Anggota:
Laela Azhari 1202020081
Linda Ismayanti 1202020087
Mazdulina Auliya 1202020091
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah..................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
ISI.........................................................................................................................................................6
2.1 Definisi Sikap Keberagamaaan.................................................................................................6
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Keberagamaan...............................................................6
2.3 Perkembangan Sikap Keberagamaan......................................................................................9
2.4 Upaya Mengembangkan Sikap Keberagamaan....................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
1.1 Kesimpulan.........................................................................................................................13
1.2 Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sikap keberagamaan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan perilaku
keberagamaan. Sikap keberagamaan yang baik akan memunculkan perilaku keberagaan yang
baik. Begitu juga sebaliknya, sikap keberagamaan yang kurang baik akan memunculkan
perilaku keberagamaan yang kurang baik pula. Oleh karena itu untuk membentuk perilaku
keberagamaan individu harus dimulai dari pembentukan sikap kegeragamaan.
Sikap keberagamaan bukan merupakan bawaan, melainkan bentukan setelah individu
lahir. Pembentukan sikap keberagamaan harus dimulai sejak dini. Sebab, pada masa awal
merupakan masa yang sangat penting. Menurut Sigmund Freud, masa-masa awal
menrupakan masa pembentukan dasar-dasar sikap, kebiasaan, keperibadian dan tingkah laku.
Apabila pada dasar-dasar sikap, kebiasaan, kepribadian dan tingkah laku sudah terbentuk
pada masa-masa awal dengan baik, maka akan mempermudah perkembangan untuk masa-
masa selanjutnya.
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan lemah baik secara fisik maupun psikis, namun
memiliki potensi-potensi yang sebagiannya bersifat terbuka dan mudah diamati dan Sebagian
lainnya bersifat talent (tersembunyi). Potensi yang bersifat terbuka misalnya indera
pendegaran dan penglihatan, sedangkan yang tersembunyi misalnya akal dan perasaan.
Banyak ahli yang percaya bahwa dalam potensi tersembunyi manusia itu terdapat
kecenderungan untuk meyakini sesuatu yang serba unggul di luar diri dan lingkungannya,
Kecenderungan ini dalam pandangan Islam disebut fithrah, yaitu kecenderungan menjadi
Muslim yang mengakui ketuhanan Allah. Namun, apabila orangtua dan lingkungannya tidak
mendidik anak (baik langsung maupun tidak) untuk menjadi seorang Muslim, maka boleh
jadi anak tersebut menjadi pemeluk agama lain atau mempertuhankan benda-benda tertentu.
Ada sejumlah sikap dan perilaku instinctive (naluri alami dan tidak disadari) yang sering
ditunjukkan manusia, misalnya menangis ketika ditinggal mati oleh orang yang dicintai atau
melompat ke pinggir jalan ketika diserempet kendaraan. Pada saat menemukan masalah yang
terlampau sulit diatasi oleh siapa pun, manusia normal pada umumnya termasuk yang atheist
(tak mengakui Tuhan) sekali pun, akan mengharapkan keajaiban yang muncul di luar nalar
dan dugaan. Fenomena-fenomena tadi bersifat psikologis dan menjadi sebagian dari tanda-
tanda atau cikal bakal perasaan atau jiwa keagamaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian sikap keberagamaan!
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keberagamaan?
3. Bagaimana perkembangan sikap keberagamaan?
4. Bagiamana upaya mengembangkan sikap keberagamaan?
1.3 Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian sikap keberagamaan
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keberagamaan
3. Menjelaskan perkembangan sikap keberagamaan
4. Menjelaskan upaya mengembangkan sikap keberagamaan
BAB II
ISI
2.1 Definisi Sikap Keberagamaaan
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Sikap keberagamaan merupakan suatu keadaan internal individu yang menyebabkan
munculnya kesiapan individu untuk merespon atau bertingkahlaku sesuai dengan ajaran
agama. Sikap keberagamaan merupakan perolehan dan bukan bawaan. Sikap keberagamaan
terbentuk melalui pengalaman langsung yang terjadi dalam hubungannya dengan unsur-unsur
lingkungan dan sosial, misalnya interaksi individu dengan hasil kebudayaan, orang tua, guru,
teman sebaya, orang tertentu, masyarakat dan sebagainya. Lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan dan pengembangan
sikap keberagamaan setiap individu. Karakteristik dan perkembangan sikap keberagamaan
individu berbedabeda, sesuai dengan tahap-tahap perkembangan. Sikap keberagamaan yang
dimiliki oleh individu terbentuk melalui tiga komponen, yaitu komponen kognitif, afektif dan
konatif. Oleh karena itu pembentukan dan pengembangan sikap keberagamaan individu baik
dari aspek kognitif, afektif dan konatif harus disesuaikan dengan karakteristik dan tahap-
tahap perkembangan individu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, yaitu : Pertama,
internalisasi nilai-nilai keislaman melalui keteladana, sugesti dan koreksi, dan dorongan
sosial. Kedua, menciptakan lingkungan religius baik di keluarga, sekolah maupun di
masyarakat.
1.2 Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta kritik yang
membangun dari para pembaca. Mudah-mudahan makalah ini dapat membawa manfaat bagi
penulis maupun pembacanya, aamiin aamiin yaa robbal aa’lamiin.
DAFTAR PUSTAKA