Anda di halaman 1dari 13

METODE PSIKOTERAPI ISLAM DENGAN TERAPI TOTOK

SYARAF

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah Konseling & Psikoterapi Islam

Dosen Pengampu : Bapak. M. Hikamudin S S.S., M.S.I


Di Susun Oleh:

1. Aldi Romadon (2017101173)


2. Sri Wahyuningsih (2017101179)
3. Vina Badrotul Fuada (2017101188)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

JURUSAN KONSELING DAN PENGEMBANGAN


MASYARAKAT

FAKULTAS DAKWAH

UIN PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Metode
Psikoterapi Islam dengan Terapi Totok Syaraf” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Hikamudin
Suyuti S.S., M.S.I Pada mata kuliah Konseling dan Psikoterapi Islam. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Metode dalam
Psikoterapi Islam bagi pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hikamudin Suyuti S.S., M.S.I.
Selaku Dosen mata kuliah Konseling dan Psikoterapi Islam yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Purwokerto, 9 Mei 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 1

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3

A. Latar Belakang .................................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 5

A. Pengertian Totok Syaraf...................................................................................................... 5


B. Bersyukur ............................................................................................................................ 5
C. Bersabar ............................................................................................................................... 6
D. Ikhlas ................................................................................................................................... 7
E. Mekanisme penyembuhan dari syukur, sabar dan ikhlas .................................................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konseling Islam yang dilakukan oleh konselor terhadap pasien
memiliki pengaruh positif terhadap kondisi kejiwaan klien. Hal ini sesuai
dengan sifat naluriah dasar manusia yang secara fitri memang membutuhkan
agama. Allah menciptakan manusia dan telah meniupkan ruh-Nya, sehingga
iman kepada Allah merupakan sumber ketentraman, keamanan dan
kebahagiaan manusia, seperti firman Allah dalam Q.S. ArRa‟du (13): 28,
“Ingatlah bahwa dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”. Dan
sebaliknya, dalam paradigma ini, ketiadaan Iman kepada Allah menjadi
sumber kegalauan, kegelisahan dan kesengsaraan bagi manusia.
Kebutuhan terhadap konseling Islam berangkat dari asumsi bahwa
agama merupakan kebutuhan fitri dari semua manusia. Menurut Hasan al-
Bana, agama adalah alat yang pas untuk terapi psikologi, karena agama bisa
membantu menajamkan hati nurani, menghidupkan perasaan, dan
mengingatkan hati. Agama secara konsisten selalu mendorong jiwa menuju
kebaikan, dan menolak kekejian.
Totok syaraf adalah metode terapi pengobatan tradisional dengan
melakukan pijatan yang terfokus pada titik jaringan syaraf pada bagian
punggung tubuh. Terapis Totok Syaraf Abu Al-bani centre berpengalaman
dalam menangani pasien dengan metode diagnosa dan terapi yang tepat.
Adapun prinsip utama atau syaraf yaitu segala macam penyakit atau masalah
kesehatan semuanya akan terkait dengan syaraf tulang belakang, oleh karena
itu tindakan terapi menstimulasi jaringan syaraf tulang belakang dengan totok
atau pijatan pada titik yang telah ditentukan sangat bermanfaat dalam
penyembuhan penyakit ringan maupun kronis, melancarkan peredaran darah,
relaksasi otot punggung, menghancurkan lemak atau kolesterol yang berada di
punggung serta memperbaiki jaringan syaraf tulang belakang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mengenai Totok Syaraf?
2. Bagaimana metode psikoterapi islam dengan Bersyukur?

3
3. Bagaimana metode psikoterapi islam dengan Bersabar?
4. Bagaimana metode psikoterapi islam dengan Ikhlas?
5. Bagaimana mekanisme penyembuhan dari syukur, sabar dan ikhlas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian mengenai Totok Syaraf.
2. Untuk mengetahui metode psikoterapi islam dengan Bersyukur.
3. Untuk mengetahui metode psikoterapi islam dengan Bersabar.
4. Untuk mengetahui metode psikoterapi islam dengan Ikhlas.
5. Untuk mengetahui mekanisme penyembuhan dari syukur, sabar dan ikhlas.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Totok Syaraf


Totok syaraf adalah metode terapi pengobatan tradisional dengan
melakukan pijatan yang terfokus pada titik jaringan syaraf pada bagian
punggung tubuh. Terapis Totok Syaraf Abu Albani centre berpengalaman
dalam menangani pasien dengan metode diagnosa dan terapi yang tepat.
Adapun prinsip utama atau syaraf yaitu segala macam penyakit atau masalah
kesehatan semuanya akan terkait dengan syaraf tulang belakang, oleh karena
itu tindakan terapi menstimulasi jaringan syaraf tulang belakang dengan totok
atau pijatan pada titik yang telah ditentukan sangat bermanfaat dalam
penyembuhan penyakit ringan maupun kronis, melancarkan peredaran darah,
relaksasi otot punggung, menghancurkan lemak atau kolesterol yang berada di
punggung serta memperbaiki jaringan syaraf tulang belakang. Totok Syaraf
bermanfaat untuk memperbaiki sirkulasi darah serta memastikan jaringan saraf
tubuh bekerja maksimal.
Sebagai informasi tambahan organ vital tubuh yang tak kalah
pentingnya dalam sumsum tulang belakang, merupakan organ yang berfungsi
menghantarkan impuls ke otak berperan dalam proses gerak refleks dan
memproduksi sel darah merah, jika produksi sel darah mengalir keseluruh
tubuh dengan baik maka orang tersebut akan menjadi sehat dan sebaliknya
jika sirkulasi darah tidak lancar metabolisme tubuh akan terganggu.

B. Bersyukur
Dalam Islam, kata syukur secara bahasa bermakna membuka dan
menyatakan. Membuka kenikmatan, menyatakan kenikmatan dan menyebut
kenikmatan dengan lisan. Hakikat syukur adalah menggunakan nikmat Allah
Azza wa Jalla untuk taat kepada-Nya dan tidak menggunakannya untuk
berbuat maksiat. Dalam menjalani berbagai ujian manusia haruslah menyikapi
nya dengan bersabar dan bersyukur karena bentuk nikmat Allah Azza wa Jalla
tidak selalu datang dalam bentuk yang menyenangkan, namun juga dapat
datang dalam bentuk malapetaka ataupun dalam bentuk suatu penyakit. Al-

5
Jauziyah mengatakan bahwa syukur adalah sebuah tujuan (mengarah kepada
Allah Azza wa Jalla).
Sabar merupakan tindakan terpuji karena menyampaikannya pada
syukur. Kebersyukuran kepada Allah Azza wa Jalla dapat diwujudkan dengan
hati, lisan, maupun perbuatan (anggota tubuh). Menurut berbagi penelitian,
intervensi kebersyukuran telah menunjukkan berbagai keunggulan, seperti
dapat meningkatkan penerimaan orang tua terhadap anak retardasi mental,
meningkatkan kesejahteraan penyandang distabilitas fisik, meningkatkan
kebermaknaan hidup dan menurunkan tingkat depresi.

