PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jiwa yang resah, gelisah, hati yang merasa sakit, hati yang tergores luka, hati yang
marah, iri, dengki, lelah, lunglai, seolah tanpa sinar dan energy adalah jiwa yang
mengalami sesuatu. Jiwa memang bagai perahu, bila perahu itu terlalu banyak muatan
dan bergelombang, akan tenggelam ia, begitu juga jiwa manusia, jika dimuati banyak
masalah, dosa, noda, bercak, akan tengelamlah ia sebagai manusia. Berbagai usaha
dilakuka oleh para ahli psikologi dalam memecahkan persoalan – persoalan yang
berkenaan dengan jiwa seseorang. Para ahli baik itu ahli Psikologi dan Psikiatri
beberperan dalam membantu mengatasi masalah kejiwaan yang sampai saat ini
semakin berkembang. Hal tersebut dibuktikan dengan pengembangan macam – macam
teknik psikoterapi. Ancok (2008) menjelaskan psikoterapi adalah suatu proses redukasi
yang bertujuan untuk membantu seseorang yang mengalami ganguan kejiwaan,
terutama dengan intervensi psikologis yang merupakan kebalikan dari pengobatan fisik
seperti obat obatan.
Ada berbagai golongan dalam psikoterapi, salah satunya adalah psikoterapi islami,
psikoterapi islami merupakan sebuah pengobatan terhada ganguan kejiwaan yang di
ambil dari sumber – sumber Islam yaitu Al-Quran dan Hadist. Karena pada hakikatnya
Allah Swt telah menyempurnakan hidup ini dengan segala hukum-Nya. Islam sangat
memperhatikan manusia secara menyeluruh, yaitu manusia sebagai kesatuan jasmani
dan rohani, sehingga agama berwewenang mencari hakikat yang terdalam mengenai
fitrah, takdir, kematian, hidayah, taufik, keimanan, malaikat, setan, dosa, jiwa, ruh,
wahyu, kehadiran tuhan dan realitas non epiris atau ruhaniah.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
5. Untuk mengetahui
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit hati adalah penyakit atau gangguan yang ada pada hati dan perasaan
manusia. Penyakit hati dalam islam bukanlah penyakit hati yang menyangkut kesehatan
seperti penyakit liver, chirhosis, dan lain sebagainya. Penyakit yang ada dalam hati setiap
orang bisa mempengaruhi perilaku dan perbuatannya. Perihal mengenai penyakit hati ini
disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini :
ََوَأ َّما الَّ ِذينَ فِي قُلُوبِ ِه ْم َم َرضٌ فَزَ ا َد ْتهُ ْم ِرجْ سًا ِإلَ ٰى ِرجْ ِس ِه ْم َو َماتُوا َوهُ ْم َكافِرُون
Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu
bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati
dalam keadaan kafir. (QS At Taubah : 125)
Dalam firman tersebut disebutkan bahwa penyakit dalam hati seseorang bisa membwa
pada kekafiran dan mati dalam keadaan kafir. Hal ini tentunya tidak diinginkan oleh setiap
muslim manapun. Oleh sebab itu selayaknya sebagai muslim kita harus senantiasa menjaga
hati dari berbagai kotoran dan penyakit yang bisa merusak keimanan dan ketaqwaan pada
Allah SWT.
3
Ucapan yang keluar dari mulut kita dapat dikategorikan dalam empat kelompok :
murni membahayakan, ada bahaya dan manfaat, tidak membahayakan dan tidak
menguntungkan, dan murni menguntungkan. Ucapan yang murni membahayakan maka
harus dijauhi, begitu juga yang mengandung bahaya dan manfaat. Sedangkan ucapan yang
tidak ada untung ruginya maka itu adalah tindakan sia-sia, merugikan. Tinggallah yang
keempat yaitu ucapan yang menguntungkan.
4
b. Macam-macam Penyakit Lidah
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan tersesat suatu kaum setelah mereka mendapatkan
hidayah Allah, kecuali mereka melakukan perdebatan” (HR. At Tirmidziy)
Imam Malik bin Anas berkata : “Perdebatan akan mengeraskan hati dan mewariskan
kekesalan”.
2. Bergunjing (Ghibah)
Pengertian Ghibah adalah perbuatan tercela yang dilarang agama. Rasulullah
pernah bertanya kepada para sahabat tentang arti ghibah. Jawab para sahabat: ”Hanya
Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui”. Sabda Nabi: “ghibah adalah menceritakan sesuatu
dari saudaramu, yang jika ia mendengarnya ia tidak menyukainya.” Para sahabat bertanya :
“Jika yang diceritakan itu memang ada? Jawab Nabi : ”Jika memang ada itulah ghibah,
jika tidak ada maka kamu telah mengada-ada” (HR Muslim.)
Al Qur’an menyebut perbuatan ini sebagai memakan daging saudara sendiri (QS. 49:12).
Ghibah bisa terjadi dengan berbagai macam cara, tidak hanya ucapan, bisa juga tulisan,
peragaan. dsb.
