Kelompok 6:
1) L. Kholiska Kusuma
2) Mariha Zaida Putri
3) Muh. Ikbal
4) Ni Ketut Yayuk L.
5) Ni Wayan Ervina
6) Pathul Aziz
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga makalah
mengenai “Terapi Islam dan Thibbun Nabawi” ini dapat tersusun hingga selesai.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan mengalaman
pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Terapi Islam.......................................................................................... 3
1. Pengertian Terapi Islam................................................................. 3
2. Model-model Terapi Islam............................................................. 4
B. Thibbun Nabawi................................................................................... 6
1. Pengertian Thibbun Nabawi........................................................... 6
2. Macam-macam Thibbun Nabawi................................................... 7
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
4.1 Kesimpulan..................................................................................... 11
4.2 Saran............................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan terapi islam?
2. Apa saja model-model terapi islam?
3. Apa yang dimaksud dengan Thibbun Nabawi?
4. Apa saja macam-macam Thibbun Nabawi?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui Terapi Islam
2. Mengetahui model-model terapi islam
3. Mengetahui Thibbun Nabawi
4. Mengetahui macam-macam Thibbun Nabawi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Terapi Islam
1. Pengertian Terapi Islam
Terapi Islam adalah penanganan dan pengobatan terhadap berbagai gangguan
dan penyakit yang dialami manusia baik bersifat fisik, kejiwaan, khususnya ruhaniah
dengan memanfaatkan sisi hikmah dari ajaran-ajaran Islam baik ajaran keimanan,
ibadah, akhlak maupun lainnya.
Terapi Islam adalah proses pengobatan dan penyembuhan dengan melalui
bimbingan al-Quran dan As-Sunnah Nabi Muhammad saw. atau secara empirik
adalah melalui bimbingan dan pengajaran Allah, Malikat-Malaikat-Nya, Rasul-Nya.
H. Fuad Anshori juga mengemukakan psikoterapi Islam adalah upaya penyembuhan
jiwa (nafs) manusia secara rohaniyyah yang didasarkan pada tuntutan al-Quran dan
al-Hadis, dengan metode analisis esensial empiris serta ma’rifat terhadap segala yang
tampak pada manusia.
Proses terapi dan penyembuhan melalui pendekatan islami sering disebut
dengan istilah Istisfa’. Salah satu metodenya ialah do’a. Menurut Isep Zainal, terapi
Islam dapat dapat diistilahkan sebagai al-Istisfa’bi al-Qur’an wa al-Du’a’, yaitu
penyembuhan terhadap penyakit. Do’a bagi umat Islam merupakan suatu kekuatan
yang luar biasa. Do’a merupakan suatu alat yang paling kuat untuk menolak sesuatu
yang tidak diinginkan, juga do’a dapat mendatangkan sesuatu yang diminta. Tetapi
pengaruh do’a itu akan berbeda-beda menurut kadar iman, keyakinan dan harapan
seseorang. Jika ada doa yang tidak dikabulkan oleh Allah swt., hal itu bisa saja
disebabkan karena di dalam hati orang yang berdoa rasa permusuhan atau mungkin
karena lemah imannya atau kurang bersungguh-sungguh ketika berdoa kepada Allah.
Tidak terkabulnya doa ada kalanya karna adanya hal yang menghambat terkabulnya
doa itu seperti memakan barang haram, dosa-dosa yang melekat di hati, terlalu cinta
kepada dunia dan kelengahan (kelalaian) hati. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah
saw. Yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi “Ud’ullaha wa antum muqinuna al-ijabah”
yang artinya, berdoalah kepada Allah dengan keyakinan bahwa doamu akan
dikabulkan. Sementara itu, menurut Ibnu Qayyim, doa adalah obat yang paling kuat
3
untuk menyembuhkan suatu penyakit, tetapi hati hati yang lupa kepada Allah akan
mempengaruhi kemanjuran doa tersebut.
a) Terapi keimanan; adalah keimanan murni melalui ibadah kepada Allah swt.
Keimanan seperti inilah yang mendatangkan ketenangan dan juga petunjuk
kejalan kebenaran dan kebaikan. Dalam kaitan ini, jika klien mempunyai
masalah atau gangguan kejiwaan, maka konselor mengajukan agar
memperbaiki keimanan atau dekat dengan Allah bermakna klien berupaya
untuk memperbanyak ibadah dan selalu ingat kepada Allah. Sesuai dengan
firman Allah swt dalam Q.S. al-Ra’d 13:28, sebagai berikut:
4
itu, bagi orang yang sakit fisik (selama sakit itu tidak berbahaya) lebih baik
berpuasa, karena melalui puasa biasa menjadikan fisik semakin sehat (shumu
tashihu) .Disaat berpuasa inilah seorang muslim selalu berusaha untuk
berperilaku baik dan mendengarkan kata hatinya walaupun tidaak ada satu
orang pun yang mengawasi perilakunya. Dengan berpuasa juga seorang akan
berlatih untuk bersabar atas lapar dan haus serta dalam menahan syawatnya.