C. Bersabar
Dalam kitab Ihya‟ Ulumuddin, Imam al-Ghazali berkata, “Sabar adalah
menerima dengan lapang dada hal-hal yang menyakitkan dan menyusahkan
serta menahan amarah atas perlakuan kasar. Barang siapa masih mengeluh bila
diperlakukan buruk oleh orang lain, maka hal itu menunjukkan masih
buruknya akhlak orang tersebut, karena akhlak yang mulia sesungguhnya
adalah menerima secara lapang dada semua bentuk perlakuan yang
menyakitkan.”
Di tempat lain dalam kitab Ihya‟ Ulumiddin, Imam al-Ghazali berkata,
“sesungguhnya yang dimaksud dengan sabar adalah ketetapan hati yang
didorong oleh motif keagamaan untuk melawan keinginan yang muncul akibat
dorongan hawa nafsu. Sabar terklasifikasi-kan menjadi dua. Pertama,
kesabaran lahiri, seperti menahan kejengkelan ketika menghadapi kesusahan-
kesusahan dalam melaksanakan ibadah atau tindakan-tindakan lainnya selagi
tindakan tersebut masih sejalan dengan semangat ajaran islam. Kedua,
kesabaran batini, yaitu menahan diri dari dorongan-dorongan syahwat dan
keinginan has nafsu. Bila kesabaran itu untuk menahan keinginan nafsu perut
dan kelamin maka dinamakan dengan al-„iffah atau menjaga kehormatan. Bila
untuk berjuang melapangkan dada menerima musibah yang sulit untuk
diterima maka namanya ash-shabru (kesabaran), kebalikannya adalah al-jaz‟u
(cemas) dan al-hal‟u (panik serta berkeluh kesah). Bila potensi kesabaran itu
untuk menahan nafsu memburu kekayaan maka namanya adalah menahan diri
atau dhabthun-nafsi, kebalikannya adalah al-bathru atau sombong dalam ber-
obsesi.
6
Jika kesabaran itu digunakan untuk melapangkan dada menghadapi
musuh dalam peperangan maka namanya adalah keberanian atau as syajaa‟ah.
Jika kesabaran itu digunakan untuk menerima bencana-bencana alam yang
menimpa maka namanya adalah kelapangan dada atau sa‟atush-shadr dan
kebalikannya adalah adh-dhajru atau gelisah dan St-tabarrum atau keluh
kesah.Bila kesabaran itu digunakan untuk menahan omongan maka namanya
adalah menyimpan rahasia atau kitmaanus-sirri. Dan jika digunakan untuk
menahan diri dari menikmati kebutuhan-kebutuhan sekunder atau
komplementer dalam hidup ini, namanya adalah qana‟ahatau menerima
dengan senang hati dan kebalikannya adalah asy-syarah atau rakus dan tamak.
Sifat sabar (ṣabr) dalam Islam menempati posisi yang istimewa sebagai
inti perbuatan hati („amal al-qulūb). Al-Qur‟an mengaitkan sifat sabar dengan
bermacam-macam sifat mulia, antara lain keyakinan (QS. al-Sajdah [32]: 24);
syukur (QS. Ibrahim [14]: 5); tawakal (QS. al-Nahl [16]: 41-42); takwa (Ali
Imran [3]: 15-17); dan, shalat (QS. al-Baqarah [2]: 45-46). Melalui ayat-ayat
tersebut di atas, sabar dapat dimaknai sebagai bentuk pengekangan (al-ḥabs
wa‟l-kuf), dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap riḍa Allah,
seperti musibah kematian, sakit, kemiskinan, dan juga hal-hal yang disukai,
seperti kenikmatan duniawi yang disukai oleh hawa nafsu. Oleh karena itu,
sabar menurut Dzunnun al-Mishry adalah menjauhkan diri dari segala sesuatu
yang bertentangan dengan syariat, tenang saat ditimpa musibah, dan
menampakkan kecukupan ketika dalam kefakiran. Selain itu, sabar juga dapat
diartikan memohon pertolongan kepada Allah (al-Qusyairy: 184). Sedangkan
menurut Syeikh Abdul Qadir al-Jilani, sabar terbagi menjadi 3, yaitu: Sabar
lillāh, yakni sabar menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Sabar ma„a Allāh, yakni sabar berada di bawah qaḍā' (keputusan) Allah dan
perbuatan-Nya yang berupa kesulitan maupun cobaan-cobaan yang ada. Sabar
„alā Allāh, yakni sabar atas janji-janji Allah, baik yang berhubungan dengan
rezeki, kebahagiaan, kecukupan hidup, pertolongannya, maupun pahala di
akhirat nanti (Abd al-Qadir al-Jilani, 195).

D. Ikhlas
Secara umum, ikhlas dimaknai sebagai sebuah ketulusan dalam
memberi pertolongan, kerelaan dan penerimaan. Dalam konteks Jawa, ikhlas
7
menurut Poerwadaminta (1939) diistilahkan dengan eklas, yang bermakna
nriman, kanthi lega lila terusing batin. Makna tersebut merupakan makna yang
digunakan oleh umumnya masyarakat Jawa. Menelisik lebih dalam ke akar
katanya, ikhlas berasal dari kata kholasho (Bahasa Arab) yang berarti Murni.
Ikhlas dalam konteks ini dimaknai sebagai niat yang murni semata-mata
mengharap penerimaan dari Tuhan dalam melakukan suatu perbuatan, tanpa
menyekutukan Tuhan dengan yang lain.
Seorang yang ikhlas dapat dikatakan sebagai seorang yang religius-
spiritual. Seorang yang religius, sebagaimana diungkapkan oleh Emmons,
Barret & Schnitker (2008), adalah seorang yang pro-sosial karena mudah
berempati, jujur, adil dan menunjukkan penghargaan pada norma-norma pro-
sosial. Perilaku yang ditunjukkan dalam konteks sosial adalah perilaku
menolong, altruisme, serta memiliki sikap anti-kekerasan dan menghindari
konflik. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila ikhlas dimaknai dalam
wujud manifestasi dan efeknya yaitu sebagai perilaku menolong.

