Anda di halaman 1dari 29

CRITICAL BOOK REPORT

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Rosmala Dewi. M.Pd., Kons.

DISUSUN OLEH :

Fasha Aprilna Hernandes Marbun

(2222132003)

PENDIDIKAN BAHASA JERMAN B 2022

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan ini dengan tepat waktu. Adapun judul buku yang akan penulis kritik yaitu
PSIKOLOGI PENDIDIKAN.

Pembuatan Critical Book Report ini bertujuan sebagai tugas kkni mata kuliah
Psikologi Pendidikan .Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Prof. Dr. Rosmala
Dewi. M.Pd., Kons selaku dosen pengampu yang telah membimbing penulis dalam pembuatan
Critical Book Report ini.

Critical Book Report ini penulis yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, baik isi
maupun penyusunannya. Atas semua itu dengan rendah hati penulis harapkan kritik dan saran
yang membangun guna menyempurnakan tugas Critical Book Report ini. Semoga tugas
Critical Book Report ini dapat bermanfaat.

Medan,27 Februari 2023

Fasha Aprilna H.M

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Tujuan Kritikal Book Report.........................................................................................5
C. Manfaat..........................................................................................................................5
D. Identitas Buku................................................................................................................6
BAB II RINGKASAN ISI.................................................................................................7
A. Ringkasan Buku..............................................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................26
A. Kelebihan........................................................................................................................26
B. Kekurangan.....................................................................................................................27
BAB IV PENUTUP............................................................................................................28
A.Kesimpulan......................................................................................................................28
B.Saran................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................29

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi pada anak mempengaruhi dari segala segi
aspek kehidupan yang dijalani baik secara fisik maupun non fisik. Perkembangan ialah suatu
proses atau tahap yang dilalui anak, dari anak-anak menuju dewasa, dimana dalam proses ini
seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan tidak dapat dinyatakan dengan angka
( bersifak kualitatif). Sedangkan pertumbuhan adalah suatu proses yang dialami anak dari
kanak-kanak menuju dewasa, dimana dalm proses ini anak akan menglami bertambahnya
berat badan, bertambahnya tinggi badan dan dapat dihitung dengan angka (bersifat
kuantitatif). Perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi pada manusia dari masa bayi ke
masa dewasa yang dilalui dari beberapa tahapan atau proses, kehidupan anak dalam
menelusuri perkembangan dan petumbuhan itu pada dasarnya merupakan kemampuan yang
dimiliki anak dalam berinteraksi dengan lingkungann. Sehingga pada proses berinteraksi pada
lingkungan factor intelektual dan emosional merupakan berperan penting dalam melakukan
sosialisasi dengan lingkungannya.

Dari ulasan diatas maka perlu dipelajari tentang psikologi pendidikan dimana psikologi
pendidikan merupakan suatu studi yang sistematis tentang proses-proses dan factor-faktor
yang berhubungan dengan pendidikan manusia. Sedangkan pendidikan adalah proses
pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari sini kita dapat melihat
bahwa ada kaitan anatara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Oleh karena itu
psikologi menekankan atau mengarahkan dan memusatkan perhatiannya pada persoalan-
persoalan yang bersangkutan dengan proses dan factor-faktor yang berhubungan dengan
tindakan belajar

4
B. Tujuan Critical Book Report

1. Untuk memahami tentang psikologi

2. Untuk mengetahui dan memahami teori dalam belajar

3. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah psikologi pendidikan

4. Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak mempengaruhi


pembelajaran yang dilaluinya

5. Untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan teori-teori belajar dalam pendidikan

6. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan potensi peserta didik

7. Untuk mengetahui bakat yang dimiliki peserta didik dan cara mengembangkannya.

C. Manfaat

1. Untuk menambah wawasan bagi sipembaca

2. Mengajak pembaca kritis dalam memahami isi dari materi

3. Mampu menemukan inti sari dari buku

4. Memahami proses perkembangan dan pertumbuhan dari peserta didik

5. Memahami cara belajar peserta didik

6. Memahmi dalam proses mengajak

5
D. Identitas Buku
Buku Utama

 Judul : PSIKOLOGI PENDIDIKAN


 Pengarang : Sri Milfayetty, Dkk
 Penerbit : PPs UNIMED
 Kota terbit : Medan
 Tahun terbit : 2023
 ISBN : 978-602-8207-18-8

Buku Pembanding

 Judul : PSIKOLOGI PENDIDIKAN


 Pengarang : Drs.H.Mustaqin
 Penerbit : Pustaka Belajar
 Kota terbit : Semarang
 Tahun terbit : 2010
 ISBN : 979-9483-26-3

6
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Ringkasan Buku
Buku Utama

BAB I PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Belajar adalah inti pendidikan. Seorang pendidik dianggap efektif dalam mendidik jika
menguasai materi pelajaran, menggunakan strategi pembelajaran yang efektif, punya keahlian
dalam bidang perencanaan dan penentuan tujuan, manajemen kelas, motivasi, komunikasi,
bekerja dengan kelompok etnis dan kultural yang berbeda dan teknologi, memiliki motivasi
dan komitmen kerja. Meningkatkan diri dengan menggunakan riset yang dilakukan sendiri
ataupun yang dilakukan orang lain. Psikologi pendidikan sebagai cabang psikologi yang
memfokuskan diri pada pemahaman proses belajar mengajar di dalam lingkungan pendidikan
akan membantu pendidik dalam melaksanakan tugas mendidik, terutama dalam pemanfaatan
riset-riset yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Demikian juga
halnya, mendidik adalah sains dan seni sehingga pemahaman tentang psikologi pendidikan
akan membantu pendidik secara luwes dalam menghadapi beribu persoalan yang terjadi di
dalam kelas. Pengkajian psikologi pendidikan akan membantu guru menjadi pendidik yang
dapat membantu peserta didiknya menemukan kebenaran dan sekaligus mampu bertindak
mulia.

