TENTANG
TERAPI ISLAM
TERAPI TILAWAH
Disusun Oleh :
Reski Drawan (2216040118)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Erman MAg, M,Hum
.Penyaji
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………….……………
Kata Pengantar…................................................................................................
Daftar isi……………………………………….……………………….....……
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………….……….………………………….........………
B. Rumusan
masalah…....................................................................................................
C. Tujuan………………………………………………………………....….
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Terapi Tilawah…………………………………..........……..
B. Indikator Keberhasilan dan Proses Terapi……………..…..........……..
C. Terapiah Al Qur’an untuk meningkatkan emosi positif…..........……..
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Terapi Tilawah ?
2. Apa Indikator Keberhasilan dan Proses Terapi ?
3. Mengapa Terapi Al Qur’an dapat meningkatkan emosi positif ?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1). Memenuhi tugas dari kelompok 7
2). Menambah wawasan bagi para pembaca mengenai terapi sholat
3). Dapat menggunakan pelayanan terapi tilawah sebagai proses penyembuhan bagi pasien
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tilawah
Tilawah artinya memahami. Sedangkan qiraah artinya membaca. Jadi, tilawah berarti
membaca tapi dengan memahami maksud dari apa yang dibaca. Sedangkan dalam qiraah
hanya membaca tanpa memahami maksud dari apa yang dibaca. Makna dari ayat ini mereka
yang bertilawah Al Qur’an secara benar adalah dengan ittiba’/mengikutinya. Ibnul Qoyyim
Rohimahullahmengatakan setelah memaparkan tilawah ada dua yakni tilawah lafdziyah dan
tilawah makna,“Intinya tilawah yang hakiki adalah tilawah/membaca makna dari ayat-ayat
Allah, ittiba’/mengikutinya, membenarkan semua beritanya, melaksanakan perintahnya,
menjauhi larangannya, mematuhinya seluruh tuntunannya”. Kemudian Beliau Rohimahullah
mengatakan “Tilawah makna kedudukannya lebih mulia dari pada sekedar tilawah lafdziyah
dan orang yang mengerjakannya adalah orang yang dikatakan sebagai ahli Al Qur’an yang
teruntuk bagi mereka pujian di dunia dan akhirat.Sesungguhnya mereka itulah yang dikatakan
sebagai ahli tilawah dan ittiba’ yang sebenarnya”.1
Tujuan Tilawah Terapi
Orang yang mempelajari, mengajarkan, dan mengamalkan Al-Qur`an termasuk insan
yang terbaik,
Mendapatkan Syafaat dari Al-Qur`an pada hari kiamat
Shahibul Qur`an akan memperoleh ketinggian derajat disurga
Orang yang membaca Al-Qur`an akan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat
Sakinah (ketenangan) dan rahmat serta keutamaan akan diturunkan kepadaorang-
orang yang berkumpul untuk membaca Al-Qur`an.
Bacaan Al-Qur`an merupakan “Hilyah” (perhiasan) bagi Ahlul Iman (orang-orang
yang beriman)
Orang yang berhak menjadi imam shalat adalah orang yang paling banyak hafalan Al-
Qur`an dan luas pengetahuannya terhadap ilmu-ilmu Al-Qur`an
Membaca dan memahami Al-Qur`an tidak bisa disamai oleh kemewahan harta
duniawi.2
Sasaran Atau Objek Terapi
Objek yang menjadi fokus penyembuhan, parawatan atau pengobatan dari psikoterapi islam
adalah manusia secara utuh, yakni yang berkaitan dengan penggunaan pada :
1
Hal. 108 Yahya Jaya, Bimbingan dan Konseling Agama Islam (Padang Angkasa Raya, 2004)
2
Ibid hal 109
a) Mental yaitu hubungan dengan pikiran, akal, dan ingatan. Misalnya mudah lupa,
malas berfikir, tidak mampu berkonsentrasi, tidak mampu mengambil sutau keputusan
yang baik, picik, dan tidak memiliki kemampuan membedakan halal dan haram, yang
bermanfaat dan yang mudharat serta yang baik dan yang batil. Mental yang sehat
ditandai sifat-sifat, diantaranya; mempunyai kemampuan untuk bertindak secara
efesien, memiliki tujuan hidup yang jelas, konsep diri yang sehat, ada koordinasi
antara segenap potensi dengan usaha-usahanya, memiliki regulasi diri dan integrasi
kepribadian, dan batinnya selalu tenang. Mental yang tidak sehat akan merasakan
ketidaktenangan dan kebahagiaan. Akan tetapi mental yang sehat, sebaliknya akan
merasakan kebahagiaan.
b) Spiritual yaitu yang berhubungan dengan masalah ini. Semangat atau jiwa religius,
yang berhubungan dengan agama, keimanan, kesolehan, dan menyangkut nilai-nilai
transendental. Seperti syirik, nifak, fasik, dan kufur. Penyakit batiniah atau spiritual
ini sangat sulit untuk disembuhkan atau diobati. Karena ia sangat tersembunyi
didalam diri setiap orang.
c) Akhlak yaitu suatu keadaan yang melekat pada manusia, yang dari padanya lahir
perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, perimbangan
atau pemikiran atau sikap mental atau watak yang terjabarkan dalam bentuk berfikir,
berbicara, bertingkah laku, dan sebagainya sebagai ekspresi jiwa. Moral merupakan
ekspresi dari kondisi mental atau spiritual. Ia muncul dan hadir secara spontan,
otomatis, dan tidak dibuat-buat, atau direkayasa. Perbuatan atau tingkah laku itu
kadangkadang sering tidak disadari, bahwa perbuatan dan tingkah lakunya
menyimpang dari norma-norma agama dan akhirnya dapat membahayakan dirinya
dan orang lain. Seperti pemarah, dengki, dendam, suka mengambil hak milik orang
lain, pemalas, berprasangka buruk, mudah putus asa dan sebagainya.
d) Tidak semua gangguan fisik dapat disembuhkan dengan psikoterapi islam. Kecuali
memang kalau ada izin dari Allah. Akan tetapi ada kalanya sering dilakukan secara
kombinasi dengan terapi medis seperti lumpuh, penyakit jantung, liver, buta, dan
sebagainya. Terapi fisik yang paling berat dilakukan oleh psikoterapi islam, apabila
penyakit itu disebabkan karena dosa-dosa yang telah dilakukan oleh seseorang seperti
wajah dan kulit tampak hitam, luka bahkan lebih kotor lagi seperti penyakit kulit
(korengan, kudis atau bintikbintik hitam), padahal mereka telah melakukan berbagai
macam upaya agar dapat sembuh dari penyakit-penyakit itu. Tetapi tidak kunjung
sembuh.3
4
M. Utsman Najati. Al-Qur’an wa al-Nats, diterjemahkan oleh Rofi Usmani Dengan Judul: Al-Qur’an dan Ilmu
Jiwa, Bandung Pustaka, 1997), hal. 2015
5
Ibid., hal. 207
j. Langsung ke metode pengobatan seperti dengan dilakukan wirid al Qur’an, dibacakan
Al Qur’an dan pasien mendengarkan, atau pasien sendiri yang membaca Al Qur’an,
dan doa-doa dengan ayat-ayat Al Qur’an, hal-hel tersebut disesuaikan dengan
penyakit pasien.
6
Barbara Fredrickson, “The Role of Positive Emotions in Positive Psychology” American PSYCHHOLOGIST,
Volume 56, Nomor 3, Maret 2001, hal 224
seseorang, namun seiring waktu emosi positif dapat mengubah hidup seseorang. Misalnya
rasa ingin tahu yang tinggi dapat menjadikan seseorang menjadi ahli, atau kasih sayang dan
hiburan bersama dapat menjadi hubungan harmonis yang berlangsung seumur hidup. Emosi
positif memberikan efek seperti kesehatan, kesejahteraan, dan kebaikan yang dapat
berlangsung dalam jangka waktu yang lama.7
Emosi yang baik adalah apa yang dibutuhkan oleh manusia. Memiliki emosi yang positif
akan mendorong manusia berpikiran positif dan berperilaku positif. Keuntungan ini bukan
hanya dirasakan oleh diri sendiri namun juga orang lain disekitar kita Emosi positif berupa
rasa syukur akan bermanfaat bagi manusia, selain itu banyak ayat dalam Al Qur’an yang
memerintahkan manusia untuk bersyukur terhadap nikmat Allah, salah satunya surat Ibrahim
ayat 7 :
َواِ ْذ تَا َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَ ِٕى ْن َشكَرْ تُ ْم اَل َ ِز ْي َدنَّ ُك ْم َولَ ِٕى ْن َكفَرْ تُ ْم اِ َّن َع َذابِ ْي لَ َش ِد ْي ٌد
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya
Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
pasti azab-Ku sangat berat.”8
Ayat tersebut menyatakan bahwa Allah akan menambah nikmat kepada orang-orang
yang senantiasa bersyukur. Karena dengan bersyukur, manusia akan merasa bahagia dan
damai karena merasa apa yang dimiliki tidak terasa kurang. Konseling islam berupaya untuk
membantu manusia dalam mengatasi permasalahan atau problematika hidup, dan juga
meningkatan potensi-potensi yang dimiliki oleh individu agar lebih optimal. Salah satu
bentuk peningkatan emosi positif bisa dilakukan dengan cara melantunkan tilawah Al qur’an
karena tilawah adalah salah satu bentuk olah rasa pada diri manusia yang menyambungkan
aspek suara, lagu, dan emosi.
7
Fredrikson, et al., “Happines Unpacked: Positive Emotions Increase Life Satisfaction by Building Resilience”,
EMOTION, Volume 9, Nomor 3, 2009, hal 361.
8
al-Qur’an, Ibrahim : 7.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Tilawah artinya memahami. Sedangkan qiraah artinya membaca. Jadi, tilawah berarti
membaca tapi dengan memahami maksud dari apa yang dibaca. Sedangkan dalam qiraah
hanya membaca tanpa memahami maksud dari apa yang dibaca. Makna dari ayat ini mereka
yang bertilawah Al Qur’an secara benar adalah dengan ittiba’/mengikutinya. Ibnul Qoyyim
Rohimahullahmengatakan setelah memaparkan tilawah ada dua yakni tilawah lafdziyah dan
tilawah makna,“Intinya tilawah yang hakiki adalah tilawah/membaca makna dari ayat-ayat
Allah, ittiba’/mengikutinya, membenarkan semua beritanya, melaksanakan perintahnya,
menjauhi larangannya, mematuhinya seluruh tuntunannya”. Kemudian Beliau Rohimahullah
mengatakan “Tilawah makna kedudukannya lebih mulia dari pada sekedar tilawah lafdziyah
dan orang yang mengerjakannya adalah orang yang dikatakan sebagai ahli Al Qur’an yang
teruntuk bagi mereka pujian di dunia dan akhirat.Sesungguhnya mereka itulah yang dikatakan
sebagai ahli tilawah dan ittiba’ yang sebenarnya”.
Saran
Penulis menyadari baik isi maupun penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi perbaikan dimasa yang akan datang. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat
dipergunakan demi kemajuan ilmu pengetahuan kita bersama. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA