disusun oleh:
Kelompok II
Putri P N F 302017057
Shalma F S 302017067
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan kasih dan
sayangnya kepada kita semua khususnya kepada kami, serta selalu memberikan hidayah
dan inayahnya sehingga penulis dapat membuat makalah ini dengan penuh suka cita dan
dapat mengumpulkan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga
selalu tercurah limpahkan kepada nabi besar kita, nabi Muhammad SAW.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini akan diuraikan dalam bab
pembahasan berdasarkan latar belakang yang telah dibuat. Rumusan masalah
makalah ini terdiri dari:
1. Bagaimana terapi dzikir?
2. Bagaimana terapi murrotal al-qur’an?
3. Bagaimana terapi shalat?
4. Bagaimana telaah dari 3 jurnal?
1
2
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah merupakan uraian yang menyebutkan spesifik
maksud dan tujuan yang hendak dicapai dari makalah yang telah dibuat serta
menjawab dari rumusan makalah. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dari terapi komplementer prayer dengan dzikir,
murrotal al-qur’an dan shalat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui terapi dzikir.
b. Untuk mengetahui terapi murrotal al-qur’an.
c. Untuk mengetahui terapi shalat.
d. Untuk mengetahui hasil dari 3 telaah jurnal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dzikir
1. Definisi Dzikir
Dzikir secara bahasa berakar dari kata dzakara yang artinya mengingat,
mengenang, memperhatikan, mengenal, mengerti dan mengambil pelajaran,
dalam Alquran dimaksudkan dzikir Allah yang artinya mengingat Allah
(Anshori, 2003).
Secara literal dzikir berarti mengingat, merupakan amaliah yang terkait
dengan ibadah ritual lainnya. Dzikir juga dapat dikatakan sebagai suatu bentuk
kesadaran yang dimiliki seseorang dalam menjalin hubungan dengan sang
pencipta. Secara umum dzikir adalah mengingat Allah, mengagungkan nama
Allah, memuji Allah atas kekuasaan Allah dan membangun komunikasi guna
mendekatkan diri pada sang pencipta (Mustofa, 2006).
Menurut penulis, dzikir merupakan menginat Allah, mengagunggkan
Allah, serta mempelajari al qur’an untuk menjalin hubungan yang lebih dekat
dengan sang pencipta.
2. Tujuan Dzikir
Dzikir merupakan kunci latihan untuk selalu mengenal diri kepada
Allah sehingga bila seseorang semakin mengenal Allah (ma’rifat) maka akan
semakin kuat keimanan dan kecintaannya kepada Allah. Menurut Syamsudin
(2006) Tujuan dzikir antara lain yaitu akan membuahkan ketenangan batin,
kemantapan jiwa, dan dapat memberi semangat untuk selalu berkarya (amal
Shaleh), menimbulkan ketenangan, kemantapan dan semangat. Tujuan tersebut
sebagaimana disebutkan dalam firman Allah surat Ar-Ra’d ayat 28 :
3
4
d. Dzikir Ruhy (zikir roh): kembalinya fitrah atau asal kejadiannya saat berada
dalam arwah, menyaksikan dan membuktikan wujud makrifah, dan ini
tingkatan dzikir tertinggi.
Ini firman Allah dalam Al-Qur’an yang dapat dijadikan sebagai dalil
disyari’atkannya dzikir.
“Karena itu, ingatkah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.”
(QS Al-Baqarah [2]: 152).
Terapi dzikir dilaksanakan pada satu hari penuh dimana terdiri dari 2 sesi
yaitu sesi pertama adalah relaksasi dan sesi kedua adalah terapi dzikir.
1) Sesi pertama
Sesi pertama adalah relaksasi dimana hal ini bertujuan agar
subjek mampu merileksasikan diri sebelum diberikan terapi dzikir.
Pada sesi ini, relaksasi dipimpin langsung oleh peneliti yang memiliki
pengalaman di bidang tersebut. Kegiatan relaksasi ini menggunakan
7
Hidup di dunia hanya sementara. Begitu pun segala hal yang diraih
dalam kehidupan dunia. Kenikmatan dunia adalah fana. Jelas, segala
kesenangan dan kenikmatan dunia bisa melenakan jika tidak disikapi
dengan bijaksana. Dengan kejernihan hati dan senantiasa mengingat Allah
melalui dzikir, kenikmatan dunia itu bisa menjadi perantara untuk meraih
kebahagiaan akhirat.
B. Murrotal Al-Qur’an
1. Definisi Murrotal
Al Murottal yaitu pelestarian Al- Qur’an dengan cara merekam dalam pita
suara dengan memperhatikan hukum-hukum bacaan, menjaga keluarnya huruf-
huruf serta memperhatikan waqaf-waqaf (Faridah, 2015).
Al-Murottal adalah pengumpulan baca’an ayat-ayat Al-Qur’an yang
bertujuan untuk melestarikan Al-Qur’an dengan cara merekam baca’an Al-
Qur’an. Sudah diketahui bahwa terdapat hukum-hukum bacaan (tajwid) yang
harus diperhatikan dalam pembacaan Al-Qur’an. Oleh karena itu untuk
10
pada frekuensi 7-14 Hz . ini merupakan keadaan energi otak yang optimal
dan dapat menyingkirkan stress dan menurunkan kecemasan.
4. Macam Terapi Murrotal
Surat Al-Qur’an yang diperdengarkan pada penelitian ini adalah surat Ar-
Ra’du ayat 28, Surat Al-Baqarah ayat 289 dan Surat Asy Syu’ara ayat 80.
2) Arti dari surat Al-Baqarah ayat 286 adalah “Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala
(dari kebajikan) yang diusahakan dan ia mendapat siksa (dari kejahatan)
yang dikerjakannya. (mereka berdo’a) : Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan Kami, jangankah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana. Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.
Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau
penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum kafir”.
3) Surat Asy Syu’ara ayat 80 menjelaskan bahwa “Dan apabila aku sakit maka
Dialah (Allah) yang menyembuhkan”. Surat yang diperdengarkan dalam
penelitian ini berisi tentang permohonan kepada Allah SWT untuk
menentramkan hati dan meminimalisir rasa sakit yang diderita, sehingga
responden tidak hanya ketenangan hati, tetapi sekaligus berdo’a kepada
Allah SWT.
C. Terapi Sholat
1. Definisi Terapi Sholat
Shalat merupakan rangkaian ibadah yang memiliki keteraturan yang sangat
istimewa. Bagi setiap Muslim, shalat adalah sebuah kewajiban yang harus
dilakukan sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan sunnah.
Shalat secara harfiah, berarti do’a. Shalat dalam konteks ini adalah doa yang
disampaikan dengan tata cara syarat dan rukun yang khas dalam bentuk
bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan tertentu. Ash-shalawat al-qa’imah
(shalatshalat yang didirikan) dalam bahasa syariah terdiri atas 5 waktu dan
berbagai shalat sunnah. Kata “shalat” juga memiliki akar kata yang sama
dengan memiliki hubungan makna dengan kata “shilah”, yang bermakna
“hubungan” (Rahmawati, 2013).
Menurut penulis, shalat yaitu ibadah yang didalamnya terdapat do’a yang
disampaikan dengan bentuk bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan tertentu.
2. Manfaat Gerakan Sholat
a. Gerakan takbiratul Ihram dilakukan dengan posisi berdiri tegak lurus
dengan sempurna, manfaat yang diperoleh, diantaranya :
1) Memberi manfaat kesehatan pada organ tubuh paru-paru, sekat rongga
dada dan kelenjar getah bening. Karena saat tangan terangkat, maka
rusuk akan ikut terangkat sehingga melebarkan rongga dada. Pada saat
itu, mestinya udara nafas akan masuk. Tapi bersamaan dengan itu, orang
yang akan memulai shalat ternyata harus mengucapkan “Allâhu Akbar”,
sehingga memaksa udara mengalir keluar. Hal ini menyebabkan sekat
rongga dada (diafragma) menjadi terlatih.
2) Ketika tangan terangkat, maka ketiak pun terbuka.Ketiak merupakan
induk atau stasiun dari peredaran kelenjar getah bening (limfe) di
seluruh tubuh. Dengan gerakan takbir yang berulang-ulang dalam
shalat, maka secara tidak langsung melakukan active pumping kelenjar
getah bening ke seluruh tubuh (dr. Sagiran M.Kes., Sp.B: 43-44).
3) Gerakan ini akan membantu memperlancar aliran darah getah bening
dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung yang berada di bawah otak
memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh.
b. Meletakkan Kedua Tangan di Atas Dada
14
6) Selain itu patut dicatat, bahwa gerakan rukuk juga diyakini dapat
membantu kesehatan dan kerja otak kecil serta melatih sistem limbik
agar emosi tetap stabil. (Mustamir Pedak: 180).
d. I'tidal serta Tumakninah Gerakan
I’tidal adalah bangun dari rukuk sebelum sujud. Dalam i‟tidal,
Rasulullah memerintahkan untuk melakukannya dengan tumakninah.
