Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN TENTANG MANFAAT

SHALAT BAGI KESEHATAN MENTAL

Di Susun Oleh :

Nur Syaifudin (20160320128)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur saya haturkan kepada Allah swt. karena atas limpahan
rahmatnya saya bisa menyelesaikan tugas makalah pada BLOK 18 : Promosi
Kesehatan dan K3 dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam saya panjatkan
kepada junjunan Nabi besar umat islam yakni Nabi Muhammad saw. keluarganya,
sahabatnya, dan tidak lupa juga kita selaku ummatnya yang senantiasa istiqomah
hingga akhir zaman.

Saya selaku penyusun makalah mengucapkan terimakasih kepada Ibu


Ema Waliyanti, S.Kep.,Ns, MPH selaku dosen pada blok ini, karena atas
bimbingannya saya dapat menyusun makalah dengan judul “Manfaat Shalat
Bagi Kesehatan Mental” .

Saya selaku penyusun makalah ini mohon maaf apabila masih ada
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kepada para pembaca untuk bisa memberikan krtik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 4 September 2018

Penyusun,

Nur Syaifudin
Daftar isi

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................

1.3 Tujuan Makalah .......................................................................................................

BAB II ISI

2.1 Pengertian Madu......................................................................................

2.2 Kandungan Madu.....................................................................................

2.3 Manfaat Madu..........................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................


3.2 SARAN ....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Allah SWT telah mewajibkan shalat kepada semua umat terdahulu.

Hal ini sebagaimana disebutkan melalui lisan para nabi dan rasul-Nya.

Allah SWT berfirman melalui lisan Nabi Ibrahim as dalam AL-Qur’an

surat Ibrahim [14] ayat 40.4

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap


mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. QS. Ibrahim [14] :
40

Salah satu ibadah yang dapat mencegah maksiat dan menenangkan hati
yaitu shalat. Shalat adalah satu-satunya perintah yang disampaikan Allah
langsung, di singgasana-Nya, kepada Rasulullah SAW Shalat diajarkan,
diamati secara cermat, dicoba diawasi, diulang dalam praktik, diriwayatkan
dan dibukukan dengan mengacu kepada al-Qur’an.5

Di Indonesia sendiri, khususnya di kota-kota besar, sebagaimana

dikemukakan oleh Hanna Djumhana Bastaman, beban psikologis sudah

mulai lazim dirasakan dalam kehidupan pribadi dan keluarga. Hal ini

terungkap dalam berbagai keluhan seperti gelisah, serba tidak puas,

frustasi, sengketa batin dan sengketa dengan orang lain, merasa hampa,

kehilangan semangat hidup, munculnya berbagai penyakit psikomotis dan

lain-lain keluhan dan perilaku yang tidak mencerminkan

ketidaktenangan.11

Situasi yang penuh ketegangan tersebut semakin terasa peran


agama dalam membantu kelancaran hidup manusia dan menjadi obat

mujarab yang tidak berakibat lebih fatal lagi, malah sebaliknya justru akan

memberikan jalan keluar dan kesadaran yang mendalam dan positif bagi

manusia. Salah satu ajaran Islam yang mengajarkan bagaimana

menenangkan hati adalah dengan shalat dan dzikir. Shalat dan dzikir

sebagai salah satu ajaran Islam yang mempunyai segi menarik, karena

shalat dan dzikir merupakan salah satu upaya praktis untuk menciptakan

dan membina kesehatan mental.12

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat dalam

pengertiannya secara luas memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental.

Melihat pentingnya shalat dalam pembentukan karakter positif manusia

mengarahkan tujuan hidupnya dan perlunya dalam pencegahan serta

penanggulangan terhadap agar terwujud mental yang sehat sehingga

seseorang dapat berperan secara optimal dalam meraih kebahagiaan lahir

dan batin baik dunia maupun akhirat

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan dan uraian latar belakang masalah di atas, agar

dalam penelitian ini lebih terarah pembahasannya dan memdapat gambaran

secara komprehensif, maka dirumuskan pokok permasalahannya, yaitu:

1. Apakah kriteria kesehatan mental?

2. Apakah terapi dalam shalat yang berhubungan dengan

kesehatan mental dalam al-Qur’an?


3. Apa manfaat shalat terhadap kesehatan mental?

1.3 Tujuan Makalah


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas individu pada Semester 5
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
BLOK 18 : Promosi Kesehatan dan K3. Yang bertujuan untuk menambah
ilmu pengetahuan serta manfaat bagi kita tentang manfaat shalat bagi
kesehatan mental

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Madu


Istilah yang berkenaan dengan kesehatan mental dalam al-Qur’an
digunakan berbagai kata, antara lain najat (keselamatan),12 fawz
(keberuntungan),13 falah (kemakmuran),14 dan sa’adah (kebahagiaan).15 Di
sini dimaksudkan kesehatan mental yang berlaku di dunia dan selamat dari
siksaan di hari akhir.
Secara etimologis, kesehatan mental merupakan terjemahan dari Mental
Hygiene yang berasal dari dua unsur kata yaitu mental dan hygiene. Hygie
adalah nama dewi kesehatan Yunani, kata hygie tersebut kemudian berubah
menjadi hygiene yang berarti ilmu kesehatan. Sementara mental berasal dari
kata latin yaitu means atau mentis yang artinya ruh, sukma, jiwa, nyawa, dan
semangat.16 Mental adalah non fisik, kecerdasan, kepribadian yang
mempunyai kebutuhan yang dinamik seseorang yang tercermin dalam cita-
cita, sikap, dan perbuatannya. Mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk
pikiran, emosi, sikap (attitude) dan perasaan yang dalam keseluruhan dan
kebulatannya akan menentukan corak laku, cara menghadapi suatu hal yang
menekan perasaan, mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan,
dan sebagainya.17
Dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung di dalam Hygiene, yang
berarti ilmu kesehatan, maka kesehatan mental merupakan bagian dari
Hygiene Mental.18 Dengan demikian, secara etimologis dapat dikatakan bahwa
Hygiene Mental adalah ilmu mengenai kesehatan jiwa.19
Indikasi jiwa (mental) yang sehat dalam konsep Islam, yaitu apabila
hamba Allah telah berhasil melakukan pendidikan dan pelatihan penyehatan,
pengembangan dan pemberdayaan jiwa (mental), seseorang akan mencapai
tingkat kejiwaan atau mental yang sempurna, yaitu integritasnya jiwa
mutmainnah (yang tentram), jiwa radhiyah (jiwa yang meridhoi), dan jiwa
yang mardhiyah (yang diridhoi).30 Perlu pula dikemukakan bahwa dalam
membicarakan konsep kesehatan mental, kepribadian manusia dilihat sebagai
satu totaliotas psiko-fisik yang kompleks.31

2.2 Kriteria Kesehatan Mental

1. Kriteria Mental yang Sehat

Telah menjadi kesepakatan dunia bahwa yang disebut sehat

adalah sehat fisik, mental, dan sosial. Mengenali orang yang sehat

secara fisik dan sosial lebih mudah daripada mengenali sehat secara

mental. Demikian pula lebih mudah mendiagnosa orang-orang yang

sakit secara fisik maupun sosial daripada sakit secara mental. Namun

yang pasti antara ketiga aspek tersebut saling berkaitan. Apabila

salah satunya mengalami gangguan, maka yang lainpun ikut

terganggu meskipun gradasinya bisa berbeda-beda pada setiap kasus

dan atau setiap orang.35

D.S. Wright dan A. Taylor mengemukakan tanda-tanda orang yang

sehat mentalnya, yaitu: (1) bahagia dan terhindar dari


ketidakbahagiaan; (2) efisien dalam menerapkan dorongan untuk

kepuasan kebutuhannya; (3) kurang dari kecemasan; (4) kurang dari

rasa berdosa (rasa berdosa merupakan reflek dari kebutuhan self-

punishment); (5) matang, sejalan dengan perkembangan yang

sewajarnya; (6) mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya;

(7) memiliki otonomi dan harga diri; (8) mampu membangun hubungan

emosional dengan orang lain; dan (9) dapat melakukan kontak dengan

realitas.36

Menurut Abdul Aziz el-Quussy, kriteria mental yang sehat

adalah sebagai berikut: (1) keserasian yang sempurna atau integrasi

antara fungsi-fungsi jiwa yang bermacam-macam; (2) kemampuan

untuk menghadapi goncangan- goncangan jiwa yang ringan yang

biasa terjadi pada setiap orang; dan (3) dapat merasakan kebahagian

dan kemampuan dirinya secara positif.37

Pada tahun 1959, Badan Kesehatan Dunia (WHO)

memberikan kriteria- kriteria jiwa atau mental yang sehat, antara lain:

(1) dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan,

meskipun kenyataan itu buruk baginya; (2) memperoleh kepuasan

diri dari hasil jerih payah usahanya; (3) merasa lebih puas memberi

dari pada menerima; (4) secara relatif bebas dari rasa gelisah dan

cemas; (5) berhubungan dengan orang lain dengan cara tolong menolong

dan saling memuaskan; (6) menerima kekecewaan untuk dipakainya

sebagai pelajaran untuk kemudian hari; (7) menjuruskan rasa

permusuhan kepada penyelesaiaan yang kreatif dan konstruktif; dan (8)

mempunyai rasa kasih sayang yang besar.39


2.3 Manfaat Madu

Madu sudah di jelaskan dalam hadist yaitu : “Kesembuhan dari penyakit


itu dengan melakukan tiga hal : berbekam, minum madu dan dibakar dengan
besi panas. Tetapi aku melarang umatku membakar dengan besi panas itu.”
(HR Al-Bukhari). Di jelaskan juga “…Dari perut lebah itu keluar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.” (QS. An-Nahl: 69)

Beberapa manfaat madu :

a. Antimikroba
Madu memiliki aktivitas antimikroba, melawan peradangan dan
infeksi. Didalam kandungan fisik dan kimiawi seperti kadar
keasaman dan pengaruh osmotik berperan untuk membunuh
mikroba.

b. Kemampuan penyembuh luka


Madu memiliki kemampuan untuk membersihkan luka,
mengabsorbsi cairan edema di sekitar luka dan menambah nutrisi.

c. Luka bakar
Membangkitkan reaksi pencegahan untuk menyembuhkan luka
bakar.

d. Antioksidan
Kandungan plasma darah semakin bertambah untuk melawan
oksidasi dengan kadar yang lebih tinggi setelah minum madu. Dan
terdapat juga fenolik didalam madu yang sangat efektif untuk
ketahanan tubuh melawan stres (Bangroo dkk, 2005; Khatri dkk,
2005)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Madumemiliki banyak sekali manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Karena sudah di jelaskan dalam Al-Qur`an yang merupakan pedoman
hidup manusia terkait manfaat yang dapat di berikan madu

3.2 Saran
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya,
untuk itu mohon maaf, sekaligus penulis berharap saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca semua. Semoga makalah ini nantinya bermanfaat
untuk kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

- Husen A. Bajry, Tubuh Anda adalah Dokter yang Terbaik (Bogor:


Media Prima Indonesia,2008)
- Jerry D. Gray, Rasulullah is My Doctor, terj. Tetraswari. D, Rasulullah
adalah Dokterku (Cet. I; Jakarta: Sinergi, 2010)
- Ahmad Syauqy al-Fanjary, Pengarahan Islam tentang Kesehatan
(Lubuk Bonta: AlHidayah, 1990)
- Al - Qur`an dan Hadist

Anda mungkin juga menyukai