d) Terapi melalui ibadah haji. Ibadah haji dapat melahirkan sifat-sifat yang
mulia, seperti kebersamaan, kesatuan pandangan disamping mendekatkan diri
kepada Allah swt. dengan memperbanyak mengalungkan kalimat-kalimat
talbiyah. Haji merupakan pusat pelatihan bagi umat Islam,karena dalam
ibadah haji seorang akan selalu mengingat Allah.
e) Terapi melalui sabar. Sabar adalah salah satu penyebab datangnya
keberuntungan, kemenangan, dan kebahagiaan, karena orang yang sabar atas
segala ujian dan cobaan dari Allah swt., akan diberikan pahala atau balasan
yang lebih baik. Sabar dan sifat saling mengingatkan untuk bersabar adalah
dua hal yang masuk dalam cakupan ibadah dan cakupan hubungan interaksi
manusia dengan sesamanya.
f) Terapi melalui istighfar dan taubat. Ucapan istighfar dan bertaubat kepada
Allah swt., merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam,
karena pada dasarnya setiap manusia pernah bersalah atau berdosa baik kecil
maupun besar.
g) Terapi melalui zikir. Semua ibadah termasuk zikir pada hakikatnya adalah
usaha untuk mengingat Allah. Zikir atau mengingat Allah sangat dianjurkan
dalam ajaran islam, bahkan zikir, (shalat) adalah sebaik-baik ibadah.
h) Terapi dengan doa. Doa merupakan salah satu senjata yang sangat ampuh bagi
umat Islam, dan merupakan sarana ibadah dalam mengingat Allah swt. Orang
yang berdoa kepada Allah adalah orang yang mempunyai harapan dan
keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan harapan dan doanya.
5
Hal ini dalam firman Allah swt. dalam Q.S. al-Baqarah 2:186, sebagai berikut:
Artinya :
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-
Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
B. Thibbun Nabawi
1. Pengertian Thibbun Nabawi
Thibbun Nabawi merujuk pada tindakan dan perkataan (hadis) Nabi
Islam Muhammad mengenai penyakit, pengobatan, dan kebersihan, maupun genre
tulisan oleh para sarjana non-medis untuk mengumpulkan dan menjelaskan tradisi-
tradisi tersebut. Istilah Thibbun Nabawi ini dimunculkan oleh para dokter muslim
sekitar abad ke-13 M untuk menunjukkan ilmu-ilmu kedokteran yang berada dalam
bingkai keimanan pada Allah, sehingga terjaga dari kesyirikan, takhayul dan khurafat.
Terdapat beberapa pengertian mengenai thibbun nabawi yang telah
didefinisikan oleh ulama di antaranya
a) Thibbun nabawi adalah segala sesuatu yang disebutkan oleh Al-Quran dan As-
Sunnah yang Shahih yang berkaitan dengan kedokteran baik berupa pencegahan
(penyakit) atau pengobatan.
b) Thibbun nabawi adalah kumpulan apa shahih dari petunjuk Rasulullah
Muhammad saw. dalam kedokteran yang dia berobat dengannya atau untuk
mengobati orang lain.
c) Thibbun nabawi adalah (metode) pengobatan Rasulullah saw. yang dia ucapkan,
dia tetapkan (akui), dia amalkan, merupakan pengobatan yang pasti (bukan
sangkaan), bisa mengobati penyakit jasad, ruh dan indra.
6
2. Macam-macam Thibbun Nabawi
Beberapa jenis thibbun nabawi yang masyhur di masyarakat diantaranya
bekam, habbatussauda, dan madu. Thibbun nabawi sejatinya lebih luas dari ketiga hal
tadi, thibbun nabawi mencakup penjelasan Rasulullah SAW melalui ucapan,
tindakan, dan persetujuan(taqrir) atas tindakan sahabat. Contoh takrir diantaranya
adalah Rasulullah SAW menyetujui tindakan sahabat yang meruqyah orang yang
tersengat kalajengking dengan surah al-faatihah.
a) Bekam
Bekam atau hijamah merupakan salah satu warisan pengobatan
yang sudah ada di masa Rasulullah Muhammad Shalallahu 'alaihi
wassalam dan menjadi salah satu pengobatan yang disarankan oleh beliau
sebagai salah satu ikhtiar terhindar dari penyakit. Beberapa penelitian
menjelaskan bahwa terapi bekam dapat membantu mengurangi berbagai
rasa sakit. Berbagai penyakit seperti sindrom lorong karpal, nyeri otot
pinggang, serta nyeri leher kronis merupakan beberapa penyakit yang bisa
disembuhkan dengan bekam..
