmia
h berjudul "Pengaruh Kesehatan Mental Remaja Terhadap Produktivitas Belajar". Pe
nulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada erima kasih yang tak t
erhingga penulis sampaikan kepada:
1. Kepala Sekolah yang telah menandatangani karya tulis ini.
2. Bapak Hendrikus Lentar, S.Pd sebagai pembimbing yang penuh kesabaran
dan dukungan selama proses penyusunan karya ini.
3. Dra. Mujinah sebagai wali Kelas yang telah senantiasa mengingatkan pen
ulis untuk selalu memanage waktu.
4. Bapak Marthen Souisa sebagai orang tua wali yang memberikan dukungan
moral dan motivasi dalam setiap langkah penulisan karya ini.
5. Anak-anak Panjang OOGKOM4 yaitu Alwenchi, Polly dan Albert yang se
lalu menenangkan penulis ketika penulis sudah hampir menyerah dengan
karya tulis ini
6. Pacar-pacar penulis, Kalandra, Jaegar, Dean, Alzam dan Marco yang men
emani dan membuat penulis salting sampai kebanting ketika penulis sedan
g lelah dengan karya tulis ini.
7. Semua pihak yang turut berkontribusi baik dalam hal pemikiran maupun
materi untuk kemajuan karya ini.

Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang hubu
ngan antara kesehatan mental remaja dan produktivitas belajar mereka di sekolah. Tuj
uannya adalah untuk memahami bagaimana kondisi kesehatan mental mempengaruhi
kemampuan belajar mereka dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontrib
usi pada hal tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk pengemban
gan program intervensi yang dapat meningkatkan kesehatan mental dan produktivitas
belajar remaja.
Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
karya ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang membangun dari pemb
aca agar karya ini dapat diperbaiki dan disempurnakan. Semoga karya tulis ini dapat
memberikan manfaat serta menjadi sumber inspirasi bagi pembaca.

Jayapura, 4 Maret 2024

Penulis:
Debora Joice Norce Akasian
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PENGARUH KESEHATAN MENTAL REMA


JA TERHADAP PRODUKTIVITAS BELAJAR” disusun untuk memenuhi syarat
kelulusan Tahun Ajaran 2023/2024 telah disetujui dan disahkan
pada:
Hari:
Tanggal:

Mengetahui, Menyetujui,
Kepala SMA YPPK Taruna Dharma Pembimbing

Ferdinando Lase, S.Kom Hendrikus Lentar, S.Pd


Pembina IV/A
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................i
Abstrak........................................................................................................................ii
Kata Pengantar..........................................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN................................................v
DAFTAR TABEL.....................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................ix
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Batasan Masalah...............................................................................................................2
D. Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
E. Manfaat Penulisan............................................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................4
A. Kajian Teoritis.................................................................................................................4
1. Kesehatan Mental............................................................................................4
2. Produktivitas Belajar Remaja.........................................................................6
3. Hubungan antara Kesehatan Mental dan Produktivitas Belajar Remaja........8
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental dan Produktivitas
Belajar Remaja.....................................................................................................10
5. Strategi untuk Meningkatkan Kesehatan Mental dan Produktivitas Belajar
Remaja..................................................................................................................13
BAB III.......................................................................................................................17
METODOLOGI........................................................................................................17
A. Jenis Penelitian................................................................................................................17
B. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................................................17
C. Populasi dan Sampel.......................................................................................................17
D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................................17
E. Prosedur Kerja.................................................................................................................17
F. Teknik Analisis Data........................................................................................................18
BAB IV.......................................................................................................................19
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................19
A. Hasil Penelitian..................................................................................................19
1. Prevalensi gangguan kesehatan mental remaja di Indonesia........................19
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja.......................20
3. Strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehatan mental remaja
.......................................................................................................................20
B. Pembahasan.......................................................................................................21
1. Prevalensi gangguan kesehatan mental remaja di Indonesia........................21
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja.......................23
3. Strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehatan mental remaja
.......................................................................................................................27
BAB V.........................................................................................................................30
PENUTUP..................................................................................................................30
A. Kesimpulan........................................................................................................................30
B. Saran......................................................................................................................31
Lampiran...................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................37
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Pengisian Angket...............................................................................24


Tabel 4.2 Hasil Pengisian Angket Dalam Bentuk Persentase.....................................25
DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi Pembagian dan Pengisian Angket.................................................31


2. Grafik Pengisian Angket......................................................................................32
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dal
am keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikma
ti kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Seseorang yang
bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara
maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positi
f dengan orang lain. Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu a
kan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali em
osi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk (Kemenkes, 2018).
Penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari, tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan dengan orang lain, na
mun juga dapat menurunkan prestasi di sekolah dan produktivitas kerja. Masa
remaja merupakan periode yang rentan terhadap tekanan dari berbagai aspek
kehidupan, terutama konteks pendidikan. Kesehatan mental yang baik tidak
hanya memberikan dampak positif pada kesejahteraan individu, tetapi juga
berpengaruh pada kemampuan mereka dalam meraih potensi akademik secara
maksimal (Kemenkes, 2018).
Tingkat stres, tekanan akademik, dan tantangan sosial yang dihadapi re
maja saat ini telah menunjukkan korelasi yang signifikan dengan kondisi kese
hatan mental mereka. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih mendalam men
genai bagaimana kesehatan mental remaja berhubungan dengan produktivitas
belajar mereka menjadi sangat relevan (Kemenkes, 2018).
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana prevalensi gangguan kesehatan mental remaja di Indonesia?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja?
3. Bagaimana strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehat
an mental remaja guna mendukung produktivitas belajar mereka?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Fokus pada remaja usia sekolah menengah atas (SMA) dalam rentang
usia 15-18 tahun.
2. Membatasi penelitian pada hubungan antara kesehatan mental remaja
dengan produktivitas belajar mereka dalam konteks lingkungan sekola
h.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja akan dibat
asi pada aspek-aspek yang terkait dengan lingkungan sekolah dan inter
aksi sosial dengan teman sebaya serta guru.
4. Penelitian tidak akan membahas lebih lanjut tentang faktor-faktor yang
berkaitan dengan kondisi kesehatan mental yang bersifat genetik atau
medis yang mendasari gangguan kesehatan mental.

D. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan pada penelitian ini adalah:
1. Mengetahui prevalensi gangguan kesehatan mental remaja di Indonesi
a.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental r
emaja dalam pencapaian produktivitas belajar.
3. Menyusun strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehat
an mental remaja guna mendukung produktivitas belajar mereka.
E. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan pada penelitian ini adalah:
1. Manfaat umum:
a. Menyediakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pen
tingnya Kesehatan mental remaja dalam konteks pendidikan.
b. Memberikan wawasan bagi institusi pendidikan dan para prakti
si untuk mengembangkan program-program yang mendukung
kesehatan mental remaja dan peningkatan produktivitas belajar.
2. Manfaat khusus: meningkatkan pengetahuan penulis tentang pengaruh
Kesehatan mental remaja terhadap produktivitas belajarnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Kesehatan Mental
Kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu memilik
i kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari pote
nsinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup n
ormal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara p
roduktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepa
da komunitasnya. Remaja yang memiliki kesehatan mental yang baik c
enderung mampu mengelola stres, berhubungan baik dengan orang lai
n, dan mengatasi tantangan hidup secara efektif. Namun, berbagai fakt
or seperti tekanan akademik, konflik dalam keluarga, serta isu-isu sosi
al dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja secara negatif (Kese
hatan, 2023).
Kesehatan mental merupakan aspek penting yang seringkali ter
abaikan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama bagi remaja, menjaga
kesehatan mental remaja memiliki peranan yang sangat penting untuk
memastikan perkembangan yang sehat dan kualitas hidup yang baik. K
ali ini membahas secara singkat pentingnya kesehatan mental bagi rem
aja dan memberikan beberapa tips tentang bagaimana remaja dapat me
njaga kesehatan mental remaja dengan baik (Primasasti, 2023).
Remaja adalah kelompok usia yang rentan mengalami berbagai
perubahan emosional dan psikologis yang signifikan. Oleh karena itu,
menjaga kesehatan mental remaja menjadi suatu kebutuhan yang mend
esak. Kesehatan mental yang baik dapat berkontribusi pada kemampua
n remaja dalam menghadapi tekanan, mengatasi masalah, dan menjalin
hubungan sosial yang sehat. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan o
leh remaja untuk menjaga kesehatan mental remaja. Pertama-tama, pe
nting bagi remaja untuk menjaga keseimbangan antara tugas akademik,
aktivitas sosial, dan waktu istirahat. Terlalu banyak tekanan akademik
dapat menyebabkan stres yang berlebihan dan mempengaruhi kesehata
n mental. Dengan mengatur waktu dengan baik dan mengambil istirah
at yang cukup, remaja dapat mengurangi risiko stres dan menjaga kese
imbangan dalam kehidupan remaja. Selain itu, penting bagi remaja unt
uk memiliki outlet kreatif atau hobi yang dapat membantu remaja men
gekspresikan diri. Misalnya, remaja dapat mencoba seni, olahraga, me
nulis, atau bermain musik. Kegiatan ini dapat membantu mengurangi s
tres, meningkatkan mood, dan memberikan rasa pencapaian yang posit
if. Remaja juga perlu menjaga pola makan yang sehat dan berimbang.
Makan makanan bergizi dapat memberikan energi yang cukup untuk
menjaga kesehatan fisik dan mental. Hindari mengkonsumsi makanan
cepat saji atau junk food yang dapat mempengaruhi suasana hati dan k
esejahteraan secara keseluruhan (Primasasti, 2023) .
Lebih lanjut, penting bagi remaja untuk membangun hubungan
sosial yang positif dan mendapatkan dukungan dari orang-orang terdek
at. Bekerjasama dengan keluarga, teman, atau bahkan mencari bantuan
dari profesional kesehatan mental dapat membantu remaja mengatasi
masalah yang remaja hadapi dan merasa didukung secara emosional. Ji
ka kesehatan mental tidak dijaga dengan baik, remaja berisiko mengal
ami gangguan mental yang dapat mempengaruhi kehidupan remaja sec
ara negatif. Beberapa ciri-ciri yang mungkin muncul ketika mengalami
gangguan mental termasuk perubahan suasana hati yang drastis, kesuli
tan tidur, kehilangan minat atau motivasi, perubahan berat badan yang
signifikan, isolasi sosial, dan kesulitan dalam konsentrasi. Jika remaja
mengalami gejala-gejala ini, penting untuk segera mencari bantuan dar
i profesional kesehatan mental (Primasasti, 2023).
Kesehatan mental merupakan aspek yang sangat penting bagi r
emaja. Dengan menjaga kesehatan mental remaja dengan baik, remaja
dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik, menjalin hubun
gan yang sehat, dan meraih kualitas hidup yang baik. Penting bagi rem
aja untuk mengenali tanda-tanda gangguan mental dan mencari bantua
n jika diperlukan. Dengan dukungan yang tepat, remaja dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal dalam aspek kesehatan mental remaja
(Primasasti, 2023).

2. Produktivitas Belajar Remaja

Produktivitas belajar adalah sebuah kemampuan siswa secara efekt


if dan efisien untuk memperoleh pembelajaran baru dengan tujuan unt
uk memperluas pemahaman siswa terhadap sebuah pelajaran. Produkti
vitas belajar bukan hanya tentang seberapa banyak waktu yang dihabis
kan dalam belajar, tetapi lebih kepada bagaimana seseorang mengguna
kan waktu tersebut dengan baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
manajemen waktu yang baik, disiplin belajar yang kuat, dan bagaiman
a kita mengatasi gangguan belajar (Academy, 2023).

Meningkatkan produktivitas belajar adalah sebuah tujuan yang diin


ginkan para siswa untuk mencapai kesuksesan akademik. Cara untuk
mencapai kesuksesan tersebut dapat dimulai dari produktivitas belajar
siswa yang ditingkatkan. Namun, sering sekali produktivitas belajar kit
a terhambat karena kebosanan, gangguan eksternal, kesehatan mental
yang kurang baik atau kurangnya motivasi belajar. Produktivitas belaja
r remaja juga mencakup kemampuan mereka untuk memahami, mengi
ngat, dan menerapkan informasi yang diperoleh dalam konteks pendidi
kan. Faktor-faktor seperti motivasi, konsentrasi, dan kesejahteraan em
osional dapat mempengaruhi produktivitas belajar mereka. Remaja ya
ng mengalami gangguan kesehatan mental cenderung memiliki kesulit
an dalam mempertahankan konsentrasi dan motivasi, yang pada giliran
nya dapat menghambat pencapaian produktivitas belajar yang optimal
(Academy, 2023).

Di masa remaja, kehidupan seringkali penuh dengan pelajaran, tan


ggung jawab, dan aktivitas yang beragam. Dalam menghadapi semua t
untutan ini, penting bagi remaja untuk mengembangkan produktivitas
yang efektif. Produktivitas bukan hanya tentang menyelesaikan tugas d
engan cepat, tetapi juga tentang mengatur waktu, fokus, dan kemampu
an untuk mencapai tujuan secara efisien (Vania, 2023).