“Orang mukmin bukanlah orang yang suka menghujat, mengutuk, berkata keji dan jorok”
(HR. At Tirmidziy.)
Ada seorang A’rabiy (pedalaman) meminta wasiat kepada Nabi : Sabda Nabi :
5
“Bertaqwalah kepada Allah, jika ada orang yang mencela kekuranganmu, maka jangan kau
balas dengan mencela kekurangannya. Maka dosanya ada padanya dan pahalanya ada
padamu. Dan janganlah kamu mencaci maki siapapun. Kata A’rabiy tadi : “Sejak itu saya
tidak pernah lagi mencaci maki orang”. (HR. Ahmad.)
“Termasuk dalam dosa besar adalah mencaci maki orang tua sendiri” Para sahabat
bertanya : “Bagaimana seseorang mencaci maki orang tua sendiri ? Jawab Nabi: “Dia
mencaci maki orang tua orang lain, lalu orang itu berbalik mencaci maki orang tuanya”.
(HR. Ahmad.)
4. Janji Palsu
Pengertian Mulut sering kali cepat berjanji, kemudian hati mengoreksi dan
memutuskan tidak memenuhi janji itu. Sikap ini menjadi pertanda kemunafikan seseorang.
Firman Allah : “Wahai orang-orang beriman tepatilah janji…” (QS 5:1)
Pujian Allah SWT pada Nabi Ismail as: “Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar
janjinya..” (QS 19:54)
Rasulullah SAW bersabda : “ada tiga hal yang jika ada pada seseorang maka dia adalah
munafiq, meskipun puasa, shalat, dan mengaku muslim. Jika berbicara dusta, jika berjanji
ingkar, dan jika dipercaya khiyanat” Muttafaq alaih dari Abu Hurairah.
6
Dalam Al Quran dan As Sunnah sudah dibahas tuntunan hidup mulia sesuai dengan
kehendak Sang Pencipta. Kurangnya ilmu dalam kedua sumber utama umat Islam ini
sangat mungkin menjadi penyebab sulitnya mengendalikan awa nafsu.
7
Jangan sampai kita memiliki materi-materi atau pun berusaha mengakses hal-hal
yang bersifat cabul, vulgar, porno, dan lain sebagainya seperti membaca cerita panas,
melihat gambar telanjang, download video bokep, nonton film porno, dan lain sebagainya
yang bisa membangkitkan nafsu birahi.
5. Hindari Pacaran
Memang sih zaman sekarang ini akan dibilang tidak gaul kalau belum pacaran.
Namun, tahukah kamu kalau pacaran itu sangat mengundang untuk melakukan kontak fisik
baik yang cewek maupun yang cowok, yang mungkin awalnya hanya pegang-pegangan
tangan lalu menjadi hubungan fisik yang lebih parah. Sebaiknya jangan pacar-pacaran dulu
kalau tujuan kita hanya sekedar iseng-iseng dan ingin bersenang-senang saja.
8
a. Hati-hati dalam Berbicara
Sebelum memulai berbicara perhatikanlah tempat dan situasi yang ada, fikirkan
baik-baik apa yang kata-kata yang akan lontarkan dan dampaknya pada orang lain, karena
bisa saja, kita tidak memiliki niat buruk namun tanpa kita sadari perkataan kita menyakiti
atau menyinggung orang lain, ciri orang yang berkualitas tinggi adalam mempertahtikan
tempat dan saat yan tepat sebelum berbicara, kata-katanya mengandung hikmah, ide,
gagasan, ilmu, dzikir, dan solusi yang bermanfaat, sungguh setiap perkataanya tidak ada
yang sia-sia.
b. Berbicara Seperlunya
Tahanlah mulut kita dari ucapan-ucapan yang tidak perlu, ciri-ciri orang dengan
kualitas biasa-biasa saja adalah mereka tidak mampu mulutnya untuk tidak berkata-kata
yan sibuk mengomentari setiap kejadian yang dia ketahui, setiap ucapanya akan adalah
ucapan yang sibuk dengan menceritakan tentang peristiwa-pristiwa yang dia ketahui,
seperti misalnya suatu hari dia melihat dua orang yang sedang berkelahi, maka orang yang
berkualitas biasa-biasa ini akan sibuk mengomentari dan menceritakanya pada orang lain.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit syahwat adalah penyakit yang terdapat dalam kecintaan , selera dan keinginan
yang kuat untuk menggairahkan nafsu yang meliputi bagian perut dan kemaluan. Fitnah
syahwat (penyakit syahwat) maksudnya adalah mengikuti apa-apa yang disenangi oleh
hati/nafsu yang keluar dari batasan syari’at. Fitnah syahwat ini akan menyebabkan
kerusakan niat, kehendak, dan perbuatan orang yang tertimpa penyakit ini.
Penyakit lidah adalah penyakit yang di sebabkan oleh lidah untuk menggerakkan
mulut agar mengeluarkan perkataan yang tidak baik atau merugikan orang lain sehingga
dapat menimbulkan permusuhan dalam bermasyarakat maupun individualisme.
10
Daftar Pustaka
Amin, M. Maswardi. 2011. Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta : Badouse Media.
11
12