Anda di halaman 1dari 14

KONSEP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MASA

KANAK-KANAK AKHIR 6-12 TAHUN

Dosen Pengampu : Dr. Nurlailis Sa’adah, S.Kp., M.Kes.


Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan

KELOMPOK 2
1. Meika Arifatull M
2. Nur Heliana Sari
3. Niken Sri Utami

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D4 KEBIDANAN MAGETAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat-Nya,
sehingga dapat terselesaikannya Makalah yang berjudul “Konsep Psikologi Perkembangan
Masa Kanak-Kanak Akhir 6-12 Tahun”, sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Psikologi
Perkembangan pada Program Studi DIV AJ Kebidanan Kampus Magetan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Surabaya.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman, serta
dosen. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang
telah diberikan dan semoga makalah ini berguna bagi semua pihak yang memanfaatkan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan untuk itu kami menerima semua
masukan, saran dan kritikan dari pembaca.

Magetan, A g u s t u s 2 0 2 2

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Perkembangan Akhir Masa Kanak-Kanak.................................3
2.2 Perkembangan Fisik................................................................................3
2.3 Perkembangan Kognitif...........................................................................4
2.4 Perkembangan Emosional.......................................................................5
2.5 Perkembangan Bahasa.............................................................................6
2.6 Perkembangan Sosial...............................................................................7
2.7 Perkembangan Bermain..........................................................................8
2.8 Perkembangan Kepribadian.....................................................................9
2.9 Perkembangan Moral...............................................................................10
2.10 Perkembangan Kesadaran Beragama......................................................11
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
PERTANYAAN...............................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep perkembangan akhir masa kanak-kanak 6-12 tahun?
2. Bagaimana tugas perkembangan m?asa kanak-kanank akhir?
3. Bagaimana perkembangn kognitif?
4. Bagaimana perkembangan psikososial?
5. Bagaimana perkembangan moral dan religi?
6. Bagaimana perkembangan psokoseksual?
7. Bagaimana perkembangan emosional?
8. Bagaimana perkembangan bahasa?
9. Bagaimana perkembangan bermain?
10. Bagaimana perkembangan kepribadian?
11. Apa saja masalah-masalah yang sering terjadi pada masa kanak-kanak akhir?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui konsep perkembangan akhir masa kanak-kanak 6-12 tahun
2. Mengetahui tugas perkembangan masa kanak-kanank akhir
3. Mengetahui perkembangn kognitif
4. Mengetahui perkembangan psikososial
5. Mengetahui perkembangan moral dan religi
6. Mengetahui perkembangan psokoseksual
7. Mengetahui perkembangan emosional
8. Mengetahui perkembangan bahasa
9. Mengetahui perkembangan bermian
10. mengetahuiperkembangan kepribadian
11. Mengetahui masalah-masalah yang sering terjadi pada masa kanak-kanak akhir
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Perkembangan Akhir Masa Kanak-kanak


Pada usia antara 6-12 tahun, dunia kanak-kanak lebih banyak di sekolah dan lingkungan
sekitar rumahnya. Namun, terdapat tiga dorongan besar yang dialami anak pada masa ini: (1)
dorongan untuk ke luar rumah dan bergaul dengan teman sebaya (peer group), (2) dorongan
fisik untuk melakukan berbagai bentuk permainan dan kegiatan yang menuntut
keterampilan/gerakan fisik, dan (3) dorongan mental untuk masuk ke dunia konsep,
pemikiran, interaksi, dan simbolsimbol orang dewasa (Yudrik, 2011)
Masa Kanak-kanak Akhir (Late Chilhood), atau masa anak sekolah ini berlangsung dari
umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjuya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak
akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk
mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek.
Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment”
di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk menerima tuntutan yang dapat timbul
dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang
menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk bersekolah (Miftahul
Jannah, 2015).
Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir menurut Robert J. Havighurst adalah
sebagai berikut:
1. Memperlajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang
umum
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang
tumbuh
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
4. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita yang tepat
5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan seharihari
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-lembaga
mencapai kebebasan pribadi
2.2 Perkembangan Fisik Masa Kanak-kanak 6-12 tahun
Menurut (Desmita, 2017) masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode
pertumbuhan fisik yang lambat dan relative seragam sampai mulai terjadi perubahan-
perubahan pubertas, kira-kira 2 tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada
masa ini pertumbuhan berkembang pesat. Karena itu, masa ini sering juga disebut “periode
tenang” sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja. Meskipun merupakan
“masa tenang” tetapi hal ini tidak berari bahwa pada masa ini tidak terjadi proses
pertumbuhan fisik yang berarti.
Pada masa akhir anak-anak, kenaikan tinggi pertahun adalah 2 sampai 3 inci. Kenaikan
berat badan lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi badan, berkisar antara 3 sampai 5 pon
pertahun (Hurlock, 2012). Menurut (Desmita, 2017) pada masa ini peningkatan berat badan
anak lebih banyak daripada panjang badanya. Peningkatan berat badan terjadi karena
bertambahnya ukuran system rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh.
2.3 Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir
Desmita (2012) membagi tahapan perkembangan anak usia sekolah dasar yang menjadi dua
fase, yakni anak usia 6-9 tahun dikategorikan dalam masakanak-kanak tengah dan anak usia
10-12 tahun dikategorikan dalam masa kanak-kanak akhir. Havighurst (dalam Desmita,
2012) menyebutkan tugas perkembangan anak usia sekolah dasar yang meliputi:
1. Penguasaan keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
2. Kemampuan membina hidup sehat.
3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok di sekolah dan di rumah
4. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dan mulai berperan
dalam masyarakat dan bersosialisasi.
6. Memperoleh berbagai konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif

2.4 Perkembangan Kognitif


Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampuan kognitifnya turut
mengalamai perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti dunia dan
minat anak bertambah luas, dan dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian
tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak. Pada usia ini
anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar
yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (membaca, menulis, dan
berhitung). Dengan keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara berangsur-
angsur. Kalau pada masa sebelumnya daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan
egosentris, maka pada usia sekolah dasar ini daya pikir anak berpikir ke arah daya pikir
konkrit, rasional, dan obyektif. Kemampuan berfikir ditandai dengan adanya aktivitas-
aktivitas mental seperti mengingat, memahami dan mampu memecahkan masalah. Anak
sudah lebih mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi, karena proses
kognitifnya tidak lagi egosentrisme, dan lebih logis (Desmita, 2017
2.5 Perkembangan Psikososial
Menurut Erikson (dalam Salkind, 2010) bahwa perkembangan psikologis seseorang
terbentuk dari hasil interaksi antara kebutuhan biologis dengan tuntutan sosial. Tahapan ini
terjadi pada usia 6-12 tahun atau usia praremaja. Menurut Erikson, tahapan ini merupakan
masa yang penting bagi munculnya rasa kemantapan hati dimana anak dituntut untuk
menguasai keahlian sosial agar bisa bersaing dan berfungsi sebagai orang dewasa dalam
masyarakat. Anak yang tidak mampu menguasai dunia mereka sendiri akan memunculkan
pengalaman yang mengarah pada rasa rendah diri atau merasa bahwa dirinya tidak pantas
bahkan tidak mampu melakukan sesuatu. Pengakuan yang tidak berhasil didapatkan pada
tahapan ini akan memunculkan rasa rendah diri pada masa-masa perkembangan selanjutnya.
Menurut penelitian MEO, Ewaldus Hariyono (2022) didapatkan bahwa periode usia kanak-
kanak akhir merupakan masa di mana seorang anak sangat membutuhkan pendampingan dari
orang tua.
2.6 Perkembangan Moral dan Religi
Menurut Kohlberg (dalam Santrock, 2007) perkembangan pemikiran tentang
perkembangan moral bersifat universal. Menurut teori perkembangan kognitif Kohlberg
tersebut anak usia 6-10 tahun yang menjadi subyek dalam penelitian ini termasuk dalam
tingkatan kedua yaitu penalaran konvensional. Individu yang berada di tahap ini seringkali
menjadikan orangtua sebagai model atau figur teladan supaya dianggap menjadi individu
yang baik sebagaimana yang telah dicontohkan orang tua nya. Hasil penelitian Dinda
Septiani, Itto Nesyia Nasution Fakultas Psikologi Universitas Abdurrab Pekanbaru Tahun
2017 juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara perkembangan kecerdasan moral anak
dengan peran keterlibatan ayah dalam pengasuhan.
Menurut Elkind pada tahun (1964; 1970) dalam artikelnya menemukan bahwa
pemahaman tentang kepercayaan dan praktik keagamaan tidak hadir pada anak-anak, tetapi
lebih berkembang di masa kanak-kanak. Hal ini selaras dengan penelitian dari Khoiriyah,
Hidayatin (2016) yang menunjukkan bahwa pendidikan agama pada anak usia 6-12 tidak
hanya meliputi ibadah saja namun juga meliputi keseluruhan pendidikan agama yaitu
pendidikan keimanan, ibadah dan akhlaq yang diperoleh tidak hanya dari orang tua, tetapi
juga dari pendidik di tingkat Sekolah Dasar karena pada usia ini anak sudah saatnya masuk
sekolah. Sedangkan penerapan pembiasaan pendidikan agama dapat diterapkan di lingkungan
Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, rumah, dan juga di pesantren bagi anak yang tinggal di
pesantren.
2.7 Perkembangan Psikoseksual
Pada usia 6-12 tahun anak berada di Latency Stage (tahap laten), yaitu tahap dimana
seorang anak mulai menekan dorongan seksualnya kemudian mulai mengembangkan
keterampilan sosial dan intelektual.Menurut penelitian Alfadl Habibie Universitas
Muhammadyah Tasikmalaya Tahun 2017 disebutkan pada tahap ini perlu dilakukan
pengenalan aurat anak, mana yang dapat terlihat dan mana yang tidak boleh terlihat adalah
awal dari pendidikan seks, dimana anak mengetahui bagian dirinya yang dapat terlihat oleh
orang lain, dan mana yang harus tertutup dan tidak dapat dilihat orang lain, terlebih disentuh
oleh orang lain. Bahkan ketika anak memasuki usia 7 (tujuh) tahun, harus mulai dipisahkan
tempat tidurnya baik dengan orang tuanya, maupun saudaranya yang berlainan jenis kelamin.
2.8 Perkembangan Emosional
Pola emosi umum dari akhir masa kanak-kanak berbeda dari pola emosi awal masa kanak-
kanak dalam dua hal. Pertama, jenis situasi yang membangkitkan emosi dan kedua, bentuk
ungkapannya. Perubahan tersebut lebih merupakan akibat dari meluasnya pengalaman dan
belajarnya dari pada proses pematangan diri (Hurlock, 2012). Pada akhir masa kanak-kanak,
anak sering mengalami emosi yang hebat. Meningginya emosi pada akhir masa kanak-kanak
dapat disebabkan karena keadaan fisik atau lingkungan. Kalau anak sakit atau lelah, ia
cenderung cepat marah, rewel, dan umumnya sulit dihadapi. Sebelum masa kanak-kanak
berakhir, emosi sedang mengalami puncaknya (Hurlock, 2012).
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, termasuk
pula perilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat
atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk konsentrasi terhadap aktivitas
belajar. Sebaliknya, jika emosi negative seperti perasaan tidak senang, kecewa, tidak
bergairah, maka proses belajar akan mengalami hambatan. Anak usia SD sudah menyadari
bahwa ia tidak dapat menyatakan dorongan emosinya begitu saja tanpa mempertimbangkan
lingkungannya. Ia mulai belajar mengungkapkan perasaannya dalam perilaku yang dapat
diterima secara sosial. Penumbuhan perasaan ini tergantung dari bagaimana sikap orang tua
mendisiplinkan anak. Di samping itu, melalui permainan dan olahraga dimungkinkan anak
mengeluarkan emosinya secara wajar. Menginjak usia sekolah, anak mulai menyadari bahwa
pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia
mulai belajar mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol
emosi diperoleh dari meniru dan latihan. Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua
dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak berkembang dalam
lingkungan keluarga yang emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung
stabil. Emosi-emosi yang secara umum dialami pada tahap perkembangan usia sekolah ini
adala h marah, takut, cemburu, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu dan kegembiraan
(Yusuf, 2010).
2.9 Perkembangan Bahasa
Menurut (Desmita, 2017) selama masa akhir anak-anak, perkembangan bahasa terus
berlanjut. Perbendaharaan kosa kata anak meningkat dan cara anak-anak menggunakan kata
dan kalimat bertambah kompleks serta lebih menyerupai bahasa orang dewasa. Dari berbagai
pelajaran yang diberikan disekolah, bacaan, pembicaraan dengan anak-anak lain, serta
melalui radio dan televisi, anak-anak menambah perbendaharaan kosa kata yang ia
pergunakan dalam percakapan dan tulisan. Dengan dikuasainya ketrampilan membaca dan
berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengarkan cerita
yang bersifat kritis. Pada masa ini, karena dibarengi dengan taraf berpikir yang sudah maju
maka dia banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat.
2.10 Perkembangan Bermain
Selama masa pertengahan dan akhir, biasanya anak lebih banyak meluangkan waktunya
dalam berinterkasi dengan teman sebaya. Dalam suatu investivigasi, diketahui bahwa waktu
yang digunakan untuk anak-anak berinteraksi dengan teman sebayanya sebanyak 40 persen
pertahun. Menurut penelitian diketahui bahwa umumnya anak-anak masa akhir melakukan
kegiatan olahraga, jalan-jalan, sosialisasi yang merupakan kegiatan yang paling sering
dilakukan. Pada saat melakukan kegiatan biasanya anggota permainan dan mereka
kelompok terdiri dari teman kelaminya daripada diantara anak-anak yang berbeda jenis
kelaminnya.Pada masa akhir anak-anak mereka telah menjalin persahabatan dengan teman
sebaya dan mulai memasuki usia gang, yaitu usaha yang pada saat itu kesadaran sosial
berkembang pesat dan telah menjadi pribadi sosial yang merupakan salah salah satu tugas
perkembangan yang utama dalam periode ini.
Gang pada masa kanak-kanak merupakan suatu kelompok yang spontan dan tidak
mempunyai tujuan yang diterima secara sosial. Gang merupakan usaha anak untuk
menciptakan suatu masyarakat yang sesuai bagi pemenuhan kebutuhan mereka. Gang
memberikan pembebasan dari pengawasan orang dewasa. Dalam hal ini ada beberapa ciri
gang pada masa akhir anak-anak, yaitu:
1. Gang merupakan kelompok bermain.
2. Anggota terdiri dari jenis kelamin yang sama.
3. Terdiri dari tiga atau empat anggota, tetapi jumlah ini akan meningkat dengan
bertambahnya minat dari anak tersebut.
4. Kegiatan gang yang popular meliputi permainan dan olahraga, bicara atau makan
bersama.
2.11 Perkembangan Kepribadian
Menurut buku (Desmita, 2017) pengembangan ciri-ciri kepribadian sangat dipengaruhi
oleh lingkungan, terutama lingkungan keluarga dan sekolah. Pertanyaan yang sering muncul,
terutama sehubungan dengan peranan sekolah dalam pengembangan kreativitas pada anak.
Menurut jurnal penelitian (Fernando, Fransiska, Sulfa Niawati, & Putri, 2020)
menyatakan bahwa kepribadian didefinisikan sebagai keseluruhan dari perilaku dan kualitas
individu yang nampak pada karakteristik kebiasaan berekspresi, cara-cara bereaksi, berpikir,
sikap, minat, dan pandangan hidup individu sebagai suatu hal yang dinamis dalam diri
individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Setiap individu melalui empat
aspek perkembangan yaitu aspek fisik, aspek kognitif, aspek sosial, dan aspek bahasa.
Adanya perkembangan kepribadian dari seorang anak perlu perhatian khusus baik itu dari
orang tua dan guru. Perkembangan siswa SD juga akan mempengaruhi nilai akademik dan
nonakademiknya. Ada yang unggul dalam kognitifnya tetapi tidak untuk sosialnya. Hal
tersebut sangat berkaitan dengan adanya faktor keturunan dan faktor lingkungan dimana
mereka berada. Faktor keturunan berpengaruh terhadap tumbuh dan berkembangnya anak.
Totalitas dari anak tersebut karakteristiknya diwariskan dari kedua orang tuanya. Sedangkan
untuk faktor lingkungan adalah faktor eksternal dalam membentuk kepribadian anak.
Lingkungan pertama yang membentuk kepribadian dari seorang anak tersebut adalah
keluarga, kemudian sekolah, dan masyarakat. Karena pada dasarnya perkembangan pada
masa anak-anak sangat menarik untuk bisa dipahami oleh orang dewasa. Berdasarkan dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setiap anak usia Sekolah Dasar tersebut memiliki
perkembangan kepribadian yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatan kelasnya. Dari
penelitian ini menunjukkan bahwa untuk siswa kelas tinggi rata-rata memiliki kepribadian
yang dominant dengan salah satu indikatomya yaitu mampu menguasai dengan baik dalam
hal tugas, percakapan, pengambilan keputusan, dan lain sebagainya. Kemudian untuk siswa
kelas rendah rata-rata memiliki kepribadian yang influence dengan salah satu indikatornya
yaitu ceria, antusias, dan senang bermain-main, serta mudah mengekspresikan perasaannya.
2.12 Masalah-masalah yang sering terjadi pada masa kanak-kanak akhir
1. Masalah kesulitan belajar
Dalam penelitian Binti Muliati The College of Badrus Sholeh, Purwoasri, Kediri
Tahun 2019 didapatkan bahwa ada gangguan belajar dalam hal ini kesulitan membaca
dan menghitung karena pada masa kanak kanak akhir sangat dipengaruhi oleh
aktivitas bermain dan sosialisasi anak dengan teman sebaya.
2. Masalah gangguan emosional
Pada masa kanak kanak gangguan emosional yang sering terjadi menurut penelitian
A.A.Ayu Wulan Dwi Anggaswari dan I.G.A.P. Wulan Budisetyani
pada tahun 2016 adalah perilaku agresif, regresi, proyeksi, rasionalisasi, kompensasi,
destruksi dan sejenisnya.
3. Masalah bulliying
Dalam penelitian Juliani Siregar pada Anak SD di Kota Medan pada tahun 2016
didapatkan bahwa seringkali mereka mendapatkan perlakuan bulliying. Anak-anak
yang menjadi pelaku bullying kebanyakan adalah anak-anak yang berjenis kelamin
laki-laki saja (22%). Anak-anak yang menjadi korban dari pelaku kebanyakan adalah
anak perempuan (23,22%). Perilaku bullying paling sering terjadi di kelas (83,9%).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa Kanak-kanak Akhir (Late Chilhood), atau masa anak sekolah ini berlangsung dari
umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjuya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak
akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk
mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek.
Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment”
di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk menerima tuntutan yang dapat timbul
dari orang lain menyelesaikan tuntutan itu. Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa
Konsep Psikologi Perkembangan masa kanak-kanak akhir yaitu diantaranya adalah
perkembangan fisik, kognitif, psokoseksual, perkembangan moral, psikososial, emosional,
bahasa, bermain, kepribadian, tugas perkembangan dan masalah-masalah yang sering terjadi
pada masa kanak-kanank akhir.
3.2 Saran
Menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran
yang bersifat membangun akan penyusun terima dengan baik demi sempurnanya makalah ini
dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
pembaca sekaligus penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Desmita. (2017). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Desmita - 2012 - Psikologi Perkembangan - PT Remaja Rosdakarya J Siregar - An-Nafs, 2016 -


journal.uir.ac.id

Hurlock. (2012). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.


Jakarta: Erlangga.

Habibie - Jurnal Pendidikan: Early Childhood, 2017 - academia.edu

Istiqomah, H., & Suyadi. (2019). Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Sekolah Dasar
Dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus Di SD Muhammadiyah Karangbendo
Yogyakarta). Jurnal PGMI, 155-168.
Lutfiah. (2017). Pengaruh outbound terhadap kecerdasan Moral anak sekolah dasar.
Miftahul Jannah. (2015). TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PADA USIA
KANAK-KANAK. Gender Equality: Internasional Journal of Child and Gender Studies,
Vol. 1 87-98.

Muliati, MK Umam - MIDA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 2019 - e-jurnal.unisda.ac.id


EH Meo - 2022 - repository.stfkledalero.ac.id
Septiani, IN Nasution - Jurnal psikologi, 2018 - scholar.archive.org

Anda mungkin juga menyukai