Anda di halaman 1dari 12

1

Penyakit Hati
Oleh : Muhammad Suratno


.


.
.


. :
.
Saudara-saudara jamaah shalat Jumat yang
berbahagia.
Bertaqwalah kepada Allah, dengan sebenar-benar taqwa,
Karena hanya dengan taqwa itulah yang dapat
menyelamatkan kita di dunia ini ataupun di akherat
kelak. Taqwa dalam arti melaksanakan perintah Allah
Swt. serta meninggalkan apa yang larangan-Nya.
Karenanya tidak ada bekal terbaik di hari kiamat nanti,
yang menjadikan manusia mulia di sisi-Nya kecuali
2

karena taqwanya. Dan tidak ada yang mampu menjadi


penghalang dari adzab dan api neraka-Nya melainkan
karena taqwa yang kita miliki.

Jamaah Jumah Rahimakumullah


Kita renungkan Sabda Rasulullah Saw.


.
Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat
segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka
baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila
segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh
anggota tubuhnya. Ketahuilah yaitu hati. (Hadis
Riwayat Al-Bukhari).
Sungguh, bahwa penyakit hati itu sangat mengganggu,
berbahaya, parah dan lebih buruk daripada penyakit-
penyakit tubuh ditinjau dari berbagai sudut pandang.
Bahkan yang paling merugikan dan paling besar efek
bahaya daripadanya adalah karena penyakit hati
mendatangkan mudarat atas seseorang dalam agama
yaitu merusak kebahagian dunia dan akhirat, dan juga
kemudaratan bagi orang banyak. Penyakit hati jika tidak
segera diobati, maka Allah Swt. akan menambah
penyakit hati tersebut, peringatan Allah Swt. dalam QS.
Al Baqarah ayat 10:
3


.
Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,
disebabkan kedustaan mereka.
Ayat di atas menggambarkan bahwa hati orang yang
sakit dimana keyakinan mereka terhadap kebenaran
sangatlah lemah. Kelemahan keyakinan itu,
menimbulkan berbagai penyakit di antaranya
kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap kebenaran
agama Islam dan orang-orang Islam.

Jamaah yang dirahmati Allah Swt.


Sementara penyakit badan jasmani tidaklah separah
penyakit hati, sama sekali tidak mendatangkan mudarat
atas seseorang kecuali di dunia saja, serta tubuh yang
menjadi sasaran penyakit akan hancur luluh dalam waktu
yang cepat. Di balik itu penyakit tubuh pada hakikatnya
berfaedah bagi seseorang dalam agama dan akhiratnya.
Sebab, Allah Swt. menyediakan pahala yang sangat besar
bagi si penderita, sebagaimana banyak disebutkan dalam
berbagai ayat dan hadis tentang pahala yang disediakan
bagi mereka yang tertimpa penyakit tubuh, yaitu
4

tidaklah menimpa akan suatu penyakit bagi seorang


muslim kecuali hanya untuk menghapus akan dosa-
dosanya.
Namun penyakit hati tidak terjangkau oleh indrawi dan
tidak menimbulkan rasa sakit, dan sulit diketahui bahkan
kadangkala yang mengalami gangguan penyakit hati
tidak mengetahui bahwa ia dihinggapi penyakit, tapi
dampaknya akan dikelihatan bagi orang lain. Walaupun
demikian perhatian terhadap penyakit hati amatlah
sedikit bahkan sering diabaikan, dikemukan oleh Imam
Al-Ghazali, bahwa penyakit hati itu laksana penyakit
belang di wajah seseorang yang tak memiliki cermin. Jika
ia diberi tahu orang lain, mungkin ia tak mempercayai.
Penyakit hati selalu didorong oleh nafsu yang mendorong
hati agar melanggar perintah Allah Swt.
Demikian juga, ancamkan atas diri seseorang yang
dihinggapi oleh akibat penyakit-penyakit hati sulit
diterima oleh kaum yang lalai. Bahkan ia melihatnya
sesuatu yang masih lama sekali datangnya, ia
meragukan akan kebenarannya. Atau, berangan-angan
akan diselamatkan darinya dengan berbagai harapan
yang menipu. Sehingga, timbul khayalan, mengira pasti
akan memperoleh ampunan dan keselamatan meski
tanpa berusaha untuk memperolehnya.
Adakalanya seseorang mengetahui bersemayamnya
penyakit di hatinya, tapi ia tak peduli dan tak
5