Beliau bersabda, yang artinya, “Kemudianangkatlah kepalamu hingga
engkau berdiri tegak [sehingga tiaptiap ruas tulang belakangmu kembali
pada tempatnya].” Dalam riwayat yang lain disebutkan, “Apabila kamu
berdiri untuk i‟tidal,maka luruskan punggungmu dan tegakkan kepalamu
hingga ruastulang punggungmu mapan di tempatnya.” (HR. Bukhari,
Muslim,dan Ahmad). Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda, yang
artinya, “Allahtidak memperhatikan shalat seseorang yang
tidakmeluruskan punggungnya ketika berdiri di antara dua rukuk
dansujudnya.” (HR. Ahmad dan athThabarâni). Manfaatnya:
1) I‟tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak
berdiri bungkuk, berdiri sujud, merupakan latihan pencernaan yang
baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan
dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih
lancar.
2) Saat berdiri dari rukuk dengan mengangkat tangan, darah dari kepala
akan turun ke bawah, sehingga bagian pangkal otak yang mengatur
keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Hal ini dapat menjaga
saraf keseimbangan tubuh dan berguna mencegah pingsan secara tiba-
tiba.
3) Di samping itu, i‟tidal memperlancar sirkulasi darah dan membantu
menarik nafas yang dalam lalu diikuti mengeluarkan nafas tersebut
dari arah yang berlawanan dengan kuat. Diafragma (sekat rongga
badan antara dada dan perut) kembali dalam posisi lebih tinggi.
Rongga perut tertekan ke tempat yang lebih rendah. Dada lebih tinggi
dari desakan udara, sehingga mengurangi terpancarnya darah yang
menuju ke dada. Aliran darah yang ada pada kedua kaki mempunyai
17
vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, postur ini bisa mencegah
impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirasy dan tawarruk
menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian
relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga
kelenturan dan kekuatan organorgan gerak kita.
h. Salam ke Kanan dan ke Kiri Saat Rasulullah mengucapkan salam tanda
selesainya shalat, Rasulullah berpaling ke arah kanannya, seraya
mengucapkan: Assalâmu „alaikum wa rahmatullâh (keselamatan dan
rahmat Allah semoga terlimpah kepadamu), hingga pipi kanannya yang
putih terlihat, kemudian berpaling ke arah kiri, seraya mengucapkan:
Assalâmu „alaikum wa rahmatullâh (keselamatan dan rahmat Allah
semoga terlimpah untukmu), hingga terlihat pipi kirinya yang putih (HR.
Muslim).Manfaatnya:
1) merelaksasikan otot di sekitar leher dan kepala, serta
menyempurnakan aliran darah di kepalasehingga mencegah sakit
kepala serta menjaga kekencangankulit wajah
2) Memberikan relaksasi pada otot dan tulang leher. Di leher, terdapat
banyak jaringan sistem saraf dan pembuluh darah yang
menghubungkan kepala dan bagian badan. Gerakan ini secara tidak
langsung akan menghindarkan seseorang darigangguan saraf.
a. Berdiri
Bersamaan dengan niat shalat, kita memulai shalat dengan mengangkat
dua tangan untuk mengucapkan Takbir, Allahu Akbar (Allah Maha Besar).
Takbir pembuka shalat (Takbiratol Ihram) dilakukan dengan
menghadapkan kedua telapak tangan ke-arah kakbah, sedangkan bagian
luarnya membelakangi dunia. Sebelum membaca Al-Fatihah alangkah
baiknya jika kita awali dengan membaca doa iftitah, sebab kita perlu
membersihkan diri dari dosa sebelum membaca doa-doa shalat
selanjutnya. Setelah selesai membaca doa iftitah kita mulai membaca surat
Al-Fatihah dengan mengawali ta’awwudz pembuka surat, kemudian
basmalah yang menjadi salah satu ayat dalam Al-fatihah. Membaca
taawwudz dianjurkan hanya di awal rakaat saja, hal ini agar kita terhindar
dan terjauh dari godaan syaithan yang menggoda dan menghalangi
konsentrasi kita pada bacaan Al-Fatihah yang menjadi rukunnya shalat dan
menjadi inti di dalam shalat.
b. Rukuk
Setelah berdiri dan membaca Al-Fatihah, lebih baik lagi kita
membaca salah satu surat dalam Al-Quran, kita melakukan rukuk, dengan
tenang dan tidak tergesa-gesa, atau biasa disebut tumakninah. Gerakan
rukuk, yaitu dengan membungkukkan badan dengan kedua tangan di lutut,
dan wajah diarahkan ke tempat sujud.
c. I’tidal
Gerakan selanjutnya setelah rukuk adalah berdiri tegak (i’tidal)
dengan mengucapkan sami’allahu liman hamidah (Allah Maha Mendengar
orang yang memujinya).