BAB II BELAJAR

Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru. Dapat berupa pemikir dan pengetahuan
baru, perasaan yang lebih terkemas, sikap yang lebih baik, kecakapan yang lebih baik serta
tumbuhnya kesadaran untuk bertanggungjawab Belajar tidak sama dengan kematangan. Akan
tetapi kematangan distimulasi oleh faktor belajar dan sebaliknya belajar tidak efektif jika
diberikan tak sesuai dengan kematangan yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu.

7
Penyelenggaraan pendidikan mengacu kepada tahapan dan proses perkembangan.
Domain perkembangan tersebut antara lain adalah perkembangan fisik motorik, kognitif,
psikososial, sosioemosional dan moral. Semua tahapan perkembangan ini berpengaruh
terhadap kesiapan belajar peserta didik. Oleh karena itu pendidik perlu memahami bagaimana
keadaan perkembangan peserta didik secara umum dan secara spesifik pada tiap domain
perkembangan. Pemahaman ini memungkinkan pendidik untuk membantu peserta didik
mendapatkan informasi sesuai dengan yang diperlukannya dan membantu peserta didik
melewati dan mencapai tahapan perkembangan yang seharusnya dimasuki peserta didik sesuai
dengan tingkat usianya. Secara umum pendidik dapat memahami tingkat kesiapan peserta
didik dalam belajar berdasarkan teori yang dimaksud. Sehingga upaya pembelajaran yang
dilakukan peserta didik dapat diproses.

BAB III KARAKTERISTIK BELAJAR

Prinsip pendidikan yang menekankan bahwa semua berhak mendapat pelayanan yang
bermutu dan tidak boleh tertinggal dari lainnya menjadi alasan kuat mengapa perbedaan
individu perlu diperhatikan di dalam pendidikan. Tidak hanya berbeda dari segi penampilan
fisik, tetapi juga dari dimensi lainnya, seperti inteligensi, bakat, minat, gaya belajar dan gaya
berpikir, latar belakang keluarga. Pemahaman tentang perbedaan ini akan memberi
kesempatan pada guru untuk mendisain suasana dan proses pembelajaran yang
mengakomodasi perbedaan tersebut.

Selain perbedaan ini guru juga perlu memperhatikan kebutuhan belajar, terutama yang
berkebutuhan khusus seperti gangguan indra, gangguan bicara, gangguan fisik,
keterbelakangan mental, ketidak mampuan belajar, pusat perhatian terpecah, gangguan prilaku
dan sosial serta yang berbakat. Dalam menghadapi perbedaan kebutuhan ini, guru perlu
menyadari keterbatasannya sehingga perlu berkolaborasi dengan para ahli, terutama pada
kelas-kelas inklusi (normal belajar bersama dengan berkebutuhan khusus).

Setiap orang memiliki karakteristik yang khas dalam belajar. Kekhasan tersebut dapat
dilihat dari berbagai dimensi. Satu di antaranya adalah inteligensi. Seseorang yang memiliki
inteligensi yang tinggi akan tampil dalam kemampuan menangkap informasi dan
menyelesaikan masalah secara cepat dan tepat. Berbeda dengan yang inteligensinya di bawah

8
rata-rata akan mengalami kesulitan dalam menangkap informasi yang rumit dan kompleks.
Kecerdasan atau kecakapan seseorang dalam belajar dipengaruhi juga kualitas multiple
inteligences yang dimilikinya. Dapat saja seseorang menonjol dalam kecerdasan bahasa, seni
rupa, interpersonal, musik, sains, kinestetik, logika matematika dan intrapersonal.

Selain kecerdasan gaya belajar dan gaya berpikir juga mempengaruhi cara individu
dalam belajar. Gaya belajar meliputi kecenderungan seseorang dalam memasukkan informasi.
Gaya tersebut antara lain visual, auditori dan kinestetik. Mengacu kepada elemen yang
mempengaruhi gaya belajar ini ada individu yang memiliki cara belajar mandiri dan
tergantung. Gaya belajar tergantung lebih menyenangi lingkungan belajar yang tenang dan
tertib, sedangkan gaya belajar tergantung memerlukan lingkungan belajar dalam bentuk fisik,
psikologis, emosional dan sosial. Gaya berpikir seperti gaya impulsif, reflektif, mendalam dan
dangkal merupakan karakteristik individu yang mempengaruhi proses belajar seseorang.

BAB IV PENDEKATAN DAN TEKNIK BELAJAR

Belajar diartikan proses mendapatkan pengetahuan baru, keterampilan baru,


sikap/kemauan yang baru, kebiasaan baru dan ketulusan dalam membantu siswa dalam proses
belajar memberikan manfaat dari diri dan lingkungan. Pendekatan perilaku mendefinisikan
bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap di dalam diri seseorang sebagai
hasil adanya hubungan antara stimulus dan respon yang diberkuat oleh reward atau
reinforcement. Sedangkan pendekatan kognitif menekankan bahwa belajar merupakan proses
aktif individu untuk memaknai informasi yang diterimanya. Sebagai implikasi dari pendekatan
belajar behavior dan kognitif maka dalam belajar dapat digunakan teknik-teknik
mempersiapkan diri dalam belajar maupun dalam mendukung proses belajar.

BAB V MODUL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal


sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran dapat dikelompokkan
model interaksi sosial, model pengolahan informasi, model personal humanistik dan model
modifikasi tingkah laku. Pembelajaran yang diimplementasikan pada kuriulum tingkat satuan
pendidikan adalah model pengajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pengajaran berbasis

9
masalah dan strategi-strategi pembelajaran. Semua model ini didasarkan pada teori-teori
belajar dan pembelajaran.

BAB VI MOTIVASI BELAJAR

Studi motivasi difokuskan pada proses yang memberi energi, arah dan
mempertahankan perilaku. Pendekatan behavior menekankan pemberian motivasi secara
eksternal berdasarkan imbalan dan hukuman. Dalam perspektif humanistik menekankan pada
pertumbuhan personal sehingga motivasi bersumber secara internal. Pendekatan kognitif
memfokuskan perhatian pada mendapatkan sesuatu, atribusi dan keyakinan seseorang untuk
mengendalikan lingkungan secara efektif untuk dapat mencapai tujuan mereka. Guru perlu
memperhatikan adanya pengaruh selfdetermination, pencapain tujuan, ekspektansi x nilai di
dalam meotivasi siswa.

Guru perlu memotivasi siswa untuk membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Penting
untuk diperhatikan agar pemberian reinforcement tidak membuat siswa tergantung, akan tetapi
justru menumbuhkan motivasi internal di dalam diri siswa untuk mencapai hasil belajar yang
baik.

BAB VII DESAIN PEMBELAJARAN

Disain pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan dalam menentukan rencana


pembelajaran dalam: menentukan tujuan instruksional, merencanakan aktivitas dan
menentukan prioritas dan menentukan waktu, mulai dari perencanaan harian hingga
perencanaan tahunan. Perencanaan pembelajaran berorientasi pada guru dapat dilakukan
dengan orientasi tugas baru, advance organizer, menjelaskan, mendemonstrasikan, bertanya
dan diskusi. Sedangkan pendekatan berorientasi pada pelajar fokus pada pelajar sebagai
individu yang belajar, antara lain dilakukan dengan problem base learning, discovery learning.
esential question, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.

Di dalam mengimplementasikan rancangan pembelajaran perlu diperhatikan manajemen kelas.


Yaitu, aktivitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa di dalam belajar. Dua hal
yang menjadi perhatian dalam manajemen kelas, yaitu pengelolaan fisik kelas seperti mobiler
dan alat-alat pembelajaran dan yang kedua adalah pengelolaan interaksi di dalam kelas. Inti

10
dari manajemen kelas ini adalah bagaimana guru dapat mengendalikan seluruh aktivitas kelas
agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.

BAB VIII PENILAIAN

Evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan informasi dalam rangka penentuan


nilai kepada sesuatu atau objek termasuk program pendidikan berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Di samping evaluasi dikenal juga asesmen yang sering disebut juga sebagai penilaian.
Asesmen merupakan proses pengumpulan informasi yang memungkinkan guru dapat
mendeskripsi perkembangan atau hasil belajar yang dicapai siswa/anak secara menyeluruh
dengan menggunakan berbagai cara. Tes merupakan instrumen yang digunakan dalam
melakukan evaluasi atau asesmen. Tes sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang
memiliki kriteria benar atau salah. Pengukuran juga digunakan dalam rangka pengumpulan
data untuk melakukan evaluasi atau asesmen. Pengukuran merupakan instrumen pengumpulan
data kuantitatif atau sesuatu atau objek.

Pengamatan merupakan proses pengumpulan menggunakan panca data dengan indera.


Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan specimen records, time sampling, atau
even sampling. Portofolio penilaian merupakan dokumen yang digunakan untuk memperoleh
informasi perkembangan kemajuan belajar peserta didik dalam rentang waktu yang
ditentukan. Penggunaan portofolio sebagai penilaian pembelajaran dilakukan dengan langkah,
yaitu 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, dan yang 3) tahap penilaian. Portofolio
penilaian dikembangkan melalui tahapan 1) merumuskan tujuan, 2) menentukan format, 3)
memilih sistem penyimpanan, 4) mengidentifikasi komponen portofolio, 5) mengumpul dan
menyusun karya, dan 6 menyusun penilaian portofolio. Portofolio penilaian mengandung
komponen pokok, yaitu 1) adanya tujuan yang jelas, dan dapat mencakup lebih dari satu
ranah, 2) kualitas hasil (outcome), 3) bukti-bukti otentik dari pembelajaran yang
mencerminkan dunia nyata dan bersifat multi sumber, 4) kerjasama anak dengan anak, dan
anak dengan guru, 5) penilaian yang integratif dan dinamis karena mencakup multi aspek, 6)
adanya kepemilikian (ownership) melalui refleksi diri dan evaluasi diri, 7) perpaduan
penilaian dengan pembelajaran.

11
Buku Pendamping

BAB I PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A. Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan ialah suatu studi yang sistem matis tentang proses-proses dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia ( Menurut H.C.Whitherington).

Psikologi pendidikan adalah studi tentang hakekat belajar(Menurut Certer V. Good).