menghiraukan. Padahal, jika mengetahui adanya suatu


penyakit di tubuhnya ataupun orang lain memberi
tahunya tentang hal itu, pasti besar sekali perhatian yang
ditujukan padanya. Ia akan menjadi sangat takut, lalu
bersungguh-sungguh berdaya upaya untuk
mengobatinya. Dikarenakan penyakit hati itu tak
terjangkau indrawi dan tidak ada rasa sakit yang
menyertainya, maka hati manusia menjadi tertutup
daripadanya, untuk itu marilah bersungguh-sungguh
berusaha menyelidiki diri kita sehingga bila di hati kita
terdapat penyakit, segera kita berusaha menangani dan
mengobati sebelum maut datang menjemput kita.
Jamaah yang dirahmati Allah Swt.
Setidaknya ada delapan jenis penyakit hati atau penyakit
rohani yang dapat menyerang manusia, dapat
mengganggu ketenangan hidupnya dan bahkan dapat
berakibat buruk bagi kelangsungan hidup umat manusia,
yaitu:
1. Al Hammu Penyakit kebimbangan atau keraguan.
Bila seseorang mempunyai rasa bimbang dalam
kehidupannya niscaya akan banyak mengalami
kegagalan-kegagalan dalam meraih cita-citanya. Oleh
karena itu penyakit bimbang dan ragu harus dihilangkan,
demikian yang dianjurkan oleh Nabi dalam sebauah
sabdanya:
6

.
"Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang

tidak meragukanmu."
Bila rasa bimbang dan ragu terus menghantui seseorang,
maka akan berakibat tingkah lakunya tidak menentu,
berbuat yang tidak-tidak, berbuat merasa tidak senang,
merasa khawatir dan berandai-andai.
2. Berbuat hanya ingin dilihat oleh manusia.
Berbuat baik semata-mata hanya ingin dipuji dan
disanjung adalah perbuatan yang tidak mulia, betapa
tidak, seseorang hanya mau beribadah ketika dilihat dan
diperhatikan orang lain. Padahal tidak diciptakan Jin dan
Manusia kecuali untuk beribadah Oleh karena itu kita
harus berusaha untuk menjauhi prilaku ini dan
beribadah hanya semata-mata karena Allah Swt.
3. Penyakit angkuh dan takabur.
Angkuh dan takabbur dalam berperilaku adalah
perbuatan yang akan merugikan dirinya sendiri.
Seseorang yang dihinggapinya penyakit ini akan merasa
bahwa dirinya manusia yang super, merasa lebih dan di
atas segala-galanya, tidak mengakui keunggulan dan
kelebihan orang lain, Sifat ini pernah dipertontonkan
oleh Iblis yang mengakibatkan ia harus diusir dari syurga
untuk selama-lamanya.
7

4. Penyakit al-Bakhlu.
Letak nilai keadilan Allah Swt. adalah adanya seseorang
yang berhasil dan sukses dalam mengumpulkan harta
benda sebanyak-banyak dan adapula seseorang yang
gagal dalam mengumpulkan harta benda sehingga
disebut manusia papa. Dengan kesuksesan dan kejayaan
yang diperoleh oleh seseorang diwajibkan untuk
membagikan sebagian hartanya kepada yang papa
sebagai perwujudan kehidupan sosial masyarakat yang
benar sesuai kehendak Allah Swt. Seseorang yang
mengalami penyakit al-bakhlu, ia tidak akan peduli
dengan sesama, masa bodoh dengan penderitaan orang
lain dan ia tidak akan membagikan harta bendanya
meskipun ada kewajiban zakat, infaq dan sedekah.
Padahal tak sedikit contoh di masa lalu, seperti Tsalabah
mengakibatkan ia akhirnya jatuh miskin selama-lamanya,
Qarun yang pada akhirnya tenggelam bersama harta
bendanya di perut bumi. Naudzubillah.
5. Penyakit Al Hasad
Manusia yang terkena penyakit ini cenderung tidak
tenteram dan tenang hatinya, karena setiap harinya
selalu diisi dengan rasa benci terhadap keberhasilan
orang lain yang tidak dia dapatkan. Sifat iri akan
mendatangkan sifat dengki danpaknya bisa berakibat
buruk bagi orang lain dan masyarakat umum karena akan
timbul saling fitnah antar sesama, saling bermusuhan
8

dan buruk sangka bahkan cenderung akan mencelakakan


orang lain. Kedengkian Qabil terhadap Habil
mengakibatkan Qabil membunuh adiknya.
6. Penyakit curang.
Penyakit curang merupakan perbuatan yang akan
mengakibatkan seseorang berbuat tidak manusiawi, ia
akan berlaku melanggar aturan dengan skala kecil atau
besar. Kecurangan seorang pedagang yang mengurangi
jumlah barang dagangannya dengan mengurangi
timbangan, dan bukan hanya pedagang, namun siapapun
dapat berbuat seperti ini dan dengan berbagai cara dan
metode sesuai dengan profesi dimana ia menekuninya.
7. Penyakit Hubbuduniya, cinta dunia
Allah swt. sama sekali tidak melarang manusia untuk
hidup kaya raya, namun dilarang hidup berlebih-lebihan,
berfoya-foya dan terlalu cinta dunia. Mereka yang
terjangkit penyakit hubbudunnya jiwa sosialnya
cenderung berkurang karena merasa dan meyakini
bahwa harta dunia di atas segalanya. Sehingga tidak
sadar suatu saat dia akan meninggalkannya atau
hartanya yang meninggalkan dirinya. Penyakit ini akan
memunculkan sifat menghalalkan segala cara demi
tujuannya tercapai tanpa memperdulikan salah dan
benar, baik atau buruk bahkan halal atau haram.
8. Penyakit Tulul amal, panjang angan-angan.
9

Panjang angan-angan akan menyebabkan seseoran


menjadi malas dan juga menyebabkan selalu menunda
taubat sehingga tidak heran bila menjadi takut akan
sebuah kematian. Mereka yang terjangkit penyakit ini,
hidupnya dipenuhi dengan untaian kata-kata jikalau,
seumpama, semisal contoh dan lain sebagainya, penyakit
ini pulalah yang dikawatirkan oleh Nabi karena penyakit
ini mengakibatkan umat nanti hanyalah ibarat buih
dilautan, mudah diombang ambingkan oleh arus.
Jamaah Jumah yang dirahmati Allah Swt.
Semoga kita semua terbebas dari penyakit yang amat
berbahaya bagi kehidupan kita. Kini saatnya untuk
membersihkan hati, membersihkan lisan dan
membersihkan pikiran dari hal-hal yang tidak
bermanfaat, karena hidup ini hanya satu tujuannya yakni
hanya mengharap ridha Allah Swt.
Hati yang bersih, dan suci, akan mudah menyerap dan
memantulkan kebaikan. Akan memancarkan cahaya
seperti permata intan berlian. Jika melihat wajah
seseorang yang beriman, wajahnya bercahaya karena
terpancarnya cahaya keimanan dari hatinya. Oleh karena
itu mari selalu membersihkan hati. Melatih diri sendiri
agar senantiasa hidup bersih lahir batin adalah suatu
tuntunan yang harus dilaksanakan.
10

Berusaha agar setiap untaian kata yang keluar dari lisan


penuh makna dan hikmah. Menjauhi lisan dari berkata-
kata kotor, keji dan tidak dibenarkan. Sebab setiap kali
bicara kotor, kesucian hati pun ternoda. Hidup yang
bersih, akan semakin peka dan peduli. Silahkan mencoba
melihat cermin yang bersih, jika ada titik noda
menempel di wajah, akan cepat ketahuan.
Diri yang bersih akan lebih peka melihat aib dan
kekurangan diri sendiri. Bahkan akan lebih peka terhadap
peluang amal dan ilmu. Sebaliknya, bagi yang kotor mata
hatinya, akan sulit mengetahuinya. Untuk itu, marilah
kita berusaha membersihkan hati semampu dan
semaksimal yang kita bisa. Dan memohon dan
mengharap Ridha Allah Swt, atas hidayah-Nya diberikan
pada kita semua untuk membimbing dan menuntun diri
kita ke jalan yang sesuai dengan yang dikehendaki-Nya.
Aamiin, YRA.!










11

Khutbah Kedua





:


:








:





12









.


.
! ..




_________

Anda mungkin juga menyukai