DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Saya mengucapkan terima
kasih yang tiada tara kepada teman yang telah membantu saya dalam
meyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak dalam mengerjakan
makalah dengan judul “Asuhan Kperawatan Keluarga Dengan Usia Anak
Sekolah” . Atas kepeduliannya serta bimbingannya saya mengucapkan banyak
kata terima kasih kiranya makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran kita
semua dalam menambah ilmu pengetahuan.
Nurul Ikhwana
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
1.2 Rumus Masalah..............................................................................................6
1.3 Tujuan.............................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................8
TINJAUAN TEORI.................................................................................................8
2.1 Defenisi..........................................................................................................8
2.2 Tahap Perkembangan Usia Anak Sekolah.....................................................8
2.3 Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah......................16
BAB III..................................................................................................................17
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................17
3.1 Pengkajian....................................................................................................17
3.2 Riwayat & Pahap Perkembangan Keluarga.........................................18
3.3 Pengkajian Lingkungan................................................................................21
3.4 Struktur Keluarga.........................................................................................24
3.5 Fungsi Keluarga...........................................................................................24
3.6 Stres & Koping Keluarga.............................................................................26
3.7 Harapan Keluarga.........................................................................................26
3.8 Analisa Data.................................................................................................26
3.9 Diagnosa Keperawatan.................................................................................28
3.10 Skoring dan Prioritas Masalah...................................................................28
3.11 Rencana Keperawatan................................................................................31
3.12 Implementasi & Evaluasi...........................................................................32
BAB IV.................................................................................................................34
PENUTUP..............................................................................................................34
4.1 Kesimpulan...................................................................................................34
4.2 Saran.............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Direktorat TK dan DEPDIKNAS, kondisi ideal dari kesiapan anak
masuk SD adalah siap fisik (meliputi matang dalam motorik kasar dan motorik
halus), siap emosional dan sosial (bagaimana rasa percaya diri anak dan
kemampuan anak beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru), serta siap
kognitif (bagaimana anak memecahkan masalah dan mengelola imajinasi dan
kreativitasnya). Dengan terpenuhinya kesiapan tersebut, harapannya ketika
pertama kali anak masuk SD anak memiliki rasa percaya diri yang kuat,
kemampuan adaptasi yang baik, dan kognitif yang matang untuk mengikuti
pembelajaran ke depannya sehingga kesiapan anak pada saat masuk sekolah
menjadi predictor signifikan dari keberhasilan akademis di seluruh kelas sekolah
dasar (Qruic, dkk, 2016).
Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6-12 tahun, dimana pada usia ini
anak memperoleh dasar pengetahuan dan keterampilan untuk keberhasilan
penyesuaian diri anak pada kehidupan dewasanya. Sekolah menjadi pengalaman
inti pada anak, karena dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri
dalam hubungan dengan orang tua, teman sebaya, dan orang lainnya (Wong,et all,
2009). Pada usia ini anak suka berkelompok (gang age), anak sudah mulai
mengalihkan perhatian dari hubungan intim dalam keluarga dan mulai
berkerjasama dengan teman dalam bersikap atau belajar (Gunarsa, 2006), dengan
demikian Anak usia sekolah mulai dominan menghabiskan waktu dengan teman
sebayanya.
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan
masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan usia anak sekolah.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu :
a) Menyebutkan defenisi keluarga dengan usia anak sekolah
b) Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan usia anak
sekolah
c) Menjelaskan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak usia
sekolah
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Defenisi
Menurut definisi WHO (World Health Organization) Anak Usia Sekolah
yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun. Sedangkan di Indonesia
lazimnya anak yang berusia 6-12 tahun (KEMENKES, 2008). Masa usia
sekolah sering disebut sebagai masa intelektual. Pada tahap perkembangan
usia anak sekolah dasar 6-12 tahun dan pada masa anak ini secara relatif lebih
mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya (Yusuf, 2008).
Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun (middle
childhood). Kesehatan bagi anak sekolah tidak terlepas dari pengertian
kesehatan pada umumnya. Anak pada usia ini telah memilih fisik yang lebih
kuat sehingga kebutuhan untuk melakukan aktivitas tampak menonjol.
Penampilannya dan pertumbuhan menjadi mantap pada diri anak tersebut
(Adriani, 2012).