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah ilmu yang
menerangkan tentang aktivitas individu dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses
belajar.

B. Ruang Lingkup Pembahasan Psikologi Pendidikan

Penelitian terhadap 13 buku yang ditulis oleh para ahli selam kurang lebih 5 tahun
yaitu memberikan gambaran terhadap ruang lingkup psikologi pendidikan adalah sebagai
berikut:

1. Pertumbuhan dan perkembang pada umumnya


2. Psikologi anak
3. Hygiene rokhani
4. Kecerdasan (intelegensi) dan penilaian
5. Perbedaan-perbedaan individu
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbuatan belajar
7. Hakekat oerbuatan belajar
8. Soal transfer dalam belajar
9. Test dan soal penilaian atau pengukuran
10. Teori dasar tentang motivasi
11. Arti motivation bagi pengajar
12. Perkembangan sosial dan emosional

12
C. Manfaat Mempelajari psikologi Pendidikan

Manfaat mempelajari psikologi pendidikan yaitu untuk mengujudkan tujuan manusia yaitu
untuk mendidik keturunanya dengan efektif dan efesien dan keadaan anak didiknya untuk
memahami dan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir, sejak
masa konsepsi , dan seterusnya.

D. Metode Psikologi Pendidikan

L.D.Craow Ph. D.dan Allice Craow Ph D metode yang digunakan didalam psikologi
pendidikan adalah sebagai berikut:

A. Metode Intropeksi

Metode intropeksi adalah memakai pendekatan melalui pengamatan terhadap diri sendiri

B. Metode Observasi

Merupakan metode pengamatan terhadap obyek penyelidikan dan penulisan di sertai


aktivitas secara sistematis

C. Pendekatan Genetis

Merupakan penyelidikan terhadap individu atau kelompok sejak kank-kanak

D. Teknik-Teknik Evaluasi

Merupakan alat alat pengukuran yang di standarisasi, interview, case istory atau
pendekatan klinis.

E. Metode Eksperimen

Merupakan penelitian yang mengamati secara teliti tentang pristiwa-pristiwa jiwa yang
dengan sengaja di timbulkan

F. Analisa Statistic

Merupakan suatu penelitian dimana menggunakan analisis data dan generalisasi dan di
tuntut ketelitian dan kejeliannya agar hasil penelitian dapat di pertanggungjawabkan

13
BAB II PPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

A. Pengertian Pertumbuhan dan perkembangan

Prof DR.F.J.Monk,dkk: “perkembangan ialah suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju
ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses
kemasakan dan belajar”. Di dalam pertumbuhan” pertumbuhan khusus dimaksudkan dalam
ukuran-ukuran badan dan fungsi-fungisi fisik yang murni sedangkan”perkembangan” lebih
dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak.

B. Tanda-tanda Pertumbuhan dan Perkembangan

Drs. A.Noerhadi Djamal sebagai berikut:

1. Perubahan dalam arti pertambahan ukuran berat badan serta perbedaan perbandingan
antara ukuran/berat/kesanggupan
2. Perubahan dalam arti kelengkapan cirri-ciri yang lama dan munculnya cirri-ciri yang baru.
Kesanggupan fisikis antara lain:
 Perubahan penguasaan saraf dan otot
 Perubahan kecakapan memahami sesuatu
 Perubahan memiliki nilai-nilai dan inhibisi

Selai itu, induvidu juga mengalami pergantian cirri-ciri lama misalnya:

 Gigi susu hilang kemudian muncul gigi sempurna


 Kejiwaan seperti fantasi
 Perasaan
 Sikap periode anak-anak hilang denag datangnya masa remaja,dll

C. Periode Pertumbuhan dan Perkembangan


Prof. Dr. Kohnstam:
 Masa Vital
 Masa estis

14
 Masa intelektual
 Masa remaja

D. Prinsip-prinsip Pertumbuahn dan Perkembangan


1. Efek usaha-usaha belajar bergantung kepada tingkat kedewasaan yang telah tercapai
2. Pertumbuhan lebih cepat jalannya dalam tahun pertama
3. Setiap individu mempunyai tempo perkembangan sendiri
4. Setiap golongan individu mengikuti pola perkembangan yang sama
5. Hereditet dan lingkungan sama pentingnya bagi pertumbuhan
6. Sifat-sifat psikis timbil bersama-sama dan tidak secara berturut-turut

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Konvergensi yang prinsipnya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan:
a. Hereditet
b. Lingkungan

BAB III BELAJAR

A. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh
pengalaman dan latihan (Lyle E. Bourne, JR., Bruce R. Ekstrand). Belajar adalah perubahan
tingkah laku yang tetap yang merupakan hasil pengalaman belajar yang lalu (Clifford T.
Morgan)
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan
pengalaman. Dengan kata lain yang lebih rinci belajar adalah:
a. Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja
b. Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan
c. Perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani, kecepatan perspektual, isi ingatan,
habilitas berfikir, sikap terhadap nilai dan inhibisi, serta lain lain fungsi jiwa
d. Perubahan tersebut relatif konstan

15
B. Jenis-jenis Belajar
Ada pun jenis-jenis belajar yang mendasarkan diri kepada tiga jenis belajar yaitu:
1. Jenis Belajar Keterampilan
Anak kecil dalam lingkungan keluarga sebenarnya telah memulai belajar jenis ini, saat
memasuki bangku sekolah dasar mereka melanjutkan belajar keterampilan yang baru, seperti
menulis, menggambar dengan alat tertentu. Bila kesempatan meneruskan pendidikan formal,
terputus mereka bisa melanjutkan melalui jalur non formal, disana lebih banyak memperoleh
kesempatan belajar jenis ini seperti menjahit, mengetik, megukir kayu dan sebagainya, tetapi
bial mereka mendapat kesempatan meneruskan pendidikan formalnya, terutama kejuruan
seperti STM demikian seterusnya sampai perguruan tinggi.
Jalan yang biasa dilalui untuk membimbing anak belajar keterampilan motorik ini adalah:
a. Pemahaman, orang dewasa memberi penjelasan mengenai gerakan apa yang harus mereka
lakukan dan urutannya
b. Latuhan lanjutan, latihan awal memperoleh hasil sesuai dengan tujuan sementara yang telah
ditetapkan, barulah anak secara perlahan dibimbing dan diajak menambah kecepatan
aktivitasnya

2. Jenis belajar pengetahuan dan pengalaman


Lima indera yang dimiliki oleh semua manusia normal sangat membantu mengenal
dunia luar bahkan dirinya sendiri aktivitas ini biasanya disebut pengamatan. Proses
pengenalan dunia luar ini sebenarnya tidak terbata masa bayi dan anak saja, tetapi sampai
perguruan tinggi pun pengamatan tetap sangat terbantu. Pendidik atau orang tua dalam
membantu anak untuk memperoleh kesan/tanggapan yang benar dan jelas, seyogyanya
mengusahakan dan menyediakan linghkungan nyata atau mendekati nya dengan memberi
kesempatan kepada mereka bisa mengamati langsung. Bagi pendidik sebaiknya senantiasa
meninjau kembali hafalan mereka dengan frekuansi yang cukup dan cara fungsional dalam
situasi tertentu dan relevan serta menggabungkan dengan bagian tekait, sehingga tidak
merupakan fakta lepas yang lain. Pemecahan masalah yang diahadapi, jenis belajar ini mereka
juga harus dibimbinga dan dilatih. Kemampuan memiliki cara terbaik dalam melaksanakannya

16
dipengaruhi kesanggupan, kematangan, intelegensi, sifat dan taraf komplikasi situasi serta
pengalaman individu.

3. Jenis belajar sikap


Kecenderungan jiwa individu untuk menerima/menolak sesuatu hal/ orang berdasarkan
penilaian terhadap suatu hal/orang tersebut bagi dirinya, biasa disebut sikap. Untuk
menanamkan sikap terhadap nilai-nilai/norma-norma agama maupun norma sosial anak harus
dikenalkan mereka harus diberi pengertian yang cukup, jelas mengenai manfaat dan
keburukan bila melanggar norna tersebut dengan jelas yang bisa diterima, artinya sesuai
dengan tingkat perkembangan mereka.

C. Teori-teori Belajar
Disini dipaparkan beberapa pendapat anatara lain sebagai berikut:
1. Aliran skolastik, kelompok ini beranggapan bahwa belajar tidak lain adalah mengulang-
ulang bahan yang dipelajari makin sering diulang makin dikuasai
2. Herbart, jiwa manusia terdiri dari unsur kecil berupa tanggapan, tanggapan tersebut masing-
masing mempunyai kekuatan
3. Aliran ilmu jiwa daya, mereka beranggapan bahwa jiwa manusia mempunyai berbagai daya
misalnya daya mengenal, mengingat, berhayal, daya berfikir dan sejenisnya.
4. Teori koneksionisme, menurut teori ini belajar adalah oembentukan atau penguat hubungan
antara stimulus dan respon.

D. Transfer Belajar
1. Pengertian
Pemindahan hasil belajar itu sebenarnya bisa terjadi dari mata pelajaran satu ke yang
lainnya atau kehidupan nyata di luar sekolah
1. Macam-macam Transfer
 Transfer positif, jika hasil belajar dalam satu mata pelajaran tertentu membantu terhadap
mata pelajaran lainnya

17
 Transfer negatif , apabila hasil belajar satu bidang studi memperlambat atau mempersulit
bidang studi lainnya
2. Terori-teori Teransfer Belajar
Para ahli berpendapat bahwa transfer dalam belajar itu bisa terjadi apa sebenarnya hakekat
transfer itu.pendapat mereka dapat di bedakan menjadi tiga yaitu:
 Teori Disiplin Formal/Ilmu Jiwa Daya
 Teori Elemen Indektik/Ilmu Jiwa Asosiasi
 Teori Generalisasi

Ketiga teori tersebut sampai sekarang masih menunjukkan kebenaran, kemampuan berfikir
logis, cukup membantu dibidang lain

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Transfer

 Intelegensi
 Sikap
 Materi pelajaran
 Sistem penyampaian guru

a. Prinsip-prinsip Belajar
Dari beberapa teori yang di kemukakan oleh para ahli dapat dirangkum prinsip belajar
yaitu belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu juga latihan, ulangan dan
memberi sukses yang menyenanbkan serta aktivitas belajar itu sendiri atau berhubungan
dengan kebutuhan hidupnya
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
H.C. Witherington:berpendapat tentang faktor dan kondisi yang mendorong perbuatan
belajar yaitu:
1. situasi belajar
2. penguasaan alat intelektual
3. latihan-latihan yang terpencar
4. penggunaan unit-unit yang berarti
5. latihan yang aktif

18
c. Implementasi teori Belajar dalam Proses Belajar Mengajar
1. B.F. Skinner
Skinner merancang sistem pengajaran, adapun ciri-ciri pengajarannya yaitu: Bahan
pengajaran dibagi menjadi unit-unit kecil dan disajikan secaar berturut-turut dan siswa mampu
memberi jawaban mendekati 100% benar, siswa harus memusatkan perhatiannya serta
melangkah maju sesuai dengan kemampuan masing-masing.

2. John B. Carroll
Carroll mengemukakan konsep Mastery Learning yang menurut nya “kepandaian dan
bakat adalah indeks tingkat kemampuan belajar yang diukur dengan kecepatan belajarnya.

3. Jerome Bruner
Menuliskan buku “the process of edication” yang berisi: Pentingnya peranan struktur
dalam belajar, pemahaman intuitif dalam belajar, pentingnya belajar dengan menemukan diri,
oentingnya relevasi belajar-mengajar, pentingnya keaktifan siswa dalam belajar, serta
kesiapan dalam belajar.

BAB IV PRINSIP-PRINSIP MENGAJAR

A. Pengertian Mengajar

Menurut Dr. Harold Benyamin “mengajar ialah suatu proses pengaturan kondisi
dengan mana pelajaran perubahan tingkah lakunya dengan sadar ke arah tujuan tersendiri
Menurut Prof. Drs. S. Nasution, MA “mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada
anak-anak.
Dari batasan mengajar diatas sudah cukup memberi gambar tenatng apa itu megajar, secara
global mengajar dapat dibedakan menjadi dua :
a. Menurut Faham Lama, guru senantiasa aktif dalam menyampaikan dan memompakan
informasi/fakta agar dikuasai siswa

19
b. Menurut Faham Baru, guru sebagai pengelola, pengatur, peracik lingkungan berupa
tujuan, materi, metode dan alat dengan siswa, siswa harus aktif.

A. Kompetensi Guru
Pada prinsipnya guru harus mempunyai 3 kompetensi, yaitu
1. Kompetensi Kepribadian, kepribadiannya itu yang akan menentukan apakah ia akan
menjadi pembimbing dan pembina yang baik bagi anak didiknya ataukah manak menjadi
perusak atau penghancur.
2. Kompetensi Penguasaan Bahan, seorang guru harus mengerti dengan baik materi yang
akan diajarkan, baik pemahaman detainya atau pun aplikasinya
3. Kompetensi Dalam Cara-cara Mengajar, guru juga sangat dituntut terampil dalam
mengajar, yang secara global meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

B. Aspek-aspek Psikologi dalam Mengajar


1. Mengarahkan dan Membimbing Belajar.
Pendidik harus senantiasa menunjukkan kepada anak manusia yang masih muda ini, tentang
kepentingan masyarakat lingkungannya dengan segala variasai dan perubahan yang
progresif.
2. Motivasi
Perubahan belajar adalah perubahan yang menuntut semangat dan kesungguhan, maka
pembimbinga harus senantiasa menjelaskan manfaat dan kegunaan belajar yang sedang
merek alakukan.
3. Sikap
Pengalaman siswa sejak dari lingkungan kelurga, sekolah, dan dimana saja mereka pernah
bergaul menghasilkan sesuatu pemahaman yang unik berbeda satu sama lain.
4. Teknik
Penyajian bahan yang diajarkan, harus mempertimbangkan akpek psikis, latar belakang
pemahaman, kesiapan, kesanggupan jasmani dan kesanggupan mentalnya, pendekatan,
perbedaan individual harus juga menjadi pertimbangan
5. Mengenal dan mebgusahakan terbentuknya pribadi yang baik

20
Guru yang tajam pengamatannya akan segera mengetahui tingkat intelegensi anak didiknya,
tajamnya pemikirannya, sikpanya, minat nya dan segala aspek-aspek kepribadiannya.

BAB V POTENSI-POTENSI PESERTA DIDIK

A. Intelegensi

1. Batasan intelegensi

Menurut L.M. Terman, intelegensi adalah kemampuan berfikir dalam arti memikirkan hal
abstrak. Menurut Boring, Intelegensi adalah apa yang di test oleh test intelegensi ini adalah
definisi ringkas. Menurut Alred Binet, Intelegensi memahami berpendapat mengontrol dan
mengekritik intelegensi memuat emapt perkataan ini, secara global hakekat intelegensi bisa
diilustrasikan sebagai berikut.

 Kemampuan memahami sesuatu, makin tinggi intelegensi seseorang akan makin


cepatlah ia memahami sesuatu yang dihadapi
 Kemampuan berpendapat, semakin cerdas seseorang semakin cepat pula mengambil ide,
langkah penyelesaian masalah
 Kemampuan mengontrol dan mengkritik, semakin cerdas seseorang makin tinggi pula
daya kontrol dan kritiknya terhadap apa yang di perbuatnya.

1. Teori-teori intelegensi

a. Teori Dwifaktor, Spearman, berpendapat bahwa intelegensi terdiri dari ebilitas umum (G)
dan ebilitas khusus (S). General faktor ini adalah faktor yang mendasari semua tingkat
individu apapun bentuk dari tingkah laku seseorang, sedangkan spesial fektor, hanya berfungsi
pada tingkah laku tertentusaja.

b. Teori Multi Faktor, Menurut Thurstone faktor G itu tidak ada yang adal Group faktor
(faktor C). Faktor C ada sebanyak 7
 Mudah

21
 Ingatan
 Kemampuan menangkap hubungan percakapan atau bahasa
 Tajam pengelihatan
 Kemampuan menarik kesimpulan dari data yang ada
 Tetap mengamati
 Pemecahan masalah

a. Teori Kuantitas intelegensi


Kualitas inteleg bergantung pada kuantitas hubungan dari syarat penghubung.
1. Pengukuran intelegensi
b. Perkembangan test intelegensi, ada dua hal pokok yang mendorong timbulnya usaha
kearah pemeriksa psikis
1. Perbedaan individu
2. Lemah jiwa
a. Distribusi intelegensi, bila mengambil individu secara random kemudian disusun maka
cenderung memperlihatkan bentuk distribusi normal.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran intelegensi, seperti test test yang lain,
test intelegensi harus memenuhi syarat test antara lain bisa dipercaya. Salah satu yang bisa
mengetahui hal itu adalah dengan megadakan test ulang, dengan materi test yang sama,
objek yang sama/anak yang sama, tempo/ waktu yang cukup.
c. Pelaksanaan test intelegensi bergantung kepada jenis test dan itemnya.

A. Bakat
1. Pengertian Bakat
Menurut Prof. Dr. Soegarda Poerbawakawatja, bakat adalah benih dari sustu sifat yang
baru akan tampak nyata jika ia mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk
berkembang.
Menurut Crow and Crow, bakat dipandang sebagai suatu bentuk khusus superioritas
dalam lapangan pekerjaan tertentu, seperti musik, ilmi pasti atau teknik.

22
Anak berbakat adalah mereka yang mempuyai penonjolan dalam bidang tertentu bila
dibandingkan dengan anak-anak sebaya.
2. Test Bakat
 Test bakat akademik
 Test kesenian dan musik
 Test bakat mekanis
 Test bakan administrasi
 Test bakat untuk pekerjaan keahlian
 Daftar minat
 Melihat kedepan
3. Mengenai Anak-anak Berbakat dan Terbelakang
 Mengenai anak-anak berbakat, anak berbakat adalah karunia yang sangat tinggi
nilainya amanat dari Tuhan yang senantiasa harus diplihara
 Mengenai Anak-anak terbelakang, kasus terbelakang pada dasarnya ada dua macam
yaitu: yang bisa diukur dengan test IQ dan yang tidak bisa diukur dengan test IO

Beberapa penyebab keterbelakangan :

1. Kasih sayang orang tua, orang tua harus memberikan kasih sayang dengan keadaan yang
wajar, dengan penuh ikhlas dan tulus yang mendalam serta dapat membantu perkembangan
anaknya
2. Sikap yang benar, orang tua harus bersifat yang betul yaitu menerima denggan sadar
keadaan anaknya dan melakukan tindakan yang konstruiktif bagi perkembangan anaknya
3. Kesabaran, mendidik anak terbelakang akan melakukan waktu yang lebih lama dari anak
yang normal, sebab mereka cenderung meniru tanpa mempertimbangkan pendapat mereka
sendiri
4. Oprant learning, salah satu teknik keterbelakangan mental. Yaitu satu teknik memberi
penguatan positif dan negatif, memberikan hadiah, menghukum dengan pujian, anggukkan
kepala, hadiah uang dan lain-lain

23
5. Konsultasi dengan lembaga, para ahli psikolog, hal ini untuk menghondari kesalahan
penafsiran dan perawatan, disamping juga untuk meningkatkan pelayanan yang setepat
mungkin.

BAB VI EVALUASI DALAM PENDIDIKAN

Pengertian evaluasi menurut Dr. Suharsimi Arikumto adalh sebagai berikut:

 Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat


kuantitatif.
 Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk.
Penilain bersifat kuantitatif
 Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai.

Dasar psikologi dapat dikelompokkan kedalam tiga

1. Dasar Psikologi
 Ditinjau dari anak didik
 Ditinjau dari pendidik
2. Dasar Didaktis
 Ditinjau dari segi anak didik
 Ditinjau dari segi pendidikan
3. Dasar administrative
Tanpa ada data dan informasi yang diperoleh dari avaluasi, maka petugas dalam
lembaga pendidikan tidak mungkin dapt mengisi raport, STTB, menentukan nilai-nilai kelas
atau tidak dan sejenisnya.

Syarat-syarat test yang baik menurut Sumadi Suryabrata adalah sebagai berikut:
 Realible
 Valid
 Obyektif
 Diskriminatif

24
 Comprehensive
 Mudah digunakan
Suatu test dikatakan reliable bila test tersebut memiliki consistencif, maksudnya bila test
diberikan kepada sekelompok subyek yang sama dalam dua saat yang berbeda, hasilnya tetap
sama atau hamper sama. Syarat berikutnya obyektif, yang mempunyai pengaruh besar
terhadap dua syarat yang terdahulu. Syart test yang terahir, test itu harus mudah dipergunakan,
tidak sulit dan berbelit-belit, ia tidak menuntut peralatan yang banyak dan mahal, mudah
pemeriksanya dengan petunjuk-petunjuk yang jelas.
Alat evaluasi non test dapat digunakan untuk menilai beberapa aspek dari induvidu,sehingga
tidak hanya untuk menilai spek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Berikut
ini macam-macam alat evaluasi non test:

1. Skala bertingkat
2. Kuisioner (angket)

25
BAB III

PEMBAHASAN

BUKU UTAMA

A. KELEBIHAN BUKU

1. Dilihat dari segi tampilan buku (face value), ketika membaca judul cover pada buku ini
membuat para pembaca menarik untuk membacanya dan buku ini cocok untuk dijadikan
sebagai buku referensi pembelajaran.

2. Dilihat dari segi isi buku, didalam bukunya terdapat rangkuman di setiap bab yang
memudahkan para pembaca

3. Dilihat dari segi tata letak, buku ini sudah memiliki tata letak yang cukup tepat. Tata letak
dari topik satu dengan topik yang lain ditata dengan rapi.

4. Dilihat dari segi bahasa, penulisan bahasa dalam buku ini cukup baik. Dimana penulis
menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan EYD sehingga cocok dijadikan referensi.

5. Didalam buku ini juga terdapat gambar,tabel sebagai bahan untuk menjelaskan materi
didalamnya sehingga materi dapat dipahami oleh para pembaca.

B. KEKURANGAN BUKU

26
1. Dilihat dari segi face value, cover pada buku ini tidak terdapat gambar dan warna sehingga
membuat buku ini kurang menarik

2. Dilihat dari segi isi buku, buku ini kurang menjelaskan materi di setiap bab nya

3. Dilihat dari segi isi, gambar di dalam buku ini tidak berwarna sehingga membuat para
pembaca bingung dengan penjelasan yang ada pada gambar

4. Dari segi Bahasa, di dalam buku ini terdapat kata yang kurang dimengerti dan di dalam
buku ini juga terdapat Bahasa asing yang membuat para pembaca kurang paham.

BUKU PENDAMPING

A. KELEBIHAN BUKU

1. Dilihat dari segi tampilan buku (face value), ketika membaca judul cover pada buku ini
membuat para pembaca menarik untuk membacanya dan buku ini cocok untuk dijadikan
sebagai buku referensi pembelajaran.

2. Dilihat dari segi isi buku, buku ini layak dijadikan sumber bacaan karena penjelasan yang
dipaparkan sangat jelas.

3. Dilihat dari segi tata letak, buku ini sudah memiliki tata letak yang cukup tepat. Tata letak
dari topik satu dengan topik yang lain ditata dengan rapi.

4. Dilihat dari segi bahasa, penulisan bahasa dalam buku ini cukup baik. Dimana penulis
menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan EYD sehingga cocok dijadikan referensi.

B. KEKURANGAN BUKU

1. Dilihat dari segi face value, cover pada buku ini tidak terdapat gambar dan warna sehingga
membuat buku ini kurang menarik

2. Dilihat dari segi isi buku, tidak adanya rangkuman pada akhir bab yang bisa memudahkan
para pembaca.

27
3. Dilihat dari segi tata letak, tata letak buku ini dibagian daftar isi kurang rapih dan tentunya
ini membuat bingung para pembaca. Kemudian ukuran pada marginnya terlalu besar sehingga
tulisannya terlalu menjorok ke tengah.

4. Dilihat dari segi bahasa, Jika dilihat dari kapan buku ini diterbitkan tidak heran bahwa
masih ada kata-kata yang masih sulit dimengerti. Seperti kalimat pada halaman 12 yaitu pada
kata seyogianya dan nilai-nilai siri.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat diambil kesimpulan, bahwa psikologi pendidikan merupakan bahan ajar yang
dapat digunakan untuk membantu mengembangkan kompetensi pedagogik bagi profesional
guru, terutama dalam menguasai konsep untuk memahami perilaku dan proses kognitif di
dalam proses belajar dan pembelajaran. Kompetensi ini dibangun melalui proses belajar,
sehingga hasilnya diperoleh berupa pembaharuan pengetahuan, kemampuan untuk mengemas
perasaan, pembahasan sikap, kecakapan dalam bertindak dan tumbuhnya kesadaran untuk
bertanggung jawab. Maka dari itu psikologi pendidikan sangat penting bagi kita semua, karena
terdapat banyak manfaat yang bisa kita ambil dalam memperlajari psikologi pendidikan.
Kemudian pada buku psikologi pendidikan berbasis analisis empiris aplikatif ini tentunya
sangat penting untuk kita pelajari karena di dalamnya terdapat teori-teori yang memudahkan
kita untuk mengetahui berbagai pengetahuan tentang psikologi pendidikan. Tidak hanya itu,
buku ini juga cocok dijadikan bahan ajar, karena isi yang terkandung di dalamnya sangat
membantu dalam mengatasi masalah yang terjadi tentang psikologi pendidikan.

B. Saran

28
Buku ini sangat lah bermanfaat bagi semua orang karena memberikan banyak
pengetahuan. Sebaiknya kita lebih dalam lagi mempelajari tentang Psikologi Pendidikan agar
kita dapat mengerti serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dilingkungan
sekitar khususnya dalam dunia pendidikan karena sebagaimana kita ketahui psikologi
sangatbermanfaat untuk melihat perkembangan seseorang. Semoga dengan adanya tugas
critical book report ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai Psikologi
Pendidikan khusunya bagi para calon guru.

DAFTAR PUSTAKA

Sri Mifayetty, Dkk. 2023.Medan. Psikologi Pendidikan: PPs UNIMED

Mustaqin., 2010. Semarang. Psikologi Pendidikan Semarang: Pustaka Belajar

29

Anda mungkin juga menyukai