Pertama-tama, mengembangkan produktivitas di masa remaja mem


erlukan pemahaman yang jelas tentang tujuan dan prioritas. Remaja pe
rlu mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai dan mengatur priorit
as berdasarkan pentingnya. Dengan menetapkan tujuan yang jelas, rem
aja dapat mengarahkan energi dan usaha mereka pada hal-hal yang ben
ar-benar penting. Selain itu, mengelola waktu dengan baik adalah kunc
i dalam meningkatkan produktivitas. Remaja harus belajar mengatur ja
dwal mereka dengan bijaksana, termasuk waktu untuk belajar, beraktiv
itas ekstrakurikuler, bersosialisasi, dan beristirahat. Menggunakan alat
bantu seperti agenda atau aplikasi manajemen waktu dapat membantu
remaja mengatur kegiatan sehari-hari mereka secara efisien (Vania, 20
23).

Fokus juga merupakan faktor penting dalam meningkatkan produk


tivitas. Remaja seringkali dihadapkan pada gangguan dan godaan yang
dapat mengalihkan perhatian mereka. Mempelajari teknik untuk memp
ertahankan fokus, seperti mengatur lingkungan belajar yang tenang, m
engelola gangguan digital, dan menggunakan metode pomodoro (meto
de kerja terbagi dalam periode waktu tertentu) dapat membantu remaja
tetap fokus pada tugas-tugas yang sedang mereka lakukan. Selain itu,
mengembangkan keterampilan manajemen diri juga penting dalam me
ningkatkan produktivitas. Remaja perlu belajar mengatur diri sendiri,
menghindari prokrastinasi, dan memiliki disiplin diri dalam menyelesa
ikan tugas-tugas yang diberikan. Kebiasaan yang baik, seperti mengatu
r prioritas, mengatur ruang kerja yang rapi, dan melibatkan diri dalam
refleksi diri, dapat membantu remaja menjadi lebih produktif dalam ke
giatan sehari-hari mereka (Vania, 2023).

Terakhir, menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesejaht


eraan mental juga sangat penting. Remaja perlu mengenali pentingnya
istirahat, waktu luang, dan menjaga kesehatan fisik serta mental. Mere
ka dapat mengembangkan rutinitas sehat, seperti olahraga, meditasi, da
n menjaga hubungan sosial yang positif, untuk meningkatkan energi d
an kualitas hidup mereka. Dalam mengembangkan produktivitas di ma
sa remaja, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki keuni
kannya sendiri. Remaja perlu mengenali kekuatan, minat, dan gaya bel
ajar mereka sendiri untuk dapat mengoptimalkan produktivitas mereka.
Dengan memahami diri sendiri secara lebih baik, remaja dapat menga
mbil langkah-langkah yang sesuai untuk meningkatkan efektivitas dan
mencapai kesuksesan dalam kehidupan mereka (Vania, 2023).

3. Hubungan antara Kesehatan Mental dan Produktivitas Belajar Remaja


Gangguan kesehatan mental atau mental illness merupakan sua
tu gangguan terhadap kesehatan jiwa yang dapat mempengaruhi suasa
na hati, pola berfikir, sampai pola dalam berperilaku. Faktor penyebab
gangguan mental sendiri dapat terjadi karena faktor genetik maupun fa
ktor psikologis, yang timbul karena adanya trauma berat yang pernah d
ialami penderitanya. Gangguan kesehatan mental ini umumnya terjadi
pada remaja yang sering mengalami gangguan kecemasan seperti serin
g merasakan kesedihan, putus asa, stres, sampai seringkali mengalami
halusinasi yang akhirnya dapat berdampak kepada banyak aspek, terut
ama terhadap kehidupannya di sekolah (Alifah, 2023).
Gangguan mental seringkali mengganggu pada kinerja otak seh
ingga hal ini dapat menyebabkan kesulitan pada anak untuk fokus dala
m kegiatan belajar di sekolah. Anak yang mengalami gangguan mental
cenderung akan sering mengalami kelelahan akibat gangguan pada pol
a tidurnya yang tidak beraturan sehingga berdampak pada produktivita
s anak dalam aktivitasnya di sekolah. Anak akan menjadi pribadi yang
menutup diri dengan menarik diri dari orang-orang sekitar untuk meng
hindari ingatan trauma yang mereka alami, yang akhirnya menyebabka
n anak menjadi sulit dalam berkomunikasi (Alifah, 2023).

Yang berikutnya, suasana hati anak yang mengalami gangguan


mental akan mengalami perubahan mood secara drastis yang bisa berd
ampak pada aktivitasnya di sekolah karena emosinya yang tidak dapat
terkontrol. Pastinya motivasi belajar juga menjadi rendah, hal ini dapat
dipicu karena gangguan kesehatan mental pada anak, hal ini disebabka
n karena anak tidak mempunyai dorongan semangat dalam dirinya unt
uk mengikuti pembelajaran di sekolah akibat terlalu lelah karena gang
guan kesehatan mental tersebut. Penelitian telah menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara kesehatan mental remaja dan
produktivitas belajar mereka. Remaja yang mengalami gangguan
kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan cenderung memiliki
kinerja akademik yang lebih rendah dan tingkat absensi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki kesehatan mental
yang baik. Gangguan kesehatan mental juga dapat mempengaruhi
kemampuan remaja dalam mengatasi tugas-tugas akademik dan
menyelesaikan pekerjaan rumah dengan efektif (Alifah, 2023).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental dan


Produktivitas Belajar Remaja
Kesehatan mental seseorang dapat berubah yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor, seperti genetik, pelecehan seksual, trauma masa
lalu, pola hidup tidak sehat, dan cedera otak. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kesehatan mental remaja dan produktivitas belajar
mereka meliputi lingkungan keluarga, tekanan akademik, hubungan
sosial, dan pola tidur yang tidak teratur. Lingkungan keluarga yang
tidak mendukung, konflik orangtua, atau kurangnya dukungan
emosional dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental pada
remaja. Sementara itu, tekanan akademik yang berlebihan dan
kurangnya keseimbangan antara sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan
waktu istirahat juga dapat berkontribusi terhadap tingkat stres dan
kecemasan yang tinggi pada remaja. Kesehatan mental sangat penting
diperhatikan pada setiap tahap kehidupan, dari kecil hingga
dewasa. Jika tidak, bisa terjadi komplikasi yang menurunkan kualitas
hidup hingga mengancam jiwa (Novita, 2023).

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan mental dan


menyebabkan gangguan mental dibagi menjadi tiga, yaitu:

 Faktor biologi: genetik, kimia pada otak, gangguan pada otak


 Faktor kehidupan: trauma, pelecehan, racun, alkohol, obat-
obatan
 Faktor keluarga: riwayat keluarga dan masalah keluarga (Nov
ita, 2023).