Terapi bekam adalah metode perawatan yang melibatkan
pemasangan mangkuk pada tubuh. Mangkuk yang digunakan dapat
bermacam-macam mulai dari mangkuk kaca, bambu, silikon, dan tembikar
atau tanah liat. Mangkuk yang dipasang pada tubuh akan menciptakan
hisapan yang akan membuat peredaran darah Anda menjadi lebih sehat
dan lancar. Asupan darah yang meningkat cukup dipercaya dapat
membuat tubuh berfungsi lebih baik. Kondisi tersebut juga dapat membuat
proses penyembuhan pada beberapa bagian tubuh tertentu menjadi lebih
cepat, apapun penyakitnya.
7
sekitar tiga menit. Metode tersebut juga meliputi pembuatan sayatan kecil
pada kulit yang diikuti dengan penyedotan sedikit darah.
Terapi bekam pompa karet – Teknik ini merupakan jenis terbaru dari
terapi bekam dimana sebuah pompa karet digunakan untuk menghasilkan
daya hisap yang dibutuhkan.
b) Ruqyah
ٰ ونُنَ ِّز ُل منَ ْالقُرْ ٰان ما هُو شفَ ۤا ٌء َّورحْ مةٌ لِّ ْلمْؤ من ْي ۙنَ واَل يز ْي ُد
الظّلِ ِم ْينَ اِاَّل خَ َسارًا ِ َ َ ِِ ُ َ َ ِ َ َ ِ ِ َ
8
c) Habbatussauda / jintan hitam
d) Madu
Salah satu bukti madu dianjurkan untuk dikonsumsi oleh umat
Islam adalah, dalam Alquran surat an-Nahl (lebah) ayat 68-69 Allah SWT
menyatakan: ''Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah : Buatlah sarang-
sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang
dibuat manusia''...Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya, pada yang demikian
terdapat tanda-tanda kebesaran Tuhan bagi mereka yang memikirkan.”
Rasulullah Muhammad juga menegaskan khasiat madu dalam
hadits yang diriwayatkan Bukhari: ''Madu adalah penyembuh bagi semua
jenis sakit dan Alquran adalah penyembuh bagi semua kekusutan pikiran
9
(sakit pikiran). Maka aku sarankan bagimu kedua penyembuh tersebut,
Alquran dan madu.''
Beberapa manfaat Madu antara lain :
1) Madu dan pengobatan kencing manis
Madu mampu menurunkan kadar glukosa darah penderita
diabetes karena adanya unsure antioksidan yang menjadikan
asimilasi gula lebih mudah di dalam darah sehingga kadar gula
tersebut tidak terlihat tinggi. Madu nutrisi kaya vitamin B1, B5,
dan C dimana para penderita diabetes sangat membutuhkan
vitamin-vitamin ini. Sesendok kecil madu alami murni akan
menambah cepat dan besar kandungan gula dalam darah, sehingga
akan menstimulasi sel-sel pankreas untuk memproduksi insulin.
Sebaiknya penderita diabetes melakukan analisis darah dahulu
untuk menentukan takaran yang diperbolehkan untuknya di bawah
pengawasan dokter.
2) Madu mencegah terjadinya radang usus besar (colitis), maag dan
tukak lambung
Madu berperan baik melindungi kolon dari luka-luka yang
biasa ditimbulkan oleh asam asetat dan membantu pengobatan
infeksi lambung (maag). Pada kadar 20% madu mampu
melemahkan bakteri pylori penyebab tukak lambung di piring
percobaan.
3) Madu dan kulit kepala
Dengan menggunakan cairan madu berkadar 90% (madu
dicampur air hangat) dua hari sekali di bagian-bagian yang
terinfeksi di kepala dan wajah diurut pelan-pelan selama 2-3 menit,
madu dapat membunuh kutu, menghilangkan ketombe,
memanjangkan rambut, memperindah dan melembutkannya serta
menyembuhkan penyakit kulit kepala.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep dasar terapi Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw., yang
aplikasinya dapat dengan beberapa cara dan pendekatan. Terapi yang dilaksanakan dan
dikembangkan oleh para fakar Barat, sepanjang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi saw. Dapat diterima dan itu yang dinamakan terapi Islami.
Thibbun Nabawi adalah segala sesuatu yang disebutkan oleh Al-Quran dan As-
Sunnah yang Shahih yang berkaitan dengan kedokteran baik berupa pencegahan
(penyakit) atau pengobatan. Beberapa jenis thibbun nabawi yang masyhur di masyarakat
diantaranya bekam, habbatussauda, dan madu. Thibbun nabawi sejatinya lebih luas dari
ketiga hal tadi, thibbun nabawi mencakup penjelasan Rasulullah SAW melalui ucapan,
tindakan, dan persetujuan(taqrir) atas tindakan sahabat
B. Saran
Berkaitan dengan kesembuhan suatu penyakit, seseorang tidak boleh bersandar
semata dengan pengobatan tertentu. Dan tidak boleh meyakini bahwa obatlah yang
menyembuhkan sakitnya, tetapi kepada Dzat yang memberikan penyakit dan menurunkan
obatnya sekaligus, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana perkataan
Nabi Ibrahim tentang Tuhannya:“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.”
(Asy-Syu’ara`: 80)
11