Pada usia sekolah, anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-
anak yang usianya lebih muda. Perbedaan ini terlihat dari aspek fisik, mental-
intelektual, dan sosial-emosial anak (Gustian, 2002). Pertumbuhan fisik pada
anak usia sekolah tidak secepat pada masamasa sebelumnya. Anak akan
tumbuh antara 5-6 cm setiap tahunnya. Pada masa ini, terdapat perbedaan
antara anak perempuan dan anak laki-laki.
PERKEMBANGAN
1. Pertumbuhan Fisik
a) Pertumbuhan fisik ditandai dengan : lebih tinggi, berat, dan kuat.
Dalam hal ini peran gizi penting.
b) Perubahan pada sistem tulang, otot dan keterampilan gerak : berlari,
memanjat, melompat, berenang, naik sepeda, main sepatu roda.
c) Kegiatan fisik sangat perlu untuk melatih koordinasi dan kestabilan
tubuh dan energi yang tertumpuk perlu penyaluran.
d) Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang, Anak menjadi
lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat serta belajar berbagai keterampilan.
Perubahan nyata terlihat pada system tulang, otot dan keterampilan
gerak Berlari, memanjat, melompat, berenang, naik sepeda, main
sepatu roda adalah kegiatan fisik dan keterampilan gerak yang banyak
dilakukan oleh anak. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting
bagi anak. Perbedaan seks dalam pertumbuhan fisik menonjol
dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hampir tidak Nampak.
2. Perkembangan Bicara
a) Berbicara lebih selektif, ngobrol berkurang, penekanan sebagai bentuk
komunikasi, bukan hanya latihan verbal
b) Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berhubungan
dengan orang lain. Bertambahnya kosa kata yang berasal dari berbagai
sumber menyebabkan semakin banyak perbendaharaan kata yang
dimiliki. Bila pada masa kanak-kanak awal anak berada pada tahap
mengobrol, maka kini kegiatan bicara makin berkurang. Pada
umumnya anak perempuan berbicara lebih banyak daripada anak laki-
laki karena anak laki-laki berpendapat bahwa terlalu banyak berbicara
kurang sesuai dengan perannya sebagai laki-laki.
3. Perkembangan Kognitif
a) Jean Piaget (1896-1980) seorang ahli psikologi berkebangsaan Swiss
melakukan studi mengenai perkembangan kognitif anak secara intensif
dengan pengamatan 6 yang cermat selama bertahun-tahun. Piaget
mengembangkan teori bagaimana kemampuan anak untuk berfikir
melalui satu rangkaian tahapan.
b) Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar.
Anak dapat berfikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek.
Mengalami kemajuan dalam pengembangan konsep. Pengalaman
langsung sangat membantu dalam berfikir. Oleh karenanya Piaget
menamakan tahapan ini sebagai tahapan operasional konkret.
c) Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai
memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa
egonya dan mulai bersikap sosial. Materi pembicaraan mulai lebih
ditujukan kepada lingkungan sosial, tidak pada dirinya saja Terjadi
peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara
alat permainannya. Mengelompokkan benda-benda yang sama ke
dalam dua atau lebih kelompok yang berbeda. Anak mampu
mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan mampu
menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan satu dimensi, seperti
misalnya tinggi dan berat.
4. Perkembangan Emosi
Adapun ciri-ciri emosi pada anak adalah sebagai berikut :
a) Emosi anak berlangsung relatif lebih singkat (sebentar), hanya
beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba. Hal ini disebabkan karena emosi
anak menampakkan dirinya di dalam kegiatan atau gerakan yang
nampak, sehingga menghasilkan emosi yang pendek, tidak seperti pada
orang dewasa yang dapat berlangsung lama. Emosi yang khusus pada
anak-anak adalah : kesedihan, kemurungan, ketakutan, ketegangan,
kebahagiaan, humor dan sebagainya.
b) Emosi anak kuat atau hebat . Hal ini terlihat bila anak : takut, marah
atau sedang bersenda gurau. Mereka akan tampak marah sekali, takut
sekali, tertawa terbahakbahak meskipun kemudian cepat hilang. Pada
orang dewasa meskipun ia takut, ketakutan itu tidak begitu nampak
kuat, begitu juga bila marah atau bersenda gurau, marah dan
tertawanya dikendalikan.
c) Emosi anak mudah berubah. Sering kita jumpai seorang anak yang
baru saja menangis berubah menjadi tertawa, dari marah berubah
tersenyum. Sering terjadi perubahan, saling berganti-ganti emosi, dari
emosi susah ke emosi senang dan sebaliknya dalam waktu yang
singkat.
d) Emosi anak nampak berulang-ulang. Hal ini timbul karena anak dalam
proses perkembangan kearah kedewasaan. Ia harus mengadakan
penyesuaian terhadap situasi di luar, dan hal ini dilakukan secara
berulang-ulang. Anak sering menangis, sering marah, sering takut.