Kesehatan mental atau jiwa menurut undang – undang nomor


18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana
seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual
dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu
memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Hal itu juga berarti
kesehatan mental mempunyai pengaruh terhadap fisik seseorang dan
juga akan mengganggu produktivitas. Kesehatan mental sangat
penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik.
Ganguan mental atau kejiwaan bisa dialami oleh siapa saja. Data
Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan prevalensi
gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala
depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai
sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11
juta orang (Rachmawati, 2020).

Pada usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi


sebesar 6,2%. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk
menyakiti diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri. Sebesar 80 – 90%
kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan. Kasus
bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap
satu jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4.2%
siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Pada kalangan
mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri
sedangkan 3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri. Depresi
pada remaja bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam
bidang akademik, perundungan (bullying), faktor keluarga, dan
permasalahan ekonomi (Rachmawati, 2020).

Depresi terjadi dengan salah satu ciri adalah dengan stres dan
kecemasan berkepanjangan yang menyebabkan terhambatnya aktivitas
dan menurunya kualitas fisik. Pencegahan depresi dapat dilakukan
dengan pengelolaan stres. Pengelolaan stres masing – masing individu
berbeda, ada yang mengelola stres dengan melakukan kegiatan yang
disukai seperti hobi, melakukan kegiatan refreshing, mendekatkan diri
dalam konteks spiritual keagamaan, hingga bercerita kepada orang lain
untuk mengurangi beban stres. Terlepas dari stigma masyarakat,
keberanian diri untuk terbuka terhadap orang lain dan berobat
merupakan salah satu langkah yang tepat. Di era digital seperti
sekarang banyak platfrorm yang meyediakan layanan konsultasi secara
daring dengan biaya maupun gratis. Selain itu, beberapa puskesmas
telah menyediakan layanan konsultasi psikologi dengan biaya gratis
maupun berbayar dengan harga terjangkau. Akan tetapi pemahaman
akan kesehatan mental di Indonesia cenderung rendah. Hal ini
dibuktikan dengan tingkat pemasungan orang dengan gangguan jiwa
sebesar 14% pernah pasung seumur hidup dan 31,5% dipasung 3 bulan
terakhir. Selain itu sebesar 91% masyarakat Indonesia yang mengalami
gangguan jiwa tidak tertangani dengan baik dan hanya 9% sisanya
yang dapat tertangani. Tidak ditangani dengan baik bisa menjadi
indikasi akan kurangnya fasilitas kesehatan mental ditambah
kurangnya pemahaman akan kesehatan mental. Masyarakat cenderung
memberi stigma negatif terhadap orang dengan gangguan mental atau
jiwa yaitu dengan mencela dan menganggapnya sebagai aib, anggapan
akan orang gila. Selain itu masyarakat yang kurang paham akan tanda
– tanda gangguan mental seperti depresi, yang mana depresi
merupakan gangguan kesehatan mental yang paling sering ditemukan.
Hal ini menyebabkan orang dengan kesehatan mental yang terganggu
cenderung susah terbuka akan pengobatan dan malah merasa lebih
tertekan akan stigma masyarakat. Hendaknya masyarakat lebih terbuka
dan peka akan gangguan kesehatan mental disekitarnya. Masyarakat
bisa menjadi pendengar bagi orang yang mengalami depresi maupun
stres sebagai upaya meringankan beban mental (Rachmawati, 2020).

5. Strategi untuk Meningkatkan Kesehatan Mental dan Produktivitas


Belajar Remaja
Untuk meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan, kamu
tidak bisa hanya berfokus pada kesehatan fisik. Kesehatan mental juga
memainkan peran yang besar dalam kehidupan. Kesehatan mental
sebagai kemampuan diri sendiri untuk mengelola perasaan dan
menghadapi kesulitan sehari-hari. Kamu yang merasa mudah mengala
mi stres atau gangguan kecemasan, berikut ini beberapa hal sederhana
yang dapat meningkatkan kesehatan mental:

 Katakan hal positif pada diri sendiri


Penelitian menunjukkan bahwa cara kamu berpi
kir tentang diri sendiri dapat memiliki efek yang kuat p
ada kejiwaan kamu. Ketika kita memandang diri kita da
n hidup kita secara negatif, maka kita juga merasakan e
fek negatifnya. Sebaliknya, jika membiasakan diri men
ggunakan kata-kata yang membuat lebih positif, maka h
al ini membuat kamu lebih optimis (Florencia, 2023).
 Tuliskan Hal-Hal yang Patut Disyukuri
Rasa bersyukur dikaitkan dengan peningkatan k
esejahteraan, kualitas kesehatan mental, serta kebahagia
an. Cara sederhana untuk meningkatkan rasa bersyukur
adalah membuat jurnal dan menuliskan berbagai hal ya
ng patut disyukuri setiap harinya. Secara umum merenu
ngkan rasa terima kasih juga efektif, tetapi kamu perlu
berlatih secara teratur untuk mendapatkan manfaat jang
ka panjang. Temukan sesuatu untuk disyukuri dan nikm
ati perasaan tersebut dalam hatimu (Florencia, 2023).
 Fokus pada satu hal pada satu waktu
Fokus kepada tujuan mampu melepaskan emosi
negatif atau sulit dari pengalaman masa lalu yang mem
bebani. Mulailah dengan membawa kesadaran bahkan u
ntuk hal-hal sederhana seperti mandi, makan siang, atau
berjalan pulang. Memberi perhatian pada sensasi fisik,
suara, bau, atau rasa dari pengalaman ini membantu ka
mu untuk fokus. Ketika pikiran kamu terbang melayang
hingga menyebabkan kamu overthingking, maka bawa
saja kembali ke apa yang kini kamu tengah lakukan (Fl
orencia, 2023).
 Olahraga
Tubuh akan melepaskan endorfin yang memban
tu menyingkirkan stres dan meningkatkan suasana hati
kamu sebelum dan sesudah berolahraga. Itulah sebabny
a olahraga adalah cara penangkal stres, kecemasan, dan
depresi yang ampuh. Carilah cara-cara kecil untuk men
ambah aktivitas olahraga, seperti naik tangga, atau jalan
kaki ke tempat yang dekat. Untuk mendapatkan manfaa
t maksimal, lakukan olahraga setidaknya 30 menit setia
p hari, dan coba melakukannya di luar ruangan. Papara
n sinar matahari juga membantu tubuh menghasilkan vi
tamin D, yang meningkatkan tingkat serotonin di otak
(Florencia, 2023).
 Makanlah makanan yang enak
Selain memberikan nutrisi yang dibutuhkan,
makan lezat dan sehat juga menyehatkan otak.
Karbohidrat (dalam jumlah sedang) meningkatkan
serotonin, bahan kimia yang terbukti memiliki efek
menenangkan pada suasana hati. Sementara itu
makanan kaya protein membantu kamu tetap waspada
(Florencia, 2023).
Sayuran dan buah-buahan dipenuhi dengan
nutrisi yang memberi makan setiap sel tubuh, termasuk
yang mempengaruhi bahan kimia otak yang mengatur
suasana hati. Sertakan makanan dengan asam lemak tak
jenuh ganda Omega-3 (ditemukan dalam ikan, kacang-
kacangan, dan biji rami). Nutrisi ini dapat
meningkatkan suasana hati dan mengembalikan
integritas struktural pada sel-sel otak yang diperlukan
untuk fungsi kognitif (Florencia, 2023).
 Terbukalah pada seseorang
Mengetahui bahwa kamu dihargai oleh orang
lain adalah penting untuk membantu kamu berpikir
lebih positif. Belajar terbuka kepada orang lain, yang
membuat kamu lebih mampu berpikir positif dan
semakin mengenal diri sendiri (Florencia, 2023).
 Lakukan sesuatu untuk orang lain
Penelitian menunjukkan bahwa membantu oran
g lain memiliki efek menguntungkan pada perasaan ka
mu tentang diri sendiri. Bersikap membantu dan ramah
adalah cara yang baik untuk membangun harga diri. Ma
kna yang ditemukan dalam membantu orang lain memp
erkaya dan memperluas hidupmu (Florencia, 2023).
 Istirahat
Pada saat-saat semua pekerjaan terasa seperti ter
lalu banyak, menjauhlah, dan lakukan apa pun kecuali h
al yang membuat kamu semakin stres, setidaknya samp
ai kamu merasa sedikit lebih baik. Terkadang hal terbai
k untuk dilakukan adalah latihan pernapasan sederhana:
Tutup mata dan ambil 10 tarikan napas dalam-dalam. U
ntuk masing-masing tarikan napas, hitung sampai empa
t saat menarik napas, tahan selama empat hitungan, dan
buang napas untuk empat hitungan. Hal ini bekerja baik
untuk membantu kamu melawan stres (Florencia, 202
3).
 Tidur tepat waktu
Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa
kurang tidur memiliki efek negatif yang signifikan pada
suasana hati. Coba tidur pada waktu yang teratur setiap
hari. Hindari bermain gadget sebelum waktu tidur dan
membatasi minuman berkafein untuk pagi hari (Florenc
ia, 2023).

