Disusun Oleh :
KELOMPOK II
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen
yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan askep dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa
Sepanjang Daur Kehidupan Usia Sekolah, Remaja, Deawasa Dana Lansia”. Tak ada gading
yang tak retak karenanya kami sebagai tim penulis menyadari bahwa penulisan askep ini masi jauh
dari kata sempurna,baik dari sisi materi maupun penulisannya.Kami dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun yang
diharapkan berguna bagi seluruh pembaca.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa manurut (WHO, 2009 dalam Direja, 2011) adalah berbagai karakteristik
positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadiannya. Kesehatan jiwaadalah kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh
berkembang dan mempertahankan keselarasan dalam pengendalian diri, serta terbebas dari
stress yang serius (Kusumawati & Hartono, 2011).
Kesehatan jiwa mencakup perkembangan individu di mulai sejak dalam kandungan
kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan), masa toddler(1,5-3
tahun), anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18
tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa tengah (35-65 tahun), sehingga dewasa akhir (>65
tahun) (Wong, D.L, 2009).
Menurut data dari WHO (World Health Organization) tahun 2011,yang di kutip dari
Ikrar (2012),penderita gangguan jiwa berat telah menempati tingkat yang luar biasa. Lebih 24
juta mengalami gangguan jiwa berat. Jumlah penderita gangguan jiwa di dunia, seperti
fenomena gunung es di lautan, yang kelihatannya hanya puncaknya, tetapi dasarnya lebih
banyak lagi yang belum terlacak. Bahkan menurut laporan pusat psikiater Amerika, dibutuhkan
dana sekitar US$ 160 bilyun pertahun. Berarti gangguan jiwa berdampak dalam semua segi
kehidupan,ekonomi, politik, sosial, budaya, keamanan, dan seterusnya.
Menurut data dari Departemen Kesehatan tahun 2007, kasus gangguan jiwa di
Indonesia yaitu 11,6% dari seluruh penduduk Indonesia (19,6 jt orang dari 241 jt). Pada
laporan riset kesehatan dasar tahun2007, ditemukan bahwa sebanyak 11,6% individu yang
berumur 15 tahun keatas melaporkan bahwa mereka memiliki gangguan
emosional (Dimyati, 2010).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana askep sehat jiwa sepanjang rentang kehidupan usia sekolah, remaja, dewasa, dan
lansia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang askep sehat jiwa sepanjang rentang kehidupan
yang meliputi usia sekolah, remaja, dewasa, dan lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Sediakan waktu bagi anak untuk bermain keluar rumah bersama teman
kelompoknya
c. Berikan dorongan dan kesempatan ikut berbagai perlombaan
4. Mengembangkan kecerdasan
b. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
f. Latih kedisplinan
c) Faktor predisposisi
e) Aspek psikososial
f) Status mental
g) Catat pola pertumbuhan dan perkembangan dan bandingkan dengan alat standar
Karakteristik perilaku
Karakteristik Normal
1. Menilai diri secara objektif, kelebihan dan kekurangan diri
4. Mengikuti kegiatan rutin (olah raga, seni, pramuka, pengajian, bela diri)
8. Tidak menuntut orang tua secara paksa untuk memenuhi keinginan yang
berlebihan dan negatif
9. Berperilaku santun, menghormati orang tua, guru dan bersikap baik pada
teman
10. Memiliki prestasi yang berarti dalam hidup
2. Diagnosa keperawatan :
Kesiapan peningkatan perkembangan remaja
3. Intervensi perkembangan normal
1. Intervensi generalis :
1. Pengkajian
Merupakan tahap perkembangan manusia yang berada pada 20-30 tahun dan pada usia
ini individu harus mampu berinteraksi akrab dengan oranglain (Erickson, 1963). Pada masa
ini penekanan utama dalam perkembangan identitas diri untuk membuat ikatan dengan
oranglain yang menghasilkan hubungan intim. Orang dewasa mengembangkan pertemanan
abadi dan mencari pasangan atau menikah dan terikat dalam tugas awal sebuah keluarga.
Levinson (1978) mengatakan bahwa pada masa ini seseorang berada pada puncak
intelektual dan fisik. Selama periode ini kebutuhan untuk mencari kepuasan diri tinggi.
Selain itu masa dewasa awal seseorang berpindah melalui tahap dewasa baru, dari asumsi
peran yunior pada pekerjaan, memulai perkawinan dan peran orangtua dan memulai
pelayanan pada komunitas ke suatu tempat yang lebih senior dirumah, pekerjaan dan di
komunitas. Kegagalan dalam berhubungan akrab dan memperoleh pekerjaan dapat
menyebabkan individu menjauhi pergaulan dan merasa kesepian lalu menyendiri.
a) Identitas
b) Riwayat
Pernah mengalami perubahan fungsi mental sebelumnya ?
Kaji adanya demensia. Dengan alat — alat yang sudah di standardisasi, meliputi
Min Mental Status Exam (MMSE) (menurut Flostein, MS. Dkk, 1995)
1) Orientasi
• Tanyakan hari ini tanggal berapa ?
• Kemudian tanyakan hal — hal terkait, mis sekarang musim apa ?
2) Registrasi
• Bila memungkinkan beri pertanyaan untuk menguji daya ingatnya (memori)
• Ucapkan dengan jelas dan perlahan kata kata seperti BOLA, BENDERA,
POHON. Degan jarak perkata 1 detik. Sesudah itu minta pasien untuk
mengulanginya. Jawaban pertama menentukan skornya, tetapi mintalah
pasien untuk mencoba terus (misalnya hingga 6 kali) bila gagal tes ini
kurang bermakna.
3) Perhatian dan perhitungan
• Minta pasien untuk meghitung mundur daro 100 dengan selisi 7. Berhenti
setelah 5 jawaban. Berilah skor 1 untuk setiap jawabn yang benar.
• Bila pasien tidak mampu menghitung, mintakan padanya untuk mengeja
suatu kata dari arah belakang ( mis: RUMAH…….HAMUR), beri skor 1
untuk setiap huruf yang ditempatkan benar. Catatlah jawaban pasien
4) Daya ingat
Minta pasien untuk mengingat kembali ketiga kata yang ditanyakan
kepadanya diatas tadi
5) Bahasa
• Menyebutkan : perlihatkan arloji anda sambil menanyakan : “apa ini?”
ulangi hal yang sama untuk pensil. Beri skor satu untuk setiap jawaban
yang benar
• Pengulangan : minta pasien untuk mengulangi : “bukan, itu bukan…..!,
tetapi itu……. Dan……! Beri skor 1 point bila pengulangan benar
• Perintah tiga langkah. Beri pasien secarik kertas kosong dan katakana :
“ambil kertas ini dengan tangan kanan, lipat dua, dan letakan dilantai.”
Beri skor 1 point untuk setiap langkah benar.
2. Data demografi
Ras dan suku apa?
Jenis kelamin?
Riwayat Pendidikan?
3. Diagnose keperawatan dan intervensi keperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas
Intervensi
• Jangan menganjurkan klien untuk tidur siang apabila berakibat negative terhadap
tidur pada malam hari
• Evaluasi efek obat klien yang mengganggu tidur
• Tentukan kebiasaan dan rutinitas waktu tidur malam dengan kebiasaan klien
(memberi susu hangat)
• Berikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan tidur
2. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis dan koognitif
Intervensi
• Kaji derajat gangguan kemampuan, tingkah laku impulsive dan penurunan persepsi
visual. Bantu keluarga mengidentifikasi risiko terjadinya bahaya yang mungkin
timbul
• Hilangkan sumber bahaya lingkungan
• Alihkan perhatian saat perilaku teragitasi atau berbahaya, seperti memanjat pagar
tempat tidur
• Gunakan pakaian sesuai dengan lingkungan fisik atau kebutuhan klien
• Kaji efek samping obat, tanda keracunan ( tanda ekstrapiramidal, hipotensi
ortostatik, gangguan penglihatan, gangguan gastrointestinal).
3. Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting berhubungan dengan
ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.
Intervensi
• Identifikasi kesulitan dalam berpakaian/ perawatan diri
• Identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai kebutuhan
• Lakukan pengawasan dan berikan kesempatan untuk melakukan sendiri sesuai
kemampuan
• Bantu mengenakan pakaian yang rapi dan indah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembuatan askep sehat jiwa pengkajian merupakan tahap awal ddan dasar
utama dari proses keperawatan jiwa yang terdiri atas pengumpulan data dan perumusan
kebutuhan. Setelah data dikelompokkan baik data subjektif maupun data objektit, maka
masalah dirumuskan dan membuat daftar masalah keperawatan, membuat pohon
masalah, dan menegakkan diagnose keperawatan dengan menetapkan core problem
(masalah utama). Langkah selanjutnya setelah meneggakn diagnose keperawatan adalah :
1. Membuat rencana tindakan keperawatan
2. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan dan
melaksanakan terapi modalitas serta melaksanakan pemberian obat sesuai dengan
intruksi dokter
3. Mengevaluasi keberhasilan pasien dan keluarga
4. Menuliskan pendokumentasian pasien sesuai dengan format yang ada Kesehatan
jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak dalam kandungan
kemudian di lanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0 — 18 bulan), masa
toodler (1,5 — 3 tahun), anak — anak awal atau pra sekolah (3 — 6 tahun), usia
sekolah (6 — 12 tahun), remaja (12 — 18 tahun), dewasa muda (18 — 35 tahun),
dewasa tengah (35 — 65 tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun).
B. Saran
Saran agar mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan sehat jiwa sepanjang
rentang kehidupan di indonesia dan mencari referensi terbaru seputar perkembangan
mengenai asuhan keperawatan sehat jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
2. Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan tim pengajar spesialis jiwa (2008).
Lrmit Vtmelmr Msuhme Bgpgrmwmtme Prjdrmc Vpgsimais Kiwm.
Kmbmrtm : Progaram Magister Keperawatan Jiwa FIK UI
4. Stuart & Sundeen. 2000. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta :EGC