E. Mekanisme Penyembuhan dari Syukur, Sabar dan Ikhlas


Banyaknya permasalahan yang terjadi dalam kehidupan manusia,
apabila dibiarkan akan berdampak pada tidak terselesaikannya masalah
sehingga muncul satu kondisi yang berkepanjangan atau biasa dikenal dengan
istilah “Stres”. Stres berawal ketika manusia menghadapi satu keadaan yang
mendorong manusia untuk melakukan tindakan tertentu karena manusia
merasa kehilangan atau tidak dapat mencapai sesuatu yang diinginkan atau
diharapkannya. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan munculnya kekecewaan
dan kekosongan pada jiwa manusia. Adapun bentuk kekecewaan manusia
biasanya dikarenakan adanya masalah-masalah keuangan, kekuasaan, prestige,
percintaan, kekayaan material, dan munculnya beraneka ragam keinginan pada
diri manusia yang tidak dapat terpenuhi (Revanz, 2011).
Berada dalam kondisi yang demikian, terkadang membuat manusia
hanya sibuk mencari “obat” untuk mengatasi stresnya dengan mencari dan
melaksanakan trik atau tips jitu yang disampaikan oleh manusia lainnya.
Manusia sedikit demi sedikit sudah mulai melupakan hakikat sebenarnya yang
bisa digunakan untuk mengatasi stres yang dialami, yaitu melalui bagaimana

8
individu memanajemen antara bersyukur, bersabar, dan ikhlas dalam
menghadapi permasalahan hidup.
Manusia terkadang selalu menanyakan tentang apa yang harus
disyukurinya ketika hidupnya tetap atau masih saja menderita. Manusia tidak
menyadari bahwa pada saat itulah kesabaran seseorang sedang diuji. Apabila
manusia senantiasa bersyukur sekecil apapun terhadap nikmat yang telah
Allah berikan kepadanya termasuk penderitaan sekalipun, maka Allah akan
banyak menganugerahkan kebahagiaan kepada kita. Sedangkan kesabaran itu
sendiri merupakan buah dari ketakwaan terhadap Allah swt. Sabar dalam
menjalani cobaan hidup dan ketentuan dari Allah swt merupakan sikap
konsistensi seorang mukmin (umat beragama). Sabar merupakan sikap yang
akan mendorong setiap mukmin untuk senantiasa berpegang teguh pada kitab
Allah swt, bukan melemparkannya dengan dalih beratnya cobaan yang sedang
dialami. Sabar yang seperti ini akan semakin membuat manusia bertambah
dekat kepada Tuhannya. Namun, apabila manusia masih sering mengeluh dan
mengerutu, tetap saja belum bisa dikatakan ikhlas. Sesabar apapun manusia
tetapi apabila masih sering merasa ada yang kurang dan mengganjal berarti
ikhlas dalam diri individu belum ada.
Rasa syukur, sabar dan kondisi keikhlasan dapat muncul dari dalam
diri manusia apabila manusia telah menyadari hakikat keberadaannya di dunia
ini. Manusia harus dapat memahami hubungan antara ketiganya untuk dapat
digunakan sebagai pedoman mengatasi permasalahan dalam hidup.
Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang muncul dalam makalah
ini adalah bagaimana melaksanakan manajemen syukur, sabar dan ikhlas
dalam diri manusia sebagai strategi jitu dalam mengatasi permasalahan hidup.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun prinsip utama atau syaraf yaitu segala macam penyakit atau
masalah kesehatan semuanya akan terkait dengan syaraf tulang belakang, oleh
karena itu tindakan terapi menstimulasi jaringan syaraf tulang belakang
dengan totok atau pijatan pada titik yang telah ditentukan sangat bermanfaat
dalam penyembuhan penyakit ringan maupun kronis, melancarkan peredaran
darah, relaksasi otot punggung, menghancurkan lemak atau kolesterol yang
berada di punggung serta memperbaiki jaringan syaraf tulang belakang.
Sebagai informasi tambahan organ vital tubuh yang tak kalah
pentingnya dalam sumsum tulang belakang, merupakan organ yang berfungsi
menghantarkan impuls ke otak berperan dalam proses gerak refleks dan
memproduksi sel darah merah, jika produksi sel darah mengalir keseluruh
tubuh dengan baik maka orang tersebut akan menjadi sehat dan sebaliknya
jika sirkulasi darah tidak lancar metabolisme tubuh akan terganggu.
Dalam menjalani berbagai ujian manusia haruslah menyikapi nya
dengan bersabar dan bersyukur karena bentuk nikmat Allah Azza wa Jalla
tidak selalu datang dalam bentuk yang menyenangkan, namun juga dapat
datang dalam bentuk malapetaka ataupun dalam bentuk suatu penyakit.
Barang siapa masih mengeluh bila diperlakukan buruk oleh orang lain,
maka hal itu menunjukkan masih buruknya akhlak orang tersebut, karena
akhlak yang mulia sesungguhnya adalah menerima secara lapang dada semua
bentuk perlakuan yang menyakitkan.” Di tempat lain dalam kitab Ihya‟
Ulumiddin, Imam al-Ghazali berkata, “sesungguhnya yang dimaksud dengan
sabar adalah ketetapan hati yang didorong oleh motif keagamaan untuk
melawan keinginan yang muncul akibat dorongan hawa nafsu.
Jika kesabaran itu digunakan untuk menerima bencana-bencana alam
yang menimpa maka namanya adalah kelapangan dada atau sa‟atush-shadr
dan kebalikannya adalah adh-dhajru atau gelisah dan St-tabarrum atau keluh
kesah. Bila kesabaran itu digunakan untuk menahan omongan maka namanya
adalah menyimpan rahasia atau kitmaanus-sirri. Dan jika digunakan untuk
menahan diri dari menikmati kebutuhan-kebutuhan sekunder atau

10
komplementer dalam hidup ini, namanya adalah qana‟ahatau menerima
dengan senang hati dan kebalikannya adalah asy-syarah atau rakus dan tamak.
Melalui ayat-ayat tersebut di atas, sabar dapat dimaknai sebagai bentuk
pengekangan (al-ḥabs wa‟l-kuf), dari segala sesuatu yang tidak disukai karena
mengharap riḍa Allah, seperti musibah kematian, sakit, kemiskinan, dan juga
hal-hal yang disukai, seperti kenikmatan duniawi yang disukai oleh hawa
nafsu. Oleh karena itu, sabar menurut Dzunnun al-Mishry adalah menjauhkan
diri dari segala sesuatu yang bertentangan dengan syariat, tenang saat ditimpa
musibah, dan menampakkan kecukupan ketika dalam kefakiran. Ikhlas dalam
konteks ini dimaknai sebagai niat yang murni semata-mata mengharap
penerimaan dari Tuhan dalam melakukan suatu perbuatan, tanpa
menyekutukan Tuhan dengan yang lain. Ko

11
DAFTAR PUSTAKA

Cholid, Nurvianti. "Terapi Holistik dalam menangani Anak dengan Gangguan


Skizofrenia." NOURA: Jurnal Kajian Gender 3.2 (2019): 118-137.

Irawan, Gusli Bambang, Agus Salim, and Madyan Madyan. IMPLEMENTASI


KOMUNIKASI TRANSENDENTAL DALAM INTERAKSI ANTAR TERAPIS-
PASIEN TOTOK SARAF MH SAIFURRAHMI MAYANG KOTA JAMBI. Diss.
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2021

Saepudin, Malik. "Strategi Dakwah Klinik Abu Albani Center Dalam Terapi Ruqyah
Di Duren Sawit Jakarta Timur."

Sumarni, Sumarni. "Proses Penyembuhan Gejala Kejiwaan Berbasis Islamic


Intervention Of Psychology." Al-Tazkiah: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam 9.1
(2020): 1-18.

Sumarni, Sumarni. "Proses Penyembuhan Gejala Kejiwaan Berbasis Islamic


Intervention Of Psychology." NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam 3.2
(2019): 134-147.

Syarbini, Amirulloh, and Jumari Haryadi. Dahsyatnya Sabar, Syukur, Ikhlas


Muhammad SAW. Ruang Kata, 2010.

Syukur, Muhammad Amin. "Sufi healing: Terapi dalam literatur tasawuf."


Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 20.2 (2012): 391-412.

12

Anda mungkin juga menyukai