Untuk meningkatkan kesehatan mental dan produktivitas belajar


remaja, diperlukan pendekatan yang holistik yang melibatkan berbagai
aspek kehidupan mereka. Program-program pendidikan yang
mempromosikan kesehatan mental, seperti pelatihan keterampilan
sosial dan manajemen stres, dapat membantu remaja mengatasi
tantangan yang mereka hadapi. Selain itu, dukungan dari keluarga,
sekolah, dan komunitas juga penting dalam menciptakan lingkungan
yang mendukung pertumbuhan emosional dan akademik remaja (Floren
cia, 2023).

BAB III

METODOLOGI
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang menggunakan pend
ekatan statistik untuk menganalisis hubungan antara kesehatan mental remaja dan
produktivitas belajar mereka.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian : SMA YPPK Taruna Dharma Jayapura (Kotaraja Luar,
Jalan Raya Abepura Kotaraja)
2. Waktu Penelitian : 26 februari 2024
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi : remaja yang terdaftar sebagai siswa di SMA YPPK Taruna D
harma Jayapura.
2. Sampel : siswa remaja kelas X-4 SMA YPPK Taruna Dharma J
ayapura
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui angket yang berisi pernyataan tentang kesehatan
mental, produktivitas belajar, dan faktor-faktor terkait lainnya.
E. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:
1. Persiapan Angket
Peneliti akan menyiapkan angket yang berisi pernyataan tentang keseh
atan mental, produktivitas belajar, dan faktor-faktor terkait lainnya. An
gket akan dirancang dengan cermat untuk memastikan bahwa semua a
spek yang relevan dengan penelitian tercakup.
2. Persiapan dan Pengenalan Responden
Peneliti akan menjelaskan tujuan penelitian kepada responden, yaitu si
swa remaja kelas X-4 SMA YPPK Taruna Dharma Jayapura. Penjelasa
n juga akan diberikan mengenai anonimitas dan kerahasiaan tanggapan
mereka.

3. Pengisian Angket
Responden akan diminta untuk mengisi angket sesuai dengan panduan
yang diberikan. Mereka akan diberikan waktu yang cukup untuk melu
angkan waktu dan memberikan tanggapan yang jujur dan akurat.
4. Pengumpulan Data
Setelah angket diisi oleh responden, peneliti akan mengumpulkan data
dari angket yang telah selesai diisi.
5. Analisis Data
Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan teknik analisis stati
stik deskriptif untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondis
i kesehatan mental, produktivitas belajar, dan faktor-faktor terkait lain
nya. Selain itu, data kualitatif dari jawaban angket akan dianalisis men
ggunakan teknik analisis konten untuk memperoleh pemahaman yang l
ebih dalam tentang persepsi dan pengalaman remaja.
6. Interpretasi Hasil
Hasil analisis akan diinterpretasikan untuk menyimpulkan temuan pen
elitian dan mengidentifikasi implikasi yang relevan.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis statistik deskriptif untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang kondisi kesehatan mental, produktivitas belajar, dan faktor-faktor
terkait lainnya. Selain itu, data kualitatif dari jawaban angket akan dianalisis
menggunakan teknik analisis konten untuk memperoleh pemahaman yang lebi
h dalam tentang persepsi dan pengalaman remaja.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Prevalensi gangguan kesehatan mental remaja di Indonesia
Gangguan kesehatan mental atau merupakan masalah kejiwaan
yang rentan terjadi pada remaja. Data di Indonesia menunjukkan seban
yak 6,1% penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gan
gguan kesehatan mental.
Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan
prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan
gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas
mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara
dengan 11 juta orang.
Pada usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi
sebesar 6,2%. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk
menyakiti diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri. Sebesar 80 – 90%
kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan. Kasus
bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap
satu jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4.2%
siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Pada kalangan
mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri
sedangkan 3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri. Depresi
pada remaja bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam
bidang akademik, perundungan (bullying), faktor keluarga, dan
permasalahan ekonomi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja
Faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental remaja san
gat beragam. Lingkungan keluarga, termasuk konflik antara orangtua d
an kurangnya dukungan emosional, serta lingkungan yang tidak mend
ukung, dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental pada re
maja. Selain itu, tekanan akademik yang berlebihan juga menjadi fakto
r yang signifikan, terutama jika tidak diimbangi dengan waktu istirahat
yang cukup dan kegiatan ekstrakurikuler. Hubungan sosial yang kuran
g baik atau kurangnya dukungan dari teman-teman dan keluarga juga d
apat berdampak negatif pada kesehatan mental remaja. Pola tidur yang
tidak teratur juga dapat menyebabkan gangguan tidur dan mengganggu
keseimbangan kesehatan mental. Namun, penelitian ini tidak memasuk
kan faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi kesehatan mental yan
g bersifat genetik atau medis yang mendasari gangguan kesehatan men
tal.

Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, langkah-langkah dap


at diambil untuk mencegah atau mengatasi gangguan kesehatan mental
pada remaja dengan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai asp
ek kehidupan mereka.

3. Strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehatan mental r


emaja
Berdasarkan data yang disajikan, terdapat beberapa strategi yan
g dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehatan mental remaja.

Pertama, adalah dengan menyuarakan hal positif pada diri send


iri. Remaja dapat mengubah pola pikir mereka menjadi lebih positif de
ngan membiasakan diri menggunakan kata-kata yang membuat mereka
lebih optimis tentang diri sendiri. Selanjutnya, menuliskan hal-hal yan
g patut disyukuri juga dapat membantu. Merenungkan rasa syukur sec
ara teratur melalui jurnal bisa meningkatkan kesejahteraan dan kualitas
kesehatan mental. Fokus pada satu hal pada satu waktu juga merupaka
n strategi efektif. Mengembangkan kesadaran saat ini dan fokus pada t
ugas yang sedang dilakukan dapat membantu mengurangi stres dan ke
cemasan. Selain itu, melibatkan diri dalam olahraga secara teratur juga
dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi, serta meni
ngkatkan suasana hati. Gaya makan yang sehat dan bergizi juga merup
akan faktor penting. Nutrisi yang baik sangat berperan dalam kesehata
n mental, sehingga remaja disarankan untuk mengonsumsi makanan ya
ng kaya akan karbohidrat, protein, serta buah-buahan dan sayuran. Ter
buka pada seseorang juga merupakan strategi yang efektif, karena berb
icara dengan seseorang yang dipercaya dapat membantu meredakan str
es dan meningkatkan suasana hati. Melakukan sesuatu untuk orang lai
n juga dapat memberikan perasaan yang baik tentang diri sendiri dan
meningkatkan harga diri. Terakhir, istirahat dan tidur dengan cukup sa
ngat penting. Istirahat yang cukup dan tidur pada waktu yang teratur d
apat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental
secara keseluruhan.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, remaja dapat meningk


atkan kesehatan mental mereka dan mengatasi berbagai tantangan yan
g mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

B. Pembahasan
1. Prevalensi gangguan kesehatan mental remaja di Indonesia
Data tersebut menggambarkan betapa seriusnya masalah gangg
uan kesehatan mental, terutama depresi, di kalangan remaja di Indones
ia. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa prevalensi gangguan mental em
osional, termasuk depresi dan kecemasan, cukup tinggi, mencapai seki
tar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 11 juta orang. Di
usia remaja (15-24 tahun), persentase depresi bahkan sedikit lebih ting
gi, yakni mencapai 6,2%.
Fakta bahwa depresi sering kali berujung pada perilaku menya
kiti diri sendiri hingga bunuh diri menjadi perhatian serius. Diperkirak
an 80-90% kasus bunuh diri disebabkan oleh depresi dan kecemasan.
Angka kasus bunuh diri di Indonesia yang mencapai 10.000 setiap tah
unnya, atau setara dengan satu kasus bunuh diri setiap jam, juga mence
rminkan urgensi penanganan masalah ini. Data diatas juga menunjukk
an bahwa pemikiran bunuh diri tidaklah jarang di kalangan siswa dan
mahasiswa di Indonesia. Dari sudut pandang kesehatan mental, ini ada
lah peringatan bahwa masalah ini tidak hanya mengancam fisik, tetapi
juga psikologis dan emosional individu.

Berbagai faktor diidentifikasi sebagai pemicu depresi pada rem


aja, termasuk tekanan akademik, perundungan, faktor keluarga, dan m
asalah ekonomi. Hal ini menunjukkan kompleksitas masalah kesehatan
mental yang tidak hanya berkaitan dengan faktor internal individu, teta
pi juga dengan faktor lingkungan dan sosial. Oleh karena itu, penanga
nan depresi pada remaja memerlukan pendekatan yang holistik dan teri
ntegrasi. Langkah-langkah pencegahan dan intervensi yang tepat harus
melibatkan berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, lembaga keseh
atan, dan masyarakat luas. Pendidikan dan kesadaran masyarakat tenta
ng kesehatan mental juga perlu ditingkatkan agar stigma terhadap gang
guan mental dapat dikurangi dan individu yang membutuhkan dapat m
emperoleh bantuan dengan lebih mudah.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja


Dari hasil penelitian di atas penulis membuat angket pernyatan
dan memberikan kepada 15 responden dan mendapatkan hasil:
NO PERNYATAAN SETUJ NETRAL TIDAK S
U ETUJU
1 Saya merasa tertekan oleh b 8 6 1
eban tugas sekolah yang ber
at
2 Saya sering merasa cemas te 9 6 0
ntang hasil ujian atau tugas
sekolah
3 Saya merasa terbebani oleh 3 9 3
besarnya harapan dari oran
g tua saya
4 Saya kesulitan untuk mempe 6 9 0
rtahankan konsentrasi saat b
elajar
5 Saya merasa sulit untuk men 9 6 0
gatur waktu antara tugas sek
olah, kegiatan ekstrakurikul
er, dan waktu istirahat
6 Saya mendapatkan dukunga 7 7 1
n yang memadai dari orang t
ua saya terkait masalah akad
emis saya
7 Saya merasa mampu mengat 4 6 5
asi stres dalam kehidupan se
hari-hari
8 Saya sering mengalami kesu 7 5 3
litan tidur karena pikiran ya
ng terus berputar
9 Saya memiliki waktu yang c 3 9 3
ukup untuk istirahat dan rela
ksasi setiap hari
10 Saya merasa optimis tentang 6 8 1
masa depan dan potensi say
a
Tabel 4.1 Hasil Pengisian Angket
Dari data di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sebagia
n besar responden setuju bahwa mendapatkan dukungan dari keluarga, teman,
lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga yang baik, akan mendukung
seorang remaja untuk mempunyai mental yang sehat. Berikut data hasil pengis
ian angket dalam bentuk persentase:

NO PERNYATAAN SETUJU NETRAL TIDAK


SETUJU
1 Saya merasa tertekan oleh be 53,3% 40% 6,7%
ban tugas sekolah yang berat
2 Saya sering merasa cemas te 60% 40% 0%
ntang hasil ujian atau tugas s
ekolah
3 Saya merasa terbebani oleh b 20% 60% 20%
esarnya harapan dari orang tu
a saya
4 Saya kesulitan untuk memper 40% 60% 0%
tahankan konsentrasi saat bel
ajar
5 Saya merasa sulit untuk men 60% 40% 0%
gatur waktu antara tugas sek
olah, kegiatan ekstrakurikule
r, dan waktu istirahat
6 Saya mendapatkan dukungan 46,7% 46,7% 6,6%
yang memadai dari orang tua
saya terkait masalah akademi
s saya
7 Saya merasa mampu mengata 26,7% 40% 33,3%
si stres dalam kehidupan seh
ari-hari
8 Saya sering mengalami kesul 46,7% 33,3% 20%
itan tidur karena pikiran yang
terus berputar
9 Saya memiliki waktu yang cu 20% 60% 20%
kup untuk istirahat dan relaks
asi setiap hari
10 Saya merasa optimis tentang 40% 53,3% 6,7%
masa depan dan potensi saya
Tabel 4.2 Hasil Pengisian Angket Dalam Bentuk Persentase
Penulis dapat menyimpulkan bahwa dari 15 orang responden yang me
ngisi angket 41,34% setuju, 47,33% netral, 11,33% tidak setuju denga
n pernyataan yang di tuangkan penulis tentang mendapatkan dukungan
dari keluarga, teman, lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga
yang baik, akan mendukung seorang remaja untuk mempunyai mental
yang sehat.

Faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental remaja yan


g telah disebutkan memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejaht
eraan psikologis mereka. Pertama-tama, lingkungan keluarga memiliki
peran yang sangat penting dalam membentuk kesehatan mental remaja
Konflik antara orangtua, kurangnya dukungan emosional, dan lingkun
gan keluarga yang tidak mendukung dapat menjadi sumber stres yang
signifikan bagi remaja. Interaksi yang kurang harmonis dalam keluarg
a dapat memunculkan perasaan cemas, kesepian, dan bahkan depresi p
ada remaja.

Selain itu, tekanan akademik yang berlebihan juga merupakan f


aktor risiko yang penting. Saat remaja menghadapi tekanan untuk men
capai kesuksesan akademik tanpa jeda yang cukup, mereka rentan men
galami kecemasan dan depresi. Penting bagi pendidik dan orang tua un
tuk memastikan bahwa remaja memiliki keseimbangan antara akademi
s dan kehidupan sosial mereka serta waktu istirahat yang cukup.

Kurangnya dukungan sosial dari teman-teman dan keluarga jug


a dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental pada remaja. Hu
bungan sosial yang kuat dan dukungan emosional dari lingkungan sosi
al dapat membantu remaja mengatasi stres dan tekanan dalam kehidup
an mereka. Oleh karena itu, penting untuk memfasilitasi interaksi sosia
l yang sehat dan membangun jejaring dukungan yang kuat bagi remaja.

Gangguan tidur juga menjadi faktor yang signifikan dalam kes


ehatan mental remaja. Pola tidur yang tidak teratur dapat menyebabka
n gangguan tidur, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi suasana h
ati, konsentrasi, dan kemampuan untuk mengelola stres. Mempromosi
kan kebiasaan tidur yang baik dan lingkungan yang mendukung tidur y
ang berkualitas penting untuk menjaga kesehatan mental remaja.

Meskipun faktor-faktor tersebut merupakan penyebab yang pen


ting, perlu dicatat bahwa ada faktor lain yang juga berkontribusi pada
kesehatan mental remaja, termasuk faktor genetik dan medis. Meskipu
n tidak dibahas dalam penelitian ini, pemahaman tentang faktor-faktor
ini juga penting dalam merancang pendekatan holistik untuk mencega
h dan mengatasi gangguan kesehatan mental pada remaja.

Dengan memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi keseh


atan mental remaja ini, pendekatan holistik yang melibatkan pendidik,
orang tua, dan tenaga kesehatan mental dapat diadopsi. Langkah-langk
ah preventif dan intervensi yang memperhatikan lingkungan keluarga,
tekanan akademik, dukungan sosial, pola tidur, serta faktor-faktor gene
tik dan medis yang mendasari, akan lebih efektif dalam meningkatkan
kesejahteraan mental remaja.
3. Strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehatan mental r
emaja
Pembahasan strategi untuk meningkatkan kesehatan mental re
maja menyoroti pentingnya pendekatan holistik yang melibatkan berba
gai aspek kehidupan mereka. Strategi pertama yang disoroti adalah me
ngubah pola pikir negatif menjadi lebih positif. Penelitian menunjukka
n bahwa cara seseorang memandang diri dan hidupnya memiliki damp
ak besar pada kesejahteraan mental. Dengan mengucapkan kata-kata p
enyemangat pada diri sendiri dan menyadari hal-hal yang patut disyuk
uri, remaja dapat membangun sikap optimis yang dapat mengurangi ti
ngkat stres dan kecemasan.

Selanjutnya, penting bagi remaja untuk memperhatikan fokus d


an kesadaran saat melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan melatih diri
untuk fokus pada satu hal pada satu waktu, mereka dapat menghindari
overthinking dan mengelola emosi negatif yang mungkin timbul dari p
engalaman masa lalu. Hal ini membantu dalam mengatasi stres dan me
ningkatkan produktivitas.

Olahraga teratur juga menjadi strategi penting dalam meningka


tkan kesehatan mental remaja. Olahraga dapat membantu mengurangi t
ingkat stres, meningkatkan suasana hati, dan memperbaiki kualitas tid
ur, yang semuanya berkontribusi pada kesejahteraan mental secara kes
eluruhan.

Aspek nutrisi juga menjadi fokus dalam pembahasan ini. Kons


umsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup memiliki dampak posit
if pada kesehatan mental remaja. Makanan yang sehat dapat memberik
an nutrisi yang dibutuhkan oleh otak dan tubuh, sementara istirahat ya
ng cukup membantu dalam mengatasi kelelahan dan meningkatkan en
ergi.
Selain itu, membuka diri pada orang lain, membantu orang lain,
dan mengambil waktu untuk diri sendiri juga dianggap sebagai strateg
i yang efektif dalam meningkatkan kesehatan mental. Interaksi sosial y
ang positif dan dukungan sosial dapat memberikan rasa dukungan emo
sional yang penting bagi remaja dalam menghadapi tantangan hidup.