d. Sujud
23
Sujud adalah posisi shalat yang paling istimewa. Pada posisi lain,
kita masih bisa menoleh (walalupun ini tak dibenarkan), tetapi di dalam
bersujud, kita mau tidak mau hanya menghadap Allah semata. Kata sujud
disebut 92 kali di dalam Al-Quran, semua menjelaskan ketundukan
manusia, malaikat, bintang, pohon dan makhluk-makhluk lainnya.
e. Duduk Antara Dua Sujud
Setelah selesai sujud, kita melanjutkan gerakan duduk antara dua
sujud atau duduk iftirasy, yaitu duduk di atas kaki yang dilipat dengan
ujung jari-jari kaki kanan dihadapkan ke kiblat.
f. Tasyahud Awal dan Akhir
Duduk Tasyahud dilakukan setelah melakukan dua rakaat. Jika
shalat subuh maka, hanya ada tasyahud awal, selebihnya ada tasyahud
awal dan tasyahu akhir. Dalam posisi ini, kita juga membaca shalawat
sebagai ekspresi doa untuk Nabi yang dimuliakan Allah. Persaksian kita
akan ke-Esaan Allah dengan kalimat La Ilaha Illaallah.
5. Macam-macam Terapi Sholat
a. Macam-macam Sholat Wajib
1) Sholat Maktubah
Sholat yang diwajibkan (maktubah) oleh Allah ada lima waktu
yang sudah ditentukan waktunya, yaitu dhuhur, ashar, maghrib, isya’
dan subuh. Firman Allah SWT:
Tahajud berarti bangun dari tidur pada malam hari. Jadi shalat Tahajud
adalah shalat sunah yang dikerjakan pada malam hari setelah shalat
Isya’ sampai menjelang waktu Subuh. Lebih utama dikerjakan
sepertiga malam yang terakhir (kira-kira jam 02.00 dini hari). Hukum
melaksanakan shalat Tahajjud adalah sunnah muakkad. Jumlah
rakaatnya paling sedikit 2 rakaat dan paling banyak tak terbatas.
c) Shalat Istikharah
Shalat Istikharah artinya shalat sunah dua rakaat dengan maksud mohon
petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan terbaik diantara
dua pilihan atau lebih. Hukum melaksanakannya adalah sunah
dikerjakan pada waktu siang atau malam, pagi atau sore dengan 2
rakaat.
d) Shalat Duha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada pagi sampai
siang hari. Dari setelah matahari agak tinggi sampai sebelum masuk
waktu dzuhur. Waktu terbaik adalah dengan mengakhirkan sampai waktu
agak siang (panas). Kirakira antara jam 8 sampai jam 10. Hukum salat
Duha adalah sunnah muakkad. Jumlah rakaatnya paling sedikit dua,
rakaat dan paling banyak dua belas rakaat, yang paling utama delapan
rakaat.
e) Shalat Tasbih
Shalat tasbih (( التسابيح صالهadalah shalat sunnah 4 (empat) rakaat
yang banyak mengandung ucapan tasbih (subhanallah) di setiap
gerakannya. 15 Shalat Sunnah Tasbih adalah shalat sunnat empat raka’at
yang di dalamnya ada bacaan tasbih sebanyak 300 kali dan setiap
raka’atnya ada bacaan tasbih sebanyak 75 kali, yang dikerjakan paling
tidak minimal sekali seumur hidup. Tetapi jika mampu boleh
mengerjakannya setahun sekali, sebulan sekali, seminggu sekali atau
setiap malam sekali.
f) Shalat Sunnah Rawatib
Shalat Sunnah Rowatib adalah shalat sunah yang waktu
pelaksanaannya mengiringi shalat fardu lima waktu. Shalat tersebut
27
dilakukan sebelum atau sesudah shalat fardu. Sholat Sunat Rawatib yang
dikerjakan sebelum sholat fardu disebut rawatib qobliyah, sedangkan
Sholat Sunat Rawatib yang dikerjakan sebelum sholat wajib disebut
rawatib bakdiyah.
g) Shalat Hajat
Shalat Hajat adalah shalat sunah yang dilakukan karena ada suatu
hajat atau keperluan, baik keperluan duniawi atau keperluan ukhrawi
agar hajat dikabulkan Allah.
h) Shalat Mutlak
Shalat Mutlak adalah shalat sunnah yang boleh dikerjakan pada
waktu kapan saja, kecuali pada waktu yang dilarang untuk mengerjakan
shalat sunah dengan jumlah rakaat yang tidak terbatas. Niat shalat
mutlak tidak terikat dengan niat tertentu selain ikhlas hanya karena
ibadah kepada Allah SWT. Shalat sunah mutlak dikerjakan tiap-tiap
dua raka’at dengan satu kali salam.
28
D. Telaah Jurnal
A. N Nama Jurnal PICO Keterangan
o.
1 Efektivitas Pelatihan Problem/Patie Lansia Penderita
Dzikir dalam nt Hipertensi
Meningkatkan
Ketenangan Jiwa pada
Lansia Penderita
Hipertensi
Penerbit :
PSYMPATHIC :
Jurnal Ilmiah
Psikologi
Volume 4, Nomor 1,
2017: 55-66
sebelumnya oleh
Wahyunita, Afiatin, dan
Kumolohadi (2014)
bahwa terapi relaksasi
dzikir mampu
menurunkan tingkat
kecemasan dan
meningkatkan
kesejahteraan subjektif
pada individu yang
mengalami infertilitas.
Kondisi emosi negatif
seperti kecemasan dan
stres merupakan faktor
yang menyebabkan
resiko hipertensi (WHO,
2011). Penurunan stres
dan kecemasan muncul
pada individu yang
melakukan dzikir,
sehingga individu
tersebut mengalami
ketenangan jiwa dan
terhindar dari resiko
hipertensi.
Outcome untuk mengetahui
apakah terdapat
penurunan tekanan darah
dan peningkatan
ketenangan jiwa setelah
diberikan pelatihan
31
Penulis :
Yulia Wardani H.
Fuad Nashori Qurotul
Uyun
Penerbit :
JIP (Jurnal Intervensi
Psikologi), 8(2), 217-
233
Daftar Pustaka : Intervention Pelatihan shalat khusyuk
Wardani, Y., Nashori, meliputi :
F., & Uyun, Q. (1) Latihan relaksasi
(2016). Efektivitas dengan terapi air (hydro
Pelatihan Shalat therapy) ketika
Khusyuk dalam berwudhu’.
Menurunkan (2) Latihan relaksasi dan
Kecemasan pada olah kejiwaan di dalam
Lansia Hipertensi. JIP gerakan raka’at dan
(Jurnal Intervensi bacaan shalat.
Psikologi), 8(2), 217- (3) Latihan dzikir dan
233. doa. Pelatihan shalat
khusyuk terdiri atas 3
kali pertemuan, masing-
masing pertemuan terdiri
32
Penulis :
Dwi Nur Aini,
Priharyanti
33
Penerbit :
Jurnal Ners Widya
Husada Semarang.
Daftar Pustaka : Intervention a. Melakukan
Astuti, S. P., Aini, D. pemeriksaan tekanan
N., & Wulandari, P. darah pre test pada
(2018). Pengaruh responden
Terapi Murottal Al- b. Memberikan terapi
Qur’an Terhadap murottal kepada
Tekanandarah Pada responden selama ± 15
Pasien Hipertensidi menit selama 1 minggu
Ruang Cempaka Rsud (7 hari) dengan
Dr. H. Soewondo mendengarkan
Kendal. Jurnal Ners lantunanan QS. Ar-
Widya Husada Rahman. Post test
Semarang, 3(2). dilakukan setelah
perlakuan (5-10 menit)
dengan menggunakan
lembar pemantauan
tekanan darah.
Comparison Tidak dijelaskan
Outcome mengetahui pengaruh
terapi murottal Al-
Qur’an terhadap
penurunan tekanan darah
pada penderita
hipertensi.
Kesimpulan :
34
Seluruh intervensi dai jurnal satu sampai dengan jurnal ketiga, dakat digunakan
pada pasien dengan hipertensi. Seluruh intervensi yang diberikan telah terbukti
dapat menurunkan tekanan darah yang cukup signifikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi komplementer merupakan cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai
Pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional.
Dzikir secara bahasa berakar dari kata dzakara yang artinya mengingat,
mengenang, memperhatikan, mengenal, mengerti dan mengambil pelajaran, dalam
Alquran dimaksudkan dzikir Allah yang artinya mengingat Allah.
Al Murottal yaitu pelestarian Al- Qur’an dengan cara merekam dalam pita
suara dengan memperhatikan hukum-hukum bacaan, menjaga keluarnya huruf-
huruf serta memperhatikan waqaf-waqaf.
35
DAFTAR PUSTAKA
Jumini, S. &. (2018). Analisis Vektor Dalam Gerakan Shalat Terhadap Kesehatan.
Spektra: Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 4(2), 123-134.
Noor, S. (2006). Do'a, Wirid dan Dzikir . Jakarta: Citra Harta Prima.