Anda di halaman 1dari 20

KESEHATAN JIWA

“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelajaran Psikologi Kesehatan “


Dosen Pengampu :
Nur Masdalifah,SKM,MKM

Disusun Oleh :
1. Dara Cahya Amalia ( 231102001 )
2. Zavira Syabrina Ritonga ( 231102013 )
3.Salsabila Dwitami ( 231102017 )
4. Niat Triwati Halawa ( 231102002 )

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS EFARINA
TAHUN AJARAN 2023/202
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjakan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
bejudul “ KESEHATAN JIWA ”dengan tepat waktu.makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan bagi pembaca,penulis dan juga pendengar.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah Psikologi Kesehatan yang telah
memberikan tugas terhadap kami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.oleh
karena itu,keterbatasan waktu dan kemampuan kami,maka kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua

Pematang Siantar,Oktober 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB 1.....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................3
B.RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN.......................................................................................................................4
BAB 11...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
1.Definisi Kesehatan Jiwa Menurut Para Ahli.....................................................................................5
2.Ciri Dan Konsep Yang Harus Dimiliki Untuk Bisa Dikatakan Memiliki Jiwa Yang Sehat....................6
3. Aspek Untuk Mengetahui Seseorang Sehat Atau Tidak Jiwa Nya...................................................7
4.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa........................................................................8
5.Apakah Yang Dimaksud Pemaafan..................................................................................................8
6.Hubungan Pemaafan Dengan Kesehatan Jiwa................................................................................9
7.Upaya-Upaya Kesehatan Jiwa.......................................................................................................12
8. Cara Menjaga Kesehatan Jiwa...................................................................................................13
9. Cara Merancang Media Visual Kampanye Sosial Tentang Pentingnya Kesehatan Jiwa.................14
10.Merancang Strategi Kampanye Yang Tepat Untuk Meningkatkan Awareness Masyarakat Tentang
Pentinya Kesehatan Jiwa..................................................................................................................15
BAB III..................................................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................................................18
A.Kesimpulan...................................................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................20

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan jiwa merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari Kesehatan
dan bagian integral serta merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas
hidup manusia yang utuh .ganggguan jiwa merupakan manifestasi dari bentuk penyimpangan
perilaku akibat adanya distori emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah
laku.
Kesehatan jiwa bisa dikatakan sebagai suatu kondisi sehat baik emosional,
psikologis, dan juga sosial yang ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yang memuaskan
antara individu dengan individu lainnya, memiliki koping yang efektif, konsep diri positif dan
emosi yang stabil . Kesehatan jiwa seseorang dipengaruhi oleh keseimbangan dan
ketidakseimbangan antar sistem. Sistem tersebut berfungsi sebagai salah satu kesatuan yang
holistik dan bukan semata-mata merupakan penjumlahan elemen-elemenya. Sehingga
kesehatan jiwa merupakan kondisi seseorang yang merasa sehat dan bahagia, mampu
menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri
dan orang lain.
Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan, sehat jiwa tidak hanya
terbatas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan suatu hal yang di butuhkan semua
orang.Kesehatan jiwa adalah sikap yang positif terhadap diri sendiri,tumbuh, berkembang,
memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan dan
kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.
Umumnya manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan baik,
namun ada juga individu yang mengalami kesulitan untuk melakukan penyesuaian dengan
persoalan yang dihadapi.Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering terjadi terhadap
ODGJ.Bentuk halusinasi bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung akibatnya
pasien bicara dengan suara halusinasi itu.
Gangguan-gangguan tersebut menunjukkan penderita bicara sendiri,mata melihat
kekanan dan kekiri,jalan mondar-mandir,sering tersenyum sendiri dan sering mendengar
suara-suara.Sebagian besar keluarga ODGJ lebih percaya berobat pada dukun,orang
pintar,dll.Bahkan keluarga memasung pasien dirumah dengan alasan agar pasien tidak kabur
dari rumah,tidak mengganggu warga setempat,dan lain sebagainya.
kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika seseorang
tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat
menerima orang lain sebagaimana seharusnya serta mempunyai sikap positif terhadap diri
sendiri dan orang lain. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu
memberikan kontribusi untuk komunitasnya.

3
B.RUMUSAN MASALAH

Berikut Ini Perumusan Masalah yang akan dikaji dalam makalah ini,diantaranya:
1) Apa itu Kesehatan jiwa menurut para ahli ?
2) Apa saja hal-hal yang harus dimiliki untuk bisa dikatakan memiliki jiwa yang sehat ?
3) Apa saja aspek untuk mengetahui seseorang sehat atau tidak jiwa nya ?
4) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa ?
5) Apakah yang dimaksud dengan pemaafan kesehatan jiwa?
6) Apa hubungan pemaafan dengan kesehatan jiwa ?
7) Sebutkan yang di maksud dengan upaya kesehatan jiwa ?
8) Bagaimana cara menjaga kesehatan jiwa ?
9) Bagaimana merancang media visual media kampanye social tentang pentinya
kesehatan jiwa yang tepat ?
10) Bagaiaman merancang strategi kampanye yang tepat untuk meningkatkan awareness
masyarakat tentang pentinya kesehatan jiwa ?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari makalah ihsanul amal ini adalah:


1) Untuk mengetahui definisi Kesehatan jiwa menurut para ahli ?
2) Untuk mengetahui hal-hal yang harus dimiliki untuk bisa dikatakan memiliki jiwa
yang sehat ?
3) Untuk mengetahui aspek untuk mengetahui seseorang sehat atau tidak jiwa nya ?
4) Untuk mengetahui ciri dan faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa ?
5) Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pemaafan kesehatan jiwa?
6) Untuk mengetahui hubungan pemaafan dengan kesehatan jiwa ?
7) Untuk mengetahui yang di maksud dengan upaya kesehatan jiwa ?
8) Untuk mengetahui cara menjaga kesehatan jiwa ?
9) Untuk mengetahui merancang media visual media kampanye social tentang pentinya
kesehatan jiwa yang tepat ?
10) Untuk mengetahui merancang strategi kampanye yang tepat untuk meningkatkan
awareness masyarakat tentang pentinya kesehatan jiwa ?

