Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN USIA ANAK SEKOLAH

DISUSUN OLEH :

NURUL IKHWANA ( 20142011854 )

DOSEN PEMBIMBING :

HAVIJA SIHOTANG, S.KEP, NERS, M.KEP

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINALITA SUDAMA MEDAN

PRODI ILMU KEPERAWATAN


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Saya mengucapkan terima
kasih yang tiada tara kepada teman yang telah membantu saya dalam
meyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak dalam mengerjakan
makalah dengan judul “Asuhan Kperawatan Keluarga Dengan Usia Anak
Sekolah” . Atas kepeduliannya serta bimbingannya saya mengucapkan banyak
kata terima kasih kiranya makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran kita
semua dalam menambah ilmu pengetahuan.

Bila dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang tidak


berkenan bagi pembaca, dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf yang
setulus-tulusnya.

Medan, 01 Juni 2023

Nurul Ikhwana
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
1.2 Rumus Masalah..............................................................................................6
1.3 Tujuan.............................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................8
TINJAUAN TEORI.................................................................................................8
2.1 Defenisi..........................................................................................................8
2.2 Tahap Perkembangan Usia Anak Sekolah.....................................................8
2.3 Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah......................16
BAB III..................................................................................................................17
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................17
3.1 Pengkajian....................................................................................................17
3.2 Riwayat & Pahap Perkembangan Keluarga.........................................18
3.3 Pengkajian Lingkungan................................................................................21
3.4 Struktur Keluarga.........................................................................................24
3.5 Fungsi Keluarga...........................................................................................24
3.6 Stres & Koping Keluarga.............................................................................26
3.7 Harapan Keluarga.........................................................................................26
3.8 Analisa Data.................................................................................................26
3.9 Diagnosa Keperawatan.................................................................................28
3.10 Skoring dan Prioritas Masalah...................................................................28
3.11 Rencana Keperawatan................................................................................31
3.12 Implementasi & Evaluasi...........................................................................32
BAB IV.................................................................................................................34
PENUTUP..............................................................................................................34
4.1 Kesimpulan...................................................................................................34
4.2 Saran.............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Direktorat TK dan DEPDIKNAS, kondisi ideal dari kesiapan anak
masuk SD adalah siap fisik (meliputi matang dalam motorik kasar dan motorik
halus), siap emosional dan sosial (bagaimana rasa percaya diri anak dan
kemampuan anak beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru), serta siap
kognitif (bagaimana anak memecahkan masalah dan mengelola imajinasi dan
kreativitasnya). Dengan terpenuhinya kesiapan tersebut, harapannya ketika
pertama kali anak masuk SD anak memiliki rasa percaya diri yang kuat,
kemampuan adaptasi yang baik, dan kognitif yang matang untuk mengikuti
pembelajaran ke depannya sehingga kesiapan anak pada saat masuk sekolah
menjadi predictor signifikan dari keberhasilan akademis di seluruh kelas sekolah
dasar (Qruic, dkk, 2016).

Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6-12 tahun, dimana pada usia ini
anak memperoleh dasar pengetahuan dan keterampilan untuk keberhasilan
penyesuaian diri anak pada kehidupan dewasanya. Sekolah menjadi pengalaman
inti pada anak, karena dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri
dalam hubungan dengan orang tua, teman sebaya, dan orang lainnya (Wong,et all,
2009). Pada usia ini anak suka berkelompok (gang age), anak sudah mulai
mengalihkan perhatian dari hubungan intim dalam keluarga dan mulai
berkerjasama dengan teman dalam bersikap atau belajar (Gunarsa, 2006), dengan
demikian Anak usia sekolah mulai dominan menghabiskan waktu dengan teman
sebayanya.

Orang tua mempunyai harapan agar anaknya mempunyai pengetahuan


(intelektual), keterampilan serta kemampuan prilaku yang baik yang akan berguna
untuk mengatasi persoalan dalam kehidupannya sehari-hari, dimulai dengan
memiliki pengetahuan kognitif (membaca dan menulis), dan pengetahuan
eksistensial pragmatis (Leksono, 2013). Pengetahuan itu dapat berguna untuk
menjalani kehidupan anak agar anak menjadi survive, serta anak mampu
mengembangkan bakat dan minatnya, sehingga anak berguna bukan hanya bagi
keluarga tapi bangsa dan negara.

Menurut Tjandrasa (2007) banyak permasalahan yang dihadapi dalam respon


proses tumbuh kembang anak diantaranya pada perkembangan kognitif (anak
menilai negatif dirinya), perkembangan bahasa (anak memberikan komentar
hinaan yang berdampak terjadi perilaku kekerasan atau perkelahian),
perkembangan fisiologis (rendah diri tehadap kondiri tubuhnya), perkembangan
motorik (rendah diri dan mengucilkan diri dari kegiatan karena kekakuan)
perkembangan sosial (rasa penolakan dari teman sebaya).

Sedangkan masalah pada perkembangan afektif (anak terlalu banyak


berharap). Prilaku (anak tidak jujur dan perilaku antisosial). Moral (sering
melangar peraturan karena inggin dihargai). Spiritual (anak tidak mau berdoa
karena merasa doanya tidak pernah terkabul) (Wong,et all., 2009). Semua masalah
pada aspek tumbuh kembang terkait dengan peran teman sebaya dan persepsi diri,
oleh karena itu diperlukan konsep diri yang adaptif, sehingga anak mempunyai
gambaran citra tubuh, identitas diri, ideal diri, peran diri serta harga diri yang
sesuai pada anak untuk membangun kedelapan aspek perkembangan secara
komperhensif.

1.2 Rumus Masalah


1. Apa defenisi usia anak sekolah ?
2. Bagaimana perkembangan usia anak sekolah ?
3. Bagaimana tugas perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah ?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak usia sekolah ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan
masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan usia anak sekolah.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu :
a) Menyebutkan defenisi keluarga dengan usia anak sekolah
b) Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan usia anak
sekolah
c) Menjelaskan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak usia
sekolah
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Defenisi
Menurut definisi WHO (World Health Organization) Anak Usia Sekolah
yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun. Sedangkan di Indonesia
lazimnya anak yang berusia 6-12 tahun (KEMENKES, 2008). Masa usia
sekolah sering disebut sebagai masa intelektual. Pada tahap perkembangan
usia anak sekolah dasar 6-12 tahun dan pada masa anak ini secara relatif lebih
mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya (Yusuf, 2008).

Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun (middle
childhood). Kesehatan bagi anak sekolah tidak terlepas dari pengertian
kesehatan pada umumnya. Anak pada usia ini telah memilih fisik yang lebih
kuat sehingga kebutuhan untuk melakukan aktivitas tampak menonjol.
Penampilannya dan pertumbuhan menjadi mantap pada diri anak tersebut
(Adriani, 2012).

Kelompok anak usia sekolah merupakan kelompok rentan gizi, kelompok


masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, bila masyarakat
terkena kekurangan penyediaan bahan makanan. Pada umumnya kelompok ini
berhubungan dengan proses pertumbuhan yang relatif pesat, yang memerlukan
zat-zat gizi dalam jumlah relatif besar 8 (Sediaoetama, 2010).

2.2 Tahap Perkembangan Usia Anak Sekolah


Tahap perkembangan anak usia sekola dimulai sejak anak berusia 6 tahun
sampai organ-organ seksualnya masak. Kemasakan seksual ini sangat
bervariasi baik antar jenis kelamin maupun antar budaya berbeda (Irwanto,
2002). Berdasarkan pembagian tahapan perkembangan anak, ada dua masa
perkembangan pada anak usia sekolah, yaitu pada usia 6-9 tahun atau masa
kanak-kanak tengah dan pada usia 10-12 tahun atau masa kanak-kanak akhir.
Setelah menjalani masa kanak-kanak akhir, anak akan memasuki masa remaja.
Anak usia sekolah dapat disebut juga sebagai akhir masa kanak- kanak
sejak usia 6 tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi
yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian social anak
(Harmoko, 2012).

1) Perkembangan biologis saat umur 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm


pertahun untuk tinggi badan dan meningkat 2-3 kg pertahun untuk berat
badan. Selama usia tersebut, anak laki-laki dan perempuan memiliki
perbedaan ukuran tersebut. Anak laki-laki cenderung gemuk. Pada usia ini,
pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembanganya dari pada otot
2) Perkembangan psikososial menurut Freud, perkembangan psikososialnya
digolongkan dalam fase laten, yaitu ketika anak berada dalam fase odipus
yang terjadi masa persekolahan dan mencintai seseorang. Dalam tahap ini,
anak cenderung membina hubungan yang erat atau akrab dengan teman
sebaya, juga banyakbertanya tentang gambar seks yang dilihat dan
dieksploitasi berada dalam tahap industri vs inferior. Dalam tahap ini, anak
mampumelakukan atau menguasai keterampilan yang bersifat teknologis
dan sosial, memiliki keinginan untuk mandiri, dan berupaya, melakukan
tugas. Inilah yang merupakan tahap industri.
3) Temperamen sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan
sifat terpenting dalam perilakunya pada masa ini. Pada perilakunya
menunjukan anak mudah bereaksi terhadap situasi yang baru. Pada usia
ini, sifat tempramental sering muncul sehingga peran orang tua dan guru
besar untuk mengendalikanya
4) Perkembangan kognitif menurut Plagnet, usia ini berada dalam tahap
operasional konkret, yaitu anak mengekpresikan apa yang dilakukan
dengan verbal dan simbol. Selama periode ini kemampuan anak belajar
konsptual mulai meningkat denganpesat dan memiliki kemampuan belajar
dari benda, situasi danpegalaman yang dijumpainya.
5) Perkembangan moral masa akhir kanak-kanak, perkembangan moral
dikategorikan oleh Kohlberg berada dalam tahap konversional. Pada tahap
ini, anak belajar tentang peraturan- peraturan yang berlaku, menerima
peraturan, dan merasa bersalah bila tidak sesuai aturan yang diterimanya.
6) Perkembangan spiritual anak usia sekolah mengingatkan segala sesuatunya
adalah konkret atau nyata dari pada belajar tentang“God”. Mereka mulai
tertarik terhadap surga dan neraka sehinggacenderung mel
7) Perkembangan bahasa pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum
yang berasal dari berbagai pelajar disekolah, bacaan, pembicaraan, dan
media. Kesalahan pengucapan mengalami penurunan karena selama
mencari pengalaman anak setelah mendengar pengucapan yang benar
sehingga mampu mengucapkan dengan benar.
8) Perkembangan sosial akhir masa kekanak-kanak sering disebut
usiaberkelompok, yang ditandai dengan adanya minat terhadap aktifitas
teman-teman dan meningkatkan keinginan yang kuat untuk diterima
sebagai anggota kelompok.
9) Perkembangan Seksual masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya
dari temen-temen terlebih guru dan pelajaran disekolah. Anak berupaya
menyesuaikan penampilan, pakain dan bahkangerak-gerik sesuai dengan
seksnya. Kecenderungan pada usia ini, anak mengembangkan minat
dengan dirinya. Disini, peran orangtua sangat penting untuk
mempersipkan anak mempelajari pubertas
10) Perkembangan konsep diri perkembangan konsep diri sangat dipengarui
oleh mutu mutu hubungan dengan orang tua, saudara, dan sanak keluarga
lain. Saat usia ini anak-anak membutuhkan konsep diri ideal, seperti dalam
tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film, tokoh nasional atau
dunia yang dikagumi. Untuk membangun ego ideal yang menurut Van dan
Daele berfungsi sebagai standar perilaku umum yang diinternalisasi
(Harmoko, 2012).

Pada usia sekolah, anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-
anak yang usianya lebih muda. Perbedaan ini terlihat dari aspek fisik, mental-
intelektual, dan sosial-emosial anak (Gustian, 2002). Pertumbuhan fisik pada
anak usia sekolah tidak secepat pada masamasa sebelumnya. Anak akan
tumbuh antara 5-6 cm setiap tahunnya. Pada masa ini, terdapat perbedaan
antara anak perempuan dan anak laki-laki.

Namun, pada usia 10 tahun ke atas pertumbuhan anak laki-laki akan


menyusul ketertinggalan mereka. Perbedaan lain yang akan terlihat pada aspek
fisik antara anak laki-laki dan perempuan adalah pada bentuk otot yang
dimiliki. Anak laki-laki lebih berotot dibandingkan anak perempuan yang
memiliki otot lentur.

Kemampuan anak usia sekolah dalam menggunakan fisiknya atau sering


disebut kemampuan motorik terlihat lebih menonjol dibandingkan usia
sebelumnya. Kemampuan motorik pada anak dibagi menjadi dua, yaitu
kemampuan motorik kasar dan kemampuan motorik halus.kemampuan
motorik kasar dan halus yang dimiliki oleh anak merupakan syarat mutlak
untuk dapat memasuki dunia sekolah.

Perkembangan moral berkaitan dengan kemampuan anak dalam


memahami mengenai mana yang benar dan salah serta apa yang boleh dan
tidak. Kemampuan ini berkembang tahap demi tahap sesuai dengan
pertambahan usia anak. sebelum mencapai usia 11 tahun, anak akn berada
pada tahap eksternal mortalitas. Pada tahap ini anak akan sangat kaku
memegang aturan dan tidak mau melanggarnya karena akn mendapatkan
sanksi. Tahap ini juga ditandai ketidaktahuan anka mengenai sumber dari
aturan yang ada. Jika ditanya aturan itu dari mana, anak akan menjawab
bahwa peraturan dari Tuhan atau ayah. Ketika memasuki usia 11 tahun, anak
sudah memahami bahwa aturan adalah hasil kesepakatan. Pada tahapan ini
dapat dikatakan anak telah memasuki tahapan internal moralitas.

PERKEMBANGAN

1. Pertumbuhan Fisik
a) Pertumbuhan fisik ditandai dengan : lebih tinggi, berat, dan kuat.
Dalam hal ini peran gizi penting.
b) Perubahan pada sistem tulang, otot dan keterampilan gerak : berlari,
memanjat, melompat, berenang, naik sepeda, main sepatu roda.
c) Kegiatan fisik sangat perlu untuk melatih koordinasi dan kestabilan
tubuh dan energi yang tertumpuk perlu penyaluran.
d) Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang, Anak menjadi
lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat serta belajar berbagai keterampilan.
Perubahan nyata terlihat pada system tulang, otot dan keterampilan
gerak Berlari, memanjat, melompat, berenang, naik sepeda, main
sepatu roda adalah kegiatan fisik dan keterampilan gerak yang banyak
dilakukan oleh anak. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting
bagi anak. Perbedaan seks dalam pertumbuhan fisik menonjol
dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hampir tidak Nampak.
2. Perkembangan Bicara
a) Berbicara lebih selektif, ngobrol berkurang, penekanan sebagai bentuk
komunikasi, bukan hanya latihan verbal
b) Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berhubungan
dengan orang lain. Bertambahnya kosa kata yang berasal dari berbagai
sumber menyebabkan semakin banyak perbendaharaan kata yang
dimiliki. Bila pada masa kanak-kanak awal anak berada pada tahap
mengobrol, maka kini kegiatan bicara makin berkurang. Pada
umumnya anak perempuan berbicara lebih banyak daripada anak laki-
laki karena anak laki-laki berpendapat bahwa terlalu banyak berbicara
kurang sesuai dengan perannya sebagai laki-laki.
3. Perkembangan Kognitif
a) Jean Piaget (1896-1980) seorang ahli psikologi berkebangsaan Swiss
melakukan studi mengenai perkembangan kognitif anak secara intensif
dengan pengamatan 6 yang cermat selama bertahun-tahun. Piaget
mengembangkan teori bagaimana kemampuan anak untuk berfikir
melalui satu rangkaian tahapan.
b) Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar.
Anak dapat berfikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek.
Mengalami kemajuan dalam pengembangan konsep. Pengalaman
langsung sangat membantu dalam berfikir. Oleh karenanya Piaget
menamakan tahapan ini sebagai tahapan operasional konkret.
c) Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai
memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa
egonya dan mulai bersikap sosial. Materi pembicaraan mulai lebih
ditujukan kepada lingkungan sosial, tidak pada dirinya saja Terjadi
peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara
alat permainannya. Mengelompokkan benda-benda yang sama ke
dalam dua atau lebih kelompok yang berbeda. Anak mampu
mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan mampu
menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan satu dimensi, seperti
misalnya tinggi dan berat.
4. Perkembangan Emosi
Adapun ciri-ciri emosi pada anak adalah sebagai berikut :
a) Emosi anak berlangsung relatif lebih singkat (sebentar), hanya
beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba. Hal ini disebabkan karena emosi
anak menampakkan dirinya di dalam kegiatan atau gerakan yang
nampak, sehingga menghasilkan emosi yang pendek, tidak seperti pada
orang dewasa yang dapat berlangsung lama. Emosi yang khusus pada
anak-anak adalah : kesedihan, kemurungan, ketakutan, ketegangan,
kebahagiaan, humor dan sebagainya.
b) Emosi anak kuat atau hebat . Hal ini terlihat bila anak : takut, marah
atau sedang bersenda gurau. Mereka akan tampak marah sekali, takut
sekali, tertawa terbahakbahak meskipun kemudian cepat hilang. Pada
orang dewasa meskipun ia takut, ketakutan itu tidak begitu nampak
kuat, begitu juga bila marah atau bersenda gurau, marah dan
tertawanya dikendalikan.
c) Emosi anak mudah berubah. Sering kita jumpai seorang anak yang
baru saja menangis berubah menjadi tertawa, dari marah berubah
tersenyum. Sering terjadi perubahan, saling berganti-ganti emosi, dari
emosi susah ke emosi senang dan sebaliknya dalam waktu yang
singkat.
d) Emosi anak nampak berulang-ulang. Hal ini timbul karena anak dalam
proses perkembangan kearah kedewasaan. Ia harus mengadakan
penyesuaian terhadap situasi di luar, dan hal ini dilakukan secara
berulang-ulang. Anak sering menangis, sering marah, sering takut.
Mungkin anak sehari menangis 7 kali, marah 5 kali dan seterusnya.
e) Respon emosi anak berbeda-beda. Pengamatan terhadap anak dengan
berbagai tingkat usia menunjukkan bervariasinya respon emosi. Pada
waktu bayi lahir, pola responnya sama. Secara berangsur-angsur,
pengalaman belajar dari lingkungannya membentuk tingkah laku
dengan perbedaan emosi secara individual. Misalnya : Anak yang
dibawa ke dokter gigi, responnya ada yang tertawa, ada yang
menangis, ada yang tidak memperlihatkan reaksi apapun.
f) Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya.
Meskipun anak kadang-kadang tidak memperlihatkan reaksi emosi
yang nampak dan langsung, namun emosi itu dapat diketahui dari
tingkah lakunya, misalnya melamun, gelisah, menghisap jari, sering
menangis dan sebagainya.
g) Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya. Suatu ketika
emosi itu begitu kuat, kemudian berkurang. Emosi yang lain mula-
mula lemah kemudian berubah menjadi kuat. Misalnya : Seorang anak
memperlihatkan rasa malu-malu di tempat yang masih asing.
Kemudian ketika ia sudah tidak merasa asing lagi rasa malunya
berkurang atau bahkan hilang.
h) Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional. Anak-anak
memperlihatkan keinginan yang kuat terhadap apa yang mereka
inginkan. Ia tidak mempertimbangkan bahwa keinginan itu merugikan
baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, juga tidak
mempertimbangkan bahwa untuk memenuhi keinginannya itu
memerlukan biaya yang tidak terjangkau oleh orang tuanya. Bila
keinginannya tidak terpenuhi ia akan marah. Sebaliknya jika ia merasa
senang, bahagia, tanpa melihat tempat dan waktu ia akan tersenyum
dan tertawa, meskipun orang lain kadang-kadang tidak mengetahui apa
yang dirasakan oleh anak.
5. Perkembangan Sosial

Ditandai meluasnya lingkungan sosial  pengaruh luar. Mulai mendekati


teman sebayanya dan mulai melepaskan diri dari keluarga. Bermain secara
berkelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk
berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesama teman. Pengaruh teman sebaya
sangat besar baik yang bersifat positif seperti pengembangan konsep diri dan
pembentukan harga diri, maupun negatif. Perkembangan emosi pada masa
kanak-kanak ini tak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang
sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial.

Orang-orang disekitarnyalah yang banyak mempengaruhi perilaku


sosialnya. Dunia sosioemosional anak menjadi semakin kompleks dan bebeda
pada masa ini. Interaksi dengan keluarga, teman sebaya, sekolah dan
hubungan dengan guru memiliki peran yang penting dalam hidup anak.
Pemahaman tentang diri dan perubahan dalam pekembangan gender dan moral
menandai perkembangan anak selama masa kanak-kanak akhir.

6. Minat Membaca
a) Usia 7-8 tahun : masih senang dengan cerita khayal.
b) Kegemaran membaca mencapai puncaknya usia 9 – 12 tahun.
c) Sifat ingin tahu & realistis pd anak laki-laki  lebih menyukai bacaan
petualangan, misterius, sejarah, hobi, sport.
d) Anak perempuan cenderung ceritera binatang, puisi,ceritera dari kitab
suci, kehidupan seputar rumahtangga, dsb.
7. Kegiatan Bermain
a) Kegiatan sekolah mengurangi waktu bermain dp masa sebelumnya.
b) Ditunjang dg : TV, radio dan buku bacaan.
c) Bermain kelompok lebih disukai  banyak memberikan pengalaman
berharga.
d) Bermain kelompok lainnya  permainan olah raga : basket, volley,
sepak bola.
e) Permainan konstruktif  kreativitas anak.

2.3 Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah


Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia
6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain
aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri
demikian pula orangtua yang mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.
Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan.
Pada tahap ini keluarga ( orangtua ) perlu belajar berpisah dengan anak,
memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik aktivitas di sekolah
maupun diluar sekolah. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah
sebagai berikut :

1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan


semangat belajar
2) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan
3) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
4) Menyediakan aktivitas untuk anak
5) Menyesuaikan pada aktivitas komunitas dengan mengikutsertakan
anak.

Menurut Friedman (2010) dalam Harmoko (2012) tahap dan tugas


perkembangan keluarga dibagi menjadi :

1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah


dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas kepala keluarga
Nama : Tn. B
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : JL. Serayu No. 12 Kec. Kroya
2. Komposisi Keluarga

No. Nama Jenis Umur Hub. Pekerjaan Pendidikan


Kelamin Keluarga
1. Tn. B L 40 Suami Swasta SMA
2. Ny. S P 32 Istri Swasta SMA
3. An. A L 8 Anak Pelajar SD
3. Genogram

x x x

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien
: Meninggal

4. Tipe Keluarga : “ Nuclear Family”


Masalah yang sering terjadi pada tipe tersebut : keluarga saat ini
belum bisa sepenuhnya mengajarkan anak bagaimana cara bersosialisasi
dengan lingkungan dan membantu anak menyelesaikan tugas sekolahnya.
5. Suku Bangsa
a) Asal suku bangsa : Tn. A dan Tn. B sama-sama berasal dari suku Jawa.
Mereka bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan
mempunyai kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada perbedaan
yang terlalu mencolok untuk memicu perselisihan
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Tidak ada
6. Agama & Kepercayaan :

Agama Tn. B dan Ny. S adalah Islam, Tn.B dan Ny. S selalu
berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di
rumah dengan anak mereka An A, yang sebelumnya sudah di masukkan
ke TPA untuk belajar agama, seperti sholat dan baca tulis Al-Quran,
kecuali jika Tn. B dan Ny. A sedang kerja, mereka melakukan shalat
sendiri-sendiri di tempat kerja.

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga


a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. B dan Ny. S
b) Penghasilan : Rp 1.500.000,00 — Rp 3.000.000,00
c) Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : Motor 2
buah, dan perabotan rumah tangga lengkap.
d) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Sekitar Rp. 2.000.000,00
e) Aktivitas rekreasi keluarga : Keluarga kadang-kadang berekreasi
diakhir pekan, dengan mengunjungi rumah orang tua yang berbeda
kota, dari mempawah ke Pontianak.
3.2 Riwayat & Pahap Perkembangan Keluarga

1. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti


a) Riwayat Kesehatan Keluarga Saat Ini : Tn B , dan Ny S serta An A
tidak ada yang menderita penyakit berat, hanya kadang terkena flu,
atau pusing kepala biasa.
b) Riwayat Penyakit Keturunan : Menurut pengakuan keluarga, tidak
pernah mengalami sakit berat yang memerlukan perawatan di Rumah
Sakit ataupun perawatan di rumah yang lama. Dari riwayat kesehatan
keluarga Tn. A tidak ada yang memilki penyakit kronis maupun
penyakit keturunan.
c) Riwayat Kesehatan Masing-masing Anggota Keluarga :
No Nama BB Umur Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang
Kesehatan (BCG/Polio/DPT/HB/Campak Kesehatan telah dilakukan
)
1. Tn. B 80 kg 40 Tn. B Lengkap - Minum vitamin
mengatakan dan susu
bahwa biasanya
dia merasa
lelah setelah
bekerja dengan
jam lembur
2. Ny. S 53 kg 32 Ny. S Lengkap - Minum vitamin
mengatakan
kadang merasa
lelah jika
setelah pulang
kerja harus
membereskan
rumah lagi
3. An. A 26 kg 8 Ny. S Lengkap - - minum susu
mengatakan
jika anaknya - berobat ke
jarang sakit, praktik dokter
walaupun sakit
hanya seperti
flu namun tidak
sering
d) Sumber Pelayanan Kesehatan yang Dimanfaatkan : Menurut
Ny. S jika dirinya sakit dan keluarga sakit, mereka langsung
berobat kedokter, selain tempat praktek dokter yang tidak
jauh, juga jarak rumah sakit yang tidak jauh.
e) Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya :
- Tn. B : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan
hanya lelah saja
- Ny. S : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan
hanya Lelah
- An A : jarang sakit, kalau pun sakit hanya flu biasa

2. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini


Keluarga Tn. B dan Ny. S memiliki satu orang anak berumur
8 tahun yang Bersekolah SD, dan berencana untuk memiliki
anak lagi, jadi keluarga Tn. B dan Ny. A berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
3. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi dan
Kendalanya
Saat ini keluarga Tn. B dan Ny S sebagai keluarga yang memiliki
satu anak yang bersekolah SD belum tahu bagaimana cara yang
tepat dalam mengajarkan anak bergaul, karena Ny S selalu
khawatir jika anaknya ingin bermain diluar rumah, dan Ny S serta
Tn B, juga jarang sekali memiliki waktu untuk membantu anak
dalam mengerjakan PR dari sekolah, karena waktu kerja mereka
yang kadang jika lembur sampai larut malam. kadang anak Di
titipkan orangtua jika Tn B dan Ny S ada kerja lembur, yang
kadang pulangnya Lebih dari pukul 19.00.

3.3 Pengkajian Lingkungan


1. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah : 7 x 9 meter
b) Tipe rumah : Permanen
c) Kepemilikan : Pribadi
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 2 buah kamar tidur, ruang
tamu 1 buah, ruang makan, dapur 1 buah, kamar mandi 1 buah,
e) Ventilasi/jendela : Ada 8 ventilasi yang terdapat di dalam rumah
f) Pemanfaatan ruangan ruangan di gunakan sebagaimana fungsi
dari ruangan tersebut
g) Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1,5 meter dari
rumah
h) Sumber air minum : Air gallon
i) Kamar Mandi/ WC : memiliki satu buah kamar mandi yang
bersatu dengan WC, dengan kloset duduk.
j) Sampah limbah RT : Dibuang ditempat pembuangan sampah yang
akan diangkut oleh truk setiap 2 hari sekali.
k) Kebersihan lingkungan : Keadaan kebersihan lingkungan selalu
terjaga karena setiap bulannya masyarakat selalu mengadakan
gotong royong untuk membersihkan lingkungan
l) Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Ny.S dan Tn. B
tinggal dirumah sendiri. Rumah yang mereka tempati merupakan
rumah permanen dengan status kepemilikan milik pribadi Tn.
B. Luas rumah kurang lebih 65 m2 Lantai rumah
menggunakan keramik kecuali dapur yang masih menggunakan
semen. Rumah memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada
ruangan dalam rumah seperti kamar, dapur, ruang tamu cukup
gelap karena jendela- jendelanya tidak dibuka setiap hari, hanya
waktu-waktu tertentu saja jika ada orang di rumah. Menurut Ny. S
karena mereka sering keluar kerja sampai sore jadi jendela jarang
dibuka. Penerangan di malam hari menggunakan listrik. Secara
umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah kurang akibat
ventilasi yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Secara umum
kebersihan rumah baik, hanya penataan perabotan rumah yang
kurang teratur terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur.
m) Keadaan diluar rumah : Rumah memiliki pekarangan yang cukup
luas dan ditanami pohon kelapa, mangga, dan bunga bunga.
Kebersihan pekarangan secara umum baik. Keluarga
memanfaatkan PDAM untuk sumber air bersih. Keluarga
memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke selokan
perumahan yang mengalir diparit. Keluarga juga telah memiliki
jamban jenis leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan
septic tank di ujung rumah dengan jarak lebih dari 10 m dari
sumur gali. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. Dalam
pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat
penampungan berupa lobang yang terdapat di pekarangan
samping rumah dan jika sudah penuh biasanya di bakar. Lubang
dalam keadaan terbuka. Secara umum kebersihan rumah cukup.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas : Setiap bulan biasanya
mengadakan arisan RT dan pengajian setiap seminggu sekali.
Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang
menginap harus lapor RT / RW
3. Budaya : Dilingkungan budaya yang mayoritas adalah melayu.
4. Mobilitas Geografis Keluarga : Menurut Ny. S selama ini
keluarganya sering mengunjungi sanak saudara.
5. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Menurut Ny. S dalam keluarganya ataupun keluarga suaminya
tidak terdapat perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus
dan biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti
lebaran. dan kadang pergi ke pesta ulangtahun teman anaknya jika
An A diundang ke pesta ulang tahun.
6. Sistem Pendukung Keluarga : Saat ini dalam keluarga tidak
terdapat anggota keluarga yang sakit, An A sebagai
penyemangat jika merasa lelah bekerja. Hubungan satu
anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah
terbiasa saling tolong menolong.
3.4 Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga : Pola komunikasi yang digunakan
adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota keluarga bebas
menyampaikan keluhan ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat
dari pembicaraan anggota keluarga saat perawat berkunjung.
2. Struktur Kekuatan Keluarga : Dalam pengambilan keputusan
keluarga Tn. B dan Ny. S selalu memutuskan secara bersama-
sama atau musyawarah. An A jarang diikut sertakan jika
memang itu menyangkut masalah keluarga, karena An A
dianggap mash trlalu kecil. Perbedaan-perbedaan pendapat yang
ada selalu bisa di atasi jika mereka bermusyawarah.
3. Struktur Peran ( peran masng-masing anggota keluarga ) :
Dalam keluarga Ny. S, Tn. B sebagai kepala keluarga
berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh
Ny. S yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga
tetap melakukan perannya sebagai isteri yang harus menyiapkan
semua keperluan suaminya dan anaknya di rumah. An A sebagai
seorang anak yang saat ini tugasnya hanya belajar.
4. Nilai dan Norma Keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat
melayu dan beragama islam keluarga memiliki nilai-nilai dan
norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami
terhadap isteri. Selama ini dirinya anak dan suaminya makan
bersama kalau malam hari, An A sudah tidur saat Tn B pulang
kerja.

3.5 Fungsi Keluarga


1. Fungsi Afektif : Tn B dan Ny S, juga An A, belum bisa
melakukan peran mereka masing masing secara sempurna, Tn
B dan Ny S belum bisa membagi waktu untuk peran sebgai
orang tua anak usia sekolah.
2. Fungsi sosialisasi : Hubungan antara dirinya dengan suaminya
serta anaknya sampai sejauh ini baik hanya saja Ny S sering
mendapat laporan dari sekolah maupun tempat TPA kalau An
A kurang aktif dan terlihat takut jika bermain bersama teman-
temannya.
3. Fungsi perawatan Kesehatan
a) Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi
keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab,
persepsi keluarga terhadap masalah) : Menurut Ny. S keluarga
jarang terkena sakit yang parah, hanya masalah flu biasa dan
kelelahan saja yang biasa dialami keluarga.Apa yang dilakukan
keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang
dialami : Ny. S sudah melakukan pengobata berbagai cara, Tn. B
selalu kedokter jika mengalami masalah kesehatannya begitu juga
pada anaknya
b) Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan yang sedang dialami : Sejauh ini keluarga hanya
membawa anggota keluarga yang sakit ke dokter ataupun rumah
sakit, dan minum vitamin juga susu untuk mengatasi
lelah.Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk
mencegah timbulnya masalah kesehatan : Menurut keluarga
menjalankan perintah dokter, mengkonsumsi obat yang sudah
diberikan,makan teratur dan istirahat yang cukup banyak
membantu dalam menjaga kesehatan.
4. Fungsi reproduksi : Perencanaan jumlah anak : keluarga
berencana untuk memiliki satu anak lagi
5. Keterangan lain : Saat ini Ny. S menggunakan alat kontrasepsi,
suntikan setiap 3 bulan sekali, perencanaan memiliki anak
secepatnya karena An. A juga sudah besar, dan berencana
memiliki 2 anak saja.
6. Fungsi ekonomi : Ny. B mengatakan penghasilannya dan
suaminya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan keluarga Tn. B dan kebutuhan An A.
3.6 Stres & Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek : Menurut Ny. S dirinya tidak tahu
dari pihak suaminya apakah sedang mengalami beban pikiran
atau tidak, tetapi dari dirinya yang jadi stressor adalah takut
kalau An A sering ditinggal sendirian dirumah, takut jika salah
pergaulan. dan An A juga sering mengatakan susah
mengerjakan tugas sekolah, dan tidak bisa menyelesaikannya.
2. Stressor jangka panjang : Ny S mengatakan takut jika masalah
ini berlarut larut akan membuat anak mereka merasa tidak
disayang oleh ke dua orang tuanya.
3. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah
selalu diselesaikan dengan diskusi
4. Strategi koping : Untuk menghadapi stressor Ny. S lebih
banyak bertanaya pada guru An A bagaimana perkembangan
anaknya, dan selalu meminta bantuan tetangga agar
melihatkan anaknya dan menghubunginya jika terjadi apa apa
pada anaknya ketika dia sedang bekerja.
3.7 Harapan Keluarga
Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan
sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatannya.

3.8 Analisa Data


N Data Masalah Etiologi
o
1. DS : Ketidakmampu Disfungsi tugas
- An.A an mengerjakan perkembangan
mengatakan tugas sekolah keluarga pada
bahwa tidak anak usia
bisa
mengerjaka sekolah
n pekerjaan
rumah yang
diberikan
guru di
sekolah
- Ny.S
mengatakan
tidak pernah
menemani
anak belajar
DO:
- Ny. S
tampak
menyesal
saat
dilakukan
pengkajian
2. DS : Kurangnya Ketidakmampu
- Ny. S pengetahuan an keluarga
mengataka tentang tugas mengenal
n tidak perkembangan masalah tugas
tahu apa- Keluarga perkembangan
apa saja dengan anak keluarga
tugas yang usia sekolah dengan anak
harus usia sekolah
dipenuhi
untuk
keluargany
a
DO :
- Ny. S
tampak
bingung
ketika
ditanya
peran apa
yang
dilakukann
ya

3.9 Diagnosa Keperawatan


1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga
dengan anak usia sekolah b.d Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah tugas perkembangan keluarga dengan anak
usia sekolah

2. Ketidakmampuan mengerjakan tugas sekolah b.d Disfungsi tugas


perkembangan keluarga pada anak usia sekolah.

3.10 Skoring dan Prioritas Masalah


1. Ketidakmampuan mengerjakan tugas sekolah b.d Disfungsi tugas
perkembangan keluarga pada anak usia sekolah.

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat 1 2/3x1 Sifat masalah ini
masalah =2/3 termasuk situasi
ancaman mengancam
kesehatan kesehatan, karena
jika dibiarkan
terus menerus
anak akan merasa
bahwa dia gagal
dan tidak seperti
teman sebayanya.
2. Kemungki 2 2/2x2 Karena orangtua
nan =2 sangat menyesal
masalah dengan perbuatan
dapat mereka
diubah :
hanya
sebagian
3. Potensi 1 1/3x1 Karena orangtua
untuk =1/3 disini seharusnya
dicegah : lebih banyak
cukup berinteraksi
dengan anak
4. Menonjol 1 1/2x1 Masalah memang
kan =1/2 perlu
masalah, ditangani,tapi sifat
tetapi masalah ini tidak
tidak gawat dan bisa
harus diselesaikan
segera secara bertahap
3,1

2. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga


dengan anak usia sekolah b.d Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah tugas perkembangan keluarga dengan anak
usia sekolah
No Kriteria Bobo Nilai Pembenran
t
1. Sifat 1 2/3x1=2/3 Sifat masalah
masalah : Ini termasuk
ancaman kesehatan,
kesehatan karena jika
dibiarkan
terus menerus
perkembangan
keluarga akan
terhambat
2. Kemungkinan 2 2/2x2=2 Latar
masalah belakang
dapat diubah: pendidikan
mudah Tn. B dan
Ny.S adalah
SMA,
sehingga
memudahkan
untuk
menerima
informasi dan
penjelasan
3. Potensial 1 3/x31=1 Karena Tn. B
masalah dan Ny. S
untuk dicegah sering
: cukup mengunjungi
orangtua dan
keluarga yang
sudah
berpengalam
memiliki anak
sehingga
keluarga dapat
bertanya apa
yang
seharusnya
dilakukan
4. Menonjolnya 1 1/2x1=1/2 Masalah
masalah memang perlu
tetapi harus ditangani, tapi
segera sifat masalah
ini tidak
gawat dan
bisa
diselesaikan
secara
bertahap
3,2

3.11 Rencana Keperawatan


No Diagnosa Tujuan dan Intervensi
kriteria hasil
1. Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat
pengetahuan tindakan 2x30 pengetahuan keluarga
tentang tugas menit dalam 1 tentang tugas
perkembangan minggu keluarga perkembangan
keluarga dapar: keluarga dengan anak
dengan anak  Memahami usia sekolah
usia sekolah tentang 2. Jelaskan tentang tugas
berhubungan tugas perkembangan
dengan perkembang keluarga dengan anak
ketidakmampua an keluarga
n keluarga dengan usia sekolah
mengenal anak usia
masalah tugas sekolah
perkembangan
keluarga
dengan anak
usia sekolah
2. Ketidakmampu Setelah dilakukan 1. Kaji penyebab
an mengerjakan tindakan 2x30 terjadinya
tugas menit dalam 1 masalah
berhubungan minggu, ancaman 2. Diskusikan
dengan kesehatan kepada keluarga
disfungsi tugas berkurang dengan apa yang
perkembangan kriteria hasil : menjadi kendala
keluarga pada  Anak bisa utama hingga
anak usia mengerjaka permasalahan
sekolah n tugas muncul
sekolah 3. Diskusikan
 Orangtua kepada keluarga
ada waktu cara untuk
untuk memanajemenk
menemani an waktu agar
anak belajar kebutuhan akan
perhatian
tercukupi

3.12 Implementasi & Evaluasi


No Implementasi Evaluasi
1. 1. kaji tingkat pengetahuan S: keluarga mengatakan belum
keluarga tentang tugas mengetahui jika ada tugas keluarga
perkembangan keluarga untuk anak usia sekolah
dengan anak usia sekolah O: keluarga tampak serius
A: pengetahuan keluarga tentang
tugas keluarga tidak ada
P: merencanakan untuk
mendiskusikan tentang
tugas perkembangan
keluarga

2.jelaskan tentang tugas


S: keluarga mengatakan
perkembangan keluarga
bahwa selama ini banyak
dengan anak usia sekolah
sekali tugas keluarga
yang belum terpenuhi
O: keluarga tampak
antusias
A: pengetahuan keluarga
tentang tugas
perkembangan keluarga
meningkat
P: rencanakan pertemuan
berikutnya untuk evaluasi
2. 1. kaji penyebab terjadinya S: keluarga mengatakan hal ini
masalah terjadi karena keluarga tidak
mampu untuk membagi waktu dan
tidak memikirkan hal itu bisa
terjadi berbahaya
O: keluarga tampak menyesal
A: keluarga mengambil keputusan
untuk berubah
P: kontrak untuk mendiskusikan
kepada keluarga bagaimana cara
untuk memanajemenkan waktu

2.diskusikan kepada keluarga S: merasa terbantu dan


apa yang menjadi kendala mendapatkan gambaran untuk
utama hingga permasalahan mengatasi masalah
muncul O: keluarga tanpak antusias
A: keluarga akan melakukan cara
memanajemenkan waktu
P: intervensi berhenti

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu perkumpulan orang yang terdiri dari
suami, istri dan anak-anaknya baik anak kandung maupun adopsi,
keluarga juga merupakan pusat perkembangan anak untuk dapat
berkembang dengan baik atau tidak, keluarga yang baik dapat
mendukung anak dapat berkembang baik pula.
Keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah
mempunyai tugas perkembangan, yaitu : mensosialisasikan anak
untuk dapat meningkatkan prestasi sekolahnya, meningkatnya
komunikasi terbuka agar anak mau bercerita tentang pengalaman
yang dialaminya. Selain itu orangtua juga harus bisa melepaskan
anak-anaknya untuk untuk sementara waktu.
4.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
keluarga melalui penyuluhan mengenai peran anggota keluarga dan
perkembangan keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat
dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang
optimal. Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu
perlu dukungan oleh pihak-pihak yang perduliterhadap kesehatan
keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

scholar.unand (2020) BAB I PENDAHULUAN. Diakses pada 01


Juni 2023, dari
http://scholar.unand.ac.id/18675/2/BAB%201.pdf
eprints.poltekkes jogja (2018) BAB I PENDAHULUAN. Diakses
pada 01 Juni 2023, dari
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/8535/3/3.%20Chapter%201.pdf
repository.itsk-soepraoen (2010) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.
Diakses pada 01 Juni 2023, dari
http://repository.itsk-soepraoen.ac.id/223/3/Bab%202.pdf
repository.ump (2016) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Diakses pada
01 Juni 2023, dari
https://repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA%20AMARUDIN
%20SETIANA%20BAB%20II.pdf
scribd.com (2021) ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN ANAK USIA SEKOLAH. Diakses pada 01 Juni 2023,
dari
https://id.scribd.com/dokument/549025247/ASKEP-KELUARGA-
USIA-SEKOLAH

Anda mungkin juga menyukai