Anda di halaman 1dari 26

PRE-TRAVEL CONSULTATION :

PREVENTION, SELF DIAGNOSIS


AND TREATMENT
FOR INFECTION

Oleh

D G A BUDIYASA
Pre Travel Consultation

• Basis Pre Travel Consultation :

1. Risk assessment
 proses dimana travel health provider
mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan traveler, termasuk kesehatan traveler
sendiri, perjalanan (travel), dan daerah tujuan

2. Risk Management
 fokus pada konseling thd pencegahan
kesakitan pada traveler untuk menurunkan
kesakitan dan luka saat bepergian
Pre Travel Consultation:
For Infection
 Insect Protection
 Travel health and Medical kit
 Hati-hati thd makanan dan air
 Perhatian dan waspada saat berenang
 Cuaca
 Hindari kontak dengan orang sakit
Obat yg Diperlukan dan
Medical Kit
 Traveler dgn penyakit kronis atau memerlukan
bantuan medis  obat yg sesuai dan cukup
 Jangka lama  persediaan obat di tempat tujuan
 Obat dan peralatan medis  ditempatkan pd
tempat khusus sesuai standar medis
 Alat2 khusus  dipersiapkan dgn penggantinya,
spt lensa kontak, hearing aids, dll
 Komponen2 yg dibawa dan jumlahnya  sesuai
dgn keperluan dan lama tinggal di tempat tujuan
Insectborne Diasease
 Penyakit2 yg ditularkan melalui serangga
 Risiko paling serius : Penyakit Malaria
 Penyakit Lain : DHF, Chikungunya, Yellow Fever, dll
 Hal yg perlu diperhatikan :

1. Insect repellent (penolak serangga)


2. Pakaian yang sesuai agar tidak mudah digigit
serangga
3. Kelambu
4. Menghindari/ seminimal mungkin melakukan
aktifitas outdoor pada saat antifitas puncak
serangga
Malaria
 Umumnya tjd  traveler yg tidak
mendapatkan obat profilaksis antimalaria
atau pemakaian obat antilamaria yg tidak
tepat
 Hal yg perlu diketahui:

1. Distribusi malaria
2. Jenis Malaria yg resisten thd obat antimalaria
3. Ketersediaan obat antimalaria
4. Proteksi thd gigitan nyamuk
Evaluasi thd traveler sebelum diberikan obat
profilaksis antimalaria :
1. Daerah yg akan dikunjungi
2. Adanya malaria yg resisten thd pengobatan
antimalaria
3. Umur
4. Riwayat kesehatan sebelumnya, termasuk
kehamilan dan depresi
 Tidak ada obat atau antinyamuk yg dapat
memproteksi scr total thd infeksi malaria  perlu
tetap waspada
Distribusi Malaria
 Th 2010 : 65% kabupaten endemis malaria di
Indonesia
 Prevalens malaria th 2010 : 0,6%
 API ( Annual Parasite Incidence ) di atas rata-

rata nasional : propinsi NTB, Maluku, Maluku


Utara, Kalimantan Tengah, Babel, Kepri,
Bengkulu, Jambi, Sulteng, Gorontalo, Aceh
 Prevalensi tertinggi : Papua (10,1%), Papua

Barat (10,6%), dan NTT (4,4%)


 Bali : ?
 Jenis Plasmodium di Indonesia :
1. P. Falciparum
2. P. Vivax
3. P. Malariae : Lampung, NTT, Papua
4. P. Ovale : NTT, Papua
5. P. Knowlesi : Kalimantan
 Kasus resistensi thd malaria di Indonesia:
 Kalimantan Timur th 1973 resistensi thd

klorokuin : P. falciparum
 Nias th 1991  resisitensi klorokuin : P. vivax
 Sejak 1990  meluas di seluruih provinsi di

Indonesia
 Kasus dgn resistensi thd Sulfadoksin-Pirimetamin

(SP) di bbrp tempat di Indonesia


 Obat pengganti klorokuin dan SP : derivat
Artemisinin dgn obat antimalaria lain : disebut sbg :
ACT ( Artemisinin base Combination Therapy )
ACT
( Artemisinin base Combination Therapy )

Program Nasional saat ini:


1. Artesunat – Amodiakuin
- obat kombinasi peroral selama 3 hari, dosis tunggal
harian :
artesunat basa = 4 mg/kgBB
amodiakuin = 10 mg/kgBB
2. Kombinasi tetap (FDC) :
40 mg Dihydroartemisinin dan
320 mg Piperakuin : diberikan selama 3 hari dgn dosis
tunggal harian :
dihydroartemisinin : 2-4 mg/kgBB
piperakuin : 16-32 mg/kgBB
Kemoprofilaksis Malaria
 Indikasi : pada orang yang akan bepergian ke
daerah endemis malaria dalam waktu yg tidak
terlalu lama, ex. turis
 Tujuan : mengurangi risiko infeksi atau bila
terinfeksi gejala klinisnya tdk berat
 Obat : doksisiklin 100 mg/hari
 Diberikan : 1-2 hari sebelum bepergian, selama
di daerah tujuan, sampai 4 minggu setelah
kembali ke daerah asal
 Terutama ditujukan pada P. falciparum
(virulensinya tinggi)
Foodborne disease
 Penyakit yang dihantarkan melalui makanan atau
minuman yang telah tercemar  masuk lewat saluran
pencernaan
 Bahan yang mencemarkan dapat berupa mikroba

patogen, virus, parasit, bahan kimia beracun, atau


enterotoksin
 Jalur transmisi : kontak langsung, air, udara, serangga

 Lebih dari 250 penyakit teridentifikasi sbg foodborne

disease
 Gejala tergantung penyebab, umumnya berupa : mual

muntah, kram perut , diare. Dapat pula berupa sakit


kepala, demam, menggigil, lemah, kejang perut, dll
Hal- hal yang perlu diperhatikan untuk
mencegah foodborne disease :
1. Hindari membeli makanan pd lingkungan yg
tdk sehat
2. Selalu menutup makanan
3. Pastikan penutup/pembungkus
makanan/minuman tdk rusak
4. Pastikan makanan benar-benar matang
5. Olah sendiri makanan kita, masak dgn baik
Waterborne Disease
 Penyakit yang ditularkan melalui air
 Tjd bila organisme penyebab yg ada dalam

air terminum oleh penderita


 Agent penyebab dapat berupa bakteri, virus,

protozoa, leptospira, cacing


 Contoh : tifus, kolera, disentri, hepatitis A, E,

leptospirosis, polio, kecacingan, dll


 Tempat terjadinya infeksi dapat di air minum,

kolam renang, kali, sungai, danau, dll


Hal-hal yang perlu diperhatikan ttg waterborne disease :
1.Kenali penyakit-penyakit yg termasuk waterborne disease
2.Cari infromasi ttg daerah yg akan dikunjungi yg
berhubungan dgn air, sungai danau,dll, serta
kemungkinan penyakit2 yg ada di daerah perairan
tersebut
3.Jk akan berenang, usahakan ditempat dgn aliran air agak
cepat
4.Setelah itu, segera bilas dan keringkan dgn handuk
5.Pakailah pakaian dan alat pelindung tubuh seperlunya
6.Hati-hati berbaring di pasir atau tempat lain
7.Batalkan rencana rekreasi di perairan dmn sedang terjadi
wabah/ outbreak penyakit waterborne tertentu di daerah
itu
8.Berenang di kolam renang yang airnya telah
disterilisasi/klorinasi
Bites ( Gigitan )
 Pre-traveled counseling, termasuk : ciri khas
daerah tujuan yg berpotensi terjadinya gigitan
binatang :
 ttg pencegahan gigitan,
 terjadinya luka,
 prinsip-prinsip pertolongan pertama dan

penanganan luka,
 penanganan infeksi pada luka
 Serangan binatang dihindarkan mll :

- mengenali dan menghindari predator,


- tidak memprovokasi binatang
 Jenis binatang yang berpotensi menggigit :

1. Serangga : nyamuk, lebah, laba-laba, kalajengking dkk


2. Ular
3. Buaya/alligator
4. Gajah
5. Macan dan singa
6. Kuda nil
7. Banteng
8. Hyena
9. Beruang
10. Hiu
11. Badak
12. dll
Hal-hal yg perlu diperhatikan ttg bites saat traveling :
1 Menghindari kontak dgn binatang
2. Memakai pakaian yang tepat saat berjalan (jari kaki tertutup dgn sepatu,
celana panjang)
3. Bersihkan dan periksa sepatu dan kaus kaki tiap hari atau jika akan
memakainya lagi
4. Jk tergigit:
- hentikan gigitan, jauhkan dari penggigitnya
- ABC prosedur : airway, breathing, circulation
- lakukan tatalaksana dasar pembersihan atau perawatan luka,
- kontrol perdarahan jika ada dengan penekanan dan elevasi
- minimalisir gerakan pada daerah yg tergigit
- carilah pertolongan medis terdekat
- jangan menghisap, menjepit atau memotong daerah gigitan
ular atau kalajengking
- gigitan ular memerlukan pertolongan pertama dasar, tetapi
pemindahan ke fasilitas medis yang sesuai lebih penting
daripada penatalaksanaan yang lain
- penatalaksanaan khusus tergantung agent penggigit
Snakebites ( Gigitan Ular )
 Gigitan binatang yg paling sering dan berat di daerah
tropis
 Ular kobra dan kraits paling mematikan
 Viper  jumlah gigitan terbanyak
 Racun viper : enzym  nyeri lokal, bengkak, kerusakan

jaringan, koagulopati, kerusakan ginjal dan kelenjar


pituitari
 Racun kobra : mikroneurotik, neurotoksik, gagal nafas
 Jk racun masuk intravena  efek : sinkop, kematian yg

tjd beberapa jam stlh gigitan o k paralisis otot2


pernapasan. Kematian > 12 jam karena perdarahan
akibat defibrinasi dan syok`
 Sekitar 25-40% hanya memerlukan penanganan

konservatif
Penatalaksanaan Snake Bite
 Termasuk kondisi emergensi
 Pertolongan pertama : suportif, tdk memberikan antidote

 Definitif : antidote, memerlukan skill medical assessment and care

 Harus dievaluasi sesegera mungkin pd fasilitas medis terdekat dan

kredibel
 Pre hospital care :

 Buka jam tangan, cincin, dll yg menyebabkan konstriksi

 Splinting (belat) anggota tubuh yg tergigit dibawah atau sejajar

jantung
 Pemakaian judicious compression dressing (pembalutan dgn tekanan

yg secukupnya)
 Dressing is wrapped sentripetal around the bitten

 Tutupi tanda bekas gigitan

 Alat ekstraksi, kauterisasi, dan alat2 pemulihan lain dihindari

 Bawa ke fasilitas kesehatan


Sexual Transmitted Disease
( STD)
 Literatur travel medicine menunjukkan : traveler
tidak selalu melakukan hub sexual selama
traveling
 Studi di UK : saat post traveling :

- 19 % hub sexual dgn partner baru


- 1/3 pakai kondom
 American Voluntees peer group :
 60% hub sex dgn anggota volunter yg lain
 39% hub sex dgn host country national
 49 pakai kondon tapi tidak konsisten
 19 tanpa kondom
 Counseling tdk hanya dilakukan thd infeksi
HIV, tapi juga pada infeksi :
 Gonorrhea
 Hepatitis B
 Sifilis
 Herpes tipe2
 Chancroid
 Limfogranuloma venereum
 Granuloma inguinale
 Hal yg perlu dilakukan :
 Abstinentia  paling aman
 Laki-laki  Kondom terpercaya
 Wanita  kondom wanita

 Tidak ada metode yang 100% aman

- Traveler yg termasuk risiko tinggi kontak


sexual  harus dites HIV, sifilis, hepatits B
dan C setelah kembali
Blood borne Disease
 Penyakit yang ditularkan lewat darah
 Hal yang perlu diperhatikan :

1. Tidak memakai alat-alat milik orang lain


spt, pisau cukur, sikat gigi
2. Hindari pemakaian obat intravena
3. Tdk men-tattoo tubuh
4. Hindari Body piercing
5. Tranfusi darah emergensi  situasi sulit
 bank darah

Anda mungkin juga menyukai