4
BAB 11
PEMBAHASAN

1.Definisi Kesehatan Jiwa Menurut Para Ahli

Kesehatan jiwa menurut Videbeck (2008) adalah suatu kondisi sehat emosional,
psikologis, dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku
koping yang efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional.
Kesehatan jiwa menurut (Riyadi,2009) merupakan suatu kondisi perasaan sejahtera
secara subjektif, suatu penilaian diri tentang perasaan mencangkup aspek konsep diri,
kebugaran dan kemampuan pengendalian diri.
Seseorang dikatakan sehat jiwa menurut Direja (2011) apabila seseorang tersebut
mampu beradaptasi diri dan mampu mengarahkan rasa bermusuhan pada penyelesaian yang
kreatif dan konstruktif serta berani menerima kenyataan, menerima kekecewaan, dan bebas
dari cemas, sehingga akan menghasilkan kepuasan diri dari usahanya.
Seseorang yang sehat jiwa menurut (Stuart, 2006), mampu bersikap positif terhadap
diri sendiri, mempunyai persepsi realitas yang akurat, serta mempunyai penguasaan
lingkungan dan kompetensi sosial.
Kesehatan jiwa menurut (Mangindaan, 2010), seseorang dipengaruhi oleh
keseimbangan dan ketidakseimbangan antar sistem. Sistem tersebut berfungsi sebagai salah
satu kesatuan yang holistik dan bukan semata-mata merupakan penjumlahan elemen-
elemenya. Sehingga kesehatan jiwa merupakan kondisi seseorang yang merasa sehat dan
bahagia, mampu menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain.
Menurut Purnama, Yani, & Titin (2016) mengatakan gangguan jiwa adalah seseorang
yang terganggu dari segi mental dan tidak bisa menggunakan pikirannya secara normal.
Gangguan jiwa merupakan manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya
distorsi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku.
Menurut Nasir & Muhith (2011), mengatakan bahwa gangguan jiwa adalah keadaan
adanya gangguan pada fungsi kejiwaan, fungsi kejiwaan meliputi proses berpikir, emosi,
kemauan dan perilaku psikotomotor, termasuk bicara. Seseorang mengalami gangguan jiwa
apabila ditemukan adanya gangguan pada fungsi mental yang meliputi: emosi, pikiran,
perilaku, perasaan, motivasi, kemauan, keinginan, daya tilik diri dan persepsi sehingga
mengganggu dalam proses hidup di masyarakat.
Menurut Kemenkes, Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup
seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari
sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi tekanan hidup yang wajar, mampu
bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan
hidup, menerima dengan baik apa yang adapada dirinya, merasa nyaman bersama dengan
orang lain.

5
2.Ciri Dan Konsep Yang Harus Dimiliki Untuk Bisa Dikatakan Memiliki Jiwa Yang
Sehat

a) Ciri-Ciri Sehat Jiwa


Berikut beberapa ciri orang memiliki jiwa sehat:
Pandai menerima kenyataan yang baik maupun buruk,Puas dengan hasil
karyanya, Merasa lebih puas untuk memberi daripada menerima, Secara relatif bebas
dari rasa tegang dan cemas Berhubungan dengan orang lain untuk saling menolong
dan memuaskan, Mengambil hikmah dari kejadian buruk, Mengarahkan rasa
permusuhan pada penyelesaian yang kuratif dan konstruktif, Memiliki rasa kasih
sayang yang besar. Mampu menghargai diri sendiri , Bertanggung jawab dan mampu
mengatur kebutuhan yang menyangkut dirinya tanpa bergantung terhadap orang lain.
b) Konsep Kesehatan Jiwa
Tanggal 10 Oktober 2021, dunia memperingati ”World Mental Health Day” atau
Hari Kesehatan Mental Sedunia. Menanggapi tersebut, Rumah Sakit Akademik
(RSA) UGM kemudian mengadakan Talkshow Kesehatan bertema ‘Kesetaraan
dalam Kesehatan Jiwa untuk Semua’ dengan menghadirkan dokter spesialis
kesehatan jiwa dari RSA UGM, dr. Tika Prasetiawati. Webinar disiarkan melalui
kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM pada Selasa, (12/10). Melalui
kesempatan itu, dokter Tika mengajak untuk memahami kembali apa itu kesehatan
jiwa.

Melansir definisi dari World Health Organization (WHO), dokter Tika


menuturkan terdapat empat kriteria yang harus dipenuhi agar seseorang dapat
dikatakan memiliki jiwa nan sehat. Pertama yang bersangkutan dapat mengetahui
kekurangan dan kelebihan dari dirinya atau mengetahui potensi diri.

Kedua yang bersangkutan mampu mengatasi konflik dalam hidupnya. Tidak apa-
apa jika tidak bisa menyelesaikan masalah secara langsung, namun yang
bersangkutan mempunyai kesadaraan akan dirinya, mampu atau tidak menyelesaikan
masalah itu. Jika tidak bisa maka dia akan meminta tolong kepada orang lain. Jika
seseorang dapat berlaku seperti itu, maka dia mempunyai jiwa yang sehat.

Ketiga adalah ketika yang bersangkutan dapat berlaku produktif, dimana


bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Serta yang terakhir (keempat)
mempunyai peran aktif dalam komunitas atau lingkugannya.

“Jika satu dari kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka orang tersebut bisa
dikategorikan (sebagai) orang dengan masalah kejiwaan atau orang dengan gangguan
jiwa. Jadi, empat komponen itu harus terpenuhi semua,” tutur dokter Tika.

Lebih jelasnya, orang dengan masalah kejiwaan berbeda dengan orang dengan
gangguan jiwa. Orang dengan masalah kejiwaan adalah orang yang sedang berada
dalam kondisi rentan mengalami gangguan jiwa. Misalnya adalah orang-orang yang
mengalami penyakit kronis (kesembuhan penyakitnya lama), dimana dia rentan

6
mengalami depresi, cemas, dan stres karena penyakitnya. Contoh lainnya adalah
orang-orang yang baru mendapatkan musibah seperti kebakaran, bercerai, orang yang
terkena PHK, dan lain sebagainya.

Sementara orang dengan gangguan jiwa adalah orang-orang yang memiliki


gangguan pada fungsi pikir, perasaan serta perilakunya. Orang yang sedang
mengalami gangguan jiwa ini dapat ditandai dengan kondisi penurunan kualitas
hidup yang bersangkutan. Contohnya jika seseorang yang tengah mengalami
perasaan sedih. Setiap orang bisa dan berhak untuk merasa sedih. Namun, ketika
perasaan sedih tersebut sampai menghambat yang bersangkutan melaksanakan
aktivitas sehari-hari, seperti makan dan lain sebagainya, maka orang tersebut tengah
mengalami gangguan jiwa.

3. Aspek Untuk Mengetahui Seseorang Sehat Atau Tidak Jiwa Nya

Darajat (1982) mengatakan, untuk mengetahui apakah seseorang sehat atau tidak sehat
jiwanya dapat dilihat dari 4 Aspek yaitu:
a. Perasaan. Ditinjau dari aspek perasaan, sehat atau tidak sehatnya jiwa seseorang dapat
dilihat dari muncul atau tidaknya kondisi-kondisi gangguan perasaan seperti: rasa cemas
(gelisah), iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah serta ragu atau bimbang.
b. Pikiran atau Kecerdasan. Ditinjau dari aspek pikiran atau kecerdasan, sehat atau tidak
sehatnya jiwa seseorang dapat dilihat dari muncul atau tidaknya kondisi-kondisi gangguan
pikiran seperti: sering lupa, sulit berkonsentrasi dan kemampuan berfikir menurun.
c. Kelakuan. Ditinjau dari aspek kelakuan, sehat atau tidak sehatnya jiwa seseorang dapat
dilihat dari muncul atau tidaknya kondisi-kondisi gangguan kelakuan seperti: mengganngu
ketenangan dan hak orang lain, mencuri, menyakiti dan memfitnah.
Kesehatan badan. Ditinjau dari aspek kesehatan badan, sehat atau tidak sehatnya jiwa
seseorang dapat dilihat dari muncul atau tidaknya penyakit Psychosomatic yang
menyebabkan gangguan kesehatan badan seperti jantung berdebar, pusing, mual dan
muntah.Halgin dan Whitborne (dalam Peraturan Undang-undang Kesehatan Jiwa, 2012)
menjelaskan 4 aspek yang saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan
seseorang :
a. Kesehatan fisik, yang terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau
tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit, semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
b. Kesehatan mental (jiwa), yang mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan
spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. Emosional sehat
tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut,
gembira, gelisah, sedih dan sebagainya. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam
mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan.
c. Kesehatan sosial, yang terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain
atau kelompok lain secara baik.

7
d. Kesehatan dari aspek ekonomi, yang terlihat apabila seseorang (dewasa) produktif, dalam
arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap
hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.

4.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan JiwaDarajat (2001) membagi faktor yang


mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang kedalam dua faktor, yakni faktor jnrng internal dan
faktor eksternal.
a. Faktor InternalFaktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti:
kepribadian, kondisi fisik, perkembangan dan kematangan, kondisi psikologis,
keberagamaan, sikap menghadapi problema hidup, kebermaknaan hidup, dan keseimbangan
dalam berfikir.
b. Faktor EksternalFaktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang
dapat mempengaruhi mental seseorang seperti: keadaan ekonomi, budaya, dan kondisi
lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan pendidikan.
Ciri orang memiliki jiwa sehat, dipengaruhi beberapa faktor, yakni:
1. Faktor Fisik
Fisik sangat mempengaruhi kualitas kesehatan jiwa seseorang, contohnya yakni saat
seseorang mengetahui bahwa tubuhnya digerogoti kanker pada saat itu juga seseorang telah
kehilangan sebagian kehidupannya, walaupun secara pemikiran sadar tetapi mental
emosionalnya telah terganggu di mana hal tersebut dapat mempercepat penurunan sistem
kekebalan tubuh.
2. Faktor Mental
Kekuatan pada mental dan emosional yang mendukung dan saran positif diperlukan untuk
membangunkan semangat hidup dalam mengembalikan kesehatan secara jasmani dan rohani.
3. Faktor Sosial Budaya
Lingkungan keluarga dan satu darah sangat diperlukan untuk menyempurnakan konsep
kesehatan mental emosional seseorang. Di mana komunikasi dalam keluarga sangat
dibutuhkan untuk mengatasi setiap permasalahan yang datang dalam hidup. Dalam keluarga,
lingkungan, budaya, sangat menentukan kesehatan mental emosional seseorang dalam
menghadapi setiap permasalahan yang ada.

5.Apakah Yang Dimaksud Pemaafan

Pengertian Pemaafan Secara terminologis, kata dasar memaafkan adalah maaf dan kata
maaf adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, Al’afw. Kata ini dalam Al-Qur’an terulang
sebanyak tiga puluh empat kali. Kata ini pada mulanya berarti berlebihan, kemudian
berkembang menjadi keterhapusan.

8
Menurut (Nashori, 2008) Pemaafan adalah upaya membuang semua keinginan
pembalasan dendam dan sakit hati yang bersifat pribadi terhadap pihak yang bersalah atau
orang yang 13 menyakiti dan mempunyai keinginan untuk membina hubungan kembali.
Menurut (Smedes, 1991)Pemaafan adalah kesediaan menanggalkan kesalahan yang
dilakukan oleh seseorang yang telah menyakiti hati atau melakukan suatu perbuatan salah
pada individu lain.

Menurut (McCullough dkk, 2003).menyatakan bahwa memaafkan merupakan suatu


proses melepaskan rasa nyeri, kemarahan, dan dendam yang disebabkan oleh
pelaku.Pemaafan merupakan perubahan motivasional pada seseorang dimana terjadi
menurunnya motivasi untuk membalas dendam dan mempertahankan kerenggangan
hubungan dengan pelaku pelanggaran dan meningkatnya motivasi untuk berdamai dan
berbuat baik terhadap pelaku pelanggaran.
Menurut (Snyder, 2002). Pemaafan adalah penyusunan transgresi yang dialami, dimana
individu dihadapkan pada transgressor, transgresi, dan sekuel dari transgresi, sehingga terjadi
transformasi terhadap efek negatif menjadi netral atau positif .
Berdasarkan beberapa definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemaafan adalah
upaya mengurangi atau meminimalisir semua keinginan pembalasan dendam dan sakit hati
yang bersifat pribadi terhadap pihak yang bersalah atau orang yang menyakiti dan
mempunyai keinginan untuk berdamai dan berbuat baik terhadap pihak yang bersalah.

6.Hubungan Pemaafan Dengan Kesehatan Jiwa

Dimensi Pemaafan McCullough, dkk (2003) menjelaskan pemaafan merupakan proses


perubahan tiga dorongan dalam diri individu terhadap pelaku pelanggaran. Tiga dorongan
tersebut terdiri dari :
a. Motivasi menghindar (Avoidance motivations)Ketika terjadinya konflik dan pihak yang
telah disakiti menyatakan tidak mau memaafkan pelaku, maka persepsinya terhadap pelaku
menstimulasi timbulnya motivasi yang tinggi untuk menghindari kontak dengan pelaku.
b. Motivasi membalas dendam (Revenge motivations)Ketika penghindaran sudah tidak lagi
efektif, seseorang dapat menyimpan dendam yang ada, kemudian membalaskannya.
c. Motivasi berbuat baik (Benevolence Motivations)Motivasi untuk berdamai ditandai dengan
dorongan berbuat baik kepadapelaku pelanggaran. Dengan kehadiran motivasi untuk
berdamai, berarti juga menghilangkan kehadiran dua dimensi sebelumnya, yaitu motivasi
untuk menghindar dan membalas dendam. Oleh karena itu, individu yang pemaaf memiliki
motivasi untuk berdamai yang tinggi, namun disisi lain memiliki motivasi untuk menghindar
dan membalas dendam yang rendah. Bahkan motivasinya berubah menjadi lebih konstruktif
dengan berbuat baik kepada pelaku (McCullough, dkk, 2003).
Sementara itu, Baumeister dkk, (1998) mengemukakan ada dua dimensi dari pemaafan.
Pertama adalah dimensi intrapsikhis,dimensi ini melibatkan aspek emosi dan kognisi dari
pemaafan. Kedua adalah dimensi interpersonal,dimensi ini 15 melibatkan aspek sosial dari
pemaafan. Baumeister dkk, (1998) mensyaratkan adanya penyataan intrapsikhis seperti

9
ketulusan dalam pemaafan bukan hanya perilaku interpersonal dan sekedar rekonsiliasi.
Pemaafan yang tulus merupakan pilihan sadar individu melepaskan keinginan untuk
membalas dan mewujudkannya dengan respons rekonsiliasi.
Selanjutnya Fincham dkk, (2004) membagi dimensi pemaafan dalam dua aspek. Pertama
adalah membuang motivasi pembalasan dendam dan penghindaran. Kedua adalah
meningkatkan motivasi kebaikan atau kemurahan hati dan rekonsiliasi.Setelah melihat
beberapa dimensi dari ketiga ahli di atas, ternyata para ahli sepakat bahwa salah satu karakter
individu yang memaafkan dicirikan dengan ketiadaan motivasi untuk menuntut balas ataupun
menghindar atas perlakuan individu yang memberikan pelanggaran pada dirinya. Dalam hal
ini, individu yang memaafkan memiliki ketiadaan motivasi balas dendam, motivasi
menghindari oleh karena itu respon negatif digantikan dengan respon positif yaitu dengan
berbuat baik dengan pelaku pelanggaran .
A. Kerangka Pemikiran dan
Kerangka Pemikiran Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teori kesehatan jiwa yang dikemukakan oleh Darajat (1982) serta teori pemaafan yang
dikemukakan oleh McCullough dkk, (2003).Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomi (ekonomi 16(UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Berdasarkan defenisi ini jelaslah bahwa manusia selalu dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh dari unsur badan, jiwa dan sosial yang tidak dititik beratkan pada
penyakit tetapi pada kualitas hidup yang terdiri dari kesejahteraan dan produktifitas
sosial ekonomi. Dengan demikian kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari
kesehatan secara umum.
Menurut Darajat (1982), kesehatan jiwa dapat diartikan dengan terhindarnya
seseorang dari gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri,
dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan
membawa kepada kebahagiaan bersama serta tercapainya keharmonisan jiwa dalam
hidup.
Orang yang sehat jiwanya menurut Darajat dapat dilihat dari aspek: Perasaan,
yang ditandai dengan adanya perasaan seperti: Rasa tenang, tidak iri hati, merasa
bahagia, tidak merasa rendah diri, penyabar, serta percaya diri. Pikiran atau
kecerdasan, yang ditandai dengan tidak adanya gangguan pikiran atau kecerdasan
seperti: Tidak pelupa, mudah berkonsentrasi dan memiliki kemampuan berfikir yang
baik. Kelakuan yang ditandai dengan tidak adanya gangguan kelakuan seperti: tidak
mengambil hak orang lain, tidak menyakiti,tidak menfitnah dan tidak mengganggu
ketenangan dan hak orang orng lain.
Kesehatan badan, yang ditandai dengan tidak adanya gejala-gejala penyakit
psikomatik seperti: tidak mudah pusing, dan jantung tidak berdebar-debar.Untuk
memperoleh kesehatan jiwa salah satunya dapat dilakukan dengan cara memaafkan
kesalahan orang lain, didukung hasil penelitian Lawler-Row dan Piferi (2006) yang
menemukan pemaafan memiliki hubungan positif dengan 17perilaku kesehatan,
dukungan sosial, kesejahteraan mental, dan kesejahteraan psikologis, dan memiliki
hubungan negatif dengan depresi dan stres, meskipun tidak ada hubungan yang
bermakna terlihat antara pemaafan dan tanda-tanda fisik.

10
Pemaafan terkait dengan kondisi psikologis seseorang dimana menyangkut
hati, pikiran dan perasaan. Luskin (2002) dalam bukunya Forgive for Good
(Maafkanlah demi Kebaikan) menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah
terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Buku tersebut memaparkan bagaimana sifat
pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran
dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan
stres.
Pemaafan merupakan kemampuan seseorang untuk menurunkan atau
menghilangkan perasaan dan penilaian negatif terhadap sesuatu yang telah
menyakitinya sehingga merubah respon seseorang terhadap pelaku, peristiwa, dan
akibat dari peristiwa tersebut diubah dari negatif menjadi netral atau positif.

Kemampuan ini memicu keadaan baik dalam pikiran sehingga membuat


seseorang menjadi lebih percaya diri, lebih mampu mengendalikan serta mampu
berpikir positif dan akhirnya dapat mengurangi kecemasan yang dialami oleh
seseorang yang dapat mengarah pada masalah kesehatan jiwa.
Menurut McCullough, dkk, (2003) pemaafan merupakan perubahan
motivasional pada seseorang dimana terjadi menurunnya motivasi untuk membalas
dendam dan mempertahankan kerenggangan hubungan dengan pelaku pelanggaran
dan meningkatnya motivasi untuk berdamai dan berbuat baik terhadap pelaku
pelanggaran.
Orang yang memaafkan menurut McCullough ditandai dengan tidak adanya
keinginan balas dendam, menghindar dari pelaku namun sebaliknya mempunyai
keinginan untuk berbuat baik dan berdamai kepada pelaku pelanggaran, sehingga
akan memperoleh ketenangan pikiran dan ketentraman hati yang nantinya akan
menyehatkan jiwa.
Didukung hasil penelitian Roshani dan Asgari (2013). Penelitiannya
menunjukan mahasiswa yang melakukan pemaafan jiwanya lebih tenang, lebih
sejahtera dan lebih bahagia menjalani kehidupannya.Berdasarkan hasil penelitian
yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pemaafan secara signifikan berperan
terhadap kesehatan jiwa. Seseorang yang dapat memberikan pemaafan terhadap orang
lain maka akan memberikan rasa tenang, bahagia serta nyaman dengan lingkungan
sekitar. Hal ini dikarenakan dengan memaafkan akan mengurangi kemarahan, depresi,
dendam, kebencian, dan berbagai emosi negatif lainnya yang dapat membuat
seseorang jadi lebih sehat jiwa dan raga. Selain itu pemaafan akan memicu
terciptanya keadaan yang baik seperti memberikan rasa percaya diri dan dapat
mengurangi rasa amarah serta stress.
Sesuai dengan hasil penelitian Worthington dan Wade (1999) yang
mengatakan bahwa secara kesehatan memaafkan memberikan keuntungan psikologis,
dan memaafkan merupakan terapi yang efektif dalam intervensi yangmembebaskan
seseorang dari kemarahan dan rasa bersalah. Dengan kondisi ini maka individu akan
sehat jiwanya. Melalui pemaafan seseorang dapat berpikir positif, sehingga dapat
lebih tenang, lebih sabar, lebih bahagia dalam menjalani kehidupan dan mampu
mengemban tugas dan kewajiban dengan baik serta dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit hatinya sehigga tidak lagi merasa sebagai pihak yang
tersakiti. Dengan kondisi ini seseorang akan mencapai kesehatan jiwa yang tinggi.Ini

11
artinya jika seseorang mau memaafkan kesalahan orang lain maka akan sehat jiwanya
namun jika seseorang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain maka tidak sehat
jiwanya.

7.Upaya-Upaya Kesehatan Jiwa

Kesehatan Jiwa disingkat Keswa Upaya Keswa adalah setiap kegiatan untuk
mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan
masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif diselenggarakan
secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Undang-Undang Kesehatan Jiwa terdiri dari 11 Bab dan 91 Pasal yang antara lain
mengatur mengenai upaya kesehatan jiwa, sistem pelayanan kesehatan jiwa, sumber daya
dalam upaya kesehatan jiwa, hak dan kewajiban, pemeriksaan kesehatan jiwa, serta tugas,
tanggung jawab, dan wewenang. Undang-Undang Kesehatan Jiwa juga ditujukan untuk
menjamin setiap orang agar dapat mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati kehidupan
kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan lain yang dapat
mengganggu kesehatan jiwa; menjamin setiap orang agar dapat mengembangkan potensi
kecerdasan, memberikan perlindungan dan menjamin pelayanan kesehatan jiwa bagi ODMK
dan ODGJ berdasarkan hak asasi manusia; serta memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang
terintegrasi, komprehensif,dan berkesinambungan.
Substansi yang menjadi inti pengaturan dalam Undang-Undang Kesehatan Jiwa adalah
upaya kesehatan jiwa karena selama ini belum menjadi prioritas dalam upaya kesehatan
nasional.Upaya Kesehatan Jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan
jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara
menyeluruh,terpadu, dan berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan
masyarakat.
Pasal 4 Undang-Undang Kesehatan jiwa menyebutkan upaya kesehatan jiwa terdiri dari
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang harus dilaksanakan sepanjang siklus
kehidupan manusia. Pelaksanaannya dilakukan di lingkungan keluarga, lembaga, dan
masyarakat.
Pasal 6 sampai dengan Pasal 9 mengatur mengenai upaya promotif yang merupakan
suatu kegiatan dan/atau rangkaian kegiatan penyelenggaraan pelayanan kesehatan jiwa yang
bersifat promosi Kesehatan Jiwa. Pasal 10 sampai dengan Pasal 16 mengatur mengenai upaya
preventif yang merupakan suatu kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah kejiwaan dan
gangguan jiwa.
Pasal 17 sampai dengan Pasal 24 mengatur mengenai upaya kuratif yang merupakan
kegiatan pemberian pelayanan kesehatan terhadap ODGJ, yang mencakup proses diagnosis
dan penatalaksanaan yang tepat sehingga ODGJ dapat berfungsi kembali secara wajar di
lingkungan keluarga, lembaga,dan masyarakat.
Pasal 25 sampai dengan Pasal 32 mengatur mengenai upaya rehabilitatif yang
merupakan kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan jiwa yang ditujukan

12
untuk memulihkan fungsi sosial serta mempersiapkan dan memberi kemampuan ODGJ agar
mandiri di masyarakat.

8. Cara Menjaga Kesehatan Jiwa

Perawatan diri yang tepat adalah salah satu cara menjaga kesehatan jiwa. Perawatan diri
berarti meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang membantu kamu hidup dengan
baik, merasa lebih baik, serta meningkatkan kesehatan fisik dan jiwa.

Berikut adalah beberapa tips ampuh untuk menjaga kesehatan jiwa, yaitu:

1. Melakukan Olahraga secara Teratur

Olahraga selama 30 menit setiap hari dapat membantu meningkatkan mood yang pada
akhirnya bisa berdampak pada kesehatan jiwa. Cobalah untuk meluangkan waktu melakukan
olahraga, entah itu di pagi atau di sore hari.

Kamu bisa memulainya dengan jogging, jalan santai, bersepeda, atau bergabung dengan
komunitas olahraga supaya lebih bersemangat saat melakukan aktivitas fisik.

2.Mengonsumsi Makanan Sehat

Mengonsumsi makanan sehat dan makan secara teratur juga dapat menjaga kesehatan jiwa.
Makan teratur dapat membantu menstabilkan mood dan membuat kamu merasa lebih baik
dan berenergi.

Makan sehat juga bisa berdampak pada semangat dan energi. Sementara mengonsumsi
makanan manis bisa membuat kamu cepat merasa lelah dan mengantuk.

3. Memiliki Jam Tidur Teratur dan Berkualitas

Waktu tidur yang tepat, durasi yang sesuai, dan menjaga tidur agar tetap berkualitas adalah
tips ampuh lainnya untuk menjaga kesehatan jiwa. Tidur adalah momen saat kamu
beristirahat dan mengembalikan kembali energi yang hilang karena beraktivitas seharian.

Nah, nantinya kurang tidur dapat membuat kamu cepat lelah, sukar berkonsentrasi, yang bila
dipaksakan, akhirnya memicu stres. Saat stres melanda, maka ini bisa mengganggu kesehatan
jiwa.

4. Melakukan Aktivitas yang Menenangkan

13
Cobalah aktivitas yang menenangkan. Jelajahi program atau aplikasi relaksasi atau kesehatan,
yang dapat menggabungkan meditasi, relaksasi otot, atau latihan pernapasan. Jadwalkan
waktu rutin untuk ini dan aktivitas sehat lainnya yang kamu sukai seperti menulis jurnal,
melukis, bernyanyi, menari, atau aktivitas lain yang bisa membuat kamu kembali
bersemangat.

5. Tentukan Prioritas, Jangan Menerima Semua Pekerjaan

Hal lain yang perlu dilakukan dan tidak boleh diluputkan adalah menetapkan prioritas harian.
Tentukan apa saja yang mau dilakukan, bagaimana kesanggupan dalam melakukan pekerjaan.
Pastikan jangan sampai kamu kewalahan karena tidak bisa membedakan mana yang perlu
dilakukan dan mana yang tidak.

6. Belajar Bersyukur

Terkadang atau seringnya yang membuat kesehatan jiwa terganggu adalah lupa bersyukur
dan selalu merasa kurang. Fokuslah pada hal-hal yang positif, identifikasi permasalah lalu
kurasi mana yang layak untuk dipikirkan dan mana yang tidak. Ini akan sangat membantu
kamu untuk memilah-milah mana yang layak untuk diperjuangkan dan mana yang tidak.

7. Bersosialisasi Itu Penting

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dan koneksi dengan manusia
lainnya. Kamu tidak bisa menjalani hidup sendirian. Pastinya kamu akan merasa sangat
kesepian dan perlu keterhubungan dengan orang lain untuk membantu, menjadi pendengar
ketika kamu merasa perlu curhat, dan mendapatkan dukungan emosional.

Pada dasarnya, setiap orang memiliki metode tersendiri untuk menjaga kesehatan
mentalnya masing-masing. Yang perlu kamu lakukan adalah menemukan mana yang sesuai
untuk dilakukan dan memang membantu menjaga kesehatan jiwamu. Yang terpenting, jangan
sampai rutinitas harian membuatmu stres.

9. Cara Merancang Media Visual Kampanye Sosial Tentang Pentingnya Kesehatan


Jiwa

Menurut Ardiana (2016), kampanye merupakan rangkaian tindakan mengkomunikasikan


sebuah tujuan dengan terencana agar menghasilkan efek tertentu pada sejumlah golongan
target tertentu yang dilakukan secara terus-menerus pada waktu tertentu. Kampanye sosial
sebagai sebagai proses menyampaikan komunikasi sebuah pesan yang memiliki masalah
tentang sosial pada masyarakat. Tujuan kampanye sosial sendiri adalah menumbuhkan
sebuah kesadaran terhadap masyarakat terhadap masalah sosial yang ada di masyarakat.

a) Media Kampanye

Menurut Prawiro (2020), beberapa media kampanye yang menjadi objek dari kampanye
sosial, antara lain:

1. Digital (media sosial)

14
2. Elektronik (televisi,radio)

3. Media cetak (koran, majalah, tabloid)

4. Outdoor (baliho, banner, spanduk)

b) Media Promosi

Bedasarkan Sora (2021), mengatakan bahwa media promisi memiliki pengertian yaitu cara
dalam menyampaikan, menyebarluaskan, dan menawarkan sebuah produk atau jasa dengan
yang dijual agar para konsumen tertarik untuk membelinya. Sedangkan yang dimaksud
promosi adalah segala cara yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi serta membujuk
konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

c) Media Promosi Kampanye

Menurut Andreas (2021), kampanye harus melakukan pengukuran terhadap isi pesan
kampanye, nilai respons, biaya penayangan, dan kriteria lainnya sebelum memilih media
sebagai penyalur kampanye. Aspek-aspek yang harus ditentukan sebelum menggunakan
media sebagai penyalur kampanye adalah sebagai berikut:

1. Jangkauan 4.Biaya

2. Tipe Khalayak 5. Tujuan Komunikasi

3. Ukuran Khalayak 6. Waktu

10.Merancang Strategi Kampanye Yang Tepat Untuk Meningkatkan Awareness


Masyarakat Tentang Pentinya Kesehatan Jiwa

Sebelum itu apasih yang dimaksud Awareness?Awareness adalah momen saat


seseorang menyadari dan mengetahui objek yang dilihat.
Into The Light adalah komunitas anak muda yang fokus sebagai pusat advokasi, studi
dan pendidikan tentang pencegahan bunuh diri dan kesehatan mental di Indonesia. Into The
Light didirikan pada Mei 2013 dan berfokus pada pendekatan hak asasi manusia dan
pemrograman berbasis bukti. IntoThe Light adalah komunitas inklusif yang didukung oleh
pemuda dari semua identitas. Program yang dilakukan pun beragam mulai dari pelatihan,
kampanye dan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengurangi stigma bunuh diri dan
meningkatkan pencarian bantuan.
Program Into the Light sendiri berfokus pada tiga isu utama, diantaranya ada (1)
working group university suicide prevention, (2) working group suicide loss survivors, (3)
working group suicide news guidelines. Into The Light memiliki program kampanye yang
ditujukan untuk orang-orang yang memiliki anak, rekan, teman, saudara yang berusia remaja
yang mana pada usia tersebut rentan sekali terkena depresi.

15
Kampanye yang dibagikan lewat media social. Contoh kampanye yang dilakukan Into
The Light untuk meningkatkan kesadaran tentang mental health kepada masyarakat
diantaranya dengan #OKTOGETHER. Kampanye ini merupakan kolaborasi dengan akun
@yangbelumsempat dan @peduliskizofrenia untuk memberikan edukasi tentang kondisi
kesehatan mental.
Into The Light Indonesia juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai universitas,
komunitas lokal, organisasi masyarakat, kementerian serta organisasi nasional dan
internasional lainnya yang memiliki keinginan yang sama. Kemudian ada juga kampanye Into
the Light untuk memberdayakan kelompok korban bunuh diri, dengan kampanye dan tagar
#laluiLuka Proses kampanye yang dilakukan secara online yang dimana seluruh kegiatan ini
juga melibatkan media social dari Into The Light, seluruh anggota Into The Light, dan juga
volunteer. Bersama-sama mereka bekerja sama untuk memberikan penyuluhan secara online
dalam menciptakan awareness. Untuk mendapatkan efek yang baik dari masyarakat,
kampanye ini dilakukan untuk mendapatkan citra yang baik. Kampanye ini juga dilakukan
untuk menyampaikan pesan dari sebuah organisasi kepada masyarakat. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh public relations agar dapat mengetahui apa yang
diinginkan oleh masyarakat.
Kegiatan ini pun juga turut dilakukan oleh Into The Light. Menumbuhkan
kepedulian masyarakat, khususnya remaja, dalam isu kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh
diri di Indonesia merupakan visi yang dituliskan Into The Light dalam profil pada website
yang dimilikinya. Pada dasarnya, social media campaign sangat berpengaruh dalam
menunjang kesuksesan suatu brand atau perusahaan dalam membangun kesadaran pada
khalayak tentang pesan apa yang ingin disampaikan.

16
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Kesehatan jiwa bisa dikatakan sebagai suatu kondisi sehat baik emosional, psikologis,
dan juga sosial yang ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yang memuaskan antara
individu dengan individu lainnya, memiliki koping yang efektif, konsep diri positif dan emosi
yang stabil . Kesehatan jiwa seseorang dipengaruhi oleh keseimbangan dan
ketidakseimbangan antar sistem. Sistem tersebut berfungsi sebagai salah satu kesatuan yang
holistik dan bukan semata-mata merupakan penjumlahan elemen-elemenya. Sehingga
kesehatan jiwa merupakan kondisi seseorang yang merasa sehat dan bahagia, mampu
menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri
dan orang lain.
1. Ciri-Ciri Sehat Jiwa
Berikut beberapa ciri orang memiliki jiwa sehat:
Pandai menerima kenyataan yang baik maupun buruk,Puas dengan hasil
karyanya, Merasa lebih puas untuk memberi daripada menerima, Secara relatif bebas
dari rasa tegang dan cemas Berhubungan dengan orang lain untuk saling menolong
dan memuaskan, Mengambil hikmah dari kejadian buruk, Mengarahkan rasa
permusuhan pada penyelesaian yang kuratif dan konstruktif, Memiliki rasa kasih
sayang yang besar. Mampu menghargai diri sendiri , Bertanggung jawab dan mampu
mengatur kebutuhan yang menyangkut dirinya tanpa bergantung terhadap orang lain.
2. Aspek Untuk Mengetahui Seseorang Sehat Atau Tidak Jiwa Nya
 Perasaan
 Pikiran atau kecerdasan
 Kelakuan
 Kesehatan fisik
 Kesehatan mental
 Kesehatan sosial
 Kesehatan ekonomi
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa
 Faktor internal
 Faktor eksternal
 Faktor fisik
 Faktor mental
 Faktor sosial budaya
4. Cara Menjaga Kesehatan Jiwa
 Melakukan olahraga secara teratur
 Mengomsumsi makanan sehat

17
 Memiliki jam tidur teratur dan berkualitas
 Melakukan aktivitas menenangkan
 Tentukam priotas jangan menerima semua pekerjaan
 Belajar bersyukur
 Bersosialisasi itu penting

B. Saran

Bagi pembaca,hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan wawasan


pengetahuan terkait kesehatan jiwa serta hal-hal atau faktor-faktor yang ada .
khususnya yang berminat untuk mengetahui lebih jauh tentang kesehatan jiwa maka
perlu ada modifikasi lagi variabel-variabel independen baik menambahkan variabel
atau menambahkan time series datanya . sehingga akan objektif dan bervariasi
dalam melakukan penelitian.
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber maupun
referensi yang terkait dengan sarana atau prasaranan kesehatan jiwa,maupun
efektifitas proses kampanye atau promosi penyinya kesehatan jiwa agar hasil
penelitiannya dapat lebih baik lagi.

18
DAFTAR PUSTAKA
https://images.app.goo.gl/47r1z1w6Auq6jiCY9
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2519/3/Chapter%201.pdf
https://www.publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK/article/download/513/440
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1134272
http://repository.unimus.ac.id/2001/3/BAB%20I.pdf
https://ummpress.umm.ac.id/katalog/detail/kesehatanmental.html
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._406-Menkes-SK-VI-
2009_ttg_Kesehatan_Jiwa_Komunitas_.pdf
https://www.merdeka.com/jabar/10-ciri-orang-memiliki-jiwa-yang-sehat-pandai-menerima-
kenyataan-dan-menghargai-diri-kln.html
https://rechtsvinding.bphn.go.id/jurnal_online/Mengimplementasikan%20Upaya
%20%20Kesehatan%20Jiwa.pdf
https://www.halodoc.com/artikel/ini-7-tips-ampuh-untuk-menjaga-kesehatan-jiwa
https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/6217/1/18420100030-2022-
UNIVERSITASDINAMIKA.pdf
https://ugm.ac.id/id/berita/21814-memahami-konsep-kesehatan-jiwa/
https://pusk-jetis2.bantulkab.go.id/hal/ukm-ukm-pengembangan-upaya-kesehatan-jiwa
https://www.prudentialsyariah.co.id/id/pulse/article/pentingnya-menjaga-kesehatan-mental/
https://jurnal.unpad.ac.id/mkk/article/view/22175/0
http://repository.uin-suska.ac.id/20103/
http://scholar.unand.ac.id/21975/2/Microsoft%20Word%20-%20BAB%20I.docx.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai