Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jiwa yang resah, gelisah, hati yang merasa sakit, hati yang tergores luka, hati yang
marah, iri, dengki, lelah, lunglai, seolah tanpa sinar dan energy adalah jiwa yang
mengalami sesuatu. Jiwa memang bagai perahu, bila perahu itu terlalu banyak muatan
dan bergelombang, akan tenggelam ia, begitu juga jiwa manusia, jika dimuati banyak
masalah, dosa, noda, bercak, akan tengelamlah ia sebagai manusia. Berbagai usaha
dilakuka oleh para ahli psikologi dalam memecahkan persoalan – persoalan yang
berkenaan dengan jiwa seseorang. Para ahli baik itu ahli Psikologi dan Psikiatri
beberperan dalam membantu mengatasi masalah kejiwaan yang sampai saat ini
semakin berkembang. Hal tersebut dibuktikan dengan pengembangan macam – macam
teknik psikoterapi. Ancok (2008) menjelaskan psikoterapi adalah suatu proses redukasi
yang bertujuan untuk membantu seseorang yang mengalami ganguan kejiwaan,
terutama dengan intervensi psikologis yang merupakan kebalikan dari pengobatan fisik
seperti obat obatan.
Ada berbagai golongan dalam psikoterapi, salah satunya adalah psikoterapi islami,
psikoterapi islami merupakan sebuah pengobatan terhada ganguan kejiwaan yang di
ambil dari sumber – sumber Islam yaitu Al-Quran dan Hadist. Karena pada hakikatnya
Allah Swt telah menyempurnakan hidup ini dengan segala hukum-Nya. Islam sangat
memperhatikan manusia secara menyeluruh, yaitu manusia sebagai kesatuan jasmani
dan rohani, sehingga agama berwewenang mencari hakikat yang terdalam mengenai
fitrah, takdir, kematian, hidayah, taufik, keimanan, malaikat, setan, dosa, jiwa, ruh,
wahyu, kehadiran tuhan dan realitas non epiris atau ruhaniah.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Penyakit Hati ?

2. Apa definisi Penyakit Syahwat dan Lidah ?

3. Macam-macam Penyakit Syahwat dan Lidah

4. Faktor Penyebab Penyakit Syahwat dan Lidah

5. Cara Mengatasi Penyakit Syahwat dan Lidah

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Definisi Penyakit Hati ?

2. Untuk mengetahui Definisi Penyakit Syahwat dan Lidah ?

3. Untuk mengetahui Macam-macam Penyakit Syahwat dan Lidah

4. Untuk mengetahui Faktor Penyebab Penyakit Syahwat dan Lidah

5. Untuk mengetahui

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Penyakit Hati

Penyakit hati adalah penyakit atau gangguan yang ada pada hati dan perasaan
manusia. Penyakit hati dalam islam bukanlah penyakit hati yang menyangkut kesehatan
seperti penyakit liver, chirhosis, dan lain sebagainya. Penyakit yang ada dalam hati setiap
orang bisa mempengaruhi perilaku dan perbuatannya. Perihal mengenai penyakit hati ini
disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini :

َ‫َوَأ َّما الَّ ِذينَ فِي قُلُوبِ ِه ْم َم َرضٌ فَزَ ا َد ْتهُ ْم ِرجْ سًا ِإلَ ٰى ِرجْ ِس ِه ْم َو َماتُوا َوهُ ْم َكافِرُون‬

Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu
bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati
dalam keadaan kafir. (QS At Taubah : 125)

Dalam firman tersebut disebutkan bahwa penyakit dalam hati seseorang bisa membwa
pada kekafiran dan mati dalam keadaan kafir. Hal ini tentunya tidak diinginkan oleh setiap
muslim manapun. Oleh sebab itu selayaknya sebagai muslim kita harus senantiasa menjaga
hati dari berbagai kotoran dan penyakit yang bisa merusak keimanan dan ketaqwaan pada
Allah SWT.

2. Pengertian Penyakit Syahwat dan Penyakit Lidah


A. Penyakit Syahwat
Syubhat artinya samar, kabur, atau tidak jelas. Penyakit syubhat yang menimpa hati
seseorang akan merusakkan ilmu dan keyakinannya. Sehingga jadilah “perkara ma’ruf
menjadi samar dengan kemungkaran, maka orang tersebut tidak mengenal yang ma’ruf dan
tidak mengingkari kemungkaran. Penyakit syubhat ini misalnya: keraguan, kemunafikan,
bid’ah, kekafiran, dan kesesatan lainnya. Syahwat artinya selera, nafsu, keinginan, atau
kecintaan.
Sedangkan fitnah syahwat (penyakit mengikuti syahwat) adalah mengikuti apa-apa
yang disenangi oleh hati/nafsu yang keluar dari batasan syari’at. Fitnah syahwat ini akan
menyebabkan kerusakan niat, kehendak, dan perbuatan orang yang tertimpa penyakit ini.
Penyakit syahwat ini misalnya: rakus terhadap harta, tamak terhadap kekuasaan, ingin
populer, mencari pujian, suka perkara-perkara keji, zina, dan berbagai kemaksiatan
lainnya. Syahwat mengikuti nafsu perut dan kemaluan adalah fitnah syahwat, sedangkan
fitnah-fitnah yang menyesatkan adalah fitnah syubhat.
B. Penyakit Lidah

3
Ucapan yang keluar dari mulut kita dapat dikategorikan dalam empat kelompok :
murni membahayakan, ada bahaya dan manfaat, tidak membahayakan dan tidak
menguntungkan, dan murni menguntungkan. Ucapan yang murni membahayakan maka
harus dijauhi, begitu juga yang mengandung bahaya dan manfaat. Sedangkan ucapan yang
tidak ada untung ruginya maka itu adalah tindakan sia-sia, merugikan. Tinggallah yang
keempat yaitu ucapan yang menguntungkan.

3. Macam-macam Penyakit Syahwat dan Lidah


a. Macam-macam Penyakit Syahwat

Dalam kajian tasawuf-akhlak, nafsu itu lazim dibagi ke dalam tiga kategori:


1. Nafsu marah (nafs gadabiyyat), yakni nafsu yang mendorong orang untuk marah
atau benci kepada apa saja yang mengganggu atau berbahaya bagi kehidupannya. Karena
adanya nafsu marah itu, ia berupaya menyingkirkan gangguan atau bahaya itu, dan kalau ia
tidak mampu menyingkirkannya, ia akan didorong oleh nafsu itu untuk menyingkirkan diri
sendiri, agar jauh dari bahaya itu.
2. Nafsu senang (nafs syahwaniyyat), yakni yang mendorong orang untuk
mendapatkan, memiliki, atau dekat dengan apa yang menyenangkan dirinya. Nafsu, yang
keberadaannya vital bagi setiap manusia, bersifat buta, dan karena itu perlu dikembangkan
serta dikontrol secara benar dan baik oleh akal atau ajaran agama. la dapat dimisalkan
seperti sungai yang bisa mengalir tenang dan bisa meluap atau menghancurkan, dan karena
itu perlu dikontrol dengan sistem bendungan dan irigasi yang baik, sehingga memberikan
manfaat yang maksimal bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Nafsu senang
(syahwat), yang dikembangkan secara baik (pada jalan yang lurus) oleh akal atau ajaran
agama, akan mengangkat orang menjadi manusia yang bersih (suci). Sebaliknya, ia akan
jatuh menjadi manusia serakah (rakus), bila ia membiarkan nafsunya berkembang
merajalela, tanpa kontrol, atau menjadi manusia beku, tak berselera, bila nafsu syahwatnya
itu dibiarkan tak berkembang. Demikianlah, nafsu yang bersifat vital itu perlu
dikembangkan oleh akal yang bijaksana, atau akal yang mendapat penerangan dari agama
yang benar. Nafsu yang sering dikatakan senantiasa mendorong kepada kejahatan (nafs
ammarat), tidak lain dari nafsu yang lepas dari kontrol akal yang bijaksana.
3. Ketiga syahwat dalam arti nafsu seks yang menyimpang atau free sex. Elisabeth
Lukas, seorang logoterapis kondang, sebagaimana dikutip oleh Hanna Djumhana
Bastaman mengatakan: salah satu prestasi penting dari proses modernisasi di dunia Barat,
yakni melepaskan diri dari berbagai belenggu tradisi yang serba menghambat, sekaligus
berhasil meraih kebebasan (freedom) dalam hampir semua bidang kehidupan.

4
b. Macam-macam Penyakit Lidah

1. Pertengkaran dan Perdebatan


Pengertian pertengkaran adalah sikap ingin menang dalam berbicara (ngotot) untuk
memperoleh hak atau harta orang lain, yang bukan haknya. Sikap ini bisa merupakan
reaksi atas orang lain, bisa juga dilakukan dari awal berbicara.
Aisyah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling dibenci
Allah adalah orang yang bermusuhan dan suka bertengkar” (HR. Al Bukhariy)
Perdebatan yang tercela adalah usaha menjatuhkan orang lain dengan menyerang
dan mencela pembicaraannya, menganggapnya bodoh dan tidak akurat. Biasanya orang
yang diserang merasa tidak suka, dan penyerang ingin menunjukkan kesalahan orang lain
agar terlihat kelebihan dirinya. Hal ini biasanya disebabkan oleh taraffu’ (rasa tinggi hati)
karena kelebihan dan ilmunya, dengan menyerang kekurangan orang lain.

Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan tersesat suatu kaum setelah mereka mendapatkan
hidayah Allah, kecuali mereka melakukan perdebatan” (HR. At Tirmidziy)
Imam Malik bin Anas berkata : “Perdebatan akan mengeraskan hati dan mewariskan
kekesalan”.

2. Bergunjing (Ghibah)
Pengertian Ghibah adalah perbuatan tercela yang dilarang agama. Rasulullah
pernah bertanya kepada para sahabat tentang arti ghibah. Jawab para sahabat: ”Hanya
Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui”. Sabda Nabi: “ghibah adalah menceritakan sesuatu
dari saudaramu, yang jika ia mendengarnya ia tidak menyukainya.” Para sahabat bertanya :
“Jika yang diceritakan itu memang ada? Jawab Nabi : ”Jika memang ada itulah ghibah,
jika tidak ada maka kamu telah mengada-ada” (HR Muslim.)

Al Qur’an menyebut perbuatan ini sebagai memakan daging saudara sendiri (QS. 49:12).
Ghibah bisa terjadi dengan berbagai macam cara, tidak hanya ucapan, bisa juga tulisan,
peragaan. dsb.

3. Berkata Keji, Jorok dan Caci maki


Pengertian Berkata keji, jorok adalah pengungkapan sesuatu yang dianggap
jorok/tabu dengan ungkapan vulgar, misalnya hal-hal yang berkaitan dengn seksual, dsb.
Hal ini termasuk perbuatan tercela yang dilarang agama. Nabi bersabda :
“Jauhilah perbuatan keji. Karena sesungguhnya Allah tidak suka sesuatu yang keji dan
perbuatan keji” dalam riwayat lain :”Surga itu haram bagi setiap orang yang keji”. (HR.
Ibnu Hibban)

“Orang mukmin bukanlah orang yang suka menghujat, mengutuk, berkata keji dan jorok”
(HR. At Tirmidziy.)

Ada seorang A’rabiy (pedalaman) meminta wasiat kepada Nabi : Sabda Nabi :

5
“Bertaqwalah kepada Allah, jika ada orang yang mencela kekuranganmu, maka jangan kau
balas dengan mencela kekurangannya. Maka dosanya ada padanya dan pahalanya ada
padamu. Dan janganlah kamu mencaci maki siapapun. Kata A’rabiy tadi : “Sejak itu saya
tidak pernah lagi mencaci maki orang”. (HR. Ahmad.)

“Termasuk dalam dosa besar adalah mencaci maki orang tua sendiri” Para sahabat
bertanya : “Bagaimana seseorang mencaci maki orang tua sendiri ? Jawab Nabi: “Dia
mencaci maki orang tua orang lain, lalu orang itu berbalik mencaci maki orang tuanya”.
(HR. Ahmad.)

4. Janji Palsu
Pengertian Mulut sering kali cepat berjanji, kemudian hati mengoreksi dan
memutuskan tidak memenuhi janji itu. Sikap ini menjadi pertanda kemunafikan seseorang.
Firman Allah : “Wahai orang-orang beriman tepatilah janji…” (QS 5:1)
Pujian Allah SWT pada Nabi Ismail as: “Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar
janjinya..” (QS 19:54)
Rasulullah SAW bersabda : “ada tiga hal yang jika ada pada seseorang maka dia adalah
munafiq, meskipun puasa, shalat, dan mengaku muslim. Jika berbicara dusta, jika berjanji
ingkar, dan jika dipercaya khiyanat” Muttafaq alaih dari Abu Hurairah.

5. Bohong dalam Berbicara dan Bersumpah


Pengertian Berbohong dalam hal ini adalah dosa yang paling buruk dan cacat
yang paling busuk. Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya berbohong akan menyeret orang untuk curang. Dan kecurangan akan
menyeret orang ke neraka. Dan sesungguhnya seseorang yang berbohong akan terus
berbohong hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai pembohong” Muttafaq alaih.
“Ada tiga golongan yang Allah tidak akan menegur dan memandangnya di hari kiamat,
yaitu : orang yang membangkit-bangkit pemberian, orang yang menjual dagangannya
dengan sumpah palsu, dan orang yang memanjangkan kain sarungnya” (HR Muslim.) 
“Celaka orang berbicara dusta untuk ditertawakan orang, celaka dia, celaka dia” (HR Abu
Dawud dan At Tirmidziy).

4. Faktor Penyebab Penyakit Syahwat dan Lidah

a.  Lemahnya Iman kepada Allah dan hari akhir


Keimanan kepada Allah dan hari akhir adalah benteng terkuat supaya manusia
dapat mengendalikan hawa nafsunya. Mengapa demikian? Karena, jika Iman kuat, Emak
akan malu memperturutkan nafsu sebab tahu Allah Maha Melihat. Emak juga tidak mau
memperturutkan nafsu karena takut akan menerima akibatnya di hari pembalasan. Jadi
jelas sekali, lemahnya keimanan kepada Allah dan hari akhir yang menyebabkan orang
sulit mengendalikan hawa nafsu. Solusinya, perkuat keimanan kepada Allah dan hari akhir.

b. Kurang ilmu Al Quran dan As Sunnah

6
Dalam Al Quran dan As Sunnah sudah dibahas tuntunan hidup mulia sesuai dengan
kehendak Sang Pencipta. Kurangnya ilmu dalam kedua sumber utama umat Islam ini
sangat mungkin menjadi penyebab sulitnya mengendalikan awa nafsu.

c. Tidak ada keinginan kuat untuk berubah


Memang tak ada manusia yang lepas dari kilaf, tetapi saat menyadari tengah berada
dalam kubangan dosa hendaklah segera keluar. Nah, tak adanya keinginan kuat untuk
berubah itu yang menyebabkan orang sulit mengendalikan hawa nafsu.

d. Jauh dari orang shaleh dan tempat majlis ilmu


Salah satu cara untuk dapat mengendalikan hawa nafsu adalah dengan bergaul
bersama orang shaleh dan hadir di majlis ilmu. Setidaknya ia akan malu kepada mereka
atau termotivasi untuk seperti mereka.

e. Makan minum dari harta yang haram


Nabi mengingatkan dengan keras bahwa makanan dan minuman haram yang masuk
pada perut itu hanya jadi api neraka. Sekilas seperti tidak ada hubungan antara makanan
dengan neraka. Padahal, makanan yang dimakan akan mempengaruhi seseorang. Makanan
yang haram atau dibeli dengan uang haram akan mendorong pemakannya untuk
melakukan keburukan-keburukan.

f. Berteman dengan sesama pengumbar nafsu


Semua orang sudah tahu bahwa lingkungan itu sangat berpengaruh pada seseorang
baik itu anak kecil mau pun orang dewasa. Jika Emak merasa sulit mengendalikan hawa
nafsu coba cek siapa teman-teman Emak.
Semoga Emak dimudahkan Allah untuk mengendalikan hawa nafsu yang merendahkan.

5. Cara Mengatasi Penyakit Syahwat dan Lidah


1. Cara Mengatasi Penyakit Syahwat
1. Rajin Puasa dan Ibadah
Dengan taat beribadah dan rajin puasa (bagi yang Muslim) maka otomatis kita akan
sangat terlarang untuk melakukan hal-hal yang melanggar kesusilaan, karena kita sudah
memahami akibat dan dosa dari perbuatan terlarang tersebut. Berpikir kotor saja tidak
apalagi melakukan hal-hal yang dilarang agama yang dosa besar seperti berzina
(melakukan hubungan seksual di luar nikah atau bukan dengan pasangan yang
sah,suami/istri).

2. Buang Jauh-jauh Pikiran Kotor


Jangan suka melamun memikirkan hal-hal yang jorok, ngeres, atau perbuatan yang
tidak-tidak dengan lawan jenis. Pikiran yang kotor dapat membangkitkan gairah seksual
kita walaupun hanya dengan membayangkan sesuatu. Ubahlah pikiran yang mulai kotor
dengan memikirkan sesuatu hal lain yang lebih penting dan serius.

3. Hindari Menikmati/Melihat Pornografi dan Vulgar

7
Jangan sampai kita memiliki materi-materi atau pun berusaha mengakses hal-hal
yang bersifat cabul, vulgar, porno, dan lain sebagainya seperti membaca cerita panas,
melihat gambar telanjang, download video bokep, nonton film porno, dan lain sebagainya
yang bisa membangkitkan nafsu birahi.

4. Batasi Hubungan Dengan Lawan Jenis


Jangan terlalu banyak berkomunikasi dengan lawan jenis, terutama yang dari
penampilan fisik dan gayanya dapat membangkitkan hasrat kita untuk memiliki atau
sekseder merasakan kehangatan dari dirinya. Hal yang penting diingat, jangan terlalu dekat
dengan lawan jenis, karena hal ini bisa memicu munculnya pikiran kotor.

5. Hindari Pacaran
Memang sih zaman sekarang ini akan dibilang tidak gaul kalau belum pacaran.
Namun, tahukah kamu kalau pacaran itu sangat mengundang untuk melakukan kontak fisik
baik yang cewek maupun yang cowok, yang mungkin awalnya hanya pegang-pegangan
tangan lalu menjadi hubungan fisik yang lebih parah. Sebaiknya jangan pacar-pacaran dulu
kalau tujuan kita hanya sekedar iseng-iseng dan ingin bersenang-senang saja.

6. Perbanyak Kegiatan Yang Menguras Tenaga dan Waktu


Jika kamu memiliki waktu luang manfaatkan sebaik-baiknya dengan aktivitas yang
membutuhkan tenaga, pikiran, maupun waktu. Ikutlah ekstrakurikuler, kursus, bimbingan
belajar, les, kelompok olahraga, club bikers, pekerjaan sambilan, pekerjaan tambahan dan
kegiatan-kegiatan lain yang pada intinya bisa mengalihkan pikiran kamu dari kesempatan
untuk berpikir kotor. Dengan sibuk dengan berbagai aktivitas dapat menyebabkan kita
lelah untuk berpikir kotor.

7. Rajin Bersosialisasi Dengan Teman dan Keluarga


Memiliki hubungan yang sehat dan dekat dengan teman-teman dan keluarga besar
kita akan membuat kita bisa meredam birahi hanya dengan berkomunikasi dengan mereka.
Apalagi dengan yang masih anak-anak atau abg pasti lebih sibuk lagi (jenis kelamin sama).

8. Selalu Pikirkan Efek/Dampak Buruknya Sebelum Bertindak


Apabila kita mengetahui keburukan-keburukan dari hubungan seks bebas / seks pra
nikah tanpa ikatan pernikahan maka kita akan merasa takut untuk melakukannya. Lagipula
hubungan intim kalau enaknya hanya sebentar saja, penuh resiko, dosanya besar sekali,
merusak rumah tangga orang, merusak masa depan kita sendiri dan orang lain, buat apa
dilakukan.

9. Buatlah Prinsip dan Pegang Kuat-kuat


Dengan prinsip hidup yang bersih tidak mau melakukan hal-hal yang memanjakan
hawa nafsu akan memperkuat benteng pertahanan kita dalam meredam syahwat yang ada
pada diri kita. Tetap konsisten dalam menjaga prinsip hidup kita jangan mudah terpancing
untuk melanggarnya.

2. Cara Mengatasi Penyakit Lidah

8
a. Hati-hati dalam Berbicara
Sebelum memulai berbicara perhatikanlah tempat dan situasi yang ada, fikirkan
baik-baik apa yang kata-kata yang akan lontarkan dan dampaknya pada orang lain, karena
bisa saja, kita tidak memiliki niat buruk namun tanpa kita sadari perkataan kita menyakiti
atau menyinggung orang lain, ciri orang yang berkualitas tinggi adalam mempertahtikan
tempat dan saat yan tepat sebelum berbicara, kata-katanya mengandung hikmah, ide,
gagasan, ilmu, dzikir, dan solusi yang bermanfaat, sungguh setiap perkataanya tidak ada
yang sia-sia.
b. Berbicara Seperlunya
Tahanlah mulut kita dari ucapan-ucapan yang tidak perlu, ciri-ciri orang dengan
kualitas biasa-biasa saja adalah mereka tidak mampu mulutnya untuk tidak berkata-kata
yan sibuk mengomentari setiap kejadian yang dia ketahui, setiap ucapanya akan adalah
ucapan yang sibuk dengan menceritakan tentang peristiwa-pristiwa yang dia ketahui,
seperti misalnya suatu hari dia melihat dua orang yang sedang berkelahi, maka orang yang
berkualitas biasa-biasa ini akan sibuk mengomentari dan menceritakanya pada orang lain.

c. Hindari Ucapan yang Mengandung Permasalahan


Hindari segala ucapan yang mengandung permasalahan, karena ini adalah ciri dari
orang denga kualitas rendah, di setiap ucapan dalam langkahnya selalu mengeluh, mencela
da menghina, seperti misalkan disaat diberi makanan oleh orang lain, semua yang dia lihat
adalah sisi negatifnya saja, dia akan sibuk mengomentarinya, bahwa makanan ini kurang
ini dan kurang itu, dia hanya melihat keburukan yang ada di hadapanya, itu semua adalah
cermin dirinya, dan tidak pernah merasa puas

d. Hindari Ucapan yang Mengumbar Kebaikan


Hindari ucapan yang mengumbar segala kebaikan dan jasa-jasa yang pernah kita
lakukan, keran ini adalah ciri seorang dengan kualitas dangkat, orang-orang dengan
kualitas dangkal ini jika berbuat kebaikan dia akan mengangkat-angkat kepermukanaan dia
ingin kebaikan nya yang dia lakukan dapat di ketahua orang lain, seorang dengan kualitas
dangkal ini cenderung tidak mau kalah bahkan mengalah, misalkan jika ada seorang yang
menceritakan keberhasilanya, dia akan menimpali dengan menceritakan bahwa dia juga
sudah berhasil lebih dari itu, seorang seperti ini dalam setiap pembicaraanya mengumbar
jasa-jasa dan kebaikan pada orang lain.

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penyakit syahwat adalah penyakit yang terdapat dalam kecintaan , selera dan keinginan
yang kuat untuk menggairahkan nafsu yang meliputi bagian perut dan kemaluan. Fitnah
syahwat (penyakit syahwat) maksudnya adalah mengikuti apa-apa yang disenangi oleh
hati/nafsu yang keluar dari batasan syari’at. Fitnah syahwat ini akan menyebabkan
kerusakan niat, kehendak, dan perbuatan orang yang tertimpa penyakit ini.
Penyakit lidah adalah penyakit yang di sebabkan oleh lidah untuk menggerakkan
mulut agar mengeluarkan perkataan yang tidak baik atau merugikan orang lain sehingga
dapat menimbulkan permusuhan dalam bermasyarakat maupun individualisme.

10
Daftar Pustaka

Ghoni Asykur, Abdul. Kumpulan Hadits-Hadits Pilihan Bukhori Muslim. Bandung :


Husaini Bandung, 199.

Labib,Mz.Menghindari Bahaya Lisan.Surabaya : Putra Jaya.

A.R, Tatang Hidayat. 2009. Inspiring Word. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Amin, M. Maswardi. 2011. Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta : Badouse Media.

Tohirin. 2007.Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integrasi).


Jakarta.

11
12

Anda mungkin juga menyukai