Terakhir, pembahasan menyoroti pentingnya program-program


pendidikan yang mempromosikan kesehatan mental, serta dukungan d
ari keluarga, sekolah, dan komunitas. Lingkungan yang mendukung pe
rtumbuhan emosional dan akademik remaja dapat membantu mereka d
alam mengembangkan keterampilan sosial, mengelola stres, dan menin
gkatkan kesejahteraan mental secara keseluruhan.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara konsisten, dihar


apkan remaja dapat memperkuat kesehatan mental mereka, mengatasi t
antangan hidup dengan lebih baik, dan mencapai kualitas hidup yang l
ebih baik secara keseluruhan.
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Prevalensi gangguan kesehatan mental, khususnya depresi, pad
a remaja di Indonesia cukup tinggi. Data menunjukkan bahwa s
ekitar 6,1% dari penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas
mengalami gangguan kesehatan mental. Persentase depresi pad
a remaja (usia 15-24 tahun) bahkan mencapai 6,2%. Fakta bah
wa depresi sering kali berujung pada perilaku menyakiti diri se
ndiri hingga bunuh diri menjadi perhatian serius. Diperkirakan
80-90% kasus bunuh diri disebabkan oleh depresi dan kecemas
an. Ini menandakan perlunya penanganan holistik dan terintegr
asi dari berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, lembaga k
esehatan, dan masyarakat luas. Upaya pencegahan dan interven
si yang tepat serta peningkatan kesadaran tentang kesehatan me
ntal sangat penting untuk mengurangi dampak negatif dan men
ingkatkan kesejahteraan remaja di Indonesia.
2. Faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental remaja meli
puti lingkungan keluarga yang konflik, kurangnya dukungan e
mosional, tekanan akademik yang berlebihan, dukungan sosial
yang kurang, pola tidur yang tidak teratur, dan faktor-faktor ge
netik dan medis yang mendasari. Pendekatan holistik yang mel
ibatkan pendidik, orang tua, dan tenaga kesehatan mental diper
lukan untuk mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan men
tal pada remaja.
3. Strategi untuk meningkatkan kesehatan mental remaja guna me
ndukung produktivitas belajar mereka mencakup beberapa pen
dekatan praktis. Pertama, adalah mengubah pola pikir menjadi
lebih positif dengan mengucapkan kata-kata penyemangat pada
diri sendiri dan merenungkan hal-hal yang patut disyukuri. Sel
anjutnya, penting untuk memperhatikan fokus dan kesadaran sa
at belajar, menghindari multitasking, dan fokus pada satu tugas
pada satu waktu. Olahraga teratur juga penting untuk mengura
ngi stres dan meningkatkan suasana hati, sehingga memperbaik
i produktivitas belajar. Selain itu, asupan makanan bergizi dan i
stirahat yang cukup berperan dalam memelihara kesehatan men
tal dan meningkatkan konsentrasi belajar. Terakhir, membuka d
iri pada orang lain untuk mendapatkan dukungan sosial dan ber
bicara dengan orang yang dipercaya dapat membantu meredaka
n stres dan meningkatkan kesejahteraan mental, yang pada gilir
annya akan mendukung produktivitas belajar remaja secara kes
eluruhan.

B. Saran
1. Penulis menyarankan agar pembaca selalu memanage waktu da
lam pengerjaan penelitian

2. Penelitian ini dapat dikaji lebih lanjut terhadap seberapa berpen


garuhnya kesehatan mental terhadap produktivitas belajar.
Lampiran

1. Dokumentasi Pembagian dan Pengisian Angket

Gambar-gambar di atas merupakan gambar pengisian angket yang di is


i oleh siswa/i kelas X-4 SMA YPPK Taruna Dharma melalui google fo
rmulir.
2. Grafik Pengisian Angket
Berikut adalah grafik pengisian angket yang telah diisi oleh siswa/i kel
as X-4 SMA YPPK Taruna Dharma:
DAFTAR PUSTAKA

Academy, S. (2023, Juli 21). 5 Cara Meningkatkan Produktivitas Dalam Belajar. Ret
rieved from www.sampoernaacademy.sch.id: https://www.sampoernaacademy.
sch.id/id/5-cara-meningkatkan-produktivitas-dalam-belajar/#:~:text=Produkti
vitas%20belajar%20adalah%20sebuah%20kemampuan,pemahaman%20siswa
%20terhadap%20sebuah%20pelajaran.
Alifah, J. Q. (2023, September 05). 5 Dampak Gangguan Kesehatan Mental Terhada
p Kehidupan di Sekolah. Retrieved from health.okezone.com: https://health.ok
ezone.com/read/2023/09/05/483/2877455/5-dampak-gangguan-kesehatan-me
ntal-terhadap-kehidupan-di-sekolah?page=2
Florencia, d. G. (2023, Mei 25). 9 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Mental. Retri
eved from halodoc.com: https://www.halodoc.com/artikel/9-cara-sederhana-m
enjaga-kesehatan-mental
Kemenkes. (2018, Juni 08 ). Kemenkes . Retrieved from ayosehat.kemkes.go.id: https:
//ayosehat.kemkes.go.id/pengertian-kesehatan-mental
Kesehatan, K. (2023, November 06). Pentingnya Kesehatan Mental pada Remaja. Re
trieved from www.biofarma.co.id: https://www.biofarma.co.id/id/announceme
nt/detail/pentingnya-kesehatan-mental-pada-remaja#:~:text=Kesehatan%20me
ntal%20merupakan%20kondisi%20dimana,menghasilkan%2C%20serta%20m
ampu%20memberikan%20kontribusi
Novita, d. D. (2023, Januari 19). Gangguan Kesehatan Mental. Retrieved from klikdo
kter.com: https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-mental/kesehatan-me
ntal
Primasasti, A. (2023, June 18). Ketahui Pentingnya Kesehatan Mental Bagi Remaja.
Retrieved from surakarta.go.id: https://surakarta.go.id/?p=29275
Rachmawati, A. A. (2020, November 27). Darurat Kesehatan Mental bagi Remaja. R
etrieved from https://egsa.geo.ugm.ac.id/: https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/11/
27/darurat-kesehatan-mental-bagi-remaja/#:~:text=Depresi%20pada%20remaj
a%20bisa%20diakibatkan,faktor%20keluarga%2C%20dan%20permasalahan
%20ekonomi.
Vania, E. P. (2023, Juli 13). Mengembangkan Produktivitas di Masa Remaja. Retrieve
d from tarbiyah.alqolam.ac.id: https://tarbiyah.alqolam.ac.id/2023/07/13/meng
embangkan-produktivitas-di-masa-remaja/

Anda mungkin juga menyukai