Mungkin anak sehari menangis 7 kali, marah 5 kali dan seterusnya.
e) Respon emosi anak berbeda-beda. Pengamatan terhadap anak dengan
berbagai tingkat usia menunjukkan bervariasinya respon emosi. Pada
waktu bayi lahir, pola responnya sama. Secara berangsur-angsur,
pengalaman belajar dari lingkungannya membentuk tingkah laku
dengan perbedaan emosi secara individual. Misalnya : Anak yang
dibawa ke dokter gigi, responnya ada yang tertawa, ada yang
menangis, ada yang tidak memperlihatkan reaksi apapun.
f) Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya.
Meskipun anak kadang-kadang tidak memperlihatkan reaksi emosi
yang nampak dan langsung, namun emosi itu dapat diketahui dari
tingkah lakunya, misalnya melamun, gelisah, menghisap jari, sering
menangis dan sebagainya.
g) Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya. Suatu ketika
emosi itu begitu kuat, kemudian berkurang. Emosi yang lain mula-
mula lemah kemudian berubah menjadi kuat. Misalnya : Seorang anak
memperlihatkan rasa malu-malu di tempat yang masih asing.
Kemudian ketika ia sudah tidak merasa asing lagi rasa malunya
berkurang atau bahkan hilang.
h) Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional. Anak-anak
memperlihatkan keinginan yang kuat terhadap apa yang mereka
inginkan. Ia tidak mempertimbangkan bahwa keinginan itu merugikan
baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, juga tidak
mempertimbangkan bahwa untuk memenuhi keinginannya itu
memerlukan biaya yang tidak terjangkau oleh orang tuanya. Bila
keinginannya tidak terpenuhi ia akan marah. Sebaliknya jika ia merasa
senang, bahagia, tanpa melihat tempat dan waktu ia akan tersenyum
dan tertawa, meskipun orang lain kadang-kadang tidak mengetahui apa
yang dirasakan oleh anak.
5. Perkembangan Sosial
6. Minat Membaca
a) Usia 7-8 tahun : masih senang dengan cerita khayal.
b) Kegemaran membaca mencapai puncaknya usia 9 – 12 tahun.
c) Sifat ingin tahu & realistis pd anak laki-laki lebih menyukai bacaan
petualangan, misterius, sejarah, hobi, sport.
d) Anak perempuan cenderung ceritera binatang, puisi,ceritera dari kitab
suci, kehidupan seputar rumahtangga, dsb.
7. Kegiatan Bermain
a) Kegiatan sekolah mengurangi waktu bermain dp masa sebelumnya.
b) Ditunjang dg : TV, radio dan buku bacaan.
c) Bermain kelompok lebih disukai banyak memberikan pengalaman
berharga.
d) Bermain kelompok lainnya permainan olah raga : basket, volley,
sepak bola.
e) Permainan konstruktif kreativitas anak.
x x x
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
Agama Tn. B dan Ny. S adalah Islam, Tn.B dan Ny. S selalu
berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di
rumah dengan anak mereka An A, yang sebelumnya sudah di masukkan
ke TPA untuk belajar agama, seperti sholat dan baca tulis Al-Quran,
kecuali jika Tn. B dan Ny. A sedang kerja, mereka melakukan shalat
sendiri-sendiri di tempat kerja.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu perkumpulan orang yang terdiri dari
suami, istri dan anak-anaknya baik anak kandung maupun adopsi,
keluarga juga merupakan pusat perkembangan anak untuk dapat
berkembang dengan baik atau tidak, keluarga yang baik dapat
mendukung anak dapat berkembang baik pula.
Keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah
mempunyai tugas perkembangan, yaitu : mensosialisasikan anak
untuk dapat meningkatkan prestasi sekolahnya, meningkatnya
komunikasi terbuka agar anak mau bercerita tentang pengalaman
yang dialaminya. Selain itu orangtua juga harus bisa melepaskan
anak-anaknya untuk untuk sementara waktu.
4.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
keluarga melalui penyuluhan mengenai peran anggota keluarga dan
perkembangan keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat
dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang
optimal. Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu
perlu dukungan oleh pihak-pihak yang perduliterhadap kesehatan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA