Anda di halaman 1dari 5

Tugas Qiroatul kutub

Laela azhari

1202020081

PAI 3 C
Fathul mu’in halaman.8-9

Hal-hal yang membatalkan wudhu

Sebab-sebab yang membatalkan wudhu ada 4 yaitu: yang pertama (yakin keluarnya sesuatu)
selain mai’nya, yang terlihat ataupun angin, basah atau kering, yang keluar seperti air kencing
atau terkadang sepeti dasar wasir atau yang lainnya, terpisah atau tidak sepeti cacing yang
mnegeluarkan kepalanya kemudian kembali lagi ( dari salah satu dari dua jalan) orang yang
berwudhu (maasih hidup) baik itu dari dubur (belakang) ataupun dari depan. (walaupun) yang
keluar (penyakit wasir) yang tumbuh di dalam dubur maka keluarlah atau bertambahlah
sesuatu yang keluar itu. Tetapi seorang yang alim yakni Imam al kamala Ar radad berfatwa
bahwa keluarnya penyakit wasir tidaklah membatalkan wudhu namun yang membatalkan
adalah sebab sesuatu yang keluar dari efek penyakit iyu seperti darah. Dari imam malik:
tidaklah batal wudhu dengan sebab benda yang jarang keluar. Yang kedua adalah
(hulangnya akal) maksudnya adalah kesadarannya dengan sebab mabuk,gila, epilepsy , atau
tidur sebab hadits shohih mengatakan barangsiapa tidur maka berwudhulah. Kecuali orang
yang kehilangan akal kesadarannya yaitu mengantuk dan permulaan mabuk. Maka dua hal
tersebut tidak membatalkan wudhu seperti Ketika orang ragu apakah tertidur atau
mengantuk? Dan alamat/tanda-tanda mengantuk adalah masih mendengar pembicaraan orang
walaupun tidak memahaminya. (tidak) dengan hilangnya kesadaran ( karna tidur) dengan
posisi duduk (yang menetapkan pantatnya ditempat duduknya) walaupun bersandar pada
suatu benda apabila benda itu hilang makan akan terjatuh atau tidur dengan posisi memeluk
lutut diantara tempat duduk dan menetap dan tidak renggang. Batal wudhunya orang yang
menetepkan pantatnya yang tersadar setelah kondisi pantat tidak pada tempat menetapnya.
Tidak btal wudhunya orang yang ragu apakah menetap pantatnya atau tidak? Apakah kedua
pantatnya tidak pada kondisi ttempat menetapnya sebelum sadar atau setelahnya dan yakin
bermimpi serta tidak mengingat tidurnya tidak ada pengaruh sama sekali. Berbeda apabila
ada keraguan didalamnya karena bermimpi lebih unggul dari salah satu ujungya. Yang
ketiga ( menyentuh kemaluan) atau tempat terpotongnya walaupun milik mayit atau anak
kecil, baik kemaluan atau dubur yang bersambung atau terpotong kecuali apa yang dipotong
Ketika khitan dan yang membatalkan dari dubur adalah dua bibir lubang anus dan dari
kelamin Wanita yaitu dua bibir vagina, tidak bagian selain dari keduanya seperti tempa
khitan. Benar tidak membatalkan wudhu namun disunnahlan berwudhu dari menyentuh
sejenis bulu kemaluan, bahgian dalam pantat, dua testis, rambut yang tumbuh diatas dzakar,
pangkal paha, menyentuh Wanita kecil, menyentuh lelaki tampan yang belum berkumis,
menyenth orang berpenyakit lemra, menyentuh orang yahudi, setelah bekam, melihat dengan
syahwat, walipun pada mahramnya, mengucapkan maksiat, marah, membawa mayit dan
menyentuhnya, mencukur kuku dan kumis, dan mencukur rambut. Kecuali dari manusia
adalah kemaluan hewan sebab hewan tidaklah menimbulkan nafsu oleh karna itu
diperbolehkan untuk melihat kemlauannya. (menyentuh yang dapat mebatalkan adalh bila
dnegan menggunakan bagian dalam telapak tangan) sebab sabda rosulullah SAW:
barangsiapa menyentuh kemaluan- dalam satu Riwayat- barangsiapa menyentuh dzakar
maka berwudhulah. Batin telapak tanagan adalah bagian dalam dari telapka tangan, nbatin
jari-jari, dan anggota yang membengkok kearah keduanya Ketika ditelkupkan dengan sedikit
menekan, bukan ujung jari-jari dan anggota yang berada diantara jaro-jari dan sisi telapak
tangan. Yang keempatnya adalah ( bertemunya kulit lelaki dan perempuan) walaupun tanpa
syahwat dan walaupun salah satunya dipaksa atau mayit namun wudhunya mayit tdiaklah
batal. Yang dikehendaki dari kulit dalam bab ini adalah selain rambut, gigi dan kuku seperti
yang telah disampaikan guru kita dan selain batin mata. Hal itu karna firman ALlh : atau
kalian semua menyentuh Wanita. Kalua seandainya seseorang ragu apakh ia menyentuh
rambut atau kulit maka wushunya tidak batal seperti kasus Ketika tangannya berasa diatas
kulit namun ia tidak tahu apakah kulit tersebut milik lelaki atau Wanita atau seseorang yang
ragu apakah ia menyentuh mahram atau Wanita lain. Guru kita mengtakan dalah syarh ubab:
la;ai seanadainya ada seorang yang adil memberi kabar bahwa yang ia sentuh adalah
Wanita lain atau kabar tebtang kentut saat tidur dengan menetapkan pantatnya maka wajib
untuk mengindahkan ucapannya. (beserta keduanya telah dewasa) maka tidak membatalkan
dengan sebab pertemuan dua kulit anak kecil atau salah satunya sebab tiadanya tempat yang
didguga timbulnya syahwat. Yang dimaksud anak kecil adalah ana yanga belum
menimbulkan nafsu secara umumnya. (tidak batal) bertemunya dua kulit yang diantara
keduanya (terdapat sifat mahram) denga sebab jalur keturunan, tunggal persususan, dan jalur
pernikahan karna tidak adnaya kecurigaan yang timbul syahwat. Kalua
senadainyamahramnya serupa dengan Wanita lain yang dapat terhitung jumlahnya kemudian
ia menyentuh salah satu Wanita itu maka wudhunya tidak batal. Begitu pula bilan dengan
Wanita lain yang tak terhitung menurut pendapat yang unggul. (keyakinan telah berwudhu
atau Lelah hadats tidkalah daoat hilang dengan dugaan sebaliknya) dan juga tidak dengan
keraguan dengan pemahaman yang lebih utama. Maka orang itu harus mengambil hukum
yang yakin sebgai upaya untuk melnaggengkan hukum semula.

Anda mungkin juga menyukai